Jurnal Riko Thomas

22
1 PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.) PADA PEMBERIAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Riko Thomas 1 Dra. Yusmanidar Arifin, M. Si 2 Ediwirman, SP. MP 3 Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi Universitas Tamansiswa Padang ABSTRAK Penelitian tentang Respon Pertumbuhan dan Produksi Jagung (zea mays L.) Pada Pemberian kompos Tandan Kosong kelapa Sawit telah dilakukan dilahan kering di Jorong Batu Hampar Nagari Kampung Tangah Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam mulai bulan Mei sampai Oktober 2013. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan takaran kompos tandan kosong kelapa sawit yang tepat untuk pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 6 perlakuan, dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah takaran kompos tandan kosong kelapa sawit yang terdiri dari 6 taraf yaitu: 0 t/ha (To), 4 t/ha setara dengan 1,68 kg/plot (T1), 6 t/ha setara dengan 2,52 kg/plot (T2), 8 t/ha setara dengan 3,36 kg/plot (T3), 10 t/ha setara dengan 4,2 kg/plot (T4), 12 t/ha setara dengan 5,04 kg/plot. Hasil percobaan ini memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, panjang tongkol, jumlah biji per tongkol, berat 100 biji kering, dan berat pipilan kering / plot. Berpengaruh tidak nyata terhadap total luas daun, lingkar tongkol, 1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi Universitas Tamansiswa Angkatan 2009 2 Pembimbing I dan Dosen Universitas Tamansiswa Padang 3 Pembimbing II dan Dosen Universitas Tamansiswa Padang

description

jurnal

Transcript of Jurnal Riko Thomas

Page 1: Jurnal Riko Thomas

1

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.) PADA PEMBERIAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

Riko Thomas1 Dra. Yusmanidar Arifin, M. Si2 Ediwirman, SP. MP 3

Fakultas Pertanian Jurusan AgroteknologiUniversitas Tamansiswa Padang

ABSTRAK

Penelitian tentang Respon Pertumbuhan dan Produksi Jagung (zea mays L.) Pada Pemberian kompos Tandan Kosong kelapa Sawit telah dilakukan dilahan kering di Jorong Batu Hampar Nagari Kampung Tangah Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam mulai bulan Mei sampai Oktober 2013. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan takaran kompos tandan kosong kelapa sawit yang tepat untuk pertumbuhan dan produksi tanaman jagung. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 6 perlakuan, dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah takaran kompos tandan kosong kelapa sawit yang terdiri dari 6 taraf yaitu: 0 t/ha (To), 4 t/ha setara dengan 1,68 kg/plot (T1), 6 t/ha setara dengan 2,52 kg/plot (T2), 8 t/ha setara dengan 3,36 kg/plot (T3), 10 t/ha setara dengan 4,2 kg/plot (T4), 12 t/ha setara dengan 5,04 kg/plot. Hasil percobaan ini memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, panjang tongkol, jumlah biji per tongkol, berat 100 biji kering, dan berat pipilan kering / plot. Berpengaruh tidak nyata terhadap total luas daun, lingkar tongkol, jumlah baris per tongkol. Takaran kompos tandan kosong kelapa sawit 10 t/ha menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung terbaik yaitu 9,76 t/ha.

Kata kunci : Jagung dan kompos tandan kosong kelapa sawit.

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangJagung merupakan salah satu

komoditas pangan yang mempunyai peranan strategis dalam perekonomian nasional (Anonim, 2008). Saat ini juga berkembang produk pangan dari jagung dalam bentuk olahan segar seperti jagung rebus, perkadel,

emping, jus jagung, puding jagung, dadar jagung, dan produk olahan jagung lain seperti tepung jagung, grit jagung, pati jagung, dan corn flake (Anonim, 2013). Selain itu kebutuhan jagung terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri peternakan ayam (Anonim, 2002).

Produksi jagung nasional tahun 2011 sebesar 17.64 juta ton pipilan kering

1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Jurusan Agroteknologi Universitas Tamansiswa Angkatan 20092Pembimbing I dan Dosen Universitas Tamansiswa Padang3Pembimbing II dan Dosen Universitas Tamansiswa Padang

Page 2: Jurnal Riko Thomas

2

atau turun sebanyak 684,39 ribu ton dibandingkan tahun 2010. Produktifitas jagung rata – rata nasional tahun 2011 sebesar 44,52 ku/ha lebih tinggi dibandingkan produktifitas jagung tahun 2010 sebesar 44,35 ku/ha. Penurunan produksi jagung nasional terjadi di Jawa, sedangkan produksi jagung Sumatera Barat mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebanyak 354.262 ton menjadi 471.849 ton tahun 2011. Tahun 2015 Indonesia diprediksi mengimpor jagung sebanyak 1,03 juta ton, seandainya belum ada upaya yang optimal (Anonim 2012a).

Sumatera Barat sebagai penghasil jagung memiliki berbagai kendala diantaranya terjadi peralihan komoditas pada sentra produksi jagung, menurunnya daya saing jagung dibandingkan komoditi lain, perluasan areal diarahkan pada lahan dengan agro ekosistem yang kurang sesuai, seperti lahan tadah hujan dan gambut, kelembagaan belum berkembang, dan teknologi panen dan pasca panen belum memadai, sehingga berakibat pada ancaman terhadap keberlanjutan agribisnis jagung dan berdampak luas terhadap usaha peternakan unggas. (Anonim, 2012b).

Upaya peningkatan produksi jagung tetap dilakukan melalui program intensifikasi maupun ekstensifikasi (Syafruddin, Faesal, dan Akil, 2007), Program tersebut selalu diiringi oleh penggunaan pupuk buatan. Terbatas dan mahalnya pupuk buatan menyebabkan berkurangnya pemberian pupuk, sehingga peningkatan produksi yang diharapkan tidak dapat dicapai secara optimal (Abdullah dan Irwan, 2001).

Kebutuhan hara selain dapat dipenuhi melalui pemberian pupuk buatan, juga dapat melalui pemberian kompos. Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang dapat melengkapi kebutuhan pupuk anorganik (Firmansyah, 2010). Kompos memiliki hara makro maupun mikro yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi, serta memperbaiki fisik tanah seperti struktur tanah, tekstur tanah, aerase dan drainase tanah, suhu tanah, mempertinggi daya ikat tanah terhadap hara, dan dapat memperbaiki kehidupan mikroorganisme di dalam tanah (Afitin dan Darmanti, 2009).

Kompos yang diperkaya mikroorganisme menguntungkan bagi tanaman yang menjadikan tanah tidak terlalu lembab, dan tidak terlalu kering, yang sangat

sesuai bagi mikroorganisme. Tanah yang terlalu liat dan sulit ditembus oleh akar, menjadi gembur dan mampu ditembus oleh akar serta serapan hara dan air menjadi lebih baik (Emma, Mulyani, dan Apong, 2007).

Salah satu sumber pupuk organik yang penting adalah limbah yang berasal dari industri pengolahan kelapa sawit. Kompos yang berasal dari limbah tandan kosong kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, yang dapat memenuhi kebutuhan hara bagi tanaman dan mengatasi masalah limbah serta mengurangi biaya pengolahan limbah (Edhi, 2008). Menurut Fauzi, Yustina, Widyastuti, Wibawa, dan Rudi (2012), kompos tandan kosong kelapa sawit mengandung hara yang penting bagi tanaman dan dapat diaplikasikan pada berbagai tanaman sebagai pupuk organik. Hasil penelitian Susanto, Prasetyo, Fahroidayanti, Lubis, dan Dongoran (2005), menyatakan bahwa pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dengan pemanfaatan jamur Trichoderma sebagai dekomposer dan tanah dapat meningkatkan pertumbuhan bibit kelapa sawit.

Hasil penelitian Susana (2012) pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit hingga dosis 150 g/polibeg dapat meningkatkan tinggi bibit pada umur 12 mst mencapai 17,61 cm. Pemanfaatan kompos tandan kosong kelapa sawit belum banyak informasi yang dapat dijadikan sebagai bagian dari budidaya tanaman jagung.

Berdasarkan uraian diatas maka telah dilakukan penelitian mengenai “Respon Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.), pada Pemberian Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit.”

B. Tujuan PenelitianTujuan penelitian untuk

mendapatkan takaran kompos tandan kosong kelapa sawit yang tepat untuk pertumbuhan dan produksi jagung.

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Botani tanaman jagung

Tanaman jagung (Zea mays L.) dalam sistematika taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae,Division:Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Klas: Monocotyledonae, Ordo: Poales, Family: Poeceae (Graminae), Genus: Zea, Spesies: Zea mays L. (Iriani, Yasin dan Takdir, 2002).

Jagung adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang

Page 3: Jurnal Riko Thomas

3

mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu. (Nuning, Syafruddin, Efendi, dan Sunarti, 2007).

Akar primer awal dimulai setelah perkecambahan. Akar sekunder tumbuh pada buku-buku pangkal batang dan tumbuh menyamping. Akar yang tumbuh relatif dangkal ini merupakan akar adventif dengan perkecambahan yang amat lebat yang memberi hara pada tanaman. Akar layang penyokong memberikan tambahan topangan untuk tumbuh tegak dan membantu penyerapan hara. Akar layang ini yang tumbuh di atas permukaan tanah, tumbuh rapat pada buku-buku dasar dan tidak bercabang sebelum masuk ke tanah (Arief, 2009).

Batang tanaman jagung sangat berbeda dengan batang  tanaman lainnya, yaitu batang tanaman jagung berbentuk silindris dan padat (solid) sedangkan jagung-jagungan umumnya berlubang. Batang tanaman jagung terisi oleh teras, dimana didalam teras tersebut terdapat bekas-bekas pembuluh yang tidak beraturan. Di sebelah luar jumlah berkas pembuluh itu lebih banyak sehingga dapat menguatkan batang tanaman. Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan jumlah ruas biasanya 14 (antara 8 - 21). Tinggi batang berbeda-beda dari 90 cm untuk varietas-varietas berumur genjah atau varietas yang berhabitus pendek, malah pop corn (Zea mays everta) tingginya hanya diantara 30 - 50 cm, sedangkan kebanyakan tanaman jagung mempunayai ketinggian antara 1,50 - 3 meter, kadang-kadang ada yang tingginya lebih dari 3 meter (Nuning et al., 2007).

Bunga jantan terletak dipucuk yang ditandai dengan adanya malai atau tassel dan bunga betina terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan stil dan stigma. Bunga jagung tergolong bunga tidak lengkap karena struktur bunganya tidak mempunyai petal dan sepal dimana organ bunga jantan (staminate) dan organ bunga betina (pestilate) tidak terdapat dalam satu bunga

disebut berumah satu (Rochani, 2007). Pada umumnya biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan jumlah antara 8 - 20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (seed coad), endosprm dan embrio (Arief, 2009).B. Syarat Tumbuh

Tanaman jagung menginginkan curah hujan tinggi berkisar antara 500 - 700 mm per tahun. Cekaman akar paling kritis terjadi selama pembentukan rambut dan pengisian biji. Kekeringan air dalam waktu singkat biasanya dapat ditoleransi, dan hanya berpengaruh kecil terhadap perkembangan biji. Kekeringan air yang berkepanjangan setelah penyerbukan secara nyata menurunkan bobot kering biji. Pertumbuhan biji sebagian mobilisasi asimilat yang tersimpan di batang keseluruhan, tanaman agak tahan terhadap kekeringan, tetapi peka terhadap draenase tanah yang jelek dan tidak tahan genangan (Aqil, Firmansyah dan Akil, 2008).

Tanaman jagung berasal dari daerah tropis, tanaman jagung mampu beradaptasi terhadap sebaran iklim yang bervariasi, suhu optimum yang diperlukan tanaman jagung untuk dapat tumbuh dengan baik berkisar antara 24–30 oC. Jagung merupakan tanaman C4 yang sangat memerlukan sinar matahari penuh untuk dapat berfotosintesis secara sempurna. Jagung menghendaki keadaan cuaca yang cukup panas bagi pertumbuhannya, dimana tanaman jagung memerlukan panas dan lembab dari waktu tanam sampai periode mengakhiri pembuhannya (Muhadjir, 1988).

Pembungaan dipengaruhi oleh panjang hari dan suhu, pada hari pendek tanaman lebih cepat berbunga. Banyak kultivar tropika tidak akan berbunga diwilayah iklim sedang sampai panjang hari berkurang hingga kurang dari 13 atau 12 jam. Pada hari panjang, tipe tropika ini tetap vegetatif dan kadang-kadang dapat mencapai tinggi 5 - 6 m sebelum tumbuh bunga jantan. Namun, pada hari yang sangat pendek (8 jam) dan suhu kurang dari 20 0C juga menunda pembungaan. Ketika ditanam pada kondisi hari pendek pada daerah iklim sedang kultivar tropika cenderung berbunga lebih awal (Purwono, dan Purnawati, 2007).

Jagung dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi (daerah pegunungan) yang memiliki ketinggian dibawah 1.600 m dari permukaan laut (dpl). Umumnya jagung yang ditanam pada

Page 4: Jurnal Riko Thomas

4

ketinggian kurang dari 800 m dpl akan memberikan hasil yang tinggi, jagung yang ditanam di tanah dengan ketinggian antara 800 m sampai 1.200 m dpl juga masih dapat berproduksi dengan baik (Iriani et al., 2002).

Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus, hampir berbagai jenis tanah dapat diusahakan untuk pertanaman jagung, tetapi jagung yang ditanam pada tanah gembur, subur dan kaya akan humus dapat memberikan hasil dengan baik. Untuk pertumbuhan optimal pada tanaman jagung dibutuhkan pH 5,5 - 6,5. Tanah yang bersifat asam yaitu pH kurang dari 5,5 dapat diberikan pengapuran (Arief, 2009).

Keadaan basah memang diperlukan ketika biji jagung mulai ditanam. Keadaan kering pada waktu penanaman adalah jelek, baik bagi pertumbuhan selanjutnya maupun bagi pembuahannya. Demikian pula keadaan yang terlalu basah tidak menguntungkan tanaman karena cenderung dapat mengundang berbagai penyakit. Pada tanah yang terlalu lembab penanaman hendaknya diatur sedemikian rupa agar buah jagung cukup matang untuk dipanen pada awal musim kering, supaya hasil panen dapat segera dikeringkan agar terhindar dari jamur yang dapat menurunkan kualiats (Aqil et al., 2008).

Tanaman jagung membutuhkan hara dalam jumlah besar, mempunyai akar serabut yang menyebar dangkal dan kurang toleran terhadap kandungan air berlebihan, menghendaki butiran tanah yang berukuran halus pada lapisan permukaannya. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan melintang searah kemiringan tanah supaya tidak terjadi erosi apabila terjadi hujan (Suprapto dan Marzuki, 2004).C. Kompos Tandan Kosong Kelapa

SawitTandan kosong kelapa sawit adalah

salah satu produk sampingan berupa padatan dari industri pengolahan kelapa sawit. Ketersediaan tandan kosong kelapa sawit cukup signifikan bila ditinjau produksi tandan buah segar (TBS) yang diproses. Produksi tandan kosong kelapa sawit berkisar 22% hingga 24% dari total berat tandan buah segar yang diproses di pabrik

kelapa sawit. Apabila pabrik kelapa sawit berkapasitas 30 ton/jam akan mengahasilkan tandan kosong kelapa sawit 138 m3/ hari. Secara fisik tandan kosong kelapa sawit terdiri dari berbagai macam serat dengan komposisi antara lain selulosa sekitar 45.95%; hemiselulosa sekitar 16.49% dan lignin sekitar 22.84%. Berdasarkan struktur tersebut dapat dibayangkan bahwa sebenarnya tandan kosong kelapa sawit adalah kumpulan jutaan serat organik yang memiliki kemampuan dalam menahan air yang ada di sekitarnya (Edhi, 2008).

Tandan kosong kelapa sawit sesuai surat keputusan Mentan No KB/550/286/Mentan/VII/1997 tidak boleh dibakar. Banyaknya tandan kosong kelapa sawit perlu diantisipasi bukan hanya karena merupakan limbah tetapi dimata petani tandan kosong adalah tempat hidup dan berkembang biaknya serangga yang dapat merusak tanaman dan menyebabkan busuk pangkal batang pada kelapa sawit (Firmansyah 2010).

Kompos merupakan hasil proses penguraian bahan organik dari bahan dengan nisbah C/N tinggi (mentah) menjadi bahan yang mempunyai nisbah C/N rendah (matang) melalui upaya pengaktifan mikroba pendekompuser seperti: bacteri, fungi, dan actinomicetes (Suntoro, 2003).

Kompos tandan kosong kelapa sawit adalah pupuk organik yang berasal dari hasil dekomposisi tandan kosong kelapa sawit yang memiliki keunggulan seperti: kandungan kalium yang tinggi, memperkaya unsur hara yang ada didalam tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Selain itu kompos tandan kosong kelapa sawit memiliki sifat yang menguntungkan antara lain: (1) memperbaiki struktur tanah berlempung menjadi ringan, (2) membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman (3) bersifat homogen dan mengurangi resiko sebagai pembawa hama tanaman (4) merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap kedalam tanah dan (5) dapat diaplikasikan pada sembarang musim (Rima, Busyra, Hendri dan Syafri, 2012).

Tabel 1. Hasil analisis kandungan kimia kompos tandan kosong kelapa sawit

Karakteristik Kimia Nilai

C-organik (%) 18,60

N-total (%) 0,22

P (mg/100 g) 525,33

K (mg/100 g) 850,32

Page 5: Jurnal Riko Thomas

5

Ca (mg/100 g) 1706,95

Mg (mg/100 g) 321,15

pH 8,4

Sumber : Hasil analisis Laboratorium Terpadu Balai Penelitian Lingkungan

Menurut Mercy (2009), kompos tandan kosong kelapa sawit dapat diaplikasikan pada tanaman sebagai pupuk organik. Penelitian pada tanaman cabe menujukkan bahwa aplikasi kompos tandan kosong kelapa sawit dapat meningkatkan produksi dan pertumbuhan tanaman cabe, yaitu Aplikasi 0,25 dan 0,50 kg/rumpun, Kompos tandan kosong kelapa sawit dapat meningkatkan hasil cabe sebesar 24% dan 45% menjadi 2,06 kg dan 2,41 kg/rumpun.

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan WaktuPercobaan dilaksanakan di Jorong

Batu Hampar Kenagarian Kampung Tangah Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam dengan ketinggian tempat 102 m dari permukaan laut. Percobaan dilakukan dari bulan Mei sampai Oktober 2013, jadwal kegiatan disajikan pada (Lampiran 1) dan dokumentasi pada (lampiran 7).B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah varietas Jagung Hibrida Bima 3 (Deskripsi pada Lampiran 2), kompos tandan kosong kelapa sawit (alat dan bahan serta cara pembuatan pada lampiran 3), pupuk Urea, SP-36, dan KCl. Alat yang digunakan adalah cangkul, ajir, meteran, tali rafia, timbangan, label dan alat tulis.C. Rancangan percobaan

Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 6 perlakuan, dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah takaran kompos tandan kosong kelapa sawit yang terdiri dari 6 taraf yaitu: 0 t/ha (To), 4 t/ha setara dengan 1,68 kg/plot (T1), 6 t/ha setara dengan 2,52 kg/plot (T2), 8 t/ha setara dengan 3,36 kg/plot (T3), 10 t/ha Setara dengan 4,2 kg/plot (T4), 12 t/ha setara dengan 5,04 kg/plot. Data pengamatan terakhir disidik ragam, jika F hitung lebih besar dari F tabel 5 % dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 % yang disajikan dalam bentuk tabel dan pengamatan periodik disajikan dalam bentuk grafik.

D. Pelaksanaan1. Pengolahan tanah

Lahan dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma kemudian tanah dicangkul dengan kedalaman 30 cm, dibiarkan selama 2 (dua) minggu, dicangkul kembali dan dibuat plot dengan ukuran 2,8 x 1,5 m dengan jarak antar plot 40 cm, di sekeliling plot dibuat drainase sedalam 30 cm dan lebar 40 cm. Jumlah plot yang diperlukan adalah 18 plot, masing – masing plot berisi 24 tanaman, 4 tanaman sebagai tanaman sampel, untuk lebih jelasnya denah penempatan plot percobaan di lapangan disajikan pada (Lampiran 4 dan 5). 2. Pemasangan label dan ajir

Pemasangan label dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian perlakuan pada saat sebelum tanam. Label dipasang pada bagian tengah depan plot percobaan sedangkan ajir ditancapkan disisi tanaman sampel yang juga berguna sebagai dasar pengukuran tinggi tanaman 10 cm dari permukaan tanah diberi tanda pada ajir.3. Aplikasi perlakuan

Aplikasi kompos tandan kosong kelapa sawit dilakukan pada saat pengolahan tanah terakhir (1 minggu sebelum tanam), sesuai takaran yaitu: tanpa pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit, 1,68 kg/plot, 2,52 kg/plot, 3,36 kg/plot, 4,2 kg/plot, 5,04 kg/plot. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit diaduk rata dengan tanah lapisan atas secara merata.4. Penanaman dan pemupukan dasar

Penanaman dilakukan dengan sistem tugal dengan jarak tanam 70 x 25 cm, benih dimasukkan pada setiap lobang sebanyak 2 biji dengan kedalaman 3 cm, selanjutnya benih ditutup dengan tanah dan disiram untuk melembabkan tanah.Pupuk yang diberikan adalah rekomendasi Dinas Pertanian Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Agam (2013), Urea 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Dalam penelitian ini dipakai setengah rekomendasi yaitu, Urea 150 kg/ha setara 63 g/plot, SP-36 100 kg/ha setara 42 g/plot dan KCl 50 kg/ha setara 21 g/plot, dan, sepertiga bagian Urea + SP-36 + KCl diberikan sebagai pupuk dasar pada saat tanam, 2/3 bagian urea yang tertinggal diberikan saat tanaman berumur 4 minggu dan 6 minggu setelah tanam dengan cara larikan.5. Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan jika kondisi tanah dalam keadaan kering dan tidak turun hujan, waktu penyiraman pagi atau sore hari.

Page 6: Jurnal Riko Thomas

6

Penjarangan, dilakukan dengan memotong satu tanaman dan meninggalkan satu tanaman yang tumbuh dengan baik setelah tanaman berumur 1 minggu setelah tanam.

Penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam dengan cara mencabut, penyiangan kedua pada saat tanaman berumur 6 minggu setelah tanam, dilanjutkan dengan pembumbunan dengan cara menaikkan tanah disisi kiri dan kanan barisan jagung sehingga membentuk guludan memanjang.

Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 Urea (21 g/plot), dan 6 minggu setelah tanam diberikan 1/3 (21 g/plot). pemberian dilakukan dengan cara larikan.6. Panen Panen dilakukan setelah biji matang fisiologis yang ditandai dengan terbentuknya lapisan hitam pada dasar biji. kelobot telah kuning mengkilat dan biji jika ditekan keras dan tidak berbekas. Panen dilakukan secara manual dengan cara melepaskan tongkol dari tanaman. 7. Pengamatana. Tinggi tanaman

Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun terpanjang dengan cara meluruskan terlebih dahulu. Agar pengamatan tidak berubah-berubah dibuat ajir pada rumpun sample setinggi 10 cm. Pengamatan dilakukan sekali 1 minggu dimulai pada minggu ke 2 sampai minggu ke 8 setelah tanam.b. Total luas daun

Pengukuran terhadap luas daun dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : YT = K x (P x L), dimana YT = Total luas daun ; K = Konstanta (Tabel) ; P = Panjang daun ke-i; L = Lebar daun. Nilai konstanta disajikan pada Tabel 2.Tabel 2 : Nilai konstanta dari jumlah daun dan pada daun ke-i yang diukur

Jumlah/daun ke Nilai konstanta8/5 4,18449/5 5,0390

10/6 5,441611/7 6,391112/7 6,713413/8 6,789214/9 7,119915/9 7,7282

Sumber : Dartius (1986).c. Panjang tongkol tanpa kelobot

Panjang tongkol tanpa kelobot diukur setelah panen dengan cara mengukur dari pangkal sampai ujung tongkol.d. Lingkar tongkol

Lingkar tongkol diukur setelah panen dan kelobot sudah dibuka dengan menggunakan meteran. Pengukuran dilakukan dengan cara memilih bagian tengah tongkol, letakkan meteran pada satu titik kemudian lingkarkan meteran sampai pada titik awal tersebut.e. Jumlah biji/tongkol

Jumlah biji dalam satu tongkol jagung dihitung dengan cara menghitung semua biji jagung yang ada pada tanaman sampel yang diambil. f. Berat 100 Biji kering

Biji yang telah kering dengan kadar air kurang lebih 14 % setelah diukur menggunakan teratester, dipilih secara acak sebanyak 100 butir dalam masing-masing perlakuan, kemudian ditimbang. g. Jumlah baris /tongkol

Jumlah baris biji dalam satu tongkol perlu diamati dan dihitung untuk mengetahui jumlah total biji jagung dalam satu tongkol. Pengamatan ini dilakukan pada 4 tanaman sampel /plot.h. Berat pipilan kering /plot dan / ha.

Setelah biji jagung dijemur sampai diperoleh kadar air sekitar 14%, dilakukan penimbangan berat biji pipilan kering untuk setiap 4 tanaman sampel/plot. Hasil pipilan kering dalam ukuran plot dikonversikan ke dalam luas lahan 1 hektar dengan rumus:

Y = X hasil per plot

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Tinggi Tanaman

Sidik ragam tinggi tanaman jagung pada pemberian kompos tandan kosong

kelapa sawit memberikan pengaruh sangat

Luas ha (10000 m 2 ) Luas plot ( 3.75 m2 )

Page 7: Jurnal Riko Thomas

7

nyata (Lampiran 6a.). Hasil uji lanjut disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3.Tinggi tanaman jagung pada pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit (8 mst).

Kompos tandan kosong kelapa sawit (t/ha)

Tinggi tanaman (cm)

0 192,07 a

4 211,88 b

6 213,80 b

8 214,82 b

10 233,04 c

12 233,39 c

KK 1,58 Angka pada lajur tinggi tanaman diikuti huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata menurut DMRT pada taraf 5 %.

Tabel 1 menunjukkan, pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman jagung. Pemberian 12 t/ha menghasilkan pertumbuhan tinggi yang tertinggi yakni 233,39 cm, relatif sama pertumbuhannya jika diberikan 10 t/ha yakni 233,04 cm, tetapi bila takaran semakin rendah juga cenderung menghasilkan tinggi tanaman yang semakin rendah pula yaitu 8 t/ha, 6 t/ha (213,80 cm), dan 4 t/ha menghasilkan pertumbuhan tinggi yang lebih rendah, namun berbeda dengan tanpa pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit yang menghasilkan pertumbuhan tinggi paling rendah yakni 192,07 cm.

Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dengan takaran 12 t/ha mampu memberikan peran dalam memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Keadaan sifat fisik tanah yang baik, dapat meningkatkan pertumbuhan perakaran tanaman karena,

struktur, konsistensi, porositas, dan daya mengikat air yang terdapat didalam tanah sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan oleh perakaran dan mikroorganisme dalam tanah. Kondisi ini sangat mendukung pertumbuhan tinggi tanaman. Sesuai pendapat Yunizar (2010), bahwa pemberian kompos dengan dosis di atas 6 t/ha meningkatkan tinggi dan hasil tanaman jagung. Lebih lanjut Suntoro (2003) menyatakan bahan organik berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah, dan akan menentukan produktivitas tanah, penyediaan hara bagi tanaman, dan memperbaiki sifat fisik, biologi dan sifat kimia tanah lainnya seperti terhadap pH tanah, kapasiatas pertukaran kation dan anion tanah, daya sangga tanah dan netralisasi unsur meracun seperti Fe, Al, Mn dan logam berat lainnya termasuk netralisasi terhadap insektisida. Pertumbuhan tinggi tanaman jagung dari umur 2 sampai 8 mst disajikan pada Gambar 1.

Grafik pengamatan periodik tinggi tanaman jagung pada pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit umur 2 mst sampai 8 mst.

2 3 4 5 6 7 80

50

100

150

200

2500 ton/ha4 ton/ha6 ton/ha8 ton/ha10 ton/ha12 ton/ha

Gambar 1. Grafik tinggi tanaman jagung pada pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit.

Tinggi tanaman jagung dengan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit cenderung semakin tinggi dengan semakin bertambahnya umur tanaman jagung.

Pertumbuhan tinggi tanaman jagung umur 2 mst sampai 4 mst masih lambat karena pada fase ini tanaman jagung masih terfokus pada pertumbuhan dan penyebaran akar.

Page 8: Jurnal Riko Thomas

8

Pertumbuhan jagung pada umur 4 mst sampai 7 mst semakin cepat karena pada fase ini serapan hara untuk kebutuhan pembentukan bahan kering meningkat. Ketersediaan hara yang dibutuhkan tanaman jagung sangat dipengaruhi oleh takaran pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit, semakin tinggi takaran pemberian akan memberikan hara yang tinggi pula untuk pertumbuhan tanaman jagung, sebaliknya semakin rendah takaran kompos tandan kosong kelapa sawit yang diberikan maka ketersediaan hara untuk pertumbuhan tanaman jagung akan semakin rendah pula.

Pada umur 8 mst pertumbuhan tanaman jagung kembali melambat karena akan memasuki fase taselling dan memasuki tinggi maksimum. Menurut Nuning et al.,(2007) pada fase ini dihasilkan biomasa maksimum dari bagian vegetatif tanaman, yaitu sekitar 50% dari total bobot kering tanaman, penyerapan N, P, dan K oleh

tanaman masing-masing 60-70%, 50%, dan 80-90%.B. Total Luas Daun dan Indek Luas

DaunSidik ragam total luas daun

tanaman jagung akibat pemberian kompos tandan kosong kelap sawit memberikan pengaruh tidak nyata (Lampiran 6b). Total luas daun disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 memperlihatkan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit 0 sampai 12 t/ha menghasilkan total luas daun yang hampir sama yakni berkisar antara 4636,40 cm2 sampai 4973,47 cm2. Daun merupakan organ terpenting dari tanaman yang berfungsi sebagai tempat melakukan proses fotosintesa, dalam pertumbuhannya daun dibatasi oleh masa pertumbuhan vegetatif dimana daun akan mengalami proses penuaan dan pengguguran guna untuk membantu mendaur ulang za – zat makanan.

Tabel 4. Total luas dan indek luas daun jagung dengan perlakuan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit.

Kompos tandan kosong kelapa sawit (t/ha)Total luas daun

(cm2)ILD

0 4368,14 3,124 4636,40 3,316 4753,21 3,408 4973,47 3,5510 6299,41 4,5012 5742,22 4,10KK 18,01

Angka pada lajur total luas daun berbeda tidak nyata menurut uji F pada taraf 5 %.

Kompos tandan kosong kelapa sawit yang diberikan tidak berpengaruh terhadap total luas daun tanaman jagung, hal ini disebabkan oleh faktor genetik dan hara yang tersedia di dalam tanah masih dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman, sehingga pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit tidak mempengaruhi nilai total luas daun tanaman jagung. Retno dan Darminanti, (2009) menyatakan kandungan hara yang cukup didalam tanah akan menyebabkan pertumbuhan vegetatif tanaman jagung menjadi baik. Hal ini sesuai menurut Chusnul (2007) bahwa pemberian kompos tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap jumlah daun. Total luas daun sangat dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran panjang serta lebar daun.

C. Panjang Tongkol Tanpa KelobotSidik ragam panjang tongkol tanpa

kelobot tanaman jagung akibat pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit memberikan pengaruh nyata (Lampiran 6c). Hasil uji lanjut panjang tongkol jagung tanpa kelobot disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 menunjukkan pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit pada takaran 10 t/ha menghasilkan pertumbuhan tongkol tanaman jagung tanpa kelobot terpanjang yaitu 18,64 cm hampir sama dengan pemberian kompos 4,6,8, dan 12 t/ha, tetapi berbeda dengan tanpa pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit, yang menghasilkan tongkol yang lebih pendek yaitu 16,89 cm.

Tabel 5. Panjang tongkol tanpa kelobot tanaman jagung pada pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit.

Kompos tandan kosong kelapa sawit (t/ha)

Panjang tongkol (cm)

Page 9: Jurnal Riko Thomas

9

0 16,89 a4 17,43 ab6 17,89 ab8 18,30 b10 18,64 b12 18,60 bKK 3,54

Angka pada lajur panjang tongkol diikuti oleh huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut DMRT taraf 5 %.

Kompos adalah salah satu jenis bahan organik yang dapat memperbaiki keadaan baik secara fisik maupun hara. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit yang tinggi akan dapat memperbaiki keadaan fisik yang lebih baik, namun dengan takaran yang lebih rendah juga dapat berfungsi dalam memperbaiki kondisik fisik tanah.

Struktur dan kesuburan tanah dapat diperbaiki dengan penggunaan pupuk kompos. Rima, Busyra, Hendri dan syafri (2012), menyatakan bahwa bahan organik

dalam tanah berperan penting dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah sehingga dapat menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah, serta mengurangi ketergantungan pada pupuk anorganik. D. Lingkar Tongkol

Sidik ragam lingkar tongkol tanaman jagung akibat pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit memberikan pengaruh tidak nyata (Lampiran 6d). Lingkar tongkol disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Lingkar tongkol tanaman jagung pada pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit.

Kompos tandan kosong kelapa sawit (t/ha)

Lingkar tongkol (cm)

0 15,054 15,376 15,178 15,3810 15,8712 15,88KK 2,82

Angka pada lajur lingkar tongkol berbeda tidak nyata menurut uji F taraf 5 %.

Tabel 6 menunjukkan bahwa pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit pada takaran 0 sampai 12 t/ha menghasilkan lingkar tongkol yang relatif hampir sama berkisar antara 15,05 cm sampai 15,88 cm. Dapat digambarkan bahwa pemberian dengan takaran 0 t/ha sampai 12 t/ha tidak mempengaruhi lingkar tongkol tanaman jagung. Hal ini berkorelasi dengan pertumbuhan vegetatif (total luas daun) yang baik. Pertumbuhan vegetatif baik, maka pertumbuhan generatif menjadi baik pula. Pada pertumbuhan vegetatif terjadi proses pembentukan jaringan dan organ seperti akar, batang dan daun yang semuanya akan digunakan untuk melangsungkan hidupnya.

Akar akan menyerap air, hara dan mineral dari dalam tanah. Batang berperan dalam memberi kekuatan dan menyokong tubuh tanaman, sementara daun berperan dalam pembentukan makanan melalui proses fotosintesis. Hasil fotosintesis akan diedarkan keseluruh tubuh dan sisanya disimpan sebagai cadangan makanan.E. Jumlah Baris Per Tongkol

Sidik ragam jumlah baris per tongkol tanaman jagung akibat pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit memberikan pengaruh tidak nyata (Lampiran 6e). Jumlah baris per tonggkol disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah baris per tongkol tanaman jagung pada pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit.

Kompos tandan kosong kelapa sawit (t/ha)

Jumlah baris per tongkol

0 11,58

Page 10: Jurnal Riko Thomas

10

4 13,416 13,668 14,2510 14,0812 14,83KK 8,32

Angka pada lajur jumlah baris per tongkol berbeda tidak nyata menurut uji F taraf 5 %.

Tabel 7 memperlihatkan, pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit pada takaran 0 t/ha sampai 12 t/ha menhasilkan jumlah baris per tongkol yang hampir sama berkisar antara 11,58 sampai 14,83.

Jumlah baris jagung juga dipengaruhi oleh lingkar tongkol. Tabel 6 menunjukkan lingkar tongkol jagung relatif sama, sehingga jumlah baris yang dihasilkan tidak akan jauh berbeda dari pemberian berbagai takaran kompos tandan kosong kelapa sawit. Hal ini sesuai menurut Dewanto, Londok, Tuturoong dan Kaunang (2013), jumlah baris pertongkol tanaman

jagung berkorelasi positif dengan lingkar tongkol. Semakin besar lingkar tongkol akan menghsilkan jumlah baris yang besar. Menurut hasil penelitan yang dilakukan Mardhiah, Erita, dan Denni (2011), pemberian pupuk organik dan anorganik pada tanaman jagung tidak berpengaruh terhadap jumlah baris per biji.F. Jumlah Biji per Tongkol

Sidik ragam jumlah biji per tongkol tanaman jagung akibat pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit memberikan pengaruh sangat nyata (Lampiran 6f.). Hasil uji lanjut jumlah biji per tongkol disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah biji per tongkol tanaman jagung pada pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit.

Kompos tandan kosong kelapa sawit (t/ha) Jumlah biji per tongkol (Butir)0 352,33 a4 408,91 b6 419,58 b8 415,50 b10 432,67 c12 431,66 cKK 8,82

Angka pada lajur jumlah biji pertongkol diikuti oleh huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut DMRT taraf 5 %.

Tabel 8 menunjukkan bahwa, pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dapat meningkatkan jumalah biji per tongkol. pemberian 12 t/ha menghasilkan jumlah biji per tongkol yang lebih tinggi yaitu 636 butir, realatif sama dengan 10 t/ha. Pemberian takaran 8 t/ha terjadi penurunan jumlah biji per tongkol, hampir sama dengan 6 dan 4 t/ha.

Kompos tandan kosong kelapa sawit penting bagi pertumbuhan biji. Pemberian kompos selain memperbaiki sifat fisik tanah, juga kimia seperti hara yang diperlukan dalam pembentukan dan pengisian biji jagung. Hara yang diperlukan adalah P. Pemberian kompos akan diringi dengan peningkatan ketersediaan P bagi tanaman dan pembentukan biji, tetapi bila bila takaran yang diberikan lebih rendah maka ketersediaan suplai P juga rendah.

Menurut Novriani (2010), P pada masa generatif dialokasikan pada proses pembentukan biji atau buah tanaman. Kadar P pada bagian-bagian generatif tanaman (biji) tertinggi dibandingkan bagain tanaman lainnya. Lebih lanjut Mapegau (2010), menyatakan P berfungsi sebagai sumber energi dalam berbagai reaksi metabolisme tanaman berperan penting dalam peningkatan hasil serta memberikan banyak fotosintat yang didistribusikan ke dalam biji sehingga hasil biji tanaman jagung meningkat.G. Berat 100 Biji

Sidik ragam berat 100 biji kering tanaman jagung akibat pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit memberikan pengaruh nyata (Lampiran 6g.). Hasil uji lanjut disajikan pada Tabel 9.

Page 11: Jurnal Riko Thomas

11

Tabel 9. Berat 100 Biji tanaman jagung pada pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit.Kompos tandan kosong kelapa sawit

(t/ha)Berat 100 biji

(g)0 27,34 a4 30,30 bc6 30,70 bc8 33,03 bc10 31,51 bc12 33,89 cKK 5,77

Angka pada lajur berat 100 biji kering diikuti oleh huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut DMRT taraf 5 %.

Tabel 9 menunjukkan bahwa pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dapat meningkatkan jumlah biji per tongkol tanaman jagung. Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit pada takaran 12 t/ha menghasilkan berat 100 biji kering paling tinggi yaitu 33,89 g hampir sama dengan pemberian pada takaran 8,10 dan 6 t/ha akan tetapi berbeda dengan tanpa pemberian kompos tandan kosong kelap sawit dan pemberian dengan takaran 4 t/ha.

Berat 100 biji yang dihasilkan dari pemberian berbagai takaran kompos tandan kosong kelapa sawit semakin tinggi seiring dengan peningkatan takaran pemberian. Hal ini disebabkan pemberian kompos selain dapat memperbaiki sifat fisik tanah juga menyumbangkan hara yang diperlukan dalam meningkatkan bobot 100 biji kering jagung, hara yang diperlukan adalah K.

Penurunan takaran juga akan diikuti penurunan ketersediaan hara K bagi tanaman dalam peningkatan bobot biji.

Menurut Ajang (2012) penambahan kalium pada tanaman menyebabkan proses fisiologis tanaman berjalan dengan lebih baik, hal ini disebabkan peran unsur K sebagai aktivator enzim yang sangat penting dalam reaksi-reaksi fisiologis menyebabkan laju penimbunan fotosintat yang berjalan optimal sehingga dihasilkan biomassa tanaman yang lebih berat.H. Berat Pipilan Kering/ plot dan/ha

Sidik ragam berat pipilan kering /plot dan per ha tanaman jagung akibat pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit memberikan pengaruh nyata (Lampiran 6h). Hasil uji lanjut disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Berat pipilan kering per plot dan per ha pada pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit

Kompos tandan kosong kelapa sawit (t/ha)Berat pipilan kering

kg/plot t/ha0 3,14 a 7,494 3,21 a 7,696 3,27 a 7,798 3,66 ab 8,7310 4,10 b 9,7612 3,74 ab 8,91KK 5,77

Angka pada lajur hasil per plot dan per ha diikuti oleh huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut DMRT taraf 5 %.

Tabel 10 menunjukkan bahwa pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dapat meningkatkan berat pipilan kering/plot dan per ha. Pemberian kompos tandan kosong kelap sawit 10 t/ha mengahasilkan berat pipilan kering terberat yaitu 4,1 kg/plot setara 9,76 t/ha hampir sama dengan pemberian pada takaran 12, 8, 6, dan 4 t/ha, akan tetapi berbeda dengan tanpa kompos tandan kosong kelapa sawit

yang menghasilkan berat pipilan kering terendah yaitu 7,49 t/ha.

Produksi tanaman jagung merupakan resultante dari beberapa faktor komponen produksi seperti, panjang tongkol, lingkar tongkol, jumlah biji dan berat biji yang dihasilkan akan bedampak pada hasil akhir berupa produksi biji pipilan kering. Berpengaruhnya pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit terhadap hasil produksi jagung, tidak terlepas dari

Page 12: Jurnal Riko Thomas

12

pengaruh pada panjang tongkol, jumlah biji per tongkol dan berat 100 biji kering. Hal yang tidak jauh berbeda juga terdapat pada hasil penelitian yang dilakukan Afitin dan Darmanti (2009), semakin tinggi dosis kompos yang diberikan akan menghasilkan berat kering biji yang semakin tinggi pula.

Pemberian kompos tandan kosong kelapa sawit dapat meningkatkan kesuburan tanah. Salah satu perannya adalah dapat memperbaiki sifat fisik tanah, yang ditandai dengan lebih gembur, aerasi semakin baik, selain itu kompos juga mampu meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman jagung. Menurut Suntoro (2003), bahan organik berperan dalam peningkatan porositas tanah yang akan menentukan kandungan air dan udara dalam tanah. Pada tanah yang memiliki pori mengikat air jelek dengan pembarian kompos porinya akan lebih baik. Aerasi tanah sangat terkait dengan pernafasan mikroorganisme dalam tanah dan aktifitas perakaran tanaman jagung, karena aerasi terkait dengan ketersedian O2 dalam tanah, semakin tinggi takaran kompos tandan kosong yang diberikan maka akan semakin baik maka akan semakin baik sifat fisik tanah, sebalik nya takaran yang rendah tentu sifat fisik tanahnya juga kurang baik bagi perakaran.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian

disimpulkan pemberian kompos tandan kelapa sawit dengan takaran 10 t/ha menghasilkan pertumbuhan dan produksi terbaik yaitu berat pipilan kering 4,10 kg/plot setara dengan 9,76 t/ha.B. Saran

Berdasarkan kesimpulan untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil jagung yang baik digunakan kompos tandan kosong kelapa sawit dengan takaran 10 t/ha dan penggunaan pupuk buatan setengah rekomendasi.

DAFTAR PUSTAKAAbdullah. A. D dan B.S.Irwan, 2001.

Pengaruh Pupuk NPK dan Night Soil terhadap Sifat Kimia Tanah dan Serapan N, P, dan K Tanaman Jagung (Zea mays L.) Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung, Jurnal tanah trop. 66 hal.

Afitin. R. dan S. Darmanti. 2009. Pengaruh Dosis Kompos dengan Stimulator

Trichoderma terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung(Zea mays L.) Varietas Pioner -11 pada Lahan Kering.Jurnal BIOMA. Hal 69-75.

Ajang.M, 2010. Pengaruh Dosis Pemupukan Kalium Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Berbagai Asal Jagung Pulut (Zea mays ceratina. L). Fakultas Pertanian Universitas Muhamadiyah Sorong. Jurnal Agroforestri. Hal 34-41.

Anonim. 2002 Peta: Pengembangan Lahan Jagung di Indonesia. Puslitbangnak. Bahan Pameran Pada festival Jagung Bahan Pangan Pokok Alternatif di Bogor, 26-27 April 2002. Pusat penelitian dan pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor, 70 hal.

Anonim. 2008. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Jagung. Departemen Pertanian. 33 hal.

Anonim. 2010. Departemen Pertanian, dalam Tabloid Sinar Tani edisi 31 Maret – 6 Apil. Hal 5.

Anonim. 2012a. Kajian Peningkatan Produksi dan Pemasaran Jagung di Sumatera Barat. Badan Perencanaan Pembangunan (BAPPEDA) Propinsi Sumatera Barat. 53 hal.

Anonim. 2012b. Data Strategis BPS. Badan Pusat Statistik. 102 hal.

Anonim. 2013. Balai Diklat Pertanian TPH Propinsi Sumatera Barat. Makalah Disampaikan pada Diklat Agribisnis Jagung Bagi Tenaga Teknis/Penyuluh tanggal 18 sampai 24 Maret 2013 di BDPTH Sumatera Barat. 40 hal.

Areif. P. 2009. Agribisnis Jagung, Pustaka Grafika. Bandung. 172 hal.

Aqil. M, I.U. Firmansyah, dan M. Akil. 2008. Pengelolaan Air Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman

Page 13: Jurnal Riko Thomas

13

Serelia, Maros. Jurnal Jagung. Hal, 219 – 230

Chusnul. A. 2007. Pengaruh Pemberian Kompos Terhadap Beberapa Sifat Fisik Entisol serta Pertumbuhan Tanaman Jagung. Universitas Brawijaya. Malang. Skripsi. 58 hal.

Dartius. 1986. Fisiologi Tanaman. Fakultas pertanian, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan

Dewanto.F.G.,J.J.M. Londok, R.A.V. Tuturoong dan W.B. Kaunang. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Universitas Sam Ratu Langi. Manado. Jurnal Zootek. Hal 1-8.

Edhi. S. 2008. Pemanfaatan Janjang Kosong Sebagai Subsitusi Pupuk Tanaman Kelapa Sawit, Universitas Mulawarman. Jurnal Aplika. Hal 19 - 23.

Emma, Mulyani, dan Apong, 2007. Pengaruh Kompos Sampah Kota dan Pupuk Kandang Domba Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata) pada Fluventic Eutrudepts asal Jatinangor Kabupaten Sumedang. Universitas Padjadjaran. Bandung 23 hal.

Fauzi. Y, Yustina, F. Widyastuti, I. S. Wibawa., H.P. Rudi, 2012. Kelapa Sawit, Penebar Swadaya. Jakarta. 236 hal.

Firmansyah. M. A. 2010 Teknik Pembuatan Kompos. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Tengah. Materi Pelatihan Pembuatan Bokhasi Tandan kosong Kelapa Sawit di desa Bangun Jaya, Kecamatan Balai Riam, Sukamara, selasa 5 Oktober 2010. 19 hal.

Iriany. R. N, M.Yasin.H.G dan M.A.Takdir, 2002. Asal, Sejarah, Evolusi dan Taksonomi Tanaman Jagung. Balai

Penelitian Tanaman Serelia. Maros. Hal 1- 15.

Mapegau. 2010. Pengaruh Pemupukan N dan P Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung. Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. Hal 33 – 36.

Mardhiah.H, H.Erita, dan Denni.N. 2011. Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan Beberapa Varietas Jagung Manis di Lahan Tsunami. Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Jurnal Floratek. Hal 74-83.

Mercy. B. Y. 2009. Tingkat Kematangan Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Penggunaan Berbagai Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum mill.) dan Cabai (Capsicum annuum L.) Skripsi Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 2009. 93 hal.

Muhadjir, F. 1988. Budidaya Tanaman Jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. 423 hal.

Novriani. 2010. Alternatif Pengelolaan Unsur Hara P (Fosfor) Pada Budidaya Jagung. Jurnal agronobis, vol. 2. Hal 42 – 49.

Nuning. S. A, Syafruddin, R. Efendi., dan S. Sunarti. 2007. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Departemen Pertanian. Jurnal jagung Hal 16-28.

Purwono, M. S dan H. Purnawati, 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta. 143 hal

Retno dan Darminanti. S.2009. Pengaruh Dosis Kompos Dengan Stimulator Tricoderma Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung

Page 14: Jurnal Riko Thomas

14

(Zea Mas L.). Varietas pioner – 11 Pada Lahan Kering. Jurnal BIOMA. Vol . 11. No 2. Hal 69 -75.

Rima. P. Busyra. BS. Hendri. P. Syafri. E. 2012. Kajian Pemanfaatan Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Subsitusi Pupuk Kalium Mendukung Pertanian Sayuran Organik di Provinsi Jambi. Kementrian Riset dan Teknologi. Lapoaran Akhir Insentif Peningkatan Peneliti Dan Perekayasa. 29 hal.

Rochani, S. 2007. Bercocok Tanam Jagung. Azka Press. Jakarta. 59 hal.

Susana. T. T. S, 2012. Pengaruh Pupuk Hayati dan Kompos Tandan Kosong Sawit Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis J.) di Pembibitan Awal. Laporan Hasil Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas HKBP Nommensen. Medan. 70 hal.

Susanto, A., A. E. Prasetyo, Fahroidayanti, A. F. Lubis. dan A. P. Dongoran. 2005. Viabilitas Bioaktivator Jamur

Tricoderma Koningii Pada Media Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Penelitian Kelapa Sawit. 33 hal.

Suprapto dan A.R. Marzuki, 2004. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta. 80 hal.

Sutoro. W. A. 2003. Peranan Bahan Organik Dalam Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Universitas sebelas Maret Surakarta. 36 hal.

Syafruddin, Faesal, dan M. Akil. 2007. Pengelolaan Hara pada Tanaman Jagung, Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. Jurnal Jagung. hal 205-218.

Yunizar. 2010. Peningkatan Produktifitas Jagung Melalui Pengolahan Tanah dan Kompos Jerami Padi Sesudah Padi di Bayas Jaya Riau. Prosiding Pekan Serelia Nasional. hal. 214 – 219.

.