Sindrom Cushing Iatrogenic

download Sindrom Cushing Iatrogenic

of 3

Transcript of Sindrom Cushing Iatrogenic

  • 8/19/2019 Sindrom Cushing Iatrogenic

    1/3

    Sindrom Cushing iatrogenic

    • Sindrom Cushing iatrogenic dijumpai pada penderita arthritis rheumatoid,

    asma,limfoma, dan gangguan kulit umum yang menerima glukokortikoid sintetik

    sebagai agen anti inflamasi. Iatrogenic Cushing’s syndrome, diinduksikan dengan

     pemberian glukokortikoid atau steroid lain seperti megesterol yang mengikat reseptorglukokortikoid, dibedakan oleh penemuan fisik dari hiperfungsi

    adrenokortikalendogen.

    • Perbedaan dapat dibuat, bagaimanapun, dengan mengukur kadarkortisol urine dalam

    keadaan basal; pada sindrom iatrogenik pada kadar inimerupakan rendah secara

    sekunder akibat penekanan dari aksis adrenal pituari. Keparahan dari iatrogenic

    Cushing’s syndrome terkait dengan dosis steroid total, steroid paruh hidup biologis,

    dan lama terapi.

    • Kortikosteroid dapat mempengaruhi selsel melalui reseptor

    reseptorglukokortikoidnya dengan mekanisme kerja sebagai berikut!

    kortikosteroidberdifusi ke dalam sel mele"ati membran sl dan selanjutnya berikatandengan reseptor. Kompleks kortikosteroidreseptor masuk ke dalam nukleus

    dalambentuk aktif, dan akan mengikat #$% serta meningkatkan sintesis

    messenger&$% 'm&$%(. )essenger &$% ini akan menimbulkan sintesis protein

    yang baru. Protein baru ini akan menghambat fungsi selsel limfoid dengan

     penghambatanuptake glukosa

    • Sehubungan dengan pengaruh kortikosteroid ini kita kenal dua golongan spesies yaitu

    golongan yang resisten dan sensitif terhadap kortikosteroid. Spesies yang resisten

    terhadap kortikosteroid adalah manusia dan kerasedangkan yang sensitif adalah tikus

    dan kelinci.

    • Limfositopeni %pabila kortikosteroid diberikan kepada golongan resisten akan

    menyebabkan limfositopeni akibat redistribusi limfosit ke luar sirkulasi darahmenuju

    organorgan limfoid lainnya terutama sumsum tulang. &edistribusi inilebih banyak

    mempengaruhi limfosit* daripada limfosit+. )ekanisme yangmendasari terjadinya

    redistribusi limfosit belum diketahui secara pasti. Secara teoritis limfositopeni dapat

    terjadi melalui dua mekanisme yaitu! migrasi hebatkeluar dari pembuluh darah dan

     blok perifer. )ekanisme blok perifer ini ditunjang oleh penemuan bah"a aktifitas

    fisik pada orang normal menyebabkanlimfositosis akibat mobilisasi cadangan perifer,

    tetapi hal ini tidak ditemukan setelah pemberian kortikosteroid. imfositopeni akan

    mencapai puncaknya - jam setelah pemberian /0 mg prednison intra1ena dan

    kembali ke nilai normalsetelah /- jam. +erat dan lamanya limfositopeni tidak berbedaapabila dosis prednison ditingkatkan sampai -0 mg atau 20 mg.Pengaruh

    kortikosteroid yang terpenting pada manusia adalahpenghambatan akumulasi

    makrofag dan netrofil di tempat radang. Selain itu kortikosteroid juga menyebabkan

     berkurangnya aktifitas makrofag baik yangberedar dalam darah 'monosit( maupun

    yang terfiksir dalam jaringan 'selKupffer(. Pengaruh tersebut diperkirakan akibat

     penghambatan kerja faktorfaktor limfokin yang dilepaskan oleh sel* sensitif pada

    makrofag, karenatempat kerja kortikosteroid diperkirakan pada membran makrofag.

    • Penghambatan akumulasi netrofil di tempat radang adalah akibat kerjakortikosteroid

    mengurangi daya lekat netrofil pada dinding endotel pembuluhdarah, bukan akibat

     penghambatan kemotaksis yang hanya dapat dihambat olehkortikosteroid pada kadarsuprafarmakologik.

  • 8/19/2019 Sindrom Cushing Iatrogenic

    2/3

    • eonard melaporkan bah"a pemberian 30 mg prednison per oral pada orang sehat

    sudah cukup untuk meningkatkan netrofil dan menurunkan jumlah limfosit, monosit

    dan eosinofil dalam darah, sesuai dengan yang dilaporkan oleh Saa1edra#elgado dkk 

    yang menggunakan 45 6 70 mg prednison per oral.Kepustakaan lain melaporkan

     bah"a kortikosteroid mempunyai pengaruh yang kompleks terhadap distribusi

    netrofil. Kortikosteroid meningkatkan pelepasan netrofil muda dari sumsum tulang kesirkulasi. #i samping itu kortikosteroid juga meningkatkan masa paruh netrofil dalam

    sirkulasi. Kombinasi kedua pengaruh ini menyebabkan terjadinya netrofilia, "alaupun

    fungsi bakterisidanyamenurun. 8asil akhir pengaruh kortikosteroid adalah

    menghambat migrasi dan akumulasi netrofil pada daerah radang. )ungkin pengaruh

    kortikosteroid padamakrofag dan netrofil inilah yang menyebabkan peningkatan

    kejadian infeksipada penggunaan kortikosteroid setiap hari.

    • Penggunaan kortikosteroid selang sehari telah dapat mengembalikan akumulasi

    netrofil pada hari bebas pemberian obat, tetapi akumulasi makrofagpada hari tersebut

    masih rendah. 8al ini menunjukkan bah"a makrofag lebihsensitif daripada netrofil

    terhadap pengaruh antiinflamasi kortikosteroid.

    • #ilaporkan pula bah"a penggunaan kortikosteroid selang sehari tidak disertai

     peningkatan angka infeksi. Kortikosteroid mungkin juga mengurangi pelepasanen9im

    en9im lisosom, tetapi hanya sedikit mempengaruhi stabilitas membranlisosom pada

    kadar farmakologik.

    • Kortikosteroid mempunyai pengaruh terhadap aktifitas biologik komplemen.

    Pengaruh tersebut berupa penghambatan fiksasi C4b terhadapreseptornya pada fagosit

    mononuklear, dan penghambatan pengaruh C4a, C5adan C57 pada lekosit P)$.

    Pengaruh nonspesifik ini hanya terjadi padapemberian kortikosteroid dosis tinggi.

    8al ini telah dibuktikan secara in1itrodengan pemberian metilprednisolon dosis 40mg:kgbb. Intra1ena atau secarain1i1o dengan hidrokortison dosis 3/0 mg:kgbb

    intra1ena.

    • Kepustakaan lain melaporkan bah"a kortikosteroid topikal juga berpengaruh terhadap

    sistem imun. Pengaruh tersebut berupa atrofi kulit sehingga kulit tampak tipis,

    mengkilat dan keriput seperti kertas sigaret. 8al ini dapat memperberat dan

    mempermudah terjadinya infeksi oleh karena terjadigangguan mekanisme pertahanan

    kulit. +eberapa efek samping lain yang mungkinterjadi adalah diabetes melitus,

    osteoporosis, gangguan psikologik danhipertensi.

    • fek samping lain yang cukup serius meliputi perkembangan ulkus peptikum dan

    komplikasinya.

  • 8/19/2019 Sindrom Cushing Iatrogenic

    3/3

    • *erapi jangka lama dapat menimbulkan perkembangan katarak subkapsular posterior.

    8al ini ditunjukkan dengan pemeriksaan slitlamp periodik pada penderita ini. +iasa

    terjadi peningkatan tekanan intraokular, danmungkin menyebabkan glaukoma.

    • >uga terjadi hipertensi intrakranial jinak. Padadosis -5 mg:m/:hari atau lebih, dapat

    terjadi retardasi pertumbuhan padaanakanak.

    • >ika diberikan dalam jumlah lebih besar dari jumlah fisiologi, steroidseperti kortison

    dan hidrokortison yang mempunyai efek mineralokortikoidselain efek glukokortikoid,

    dapat menyebabkan retensi natrium dan cairan sertahilangnya kalium.

    • Pada penderita dengan fungsi kardio1askular dan ginjal normal,hal ini dapat

    menimbulkan alkalosis hipokloremik hipokalemik, dan akhirnyapeningkatan tekanan

    darah.

    • Pada penderita hiponatremia, penyakit ginjal, atau penyakit hati, dapat terjadi edema.

    • Pada penderita penyakit jantung, tingkatretensi natrium yang sedikit saja dapatmenyebabkan gagal jantung kongestif.

    Penanganan Efek Samping

    • Penanganan yang disarankan untuk saat ini pada penderita yang mendapatkan efek

    samping kortikosteroid adalah dengan melakukan penurunankonsumsi dosis

    kortikosteroid secara perlahanlahan 'tapering off(.

    • >ika timbul diabetes, diobati dengan diet dan insulin. Sering penderita yang resisten

    denganinsulin, namun jarang berkembang menjadi ketoasidosis.

    • Pada umumnya penderita yang diobati dengan kortikosteroid seharusnya diberi diet protein tinggi, dan peningkatan pemberian kalium serta rendah natrium seharusnya

    digunakan apabila diperlukan