Modul Pelatihan Epanet(1)

32
PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0 ENVIRONMENTAL ENGINEERING FACULTY OF ENGINEERING MODUL PELATIHAN OLEH: RACHMAD ARDHIANTO, S.T. PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

description

tata cata menggunakan epanet

Transcript of Modul Pelatihan Epanet(1)

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    ENVIRONMENTAL ENGINEERINGFACULTY OF ENGINEERING

    MODUL PELATIHANOLEH: RACHMAD ARDHIANTO, S.T.

    PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKANSOFTWARE EPANET 2.0

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Bagian IDasar-Dasar Permodelan

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Persamaan Hidrolis Dalam Sistem DistribusiDalam melakukan perencanaan jaringan sistem distribusi ada beberapa perumusan perhitungan

    hidrolis yang dijadikan acuan diantaranya adalah sebagai berikut ini.

    A. Persamaan Energi dalam PipaDalam aplikasi hidrolika, energy sering dinyatakan dalam energy per satuan berat atau dalam

    satuan panjang atau lebih umum disebut tekanan. Dalam hidrolika, energy dibagi ke dalam tiga

    bagian yaitu:

    Selain ketiga bentuk energy di atas, ada energy yang mungkin dimasukan dalam sistem seperti

    energy pompa. Persamaan keseimbangan hidrolis antara dua titik dalam aliran pipa dapat

    dinyatakan sebagai berikut:

    B. Gradien Energi dan HidrolisPengertian dari gradien energi dan gradient hidolis adalah sebagai berikut ini:

    Gradient hidrolis merupakan jumlah head pressure (p/y) dan head elevasi, yang dinyatakan

    dalam tinggi kolom air dalam piezometer, digambarkan dalam garis HGL (Hidraulic Grade Line).

    Sedangkan gradien energy adalah penjumlahan gradient hidolis dan head kecepatan (v2/2g),

    yang dinyatakan dalam tinggi kolom air dalam tabung pitot, digambarkan dalam garis EGL (Enery

    Grade Line). Pada kondisi tertentu EGL sama dengan HGL yaitu pada saat kecepatan aliran 0,

    seperti pada Reservoir. Kedua pengertian di atas dapat digambarkan pada gambar berikut ini,

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    C. Perubahan Energi dalam PipaDalam sistem jaringan, prinsip keseimbangan hidrolis adalah bahwa aliran yang masuk harus

    sama dengan aliran yang keluar. Sedangkan keseimbangan energy dalam pipa dinyatakan

    bahwa besarnya khilangan tekanan dalam pipa harus seimbang pada tiap-tiap titik. Seperti yang

    digambarkan pada gambar dibawah ini.

    Pada gambar di atas dapat diterangkan bahwa jumlah debit air yang ada di pipa (a) sama dengan

    jumlah aliran yang masuk ke pipa percabangan b dan c. demikian juga keseimbangan energy

    yang terjadi bahwa besarnya energi di titik 3 sama dengan besarnya energy di titik 1 dikurangi

    kehilangan tekanan yang terjadi selam di pipa b. begitu pula harus sama dengan kehilangan

    tekanan di pipa c ditambah di pipa d.

    D. Kehilangan Tekanan UtamaKehilangan tekanan karena gesekan pipa merupakan kehilangan tekanan utama yang terjadi

    pada sistem jaringan pipa karena kondisi pipa seperti diameter pipa, kekasaran pipa, panjang

    pipa yang dipengaruhi oleh debit aliran dan tekanan kerja awal dalam sistem. Beberapa

    persamaan yang digunakan untuk memperkirakan friksi loses atau kehilangan ini antara lain;

    1. Persamaan Hazen WilliamPersamaan ini yang paling sering digunakan dalam analisa tekanan pipa dalam sistem distribusi

    air, persamaannya adalah sebagai berikut ini.

    Q = kCAR0,63 S0,54

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Dimana :

    Q : Aliran air (m3/detik)

    k : Konstanta (0,85)

    C : Koefisien Kekasaran Hazen William

    A : Luas Penampang Pipa (m2)

    R : Dimeter Pipa (m)

    S : Kemiringan (m/m)

    Nilai C untuk beberapa jenis pipa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    E. Minor LosesMinor loses dalam pipa bertekanan disebabkan gerakan aliran air dalam pipa, seperti

    meningktanya turbulensi dapat menurunkan HGL pada sistem. Besarnya kehilangan tekanan ini

    tergantung pada bentuk fitting pada pipa, yang berpengaruh langsung pada garis aliran dalam

    pipa seperti terlihat pada Gambar di bawah.

    Persamaan minor loses yang umum dipakai adalah sebagai berikut ini:

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Pemodelan dan Simulasi Jaringan Sistem DistribusiA. UmumSimulasi sistem distribusi merupakan proses pemodelan perilaku sistem distribusi dengan

    pendekatan matematis untuk mendapatkan kondisi yang hampir sama pada kondisi

    sebenarnya.Dari proses simulasi dengan pemodelan sistem jaringan distribusi akan

    mempermudah kita dalam:

    Memperkirakan respon sistem distribusi yang ada terhadap kondisi yang cukup luas.

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Dapat dilakukan antisipasi terhadap kondisi-kondisi yang nantinya terjadi pada suatu

    sistem baik sistem yang telah ada maupun yang direncanakan.

    Mempermudah kita dalam melakukan evaluasi dan pengembangan sistem jaringan

    Mempermudah dalam pembuatan zona-zona pelayanan didasarkan pada kondisi-kondisi

    tertentu yang akan lebih mudah diperhitungkan dengan adanya model jaringan distribusi

    yang akan kita buat Sedangkan tujuan dari proses simulasi dengan pemodelan pada

    sistem distribusi antara lain:

    a. Sebagai rencana induk jangka panjang, termasuk pengembangan dan rehabilitasi

    b. Sebagai studi pengamanan kebakaran

    c. Pengontrolan kualitas air

    d. Manajemen Energi

    e. Desain Sistem Distribusi Membantu dalam operasional sistem distribusi termasuk

    untuk training operator, membantu mempercepat proses perbaikan Dalam pembuatan

    model dan simulasi ini beberapa parameter dapat kita simulasikan misalnya tekanan

    kerja, diameter pipa dan jenis pipa.

    B. Proses Pembuatan Model Sistem DistribusiDalam pembuatan model suatu sistem distribusi membutuhkan beberapa pen tahapan sebelum

    model tersebut dapat dipakai untuk tujuan di atas. Pemodelan ini harus didahului beberapa tahap

    persiapan yang menunjang dalam pembuatan suatu model, seperti pengumpulan data, pemilihan

    program pemodelan, pengecekan data, kalibrasi data dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar

    pemodelan yang kita lakukan nantinya benar-benar akan mendekati kondisi sebenarnya dari

    suatu jaringan distribusi. Gambar di bawah ini merupakan skema tahapan yang harus dilalui

    dalam membuat suatu pemodelan sampai model tersebut dapat digunakan sebagai acuan dalam

    tujuan di atas. Keakurasian model sistem jaringan distribusi yang kita buat sangat tergantung dari

    data yang kita peroleh, semakin data yang kita peroleh semakin detail dan baik maka simulasi

    model yang kita buat akan semakin mendekati kondisi nyata dari sistem di lapangan. Untuk itu

    diperlukan database tentang jaringan distribusi secara lengkap akan sangat membantu dalam

    melakukan analisa dan evaluasi jaringan distribusi.

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Beberapa komponen yang perlu disiapkan sebelum melakukan pemodelan sistem distribusi

    antara lain:

    a. Peta dan data pipa jaringan distribusi zona atau sub zona yang akan dibuat model

    (panjang pipa, diameter pipa, dan jenis pipa) bahkan untuk hasil yang lebih detail

    ditambah dengan data tentang umur pipa dan kondisi pipa. Peta jaringan ini meliputi

    bentuk jaringan, bentuk hubungan pipa, aksesoris yang terpasang, letak tapping, letak

    dan kondisi valve atau katup (kondisi terbuka, tertutup atau terbuka berapa persen). Jika

    data yang terkumpul akurat dan mendekati kondisi lapangan maka model yang akan kita

    buat dan simulasikan akan mendekati kondisi nyata di lapangan. Dari peta ini harus dapat

    diketahui ketinggian atau kontur dari masing-masing titik dari model jaringan yang akan

    dibuat.

    b. Data tentang kebutuhan air, kebutuhan air ini harus dilakukan analisa untuk menentukan

    kelayakan jaringan terhadap debit air yang diperlukan oleh konsumen. Kebutuhan air yang

    harus didata meliputi kebutuhan air tiap-tiap titik tapping sesuai dengan daerah layanan,

    sehingga model yang dibuat nantinya dapat mewakili penyebaran kebutuhan air sesuai

    dengan jumlah pelanggan dan lokasi pelanggan. Analisa kebutuhan air ini meliputi:

    Perhitungan analisa kebutuhan air jaringan eksisting. Perhitungan analisa kebutuhan air jaringan perencanaan, yang terdiri dari

    eksisting dan kebutuhan air pelanggan baru. Data kebutuhan air ini harus

    meliputi kebutuhan air untuk domestik dari pelanggan rumah, non domestik

    (industri, niaga, komersial dan lain-lain) juga air yang hilang sebagai tingkat

    kebocoran. Selain itu juga perlu memperhatikan faktor kebutuhan air seperti

    faktor jam puncak, faktor hari maksimum dan sebagainya.

    c. Menentukan batasan- batasan hidrolis yang akan menjadi batasan dalam analisa kita,

    misalnya:

    Head loss maksimal yang diijinkan adalah 10 m/ 1.000 m Kecepatanminimum dalam pipa 0,3 m/dt Kecepatanmaksimum dalam pipa 3,0 m/dt Tekanan maksimum dalam pipa50 m Tekanan minimum dalam pipa5 mBatasan batasan ini yang akan menjadi acuan kita dalam melakukan suatu evaluasi

    model jaringan yang kita buat. Jika dalam model yang kita buat nantinya banyak output

    data yang tidak masuk dalam kriteria ini, maka model yang kita buat harus dilakukan

    perbaikan-perbaikan dalam model dengan melakukan simulasi terhadap diameter pipa,

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    pengoperasian valve dan sebagainya, sampai model kita sesuai dengan batasan yang

    kita buat. Adapun batasan-batasan yang kita buat tersebut harus sesuai dengan kriteria-

    kriteria yang ada misalnya dari batasan karakteristik pipa dan lain-lain.

    d. Mengumpulkan data pengukuran lapangan untuk data kalibrasi model terhadap sistem

    jaringan sebenarnya di lapangan, hal ini dilakukan jika kita mau melakukan evaluasi

    sistem jaringan dan diketahui bahwa model jaringan eksisting yang kita buat sama dengan

    model jaringan eksisting yang ada di lapangan. Nilai kalibrasi ini dapat menjadi acuan

    dalam melakukan evaluasi terhadap jaringan dan menentukan kondisi-kondisi apa yang

    menyebabkan model dan kondisi sebenarnya berbeda. Data kalibrasi yang dapat dibuat

    antara lain kecepatan atau tekanan, debit aliran yang masuk ke suatu sistem dan lain-

    lain. Misalnya jika kita melakukan kalibrasi terhadap tekanan, maka kita melakukan

    pengukuran tekanan pada titik-titik tertentu di lapangan dan hasilnya nantinya disesuaikan

    dengan nilai tekanan pada titik yang sama pada hasil simulasi.

    C. ReservoirReservoir berfungsi node batas untuk kontrol awal gradien hidrolis suatu sistem distribusi

    sekaligus sebagai penyuplai air dengan kapasitas besar dan HGL yang besar pula. Nilai gradien

    hidrolis (HGL) pada reservoir dapat di tentukan dengan nilai konstan, dimana HGL ini diset untuk

    dapat melayani seluruh area pelayanan yang mengambil air dari suplai reservoir ini. Dalam

    pemodelan jaringan sistem distribusi, reservoir ini dapat berupa: Sumber air, clear well, IPAM,

    dapat juga berupa titik injeksi air/supplai air ke dalam sistem distribusi jika dalam pemodelan

    tersebut sistem mendapatkan air dari supplai pipa utama meskipun dalam kondisi sebenarnya di

    lapangan tidak ada reservoir, dengan ketinggian HGL tertentu.Dalam hal ini reservoir berfungsi

    sebagai titik acuan untuk mengontrol tekanan dalam.

    D. Junction atau NodeJunction merupakan representasi pertemuan/ penyambungan 2 atau lebih pipa (penyambungan

    umumnya dilakukan dengan adanya fitting), dengan komponen terpenting dalam junction adalah

    elevasi. Elevasi merupakan faktor yang menentukan dalam sistem pemodelan jaringan distribusi,

    karena sangat berpengaruh pada HGL yang terjadi pada model yang kita buat. Node dibuat

    dengan pedoman sebagai berikut:

    Setiap percabangan pipa Penggantian atau perubahan diameter Setiap terdapat tapping

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Nodenode ini juga dapat menggambarkan letak valve, aksesoris pipa contoh Peletakan Juction/

    node pada suatu wilayah pelayanan distribusi dapat dilihat pada gambar berikut:

    Pembentukan Tapping (Skelenization)Dalam membentuk model jaringan harus mengetahui, jumlah pelanggan di setiap Step Area

    dalam Waste District. Dengan mengetahui jumlah pelanggan dan posisinya, dapat ditentukan

    letak/posisi tapping. Cara menentukan tapping harus menghitung jumlah pelanggan yang akan

    dilayanipada tapping tersebut. Untuk itu jalur jalur pipa dalam model harus disesuaikan dengan

    kondisi lapangan yang dapat diperkirakan kemungkinannya

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Bagian IIPeta Dalam Epanet

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Persiapan Dan Pengolahan Data Dengan PetaA. Peta Google Earth

    Peta yang dugunakan adalah peta yang mempunyai bentuk BMP Picture. Misalkan, ketikamenggunakan peta dari Google earth harus di olah terlebih dahulu menggunakan aplikasi paint.Setelah itu baru dikonversikan ke dalam aplikasi Epanet. Adapun tahapannya adalah sebagai

    berikut ini.

    1. Tekan tombol Prt Sc SysRq pada keyboard Laptop di lembar kerja Google earth2. Tekan CTRL + V di lembar kerja paint

    Hasilnya adalah sebagai berikut:

    Gambar Hasil Capture dari Google Earth3. Tahap Selanjutnya adalah meng CROP peta dari Google earth dan di simpan dengan file

    BMP Picture4. Jangan lupa untuk mencatan koordinat pada titik atas dari lembar kerja google earth dan

    titik bawah dari lembar kerja google earth.

    5. Selesai

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Gambar Posisi Nilai KoordinatB. Peta Dari ArcGisArcgis merupakan elemen penting dalam perencanaan terutama dalam perencanaan jaringan

    perpipaan dari sumber ke pelayanan. Tahapan yang harus dilakukan dalam menggunakan peta

    ArcGis adalah sebagao berikut ini.

    1. Buka Lembar Kerja Arcgis

    2. Input data peta melalui perintah sebagai berikut

    Gambar Lembar Kerja Arcgis

    Titik AtasGoogleEarth

    Titik BawahGoogleEarth

    Add DataSHP

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Gambar Lembar Kerja Arcgis + Peta3. Mencatat nilai koordinat pada titik atas (Biru) dan bawah(Hijau) dari lembar kerja Arcgis

    Posisi Koordinat

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    4. Crop Peta diatas menggunakan aplikasi paint5. Tekan tombol Prt Sc SysRq pada keyboard Laptop di lembar kerja ArcGis6. Tekan CTRL + V di lembar kerja paint7. Tahap Selanjutnya adalah meng CROP peta dari Google earth dan di simpan dengan file

    BMP Picture8. Jangan lupa untuk mencatan koordinat pada titik atas dari lembar kerja ArcGis dan titik

    bawah dari lembar kerja google earth.

    9. Selesai

    Gambar Lembar Kerja Pemotongan Di Aplikasi Kerja Paint

    Setelah melalui proses diatas, baik melalui program kerja google earth maupun program

    kerja dari lembar kerja arcgis dapat dilakukan pengopera.asian epanet dengan cara mengimput

    peta wilayah perencanaan kita ke dalam lembar kerja epanet dengan memasukan peta dan

    koordinatnya.

    LokasiPemotongan Peta

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Bagian IIIHow To Use Epanet

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Membuat analisa jaringan dengan Steady-State Analysis1. Langkah 1 : membuat file baru

    Klik 2 kali icon epanet. Icon ini bisa ditemukan di start menu>> Program >> Epanet 2.0pada program desktop

    Akan muncul bidang gambar (network map) dan dialog box browser di sebelah kanan.

    Sebelum memulai sebuah model, pilih satuan kerja yang akan digunakan. Klik

    project>>Anaysis Options. Pilih satuan kerja LPS, maka data input pipa dalam mm,demand dalam liter per detik dan panjang pipa dalam meter.

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Klik file > Save Asng . Untuk menyimpan dan memberi nama model yang akan dibuat.Pada dialog box, akan muncul nama file * Net. Ubah nama file dengan nama yangdiinginkan dan simpan di folder yang dinginkan.

    2. Membuat lay out jaringan

    Berbeda dengan watercad, penggambaran epanet 2.0 tidak bisa dimulai dari pipa, tetapiharus dimulai dari reservoir atau junction, baru dihubungkan dengan pipa.

    Klik gambar reservoir

    Klik gambar junction/node yang terdapat pada toolbar kemudian

    Tempatkan pada bidang gambar seperti dibawah ini.

    LokasiPerintahReservoir

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Kemudian memunculkan notasi pada bidang gambar, klik view>>option, pilih notation,

    kemudian checklist elemen yang ingin dimunculkan

    Klik gambar/notasi pipa yang terdapat di toolbar, kemudian hubungkan reservoir dengan

    node, reservoir terbaca sebagai node dan pompa terbaca sebagai pipa. Sehingga gambar

    yang dihasilkan adalah sebagai berikut ini.

    Klik save atau file >> save

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    3. Langkah 3: Melakukan input data

    Input Data Reservoir (menginput data ketinggian/Total Head)

    Ketinggian reservoir lebih tinggi dari pada daerah pelayanan dari suatu sistem (misalkandi isi dengan 175 m)

    Input Data Node/Junction

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Klik 2 kali pada junction/node 2 kali

    Input data minimal yang harus diisikan pada junction adalah elevation dan basedemand.

    Masukan angka 150 m di elevation dan base demand 0

    Dalam menginput data coba diperhatikan dalam menggunakan satuan

    Masukan data data pada tiap junction dibawah ini.

    Label Elevation (m) Base Demand(l/s)1 150 02 125 23 120 44 145 25 125 36 115 2

    Input Data Pipa

    klik 2 kali pada salah satu elemen pipa, maka akan muncul dialog box pipe properties

    input data minimal yang harus diisikan pada pipa adalah diameter, kekasaran pipa dan

    panjang pipa

    klik pada kolom isian diameter untuk input data diameter pipa

    kilk pada kolom isian roughnes untuk mengisi koefisien kekasaran pipa

    klik kolom length untuk input data panjang pipa.

    Input data berikut pada pipa

    Pipe Length Diameter Roughnessm mm

    Pipe 1 150 150 120Pipe 2 250 100 120Pipe 3 200 100 120Pipe 4 350 75 120Pipe 5 200 75 120Pipe 6 180 60 120Pipe 7 400 50 120Pipe 8 150 50 120

    4. Langkah 4 : malakukan perhitungan / run untuk kondisi steady state analysis

    5. Klik Perintah Run pada toolbar

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    6. Apabila tidak terdapat masalah maka akan muncul tulisan Run Was Successfull, namun

    apabila terdapat masalah, maka akan muncul tulisan Run Was Unseccessful, untuk

    memperbaiki baca laporan kesalahan.

    7. Jika tidak berhasil maka akan muncul perintah seperti dibawah ini.

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    8. Memunculkan Backdrop lembar kerja berupa peta >> View> Backdrop> Load

    9. Backdrop berupa peta merupakan file picture dalam bentuk bmp picture.

    10. Dan akan muncul gambar di lembar kerja seperti dibawah ini

    11. Beckdrop ini digunakan untuk memudahkan dalam melakukan analisis di dalam epeanet.

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Membuat Analisa Jaringan dengan Extended Periode SimulationLangkah 1: membuka model/file Epanet sebelumnya

    Klik open kemudian pilih file ESP Coba 1.NET.

    Setelah file sudah dibuka, klikFile > Save As.

    kemudian ganti nama dengan ESP Coba 2.

    8. Klik OK.

    Langkah 2: Membuat Pattern Demand

    Untuk membuat pattern,klik pattern di dialog box browser

    Klik Notasi ADD (Kotak Warna Biru )

    Akan Muncul Pattern editor, dengan nomor pattern 1 atau dengan nama lain, isikan

    dengan data berikut ini, jika bener maka akan memperoleh gambar seperti dibawah ini.

    Time FormStars

    MultiplierTime Form

    StarsMultiplier

    1 0.25 8 1.52 0.37 9 1.423 0.45 10 1.384 0.64 11 1.275 1.15 12 1.26 1.4 13 1.47 1.75 14 1.17

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Time FormStars

    MultiplierTime Form

    StarsMultiplier

    15 1.18 22 0.6216 1.22 23 0.4517 1.31 24 0.37

    18 1.519 1.520 1.2521 0.98

    Klik OK

    Tutup Demand BOX

    Langkah berikutnya adalah melakukan perhitungan atau RUN untuk extended periode simulasiyaitu dengan cara:

    1. Klik data pada dialog browser, kemudian, klik times, akan muncul dialog box time option,

    input data total duration dengan angka 24

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    2. Untuk melihat perubahan hidrolis tiap jam pada bidang gambar, munculkan terlebih

    dahulu nilai dari pressure pada tiap junction dengan cara klik view>>option>>pilih notation

    dan checklist pada kota display node values

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Bagian IVSOAL-SOAL PELATIHAN

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Gambar Simulasi I Jaringan Pipa

    L Pipa :2200 m

    L Pipa :600 m

    L Pipa :650 m

    L Pipa :800 m

    L Pipa :700 m

    L Pipa :600 m

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Tabel Data Jaringan

    No NamaKebutuhan

    Debit(L/s)Ketinggian (m) Lower Left Upper Right

    1 Sumber Air 50 107

    2 Pelayanan 1 5 17

    3 Pelayanan 2 10 14 X 428552.23 X 437091.344 Pelayanan 3 5 11 Y 9222200,48 Y 9228904.655 Pelayanan 4 2 64

    6 Pelayanan 5 3 49

    7 Pelayanan 6 25 15

    Tugas : Tentukan Dimensi Pipa yang sesuai dengan kriteria design untuk Tekanan minimum dan maksimum sertaheadloss dari hasil simulasi ?

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Gambar Simulasi II Jaringan Pipa

  • PELATIHAN ANALISA JARINGAN PERPIPAAN AIR BERSIH MENGGUNAKAN SOFTWARE EPANET 2.0

    Tabel Data Jaringan

    No NamaKebutuhanDebit(L/s)

    Ketinggian (m) Lower Left Upper Right

    1 Pelayanan 1 50 107

    2 S Air Sungai &

    IPA- 17

    3 Pelayanan 2 10 14 X 428790,68 X 437271,754 Pelayanan 3 10 11 Y 9222901,07 Y 9227769,385 Pelayanan 4 2 64

    6 Pelayanan 5 3 49

    7 Pelayanan 6 25 15

    Tugas : Tentukan Dimensi Pipa yang sesuai dengan kriteria design untuk Tekanan minimum dan maksimum sertaheadloss dari hasil simulasi ?Catatan: Panjang Pipa sama dengan simulasi I