Pengaruh Substitusi Rumput Laut terhadap kandungan serat ...

5
OPEN ACCES Vol. 12 No. 1: 157-161 Mei 2019 Peer-Reviewed AGRIKAN Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072) URL: https: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.12.1.157-161 Pengaruh Substitusi Rumput Laut terhadap kandungan serat Cookies Sagu ( Effect of Seaweed Substitution on Fiber Content of Sago Cookies) Zasendy Rehena 1 dan Lydia Maria Ivakdalam 1 1 Staf Pengajar Universitas Kristen Indonesia Maluku, Ambon-Indonesia. Email : [email protected], [email protected] Info Artikel: Diterima : 28 Mei 2019 Disetujui : 13 Juli 2019 Dipublikasi : 13 Juli 2019 Artikel Penelitian Keyword: Seaweed, sago cookies, fiber Korespondensi: Lydia Maria Ivakdalam Univ. Kristen Indonesia Maluku Ambon, Indonesia Email: [email protected] Copyright© Mei 2019 AGRIKAN Abstrak. Rumput laut merupakan bahanpotensial pangansebagai sumber serat pangan dengan kandungan yang cukup tinggi. yang memiliki kKandungan serat ytyang tinggi. Kandungan serat yang tinggi bermanfaat bagi kesehatan dan dapat mencegah berbagai penyakit seperti kanker dan radang usus besar, juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air besar, dan gangguan pencernaan lainnya juga dan dapat digunakan sebagai dasar makanan fungsional terapi yang dapat dipergunakan pada penderita obesitas, diabetes, hipertensi, dan jantung koroner. Selain itu rumput laut adalah komoditas hasil perikanan yang sedang ditingkatkan pemanfaatannya. Hal ini dikarenakan banyak sekali manfaat yang dapat dihasilkan dengan cara mengoptimalkan seluruh potensi rumput laut yang ada. Beberapa jenis rumput laut yang bermanfaat bagi manusia adalah dari jenis rumput laut merah (Eucheuma cottonii) dan coklat (Sargassum crassifolium). Rumput laut dapat digunakan sebagai bahan subtitusi dalam pengembangan produk sumber serat pangan berupa kelompok produk makanan selingan/jajanan seperti cookies. Cookies umumnya terbuat dari bahan baku tepung terigu namun dapat digantikan dengan memanfaatkan tepung sagu yang kaya akan karbohidrat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh substitusi rumput laut terhadap kandungan serat dan mutu organoleptik cookies sagu yang disubtitusi rumput laut. Hasil Penelitian menunjukan bahwa rata- rata kandungan serat cookies sagu pada perlakuan jenis dan konsentrasi rumput laut berkisar antara 1,18-4,99%. Ada pengaruh jenis dan konsentrasisubtitusi rumput laut terhadap kandungan serat cookies sagu. Hasil uji organoleptik yang meliputi aspek warna, aroma, rasa dan kerenyahan menunjukkan bahwa penerimaan masyarakat yang tertinggi pada perlakuan jenisEucheuma cottonii dengan konsentrasi 30% dan terendah pada jenis Sargassum crassifolium dengan konsentrasi 40%.Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar rumput laut dapat disubtitusi pada bentuk makanan lain. Abstract. Seaweed is a food that has a high fiber content. High fiber content is beneficial for health and can prevent various diseases such as cancer and inflammation of the large intestine, treatment of stomach ulcers, also used as a basis for functional food therapy that can be used in people with obesity, diabetes, hypertension, and coronary heart disease. In addition, seaweed is a commodity of fishery products whose utilization is being improved. This is because there are so many benefits that can be generated by optimizing all the potential of existing seaweed. Some types of seaweed that are beneficial to humans are from the types of red (Eucheuma cottonii) and brown seaweed (Sargassum crassifolium). Seaweed can be used as a substitute in the development of fiber food source products in the form of a group of snack / snack products such as cookies. Cookies are generally made from raw flour but can be replaced by using sago flour which is rich in carbohydrates. The purpose of this study was to determine the effect of substitution of seaweed on the fiber content of sago cookies. The results showed that the average fiber content of sago cookies in the type treatment and seaweed concentration ranged from 1.18-4.99%. There is an effect of substitution of seaweed on the fiber content of sago cookies. Based on the results of this study it is recommended that seaweed can be substituted in the form of other foods. I. PENDAHULUAN Serat merupakan komponen penting dalam bahan pangan, terutama dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan fungsi sistem pencernaan. Beberapa studi menunjukkan bahwa serat pangan memiliki nilai kesehatan yang penting, terutama dalam mengurangi akumulasi kolesterol dalam darah, memperbaiki penyerapan glukosa bagi penderita diabetes, mencegah penyakit kanker usus, dan membantu menurunkan berat badan (Jones et al., 2005; Wisten&Messner, 2005). Saat ini, konsumsi serat pangan di Indonesia masih didominasi bahan asal tanaman darat karena relatif murah dan mudah diperoleh. Serat pangan sering dibedakan berdasarkan kelarutannya dalam air, yaitu serat pangan yang larut air (soluble dietary fiber) dan tidak larut air (insoluble dietary fiber). Serat larut air adalah serat

Transcript of Pengaruh Substitusi Rumput Laut terhadap kandungan serat ...

Page 1: Pengaruh Substitusi Rumput Laut terhadap kandungan serat ...

OPEN ACCES

Vol. 12 No. 1: 157-161 Mei 2019

Peer-Reviewed

AGRIKAN

Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)

URL: https: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/

DOI: 10.29239/j.agrikan.12.1.157-161

Pengaruh Substitusi Rumput Laut terhadap kandungan serat Cookies Sagu

(Effect of Seaweed Substitution on Fiber Content of Sago Cookies)

Zasendy Rehena1 dan Lydia Maria Ivakdalam1

1Staf Pengajar Universitas Kristen Indonesia Maluku, Ambon-Indonesia.

Email : [email protected], [email protected]

Info Artikel:

Diterima : 28 Mei 2019

Disetujui : 13 Juli 2019

Dipublikasi : 13 Juli 2019

Artikel Penelitian

Keyword:

Seaweed, sago cookies, fiber

Korespondensi:

Lydia Maria Ivakdalam

Univ. Kristen Indonesia

Maluku

Ambon, Indonesia

Email: [email protected]

Copyright© Mei

2019 AGRIKAN

Abstrak. Rumput laut merupakan bahanpotensial pangansebagai sumber serat pangan dengan

kandungan yang cukup tinggi. yang memiliki kKandungan serat ytyang tinggi. Kandungan serat

yang tinggi bermanfaat bagi kesehatan dan dapat mencegah berbagai penyakit seperti kanker dan

radang usus besar, juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air

besar, dan gangguan pencernaan lainnya juga dan dapat digunakan sebagai dasar makanan

fungsional terapi yang dapat dipergunakan pada penderita obesitas, diabetes, hipertensi, dan

jantung koroner. Selain itu rumput laut adalah komoditas hasil perikanan yang sedang

ditingkatkan pemanfaatannya. Hal ini dikarenakan banyak sekali manfaat yang dapat dihasilkan

dengan cara mengoptimalkan seluruh potensi rumput laut yang ada. Beberapa jenis rumput laut

yang bermanfaat bagi manusia adalah dari jenis rumput laut merah (Eucheuma cottonii) dan coklat

(Sargassum crassifolium). Rumput laut dapat digunakan sebagai bahan subtitusi dalam

pengembangan produk sumber serat pangan berupa kelompok produk makanan selingan/jajanan

seperti cookies. Cookies umumnya terbuat dari bahan baku tepung terigu namun dapat digantikan

dengan memanfaatkan tepung sagu yang kaya akan karbohidrat. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh substitusi rumput laut terhadap kandungan serat dan mutu

organoleptik cookies sagu yang disubtitusi rumput laut. Hasil Penelitian menunjukan bahwa rata-

rata kandungan serat cookies sagu pada perlakuan jenis dan konsentrasi rumput laut berkisar

antara 1,18-4,99%. Ada pengaruh jenis dan konsentrasisubtitusi rumput laut terhadap kandungan

serat cookies sagu. Hasil uji organoleptik yang meliputi aspek warna, aroma, rasa dan kerenyahan

menunjukkan bahwa penerimaan masyarakat yang tertinggi pada perlakuan jenisEucheuma

cottonii dengan konsentrasi 30% dan terendah pada jenis Sargassum crassifolium dengan

konsentrasi 40%.Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar rumput laut dapat disubtitusi

pada bentuk makanan lain.

Abstract. Seaweed is a food that has a high fiber content. High fiber content is beneficial for health

and can prevent various diseases such as cancer and inflammation of the large intestine, treatment

of stomach ulcers, also used as a basis for functional food therapy that can be used in people with

obesity, diabetes, hypertension, and coronary heart disease. In addition, seaweed is a commodity of

fishery products whose utilization is being improved. This is because there are so many benefits that

can be generated by optimizing all the potential of existing seaweed. Some types of seaweed that are

beneficial to humans are from the types of red (Eucheuma cottonii) and brown seaweed (Sargassum

crassifolium). Seaweed can be used as a substitute in the development of fiber food source products

in the form of a group of snack / snack products such as cookies. Cookies are generally made from

raw flour but can be replaced by using sago flour which is rich in carbohydrates. The purpose of this

study was to determine the effect of substitution of seaweed on the fiber content of sago cookies. The

results showed that the average fiber content of sago cookies in the type treatment and seaweed

concentration ranged from 1.18-4.99%. There is an effect of substitution of seaweed on the fiber

content of sago cookies. Based on the results of this study it is recommended that seaweed can be

substituted in the form of other foods.

I. PENDAHULUAN

Serat merupakan komponen penting dalam

bahan pangan, terutama dalam menjaga kesehatan

dan keseimbangan fungsi sistem pencernaan.

Beberapa studi menunjukkan bahwa serat pangan

memiliki nilai kesehatan yang penting, terutama

dalam mengurangi akumulasi kolesterol dalam

darah, memperbaiki penyerapan glukosa bagi

penderita diabetes, mencegah penyakit kanker

usus, dan membantu menurunkan berat badan

(Jones et al., 2005; Wisten&Messner, 2005). Saat ini,

konsumsi serat pangan di Indonesia masih

didominasi bahan asal tanaman darat karena

relatif murah dan mudah diperoleh.

Serat pangan sering dibedakan berdasarkan

kelarutannya dalam air, yaitu serat pangan yang

larut air (soluble dietary fiber) dan tidak larut air

(insoluble dietary fiber). Serat larut air adalah serat

Page 2: Pengaruh Substitusi Rumput Laut terhadap kandungan serat ...

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 1 (Mei 2019)

158

pangan yang dapat larut dalam air dingin, hangat

atau panas serta dapat terendapkan dalam larutan

etanol. Serat pangan ini bersifat menyerap air

selama melewati saluran pencernaan dan

terfermentasi oleh bakteri bifidobakteria di usus

besar menghasilkan asam lemak rantai pendek,

seperti asam asetat, propionat,dan butirat dengan

proses yang dikenal dengan anticonstipating.

Asam lemak ini selanjutnya berperan dalam

memelihara pH usus tetap asam yang sesuai

dengan pH bakteri yang menguntungkan,

sekaligus kondisi pH yang tidak diinginkan oleh

bakteri-bakteri merugikan. Contoh serat larut

adalah pektin pada buah-buahan, glukan pada

sereal, dan gum pada kacang-kacangan, biji-bijian,

dan rumput laut (Dwiyitno, 2011).

Rumput laut atau alga (seaweed) telah

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia,

terutama masyarakat daerah pesisir dan pulau

pulau sejak ratusan tahunyang lalu. Pemanfaatan

rumput laut sebagai bahan pangan sudah

dimanfaatkan namun pemanfaatannya masih

terbatas sebagai sayur atau lauk. Anggadireja,

(2011) menyatakan bahwa rumput laut dapat

digunakan sebagai bahan subtitusi dalam

pengembangan produk sumber serat pangan

antara lain berupa kelompok produk makanan

selingan/jajanan, kelompok produk lauk-pauk,

dan kelompok produk sayur-sayuran. kandungan

polisakaridanya sebagai sumber serat pangan.

Kandungan serat yang bermanfaat untuk

mencegah kanker usus, membantu pengobatan

tukak lambung, radang usus besar. Rumput laut

dapat dijadikan sebagai bahan makanan

fungsional terapi yang berserat bagi penderita

obesitas, diabetes, hipertensi, jantung koroner

(Santi, 2012).

Komposisi utama dari rumput laut

Eucheuma cottonii yang dapat digunakan sebagai

bahan pangan adalah karbohidarat, yaitu 12,90%,

serat kasar 5,91%, dan kandungan proteinnya

berkisar 5,12-9,20%. Kandungan iodium berkisar

0,1-0,15% dari berat keringnya (Matanjunet al,

2008). Kandungan Vitamin A Eucheuma cottonii

adalah 59,39 SI/kg (Ariyaniet al, 2013). Secara

umum, rumput laut Sarggasum crassifolium belum

banyak diketahui dan dimanfaatkan, padahal dari

beberapa penelitian dilaporkan bahwa rumput

laut jenis ini mempunyai kandungan nutrisi yang

cukup tinggi. Kandungan karbohidrat Sarggasum

crasifolium adalah 19,06%, protein 5,53% dan serat

kasar 28,39%. Kandungan iodiumnya adalah 0,1-0,8

%dan vitamin A 489,55 SI/ 100 g berat kering

(Handayani et al, 2004)

Menurut Dinas Perikanan dan Kelautan

Maluku (2007), Maluku memiliki potensi rumput

laut yang melimpah dan berkualitas dengan

produksi tertinggi pada Kabupaten Maluku

Tengah, akan tetapi tingkat konsumsi secara

langsung oleh masyarakat sebagai bahan pangan

masih rendah karena baunya yang kurang enak

(amis) dan kemampuannya membentuk gel saat

berada dalam air. Dengan demikian perlu

pengembangan teknologi pangan yang

memanfaatkan rumput laut untuk menghasilkan

produk olahan yang berkualitas cukup tinggi

terutama bagi jenis makanan yang sering

dikonsumsi oleh masyarakat luas. Menurut

Astawan, et.al., (2004), bahwa mengingat demikian

pentingnya serat pangan, dalam upaya mencegah

meluasnya penyakit degeneratif akibat kurangnya

konsumsi serat pangan, maka perlu diupayakan

pemanfaatan rumput laut secara optimal salah

satunya adalah dapat diaplikasikan sebagai bahan

subtitusi pada cookies.

Cookies banyak digemari masyarakat

terutama bagi anak-anak sampai usia lanjut karena

teksturnya yang lunak dan aneka ragam rasanya

serta bentuknya, untuk menambah variasi dalam

pengolahan cookies, maka dapat dibuat produk

baru yaitu cookies yang berbahan dasar tepung

sagu dan disubstitusi rumput laut jenis Eucheuma

cottonii dan Sargassum crassifolium, hal ini

dikarenakan cookies merupakan makanan

selingan yang banyak digemari oleh berbagai usia,

sehingga diyakini substitusi rumput laut pada

cookies mempunyai daya terima yang baik dan

digemari oleh masyarakat karena kandungan

gizinya (Rehena&Ivakdalam, 2018). Produk

cookies umumnya dibuat dari bahan baku tepung

terigu yang sampai saat ini masih diimpor dan

jumlah ini cenderung meningkat dari tahun ke

tahun. Upaya untuk menggantikan pemakaian

terigu adalah dengan memanfaatkan tepung sagu

merupakan. Tepung sagu kaya dengan karbohidrat

(pati) yaitu 88,22% (Papilaya, 2009).

Pemanfaatan rumput laut diharapkan dapat

memberikan kontribusi nyata yaitu diperoleh

cookies sagu yang mengandung serat pangan yang

dapat dikonsumsi masyarakat untuk mencegah

berbagai jenis penyakit degeneratif. Dengan

demikian, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh substitusi rumput laut

terhadap kandungan serat cookies sagu.

Page 3: Pengaruh Substitusi Rumput Laut terhadap kandungan serat ...

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 1 (Mei 2019)

159

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian

eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok

(RAK) dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah

jenis rumput laut yaitu Eucheuma cottonii dan

Sargassum crassifolium. Faktor kedua adalah

konsentrasi rumput laut yang terdiri atas empat 4

taraf, yaitu 10%, 20%, 30%, dan 40%. penelitian

eksperimen untuk menguji pengaruh subtitusi

rumput laut Eucheuma cottonii dan Sargassum

crassifolium terhadap kandungan serat cookies

sagu. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Kimia Universitas Muhammadiyah Malang.

Subjek penelitian ini adalah cookies yang terbuat

dari tepung sagu kering dan rumput laut. Tepung

sagu kering yang digunakan adalah tepung sagu

kering jenis Tuni. Rumput laut yang digunakan

adalah jenis Eucheuma cottonii dan Sargassum

crasifolium yang diambil langsung dari Kabupaten

Maluku Tengah.

2.1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pembuatan

cookies adalah timbangan, kom adonan

almunium, mixer, loyang almunium, cetakan, dan

oven. Alat untuk uji serat adalah corong Bucher,

Erlenmeyer, kertas saring, kotak timbangan. Bahan

yang diperlukan adalah NaOH, H2SO4, etanol, dan

air panas. Bahan baku untuk membuat cookies

dalam penelitian ini adalah rumput laut jenis

Eucheuma cottonii dan Sargassum crassifolium

yang diperoleh dari perairan Kabupaten Maluku

Tengah. Tepung sagu yang digunakan adalah

tepung sagu cap Nyong Ambon produksi Yayasan

Waiselaka Ambon, tepung terigu, kuning telur,

margarine, dan gula halus.

2.2. Pelaksanaan Penelitian

Rumput laut setelah dipanen, dicuci dengan

air tawar berkali-kali, ditiriskan dan dijemur

dibawah matahari menggunakan para-para

penjemuran hingga kering. Rumput kering

digiling dengan alat penggiling, kemudian diayak

dengan ayakan halus (100 mesh) untuk digunakan

sebagai bahan substitusi dalam pembuatan

cookies.

Formulasi cookies yang dibuat adalah

sebagai berikut: kuning telur 12 g, margarine 50 g,

dan gula halus 20 g. Tepung yang digunakan

adalah campuran tepung sagu dengan tepung

terigu dengan perbandingan tepung sagu 80% dan

tepung terigu 20%, dan digunakan sebanyak 100 g.

Semua bahan di campur menjadi adonan yang

kalis. Selanjutnya subtitusi bubuk Eucheuma

cottonii dan Sargassum crassifolium, masing-

masing dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, dan

40%. Adonan dicetak dan dipanggang (dioven)

dengan suhu 170o C selama 30 menit

(Rehena&Ivakdalam, 2018). Analisis kandungan

serat kasar cookies dilakukan dengan metode

Gravimetri (Sudarmadji et al, 1997)

2.3. Analisis Data

Data kandungan serat dianalisis secara

statistik menggunakan uji anova ganda dengan

kriteria signifikansi adalah 5%. Jika hasil

perhitungan dengan analisis varian menunjukkan

perbedaan yang singnifikan maka dilanjutkan

dengan uji Least Significant Difference (LSD)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kandungan serat cookies sagu yang disubstitusi

Eucheuma cottonii dan Sargassum crassifolium.

Data kandungan serat cookies sagu

berdasarkan perlakuan jenis dan konsentrasi

rumput laut yang berbeda-beda ditampilkan pada

Gambar 1.

Gambar 1. Kandungan Serat Cookies Sagu

Berdasarkan Perlakuan Jenis dan

Konsentrasi Rumput Laut

Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat rata-

rata kandungan serat cookies sagu pada perlakuan

jenis dan konsentrasi rumput laut berkisar antara

1,18-4,99%. Rata-rata kandungan serat cookies sagu

yang tertinggi pada perlakuan Sargassum

crassifolium 40% dan terendah pada Eucheuma

cottonii 10%. Dari Gambar 1 di atas terlihat adanya

peningkatan kandungan serat cookies sagu seiring

dengan substitusi rumput laut. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi

rumput laut maka semakin tinggi pula kandungan

seratnya baik pada substitusi Eucheuma cottonii

1,18

1,792,17

3,123,3

3,944,23

4,99

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

Kandungan

Serat (%)

Eucheuma

cottonii

Sargassum

crassifolium

10%

Konsentrasi Rumput Laut

20% 30% 40%

Page 4: Pengaruh Substitusi Rumput Laut terhadap kandungan serat ...

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 1 (Mei 2019)

160

maupun Sargassum crassifolium. Rata-rata

peningkatan kandungan serat cookies sagu adalah

30,83%.

Berdasarkan analisa kadar serat di atas,

bahwa kadar serat menunjukkan ada kenaikan

tiap-tiap perlakuan substitusi rumput laut, hal ini

dikarenakan pada rumput laut mempunyai kadar

serat yang cukup tinggi. Menurut Kasim (2004)

bahwa kadar serat makanan dari rumput laut

67,5% yang terdiri dari 39,47% serat makanan yang

tak larut air dan 26,03% serat makanan yang larut

air. Hasil Penelitian Handayani dan Aminah (2011)

juga menunjukkan bahwa kadar serat cake rumput

laut meningkat seiring dengan substitusi rumput

(Eucheuma Cottonii) pada konsentrasi 40 %. Hasil

Penelitian Kesuma et al (2015) juga menunjukan

ada pengaruh substitusi rumput terhadap

kandungan serat pada biskuit yang dihasilkan.

2. Analisis Varians Pengaruh Jenis dan

Konsentrasi Rumput Laut terhadap

Kandungan Serat Cookies Sagu

Analisis Varians Pengaruh Jenis dan

Konsentrasi Rumput Laut terhadap Kandungan

Serat Cookies Sagu dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.Anova Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Rumput

Laut terhadap Kandungan Serat Cookies Sagu

Source Mean

Square F Sig

Corrected

Model 5,087 115,200 0,000

Intercept 229,525 5198,272 0,000

Jenis 3,271 74,077 0,000

Konsentrasi 10,744 243,340 0,000

Hasil Anova pada Tabel 1 menunjukkan bahwa

jenis rumput laut berpengaruh terhadap

kandungan serat cookies sagu dengan nilai Sig=

0,000 < α 0.05. Hal ini juga terlihat dari nilai rerata

kandungan serat cookies sagu yang disubstitusi

jenis Eucheuma cottonii sebesar 2,72, dan

Sargassum crassifolium 3,46. Dawczynski et al

(2007) menyatakan bahwa kandungan serat pangan

dari rumput laut merah dan coklat bervariasi, yaitu

Eucheuma sp adalah 5,91% dan Sargassum sp

8,41%. Sementara, pada perlakuan konsentrasi

rumput laut (Tabel 1), menunjukkan bahwa

konsentrasi rumput laut juga berpengaruh

terhadap kandungan serat cookies sagu dengan

nilai Sig = 0,000 < α 0.05. Hal ini menunjukkan

bahwa substitusi rumput laut dengan konsentrasi

berbeda juga berpengaruh terhadap kandungan

serat cookies sagu. Hasil uji LSD pengaruh jenis

dan konsentrasi rumput laut terhadap kandungan

serat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji LSD Pengaruh jenis dan Konsentrasi

Rumput Laut terhadap Kandungan Serat

Cookies Sagu

Jenis dan Konsentrasi

Rumput laut

Kandungan

serat

Rerata (%)

Notasi

LSD

Eucheuma cottonii 10%

Sargassumcrassifolium 10%

Eucheuma cottonii 20%

Sargassum crassifolium 20%

Eucheuma cottonii 30%

Sargassum crassifolium 30%

Eucheuma cottonii 40%

Sargassum crassifolium 40%

1,18

1,79

2,17

3,12

3,33

3,94

4,23

4,99

a

b

b

c

c

d

d

e

Ket: Huruf yang berbeda berarti berbeda nyata pada α 0.05

Hasil uji LSD pada Tabel 2 menunjukkan

bahwa kandungan serat pada perlakuan jenis dan

konsentrasi rumput laut memiliki notasi yang

berbeda-beda. Hal ini berarti bahwa ada

perbedaan yang signifikan rata-rata kandungan

serat pada berbagai perlakuan jenis dan

konsentrasi rumput laut dengan taraf signifikansi

0,05. Dari hasil uji LSD juga menunjukkan bahwa

perlakuan substitusi Sargassum crassifolium 40%

berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini

menunjukan bahwa substitusi jenis Sargassum

crassifolium dengan konsentrasi 40% memberikan

pengaruh yang sangat nyata terhadap kandungan

serat cookies sagu. Suparmi dan Sahri (2010)

mengungkapkan bahwa substitusi tepung rumput

laut Sargassum sp juga dapat meningkatkan

kandungan serat Biskuit MP-ASI.

IV. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat

disimpulkan bahwa 1)Ada pengaruh substitusi

rumput laut terhadap kandungan serat cookies

sagu, 2) substitusi jenis Sargassum crassifolium

dengan konsentrasi 40% memberikan pengaruh

yang sangat nyata terhadap kandungan serat

cookies sagu. Berdasarkan hasil penelitian ini

disarankan perlu dikembangkan pemanfaatan

rumput laut juga dalam bentuk makanan lain

Page 5: Pengaruh Substitusi Rumput Laut terhadap kandungan serat ...

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 1 (Mei 2019)

161

REFERENSI

Anggadiredja JT, 2011.Rumput Laut, Penebar Swadaya, Jakarta

Ariyani, M., Fitriyono Ayustaningwarn, F., 2013. Pengaruh Penambahan Tepung Duri Ikan Lele Dumbo

(Clarias Gariepinus) Dan Bubur Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) Terhadap Kadar Kalsium,

Kadar Serat Kasar Dan Kesukaan Kerupuk. Journal of Nutrition College, Volume 2, Nomor 1,

Tahun 2013

Astawan, M., S. Koswara., dan F. Herdiani. 2004. Pemanfaatan rumputlaut(Eucheuma cottonii)untuk

meningkatkankadar iodium dan serat pangan pada selaidan dodol. Jurnal Teknologi dan

IndustriPangan XV (1) : 61-69

Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Maluku. 2007. Pengembangan Budidaya Rumput Laut Melalui

Klaster Gerbang Ekonomi Kerakyatan.

Dwiyitno, 2011. Rumput Laut Sebagai Sumber Serat Pangan Potensial. Jurnal Squalen Vol. 6 No.1, Mei

2011.

Dawczynski. C. 2007. Amino acids, fatty acids, and dietary fibre in edible seaweed products. Food

Chemistry103(3):891-899 · December 2007

Handayani, T. 2004. Analisis Komposisi Nutrisi Rumput Laut Sargassum Crassifolium J. Agardh

Handayani, R., & Aminah,S. 2011. Variasi Substitusi Rumput Laut Terhadap Kadar Serat Dan Mutu

Organoleptik Cake Rumput Laut (Eucheuma Cottonii). Jurnal Pangan Dan Gizi Vol. 02 No. 03

Tahun 2011

Jones, P.J., Raeini-Sarjaz, M., Jenkins, D.J.A, Kendall, C.W.C., Vidgen, E., Trautwein, E.A, Lapsley, K.G.,

Marchie, A., Cunnane, S.C., and Connelly, P.W. 2005. Effects of a diet high in plant sterols,

vegetable proteins, and viscous fibers (Dietary Portfolio) on circulating sterol levels and red cell

fragility in hypercholesterolemic subjects. Lipids, 40 (2): 169–174.

Kesuma, C.P., Adi.A.C., Muniroh L, 2015. Pengaruh Substitusi Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) Dan

Jamur Tiram(Pleurotus Ostreatus) Terhadap Daya Terima Dan Kandungan Serat Pada Biskuit.

Media Gizi Indonesia,Vol. 10, No. 2 Juli–Desember 2015: Hlm. 146–15.

Matanjun, P., Mohamed, S., Mustapha, M & Kharidah. 2008.Nutrient content of tropical edible seaweeds,

Eucheuma cottonii, Caulerpa lentillifera and Sargassum polycystum.Journal of Applied

Phycology, 10.1007/s10811-008-9326-4.

Papilaya.E.C, 2009. Sagu untuk Pendidikan Anak Negeri. Bogor: IPB Press.

Wisten, A. and Messner, T. 2005. Fruit and fibre (Pajala porridge) in the prevention of constipation.

Scand. J. Caring Sci. 19: 71–76.

Rehena, Z &Ivakdalam.L.M, 2018. Pemanfaatan Eucheuma cottonii dan Sargassum crassifolium dalam

Cookies Sagu Untuk Meningkatkan Kadar Iodium Tikus (Rattus novergicus). JurnalAGRIKAN

Volume 11 Nomor 2, Oktober 2018.

Santi. 2012. Kandungan Gizi. Rumput Laut. Yogyakarta

Suparmi& Sahri. A. 2009. Mengenal Potensi Rumput Laut: Kajian Pemanfaatan Sumber Daya Rumput

Laut Dari Aspek Industri Dan Kesehatan. Jurnal Sultan Agung Vol XII No. 118 Juni –Agustus

2009.

Sudarmadji. S, Haryono.B, Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian.

Yogyakarta. Penerbit: Liberty