Syok Anafilaktik (Edited)

download Syok Anafilaktik (Edited)

of 24

Transcript of Syok Anafilaktik (Edited)

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    1/24

    MAKALAH SYOK ANAFILAKTIK

    BLOK 7

    SEMESTER 3

    Dr. Titin S, SpAn

    Kelompok 1 :

    Adillia Yurifka H2A011001

    Adisti Irda H2A011002

    Aditia Nugraha H2A011003

    Agri Safrion Darwis H2A011004

    Alfan Zaki H2A011005

    Anggraeni Putri H2A011007

    Ani Suryani H2A011008

    Anisa Paramita H2A011009

    Aswin Imam H2A0110010

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

    2012

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    2/24

    A. Pengertian

    Anaphylaxis (Yunani, Ana = jauh dari dan phylaxis = perlindungan). Anafilaksis

    berarti Menghilangkan perlindungan.Anafilaksis adalah reaksi alergi umum dengan efek

    pada beberapa sistem organ terutama kardiovaskular, respirasi, kutan dan gastro intestinal

    yang merupakan reaksi imunologis yang didahului dengan terpaparnya alergen yang

    sebelumnya sudah tersensitisasi.Syok anafilaktik adalah reaksi anafilaksis yang disertai

    hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran.Reaksi Anafilaktoid adalah suatu reaksi

    anafilaksis yang terjadi tanpa melibatkan antigen-antibodi kompleks.Karena kemiripan

    gejala dan tanda biasanya diterapi sebagai anafilaksis.

    B. SejarahTahun 2641 SM, seorang Pharao meninggal mendadak Raja Menes meninggal

    tidak seberapa lama setelah di sengat tawon (wasp).Tahun 1902, dua ilmuwan Perancis

    yang bekerja di Mediterania menemukan phenomena yang sama dengan yang terjadi

    pada Pharao itu. Richet dan Portier, menginjeksi anjing dengan ekstrak anemon laut,

    setelah beberapa lama diinjeksi ulang dengan ekstrak yang sama .Hasilnya anjing itu

    mendadak mati.Phenomena ini mereka sebut Anaphylaxis.Atas kerjanya ini, Richet

    dianugerahi Nobel pada tahun 1913.

    C. Patofisiologi

    Oleh Coomb dan Gell (1963), anafilaksis dikelompokkan dalam hipersensitivitas

    tipe 1 atau reaksi tipe segera (Immediate type reaction).

    Mekanisme anafilaksis melalui beberapa fase :

    1. Fase Sensitisasi

    Yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan Ig E sampai diikatnyaoleh reseptor spesifik pada permukaan mastosit dan basofil.

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    3/24

    Alergen yang masuk lewat kulit, mukosa, saluran nafas atau saluranmakan di tangkap oleh Makrofag. Makrofag segera mempresen-tasikan

    antigen tersebut kepada Limfosit T, dimana ia akan mensekresikan sitokin

    (IL-4, IL-13) yang menginduksi Limfosit B berproliferasi menjadi sel

    Plasma (Plasmosit). Sel plasma memproduksi Immunoglobulin E (Ig E)

    spesifik untuk antigen tersebut. Ig E ini kemudian terikat pada receptor

    permukaan sel Mast (Mastosit) dan basofil.

    2. Fase Aktivasi

    Yaitu waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan antigen yangsama. Mastosit dan Basofil melepaskan isinya yang berupa granula

    yang menimbulkan reaksi pada paparan ulang .

    o Pada kesempatan lain masuk alergen yang sama ke dalamtubuh. Alergen yang sama tadi akan diikat oleh Ig E spesifik

    dan memicu terjadinya reaksi segera yaitu pelepasan mediator

    vasoaktif antara lain histamin, serotonin, bradikinin dan

    beberapa bahan vasoaktif lain dari granula yang di sebut

    dengan istilah Preformed mediators.

    Ikatan antigen-antibodi merangsang degradasi asam arakidonat darimembran sel yang akan menghasilkan Leukotrien (LT) dan

    Prostaglandin (PG) yang terjadi beberapa waktu setelah degranulasi

    yang disebut Newly formed mediators.

    3. Fase Efektor

    Adalah waktu terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagaiefek mediator yang dilepas mastosit atau basofil dengan aktivitas

    farmakologik pada organ organ tertentu.

    Histamin memberikan efek bronkokonstriksi, meningkatkanpermeabilitas kapiler yang nantinya menyebabkan edema, sekresi

    mukus dan vasodilatasi. Serotonin meningkatkan permeabilitas

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    4/24

    vaskuler dan Bradikinin menyebabkan kontraksi otot polos. Platelet

    activating factor (PAF) berefek bronchospasme dan meningkatkan

    permeabilitas vaskuler, agregasi dan aktivasi trombosit.

    Beberapa faktor kemotaktik menarik eosinofil dan neutrofil.Prostaglandin yang dihasilkan menyebabkan bronchokonstriksi,

    demikian juga dengan Leukotrien.

    D. Alergen

    Terr menyebutkan beberapa golongan alergen yang dapat menimbulkan reaksi

    anafilaksis, yaitu makanan, obat-obatan, bisa atau racun serangga dan alergen lain yang

    tidak bisa di golongkan.

    E. Gejala klinisAnafilaksis merupakan reaksi sistemik, gejala yang timbul juga menyeluruh.

    1) Gejala permulaan :Sakit Kepala, Pusing, Gatal dan perasaan panas2) Kulit : Eritema, urticaria, angoedema, conjunctivitis, pallor dan kadang cyanosis3) Respirasi : Bronkospasme, rhinitis, edema paru dan batuk, nafas cepatdan pendek,

    terasa tercekik karena edema epiglotis, stridor, serak, suara hilang, wheezing, dan

    obstruksi komplit

    4) Cardiovaskular : Hipotensi, diaphoresis, kabur pandangan, sincope, aritmia danhipoksia

    5) Gastrointestinal : Mual, muntah, cramp perut, diare, disfagia, inkontinensia urin6) Haematologi : Kelainan pembekuan darah, trombositopenia, DIC7) SSP : Parestesia, konvulsi dan koma8) Sendi : Arthralgia

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    5/24

    F. Diagnosis

    1) Anamnesis Mendapatkan zat penyebab anafilaksis (injeksi, minum obat, disengat hewan,

    makan sesuatu atau setelah test kulit )

    Timbul biduran mendadak, gatal dikulit, suara parau sesak ,sekarnafas, lemas,pusing, mual,muntah sakit perut setelah terpapar sesuatu.

    2) Fisik diagnostik Keadaan umum : baik sampai buruk Kesadaran : Composmentis sampai Koma Tensi : Hipotensi Nadi : Tachycardi Nafas : Tachypneu Temperatur : Naik/normal/dingin Kepala dan leher : Cyanosis, dispneu, conjunctivitis, lacrimasi, edema periorbita, Thorax : Cor Palpitasi, aritmia sampai arrest Pulmo Bronkospasme, stridor, rhonki dan wheezing Abdomen : Nyeri tekan, BU meningkat Ekstremitas : Urticaria, Edema ekstremitas

    3) Pemeriksaan Tambahan Hematologi : Hitung sel meningkat , Hemokonsentrasi, trombositopenia eosinophilia naik/ normal / turun

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    6/24

    G. Penatalaksanaan dan Managemen syok anafilaktik

    1. Tindakan

    Hentikan obat/identifikasi obat yang diduga menyebabkan reaksi anafilaksis Posisi, tidurkan dengan posisi Trandelenberg, kaki lebih tinggi dari kepala (posisi

    shock) dengan alas keras.

    Bebaskan airway, bila obstruksi intubasi-cricotyrotomi-tracheostomi Berikan oksigen, melalui hidung atau mulut 5-10 liter /menit bila tidak bia

    persiapkandari mulut kemulut

    Pasang cathether intra vena (infus) dengan cairan elektrolit seimbang atau Naclfisiologis, 0,5-1liter dalam 30 menit (dosis dewasa) monitoring dengan Tensi danproduksi urine Pertahankan tekanan darah sistole >100mmHg diberikan 2-3L/m2

    luas tubuh /24 jam Bila< 100mmHg beri Vasopressor (Dopamin) Tensi tak

    terukur 20 cc/kg ,Apabila sistole < 100 mmHg 500 cc/1/2 jam dan apabila sistole

    > 100 mmHg 500 cc/ 1 Jam

    Bila perlu pasang CVP

    2. Medikamentosa

    Adrenalin 1:1000, 0,30,5 ml SC/IM lengan atas , paha, sekitar lesi pada venom.Dapat diulang 2-3 x dengan selang waktu 15-30 menit, Pemberian IV pada

    stadium terminal / pemberian dengan dosis1 ml gagal , 1:1000 dilarutkan dalam 9

    ml garam faali diberikan 1-2 ml selama 5-20 menit (anak 0,1 cc/kg BB)

    Diphenhidramin IV pelan (+ 20 detik ) ,IM atau PO (1-2 mg/kg BB) sampai 50mg dosis tunggal, PO dapat dilanjutkan tiap 6 jam selama 48 jam bila tetap sesak

    + hipotensi segera rujuk, (anak :1-2 mg /kgBB/ IV) maximal 200mg IV

    Aminophilin, bila ada spasme bronchus beri 4-6 mg/ kg BB dilarutkan dalam 10ml garam faali atau D5, IV selama 20 menit dilanjutkan 0,21,2 mg/kg/jam

    Corticosteroid 5-20 mg/kg BB dilanjutkan 2-5 mg/kg selama 4-6 jam, pemberianselama 72 jam .Hidrocortison IV, beri cimetidin 300mg setelah 3-5 menit

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    7/24

    3. Monitoring

    Observasi ketat selama 24 jam, 6jam berturut-turut tiap 2 jam sampai keadaanfungsi membaik

    Klinis : keadaan umum, kesadaran, vital sign, produksi urine dan keluhan Darah : Gas darah EKG

    H. Komplikasi (Penyulit)1. Kematian karena edema laring , gagal nafas, syok dan cardiac arrest.2. Kerusakan otak permanen karena syok dan gangguan cardiovaskuler.3. Urtikaria dan angoioedema menetap sampai beberapa bulan, Myocard infark, aborsi

    dan gagal ginjal juga pernah dilaporkan.

    I. Prevensi (Pencegahan) Mencegah reaksi ulang Anamnesa penyakit alergi px sebelum terapi diberikan (obat,makanan,atopik) Lakukan skin test bila perlu

    Encerkan obat bila pemberian dengan SC/ID/IM/IV dan observasi selama pemberian Catat obat px pada status yang menyebabkan alergi Hindari obat-obat yang sering menyebabkan syok anafilaktik. Desensitisasi alergen spesifik Edukasi px supaya menghindari makanan atau obat yang menyebabkan alergi Bersiaga selalu bila melakukan injeksi dengan emergency kit

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    8/24

    J. PrognosisBila penanganan cepat, klinis masih ringan dapat membaik dan tertolong

    Algoritme Management Penderita Syok Anafilaktik

    1. Ringan

    Baringkan dalam posisi syok, Alas keras Bebaskan jalan nafas Tentukan penyebab dan lokasi masuknya Jika masuk lewat ekstremitas, pasang torniquet Injeksi Adrenalin 1:10000,25 cc (0,25mg) SC

    2. Sedang

    Monitor pernafasan dan hemodinamik Suplemen Oksigen Injeksi Adrenalin 1:1000- 0,25cc(0,25mg) IM(Sedang) atau 1:10.0002,5-5cc (0,25-

    0,5mg) IV(Berat), Berikan sublingual atau trans trakheal bial vena kolaps

    Aminofilin 5-6mg/kgBB IV(bolus), diikuti 0,4-0,9mg/kgBB/menit perdrip (untukbronkospasme persistent)

    Infus cairan (pedoman hematokrit dan produksi urine)

    3. Berat

    Monitor pernafasan dan hemodinamika Cairan, Obat Inotropik positif, Obat vasoaktif tergantung hemodinamik Bila perlu dan memungkin- rujuk untuk mendapat perawatan intensif

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    9/24

    K. Patofisiologi dan Penatalaksanaan Syok Anafilaktik

    a. Pendahuluan.

    Reaksi anafilaksis merupakan sindrom klinis akibat reaksi imunologis

    (reaksi alergi) yang bersifat sistemik, cepat dan hebat yang dapat menyebabkan

    gangguan respirasi, sirkulasi, pencernaan dan kulit.Jika reaksi tersebut cukup

    hebat sehingga menimbulkan syok disebut sebagai syok anafilaktik yang dapat

    berakibat fatal.Oleh karena itu syok anafilaktik adalah suatu tragedi dalam dunia

    kedokteran, yang membutuhkan pertolongan cepat dan tepat.Tanpa pertolongan

    yang cepat dan tepat, keadaan ini dapat menimbulkan malapetaka yang berakibat

    ganda.Disatu pihak penderita dapat meninggal seketika, dilain pihak dokternya

    dapat dikenai sanksi hukum yang digolongkan sebagai kelalaian atau malpratice.

    Test kulit yang merupakan salah satu upaya guna menghindari kejadian ini tidak

    dapat diandalkan, sebab ternyata dengan test kulit yang negatif tidak menjamin

    100 % untuk tidak timbulnya reaksi anafilaktik dengan pemberian dosis penuh.

    Selain itu, test kulit sendiri dapat menimbulkan syok anafilaktik pada penderita

    yang amat sensitif.Olehnya itu upaya menghindari timbulnya syok anafilaktik ini

    hampir tertutup bagi profesi dokter yang selalu berhadapan dengan suntikan.Satu-

    satunya jalan yang dapat menolong kita dari malapetaka ini bukan menghindari

    penyuntikan, karena itu merupakan senjata ampuh buat kita, tapi bagaimana kita

    memberi pertolongan secara lege-artis bila kejadian itu menimpa kita.Untuk itu

    diperlukan pengetahuan serta keterampilan dalam pengelolaan syok anafilaktik.

    Makalah ini akan memberi petunjuk sederhana tentang usaha-usaha yang harus

    dilakukan dalam mengelola syok anafilaktik.

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    10/24

    b. InsidensInsidens syok anafilaktik 40 60 persen adalah akibat gigitan

    serangga, 20-40 persen akibat zat kontras radiografi, dan 1020 persen akibat

    pemberian obat penicillin.Sangat kurang data yang akurat dalam insiden dan

    prevalensi terjadinya syok anafilaktik.Anafilaksis yang fatal hanya kira-kira 4

    kasus kematian dari 10 juta masyarakat pertahun.

    Di Amerika Serikat insisidens reaksi alergi dan anafilaksis yang dicatat dari

    bagian gawat darurat rumah sakit didapatkan bahwa 0,5persen (5 per 1000)

    dan 0,02 persen (2 per 10.000) kejadian. Sebagian besar kasus yang serius

    anafilaktik adalah akibat pemberian antibiotik seperti penicillin dan bahan zat

    radiologis.Penicillin merupakan penyebab kematian 100 dari 500 kematian

    akibat reaksi anafilaksis. Secara umum insidens reaksi anafilakis 0,01 %

    eksposue di Amerika. Gigitan serangga hymenoptera merupakan penyebab

    yang terbanyak dari syok anafilaktik.

    c. PatofisiologiReaksi anafilaksis timbul bila sebelumnya telah terbentuk IgE spesifik

    terhadap alergen tertentu. Alergen yang masuk kedalam tubuh lewat kulit,

    mukosa, sistem pernafasan maupun makanan, terpapar pada sel plasma dan

    menyebabkan pembentukan IgE spesifik terhadap alergen tertentu.IgE spesifik

    ini kemudian terikat pada reseptor permukaan mastosit dan basofil. Pada

    paparan berikutnya, alergen akan terikat pada Ige spesifik dan memicu

    terjadinya reaksi antigen antibodi yang menyebabkan terlepasnya mediator

    yakni antara lain histamin dari granula yang terdapat dalam sel. Ikatan antigen

    antibodi ini juga memicu sintesis SRS-A ( Slow reacting substance of

    Anaphylaxis ) dan degradasi dari asam arachidonik pada membrane sel, yang

    menghasilkan leukotrine dan prostaglandin. Reaksi ini segera mencapai

    puncaknya setelah 15 menit.Efek histamin, leukotrine (SRS-A) dan

    prostaglandin pada pembuluh darah maupun otot polos bronkus menyebabkan

    timbulnya gejala pernafasan dan syok.

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    11/24

    Efek biologis histamin terutama melalui reseptor H1 dan H2 yang berada pada

    permukaan saluran sirkulasi dan respirasi.Stimulasi reseptor H1 menyebabkan

    peningkatan permeabilitas pembuluh darah, spasme bronkus dan spasme

    pembuluh darah koroner sedangkan stimulasi reseptor H2 menyebabkan

    dilatasi bronkus dan peningkatan mukus dijalan nafas. Rasio H1 H2 pada

    jaringan menentukan efek akhirnya.

    Aktivasi mastosit dan basofil menyebabkan juga respon bifasik dari cAMP

    intraselluler.Terjadi kenaikan cAMP kemudian penurunan drastis sejalan

    dengan pelepasan mediator dan granula kedalam cairan

    ekstraselluler.Sebaliknya penurunan cGMP justru menghambat pelepasan

    mediator.Obat-obatan yang mencegah penurunan cAMP intraselluler ternyata

    dapat menghilangkan gejala anafilaksis. Obat-obatan ini antara lain adalah

    katekolamin (meningktakan sintesis cAMP) dan methyl xanthine misalnya

    aminofilin (menghambat degradasi cAMP). Pada tahap selanjutnya mediator-

    mediator ini menyebabkan pula rangkaian reaksi maupun sekresi mediator

    sekunder dari netrofil,eosinofil dan trombosit,mediator primer dan sekunder

    menimbulkan berbagai perubahan patologis pada vaskuler dan hemostasis,

    sebaliknya obat-obat yang dapat meningkatkan cGMP (misalnya obat

    cholinergik) dapat memperburuk keadaan karena dapat merangsang

    terlepasnya mediator.

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    12/24

    d. Reaksi AnafilaktoidReaksi anafilaktoid adalah reaksi yang menyebabkan timbulnya gejala

    dan keluhan yang sama dengan reaksi anafilaksis tetapi tanpa adanya

    mekanisme ikatan antigen antibodi. Pelepasan mediator biokimiawi dari

    mastosit melewati mekanisme nonimunologik ini belum seluruhnya dapat

    diterangkan.Zat-zat yang sering menimbulkan reaksi anafilaktoid adalah

    kontras radiografi (idionated), opiate, tubocurarine, dextran maupun

    mannitol.Selain itu aspirin maupun NSAID lainnya juga sering menimbulkan

    reaksi anafilaktoid yang diduga sebagai akibat terhambatnya enzim

    siklooksgenase.

    e. Manifestasi klinikWalaupun gambaran atau gejala klinik suatu reaksi anafilakis berbeda-

    beda gradasinya sesuai berat ringannya reaksi antigen-antibodi atau tingkat

    sensitivitas seseorang, namun pada tingkat yang berat barupa syok anafilaktik

    gejala yang menonjol adalah gangguan sirkulasi dan gangguan

    respirasi.Kedua gangguan tersebut dapat timbul bersamaan atau berurutan

    yang kronologisnya sangat bervariasi dari beberapa detik sampai beberapa

    jam.Pada dasarnya makin cepat reaksi timbul makin berat keadaan penderita.

    1) Sistem pernafasanGangguan respirasi dapat dimulai berupa bersin, hidung

    tersumbat atau batuk saja yang kemudian segera diikuti dengan

    udema laring dan bronkospasme. Kedua gejala terakhir ini

    menyebabkan penderita nampak dispnue sampai hipoksia yang

    http://4.bp.blogspot.com/-lcqtn8NRtBc/TxVMBwroItI/AAAAAAAAARU/sTBtEbsc28E/s1600/ScreenHunter_03+Jan.+17+18.21.jpg
  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    13/24

    pada gilirannya menimbulkan gangguan sirkulasi, demikian

    pula sebaliknya, tiap gangguan sirkulasi pada gilirannya

    menimbulkan gangguan respirasi. Umumnya gangguan

    respirasi berupa udema laring dan bronkospasme merupakan

    pembunuh utama pada syok anafilaktik.

    2) Sistem sirkulasiBiasanya gangguan sirkulasi merupakan efek sekunder

    dari gangguan respirasi, tapi bisa juga berdiri sendiri, artinya

    terjadi gangguan sirkulasi tanpa didahului oleh gangguan

    respirasi.Gejala hipotensi merupakan gejala yang menonjol

    pada syok anafilaktik. Hipotensi terjadi sebagai akibat dari dua

    faktor, pertama akibat terjadinya vasodilatasi pembuluh darah

    perifer dan kedua akibat meningkatnya permeabilitas dinding

    kapiler sehingga selain resistensi pembuluh darah menurun,

    juga banyak cairan intravaskuler yang keluar keruang

    interstitiel (terjadi hipovolume relatif).Gejala hipotensi ini

    dapat terjadi dengan drastis sehingga tanpa pertolongan yang

    cepat segera dapat berkembang menjadi gagal sirkulasi atau

    henti jantung.

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    14/24

    3) Gangguan kulit.Merupakan gejala klinik yang paling sering ditemukan

    pada reaksi anafilaktik.Walaupun gejala ini tidak mematikan

    namun gejala ini amat penting untuk diperhatikan sebab ini

    mungkin merupakan gejala prodromal untuk timbulnya gejala

    yang lebih berat berupa gangguan nafas dan gangguan

    sirkulasi.Oleh karena itu setiap gangguan kulit berupa urtikaria,

    eritema, atau pruritus harus diwaspadai untuk kemungkinan

    timbulnya gejala yang lebih berat. Dengan kata lain setiap

    keluhan kecil yang timbul sesaat sesudah penyuntikan

    obat,harus diantisipasi untuk dapat berkembang kearah yang

    lebih berat.

    4) Gangguan gastrointestinalPerut kram,mual,muntah sampai diare merupakan

    manifestasi dari gangguan gastrointestinal yang juga dapat

    merupakan gejala prodromal untuk timbulnya gejala gangguan

    nafas dan sirkulasi.

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    15/24

    f. Skema perubahan patofisiologi pada syok anafilaktik

    g. Pengelolaan Anafilaksis dan syok AnafilaksisSecara umum terapi anafilaksis bertujuan :

    1. Mencegah efek mediator

    Menghambat sintesis dan pelepasan mediator Blokade reseptor

    2. Mengembalikan fungsi organ dari perubahan patofisiologik akibat efek

    mediator.

    http://1.bp.blogspot.com/-bA_443WFBds/TxVLTqw0GRI/AAAAAAAAARM/jM--lN_RkhM/s1600/ScreenHunter_02+Jan.+17+18.08.jpg
  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    16/24

    Titik tangkap terapi berdasarkan perubahan patofisiologi

    h. Penanganan syok anafilaktik

    Terapi medikamentosaPrognosis suatu syok anafilaktik amat tergantung dari kecepatan

    diagnose dan pengelolaannya.

    1) Adrenalin merupakan drug of choice dari syok anafilaktik. Halini disebabkan 3 faktor yaitu :

    Adrenalin merupakan bronkodilator yang kuat ,sehingga penderita dengan cepat terhindar dari hipoksia

    yang merupakan pembunuh utama.

    http://4.bp.blogspot.com/-KDSzggr5KV8/TxVGW_VoZjI/AAAAAAAAARE/DZ72t_W2lFo/s1600/ScreenHunter_01+Jan.+17+17.57.jpg
  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    17/24

    Adrenalin merupakan vasokonstriktor pembuluh darahdan inotropik yang kuat sehingga tekanan darah dengan

    cepat naik kembali.

    Adrenalin merupakan histamin bloker, melaluipeningkatan produksi cyclic AMP sehingga produksi

    dan pelepasan chemical mediator dapat berkurang atau

    berhenti.

    Dosis dan cara pemberiannya.

    0,30,5 ml adrenalin dari larutan 1 : 1000 diberikan secara

    intramuskuler yang dapat diulangi 5 10 menit. Dosis

    ulangan umumnya diperlukan, mengingat lama kerja

    adrenalin cukup singkat. Jika respon pemberian secara

    intramuskuler kurang efektif, dapat diberi secara

    intravenous setelah 0,10,2 ml adrenalin dilarutkan dalam

    spoit 10 ml dengan NaCl fisiologis, diberikan perlahan-

    lahan. Pemberian subkutan, sebaiknya dihindari pada syok

    anafilaktik karena efeknya lambat bahkan mungkin tidak

    ada akibat vasokonstriksi pada kulit, sehingga absorbsi obat

    tidak terjadi.

    2) AminofilinDapat diberikan dengan sangat hati-hati apabila

    bronkospasme belum hilang dengan pemberian adrenalin.250

    mg aminofilin diberikan perlahan-lahan selama 10 menit

    intravena. Dapat dilanjutkan 250 mg lagi melalui drips infus

    bila dianggap perlu.

    3) Antihistamin dan kortikosteroid.Merupakan pilihan kedua setelah adrenalin. Kedua obat

    tersebut kurang manfaatnya pada tingkat syok anafilaktik,

    sebab keduanya hanya mampu menetralkan chemical mediators

    yang lepas dan tidak menghentikan produksinya. Dapat

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    18/24

    diberikan setelah gejala klinik mulai membaik guna mencegah

    komplikasi selanjutnya berupa serum sickness atau prolonged

    effect. Antihistamin yang biasa digunakan adalah

    difenhidramin HCl 5 20 mg IV dan untuk golongan

    kortikosteroid dapat digunakan deksametason 5 10 mg IV

    atau hidrocortison 100250 mg IV.

    Terapi supportifTerapi atau tindakan supportif sama pentingnya dengan terapi

    medikamentosa dan sebaiknya dilakukan secara bersamaan. (10,11,12)

    1) Pemberian OksigenJika laring atau bronkospasme menyebabkan hipoksi,

    pemberian O2 35 ltr / menit harus dilakukan.Pada keadaan yang

    amat ekstrim tindakan trakeostomi atau krikotiroidektomi perlu

    dipertimbangkan.

    2) Posisi TrendelenburgPosisi trendeleburg atau berbaring dengan kedua tungkai

    diangkat (diganjal dengan kursi ) akan membantu menaikan

    venous return sehingga tekanan darah ikut meningkat.

    3) Pemasangan infus.Jika semua usaha-usaha diatas telah dilakukan tapi tekanan

    darah masih tetap rendah maka pemasangan infus sebaiknya

    dilakukan.Cairan plasma expander (Dextran) merupakan pilihan

    utama guna dapat mengisi volume intravaskuler secepatnya.Jika

    cairan tersebut tak tersedia, Ringer Laktat atau NaCl fisiologis

    dapat dipakai sebagai cairan pengganti.Pemberian cairan infus

    sebaiknya dipertahankan sampai tekanan darah kembali optimal

    dan stabil.

    4) Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP)

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    19/24

    Seandainya terjadi henti jantung (cardiac arrest) maka

    prosedur resusitasi kardiopulmoner segera harus dilakukan sesuai

    dengan falsafah ABC dan seterusnya. Mengingat kemungkinan

    terjadinya henti jantung pada suatu syok anafilaktik selalu ada,

    maka sewajarnya ditiap ruang praktek seorang dokter tersedia

    selain obat-obat emergency, perangkat infus dan cairannya juga

    perangkat resusitasi(Resucitation kit ) untuk memudahkan tindakan

    secepatnya.

    Perangkat yang dibutuhkan :

    Oksigen Posisi Trendelenburg (kursi) Infus set dan cairannya Resusitation kit

    i. Pencegahan

    1) KewaspadaanTiap penyuntikan apapun bentuknya terutama obat-obat yang telah

    dilaporkan bersifat antigen (serum, penisillin, anestesi lokal dll ) harus selalu

    waspada untuk timbulnya reaksi anfilaktik.Penderita yang tergolong resiko

    tinggi (ada riwayat asma, rinitis, eksim, atau penyakit-penyakit alergi lainnya)

    harus lebih diwaspadai lagi. Jangan mencoba menyuntikan obat yang sama

    bila sebelumnya pernah ada riwayat alergi betapapun kecilnya. Sebaiknya

    mengganti dengan preparat lain yang lebih aman.

    2) Test kulitTest kulitmemang sebaiknya dilakukan secara rutin sebelum pemberian

    obat bagi penderita yang dicurigai. Tindakan ini tak dapat diandalakan dan

    bukannya tanpa resiko tapi minimal kita dapat terlindung dari sanksi hukum.

    Pada penderita dengan resiko amat tinggi dapat dicoba dengan stracth test

    dengan kewaspadaan dan persiapan yang prima.

    3) Pemberian antihistamin dan kortikosteroid .

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    20/24

    Sebagai pencegahan sebelum penyuntikan obat, juga merupakan

    tindakan yang aman, selain itu hasilnyapun dapat diandalkan.

    4) Pengetahuan, keterampilan dan peralatan.Early diagnosis dan early treatment secara lege-artis serta tersedianya

    obata-obatan beserta perangkat resusitasi lainnya merupakan modal utama

    guna mengelola syok anafilaktik yang mungkin tidak dapat dihindari dalam

    praktek dunia kodokteran.

    j. Masalah hukumWalaupun test kulit tidak memberi jaminan 100 % namun demi

    kepentingan, test kulit sebaiknya dilakukan sebelum menyuntikan obat-obatan

    yang telah pernah dilaporkan sebagai obat yang dapat menimbulkan syok

    anafilaksis.Seandainya test kulit negatif dan pada pemberian dosis pernah

    terjadi syok anafilaksis kemudian tak dapat tertolong maka pertanyaannya

    adalah :

    Sudahkah kita melakukan tugas kita dengan baik yakni menggunakanstandar profesi yang optimal ? Disini dituntut pengetahuan dan

    keterampilan dalam bertindak.

    Tersediakah obat-obatan perfection dan peralatan yang lengkap untukmelakukan RKP yang sempurna. Disini dituntut tersedianya obat-

    obatan perfection dan peralatan yang lengkap untuk bertindak sesuai

    dengan standar profesi yang muktahir.

    Jika semuanya telah kita lakukan dengan sempurna, maka paling tidak beban

    moril akan jauh lebih rendah dan terhindar dari tuntutan hukum.

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    21/24

    k. Kesimpulan Syok anafilaksis merupakan reaksi alergi yang tergolong emergency

    life-threatening.

    Reaksi anafilaksis atau anafilaktoid dapat memberi gejala yang sama,walaupun mekanismenya berbeda.

    Test kulit senantiasa diperlukan, pada penggunaan obat-obat yangsangat dicurigai (untuk kepentingan aspek hukum).

    Pemberian antihistamin dan steroid pra-exposure dilaporkan sangatbermanfaat.

    Drug of choise dari syok anafilaktik adalah adrenalin. Keterampilan RKP dan ketersediaan Resusitation kit, emergency drug

    mutlak pada tempat-tempat dimana penyuntikan banyak dilakukan.

    L. PROSEDUR PENATALAKSANAANSHOCK ANAFILAKTIK

    a. DefinisiShock anaphylactic adalah suatu syndroma klinis yang ditandai dengan adanya

    hipotensi, tacycardia, kulit yang dingin, pucat basah, hiperventilasi, perubahan

    status mental, penurunan produksi urine yang diakibatkan oleh reaksi anafilaksis

    b. Prosedur1. PERSIAPAN

    Alat :

    a. Tensimeterb. Disposable spuitc. Kanula venad. Infusion set

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    22/24

    e. Tabung oksigen beserta regulator dan flowmeterf. Nasal prong atau masker beserta slangg. Ambu bag

    Obat ;

    i. Adrenalineii. Obat-obat simpatomimetik seperti : Ephedrine, Dopamin

    iii. Anti histamin : Delladryliv. Corticosteroidv. Cairan kristaloid : RL, PZ

    vi. Cairan koloid : Dextran, ExpafusinPetugas :

    i. Kewaspadaan yang tinggiii. Pengetahuan tenyang mekanisme shock anafilaksis

    dan farmakologi obat-obat yang digunakan

    Ketrampilan untuk :

    a) Melakukan penyuntikan intra vena, sub lingual,transtracheal

    b) Melakukan resusitasi

    c. PenatalaksanaanI. Baringkan penderita dalam posisi shock yakni tidur terlentang dengan

    tungkai lebih tinggi dari kepala pada alas yang keras

    II. Bebaskan jalan nafasIII. Tentukan penyebab dan lokasi masuknya bahan allergenIV. Bila masuk melalui ekstremitas pasang torniquetteV. Berikan Adrenalin 1 : 1000 sebanyak 0,25 ml sub cutane

    VI. Monitor pernafasan dan hemodinamikaVII. Berikan suplemen oksigen

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    23/24

    VIII. Untuk kasus yang sedang berikan Adrenalin 1 : 1000 sebanyak 0,25 mlintra muskuler

    IX. Bila berat berikan Adrenalin 1 : 100- sebanyak 2,55 ml intra venaX. Bila vena colaps berikan Adrenalin sub lingual atau trans tracheal

    XI. Berikan Aminophillin 56 mg/ kg BB Iv bolus diikuti 0,40,9 mg/kgBB/ menit per drip ini untuk bronchospasme yang persisten

    XII. Berikan cairan infus dengan berpedoman pada kadar hematocritXIII. Monitor hemodinamika dan pernafasanXIV. Bila tidak membaik rujuk ke intitusi yang lebih tinggi

  • 7/31/2019 Syok Anafilaktik (Edited)

    24/24

    Daftar Pustaka

    a.Prosedur Tetap Standar Pelayanan Medis IRD RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. 1996.

    b.Bambang Wahyuprayitno. Shock Anafilaktik. Kumpulan Makalah Pelatihan PPGD bagi

    Dokter. Surabaya. 1996.