Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

24
STRATEGI PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN TRANSPORTASI MULTIMODA Sekretaris Badan Litbang Perhubungan KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Jakarta, Februari 2013

description

multimoda

Transcript of Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

Page 1: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

STRATEGI PEMERINTAH DALAM

PENGEMBANGAN TRANSPORTASI MULTIMODA

Sekretaris Badan Litbang Perhubungan

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Jakarta, Februari 2013

Page 2: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

TRANSPORTASI MULTIMODA

Menurut United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD):

“… the carriage of goods by at least two different modes of transport on the basis of a multimodal transport contract from a place in one country at which the goods are taken in charge by the multimodal transport operator (MTO) to a place designated for delivery situated in a different country.”

Transportasi Multimoda berdasarkan Sistranas didefinisikan:

Transportasi barang dengan menggunakan paling sedikit dua moda transportasi yang berbeda, atas dasar satu kontrak yang menggunakan dokumen transportasi multimoda, dari suatu tempat barang diterima oleh operator transportasi multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penerimaan barang tersebut.

Angkutan Multimoda berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 2011:

Angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda ke suatu tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima barang angkutan multimoda.

Page 3: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

Mewujudkan pelayanan one stop service, dengan indikator single seamless service (S3) yaitu single operator, single tariff, dan single document untuk

angkutan barang.

TUJUAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN

MULTIMODA

Page 4: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

UU NO: 22/ 2009, TTG LLAJ

Keterpaduan Antar Moda Diatur Pada Bagian Ke Lima Angkutan

Multimoda Pasal 165 UU NO.23/2007, TTG PERKERETAPIAN

Keterpaduan Antar Moda Diatur Pada Bagian Ke

Empat Angkutan Multimoda Pasal 147 Ayat

1,2, DAN 3 UU NO.1/2009 TTG

PENERBANGAN

keterpaduan antar moda diatur pada paragraf 11 tanggung jawab angkutan intermoda pasal 182 , angkutan multimoda pasal 187,

188, 189, 190 DAN 191

UU NO.17/2008 , TTG PELAYARAN

Keterpaduan Antar Moda Diatur Pada Bagian Kesepuluh Tentang Angkutan Multimoda Terdiri Dari Pasal 50 ayat 1,2. pasal 51 ayat 1,2, pasal 52, pasal 53

ayat 1 dan 2, pasal 54 dan pasal 55

ANGKUTAN

MULTIMODA

ASEAN Framework Agreement on Multimodal

Transport (AFAMT)

SISTRANAS Permenhub No :

KM. 49/2005 United Nations Convention

on International Multimodal Transport of Goods

PP No. 8/2011 TTG Angkutan Multimoda dan

PM No. 8/2012 TTG Penyelenggaraan dan

Pengusahaan Angkutan Multimoda

DASAR HUKUM

Page 6: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

APA PENGARUHNYA?

Transaksi dagang perlu diikuti secara teliti untuk semua tahapan

Sulit menentukan seluruh biaya secara tuntas

Sulit untuk mengurus klaim

Sulit menentukan waktu yang pasti untuk suatu transaksi dagang

Page 7: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

APA AKIBATNYA?

Mempersulit eksporter/consignor disetiap lini tahapan kegiatan;

Mempermahal biaya angkutan, karena:

o Pelaksanaan angkutan harus tampil disetiap jenjang birokrasi;

o Struktur biaya angkutan tidak pasti;

o Klaim angkutan sulit diurus;

o Biaya premi asuransi tinggi.

Eksporter/consignor menghadapi banyak penanggung jawab angkutan.

Page 8: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

MENGAPA HARUS ANGKUTAN MULTIMODA?

Mengurangi waktu yang hilang pada trans-shipment point;

Mengangkut lebih cepat, menekan kerugian terhadap jarak, dan menghemat permodalan;

Mengurangi beban dokumentasi, formalitas dan birokrasi;

Menghemat biaya karena tarif rata-rata dan biaya asuransi turun;

Memerlukan satu agen saja sebagai penanggung jawab;

Menurunkan harga barang ekspor; Meningkatkan daya saing barang ekspor di pasar

global.

Page 9: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

APA KUNCI SUKSES KINERJA ANGKUTAN

MULTIMODA?

Tepat waktu

Utuh bentuk/wujud

Utuh jumlah

Pelayanan yang baik

Biaya kompetitif

Kepercayaan

Image

Page 10: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

SEGMEN KEGIATAN INDUSTRI JASA ANGKUTAN

MULTIMODA

Pabrik/ pergudangan

Pengangkutan ke

transshipment point

Transshipment point (stasiun/

pelabuhan/ bandar udara)

Pengangkutan/ main haul

(kereta api/ kapal/

pesawat terbang)

Trans-shipment point (stasiun/

pelabuhan/ bandar udara)

Pengangkutan dari

transshipment point

Pengecer/ Konsumen

Industri jasa transportasi multimoda berdasarkan segmen kegiatan secara diagramatis dapat digambarkan berikut ini:

Page 11: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

Dari gambar di atas dapat diuraikan kegiatan yang terdapat pada masing-masing segmen, yaitu:

Pabrik/pergudangan, beberapa kegiatan usaha yang terdapat pada segmen ini meliputi: • Pergudangan/warehousing; • Penyimpanan/ inventory; • Sortasi; • Pengepakan; • Penandaan/marking; • Pengukuran; • Penimbangan; • Stuffing; • Stripping.

Pengangkutan ke/dari transshipment point, beberapa kegiatan usaha yang terdapat pada segmen ini meliputi: • Pengangkutan dengan angkutan jalan, perkeretaapian, SDP atau

kombinasinya; • Asuransi; • Klaim asuransi.

Page 12: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

Lanjutan...

Transshipment point (stasiun/pelabuhan/bandar udara), beberapa kegiatan usaha yang terdapat pada segmen ini meliputi: • Pergudangan/warehousing; • Bongkar/muat; • Tally; • Kepabeanan; • Karantina; • Stuffing; • Stripping; • Pengurusan Dokumen

Pengangkutan/main haul (kereta api/kapal/pesawat terbang), beberapa kegiatan usaha yang terdapat pada segmen ini meliputi: • Asuransi; • Klaim asuransi

Page 13: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

1. KETERPADUAN JARINGAN PRASARANA

Pembangunan jaringan prasarana transportasi di tingkat wilayah ditangani oleh beberapa kementerian dan pemerintah daerah sehingga diperlukan unit organisasi untuk mengkoordinasikan perencanaan dan pembangunan jaringan prasarana agar tidak terjadi kapasitas berlebih pada masing-masing moda;

Belum berkembangnya fasilitas logistics center sehingga pengguna jasa dan operator sulit mendapatkan informasi muatan dan angkutan;

Keterpaduan antarsimpul saat ini belum terhubung secara optimal;

Pembangunan simpul terminal masih sering kurang memperhatikan penyediaan prasarana trans-shipment.

Beberapa Permasalahan Penyelenggaraan

Angkutan Multimoda

Page 14: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

2. KETERPADUAN JARINGAN PELAYANAN ANGKUTAN BARANG

• Penanganan keterpaduan pelayanan angkutan multimoda kurang optimal

• Dokumen angkutan barang yang digunakan masih bersifat masing-masing moda

Katerpaduan Pelayanan

• Kompatibilitas antarsarana dan fasilitas penunjang masih belum optimal

Keterpaduan Sarana dan

Fasilitas Penunjang

• Pengembangan sistem informasi di bidang transportasi multimoda sudah berjalan tetapi masih bersifat parsial (tracking system, electronic seal)

Keterpaduan Teknologi

Informasi dan Komunikasi

Beberapa Permasalahan Penyelenggaraan

Angkutan Multimoda (Lanjutan…)

Page 15: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

• Perusahaan penyedia jasa logistik belum mampu bersaing secara internasional

• Kompetensi SDM di bidang angkutan multimoda masih perlu ditingkatkan

• Lembaga sertifikasi profesi di bidang angkutan multimoda belum terbentuk

• Lembaga atau unit kerja yang terkait dengan penyelenggaraan angkutan multimoda terdiri dari beberapa lembaga sehingga diperlukan koordinasi

3. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PENGUSAHAAN

Beberapa Permasalahan Penyelenggaraan

Angkutan Multimoda

Page 16: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

16

Perbandingan Nilai Logistic Performance Index (LPI)

Negara-Negara Anggota ASEAN

Country

LPI Custom Infrastructure International

Shipment Competence

Tracking & Tracing

Timelines

Rank Score Rank Score Rank Score Rank Score Rank Score Rank Score Rank Score

Singapore 1 4.13 1 4.10 2 4.15 2 3.99 6 4.07 6 4.07 1 4.39

Malaysia 29 3.49 29 3.28 27 3.43 26 3.40 30 3.45 28 3.54 28 3.86

Thailand 38 3.18 42 2.96 44 3.08 35 3.21 49 2.98 45 3.18 39 3.63

Philipines 52 3.02 67 2.63 62 2.80 56 2.97 39 3.14 39 3.30 69 3.30

Vietnam 53 3.00 63 2.65 72 2.68 39 3.14 82 2.68 47 3.16 38 3.64

Indonesia 59 2.94 75 2.53 85 2.54 57 2.97 62 2.85 52 3.12 42 3.61

Rata-Rata Score

3.29 3.03 3.11 3.28 3.20 3.40 3.74

Sumber: World Bank, 2012

Page 17: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

17

Perbandingan Nilai Logistic Performance Index (LPI)

Pulau Jawa, indonesia dan Negara-Negara Anggota ASEAN

No Variabel Logistic Performance Index

(LPI)

Rata-Rata

Pulau Jawa

Rata-Rata Indonesia

Rata-Rata Negara-Negara ASEAN

1 Customs (Efisiensi Proses Clearance) 3,04 2,53 3,025

2 Infrastructure (Kualitas Infrastruktur Transportasi)

2,87 2,54 3,11

3 International Shipment 3,11 2,97 3,28

4 Competence (Kompetensi dan Kualitas Jasa Logistik)

3,03 2,85 3,20

5 Tracking and Tracing (Kemampuan Melacak dan Menelusuri Muatan Barang)

3,04 3,12 3,40

6 Timelines (Ketepatan Waktu Pengiriman Barang Dengan Kesesuaian Jadwal Pengiriman Barang)

3,53 3,61 3,74

Sumber: Study Kinerja Logistik di Pulau Jawa, 2012

Page 18: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

1. Peningkatan Keterpaduan Jaringan Prasarana

2. Peningkatan Keterpaduan Jaringan Pelayanan

3. Peningkatan Kualitas Badan Usaha Angkutan Multimoda

STRATEGI PENGEMBANGAN ANGKUTAN

MULTIMODA DI PULAU JAWA

Page 19: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

strategi 1: PENINGKATAN KETERPADUAN

JARINGAN PRASARANA

Mengurangi beban jalan dengan mengembangkan jaringan transportasi multimoda dan logistic center sebagai upaya meningkatkan kelancaran arus barang dari pusat produksi menuju outlet-inlet, ekspor-impor dan antar pulau.

Mengembangkan jaringan kereta api untuk angkutan barang jarak jauh.

Optimasi kapasitas pelabuhan dan pengembangan interkoneksi dengan hinterland dan hub internasional.

Page 20: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

Menyiapkan pelabuhan sebagai hub internasional untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada hub internasional di negara lain.

Mengoptimalkan peran bandar udara yang ada untuk dapat berfungsi sebagai bandar udara kargo.

Meningkatnya keterpaduan jaringan prasarana pada simpul transportasi udara.

strategi 1: PENINGKATAN KETERPADUAN

JARINGAN PRASARANA (Lanjutan..)

Page 21: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

Strategi 2: PENINGKATAN KETERPADUAN

JARINGAN PELAYANAN

Meningkatkan pelayanan angkutan barang melalui angkutan kereta api.

Memberlakukan asas cabotage untuk angkutan laut dalam negeri secara penuh sesuai jadwal roadmap.

Meningkatkan aksesibilitas barang di daerah tertinggal dan daerah padat/macet.

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan laut yang dilakukan secara terpadu serta melalui penataan jaringan trayek.

Peningkatan efisiensi operasional pelayanan.

Page 22: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

Meningkatkan kinerja pelayanan pada pelabuhan strategis yang menangani sebagian besar arus barang (Banten, Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak).

Meningkatkan kinerja pelayanan kargo pada bandar udara yang menangani arus kargo (Soekarno Hatta, Adi Sicipto, Juanda).

Strategi 2: PENINGKATAN KETERPADUAN

JARINGAN PELAYANAN (lanjutan..)

Page 23: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

Stategi 3: peningkatan Kualitas Badan Usaha

Angkutan Multimoda

Peningkatan pembinaan badan usaha angkutan multimoda agar mampu bersaing secara internasional;

Meningkatkan kualitas SDM angkutan multimoda;

Pembentukan lembaga sertifikasi profesi (LSP) di bidang angkutan multimoda.

Page 24: Government Strategy in Developing Multimodal Transportation

TERIMA KASIH