Sindrom Cushing Iatrogenic
Transcript of Sindrom Cushing Iatrogenic
-
8/19/2019 Sindrom Cushing Iatrogenic
1/3
Sindrom Cushing iatrogenic
• Sindrom Cushing iatrogenic dijumpai pada penderita arthritis rheumatoid,
asma,limfoma, dan gangguan kulit umum yang menerima glukokortikoid sintetik
sebagai agen anti inflamasi. Iatrogenic Cushing’s syndrome, diinduksikan dengan
pemberian glukokortikoid atau steroid lain seperti megesterol yang mengikat reseptorglukokortikoid, dibedakan oleh penemuan fisik dari hiperfungsi
adrenokortikalendogen.
• Perbedaan dapat dibuat, bagaimanapun, dengan mengukur kadarkortisol urine dalam
keadaan basal; pada sindrom iatrogenik pada kadar inimerupakan rendah secara
sekunder akibat penekanan dari aksis adrenal pituari. Keparahan dari iatrogenic
Cushing’s syndrome terkait dengan dosis steroid total, steroid paruh hidup biologis,
dan lama terapi.
• Kortikosteroid dapat mempengaruhi selsel melalui reseptor
reseptorglukokortikoidnya dengan mekanisme kerja sebagai berikut!
kortikosteroidberdifusi ke dalam sel mele"ati membran sl dan selanjutnya berikatandengan reseptor. Kompleks kortikosteroidreseptor masuk ke dalam nukleus
dalambentuk aktif, dan akan mengikat #$% serta meningkatkan sintesis
messenger&$% 'm&$%(. )essenger &$% ini akan menimbulkan sintesis protein
yang baru. Protein baru ini akan menghambat fungsi selsel limfoid dengan
penghambatanuptake glukosa
• Sehubungan dengan pengaruh kortikosteroid ini kita kenal dua golongan spesies yaitu
golongan yang resisten dan sensitif terhadap kortikosteroid. Spesies yang resisten
terhadap kortikosteroid adalah manusia dan kerasedangkan yang sensitif adalah tikus
dan kelinci.
• Limfositopeni %pabila kortikosteroid diberikan kepada golongan resisten akan
menyebabkan limfositopeni akibat redistribusi limfosit ke luar sirkulasi darahmenuju
organorgan limfoid lainnya terutama sumsum tulang. &edistribusi inilebih banyak
mempengaruhi limfosit* daripada limfosit+. )ekanisme yangmendasari terjadinya
redistribusi limfosit belum diketahui secara pasti. Secara teoritis limfositopeni dapat
terjadi melalui dua mekanisme yaitu! migrasi hebatkeluar dari pembuluh darah dan
blok perifer. )ekanisme blok perifer ini ditunjang oleh penemuan bah"a aktifitas
fisik pada orang normal menyebabkanlimfositosis akibat mobilisasi cadangan perifer,
tetapi hal ini tidak ditemukan setelah pemberian kortikosteroid. imfositopeni akan
mencapai puncaknya - jam setelah pemberian /0 mg prednison intra1ena dan
kembali ke nilai normalsetelah /- jam. +erat dan lamanya limfositopeni tidak berbedaapabila dosis prednison ditingkatkan sampai -0 mg atau 20 mg.Pengaruh
kortikosteroid yang terpenting pada manusia adalahpenghambatan akumulasi
makrofag dan netrofil di tempat radang. Selain itu kortikosteroid juga menyebabkan
berkurangnya aktifitas makrofag baik yangberedar dalam darah 'monosit( maupun
yang terfiksir dalam jaringan 'selKupffer(. Pengaruh tersebut diperkirakan akibat
penghambatan kerja faktorfaktor limfokin yang dilepaskan oleh sel* sensitif pada
makrofag, karenatempat kerja kortikosteroid diperkirakan pada membran makrofag.
• Penghambatan akumulasi netrofil di tempat radang adalah akibat kerjakortikosteroid
mengurangi daya lekat netrofil pada dinding endotel pembuluhdarah, bukan akibat
penghambatan kemotaksis yang hanya dapat dihambat olehkortikosteroid pada kadarsuprafarmakologik.
-
8/19/2019 Sindrom Cushing Iatrogenic
2/3
• eonard melaporkan bah"a pemberian 30 mg prednison per oral pada orang sehat
sudah cukup untuk meningkatkan netrofil dan menurunkan jumlah limfosit, monosit
dan eosinofil dalam darah, sesuai dengan yang dilaporkan oleh Saa1edra#elgado dkk
yang menggunakan 45 6 70 mg prednison per oral.Kepustakaan lain melaporkan
bah"a kortikosteroid mempunyai pengaruh yang kompleks terhadap distribusi
netrofil. Kortikosteroid meningkatkan pelepasan netrofil muda dari sumsum tulang kesirkulasi. #i samping itu kortikosteroid juga meningkatkan masa paruh netrofil dalam
sirkulasi. Kombinasi kedua pengaruh ini menyebabkan terjadinya netrofilia, "alaupun
fungsi bakterisidanyamenurun. 8asil akhir pengaruh kortikosteroid adalah
menghambat migrasi dan akumulasi netrofil pada daerah radang. )ungkin pengaruh
kortikosteroid padamakrofag dan netrofil inilah yang menyebabkan peningkatan
kejadian infeksipada penggunaan kortikosteroid setiap hari.
• Penggunaan kortikosteroid selang sehari telah dapat mengembalikan akumulasi
netrofil pada hari bebas pemberian obat, tetapi akumulasi makrofagpada hari tersebut
masih rendah. 8al ini menunjukkan bah"a makrofag lebihsensitif daripada netrofil
terhadap pengaruh antiinflamasi kortikosteroid.
• #ilaporkan pula bah"a penggunaan kortikosteroid selang sehari tidak disertai
peningkatan angka infeksi. Kortikosteroid mungkin juga mengurangi pelepasanen9im
en9im lisosom, tetapi hanya sedikit mempengaruhi stabilitas membranlisosom pada
kadar farmakologik.
• Kortikosteroid mempunyai pengaruh terhadap aktifitas biologik komplemen.
Pengaruh tersebut berupa penghambatan fiksasi C4b terhadapreseptornya pada fagosit
mononuklear, dan penghambatan pengaruh C4a, C5adan C57 pada lekosit P)$.
Pengaruh nonspesifik ini hanya terjadi padapemberian kortikosteroid dosis tinggi.
8al ini telah dibuktikan secara in1itrodengan pemberian metilprednisolon dosis 40mg:kgbb. Intra1ena atau secarain1i1o dengan hidrokortison dosis 3/0 mg:kgbb
intra1ena.
• Kepustakaan lain melaporkan bah"a kortikosteroid topikal juga berpengaruh terhadap
sistem imun. Pengaruh tersebut berupa atrofi kulit sehingga kulit tampak tipis,
mengkilat dan keriput seperti kertas sigaret. 8al ini dapat memperberat dan
mempermudah terjadinya infeksi oleh karena terjadigangguan mekanisme pertahanan
kulit. +eberapa efek samping lain yang mungkinterjadi adalah diabetes melitus,
osteoporosis, gangguan psikologik danhipertensi.
• fek samping lain yang cukup serius meliputi perkembangan ulkus peptikum dan
komplikasinya.
-
8/19/2019 Sindrom Cushing Iatrogenic
3/3
• *erapi jangka lama dapat menimbulkan perkembangan katarak subkapsular posterior.
8al ini ditunjukkan dengan pemeriksaan slitlamp periodik pada penderita ini. +iasa
terjadi peningkatan tekanan intraokular, danmungkin menyebabkan glaukoma.
• >uga terjadi hipertensi intrakranial jinak. Padadosis -5 mg:m/:hari atau lebih, dapat
terjadi retardasi pertumbuhan padaanakanak.
• >ika diberikan dalam jumlah lebih besar dari jumlah fisiologi, steroidseperti kortison
dan hidrokortison yang mempunyai efek mineralokortikoidselain efek glukokortikoid,
dapat menyebabkan retensi natrium dan cairan sertahilangnya kalium.
• Pada penderita dengan fungsi kardio1askular dan ginjal normal,hal ini dapat
menimbulkan alkalosis hipokloremik hipokalemik, dan akhirnyapeningkatan tekanan
darah.
• Pada penderita hiponatremia, penyakit ginjal, atau penyakit hati, dapat terjadi edema.
• Pada penderita penyakit jantung, tingkatretensi natrium yang sedikit saja dapatmenyebabkan gagal jantung kongestif.
Penanganan Efek Samping
• Penanganan yang disarankan untuk saat ini pada penderita yang mendapatkan efek
samping kortikosteroid adalah dengan melakukan penurunankonsumsi dosis
kortikosteroid secara perlahanlahan 'tapering off(.
• >ika timbul diabetes, diobati dengan diet dan insulin. Sering penderita yang resisten
denganinsulin, namun jarang berkembang menjadi ketoasidosis.
• Pada umumnya penderita yang diobati dengan kortikosteroid seharusnya diberi diet protein tinggi, dan peningkatan pemberian kalium serta rendah natrium seharusnya
digunakan apabila diperlukan