ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

download ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

of 12

Transcript of ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

  • 8/18/2019 ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

    1/12

      1

    STUDI PERBANDINGAN EFISIENSI KAPASITAS DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MAGNET

    HIDRODINAMIK TERHADAP PLTU 100 MW DI CILEGON

    Indra D Permana

    Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh NopemberKampus ITS, Keputih Sukolilo Surabaya 60111

    Abstrak

    Petumbuhan penduduk diseluruh dunia identikdengan pertumbuhan energi. Dengan berkurangnyasumber energi maka percepatan perekonomian tidakdapat tercipta. Yang terpenting dari energi listrikadalah percepatan perkembangan sumber energi listrik

     bagi kelangsungan hidup yang lebih baik. Kita ketahui bahwa sumber energi listrik yang berasal dari minyak bumi, batubara, nuklir, energi matahari, energi panas bumi, tenaga angin sampai dengan pemanfaatan tenagafusi sebagai energi alternatif. Meski batubara termasuksumber energi tak terbarukan, namun hasil penelitian

    menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai cadangan batubara sekitar 50 miliar ton yang tersebar diSumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua.Sekitar 85% diantaranya adalah untuk PLTU. Hal inimenunjukkan bahwa Indonesia memiliki cadangan

     batubara terbesar di Asia Tenggara. Akan tetapi pemanfaatan energi batu bara kurang maksimal karenasistem pembangkit Indonesia cenderung berorientasi

     pada PLTU, yang pada kenyataannya pembangkittenaga uap batu bara hanyamemiliki efisisensi konversiyang tidak lebih dari 40 %. Disamping itu pengaruhlimbah dari PLTU berupa karbon, SO4,  NOx  sangat

     berbahaya bagi kelangsungan mahkluk hidup. Perlu

    adanya solusi dari permasalahan tersebut untukmelahirkan teknologi  –   teknologi yang tepat gunadalam mengurangi pemborosan energi.

    Sistem pembangkit listrik magnet hidrodinamikadalah salah satu teknologi terapan yang menawarkan

     beberapa keunggulan dibandingkan pembangkit uap batu bara. Selain memiliki tingkat efisiensi daya yanglebih tinggi, teknologi MHD juga merupakan sistemcombined cycle yang memiliki keandalan dalammembangkitkan energi listrik secara kontinyu yang

     bersih dan ramah lingkungan.

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangDiversifikasi energi (bauran sumber energi)

    merupakan suatu konsep / strategi yang dapatdipergunakan sebagai alat untuk mencapai

     pembangunan energi dan ekonomi yang berkelanjutan.Kebijakan bauran energi menekankan bahwa Indonesiatidak boleh hanya tergantung pada sumber energi

     berbasis fosil, namun harus juga mengembangkan penggunaan energi terbarukan.

    Magnet hidrodinamik adalah salah satu teknologialternatif yang menjanjikan sebagai salah satu sumber

     pembangkit energi listrik efisien dan bersih.Pembangkit listrik magnet hidrodinamik menggunakan

    energi kinetik gas plasma sebagai konduktornya yangmemotong medan magnet. Berbeda dengan generator

    konvensional yang menggunakan putaran konduktor berupa rotor dalam proses pembangkitan energy listrik.Pembangkit listrik tenaga magnet hidro dinamik dapatmemanfaatkan pembakaran batubara secara langsungtanpa proses pemurnian terlebih dulu. Hal ini yangmembedakan pembangkit listrik hidrodinamik dengan

     pembangkit listrik tenaga uap konvensional. Hal inidapat meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakarlebih dari 20 %. Selain itu pemanfaatan gas buang yang

     panas dari siklus terbuka pembangkit ini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin uap.Pembangkit magnet hidrodinamik yang merupakan

     jenis pembangkit listrik cogeneration  yang ekonomisdan ramah lingkungan.

    1.2 Perumusan MasalahPenggunaan energi batubara sebagai bahan dasar

     pembangkit listrik tenaga uap memiliki berbagai efekdiantaranya :

    1.  Bagaimana peramalan beban dan konsumsi energilistrik sampai tahun 2025, kaitannya dengan neracadaya di kabupaten Cilegon propinsi Banten?

    2.  Berapakah biaya pembangkitan PLTU danPLTMHD US$/kW dan harga energi US$/kWh (BPP dan harga jual dengan memperhatikan daya

     beli masyarakat)?3.  Bagaimana perbandingan efisiensi biaya bahan

     bakar yang terpakai pada pengoperasian PLTU danPLTMHD?

    4.  Bagaimana Pengaruh PLTU dan PLTMHD diCilegon untuk pemenuhan kebutuhan energi listrikdi propinsi Bnaten sampai dengan tahun 2025?

    5.  Bagaimana Kelayakan PLTU dan PLTMHD 100MW untuk kebutuhan listrik di Cilegon ?

    6.  Bagaimana tingkat efisiensi dalam memproduksienergi listrik antara PLTU dan PLTMHD 100MW ?

    7.  Bagaimana dampak pembangunan PLTU danPLTMHD terhadap aspek lingkungan ?

    1.3 Batasan Masalah

    Karena ruang lingkup permasalahan yang sangat luas,maka dalam penulisan tugas akhir ini, permasalahanakan dibatasi pada :1.  Proses pembangkitan energi listrik tenaga magnet

    hidrodinamik dibahas secara spesifik.2.  Perbandingan efisiensi daya generator magnet

    hidrodinamik sebagai pembangkit energi listrikalternatif dengan pembangkit listrik tenaga uapBatu bara

    3.  Pembahasan mengenai perbandingan kelayakan

     pembangunan PLTMHD dan PLTU 100 MW dikabupaten Cilegon.

  • 8/18/2019 ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

    2/12

      2

    1.4 Tujuan

    Tujuan dari penulisan ini adalah melakukan perbandingan perencaanaan pembangunan pembangkitenergi listrik magnet hidrodinamik terhadap PLTUsebagai sumber energi listrik mutual yang memilikiefisiensi tinggi pada proses pembangkitannya dan

    sebagai upaya dalam menciptakan teknologi pengolahan batu bara yang bersih dan ramah terhadaplingkungan.

    1.5 Relevansi

    Dari hasil pembahasan perencanaan pembangkittenaga magnet hidrodinamik ini di harapkan dapatmengurangi pemborosan dalam proses pembangkitanenergi di masa –  masa mendatang. Pembangkit tersebut

     juga dapat memberikan konstribusi dalam pemanfaatandan pengembangan teknologi magnet hidrodinamikyang dapat menekan jumlah pemakaian batu barasebagai bahan dasar pembangkitan sehingga

    infrastruktur pembiayaannya jauh lebih terkendali.Pemanfaatan sumber energi terbarukan memiliki

     potensi yang luar biasa dalam menunjang peningkatanteknologi pembangkitan yang andal dan memilikiefisiensi tinggi 

    2. TEORI PENUNJANG

    2.1 Batubara

    Batu bara adalah sisa tumbuhan dari jaman prasejarah yang berubah bentuk yang awalnya berakumulasi dirawa dan lahan gambut. Penimbunanlanau dan sedimen lainnya, bersama dengan pergeserankerak bumi (dikenal sebagai pergeseran tektonik)mengubur rawa dan gambut yang seringkali sampai kekedalaman yang sangat dalam. Dengan penimbunantersebut, material tumbuhan tersebut terkena suhu dantekanan yang tinggi. Suhu dan tekanan yang tinggitersebut menyebabkan tumbuhan tersebut mengalami

     proses perubahan fisika dan kimiawi dan mengubahtumbuhan tersebut menjadi gambut dan kemudian batu

     bara. Pembentukan batubara dimulai sejakCarboniferous Period (Periode Pembentukan Karbonatau Batu Bara) –   dikenal sebagai zaman batu bara

     pertama  –   yang berlangsung antara 360 juta sampai290 juta tahun yang lalu. Mutu dari setiap endapan batu

     bara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lamawaktu pembentukan, yang disebut sebagai ‗maturitasorganik‘.

    2.2 Pembangkit Tenaga Listrik

    Secara umum pembangkitan tenaga listrik dapatdiklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu :.

      Berdasarkan metode pembangkitannya, dapat

    dibedakan menjadi:a. Metode pembangitan dengan konversi langsung

    (direct energy conversion), yaitu terbangkitnyaenergi listrik (dari energi primer) terjadi secaralangsung, tanpa keterlibatan bentuk energi lainsebagai antara (medium)

     b. 

    Metode pembangkitan dengan konversi taklangsung (indirect energy conversion), yaituterbangkitnya energi listrik (dari energi primer)

     berlangsung dengan cara melibatkan suatu bentukenergi lain. Bila energi lain yang berfungsi sebagaimedium ini tidak ada, maka tidak akan terbangkitenergi listrik.

    Berdasarkan proses pembangkitannya, dapat dibedakanmenjadi :

    a. 

    Pembangkit non thermal, yaitu pembangkit yangdalam pengoperasiannya tanpa melalui prosesthermal atau pemanasan.

     b. Pembangkit thermal, yaitu pembangkit yang dalam pengoperasiannya melalui proses thermal atau pembakaran.

    2.3 Pengolahan BatubaraBatu bara yang langsung diambil dari bawah

    tanah, disebut batu bara tertambang run-of-mine(ROM), seringkali memiliki kandungan campuran yangtidak diinginkan seperti batu dan lumpur dan berbentuk

     pecahan dengan berbagai ukuran. Namun demikian

     pengguna batu bara membutuhkan batu bara denganmutu yang konsisten. Pengolahan batu bara  –   jugadisebut pencucian batu bara (―coal benification‖ atau ―coal washing‖) mengarah pada penanganan batu bara

    tertambang (ROM Coal) untuk menjamin mutu yangkonsisten dan kesesuaian dengan kebutuhan penggunaakhir tertentu.

    2.4 Proses Terjadinya Energi Listrik Pada PLTU

    Pembakaran batu bara ini akan menghasilkan uapdan gas buang yang panas. Gas buang itu berfungsi

     juga untuk memanaskan pipa boiler yang berada di ataslapisan mengambang. Gas buang selanjutnya dialiri ke

     pembersih yang di dalamnya terdapat alat pengendapabu setelah gas itu bersih lalu dibuang ke udara melaluicerobong. Sedangkan uap dialiri ke turbin yang akanmenyebabkan turbin bergerak, tapi karena poros turbindigandeng/dikopel dengan poros generator akibatnyagerakan turbin itu akan menyebabkan pula gerakangenerator sehingga dihasilkan energi listrik. Uap itukemudian dialiri ke kondensor sehingga berubahmenjadi air dan dengan bantuan pompa air itu dialiri ke

     boiler sebagai air pengisi.PLTU ini dilengkapi dengan presipitator elektro

    static yaitu suatu alat untuk mengendalikan partikelyang akan keluar cerobong dan alat pengolahan abu

     batu bara. Sedang uap yang sudah dipakai kemudiandidinginkan dalam kondensor sehingga dihasilkan airyang dialirkan ke dalam boiler. Pada waktu PLTU

     batubara beroperasi suhu pada kondensor naiknya begitu cepat, sehingga mengakibatkan kondensormenjadi panas. Sedang untuk mendinginkan kondensor

     bisa digunakan air, tapi harus dalam jumlah besar, halinilah yang menyebabkan PLTU dibangun dekatdengan sumber air yang banyak seperti di tepi sungaiatau tepi pantai.

    2.5 Proses Terjadinya Energi Listrik Pada

    PLTMHD

    Di bawah kondisi tekanan tinggi, listrik dihasilkandari proses gasifikasi senyawa gas melalui pembakaran

  • 8/18/2019 ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

    3/12

      3

     bahan bakar fosil. Sebagian besar sistem MHDmenggunakan batu bara atau gas alam sebagai bahan

     bakar fosil. Namun, gas inert seperti argon dan heliumyang juga digunakan dalam beberapa sistemMHD. Gas ini dinjeksikan kedalam channel /ductmelalui nozzel dengan kecepatan tinggi 1000-2000

    m/s. Magnetohydrodynamic generator tidakmenciptakan muatan listrik, terciptanya listrik karenaadanya muatan listrik yang melekat saat proses ionisasigas berlangsung. Dengan analogi, memikirkan sebuah

     pompa air yang memungkinkan air melewati tetapi bukan merupakan sumber air. Konduktivitas fluidadapat ditingkatkan dengan mengadopsi berbagaimetode.

    Jika gas memasuki saluran channel   tersusun darimedan magnet superkonduktor. Intensitas magnet yangdapat di hasilkan di dalam saluran tersebut biasanyaantara 3-5 Tesla. Saat gas melewati saluran, sebuahgaya gerak listrik terjadi dalam ruang magnet ( channel

    ). Menurut hukum Faraday tentang induksielektromagnetik arus / tegangan (EMF) adalah bilasebuah kumparan induksi / kawat digerak-gerakkan didalam medan magnet maka akan terjadi perubahanfluks magnet per satuan waktu. Namun yangmembedakannya di dalam sistem MHD tidakmenggunakan kumparan induksi / kawat sebagaikonduktor melainkan berupa fluida gas.

    Seperti yang disebutkan sebelumnya sistem MHDterdiri dari saluran / saluran yang merupakan

     penghubung ke sirkuit eksternal yang pada akhirnyaakan membiarkan listrik mengalir ke beban melaluisebuah elektrode. Elektroda adalah pelat, batang atau

    kawat yang bertindak sebagai konduktor terhadapaliran listrik. Mereka bertindak sebagai penghubung kesirkuit eksternal. Rangkaian eksternal dihubungkan keelektroda dan catu daya listrik ditransfer ke jalan yangdiinginkan.

    2.6 Metode Peramalan Kebutuhan Listrik

    Peramalan kebutuhan listrik adalah untuk mengetahuiakan kebutuhan listrik di tahun yang akan dating dapatdilakukan dengan berbagai cara antara lain denganmetode regresi dan metode DKL 3.01

    2.6.1 Metode Regresi

    Dalam Metode Regresi Linier Bergandadiperlukan faktor/parameter yang akan dijadikan acuandalam perhitungan. Dalam peramalan kebutuhan energilistrik parameter-parameter yang dipakai adalh sebagai

     berikut :1.  Jumlah penduduk (X1)2.  Jumlah konsumsi (X2)3.  Produk Domestik Regional Bruto (X 3)4.  Jumlah industri (X4)5.  Energi listrik terjual (Y)

    2.6.2 Metode DKL 3.01

    Metode DKL 3 merupakan metode menghitung

     peramalan kebutuhan listrik tiap pelanggan denganmemperhitungkan rasio elektrifikasi tiap pelanggan.

    Metode tersebut paling banyak digunakan oleh PLN.Pada perhitungan metode tersebut di bagi menjadi

     beberapa perhitungan dalam tiap sektornya meliputi :

    a)  Sektor Rumah Tangga b)  Sektor Komersil

    c) 

    Sektor Publikd)  Sektor Industri

    2.7 Analisa Ekonomi

    Sebelum suatu proyek dilaksanakan perludilakukan analisa dari investasi tersebut sehingga akandiketahui kelayakan suatu proyek dilihat dari sisiekonomi investasi. Ada beberapa metode penilaian

     proyek investasi, yaitu :

    2.7.1 Net Present Value (NPV)

     NPV adalah nilai sekarang dari keseluruhan Discounted Cash Flow  atau gambaran ongkos total

    atau pendapatan total proyek.

    2.7.2 Internal Rate of Return (IRR)

    IRR adalah suatu indicator yang dapatmenggambarkan kecepatan pengembalian modal darisuatu proyek.

    2.7.3 Return Of Investment (ROI)

    ROI adalah laba atas investasi. ROI adalah  rasiouang yang diperoleh atau hilang pada suatu  investasi, relatif terhadap jumlah uang yang diinvestasikan

    2.7.4 Benefit-Cost Ratio (BCR)

    Benefit-Cost Ratio adalah rasio perbandinganantara pemasukan total sepanjang waktu operasi

     pembangkit dengan biaya investasi awal.

    2.7.5 Payback Period (PP)Payback Period adalah lama waktu yang diperlukanuntuk mengembalikan dana investasi. Investasi yangideal adalah investasi dengan payback periodeterpendek.

    3. Banten dan Kabupaten Cilegon

    Wilayah Banten terletak di antara 5º7'50"-7º1'11" Lintang Selatan dan 105º1'11"-106º7'12" Bujurtimur,  berdasarkan Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Bantenadalah 9.160,70 km². Provinsi Banten terdiri dari4 kota,  4 kabupaten,  140 kecamatan,  62 kelurahan dan1.242 desa. Wilayah laut Banten merupakan salah satu

     jalur laut potensial, Selat Sunda merupakan salah satu jalur lalu lintas laut yang strategis karena dapat dilaluikapal besar yangmenghubungkan Australia dan Selandia Baru dengankawasan Asia tenggara misalnya Thailand, Malaysia, danSingapura. 

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rasio&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Uanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Investasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Lintang_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bujur_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bujur_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/2000http://id.wikipedia.org/wiki/Kotahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupatenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelurahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Desahttp://id.wikipedia.org/wiki/Australiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Selandia_Baruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Thailandhttp://id.wikipedia.org/wiki/Malaysiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Singapurahttp://id.wikipedia.org/wiki/Singapurahttp://id.wikipedia.org/wiki/Malaysiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Thailandhttp://id.wikipedia.org/wiki/Selandia_Baruhttp://id.wikipedia.org/wiki/Australiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Desahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelurahanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupatenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kotahttp://id.wikipedia.org/wiki/2000http://id.wikipedia.org/wiki/Bujur_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bujur_Timurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lintang_Selatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Investasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Uanghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rasio&action=edit&redlink=1

  • 8/18/2019 ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

    4/12

      4

    Gambar 1.1

    Di samping itu Banten merupakan jalur penghubungantara Jawa dan Sumatera.  Bila dikaitkan posisigeografis dan pemerintahan maka wilayah Bantenterutama Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerangmerupakan wilayah penyangga bagi Jakarta. Secara

    ekonomi wilayah Banten memiliki banyak  industri. Wilayah Provinsi Banten juga memiliki

     beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagaiantisipasi untuk menampung kelebihan kapasitas dari

     pelabuhan laut di Jakarta dan ditujukan untuk menjadi pelabuhan alternatif selain Singapura.

    Kondisi topografi Banten adalah sebagai berikut:  Wilayah datar (kemiringan 0 - 2 %) seluas

    574.090 hektare  Wilayah bergelombang (kemiringan 2 - 15%)

    seluas 186.320 hektare

      Wilayah curam (kemiringan 15 - 40%) seluas

    118.470,50 hektareKondisi penggunaan lahan yang perlu dicermati adalahmenurunnya wilayah hutan dari 233.629,77 hektare

     pada tahun 2004 menjadi 213.629,77 hektare.ProvinsiBanten terdiri atas 4 kabupaten dan 4 kota

    4. Analisa Data

    Gambar 1.2

    4.1 Kondisi Kelistrikan Cilegon

    Meski memiliki dua unit pembangkit listriktenaga uap (PLTU) — Suralaya dan Labuan — yang

     beroperasi di wilayahnya, masih banyak masyarakatBanten yang belum menikmati pembangunan energiketenagalistrikan. Kondisi itu, kerap kali menciptakan

    kesenjangan pembangunan yang mencolok. karena tak jarang, kampung-kampung yang dekat dengan pembangkit pun, belum mencicipi bagaimana rasanyamenikmati jaringan listrik.

    Dalam kondisi itu, program Listrik Perdesaan(Prolisdes) diharapkan dapat mempersempitkesenjangan itu. Pemberian bantuan pemasanganinstalasi listrik gratis kepada ribuan masyarakatdiharapkan dapat mengeliminir jumlah masyarakatyang belum menikmati pembangunan ketenagalistrikanitu. Pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik berkorelasidengan pertumbuhan makro ekonomi. Denganmengasumsikan pertumbuhan PDRB Provinsi Banten

    sebesar 6%, mulai tahun 2006 sampai tahun 2020tumbuh rata-rata 5% per-tahun, serta pertumbuhan

     penduduk rata-rata 2,3% per-tahun, kebutuhan tenagalistrik netto di propinsi Banten tahun 2020 diperkirakanhampir mencapai 30 TWh atau sama dengan totalkebutuhan daya sebesar 6.000 MW ( 6 GW).Pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik ini sudahmemperhitungkan kebutuhan tenaga listrik dari

     pelabuhan Bojonegara sekitar 10-15 MW danKebutuhan tenaga listrik untuk KEK (KawasanEkonomi Khusus) Bojonegara sekitar 400 MW denganmengasumsikan kebutuhan tenaga listrik ke KEKBojonegara sebesar pasokan listrik ke Kawasan

    Industri Krakatau Steel yaitu sebesar 400 MW.Kebutuhan tenaga listrik terbesar di Propinsi Bantendiperkirakan masih didominasi oleh sektor industri,dengan pangsa sekitar 65%. Kebutuhan tenaga listrik disektor rumah tangga menempati posisi kedua dengan

     pangsa kebutuhan sekitar 25%.Berdasarkan hasil RUKD Provinsi Banten, yaitu

    dengan mengasumsikan kenaikan sekitar 6% pertahunkebutuhan kapasitas untuk memasok tenaga listrik diPropinsi Banten pada tahun 2010 sekitar 3.000 MWatau 3 GW dan pada tahun 2010 hampir dua kalinyayaitu mencapai sekitar 6.000 MW atau 6 GW

    Total kapasitas terpasang pembangkit listrik yang

     berada di Propinsi Banten saat ini yaitu sekitar 4.200MW, ditambah dengan kapasitas terpasang pada PLTU

     baru (PLTU Suralaya 600 MW, PLTU Labuan 600MW,dan PLTU Teluk Naga 900 MW) yang sudah akan

     beroperasi tahun 2009, maka pada tahun 2010 totalkapasitas terpasang pembangkit listrik yang berada diProvinsi Banten akan menjadi 6.300 MW atau 6.3 GW.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Jawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumaterahttp://id.wikipedia.org/wiki/Industrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupatenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kotahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kotahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupatenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Industrihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sumaterahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jawa

  • 8/18/2019 ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

    5/12

      5

    4.2 Kebutuhan Energi Listrik Cilegon

    Gambar 1.3

    Flow diagram metode peramalan kebutuhan energilistrik

    4.2.1 Analisa Perkiraan Kebutuhan Energi Listrik

    dengan metode Regresi

    Salah satu permasalahan ketenagalistrikan diBanten yakni meningkatnya kebutuhan listrik olehmasyarakat sehingga diperlukan peramalan beban disuatu regional. Peramalan atau perkiraan beban bebanmerupakan masalah yang sangat menentukan bagi

     perusahaan listrik baik segi-segi manajerial maupun bagi operasional. Untuk dapat membuat perkiraan beban beban sebaik mungkin perlu beban sistem tenaga

    listrik yang sudah terjadi di masa lalu. Perkiraan beban jangka panjang adalah untuk jangka waktu diatas satutahun. Dalam perkiraan beban jangka panjang masalah-masalah makro ekonomi yang merupakan masalahekstern perusahaan listrik merupakan faktor utamayang menentukan arah perkiraan beban.

    Perhitungan perkiraan beban dilakukan denganmenggunakan data yang berasal yang dari wilayahkelistrikan Banten. Data yang dipakai merupakan datadalam kurun waktu 8 tahunan mulai tahun 2002 -2009dengan hasil perhitungan merupakan perkiraan bebanuntuk jangka panjang sampai 2030.

    .

    Tabel 1.1

    Proyeksi Energi Terjual (GWh), Jumlah

    Pelanggan per Sektor, Jumlah Penduduk (Ribu),

    dan PDRB Cilegon (Milyar)

    4.2.1 Analisa Perkiraan Kebutuhan Energi Listrik

    dengan metode DKL 3.0

    Model yang digunakan dalam metode DKL 3.0untuk menyusun prakiraan adalah model sektoral.

    Prakiraan kebutuhan tenaga listrik model sektoraldigunakan untuk menyusun prakiraan kebutuhantenaga listrik pada tingkat wilayah/distribusi.Metodologi yang digunakan pada model sektoraladalah metode gabungan antara kecenderungan,ekonometri dan analitis. Pendekatan yang digunakandalam menghitung kebutuhan listrik adalah denganmengelompokkan pelanggan menjadi empat pelangganyaitu :

    1.  Pelanggan Rumah Tangga2.  Pelanggan Bisnis3.  Pelanggan Industri4.  Pelanggan Publik

    Metode DKL 3.0 menggunakan pendekatan yangmemadukan analisa data statistik penjualan tenagalistrik dan pertumbuhan ekonomi yang dipresentasikandengan Product Domestic Regional Brutto (PDRB).

  • 8/18/2019 ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

    6/12

      6

    Tabel 1.2

    Proyeksi Konsumsi Energi Listrik (KWh), Jumlah

    Pelanggan per Sektor dengan Metode DKL

    Pendekatan yang digunakan dalam menghitungkebutuhan listrik adalah dengan mengelompokkan

     pelanggan menjadi empat pelanggan yaitu : PelangganRumah Tangga, Pelanggan Bisnis, Pelanggan Industri,Pelanggan Publik.

    4.2 Perbandingan Peramalan Konsumsi EnergiAntara Regresi Linier Berganda Dengan DKL 3.01

    Dari hasil peramalan dengan metode DKL 3.01.diperoleh bahwa laju pertumbuhan rata-rata konsumsienergi dalam kurun waktu 10 tahun sebesar 7,0 % pertahun, sedangkan dengan metode regresi linier laju

     pertumbuhannya rata-rata sebesar 7,4 % per tahun.Hasil perhitungan konsumsi energi dengan metoderegresi lebih tinggi dari metode DKL. Namun padatahun 2016, Metoda DKL mengeluarkan hasil yanglebih tinggi dari metode regresi karena grafiknya miripdengan grafik kuadrat dan eksponensial. Proyeksikonsumsi Energi Listrik Antara Regresi Linier

    Berganda dan DKL 3.01 dapat dilihat pada tabel 4.14dan gambar 4.5.

    Gambar 1.4

    Grafik Proyeksi Konsumsi Energi Listrik AntaraRegresi Linier Berganda Dengan DKL 3.01

    4.3 Energi Produksi dan Beban Puncak Cilegon

    Setelah didapatkan hasil dari analisa pertumbuhankebutuhan energi listrik di Cilegon denganmenggunakan metoda DKL 3.01 maka besarnya

     pertumbuhan beban puncak di Cilegon dapat

    ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

    Tabel 1.3

    Pertumbuhan Energi Terjual (KWH), Energi

    Produksi (KWH), dan Beban Puncak (KW) Cilegon

    Tahun 2008 Sampai dengan 2030

    TahunKonsumsi

    Energi

    Load

    Factor

    Energi

    Produksi

    Peak

    Load

    t ETt LFt EPTt PLt

    2008 21.207.478 0,50 23.026.578 5.247,22

    2009 22.936.038 0,50 24.903.407 5.653,43

    2010 23.413.086 0,50 25.422.900 5.758,80

    2011 23.905.935 0,51 25.956.498 5.866,592012 24.416.151 0,51 26.510.479 5.978,19

    2013 24.944.536 0,51 27.084.187 6.093,43

    2014 25.491.923 0,51 27.678.527 6.212,46

    2015 26.059.190 0,51 28.294.452 6.335,45

    2016 26.647.258 0,51 28.932.962 6.462,58

    2017 27.257.094 0,51 29.595.107 6.594,04

    2018 27.889.718 0,51 30.281.996 6.730,02

    2019 28.546.199 0,51 30.994.787 6.870,72

    2020 29.227.663 0,52 31.734.705 7.016,37

    2021 29.935.294 0,52 32.503.034 7.167,19

    2022 30.670.336 0,52 33.301.125 7.323,41

    2023 31.434.100 0,52 34.130.402 7.485,302024 32.227.963 0,52 34.992.359 7.653,12

    2025 33.053.376 0,52 35.888.573 7.827,14

    2026 33.911.862 0,52 36.820.697 8.007,65

    2027 34.805.029 0,53 37.790.477 8.194,97

    2028 35.734.567 0,53 38.799.747 8.389,41

    2029 36.702.253 0,53 39.850.438 8.591,32

    4.4 Pengaruh PLTMHD Dan PLTU 100 MW

    terhadap Neraca Daya Kabupaten Cilegon

    Kondisi kapasitas pembangkit di Cilegon

    cenderung naik dengansemakin banyaknya jumlah penduduk. Hal ini berdampak semakin banyaknya pembangkit- pembangkit baru yang menggunakan bahan bakar batubara akibat semakin menyusutnya energi batubaradan memerlukan dana investasi yang tidak sedikit.Rencana beroperasinya PLTU dan PLTMHD dapatmemasok daya 100 MW sampai pada tahun 2030 yangmerupakan sistem pembangkit yang lebih efisien.

     Neraca daya yang disusun adalah berdasarkankapasitas pembangkit dengan asumsi bahwa PLTUSuralaya, PLTU Cilegon beroperasi pada factorkapasitas nominalnya. Jika diasumsikan tidak ada

     penambahan pembangkit sampai tahun 2020 selainPLTU Suralaya 3.400 MW yang beroperasi pada pertengahan 2002 dan PLTGU Cilegon 740 MW yang

  • 8/18/2019 ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

    7/12

      7

     beroperasi pada tahun 2009 maka terdapat 2 skenarioyang akan dihadapi oleh PLN Banten :1.  Total kapasitas terpasang pembangkit listrik yang

     berada di Propinsi Banten saat ini yaitu sekitar4.200 MW, ditambah dengan kapasitas terpasang

     pada PLTU baru (PLTU Suralaya 600 MW,

    PLTU Labuan 600 MW,dan PLTU Teluk Naga900 MW) yang sudah akan beroperasi tahun2009, maka pada tahun 2010 total kapasitasterpasang pembangkit listrik yang berada diProvinsi Banten akan menjadi 6.300 MW atau 6.3GW.

    2.  PT PLN (Persero) menargetkan sembilanPembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yangmasuk dalam proyek percepatan 10.000 MWtahap I akan beroperasi tahun ini. PLTU-PLTUtersebut akan menambah pasokan listrik nasionalhingga 3266 Megawatt. sebagian besar berada diPulau Jawa dengan total kapasitas 3205MW,

    sementara sisanya di luar Jawa. PLTU yang beroperasi tahun ini.

    a.  PLTU Labuan Banten dengan kapasitas 300 MW,telah diresmikan pada 28 Januari 2010.

     b.  PLTU Suralaya, Banten dengan kapasitas 1x625MW ditargetkan beroperasi secara komersial(Commercial Operation Date/COD) pada Mei2010.

    Kurva Neraca Daya

    4.5 Analisa PLTU dan PTMHD Cilegon

    4.5.1 Aspek Teknis

    Secara teknis kedua pembangkit mempunyai beberapa perbedaan untuk tiap-tiap komponennya. Halyang mendasar dari prinsip kerja kedua pembangkittersebut memerlukan fungsi-fungsi komponen

    didalamnya. Selain itu peningkatan efisiensi darisebuah pembangkit dipengaruhui oleh faktor rugi-rugikomponennya.

    4.5.1.1  Komponen PLTU 100 MW

    1.  Transportasi bahan bakar

    Bahan bakar yang digunakan oleh PLTU 2 X 50MW Cilegon adalah batubara. Batubara diperoleh daritambang Bukit Asam, Sumatera Selatan dari jenis

     subbituminous dengan nilai kalor 5000-5500 kkal/kg.Batubara untuk keperluan PLTU Cilegon akandidatangkan dari Bukit Asam yang diangkut dengankapal laut. Bahan bakar yang diangkut dengan kapal

    laut akan langsung menuju dermaga di rencanaPembangunan PLTU Cilegon. Pembongkaran batubaradari kapal ke penampungan ( stockyard ) dilakukandengan menggunakan belt conveyor   menuju ke

     penyimpanan sementara dengan menggunakanTelescopic Chute (2) atau dengan menggunakanStacker/Reclaimer (1) atau langsung batubara tersebutditransfer malalui  Junction House (3) ke ScrapperConveyor (4) lalu ke Coal Bunker (5), seterusnya keCoal Feeder (6) yang berfungsi mengatur jumlah aliranke  Pulverizer (7) dimana batubara digiling denganukuran yang sesuai kebutuhan menjadi serbuk yanghalus.

    2. Boiler, Turbin dan Generator

    Batubara yang dibongkar dari  stockyard   dikerukdan diangkat ke boiler . Boiler terdiri dari beberapatingkatan sesuai suhu dan tekanan air yang berada didalamnya. Pertama adalah Economizer. Di sini

     berfungsi untuk menaikkan air yang bertekanan tinggitersebut beberapa derajat sebelum memasuki pipautama pembakaran.

    Selanjutnya batubara diteruskan ke coal feeder  yang berfungsi mengatur jumlah aliran ke  pulverizer  (gambar 4.14) dimana batubara digiling sesuaikebutuhan menjadi serbuk yang sangat halus seperti

    tepung. Serbuk batubara ini dicampur dengan udara panas dari  Primary Air Fan  (P.A Fan) dan dibawa kecoal burner   (gambar 4.15) yang menghembuskan

     batubara tersebut ke dalam ruang bakar untuk proses pembakaran dan terbakar seperti gas untuk merubah airmenjadi gas. Udara panas yang digunakan oleh P.AFan dipasok dari F.D Fan yang menekan udara panassetelah dilewatkan melalui  Air Heater . FD Fan jugamemasok udara ke coal burner untuk mendukung

     proses pembakaran. Hasil proses pembakaran yangterjadi menghasilkan limbah yang berupa abu dengan

     perbandingan 14:1.Panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan

     bakar diserap oleh pipa-pipa penguap/water wallsmenjadi uap jenuh/uap basah yang selanjutnya

  • 8/18/2019 ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

    8/12

      8

    dipanaskan dengan superheater. Kemudian uap tersebutdialirkan ke turbin tekanan tinggi, dimana uap tersebutditekan melalui nozzel ke sudu-sudu turbin. Tenagadari uap menghantam sudu-sudu turbin dan membuatturbin berputar. Setelah melalui turbin tekanan tinggi,uap dikembalikan ke boiler untuk dipanaskan ulang di

    reheater sebelum uap tersebut digunakan di I.P Turbindan L.P Turbin. Poros turbin tekanan rendah dikopeldengan rotor generator. Rotor dalam elektromagnit

     berbentuk silinder ikut berputar apabila turbin berputar.Generator dibungkus dalam stator generator. Stator inidigulung dengan menggunakan batang tembaga. Listrikdihasilkan dalam batang tembaga pada stator olehelektromagnit rotor melalui perputaran dari medanmagnit.

    3.  Kondensor

    Uap yang melewati turbin akan didinginkan dandikondensasikan menjadi air di dalam condensor

    sebelum dikembalikan ke boiler. Air untuk keperluanPLTU Cilegon sebanyak 86800 m

    3/jam atau sekitar

    24,1 m3/detik diambil dari laut, dimana debit airsebesar 400 m

    3/jam diolah terlebih dahulu sehingga

    memenuhi syarat untuk digunakan air pengisi ketel(boiler) dan untuk berbagai kebutuhan operasi lainnya.Air yang telah dipergunakan dikembalikan lagi ke lautsetelah didinginkan di saluran pendingin

    4.5.1.2  Komponen PLTMHD 100 MW

    1.  Transportasi Batubara

    Serbuk batubara yang dikirim dari industri batubarayang selanjutnya akan digunakan sabagai bahan

     bakar pembangkit. Bahan bakar di bawah tekanantesebut di hasilkan dari sistem produksi.

    2.  Combustor ( Ruang Bakar )

    Didalam ruangan ini batubara dan ditambahkandengan senyawa osidator untuk memisahkan kadaroksigen dalam batubara sebelum dimasukkan kedalam pemanas awal dalam tangki ( couper )sampai pada suhu 900 C. Pada ruang bakar tersebutharus dioperasikan dalam keadaan bersih dari terakhasil pembakaran sebelumnya Selanjutnya padatahap ke dua, serbuk potasium karbonat diinjeksikan dan dicampurkan dengan serbuk

     batubara hasil dari pembakaran pada tahapsebelumnya. Yang selanjutnya gas tersebut disemprotkan ke dalam MHD channel denganmenggunakan nozlzle melintasi ruang pengukurandan analisa sebelum akhirnya di teruskan ke MHDchannel.

    3.  MHD channel

    Merupakan saluran kanal medan magnet, tempatdihasilkannya energi listrik dari generator berupaarus DC selanjutnya akan dirubah menjadi ACdengan menggunakan inverter sebelum diteruskanmenuju terminal catu daya.

    4.  Diffuser

    Bagian yang berfungsi menormalisasikan kecepatandan tekanan gas fluida dari hasil pembakaran.Setelah dari generator selanjutnya aliran kecepatangas tersebut dikurangi dan tekanannya dapat dinormalkan kembali. Kemudian sisa hasil

     pembakaran tadi di kirim menuju ruang pembersihan terak.

    5.  Magnet

    Bagian tersebut merupakan bagian utama yang berfungsi sebagai kumparan medan yang dapatmenghasilkan kerapatan arus listrik apabila dilewatigas plasma.

    6.  MHD Generator

    Bagian dari sistem MHD yang berfungsi untukmembangkitkan tegangan DC yang selanjutnya di

    konversikan menjadi tegangan AC melalui inverter.

    7.  Nozzle

    Bagian ini berfungsi untuk mengijeksikan bahan bakar ke dalam saluran kanal ( MHD duct)

    4.5.2  Perhitungan Efisiensi PLTU dan PLTMHD

    4.5.2.1 Perhitungan efisiensi thermal pada PLTU

    Kapasitas per hari (panas yang diubah menjadi listrik)= 100 MWMisal batubara yang digunakan berjenis Subbituminous yang mempunyai heating value5000 kkal/kg

    Kebutuhan batu bara = 1.042,08 ton/hari = 43.420kg/jamPanas dihasilkan = 43.420 kg/jam x 5000 kkal/kg

    = 217.100.000 kkal/jam= 252.441 Kwh

     = Kapasitas Panas per hari x 100 %Konversi panas yang dihasikan

     = 100.000 x 100 % = 39,6 %252.441

    4.5.2.2 Perhitungan efisiensi thermal padaPLTMHD

    E = 0.415 - 1.392 C + 3.977 A  -.00056 R   - .004 F +.0229 T - .0115 G + 1.535 P - 10.98 M - 1.842 S +23.13 L + 1.87 B + .0122 W+ .00615W M - .00216 W

  • 8/18/2019 ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

    9/12

      9

    P - .00001 W T + 0.218 M P - 0.000836 M T + .00057P T - 1.035(C -2.2)2

    E = 0.415 - 1.392 (1) + 3.977(1) - 0.00056 (90%) -0.004 (1) + 0.0229 (2500) - 0.0115(1)+ 1.535 (8,7) -10.98 (5) - 1.842 (1) + 23.13 (0,8) + 1.87 (1) + .0122 (

    100 )+ 0.00615 (100)(5) - 0.00216(100) (8,7) -0.00001(100)(2500) + 0.218 (5)(8,7)- 0.000836(5)(2500) + 0.00057(8,7) (2500) - 1.035(1-2.2)2 = 57,8 %

    4.5.3  Analisa Pemakaian Batu Bara

    4.5.3.1 Konsumsi Batu Bara untuk PLTU

    Energi Listrik per tahun dari PLTU

    Energi listrik = Kapasitas x Jam operasi x Faktorkapasitas

    = 100 MW x 8760 jam/tahun x 0.85= 744.600.000 kWh/tahun

    Kebutuhan energi panas

    = Batu bara per tahun x LHV= 381.401.280 kg/tahun x 5000 kcal/kg= 1,9 x 10

    12  kcal/tahun

    Kebutuhan batubara untuk produksi 1 kwh = Konsumsi energi / Energi listrik

    = 381.401.280 kg/tahun/744.600.000 kWh/tahun= 0,5 kg/kWh

    4.5.3.2 Konsumsi Batu Bara untuk PLTMHD

    Energi Listrik per tahun dari PLTMHD

    Energi listrik = Kapasitas x Jam operasi x Faktor

    kapasitas= 100 MW x 8760 jam/tahun x 0.65= 569.400.000 kWh/tahun

    Untuk faktor Kapasitas PLTMHD sebesa 65% inidikarenakan MHD bekerja dalam siklus terbuka.

    Kebutuhan energi panas

    = Batu bara per tahun x LHV= 28.483.000 kg/tahun x 5000 kcal/kg= 1,424 x 10

    11 kcal/tahun

    Kebutuhan batubara untuk produksi 1 kwh

    = Konsumsi energi / Energi listrik

    = 28.483.000 kg/tahun / 569.400.000 kWh/tahun= 0,05 kg/kWh

    4.5.2 Aspek Sosial

    Pembangunan manusia mempunyai perspektifyang lebih luas karena pembangunan seutuhnya tidaksaja mencakup aspek fisik biologis, termasuk aspekiman dan ketaqwaan juga mendapat perhatian yang

    sama besar. Model pembangunan manusia menurutUNDP (1990) ditujukan untuk memperluas pilihanyang dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan

     penduduk. Pemberdayaan penduduk ini dapat dicapaimelalui upaya yang menitikberatkan pada peningkatankemampuan dasar manusia yaitu meningkatnya derajatkesehatan, pengetahuan dan ketrampilan agar dapatdigunakan untuk mempertinggi partisipasi dalamkegiatan ekonomi produktif, sosial budaya, dan politik.

    Untuk wilayah Cilegon pada tahun 2009memeiliki IPM 75,3 % hal ini menunjukkan bahwa

     perkembangan manusia di wilayah Cilegon sudahtergolong modern karena apabila dibandingkan dengan

     propinsi Banten yang hanya mencapai 69,3%.4.5.3 Aspek Ekonomi

    4.5.3.1 Perhitungan Biaya pembangkitan Energi

    Listrik dari PLTU dan PLTMHD

    Biaya total pembangkitan energi listrikmerupakan penjumlahan dari biaya modal, biaya bahan

     bakar serta biaya operasi dan perawatan. Karenanyadalam perhitungan biaya pembangkitan energi listrik,harus dihitung satu persatu dari ketiga biaya diatas.Perencanaan pembangunan PLTU & PLTMHDCilegon dengan bahan bakar batu bara dengankapasitas total 100 MW, diasumsikan dengan capacity

     factor  / factor kapasitas 85 % (PLTU) dan memiliki lifetime / umur pembangkit 25 tahun.

    Dari sisi ekonomi dalam mengembangkan pembangkit sistem tenaga listrik denganmengembangkan plant-plant dengan biaya

     pembangunan yang murah dan untuk menghasilkanenergi listrik dengan biaya rendah. Dalam membahasteknologi pembangkitan, maka perlumempertimbangkan dua hal yaitu :1.  Biaya Investasi Modal Awal (Capital Investment

    Cost) Biasanya dinyakan dalam US$/kW,merupakan besarnya investasi modal yangdiperlukan untuk membangun sebuah power plant

    2. Biaya Pembangkitan (Power Generating Cost)Biasanya dinyatakan dalam mills/kWh (1mill =1/1000 mata uang), terdiri atas biaya-biaya yang

     berhubungan dengan investasi modal awal padasebuah power plant, biaya bahan bakar dan biayaoperasional & perawatan (O&M Cost)

    4.5.3.1.1 Pendapatan Pertahun (Cash in F low )

    untuk PLTU

    Untuk menghitung semua variable dalam analisaekonomi, terlebih dahulu dihitung total energi outputPLTU Cilegon selama 1 tahun. Diasumsikan faktorkapasitas (CF) pembangkit sebesar 85% dan semua

    energi tersebut terpakai 365 hari selama 1 tahun.

  • 8/18/2019 ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

    10/12

      10

    kWhoutput  = Pinstall x CF x 8760= 100.000 kW x 0,85 x 8760= 744.600.000 kWh/tahun

    Untuk Kabupaten Cilegon, biaya pokok penyediaanlistrik tegangan tinggi sebesar Rp 974/kWh. Berikut ini

    merupakan perhitungan Jumlah pendapatan pertahun/Cash in Flow  (CIF) tanpa adanya subsidi pemerintah.

    4.5.3.1.1 Pendapatan Per Tahun ( Cash in F low   )

    Untuk PLTMHD

    Untuk menghitung semua variable dalam analisaekonomi, terlebih dahulu dihitung total energi outputPLTMHD Cilegon selama 1 tahun. Diasumsikanfaktor kapasitas (CF) pembangkit sebesar 65 % dansemua energi tersebut terpakai 365 hari selama 1 tahun.kWhoutput  = Pinstall x CF x 8760

    = 100.000 kW x 0,65 x 8760

    = 569.400.000 kWh/tahun

    Jumlah pendapatan per tahun/Cash in Flow (CIF) dapatdihitung dari kWhoutput  dan selisih Biaya PokokPenyediaan (BPP) dengan biaya pembangkitan atauTotal cost (TC) atau dengan kata lain keuntungan

     penjualan (KP). Pembangkit ini direncanakan akandihubungkan dengan saluran transmisi 150 kV. Untukwilayah Cilegon, biaya pokok penyediaan listriktegangan tinggi sebesar Rp 1024/kWh. Berikut inirumus perhitungan Jumlah pendapatan per tahun/Cashin Flow (CIF) tanpa adanya subsidi pemerintah.CIF = KP x KWh output

    4.5.3.1 Net Present Value (NPV)

     NPV PLTU Cilegon dengan suku bunga 6 %diperoleh hasil perhitungan KP sebesar Rp 655/KWhdan cash inflow sebesar 487,89 Milyar/tahun sehinggadidapatkan NPV selama 25 tahun defisit sebesar Rp -539,7 Milyar yang artinya pada tahun pertama masihmengalami kerugian. Untuk suku bunga 9 % diperolehKP sebesar Rp 624 /KWh dan cash inflow sebesar464,89 Milyar/tahun sehingga didaptkan NPV defisitsebesar -573,490 milyar sehingga investasi dengankedua macam suku bunga tersebut belum layakdilakukan dalam kurun 2 tahun.

     NPV PLTMHD Cilegon dengan suku bunga 6 %diperoleh hasil perhitungan KP sebesar Rp 636/KWhdan cash inflow sebesar Rp 362,13 Milyar/tahunsehingga didapatkan NPV selama 25 tahun sebesar -848,367 Milyar. Untuk suku bunga 9 % diperoleh KPsebesar Rp 693,5/KWh dan cash inflow sebesar Rp394,85Milyar/tahun sehingga didaptkan NPV defisitsebesar -882,88 milyar sehingga investasi dengankedua macam suku bunga tersebut masih belum layakselama kurun waktu 4 tahun. Bila dibandingkan denganPLTU maka pembangunan PLTMHD membutuhkansubsidi dari pemerintah sebesar 50 % untuk mengurangdefisit pendapatan.

    4.5.3.2 Return On Investment (ROI) Dengan mengolah data-data yang telah diketahui

    maka didapatkan ROI PLTU Cilegon untuk suku bunga6% naik pada tahun ke 3 sebesar 33,9% per tahundengan ROI setelah pembangkit beroperasi selama 25sebesar 133,566 sedangkan untuk suku bunga 9% naik

    35% pertahun dengan ROI setelah pembangkit beroperasi selama 25 sebesar 126,091.ROI PLTMHD Cilegon untuk suku bunga 6% naik

    26,9% pertahun pada tahun ke 4 dengan ROI setelah pembangkit beroperasi selama 25 sebesar 73,9sedangkan untuk suku bunga 9% naik 22,5 % pertahundengan ROI setelah pembangkit beroperasi selama 25sebesar 66,42.

    4.5.3.3 Benefit-Cost Ratio (BCR) Dengan mengolah data-data yang telah diketahui

    maka didapatkan BCR PLTU Cilegon untuk suku bunga 6% naik 33,3% pertahun dengan BCR setelah pembangkit beroperasi tanpa subsidi selama 25 sebesar158,566 sedangkan untuk suku bunga 9% naik 33,3%

     pertahun dengan BCR setelah pembangkit beroperasiselama 25 sebesar 151,091

    BCR PLTMHD Cilegon Raya untuk suku bunga6% naik 25% pertahun dengan BCR setelah

     pembangkit beroperasi selama 25 tanpa subsidi sebesar98,901 sedangkan untuk suku bunga 9% naik 25 %

     pertahun dengan BCR setelah pembangkit beroperasiselama 25 sebesar 91,426.

    4.5.3.4 Payback Periode (PP)

    Lama waktu pengembalian modal PP PLTUCilegon dengan suku bunga 6% dan 9% adalah 2 tahunsedangkan PP PLTMHD Cilegon Raya dengan suku

     bunga 6 % adalah 3 tahun dan dengan suku bunga 9%adalah 4 tahun.

    4.5.4 Aspek Lingkungan

    Aspek terbeasar dari maslah polusi PLTU berkaitan dengan ketidakmurnian energi batu barayanfg terdiri dari beberapa unsur yaitu : Karbon, SO.Contohnya PLTU di India yang menggunakan batu

     bara dengan kandungan sulfur 1% hingga 3% dankarbon 30%. Selama pembangkit beroperasikandungan senyawa-senyawa tersebut semakinmeningkat dan mengalami perubahan susunan

    kimianya menjadi SO,SO2, SO3, SiO2, Fe2O3. Di laintingkat polusi yang perlu mendapatkan penanganankhusus adalah senyawa Oksida. Oksida terbentuk dari

     pemanasan gas nitrogen pada saat terjadi pembakaran.Selain itu ada beberapa zat yang ikut dalam proses

     pembakaran diantaranya CO2, CO. Hal ini terjadikarena pada saat terjadi pembakaran temperatur ruang

     bakar tidak stabil. Untuk mengurangi kadar CO danCO2 maka perlu temperatur yang tinggi dan stabil saat

     pembakaran. Berdasarkan hasil analisa dalam penentuan polusi diantaranya gas oksida, Nitrogen Nox, Karbon, sulfur dan kandungan partikel  –  partikellain yang bermasalah. Kebanyakan senyawa-senyawa

    gas tersebut didapatkan dari hasil pembakaran bahan bakar secara lanngsung. Kita tahu bahwa sistem

  • 8/18/2019 ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

    11/12

      11

     pembangkit tenaga uap di Indonesia adalah sumber penghasil pencemaran udara karena untuk mengkonversi batu bara menjadi energi listri masih dengancara lama yaitu melalui proses pembakaran. Perluadanya pengendalian limbah dan kebijakan-kebijakan

     baru agar pencemaran tidak menjadi penghambat dan

    merambat ke semua aspek kehidupan.Bila dibandingkan sumber energi lain, batubaramerupakan sumber energi yang mempunyai dampaknegatif cukup besar terhadap lingkungan terutama darigas-gas buangnya.Analisa dampak lingkungan disinihanya melihat sisi akibat dari proses pembakaran bahan

     bakar pada PLTU. Dalam pemilihan bahan bakartentunya sedapat mungkin dipilih bahan bakar yangmempunyai kandungan abu, sulphur, nitrogen, dankarbon yang rendah. Dampak Lingkungan akibat

     beroperasinya PLTU antara lain :

      Limbah padat

      Limbah Cair (Water Pollution)

     

    Emisi Gas Hasil Pembakaran (SOx, NOx,CO2)Sedangkan untuk PLTMHD sendiri memiliki pengaruhterhadap lingkungan, dari beberapa pemantauan bahwaditemukan kadar karbon, Nitrogen, Sulfur yangtergantung dari hasil pembakarannya seperti faktortemperatur saat pembakaran, tekanan saat pembakaran,rasio oksida yang banyak dalam kandungan batu bara,rasio material bahan bakar, dan rasio stoichiometrikserta rating pembersihan terak. Untukmeminimalkannya seperti polutan NO, SO. Dapatdiatasi dengan memaksimalkannya pembakaran sesuaidengan takaran yang ada sebagai contoh rasio oksigen

    dalam kandungan batubara, rasio stoichiometri,tekanan pada saat terjadi pembakaran, dan menjagatemperatur ruang pembakaran tetapp stabil. Jadi sesuaidengan standarisasi kerja dari sistem MHD perludiperhatikan.

    5. PENUTUP

    5.1 KESIMPULAN

    Pada tahun 2009 Pertumbuhan energi listrik Cilegonsebesar 8,1% per tahun dengan Ratio Elektrifikasimencapai 0,98 % dan beban puncak di KabupatenCilegon pada tahun 2009 mencapai 5653,43 Kwh,

     berdasarkan peramalan untuk tahun-tahun mendatangtidak akan mengalami defisit energi, maka dapatdilakukan sistem interkoneksi Jawa dan Bali untukmendukung pembangunann listrik di wilayah lainnya.

    1.  Laju pertumbuhan penduduk memiliki pengaruhterhadap meningkatnya daya konsumsi energilistrik di beberapa sektor, ini terlihat sampai padatahun 2025 energi yang dikonsumsi olehmasyarakat Cilegon mencapai 33.053.376 Kwhdengan beban puncak 7.827,14 Kwh. Dalam halini penyediaan kebutuhan listrik di Cilegon lebihdari cukup karena jumlah energi listrik yangdiproduksi per tahunnya mencapai 35.888.573

    Kwh tahun 2025 dengan laju pertambahan ratarata sebesar 2,3 % pertahunnya.

    2.  Dalam perencanaan sebuah pembangkitdiperlukan perhitungan biaya pembangkitannya,dan modal investasi sebesar 100 Milion USDdengan biaya produksi 1000 US$/Kwh nyadengan pengeluaran pemakaian bahan bakarsebesar 2,10 cent US$. Jadi dengan

    memperhatikan harga jual listrik berdasarkanTDL BPP Rp. 584,83 maka kemampuanmasyarakat Rp. 584,83 hanya sebesar 564,2sehingga mengalami defisit dalam 2 tahunkedepan. Sedangkan untuk PLTMHD dalam

     pembangunannya memerlukan dana sebesar 119Million UD$ dengan biaya produksi 1190 US$/Kwhnya .Untuk PLTMHD memerlukan biaya

     bahan bakar sebesar 1,41 Cent US$ dengan biayamodal Rp. 306,5/Kwh dalam 4 kurun ke depanmengalami defisit jad memerlukan subsidi

     pemerintah sebesar 50 %.

    3. 

    Pemakaian bahan bakar untuk kedua jenis pembangkit tersebut jelas berbeda. Dalam PLTUmengenal istilah star up yang memerlukan bahan

     bakar minyak sebanyak 24.390,2 liter selama ± 8 jam. Sedangkan konsumsi batu baranya mencapai43,42 ton /jam dengan biaya pengeluaran1.303.050 US$/ Bulan. Sedangkan untukPLTMHD memerlukan bahan bakar sebanyak3,24 ton /jam dengan pengeluaran sebesar669.045 US$/Bulan. Jadi ada penghematan yang

     besar dalam penggunaan bahan bakar untuksistem pembangkit MHD.

    4. 

    Dengan penambahan kapasitas PLTU atauPLTMHD Cilegon 100 MW sampai pada tahun2025 diharapkan dapat mengatasi besarnyakonsumsi dan beban puncak yang terus meningkat, terlihat dari nilai surplus investasi pertahunnyameskipun sempat mengalami defisit pada 2  –   4tahun pertamanya sehingga dimungkinkan

     perencanakan sistem interkoneksi ke wilayahlainnya.

    5.  PLTMHD Cilegon layak untuk dikembangkandan dijadikan sebagai pembangkit yang bergunauntuk memenuhi kebutuhan listrik di Baten pada

    umumnya dan di Cilegon pada khususnya. Biaya pembangkitan PLTU sebesar 369 Rp/kWh dimana biaya pembangkitan PLTMHD sedikit lebihmahal Rp. 388/Kwh ini dikarenakan

     berkembangnya teknologi penunjang dalam penghematan sumber daya alam. Wilayah Cilegonmempunyai BPP ini sebesar 584,83 Rp/kWhdiharapkan dapat mengurangi subsidi pemerintah. Selain itu tingkat emisinya yang rendahsehingga energi Magnet hidrodinamik memilikikesempatan untuk memanfaatkan CleanDevelopment Mechanism (CDM) produkKyoto Protocol sebesar 388 Rp/kWh .

  • 8/18/2019 ITS Undergraduate 12893 Paper(1)

    12/12

      12

    6.  Tingkat efisiensi dari tiap pembangkit di tentukandari kapasitas bebannya. PLTMHD memilikitingkat efisiensi daya jauh lebih tinggi hingga57,8 % dibandingkan PLTU yang hanya mencapai39%. Hal ini di pengaruhui oleh efisiensi thermalyang dihasilkaan pada saat pembakaran bahan

     bakar.

    7.  Pengaruh pembangunan PLTU memberikan pengaruh terhadap lingkungan jauh lebih burukdibanding dengan teknologi MHD. Karena unsur

     –   unsur polutan seperti karbo, sulfur, nitrogenterjadi pada saat pembakaran batu bara yang tidaksempurna. Dalam teknologi MHD lebih

     berkonsentrasi dalam mengeliminir unsur-unsur polutan tersebut dengan memaksimalkan fungsisistem pembakarannya. Hal ini dapat dilakukandengan cara : mengurangi kadar oksigen dalam

     batu bara sehingga proses oksidasi dapat di

    kurangi, menjaga kestabilan temperatur ruang bakar untuk menghidari terjadinya pembakarantidak sempurna, pemilihan konsentrasistoichiometrik senyawa-senyawa pendukungdalam proses pembakaran, direkomendasikanuntuk mencapai batasan 0,8  –   0,9 dan menjagatekanan dan temperatur dalam ruang bakar. Prosestersebut sebenarnya hampir mirip dengangasifikasi batu bara. Faktor kecenderungan dalam

     penerapan teknologi MHD yaitu perbaikan dan pelestarian lingkungan hidup. MHD lebih berorientasi pada pengolahan batu bara yang bersih dan hemat dibandingkan PLTU.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1].  A. Ratna, Renewable Energy And EnergyEfficiency Development, Infrastructure Summit,

     November 2006.[2].  Djiteng, Marsudi Ir, 2005, ―pembangkit Energi

    listrik‖, Erlangga, Jakarta.[3].  World Coal Institute, 2005, Sumber Daya Alam,

    WCI, Inggris.[4].  Miro R Susta, 2003, Advance Clean Coal

    technology For power Generation, MalaysiaPower.

    [5].  B. Zaporowski, J Roszkibwics, K Sroka,Technology System Of Combined MHD  –  Steam Power Plant Integrated With CoalGasification, Technical University Of Poznan,Poland.

    [6].  U.K Singh and A Chandra, EnvironmentalAspect Of Coal Based Indian MHD PowerPlant, Nwe Delhi , India.

    [7].  John M Sherik, A Commercial DemonstrationProject For Coal  –   Fired MHD, MSE, Inc,Butee-Montana.

    [8].  J. Gruhl,1977, Coal  – Fired Open CycleMagnetohydrodinamic Power Plant Emissions

    And Energy Eficiencies, MIT Energy Lab.[9].  Anasia Silviati, 2005, Electric Power Sector InIndonesia, CS Jakarta.

    [10].  Stanislaw Gora, Henryk Kapron, Economic AndTechnical Charactheristic Of MHD  –   SteamPower Plant Operation In A power SupplySystem, Technical University, Faculty OfElectrical Engineerng, Lublin, Poland.

    [11].  Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya

    Mineral Nomor : 0954K/30/MEM/2004 TentangRencana Umum Ketenaga Listrikan.,Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral.

    [12].  Biaya Pokok Penyediaan Listrik 2008, PLN.[13].  Kabupaten Banten dalam Angka 2000- 2009,

    Badan Pusat Statistik Kabupaten Banten, 2009.[14].  Marsudi, Djiteng,  Pembangkitan Energi Listrik ,

    Erlangga, 2005.[15].  Marsudi, Djiteng,  Pembangkitan Energi Listrik ,

    Erlangga, 2005.[16].  Peraturan Menteri ESDM No. 269-

    12/26/600.3/2008 tentang Biaya PokokPenyediaan (BPP) Listrik Propinsi di Indonesia.

    [17]. 

    Data Statistik APJ Cilegon, 2009, Asep Ruhiyat[18].  Data Statistik UPJ Cilegon, 2010, Heridwan[19].  Technical Documents 1x200 MW COAL

    FIRED POWER PLANT WATERSUPPLY.htm

    [20].  CCBF O&M Costs, (www.maca.gov.nt.ca).[21].  Data beban, (http://www.djlpe.esdm.go.id/

    modules/kelistrikan/ index.php?pageID=4)[22].  Steam characteristics from 0 to 30 bar, 

    http://www.therm-excel.com/english/tables/vap_eau.htm

    [23].  http://en.wikipedia.org/wiki/British_thermal_unit

    [24]. 

    MHD Liesau group, http://www.mhdgroup.com

    RIWAYAT HIDUP

    Indra D Permana Lahir di kotaSurabaya, Pada tanggal 15 Juni1982. Melanjutkan pendidikan diPoliteknik Perkapalan NegeriITS  –   Surabaya tahun 2000  –  2003. Kemudian penulis bekerjadi perusahaan swasta PTPALKA tahun 2005 sampaiidengan sekarang sebagai Service

    Engineer. Kemudian melanjutkan studi S1 di FakultasIndustri Jurusan Teknik Elektro Bidang Studi TeknikSistem Tenaga tahun 2008 sampai dengan sekarang.

    http://www.maca.gov.nt.ca/http://www.djlpe.esdm.go.id/%20modules/kelistrikan/http://www.djlpe.esdm.go.id/%20modules/kelistrikan/http://www.therm-excel.com/english/tables/vap_%20eau.htmhttp://www.therm-excel.com/english/tables/vap_%20eau.htmhttp://en.wikipedia.org/wiki/British_thermal_unithttp://en.wikipedia.org/wiki/British_thermal_unithttp://www.mhdgroup.com/http://www.mhdgroup.com/http://en.wikipedia.org/wiki/British_thermal_unithttp://en.wikipedia.org/wiki/British_thermal_unithttp://www.therm-excel.com/english/tables/vap_%20eau.htmhttp://www.therm-excel.com/english/tables/vap_%20eau.htmhttp://www.djlpe.esdm.go.id/%20modules/kelistrikan/http://www.djlpe.esdm.go.id/%20modules/kelistrikan/http://www.maca.gov.nt.ca/