ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
-
Upload
nurulhusna -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
Transcript of ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
1/27
1
MAKALAHTUGAS AKHIR
ANALISA PERSEDIAAN MATERIALPROYEK APARTEMEN HIGH POINTSURABAYA
FREDY YULIANSYAHNRP 3108 100 652
Dosen Pembimbing :Ir. RETNO INDRYANI, MS
JURUSAN TEKNIK SIPILFakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2011S 13
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
2/27
2
PERENCANAAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA
PROYEK PEMBANGUNAN TRILLIUM OFFICE &
RESIDENCE SURABAYA
Nama Mahasiswa : Fredy Yuliansyah
NRP : 3108 100 652
Jurusan : Teknik Sipil FTSP-ITS
Dosen Pembimbing : Ir. Retno Indryani, MS
AbstrakPerencanaan persediaan material merupakan salah satu
bagian terpenting dalam suatu proyek konstruksi. Hal inidikarenakan kebutuhan material menyerap hampir sebagian
besar total biaya proyek. Keterlambatan dan kehabisanpersediaan material karena perencanaan yang kurang baik
mengakibatkan pekerjaan akan tertunda sehingga secara tidaklangsung akan mempengaruhi waktu pelaksanaan dan biayaproyek.
Dalam tugas akhir ini, persediaan material pada proyek
Apartemen High Point dianalisa menggunaan metodeMaterialRequirement Planning (MRP). Data berupa kebutuhanmaterial, biaya pesan, biaya simpan dan lead time dianalisamelalui beberapa tahapan antara lain perhitungan kebutuhan
bersih (netting), perhitungan jumlah pemesanan (lotting) sertapenentuan waktu pemesanan (offsetting) guna mendapatkan
total pesanan yang paling optimum dan biaya persediaan yangpaling minimum.. Teknik lot size yang digunakan dalam
tahapan lottingadalah Lot for Lot, Economic Order Quantity,Period Order Quantity, Fixed period Requirement dan PartPeriod Balancing.
Hasil proses analisa dengan metode Material
Requirement Planning menunjukkan bahwa pada materialmultyplek 12 mm, teknik lot sizingPeriod Order Quantity danFixed period Requirement menghasilkan biaya persediaanminimum, sedangkan untuk besi beton D19 dapatmenggunakan teknik Period Order Quantity danPart Period
Balancing. Untuk material kayu meranti 5/7 dan besi beton
13, teknik Period Order Quantity menghasilkan total biayapersediaan minimum. Teknik lot sizing dengan biayaminimum untuk material besi beton 8, 10 dan 12 adalah
teknik Part Period Balancing.Sedangkan untuk material besibeton D22 dan besi beton D25, biaya persediaan minimum
diperoleh dengan menggunakan teknik Lot for Lot. Apabiladibandingkan total biaya persediaan material sebesar
Rp.1.795.961.375,00 dan total biaya persediaan materialdengan menggunakan teknik Lot for Lot yang biasa dipakaidalam memenuhi kebutuhan material pada kebanyakan proyek
konstruksi termasuk dalam proyek ini yaitu Rp.
1.796.221.950,00, maka biaya persediaan material memilikiselisih Rp. 260.575,00.
Kata kunci : Apartemen, Material RequirementPlaning, Persediaan, lot sizing
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPersedaiaan menjadi salah satu faktor produksi yang
harus dikelola dengan benar, karena merupakan asset yang
sangat berpengaruh terhadap suatu proses produksi. Selain ituperencanaan persediaan material merupakan salah satu bagianterpenting dalam suatu proyek konstruksi. Hal ini dikarenakankebutuhan material menyerap hampir sebagian besar total
biaya proyek, sehingga jika persediaan material tidak diatur
dengan sistem yang baik akan mengakibatkan kehabisanpersediaan material yang berdampak pada tertundanyapekerjaan. Secara tidak langsung sistim persediaan material
akan berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan proyek danbiaya total proyek. Oleh karena itu, dengan perencanaan
pengendalian persediaan yang baik dapat mengurangi biayadan memperlancar pelaksanaan proyek.
Proyek Pembangunan Apartemen High Point merupakan
investasi hunian oleh PT. Sambadha Wahana Developmentuntuk memenuhi kebutuhan hunian yang moderen dan nyamanuntuk warga kota Surabaya. Proyek ini terdiri dari 13 lantaidan dibangun di atas lahan yang sempit dengan luas 3.758,52
m, sehingga material tidak dapat disimpan dalam waktu yang
lama dan jumlah yang besar. Waktu pelaksanaan proyek inidimulai pada bulan Maret 2009 dan dijadwalkan selesai padabulan Maret 2010 untuk tahap konstruksi. Maka dengan
keterbatasan waktu, dan area proyek serta kebutuhan sumberdaya material yang tidak sedikit, maka perlu adanya
perencanaan persediaan material yang tepat agar proyek dapatberjalan dengan lancar dan selesai sesuai waktu yang
dijadwalkan.Pada proyek pembangunan Apartemen High Point ini
materialnya bersifat saling bergantung (dependent deman)yang memiliki hubungan langsung antara suatu item dengan
item-item yang lain. Kebutuhan ini terjadi karena item-itemtersebut digunakan dalam memproduksi item yang lain.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukananalisa persediaan material untuk menjamin kelancaran
mekanisme pemenuhan material. Secara kronologis metodepengendalian persediaan dapat diklasifikasikan menjadi
metode persediaan tradisional, metode perencanaan kebutuhanmaterial (MRP), dan metode Just in time (JIT /Kanban).
Metode pengendalian tradisional digunakan pada persediaanyang bersifat tidak bergantung (independent), kontinu danperubahan ukuran pemesanan tidak terlampau drastis. Jumlah
pesanan dihitung atas dasar peramalan kebutuhan dengan
pendekatan matematis selama waktu ancang, dan dilakukanjika waktu pemesanan telah tiba. Namun salah satu kesulitandari metode persediaan ini adalah menentukan tingkatpersediaan optimal untuk item yang mempunyai sifatbergantung (dependent). Jika metode ini diterapkan, maka
akan terjadi penumpukan material yang berlebih.
Metode MRP digunakan pada kebutuhan yangbergantung (dependent), serta dapat digunakan padakebutuhan yang bersifat deterministik. Metode ini dipakai
untuk mengetahui ukuran pemesanan dan waktu kapankebutuhan harus terpenuhi. Perhitungan jumlah pesanan
dengan cara mengalokasikan harga-harga persediaan terhadapkebutuhan bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pada satu atau beberapa perioda berdasarkan jadwal indukproduksi, struktur produk dan status persediaan. Kekurangandari metode ini adalah pemrosesan data yang terlalu sering
sehingga biayanya akan lebih mahal, namun cocok untuk
situasi yang tidak menentu.Konsep dasar sistem JIT sangat mirip dengan ide dasar
dari MRP yaitu item-item akan diproduksi pertamakali hanya
ketika dibutuhkan. Namun pada metode ini jumlah pemesananhanya dalam ukuran kecil dan mereduksi lead time, sehingga
membuat perencanaan menjadi lebih mudah dan meminimasijumlah perubahan dalam sistem persediaan. Karena jumlahpemesanan yang kecil maka pengiriman bahan menjadi lebih
sering, bahkan pengiriman bisa terjadi lebih dari sekali dalamsehari. Oleh karena itu lokasi dengan akses yang sulit menjadimasalah utama dalam metode JIT.
Dari ketiga metode persediaan diatas, metode Material
Requirement Planning (MRP)merupakan metode yang palingtepat diterapkan dalam proyek Apartement High Point yangmemiliki akses proyek yang sulit, area proyek yang sempit,waktu yang terbatas serta kebutuhan material dependentyang
tidak sedikit.
1.2. Perumusan MasalahDalam menganalisa persedian material dengan metode
Material Requirement Planning (MRP) yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana menentukan jumlah pesanan
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
3/27
3
yang optimum pada material yang bersifat saling bergantung(Dependent) dengan biaya total persediaan yang palingminimum.
1.3. Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan analisa persediaan material ini
adalah untuk mendapatkan jumlah pemesanan yang palingoptimum dengan biaya total persediaan yang paling minimum.
1.4. Ruang lingkup dan Batasan MasalahUntuk menghindari meluasnya topik pembahasan, makapermasalahn dibatasi sebagai berikut:1. Teknik lot sizing yang digunakan dalam penentuan
jumlah pesanan optimum adalah Lot for Lot, EconomicOrder Quantity, Period Order Quantity, Fixed period
Requirement danPart Period Balancing.
2. Jadwal proyek dianggap tidak mengalami perubahan3. Material yang dihitung meliputi material pada pekerjaan
struktur saja.4. Harga material berdasarkan pada harga tahun 2009 dan
hanya dilakukan pada material utama antara lain
multipleks, kayu, besi tulangan dan beton
5. Proyek dianggap tidak memiliki persedian awal.6.
Lingkup perencanaan persediaan material adalahperencanaan jumlah dan waktu pemesanan yang
dilakukan untuk item pekerjaan struktur atas pada lantaidasar yang meliputi pekerjaan bekisting, pembesian dan
pengecoran.7. Perencanaan persediaan pada item pekerjaan struktur
lantai dasar tidak berkaitan dengan item pekerjaanstruktur lain.
8. Diasumsikan supplier dapat memenuhi setiap jumlahpesanan material dengan waktu ancang untuk setiap item
telah diketahui.
1.5. Manfaat
Dengan melakukan analisa persediaan material inidiharapkan dapat merencanakan persediaan material yang baikdengan metode perencanaan material (MRP), sehingga aliran
persediaan material dapat berjalan lancar, dan proyek bisaselesai tepat pada waktu yang telah dijadwalkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi PersediaanPersediaan merupakan bahan yang disimpan untuk tujuan
tertentu, antara lain untuk proses produksi, jika berupa bahanmentah maka akan diproses lebih lanjut, jika berupakomponen (spare part) maka akan dijual kembali menjadi
barang dagangan (Siagian, 2005 : 161)
Sedangkan menurut Nasution & Prasetyawan (2008),persediaan adalah :Sumber daya menganggur (idle resources ) yang menungguproses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut
tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem
manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusiataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.
2.2. Fungsi PersediaanFungsi dasar persediaaan sebenarnya sangat sederhana,
yaitu meningkatkan profitability perusahaan. Selain fungsidasar persediaan, ada beberapa fungsi persediaan yanglainnya, yakni fungsi wilayah, fungsi decoupling, fungsi
penyeimbang dengan permintaan dan funsi penyangga (bufferstock)(Siagian, 2005).
Fungsi utama persediaan adalah menjamin kelancaranmekanisme pemenuhan permintaan barang sesuai dengan
kebutuhan konsumen sehingga sistem yang dikelola dapatmencapai kinerja (performance) yang optimal (Nasution &
Prasetyawan, 2008).
2.3. Permasalahan PersediaanDua masalah yang umum yang dihadapi suatu sistem di
dalam mengolah porsedian adalah sebagai berikut1. Masalah Kuantitatif yaitu berbagai hal yang berkaitan
dengan penentuan kebijakan persediaan.2. Masalah Kualitatif yaitu semua hal yang berkaitan dengan
sistem pengoperasian persediaan yang akan menjamin
kelancaran, pengelolaan sistem persediaan.Permasalahan utama dari persediaan material adalah
menentukan jumlah pemesanan ekonomis (Economic Order
Quantity) yang akan menjawab persoalan berapa jumlahmaterial dan kapan material tersebut dipesan sehingga dapatmeminimasi biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya
penyimpanan (holding cost) (Nasution & Prasetyawan, 2008:
118).
2.4. Jenis PersediaanAssauri (1993) membedakan jenis-jenis persediaan
menurut fungsinya menjadi 3 (tiga) yang terdiri atas :
1. Batch Stock atau Lot Size inventory adalah persediaanyang diadakan karena membeli atau membuat bahan-bahan/barang-barang dalam jumlah yang lebih besardari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu
2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakanuntuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang
tidak dapat diramalkan.3. Anticipation Stock adalah persediaan yang diadakan
untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapatdiramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapatdalam satu tahun untuk menghadapi penggunaan atau
permintaan yang meningkat.Dilihat dari jenisnya fungsinya, ada 4 macam
persediaan secara umum yaitu :1. Bahan baku (raw materials)adalah barang-barang yang
dibeli dari pemasok (supplier)dan akan digunakan ataudiolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh
perusahaan.2. Bahan setengah jadi (work in-process) adalah bahan
baku yang sudah diolah atau dirakit menjadi komponennamun masih membutuhkan langkah-langkah lanjutanagar menjadi produk jadi.
3. Barang jadi (finished goods) adalah barang jadi yangtelah selesai diproses, siap untuk disimpan di gudangbarang jadi, dijual, atau didistribusikm ke lokasi-lokasipemasaran.
4. Bahan pembantu atau penolong (supplies) adalahbarang-barang yang dibutuhkan untuk menunjang
produksi, namum tidak akan menjadi bagian padaproduk akhir yang dihasilkan perusahaan. (Nasution &
Prasetyawan, 2008 : 114).
2.5. Biaya PersediaanMenurut Imam (2007) ada beberapa biaya biaya yang
sering digunakan dalam manajemen persediaan yaitu :
1. Ordering cost adalah biaya yang ditimbulkan olehadanya kegiatan pemesanan persediaan, misalnya :formulir supplies, proses pemesanan, administrasi danlain-lain selama bahan/barang belum tersedia untuk
diproses lebih lanjut.2. Setup cost adalah biaya yang timbul dalam
mempersiapkan proses produksi untuk membuat suatubarang, atau biaya-biaya yang dibutuhkan untuk
melalukan penyesuian pada saat bahan/barang diproses.Secara prinsip, setup cost adalah order cost pada saatbahan telah/sedang diproses
3. Holding cost adalah biaya yang ditimbulkan olehpenyimpanan persediaan dalam gudang termasuk didalamnya biaya asuransi, kerusakan, penyusutan,administrasi dan lain- lainnya.
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
4/27
4
4. Biaya pembelian adalah biaya yang harus dikeluarkanuntuk pembelian barang berdasarkan harga per unit.
2.6. Model PersediaanTujuan dari setiap model persediaan adalah keputusan
mengenai berapa banyak produk yang harus dipesan dankapan sebaiknya pesanan dilakukan.
Bila ditinjau dari sifat kejadiannya, permintaan
diklasifikasikan menjadi deterministik dan probabilistik.
1. PermintaanDeterministikPermintaan yang bersifat statis, dalam arti bahwa lajupemakaian tetap sepanjang waktu atau dinamis.
2. PermintaanprobabilistikPermintaan ini memiliki dua klasifikasi serupa : kasus
stasioner, dimana fungsi kepadatan probabilitaspermintaan tetap tidak berubah sepanjang waktu, dankasus nonstasioner dimana fungsi kepadatan bervariasi
dari waktu ke waktu.
2.6.1 PermintaanIndependentKebutuhan Independent yaitu kebutuhan untuksuatu item yang tidak ada hubungannya dengan item
yang lain (Nasution & Prasetyawan, 2008).Metode ini berusaha mencari jawaban optimal
dalam menentukan :1. Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ)2. Titik pemesanan kembali (Reorder point)3. Jumlah cadangan pengaman (Safety stock)
Meskipun item-item yang bersifatindependent dibutuhkan secara kontinyu, item-
item tersebut akan lebih ekonomis bila diproduksisecara lot.
2.6.2 Permintaan DependentKebutuhan dependent yaitu kebutuhan yang
memiliki hubungan langsung antara suatu itemdengan item-item yang lain pada level yang lebihtinggi. Kebutuhan item-item yang bersifatdependent merupakan hasil dari kebutuhan yang
disebabkan oleh penggunaan item-item tersebut
dalam memproduksi item yang lain. Kebutuhandependent tidak terjadi secara acak, tetapi terjadisecara lumpy yang berasal dari penerapan jadwalproduksi yang berdasarkan lot-lot. (Nasution &
Prasetyawan, 2008).
Misalnya saja pada besi tulangan kolom K5berikut :
Gambar 2.1. Tulangan Kolom
Permintaan untuk besi beton ulir D25 dan besi polos12 adalah tergantung pada permintaan untuk besitulangan kolom type K5. Hubungan ini dapat
digambarkan seperti pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Struktur Produk Tulangan Kolom K5
Dari gambar di atas menunjukkan struktur
produk yang artinya bahwa setiap besi tulangankolom type K5 terbentuk dari 9 besi beton D22 dan
5 besi beton 12
2.7. Metode Pengendalian PersediaanDalam mencari jawaban atas permasalahan dalam
pengendalian persediaan seperti yang telah diuraikan diatas,
secara kronologis metode pengendalian persediaan yang adadapat diidentifikasikan sebagai berikut:1. Metode pengendalian tradisional.2. Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)3. Metode JIT/kanban2.7.1. Metode Pengendalian Persediaan Tradisional
Metode ini menggunakan matematika dan
statistik sebagai alat bantu utama dalam
memecahakan masalah kuantitatif dalam sistem per-sediaan.
Menurut Siagian (2005) dalam pengendalian
tradisional (Basic Economic Order) memilikibeberapa syarat yaitu:
1. Permintaan (demand) diketahui, konstan, danbersifat bebas (independent).
2. Waktu tunggu (lead time) diketahui dankonstan.
3. Penerimaan barang (seketika dan lengkap)pada satu waktu tertentu.
4. Tidak berlaku potongan harga artinyaberapapun jumlah barang yang dibeli, hargabeli sama.
5. Biaya variable terdiri dari biaya pesan(ordering cost), atau biaya penyiapan (setupcost)dan biaya simpan (holding cost).
6. Kehabisan barang (stockouts/shortages) dapatdihindari jika pemesanan dilakukan padawaktu yang tepat.
2.7.2. Metoda Perencanaan Kebutuhan Material(MRP)
Ide dasar dari Metode MRP adalah membuatitem-item tersedia ketika sejumlah item-itemtersebut dibutuhkan (Nasution & Prasetyawan,
2008: 309). Metode ini bersifat komputer oriented,yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan
keputusan dan seperangkat mekanisme pencatatanyang dirancang untuk menjabarkan Jadual Induk
Produksi (MPS).
Gambar 2.3. Components of MRP (Pheng & Dung, 2007 : 21)
2.7.3. Metode JITJIT merupakan suatu filosofi yang tujuannya
adalah mengeliminasi segala sumber-sumber yang
tidak produktif seperti persediaan yang tidak perlu
dan skrap dalam proses produksi (Nasution &Prasetyawan, 2009: 307)
Tujuan metode ini adalah memberi suatu tandaterhadap kebutuhan komponen yang lebih banyakdan menjamin bahwa komponen-komponen tersebut
diproduksi tepat pada waktunya sehingga
Besi Beton D22
(9)
Besi Beton 12
(5)
Besi Tulangan KolomK5
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
5/27
5
mendukung kegiatan perakitan pada tahap
berikutnya.
2.8. Material Requirement Planning (MRP)Material Requirement Planning dapat didefinisikan
sebagai suatu teknik atau set prosedur yang sistematis dalam
penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendaliankebutuhan bahan terhadap komponen-komponen permintaan
yang saling bergantung (Dependent demand item).Menurut Nasutio & Prasetyawan (2008) MRP adalah
prosedur logis, aturan keputusan dengan teknik pencatatan
terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan
"Jadwal Induk Produksi" atau MPS (Master Production
Schedulling) menjadi "kebutuhan bersih" atau NR (NetRequirement) untuk semua item. Sistem MRP juga dikenalsebagai perencanan kebutuhan berdasarkan tahapan waktu
(time-phases requirements planning).
Dasar-dasar penyusunan MRP yaitu :1. MRP menurunkan permintaan terikat untuk bahan-bahan
baku, bahan-bahan pembantu, dan barang-barang setengah
jadi berdasarkan jadwal pengolahan barang jadi.2. MRP menetapkan jadwal pengadaan (seperti jadwal
pengolahan atau pembelian) tidak jauh menyimpang dari
jadwal penggunaannya.Tujuan dari MRP dari sudut pandang logistik adalah
untuk menghindari sebanyak mungkin membawa barang-barang dalam persediaan (Siagian, 2005: 194).
2.8.1 Manfaat Sistem MRPManfaat penggunaan sistem MRP antara lain
adalah :1. Penurunan jumlah persediaan yang
dibutuhkan. MRP menentukan jumlah bahan
atau bagian barang yang benar-benardibutuhkan untuk setiap satuan waktu sesuaidengan rencana produksi induk (MPS),sehingga tingkat persediaan yang berlebihandapat dihindari.
2. Pengurangan masa tunggu pembuatan danpemesanan. MRP menunjukkaan jumlah, danketersediaan bahan atau bagian barang, sertatindakan pengadaan yang dibutuhkan untuk
memenuhi waktu penyerahan sehingga dapatmenghindari penundaan kegiatan pengolahan.
3. Penentuan jadwal yang lebih tepat. DenganMRP, pesanan-pesanan yang baru diterima
dapat langsung ditambahkan ke dalamperencanaan, dan jadwal pengolahan baru,setelah masuknya pesanan baru, dapat
ditangani dengan mempertimbangkan daya
hasil yang dimilki.4. Peningkatan kehematan. MRP mensyaratkan
kerjasama dan penyelarasan antar berbagaipusat kerja pada saat bahan-bahan mengalir
diantara pusat-pusat kerja tersebut (Pardede,
2005: 477).
2.8.2 Kemampuan Sistem MRPMRP memiliki 4 kemampuan yang menjadi
ciri utamanya (Nasution & Prasetyawan, 2008: 248),
yaitu:1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang
tepat, maksudnya adalah menentukan secara,
tepat kapan suatu pekerjaan harus diselesaikanatau kapan material harus tersedia untuk
memenuhi suatu pekerjaan sesuai denganjadwal yang telah ditentukan.
2. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiapitem, dengan diketahuinya bahan baku dalamsuatu pekerjaan, MRP dapat menentukansecara tepat sistem penjadwalan (berdasarkan
prioritas) untuk memenuhi semua kebutuhan
minimal setiap item komponen.3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan,
maksudnya adalah memberikan indikasi kapanpemesanan atau pembatalan terhadap pesananharus dilakukan.
4. Menentukan penjadwalan ulang ataupembatalan atas suatu jadwal yang sudah
direncanakan.
2.8.3 Input Sistem MRPBerbagai data dan keterangan yang
diperlukan sebagai Input di dalam MRP adalah:1. Master Product Schedule (MPS) yaitu jadwal
induk produksi yang dibuat dengan tujuanmengetahui jenis produksi yang akan dibuat /
digunakan dan waktu pembuatan / pemakaian
produk (Zulfikarijah, 2005: 166).
Gambar 2.4. Jadwal Produksi (Siagian, 2005 : 198)
2. Bill of Material (BOM) yaitu daftar materialdan komponen secara lengkap, baik jenis dan
jumlah setiap item untuk membuat satu unit
produk. BOM merupakan daftar komponen,deskripsi komponen dan jumlah setiap yangdiperlukan untuk membuat satu unit produk.
Salah satu cara untuk menentukan BOM
produk adalah dengan menyusun strukturproduk.Struktur Produk ini dibutuhkan dalam
menentukan kebutuhan kotor dan kebutuhanbersih suatu komponen. Selain itu, StukturProduk juga berisi informasi tentang jumlahkebutuhan komponen" dan jumlah produk
akhir" yang harus dibuat (Nasution &Prasetyawan, 2008: 252).
Gambar 2.5. Struktur Produk (Siagian, 2005 : 197)
3. Inventory availability yaitu Catatan KeadaanPersediaan yang menggambarkan status semua
item yang ada dalam persediaan. CatatanKeadaan Persediaan terdiri dari data-datasetiap jenis barang persediaan, dimana setiap
jenis barang persediaan tersebut nantinyadibutuhkan untuk menentukan jumlahkebutuhan bersih. Catatan Keadaan Persediaan
ini juga berisikan tentang faktor perencanaan
yang digunakan untuk menetapkan jumlahwaktu untuk merencanakan pemesanan,diantaranya adalah lead time (waktupengadaan). Lead time yaitu waktu yang
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
6/27
6
dibutuhkan dari saat pemesanan sampai
dengan barang diterima (Siagian, 2005 : 195).
2.8.4 Tahapan Proses Pengelolaan MRPMenurut Nasution & Prasetyawan (2008),
proses pengolahan MRP dapat dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut
1. NettingProses netting adalah proses perhitungan untukmenetapkan jumlah kebutuhan bersih. Data yangdiperlukan dalam perhitungan kebutuhan bersih iniadalah :
a. Kebutuhan kotor untuk setiap periode.b. Persediaan yang dipunyai pada awal
perencanaan.
c. Rencana penerimaan untuk setiap periodeperencanaan.
2. LottingProses lotting adalah suatu proses untukmenentukan besarnya pesanan yang optimal untuk
masing-masing item produk berdasarkan padahasil perhitungan kebutuhan bersih
3. OffsettingProses ini bertujuan untuk menentukan saat yang
tepat untuk melakukan pemesanan dalam rangkamemenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanandiperioleh dengan mengurangkan saat awal
tersedianya ukuran lot yang diinginkan dengan
basarnya "lead time.
4. EksplosionProses eksplosion adalah proses perhitungankebutuhan kotor item yang berada di tingkat
komponen yang lebih bawah, didasarkan atasrencana pemesanan yang telah disusun padaproses offsetting. Dalam proses eksplosion ini
data struktur produk (bill of material) memegangperanan penting, karena atas dasar struktur
produk.Agar dapat memahami proses pengolahan
MRP dengan lebih jelas, maka dibawah ini akandijelaskan langkah-langkah dasar mengenai sistem
MRP.
Tabel 2.1 Kebutuhan dan Rencana Penerimaan Material
Tabel 2.2 Contoh Proses Perhitungan MRP
2.8.5 Output Sistem MRPMenurut Nasution & Prasetyawan (2008)
secara umum output dari sistem MaterialRequirement Planning (MRP) terdiri dari laporan
mengenai :1. Memberikan catatan tentang jadwal pemesanan
material yang harus dilakukan atau harusdirencanakan baik dari pabrik maupun darisupplier.
2. Memberikan indikasi bila perlu penjadwalanulang.
3. Memberikan indikasi untuk pembatalan ataspesanan.
4. Memberikan indikasi untuk keadaan parsediaan.2.8.6 Asumsi-asumsi Sistem MRP
Asumsi-asumsi dari sistem MRP yang standardmenurut Nasution & Prasetyawan (2008) adalah
sebagai berikut :1. Adanya data file yang terintegrasi.2. Waktu ancang untuk samua item diketahui.3. Setiap item persediaan selalu ada dalam
pengendalian.
4. Semua komponen untuk suatu perakitan dapatdisediakan pada saat perakitan akan dilakukan.
5. Pengadaan dan pemakaian komponen bersifatdiskrit.
6. Proses pembuatan sesuatu item tidak bergantungterhadap proses pembuatan item lainnya.
2.8.7 Teknik Penentuan Ukuran LotUkuran lot (lot size)adalah menyatakan jumlah
bahan baku yang harus dipesan untuk suatu periode.
Teknik penentuan ukuran lot sangat tergantung padabeberapa hal, antara lain:
a. Variasi dari kebutuhan, baik dari segi jumlahmaupun periodenya.
b. Rentang waktu perencanaan.c. Ukuran periodenya (hari, minggu, bulan dan
sebagainya).
d. Perbandingan biaya pesan dan biaya simpan.Adapun untuk menentukan salah satu yang
terbaik adalah cara menggunakan perbandingan total
biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan.Biaya-biaya yang digunakan adalah biaya
pemesanan, biaya pembelian, dan biayapenyimpanan (Nasution, 2008). Berikut metode yang
akan digunakan dalam penentuan ukuran pemesanandiantaranya sebagai berikut :
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
7/27
7
a) Lot for Lot (L4L)Teknik penetapan ukuran lot dengan ini dilakukan atasdasar pesanan diskrit. Penggunaan teknik ini
bertujuan untuk meminimumkan ongkossimpanan, sehingga dengan teknik ini ongkossimpan menjadi nol (Nasution,2008: 271).
b) Economic Order Quantity (EOQ)Dalam teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap.
Namun perhitungannya sudah mencakup biaya pesanserta biaya simpan..
h
DkEOQ
2=
Dimana : D = Demand/ kebutuhan rata-ratak = Order cost/ biaya pesan per pemesananh = Holding cost/ biaya simpan per periode
c) Period Order Quantity (POQ)Satu aturan penentuan jumlah pesanan secara dinamisadalah jumlah pesanan berkala (Periodic Order Quantity= POQ).POQ adalah jumlah yang sama dengan jumlah
yang dibutuhkan selama beberapa minggu sejak bahanyang dipesan diterima, ditambah dangan jumlah
persediaan pengaman dan dikurangi dengan jumlah
persediaan awal atau persediaan ditangan (Pardede, 2005: 496).
Interval pesanan ekonomi (EOI) diperoleh daripersamaan berikut:
RPh
RC
R
EOQEOI
2=EOI ==
Dimana : C = Biaya pemesanan pada tiap pemesanan.P = Harga pembelian per Unith = Holding cost/ biaya simpan per periode
R = Rata-rata permintaan pada tiap perioded) Fixed Period Requirement (FPR)
Dalam metoda ini penentuan ukuran lot berdasarkanpada periode tertentu saja. Besarnya jumlah kebutuhan
tidak berdasarkan ramalan, tetapi dengan cara
menjumlahkan kebutuhan bersih pada periode yang akandatang. Pada metode ini selang waktu antar pemesanandibuat tetap dengan ukuran lot sesuai pada kebutuhan
bersih.e) Part Period Balancing (PPB)
Part Period Balancing (PPB)merupakan pendekatatanyang cukup dinamis dengan menyeimbangkan biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. Dalam PPB initerdapat EPP (Economic Part Period) yang berisi resiko
biaya pemesanan dan biaya penyimpanan (Zulfikarijah,2005 : 191).
2.8.8 Program POM-QM for windowsProgram POM-QM for Windows adalah versi
baru dari perangkat lunak windows yang merupakan
gabungan dari POM for Windows dan QM forWindows. Perangkat lunak ini merupakan produkyang fleksibel dan paling banyak digunakandibidang manajemen operasi. Program POM-QM
merupakan sebuah program bantu komputer yang
memiliki beberapa metode untuk memecahkanpermasalahanpermasalahan yang berkaitan denganmanajemen operasi dan riset operasi. Dalampenelitian ini, program POM-QM digunakan dalam
proses lottingyaitu menentukan ukuran pemesanan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum PenelitianPenelitian ini membahas mengenai analisa persediaan
material struktur atas pada proyek pembangunan apartemen
High Point Surabaya. Analisa persediaan material yangdilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pada jumlahpemesanan (lot size) dan waktu pemesanan material dengan
menggunakan Material Requirement Planning (MRP) sebagai
metode dalam pengendalain material. Penentuan lot sizepada
penelitian ini menggunakan lima macam teknik, yaitu Lot for
Lot, Economic Order Quantity, Period Order Quantity, Fixed Period
Requirement dan Part Period Balancing. Dengan membandingkanhasil analisa dengan teknik-teknik tersebut dibandingkanuntuk dipilih teknik mana yang menimbulkan biaya persediaan
yang ekonomis.
3.2 Metode Pengumpulan DataUntuk mendapatkan data-data yang yang digunakan
dalam menentukan tingkat persediaan material yang optimaldalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari hasil tanyajawab dari pihak yang bersangkutan dalam proyek tersebutdan data-data yang bersumber dari dokumen proyek, antara
lain :
1. Data umum proyekData yang menggambarkan kondisi umum proyek
meliputi nama proyek, spesifikasi proyek, owner,
perencana, kontraktor, waktu pelaksanaan dan biayaproyek.
2. Data materiala. Analisa bahan
Berisikan informasi jenis-jenis material yangdigunakan dalam suatu item pekerjaan
b. Lokasi Pengambilan MaterialBerisikan informasi lead time yang dibutuhkan
dalam pemesanan material.
c. Harga materialMemberikan informasi biaya pembelian material.
3. Data teknis proyekData teknis adalah data-data yang digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan proyek, yaitu :a. Gambar perencanaan
Digunakan untuk menghitung volume material dari
pekerjaan yang ditinjau sehingga dapat diketahuivolume kebutuhan material yang harus dipesan.
b. Schedule proyekBerisikan waktu rencana penyelesaian itempekerjaan yang nantinya digunakan untuk
menentukan waktu pemesanaan material yang
dibutuhkan.
3.3 Identifikasi Objek PenelitianPelaksanaan pembangunan apartemen High Point
Surabaya secara umum dilaksanakan secara bertahap per lantai
dengan beberapa item pekerjaan utama seperti pekerjaanpersiapan, pekerjaan semi basement, pekerjaan sub strukturdan pekerjaan struktur atas. Berdasarkan time schedule
proyek, brake downpekerjaan struktur apartemen dapat dilihatpada gambar 3.1.
Dari Gambar tersebut memberikan gambaran bahwapekerjaan struktur atas pada apartement High Point terdiri dari
pekerjaan struktur pada lantai Lt. Dasar, Lt. 1, Lt. 1A(Mezzanine), Lt. 2, dan seterusnya sampai lantai 15(penamaan Lt.4, Lt. 13 & Lt 14 tidak digunakan). Untukpelaksanaanya pada setiap lantai terdiri dari pekerjaan plat
lantai, balok, kolom, tangga & ramp. Sedangkan padapekerjaan semi basement terdiri dari Galian tanah, potongkepala pancang, pile cap, tie beam, plat lantai, kolom & shearwall, basement wall, tangga & ramp. Salah satu struktur
produk dalam pekerjaan struktur plat lantai terlihat padagambar 3.2.
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
8/27
8
Gambar 3.2. Struktur Produk Material Struktur Balok
Gambar 3.1. Break Down Apartement High Point
3.4 Metode Analisa
3.4.1. Penentuan Jumlah Pesanan Kebutuhan MaterialProses ini merupakan perhitungan jumlah total
Lotting (penentuan jumlah pemesanan)Proses ini bertujuan untuk menentukan
besarnya pemesanan (lot size) yang optimum
berdasarkan pada hasil perhitungan kebutuhanbersih. Dalam proses ini data yang diperlukanantara lain kebutuhan bersih, besarnya biaya
pesan dan biaya simpan material. Teknikpenentuan lot size yang digunakan yaitu Lot forLot (L4L), Economic Order Quantity (EOQ),
Period Order Quantity (POQ), Fixed period
Requirement (FPR), Part Period Balancing
(PPB). Dalam penentuan jumlah pemesanan inidipertimbangkan pengaruh frekuensi pemesanandengan biaya pemesanan serta besarnya biaya
simpan yang dikeluarkan. Dalam proses inidilakukan dengan bantuan program komputerPOM-QM
3.4.2. Penentuan Biaya Total PersediaanBiaya total persediaan diperoleh dari seluruh
biaya yang dikeluarkan akibat adanya prosespersediaan. Dari kelima teknik penentuan jumlahpemesanan dipilih biaya yang dihasilkan yang palingminimal
3.5. Langkah-langkah PenelitianLangkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Menentukan latar belakang penelitian dari wacanamengenai proyek konstruksi serta permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi.
2. Menentukan permasalahan pengadaan persediaanmaterial dalam proyek pembangunan apartemen High
Point sesuai latar belakang dalam penelitian.3. Studi literatur mengenai perencanaan persediaan
material yang dapat dipergunakan dalam menunjang
penyusunan penelitian.
4. Pengumpulan data-data yang berkaitan dengan tugasakhir, yaitu :
a. Gambar- gambar perencanaan proyekb. Scheduleproyekc. Data kebutuhan material (BOQ)d. Data analisa materiale. Melakukan tannya jawab dengan pihak yang
bersangkutan5. Membuat break down pekerjaan sebagai hasil
identifikasi pada obyek penelitian. Dalam hal ini obyekpenelitian adalah pekerjaan struktur atas proyek
pembangunan apartemen High Point.6. Membuat struktur produk (Bill of Material) tiap item
induk produksi dari hasil break down pelaksanaan
pekerjaan struktur bangunan atas dan menentukanmaterial penyusun yang akan dianalisa kebutuhannya.
7. Menyusun jadwal induk produksi.8. Menghitung kebutuhan bersih material (netting) dari
material-material penyusun yang telah ditentukan pada
struktur produk.9. Menentukan ukuran pemesanan (lotting) pada material
yang telah dihitung kebutuhan bersihnya menggunakanteknik lot size yang telah ditentukan menggunakan
bantuan shoftware POM-QM.
10. Mengitung biaya total pengadaan tiap material darisemua teknik lot size yang dilakukan.
11. Menentukan waktu pemesanan (offsetting)berdasar leadtimeyang dibutuhkan material.
12. Menghitung biaya total yang diakibatkan dari pengadaanmaterial.
13. Menarik kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yangtelah dilakukan.
STRUCTURE OFHIGH POINT
APARTMENT
Pek. Persiapan
Pembuatan Keet,
Bedeng, Pagar
proyek dll
Pek. Pengukuran
Pek. SemiBasement
Galian Tanah
Potong Kepala
Pancang
Pile Cap
Tie Beam
Slab
Column & Shear
Wall
Basement Wall
Stair Basement -Lt. Dasar &
Ramp
Pek. StrukturAtas
LANTAI DASAR
Beam & Slab
Column
Stair Lt Dasar - Lt1 & Ramp
Lt. 1
Beam & Slab
Column
Stair Lt. 1 - Lt. 1A& Ramp
LANTAI 1A(MEZZANINE)
Beam & Slab
Column
Stair Lt. 1A - Lt. 2& Ramp
Lt. 2, 3, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, &
15
Beam & Slab
Column
Stair & Ramp
Pek. AtapGedung
Beam & Slab
(+45,00)
Column
Roof Floor(+48,50)
Pek. NonStruktur
Pasang TowerCrane
Pengiriman
Instal TowerCrane
Pek. Pagar
Retaining Wall
Pek.Pembersihan
Kayu Glugu5/7
Kayu Meranti5/7
Kayu Meranti6/12
Multiplek12 mm
Besi Beton
D22
Besi Beton 13
Besi Beton12
Struktur Balok
Bekisting Besi tulanganBeton Ready MixK. 300
Besi Beton 10
Besi Beton 8
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
9/27
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
10/27
8
Langkah-langkah pengerjaan penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3. Bagan Alur Penelitian
BAB IV
ANALISA DATA
4.1. Gambaran Umum ProyekProyek Apartement High Point yang berlokasi berdekatan
dengan salah satu Universitas Swasta terkemuka di Surabaya,
merupakan sebuah hunian yang memiliki konsep LuxuryStudent Apartment yang dirancang dengan sistem hemat
energi. Dilengkapi dengan fasilitas bintang lima, area parkirpribadi serta menggunakan spesifikasi bahan yang berkualitas
menjadikan apartement ini sebagai student apartment yangmenyediakan privasi dan kenyamanan bagi para penghuninya.Selain sebagai sebuah investasi hunian, apartemen High Pointjuga membuka kesempatan bagi para pengusaha yang ingin
membuka tempat usaha di apartement ini.Proyek ini terdiri dari 13 lantai yang dibangun diatas
lahan seluas 3.758,52 m. Pelaksanaan pembangunan strukturatas proyek ini dibagi menjadi 3 zona pekerjaan tiap lantainya.
Pada pekerjaan struktur balok lt. 5 - lt. 15 merupakanpekerjaan typical, sedangkan pekerjaan struktur kolom yang
typical pada lt. 5 lt. 9 dan lt. 10 lt. 15.Gambaran umum mengenai proyek Apartement High
Point dilihat sebagai berikut :
4.1.1. Data ProyekNama Proyek : High Point.
Jenis Proyek : Student Apartement.
Lokasi Proyek : Jl. Siwalankerto No.185Wonocolo, Surabaya.
Nilai Kontrak : Rp. 34.650.000.000,-
(Untuk Pekerjaan Struktur Atas)Tipe Kontrak : Lump Sump Fix Price.Pemilik Proyek : PT. Sambadha Wahana
Development.Konsultan Arsitektur : PT. Archi Metric.Kontraktor Pelaksana : PT. Nusa Raya Cipta.
Luas Area : 3.758,52 m.Luas Bangunan : Basement = 2695,96 m.
Lt. Dasar lt. 3 = 1.659,41 m.Lt. 5 lt. 15 = 1.568 m.
Jumlah 15 lantai : Basement = 1 lantai.
Retail Shop = 2 lantai.
Unit apartement = 12 lantai.Struktur Bangunan : Pondasi = Tiang Pancang
Str. Atas = Beton Bertulang
Atap = Plat Beton
4.1.2. Data Item PekerjaanPelaksanaan pembangunan apartemen High
Point Surabaya secara umum dilaksanakan secara
bertahap per lantai dengan beberapa item
pekerjaan utama seperti pekerjaan persiapan,pekerjaan semi basement, pekerjaan sub struktur
dan pekerjaan struktur atas. Pembangunan
struktur atas proyek ini dibagi menjadi 3 zona
Perumusan Permasalahan
Studi Literatur
Input MRP
LOTTING pada levelmaterial (Penentuan Jumlah Pesanan) dengan
teknik :
a. Lot for Lot d. Part Period Balancingb. Economic Order Quantity e. Fixed period Requirementc. Periodic OrderQuantity
Membuat Struktur
Produk (BOM)
Menyusun Jadwal Induk
Produksi
Menghitung Kebutuhan Bersih
(Netting)
Lead TimeMenentukan Waktu Pemesanan
( Offsetting)
Biaya Pesan dan
simpan
Menghitung Kebutuhan leveldi bawahnya
(Explosion)
Latar Belakang
Pengumpulan data-data :Data umum, material, teknis
Biaya Total Persediaan
Kesimpulan
Pembuatan Break Down
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
11/27
9
Durasi
Hari
4 LANTAI DASAR 56
BALOK & PLAT 14
KOLOM & DINDING GESER 7
TANGGA Lt. DASAR - Lt. 1 14
Item PekerjaanNo. Uraian Pekerjaan
Peker jaan beton ber tu lang pada balok & plat, peker jaan
kolom,pekerjaantangga lantai dasar - lantai 1 dinding geser
untuk lift.
N0. Pekerjaan Material Volume Sat
1Balok
Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm)
Kayu Glugu 5/7 per-4 meter
Kayu Meranti 5/7 per-4 meter
Kayu Meranti 6/12 per-4 meter
Besi tulangan D-22
Besi tulangan -13
Besi tulangan -12
Besi tulangan -8
Besi tulangan -10
Beton Beton K.300 223.46 m3
m2
Kg86826.42Besi Tulangan
Bekisting 1782.07
N0. Pekerjaan Material Volume Sat
2Plat
Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm)
Kayu Glugu 5/7 per-4 meter
Kayu Meranti 6/12 per-4 meterPipa 1,5"
Hory beam
Besi tulangan -10
Besi tulangan -8
Beton Beton K.300 281.56 m3
3Kolom
Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm)
Kayu Glugu 5/7 per-4 meter
Besi tulangan D-25
Besi tulangan D-19
Besi tulangan -13
Besi tulangan -12
Besi tulangan -10
Beton Beton K.300 209.96 m3
4Dinding Geser
Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm)
Kayu Meranti 5/7 per-4 meter
Kayu Meranti 6/12 per-4 meter
Besi Tulangan Besi tulangan -13 4507.49 Kg
Beton Beton K.300 34.90 m3
2098.49
683.30
236.52
Bekisting
Bekisting
Besi Tulangan
m2
Besi Tulangan
Bekisting
21328.32
37706.79
Kg
Kg
m2
m2
pekerjaan tiap lantainya pada pekerjaan balok dan
plat. Dari masing-masing item pekerjaan tersebutterdiri dari beberapa sub item pekerjaan dan
memiliki rangkaian aktivitas. Sedangkan itempekerjaan yang akan direncanakan persediaanmaterialnya adalah item pekerjaan pada strukturlantai dasar yang dijelaskan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Data Item Pekerjaan Struktur Lantai Dasar
Pekerjaan struktur lantai dasar yang akananalisa merupakan pekerjaan struktur beton
bertulang yaitu balok, plat, kolom dan dinding
geser dimana pada masing-masing komponenstruktur tersebut meliputi pekerjaan bekisting,pembesian dan pengecoran. Pekerjaan tanggatidak dianlisa karena bukan merupakan
struktur utama yang pelaksanaannya tidak
bergantung pada pekerjaan struktur yang lain.
4.1.3. Jadwal Pelaksanaan ProyekPelaksanaan pembangunan Proyek
Apartement High Point dimulai pada Agustus
2008 dan direncanakan selesai pada Nopember
2010, sehingga pada awal tahun 2011bangunan apartement high point dapat diserahterimakan kepada investor. Pelaksanaan
pekerjaan struktur atas proyek apartement inidimulai pada tanggal 10 Maret 2009 sampai
dengan tanggal 9 Maret 2010, sehingga lama
waktu penyelesaian pekerjaan struktur atasadalah 12 bulan. Sedangkan pada pekerjaanstruktur lantai dasar dimulai pada tanggal 4
Mei 2009 sampai tanggal 25 Mei 2009.
4.2. Struktur ProdukStruktur Produk berisi tentang informasi yang
mengidentifikasikan semua kebutuhan komponen dan sub
komponen yang akan dipergunakan untuk menghasilkan
produk akhir dari suatu pekerjaan. Untuk menyusun strukturproduk ini berdasar pada break down struktur pekerjaan yangdapat dilihat pada time schedule proyek dan BOQ proyek.
Material yang akan dianalisa persediaannya adalah
material utama yang diperlukan pada pekerjaan bekisting,pembesian dan pengecoran pada struktur bangunan atasdiantaranya adalah multipleks, balok kayu, besi tulangan dan
beton readymix. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padastruktur produk lantai dasar pada gambar 4.1
Pada gambar struktur produk lantai dasar tersebut terdiri
dari 4 level, antara lain level 0 yang paling atas merupakan
produk akhir dari analisa yang dilakukan yaitu Struktur LantaiDasar. Sedangkan pada level dibawahnya yaitu 1, 2, dan 3secara berurutan merupakan komponen, sub komponenpenyusun dan material-material yang dibutuhkan. Pada
Struktur produk tersebut juga menunjukkan adanya hubungan
antara setiap item pekerjaan dengan material yang dibutuhkan.Hubungan tersebut merupakan kebutuhan antara material padalevel paling bawah terhadap item pekerjaan pada level
diatasnya. Misalnya kebutuhan akan material multipleks danbalok kayu tergantung pada kebutuhan akan bekisting.
Sedangkan kebutuhan akan bekisting tergantung akankomponen-komponen yang akan dikerjakan, dalam hal ini
adalah kolom, balok , plat, dan dinding geser.Dari struktur produk yang dibuat diperoleh Bill of
Material untuk pekerjaan struktur lantai dasar yang akandihitung yang dijelaskan pada tabel 4.2.
Keterangan :Mltp. 12 = Multipleks 12 mm = Diameter besi beton polosK.Mr = Kayu Meranti D = Diameter besi beton ulir
K.Gl = Kayu GluguPP = Pipa
HB = Horry Beam
Tabel 4.2.Bill of Material Lantai Dasar
Gambar 4.1. Struktur Produk Struktur Lantai Dasar
BetonK.300
Balok
Besi
Tul
D22 13 12 810
Bekisting
Mltp12
K Gl5/7
K Mr5/7
K Mr6/12
Bekisting
Plat
Besi
Tul
810 Mltp12
K Gl5/7
K Mr6/12
PP1,5"
HB
Bekisting BetonK.300
Besi
Tul
Dinding Geser
13 Mltp12
K Mr6/12
K Mr5/7
Bekisting BetonK.300
Struktur Lt. Dasar
Kolom
D25 19 13 1012
Besi
Tul
Mltp12
K Gl5/7
Bekisting BetonK.300BetonK.300
Level 0
Level 1
Level 2
Level 3
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
12/27
10
Durasi Kuantitas
Total Per hari
a b c d e f = d/e
1 Bekisting Balok m2
1782.07 9 198.01
2 Bekisting Plat m2
2098.49 9 233.17
3 Pembesian Balok Kg 86826.42 9 9647.38
4 Pembesian Plat Kg 21328.32 9 2369.81
No Pekerjaan VolumeSat
4.3. Jadwal Induk ProduksiJadwal induk produksi merupakan proses alokasi untuk
membuat sejumlah produk dalam suatu periode waktu dengan
memperhatikan kapasitas yang dimiliki. Untuk menyusun
jadwal induk produksi diperlukan data jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang menunjukkan hubungan antar aktivitaspekerjaan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada
gambar 4.2.
Gambar 4.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
4.3.1. Zona PekerjaanDalam pelaksanaan pekerjaan pada proyek
dengan denah tidak simetris serta memiliki
keterbatasan waktu pelaksanaan dan bobotpekerjaan yang cukup besar, maka untukmempermudah pelaksanaan pekerjaan di lapanganperlu dilakukan pembagian zona pekerjaan.
Dengan membagi kedalam beberapa zonapekerjaan diharapkan pelaksanaan pekerjaandapat tersusun dan termonitoring dengan baik.Pembagian zona pekerjaan tersebut dibagi
menjadi 3 zona antara lain zona 1 (as 1 - 5dengan as A - F), zona 2 (as 5 - 10 dengan as
A - F), dan zona 3 (as 5+0,428 10 dengan asF M), selengkapnya dapat dilihat seperti yang
terlihat pada gambar 4.3. berikut ini.
Gambar 4.3. Pembagian Zona Pekerjaan
4.3.2.
Hubungan antar aktivitas pada pekerjaanstruktur lantai dasarLangkah awal dalam menyusun Jadwal
induk Produksi adalah perlu diketahuinyahubungan antar aktivitas guna mengetahuiurutan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.Berdasarkan ketergantungan antar aktivitas maka
dapat disusun secara tepat kapan pekerjaan harus
selesai atau material harus tersedia di lapangan.Untuk jadwal pekerjaan struktur lantai dasarlebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4.berikut ini.
Pada jadwal perencanaan pekerjaan di atas
dapat dilihat bahwa untuk menyelesaikanpekerjaan struktur Lantai dasar diperlukan waktuselama 3,2 minggu dengan rincian 2 minggu
untuk pekerjaan balok dan plat, 1 minggu untukpekerjaan kolom dan dinding geser lift. Secara
rinci hubungan aktivitas pekerjaan lantai dasardijelaskan sebagai berikut:a. Pekerjaan pembesian balok dikerjakan
setelah bekisting balok terpasangdilapangan.
b. Pekerjaan bekisting plat dikerjakanbersamaan dengan pekerjaan bekisting
balok.c. Pekerjaan bekisting balok dan plat harus
telah selesai sehari sebelum pekerjaanpembesian balok dan plat selesai.
d. Pekerjaan pengecoran pada balok dan platdimulai setelah seluruh pekerjaan bekistingdan pekerjaan pembesian telah selesaidikerjakan.
e. Pekerjaan struktur kolom dimulai 1 harisetelah pekerjaan balok dan plat selesai
dikerjakan (adanya proses curring padabeton).
f. Pekerjaan bekisting kolom dan dimulaisetelah pekerjaan pembesian kolom
terpasang di lapangan.g. Pekerjaan dinding geser dilakukanbersamaan dengan pekerjaan kolom.
4.3.3. Durasi pekerjaanSebelum melakukan penyusunan jadwal
induk produksi, perlu diketahui durasi yangdibutuhkan untuk menyelesaikan suatu itempekerjaan. Secara teori durasi pekerjaan untuk
tiap item pekerjaan diperoleh dengan membagi
volume pekerjaan dengan kuantitas yang dapatdiselesaikan dalam sehari.
Durasi pekerjaan balok dan plat Lt. dasaradalah 11 hari dengan rincian 1 hari untuk
pekerjaan pengecoran, pekerjaan bekisting harus
selesai 1 hari sebelum pekerjaan pembesianselesai dikerjakan dan pekerjaan pembesiandimulai 1 hari setelah pekerjaan bekisting mulai
dikerjakan. Sehingga, durasi untuk pekerjaanbekisting dan pembesian adalah 9 hari.
Berdasarkan volume pekerjaan seperti
tabel 4.2, dapat diketahui kuantitas pekerjaan perhari pekerjaan bekisting dan pembesian balok
dan plat yang dijelaskan pada tabel 4.3. Datakuantitas tersebut digunakan untuk menghitungdurasi per zona seperti tabel 4.4.
Tabel 4.3. Kuantitas Bekisting dan Pembesian Per Hari
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
13/27
11
Kuantitas
per hari
Bekisting
Zona 1 661.72 m2
198.01 3.342 dipakai 3
Zona 2 530.63 m2 198.01 2.680 dipakai 3
Zona 3 589.73 m2
198.01 2.978 dipakai 3
Zona 1 781.25 m2
233.17 3.351 dipakai 3
Zona 2 612.45 m2
233.17 2.627 dipakai 3
Zona 3 704.80 m2
233.17 3.023 dipakai 3
Pembesian
Zona 1 30321.77 Kg 9647.38 3.143 dipakai 3
Zona 2 27040.12 Kg 9647.38 2.803 dipakai 3
Zona 3 29464.53 Kg 9647.38 3.054 dipakai 3
Zona 1 7548.22 Kg 2369.81 3.185 dipakai 3
Zona 2 6458.04 Kg 2369.81 2.725 dipakai 3
Zona 3 7322.06 Kg 2369.81 3.090 dipakai 3
No Pekerjaan Volume Sat Durasi
hr
1
Balok
Plat
2
Balok
Plat
Durasi
hr 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5
Bekisting Balok
Zona 1 661.72 m2
3 220.57 220.57 220.57
Zona 2 530.63 m2
3 176.88 176.88 176.88
Zona 3 589.73 m2
3 196.58 196.58 196.58
Pembesian Balok
Zona 1 30321.77 Kg 3 10107.26 10107.26 10107.26
Zona 2 27040.12 Kg 3 9013.37 9013.37 9013.37
Zona 3 29464.53 Kg 3 9821.51 9821.51 9821.51
Bekisting Plat
Zona 1 781.25 m2
3 260.42 260.42 260.42
Zona 2 612.45 m2
3 204.15 204.15 204.15
Zona 3 704.80 m2
3 234.93 234.93 234.93
Pembesian Plat
Zona 1 7548.22 Kg 3 2516.07 2516.07 2516.07
Zona 2 6458.04 Kg 3 2152.68 2152.68 2152.68
Zona 3 7322.06 Kg 3 2440.69 2440.69 2440.69
Pengecoran Balok dan Plat
5 Zona 1, 2 dan 3 505. 02 m3 1 505.02
480.99 480.99 480.99 381.02 381.02 381.02 431.51 431.51 431.51
12623.33 12623.33 12623.33 11166.05 11166.05 11166.05 12262.20 12262.20 12262.20
505.02Jumlah Kuantitas Pengecoran
Jumlah Kuantitas Pembesian
1
2
3
4
Jumlah Kuantitas Bekisting
No Pekerjaan Volume Sat Minggu ke- 18 Minggu ke- 19Kuantitas
Durasi 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
Hari
Balok
Zona 1
Bekisting 661.72 m2
3 220.57 220.57 220.57
Pembesian 30321.77 Kg 3 10107.26 10107.26 10107.26
Pengecoran K.300 79.81 m3
1 79.81
Zona 2
Bekisting 530.63 m2
3 176.88 176.88 1 76.88
Pembesian 27040.12 Kg 3 9013.37 9013.37 9013.37
Pengecoran K.300 68.78 m3
1 68.78
Zona 3Bekisting 589.73 m
23 196.58 196.58 196.58
Pembesian 29464.53 Kg 3 9821.51 9821.51 9821.51
Pengecoran K.300 74.88 m3
1 74.88
Plat
Zona 1
Bekisting 781.25 m2
3 260.42 260.42 260.42
Pembesian 7548.22 Kg 3 2516.07 2516.07 2516.07
Pengecoran K.300 99.87 m3
1 99.87
Zona 2
Bekisting 612.45 m2
3 204.15 204.15 2 04.15
Pembesian 6458.04 Kg 3 2152.68 2152.68 2152.68
Pengecoran K.300 83.96 m3
1 83.96
Zona 3
Bekisting 704.80 m2
3 234.93 234.93 234.93
Pembesian 7322.06 Kg 3 2440.69 2440.69 2440.69
Pengecoran K.300 97.74 m3
1 97.74
Kolom
Bekisting 683.30 m2
4 227.77 113.88 113.88 227.77
Pembesian 37706.79 Kg 5 8379.29 8379.29 6284.46 6284.46 8379.29
Pengecoran 209.96 m3
1 209.96
Dinding Geser
Bekisting 236.52 m2
2 118.26 118.26
Pembesian 4507.49 Kg 2 2253.75 2253.75
Pengecoran 34.90 m3
1 34.90
Pekerjaan Volume SatMinggu ke-18 Minggu ke-19 Minggu ke-20
Selengkapnya durasi pekerjaan dapat
dijelaskan pada tabel 4.4. berikut:
Tabel 4.4. Durasi Pekerjaan Balok dan Plat per Zona
4.3.4. Jadwal Induk Produksi Tiap ZonaDengan mengetahui durasi dari masing-
masing item pekerjaan dan hubungan antar
aktivitasnya, maka jadwal induk produksi tiapzona dapat disusun dengan memasukkan datakuantitas pekerjaan tiap durasinya ke dalamjadwal pekerjaan.
Perhitungan kuantitas pada tiap satuan
waktu pekerjaan diperoleh dari hasil pembagianvolume dengan durasi yang telah direncanakanpada jadwal pekerjaan. Kuantitas tiap periode
selengkapnya dijelaskan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Kuantitas Balok dan Plat Tiap Durasi Pekerjaan
Jadwal Induk Produksi tiap zona pekerjaan untuk selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel seperti yangditunjukkan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Jadwal Induk Produksi Tiap Zona Pekerjaan
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
14/27
12
Satuan Harga Material Alamat
Pembelian Per Satuan Pembelian Supplier
1 Multypleks 12mm Lembar 137,000Rp
2 Kayu Glugu 5/7 Batang 23,000Rp
3 Kayu Meranti 5/7 Batang 33,500Rp
4 Kayu Meranti 6/12 Batang 55,000Rp
5 Besi tulangan -8 Lonjor 39,875Rp
6 Besi tulangan -10 Lonjor 68,200Rp
7 Besi tulangan -12 Lonjor 82,500Rp
8 Besi tulangan -13 Lonjor 105,295Rp
Besi tulangan D-16 Lonjor 159,500Rp
9 Besi tulangan D-19 Lonjor 224,920Rp
10 Besi tulangan D-22 Lonjor 289,300Rp
11 Besi tulangan D-25 Lonjor 374,000Rp
12 Beton K. 300 m3 465,000Rp SURABAYA
SIDOARJO
Jenis Material
SURABAYA
No.
Jarak (Km) Time Band Tari Telpon
(Rp.)
0-20 08.00-18.00 122
18.00-08.00 83
> 20 08.00-18.00 163
18.00-08.00 122
No. Lokasi Pengiriman Jml LembarBiaya Fax /
Do kumen Teks To tal B iaya
a c d e f=d*e
1 Sidoarjo 2 Rp. 2,175.00 Rp. 4,350.002 Surabaya 2 Rp. 1,375.00 Rp. 2,750.00
Biaya Telepon Biaya Fax Biaya Cetak Total
10 mnt 2 lembar 6 lembar Biayaa b c d e f = c+d+e
1 Multypleks 12mm 1,220.00Rp 2,750.00Rp 1,500.00Rp 5,470.00Rp
2 Kayu Glugu 5/7 1,220.00Rp 2,750.00Rp 1,500.00Rp 5,470.00Rp
3 Kayu Meranti 5/7 1,220.00Rp 2,750.00Rp 1,500.00Rp 5,470.00Rp
4 Kayu Meranti 6/12 1,220.00Rp 2,750.00Rp 1,500.00Rp 5,470.00Rp
5 Besi tulangan -8 1,220.00Rp 4,350.00Rp 1,500.00Rp 7,070.00Rp
6 Besi tulangan -10 1,220.00Rp 4,350.00Rp 1,500.00Rp 7,070.00Rp
7 Besi tulangan -12 1,220.00Rp 4,350.00Rp 1,500.00Rp 7,070.00Rp
8 Besi tulangan -13 1,220.00Rp 4,350.00Rp 1,500.00Rp 7,070.00Rp9 Besi tulangan D-16 1,220.00Rp 4,350.00Rp 1,500.00Rp 7,070.00Rp
10 Besi tulangan D-19 1,220.00Rp 4,350.00Rp 1,500.00Rp 7,070.00Rp
11 Besi tulangan D-22 1,220.00Rp 4,350.00Rp 1,500.00Rp 7,070.00Rp
12 Besi tulangan D-25 1,220.00Rp 4,350.00Rp 1,500.00Rp 7,070.00Rp
Jenis MaterialNo.
4.4. Biaya PersediaanBiaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian
yang timbul sebagai akibat dari adanya persediaan. Biaya
persediaan yang dihitung dalam tugas akhir ini meliputi biayapembelian, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan padapekerjaan struktur lantai dasar. Adapun asumsi yangdigunakan adalah sebagai berikut :
a. Harga material tidak terpengaruh oleh ukuranpembelian, sehingga berapapun jumlah pembelianharga material tetap.
b. Lead timetetap setiap kali pemesanan material.c. Biaya Pesan konstan untuk setiap kali pemesanan.
4.4.1. Biaya Pembelian MaterialBiaya pembelian material adalah biaya
yang dikeluarkan untuk membeli material.Besarnya biaya pembelian ini tergantung padajumlah material yang dibeli dan harga satuan
material. Data umum mengenai harga material
ditunjukkan pada tabel 4.7. dibawah ini :
Tabel 4.7. Daftar Harga Material
4.4.2. Biaya Pemesanan MaterialBiaya pemesanan adalah semua biaya
pengeluaran yang timbul dari usaha
mendatangkan material dari luar. Biayapemesanan ini tergantung pada frekuensi
pemesanan yang meliputi biaya telekomunikasi,pengiriman purchase order dan biayaadministrasi dalam melakukan pemesanan
terhadap supplier.a. Biaya telekomunikasi yang dikeluarkan
merupakan biaya untuk melakukan
pemesanan material pada supplier dengan
menggunakan media telepon. Biayatelekomunikasi ini dipengaruhi oleh faktordurasi percakapan serta lokasi suppliermaterial dimana diasumsikan terjadi
percakapan selama 10 menit setiap kali
pemesanan material. Karena lokasisupplierberada di Surabaya dan Sidoaarjo,maka untuk biaya telepon menggunakan
tarif lokal. Tarif telepon tersebut dapatdilihat pada tabel 4.8. Dari data tersebut,
tarif telepon lokal yang digunakan sebesarRp 122,-.
Tabel 4.8. Biaya Telepon
Sumber data: PT. Telkomb. Biaya pengiriman dokumen pesanan
tergantung pada jumlah dan lokasisupplier. Lembar purchase order dikirim
melalui fax dan setiap kali pemesanan
diperkirakan sebanyak 2 lembar. Biayafaxdapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Biaya Fax
Sumber data: PT. Telkom
c. Biaya Administrasi adalah semua biayayang dikeluarkan dalam pembuatanpurchase order yang akan dikirim ke
supplier dan digunakan dalam back uptagihan, serta data arsip pendataan saat
kedatangan material (2 lembar rangkap 3).Biaya Administrasi yang dihitung pada
proyek ini meliputi biaya pencetakansebesar Rp 250,-/lembar. Sehingga biayaadministrasi setiap kali pemesanan adalah
6 x Rp 250,-
Total biaya pemesanan material untuklebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Biaya Pesan
4.4.3. Biaya PenyimpananBiaya penyimpanan adalah semua
pengeluaran yang timbul akibat menyimpan
barang. Dalam tugas akhir ini biayapenyimpanan yang diperhitungkan adalah biaya
modal dan biaya kerusakan atau penyusutan.a. Biaya modal merupakan biaya yang
ditimbulkan karena memiliki persediaanyang harus diperhitungkan dalam system
persediaan. Biaya ini diukur sebagaipersentase nilai persediaan pada periode
waktu tertentu, yang dapat diukur dengansuku bunga bank. Besarnya suku bungaadalah 6,5% per hari berdasarkan sukubunga Bank Indonesia tahun 2010,
sehingga biaya modal adalah 6,5% x hargamaterial per unit.
b. Biaya penyusutan atau kerusakanmerupakan biaya yang ditimbulkan karena
barang yang disimpan mengalamikerusakan dan penyusutan karenajumlahnya berkurang atau hilang. Biaya
penyusutan atau kerusakan selama
penyimpanan yang diasumsikan sebesar2% per hari untuk jenis material kayu dan0,5% per hari untuk jenis material besitulangan.
Sumber data : Jurnal Harga Material
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
15/27
13
Persentase Persentase Biaya
Biaya Modal
Biaya kerusakan
/penyusutan
Simpan /unit
/haria b c d e f = ((d+e)/365)*c
1 Multypleks 12mm 137,000Rp 6.5% 2% 31.90Rp
2 Kayu Glugu 5/7 23,000Rp 6.5% 2% 5.36Rp
3 Kayu Meranti 5/7 33,500Rp 6.5% 2% 7.80Rp
4 Kayu Meranti 6/12 55,000Rp 6.5% 2% 12.81Rp
5 Besi tulangan -8 39,875Rp 6.5% 0.5% 7.65Rp
6 Besi tulangan -10 68,200Rp 6.5% 0.5% 13.08Rp
7 Besi tulangan -12 82,500Rp 6.5% 0.5% 15.82Rp
8 Besi tulangan -13 105,295Rp 6.5% 0.5% 20.19Rp
9 Besi tulangan D-16 159,500Rp 6.5% 0.5% 30.59Rp
10 Besi tulangan D-19 224,920Rp 6.5% 0.5% 43.14Rp
11 Besi tulangan D-22 289,300Rp 6.5% 0.5% 55.48Rp
12 Besi tulangan D-25 374,000Rp 6.5% 0.5% 71.73Rp
No. Jenis MaterialHarga Material
/Unit
1 Multypleks 12mm Lembar 137,000.00Rp 5,470.00Rp 31.90Rp
2 Kayu Glugu 5/7 Batang 23,000.00Rp 5,470.00Rp 5.36Rp
3 Kayu Meranti 5/7 Batang 33,500.00Rp 5,470.00Rp 7.80Rp
Biaya pemesanan
/Pesan
Biaya
penyimp an
/unit /hari
Satuan
/UnitNo. Jenis Materi al
Biaya pembelian
/Unit
4 Kayu Meranti 6/12 Batang 55,000.00Rp 5,470.00Rp 12.81Rp
5 Besi tulangan -8 Lonjor 39,875.00Rp 7,070.00Rp 7.65Rp
6 Besi tulangan -10 Lonjor 68,200.00Rp 7,070.00Rp 13.08Rp
7 Besi tulangan -12 Lonjor 82,500.00Rp 7,070.00Rp 15.82Rp
8 Besi tulangan -13 Lonjor 105,295.00Rp 7,070.00Rp 20.19Rp
9 Besi tulangan D-16 Lonjor 159,500.00Rp 7,070.00Rp 30.59Rp
10 Besi tulangan D-19 Lonjor 224,920.00Rp 7,070.00Rp 43.14Rp
11 Besi tulangan D-22 Lonjor 289,300.00Rp 7,070.00Rp 55.48Rp
12 Besi tulangan D-25 Lonjor 374,000.00Rp 7,070.00Rp 71.73Rp
Durasi 1 2 3 4 5 6 7 Konversi 1 2 3 4 5 6 7
Satuan
Hari c
Balok
Bekisting 1782.07 m2
9 220.57 220.57 220.57 176.88 176.88 176.88
Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm) 0.3359 lbr 1 74.10 74.10 74.10 59.42 59.42 59.42 lembarKayu Glugu 5/7 per-4 meter 0.0307 m
31 btg = 0.014 m 484.29 484.29 484.29 388.35 388.35 388.35 batang
Kayu Meranti 5/7 per-4 meter 0.0070 m3
1 btg = 0.014 m 109.55 109.55 109.55 87.84 87.84 87.84 batang
Kayu Meranti 6/12 per-4 meter 0.0155 m3
1 btg = 0.029 m 118.35 118.35 118.35 94.90 94.90 94.90 batang
Pembesian
D- 22 63898.55 Kg 9 7272.90 7272.90 7272.90 6704.29 6704.29 1.05 kg 1 lonjor = 35.79 kg 213.37 213.37 213.37 196.69 196.69 lonjor
- 8 513.57 Kg 9 66.03 66.03 66.03 65.04 65.04 1.05 kg 1 lonjor = 4 .73 kg 14.65 14.65 14.65 14.43 14.43 lonjor
- 10 2370.58 Kg 9 426.47 426.47 426.47 164.20 164.20 1.05 kg 1 lonjor = 7 .39 kg 60.56 60.56 60.56 23.32 23.32 lonjor
- 12 14022.63 Kg 9 1432.53 1432.53 1432.53 1538.82 1538.82 1.05 kg 1 lonjor = 10.65 kg 141.26 141.26 141.26 151.74 151.74 lonjor
- 13 6021.09 Kg 9 909.32 909.32 909.32 541.02 541.02 1.05 kg 1 lonjor = 12.50 kg 76.40 76.40 76.40 45.46 45.46 lonjor
Pengecoran K.300 223.46 m3
1
Plat
Bekisting 2098.49 m2
9 260.42 260.42 260.42 204.15 204.15 204.15
Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm) 0.3359 lbr 1 87.48 87.48 87.48 68.58 68.58 68.58 lembar
Kayu Glugu 5/7 per-4 meter 0.0094 m3
1 btg = 0.014 m 174.14 174.14 174.14 136.51 136.51 136.51 batang
Kayu Meranti 6/12 per-4 meter 0.0097 m3
1 btg = 0.029 m 87.47 87.47 87.47 68.57 68.57 68.57 batang
Pipa 1,5" 131.00 bh 43.67 43.67 43.67 1 43.67 43.67 43.67 buah
Hory beam 65.00 bh 21.67 21.67 21.67 1 21.67 21.67 21.67 buah
Pembesian
- 10 18987.21 Kg 9 2229.00 2229.00 2229.00 1920.29 1920.29 1.05 kg 1 lonjor = 7 .39 kg 316.50 316.50 316.50 272.67 272.67 lonjor
- 8 2341.10 Kg 9 287.07 287.07 287.07 232.40 232.40 1.05 kg 1 lonjor = 4 .73 kg 63.69 63.69 63.69 51.56 51.56 lonjor
Pengecoran K.300 281.56 m3
1
a b (a x b) / c
Minggu ke-18 material Minggu ke-18Pekerjaan Volume Sat
Koef
Sat
Apabila diasumsikan dalam 1 tahun ada
365 hari, maka perhitungan biaya penyimpananmaterial/unit per hari untuk masing-masing
material dapat dijelaskan dalam tabel 4.11.berikut :
Tabel 4.11. Biaya Penyimpanan
4.7.1. Biaya Persediaan MaterialBiaya persediaan material adalah biaya
yang terdiri dari biaya pembelian, biaya
pemesanan dan juga biaya penyimpanan
material.Dari hasil perhitungan masingmasing
biaya diatas, maka biaya persediaan material
dapat dilihat pada tabel 4.12. berikut ini :
Tabel 4.12. Biaya Persediaan Material
4.5. Analisa Kebutuhan MaterialAnalisa kebutuhan material adalah besarnya jumlah
material yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian
pekerjaan dalam satu satuan pekerjaan. Dalam kaitannyadengan proses tahapan MRP, analisa kebutuhan materialmerupakan suatu proses awal sebelum memasuki proses
tahapan MRP yang meliputi jadwal induk produksi dan
kebutuhan material per periode. Hasil dari analisa kebutuhan
material tersebut untuk selanjutnya akan dipergunakan dalamproses tahapan MRP, yaitu :
a. Penentuan kebutuhan bersihb. Penentuan ukuran pemesanan
Dalam proses tahapan MRP, selain hasil analisakebutuhan material juga diperlukan informasi mengenai biaya-biaya persediaan dan waktu tunggu kedatangan material.
Informasi ini yang nantinya akan digunakan dalam tahapanpenentuan ukuran pemesanan (lotting).
Kebutuhan material per periode dapat dihitung dari
analisa bahan atau material untuk masing-masing item
pekerjaan berdasarkan jadwal induk produksi tiap zona.Kuantitas pekerjaan tiap periode yang awalnya terbagikedalam zona pekerjaan dijumlahkan sesuai denganperiodenya, sedangkan pada pekerjaan pembesian lebih
didetailkan sesuai dengan kebutuhan jenis tulangan yang
dibutuhkan.Kebutuhan material per periode dihitung dengan
memasukkan data koefisien atau indeks (angka) analisa bahan
pada jadwal induk produksi. Setiap item pekerjaan memilikikoefisien kebutuhan material yang berbeda-beda.
Apabila satuan dalam analisa bahan berbeda dengansatuan unit dalam pembelian material, maka jumlah kebutuhan
material dikonversikan ke dalam satuan pembelian.Analisa kebutuhan material untuk minggu ke-18 disajikan
dalam tabel 4.13.Rekapitulasi kebutuhan material untuk masing-masing
item pekerjaan per periode berdasar hasil analisa kebutuhan
material dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.13. Kebutuhan Material Minggu Ke-18
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
16/27
14
Durasi
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
Hari
Balok B
ekistin
g
1782.07
9
Multyp
leks1220x2440mm2(12mm)
lembar
74.10
74.10
74.10
59.42
59.42
59.42
66.04
66.04
66.04
KayuGlugu5/7per-4meter
batang
484.29
484.29
484.29
388.35
388.35
388.35
431.60
431.60
431.60
KayuM
eranti5/7per-4meter
batang
109.55
109.55
109.55
87.84
87.84
87.84
97.63
97.63
97.63
KayuM
eranti6/12per-4meter
batang
118.35
118.35
118.35
94.90
94.90
94.90
105.47
105.47
105.47
Pembesian
D-
22
63898.55
lonjor
9
213.37
213.37
213.37
196.69
196.69
196.69
214.82
214.82
214.82
-8
513.57
lonjor
9
14.65
14.65
14.65
14.43
14.43
14.43
8.90
8.90
8.90
-10
2370.58
lonjor
9
60.56
60.56
60.56
23.32
23.32
23.32
28.33
28.33
28.33
-12
14022.63
lonjor
9
141.26
141.26
141.26
151.74
151.74
151.74
167.91
167.91
167.91
-13
6021.09
lonjor
9
76.40
76.40
76.40
45.46
45.46
45.46
46.77
46.77
46.77
Pengec
oran
K.300
223.46
1
229.05
Plat B
ekistin
g
2098.49
9
Multyp
leks1220x2440mm2(12mm)
lembar
87.48
87.48
87.48
68.58
68.58
68.58
78.92
78.92
78.92
KayuGlugu5/7per-4meter
batang
174.14
174.14
174.14
136.51
136.51
136.51
157.10
157.10
157.10
KayuM
eranti6/12per-4meter
batang
87.47
87.47
87.47
68.57
68.57
68.57
78.91
78.91
78.91
Pipa1,5
"
131.00
buah
43.67
43.67
43.67
Horybe
am
65.00
buah
21.67
21.67
21.67
Pembesian
-10
18987.21
lonjor
9
316.50
316.50
316.50
272.67
272.67
272.67
309.52
309.52
309.52
-8
2341.10
lonjor
9
63.69
63.69
63.69
51.56
51.56
51.56
57.88
57.88
57.88
Pengec
oran
K.300
281.56
m3
1
288.60
KolomB
ekistin
g
683.30
4
Multyp
leks1220x2440mm2(12mm)
lembar
76.51
38.26
38.26
76.51
KayuGlugu5/7per-4meter
batang
190.26
95.13
95.13
190.26
Pembesian
D-
25
24872.05
lonjor
5
125.57
125.57
94.18
94.18
125.57
D-
19
2483.75
lonjor
5
21.71
21.71
16.28
16.28
21.71
-13
8986.17
lonjor
5
167.78
167.78
125.84
125.84
167.78
-12
1026.39
lonjor
5
22.49
22.49
16.87
16.87
22.49
-10
338.44
lonjor
5
10.68
10.68
8.01
8.01
10.68
Pengec
oran
209.96
m3
1
215.21
DindingGe
ser
Bekistin
g
236.52
2
Multyp
leks1220x2440mm2(12mm)
lembar
39.73
39.73
KayuM
eranti5/7per-4meter
batang
48.00
48.00
KayuM
eranti6/12per-4meter
batang
34.20
34.20
Pembesian
-13
4507.49
lonjor
2
189.36
189.36
Pengec
oran
34.90
m3
1
35.78
Mingguke-18
Mingguke-19
Mingguke
-20
Pekerjaan
Volume
Sat
Tabel4.14.
RekapitulasiKebutuhanMaterialPerP
eriode
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
17/27
15
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 Multypleks (12mm) Lbr
Balok 74.10 74.10 74.10 59.42 59.42 59.42 66.04 66.04 66.04
Plat 87.48 87.48 87.48 68.58 68.58 68.58 78.92 78.92 78.92
Kolom 76.51 38.26 38.26 76.51
Dinding geser 39.73 39.73
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 162 162 162 128 128 128 145 145 145 77 78 78 77
2 Kayu Glugu 5/7 (4 m) Btg
Balok 484.29 484.29 484.29 388.35 388.35 388.35 431.60 431.60 431.60
Plat 174.14 174.14 174.14 136.51 136.51 136.51 157.10 157.10 157.10
Kolom 190.26 95.13 95.13 190.26
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 659 659 659 525 525 525 589 589 589 191 96 96 191
3 Kayu Meranti 5/7 (4 m) Btg
Balok 109.55 109.55 109.55 87.84 87.84 87.84 97.63 97.63 97.63
Dinding geser 48.00 48.00
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 110 110 110 88 88 88 98 98 98 48 48
4 Kayu Meranti 6/12 (4 m) Btg
Balok 118.35 118.35 118.35 94.90 94.90 94.90 105.47 105.47 105.47
Plat 87.47 87.47 87.47 68.57 68.57 68.57 78.91 78.91 78.91
Dinding geser 34.20 34.20
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 206 206 206 164 164 164 185 185 185 35 35
5 Pipa 1,5" Bh
Plat 43.67 43.67 43.67
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 44 44 44
6 Hory beam Bh
Plat 21.67 21.67 21.67
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 22 22 22
7 -8 Ljr
Balok 14.65 14.65 14.65 14.43 14.43 14.43 8.90 8.90 8.90
Plat 63.69 63.69 63.69 51.56 51.56 51.56 57.88 57.88 57.88
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 79 79 79 66 66 66 67 67 67
8 -10 Ljr
Balok 60.56 60.56 60.56 23.32 23.32 23.32 28.33 28.33 28.33
Plat 316.50 316.50 316.50 272.67 272.67 272.67 309.52 309.52 309.52
Kolom 10.68 10.68 8.01 8.01 10.68
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 378 378 378 296 296 296 338 338 338 11 11 9 9 11
9 -12 Ljr
Balok 141.26 141.26 141.26 151.74 151.74 151.74 167.91 167.91 167.91Kolom 22.49 22.49 16.87 16.87 22.49
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 142 142 142 152 152 152 168 168 168 23 23 17 17 23
10 -13 Ljr
Balok 76.40 76.40 76.40 45.46 45.46 45.46 46.77 46.77 46.77
Kolom 167.78 167.78 125.84 125.84 167.78
Dinding geser 189.36 189.36
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 77 77 77 46 46 46 47 47 47 168 168 316 316 168
11 D-19 Ljr
Kolom 21.71 21.71 16.28 16.28 21.71
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 22 22 17 17 22
12 D-22 Ljr
Balok 213.37 213.37 213.37 196.69 196.69 196.69 214.82 214.82 214.82
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 214 214 214 197 197 197 215 215 215
13 D-25 Ljr
Kolom 125.57 125.57 94.18 94.18 125.57
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 126 126 95 95 126
14 BetonK.300 m3
Balok 229.05
Plat 288.60Kolom 215.21
Dinding geser 35.78
Kebutuhan Bersih (dibulatkan) 518 251
No. Periode
Materaial Sat
Minggu ke-18 Minggu ke-19 Minggu ke-20
4.6. Perhitungan Kebutuhan Bersih Material (Netting)Perhitungan kebutuhan bersih adalah proses perhitungan
untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih, yang besarnya
merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaanpersediaan yang dimiliki pada awal perencanaan. Secarateoritis kebutuhan bersih dapat dirumuskan :Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor persediaan di tangan
Data yang diperlukan dalam proses ini adalah data
kebutuhan kotor setiap periodenya dan data persediaan yangdimiliki di awal perencanaan. Karena diasumsikan bahwa
tidak ada persediaan di awal perencanaan dalam penulisantugas akhir ini, maka kebutuhan bersihnya adalah sama dengankebutuhan kotor. Kebutuhan bersih untuk setiap item
pekerjaan struktur lantai dasar dijelaskan pada tabel 4.15.
Tabel 4.15. Kebutuhan Bersih Material
4.7. Penentuan ukuran Pemesanan (Lotting)Proses lotting bertujuan untuk menentukan besarnya
jumlah pesanan yang optimal berdasarkan hasil dariperhitungan kebutuhan bersih. Proses lotting ini digunakanuntuk levelpaling bawah dari proses explosion yaitu material
multyplek, kayu, dan besi beton dalam memenuhi kebutuhanmaterial pada komponen balok dengan plat lantai, kolomdengan dinding geser. Teknik penentuan ukuran lot yang
digunakan adalah :
a. TeknikLot for Lot(L4L)b. TeknikEconomic Order Quantity(EOQ)c. Teknik Period Order Quantity(POQ)d. TeknikFixed period Requirement(FPR)e. Teknik Part Period Balancing(PPB)
Untuk melakukan perhitungan penentuan ukuran
pemesanan dengan kelima teknik tersebut pengerjaannyadilakukan dengan menggunakan program bantu Productionand Operation Management - Quantitative Method V. 3.0(POM - QM V. 3.0.).
Data-data yang diperlukan sebagai input dalam penentuan
lot size menggunakan program bantu Production and
Operation Management - Quantitative Method V. 3.0(POM -QM V. 3.0.) antara lain :
a. Kebutuhan bersih material per-periode pada tabel 4.13.b. Biaya simpan dan biaya pemesanan material pada
tabel 4.12.c. Lead Time(lead timeyang digunakan adalah 1 hari).
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
18/27
16
Period Demand
(lembar)
Order receipt
(lembar)
Order release
(lembar)
Inventory
(lembar)
Holding Cost
Rp 31,90
Setup Cost
Rp 5470,00
Initial Inventory 0
1 0 162 0
2 162 162 162 0 0 5470
3 162 162 162 0 0 5470
4 162 162 128 0 0 5470
5 128 128 128 0 0 54706 128 128 128 0 0 5470
7 128 128 145 0 0 5470
8 145 145 145 0 0 5470
9 145 145 145 0 0 5470
10 145 145 0 0 5470
11 0 0 0 0
12 0 0 0 0
13 0 0 0 0
14 0 77 0 0 0
15 77 77 78 0 0 5470
16 78 78 78 0 0 5470
17 78 78 77 0 0 5470
18 77 77 0 0 5470
19 0 0 0 0
Totals 1615 1615 1615 0 0 71110
Average demand 85
Total cost = 71110
Multypleks 12mm Solution
Minggu
7 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
periode
1
periode
2
periode
3
periode
4
periode
5
periode
6
periode
7
periode
8
periode
9
periode
10
periode
11
periode
12
periode
13
periode
14
periode
15
periode
16
periode
17
periode
18
periode
19
Demand 162 162 162 128 128 128 145 145 145 77 78 78 77 1615
Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Order receipt 162 162 162 128 128 128 145 145 145 77 78 78 77 1615
Order release 162 162 162 128 128 128 145 145 145 77 78 78 77 1615
Demand 659 659 659 525 525 525 589 589 589 191 96 96 191 5893
Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Order receipt 659 659 659 525 525 525 589 589 589 191 96 96 191 5893
Order release 659 659 659 525 525 525 589 589 589 191 96 96 191 5893
Demand 110 110 110 88 88 88 98 98 98 48 48 984
Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Order receipt 110 110 110 88 88 88 98 98 98 0 48 48 0 984
Order release 110 110 110 88 88 88 98 98 98 48 48 984
Demand 206 206 206 164 164 164 185 185 185 35 35 1735
Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Order receipt 206 206 206 164 164 164 185 185 185 0 35 35 0 1735
Order release 206 206 206 164 164 164 185 185 185 35 35 1735
Demand 79 79 79 66 66 66 67 67 67 636
Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Order receipt 0 79 79 79 66 66 66 67 67 67 636
Order release 79 79 79 66 66 66 67 67 67 636
Demand 378 378 378 296 296 296 338 338 338 11 11 9 9 11 3087
Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Order receipt 0 378 378 378 296 296 296 338 338 338 11 11 9 9 11 3087
Order release 378 378 378 296 296 296 338 338 338 11 11 9 9 11 3087
Demand 142 142 142 152 152 152 168 168 168 23 23 17 17 23 1489
Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Order receipt 0 142 142 142 152 152 152 168 168 168 23 23 17 17 23 1489
Order release 142 142 142 152 152 152 168 168 168 23 23 17 17 23 1489
Demand 77 77 77 46 46 46 47 47 47 168 168 316 316 168 1646
Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Order receipt 0 77 77 77 46 46 46 47 47 47 168 168 316 316 168 1646
Order release 77 77 77 46 46 46 47 47 47 168 168 316 316 168 1646
Demand 22 22 17 17 22 100
Inventory 0 0 0 0 0 0 0
Order receipt 22 22 17 17 22 100
Order release 22 22 17 17 22 100
Demand 214 214 214 197 197 197 215 215 215 1878
Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Order receipt 0 214 214 214 197 197 197 215 215 215 1878
Order release 214 214 214 197 197 197 215 215 215 1878
Demand 126 126 95 95 126 568
Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Order receipt 126 126 95 95 126 568
Order release 126 126 95 95 126 568
Lonjor
Lonjor
Batang
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Besi Beton D-25
Besi Beton -12
Besi Beton -13
Besi Beton D-22
Minggu ke-20
Besi Beton D-19
Kayu Glugu 5x7
Kayu Meranti 5x7
Minggu ke-18 Minggu ke-19
Total
Kayu Meranti 6x12
Besi Beton -8
Besi Beton -10
Multypleks 12mm
Item Satuan
Lembar
Batang
Batang
4.7.1. TeknikLot for Lot(L-4-L)Penetapan ukuran lotdengan teknik lot for
lot adalah dengan menentukan jumlah material
yang dipesan sama dengan jumlah materialyang dibutuhkan sehingga tidak akanmenghasilkan sisa jumlah material. Denganmenggunakan teknik ini mengakibatkan biaya
simpan material menjadi nol.
Sebagai contoh OutputProgram POM-QMV.3 Lotsizing Lot For Lot ditampilkan hasiluntuk material multypleks 12 mm pada tabel
4.16. Untuk memudahkan dalam pembacaanoutput program POM-QM, hasil output teknikLot For Lotditabelkan pada tabel 4.17.
Tabel 4.16. Output Lotsizing Lot For Lot
Tabel 4.17. Hasil Output Program POM-QM V.3 TeknikLot For Lot
4.7.2. TeknikEconomic Order Quantity(EOQ)Dalam teknik ini besarnya ukuran lot
adalah tetap. Penetapan ukuran lot dengan
teknik ini dilakukan dengan perhitungan yangtelah mencakup biaya pesan dan biaya simpan
berdasarkan rata-rata permintaan.Sebagai contoh OutputProgram POM-QM
V.3 Economic Order Quantity ditampilkanhasil untuk material multypleks 12 mm pada
tabel 4.18. Untuk memudahkan dalampembacaan output program POM-QM, hasiloutput teknik Economic Order Quantity
ditabelkan pada tabel 4.19.
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 Paper
19/27
17
Minggu
7 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 2 3 4 5 6 7
periode
1
periode
2
periode
3
periode
4
periode
5
periode
6
periode
7
periode
8
periode
9
periode
10
periode
11
periode
12
periode
13
periode
14
periode
15
periode
16
periode
17
periode
18
periode
19
Demand 162 162 162 128 128 128 145 145 145 77 78 78 77 1615
Inventory 0 9 18 27 70 113 156 11 37 63 63 63 63 63 157 79 1 95 95 1183
Order receipt 171 171 171 171 171 171 171 171 171 171 1710
Order release 171 171 171 171 171 171 171 171 171 171 1710
Demand 659 659 659 525 525 525 589 589 589 191 96 96 191 5893
Inventory 0 137 274 411 682 157 428 635 46 253 253 253 253 253 62 762 666 475 475 6475
Order receipt 796 796 796 796 796 796 796 796 6368
Order release 796 796 796 796 796 796 796 796 6368
eman 110 110 110 88 88 88 98 98 98 48 48
Inventory 0 160 50 210 122 34 216 118 20 192 192 192 192 192 192 144 96 96 96 2514Order receipt 270 270 270 270 1080
Order release 270 270 270 270 1080
Demand 206 206 206 164 164 164 185 185 185 35 35 1735
Inventory 0 73 146 219 55 170 6 100 194 9 9 9 9 9 9 253 218 218 218 1924
Order receipt 279 279 279 279 279 279 279 1953
Order release 279 279 279 279 279 279 279 1953
Demand 79 79 79 66 66 66 67 67 67 636
Inventory 0 0 170 91 12 195 129 63 245 178 111 111 111 111 111 111 111 111 111 2082
Order receipt 249 249 249 747
Order release 249 249 249 747
eman 378 378 378 296 296 296 338 338 338 11 11 9 9 11Inventory 0 0 41 82 123 246 369 73 154 235 316 316 316 305 294 285 276 265 265 3961
Order receipt 419 4 19 4 19 4 19 419 419 4 19 4 19 3352
Order release 419 4 19 4 19 4 19 4 19 419 4 19 419 3352
Demand 142 142 142 152 152 152 168 168 168 23 23 17 17 23 1489
Inventory 0 0 123 246 104 217 65 178 10 107 204 204 204 181 158 141 124 101 101 2468
Order receipt 265 265 265 265 265 265 1590
Order release 265 265 265 265 265 265 1590
Demand 77 77 77 46 46 46 47 47 47 168 168 316 316 168 1646
Inventory 0 0 169 92 15 215 169 123 76 29 228 228 228 60 138 68 244 76 76 2234
Order receipt 246 246 246 246 246 492 1722Order release 246 246 246 246 246 492 1722
eman 22 22 17 17 22Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 40 23 6 26 26 141
Order receipt 42 42 42 126
Order release 42 42 42 126
Demand 214 214 214 197 197 197 215 215 215 1878
Inventory 0 0 104 49 153 115 77 39 142 86 30 30 30 30 30 30 30 30 30 1035
Order receipt 318 159 318 159 159 159 318 159 159 1908
Order release 318 159 318 159 159 159 318 159 159 1908
Demand 126 126 95 95 126 568
Inventory 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 56 38 20 48 48 238
Order receipt 154 154 77 77 154 616
Order release 154 154 77 77 154 616
Lonjor
Lonjor
Batang
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Satuan
Lembar
Batang
Batang
Besi Beton -13
Besi Beton D-25
Besi Beton D-19
Minggu ke-20
Besi Beton D-22
Multypleks 12mm
Kayu Glugu 5x7
Kayu Meranti 5x7
Kayu Meranti 6x12
Besi Beton -8
Besi Beton -10
Besi Beton -12
Item
Minggu ke-18 Minggu ke-19
Total
PeriodDemand
(lembar)
Order receipt
(lembar)
Order release
(lembar)
Inventory
(lembar)
Holding Cost
Rp 31,90
Setup Cost
Rp 5470,00
Initial Inventory 0
1 0 171 0
2 162 171 171 9 287.10 5470
3 162 171 171 18 574.20 5470
4 162 171 171 27 861.30 5470
5 128 171 171 70 2233.00 5470
6 128 171 171 113 3604.70 5470
7 128 171 156 4976.40 5470
8 145 171 11 350.90 0
9 145 171 171 37 1180.30 5470
10 145 171 63 2009.70 5470
11 0 63 2009.70 0
12 0 63 2009.70 0
13 0 63 2009.70 0
Multypleks 12mm Solution
14 0 171 63 2009.70 0
15 77 171 157 5008.30 5470
16 78 79 2520.10 0
17 78 171 1 31.90 0
18 77 171 95 3030.50 5470
19 0 95 3030.50 0
Totals 1615 1710 1710 1183 37737.70 54700
Average demand 85 EOQ = 171
Total cost = 92437.70
Tabel 4.18. Output Lotsizing Economic Order Quantity
Tabel 4.19. Hasil Output Program POM-QM V.3 TeknikEconomic Order Quantity
4.7.3. TeknikPeriod Order Quantity(POQ)Teknik ini menterjemahkan jumlah
pemesanan ekonomis EOQ ke dalam satuanwaktu (beberapa periode). POQ merupakanpembulatan lama periode suatu pesanan
ekonomi yang dilakukan. Sehingga jumlah
pesanan berkala (POQ) merupakan jumlah yangsama dengan jumlah yang dibutuhkan selama
beberapa periode suatu pesanan ekonomis sejakbahan yang dipesan diterima.
Sebagai contoh OutputProgram POM-QM
V.3 Period Order Quantity ditampilkan hasiluntuk material multypleks 12 mm pada tabel
4.20. Untuk memudahkan dalam pembacaanoutput program POM-QM, hasil output teknik
Period Order Quantity ditabelkan pada tabel4.21.
-
5/25/2018 ITS Undergraduate 16233 3108100652 P