BAB II PCI

23
A. PENGERTIAN Angioplasty is the technique of mechanically widening a narrowed or obstructed blood vessel , typically as a result of atherosclerosis Percutaneous coronary intervention (PCI), commonly known as coronary angioplasty is a therapeutic procedure to treat the stenotic (narrowed) coronary arteries of the heart found in coronary heart disease (http:// www.wikipedia.com/angioplasty ) Percutaneous coronary intervention / angioplasti koroner memiliki beberapa indikasi saat ini, termasuk angina tidak stabil, infark miokard akut (MI), dan penyakit multivessel arteri koroner. Dengan kombinasi peralatan yang canggih, operator berpengalaman, dan terapi obat modern, PCI telah berkembang menjadi suatu modalitas tanpa pembedahan yang efektif untuk mengobati pasien dengan penyakit arteri koroner (George A III Stouffer, MD, Henry A, Profesor, htpp://www.emedicine.medscape.com/article/161446-overview) Percutaneous Coronary Intervention adalah suatu prosedur / tindakan untuk membuka arteri koroner yang mengalami penyumbatan (stenosis) B. INDIKASI KLINIS PCI Akut ST Elevasi Myocardial Infarction (STEMI) Non ST Elevasi Myocardial Ifarction (NONSTEMI) Unstable Angina Pectoris Gagal trombolitik C. KONTRAINDIKASI PCI Mutlak: peralatan dan fasilitas yang kurang memadai Relatif: a. CHF yang tidak terkontrol, BP tinggi, aritmia b. Gangguan elekrolit c. Infeksi ( demam ) d. Gagal ginjal e. Perdarahan saluran cerna akut/anemia f. Stroke baru (< 1 bulan) g. Intoksikasi obat-obatan (seperti : Kontras ) h. Pasien yang tidak kooperatif i. Usia kehamilan kurang dari 3 bulan D. KOMPLIKASI

Transcript of BAB II PCI

Page 1: BAB II PCI

A.    PENGERTIAN Angioplasty is the technique of mechanically widening a narrowed or obstructed blood vessel , typically as a result of atherosclerosisPercutaneous coronary intervention (PCI), commonly known as coronary angioplasty is a therapeutic procedure to treat the stenotic(narrowed) coronary arteries of the heart found in coronary heart disease (http:// www.wikipedia.com/angioplasty)

Percutaneous coronary intervention / angioplasti koroner memiliki beberapa indikasi

saat ini, termasuk angina tidak stabil, infark miokard akut (MI), dan penyakit multivessel

arteri koroner. Dengan kombinasi peralatan yang canggih, operator berpengalaman,

dan terapi obat modern, PCI telah berkembang menjadi suatu modalitas tanpa

pembedahan yang efektif untuk mengobati pasien dengan penyakit arteri koroner

(George A III Stouffer, MD, Henry A, Profesor, htpp://www.emedicine.medscape.com/article/161446-overview)Percutaneous Coronary Intervention adalah suatu prosedur / tindakan untuk membuka arteri koroner yang mengalami penyumbatan (stenosis)

B.    INDIKASI KLINIS PCI         Akut ST Elevasi Myocardial Infarction (STEMI)         Non ST Elevasi Myocardial Ifarction (NONSTEMI)         Unstable Angina Pectoris         Gagal trombolitikC.     KONTRAINDIKASI PCI

      Mutlak: peralatan dan fasilitas yang kurang memadai       Relatif:

a. CHF yang tidak terkontrol, BP tinggi, aritmia b. Gangguan elekrolit c. Infeksi ( demam )d. Gagal ginjal e. Perdarahan saluran cerna akut/anemiaf. Stroke baru (< 1 bulan)g. Intoksikasi obat-obatan (seperti : Kontras )h. Pasien yang tidak kooperatif i. Usia kehamilan kurang dari 3 bulan

D.    KOMPLIKASI   Utama:

a. Diseksi aortab. Perforasi, tamponade c. Gagal jantung d. Reaksi kontras (alergi, nefrotoksik)e. Gangguan hantaran irama (blok)f. Perdarahan g. Infeksi h. Gangguan vaskuler (pseudoaneursma)

Page 2: BAB II PCI

      Lainnya:a. Kematian (< 0.2 %)

b. Stroke (< 0.5 %)c. Infark Miokard (< 0.5 %)d. Takikardi ventrikel, dan aritmia utama lainnya (<1 %)

E.     PUNCTURE AREA         Arteri femoralis         Arteri brachialis         Arteri radialisF.     PERSIAPAN SEBELUM PCI

FISIK :  Tanda-tanda vital  Pemeriksaan penunjang   Terapi obat   Puasa 4jam & bebaskan area penusukan (cukur-cukur bulu)  Cek pulsasi perifer   Allen test (jika melalui Arteri Radialis)  Keluhan pasien saat ini

ADMINISTRASI :  Surat izin tindakan   Surat jaminan

MENTHAL :  Penjelasan tentang tujuan, mamfaat, resiko , prosedur   Komunikasikan & ajarkan à dilakukan pasien [ tarik nafas, batuk , alergi kontras, keluhan

negatif G.    PROSEDUR PCI

TEAM PCI :•          Operator (dokter)•          Perawat (scrub, monitoring, on lop / 3 orang)•          Radiografer

PROSEDURE :•          PCI dilakukan dalam suatu laboratorium khusus yang disebut laboratorium kateterisasi (”Cath Lab”)

yang menyerupai ruang operasi. Disana pasien akan dibaringkan di meja dan dihubungkan dengan suatu

alat yang memonitor irama jantung pasien secara terus-menerus.

•          Sebuah daerah kecil di pergelangan lengan atau lipat paha pasien (tergantung daerah yang akan

digunakan) dibersihkan dan disterilkan. Daerah tersebut akan ditutup dengan kain steril.

•          Dokter akan menginjeksi obat anestesi lokal dilipat paha atau tangan pasien. Digunakan anestesi lokal

karena pasien harus tetap sadar selama pemeriksaan untuk mengikuti instruksi dokter.

•          Jarum akan ditusukkan kedalam arteri yang digunakankemudian guide wire akan dimasukkan melalui

jarum. Jarum dilepas

Page 3: BAB II PCI

•          Sheet kateter akan dimasukkan melalui guide wire, kemudian sheet kateter dimasukkan melalui

pembuluh darah utama tubuh (Aorta), ke muara arteri koroner di jantung. Kebanyakan orang tidak

merasakan sakit selama pemeriksaan, karena tidak ada serabut saraf dalam pembuluh darah, maka pasien

tidak dapat merasakan gerakan kateter dalam tubuh.

•          Waktu prosedur darah biasanyan akan di encerkan dengan antikoagulan (heparin) untuk

mencegahpembentukan bekuan darah saat prosedur

•          Ketika sheet kateter sudah ada di arteri koroner, sejumlah bahan kontras diinjeksikan ke dalam sheet

kateter. Gambar sinar-x selanjutnya diambil saat bahan kontras berjalan melalui arteri koroner. Gambar

ini terlihat di monitor televisi dan direkam dalam film.

•          Pemberian zat kontras kadang memberikan efek : nausea, sakit kepala, palpitasi, perasaan seperti

melayang, dan seperti mau buang air kecil.

•          Guide wire akan ditempatkan pada arteri koroner yang mengalami stenosis, kemudian balon

dikembangkan sehingga stenosis atau plaque di arteri koroner akan terdorong kedinding arteri dan arteri

terbuka

•          Saat balon dikembangkan kemungkinan anda akan mengalami nyeri dada, tapi akan hilang saat balon

dikempiskan

•          Sebelum balon dikempiskan pastikan darah sudah mengalir dengan baik dapat dilihat dari monitor x-ray

•          Pada stenosis yang dibuka akan di pasang stent untuk mancegah terjadinya restenosis (1 dari 3 orang

dalam waktu 3 sampai 6 bulan)•          Jika terjadi diseksi arteri koroner sehingga darah akan membeku dan

menutup arteri koroner, biasanya akan dipasang stent

•          Seluruh pemeriksaan memerlukan waktu sekitar 1jam.

•          Pasien dapat melihat prosedur dri monitor x-ray

•          Bila melalui trans radial sheet kateter dilepas dan daerah penusukan akan ditekan

TR-band/Niciban agar darah tidak keluar selama 4 jam.

•          Jika melalui arteri femoralis/brachialis sheet kateter akan dilepas 4-6jam setelah tindakan selesai

atau setelah nilai ACT kurang dari 100

•          Selanjutnya tempat panusukan akan dibebat dengan elastis perban, pasien tidak diperkenankan

menggerakkan kaki atau tangan selama 4-6 jam. Bila pendarahan sudah berhenti, umumnya

Page 4: BAB II PCI

pasien dapat diperbolehkan pulang. Selanjutnya dokter akan menjelaskan hasil PCI dan

pengobatan selanjutnya.

H.    OBSERVASI SETELAH TIDAKAN

  Observasi perdarahan dan haematoma

  Observasi tanda –tanda vital

  Perubahan ekg 12 lead

  Observasi keluhan pasien dan kondisi klinis (nyeri dada)

  Observasi hasil laboratorium ( creatinin = gangguan ginjal karena zat kontras, ckmb = cedera otot

jantung)

  Observasi efek alergi kontras

  Observasi gangguan sirkulasi perifer (pulsasi arteri dorsalis pedis, tibialis, radialis)

  Observasi hypovolemi

  Hidrasi sesuai kebutuhan

  Observasi terjadi infeksi

BAB IIIKONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PCI

J.        ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERCUTANUS CORONARY INTERVENTIONDIAGNOSA KEPERAWATAN

1)      Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan koping individu sekunder kurang pengetahuan

terhadap penyakitnya dan prosedur PCI

Ditandai dengan pasien menyatakan cemas dengan penyakit dan rencana prosedur PCI, wajah

tegang, gelisah, Heart Rate meningkat, tekanan darah meningkat

Tujuan rencana keperawatan pasien tidak cemas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

1 X 24 jam

Intervensi keperawatan :

a.       mendamping pasien dan keluarga saat dr Yani menjelaskan tentang penyakitnya dn rencana

prosedur PCI

b.      memberikan surat ijin tindakan dan surat jaminan untuk di tandatangani dan diurus sesuai

jaminan

Page 5: BAB II PCI

c.       menjelaskan kepada pasien persiapan prosedur PCI (puasa 4 jam sebelum prosedur, cukur-cukur

daerah punksi sheet catheter, pemeriksaan laboratorium, pemasang condom catheter, pemberian

therapy obat2an)

d.      memberikan therapy aspilet loading peroral 320 mg dikunyah peroral dilanjutkan plavix 600 mg

peroral

e.      memberikan injeksi integrilin bolus 14,9ml dilanjut dengan drip 10ml/hari

f.        mengingatkan kembali kepada pasien untuk tetap puasa sampai saat prosedur

g.       mencukur-cukur daerah femoralis, simpisis pubis dan radialis kiri

h.      memasang kondom Catheter

i.         menganjurkan keluarga pasien untuk memberi dukungan, mendampingi dan berdoa untuk

keberhasilan prosedur PCI dan kesembuhan pasien sesaat sebelum prosedur PCI

j.        berkolaborasi dengan dokter untuk obat anti depresan : diazepam 5mg kalau perlu

2)      Resiko perdarahan berhubungan dengan tindakan invasive dan pemberian antikoagulan

(heparin)

Ditandai dengan adanya perdarahan pada area penusukan sheet kateter, kulit pucat, akral dingin,

tekanan darah turun, palpitasi, kadar haemoglobin turun, ACT dan APTT memanjang

Tujuan rencana keperawatan : tidak terjadi perdarahan setelah tindakan keparawatan selama 1

X 24 jam

Intervensi keperawatan :

a.       Mencatat banyaknya perdarahan dan yang terjadi saat prosedur PCI

b.      mengobservasi dan mencatat adanya perdarahan dan haematoma pada luka penusukaan sheet

kateter setiap 30 menit

c.       mengobservasi dan mencatat perubahan haemodinamik : tekanan darah menurun, nadi

meningkat

d.      mengobservasi dan mencatat adanya perubahan warna kulit, akral pasien

e.      Untuk sheet kateter pada femoralis dan brachialis cek ACT setelah 4 jam selesai tidakan sebelum

aff sheet

Page 6: BAB II PCI

f.        membebat luka setelah aff sheet dengan elastic perband melebihi setengah sisi paha atau

brachial

g.       menganjurkan pasien untuk tidak beraktifitas menggunakan anggota tubuh yang digunakan

untuk prosedur PCI selama 6 jam etelah aff sheet

3)      Resiko penurunan Cardiak out-put berhubungan dengan penurunan hipovolemi (preload)

Ditandai dengan adanya penurunan tekanan darah, akral dingin, keluar keringat dingin, heart rate

menngkat, kulit pucat, perubahan status mental.

Tujuan rencana keperawatan : fungsi jantung/cardiak out-put meningkat adequat setelah tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam,

Intervensi keperawatan :

a.       Mencatat/mengobservasi TTV, HR,TD,RR, terutama adanya hipotensi, dan mewaspadai

penurunan sistole/diastole

b.      Mencatat/observai adanya disritmia, kualitas denyut nadi dan observasi respon pasien

c.       Mengobservasi perubahan status mental/orientasi/gerakan reflek tubuh/gelisah

d.      Mencatat kualitas nadi perifer dan suhu kulit dengan cara meraba nadi perifer

e.      Mengukur dan catat intake-output balance cairan selama 24 jam

f.        Mendorong keluarga dan membantu keluarga dalam memenuhi aktifitas perawatan diri sesuai

kemampuan pasien

g.       Mengkaji ulang ECG secara berseri setiap 24 jam dengan melakukan pemeriksaan ECG 12 Lead

setiap hari disamping tetap memasang monitor ECG dan memantaunya

Kolaborasi:

a.       Memberikan Oksigen sesuai indikasi

b.      Memberikan cairan lewat IV line sesuai indikasi

c.       Memberikan obat-obatan baik intra vena dan per oral sesuai indikasi

d.      Memantau CVP setiap 2 jam

4)      Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan iskemia miokard

Ditandai dengan pasien menyatakan nyeri dada, gelisah, heart rate meningkat, tekanan darah

meningkat .

Tujuan rencana keperawatan : nyeri berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan selama 3

x 24 jam

Intervensi keperawatan :

Page 7: BAB II PCI

a.       Mengkaji tingkat nyeri dada dan abdomen, dengan pemeriksaan fisik dan anemnesa ke pasien.

b.      Megobservasi adanya cemas/gelisah pada pasien

c.       Mencatat/pantau TTV (TD,N,RR,S) setiap jam

d.      Memberikan posisi yang nyaman dan ajarkan tehnik relaksasi yaitu tarik nafas dalam dan batuk

efektif.

e.      Membantu dan mendorong keluarga untuk aktif dan member dukungan selama perawatan diri

pasien

f.        Mendampingi pasien saat dokter menjelaskan tentang penyakit pasien dan prosedur PCI

g.       memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit dan prosedur PCI kepada pasien dan

keluarga

h.      Kolaborasi: memberikan obat anti nyeri dan cemas yaitu: parasetamol, diazepam oral sesuai

dosis

5)      Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan dan pemasangan alat – alat invasive

Ditandai dengan : pasien merasa demam, suhu tubuh lebih dari 37,5◦C, adanya kemerahan pada

luka tusuk sheet kateter, peningkatan leukosit

Tujuan rencana perawatan : tidak terjadi infeksi setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1

X 24jam

Intervensi perawatan :

a.       Gunakan teknik steril saat melakukan prosedur PCI

b.      Gunakan teknik steril dan benar saat melakukan pencabutan sheet catheter

c.       Rawat luka aff sheet kateter dengan teknik aseptic

d.      Monitor tanda-tanda vital termasuk suhu tubuh tiap 4jam

e.      Monitor adanya kemerahan, pembengkakan, haematoma, dan rasa hangat pada luka penusukan

sheet kateter

f.        Cek infeksi marker bila ada tanda-tanda infeksi

g.       Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy sesuai kondisi pasien

BAB IV

STUDI KASUS

Page 8: BAB II PCI

A.      DATA DEMOGRAFI.

         NAMA :Tn.F

         NO.MR :2011.30.31.24.

         UMUR :67 tahun

         RUANG :Observasi UGD RSJHK

         DIAGNOSA : NSTEMI OLD Infark Inferior killip II

         SEX :laki-laki

         Pendidikan :SLTA

         AGAMA :Islam

         Tgl.Masuk :16-02-2011

         STATUS :Menikah

         Jam :07.00 wib

         Tinggi Badan : 160cm

         BB : 55 kg

B.      PENGKAJIAN tanggal 17-02-2011 pkl 08.00 WIB

         Keluhan utama: pasien menyatakan nyeri dada masih terasa, seperti tertimpa benda berat, skala

nyeri 5, lemes, takut akan penyakitnya dan takut akan rencana akan dilakukan prosedur PCI

         Riwayat penyakit sekarang : pasien mengeluh sesak nafas selama 18hari sebelum masuk rumah

sakit, nyeri dan sesak bertambah bila beraktivitas lalu berobat. Selama 7 hari pasien dirawat di

RS Pontianak dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada di nyatakan sakit jantung, pasien sudah

diberi obat tapi keluhan tetap ada , lalu pasien dirujuk ke RSJHK

         Riwayat penyakit dahulu : DM (+), dislipidemia (+), Hipertensi (-),

Gastritis (-), Stroke (-), asma (-), obesitas (-)

         Riwayat penyakit keluarga : tidak ada anggota keluarga yang meninggal mendadak

         Kebiasaan : merokok (-), minum alcohol (-), minum jamu (-)

  Pola nutrisi : pola nutrisi pasien di rumah sakit diit yang diberikan DJ II DM 1800kcal / 24jam,

total cairan 2000cc/24jam

  Pola eliminasi : pola eliminasi selama dirawat pasien BAK 150cc/jam dan belum BAB hari ini,

terkhir BAB kemarin pagi

Page 9: BAB II PCI

  Pola aktivitas : saat di RSJHK pasien bedrest karena masih mengeluh sesak dan nyeri dada,

aktivitas di bantu perawat dan keluarga

  Pola pernafasan : pergerakan dada simetris, pasien terlihat agak sesak dengan O2 binasal

3liter/menit, Respirasi rate 30X/menit, dengan saturasi perifer 92%

  Pola istirahat tidur : selama di RSJHK pasien masih dapat tidur 8 jam tidur siang 1-2jam

  Pola psikososial : pasien menyatakan takut akan penyakitnya dan rencana akan dilakukan prosedur

PCI, pasien terlihat gelisah, muka tampak tegang.

  Pemeriksaan fisik :

o   Data klinis: Keadaan umum pasien terlihat sakit sedang, kesadaran compos menthis, Tanda tanda

vital : BP: 90/60mmhg, HR: 80X/menit, RR: 26 X/menit, Satursi perifer: 92%

o   Leher : tidak ada peningkatan JVP

o   Thoraks : irama nafas teratur, pergerakan dada simetris,

Auskultasi : Bunyi jantung S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-), bunyi pulmonal vesikuler,

wheezing(-), ronkhi (-)

o   Abdomen : bising usus (+), tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan dan pembesaran hati

o   Ekstrimitas motorik : tidak ada kelemahan, kekuatan 5/5, akral hangat, mobilisasi ditempat tidur

mandiri, oedema tungkai -/-

  Pemeriksaan penunjang

o   Laboratorium tanggal 17-2-2011 pkl 05.30 wib

Hb : 12,1 gr/dl

Ht : 36 vol%

Trombosit : 375.000

Leukosit : 5880/ul

Ureum : 56 mg/dl

Creatinin : 1,1 mg/dl

BUN : 26 mg/dl

GDS : 107mg/dl

Na : 141mmol/L

K : 4,1 mmol/L

Cl : 107mmol/L

Mg :2,1 mmol/L

Page 10: BAB II PCI

Ca : 2,6 mmol/l

CKMB : 19u/l

Trop T : < 0,03 mg/ml

o   Elektrokardiogram : sinus rithm dengan old infark inferior dengan new LBBB

o   Foto Thorax : CTR 57%, segmen Aorta Normal, segmen pulmonal Normal, pinggang jantung (+),

apex downward, infiltrate (-)

o   Echo : EF : 24%

  Therapy :

o   Valsartan 1 X 80 mg

o   Furosemid tablet 1 X 40 mg

o   Aspilet 1 X 80 mg

o   Simvastatin 1 X 20 mg

o   Lovenox Injeksi (SC) 2 X 0,6cc

o   Diazepam 5mg K/P

Resiko haematoma, infeksi, perdarahanPTCA/PCI :Insertion guide wirePemberian heparinPemberian zat kontrasPengembangan balon & stent pada stenosis/plaquePencabutan sheetDislipidemia (hiperkolesterol)Diabetes MilitusCO menurun, tek diastolik menurun, peningkatan tekanan arteriol koroner dan tek intra miokard

Aliran darah melambatThrombosis arteri koroner Penurunan penggunaan insulin dan glikogenesisPenumpukan lipid dalam pembuluh darah termasuk koronerArteroklerosis arteri kororoner

Page 11: BAB II PCI

C.      ANALISA DATA

1)      DS : Pasien menyatakan takut dengan keadan penyakitnya

Pasien menyatakan takut dengan prosedur PCI

DO : Raut muka pasien terlihat tegang

Pasien terlihat gelisah

Diagnosa Keperawatan : Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan koping individu sekunder kurang pengetahuan terhadap penyakitnya dan prosedur PCI

intervensi :

  Dampingi pasien dan keluarga saat dokter menjelaskan tentang penyakitnya dn rencana prosedur

PCI

Rasional : dengan mendampingi pasien saat dijelaskan oleh dokter kita bisa memastikan bahwa pasien telah mengerti tentang panyakit dan prosedur yang akan dilakukan dan bisa mengingatkan dokter sekiranya ada yang belum dijelaskan sehingga pasien lebih mengerti dan menerima apa yang akan dilakukan berikutnya akan berefek status kesehatan yang lebih baik

  Jelaskan kepada pasien persiapan prosedur PCI (puasa 4 jam sebelum prosedur, cukur-cukur

daerah punksi sheet catheter, pemeriksaan laboratorium, pemasang condom catheter, pemberian

therapy obat2an

Rasional : dengan menjelaskan dahulu persiapan prosedur PCI pasien tidak akan cemas dan terganggu saat tindakan dikerjakan

  Laksanakan persiapan prosedur PCI

Rasional : semua persiapan prosedur pada intinya gar pasien nyaman saat prosedur dikerjakan  Anjurkan keluarga pasien untuk memberi dukungan dan berdoa bersama pasien sebelum prosedur

PCI

Rasional : dukungan dari orang yang dikenal menambah rasa percaya diri dan doa membuat seseorang merasa lebih siap dan pasrah (anergi positif) dengan yang akan terjadi

  Kolaborasi dengan dokter untuk obat anti depresan

Rasional : dengan obat anti depresan pasien dapat tidur

2)      DS : Pasien menyatakan nyeri dada dan sesak nafas sudah 7 hari sejak di

rawat di RS. Pontianak,

pasien menyatakan nyeri bertambah bila beraktivitas

Page 12: BAB II PCI

DO : BP: 90/60mmhg, HR: 80X/mnt, RR : 26 X/menit, Saturasi O2: 92%, gambaran EKG old infark inferior,skala nyeri 5,expresi wajah tampak tegang.

Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan tidak sesuaian suplai O2 ke jantung sekunder terhadap iskemik miokard.

Intervensi :

  Kaji skala, frekwensi dan durasi nyeri dada dan abdomen.

Rasional : menentukan tingkat keparahan penyebab nyeri dada dan

abdomen, nyeri dada timbul Karen( inefektif dari suplai darah ke

jantung, nyeri abdomen dikarenakan adanya pembesaran dari hati

hal ini disebabkan adanya pembendungan vena portal sehingga

membuat arus balik dari sistem sirkulasi

  Observasi tanda-tanda vital.

Rasional : Sebagai pantau kestabilan dari hemodinamik dan respon tubuh

secara dini

  Beri posisi nyaman dan aman,ajarkan tehnik relaksasi napas dalam

Rasional : dengan posisi yang nyaman pasien diharapkan dapat beristirahat, dengan teknik napas yang benar diharapkan O2 yang masuk ke tubuh dan jantung lebih banyak sehingga mengurangi nyeri dada dan menglihkan perhatian pasien dari rasa nyeri

  Bantu perawatan diri

Rasional : mengurang streesor penyebab nyeri, karena dengan aktivitas semakin banyak oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh

  Kolaborasi therapy analgetik

Rasional : obat-obat analgetik bersifat menekan system saraf pusat penyebab nyeri

3)      DS : Pasien menyatakan nyeri dada dan sesak nafas sudah 7 hari sejak di rawat di RS Pontianak

Page 13: BAB II PCI

pasien menyatakan sesak bertambah bila beraktivitas, badan terasa lemes

DO: BP: 90/60mmhg, HR: 80X/mnt , RR : 26 X/menit

Saturasi O2: 92%

gambaran EKG old infark inferior

Diagnosa keperawatan : Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan penurunan hipovolemi

(preload)

Intervensi :

  Catat dan pantau Tanda – tanda vital terutama adanya hipotensi

Rasional : adanya hipotensi menunjukan adanya disfungsi ventrikel dan

perubahan TTV menunjukan adanya fenomena ketidakseimbangan kerja jantung, sistempernafaasan dlam memenuhi kebutuhan tubuh

  Catat dan observasi adanya disritmia, kualitas denyut nadi dan observasi respon pasien

Rasional : : disritmia menunjukan kelainan kontraktilitas jantung, disamping

juga adanya penurunan kualitas denyut nadi, semua menunjukan

kualitas aliran darah secara sistemik, bila ada kelainan-kelainan

tersebut dapat dipantau secara berlanjut

  Observasi perubahan status mental, orientasi, gerakan reflek tubuh, gelisah

Rasional : adanya perubahan mental dan tingkat kesadaran dapat terjadi

bila oksigenasi ke otak menurun, hal ini dapat terjadi karena kondisi

sirkulasi yang tidak adequate

  Catat kualitas nadi perifer dan suhu kulit

Rasional : : Nadi perifer memberikan indikasi adanya sirkulasi sistemik, bila

nadi perifer tidak teraba menunjukan aliran darah ke perifer tidak

adequat, demikian juga kenaikan/penurunan suhu kulit sebagai

indikasi sirkulasi perifer adequat/tidak

Page 14: BAB II PCI

  Ukur dan catat intake output balance cairan

Rasional : Cardiac Out-put merupakan volume darah hasil dari pompa ventrikel,

dengan penurunan Cardiac output dapat diindikasikan adanya kekurang cairan, maka penting

untuk tetap menghitung balance cairan

  Bantu aktivitas perawatan diri sesuai kemampuan pasien

Rasional : : Mengurangi dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan

oksigen dan suplai oksigen

  Kaji ulang EKG secara berseri setiap 24jam

Rasional : EKg berseri dapat melihat perkembangan dan kelainan kerja

jantung secara bertahap

  Laporkan adanya hipotensi dan adanya ketidak seimbangan cairan

Rasional : adanya hipotensi menunjukan ketidakseimbangan cairan, dan ini

menyebakan oksigenasi ke sistemik tidak adekuat, perlu dicatat dan

dilaporkan untuk mendapat terapi lebih lanjut

  Kolaborasi : pemberian O2 sesuai indikasi, pemberian cairan via IV line sesuai program,

pemberian obat-obatan inotropik, digitalis sesuai program.

Rasional :pemberian O2 Memberikan support tambahan kebutuhan oksigen secara manual sesuai

kebutuhan Oksigen jaringan dan agar kerja jantung dapt mengimbangi suplai dan kebutuhan O2

secara adequat

Pemberian IV line disamping menjaga keseimbangan cairan dan mencegah terjadinya kekurangan cairan karena fungsi sistemik cairan yang tidak adekuat, fungsi lai untuk memudahkan memberikan injeksi obat secara cepat dan efisienObat inotropik meningkatkan kontraktilitas jantung dan mengatasidisritmia jantung

D.      IMPLEMENTASI

Page 15: BAB II PCI

1)      Diagnosa keperawatan : Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan koping individu

sekunder kurang pengetahuan terhadap penyakitnya dan prosedur PCI

Tujuan dan Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 jam pasien

diharapkan tidak cemas dengan kriteria hasil :

      Pasien menyatakan tidak cemas lagi

      Pasien memahami tentang penyakitnya dan prosedur PCI

      Pasien siap dilakukan prosedur PCI

      Raut wajah tidak tegang

      Pasien tidak gelisah

Implementasi:

k.       mendamping pasien dan keluarga saat dr Yani menjelaskan tentang penyakitnya dn rencana

prosedur PCI

l.         memberikan surat ijin tindakan dan surat jaminan untuk di tandatangani dan diurus sesuai

jaminan

m.    menjelaskan kepada pasien persiapan prosedur PCI (puasa 4 jam sebelum prosedur, cukur-cukur

daerah punksi sheet catheter, pemeriksaan laboratorium, pemasang condom catheter, pemberian

therapy obat2an)

n.      memberikan therapy aspilet loading peroral 320 mg dikunyah peroral dilanjutkan plavix 600 mg

peroral

o.      memberikan injeksi integrilin bolus 14,9ml dilanjut dengan drip 10ml/hari

p.      mengingatkan kembali kepada pasien untuk tetap puasa sampai saat prosedur

q.      mencukur-cukur daerah femoralis, simpisis pubis dan radialis kiri

r.        memasang kondom Catheter

s.       menganjurkan keluarga pasien untuk memberi dukungan, mendampingi dan berdoa untuk

keberhasilan prosedur PCI dan kesembuhan pasien sesaat sebelum prosedur PCI

t.        berkolaborasi dengan dokter untuk obat anti depresan : diazepam 5mg kalau perlu

2)      Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan tidak sesuaian

suplai O2 ke jantung sekunder terhadap iskemik miokard

Tujuan dan kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam

diharapkan tidak ada nyeri dada dengan kriteria hasil :

Page 16: BAB II PCI

      Pasien menyatakan tidak ada nyeri dada

      Pasien mampu menjalankan teknik relaksasi nafas dalam

      Skala nyeri 0

      Pasien tidak bergantung dengan obat – obatan untuk mengurangi nyeri dada

      Dapat beraktifitas tanpa keluhan nyeri dada

implementasi :

  mengkaji skala, frekwensi dan durasi nyeri dada dan abdomen.

  mengobservasi tanda-tanda vital tiap jam

  memberi posisi nyaman semi fowler

  mengajarkan tehnik relaksasi ambil nafas dalam dari hidung dan keluarkan dari mulut seprti

bersiul jika nyeri timbul.

  membantu perawatan diri pasien waktu BAK

  berkolaborasi dengan dokter therapy O2 binasal 3liter/menit

3)      Diagnosa keperawatan : Penurunan Cardiac Output berhubungan dengan penurunan hipovolemi

(preload)

Tujuan dan kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan

tidak terjadi penurunan Cardiac Output dengan kriteria hasil:

      Tanda – tanda vital stabil

      Pasien tidak sesak nafas

      Balance cairan seimbang

      Dapat beraktivitas tanpa keluhan sesak

      Saturasi O2 perifer 100%

Implementasi :

  mengkaji skala, frekwensi dan durasi nyeri dada dan abdomen.

  mengobservasi tanda-tanda vital tiap jam

  memberi posisi nyaman semi fowler

  mengajarkan tehnik relaksasi ambil nafas dalam dari hidung dan keluarkan dari mulut seprti

bersiul jika sesak nafas timbul

  membantu perawatan diri pasien waktu BAK

  berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy O2 binasal 3liter/menit

Page 17: BAB II PCI