PPT Tutorial 14 Modul 2 Rubella

download PPT Tutorial 14 Modul 2 Rubella

of 64

description

kedokteran

Transcript of PPT Tutorial 14 Modul 2 Rubella

Pencegahan, Komplikasi, Prognosis

MODUL II BLOK 21 DEMAM DISERTAI RUAM PADA KULITKELOMPOK 14:Devina Gracia (1210008)Vania Florencia (1210022)Carlos H.F (1210126)Hillary Leonly M (1210131)Andrew Joshua (1210165)Septyanes P.K (1210167)Vinka Meliari (1210173)Lisa Olivia (1210200)Revy D.M (1210227)

Mikrobiologi Virus

Struktur Virus

Jawetz, Melnick & Adelbergs. Medical Microbiology : 24th edition.

Struktur Virus

Jawetz, Melnick & Adelbergs. Medical Microbiology : 24th edition.

Replikasi

Jawetz, Melnick & Adelbergs. Medical Microbiology : 24th edition.

Viral TropismDefinisi :Spesifisitas virus terhadap sel inangnya, ditentukan sebagian besar oleh interaksi dari struktur permukaan virus dengan reseptor permukaan sel inagngnya.

Farlex Partner Medical Dictionary. Farlex 2012

thespecificityofavirusforaparticularhosttissue,determinedinpartbytheinteractionofviralsurfacestructureswithhostcell-surfacereceptors. viral tropism5

Viral TropismFaktor utama dari tropism:Reseptor sel inang terhadap virusFaktor transkripsi yang mengenali sekuens promoter dan enhancer virus (mendukung replikasi virus)Barrier anatomikTemperatur lokal, pH, dan pertahanan sel inang.

Robbins and Cotran. Pathological Basis of Disease : seventh edition.

thespecificityofavirusforaparticularhosttissue,determinedinpartbytheinteractionofviralsurfacestructureswithhostcell-surfacereceptors. viral tropismViral affinity for specific body tissues (tropism) is determined by (1) cell receptors for virus, (2) cell transcription factors that recognize viral promoters and enhancer sequences, (3) ability of the cell to support virus replication, (4) physical barriers, (5) local temperature, pH, and oxygen tension enzymes and non-specific factors in body secretions, and (6) digestive enzymes and bile in the gastrointestinal tract that may inactivate some viruses.6

Mekanisme virus menyebabkan jejas pada sel

Robbins and Cotran. Pathological Basis of Disease : seventh edition.

Mikrobiologi Virus

Karakteristik Umumtidak aktif di luar sel hospesmengandung susunan asam nukleat tunggal, DNA / RNAmengandung selubung protein yang mengelilingi asam nukleat (kadang dibungkus dengan envelop : lipid, protein, karbohidrat)kembangbiak : dalam sel hidup dengan memanfaatkan proses sintesis sel tsbmensintesis struktur khusus mentransfer asam nukleat virus tsb ke sel lainobat anti virus : >> mengganggu proses perkembangbiakan virus & mengganggu fungsi sel hospes terlalu toksikukuran : bervariasiStruktur Virusvirion : partikel virus lengkap, terdiri dari asam nukleat & dikelilingi coat proteinasam nukleat : - hanya punya 1 macam : DNA / RNA- single-stranded / double-stranded- linear / circularkapsid & envelop : - kapsid : coat protein yang mengelilingi asam nukleat - setiap kapsid tersusun dari subunit protein (kapsomer)- beberapa virus : kapsid dibungkus envelop- virus tertentu : envelop diliputi spikes (kompleks karbohidrat-protein yang menimbul di permukaan envelop)beberapa virus : lolos dari antibodi bagian gen yang mengkode protein permukaan virus mudah bermutasi

morfologi umum1. Virus Heliks2. Virus Polyhedral3. Virus Ber-envelop4. Virus Kompleks

perkembangbiakan virus :as nukleat : hanya sedikit gen sintesis virus baru enzim virus : terutama hanya untuk replikasi as nukleat virusmemerlukan enzim hospes : untuk sintesis protein, ribosom, tRNA, produksi energi

AttachmentPenetrationUncoatingBiosynthesisMaturationRelease

AttachmentReceptor : protein & glikoprotein pada membran plasma

Penetrationberlangsung melalui endocytosis : virion menempel pada lipatan kecil (mikrovillus) membran plasma sel, membran plasma sel akan melipat ke dalam membungkus virion dan membentuk vesikel, kapsid akan dicerna saat sel berusaha mencerna isi vesikel / dilepaskan ke sitoplasma sel hospesvirus yang ber-envelop dapat masuk ke dalam sel dengan cara fusi : envelop virus ber-fusi dengan membran plasma & melepaskan kapsid ke sitoplasma sel

Uncoatingpemisahan asam nukleat virus dari coat proteinnya

Biosintesis Virus DNAumumnya, virus DNA mereplikasi DNA-nya di dalam nukleus sel hospes dengan menggunakan enzim virus, mensintesis kapsid dan protein lain-nya di sitoplasma dengan menggunakan enzim sel hospesprotein masuk ke dalam nukleus dan bergabung dengan DNA baru dan membentuk virionvirion ditranspor melalui retikulum endoplasma ke membran sel hospes untuk dilepaskanBiosintesis Virus RNAmirip dengan virus DNA, perbedaan pada mekanisme pembentukan mRNA yang berbeda-beda pada berbagai grup virus RNAvirus RNA berkembang biak di sitoplasma sel hospesmekanisme biosintesis :1. Sense strand (+ strand) : picornaviridae, togaviridae2. Antisense strand (- strand) : rhabdoviridae3. Double-stranded : reoviridae4. Retrovirus : retroviridae

Maturasi dan Releasediawali penyusunan kapsid protein (spontan)protein envelop disintesis oleh virus dan diinkoporasikan dengan membran plasma sel hospeslipid dan karbohidrat envelop disintesis oleh enzim sel hospes dan ada pada membran plasmaenvelop terbentuk melalui proses budding saat releaserelease virus tanpa envelope : ruptur membran plasma sel hospes, menimbulkan kematian sel hospes

11

Morfologi virus Rubellahttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK8200/

memiliki 3 protein struktural utama yaitu 2glycoprotein envelope, E1 dan E2,dan 1 protein nukleokapsidberbentuk bulat (sferis) dengan diameter 6070 mm dan memiliki inti (core) nukleoprotein padat, dikelilingi oleh dua lapis lipid yang mengandungglycoproteinE1 dan E2.Klasifikasi virus Rubela: Famili: Togaviridae Genus: Rubivirus Spesies: Rubella virusVirusRubella(VR) terdiri atas dua subunit struktur besar, satu berkaitan dengan envelopevirus dan yang lainnya berkaitan dengannucleoprotein coreBer-envelope, single stranded, positive-sense RNA.Bisa mengagglutinasi eritrosit

E1, is responsible for viral hemagglutination and neutralization. E2 has been found in two forms, E2a and E2b due to differences in glycosylation. The differences among strains of rubella viruses have been correlated with differences in the antigenicity of E2.

15

dapat dihancurkan oleh proteinase, pelarut lemak, formalin, sinar ultraviolet, PH rendah, panasHanya ada 1 serotipeVirus ini hanya menjangkit manusiaDitularkan melalui droplet atau kontak langsung dengan sekret respiratoriBermultiplikasi di saluran pernafasan , transmisi ke janin (infeksi kongenital)melalui placentaDapat menyebabkan penyakit rubella, dan sindrom rubella kongenital mengenai jantung (PDA),sistem sarafDapat ditemukan pada nasofaring,darah,urin dan feses pada saat gk muncul.Dx : isolasi virus dan serologis

Attachment cell entry (berenvelope fusi, x brenvelope endositosis )ReplikasiAssembling and release Stadium infeksi rubella

Definisi RubellaRubella (little red, campak Jerman, campak 3 hari) : merupakan eksantem dengan demam ringan dengan karakteristik berupa ruam dan limfadenopati pada anak dan dewasa.

EtiologiVirus Rubella genus Rubivirus famili Togaviridae Ditransmisikan dari orang-ke-orang lewat partikel aerosol dari traktus respiratorius.

EpidemiologiManusia : satu-satunya host>> negara berkembang, populasi yang tidak divaksinasi, awal musim semi, akhir musim dingin, anak-anak, usia remaja dan dewasaUS (1964-1969) selama musim semi : (CDC)- 12,5 juta kasus rubella- 2000 kasus ensefalitis- 11.250 aborsi spontan/teraupetik- 2.100 kematian neonatus- 20.000 kelahiran bayi dengan Congenital Rubella Syndrome (CRS)

Insidensi Rubella di United States199019992004-sekarangAnak < 15 tahun6,3 juta0,6 juta0,1 jutaDewasa (15-44 thn)1,3 juta2,4 juta0,1 juta

US (1969) : 57.686 (rubella), 31 kasus (CRS)1993-2000 : 128-364 kasus (rubella), 4-9 kasus/thn (CRS)

Secara global : 100.000 anak-anak yang lahir setiap tahun dengan Congenital Rubella SyndromeInsidensi, morbiditas & mortalitas pemberian vaksin!!

Ras : tidak ada perbedaan, ruam mudah dideteksi pada kulit gelapJenis kelamin : pada anak-anak (laki=perempuan), dewasa (perempuan > laki)Rubella arthralgia & arthritis (perempuan > laki)Usia : sebelum ditemukan vaksin tahun 1969 (anak-anak usia sekolah 5-9 tahun), insidensi usia > 20 thn.

Rubella pada anak & dewasa muda Masa prodromal yg pendek 1-5 hariLimfadenopati servikal, suboksipital dan postaurikulerErupsi kulit (2-3 hari)Infeksi berat + kelainan sendi & purpuraRubella pada kehamilan mudaAbortusBayi lahir matiKelainan kongenital berat

Klasifikasi RubellaPostnatal RubellaRuam makulopapular eritema (1-4mm), dewasa (+pruritus) Campak 3 hari awalnya dari wajah, leher, tersebar ke thorax dan ekstremitas dalam 24 jam. Wajah (hari ke 2), menghilang di seluruh badan (hari ke 3)Suhu (38,5C)Limfadenopati postaurikuler dan suboksipitalMulut : Forchheimer sign di palatum mole.

Congenital Rubella SyndromeTrias : Kehilangan kemampuan sensorineural pendengaranAbnormalitas pada mata (katarak, glaukoma, retinopati pigmentasi)Penyakit Jantung Kongenital (PDA, Stenosis Arteri Pulmonal)

26

Daftar PustakaJawetz, Melnick, Adelbergs Medical Microbiology 24th ed.Elias Ezike, MD. Pediatric Rubella dalam Medscape Margaret Hunt, University of South Caroline School of Medicine. Virology chapter 15th, Rubella (German Measles) Virus http://www.microbiologybookonline.com

Patogenesis, Patofisiologi, Gejala Klinis

Virus Rubella (droplets)Epitel respiratori nasofaringReplikasi pada sal.napas (nasofaring, orofaring)(7 hari sebelum timbul ruam)(virus menetap sampai 7-10 hr setelah gejala)menyebar secara hematogen (Primary viremia)Secondary viremia( 6-20 hr setelah infeksi)Lymphe & multiplikasi di RESIsolasi virus dapat ditemukan pada :lymph nodes, urine, CSF, konj.sac, cairan synovial, paru-paru,kulitViremia peak (tepat sebelum ruam kulitRuamBatuk & pilek ringandemam+ reaksi inflam

29

Gejala KlinisMasa inkubasi : 14-21 hariGejala prodromal (1-5 hari sebelum erupsi kulit): malaise, sakit kepala, demam (< 38.5C), gejala pernapasan ringan, konjungtivitis ringan, limfadenopati timbul 5-7 hari sebelum timbulnya eksantem regio post-aurikula; sub-occipital,servikal+ nyeri . Gejala prodromal segera menghilang setelah erupsi timbul. Bercak Forschheimer pada palatum molleRuam :lesi makulopapuller kecil, eritem, difus (bentuk morbilliformis)Predileksi : wajah (awal dahi) batang tubuh ekstremitas (24 jam) ; Ruam memudar pada wajah (hari 2); Menghilang total ( akhir hari 3)SplenomegaliAtralgia & pembengkakan sendi ringan (pergelangan tangan, jari tangan, lutut).Purpura / tanpa trombositopenia

Pada orang dewasa gejala prodromal dapat lebih lama atau lebih berat.Pembesaran KGB menetap selama 5-8 hari30

Dasar Diagnosis

AnamnesisLaki-laki, 5 tahun. (Insidensi)Ruam merah pada kulit sejak 2 hari y.l.(GK)Ruam pada muka, dada, punggung. (Predileksi)2 hari sebelum timbul ruam mengalami demam, batuk, dan pilek ringan. (Fase prodromal)Paracetamol, demam , ruam tetap. (Simptomatik)RPK: Anak tetangga gejala merah-merah pada kulit. (Riwayat kontak)RI: Imunisasi dasar lengkap, tidak mengikuti imunisasi ulangan. (Titer tidak mencukupi)

PFKU: Sakit ringanTV:TD: 90/60 mmHg (n: 95-110/60-75 mmHg)N: 108x/menit (n: 80-140x/menit)R: 28x/menit (n: 22-34x/menit)S: 36.8 C BB: 18 kg, TB: 108 cmKulit: makulopapular eritematosa pada wajah, toraks, dan punggung. (GK)

Kepala: DBNRongga mulut: Tonsil DBN, faring DBNKGB: Teraba di regio retroaurikula dan suboksipital, multipel, ukuran 1-1.5 cm, kenyal, mobile, nyeri tekan. (GK)Toraks: Jantung paru DBNAbdomen: DBNEkstremitas: DBN

PLHb : 11.5 g/dL (n: 10.5-12.7%)Ht : 34% (n: 31.7-37.7%)L : 4500/mm3 (n:6000-15.000/mm3) (tanda infeksi virus)T : 150.000/mm3 (n: 150.000-450.000/mm3)HJ : 0/0/0/45/52/3

DB

Scarlet Fever (Scarlantina)Sindroma dengan karakteristik faringitis eksudatif, demam, dan ruam merah.White Strawberry tongue (awal), Red strawberry tongue (lanjut), Tonsilitis membranosaE/ Toxin dari Streptococcus Beta Hemolitik grup A Masa inkubasi 1-4 hari (2 hari)Sudden onset, demam dan sakit tenggorokan.Rash timbul 12-48 jam setelah demam timbul.Dari bawah telinga, leher, batang tubuh, lalu ekstremitas.Fase deskuamasi pada hari ke 7-10 setelah rash sembuh

Measles/Morbili/Rubeola/CampakCampak adalah penyakit sangat menular dengan gejala prodromal demam, batuk, pilek, konjungtivitis.E/ Virus RNA- genus Morbilivirus, famili Paramyxoviridae.Onset 7-14 hari setelah exposure virusGejala pertama : demam tinggi (>40 C), selama 4-7 hari.Fase prodromal: malaise, anorexia, 3C (Conjuctivitis, Cough, Coryza)

Kopliks spot, 1 hari sebelum rash, bertahan selama 3-5 hari.Ruam muncul 2-4 hari setelah fase prodromal.Makula eritema dan papul mulai dari wajah (garis tepi rambut).Dalam 48 jam, patch dan plaques menyebar cephalocaudally ke batang tubuh dan ekstremitas.Ruam menghilang setelah 7 hari, menjadi patch hiperpigmentasi, lalu mengalami deskuamasi.

Alergi ObatAlergi obat menimbulkan drug eruptions. Disebabkan oleh mekanisme imunologik atau nonimunologik dan ditimbulkan akibat pemberian obat secara sistemik maupun topikal. Kebanyakan diakibatkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe I, II, III, or IV. Obat: Beta lactam, Sulfonamid, NSAID.Manifestasi klinis yang muncul :Reaksi exantematousFixed Drug eruptionsUrticaria/AngioedemaEritema nodosumStevens-Johnson syndromeToxic Epidermal Necrolysis

Nonimmunologic Drug Eruptions : Idiosyncrasy Reactions due to hereditary enzyme deficiencies. Cumulation Reactions are dose dependent, based on the total amount of drug ingested: pigmentation due to gold, amiodarone, or minocycline. Reactions due to combination of a drug with ultraviolet irradiation (photosensitivity) Reactions may have a toxic or immunologic (allergic) pathogenesis .Irritancy/toxicity of a topically applied drug 5-Fluorouracil, imiquimod. Individual idiosyncrasy to a topical or systemic drug. Mechanisms not yet known.41

medicinenet.compatient.co.ukScarlet fever rash

Fixed Drug Eruption

PenyakitGejala KlinikRubellaDemam, faringitis ringan, dan konjungtivitis.Exanthem: Timbul hari ke 2 atau 3Discrete pink maculopapular 1-4mm. Sedikit gatal.Dari belakang telinga, wajah, leher, menyebar ke batang tubuh, ekstremitas.Hilang pada akhir hari ke 3.KGB suboccipital, posterior auricular, dan cervical teraba sebelum timbul rash, bertahan selama 5-8 hari.EnterovirusDemam sedang selama 1-2 hari, sakit tenggorokan, lesi pada mukosa yang mengalami ulserasi pada lidah. Tidak mengalami konjungtivitis, coryza, dan limfadenopati.Dari appearance rash dibagi 3:Morbiliform: lesi makulopapular seperti rubella, mulai dari wajah menyebar ke leher, batang tubuh, ekstremitas bersamaan dengan fase febris. Lesi kecil, tidak gatal, tidak deskuamasi. (cth: Echovirus 9)Roseoliform: maculopapular non pruritic, distribusi pada wajah dan dada bagian atas. (x) ekstremitas. (cth: Echovirus 16)Petechial (cth: Coxsackie virus A9 dan A16)

43

PenyakitGejala KlinisMorbiliFase inkubasi: 10-14 hariFase prodromal: demam tinggi disertai 3C (Cough, Conjunctivitis, Coryza), selama 3-4 hari.24 jam sebelum timbul rash: Kopliks spot Rash pertama kali di dahi dan leher, menyebar ke batang tubuh dan ekstremitas dalam 3-4 hari.Makulopapular kemerahan menjadi coklat.Bertahan 5-6 hari, lalu deskuamasi.Scarlet feverMasa inkubasi 1-4 hariSudden onset, demam dan sakit tenggorokan.Rash timbul 12-48 jam setelah demam timbul.Dari bawah telinga, leher, batang tubuh, lalu ekstremitas.Fase deskuamasi pada hari ke 7-10 setelah rash sembuh

Kawasakis disease is an acute febrile illness of infants and children, characterized by cutaneous and mucosal erythema and edema with subsequent desquamation, cervical lymphadenitis, and complicated by coronary artery aneurysms (20%).44

PenyakitGejala KlinikStaphylococcal Toxic Shock SyndromeSensasi gatal di tangan dan kaki. Erupsi makulopapular, pruritus. Myalgia yang menyeluruh, muscle tenderness and weakness; sakit kepala, bingung, disorientasi, kejang; diare; dyspnea.RicketsiaErupsi makulopapular eritema muncul pada pergelangan tangan dan lama-kelamaan menyebar luas, meliputi wajah,telapak tangan/kaki.

STSS adalah penyakit akibat toksin akut produksi S. Aureus , dengan gejala demam yang onset cepat, hipotensi,kulit dan mukosa eritem, organ hipoperfusi, dan deskuamasi selama fase awal kovalesens.Ricketsia45

PenyakitGejala KlinisKawasakis diseasePhase I: Acute Febrile PeriodFebris selama 12 hari, diarrhea, arthritis, photophobia.Phase II: Subacute PhaseBertahan hingga hari ke-30; fever, thrombositosis, deskuamasi, arthritis, arthralgia, carditis; risiko sudden deathPhase III: Convalescent PeriodMulai dalam 810 minggu setelah onset.Mononucleosis Infeksiosa (Infeksi primer Epstein-Barr Virus)Setelah masa inkubasi 30--50 hari, terjadi demam, anorexia, malaise, nyeri tenggorok, nyeri otot mata, nyeri dada, dan fotofobiaStevens-Johnson syndromeLesi kulit terdiri dari eritema makulopapular yang timbul cepat pada wajah, batang tubuh, dan ektremitas serta dapat berkembang menjadi vesikel, bulla.Melibatkan dua atau lebih permukaan mukosa.Lesi didahului dengan flu-like upper respiratory illness

Kawasakis disease is an acute febrile illness of infants and children, characterized by cutaneous and mucosal erythema and edema with subsequent desquamation, cervical lymphadenitis, and complicated by coronary artery aneurysms (20%).46

DKRubellaKriteria diagnosis:DemamkontK DGN PENDERITAPembesaran KGB yang nyeriRuam muncul dlm 24 jam

Pemeriksaan Penunjang

Isolasi VirusMemerlukan sel hidup untuk pembiakanCara : Menumbuhkan bakterifag: bakteriofag bertumbuh dalam suspensi bakteri pada medium cair atau medium padatMenumbuhkan virus pada binatang hidupMenumbuhkan virus dalam telur berembryoMenumbuhkan virus dalam cell cultures

Tes SerologisHemagglutination inhibitionPrinsip : hambatan reaksi agglutinasi sel darah merah (RBC) oleh virus akibat terikatnya virus tersebut oleh antibodi spesifik. Oleh karena itu, uji ini hanya dapat dilakukan untuk mikroba yang mengagglutinasi RBCmetode kerja : pengenceran bertingkat serum sampel hingga pengenceran terbesar yang masih sanggup menghambat agglutinasi RBC. Hasil positif jika tidak terjadi agglutinasi dan hasil negatif jika terjadi agglutinasi.

Latex agglutinationPrinsip : melihat reaksi antigen dan antibodi spesifik. Sampel dapat diambil dari urin, darah, cairan serebrospinalCara kerja : penvampuran sampel dengan latex beads coated dengan spesifik antibodi atau antigen

Enzyme Immunoassay

Penatalaksanaan

PenatalaksanaanTujuan :Memperbaiki keadaan umumMengurangi gejala klinikMencegah komplikasi

Non MedikamentosaBanyak minum air putihIstirahat cukupNutrisi baikSuplemen Vitamin B complex

MedikamentosaSelf limitedSimptomatik : antihistamin, antipiretikParasetamol tab 250 mg 3dd PO Paracetamol syr 120 mg/5ml (3dd cth1/2 prn)Batuk : Ekspektoran Guayafenesin (50-100 mg PO q4hr) Antitusif DekstrometrofanPilek : Antihistamin Difenhidramin (12.5-25 mg PO q4-6hr) Dekongestan sistemik Efedrin , Fenilpropanolamin

Pencegahan, Komplikasi, Prognosis

PencegahanVaksinasi MMR (Measles-Mumps-Rubella)

Vaksin MMR bertahan selama 10 tahun diberikan secara Subkutan62

KomplikasiArthritis (sering pada perempuan dewasa jarang pada anak)Neuritis perifer dan optikEncephalitis (jarang)HepatitisOrchitisAnemia hemolitikTransient trombositopenia(1:3000) biasanya anak perempuan terjadi pd hari-hari pertama munculnya ruam dapat bertahan dari beberapa hari sampai beberapa bulan.

PrognosisQuo ad vitam: ad bonamQuo ad functionam: ad bonamQuo ad sanationam: ad bonam

Prognosis pada infeksi rubella lebih baik dibanding Congenital Rubella Syndrome terutama pada ibu hamil trimeseter pertama.