PPT Tutorial 14 Modul 4 Trikomoniasis
-
Upload
andrew-joshua-megawe -
Category
Documents
-
view
251 -
download
6
description
Transcript of PPT Tutorial 14 Modul 4 Trikomoniasis
MIKROORGANISME PENYEBAB IMS
BAKTERI NAMA PENYAKIT
Neisserria gonorrhoeae Uretritis, epididimitis, servisitis, proktitis faringitis, konjungtivitis, bartholinitis
Chlamydia trachomatisMycoplasma hominisUreaplasma urealyticum
Uretritis, epididimitis, servisitis, proktitis salphingitis, limfogranuloma venereum
Treponema Pallidum Sifilis
Gardnerella vaginalis Vaginitis
Donovania granulomatis Granuloma inguinale
VIRUS NAMA PENYAKIT
Herpes simplex virus (HSV) Herpes genitalis
Hepatitis B Virus Hepatitis fulminan akut dan kronik
Human papiloma virus (HPV) Kondiloma akuminata, papiloma faring pada bayi
Molluscum contagiosum virus Moluskum kontagiosum
Human immunodeficiency virus (HIV) A.I.D.S
PROTOZOA NAMA PENYAKITTrichomonas vaginalis Vaginitis, uretritis, balanitis
FUNGUS NAMA PENYAKIT
Candida albicans Vulvovaginitis, balanitis, balanopostitis
EKTOPARASIT NAMA PENYAKIT
Phthirus pubis Pedikulosis pubis
Sarcoptes scabiei var. hominis skabies
Trichomonas vaginalis
• Subkingdom : Protozoa• Phylum : Sarcomastigophora• Subphylum : Mastigophora• Class : Parabasalia• Ordo : Trichomonadida• Famili : Trichomonadidae• Genus : Trichomonas sp• Spesies : Trichomonas vaginalis
Morfologi
• Trophozoit memiliki 4 buah flagela bebas & 1 buah flagel melekat pada bag. tubuh melalui membrana undulans, merupakan alat gerak trophozoit sehingga gerakannya berputar
• Terdapat 1 buah inti bulat, di bag. Anterior trophozoit
• 1 buah axostyle menonjol keluar pd bag. Post trophozoit
• Trophozoit bentuk oval/bulat, ukuran + 13 µm, panjang 10 µm, lebar 7 µm
• Trichomonas vaginalis hanya mempunyai stadium trophozoit, tidak membentuk stadium kista
• 1 buah parabasal body, bentuk V• Sitoplasma bervakuola, isi
bakteri & eritrosit• Sitoplasma kurang jelas• Perkembang biakan secara belah
pasang longitudinal
Siklus Hidup
• Trichomonas vaginalis resides in : - the female : lower genital tract - the male : urethra and prostate1. where it replicates by binary fission 2. The parasite does not appear to have a cyst form, and does not survive well in the external environment. 3. Trichomonas vaginalis is transmitted among humans, its only known host, primarily by sexual intercourse.
Definisi, etiologi, FR, insidensi&
epidemiologi
Definisi
• Trikomoniasis merupakan infeksi protozoa yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan sering menyerang traktus urogenitalis bagian bawah pada wanita maupun pria.1
• Trikomoniasis merupakan infeksi saluran urogenital bagian bawah pada wanita maupun pria, dapat bersifat akut atau kronik, disebabkan oleh Trichomonas vaginalis dan penularannya biasanya melalui hubungan seksual.2
Etiologi
• Penyebab trikomoniasis adalah T. vaginalis bentuk filiformis, berflagel(4), ukuran 15-18 micron, bergerak seperti gelombang, berkembang biak dengan belah pasang memanjang, dapat hidup dalam suasana pH 5-7,5, mati dalam beberapa menit jika suhu >500C tetapi pada suhu 00C dapat bertahan selama 5 hari.
Faktor risiko
• Mempunyai >1 partner seksual• Aktif berhubungan seksual• Tidak menggunakan kontrasepsi saat coitus• Riwayat terkena infeksi menular lain seksual sebelumnya• Pernah mengalami trichomoniasis sebelumnya
Insidensi
• Penularan biasanya melalui hubungan kelamin.• Tetapi bisa juga lewat pakaian, handuk, atau berenang.• Terutama pada orang dengan aktivitas seksual tinggi • Banyak pada bayi dan wanita post-menopause• Wanita > pria
Patogenesis, Patofisiologi, GK
Trichomonas vaginalis (hub.seks)
Epitel squamous vagina & multiplikasi aktif
Cell detaching factor(4 adhesi prot - cytadherence)
Epitel degenerasi & deskuamasiSubs.sitotoksik
Epitel vagina mengelupasVAGINITIS
Leukosit (PMN) >> & transudasi cairan >> Leukorea
Menumpuk di Fornix post karena letak dalam & gravitasi ke arah sacrum
Dinding vagina eritema, perih/nyeri
Dispareunia, disuria, polakisuria
Suplai glikogen u/ Lactobacillus <<
Jumlah Lactobacillus << / hilang
pH >> (5-5.5)
Invasi ke cervix
Strawberry cervix (colpitis macularis)
GKWanita A. Akut : • Sekret vagina seropurulen kuning-hijau, bau tidak enak
(malodorous), berbusa.• Dinding vagina kemerahan dan sembab• Kadang abses kecil dinding vagina dan serviks granulasi
merah (strawberry appearance)• Dispareunia• Perdarahan pasca coitus• Iritasi genitalia eksterna• Lain-lain : uretritis,bartholinitis,skenitis,sistitis.B. Kronik :• Gejala lebih ringan + sekret tidak berbusa
Pria : ringan/asimptomatis• Infeksi pada saluran kemih, kelenjar prostat, vesika seminalis, epididimis,
preputiumA. Akut : disuria, poliuria, sekret uretra mukoid/mukopurulenB. Kronis : gejala tidak khas ( gatal pada uretra, disuria, urin keruh pagi hari)
Dasar diagnosis
KU: - Fluor albus warna kuning kehijauan, berbusa, berbau- Rasa gatal dan perih pada vaginaKT: - Dispareunia- Polakisuria- Disuri
*Sejak 2 minggu yang lalu, progresif.
RS:- Coitus suspectus dengan bekas pacar 3 minggu lalu.SV:- Labia minor erosi dan eritem- Introitus vagina sekret kuning kehijauan jumlah
sedang.- Serviks uteri makula dan papula eritem- Forniks posterior sekret kuning kehijauan jumlah
sedang- Dinding vagina eritem.
PL:- Sediaan apus kanalis cervikalis pewarnaan gram: dbn.- Sediaan apus forniks posterior dengan NaCl fisiologis: Tampak gerakan
Trichomonas vaginalis. Clue cell (-)- Sediaan apus dinding vagina KOH 10%: tidak ditemukan pseudohifa,
blastospora.- pH vagina: 5.5- Whiff test: (-)
Bacterial Vaginosis Candidiasis Trichomoniasis
Sexual transmission
- - +
Predisposing factor
- Sexually active- New sexual partner- IUD use
- Sexually active- Current/
antibiotic use- Pregnancy- Corticosteroids- Poorly controlled
diabetes- Immunocompro
mised
Multiple partners
Symptoms - Vaginal discharge- Fishy odour- 50% assymptomatic
- Vaginal discharge
- Itch- External dysuria- Superficial
dyspareunia- Up to 20%
assymptomatic
- Vaginal discharge
- Itch- Dysuria- 10-50%
assymptomatic
Bacterial Vaginosis Candidiasis Trichomoniasis
Vaginal discharge
- White, grey, thin, copious discharge
- White, clumpy, curdy discharge “Cottage cheese”
- Gray or yellow green, frothy discharge
Clinical findings
- Erythema and edema of vagina and vulva
- Erythema of vulva and cervix (Strawberry cervix)
Vaginal pH >4.5 <4.5 >4.5
Wet mount - PMNs- Clue cells
- Budding yeast- Pseudohyphae
- Motile flagellated protozoa
Gram stain - Clue cells- Decreased normal flora- Predominant gram
negative curved bacili and coccobacili
- PMNs- Budding yeast- Pseudohyphae
- PMNs- Trichomonas
KOH Whiff test
+ - -
Diagnosis Kerja
Trichomoniasis vaginalis
Pemeriksaan penunjang
• Saline wet mount evaluation- Vaginal discharge object glass beberapa tetes saline solution - didapatkan : protozoa berflagel, bentuk ovoid (bisa juga didapatkan PMN)- harus cepat dilihat (10 menit) - cepat, murah, mudah- sensitifitas rendah, tidak dianjurkan pada trichomoniasis laki-laki
• Standard culture- seringkali dilakukan jika GK khas trichomoniasis namun saline wet mount (-)- lebih sensitif dan spesifik- 35,6% terdiagnosis oleh kultur- tanam di medium inkubasi 37oC tumbuh ± 48 jam - negatif: tidak tumbuh selama 7 hari- bermakna untuk mendiagnosis pada laki-laki- sediaan: urethral swab, urine, semen cultures- kerugian: butuh waktu lama dan ketersediaan
• In Pouch TV Culture System- Kombinasi wet mount dan kultur- Sering digunakan - Sensitivitas 81-100%- Dapat mendeteksi walau hanya 1 parasit di
sample
• Papanicolaou smear (PAP smear)- sensitifitas rendah (40-60%)- seringkali false positive- tergantung dari pemeriksa
• pH testing- dengan swab pada sekret vagina ke pH indikator- trichomoniasis >4.5 - tidak spesifik karena bacterial vaginosis juga meningkat
• Whiff test (amine odor test)- beberapa tetes potasium hydroxide 10% ke sampel vaginal discharge - positive : strong fish odor- sulit membedakan bakterial vaginosis dan trichomoniasis (1 dari 4 kriteria Amsel untuk BV)
• Tes Immunofluoresens- ELISA - Immunofluorescent antibody- Latex agglutination
Molecular Techniques
• Diakui oleh FDA untuk diagnosis trichomoniasis pada wanita:1. the OSOM Trichomonas Rapid Test
- menggunakan color immunochromatographic “dipstick” - hasil dapat dilihan dalam 10 menit- sensitifitas 83.3%, spesifitas 98.8%
2. The Affirm VP III Microbial Identification Test - digunakan untuk deteksi Trichomonas, Gardnerella dan Candida - menggunakan direct hybridization technology- sensitifitas 90-100%- hasil dapat dilihat dalam 45 menit
• Pemeriksaan laboratorium• Cara pengambilan spesimen• Wanita: apusan forniks posterior dan anterior lidi kapas steril• Pria: kerokan dinding uretra sengkelit steril Sebaiknya sebelum kencing pertamaPada laki-laki lebih sulit ditemukan parasit Trichomonas
Penatalaksanaan
FARMAKOLOGI OBAT ANTIMIKROBA• Antimikroba yang menghambat metabolisme sel
mikroba• Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel
mikroba• Antimikroba yang mengganggu keutuhan membran sel
mikroba• Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel
mikroba• Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat
sel mikroba
Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba• Kebutuhan asam folat untuk kelangsungan hidup mikroba dipenuhi
dengan sintesis sendiri dari asam amino benzoat. Metabolisme ini yang akan dihambat oleh antimikroba• Contoh : Golongan sulfonamid, trimetoprim, asam p-aminosalisilat,
dan sulfon.
Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba• Dalam proses sintesis dinding sel, salah satu prosesnya adalah
transpeptidasi yang akan dihambat oleh beberapa antimikroba.• Contohnya : golongan penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin,
dan sikloserin.
Antimikroba yang mengganggu keutuhan membran sel mikroba• Mekanisme kerjanya dengan cara mengubah tegangan permukaan
yang akan merusak permeabilitas membran sel sehingga menyebabkan keluarnya komponen penting dari sel mikroba• Contoh : polimiksin
Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba• Mekanisme kerjanya dengan cara berikatan pada sub-unit dari
ribosom mikroba.• Contoh : golongan aminoglikosida, makrolid, tetrasiklin, dan
kloramfenikol
Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba• Mekanisme kerjanya dengan cara berikatan pada enzim-enzim yang
diperlukan dalam sintesis asam nukleat• Contoh : golongan kuinolon
Efek samping Antimikroba
• Reaksi alergi• Reaksi idiosinkrasi• Reaksi toksik• Peubahan biologik dan metabolik hospes.
PENATALAKSANAAN
• Edukasi• Konseling untuk pengobatan pasangan seksual dan pencegahan
infeksi HIV
PENATALAKSANAANKriteria Obat untuk IMS :• Angka kesembuhan/ kemanjuran tinggi (sekurang- kurangnya
95% di wilayah tersebut)• Harga murah• Toksisitas dan toleransi masih dapat diterima• Pemberian dalam dosis tunggal• Cara pemberian per oral• Tidak merupakan kontra indikasi untuk ibu hamil atau menyusui.
Obat-obatan yang digunakan sebaiknya termasuk dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), dan dalam memilih obat-obatan tersebut harus dipertimbangkan tingkat kemampuan pasien dan pengalaman tenaga kesehatan.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan yan g diberikan untuk pasangan seksual :
Pencegahan, komplikasi, prognosis.
Pencegahan
• Tidak berganti-ganti pasangan• Penggunaan kondom • Berhenti berhubungan sexual bagi pasien dan
pasangan sampai terapinya tuntas & asimptomatik. • Lakukan rescreening 3 bulan setelah terapi pada
wanita yang terinfeksi• Jaga kebersihan diri terutama daerah genital dan
lingkungan.• Melakukan pemeriksaan ANC selama kehamilan
(screening IMS)
Upaya yang dapat dilakukan
• Penyuluhan (pencegahan & pemberantasan)• Meningkatkan kemampuan diagnosis, pengobatan, &
anjuran yg tepat • Melakukan pengobatan dini serta efektif utk
simptomatik atau asimptomatik (batasi komplikasi)• Pemberian edukasi ttg seks yg aman• Pemberian pendidikan ttg pencegahan IMS melalui
informasi & mengenalkan pada remaja.
Komplikasi • Vaginitis• Infeksi endometrium, adnexa, kelenjar Skene & Bartolini• Pelvic inflammatory disease (PID)• Abses tubo-ovarian • Bayi lahir prematur / BBLR• Infeksi intrauterin• Prostatitis • Epididymitis • Striktur urethra• Infertilitas• Peningkatan risiko HIV, gonnorhoeae, Chlamydia
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonamQuo ad functionam : ad bonamQuo ad sanationam : dubia ad bonam
rekurensi pada pasien yg aktif secara sexual. 17% pasien yg aktif secara sexual mengalami reinfeksi pada 3 bulan follow-up.