Terapi Insulin dan Pemantauan Glukosa Darah...
Transcript of Terapi Insulin dan Pemantauan Glukosa Darah...
Terapi Insulin
dan
Pemantauan Glukosa
Darah Mandiri
Hemi Sinorita
1. Diabetes Melitus Tipe 1
2. Diabetes Melitus Tipe 2
3. Diabetes Melitus Tipe Lain
4. Diabetes Mellitus Gestational
Klasifikasi Diabetes Melitus
PENYEBAB Diabetes Melitus Tipe 2
Insulin resistance and -cell dysfunctionare core defects of type 2 DM
Insulin
resistance
Genetic, obesity, Western lifestyle
IR-cell
dysfunction
Rhodes CJ & White MF. Eur J Clin Invest 2002; 32 (Suppl. 3):3–13.
INSULIN ↓
Prinsip Dasar Terapi Diabetes Mellitus
3
PENGATURAN MAKAN
2
AKTIFITAS
FISIK
OBAT ANTIDIABETES/INSULIN
4
1
PENYULUHAN
SMBG
5
Algoritme Pengelolaan DM Tipe 2 di Indonesia KONSENSUS PERKENI 2015
Modifikasi pola hidup sehat
HbA1c < 7.5%
Monoterapi* dengan salah satu obat di bawah ini
Metformin
Agonis GLP-1
DPP-IV inh
ἀ Glukosidase inh
SGLT-2inh**
Tiazolidindion
Sulfonilurea
Glinid
Jika HbAc1 > 6.4%
dalam 3 bulan tambahan obat ke
2 (kombinasi 2 obat)
HbA1c ≥ 7.5%
Kombinasi 2 obat* dengan mekanisme kerja yang berbeda
• Agonis GLP-1
• DPP-IV inh
• Tiazolidindion
• SGLT-2 inh
• Insulin Basal
• SU/Glinid
• Kolsevelam**
• Bromokriptin-QR
• Penghambat Glukosid
ase Alfa
Jika belum memenuhi sasaran dal
am 3 bulan, masuk ke kombinasi
3 obat
Met
form
in a
tau
ob
at li
ni p
erta
ma
yan
g la
in +
Kombinasi 3 obat
Agonis GLP-1
Penghambat DPP-IV
Tiazolidindion
Penghambat SGLT-2
Insulin Basal
Kolsevelam**
Bromokriptin-QR
Penghambat Glukosid
ase Alfa
Jika belum memenuhi sasaran dal
am 3 bulan, mulai terapi insulin at
au intensifikasi terapi insulin
Met
form
in a
tau
ob
at li
ni p
erta
ma
yan
g la
in +
Ob
at li
ni k
edu
a +
Kombinasi 2 obat
Insulin ± obatjenis lain
Kombinasi 3 obat
HbA1c ≥ 9.0%Gejala (-) Gejala (+)
Keterangan
*Obat yang terdaftar, pemilihan dan
penggunaannya disarankan mempertimbangkan
faktor keuntungan, kerugian biaya, dan
ketersediaan sesuai tabel 11
** Kolsevelam belum tersedia di Indonesia
Bromokriptin QR umumnya digunakan pada terapi
tumor hipofisis
Mulai atau intensifikasi Insulin
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2015.
N
SELINGAN : 150 kalori
Brownies 5x5 cm (150 kalori)
Risoles 100 gram (240 kalori)
Lemper 70 gram (240 kal)
Serabi pandan 60 gram (137 kkal).
SELINGAN : 150 kalori
Apel 250 gram
Pepaya 350 gram
Jeruk 350 gram
Salak/buah 8 kalori
100 gram jeruk
½ SDM minyak
Aktifitas Fisik
a
30 menit intensitas moderat (berjalan cepat)
Asian Food Information Centre. 2010. Calorie Expenditures Through Exercise and Other Activities. Available from
http://www.afic.org/Burner.htm. Accessed 21 June 2010.
Insulin
resistance
-cell failure
FPG
2hPG
PENGENDALIAN
GLUKOSA DARAH
Kriteria pengendalian
Algoritme Pengelolaan DM Tipe 2 di Indonesia KONSENSUS PERKENI 2015
Modifikasi pola hidup sehat
HbA1c < 7.5%
Monoterapi* dengan salah satu obat di bawah ini
Metformin
Agonis GLP-1
DPP-IV inh
ἀ Glukosidase inh
SGLT-2inh**
Tiazolidindion
Sulfonilurea
Glinid
Jika HbAc1 > 6.4%
dalam 3 bulan tambahan obat ke
2 (kombinasi 2 obat)
HbA1c ≥ 7.5%
Kombinasi 2 obat* dengan mekanisme kerja yang berbeda
• Agonis GLP-1
• DPP-IV inh
• Tiazolidindion
• SGLT-2 inh
• Insulin Basal
• SU/Glinid
• Kolsevelam**
• Bromokriptin-QR
• Penghambat Glukosid
ase Alfa
Jika belum memenuhi sasaran dal
am 3 bulan, masuk ke kombinasi
3 obat
Met
form
in a
tau
ob
at li
ni p
erta
ma
yan
g la
in +
Kombinasi 3 obat
Agonis GLP-1
Penghambat DPP-IV
Tiazolidindion
Penghambat SGLT-2
Insulin Basal
Kolsevelam**
Bromokriptin-QR
Penghambat Glukosid
ase Alfa
Jika belum memenuhi sasaran dal
am 3 bulan, mulai terapi insulin at
au intensifikasi terapi insulin
Met
form
in a
tau
ob
at li
ni p
erta
ma
yan
g la
in +
Ob
at li
ni k
edu
a +
Kombinasi 2 obat
Insulin ± obatjenis lain
Kombinasi 3 obat
HbA1c ≥ 9.0%Gejala (-) Gejala (+)
Keterangan
*Obat yang terdaftar, pemilihan dan
penggunaannya disarankan mempertimbangkan
faktor keuntungan, kerugian biaya, dan
ketersediaan sesuai tabel 11
** Kolsevelam belum tersedia di Indonesia
Bromokriptin QR umumnya digunakan pada terapi
tumor hipofisis
Mulai atau intensifikasi Insulin
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2015.
IR – a reduced response of target tissues to circulating insulin
Glucose
Defective insulin
secretion
Excessive
fatty acid
release
Reduced
glucose
uptakeExcessive
glucose
production
Carbohydrate
Resistance to the action of insulin
Insulin
Hyperglycemia
IR – a reduced response of target tissues to circulating insulin
Glucose
Defective insulin
secretion Excessive
fatty acid
release
Reduced
glucose
uptakeExcessive
glucose
production
Carbohydrate
Resistance to the action of insulin
Insulin
Hyperglycemia
a-glucosidase inhibitors
Sulfonylurea,
meglitinides,
DPP IV inhibitor
Biguanides
TZD
Oral Anti Diabetes
Insulin
resistance
-cell failure
FPG
2hPG
DPP IV inh, Glinid, Acarbosa,
SGLT2 inhibitor
Metformin, TZD,
DPP IV inh, SGLT2 inhibitor
Islet
transcription
factors
SUR
↑ ATP/ADP
Pyruvate
Glucose-6-
Phosphate
Glucose
Glucokinase NucleusSecretory
granules
Ca2+
Ca++
Voltage-
dependent Ca2+
channelDepolarization
ATP-sensitive
K+ channel
Mitochondria
Glucose
GLUT2
Insulin
Sulphonylurea: glibenklamid, glimeperide
INCRETIN
Slide 20
Efficacy* Safety, Tolerability and Adherence
• HbA1c reduction of 1-2%
• FPG reduction of 40-70 mg/dl
• Associated with hypoglycaemiaand weight gain.
• Precaution : long acting SU (elderly, hepar-renal insuffisient, cardiovascular, malnutrisi)
Krentz AJ, Bailey CJ. Drugs 2005;65:385–411. Nathan DM, et al. Diabetologia. 2009;52:17–30. Rosenstock J, et al. Diabetes Care. 2004;27:1265–70.
* Efficacy depends on existing blood glucose levels
Sulphonylurea
Oral Anti Diabetes
FPG
InsulinSulphonylurea
Algoritme Pengelolaan DM Tipe 2 di Indonesia KONSENSUS PERKENI 2015
Modifikasi pola hidup sehat
HbA1c < 7.5%
Monoterapi* dengan salah satu obat di bawah ini
Metformin
Agonis GLP-1
DPP-IV inh
ἀ Glukosidase inh
SGLT-2inh**
Tiazolidindion
Sulfonilurea
Glinid
Jika HbAc1 > 6.4%
dalam 3 bulan tambahan obat ke
2 (kombinasi 2 obat)
HbA1c ≥ 7.5%
Kombinasi 2 obat* dengan mekanisme kerja yang berbeda
• Agonis GLP-1
• DPP-IV inh
• Tiazolidindion
• SGLT-2 inh
• Insulin Basal
• SU/Glinid
• Kolsevelam**
• Bromokriptin-QR
• Penghambat Glukosid
ase Alfa
Jika belum memenuhi sasaran dal
am 3 bulan, masuk ke kombinasi
3 obat
Met
form
in a
tau
ob
at li
ni p
erta
ma
yan
g la
in +
Kombinasi 3 obat
Agonis GLP-1
Penghambat DPP-IV
Tiazolidindion
Penghambat SGLT-2
Insulin Basal
Kolsevelam**
Bromokriptin-QR
Penghambat Glukosid
ase Alfa
Jika belum memenuhi sasaran dal
am 3 bulan, mulai terapi insulin at
au intensifikasi terapi insulin
Met
form
in a
tau
ob
at li
ni p
erta
ma
yan
g la
in +
Ob
at li
ni k
edu
a +
Kombinasi 2 obat
Insulin ± obatjenis lain
Kombinasi 3 obat
HbA1c ≥ 9.0%Gejala (-) Gejala (+)
Keterangan
*Obat yang terdaftar, pemilihan dan
penggunaannya disarankan mempertimbangkan
faktor keuntungan, kerugian biaya, dan
ketersediaan sesuai tabel 11
** Kolsevelam belum tersedia di Indonesia
Bromokriptin QR umumnya digunakan pada terapi
tumor hipofisis
Mulai atau intensifikasi Insulin
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2015.
Slide 23
Three Types of InsulinG
IR (
mg
/kg
/min
)
Time (h)
0 4 8 12 16 20 24
BASAL INSULIN
PRE-MIX INSULIN
FAST-ACTING INSULIN
FPG
2hPG
Types of Insulin
Insulin
resistance
-cell failure
FPG
2hPG
1. Type 1 DM
2. Uncontrolled type 2 DM
3. Under weight DM
4. Gestasional DM
5. Liver/renal insufficiency.
6. Acute infection (selulitis, gangren), TBC, stroke/AMI.
7. KAD/HHS
8. Major surgery
9. Grave’s disease
10. Cancer
11. Corticosteroid treatment
terima kasih
Slide 28
KASUS
Seorang wanita berusia 59 tahun datang ke klinik untuk
kontrol setelah opname karena penyakit jantung koroner.
Pasien ini penyandang DM tipe 2 selama 10 tahun.
BB 50kg, TB 158cm, tekanan darah 130/85 mmHg.
Selama ini pasien setiap hari mengkonsumsi Glibenklamid
2x5 mg, kadar glukosa sekitar 200 mg/dL.
1. Type 1 DM
2. Uncontrolled type 2 DM
3. Under weight DM4. Gestasional DM
5. Liver/renal insufficiency.
6. Acute infection (celulitis, gangren), TBC, stroke/AMI.
7. KAD/HHS
8. Major surgery
9. Grave’s disease
10. Cancer
11. Corticosteroid treatment
Algoritme Pengelolaan DM Tipe 2 di Indonesia KONSENSUS PERKENI 2015
Modifikasi pola hidup sehat
HbA1c < 7.5%
Monoterapi* dengan salah satu obat di bawah ini
Metformin
Agonis GLP-1
DPP-IV inh
ἀ Glukosidase inh
SGLT-2inh**
Tiazolidindion
Sulfonilurea
Glinid
Jika HbAc1 > 6.4%
dalam 3 bulan tambahan obat ke
2 (kombinasi 2 obat)
HbA1c ≥ 7.5%
Kombinasi 2 obat* dengan mekanisme kerja yang berbeda
• Agonis GLP-1
• DPP-IV inh
• Tiazolidindion
• SGLT-2 inh
• Insulin Basal
• SU/Glinid
• Kolsevelam**
• Bromokriptin-QR
• Penghambat Glukosid
ase Alfa
Jika belum memenuhi sasaran dal
am 3 bulan, masuk ke kombinasi
3 obat
Met
form
in a
tau
ob
at li
ni p
erta
ma
yan
g la
in +
Kombinasi 3 obat
Agonis GLP-1
Penghambat DPP-IV
Tiazolidindion
Penghambat SGLT-2
Insulin Basal
Kolsevelam**
Bromokriptin-QR
Penghambat Glukosid
ase Alfa
Jika belum memenuhi sasaran dal
am 3 bulan, mulai terapi insulin at
au intensifikasi terapi insulin
Met
form
in a
tau
ob
at li
ni p
erta
ma
yan
g la
in +
Ob
at li
ni k
edu
a +
Kombinasi 2 obat
Insulin ± obatjenis lain
Kombinasi 3 obat
HbA1c ≥ 9.0%Gejala (-) Gejala (+)
Keterangan
*Obat yang terdaftar, pemilihan dan
penggunaannya disarankan mempertimbangkan
faktor keuntungan, kerugian biaya, dan
ketersediaan sesuai tabel 11
** Kolsevelam belum tersedia di Indonesia
Bromokriptin QR umumnya digunakan pada terapi
tumor hipofisis
Mulai atau intensifikasi Insulin
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2015.
• Pasien menggunakan insulin basal dosis 10 unit setiap pagi.
• Setelah 3 bulan menggunakan insulin basal, berat badan naik 2 kg, kadar glukosa darahsebelum makan pagi - siang - malam sekitar100 sd 125 mg/dl.
Types of Insulin
FPG
100 – 125 mg/dl
Insulin basal
• Namun bulan selanjutnya, kadar glukosadarah 2 jam setelah makan pagi – siang –malam berkisar 250 sd 300 mg/dl.
• Kadar glukosa darah puasa tetap baik.
Types of Insulin
FPG
2HPG250 – 300mg/dl
Algoritme Pengelolaan DM Tipe 2 di Indonesia KONSENSUS PERKENI 2015
Modifikasi pola hidup sehat
HbA1c < 7.5%
Monoterapi* dengan salah satu obat di bawah ini
Metformin
Agonis GLP-1
DPP-IV inh
ἀ Glukosidase inh
SGLT-2inh**
Tiazolidindion
Sulfonilurea
Glinid
Jika HbAc1 > 6.4%
dalam 3 bulan tambahan obat ke
2 (kombinasi 2 obat)
HbA1c ≥ 7.5%
Kombinasi 2 obat* dengan mekanisme kerja yang berbeda
• Agonis GLP-1
• DPP-IV inh
• Tiazolidindion
• SGLT-2 inh
• Insulin Basal
• SU/Glinid
• Kolsevelam**
• Bromokriptin-QR
• Penghambat Glukosid
ase Alfa
Jika belum memenuhi sasaran dal
am 3 bulan, masuk ke kombinasi
3 obat
Met
form
in a
tau
ob
at li
ni p
erta
ma
yan
g la
in +
Kombinasi 3 obat
Agonis GLP-1
Penghambat DPP-IV
Tiazolidindion
Penghambat SGLT-2
Insulin Basal
Kolsevelam**
Bromokriptin-QR
Penghambat Glukosid
ase Alfa
Jika belum memenuhi sasaran dal
am 3 bulan, mulai terapi insulin at
au intensifikasi terapi insulin
Met
form
in a
tau
ob
at li
ni p
erta
ma
yan
g la
in +
Ob
at li
ni k
edu
a +
Kombinasi 2 obat
Insulin ± obatjenis lain
Kombinasi 3 obat
HbA1c ≥ 9.0%Gejala (-) Gejala (+)
Keterangan
*Obat yang terdaftar, pemilihan dan
penggunaannya disarankan mempertimbangkan
faktor keuntungan, kerugian biaya, dan
ketersediaan sesuai tabel 11
** Kolsevelam belum tersedia di Indonesia
Bromokriptin QR umumnya digunakan pada terapi
tumor hipofisis
Mulai atau intensifikasi Insulin
Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2015.
Types of Insulin
FPG
2HPG250 – 300mg/dl
Insulin basal +
insulin aksi cepat/prandial
Types of Insulin
FPG
2HPG
Insulin premix
Types of Insulin
FPG
2HPG