BAB II Maybe Finish

download BAB II Maybe Finish

of 10

Transcript of BAB II Maybe Finish

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    1/23

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

     

    2.1 Posyandu

    2.1.1 Definisi Posyandu

    Posyandu merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola

    dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

     pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan

    kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat

     penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

    Posyandu adalah suatu !orum komunikasi, alih tekhnologi dan pelayanan kesehatan

    masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam

    mengembangkan sumber daya manusia se"ak dini.#

    Posyandu adalah satu bentuk upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat

    yang merupakan $u"ud nyata peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

    Pengembangan posyandu merupakan strategi tepat untuk melakukan pembinaan

    kelangsungan hidup dan perkembangan anak.%

    2.1.2 Tujuan Posyandu

    &e"alan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah

    kebi"akan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam 'encana Pembangunan angka

    Menengah ('PM) *+**+- Bidang Kesehatan. Kondisi pembangunan kesehatan

    diharapkan telah mampu me$u"udkan kese"ahteraan masyarakat yang ditun"ukkan dengan

    membaiknya berbagai indikator pembangunan &umber aya Manusia dengan tetap lebih

    mengutamakan pada upaya pre/enti!, promoti! serta pemberdayaan keluarga dan

    masyarakat dalam bidang kesehatan. &alah satu bentuk upaya pemberdayaan masyarakat

    di bidang kesehatan adalah menumbuh kembangkan Posyandu. Maka tu"uan posyandu

    disusun sebagai berikut 0

    +. 1u"uan Umum

    Menun"ang percepatan angka kematian Ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan

    angka kematian anak balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan

    masyarakat.

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    2/23

    . 1u"uan Khusus

    a. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelengaraan upaya pelayanan kesehatan

    dasar terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

     b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelengaraan posyandu terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

    c. Meningkatnya cakupan dan "angkauan kemampuan pelayanan kesehatan dasar 

    terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

    2.1.3 Manfaat Posyandu

    A. Bagi Masyaraat

    a. Memperoleh kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan in!ormasi dan

     pelayanan kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB danAKABA

     b. Memperoleh layanan secara pro!essional terutama pemecahan masalah kesehatan

    terutama terkait kesehatan ibu dan anak 

    c. 2!isiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu dan pelayanan dasar 

    sosial setor lain terkait.

    B. Bagi Kader! Pengurus Posyandu dan Too" Masyaraat

    a. Mendapatkan in!ormasi terlebih dahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan

     penurunan AKI, AKB dan AKABA.

     b. apat me$u"udkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat menyelesaikan

    masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

    #. Bagi Puses$as

    a. 3ptimalisasi !ungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan ber$a$asan

    kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perseorangan

     primer dan pusat pelayanan kesehatan kesehatan masyarakat primer.

     b. apat lebih spesi!ik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan

    sesuai kondisi setempat.

    c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat.

    D. Bagi Setor %ain

    a. apat lebih spesi!ik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan dan

    sosial dasar lainnya, terutama terkait dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA

    sesuai kondisi setempat.

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    3/23

     b. Meningkatkan e!isiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai tugas

     pokok dan !ungsi (tupoksi) masingmasing sektor.

    2.1.& Sasaran Pe'asanaan Posyandu

    &asarannya antara lain adalah seluruh masyarakat4keluarga utamanya adalah bayi

     baru lahir, balita, ibu hami, ibu menyusui, Pasangan Usia &ubur (PU&).

    2.1.(. Persyaratan Pendirian Posyandu

    Untuk mendirikan Posyandu mempunyai persyaratan antara lain yaitu 0 # 

    a. Penduduk '5 tersebut paling sedikit terdapat +** orang balita.

     b. 1erdiri dari +* kepala keluarga.

    c. isesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa).

    d. arak antara kelompok rumah, "umlah KK dalam satu tempat atau kelompok tidak 

    terlalu "auh.

    2.1.) %oasi*%eta Posyandu

    Mempunyai kriteria sebagai berikut yaitu 0 #

    a. Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat.

     b. itentukan oleh masyarakat itu sendiri.

    c. apat merupakan lokal tersendiri.

    d. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan dirumah penduduk, balai rakyat, pos

    '14'5 atau pos lainnya.

    2.1.+ Kegiatan Uta$a Posyandu 

    Kegiatan di posyandu meliputi kegiatan pemantauan tumbuh kembang balita,

     pelayanan kesehatan ibu dan anak seperti 0 imunisasi untuk pencegahan penyakit,

     penanggulangan diare, pelayanan KB, penyuluhan dan konseling, ru"ukan konseling bila

    diperlukan.

    Kegiatan posyandu dilaksanakan oleh kader yang di!asilitasi petugas dengan kegiatan 0

    a. Persia,an Pe'asanaan Posyandu

    +. Menyebarluaskan hari buka posyandu melalui pertemuan $arga setempat (ma"elis

    taklim, kebaktian, pertemuan keagamaan lainnya, arisan dan lain lain).

    Kader dapat menga"ak sasaran untuk datang ke posyandu dengan bantuan tokoh

    masyarakat atau tokoh agama setempat. 6asilitas umum seperti sarana ibadah dapat

    di"adikan sarana untuk menyebarluaskan in!ormasi hari buka posyandu

    . Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu

    7. Mempersiapkan sarana posyandu

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    4/23

    Kebutuhan sarana berupa KM&4Buku KIA, alat timbang (dacin dan sarung). Pita

    8I8A, obat gi9i (kapsul /itamin A, tablet tambah darah, oralit), alat bantu

     penyuluhan, buku pencatatan dan pelaporan lainnya.

    -. Melakukan pembagian tugas antar kader

    Pembagian tugas dilakukan sesuai dengan langkah kegiatan yang dilakukan seperti

     penda!taran, pencatatan, penyuluhan dan pelayanan yang dapat dilakukan oleh

    kader.

    :. Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya

    Kader berkoordinasi dengan petugas kesehatan lainnya terkait dengan sasaran,

    tindak lan"ut, dari kegiatan posyandu dan rencana kegiatan berikutnya.

    . Mempersiapkan bahan PM1 penyuluhan

    -. Pe'asanaan Posyandu

    +. Penda!traran

    Penda!taran balita

    Penda!ataran ibu hamil

    Penda!taran PU&

    . Penimbangan

    Mempersiapkan dacin

    Menimbang balita

    Pengukuran 8I8A pada ibu hamil dan 5U&7. Pencatatan

    Balita

    Pada penimbangan pertama, mengisi kolom identitas yang tersedia pada KM&4buku

    KIA, mencantumkan bulan lahir dan bulan penimbangan anak, hasil penimbangan di

    catat dan buat garis pertumbuhanan anak, catat ke"adian yang dialami anak daalam

    KM& dan menyalin semua data dalam &IP

    Ibu hamilhasil penimbangan berat badan dan pengukuran 8I8A ibu hamil dicatat dalam buku

    KIA dan register ibu hamil (&IP)

    PU&45U&

    ;asil pengukuran 8I8A pada 5U& dicatat pada register PU&45U&

    -. Penyuluhan

    Penyuluhan pada balita

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    5/23

    Penyuluhan pada balita didasarkan pada umur, hasil penimbangan dan kondisi anak.

    Balita yang berat badannya tidak naik kali berturutturut atau B

    Pada me"a I> peningkatan tentang gi9i 4 A&I

    e. Me"a >

    Pelayanan kesehatan (pemeriksaan hamil, imunisasi balita, anak dan ibu hamil,

     program keluarga berencana dan pemberian tablet besi dan /it.A).

    2.1. Pere$-angan Posyandu

    Makin banyaknya posyandu mendorong ter"adinya /ariasi tingkat perkembangan

    yang beragam. Ada sebagian posyandu yang telah mencapai tingkat perkembangan yang

    sangat ma"u, disisi lain masih banyak posyandu yang tinggal papan nama sa"a.

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    6/23

    Kategorisasi atau strati!ikasi posyandu baik dari pengorganisasian maupun

     pencapaian dapat dikelompokkan men"adi - yaitu 0 #

    +. Posyandu Pratama adalah posyandu yang belum mantap yang !rekuensi penimbangan

    kurang dari % kali pertahun, kader akti!nya kurang dari : orang, pencapaian cakupan

    kurang dari :*?, tidak ada program tambahan, serta belum ada dana sehat.

    . Posyandu Madya adalah posyandu dengan kegiatan yang lebih teratur, pelaksanaan

    kegitan lebih dari % kali pertahun dan "umlah kader ratarata : orang atau lebih,

     pencapaian : cakupan program kurang dari :*?, belum ada program tambahan, serta

     belum ada dana sehat.

    7. Posyandu purnama adalah posyandu dengan !rekuensi penimbangan % kali pertahun

    dan "umlah kader tugas : orang atau lebih, pencapaian : cakupan program lebih dari

    :*?, sudah ada program tambahan, serta sudah ada dana sehat kurang dari :*?

    kepala keluarga.

    -. Posyandu mandiri adalah posyandu dengan !rekuensi penimbangan lebih darai % kali

     pertahun dan "umlah kader tugas : orang atau lebih, pencapaian : cakupan program

    lebih dari :*?, sudah ada program tambahan, serta sudah ada dana sehat lebih dari

    :*? kepala keluarga.

    ari konsep diatas, dapat disimpulkan beberapa indikator sebagai penentu "en"ang

    antar strata Posyandu adalah 0

    +. umlah buka Posyandu pertahun.

    . umlah kader yang bertugas.

    7. @akupan kegiatan.

    -. Program tambahan.

    :. ana sehat4PKM.

    Posyandu akan mencapai strata Posyandu Mandiri sangat tergantung kepada

    kemampuan, keterampilan diiringi rasa memiliki serta tanggung"a$ab kader PKK, 8KM

    sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu.

    2.2 I$unisasi

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    7/23

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    8/23

    imunisasi. Imunisasi tidak hanya memberikanperlindungan pada indi/idu namun "uga

    memberikan perlindungan kepada kelompok atau populasi (Keputusan Menteri Kesehatan

     =omor +++4Menkes4&K4I4**: tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi). Melalui

    studi yang mendalam, /aksin dianggap sebagai alat pencegahan yang paling cost e!!ecti/e.

    Imunisasi "uga merupakan in/estasi kesehatan masa depan karena penceahan penyakit

    melalui imunisasi merupakan perlindungan terhadap in!eksi yang paling e!ekti! dan "auh

    lebih murah dibanding mengobati seseorang apabila telah "atuh sakit dan harus dira$at di

    rumah sakit. :

    2.2.2 /a$-atan I$unisasi

    Man!aat dan keuntungan dari imunisasi yang tidak dapat langsung irasakan ini

    merupakan salah satu hambatan terlaksananya imunisasi. Masalah lain dalam pelaksanaan

    status imunisasi dasar lengkap antara lain0 pemahaman orang tua yang masih kurang pada

    sebagian masyarakat, mitos yangs alah tentang imunisasi, dan keterlambatan "ad$al

    imunisasi. Keadaan geogra!is Indonesia yang terdiri atas pulaupulau "uga menyebabkan

    sulitnya pelayanan kesehatan untuk men"angkau anakanak di pulaupulau maupun akan

    anak yang tinggal di daerah terisolir. Pemahaman mengenai imunisasi yaitu bah$a

    imunisasi dapat menyebabkan e!ek samping yang berbahaya atau biasa disebut Ke"adian

    Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), seperti demam, menggigil, nyeri, lesu,dan pembengkakan

    lokal, menyebabkan orang tua tidak memba$a anaknya ke pelayanan kesehatan untuk 

    memberikan imunisasi karena takut risiko. 1antangan imunisasi di Indonesia yang

    dihadapi antara lain &M yang sering berganti, rantai dingin, sistem distribusi dan

    kampanye negati/e imunisasi serta kemungkinan pengembangan /aksin baru di masa

    dating. :

    2.2.3 Penyait yang da,at Diega" dengan I$unisasi

    Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu0 :

    +. Pada imunisasi $a"ib, antara lain0 1B@, di!teri, batuk re"an, tetanus, polio,campak, dan

    hepatitis B.

    . Pada imunisasi yang dian"urkan, antara lain0 gondong dan campak erman (rubela)

    dalam bentuk /aksin MM', ti!us, radang selaput otak akibat ;aemophilus in!luen9ae

    tipe B (;ib), hepatitis A, dan cacar air. Alasanpemberian imunisasi terhadap penyakit

    tersebut karena ke"adiannya diIndonesia masih cukup tinggi, atau diperkirakan masih

    men"adi masalahdalam beberapa tahun mendatang.

    7. Pada imunisasi lain, yaitu disesuaikan terhadap kondisi suatu =egara tertentu.

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    9/23

    2.2.& Kontraindiasi Pe$-erian I$unisasi

    +. Pada bayi atau anak sedang dalam keadaan sakit (demam)

    . Pada bayi atau anak sedang dalam pengobatan "angka pan"ang (konsultasi dan sesuai

    dengan petun"uk dokter 

    2.3 I$unisasi di Indonesia

    i Indonesia program imunisasi yang terorganisasi sudah ada se"ak tahun +C: yang

    dilaksanakan di Pulau a$a untuk mencegah penyakit cacar. &ebelum masa Perang unia

    II, Indonesia hanya satu kali mengalami epidemi yaitu pada tahun +C- di &urabaya namun

     pada masa Perang unia II pemberian imunisasi cacar ini terbengkalai sehingga timbul

    epidemi yang dimulai dari esa Kundur dia$a 1engah. &e"ak saat itu, penyakit cacar dapat

    dikatakan bersi!at endemis dan pada tahun +C:C+C ter"adi epidemi yang meluas, dimulai

    dari &ula$esi &elatan dan terus meluas ke seluruh $ilayah Indonesia. :

    Men"elang Pelita I atau sekitar tahun +C%, Indonesia berhasil melaksanakan

    imunisasi cacar secara luas dan intensi! berkat bantuan dari 5;3. Pada tahun +C#,

    Indonesia telah berhasil memberantas penyakit cacar dan secara resmi dinyatakan bebas

    cacar se"ak tahun +C#- oleh 5;3 (&uraatma"a, +CC*). &e"ak tahun +C#-+C#C, tidak 

    ditemukan kasus cacar sehingga peyakit cacar dihapuskan dari Program Pengembangan

    Imunisasi (PPI) pada tahun +C%* (Markum, +CC#). Pemberian imunisasi gabungan yaitu

    imunisasi cacar dan B@< mulai dilakukan di Indonesia pada tahun +C#, yang kemudian

    men"adi dasar untuk pengembangan imunisasi selan"utnya. Imunisasi P1 mulai diberikan

    se"ak tahun +C# di beberapa kecamatan di Indonesia yang didahului dengan percobaan di

    Pulau Bangka. Pada tahun +C##+C#%, mulai dilakukan persiapan PPI di Indonesia

    sedangkan pelaksanaan PPI ini dilaksanakan secara nasional se"ak tahun +C#C+C%-, pada

    masa Pelita III. Pada Pelita I>, PPI di seluruh Indonesia meliputi/aksinasi terhadap penyakit

    1B@, di!teri, pertusis (batuk re"an), tetanus, polio dan campak .:

    2.3.1 Progra$ Pe$erinta" untu I$unisasi

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan =omor +++4Menkes4&K4I4**:

    tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, pokokpokok kegiatan pemerintah untuk 

    imunisasi yaitu0 -

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    10/23

    2.3.1.1 I$unisasi utin

    Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus

    menerus harus dilaksanakan pada periode $aktu yang telah ditetapkan. Berdasarkan

    kelompok umur sasaran, imunisasi rutin dibagi men"adi0

    +. Imunisasi rutin pada bayi

    . Imunisasi rutin pada $anita umur subur 

    7. Imunisasi rutin pada anak sekolah.

    Berdasarkan tempat pelayanan, imunisasi rutin dibagi men"adi0

    +. Pelayanan imunisasi di dalam gedung (komponen statis) dilaksanakan dipuskesmas,

     puskesmas pembantu, rumah sakit, rumah bersalin, dan polindes.

    . Pelayanan imunisasi di luar gedung dilaksanakan di posyandu, kun"ungan rumah,

    dan sekolah.

    7. Pelayanan imunisasi rutin "uga dapat diselenggarakan oleh s$asta seperti0rumah

    sakit, dokter praktik, dan bidan praktik.

    2.3.1.2 I$unisasi Ta$-a"an

    Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang tidak rutin dilaksanakan,

    hanya dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan, atau

    die/aluasi.

    +. Backlog 6ighting

    Backlog !ighting adalah upaya akti! melengkapi imunisasi dasar pada anak yang

     berumur +7 tahun pada desa non U@I setiap (dua) tahun sekali.

    . @rash Program

    Kegiatan ini ditu"ukan untuk $ilayah yang memerlukan inter/ensi secara cepat

    karena masalah khusus seperti0

      Angka kematian bayi tinggi, angka P7I tinggi.

      In!rastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang.

      Untuk memberikan kekebalan pada kelompok sasaran yang belum mendapatkan

     pada saat imunisasi rutin.

    2.3.1.3 I$unisasi Da'a$ Penanganan K%B

    Pedoman pelaksanaan imunisasi dalam penanganan K8B disesuaikan dengan

    situasi epidemiologi penyakit.

    2.3.1.& Kegiatan I$unisasi Massa'

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    11/23

    Kegiatankegiatan imunisasi massal untuk antigen tertentu dalam $ilayah yang

    luas dan $aktu yang tertentu, dalam rangka pemutusan mata rantai penyakit antara lain0

    +. PI= (Pekan Imunisasi =asional)

    Merupakan suatu upaya untuk mempercepat pemutusan siklus kehidupan /irus

     polio importasi dengan cara meberikan /aksin polio kepada setiap balita termasuk 

     bayi baru lahir tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya, pemberian

    imunisasi dilakukan (dua) kali masingmasing (dua) tetes dengan selang $aktu +

    (satu) bulan. Pemberian imunisasi polio pada $aktu PI= di samping untuk 

    memutuskan rantai penularan, "uga berguna sebagai booster atau imunisasi ulangan

     polio.

    . &ub PI=

    Merupakan suatu upaya untuk memutuskan rantai penularan polio bila

    ditemukan satu kasus polio dalam $ilayah terbatas (kabupaten) dengan pemberian

    dua kali imunisasi polio dalam inter/al satu bulan secara serentak pada seluruh

    sasaran berumur kurang dari satu tahun. @atch Up @ampaign @ampakMerupakan

    suatu upaya untuk memutuskan transmisi penularan /irus campakpada anak sekolah

    dan balita. Kegiatan ini dilakukan dengan pemberian imunisasi campak secara

    serentak pada anak sekolah dasar dari kelas satu hingga kelas enam, tanpa

    mempertimbangkan status imunisasi anak sebelumnya. Pemberian imunisasi campak 

     pada $aktu catch up campaign campak disamping untuk memutus rantai penularan,

     "uga berguna sebagai booster atau imunisasi ulangan (dosis kedua)

    2.3.1.( Progra$ I$unisasi Meningitis Meningoous

    Imunisasi Meningitis meningokokus tetra/alen pada calon "emaah ha"i diberikan

    minimal +* hari sebelum keberangkatan ke Arab &audi. Bila imunisasi diberikan

    kurang dari +* hari se"ak keberangkatan ke Arab &audi harus diberikan pro!ilaksis

    dengan antimikroba yang sensiti! terhadap =eisseria meningtidis.Pelaksanaan imunisasi

    dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan II di inas Kesehatan

    Kabupaten4Kota. :

    2.3.1.) Progra$ I$unisasi De$a$ Kuning

    Pemeriksaan International @erti!icate o! >accination (I>@) bagi yang dating atau

    mele$ati negara ter"angkit demam kuning harus bisa menun"ukkan I>@ yang masih

     berlaku sebagai bukti bah$a mereka telah mendapat imunisasi demam kuning. Bila

    ternyata belum bisa menun"ukkan I>@ (belum diimunisasi), maka harus dilakukan

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    12/23

    isolasi selama hari, dilindungi dari gigitan nyamuk sebelum dii"inkan melakukan

     per"alanan. emikian "uga yang surat /aksin demam kuningnya belum berlaku,

    diisolasi sampai I>@nya berlaku. Pemberian imunisasi demam kuning kepada orang

    yang akan menu"u negara endemis demam kuning selambatlambatnya +* hari sebelum

     berangkat, bagi yang belum pernah diimunisasi atau yang imunisasinya sudah lebih dari

    +* tahun. &etelah di/aksinasi, diberi I>@ dan tanggal pemberian /aksin, setelah itu

    harus menandatangani I>@. Bagi yang belum dapat menandatangani (anakanak), maka

    yang menandatanganinya orang tua yang mendampingi berpergian. :

    2.3.1.+ Progra$ I$unisasi a-ies:

    +. Pelatihan bagi tenaga medis dan paramedis puskesmas dan rumah sakit

    dalampenatalaksanakan kasus gigitan.

    . Pengamatan (sur/ailans) pada kasus gigitan ;e$an Penular 'abies (;P') di

     puskesmas.

    7. Pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemberantasan rabies.

    -. Pertemuan lintas sektor secara rutin4periodik.

    :. Penanggulangan pada setiap kasus gigitan dengan melakukan cuci luka dengan

    sabun4detergen selama +*+: menit dengan air mengalir.

    2.3.1.0 #au,an Progra$ I$unisasi U#I4

    Program Imunisasi berhasil menekan morbiditas dan mortalitas tu"uh penyakit di

    Indonesia, yaitu 0 1uberkulosis, Polio, i!teri, 1etanus, Pertusis, @ampak, dan ;epatitis

    B. Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun +C: dan pada tahun +CC*, kita

    telah mencapai status Uni/ersal @hild Immuni9ation (U@I), yang merupakan suatu

    tahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai %*? atau

    lebih. 1etapi kita masih memiliki tantangan me$u"udkan +**? U@I esa4Kelurahan

     pada tahun *+-, yang berarti cakupan imunisasi di seluruh desa dan kelurahan di

    Indonesia telah mencapai %*? atau lebih. Indikator keberhasilan

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    13/23

    memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari B@

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    14/23

    . Bacillus Calmette Guerin (B@aksin  Bacillus Calmette Guerin B@< adalah /aksin untuk mencegah penyakit

    1uberkulosis (1B). 1uberkulosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

    Mycobacterium tuberculosis yang disebarkan melalui udara. 1ranmisi penyakit dalam

     bentuk droplet nuclei yang berukuran diameter +: micron saat pasien yang terin!eksi

     batuk, bersin, teriak, atau bernyanyi.(@@, *+7). 1ransmisi penyakit 1B dari udara

    akan terhisap masuk ke dalam paru (al/eoli) dan bakteri tersebut akan berreplikasi dan

    dapat terlepas apabila sistem imunitas melemah.

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    15/23

    menimbulkan komplikasi berupa gangguan pernapasan yang berakibat kematian.

    isebut "uga batuk re"an atau batuk +** hari adalah penyakit pada saluran pernapasan

    yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyebaran pertusis adalah melalui

    tetesantetesan kecil yang keluar dari batuk atau bersin.

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    16/23

     berupa demam, hoarseness, dan batuk yang nyaring seperti an"ing menggonggong.

    8okasi in!eksi pada kulit atau cutaneus dengan mani!estasi berupa ruam yang luas dan

     pembentukan ulcer dengan batas tegas.

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    17/23

    In!eksi tetanus disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Bakteri tetanus dapat

    ditemukan di lingkungan sekitar seperti pada tanah dan debu. Bakteri dapat memasuki

    tubuh melalui luka kulit dan umumnya luka tertusuk oleh benda yang telah

    terkontaminasi bakteri tetanus.

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    18/23

    mempengaruhinya. 1eori Blum men"elaskan !aktor yang mempengaruhi status imunisasi

    dasar lengkap yaitu hereditas, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. :

    .-.+.+ 8ingkungan

    8ingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia atau di luar diri

    manusia, yang dapat mempengaruhi kehidupan indi/idu dan masyarakat Manusia

    memiliki hubungan timbal balik dengan lingkungan yang berkaitan dengan interaksi

    dengan bagianbagiannya. 8ingkungan memiliki peran yang besar dalam mempengaruhi

    status kesehatan.

    .-.+. Perilaku

    Perilaku merupakan !aktor terbesar kedua setelah !aktor lingkungan yang

    mempengaruhi kesehatan indi/idu, kelompok, atau masyarakat. Perilaku (manusia)

    adalah kegiatan atau akti/itas manusia, baik yang dapat diamati langsun maupun yang

    tidak dapat diamati secara langsung.

    .-.+.7 ;ereditas

    ;ereditas adalah materi genetik yang ditransmisikan oleh seseorang ke anak 

    anaknya. &usunan genetik indi/idu sebagai kelompok mempengaruhi dera"at kerentanan

    terhadap gangguan tertentu. 6aktor ini turut serta dalam mempengaruhi status kesehatan.

    .-.+.- Pelayanan Kesehatan

    Pelayanan kesehatan di Indonesia dibagi men"adi dua, yaitu0

    +. Pelayanan Kesehatan Primer (Primary ;ealth @are)

    Pelayanan kesehatan primer atau yang dikenal dengan pelayanan kesehatan

    masyarakat merupakan pelayanan kesehatan yang berada di barisan terdepan dan yang

     pertama kali dibutuhkan masyarakat pada saat mereka mengalami gangguan

    kesehatan atau kecelakaan. Pelayanan ini memiliki prinsip promoti! dan pre/enti!.

    . Pelayanan Kesehatan sekunder dan tersier (&econdary and 1ertiar ;ealth@are)

    Pelayanan kesehatan yang termasuk pada tingkat sekunder dan tersier ini adalah

    rumah sakit, tempat dimana masyarakat memerlukan pera$atan lebih lan"ut (ru"ukan).

    i Indonesia, terdapat berbagai tingkatan rumah sakit dari tipe A sampai :

    .-. 6aktor6aktor yang Berhubungan dengan &tatus Imunisasi

    .-..+ aerah 1empat 1inggal

    1empat tinggal penduduk yang tidak berkumpul dalam suatu daerah yang sama,

    atau bisa dikatakan tersebar dalam $ilayah yang luas menyebabkan timbulnya kesulitan

    untuk tercapainya program imunisasi secara penuh (6ebriana, **C). Kondisi geogra!is

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    19/23

    Indonesia yang terdiri dari pulaupulau "uga men"adi salah satu !aktor yang

    mempengaruhi tercapainya status imunisasi pada anakanak.

    .-.. Pendidikan 3rang 1ua

    Pendidikan !ormal yang ditempuh seseorang pada dasarnya adalah merupakan

    suatu proses menu"u kematangan intelektual, untuk itu pendidikan tidak dapat terlepas

    dari proses bela"ar. engan bela"ar maka manusia pada hakikatnya sedang melakukan

     penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang

    diperlukan dalam hubungan manusia dengan lingkungan luar dan hidup masyarakat.

    Pendidikan merupakan upaya atau kegiatan untuk mencipatakan perilaku masyaralat

    yang kondusi!. engan demikian semakin tinggi pendidikan !ormal sesorang maka akan

    semakin baik pengetahuannya tentang halhal yang berkaitan dengan kehidupan,

    termasuk di dalamnya pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan yang dibutuhkan

    manusia dalam hidup bermasyarakat, ber$a$asan, cara berpikir seseorang, pengambilan

    keputusan hingga pembuatan kebi"akan.

    .-..7 Peker"aan 3rang 1ua

    Kepala keluarga yang tidak beker"a memiliki kecenderungan anaknya tidak 

    mendapatkan imunisasi yang lebih baik dibandingkan dengan kepala keluarga yang

    memiliki peker"aan. 'isiko ketidaklengkapan imunisasi dasar pada anak 7,+ kali pada

    suami yang beker"a di sektor non !ormal dibandingkan dengan sektor !ormal. &edangkan

    ibu yang tidak beker"a mempunyai risiko ,7- kali untuk mengimunisasikan bayinya

    dibandingkan dengan ibu yang tidak beker"a disebabkan kurangnya in!ormasi yang

    diterima ibu rumah tangga dibandingkan ibu yang beker"a.

    .-..- Kun"ungan neonatus

    alam meningkatkan "umlah bayi yang mendapat imunisasi, kun"ungan neonatal

    dini yang merupakan kontak antara ibu dan bayi dengan petugas kesehatan baik di rumah

    maupun di pelayanan kesehatan mutlak diperlukan. ;asil penelitian menun"ukkan bah$a

    ibu yang tidak mendapatkan kun"ungan neonatal dini mempunyai risiko 7,-: kali status

    imunisasi hepatitis B tidak sedini mungkin (*# hari) pada bayi yang mendapat imunisasi

    hepatitis B dibandingkan denganibu yang mendapatkan kun"ungan neonatal dini

    .-..: Periksa Kehamilan K-

    Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenagakesehatan

     pro!esional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum,bidan dan pera$at)

    kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman

     pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promoti! dan pre/enti!.

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    20/23

    ;asil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K+ dan K- (Pro!il Kesehatan

    Pro/insi Kalimantan 1engah, **:). Proporsi ibu yang melakukan kun"ungan kehamilan

    J - kali kemungkinan besar status imunisasi anak tidak lengkap sebesar #C,+?

    dibandingkan ibu yang melakukan kun"ungan kehamilan - kali yaitu sebesar #7,+?.

    .-.. 1imbang Berat Badan Bayi i Ba$ah ua 1ahun (Baduta)

    1imbang berat badan baduta secara rutin penting dilakukan sebagai salah satu

    upaya monitoring tumbuh kembang anak. Upaya monitoring ini dilakukan oleh orang tua

    dengan memba$a anaknya ke posyandu atau pelayanan kesehatan lainnya. &elain

    ditimbang berat badannya, baduta akan diberikan pelayanan imunisasi sesuai dengan

    umur dan ri$ayat imunisasi balita.  +

    .-..# enis Kelamin Balita

    &ebagian besar penduduk di Indonesia memiliki sosial budaya patrilineal, yang

    menempatkan posisi lakilaki lebih tinggi dari perempuan. alam beberapa imunisasi,

    anak lakilaki cenderung mendapatkan imunisasi lebih banyak dari pada anak 

     perempuan.

    .-..% Umur Ibu

    Umur ibu merupakan !aktor yang berhubungan dengan status imunisasi anaknya.

    Ketidaklengkapan imunisasi dasar pada anak lebih berisiko 7,+* kali pada ibu yang

     berumur 7* tahun dibandingkan ibu yang lebih muda atau J 7* tahun.

    .-..C Ketersediaan 6asilitas Pelayanan Kesehatan

    ;idup sehat adalah hak asasi rakyat sehingga sudah men"adi ke$a"iban pemerintah

    untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana kesehatan. Ketersediaan pelayanan

    kesehatan merupakan langkah a$al yang sangat penting dalam rangka memberikan

     pelayanan kesehatan pada masyarakat. engan tersedianya pelayanan kesehatan,

    diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. alam upaya

    meningkatkan status imunisasi dasar lengkap, ketersediaan pelayanan kesehatan,

    terutama pelayanan imunisasi sangat diperlukan.

    .-..+* Penolong Persalinan

    Bayi hingga umur kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling

    rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang

    dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan

    yang ditolong oleh tenaga kesehatan. ;asil penelitian menun"ukkan bah$a penolong

     persalinan berpengaruh terhadap kontak pertama imunisasi hepatitis B bayi yaitu ibu yan

     persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan bayinya mempunyai peluang 7,7 kali lebih

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    21/23

     besar untuk mendapatkan ;B+ nya pada usia dini dibanding bayi dengan ibu yang

     persalinannnya ditolong bukan oleh tenaga kesehatan.

    .-..++ Kepemilikan Kartu Menu"u &ehat (KM&)4Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku

    KIA)4Buku @atatan Kesehatan Anak 8ainnya

    Kepemilikan KM&4buku KIA4buku cacatan kesehatan anak sangat penting

    terutama untuk mengetahui "ad$al ataupun "enis imunisasi yang diberikan kepada balita.

    engan kepemilikan buku ini maka orang tua dapat mengetahui "enis imunisasi apa yang

    sudah diberikan dan imunisasi apa sa"a yang belum diberikan (Peraturan Menteri

    Kesehatan =o.+::4Menkes4Per4I4*+* tentang Penggunaan Kartu Menu"u &ehat Untuk 

    Balita). &elain itu, ketepatan "ad$al imunisasi "uga dapat diketahui melalui buku

    tersebut.

    2.( Inform Concent Pada I$unisasi

    i dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) no. :%: tahun +C%C tentang

    Persetu"uan 1indakan Medik dinyatakan bah$a informed consent  adalah persetu"uan yang

    diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar pen"elasan mengenai tindakan medik yang

    akan dilakukan terhadap pasien tersebut (pasal + ayat a).

    In!ormasi harus diberikan kepada pasien baik diminta ataupun tidak diminta (pasal -

    ayat +)

    &emua tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat

     persetu"uan (pasal ayat )

    Apabila tindakan medik dilakukan tanpa adanya persetu"uan dari pasien atau

    keluarganya, maka dokter dapat dikenakan sanksi administrati! berupa pencabutan

    i9in prakteknya (pasal +7)

    i dalam Permenkes tersebut yang dimaksud dengan tindakan medik adalah tindakan

    diagnostik atau terapeutik (pasal +, ayat b), sehingga ada yang berpendapat bah$a imunisasi

    tidak perlu persetu"uan tindakan medis. =amun, di Amerika dan Australia persetu"uan

    tindakan medik sebelum imunisasi dianggap perlu, $alaupun tidak harus tertulis. The

     !merican !cademy of Pediatrics (AAP) mengan"urkan pemberian (berupa brosur) yang

    disusun dan disediakan oleh pemerintah beker"asama dengan AAP dan produsen /aksin.

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    22/23

  • 8/19/2019 BAB II Maybe Finish

    23/23

    tinggal serumah dengan orang lain yang imunitasnya menurun (leukimia, kanker,

    ;I> 4 AI&),

    tinggal serumah dengan oang lain dalam pengobatan yang menurunkan imunitas

    (radioterapi, kemoterapi, atau terapi steroid)

     pada bulan lalu mendapat imunisasi yang berisi /aksin /irus hidup (/aksin campak,

     poliomielitis, rubela)

     pada 7 bulan yang lalu mendapat imunoglobulin atau trans!usi darah

    a!tar Pustaka 0

    -. permenkes yang tadi

    :. Markum yang tadi

    . Kementerian Kesehatan 'I. *++b. Pedoman &mum Pen'elolaan Posyandu. akarta0

    P3KA=A8

    #. 'un"ati. !suhan (ebidanan (omunitas. 2