Jurding Ipd Clar

51
Journal Reading “Management of Ascites in Patients with Liver Cirrhosis: Recent Evidence and Controversies” Pembimbing: dr. Dasril Nizam,Sp.PD, KGEH, FINASIM Presentan: Clarissa Tertia 2010-071-0009 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT TK.1 BHAYANGKARA RADEN SAID SUKANTO PERIODE 19 JANUARI - 28 MARET 2015 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

description

interna

Transcript of Jurding Ipd Clar

  • Journal ReadingManagement of Ascites in Patients with Liver Cirrhosis: Recent Evidence and ControversiesPembimbing: dr. Dasril Nizam,Sp.PD, KGEH, FINASIM

    Presentan: Clarissa Tertia2010-071-0009KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAMRUMAH SAKIT TK.1 BHAYANGKARA RADEN SAID SUKANTOPERIODE 19 JANUARI - 28 MARET 2015FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

  • SUMBER JURNAL

  • AbstrakPenyebab terjadi asites pada pasien sirosis dan hipertensi portal adalah akibat dari disfungsi hiperdinamika sirkulasi

    Retensi sodium dan air akibat aktivasi simpatetik dan sistem renin-angiotensi-aldosteron

  • AbstrakAsites -> perkembangan dekompensasi heparKomplikasi lanjut -> peritonitis bakterial spontan, sindrom hepatorenal, hidrothoraks hepatika -> meningkatkan morbiditas dan mortalitasNon-farmakologi, farmakologi, tindakan operasi -> efek terapeutik masih terbatas akibat efek samping seperti parasentesis dalam jumlah besar -> disfungsi sirkulasi

  • Strategi untuk mencegah dan tatalaksana yang tepat untuk asites dan komplikasi-komplikasi, termasuk membahas literatur-literatur dan studi-studi yang telah dilakukan sebelumnya

  • PendahuluanAsites -> kondisi akumulasi cairan abnormal di dalam abdomenAsites -> komplikasi tersering dari sirosis hepar

    10% -> pasien sirosis terdapat asites50-70% -> pasien yang baru terdiagnosis sirosis dalam 10 tahun terdapat asites

  • Asites -> indikasi perkembangan menjadi dekompensasi heparAsites -> meningkatkan mortalitas15% dalam 1 tahun 44% dalam 5 tahun

  • Progresivitas sirosis -> refraktori asites -> rate survival menurun 50% dalam 1 tahun

    indikator prognosis jelek

  • PatofisiologiSirosis hati -> Peningkatan resitensi intrahepatik-> dengan disrupsi aliran darah intrahepatik , mekanisme:1. Fibrosis sinusoidal & Nodul regeneratif 2. Vasokonstriksi intrahepatikaPelepasan substansi vasodilator splanikus-> NO -> meningkatkan aliran portalHipertensi Portal

  • Vasodilatasi perifer -> penurunan perfusi ke organ vital -> hipovolemia -> aktivasi sistem simpatetik baroreseptor -> peningkatan curah jantung dan vasokonstriksi -> aktivasi sistem RAA -> retensi sodium dan air.

  • Tatalaksana AsitesSOB, memperbaiki nafsu makan, mencegah peritonitis bakterial spontan, menurunkan resiko hernia dinding abdomen.Stadium awal -> restriksi intake garam Progresivitas penyakit -> penurunan ekskresi sodium urin -> butuh diuretik untuk ekskresi sodium urin

  • Kontrol Asites RefraktoriAsites Refraktori -> rekurensi awal yang tidak dapat dicegah dengan terapi medikal.90% pasien sirosis hati akibat alkohol -> dapat di kontrol dengan kombinasi diet dan terapi dengan diuretik.

    Large-Volume ParacentesisTransjugular Intrahepatic Portosystemic ShuntFarmakoterapi

  • Large-Volume Paracentesis (LVP)Efektif & aman -> membuang asites dalam waktu singkat dan cepat mengurangi tegangan asites.Namun, tidak menyembuhkan penyebab -> bukan terapi definitif.

  • Transjugular Intrahepatic Portosystemic ShuntTIPS -> cabang vena portalis-> cabang vena hepatika -> menurunkan hipertensi portal -> menurunkan pembentukan asitesLebih bagus daripada serial LVPES: ensefalopati -> karena darah mengandung neurotoksin (amonia) yang tidak dapat di proses oleh hepar

  • FarmakoterapiAlbuminTerlipressin SatavaptanMidodrineNSBB

  • AlbuminAlbumin -> protein 66-kDa -> 50%-60% protein serumFungsi: mempertahankan tekanan osmotik intravaskular

  • PCD -> peningkatan renin hingga 50% akibat volume asites yang dibuang >>> dalam waktu yang singkat sehingga terjadi disfungsi sirkulasi -> meningkatkan mortalitasMetode paling efektif dalam mencegah LVP- disfungsi sirkulasi-> adjuvant albumin

  • EASL -> LVP >5L asites harus diberikan albumin 2011, Bernardi et al -> membandingkan efektivitas albumin dengan volume expander yang lain (dextran, gelatin, hydroxyethyl starch, dan saline hipertonik) dan vasokonstriktor (terlipressin, epinefrin, dan midodrine) -> pemberian albumin dapat mengurangi mortalitas dan morbiditas dibandingkan agent lainnya.

  • EASL-> 8g albumin/L cairan asites.American Association for the Study of Liver Disease -> 6-8g albumin/L cairan asites.

  • 2011, Alessandria et al -> studi acak untuk membandingkan dosis standar dengan dosis albumin:

    35 pasien:4g albumin/L cairan asites35 pasien:8g albumin/L cairan asitesTidak terdapat perbedaan yang signifikan akan terjadinya PCD, hiponatremia, ataupun gagal ginjal

  • Kesimpulan:Adjuvant albumin ketika LVP -> menurunkan insidensi PCD -> faktor resiko terjadi reakumulasi cairan asites dan gagal ginjal.

  • TerlipressinTerlipressin -> derivat vasopressin -> vasokonstriksi splanikus dengan mengikat secara selektif pada reseptor vasopressin tipe I yang terdapat pada otot halus pembuluh darah splanikus.Meningkatkan aliran darah renal -> terapi HRS

  • Terlipressin -> meningkatkan ekskresi sodium dan menurunkan aktivitas plasma renin pada pasien sirosis.Studi 2011 -> evaluasi efek terlipressin pada asites refraktori -> 26 pasien sirosis dengan asites refraktori dikontrol dengan kombinasi albumin dan diuretik -> hasil: kombinasi terlipressin&albumin > kombinasi diuretik&albumin

  • SatavaptanVaptans -> antagonis selektif pada reseptor vasopressin tipe 2 pada sel prinsipal -> menghambat reabsorpsi air bebas dan meningkatkan konsentrasi serum sodium -> terapi hiponatremia pada pasien sirosis&asites, gagal jantung dan SIADH.

  • MidodrineMidodrine Hidroklorida -> 1- agonist oral -> disetujui FDA US untuk terapi simptomatik hipotensi ortostatikProdrug yang diabsorpsi dari traktus gastrointestinal dan di metabolisme oleh hepar menjadi metabolit aktif -> desglymidodrine-> meningkatkan sistemik & tekanan darah splanikus -> meningkatkan volume sirkulasi darah dan perfusi renal

  • 1998, Angeli et al -> efek akut dari midodrine pada 25 pasien sirosis dengan asites :6 jam setelah pemberian midodrine -> perbaikan hemodinamik sistemik, perfusi renal dan ekskresi sodium urin, menekan aktivitas sistem RAA

  • 2012, Singh et al, studi acak:efek pemberian midodrine dan terapi standar dalam jangka waktu 3 bulan dengan placebo pada 40 pasien dengan sirosis dan asites refraktori.

    Penurunan curah jantung secara signifikan dan penurunan aktivitas plasma renin

  • Propanolol1981, Lebrec et al: propanolol efektif dalam mencegah perdarahan varises esofagus pada pasien dengan sirosis.

  • NSBB (propanolol, nadolol) -> efektif pada hipertensi portal dengan menghambat vasodilatasi splanikus dan menurunkan aliran portal dan tekanan portal. NSBB -> penurunan gradien tekanan vena hepatika >20% atau penurunan resiko perdarahan varises & menaikan survival rate NSBB-> menurunkan resiko komplikasi dari hipertensi portal -> asites, SBP, HRS, ensefalopati hepatika

  • 2010, Lebrec et al :penggunaan NSBB -> survival rate rendah pada pasien sirosis dengan asites refraktori.

    Kelemahan:Studi Lebrec et al bukan menggunakan kontrol acak.

  • 2011, Lebrec et al:evaluasi hubungan antara - blocker dan PCD -> 10 pasien sirosis dengan asites refraktori

  • NSBB -> stimulasi lebih banyak terjadinya PCD pada pasien dengan sirosis dan asites refraktori yang di terapi dengan LVP.

  • Komplikasi AsitesPeritonitis Sekunder BakterialHRSHidrothoraks Hepatik

  • Peritonitis Sekunder BakterialKultur + bakteri pada cairan asites dengan jumlah sel pmn >250 sel/mm330% pada pasien asites -> angka mortalitas 20% -> perlu profilaksis.Profilaksis antibiotik dalam jangka waktu yang lama -> resisten bakteri -> sehingga profilaksis hanya untuk resiko tinggi.

  • Profilaksis Primer SBP-> pada pasien yang belum pernah menderita SBPResiko tinggi: pasien sirosis dengan perdarahan gastrointestinal akut400 mg norfloxacin -> 2x/hari selama 7 hari

    KI oral -> perdarahan aktif400mg/hari IV ofloxacin Studi di spanyol -> bakteri resisten terhadap quinolon -> IV ceftriaxon

  • Profilaksis primer jangka panjang Pasien sirosis dengan protein pada cairan asites 1.2mg/dLBUN >25mg/dLSerum sodium 3mg/dL

  • Profilaksis Sekunder SBPPernah menderita SBP -> rekurensi 70%Norfloxacin -> menurunkan rekurensi dari 68% menjadi 20%Ciprofloxacin, trimethoprim/sulfamethoxazoleProfilaksis sekunder -> sampai asites hilang atau dilakukan transplantasi hati

  • Tatalaksana SBPAntibiotik empirik -> ASAP!Patogen -> Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, Streptococcus pneumoniae Sefalosporin golongan 3Pilihan alternatif -> Amoxicillin, asam klavulanat, quinolon

  • Penggunaan antibiotik dengan kategori yang sama dalam terapi akut dan profilaksis -> dihindari -> resistensi >>

    Parasentesis setelah terapi tidak wajib -> karena sebagian besar SBP sembuh setelah terapi.

  • HRSHRS-> bentuk unik dari gagal ginjal akut yang hanya terjadi pada penyakit hati lanjut -> akibat perubahan hemodinamika dan hipoperfusi dari ginjalHRS tipe 1 -> progresivitas secara cepat dari gagal ginjal dengan kenaikan 2x lipat serum kreatinin >2.5mg/dL atau gangguan klirens kreatinin 50% setelah 1 bulan

  • HRS tipe 2 -> onset lambat dan progresivitas ringan Profilaksis HRS pada pasien dengan SBP -> infus albuminPeran albumin-> volume expander, menghilangkan sitokin dan produk-produk bakteria

  • Tatalaksana HRS

    Kombinasi vasokonstriktor dan albuminStudi -> terlipressin, norepinefrin, midodrine, octreotideTerapi lini 1: terlipressin dan albumin -> secara signifikan memperbaiki fungsi renalHanya transplantasi hati -> memperbaiki survival pasien dengan HRS

  • Hidrothoraks HepatikDefinisi -> efusi pleura >500mL pada pasien sirosis tanpa penyakit kardiopulmonar.Terjadi sekitar 5% pasien sirosis dengan asites, biasa pada sisi kanan -> 85%

  • Cairan pleura -> berasal dari migrasi patologis asites melalui transdiafragma -> defek biasa berasal dari ruptur bleb pleuroperitoneal

    Ketika bernafas -> tekanan (-) intrathoraks -> gerakan 1 arah dari cairan asites menuju ruang pleura

  • Tatalaksana Hidrothoraks HepatikRestriksi sodium dan cairan, diuretik, parasentesis abdomen, drainase cairan pleura, pleurodesis kimia dengan atau tanpa CPAP dan TIPS.Sekitar 10% -> tidak respon pada restriksi sodium dan dosis maksimal diuretik -> hidrothoraks refraktori

  • Insersi chest tube -> tidak direkomendasikan -> komplikasi: perpindahan cairan secara >>, deplesi protein dan elektrolit, kerusakan ginjal akut.Pleurodesis kimia -> suboptimal -> karena cairan akan terbentuk secara cepat dan terjadi perletakan permukaan pleura viseral dan parietal -> perlekatan tidak sempurna -> efusi pleura lokulasi.

  • CPAP -> menurunkan tekanan negatif pleura -> mencegah pergeseran cairan dari peritoneal ke ruang pleura.

  • KesimpulanTatalaksana medis terhadap asites dengan restriksi sodium dan diuretik-> rekomendasi , tapi efek terapeutik masih suboptimal.Patofisiologi terbentuknya asites -> dikembangkan cara-cara untuk menghambat siklus asites refraktori