Mercator Mercator Mercator TRAVELLER - Freelance Traveller Home Page
Traveller Disease Kuliah Mod-26 Almanar
-
Upload
reyza-hasny -
Category
Documents
-
view
103 -
download
1
Transcript of Traveller Disease Kuliah Mod-26 Almanar
Travel Medicine(emporiatrics)
dr.Rusdi Yunus,MKT
• Why should travelers see a physician before they leave?• What diseases occur in travelers, and how can disease b
e prevented?– Traveler's diarrhea– Malaria– Meningococcal meningitis– Yellow fever– Hepatitis A– Typhoid fever– Polio– Cholera– Find a local Family Physician in your town
• What about diseases for which there is no vaccine or preventive medication?
• What is safe to eat and drink while traveling?• What can I do to avoid insect bites?• What should be in my first aid kit?• What are the medical concerns with jet lag?• What if I have a medical condition or chronic disea
se?• What if I'm pregnant?• What about traveling with children?• Where can I find additional information?
Mortality studyin travelling
1. Penyakit kardiovaskuler : 50 – 70 %2. Kecelakaan : 25 %3. Penyakit infeksi : 3 % --------------
umumnya Traveller’s diarrhae
Penyakit infeksi yang terlibat
1. Water-born desease --- bakteri E coli2. Air-born desease --- Avian flu3. Arthropod-borne desease --- malaria4. Food-borne desease ----- E histolytica,
G.lamblia, B coli
Penyakit yang sering terjadi
1. Traveler's diarrhea2. Malaria3. Meningococcal meningitis4. Yellow fever5. Hepatitis A6. Typhoid fever7. Polio8. Cholera9. Penyakit lokal lainnya
OUTBREAK REPORT
• typhoid fever was reported in April-July 2009 among travelers from Hong Kong who had visited Indonesia
• hepatitis A were reported from West Java in November 2011 • A leptospirosis outbreak, transmitted by infected rat urine, was
reported from Sedayu district in 2009• A rabies outbreak related to infected dogs was reported in
December 2008 from the southern tip of Bali• Rabies outbreaks were reported in 2010 from Nias (26 deaths
for the year), West Maluku Tenggara (20 deaths) and East Maluku Tenggara (28 deaths)
• A cholera outbreak was reported from West Papua in April 2008
Rekomendasi yang diberikan WHO berkaitan dengan travel medicine
• Konsultasi kesehatan sebelum bepergian: Konsultasi ini harus dilakukan setidaknya 4-8 minggu sebelum perjalanan dan dan lebih dianjurkan sebelumnya jika perjalanan jangka panjang atau bekerja di luar negeri. Hal-hal yang harus diperhatikan baik oleh dokter atau pun wisawatan ini antara lain transportasi, daerah tujuan, durasi, tujuan, dan kondisi kesehatan wisatawan saat ini.
• Penilaian resiko kesehatan yang berhubungan dengan perjalanan: Setelah melakukan konsultasi, pemberian vaksin atau obat-obat prophylaxis lainnya harus dilakukan menurut hasil penilaian dari konsultasi. Perlu diperhatikan dalam pemberian vaksin dan obat-obatan ini antara lain aspek kondisi kesehatan pasien,riwayat alergi, interaksi vaksin-vaksin dan vaksin-obat. Pemberian informasi tentang metode penularan atau penyebaran penyakit dan pencegahannya seperti mencuci tangan, menjaga kebersihan makanan dan minuman, penggunaan anti nyamuk (repellan) bisa dilakukan untuk penyakit yang tidak bisa dicegah dengan vaksin atau obat.
• Medical kit : Persediaan medis cukup harus dilakukan untuk memenuhi semua kebutuhan yang akan datang selama perjalanan
• Perhatian khusus pada kelompok-kelompok tertentu : Mencakup persiapan-persiapan khusus seperti pada usia ekstrim (bayi dan lansia), ibu hamil, difabel dan wisatawan dengan riwayat penyakit kronis.
• Asuransi : Semua wisatawan sangat disarankan untuk melakukan perjalanan dengan asuransi perjalanan yang komprehensif. Hal ini memudahkan akan ketersediaannya pelayanan kesehatan didaerah tujuan yang sebagian besar dikelola oleh sektor swasta
• Pemeriksaan kesehatan setelah pulang : Wisatawan disarankan untuk menjalani pemeriksaan medis saat mereka kembali jika mereka menderita
• a) penyakit kronis seperti jantung, diabetes, saluran pernapasan;
• b) munculnya gejala penyakit selama 1 minggu setelah pulang seperti demam, diare, muntah, jaundice, penyakit kulit;
• c) bepergian ke negara endemis malaria;• d) bepergian ke negara berkembang selama lebih dari 3
bulan
PROTOZOA USUS
• Entamoeba histolytica• Giardia lamblia• Balantidium coli
13
Trofozoit E.histolytica
14
Kista E.histolytica
15
Giardia lamblia(Giardia intestinalis = Giardia duodenalis)
• Menimbulkan penyakit Giardiasis• Parasit hidup di usus muda ---- duodenum /
jejenum• Cara infeksi : tertelan kista matang melalui
makanan/minuman• Prevalensi: 2 – 25%
16
Giardia duodenalis TrophozoiteTrophozoites are binucleated (looks like a face). 12-15 μm. Ventral surface bears adhesive disk to adhere to surface of intestinal cell.
8 flagella (2 anterior, 2 posterior, 2 ventral, and 2 caudal) - all arise from kinetosome.
17
Cyst of Giardia duodenalis
The cyst forms as trophozoites become dehydrated when they pass through the large intestine.
Morphology:• ovoid in shape; 8-12 µm long x 7-10 µm
wide• thin cyst wall.• Four nuclei present, often concentrated
at on end.• Flagella shorten and are retracted within
cyst.• Axonemes provide internal support.
19
Balantidium coli
• H.D. : Babi dan Kera• Tempat hidup: Usus besar• Distribusi: Kosmopolitan• Pada manusia menimbulkan penyakit
Balantidiasis/disentri balantidium• Parasit 2 bentuk:1. Bentuk trofozoit2. Bentuk kista Cara infeksi : tertelan kista
20
Kista B.coli
21
Gejala klinis:
• Parasit menimbulkan abses kecil pada dinding colon, pecah, dan timbul ulkus bergaung
• Gejala disentri• Diselingi konstipasi, sakit perut• Mual, muntah• Nafsu makan menurun• Infeksi ringan dapat tanpa gejala• Infeksi berat dapat terjadi balantidiasis
extraintentinal --- peritonitis, uretritis
• 224 ill– DEFINITE cases - lab confirmed
• 70 (31%)
– PROBABLE cases – no pathogen identified but had diarrhea lasting 4 or more days
• 107 (48%)
– POSSIBLE cases – no pathogen identified but had diarrhea lasting less than 4 days
Resort Hotel Outbreak EID January-February 1999, 5 (1) 168-171
PathogenNo. of
definite casesa (%)
Giardia lamblia 58 (83)
Cryptosporidium parvum 11 (16)
Campylobacter spp. 4 (6)
Salmonella spp. 3 (4)
Entamoeba histolytica 2 (3)
Rotavirus 1 (1)
Table 1: Pathogens identified in DEFINITE cases
* Sum exceeds 70 because of co-infections
Malaria
1. Plasmodium falciparum2. Plasmodium vivax3. Plasmodium malariae4. Plasmodium ovale
An Outbreak of Plasmodium vivax Malaria among US Soldiers Returning from Afghanistan
Sandra LaFon, MD, MPH&TMStephanie Scoville, DrPH
Malaria Outbreaks among US Military Personnel Returning from OEF
• US Army Rangers deployed 2002*
– 38 cases (attack rate of 52 cases/1000 Soldiers)– Delayed clinical presentation (233 days after
departing Afghanistan)• 864th Engineering Combat Battalion (ECB)
deployed 2005-2006
*Kotwal et al. An Outbreak of Malaria in US Army Rangers Returning From Afghanistan. JAMA, January 12, 2005; 212-216.
P. vivax Malaria Prevention
• Doxycycline, mefloquine, and atovaquone-proguanil are effective against blood stages
• Primaquine is the only drug available to kill the hypnozoite
Vaksin malaria
• Masih dalam penelitian/pengujian• Percobaan vaksin malaria tersebut telah dilakukan pada 7
negara di Afrika. Pada penelitian telah dibagi menjadi 2 kelompok bayi yang berusia 6-12 minggu dan bayi berusia 5-17 bulan--- penerima vaksin 50% terhindar
• Dr. Kai Matuschewski dan asistennya, Ann Kristin Mller dari bagian parasitologi rumah sakit Universitas Heidelberg di Jerman, memanfaatkan teknik rekayasa genetika, menciptakan vaksin malaria yang terbukti efektif. sejauh ini vaksin malaria terbaru tsb belum diujicoba pada manusia. Namun ujicoba pada tikus percobaan di laboratorium menunjukan hasil sangat memuaskan
• Joe Cohen, ilmuwan di GlaxoSmithKline (GSK) yang telah menghabiskan waktu selama 24 tahun dalam usahanya mencoba membuat vaksin malaria.
• Vaksin milik Cohen bekerja pada suatu titik di mana parasit tersebut baru saja memasuki aliran darah setelah gigitan nyamuk terjadi. Dengan merangsang respon imun, hal ini dapat mencegah pertumbuhan dan perkembangan parasit di dalam hati.
04/20/2023 30
Distribusi Hepatitis A
TERIMA KASIH