Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
-
Upload
bobi-indrajaya -
Category
Documents
-
view
237 -
download
0
Transcript of Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
1/13
MODUL PERKULIAHAN
StrategicHumanResourceManagement
Imbalan Kerja
FakultasProgram
Studi
ata!
Muka
"#$$# Disusun Ole%
Pasca Sarjana Magister
Manajemen &$Purwanto SK., Dr, M.Si.
A'stract Kom!etensi
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
2/13
Pendahuluan
Imbalan kerja merupakan bagian dari total kompensasi yang diterimapekerja. Oleh karena itu, jika perusahaan ingin mengontrol total biaya tenaga kerja
maka tidak mungkin perusahaan mengenyampingkan imbalan tenaga kerja.
Namun perlu dicatat bahwa imbalan kerja memengaruhi perilaku pekerja baik
pekerja yang belum bergabung namun potensial untuk bekerja di perushaan
maupun perilaku pekerja yang sudah bekerja di perusahaan. Imbalan kerja akan
memengaruhi perilaku pekerja yang sudah bekerja di perusahaan apakah mereka
akan bekerja lebih giat, bekerja sesuai uraian pekerjaan tanpa tambahan motivasi
untuk berprestasi lebih tinggi, atau bahkan keluar dari perusahaan untuk
mencari pekerjaan lain yang menawarkan imbalan kerja yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan si pekerja tersebut. Setiap pekerja memiliki pandangan
yang berbeda terhadap imbalan kerja. Biasanya mereka akan meninjau ulang
imbalan kerja yang mereka peroleh secara periodik. Apakah imbalan kerja saat ini
telah sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya saat ini.
Walaupun imbalan kerja merupakan bagian dari kompensasi yang diterima
oleh pekerja, imbalan kerja memiliki beberapa keunikan tersendiri. Pertama
berkaitan dengan aspek hukum. Walaupun kompensasi patuh pada peraturan
pemerintah, namun peraturan pemerintah memiliki skala dan dampak yang lebih
luas terhadap imbalan kerja. Beberapa imbalan kerja seperti jaminan sosial dan
perlindungan tenaga kerja diamanatkan secara langsung oleh undang-undang. Hal
ini dilakukan oleh pemerintah guna menjaga kondisi ekonomi para pekerja.
Keunikan kedua yang dimiliki imbalan pekerja adalah bisanya penyiapan
dan penyaluran imbalan tersebut dilakukan oleh lembaga. Hal ini dilakukan
karena setiap perusahaan diwajibkan untuk memberikan imbalan kerja kepada
para pekerjanya sehingga butuh lembaga yang mengurus hal tersebut, dalam
kasus Indonesia adalah BPJS. Pelaksanaan jaminan kesehatan dan jaminan
tenaga kerja dilakukan oleh BPJS sebagai perusahaan pemerintah yang mengelola
dana jaminan tersebut dari perusahaan-perusahaan.
($&) 2
Strategic Human ResourceManagement Pusat *a%an A+ar dan eLearningPurwanto SK., Dr, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
3/13
Keunikan ketiga dari imbalan kerja berkaitan dengan kompleksitasnya.
Setiap pekerja yang bekerja di perusahaana menerima gaji dalam bentuk uang,
namun tidak untuk paket imbalan kerja. Imbalan kerja seperti jaminan sosial dan
asuransi kecelakaan tidak diterima dalam bentuk uang. Sebagai contoh, parapekerja hanya akan menerima keuntungan dari asuransi kesehatan ketika mereka
mengalami sakit. Para pekerja akan di rawat di rumah sakit tapa harus
mengeluarkan biaya karena sudah ditanggung oleh asuransi kesehatan. Karena
bentuknya tidak dalam bentuk uang dan tidak bisa dirasakan langsung
manfaatnya, sering kali beberapa pekerja tidak begitu sadar akan manfaat dari
imbalan kerja ini baik dalam bentuk asuransi kesehatan, dana pensiun, maupun
bentuk imbalan kerja lainnya. Bahkan beberapa pekerja yang paham pentingnya
imbalan kerja ini sering kali tidak paham bagaimana cara menggunakannya
sehingga mereka tidak menggunakan manfaat dari imbalan kerja ini. Atau bisa
juga karena kompleksnya cara menggunakan manfaat imbalan kerja ini, beberapa
pekerja malas untuk menggunakan manfaatnya.
Program-Program Imbalan Kerja
Ada berbagai bentuk imbalan kerja seperti jaminan sosial, dana pensiun,asuransi pengangguran, asuransi keluarga, dan program-program lainnya. Namun,
tidak semua negara menerapkan semua imbalan kerja. Negara maju lebih banyak
memiliki program-program imbalan kerja dengan peraturan yang cukup
komprehensif. Sedangkan negara-negara berkembang sebagian besar masih belum
menerapkan imbalan kerja selengkap di negara-negara maju. Hal ini terjadi karena
tingkat kemajuan ekonomi di negara berkembang belum sebaik di negara maju
sehingga beberapa perusahaan masih mengalami kesulitan untuk memberikan
imbalan kerja yang lebih lengkap untuk para pekerjanya. Bahkan untuk beberapa
negara, imbalan kerja yang minim ini dijadikan daya tarik investasi untuk
negaranya. Negara berharap dengan imbalan kerja yang tidak terlalu banyak maka
akan menarik minat banyak investor untuk melakukan bisnis di negaranya
sehingga angka pengangguran di negaranya dapat dikurangi. Dengan imbalan
kerja yang sedikit maka total biaya yang harus dikeluarkan perusahaan relatif
($&) 3
Strategic Human ResourceManagement Pusat *a%an A+ar dan eLearningPurwanto SK., Dr, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
4/13
lebih rendah dan tentunya akan berdampak pada tingkat keuntungan yang
diperoleh.
Secara umum ada beberapa bentuk program imbalan kerja yang biasanya
berlaku umum di negara-negara maju yaitu: Asuransi Sosial
Di negara yang telah maju, asuransi sosial ini biasanya terdiri dari tiga
bentk program yaitu:
• Jaminan sosial
International Labor Organizations menyebutkan bahwa jaminan
sosial merupakan bentuk perlindungan yang disediakan oleh negara
untuk masyarakatnya melalui berbagai upaya / program dalam
menghadapi kesulitan keuangan yang dapat terjadi karena sakit,
proses kelahiran, pengangguran, kecacatan, lanjut usia, ataupun
kematian. Lebih jauh dijelaskan bahwa jaminan sosial terdiri dari
asuransi sosial, bantuan sosial, tunjangan keluarga, provident funds,
dan skema yang diselenggarakan oleh perusahaan seperti
kompensasi dan program komplimenter lainnya (ILO, 2002).
Dalam konteks Indonesia, sistem jaminan sosial ini diatur dalam
suatu undang-undang yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Dalam UU
tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Sistem Jaminan
Sosial Nasional adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar
hidupnya yang layak.
Penyelenggara jaminan sosial di Indonesia dilakukan oleh lembaga
nirlaba yang bertanggung jawab secara langsung kepada presiden.
Penyelenggaran jaminanan sosial di Indonesia dikenal dengan nama
Badan Penyelenggaran Jasminan Sosial (BPJS). Menurut kamus
online Wikipedia BPJS adalah merupakan lembaga yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan sosial diIndonesia
menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang
($&) 4
Strategic Human ResourceManagement Pusat *a%an A+ar dan eLearningPurwanto SK., Dr, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
https://id.wikipedia.org/wiki/Jaminan_sosialhttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttps://id.wikipedia.org/wiki/Jaminan_sosial
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
5/13
Nomor 24 Tahun 2011. Berdasarkan Undang-undang Nomor 24
Tahun 2011, BPJS akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan
sosial yang ada di Indonesia yaitu lembaga asuransi jaminan
kesehatanPT . Askes Indonesia menjadiBPJS Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenaga kerjaan PT . Jamsostek menjadiBPJS
Ketenagakerjaan. Transformasi PT. Askes dan PT. Jamsostek menjadi
BPJS dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT. Askes akan
menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya pada 2015 giliran PT.
Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan.
• Asuransi Pengangguran
Asuransi pengangguran di Indonesia belum begitu dikenal dan
sampai saat ini belum dilaksanakan sebagaimana di negara maju. Di
Amerika Serikat, asuransi pengangguran ini telah ada sejak tahun
1935 dan telah diatur dalam suatu undang-undang. Di Amerika
asuransi ini memiliki empat tujuan utama yaitu (1) untuk mengganti
pendapatan yang hilang ketika si pekerja menjadi pengangguran
terpaksa (bukan pengangguran disengaja), (2) untuk membantu si
penganggur menemukan pekerjaan baru, (3) sebagai insentif bagi
perusahaan untuk menyiapkan jabatan yang ditinggalkan (4)
membantu pekerja untuk tetap bekerja dalam bidang keahliannya
sehingga dia tidak terburu-buru untuk mendapatkan pekerjaan yang
tidak sesuai dengan keterampilannya selama ini. Namun sebagin
ekonom tidak setuju terhadap asuransi pengangguran ini karena
dikhawatirkan akan memicu bertambahnya jumlah pengangguranfriksional. Sedangkan untuk negara berkembang asuransi ini dinilai
terlalu eksklusif dan mahal sehingga akan memberatkan para
pekerja, perusahaan, dan pemerintah.
• Kompensasi Pekerja
Di Amerika kompensiasi pekerja ini mencakup kecelakaan dan
kematian. Pekerja yang mengalami kecelakaan akan mendapatkan
kompensasi sebagai dampak dari kerusakan / cacat yang
($&) 5
Strategic Human ResourceManagement Pusat *a%an A+ar dan eLearningPurwanto SK., Dr, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
https://id.wikipedia.org/wiki/Askeshttps://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Kesehatanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Jamsostekhttps://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Ketenagakerjaanhttps://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Ketenagakerjaanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Askeshttps://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Kesehatanhttps://id.wikipedia.org/wiki/Jamsostekhttps://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Ketenagakerjaanhttps://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Ketenagakerjaan
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
6/13
ditimbulkan. Sedangkan kompensasi bagi pekerja yang meninggal
akan membantu keluarga yang selama ini ditanggung sehingga
keluarga dapat menyiapkan diri dalam mencari pendapatan/
penghasilan yang baru. Di Indonesia, kompensasi kerja yangmenanggung kerugian akibat kecelakaan dan kematian sudah masuk
dalam SJSN yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Asuransi untuk Pribadi
Di Amerika, ada dua macam asuransi yang sifatnya untuk personal yaitu
asuransi kesehatan dan asuransi kecacatan. Dalam kasus Indonesia, secara teknis
asuransi kesehatan dan kecacatan telah diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2004
tentang SJSN.
• Asuransi Kesehatan
Pemerintah telah mengatur asuransi kesehatan ini dalam pasal 19
sampai pasal 28 UU Nomor 40 Tahun 2004. Dalam UU tersebut
dijelaskan bahwa tujuan dari adanya jaminan kesehatan ini adalah
menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemerliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasarkesehatan. Sedangkan manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan
perseorangan berupa pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan
bahan medis habis pakai yang diperlukan.
• Asuransi Kecacatan
Di Amerika asuransi kecacatan ini dibagi menjadi dua yaitu
kecacatan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek,
pekerja mendapatkan manfaat dari asuransi ini maksimal enam
bulan. Sedangkan kecacatan jangka panjang mencakup waktu
seumur hidup si pekerja. Jumlah manfaat dari asuransi ini berkisar
antara 50 – 70 persen dari total gaji yang selama ini diperoleh dari
perusahaan.
Di Indonesia, asuransi kecacatan ini lebih dikenal dengan asuransi
kecelakaan kerja dan diatur dalam UU yang sama dengan UU
($&)
Strategic Human ResourceManagement Pusat *a%an A+ar dan eLearningPurwanto SK., Dr, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
7/13
asuransi kesehatan yaitu dalam pasal 29 sampai dengan pasal 34.
Tujuan dari jaminan kecelakaan kerja ini adalah untuk menjamin
agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan
santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaankerja atau menderita penyakit akibat kerja. Manfaat yang diberikan
berupa pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisnya dan
mendapat manfaat berupa uang tunai apabila terjadi cacat total tetap
atau meninggal dunia. Berbeda dengan Amerika Serikat, di Indonesia
manfaat jaminan kecelakaan kerja yang berupa uang tunia diberikan
sekaligus kepada pekerja yang cacat sesuai dengan tingkat
kecacatannya.
Jaminan Pensiun
Sama halnya dengan dua jenis asuransi sebelumnya, jaminan pensiun
merupakan paket dari SJSN. Dalam UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN,
jaminan pensiun diatur dalam pasal 39 sampai dengan 42. Jaminan pensiun ini
diselenggarakan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat
peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usiapensiun atau mengalami cacat total tetap. Manfaat jaminan pensiun ini berwujud
uang tunia yang diterima setiap bulan. Ada beberapa macam jaminan uang
pensiun yang diatur dalam UU tersebut yaitu:
− Pensiun hari tua, diterima peserta setelah pensiun sampai meninggal
dunia;
− Pesiun cacat, diterima peserta yang cacat akibat kecelakaan atau
akibat penyakit sampai meninggal dunia;
− Pensiun janda / duda, diterima janda / duda ahli waris peserta
sampai meninggal dunia atau menikah lagi;
− Pensiun anak, diterima anak ahli waris peserta sampai mencapai
usia 23 tahun, bekerja, atau menikah; atau
− Pensiun orang tua, diterima orang tua ahli waris peserta lajang
sampai batas waktu tertentu sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
($&) !
Strategic Human ResourceManagement Pusat *a%an A+ar dan eLearningPurwanto SK., Dr, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
8/13
Jaminan Hari Tua
Di Indonesia, selain jaminan pensiun juga diatur jaminan hari tua. Jaminan
hari tua ini diatur dalam pasal 35 sampai 38 UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang
SJSN. Jaminan hari tua ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menjamin agarpeserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat
total tetap, atau meninggal dunia. Manfaat jaminan hari tua ini berupa uang tunia
yang dibayarkan sekaligus pada saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal
dunia, atau mengalami cacat total tetap.
Asuransi untuk Keluarga Pegawai
Di Amerika, asuransi untuk keluarga baru disahkan tahun 1993 dalam UU
yang terpisah dengan UU asuransi ketenagakerjaan. Pada kasus Indonesia,
asuransi untuk keluarga merupakan satu paket rangkaian dari asuransi
kesehatan untuk pribadi. Dalam UU Nomor 40 Tahun 2004, manfaat dari asuransi
kesehatan yang diterima pekerja juga diterima oleh anggota keluarga sampai batas
empat orang tertanggung teridir dari pekerja, suami / istri, dan dua orang anak.
Jika si pekerja memiliki lebih dari dua anak atau si pekerja memasukkan anggota
keluarga lain maka anak yang ketiga atau anggotan keluarga lain tersebut akandikenakan biaya tambahan.
Jaminan Kematian
Di Indonesia, selain jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan
pensiun, dan jaminan hari tua, masih ada satu jenis jeminan yang masuk ke
dalam SJSN yaitu jaminan kematian. Jaminan ini diselenggarakan dengan tujuan
untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta
(pekerja) yang meninggal dunia. Manfaat jaminan kematian ini berupa uang tunai
yang diberikan kepada ahli waris.
Iuran Sistem Jaminan Sosial Nasional
Pelaksanaan SJSN dilakukan dan dikelola oleh BPJS di bawah pengawasan
pemerintah. Setiap perusahaan dan pekerja wajib ikut serta dalam SJSN ini.
Setiap perusahaan dan pekerja wajib memberikan iuran yang besarannya
ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari upah atau penghasilan. Dari
($&) "
Strategic Human ResourceManagement Pusat *a%an A+ar dan eLearningPurwanto SK., Dr, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
9/13
kelima jaminan sosial yang berlaku di Indonesia terdapat tiga jenis jeminan yang
pembayarannya ditanggung secara bersama oleh pekerja dan pemberi kerja
(perusahaan). Sedangkan dua jenis jaminan lainnya hanya ditanggung oleh
pemberi kerja. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel Penanggung Iuran SJSN
No Jenis JaminanPenganggung Iuran
Pemberi Kerja Pekerja1 Jaminan Kesehatan √ √2 Jaminan Kecelakaan Kerja √3 Jaminan Hari Tua √ √4 Jaminan Pensiun √ √5 Jaminan Kematian √
Sumber: Setneg, 2004 (diolah)
Mengatur Imbalan Kerja: Tujuan dan Strategi Perusahaan
Walaupun imbalan kerja ini sudah diatur dalam UU dan peraturan
pemerintah, perusahaan masih perlu untuk membuat keputusan dan
mengevaluasi kebijakan tentang imbalan kerja ini. Sebagiamana telah dijelaskan
sebelumnya bahwa gaji dan imbalan kerja akan memengaruhi potensial pekerja
yang akan tertarik untuk bekerja di perusahaan serta akan memengaruhi perilaku
pekerja yang saat ini sudah bekerja di perusahaan.
Jika perusahaan ingin menarik potensial pekerja yang berkualitas maka
perusahaan harus membuat kebijakan imbalan kerja yang jauh lebih baik dari
yang diatur oleh pemerintah. Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia memiliki
standar imbalan kerja yang jauh di atas imbalan kerja yang ditentukan oleh
pemerintah. Hal ini mereka lakukan supaya mereka dapat menarik calon pekerja
yang benar-benar berkualitas.Imbalan kerja juga akan memengaruhi perilaku pekerja yang sudah bekerja
di perusahaan. Perusahaan harus selalu melakukan evaluasi jangan sampai
terjadimoral hazard dari para pekerja atau yang biasa disebut pelanggaran
terhadap “kontrak implisit”. Jika perusahaan meyakini bahwa pekerjanya memiliki
komitmen yang rendah terhadap kesejahteraannya dan tidak terlalu memiliki
motivasi untuk meningkatkan kesejahterannya maka perusahaan perlu bekerja
($&) #
Strategic Human ResourceManagement Pusat *a%an A+ar dan eLearningPurwanto SK., Dr, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
10/13
keras untuk mendorong supaya karyawan tersebut memiliki komitmen yang kuat
terhadap kesuksesan perusahaan.
Penentuan dan evaluasi kebijakan terhadap imbalan kerja tidak akan
terlaksana dengan baik jika perusahaan tidak memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas terhadap arah usahanya. Perusahaan akan kesulitan menentukan standar
imbalan kerja untuk para pekerjanya sehingga proses evaluasi juga akan sulit
dilakukan karena tidak adanya standar tersebut.
Berikut adalah contoh dari perusahaan Asuransi Prudential dalam
menentukan tujuan dan strategi perusahaan dalam menentukan imbalan kerja.
Tabel Tujuan dan Tingkat Kepentingan Imbalan Kerja
No Tujuan Persentase TingkatKepentingan
1 Mengontrol biaya asuransi sosial 65%2 Mempertahankan pekerja saat ini 53%3 Mengurangi biaya administrasi dari imbalan kerja 52%4 Meningkatkan produktivitas pekerja 48%5 Menarik minat calon pekerja 41%6 Meningkatkan kepuasan pekerja terhadap
keseluruhan paket imbalan kerja41%
7 Menolong pekerja dalam hal membuat keputusan
imbalan kerja yang lebih baik
35%
8 Menunjukkan berbagai perbedaan imbalan kerjasesuai kebutuhan para pekerja
28%
9 Meningkatkan partisipasi pekerja secara sukareladalam menentuan perencanaan perusahaan
25%
Sumber: Prudential Group Insurance, 2011
Contoh dalam tabel di atas merupakan gambaran bagaimana perusahaan
asuransi Prudensial membuat suatu tingkat kepentingan bagi perusahaannya
yang akan dijadikan dasar dalam membuat kebijakan besaran imbalan kerja yang
akan dibuat. Dari tabel di atas terlihat bahwa Prudensial lebih mementingkan
mengontrol biaya asuransi sosial bagi para kerjanya. Bahkan di urutan ketiga
berdasarkan tingkat kepentingannya, perusahaan Prudensial menginginkan untuk
mengurangi biaya adminsitrasi yang ditimbulkan dari imbalan kerja untuk para
pekerjanya. Hal ini mungkin dilakukan oleh Prudensial meyakini bahwa sebagai
perusahaan besar dan multinasional telah bisa menjadi daya tarik bagi para calon
pekerja yang berkualitas untuk bekerja di Prudensial. Hal tentu akan berlainan
($&) $%
Strategic Human ResourceManagement Pusat *a%an A+ar dan eLearningPurwanto SK., Dr, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
11/13
bagi perusahaan baru dan belum menjadi perusahaan besar. Bagi perusahaan
seperti itu maka menjadikan imbalan kerja sebagai daya tarik menjadi hal yang
sangat penting.
Untuk menentukan strategi yang tepat perusahaan bisa melakukan surveikepada perusahaan-perusahaan lain dengan menggunakan perusahaan konsultan
yang dapat mencari invormasi yang valid terkait kebijakan-kebijakan yang dibuat
perusahaan lain tentang imbalan kerja. Dari data survei tersebut, perusahaan
dapat membuat suatu standar imbalan kerja sesuai dengan arah dan tujuan
usahanya dan tentunya membuat strategi dalam menentukan besaran imbalan
kerja yang akan diberikan perusahaan kepada para pekerjanya.
Komunikasi dengan Pekerja
Jika perusahaan telah menentukan besaran imbalan kerja bagi para
pekerjanya maka langkah penting lainnya yang harus dilakukan perusahaan
adalah mengkomunikasikan secara baik kebijakan perusahaan tersebut kepada
para karyawannya. Jika diperlukan, perusahaan perlu menjelaskan kenapa
perusahaan membuat kebijakan besaran imbalan kerja yang berlaku saat ini. Hal
ini dilakukan karena pekerja biasanya akan melakukan evaluasi danmembandingkan dengan imbalan-imbalan kerja di perusahaan lain. Jika imbalan
kerja di perusahaan saat ini dirasa tidak adil maka akan berdampak pada perilaku
pekerja tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa jika pekerja
merasa kompensasi dan imbalan kerja dirasa tidak adil maka pekerja bisa
melakukan hal-hal yang kontraproduktif seperti (1) malas untuk bekerja, (2)
melakukan pencurian, (3) keluar dari perusahaan.
Ada beberapa cara komunikasi yang bisa dilakukan oleh perusahaan
kepada perusahannya terkait kebijakan imbalan kerja. Menurut hasil survei dari
SHRM terhadap 447 perusahaan di Amerika Serika pada tahun 2012, sebagian
besar perusahaan di Amerika Serikat menggunakan form dalam bentuk isian
sebagai bentuk komunikasi perusahaan dengan para karyawannya. Hasil survei
SHRM ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel Hasil Survei SHRM tentang Metode Komunikasi yang Digunakan Perusahaan
No Cara Komunikasi Persentase1 Form isian (online dan kertas) 84%
($&) $$
Strategic Human ResourceManagement Pusat *a%an A+ar dan eLearningPurwanto SK., Dr, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
12/13
2 Kelompok pekerja Komunikasi dengan serikat pekerja 65%3 Satu / dua orang melakukan konseling dengan serikat
pekerja51%
4 Internet 48%5 Surat langsung ke rumah atau tempat tinggal 41%6 Koran / media (online atau cetak) 39%7 Pameran 26%8 Pendidikan via internet (dunia maya) 13%9 Jejaring Sosial (Social Media) 4%10 Kelompok pekerja berkomunikasi langsung dengan
perusahaan3%
11 Lainnya 2%Sumber: SHRM, 2012
Tabel di atas memperlihatkan bahwa beberapa perusahaan menggunakan
metode lebih dari satu. Perusahaan bisa mengkombinasikan berbagai metode
seperti form isian dan komunikasi dengan serikat pekerja. Bisa juga perusahaan
menggunakan semua metode yang ada dengan harapan komunikasi bisa jauh
lebih efektif. Semua metode ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
masing-masing perusahaan. Tujuan utama dari komunikasi ini adalah pekerja
dapat memahami besaran imbalan kerja yang dibuat oleh perusahaan. Pekerja
juga diharapkan dapat komit terhadap kesuksesan perusahaan.
($&) $2
Strategic Human ResourceManagement Pusat *a%an A+ar dan eLearningPurwanto SK., Dr, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id
-
8/16/2019 Modul Strategic Human Resource Management [TM10]
13/13
Da&tar Pusta'a
($&) $3
Strategic Human ResourceManagement Pusat *a%an A+ar dan eLearningPurwanto SK., Dr, M.Si. http://www.mercubuana.ac.id