Pbl Blok 9 Skenario 10

28
MAKALAH PROBLEM BASED LEARNING Albertus Varian 102013372 Elike Oktorindah 102013412 Nuramalina binti Reman 102013501 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax: (021) 563-1731 e-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected] Sakit Perut Akibat Konsumsi Makanan Lemak Berlebihan ____________________________________________________________ ____________ PENDAHULUAN Setiap manusia membutuhkan makanan sebagai sumber energi. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri dengan memanfaatkan energi sinar matahari. Manusia tidak dapat memanfaatkan energi sinar matahari secara langsung. Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan melalui sebuah saluran pencernaan, dan mengalami proses pencernaan sebelum akhirnya 1

description

pbl blok 9 skenario 10

Transcript of Pbl Blok 9 Skenario 10

MAKALAH PROBLEM BASED LEARNING

MAKALAH PROBLEM BASED LEARNING

Albertus Varian

102013372

Elike Oktorindah

102013412Nuramalina binti Reman

102013501

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061,fax: (021) 563-1731

e-mail:[email protected],[email protected],[email protected] Perut Akibat Konsumsi Makanan Lemak Berlebihan

________________________________________________________________________PENDAHULUAN

Setiap manusia membutuhkan makanan sebagai sumber energi. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri dengan memanfaatkan energi sinar matahari. Manusia tidak dapat memanfaatkan energi sinar matahari secara langsung. Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan melalui sebuah saluran pencernaan, dan mengalami proses pencernaan sebelum akhirnya diserap oleh tubuh. Dalam keadaan normal, 95% dari makanan yang masuk diserap dan digunakan oleh tubuh.

Pencernaan adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang kita makan dengan terlebih dahulu mengurai makanan tersebut dari bentuk yang besar (makromolekul) menjadi bentuk yang lebih kecil (mikromolekul) sehingga dapat diserap dalam sistem pencernaan dengan baik. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, empedu, dan pankreas. Semua organ tersebut menghasilkan enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia.

Pada makalah ini akan dibahas organ-organ tersebut yang meliputi struktur makroskopis dan mikroskopis, mekanisme pencernaan, serta enzim-enzim yang terlibat di dalamnya.PEMBAHASAN

1. Latar belakang masalah

Skenario 10: Seorang laki-laki berusia 40 tahun mengeluh bila mengkonsumsi makanan berlemak agak banyak perutnya terasa tidak enak (kembung dan rasa penuh). Oleh doktor, diberi obat yang mengandungi enzim percernaan dan dianjurkan mengurangi konsumsi lemak

2. Rumusan masalah

Seorang laki-laki usia 40 tahun mengalami mengalami sakit perut akibat konsumsi makanan berlemak

3. Hipotesis

Perut merasa sakit karena berlaku gangguan pada pencernaan lemak akibat konsumsi yang berlebihan

4. Analisis masalah

4.1 Organ terkait

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muskular yang panjang yang merentang dari mulut sampai anus dan organ-organ aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, usus kecil, usus besar, rektum, dan anus sebagai saluran gastrointerstinal. Dan juga beberapa organ tambahan yang penting untuk membantu proses pencernaan, yaitu hepar, kandung empedu dan pankreas.1 Dalam kasus ini, bagian yang dibahas bermula di gaster, dimana terjadi pencernaan lemak

Gambar 1. Saluran dan Organ Pencernaan

Struktur makroskopik

Gaster

Gaster atau lambung ialah salah satu bagian dari tractus gastrointestinalis yang berupa rongga seperti kantung. Pada permukaan lambung, terdapat omentum minus melekat pada kurvatura minor dan omentum majus melekat pada kurvatura mayor. Kedua omentum ini membawa darah dan limfe ke lambung. Kurvatura mayor berhubungan dengan colon transversum melalui omentum majus, sedangkan kurvatura minor berhubungan dengan hepar melalui omentum minus.

Orificium cardia merupakan tempat masuknya isi esofagus ke dalam gaster. Sfingter kardia berfungsi untuk mencegah refluks isi gaster ke esofagus. Manakala, fundus ialah bagian gaster yang berbentuk seperti kubah, dan dipisahkan dari corpus gaster melalui garis horizontal yang melalui incisura cardiaca. Normalnya, fundus ini diisi oleh gelembung udara. Corpus ialah bagian terbesar dari gaster.

Bagian seterusnya adalah pylorus dipisahkan dari corpus gaster, melalui garis serong dari incisura angularis ke kurvatura mayor. Gaster diperdarahi oleh arteri gastrica yang merupakan percabangan dari arteri coeliaca dan percabangan lain dari arteri hepatica communis. Drainase vena gaster mengalir ke sistem porta.

Gambar 2. GasterDuodenum

Duodenum merupakan bagian teratas dari usus halus. Panjang duodenum sekitar 25 cm dan berliku-liku di sekitar kaput pankreas. Duodenum memiliki fungsi utama untuk mengabsorpsi produk-produk pencernaan yang berasal dari gaster. Duodenum memiliki beberapa bagian yaitu pars superior duodeni, pars descendens duodeni, pars inferior/horizontal duodeni dan pars ascenden duodeni. Ba. Ujung bawah duodenum ditandai oleh lipatan periotenal yang meregang dari sambungan kruris dextra diafragma yang melapisi ligamentum suspensorium Treitz. Duodenum diperdarahi oleh Aa. Pancreaticoduodenalis superior et inferior dan arteri gastroduodenalis. Drainase vena duodenum mengalir ke sistem vena porta.Intestinum tenue (usus kecil)

Intestinum tenue ini terdiri atas jejunum dan ileum. Pembuluh darah yang memperdarahi jejunum dan illeum berasal dari percabangan arteri mesenterika superior, yaitu arteri jejunalis untuk jejunum dan arteri ilei untuk illeum. Cabang-cabang pembuluh darah ini mengalami anastomosis membentuk 2 jenis percabangan, yaitu vasa recta dan arcade. Vasa recta merupakan pembuluh darah yang bercabang lurus, sedangkan arcade ialah pembuluh darah yang bercabang melengkung.

Jejunum dan illeum dapat dibedakan berdasarkan kedua jenis percabangan ini. Jejunum memiliki arcade hanya setingkat dan vasa rectanya cenderung panjang, sedangkan illeum memiliki arcade yang bertingkat-tingkat dan vasa rectanya cenderung pendek.

Gambar 3. Intestinum

Intestinum crassum (usus besar)

Intestinum crassum atau usus besar mencakup coecum dan colon. Colon terbagi menjadi beberapa bagian, antara lain (1) colon ascendens (2) colon transversum (3) colon descendens dan (4) colon sigmoideum. Semua jenis colon kurang lebih memiliki gambaran karakteristik yang sama, yaitu Appendices epiploicae, Taenia coli, dan Haustra coli. Perdarahan colon dilakukan oleh arteri ileocolica, ateri coecalis anterior et posterior, arteri colica sinistra et media et dextra dan aa.sigmoidei.Hepar

Hepar atau hati merupakan organ metabolik yang berukuran paling besar dan terbagi menjadi 2 lobus, lobus kiri yang kecil dan lobus kanan yang besar. Keduanya dipisahkan di antero-superior oleh ligamentum falciforme hepatis dan dipisahkan di postero-inferior oleh fissure untuk ligamentum venosum dan ligamentum teres hepatis.

Lobus dexter hepatis terbagi lagi menjadi lobus quadratus dan lobus caudatus oleh vesica biliaris, fissure ligamenti teretis, vena cava inferior dan fissure ligamenti venosi.Ligamentum falciforme hepatis merupakan lipatan ganda peritoneum yang berjalan ke atas dari umbilicus ke hepar. Ligamentum ini juga dilanjutkan ke bagian posteo-inferior sebagai ligamentum teres hepatis. Lapisan kanan atas hepar membentuk lapisan atas untuk ligamentum coronarium, sedangkan lapisan kiri atas membentuk lapisan atas ligamentum triangulare sinistrum. Bagian kanan dari ligamentum coronarium dikenal sebagai ligamentum triangulare dextrum.

Porta hepatis adalah hilus hepar. Stuktrun ini merupakan tempat berjalannya vena porta, cabang-cabang arteri hepatica dan duktus hepatica. Porta ini dilapisi oleh lapisan peritoneum ganda (omentum minus) yang melekat erat ke ligamentum venosum pada fissuranya.

INCLUDEPICTURE "http://3.bp.blogspot.com/-mXM28P7VJMI/TsKXSkM9DlI/AAAAAAAAAI4/BiktpoufEKc/s1600/hepar+inferior1.PNG"Gambar 4. HeparVesica fellea

Vesica fellea atau kandung empedu terletak melekat pada permukaan bawah hepar pada bidang transpilorik pada sambungan lobus kanan dengan lobus quadratus. Kandung empedu terdiri atas beberapa bagian, antara lain collum, fundus dan corpus. Kandung empedu mendapat darah dari 2 sumber, arteri sistikus yang merupakan cabang dari arteri hepatica dextra dan cabang-cabang kecil aa.hepatika yang melalui fossa vesica fellea di mana kandung empedu berada.

Pankreas

Pankreas adalah organ panjang pada bagian belakang abdomen atas. Organ ini terdiri atas caput, collum, korpus dan cauda. Pada pankreas, duktus pancreaticus Wirsungi berjalan sepanjang kelenjar dan mengalirkan sekresi pankreas ke ampula Vateri, bersama dengan duktus biliaris komunis/koledokus. Duktus aksesorius (Santorini) mengalirkan sekresi pankreas dari prosesus unsinata pankreas, memiliki pintu agak di proksimal ampula ke bagian kedua duodenum (pars descenden duodeni).Struktur mikroskopik

Saluran pencernaan umumnya mempunyai sifat struktural tertentu yang terdiri atas 4 lapisan utama yaitu: lapisan mukosa, submukosa, lapisan otot, dan lapisan serosa.Lapisan mukosa terdiri atas epitel pembatas, lamina propria yang terdiri dari jaringan penyambung jarang yang kaya akan pembuluh darah kapiler dan limfe dan sel-sel otot polos, kadang-kadang mengandung juga kelenjar-kelenjar dan jaringan limfoid dan

muskularis mukosae.

Manakala submukosa terdiri atas jaringan penyambung jarang dengan banyak pembuluh darah dan limfe, pleksus saraf submukosa (Meissner)dan kelenjar-kelenjar dan/atau jaringan limfoid dan seterusnya adalah lapisan otot yang tersusun atas sel-sel otot polos, berdasarkan susunannya dibedakan menjadi 2 sublapisan menurut arah utama sel-sel otot yaitu sebelah dalam yang tersusun melingkar (sirkuler)dan sebelah

Luar yang memanjang (longitudinal). Terdapat juga kumpulan saraf yang disebut pleksus mienterik (Auerbach), yang terletak antara 2 sublapisan otot dan pembuluh darah dan limfe.

Serosa pula merupakan lapisan tipis yang terdiri atas jaringan penyambung jarang dan epitel gepeng selapis (mesotel). Nodulus limfatikus yang banyak terdapat pada lamina propria dan lapisan submukosa sebagai sistem pertahanan tubuh atau pelindung dari infeksi mikroorganisme dari invasi virus dan bakteri.

Gambar 5. Organisasi histologi saluran pencernaan

4.2Mekanisme Kerja

Lambung

Lambung memiliki tiga fungsi utama. Fungsi yang pertama adalah menyimpan makanan untuk kemudian diteruskan ke usus halus. Pencernaan makanan dapat berlangsung selama beberapa jam. Karena itu penting bagi lambung untuk dapat menyimpan makanan hingga diteruskan ke usus halus dalam tingkat yang sesuai dengan pencernaan di usus halus. Selain menyimpan makanan, lambung mensekresikan asam lambung (HCl) dan enzim yanng memulai pencernaan. Lambung juga Berfungsi mencampur bolus makanan menjadi bentuk yang lebih encer yang disebut kimus.

Motilitas lambung

Motilitas lambung dibagi menjadi empat aspek, yaitu pengisian, penyimpanan, pencampuran, dan pengeluaran. Pada keadaan kosong, lambung memiliki volume sekitar 50 ml. Volume ini dapat bertambah besar hingga mencapai 1 l. Pada dinding lambung dalam terdapat banyak lipatan. Pada saat makan, lipatan-lipatan ini menjadi semakin kecil hingga pada akhirnya menjadi lebih rata. Proses relaksasi dinding lambung ini disebut dengan relaksasi reseptif yang diakomodasi oleh saraf vagus. Aspek penyimpanan lambung terjadi di badan lambung. Sel-sel pacemaker pada lambung menghasilkan potensial gelombang lambat yang menghasilkan kontraksi pada otot lambung. Otot lambung pada fundus dan badan lambung lebih tipis dibandingkan dengan antrum. Karena itu, makanan bergerak ke arah antrum tanpa terjadi pencampuran. Pada saat makanan mencapai antrum, barulah terjadi pencampuran makanan. Gelombang peristaltik pada antrum mendorong kimus kearah sphincter pilorus. Pada keadaan normal, sphincter pilorus berada dalam keadaan hampir tertutup, sehingga hanya dapat dilewati oleh cairan dan tidak bisa dilewati oleh kimus yang lebih pekat. Kontraksi peristaltik yang terjadi pada antrum mendorong kimus sehingga dapat masuk melewati sphincter pilorus. Akan tetapi, hanya sebagian kecil yang dapat lewat pada setiap kontraksinya. Ini disebabkan karena gelombang peristaltik yang terlebih dahulu sampai ke sphincter pilorus dan menyebabkan terjadinya penutupan. Ini menyebabkan kimus yang sudah terdorong ke arah pilorus tertutup jalannya dan terdorong kembali ke arah antrum. Mekanisme ini menyebabkan terjadinya pencampuran pada kimus. Kemudian proses pengeluaran lambung juga dilakukan oleh kontraksi antrum. Banyaknya kimus yang dikeluarkan oleh lambung tergantung dari kuatnya peristaltik yang juga ditentukan oleh faktor-faktor pada lambung dan duodenum. Faktor pada lambung meliputi volume kimus dan derajat keenceran dari kimus. Sedangkan faktor pada duodenum yang mempengaruhi motilitas lambung adalah lemak, asam, hipertonisistas, dan distensi duodenum.

Sekresi lambung

Setiap harinya, lambung mensekresikan sekitar 2 l getah lambung. Sel-sel yang mensekresikan getah lambung dibagi menjadi dua, yaitu mukosa oxyntic yang terletak di antrum dan badan lambung, dan area kelenjar pilorus yang terletak di antrum. Di dalam foveola gastrica, terdapat beberapa sel, seperti sel mukosa leher, sel parietal, chief cell, sel elc, sel G, dan sel D. Sel mukosa mensekresikan mukus. Sel parietal mensekresikan faktor intrinsik dan asam lambung. Chief cell menghasilkan pepsinogen. Sel elc mensekresikan histamin. Dan sel G dan sel D mensekresikan gastrin dan somatostatin secara berurutan. Sekresi dari lambung meliputi tiga fase. Fase cephalic adalah suatu feed forward reflex yang terjadi seperti ketika membayangkan makanan. Fase ini distimulasi oleh nervus vagus yang melepaskan asetilkolin untuk merangsang sel-sel dalam lambung. Fase kedua adalah fase gastric yang merupakan fase saat makanan telah berada di dalam lambung. Perangsang sekresinya adalah adanya fragmen peptida, distensi, kafein, dan alkohol. Fase yang terakhir adalah fase intestinal saat makanan telah masuk ke duodenum. Fase ini adalah fase yang bersifat inhibitor terhadapt sekresi lambung.

Digesti lambung

Pada lambung, terjadi kelanjutan pencernaan karbohidrat oleh enzim amilase saliva. Pencernaan ini terjadi pada bagian dalam bolus makanan yang belum terkena asam lambung, karena enzim ini tidak bekerja pada kondisi asam. Selain karbohidrat, pada lambung juga dimulai pencernaan protein oleh enzim pepsin yang diaktifkan dari pepsinogen oleh asam lambung.Usus Halus

Motilitas usus halus

Aktivitas motilitas utama pada usus halus adalah segmentasi yang mencampur makanan dan juga secara perlahan mendorong makanan melewati saluran pencernaan. Segmentasi meliputi kontraksi seperti cincin pada lapisan otot sirkuler usus halus. Kontraksi ini terjadi setiap beberapa sentimeter. Di antara kontraksi cincin ini adalah bagian usus halus yang tetap dalam keadaan relaksasi. Ini menyebabkan usus halus terbagi menjadi segmen-segmen seperti sosis. Kontraksi pada usus halus tidak menjalar seperti pada lambung. Akan tetapi, bagian yang berkontraksi kemudian relaksasi, sedangkan bagian yang tadinya relaksasi kemudian berkontraksi. Ini menyebabkan ruang baru yang terbentuk menerima kimus dari dua cincin kontraksi di dua sisinya. Dengan demikian, kimus tercampur dengan baik lewat proses ini. selain mencampur kimus, kontraksi ini juga mendorong kimus secara perlahan maju sepanjang usus halus. Ini dapat terjadi karena frekuensi kontraksi yang semakin kecil ke arah distal. Kontraksi pada duodenum dapat mencapai 12 kali per menit. Sedangkan pada ileum terminal hannya sebanyak 9 kali per menit.

Sekresi usus halus

Setiap harinya, sel kelenjar eksokrin pada usus halus mensekresikan sekitar 1,5 l larutan yang disebut succus entericus. Cairan usus ini mengandung mukus yang berfungsi untuk melindungi dinding usus dan memberikan lubrikasi untuk mempermudah laju kimus. Sekresi pada usus halus tidak mengandung enzim pencernaan. Usus halus menghasilkan enzim, akan tetapi hanya bekerja pada membran brush-border pada sel epitel sel, dan tikda disekresikan ke lumen usus halus.Digesti usus halus

Pencernaan pada usus halus dilakukan oleh enzim-enzim dari pankreas, dengan pencernaan lemak dibantu oleh sekresi empedu. Dengan bantuan enzim dari pankreas, lemak dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat dicerna. Protein dipecah menjadi keping peptida kecil dan sedikit asam amino. Sedangkan karbohidrat dipecah menjadi disakarida dan sedikit monosakarida. Dengan demikian pencernaan lemak selesai di lumen usus halus. Sedangkan protein dan karbohidrat masih belum selesai pencernaannya. Pada permukaan sel epitel usus halus, terdapat microvili yang membentuk brush-border. Pada brush border terdapat enzim-enzim seperti enterokinase, disakaridase, dan aminopeptidase. Enterokinase mengaktifkan enzim trypisinogen menjadi trypsin. Disakaridase dibagi menjadi amilase yang memecah amilum menjadi dua molekul glukosa, laktase yang memecah laktosa menjadi galaktosa dan glukosa, dan sukrase yang memecah sukrosa mmenjadi fruktosa dan glukosa. Aminopeptidase berfungis untuk memecah kepingan peptida menjadi asam amino, menyelesaikan pencernaan protein.

Absorbsi usus halus

Pada usus halus terjadi absorbsi karbohdirat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral. Karbohidrat dalam bentuk glukosa dan galaktosa diabsorbsi melalui transport aktif sekunder yang tergantung terhadap perpindahan Na+ dari lumen ke dalam sel. Sedangkan fruktosa diserap dalam darah melalui difusi terfasilitasi. Protein diserap oleh usus halus dalam bentuk asam amino dengan cara yang mirip dengan glukosa dan galatosa melalui transpor aktif sekunder. Lemak diabsorbsi oleh usus halus melalui difusi pasif. Di dalam sel epitel usus, monogliserida lemak kembali disintesis menjadi trigliserida dan dilapisi oleh lipoprotein. Butiran lemak yang dilapisi protein ini disebut kilomikron dan dikeluarkan melalui eksositosis menuju sistem limfe. Vitamin yang larut air diserap secara pasif bersama dengan air. Sedangkan vitamin larut lemak diserap juga secara pasif bersama lemak dalam misel.Pankreas

Pankreas terdiri dari kelenjar eksokrin yang disebut asinus dan kelenjar endokrin yang disebut pulau Langerhans. Kelenjar eksokrin pankreas menghasilkan getah pankreas yang terdiri dari enzim pankreas yang dihasilkan sel asinus dan larutan alkalin yang dihasilkan oleh sel duktus. Larutan ini kaya akan sodium bikarbonat (NaHCO3). Enzim pada pankreas terdiri dari enzim proteolitik, enzim amilase pankreas, dan enzim lipase pankreas. Enzim proteolitik dari pankreas dibagi menjadi tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase. Enzim tripsinogen diubah menjadi bentuk aktifnya yaitu tripsin oleh enzim enterokinase pada usus halus. Tripsin bersifat autokatalitik, yang berarti ia dapat mengaktifkan sendiri bentuk inaktifnya. Tripsin juga mengaktikan enzim proteolitik lainnya; kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase menjadi kimotripsin dan karboksipeptidase. Enzim amilase memecah karbohidrat menjadi disakarida dan monosakarida. Sedangkan enzim peptidase memecah protein menjadi asam amino dan keping peptida kecil.

Enzim-enzim pada pankreas bekerja optimal pada lingkungan basa. Akan tetapi kimus dari lambung bersifat asam disebabkan oleh adanya asam lambung. Kimus yang asam ini dinetralkan oleh sekresi sel duktus pankreas yang kaya akan NaHCO3.Hepar

Hepar adalah organ metabolisme yang terpenting di dalam tubuh. Dalam pencernaan, hepar memiliki fungsi penting untuk mensekresikan garam empedu. Garam mepedu ini disekresikan dari hati menuju ke duodenum. Saluran ini dijaga oleh sphincter oddi yang tertutup kecuali saat makan. Saat ini tertutup, maka sekresi garam empedu kemudian ditampung dalam kandung empedu yang disebut juga vesica fellea. Sekresi dari hati mengandung garam empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin yang dihasilkan oleh aktivitas hepatosit (sel hati). Garam empedu ini kemudian akan direabsorbsi pada ileum terminal dan dikembalikan ke hepar untuk kemudian disekresikan kembali. Sirkulasi ini disebut sirkulasi enterohepatik. Garam empedu berfungsi untuk membantu pencernaan lemak dengan membagi globulet lemak menjadi emulsi lipid yang lebih kecil. Jika ini tidak terjadi, maka lipase hanya akan dapat mencerna molekul trigliserida lemak pada permukaan globulet lemak besar, dan pencernaan lemak akan menjadi lebih lama. Lesitin juga berperan penting dalam proses pencernaan lemak. Bersama dengan garam empedu, lesitin membentuk formasi misel, yang merupakan transportasi lemak menuju ke area absorbsinya.

Vesica fellea

Vesica fellea atau kandung empedu adalah tempat penyimpanan garam empedu yang dihasilkan oleh hepar, saat sphincter oddi tertutup. Di dalam kandung ini, garam empedu disimpan dan juga dikonsentrasikan. Saat pencernaan makanan, duodenum menghasilkan CCK yang merangsang kontraksi vesica fellea dan relaksasi sphincter oddi, menyebabkan garam empedu keluar ke dudodenum.

Sekresi Lambung

Sekresi dari lambung terdiri dari enzim pepsinogen, faktor intrinsik, dan asam lambung (HCl). HCl disekresikan ke lumen lambung oleh sel parietal dan menyebabkan pH lambung menjadi rendah. Ion hidrogen dan klorida disekresikan oleh dua pompa yang berbeda. Ion hidrogen dihasilkan dari pemecahan H2O menjadi ion H+ dan OH- di dalam sel parietal. Ion hidrogen ini kemudian disekresikan oleh H+-K+ ATPase. Carrier ini juga memompa K+ ke dalam sel dari lumen. Ion K+ kemudian masuk kembali ke dalam lumen melalui channel K+ sehingga jumlahnya dalam lumen tidak berubah. Sedangkan OH- dinetralkan oleh H+ dari pemecahan asam karbonat (H2CO3). Asam ini dihasilkan oleh penggabungan H2O dengan CO2 dihasilkan oleh mtabolisme dalam sel, atau masuk dari plasma darah ke dalam sel oleh enzim karbonik anhidrase yang jumlahnya banyak dalam sel lambung. Pemecahan asam ini menghasilkan H+ dan HCO3- yang keluar ke plasma darah digantikan oleh Cl-. Ion klorida ini kemudian disekresikan ke lumen melalui difusi. Ion H+ dan Cl- ini kemudian membentuk asam lambung (HCl).

Selain HCL, lambung juga mensekresikan enzim pepsinogen oleh chief cell dan faktor intrinsik oleh sel parietal. Pepsinogen adalah bentuk inaktif dari pepsin yang berfungsi mencerna protein menjadi peptida. Enzim ini diaktifkan oleh asam lambung, dan juga dapat mengaktifkan pepsinogen lainnya dalam proses autokatalisis. Faktor intrinsik berperan dalam penyerapan vitamin B12 yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Lambung juga memiliki kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon-hormon. Sel-sel yang masuk dalam kelompok ini antara lain ECL, sel G, dan sel D. Sel ECL mensekresikan histamin yang berfungsi merangsang sel parietal. Sel G menghasilkan gastrin yang merangsang sel parietal, chief cell, dan ECL. Sedangkan sel D menghasilkan somatostatin yang menginhibisi sel parietal, sel G, dan sel ECL. Selain enzim dan hormon, lambung juga mensekresikan mukus yang berfungsi untuk proteksi dinding lambung.

Pencernaan karbohidrat, yaitu pati dan glikogen, dimulai oleh amylase ludah dalam rongga mulut yang terus berlanjut dalam usus halus. Amylase penkreas menghidrolisis pati, glikogen, dan polisakarida yang lebih kecil menjadi disakarida, termasuk mukosa. Enzim maltase menyempurnakan dan menyelesaikan pencernaan maltosa dan memecahnya menjadi dua molekul glukosa, suatu gula sederhana. Maltase merupakan salah satu anggota keluarga disakaridase, dan masing-masing enzim adalah spesifik untuk menghidrolisis disakarida yang berbeda . Sukrase, misalnya, menghidrolisis gula pasir (sukrosa), dan laktase mencerna gula susu (laktosa). (Secara umum, orang dewasa memiliki enzim laktase yang lebih rendah dan dengan demikian kemampuan orang dewasa lebih rendah untuk mencerna gula susu dibandingkan dengan anak-anak). Disakaridase itu dibuat dan berada dalam membrane dan matriks ekstraseluler yang menutupi epitelium usus halus, yang juga merupakan tempat penyerapan gula. Dengan demikian, tahapan akhir dalam pencernaan karbohidrat-tahapan menghasilkan monomer yang kaya energi-terjadi di mana monomer-monomer ini sesungguhnya diserap ke dalam darah.

Pencernaan protein dalam usus halus melibatkan penyelesaian pekerjaan yang dimulai oleh pepsin dalam lambung. Enzim dalam duodenum membongkar polipeptida menjadi komponen asam aminonya atau menjadi peptida kecil (fragmen yang panjangnya hanya dua atau tiga asam amino). Tripsin dan kimotripsin bersifat spesifik untuk ikatan peptide yang berdekatan dengan asam amino tertentu polipeptida besar menjadi rantai-rantai yang lebih pendek.

Karboksipeptidase akan memecah asam amino satu per satu, yang dimulai pada ujung polipeptida yang memiliki gugus karboksil yang bebas. Aminopeptidase bekerja dalam arah sebaliknya. Baik aminopeptidase atau karboksipeptidase sendiri dapat menyempurnakan pencernaan protein. Akan tetapi, kerjasama di antara enzim-enzim tersebut, serta tripsin dan kimotripsin yang menyerang bagian dalam protein akan sangat mempercepat hidrolisis protein. Enzim lainnya yang disebut dipeptidase, yang melekat pada dinding usus, selanjutnya akan mempercepat pencernaan dengan cara memecah peptida-peptida kecil.

Banyak diantara enzim pencerna-protein, seperti aminopeptidase, disekresi oleh epitelium usus halus. Sebaliknya, tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase disekresikan dalam bentuk inaktif oleh pancreas. Enzim usus halus lainnya yang disebut enteropeptidaase secara langsung atau tidak langsung memicu aktivitas enzim-enzim ini di dalam lumen usus halus. Pencernaan asam nukleat melibatkan serangan hidrolitik yang mirip dengan yang terjadi pada protein. Sekelompok enzim yang disebut nuclease menghidrolisis DNA dan RNA dalam makanan menjadi nukleotida komponennya. Enzim hidrolitik lainnya kemudian akan merombak nukleotida menjadi nukleosida, basa nitrogen, gula, dan fosfat.

Pencernaan lemak. Hampir semua lemak dalam suatu hidangan mencapai usus halus dalam kondisi sepenuhnya belum tercerna. Hidrolisis lemak adalah permasalahan khusus, karena molekul lemak tidak larut dalam air. Garam empedu dari kantung empedu yang disekresikan ke dalam lapisan duodenum akan melapisi droplet-droplet lemak yang sangat kecil dan mencegahnya agar tidak menyatu,sesuatu proses yang disebut emulsifikasi. Karena droplet itu kecil, maka luas permukaan lemak yang besar menjadi terpapar ke lipase, enzim yang menghidrolisis molekul lemak.

Dengan demikian, makromolekul dari makanan secara sempurna dihidrolisis menjadi monomer komponen penyusunnya ketika peristalsis menggerakkan campuran kim dan getah pencernaan di sepanjang usus halus. Sebagian besar pencernaan diselesaikan lebih awal dalam penjalanan ini, sementara kim masih berada di dalam duodenum. Daerah dalam usus halus sisasya, jejenum dan ileum, terutama berfungsi dalam penyerapan nutrient dan air.

Kerja bakteri pembusuk

Dalam usus besar terdapat berjenis-jenis bakteri dalam jumlah sangat besar. Selain bakteri pembusuk dan penyakit, juga ada bakteri sehat yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Bakteri-bekteri tersebut hidup bersama mikroba lain, yang secara kolektif disebut mikroflora usus atau flora usus. Masing-masing bakteri mempunyai wilayah kekuasaan sendiri dan hidup tertib jika keseimbangan flora usus tersebut tidak terganggu. Bakteri sehat menempati bagian akhit usus besar. Pola makan buruk dan obat-obatan tertentu termasuk antibiotik dapat mengganggu keseimbangan flora usus menurunkan populasi bakteri sehat dan mengganggu keseimbangan flora usus. Bakteri sehat berfungsi menetralisir dan mencegah efek racun dari pembusukan makanan dan bakteri penyakit. Bakteri ini juga membantu mensintesis vitamin K, vitamin B2, tiamin, riboflavin, asam folat, dan biotin dari ampas makanan.

Di usus besar ini semua cairan dari sisa makanan terus diserap sampai tinggal ampas padat yang disebut fesef atau tinja. Tinja dikeluarkan melalui usus besar bagian bawah atau rectum, terus sampai ke anus. Sekitar 30% dari bobot akhir tinja terdiri dari bekteri penyakit.5. Pembahasan Kasus

Percernaan dalam lambung meliputi beberapa thap yaitu pengisian lambung, penyimpanan lambung, pencampuran dan pengosongan lambung. Setiap tahapan ini mempunyai beberapa faktor yang akan mempengaruhi. Dalam kasus ini, pasien merasa sakit yaitu merasa kembung dann penuh. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada pencernaan lemak seterusnya menganggu proses pengosongan lambung.

Proses pengosongan lambung ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penghambat yang berlaku di lambung dan di duodenum. Salah satu faktor adalah pencernaan lemak yang berlaku diduodenum. Lemak merupakan zat makanan yang paling lambat dicerna dan diserap berbanding zat yang lain. Lemak hanya diserap di lumen usus halus. Akibat dari konsumsi lemak yang berlebihan, pergerakan motilitas lambung akan terhambat dan seterusnya menyebabkan isi lambung menumpuk, menyebabkan rasa penuh dan kembung.

Pasien telah diberikan obat yang mengandungi enzim khususnya lipase sebagai tambahan untuk menampung sekresi lipase tubuh yang inadekuat. Enzim tambahan ini yang biasanya diambil secara oral dapat membantu tubuh mencerna lemak yang berlebihan seterusnya meningkatkan motilitas lambung.

7. Kesimpulan

Pasien senak dan kembung akibat berlaku gangguan pada pencernaan lemak akibat konsumsi secara berlebihan sehingga menghambat motilitas lambung. Hipotesis diterima.

DAFTAR PUSTAKA

1. Elaine N. M. Human Anatomy and Physiology. San Francisco: Pearson Benjamin 2. Patrick W.T. Atlas Anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 20093. R. Putz, R. Pabst. Atlas of Human Anatomy. Jerman: Elsevier GmbH; 20064. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 20125. Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi. Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 20096. Ganong WF, Review of Medical Physiology. San Francisco: Lange Medical

Publications; 19777. Gail JW, Christopher PK, Gerard JW. Anatomy and Physiology From Science to Life. New Jersey: John Wiley & Sons (Asia) Pte. Ltd; 2010Sakit perut setelah mengkonsumsi makanan berlemak

Organ Terkait

Fungsi Organ Pencernaan

Sekresi Lambung

Makroskopik

Mikroskopik

Pencernaan

Karbohidrat

Protein

Lemak

Kerja bakteria pembusuk

Peranan

1