Marasmus, GDD, Sindrom Down
Transcript of Marasmus, GDD, Sindrom Down
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
1/34
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Pendahuluan
Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat perhatian, karena
merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi.1
Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi, atau
nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi masalah yang belum
terselesaikan sampai saat ini. Gizi buruk banyak dialami oleh bayi dibawah lima tahun
(balita). Masalah gizi buruk dan kekurangan gizi telah menjadi keprihatinan dunia sebab
penderita gizi buruk umumnya adalah balita dan anakanak yang tidak lain adalah
generasi generus bangsa. !asus gizi buruk merupakan aib bagi pemerintah dan
masyarakat karena terjadi di tengah pesatnya kemajuan zaman. "engan alasan tersebut,
masalah ini selalu menjadi program penanganan khusus oleh pemerintah.#
!eadaan gizi masyarakat $ndonesia pada saat ini masih belum menggembirakan.
%erbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk, kurang &itamin ', anemia
deisiensi besi, gangguan akibat kurang odium dan gizi lebih (obesitas) masih banyak
tersebar di kota dan desa di seluruh tanah air. *aktoraktor yang mempengaruhi
keadaan tersebut antara lain adalah tingkat kemampuan keluarga dalam menyediakan
pangan sesuai dengan kebutuhan anggota keluarga, pengetahuan dan perilaku keluarga
dalam meilih, mengolah, dan membagi makanan di tingkat rumah tangga, ketersediaan
air bersih dan asilitas sanitasi dasar serta ketersediaan dan aksesibilitas terhadap
pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat yang berkualitas.+
!esepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals
(M"Gs) yang terdiri dari tujuan, 1 target dan - indikator, menegaskan bahwa tahun
#1/ setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi pada
tahun 100. "ua dari lima indikator sebagai penjabaran tujuan pertama M"Gs adalah
menurunnya pre&alensi gizi kurang pada anak balita (indikator keempat) dan
menurunnya jumlah penduduk dengan deisit energi (indikator kelima).-
Masalah gizi pada anak balita di $ndonesia telah mengalami perbaikan. al ini
dapat dilihat antara lain dari penurunan pre&alensi gizi buruk pada anak balita dari /,-2
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
2/34
pada tahun #3 menjadi -,02 pada tahun #1. Meskipun terjadi penurunan, tetapi
jumlah nominal anak gizi buruk masih relati besar.1
Menurut hasil 4iset !esehatan "asar (4iskesdas) #3, pre&alensi pro&insi
56% untuk gizi buruk dan kurang adalah #-,2. %ila dibandingkan dengan target
pen7apaian program perbaikan gizi tahun #1/ sebesar #2 dan target M"G untuk
56% sebesar #-,2 berada di atas nasional yang 1,/2 maka 56% belum melampaui
target nasional #1/ sebesar #2. %erdasarkan 4iskesdas tahun #1, dikatakan bahwa
pre&alensi gizi buruk 56% sebesar 1,82 (6im 9enyusun, #11). :edangkan menurut
data hasil pemantauan status gizi (9:G) tahun #0 pre&alensi gizi buruk di 56%
sebesar /,-0 dan tahun #1 turun menjadi -,33.1
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
3/34
1.2 Definisi
Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut
umur (%%;U) yang merupakan padanan istilah severely underweight (!emenkes 4$,
#11), sedangkan menurut "epkes 4$ #, keadaan kurang gizi tingkat berat pada
anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (%%;6%) O menunjukkan bahwa
/- 2 angka kesakitan pada balita disebabkan karena gizi buruk, 10 2 diare, 102 $:9',
12 perinatal, 32 7ampak, /2 malaria dan +# 2 penyebab lain./
Masalah gizi pada anak balita di $ndonesia telah mengalami perbaikan. al ini
dapat dilihat antara lain dari penurunan pre&alensi gizi buruk pada anak balita dari /,-2
pada tahun #3 menjadi -,02 pada tahun #1. Meskipun terjadi penurunan, tetapi
jumlah nominal anak gizi buruk masih relati besar.
Menurut hasil 4iset !esehatan "asar (4iskesdas) #3, pre&alensi pro&insi
56% untuk gizi buruk dan kurang adalah #-,2. %ila dibandingkan dengan target
pen7apaian program perbaikan gizi tahun #1/ sebesar #2 dan target M"G untuk
56% sebesar #-,2 berada di atas nasional yang 1,/2 maka 56% belum melampaui
target nasional #1/ sebesar #2. %erdasarkan 4iskesdas tahun #1, dikatakan bahwa
pre&alensi gizi buruk 56% sebesar 1,82 (6im 9enyusun, #11). :edangkan menurut
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
4/34
data hasil pemantauan status gizi (9:G) tahun #0 tahun #0 pre&alensi gizi buruk di
56% sebesar /,-0 dan tahun #1 turun menjadi -,33. 1
1. Klasifi!asi "i#i Bu$u!
6erdapat + tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan marasmus
kwashiorkor. 9erbedaan tipe tersebut didasarkan pada 7iri7iri atau tanda klinis dari
masingmasing tipe yang berbedabeda.
1..1 %a$asmus
Gambaran klinik marasmus berasal dari masukan kalori yang tidak 7ukup karena
diet yang tidak 7ukup, karena kebiasaan makan yang tidak tepat seperti mereka yanghubungan orangtuaanak terganggu, atau karena kelainan metaboli7 atau malormasi
7ongenital. Gangguan berat setiap system tubuh dapat mengakibatkan malnutrisi.8
Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang
timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di
bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah dan kemerahan,
gangguan kulit, gangguan pen7ernaan (sering diare), pembesaran hati dan sebagainya.
'nak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih
merasa lapar. %erikut adalah gejala pada marasmus adalah B -
a. 'nak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot
ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit
b. >ajah seperti orang tua
7. $ga gambang dan perut 7ekung
d. Otot paha mengendor (baggy pant)
e. ?engeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar
1..2 K&ashio$!o$
9enampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (suger baby), bilamana
dietnya mengandung 7ukup energi disamping kekurangan protein, walaupun dibagian
tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atroi. 6ampak sangat kurus dan atau
edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh.
>alaupun deisiensi kalori dan nutrien lain mempersulit gambaran klinik dan
kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak 7ukup
bernilai biologis baik. "apat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
5/34
keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pda proteinuria (nerosis), ineksi,
perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein, seperti pada penyakit hati
kronik .8
!washiorkor merupakan sindrom klinis akibat dari deisiensi protein berat dan
masukan kalori tidak 7ukup. "ari kekurangan masukan atau dari kehilangan yang
berlebihan atau kenaikan angka metabolik yang disebabkan oleh ineksi kronik, akibat
deisiensi &itamin dan mineral dapat turut menimbulkan tandatanda dan gejalagejala
tersebut. %entuk malnutrisi yang paling serius dan paling menonjol di dunia saat ini
terutama berada di daerah industri belum bekemban.8
%entuk klinik awal malnutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatisatau iritabilitas. %ila terus berlanjut, mengakibatkan pertumbuhan tidak 7ukup, kurang
stamuna, kehilangan jaringan muskuler, meningkatnya kerentanan terhadap ineksi, dan
udem. $munodeisiensi sekunder merupakan salah satu dari maniestasi yang paling
serius dan konstan. 9ada anak dapat terjadi anoreksia, kekenduran jaringan subkutan
dan kehilangan tonus otot. ati membesar dapat terjadi awal atau lambat, sering
terdapat iniltrasi lemak. Udem biasanya terjadi awal, penurunan berat badan mungkin
ditutupi oleh udem, yang sering ada dalam organ dalam sebelum dapat dikenali pada
muka dan tungkai. 'liran plasma ginjal, laju iltrasi glomerulus, dan ungsi tubuler
ginjal menurun. @antung mungkin ke7il pada awal stadium penyakit tetapi biasanya
kemudian membesar. 9ada kasus ini sering terdapat dermatitis. 9enggelapan kulit
tampak pada daerah yang teriritasi tetapi tidak ada pada daerah yang terpapar sinar
matahari. "ispigmentasi dapat terjadi pada daerah ini sesudah deskuamasi atau dapat
generalisata. 4ambut sering jarang dan tipis dan kehilangan siat elastisnya. 9ada anak
yang berambut hitam, dispigmentasi menghasilkan 7orak merah atau abuabu pada
warna rambut (hipokromotri7hia) .8
$neksi dan inestasi parasit sering ada, sebagaimana halnya noreksia, mual,
muntah, dan diare terus menerus. Otot menjadi lemah, tiois, dan atroi, tetapi kadang
kadang mungkin ada kelebihan lemak subkutan. 9erubahan mental, terutama iritabilitas
dan apati sering ada. :tupor, koma dan meninggal dapat menyertai.8
%erikut 7iri7iri dari kwashiorkor se7ara garis besar adalah B
a. 9erubahan status mental B 7engeng, rewel, kadang apatis
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
6/34
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
7/34
:uatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan
pada tiga kenyataan yaituB
:tatus gizi 7ukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.
:etiap orang hanya akan 7ukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu
menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal.
$lmu gizi memberikan aktaakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar
menggunakan pangan dengan baik bagi perbaikan gizi.
9engetahuan gizi yang baik akan menyebabkan seseorang mampu menyusun
menu yang baik untuk dikonsumsi. :emakin banyak pengetahuan gizi seseorang,maka
ia akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang diperolehnya untuk
dikonsumsi.
9engetahuan gizi yang dimaksud disini termasuk pengetahuan tentang penilaian
status gizi balita. "engan demikian ibu bias lebih bijak menanggapi tentang masalah
yang berkaitan dengan gangguan status gizi balita.
*. Ting!a(an Pendidi!an I)u.
9endidikan ibu merupakan aktor yang sangat penting. 6inggi rendahnya tingkat
pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan terhadap perawatan
kesehatan, kebersihan pemeriksaan kehamilan dan pas7a persalinan, serta kesadaran
terhadap kesehatan dan gizi anakanak dan keluarganya. "isamping itu pendidikan
berpengaruh pula pada a7tor so7ial ekonomi lainnya seperti pendapatan, pekerjaan,
kebiasaan hidup, makanan, perumahan dan tempat tinggal.
6ingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap
dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. al ini bias dijadikan landasan
untuk membedakan metode penyuluhan yang tepat. "ari kepentingan gizi keluarga,pendidikan diperlukan agar seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di
dalam keluarga dan bias mengambil tindakan se7epatnya.
6ingkat pendidikan ibu banyak menentukan sikap dan tindaktanduk
menghadapi berbagai masalah, missal memintakan &aksinasi untuk anaknya,
memberikan oralit waktu diare, atau kesediaan menjadi peserta !%. 'nakanak dari ibu
yang mempunyai latar pendidikan lebih tinggi akan mendapat kesempatan hidup serta
tumbuh lebih baik. !eterbukaan mereka untuk menerima perubahan atau hal baru guna
pemeliharaan kesehatan anak maupun salah satu penjelasannya.
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
8/34
d. A!ses Pela+anan Keseha(an.
:istem akses kesehatan men7akup pelayanan kedokteran (medical service)dan
pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). :e7ara umum akses kesehatan
masyarakat adalah merupakan subsistem akses kesehatan, yang tujuan utamanya adalah
pelayanan pre&enti (pen7egahan) dan promoti (peningkatan kesehatan) dengan sasaran
masyarakat. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa akses kesehatan masyarakat tidak
melakukan pelayanan kurati (pengobatan) dan rehabilitati (pemulihan).
Upaya akses kesehatan dasar diarahkan kepada peningkatan kesehatan danstatus
gizi pada golongan rawan gizi seperti pada wanita hamil, ibu menyusui, bayi dan anak
anak ke7il, sehingga dapat menurunkan angka kematian. 9usat kesehatan yang palingsering melayani masyarakat, membantu mengatasi dan men7egah gizi kurang melalui
programprogram pendidikan gizi dalam masyarakat. 'kses kesehatan yang selalu siap
dan dekat dengan masyarakat akan sangat membantu meningkatkan derajat kesehatan.
"engan akses kesehatan masyarakat yang optimal kebutuhan kesehatan dan
pengetahuan gizi masyarakat akan terpenuhi.
1., Diagnosis
"iagnosis gizi buruk dapat diketahui melalui gejala klinis, antropometri dan
pemeriksaan laboratorium. Gejala klinis gizi buruk berbedabeda tergantung dari derajat
dan lamanya deplesi protein dan energi, umur penderita, modiikasi disebabkan oleh
karena adanya kekurangan &itamin dan mineral yang menyertainya. Gejala klinis gizi
buruk ringan dan sedang tidak terlalu jelas, yang ditemukan hanya pertumbuhan yang
kurang seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat.#
"iagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran
antropometri. 'nak didiagnosis gizi buruk apabila B
%%;6% kurang dari +:" (marasmus)
Cdema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh(kwashiorkor B
%%;6% D +:" atau marasmikkwashiorkor B %%;6% < +:".
@ika %%;6% ata %%;9% tidak dapat diukur dapat digunakan tanda klinis berupa
anak tampak sangat kurus (visible severe wasting) dan tidak mempunyai jaringan lemak
bawah kulit terutama pada kedua bahu lengan pantat dan pahA tulang iga terlihat jelas
dengan atau tanpa adanya edema.3
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
9/34
9ada setiap anak gizi buruk dilakukan anamnesis dan pemeriksaan isik.
'namnesis terdiri dari anamnesia awal dan lanjutan.
Anamnesis a&al -un(u! !eda$u$a(an /
!ejadian mata 7ekung yang baru saja mun7ul
Eama dan rekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan
diare (en7er;darah;lender)
!apan terakhir berkemih
:ejak kapan kaki dan tangan teraba dingin
%ila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami dehidrasi dan;atau
syok, serta harus diatasi segera.
Anamnesis lan0u(an (untuk men7ari penyebab dan ren7ana tatalaksana selanjutnya,
dilakukan setelah kedaruratan tertangani)
"iet (pola makan); kebiasaan makan sebelum sakit
4iwayat pemberian ':$
'supan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir
ilangnya nasu makan
!ontak dengan 7ampak atau tuber7ulosis paru
9ernah sakit 7ampak dalam + bulan terakhir
%atuk kronik
!ejadian dan penyebab kematian saudara kandung
%erat badan lahir
4iwayat tumbuh kembang
4iwayat imunisasi
'pakah ditimbang setiap bulan
Eingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang so7ial anak)
"iketahui atau tersangka ineksi $F .3
Peme$i!saan isi!
'pakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki.
6entukan status gizi dengan menggunakn %%;6%9%
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
10/34
6anda dehidrasi B tampak haus, mata 7ekung, turgor buruk
6anda syok (akral dingin, ?46 lambat, nadi lemah dan 7epat), kesadaran
menurun
"emam (suhu aksilar +3,/ ?) atau hipotermi (suhu aksilar
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
11/34
%erikut disertakan alur pemeriksaan anak dengan gizi buruk
Bagan 1. Alu$ peme$i!saan ana! dengan gi#i )u$u!
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
12/34
:elain itu, berikut disertakan alur pelayanan anak gizi buruk di rumah sakit;puskesmas
perawatan.
%agan #. 'lur 9elayanan 'nak Gizi %uruk di 4umah :akit;9uskesmas 9erawatan
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
13/34
%erikut juga disertakan salah satu tatalaksana anak dengan gizi buruk tanpa tada
bahaya atau tanda penting tertentu.
Bagan 3. Pem)e$ian ai$an dan %a!anan Un(u! S(a)ilisasi
"alam proses pengobatan !C9 berat terdapat + ase, adalah ase stabilisasi, ase
transisi dan ase rehabilitasi. 9etugas kesehatan harus trampil memilih langkah mana
yang 7o7ok untuk setiap ase. 6atalaksana ini digunakan baik pada penderita
kwashiorkor, marasmus maupun marasmikkwarshiorkor.
1. Tahap Pen+esuaian
6ujuannya adalah menyesuaikan kemampuan pasien menerima makanan hingga
ia mampu menerima diet tinggi energi dan tingi protein (6C69). 6ahap penyesuaian inidapat berlangsung singkat, adalah selama 1# minggu atau lebih lama, bergantung pada
kemampuan pasien untuk menerima dan men7erna makanan. @ika berat badan pasien
kurang dari 3 kg, makanan yang diberikan berupa makanan bayi. Makanan utama
adalah ormula yang dimodiikasi. ?ontohB susu rendah laktosa H#,//2 glukosa H#2
tepung. :e7ara berangsur ditambahkan makanan lumat dan makanan lembek. %ila ada,
berikan ':$.
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
14/34
@ika berat badan pasien 3 kg atau lebih, makanan diberikan seperti makanan
untuk anak di atas 1 tahun. 9emberian makanan dimulai dengan makanan 7air,
kemudian makanan lunak dan makanan biasa, dengan ketentuan sebagai berikutB
a. 9emberian energi dimulai dengan / kkal;kg berat badan sehari.
b. @umlah 7airan # ml;kg berat badan sehari.
7. :umber protein utama adalah susu yang diberikan se7ara bertahap dengan
keen7eran 1;+, #;+, dan +;+, masingmasing tahap selama #+ hari. Untuk
meningkatkan energi ditambahkan /2 glukosa, dan
d. Makanan diberikan dalam porsi ke7il dan sering, adalah 1 kali sehari tiap #+
jam.%ila konsumsi peroral tidak men7ukupi, perlu diberi tambahan makanan lewat
pipa (personde)
2. Tahap Pen+em)uhan
%ila nasu makan dan toleransi terhadap makanan bertambah baik, se7ara
berangsur, tiap 1# hari, pemberian makanan ditingkatkan hingga konsumsi men7apai
1/# kkal;kg berat badan sehari dan #/ gram protein;kg berat badan sehari.
3. Tahap 4an0u(an
:ebelum pasien dipulangkan, hendaknya ia sudah dibiasakan memperoleh
makanan biasa yang bukan merupakan diet 6C69. !epada orang tua hendaknya
diberikan penyuluhan kesehatan dan gizi, khususnya tentang mengatur makanan,
memilih bahan makanan, dan mengolahnya sesuai dengan kemampuan daya belinya.
:uplementasi zat gizi yang mungkin diperlukan adalah B
a. Glukosa biasanya se7ara intra&ena diberikan bila terdapat tandatanda
hipoglikemia.
b. !?l, sesuai dengan kebutuhan, diberikan bila ada hipokalemia.
7. Mg, berupa Mg:O- /2, diberikanse7ara intra
muskulerbilaterdapathipomagnesimia.
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
15/34
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
16/34
1.5 Dampa! "i#i Bu$u!
Gizi %uruk bukan hanya menjadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu saja terkait dengan
dampak terhadap sosial ekonomi keluarga maupun negara, di samping berbagai konsekuensi
yang diterima anak itu sendiri. !ondisi gizi buruk akan mempengaruhi banyak organ dan sistem,
karena kondisi gizi buruk ini juga sering disertai dengan deisiensi (kekurangan) asupan
mikro;makro nutrien lain yang sangat diperlukan bagi tubuh. Gizi buruk akan memporak
porandakan sistem pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun pertahanan mekanik
sehingga mudah sekali terkena ineksi.
:e7ara garis besar, dalam kondisi akut, gizi buruk bisa mengan7am jiwa karena
berberbagai disungsi yang di alami, an7aman yang timbul antara lain hipotermi (mudah
kedinginan) karena jaringan lemaknya tipis, hipoglikemia (kadar gula dalam darah yang dibawah
kadar normal) dan kekurangan elektrolit dan 7airan tubuh. @ika ase akut tertangani dan namuntidak di follow up dengan baik akibatnya anak tidak dapat Jcatch upJ dan mengejar
ketinggalannya maka dalam jangka panjang kondisi ini berdampak buruk terhadap pertumbuhan
maupun perkembangannya.
'kibat gizi buruk terhadap pertumbuhan sangat merugikan performance anak, akibat
kondisi JstuntingJ (postur tubuh ke7il pendek) yang diakibatkannya dan perkembangan anak pun
terganggu. Cek malnutrisi terhadap perkembangan mental dan otak tergantung dangan derajat
beratnya, lamanya dan waktu pertumbuhan otak itu sendiri. "ampak terhadap pertumbuhan otak
ini menjadi patal karena otak adalah salah satu aset yang &ital bagi anak.
%eberapa penelitian menjelaskan, dampak jangka pendek gizi buruk terhadap
perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bi7ara dan gangguan
perkembangan yang lain. :edangkan dampak jangka panjang adalah penurunan skor tes $K,
penurunan perkembangn kogniti, penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian,
gangguan penurunan rasa per7aya diri dan tentu saja merosotnya prestasi anak
BAB II
4AP67AN KASUS
16
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
17/34
IDENTITAS PASIEN
5ama Eengkap B 'n. 5y.'Umur B ## bulan
@enis kelamin B Eakilaki
'lamat B Eingsar, Eobar
:tatus dalam keluarga B 'nak !andung
Masuk 4: tanggal B 1- 'gustus #1#
ANA%NESIS(tanggal 1/ 'gustus #1# diberitahu orangtua pasien)
Keluhan U(ama /%erat badan tidak naik
7i&a+a( Pen+a!i( Se!a$ang /
$bu mengeluhkan berat badan anaknya tidak naik sejak berusia bulan, dan
dikeluhkan juga berat badan pasien setiap diukur di 9osyandu lebih sering di bawah garis
merah (%GM) (dengan menunjukkan kartu menuju sehat (!M:)).
9asien juga dikeluhkan diare # minggu sebelum masuk rumah sakit selama + hari
berturutturut, dalam sehari pasien diare hingga / kali, dengan konsistensi tinja 7air
(tanpa ampas) berwarna kunig muda, berbusa (), berbau busuk (), lender (), darah (),
dengan &olume setiap diare L gelas belimbing. 5amun sekarang keluhan tersebut
sudah tidak ada, sekarang %'% konsistensi padat lunak dengan rekuensi 1I per hari,
berwarna kuning tanpa darah dan lendir.
5asu makan pasien juga dikeluhkan berkurang semenjak diare # minggu yang
lalu, namun meyusu ':$ masih kuat. :ebelum diare, pasien makan #I per hari sebanyak
+- sendok makan setiap makan, namun sekarang semakin berkurang yaitu #+ sendok
makan saja setiap makan. 9asien juga dikeluhkan selalu memuntahkan susu yang
diminum setiap selesai diare.
$bu pasien juga mngeluhkan anaknya belum bisa bi7ara (menyusun kalimat
pendek) seperti teman sebayanya, hanya bisa mengu7apkan kata Nmek, pakJ yang tidak
begitu jelas sejak # bulan :M4:, os hanya sering tersenyum. Os juga dikeluhkan belum
bisa berdiri dan berjalan tanpa ditopang, os hanya bisa duduk dan bergeser menggunakan
bokongnya.
7i&a+a( Pen+a!i( Dahulu/
17
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
18/34
9asien pernah dirawat 1 hari di 4:U9 56% saat berusia # bulan karena kejang yang
disertai demam. %atuk dan pilek sering dikeluhkan oleh ibu os. "iare juga dialami paasien
sebanyak / kali selama ## bulan ini. 4iwayat alergi (), sesak napas (), batuk lama ().
7i&a+a( Pen+a!i( Kelua$ga/
6idak ada keluarga dengan keluhan serupa, riwayat alergi pada keluarga disangkal.
9enyakit keluarga yang diturunkan ()
7i&a+a( Kelua$ga -I!h(isa$
9asien adalah anak kedua dari dua bersaudara. 'nak yang pertama lahir spontan di bidan
dengan berat baru lahir (%%E) adalah + gram, dan sekarang berusia 1 tahun.
7i&a+a( P$i)adi
1. 4iwayat !ehamilan dan persalinan
$bu pasien mengaku tidak ada gangguan atau menderita sakit berat selama kehamilan.
$bu tidak pernah mengkonsumsi obatobatan, jamu, rokok, maupun alkohol selama
hamil. $bu melakukan '5? di posyandu selama -I. 9asien dilahirkan di 9uskesmas,
dibantu oleh bidan, kurang bulan (3 bulan) lahir spontan dan langsung menangis, berat
badan lahir ## gram.
#. 4iwayat 5utrisi
:aat bayi pasien mendapat ':$ sampai usia 8 bulan. :etelah itu pasien diberikan bubur
:U5 sebanyak #I sehari dan setiap pemberian sebanyak +- sendok makan, dan
kadangkadang diberikan biskuit (biskuat) yang dibeli sendiri di warung, dan sejak
berusia kurang lebih 0 bulanan os sering dipapah nasi oleh ibunya. $bu os menyangkal
memberikan susu ormula, hingga sekarang os belum bias makan sayur dan buah.
+. 9erkembangan dan !epandaian
Motorik !asar Motorik alus %i7ara :osial
anya bisa duduk
dan bergeser
:udah bisa
memegang bola
%elum bisa
merangkai
%elum bisa makan
dengan sendok
18
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
19/34
dengan bokong,
belum bias berdiri,
berjalan, naik
tangga
dan melempar
(meskipun belum
tepat sasaran),
belum bisa
men7oret7oret
kalimat, hanya
bisa menyebut
Nmek dan pakJ
sendiri, belum bisa
membuka pakaian
sendiri,
-. Faksinasi
'. "asar B %. Ulangan
%?G (1 bulan)
epatitis -I (umur 1/ hari, 1#;1;11,
1;#;11, 1/;+;11)
9olio -I (1/;11;1, 1#;1;11, 1;#;11,
11;;11)
"96 +I (1#;1;11, 1;#;11, 1/;+;11)
?ampak (11;;11)
9asien diakui selalu mendapat imunisasi sesuai jadwal.
7i&a+a( Sosial
9asien berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah. $bu pasien tidak bekerja, ayah
sebagai pekerja swasta dengan penghasilan tidak menetap. 9asien tinggal serumah dengan
ayah, ibu, dan kakak perempuannya, luas 8I-,/ meter dengan sumber air di rumah dari
9"'M. $bu mengaku baru satu bulan terakhir ini mulai memasak air untuk diminum, dan
menyangkal men7u7i tangan menggunakan sabun dalam seharihari. !eluarga ini memiliki
>? sendiri. $bu pasien memasak menggunakan kayu bakar dan bapak os perookok akti.
PE%E7IKSAAN ISIK(tanggal 1/ 'gustus #1#, pukul 3.+ wita)
o !esan umum B 4ingan
o !esadaran B ?ompos Mentis
o *ungsi Fital
5adi B 1#kali;menit, isi dan tegangan kuat, irama teratur
9ernapasan B #- kali;menit
6 aI B +8,o?
19
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
20/34
?46 B
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
21/34
%ulu( /
Mulut terbuka, %ibir B sianosis (), stomatitis angularis ()
Eidah B glositis (),lidah terjulur (makroglossia)
Gigi B belum erupsi seluruhnya
4ehe$ /
!aku kuduk ()
:7rouloderma ()
9emb.!G% ()
Tho$a9
Pulmo /
$nspeksi B
%entuk dan ukuran B normal, deormitas (), iga gambang ()
9ergerakan dinding dada B simetris
9alpasi B
9ergerakan dinding dada simetris
9erkusi B
9ulmo B :onor H;H
?or B
%atas 'tas B $nter7ostal spa7e #
%atas bawah B $nter7ostal spa7e -/
%atas kanan B garis parasternal kanan
%atas kiri B Garis mid7al&i7ula kiri
'uskultasi B
9ulmo B &esikuler H;H, rhonki ;, wheezing ;
?or B :1:#, regular, tunggal, murmur (), gallop ()
A)domen
$nspeksi B
distensi ()
Umbili7us normal
'uskultasi/
21
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
22/34
%ising usus (H) normal
9alpasi/
6urgor B normal ( < # detik)
6onus B normal
epar, lien, renal tidak teraba.
9erkusi/
6impani (H) pada seluruh lapang abdomen
Anggo(a "e$a!/
6ungkai 'tas 6ungkai %awah
!anan !iri !anan !iri
'kral hangat H H H H
Cdema
9u7at
!elainan bentuk
!ekuatan normal normal hipotoni hipotoni
4eleks *isiologis H (normal) H (normal) H (normal) H (normal)
4eleks 9atologis
22
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
23/34
Mus7le >asting
o :ingle palmar 7rease pada tangan kiri dan kanan
o 6angan yang pendek dan lebar
o !aki yang pendek dan lebar
o Kuli( / $kterus (), pustula (), peteki ( ), sklouloderma ()
o U$ogeni(al / tidak tampak kelainan, baggy pant ()
o :e$(e)$ae /tidak tampak kelainan
Peme$i!saan 4a)o$a(o$ium
Da$ah leng!ap/
9arameter +1;3;#1# 18;;#1# 1;;#1# 5ormal
G% 1#,0 1#,/ 11,/18,/
?6 +,- +,+ +3-/
>%? 10, 1+,/ -, P 11,
M?F 3/,- ,# #, P 0#,
M? #/,# #8,1 #3,+1,
9E6 -#3 - 1/-
'lbumin -,8
*6 - 11,8
6: +,+
G": 1/
:GO6 10
:G96 ##
7on(gen Tho$a!s AP'4a(e$al De9($a
23
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
24/34
+1;3;#1# 1/;;#1#
?or;9ulmo normal !9 deItra minimal
DIA"N6SIS KE7JA
Marasmus Gagal tumbuh
G"" (Global de&elopmental delayed)
:indrom "own :usp. ?9
7ENANA A;A4
Planning Te$api un(u! %a$asmus
Menurut tatalaksana anak gizi buruk, pasien ini termasuk dalam kondisi F, sehingga
berlaku pemberian 7airan dan makanan sebagai berikut B
ase s(a)ilisasi
:egera berikan / ml glukosa;larutan gula pasir 12 oral (7atat nadi, pernaasan, dan
kesadaran)# jam pertama berikan *3/ tiap + menit, Q dari dosis untuk # jam sesuai berat
badan (untuk pasien ini Q I / 77) (7atat 5adi, 44, !esadaran, dan asupan *3/ tiap +
menit)1 jam berikutnya teruskan pemberian *3/ setiap # jam (untuk pasien ini /77;#jam)
(7atat 5adi, 44, asupan *3/), jika anak masih menetek berikan ':$ antara *3/%ila anak
dapat menghabiskan sebagian besar *3/, ubah pemberian ; + jam (pasien ini I1+/77). %ila
anak masih menetek berikan ':$ antara *3/%ila anak dapat menghabiskan *3/, ubah
pemberian;- jam, bila masih menetek berikan antara *3/. -Bagan ase S(a)ilisasi dan ase
T$ansisi 7eha)ili(asi (e$lampi$
Planning Te$api un(u! Ke(e$lam)a(an Pe$!em)angan "lo)al
4utin kontrol ke poli tumbuh kembang
6erapi bi7ara dan bahasa, *isioterapi
Planning Diagnos(i!
Uji "en&er ("":6), CCG, ?6:7an
II. P$ognosis / "ubia ad malam
24
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
25/34
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
26/34
44 B #I;menit
6emp B +8,/R
%% B .- kg
8I#77
@aga suhu tubuh
agar tetap hangat
#1;;#1# 6idak ada keluhan 4 B 1/ I;m
44 B #I;menit
6emp B +8,/R
%% B ./ kg
*3/ &ia 5G6
8I#77
@aga suhu tubuh
agar tetap hangat
##;;#1# 6idak ada keluhan 4 B 18 I;m
44 B #I;menit
6emp B +8,3R
%% B ./ kg
*3/ &ia 5G6
8I#77
@aga suhu tubuh
agar tetap hangat
#+;;#1# 6idak ada keluhan 4 B 1 I;m
44 B #0I;menit
6emp B +8,/R
%% B .8 kg
%9E
?ontrol ke
9uskesmas
!ontrol ke 9oli
6umbang
26
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
27/34
BAB III
PE%BA8ASAN
Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur
(%%;U) yang merupakan padanan istilahseverely underweight(!emenkes 4$, #11), sedangkan
menurut "epkes 4$ #, keadaan kurang gizi tingkat berat pada anak berdasarkan indeks berat
badan menurut tinggi badan (%%;6%) alaupun sebagian besar kasus merupakan kasus yang dapat sembuh sendiri
(self limiting disease), diare yang berlangsung terusmenerus dengan jumlah tinja yang banyak
seringkali menyebabkan keadaan dehidrasi dan se7ara signiikan akan meningkatkan angka
kesakitan dan kematian anak .
27
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
28/34
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
29/34
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
30/34
paling sering menyebabkan G"" adalah abnormalitas dari kromosom dan; atau geneti7 seperti
:indrom "own, Fragile X yndrome atau abnormalitas struktur atau perkembangan otak atau
medulla spinalis seperti ?erebral 9alsy, :pina %iida. 9enyebab yang tidak jarang adalah karena
prematuritas, ineksi (terutama 6O4?) atau meningitis.
9eriode terpenting pertumbuhan dan perkembangan anak adalah umur di bawah / tahun.
%eberapa domain perkembangan tersebut antara lain motorik halus, motorik kasar,
bahasa;berbi7ara, personal sosial;interaksi sosial, kogniti, dan akti&itas seharihari. Global
developmental delay (G"") atau keterlambatan perkembangan global (!9G), merupakan suatu
keadaan ditemukannya keterlambatan yang bermakna lebih atau sama dengan # domain
perkembangan tersebut. !eterlambatan bermakna artinya pen7apaian kemampuan pasien kurang
dari # standar de&iasi (:") dibandingkan dengan ratarata populasi pada umur yang sesuai.$stilah !9G dipakai untuk anak umur kurang dari / tahun. 9ada anak berumur lebih dari / tahun
saat tes $K sudah dapat dilakukan dengan hasil yang akurat, istilah yang dipakai adalah retardasi
mental. Ctiologi !9G dapat dibedakan menjadi kejadian p$ena(al< pe$ina(al< pas*a na(al< dan
idiopa(i!. 11
Menurut penelitian retrospekti yang dilakukan pada 1/1 anak !9G (!eterlambatan
9erkembangan Gelombang) di 9oliklinik 5eurologi anak 4: "r. ?ipto Mangunkusumo @akarta
pada @anuari #8@uli # pre&alensi !9G di 9oliklinik 5eurologi 'nak 4: "r. ?ipto
Mangunkusumo @akarta pada @anuari #8@uli # didapatkan pada 1/1(#,+2) dari 8-3
kunjungan. !eluhan terbanyak, belum bisa berjalan dan berbi7ara 31 (-3,12) kasus, - (//,82)
lakilaki, dan rerata umur (#1, L 1+,1) bulan. 4iwayat kelahiran ++(#1,02) kurang bulan,
-/(#0,2) %%E4, 1#/(30,#2) lahir per&aginam, -8(+,2) tidak segera menangis. Gangguan
perkembangan dalam keluarga ditemukan pada #(1+,#2) kasus. !arakteristik klinis 1(/+,82)
mikroseali, 83 (--,-2) kasus gizi kurang dan gizi buruk. Gambaran dismorik 10 (1#,82)
kasus, riwayat kejang /3(+3,32) kasus. Ctiologi dapat diidentiikasi pada 03(8-,#2) kasus. Eima
etiologi terbanyak ++(#1,02) disgenesis 7erebral, 1(11,02) palsi 7erebral, 1/(0,02) ineksi
6O4?, 11(3,+2) sindrom genetik, dan 3(-,82) kelainan metabolik kongenital. 'nalisis
bi&ariat, ditemukan perbedaaan bermakna pada riwayat kejang, jenis kelamin, mikroseali, dan
gambaran dismorik antara etiologi yang diketahui dan etiologi tidak diketahui dengan p,#/A
,18A ,1A
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
31/34
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
32/34
9alsi serebral adalah suatu kelainan gerakan dan postur yang tidak progresi, oleh karena
suatu kerusakan;gangguan pada selsel motorik pada susunan sara pusat yang sedang
tumbuh;belum selesai pertumbuhannya. 1+
9alsi serebralis dapat disebabkan aktor geneti7 ataupun aktor lainnya. 'pabila
ditemukan lebih dari satu anak yang menderita kelainan ini, maka kemungkinan besar
disebabkan aktor genetik. :edangkan halhal lainnya yang diperkirakan sebagai penyebab palsi
serebralis adalah sebagai berikut B P$ana(alineksi intrauterineA radiasiA asiksia intrauterineA
toksemia gra&idarumA "$?, pe$ina(alperdarahan otakA prematuritasA postmaturitasA
hiperbilirubinemiaA gemeli, pos(na(altrauma kepalaA meningitis;ensealitis yang terjadi 8
bulan pertama kehidupanA ra7un.
9ada pasien ini juga didiagnosa dengan suspek ?9 (cerebral palsy). al ini dapat dilihat
dari keluhan ibu pasien bahwa anaknya belum bisa berdiri dan berjalan seperti teman sebayanya.
al ini kemungkinan disebabkan karena kedua kaki pasien hipotoni (keterlambatan
perkembangan motorik). *aktor yang mungkin sebagai penyebab ?9 pada pasien ini yaitu
prematuritas dan tanpa menyingkirkan adanya kelainan genetik.
Pena(ala!saan Pada Pasien
9ada kasus ini pasien diberikan *3/ sesuai kebutuhan yang &olumenya dinaikkanbertahap berdasarkan kondisi F pada penatalaksanaan gizi buruk. 9eningkatan &olume *3/
sesuaifollow up.
9ada pasien ini dianjurkan untuk pemeriksaan CCG dan ?6:7an, namun alat CCG masih
rusak. 9ada saat diperbolehkan pulang dan 7ontrol ke 9uskesmas dan tetap kontrol ke 9oli
tumbuh kembang.
DATA7 PUSTAKA
1. !emenkes 4$. #11. !eputusan Menteri !esehatan "epubli# $ndonesia tentang tandar
%ntropometri &enilaian tatus Gi'i %na#. @akarta B "irjen %ina Gizi dan !esehatan $bu dan
'nak.
32
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
33/34
#. !risnansari, "iah. #1.utrisi dan Gi'i )uru#. Mandala o ealth. Folume -, 5omor 1
+. "epkes 4$. #3.&edoman &endampingan !eluarga Menu*u !adar'i. @akarta B "irjen %ina
!esehatan Masyarakat dan "irektorat %ina Gizi Masyarakat.
-. "epkes 4$. #. istem !ewaspadaan Dini (!D+ !,)-Gi'i )uru#. @akarta B "irektorat
@enderal %ina !esehatan Masyarakat, "irektorat %ina Gizi Masyarakat.
/. "epkes 4$. #3.)u#u )agan Tatala#sana %na# Gi'i )uru#. @akarta B "irjen %ina !esehatan
Masyarakat dan "irektorat %ina Gizi Masyarakat.
8. %erhman dkk.elson $lmu !esehatan %na# disi ./ 0olume .. @akarta B CG?.
3. >O. #0.)u#u a#u &elayanan !esehatan %na# di "umah a#it. @akarta B 6im 'daptasi
$ndonesia>O $ndonesia.
. 'stya 9alupi, dkk. #0. :tatus Gi'i dan 1ubungannya dengan !e*adian Diare pada %na#
Diare %#ut di "uang "awat $nap "2& dr3 ard*ito 4ogya#artadalam @urnal Gizi !linik
$ndonesia Folume 8, 5o.1 (hal 13).
0. :yaiul, muthowi. #0.1ubungan %ntara !e*adian Diare dengan tatus Gi'i %na# )alita di
!elurahan )e#onang !ecamatan mo*olaban !abupaten u#ohar*o. :urakarta.
1. $katan "okter $ndonesia. #1.&edoman &elayanan Medis 5ilid .. @akarta B 9engurus 9usat
$"'$.
11. 5gurah :uwarba dkk. &rofil !linis dan tiologi &asien !eterlambatan &er#embangan
Global di "umah a#it 6ipto mangun#usumo 5a#arta dalam ari &ediatri 0olume .73 o38.
"enpasar B "epartemen $lmu !esehatan 'nak Uni&ersitas Udayana.
1#. =uhriyah . #0. Fa#tor "isi#o Disfasia &er#embangan pada %na#. :emarang B
"epartemen $lmu !esehatan 'nak Uni&ersitas "iponegoro.
1+. :oetjiningsih. 100/. Tumbuh !embang %na#. @akarta B CG?
33
-
8/12/2019 Marasmus, GDD, Sindrom Down
34/34