Evaluasi Pertumbuhan Awal Kayu Bawang (Dysoxylum...
Transcript of Evaluasi Pertumbuhan Awal Kayu Bawang (Dysoxylum...
i
“Improving Forest Functions in Bengkulu Province through Community Participation in Rehabilitation of Degraded Forest
by Using Local Prospective Commodities”
Evaluasi Pertumbuhan Awal Kayu Bawang (Dysoxylum mollissimum) dan Durian Bentara (Durio zibethinus)
pada Lokasi Demonstration Plots
September 2016
Yansen Rustama Saefuddin Gunggung Senoaji Dwi Arianto H. D Nyoman Mudiarte
Irsa Awalia
Februari, 2018
ii
Penulis Yansen1 Rustama Saefuddin1 Gunggung Senoaji1 Dwi Arianto H. D2 Nyoman Mudiarte3 Irsa Awalia4 Institusi: 1. Universitas Bengkulu 2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 3. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Produksi Bengkulu Utara 4. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Lindung Seluma
Bengkulu, Februari 2018
iii
Judul kegiatan/proyek:
“Improving Forest Functions in Bengkulu Province through Community Participation in Rehabilitation of Degraded Forest by Using Local Prospective Commodities” Nomor kegiatan/proyek: ITTO PD 477/07 Rev.4 (F) Negara pelaksana: Indonesia Institusi pelaksana: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Koordinator kegiatan/proyek: Mr. Dwi Arianto D. H
Waktu dimulainya kegiatan/proyek: Oktober 2015
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
RINGKASAN vii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 4
2. METODE YANG DIGUNAKAN
2.1 Lokasi Demonstration Plot 5
2.2 Waktu dan Teknik Pengumpulan data 6
2.3 Analisis Data 7
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Catatan Pemeliharaan Tahun Pertama 8
3.2 Rata-rata Diameter dan Tinggi Tanaman 10
3.3 Evaluasi Terkait Pertumbuhan dan Demonstration Plots 15
4. KESIMPULAN DAN SARAN 19
DAFTAR PUSTAKA 21
LAMPIRAN 22
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Riap diameter tegakan pada area demonstration plot sebelum dilakukan permbersihan lahan berdasarkan tingkat pertumbuhan vegetasi, yang dihitung dengan membagi rata-rata diameter dengan umur tegakan
2
Tabel 2. Jumlah tumbuh tanaman dan perlakuan pemeliharaan selama tahun pertama di lokasi Demplot tanah Desa Giri Mulya dan HPT Air Talo, Kabupaten Seluma
8
Tabel 3. Jumlah tumbuh tanaman dan perlakuan pemeliharaan selama tahun pertama di lokasi Demplot HPT Air Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara
9
Tabel 4. Rerata diameter dan tinggi tanaman kayu bawang setelah satu tahun penanaman di tiga lokasi demplot
12
Tabel 5. Rerata diameter dan tinggi tanaman durian bentara setelah satu tahun penanaman di tiga lokasi demplot
13
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kondisi lahan demonstration plot di Desa Limas Bengkulu Utara setelah vegetasi ditebang (a) dan dibersihkan (b)
3
Gambar 2. Rerata diameter (cm) (a) dan tinggi (cm) (b) kayu bawang di tiga lokasi demonstration plots
10
Gambar 3. Pertumbuhan kayu bawang setelah satu tahun penanaman di lokasi Demplot HPT Air Ketahun di Kabupaten Bengkulu
11
Gambar 4. Pertumbuhan kayu bawang setelah satu tahun penanaman di lokasi Demplot Desa Giri Mulya (a) dan HPT Air Talo (b dan c) di Kabuaten Seluma
12
Gambar 5. Rerata diameter (cm) (a) dan tinggi (cm) (b) tanaman durian bentara di dua lokasi demonstration plots
13
Gambar 6. Pertumbuhan tanaman durian bentara setelah satu tahun penanaman di lokasi Demplot HPT Air Ketahun di Kabupaten Bengkulu
14
Gambar 7. Pertumbuhan tanaman durian bentara setelah satu tahun penanaman di lokasi Demplot tanah Desa Giri Mulya, Kabupaten Bengkulu
14
vii
RINGKASAN
Dalam program “Improving Forest Functions in Bengkulu Province through
Community Participation in Rehabilitation of Degraded Forest by Using Local
Prospective Commodities” dibangun tegakan model campuran kayu bawang
dan durian bentara sebagai demonstration plot (Demplot). Pada Bulan
Desember 2017 dilakukan pengamatan lapangan untuk mengevaluasi
pertumbuhan tanaman kayu bawang dan durian bentara pada tahun pertama
dan juga aspek lain terkait pembuatan demplot. Hasil evaluasi pertumbuhan
tahun pertama tanaman kayu bawang dan durian bentara menunjukkan bahwa
di lokasi demplot di Bengkulu Utara pertumbuhan tanaman lebih baik daripada
di lokasi demplot di Seluma, Di lokasi demplot di HPT Air Ketahun, rerata
diameter tanaman kayu bawang setelah satu penanaman mencapai 2,5 cm
dengan rerata tinggi mencapai 182,6 cm. Sedangkan di dua lokasi demplot di
Kabupaten Seluma rerata diameter tanaman kayu bawang < 2 cm. Untuk
durian bentara, lokasi demplot di HPT Air Talo Kabupaten Seluma, tidak ada
tanaman durian bentara yang bertahan hidup. Di lokasi demplot di HPT Air
Ketahun Bengkulu Utara, rerata diameter tanaman durian bentara setelah satu
tahun penanaman mencapai 1,9 cm dengan rerata tinggi mencapai 89,4 cm.
Sedangkan di lokasi demplot di tanah Desa Giri Mulya Kabupaten Seluma
rerata diameter hanya mencapai 1,3 cm dengan rerata tinggi 64,9 cm. Karena
itu direkomendasikan untuk meningkatkan tindakan pemeliharaan. Dengan
melihat pertumbuhan dan kondisi demplot di lapangan, prioritas pemeliharaan
oleh proyek ITTO mungkin dapat diarahkan pemeliharaan intensif di lokasi HPT
Air Ketahun Bengkulu Utara dan tanah Desa Giri Mulya Seluma. Hal lain yang
perlu diperbaiki dalam kegiatan ini adalah peningkatan partisipasi dan
kelembagaan masyarakat agar tujuan program tercapai.
1
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan Proyek ITTO PD 477107 Rev.4 (F) "Improving Forest
Functions in Bengkulu Province Through Community Pafticipation in
Rehabilitation of Degraded Forest by Using Local Prospective Commodities"
dibuat demonstration plot (Demplot) yang berisi kayu bawang dan durian
bentara. Pada lokasi proyek di Kabupaten Bengkulu Utara, demplot ini berada
di dalam kawasan hutan produksi yang telah berbentuk hutan sekunder seluas
5 (lima) hektar. Sedangkan untuk lokasi proyek di Kabupaten Seluma, demplot
berada di kawasan hutan produksi berbentuk hutan sekunder (seluas 2 (dua)
hektar) dan di lokasi tanah milik desa seluas 3 (tiga) hektar).
Sebelum lokasi demplot tersebut ditanami dengan kayu bawang dan durian
bentara dilakukan pembersihan lahan (land clearing). Namun, sebelum land
clearing dilaksanakan dilakukan pengamatan (dengan metode sampling) jenis,
jumlah dan atribut populasi vegetasi yang ada di lokasi tersebut. Di samping itu
juga indeks produktivitas lahan (site productivity index) dinilai dengan
menggunakan metode penilaian produktivitas vegetasi. Produktivitas vegetasi
dinilai dengan metode mean annual increment (MAI).
Dari hasil pengamatan vegetasi di area lokasi demplot sebelum penanaman
kayu bawang dan durian bentara, didapatkan ada 18 spesies pohon di lokasi
Bengkulu Utara dan 13 spesies di lokasi Seluma. Sebagian besar jenis yang
ditemukan tersebut adalah spesies pionir, seperti Macaranga, Arthocarpus dan
Alstonia. Jenis-jenis ini seringkali berada pada kondisi hutan sekunder atau
sudah rusak. Struktur populasi masing-masing spesies juga berbeda-beda.
Berapa spesies misalnya ditemukan berada pada semua tingkat
perkembangan pohon mulai dari pancang sampai pohon, misalnya kayu
bedih (Balakata baccata) dan pulai (Alstonia scholaris). Sedangkan yang
2
lainnya, hanya ditemukan sebagai pancang saja, tiang saja atau hanya
memiliki individu pada tingkat pancang dan tiang saja.
Laju pertambahan diameter untuk tingkat pertumbuhan paling tinggi di masing-
masing lokasi mencapai lebih dari 3 cm per tahun, Tingkat pertumbuhan pohon
yang terdapat di HPT Air Ketahun mencapai riap diameter 3,61 cm per tahun.
Demikian juga yang terjadi di Seluma. Di HPT Air Talo, vegetasi tingkat
pancang yang hidup di lokasi lahan yang baru ditinggalkan selama 2 tahun
tersebut juga mencapai riap 3,15 cm per tahun. Namun, perlu juga diperhatikan
bahwa sebagian jenis yang tumbuh di lokasi pengamatan adalah jenis pionir
yang salah satu karakteristiknya adalah cepat tumbuh. Hal ini dapat membuat
riap tegakan juga meninggi. Susila (2010) menemukan bahwa jenis cepat
tumbuh duabanga (Duabanga moluccana) memiliki riap diameter sekitar 3
tergantung umur tegakan. Karena itu, riap diameter vegetasi yang tumbuh di
lokasi demplot menunjukkan bahwa indeks produktivitas lahan (site productivity
index) lokasi yang akan dijadikan cukup baik.
Tabel 1. Riap diameter tegakan pada area demonstration plot sebelum
dilakukan permbersihan lahan berdasarkan tingkat pertumbuhan vegetasi, yang dihitung dengan membagi rata-rata diameter dengan umur tegakan
Lokasi pengamatan
Tingkat pertumbuhan
Rata-rata diameter
(cm)
Riap diameter tegakan
(cm/tahun)
Bengkulu Utara – HPT Air Ketahun
Pohon 21,63 3,61
Tiang 12,25 2,04
Seluma - Tanah Desa Giri Mulya
Pohon 18,95 3,16
Tiang 12,14 2,02
Seluma - HPT Air Talo Pancang 6,3 3,15
Keterangan:
- Umur tegakan Bengkulu Utara – HPT Air Ketahun: 6 tahun - Umur tegakan Seluma – Tanah Desa Giri Mulya: 6 tahun - Umur tegakan Seluma – HPT Air Talo: 2 tahun
3
Sebelum penanaman, di area demplot dilakukan pembersihan lahan dengan
cara manual. Pohon yang ada di area ditebang dan semak belukar dibersihkan
(Gambar 1). Pembersihan ini untuk menyiapkan lahan agar siap ditanami.
Pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan rancangan teknis yang telah disiapkan
sebelumnya. Setelah pembersihan dilaksanakan, lubang tanam disiapkan dan
kemudian dilaksanakan penanaman kayu bawang dan durian bentara.
Penanaman di dua lokasi ini dilakukan pada akhir Desember 2016 dan awal
Januari 2017.
Gambar 1. Kondisi lahan demonstration plot di Desa Limas Bengkulu Utara
setelah vegetasi ditebang (a) dan dibersihkan (b)
(a)
(b)
4
1.2 Tujuan
Untuk mencapai tujuan program, ada banyak hal yang harus dilakukan. Hal
tersebut antara lain adalah tindakan penanaman dan pemeliharaan yang cocok
untuk menghasilkan hutan tanaman yang berkembang secara baik. Tujuan
evaluasi pertumbuhan selama tahun pertama ini adalah:
1. Untuk mengetahui laju pertumbuhan tanaman kayu bawang dan durian
bentara yang dilihat dari pertambahan diameter dan tinggi tanaman.
2. Mengumpulkan informasi tentang tindakan pemeliharaan yang telah
dilakukan.
3. Memberikan masukan untuk peningkatan dan perbaikan pembuatan
hutan tanaman kayu bawang dan durian bentara.
5
2. METODE YANG DIGUNAKAN
2.1 Lokasi Demonstration Plot
Ada dua lokasi demonstration plot (Demplot) untuk program “Improving Forest
Functions in Bengkulu Province through Community Participation in
Rehabilitation of Degraded Forest by Using Local Prospective Commodities”
ini. Dua lokasi tersebut berada di Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten
Seluma. Di Kabupaten Bengkulu Utara, lokasi berada di Dusun Limas Jaya,
Desa Urai, Kecamatan Ketahun. Sedangkan di Kabupaten Seluma, lokasi
berada di Desa Giri Mulya Kecamatan Ulu Talo.
Di Kabupaten Bengkulu Utara, lokasi berada di Dusun Limas Jaya, Desa Urai,
Kecamatan Ketahun dan masuk dalam kawasan Hutan Produksi Terbatas Air
Ketahun (Register 70). HPT Air Ketahun memiliki luas kawasan sekitar
14.447,27 hektar. Hasil analisis citra satelit tahun 2014, diketahui bahwa
kondisi penggunaan lahannya sebagian besar berupa lahan pertanian kering
campur, sekitar 12.685 ha, selebihnya berupa semak belukar, tanah terbuka,
pemukiman, dan hutan lahan kering sekunder. Khusus untuk lokasi demplot,
tutupan vegetasinya awal berupa semak belukar yang telah di-bera-kan sekitar
6 tahun.
Sedangkan di Kabupaten Seluma, lokasi demplot adalah di area tanah desa
seluas 3 ha dan kawasan HPT Air Talo seluas 2 ha. Desa Giri Mulya memiliki
tanah desa yang luasnya 10 ha, yang letaknya mengarah ke kawasan hutan
HPT Air Talo. Tanah tersebut saat ini berupa tanah non produktif, berupa
semak belukar, yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat desa. Tanah desa ini
berada di pinggir jalan utama penghubung desa. Lahannya memanjang tegak
lurus terhadap jalan desa, dengan kondisi topografi datar hingga
bergelombang. Ketinggian tempat berkisar antara 200 – 250 meter dari
permukaan laut. Beberapa vegetasi awal yang berada di lokasi ini diantaranya
meliputi kelapa sawit, resam, alang-alang, jengkol, karet, dan tumbuhan liar
6
lainnya yang secara ekonomis tidak produktif. Melalui pertemuan dengan
masyarakat desa, disepakati bahwa model pembuatan tanaman hutan, juga
dilakukan di tanah desa ini.
HPT Air Talo memiliki luas kawasan sekitar 2.282 ha. Sebagian kawasan
hutan ini telah digarap masyarakat untuk kegiatan pertanian di dalam kawasan
hutan secara illegal. Masyarakat membuka kawasan hutan ini secara sporadis,
dan mereka membuka lahan hutan ini untuk bertani sesaat (ladang berpindah)
selama 2 tahun. Lahan ini kemudian ditinggalkan untuk membuka lahan baru.
Pada lahan yang dibuka, ditanami berbagai jenis tanaman pertanian, seperti
padi darat, terong, timun, tomat, nilam, dan ada juga yang menanam kopi.
Masyarakat yang membuka hutan untuk kegiatan pertanian ini, bukanlah
masyarakat desa yang berbatasan dengan kawasan hutan (Desa Giri Mulya),
namun dari daerah lain yang cukup jauh dari kawasan hutan ini.
2.2 Waktu dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data evaluasi pertumbuhan kayu bawang dan durian bentara
dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan. Pengamatan lapangan
ini dilakukan pada akhir Desember 2017. Masing 50 batang kayu bawang di
tiga lokasi demplot diambil sebagai sampel. Sedangkan untuk durian bentara,
semua tanaman yang hidup di lokasi demplot di Seluma dan 100 individu di
lokasi demplot di Bengkulu Utara diukur pertumbuhan tinggi dan diamaternya.
Diameter dan tinggi tanaman kayu bawang dan durian bentara diukur dan
dicatat. Aktivitas pemeliharaan yang telah dilakukan didata melalui laporan
yang telah diberikan oleh teknisi kegiatan dan juga melalui wawancara dengan
pihak pelaksana lapangan dan kelompok tani.
7
2.3 Analisis Data
Analisis data berupa penghitungan rata-rata diameter dan tinggi tanaman untuk
kayu bawang dan durian bentara. Produktivitas pertumbuhan dilihat dengan
laju pertambahan diameter dan tinggi tanaman (Smith, 1996). Saat pengukuran
tinggi dan diameter tersebut, anakan telah tumbuh di lapangan selama 1 tahun.
8
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Catatan Pemeliharaan Selama Tahun Pertama
Dalam satu tahun pertama, pertumbuhan anakan di lapangan berbeda antara
lokasi demplot. Catatan pertumbuhan dan tindakan pemeliharaan anakan kayu
bawang dan durian bentara pada tahun pertama dapat dilihat pada Tabel 2 dan
3.
Tabel 2. Jumlah tumbuh tanaman dan perlakuan pemeliharaan selama tahun pertama di lokasi Demplot tanah Desa Giri Mulya dan HPT Air Talo, Kabupaten Seluma
Bentuk pemeliharaan
Lokasi Demplot
Tanah Desa Giri Mulya HPT Air Talo
Tumbuh tanaman kayu
bawang
Per Agustus 2017,
jumlah tanaman kayu
bawang yang hidup
adalah sebanyak 750
tanaman
Per Agustus 2017, jumlah
tanaman kayu bawang
yang hidup adalah sekitar
360 tanaman
Tumbuh tanaman
durian bentara
Per November 2017,
jumlah tanaman durian
bentara yang hidup
adalah sebanyak 26
tanaman
Per November 2017, tidak
ada tanaman durian
bentara yang bertahan
hidup
Penyulaman kayu
bawang
Pada Bulan Agustus
2017, sebanyak 250
tanaman disulam
Pada Bulan Agustus 2017,
sebanyak 200 tanaman
disulam
Penanganan gulma Penyemprotan gulma
dilakukan 2 kali (Agustus
dan akhir November
2017)
Penyemprotan gulma
dilakukan 1 kali (Agustus
2017)
Penanganan hama Durian bentara yang
9
hidup diberi pagar seng
pada November 2017
Pemupukan
Pemupukan NPK sudah
dilakukan 2 kali
Pemupukan dengan NPK
sudah dilakukan 1 kali
Tabel 3. Jumlah tumbuh tanaman dan perlakuan pemeliharaan selama tahun pertama di lokasi Demplot HPT Air Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara
Bentuk Pemeliharaan Lokasi Demplot HPT Air Ketahun
Anakan kayu bawang
yang mati
Per November 2017, jumlah tanaman kayu
bawang yang mati adalah sebanyak sekitar 100
tanaman
Anakan durian bentara
yang mati
Per November 2017, jumlah tanaman durian
bentara yang mati adalah sebanyak sekitar 75
tanaman
Penyulaman Sudah dilaksanakan sebanyak 2 kali
Penanganan gulma Dilakukan dengan penyemprotan dan
pembersihan manual
Penanagan hama dan
penyakit
- Jamur pada durian bentara ditangani dengan
fungisida
- Tanaman durian bentara diberi pagar untuk
perlindungan dari hama
Pemupukan Aplikasi pupuk NPK sudah dilakukan sebanyak 2
kali
10
3.2 Rata-Rata Diameter dan Tinggi Tanaman
Diameter dan tinggi kayu bawang pada lokasi demplot bervariasi (Table 4 dan
Gambar 2, 3 dan 4). Di lokasi Demplot di HPT Air Ketahun, rerata diameter
tanaman kayu bawang setelah satu penanaman mencapai 2,5 cm dengan
rerata tinggi mencapai 182,6 cm. Sedangkan di dua lokasi demplot di
Kabupaten Seluma rerata diameter < 2 cm. Secara umum dapat dikatakan
pertumbuhan tanaman kayu bawang di lokasi HPT Air Ketahun Bengkulu Utara
lebih baik daripada pertumbuhan tanaman di Seluma.
Tabel 4. Rerata diameter dan tinggi tanaman kayu bawang setelah satu tahun penanaman di tiga lokasi demplot
Lokasi Demplot
Rerata diameter (cm) +
Standar deviasi Rerata tinggi (cm) +
Standar deviasi
HPT Air Ketahun 2,5 + 0,6 182,6 + 55.5
Tanah Desa Giri Mulya 1,6 + 0,6 109,7 + 44.3
HPT Air Talo 1,7 + 0,5 147,9 + 35.6
Gambar 2. Rerata diameter (cm) (a) dan tinggi (cm) (b) kayu bawang di tiga
lokasi demonstration plots
(a) (b)
11
Gambar 3. Pertumbuhan kayu bawang setelah satu tahun penanaman di
lokasi Demplot HPT Air Ketahun di Kabupaten Bengkulu Utara
12
Gambar 4. Pertumbuhan kayu bawang setelah satu tahun penanaman di lokasi Demplot Desa Giri Mulya (a) dan HPT Air Talo (b dan c) di Kabupaten Seluma
(a)
(b)
(c)
13
Diameter dan tinggi tanaman durian bentara pada lokasi demplot juga
bervariasi. (Table 5 dan Gambar 5, 6 dan 7). Bahkan, di lokasi demplot di HPT
Air Talo Kabupaten Seluma, tidak ada tanaman durian bentara yang bertahan
hidup. Hal ini disebabkan karena serangan hama babi. Di lokasi Demplot di
HPT Air Ketahun Bengkulu Utara, rerata diameter tanaman durian bentara
setelah satu tahun penanaman mencapai 1,9 cm dengan rerata tinggi
mencapai 89,4 cm. Sedangkan di lokasi demplot di tanah Desa Giri Mulya
Kabupaten Seluma rerata diameter hanya mencapai 1,3 cm dengan rerata
tinggi 64,9 cm. Secara umum dapat dikatakan pertumbuhan tanaman durian
bentara di lokasi HPT Air Ketahun Bengkulu Utara lebih cepat daripada
pertumbuhan tanaman di Seluma.
Tabel 5. Rerata diameter dan tinggi tanaman durian bentara setelah satu tahun penanaman di tiga lokasi demplot
Lokasi Demplot
Rerata diameter (cm) +
Standar deviasi Rerata tinggi (cm) +
Standar deviasi
HPT Air Ketahun 1,9 + 0,4 89,4 + 33,9
Tanah Desa Giri Mulya 1,3 + 0,3 64,9 + 23,8
Gambar 5. Rerata diameter (cm) (a) dan tinggi (cm) (b) tanaman durian bentara
di dua lokasi demonstration plots
(a) (b)
14
Gambar 6. Pertumbuhan tanaman durian bentara setelah satu tahun penanaman di lokasi Demplot HPT Air Ketahun di Kabupaten Bengkulu
Gambar 7. Pertumbuhan tanaman durian bentara setelah satu tahun
penanaman di lokasi Demplot tanah Desa Giri Mulya, Kabupaten Bengkulu
15
3.3 Evaluasi Terkait Pertumbuhan dan Demonstration Plots
Kayu bawang dapat tumbuh mulai dari ketinggian 0-1.000 m dpl. Rata-
rata curah hujan tempat tumbuhnya berkisar 500 - 3.500 mm/tahun. Jenis
ini juga dapat tumbuh hampir di segala jenis tanah, namun untuk
menghasilkan pertumbuhan terbaik menghendaki kondisi tanah yang subur,
gembur dan mempunyai aerasi yang baik (Dinas Kehutanan Propinsi
Bengkulu, 2003). Dalam konteks ini, semua lokasi demplot memenuhi kriteria
hal ini.
Sedangkan untuk durian, tanaman ini mempunyai daya adaptabilitas cukup
tinggi. Durian dapat tumbuh dan berkembang di daerah tropis dengan
ketinggian tempat maksimum 800 m dpl, curah hujan 1500 – 2500 mm/tahun
merata sepanjang tahun, rata-rata suhu udara 22 – 32oC, struktur tanah
gembur, berdrainase dan aerasi tanah baik, kedalaman muka air tanah 1,5 – 2
m, dan pH tanah antara 6 – 7. Secara geografis durian bentara tersebar di
beberapa tempat di Bengkulu Utara, seperti Kecamatan Kerkap, Lubuk Durian
dan Kecamatan Padang Jaya. Namun, durian ini juga dapat tumbuh di daerah
lain di Bengkulu.
Apriyanto (2003) menyatakan penanaman kayu bawang secara monokultur
di Kabupaten Bengkulu Utara sampai pada umur 9 tahun memiliki riap
diameter 1,93 cm/tahun, riap tinggi 2,11 m/tahun dan riap volume 24,42
m3/ha/tahun. Berdasarkan penelitian di Desa Karang Tinggi dan Lubuk Sini
Bengkulu Tengah, Apriyanto (2003) juga menemukan bahwa rerata diameter
tanaman kayu bawang berumur satu tahun adalah sebesar 2,59 cm dengan
rerata tinggi 3 m. Sedangkan pada umur dua tahun, rerata diameter tanaman
kayu bawang mencapai 5,43 cm dengan rerata tinggi 6,49 m. Namun, Depari
dkk (2017) menemukan bahwa tanaman kayu bawang yang ditanam secara
polikultur, pada umur satu tahun rerata diameter hanya mencapai 1,5 cm dan
tinggi 2,1 m (ditanam polikultur dengan kelapa) dan rerata diameter 1,3 cm dan
16
rerata tinggi 1,3 m (ditanam polikultur dengan kelapa sawit), Dua penelitian di
atas juga menemukan pertumbuhan tanaman kayu bawang cukup bervariasi.
Secara umum pertumbuhan kayu bawang di lokasi demplot di Bengkulu Utara
lebih baik daripada di dua lokasi demplot di Seluma (Tabel 4). Pertumbuhan
tanaman kayu bawang di lokasi demplot pada tahun pertama belum sebaik
pertumbuhan tanaman kayu bawang ditanam di Bengkulu Utara juga yang
diteliti oleh Apriyanto (2003). Namun, pertumbuhan kayu bawang di lokasi
demplot tersebut lebih baik dari pertumbuhan tanaman kayu bawang di Kota
Bengkulu (Depari dkk, 2017)
Di samping itu, secara umum pertumbuhan durian bentara di lokasi demplot di
Bengkulu Utara juga lebih daripada pertumbuhan tanaman durian bentara di
lokasi demplot di Seluma. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rerata
diameter tanaman durian berumur satu tahun adalah berkisar 2 cm. Karena itu,
dapat dikatakan pertumbuhan tanaman di lokasi demplot di Bengkulu Utara
cukup ideal.
Saat awal pertumbuhan adalah masa yang penting bagi anakan pohon. Karena
itu, kegiatan pemeliharaan sangat penting untuk dilakukan. Kegiatan
pemeliharaan yang dilakukan antara lain pembersihan gulma dan pemupukan.
Pembersihan gulma sangat penting untuk dilakukan. Gulma dapat
menghambat pertumbuhan anakan karena anakan akan berkompetisi
mendapatkan air dan hara dengan gulma. Kompetisi dengan gulma akan
membuat penurunan volume kayu yang seharusnya dihasilkan dari suatu
lahan. Pengendalian gulma selama tiga tahun pertama pertumbuhan akan
meningkatkan pertumbuhan anakan (West 2006). Perkembangan awal yang
baik selama tiga tahun tersebut akan mempengaruhi kecepatan tumbuh tahun-
tahun berikutnya. Karena itu, perbersihan gulma sangat penting dilakukan.
Dari catatan pemeliharaan, pembersihan gulma secara kimiawi telah dilakukan
dua kali pada lokasi demplot di HPT Air Ketahun (Bengkulu Utara) dan tanah
17
Desa Giri Mulya (Seluma) dan satu kali di lokasi demplot di HPT Air Talo
(Seluma). Pembersihan secara mekanik juga dilakukan beberapa kali di lokasi
HPT Air Ketahun. Dari kondisi lapangan, sangat terlihat bahwa gulma (semak
belukar) di lokasi demplot di Seluma sangat rapat dan tinggi. Hal ini sangat
membuat pertumbuhan anakan kayu bawang dan durian bentara sangat
terhambat. Karena itu, ke depan intensitas pembersihan gulma ini perlu
ditingkatkan.
Di samping itu hama dan penyakit juga perlu dimonitor. Kematian tanaman di
lokasi demplot di HPT Air Talo, berdasarkan informasi lapangan, karena
serangan hama babi. Di lokasi di Bengkulu Utara, sejak awal, tanaman durian
bentara diberikan pagar kayu. Hal ini cukup efektif menghindari serangan hama
babi. Sedangkan di lokasi tanah Desa Giri Mulya, pemasangan pagar seng
baru dilakukan pada bulan-bulan terakhir.
Jenis hama lain yang sering ditemui menyerang kayu bawang dan durian
bentara adalah antara lain kumbang penggerek batang (Xystrocera globosa),
ulat kantong (Pteroma plagiophelps), belalang (Valanga nigricornis), rayap
(Cryptotermes sp) dan semut (Polyrhachys dives). Menurut Utami (2012),
kumbang penggerek (Xystrocera globosa) merupakan hama yang paling
potensial (dibandingkan hama lainnya) yang menyerang kayu bawang dengan
persentase dan intensitas serangan sebesar 11% dan 21% pada tanaman
berumur 1,5 tahun.
Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman kayu bawang dan urian
bentara adalah penyakit busuk akar (Rigidiporus sp.), bercak daun dan mati
pucuk. Serangan penyakit ini dapat terjadi pada tegakan kayu bawang dengan
berbagai tingkat umur. Setiadi (2006) juga menyatakan bahwa busuk akar
dapat menyebabkan laju kematian yang tinggi bagi anakan durian.
Penanganan gulma, hama dan penyakit harus menjadi perhatian tanaman
kayu bawang dan durian bentara di lokasi demplot agar tanaman dapat tumbuh
dengan baik.
18
Di samping itu, terkait demplot, penanaman tidak sepenuhnya mengikuti
rancangan teknis yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya di lokasi
demplot di HPT Air Ketahun di Bengkulu Utara. Hal ini terkait dengan kondisi rill
di lapangan. Karena itu perlu dilakukan pemetaan kembali sesuai tata letak
tanaman di lapangan, termasuk komposisi dan posisi tanamannya (durian
bentara dan kayu bawang). Peta tanaman tersebut nantinya dapat digunakan
sebagai panduan kunjungan lapangan.
Tujuan jangka panjang Proyek ITTO PD 477107 Rev.4 (F) adalah untuk
berkontribusi pada pengelolaan hutan lestari di Provinsi Bengkulu melalui
kegiatan rehabilitasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan
penanaman jenis lokal prospektif. Secara khusus, kegiatan program diarahkan
untuk mengimplementasikan teknologi yang sesuai dan untuk meningkatkan
keterlibatan kelompok-kelompok terkait dan kesejahteraan masyarakat. Karena
itu, pembuatan demplot hutan tanaman ini diharapkan dapat menjadi model
yang dapat menjadi contoh bagi masyarakat lainnya. tanaman kayu bawang
dan durian bentara di lokasi demplot harus dipelihara agar tumbuh secara baik.
Intensitas pemeliharaan, berupa penyulaman, pembersihan gulma serta
penanganan hama dan penyakit, harus ditingkatkan. Jika pertumbuhan baik,
maka model ini dapat menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.
Keterlibatan dari masyarakat juga harus ditingkatkan. Dari evaluasi terlihat
bahwa pertumbuhan tanaman di lokasi demplot di Bengkulu Utara cukup
menjanjikan. Namun, keterlibatan masyarakat masih minim. Sedangkan di
lokasi di Seluma, secara fisik pertumbuhan tanaman agak kurang baik, namun
ada unsur keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan. Kedepan, peningkatan
pastisipasi masyarakat harus ditingkatkan.
19
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil evaluasi pertumbuhan tahun pertama tanaman kayu bawang dan durian
bentara menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman di lokasi demplot di
Bengkulu Utara lebih baik dari tanaman di lokasi demplot di Seluma, Di lokasi
demplot di HPT Air Ketahun, rerata diameter tanaman kayu bawang setelah
satu penanaman mencapai 2,5 cm dengan rerata tinggi mencapai 182,6 cm.
Sedangkan di dua lokasi demplot di Kabupaten Seluma rerata diameter
tanaman kayu bawang < 2 cm. Untuk durian bentara, lokasi demplot di HPT Air
Talo Kabupaten Seluma, tidak ada tanaman durian bentara yang bertahan
hidup. Di lokasi demplot di HPT Air Ketahun Bengkulu Utara, rerata diameter
tanaman durian bentara setelah satu penanaman mencapai 1,9 cm dengan
rerata tinggi mencapai 89,4 cm. Sedangkan di lokasi demplot di tanah Desa
Giri Mulya Kabupaten Seluma rerata diameter hanya mencapai 1,3 cm dengan
rerata tinggi 64,9 cm.
Terkait hasil evaluasi pertumbuhan ini, beberapa hal direkomendasikan untuk
dilakukan:
1. Tindakan pemeliharaan perlu ditingkatkan. Penyulaman perlu dilakukan
kembali dan pembersihan gulma harus lebih intensif. Pemupukan dan
penanganan hama dan penyakit juga harus dilakukan.
2. Tata letak tanaman di lokasi perlu dipetakan kembali. Demplot ini adalah
model percontohan. Proyek ini tidak hanya melihat potensi dari kayu,
namun juga potensi hasil non kayu dari durian bentara. Pada umur 6-7
tahun, durian bentara diproyeksikan akan mulai berbuah. Durian bentara
adalah durian dengan kualitas tinggi. Karena itu, kombinasi tegakan kayu
bawang dan durian bentara ini diproyeksikan akan memberikan
keuntungan kepada masyarakat. Pada saat akhir proyek hasil dari tegakan
ini mungkin belum akan dirasakan. Namun, dengan proyeksi yang
disebutkan di atas, masyarakat dapat diyakinkan untuk tertarik dengan
model yang ditawarkan. Keberadaan durian bentara di lokasi ini dapat
dikembangkan juga untuk peluang usaha lain. Ketika tegakan durian sudah
20
berbuah, lokasi demonstrasi plot dan desa sekitarnya dapat dikembangkan
menjadi tempat wisata kuliner durian bentara. Paket wisata petualangan
dan alam dapat dikombinasikan dengan wisata menikmati kuliner berupa
durian unggu bentara. Karena itu, dari awal tata letak tanaman harus
dipetakan secara baik.
3. Dengan melihat pertumbuhan dan kondisi demplot di lapangan, prioritas
pemeliharaan oleh proyek ITTO mungkin dapat diarahkan pemeliharaan
intensif di lokasi demplot di HPT Air Ketahun Bengkulu Utara dan tanah
Desa Giri Mulya Seluma. Hal ini terkait dengan dengan pertimbangan
jumlah dan komposisi terakhir tanaman, keberadaan kelompok dan
komitmen serta koordinasi pengelola dengan teknisi dalam melakukan
pemeliharaan. Namun, kayu bawang yang masih ada di lokasi demplot di
HPT Air Talo dapat saja dilanjutkan pemeliharaan oleh Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Seluma mengingat pertumbuhannya
yang relatif bagus.
4. Peningkatan keterlibatan masyarakat perlu dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan melibatkan penyuluh kehutanan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya rehabilitasi hutan dengan tetap
mempertimbangkan dampak ekonomi.
5. Penguatan kelembagaan masyarakat juga perlu didorong. Kelompok
masyarakat dapat didorong menjadi kelompok tani hutan. Kelembagaan ini
juga dapat didorong untuk kemungkinan fasilitasi pembangunan kelompok
dan alokasi area untuk hutan kemasyarakatan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto E. 2003. Pertumbuhan Kayu Bawang pada Tegakan Monokultur Kayu bawang di Bengkulu Utara. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia 5(2): 64-70.
Depari, E. D, Nugroho, P.B.A, Yansen & Saprinurdin. 2017. Pertumbuhan Awal
Kayu Bawang (Dysoxylum Mollissimum Blume) dengan Sistem Polikultur Kelapa Dan Polikultur Kelapa Sawit. Seminar Nasional Silvikultur, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu. 2003. Budidaya Tanaman Kayu
Bawang. Bengkulu. Dinas Kehutanan Provinsi Bengkulu, Bengkulu.
Setiadi. 2006. Bertanam Durian. Penebar Swadaya. Jakarta.
Smith, D. M. 1996. The Practice of Silviculture. Wiley, New York
Susila, I. W. W. 2010. Riap Tegakan Duabanga (Duabanga moluccana Bl.) di
Rarung Research Forest. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 7 (1): 47-58
Utami, S. 2012. Pengendalian Hama dan Penyakit Kayu Bawang (Disoxylum
mollissimum). Badan Penelitian Kehutanan, Palembang. West P. W. 2006. Growing Plantation Forests. Springer-Verlag, Berlin.
22
LAMPIRAN
23
Lampiran 1. Data diameter dan tinggi tanaman kayu bawang di lokasi
demonstration plot (Demplot) HPT Air Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara
No
Diameter (cm)
Tinggi (m) Keterangan (kondisi tanaman dll)
1 2.5 187 Tanaman Sehat
2 2.3 171 Tanaman Sehat
3 3.0 207
4 2.5 209
5 2.0 160
6 1.8 167
7 3.8 284
8 1.7 150
9 3.0 180
10 1.7 160
11 1.0 120 Kurang pemupukan
12 3.5 327
13 2.2 190
14 1.4 110 Dimakan babi, tumbuh kesamping
15 3.8 283
16 2.5 70
17 1.8 144
18 2.5 203
19 3.4 233
20 2.1 206
21 2.2 150
22 2.2 155
23 2.2 175
24 2.2 150
25 1.9 153
26 2.2 150
27 1.9 156
28 2.2 140
29 2.2 131
30 1.6 152
31 2.5 203
32 3.5 172
33 2.2 208
34 1.5 210
35 3.0 161
36 2.7 168
37 1.9 285
38 3.3 160
39 3.0 190
40 2.3 170
41 3.0 130
24
42 3.9 328
43 2.6 200
44 2.7 120
45 2.7 284
46 2.7 80
47 2.7 145
48 2.4 204
49 2.7 234
50 2.4 207
Lampiran 2. Data diameter dan tinggi tanaman durian bentara di lokasi
demonstration plot (Demplot) HPT Air Ketahun Kabupaten Bengkulu Utara
No
Diameter (cm)
Tinggi (m) Keterangan (kondisi tanaman dll)
1 2.2 143
2 1.6 131
3 1.1 52
4 1.4 49 Tanaman patah
5 1.8 63 Jamur
6 1.4 62
7 2.2 97
8 1.6 70 Jamur
9 1.9 112
10 1.6 85
11 1.6 75
12 1.6 109
13 1.6 81
14 1.6 74
15 2.2 86
16 1.6 58
17 1.6 66
18 1.6 36
19 0.6 23 Kerdil
20 2.2 95
21 1.6 68 Kurang Subur
22 2.2 93
23 2.2 122
24 2.2 119
25 1.6 100
26 1.6 61
27 2.2 47
28 1.6 100
29 2.2 105
30 1.6 90 Penyulaman
25
31 1.6 63
32 1.6 42
33 2.5 109
34 1.6 143
35 1.6 40
36 2.2 104
37 2.2 24
38 2.2 119
39 2.2 150
40 2.2 80
41 1.6 110
42 1.9 60
43 1.6 130
44 2.2 150
45 2.2 138
46 1.6 72
47 2.2 85
48 2.2 85
49 1.9 119
50 2.4 150
51 1.8 144
52 1.3 132
53 1.6 53
54 1.9 50
55 1.6 64
56 2.4 63
57 1.8 98
58 2.1 71
59 1.8 113
60 1.8 86
61 1.8 76
62 1.8 110
63 1.8 82
64 2.4 75
65 1.8 87
66 1.8 59
67 1.8 67
68 0.8 37
69 2.4 24
70 1.8 96
71 2.4 69
72 2.4 94
73 2.4 123
74 1.8 120
75 1.8 101
76 2.4 62
77 1.8 48
78 2.4 101
26
79 1.8 106
80 1.8 91
81 1.8 64
82 2.7 43
83 1.8 110
84 1.8 144
85 2.4 41
86 2.4 105
87 2.4 25
88 2.4 120
89 2.4 151
90 1.8 81
91 2.1 111
92 1.8 61
93 2.4 131
94 2.4 151
95 1.8 139
96 2.4 73
97 2.4 86
98 1.8 86
99 1.4 120
100 2.1 151
Lampiran 3. Data diameter dan tinggi tanaman kayu bawang di lokasi
demonstration plot (Demplot) tanah Desa Giri Mulya Kabupaten Seluma
No
Diameter (cm)
Tinggi (m) Keterangan (kondisi tanaman dll)
1 3.2 182
2 1.6 112
3 1.6 103
4 1.9 134
5 1.9 135
6 1.0 78
7 1.0 67
8 1.0 40
9 1.3 128
10 1.3 91
11 2.5 170
12 3.2 198
13 1.3 112
14 1.0 58
15 0.6 60
16 1.3 95
17 1.6 110
27
18 1.6 35
19 1.9 155
20 1.3 98
21 1.6 85
22 1.3 43
23 1.6 138
24 2.2 136
25 2.2 163
26 1.0 52
27 1.9 138
28 1.9 112
29 1.3 65
30 1.3 86
31 1.0 60
32 1.9 137
33 1.0 81
34 1.0 91
35 1.0 61
36 1.6 139
37 1.6 91
38 1.6 110
39 1.6 121
40 2.2 157
41 1.6 84
42 1.9 125
43 1.0 58
44 2.2 224
45 2.2 181
46 1.3 128
47 1.3 75
48 2.2 180
49 1.9 133
50 1.3 72
Lampiran 4. Data diameter dan tinggi tanaman durian bentara di lokasi
demonstration plot (Demplot) tanah Desa Giri Mulya Kabupaten Seluma
No
Diameter (cm)
Tinggi (m) Keterangan (kondisi tanaman dll)
1 - 52
2 - 30
3 1.3 75
4 1.0 70
5 0.6 47
6 0.8 80
28
7 1.6 90
8 1.6 47
9 1.6 99
10 1.6 81
11 1.3 49
12 1.3 37
13 1.6 103
14 1.6 97
15 1.6 98
16 1.9 94
17 1.0 49
18 1.6 85
19 1.6 79
20 1.3 40
21 1.3 30
22 1.3 52
23 1.0 41
24 1.3 69
25 - 55
26 - 38
Lampiran 5. Data diameter dan tinggi tanaman Kayu bawang di lokasi
demonstration plot (Demplot) HPT Air Talo, Kabupaten Seluma No
Diameter (cm)
Tinggi (m) Keterangan (kondisi tanaman dll)
1 1.1 107
2 1.6 173
3 1.9 178
4 1.9 163
5 1.6 165
6 1.6 225
7 1.0 93
8 1.3 118
9 1.0 89
10 1.6 157
11 1.3 115
12 2.5 178
13 1.3 130
14 1.9 171
15 2.5 230
16 1.3 152
17 2.2 167
18 1.9 165
19 1.6 128
20 2.5 181
29
21 1.6 178
22 3.2 206
23 1.6 213
24 1.9 168
25 1.6 150
26 1.9 164
27 2.2 160
28 2.5 176
29 1.9 149
30 1.6 84
31 1.6 110
32 2.5 170
33 1.9 158
34 1.6 136
35 1.6 121
36 1.6 110
37 1.6 147
38 1.9 171
39 1.3 120
40 1.6 140
41 1.3 178
42 1.6 146
43 1.6 107
44 1.3 103
45 1.3 125
46 1.6 111
47 1.3 158
48 1.3 117
49 1.6 159
50 1.3 73