EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB...

47
EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI JAHE (Zingiber officinale) DENGAN TIGA METODE DISTILASI DI CV. NUSANTARA SPICES NATAR, LAMPUNG SELATAN (Skripsi) Oleh MUH. AULIA AUDITA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI JAHE(Zingiber officinale) DENGAN TIGA METODE DISTILASI DI CV.

NUSANTARA SPICES NATAR, LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

MUH. AULIA AUDITA

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2019

Page 2: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

ABSTRACT

PERFORMANCE EVALUATION OF GINGER ( Zingiber officinale )ESSENTIAL OIL DISTILLATION PROCESS WITH THREE

DISTILLATION METHODS IN. CV. NUSANTARA SPICES, SOUTHLAMPUNG

By

MUH. AULIA AUDITA

Indonesia is one of the essential oils producing countries that exports its products

to the international market. One type of Indonesian essential oil which is an export

commodity is ginger oil. CV. Nusantara Spices, which is one of the companies that

processes ginger, made an initial effort to develop ginger processed products by

processing it into ginger oil through the distillation process. To produce essential oils,

there are three types, namely methods of distilling with water (boiling), distilling with

water and steam (steaming) and distilling with water vapor. The purpose of this study is

to compare the yield and quality of essential oils produced from the three distillation

methods used (boiled, direct and indirect steam). The results showed the highest average

yield was ginger essential oil from the indirect steam distillation method; the average

refractive index are only the indirect method of volatile oil that met the SNI 06-4374-

1996 standard; the determination of the optical rotation value indicate that the essential

oil produced by three methods did not meet SNI 06-4374-1996 standards ; determining

the acid number shows that the essential oil of the boiling method and direct steam met

Page 3: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

the SNI standard. ; the determination of the ester number indicate the essential oil of the

boiling method and indirect steam that met the SNI standard.

Keywords: essential oils, ginger oil, quality ginger oil, ginger essential oil.

Page 4: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

ABSTRAK

EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI JAHE(Zingiber officinale) DENGAN TIGA METODE DISTILASI DI CV.

NUSANTARA SPICES NATAR, LAMPUNG SELATAN

Oleh

MUH. AULIA AUDITA

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri yang mengekspor

produknya ke pasar internasional. Salah satu jenis minyak atsiri Indonesia yang

menjadi komoditas ekspor yaitu jahe.. CV. Nusantara Spices yang merupakan

Salah satu perusahaan yang mengolah jahe melakukan upaya awal pengembangan

produk olahan jahe dengan mengolahnya menjadi minyak atsiri jahe (ginger oil)

melalui proses penyulingan. Untuk menghasilkan minyak atsiri, terdapat tiga

macam yaitu metode penyulingan dengan air (perebusan), penyulingan dengan air

dan uap (pengukusan) dan penyulingan dengan uap air. Tujuan penelitian ini

adalah membandingkan rendemen dan mutu minyak atsiri yang dihasilkan dari

tiga metode penyulingan yang digunakan (rebus, uap langsung dan tidak

langsung). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil rata-rata rendemen tertinggi

yaitu minyak atsiri jahe hasil penyulingan metode uap tidak langsung yaitu 2,4%;

hasil rata-rata indeks bias hanya minyak atsiri metode uap tidak langsung yang

memenuhi standar SNI 06-4374-1996; hasil penetapan nilai putaran optik

Page 5: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

menunjukkan bahwa tidak ada yang memenuhi standar SNI 06-4374-1996; hasil

penetapan bilangan asam menunjukkan bahwa minyak atsiri metode perebusan

dan uap langsung yang memenuhi standar SNI; hasil penetapan bilangan ester

menunjukkan minyak atsiri metode perebusan dan uap tidak langsung yang

memenuhi standar SNI.

Kata kunci : Minyak Atsiri, minyak jahe, mutu minyak jahe, minyak atsiri jahe .

Page 6: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI JAHE(Zingiber officinale) DENGAN TIGA METODE DISTILASI DI CV.

NUSANTARA SPICES NATAR, LAMPUNG SELATAN

Oleh

MUH. AULIA AUDITA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada

Jurusan Teknologi Hasil PertanianFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2019

Page 7: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar
Page 8: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar
Page 9: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar
Page 10: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada

tanggal 17 Januari 1995, sebagai anak pertama dari dua bersaudara, buah hati dari

pasangan Bapak Drs. Sardin Hamidy (Alm) dan Ibu Syamsuarni (Alm).

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Darul Muawwanah

Kebayoran Lama pada tahun 1999-2000; Sekolah Dasar Negeri 6 Kebayoran

Lama pada tahun 2000-2003; Sekolah Dasar Negeri 4 Sukabumi Selatan pada

tahun 2003-2006; Sekolah Menengah Pertama Negeri 219 Jakarta Barat pada

tahun 2006-2009; Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandar Sribhawono pada

tahun 2009-2012. Penulis diterima sebagai mahasiswi Jurusan Teknologi Hasil

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2012 melalui jalur

Penerimaan Mahasiswa Program Akses Perluasan Unila (PMPAP), kemudian

penulis mendapat rekomendasi kuota tambahan beasiswa BIDIKMISI dan

memenuhi persyaratan sehingga penulis tercatat sebagai mahasiswa BIDIKMISI

sejak semester ketiga.

Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bertema Pos

Pemberdayaan Masyarakat (POSDAYA) pada bulan Januari sampai Februari

2016 di Desa Sungai Burung, Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang

Bawang dan kegiatan Praktik Umum (PU) pada bulan Juli sampai Agustus 2016

Page 11: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

di PT. Surya Tsabat Mandiri, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah

dengan judul “Mempelajari Proses Produksi Roti di PT Surya Tsabat Mandiri

Trimurjo, Lampung Tengah”.

Pengalaman Organisasi penulis yaitu sebagai Anggota Forum Studi Islam

Fakultas Pertanian (FOSI FP) Univeritas Lampung dan Staff Kominfotek BEM U

KBM Universitas Lampung. Pengalaman Organisasi eksternal kampus penulis

yaitu sebagai staff Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Lampung Timur (IKAM

Lamtim) dan Sekretaris Umum Mahasiswa Pecinta Islam (MPI) Lampung Penulis

pernah menjadi Asisten Dosen mata kuliah Biokimia pada periode tahun ajaran

2014/2015.

Page 12: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

Dengan memanjatkan do’a dan rasa syukur kehadiratAllah SWT atas karunia dan hidayah-Nya,

Kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yangkucintai dan kusayangi

Kedua Orangtua-ku, Kakak, Teteh, adik, Tanah air danAlmamater tercinta

Page 13: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

SANWACANA

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Kinerja

Proses Penyulingan Minyak Atsiri Jahe (Zingiber officinale) Dengan Tiga Metode

Distilasi di CV. Nusantara Spices Natar, Lampung Selatan”. Penyusunan skripsi

ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si, selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Susilawati, M.S. selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas arahannya dalam proses

penyelesaian skripsi penulis.

3. Bapak Dr. Ir. Tanto P. Utomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Utama atas

segala bantuan, pengarahan, nasihat, masukan dan saran selama penyusunan

skripsi ini.

4. Bapak. Ir. Harun Al Rasyid, M.T.selaku Dosen Pembimbing Keduaatas segala

bantuan, pengarahan, masukan dan saran selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. ErdiSuroso, S.T.P., M.T.A. selaku Pembahas atas segala

pengarahan, nasihat, saran, dan masukan selama penyusunan skripsi ini.

Page 14: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

6. Ibu Prof. Ir. Neti Yuliana, M.Si., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Akademik

atas segala bantuan, pengarahan, nasihat, masukan dan saran yang telah

selama masa studi penulis

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar, staff administrasi dan laboratorium di

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

8. Kedua orang tuaku Bapak Sardin Hamidi (alm.) dan Ibu Syamsuari (almh.)

yang sudah membesarkan penulis, terimakasih atas kasih sayang yang sudah

tercurah, kepada penulis.

9. Paman, Bibi, abang sepupu dan adik. Bapak Masrial, Ibu Arni, Abang Idrus

Affandi, S.Pd dan Muhammad Asri Asmar yang selalu memberikan bantuan,

dukungan, nasihat dan doa yang selalu menyertai penulis

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Bandar Lampung, November 2019

Penulis,

Muh. Aulia Audita

Page 15: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Masalah.......................................................... 11.2. Tujuan ............................................................................................ 41.3. Kerangka Pemikiran....................................................................... 41.4. Manfaat .......................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Minyak Atsiri ................................................................................ 62.1.1. Minyak Atsiri di Indonesia ................................................. 62.1.2. Deskripsi Minyak Atsiri...................................................... 82.1.3. Manfaat Minyak Atsiri........................................................ 9

2.2. Penyulingan Minyak Atsiri ........................................................... 92.2.1. Teori Penyulingan ............................................................... 92.2.2. Jenis-jenis Penyulingan....................................................... 10

2.3. Jahe ............................................................................................... 142.3.1. Deskripsi Tanaman Jahe ..................................................... 142.3.2.Komponen Kimia Jahe......................................................... 16

2.4. Minyak Jahe .................................................................................. 17

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat ....................................................................... 193.2. Alat dan Bahan.............................................................................. 193.3. Metode Penelitian ......................................................................... 203.4. Metode Pengumpulan data............................................................ 203.5. Pengamatan ................................................................................... 21

Page 16: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Perusahaan .......................................................... 264.2. Proses Penyulingan Minyak Atsiri................................................ 274.3. Rendemen ..................................................................................... 314.4. Analisis Mutu Minyak Atsiri ........................................................ 334.5. Rekapitulasi Rendemen dan Mutu Minyak Atsiri Jahe ................ 40

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan................................................................................... 425.2. Saran ............................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 43

LAMPIRAN................................................................................................ 46

Page 17: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Penghasil MinyakAtsiri di Indonesia.................................................................................... 7

2. Produksi dan Produktivitas Rempah Provinsi Lampung tahun2016.......................................................................................................... 7

3. Luas Areal Dan Produksi (PR + PBN + PBS ) Provinsi Lampung Tahun2015……………………………………........................................................ 13

4. Standar minyak jahe................................................................................... 18

5. Hasil penetapan rata-rata rendemen minyak atsiri jahe ….......................... 32

6. Kadar air dan Kadar Minyak Atsiri Jahe………………………………… 33

7. Rata-rata Berat Jenis Minyak Atsiri Jahe.................................................... 34

8. Rata-rata Indeks Bias Minyak Atsiri Jahe................................................... 35

9. Nilai Putaran Optik Minyak Atsiri Jahe..................................................... 37

10. Rata-rata bilangan asam minyak atsiri jahe.............................................. 38

11. Rata-rata bilangan ester minyak atsiri jahe............................................. 40

12. Rekapitulasi Rata-rata Rendemen dan Mutu Minyak Atsiri Jahe……… 40

13. Volume dan Berat Bahan Baku Minyak Atsiri………………………….. 48

Page 18: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Penyulingan dengan air ........................................................................... 11

2. Penyulingan dengan air dan uap ............................................................. 12

3. Penyulingan dengan uap ......................................................................... 13

4. Skema Sistem alat penyulingan minyak atsiri dengan metode uap tidaklangsung…………….............................................................................. 28

5. Skema Sistem alat penyulingan minyak atsiri dengan metode uaplangsung ………………………………….. ........................................... 30

6. Skema Sistem alat penyulingan minyak atsiri dengan metodePerebusan....……………………………………………………... ......... 31

7. Aliran Panas Boiler pada Sistem Alat Penyulingan Minyak Atsiri denganMetode Uap Tidak Langsung....……………………………………... .. 47

Page 19: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak atsiri atau disebut juga minyak esensial (essential oil), minyak terbang

(volatile oil) atau minyak eteris merupakan salah satu komoditas yang banyak

diperdagangkan di pasar dunia. Minyak atsiri merupakan minyak yang dihasilkan

dari proses penyulingan atau ekstraksi yang berasal dari bagian-bagian tumbuhan,

seperti daun, bunga, kayu, biji-bijian, putik bunga, akar maupun rimpang. Dari

sekitar 200 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan di pasar dunia, terdapat 40

jenis tanaman penghasil minyak atsiri dikembangkan di Indonesia dan

diperdagangkan di pasar lokal dalam negeri, namun beberapa diantaranya juga

menjadi komoditas ekspor (Lutony dan Rahmayanti, 2002).

Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri yang mengekspor

produknya ke pasar internasional. Data statistik ekspor-impor dunia menunjukkan

nilai ekspor minyak atsiri tahun 2015 senilai 637,4 juta US$ dan 694,7 juta US$

tahun 2016 (Badan Pusat Statistik, Kementerian Perdagangan, 2016). Beberapa

jenis minyak atsiri Indonesia yang menjadi komoditas ekspor yaitu nilam, sereh

wangi, cengkeh, jahe, pala, lada, kayu manis, cendana, melati, akar wangi,

kenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar minyak

atsiri Indonesia dari ekspor dunia yaitu nilam 64%, kenanga 67%, akar wangi

Page 20: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

2

26%, serai wangi 12%, pala 72%, cengkeh 63%, jahe 0,4%, dan lada 0,9% (Rizal

dan Djazuli, 2006).

Jahe merupakan komoditas jenis rempah-rempahan penghasil minyak atsiri

dengan jumlah produksi tertinggi di Indonesia. Nilai produksi jahe di Indonesia

tahun 2016 mencapai 340.345.036 kg. Nilai produksi jahe di Provinsi Lampung

1.503.745 kg, dengan nilai areal luas panen 125.528.575 m2 dan nilai

produktivitas 1,29 kg/m2 (Kementerian Pertanian, 2017).

Jahe biasanya digunakan sebagai bumbu masak sehari-hari. Selain itu, jahe

memiliki banyak manfaat bagi industri-industri di beberapa bidang seperti bidang

pangan, obat-obatan dan minyak atsiri. Industri pangan memanfaatkan jahe

sebagai rempah-rempah, minuman dan penyedap makanan. Industri obat-obatan

menggunakan jahe sebagai obat tradisional seperti obat sakit kepala, mulas,perut

kembung, sakit tenggorakan, dan obat batuk (Lantera, 2002).

Jahe dengan minyak atsirinya yang dikenal sebagai minyak jahe atau ginger oil

mengandung minyak atsiri 2-3%, pati resin, asam-asam organik, asam malat,

asam oksalat dan gingerin (Depkes, 1989). Komponen utama minyak atsiri jahe

seperti zingiberen, gingerol, shagaol, dan resin menyebabkan adanya aroma khas

pada jahe. Terdapat sedikitnya 40 hidrokarbon monoterpenoid lain yang berbeda

seperti 1,8–cineole, linalool, borneol, neral dan geraniol (Govindarajan, 1982).

CV. Nusantara Spices Natar adalah salah satu industri yang beroperasi dalam

usaha kecil menengah di bidang penjualan hasil bumi terutama berbagai jenis

jahe, kunyit, kemiri, dan pinang. Produk yang dihasilkan oleh CV. Nusantara

Page 21: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

3

Spices adalah rajangan jahe, kunyit dan pinang dengan daerah tujuan

pemasarannya adalah Pulau Jawa dan eksportir. Dalam kurun waktu satu bulan

CV. Nusantara Spices mampu memproduksi 50 ton jahe dan kunyit kering untuk

memenuhi kebutuhan konsumen.

Dalam rangka meningkatkan nilai tambah dari produk jahe yang dihasilkan, CV.

Nusantara Spices telah melakukan upaya awal pengembangan produk olahan jahe

dengan mengolahnya menjadi minyak atsiri jahe (ginger oil) melalui proses

penyulingan. Untuk menghasilkan minyak atsiri, terdapat 3 macam yaitu metode

penyulingan dengan air (perebusan), penyulingan dengan air dan uap

(pengukusan) dan penyulingan dengan uap air (Guenther, 1988). CV. Nusantara

Spices menggunakan ketiga metode penyulingan tersebut. Berdasarkan hal

tersebut penelitian ini dilakukan untuk membandingkan rendemen dan kualitas

minyak atsiri yang dihasilkan dari masing-masing metode yang digunakan.

Page 22: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan membandingkan rendemen dan mutu minyak atsiri yang

dihasilkan dari tiga metode penyulingan yang digunakan (rebus, uap langsung dan

tidak langsung).

1.3 Kerangka Pemikiran

Jahe merupakan salah satu bahan baku potensial minyak atsiri yang perlu

dikembangkan. Menurut Hapsoh dan Hasanah (2011), minyak atsiri yang

diperoleh dari jahe berkisar antara 0,82-3,90% tergantung jenis jahenya. Potensi

jahe sebagai bahan baku minyak atsiri didukung oleh tingginya total produksi

nasional.

CV. Nusantara Spices merupakan produsen produk rempah-rempahan yang juga

menghasilkan produk dari bahan baku jahe. Perusahaan ini memiliki minat untuk

memproduksi minyak atsiri jahe karena peluang yang cukup besar. Oleh karena

itu, perusahaan ini melakukan produksi minyak atsiri jahe.

Minyak atsiri dihasilkan dengan berbagai metode ekstraksi. Salah satu metode

ekstraksi yang digunakan adalah destilasi atau penyulingan. Penyulingan minyak

atsiri dibagi menjadi tiga macam yakni; penyulingan dengan air (Water

Distillation), penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation) dan

penyulingan dengan uap (Direct Steam Distillation) (Guenther,1988). CV.

Nusantara Spices menggunakan ketiga metode penyulingan dengan uap sebagai

Page 23: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

5

awal percobaan dalam menghasilkan minyak atsiri jahe. Minyak atsiri yang

dihasilkan akan diamati rendemen dan mutunya dari masing-masing metode yang

digunakan.

1.4 Manfaat

1. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan rekomendasi kepada

pihak pihak yang memiliki usaha penyulingan minyak atsiri dalam pemilihan

metode penyulingan untuk pertimbangan membuat kebijaksanaan mengenai

pengembangan usaha terkait usaha minyak atsiri di Lampung.

2. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak

yang berkepentingan, seperti mahasiswa dan investor sehingga dapat memberi

sedikit informasi terkait proses penyulingan minyak atsiri jahe.

Page 24: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Minyak Atsiri

2.1.1 Minyak Atsiri di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara penghasil utama minyak atsiri yang turut

memenuhi kebutuhan minyak atsiri di pasar dunia. Ma’mun (2006) menjelaskan

bahwa terdapat kurang lebih 45 jenis tanaman penghasil minyak atsiri tumbuh di

Indonesia, namun kira-kira baru 15 jenis yang sudah menjadi komoditi ekspor

yaitu minyak sereh wangi (citronella oil), minyak akar wangi (vetiver oil), minyak

nilam (patchouli oil), minyak kenanga (cananga oil), minyak cendana

(sandalwood oil), minyak pala dan fuli (nutmeg oil dan mace oil), minyak daun,

gagang, dan bunga cengkeh (clove leaf oil, clove steam oil, clove bud oil), minyak

lawang (culilawan oil), minyak massoi (massoi bark oil), minyak pangi (Sasafras

oil), minyak jahe (ginger oil), minyak lada (black pepper oil), minyak gaharu

(agarwood oil), minyak turpentin (turpentine oil), cajeput oil, kaffir lime oil,

sementara di pasar internasional terdapat 90 jenis minyak atsiri diperdagangkan.

Data terkini terkait produksi, luas panen dan produktivitas beberapa tanaman

penghasil minyak atsiri tahun 2016 menurut Badan Pusat Statistik dan Direktorat

Jenderal Hortikultura dapat dilihat pada tabel 1

Page 25: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

7

Tabel 1 Produksi , Luas Panen dan Produktivitas Tanaman Penghasil MinyakAtsiri di Indonesia

No. Komoditi Produksi Luas Panen Produktivitas

1. Jahe 340.345.036 kg 125.528.575 m2 2,6 kg/ m2

2. Kunyit 107.783.509 Ton 50.203.009 Ha 2,08 Ton/Ha3. Kencur 36.540.940 Ton 22.755.139 Ha 1,54 Ton/Ha4. Sedap Malam 117.094.086 tangkai 3.400.042 m2 34,44 tangkai/ m2

5. Mawar 181.884.630 tangkai 3.457.518 m2 52,61 tangkai/ m2

6. Nilam 1.954 Ton 18.562 Ha 160 kg/Ha7. Lada 82.167 Ton 168.080 Ha 833 kg/Ha8. Pala 34.408 Ton 169.285 Ha 482 kg/Ha9. Cengkeh 139.522 Ton 542.281 Ha 424 kg/Ha

Sumber : Kementerian Pertanian, 2017

Data Kementerian Pertanian (2016) mengenai produksi jahe, kunyit, kencur,

sedap malam, dan mawar di provinsi Lampung antara lain.

Tabel 2. Produksi dan Produktivitas Rempah Provinsi Lampung tahun 2016

No. Komoditi Produksi Produktivitas1. Jahe 1.503.745 kg 1,29 kg/m2

2. Kunyit 771.828 kg 1,55 kg/m2

3. Kencur 5.510.204 kg 1,27 kg/m2

4. Sedap Malam 265.957 tangkai 2,87 tangkai/m2

5. Mawar 116.770 tangkai 26,6 tangkai/m2

Sumber : Kementerian Pertanian, 2016

Data Dinas Perkebunan Provinsi Lampung (2015) mengenai statistik luas areal

dan produksi perkebunan rakyat (PR), perkebunan besar nasional (PBN) dan

perkebunan besar swasta (PBS) tanaman pala, lada, kayu manis, cengkeh dan

nilam antara lain.

Page 26: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

8

Tabel 3. Luas Areal Dan Produksi (PR + PBN + PBS ) Provinsi Lampung Tahun2015

No Komoditi Komposisi Luas Areal Jumlah Produksi(ton)

Produktivitas(kg/Ha)TBM TM TR

1. Nilam - 127 - 127 18 1422. Lada 9,505 30,084 6,275 45,863 14,860 4943. Pala 1,132 182 35 1,349 51 2804. Kayu Manis 338 705 49 1,092 1,077 1,5285. Cengkeh 3,361 3,190 1,195 7,746 1,059 332

Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, 2015

Salah satu provinsi yang menghasilkan komoditas penghasil minyak atsiri adalah

provinsi Lampung. Beberapa komoditas tanaman penghasil minyak atsiri yang

ada di provinsi Lampung yaitu tanaman pala, lada, kayu manis, cengkeh, nilam

(Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, 2015) jahe, kunyit, kencur, sedap malam,

dan mawar. (Kementerian Pertanian, 2016).

2.1.2 Deskripsi Minyak Atsiri

Minyak atsiri yang memiliki nama lain minyak terbang (volatile oil) atau minyak

eteris (essential oil) adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman. Minyak atsiri

mempunyai sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami proses

dekomposisi. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil proses metabolisme dalam

tanaman, yang terbentuk karena reaksi berbagai senyawa kimia dan air. Sifat dari

minyak atsiri yang lain adalah mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau

wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, yang diambil dari bagian-bagian

tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh

bagian tanaman. Minyak arsiri mudah larut dalam pelarut organik seperti alkohol,

eter, petroleum, benzene, dan tidak larut dalam air (Guenther, 1988).

Page 27: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

9

2.1.3 Manfaat Minyak Atsiri

Minyak atsiri memiliki banyak manfaat, tergantung dari jenis tanaman

penghasilnya. Minyak atsiri dimanfaatkan sebagai bahan baku minyak wangi,

komestik dan obat-obatan. Minyak atsiri juga dimanfaatkan sebagai bahan

kandungan dalam bumbu maupun pewangi (flavour and fragrance ingredients).

Industri komestik dan minyak wangi memanfaatkan minyak atsiri sebagai bahan

pembuatan lotion, sabun, pasta gigi, samphoo, dan parfum. Industri makanan

menggunakan minyak atsiri sebagai penyedap atau penambah cita rasa. Industri

farmasi menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, pembunuh bakteri.

Fungsi minyak atsiri sebagai wewangian juga digunakan untuk menutupi bau tak

sedap bahan-bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh

industri bahan pengawet dan bahan insektisida (Ketaren, 1985).

2.2 Penyulingan Minyak Atsiri

2.2.1 Teori Penyulingan

Pada proses ekstraksi, suatu komponen dipisahkan menjadi komponen-komponen

yang lebih kecil lagi, pada proses penyulingan ekstraksi terjadi pada komponen

padat atau cair dari dua campuran atau lebih dipisahkan berdasarkan titik didihnya

(Ketaren, 1985).

Destilasi adalah salah satu metode khusus untuk memisahkan material yang

sensitif terhadap temperatur seperti senyawa aromatik organik. Metode ini

Page 28: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

10

menggunakan prinsip bahwa tekanan total dari suatu campuran yang tidak saling

larut merupakan penjumlahan dari tekanan uap masing-masing komponennya.

Jika tekanan total sama dengan tekanan atmosfer, maka campuran tersebut akan

mendidih. Dengan demikian, campuran memiliki titik didih yang lebih rendah dari

titik didih komponen-komponennya. Berdasarkan fakta tersebut, penambahan uap

air akan menyebabkan senyawa organik yang terkandung di dalam bahan baku

teruapkan pada temperatur yang lebih rendah dari titik didihnya. Setelah disitilasi,

uap yang dihasilkan akan terkondensasi di dalam kondensor dan kondensat

ditampung terlebih dulu di dalam separator (Guenther, 1988).

2.2.2 Jenis-jenis Penyulingan

Guenther (1988) membagi metode penyulingan minyak atsiri menjadi 3 jenis,

yaitu; penyulingan dengan air (Water Distillation), penyulingan dengan air dan

uap (Water and Steam Distillation) dan penyulingan dengan uap (Direct Steam

Distillation).

a.Penyulingan dengan Air (Water Distillation)

Bahan baku yang akan disuling berhubungan langsung dengan air. Caranya,

dengan memasukkan bahan baku kedalam tangki yang telah berisi air kemudian

dipanaskan. Campuran uap air dan minyak hasil proses ekstraksi akan

dihubungkan melalui pipa ke kondensor untuk dilakukan proses kondensasi,

selanjutnya ditampung dan dipisahkan melalui separator (alat pemisah air-

minyak) (Ketaren, 1985). Adapun, proses destilasi dengan sistem Water

Distillation seperti gambar 1. berikut:

Page 29: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

11

Gambar 1. Penyulingan dengan air (Guenther, 1988).

Walaupun penyulingan metode ini seolah-olah terlihat mudah, namun ternyata

hasil yang diperoleh terdapat kehilangan hasil dan penurunan mutu. Penyulingan

metode air mengakibatkan pengasaman (oksidasi) serta persenyawaan zat ester

yang dikandung dengan air (hidrolisis ester). Selain itu, perebusan menyebabkan

timbulnya aneka hasil sampingan yang tidak dikehendaki (Harris, 1987).

b. Penyulingan dengan Uap dan Air (Water and Steam Distillation)

Bahan baku yang akan disuling tidak berhubungan langsung dengan air. Bahan

baku yang akan disuling ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan

tengah berlobang-lobang yang ditopang di atas dasar alat penyulingan. Bagian

bawah alat penyulingan diisi air sedikit di bawah bahan ditempatkan. Bahan baku

yang akan disuling hanya terkena uap air, dan tidak terkena air yang mendidih..

Campuran uap air dan minyak hasil proses ekstraksi akan dihubungkan melalui

Page 30: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

12

pipa ke kondensor untuk dilakukan proses kondensasi, selanjutnya ditampung

dan dipisahkan melalui separator (alat pemisah air-minyak) (Ketaren, 1985).

Proses destilasi dengan sistem Water and Steam Distillation ditunjukkan pada

gambar 2. Berikut ini:

Gambar 2. Penyulingan dengan air dan uap (Guenther, 1988).

c. Penyulingan dengan Uap (Direct Steam Distillation)

Pada proses ini bahan baku tidak berhubungan langsung dengan air dan api.

Dimana, air dingin dimasukkan kedalam tangki yang terpisah dari bahan baku

kemudian dipanaskan dengan uap bertekanan tinggi. Uap panas yang dihasilkan

akan disalurkan kedalam tangki yang berisi bahan baku. Campuran uap air dan

uap minyak akan dihubungkan melalui kondensor untuk dilakukan proses

kondensasi, dan hasilnya akan dipisahkan melalui separator (Ketaren, 1985).

Berikut adalah gambar 3. uraian proses destilasi dengan sistem Direct Steam

Distillation.

Page 31: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

13

Gambar 3. Penyulingan dengan uap (Guenther, 1988).

Pada metode penyulingan dengan uap, uap yang dihasilkan adalah uap jenuh atau

uap kelewat panas pada tekanan lebih dari 1 atmosfir yang dihasilkan dari ketel

uap yang terpisah, kemudian dialirkan ke dalam tangki bahan baku penyulingan

(Guenther, 1988).

Pada metode ini, dengan penurunan tekanan uap di dalam ketel, maka uap tersebut

cenderung berunah menjadi uap kelewat panas. Dalam hal ini terdapat dua faktor

penting, yaitu suhu bahan yang tidak tetap pada titik didih air, tetapi meningkat

hingga mencapai suhu uap kelewat panas, uap kelewat panas yang cenderung

mengeringkan bahan dan mengurangi kecepatan penguapan minyak. Minyak atsiri

hanya akan menguap setelah terjadi difusi cairan minyak, dan akan berhenti jika

bahan menjadi kering (Guenther, 1988).

Page 32: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

14

2.3. Jahe

2.3.1 Deskripsi Tanaman Jahe

Jahe (Zingiber officinale rosc) merupakan tanaman yang memiliki banyak

kegunaan serta menempati posisi yang sangat penting dalam perekonomian

masyarakat Indonesia. Jahe termasuk dalam salah satu jenis temu-temuan dari

suku Zingiberaceae (Hapsoh dan Hasanah, 2011). Tanaman ini berasal dari Asia

Pasifik dan tersebar dari India sampai ke Cina ( Paimin dan Murhananto, 2008).

Bagian jahe yang banyak dimanfaatkan adalah rimpangnya. Rimpang atau yang

biasa disebut rhizoma jahe adalah batang yang tumbuh ke dalam tanah. Rimpang

jahe memiliki bentuk bercabangcabang dan tidak beraturan (Koswara, 1995).

Rimpang jahe terlihat berbuku-buku berbentuk bulat agak pipih dan (Harmono

dan Andoko,2005).

Tanaman jahe merupakan tanaman jenis rumput-rumputan berbatang semu yang

diselubungi oleh dasar pelepah daun. Tanaman ini tumbuh tegak dengan

ketinggian 30-75 cm, memliliki daun yang sempit memanjang dengan panjang

15–23 cm dan lebar ±2,5 cm, tersusun secara teratur dua baris berseling, dan

berwarna hijau. Bunganya berwarna kuning kehijauan dengan bibir bunga

berwarna ungu gelap, bagian kepala sari berwarna ungu, serta terdapat bintik

putih kekuningan. Akar tanaman jahe memiliki aroma harum khas jahe, berwarna

kuning atau jingga, dan berserat (Paimin dan Murhananto, 2008). Tanaman jahe

Page 33: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

15

dapat dikembangbiakkan secara vegetative yaitu dengan cara menanam bagian

rimpangnya yang telah berusia minimal 9 bulan (Koswara,1995).

Menurut Widiyanti (2009), klasifikasi tanaman jahe berdasarkan taksonomi

tanaman adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Species : Zingiber officinale Roscoe

Menurut Hapsoh dan Hasanah (2011), berdasarkan bentuk, ukuran dan warna

rimpangnya, jahe dibedakan atas tiga kultivar, yaitu sebagai berikut :

a. Jahe Gajah

Jahe gajah atau jahe putih besar adalah jenis jahe yang banyak ditanam oleh

masyarakat. Jahe gajah memiliki ukuran rimpang yang lebih besar dibandingkan

dengan jenis jahe lainnya, hal inilah yang membuatnya disebut jahe gajah atau

jahe badak. Satu rumpun jahe gajah memiliki bobot antara 1-2 kg. Rimpangnya

berstruktur besar dan berbuku-buku. Warna rimpang jahe gajah ini adalah putih

kekuningan, dengan tinggi 6-12 cm, panjang 15-35 cm, dan diameter berkisar

8,47-8,5 cm. Jahe gajah memiliki kandungan minyak atsiri antara 0,82–1,66%,

kadar pati 55,1%, kadar serat 6,89%, dan kadar abu 6,6–7,5%.

Page 34: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

16

b. Jahe Emprit

Rumpun rimpang jahe emprit memiliki bobot berkisar 0,5–0,7 kg. Rimpang jahe

emprit berukuran kecil dan berlapis, serta berwarna putih kekuningan. Panjang

rimpang jahe emprit berkisar 6-30 cm, tingginya dapat mencapai 11 cm, dan

diameter antara 3,27–4,05 cm. Jahe emprit memiliki kandungan yaitu, minyak

atsiri 1,5–3,5%, kadar pati 54,70%, kadar serat 6,59%, dan kadar abu 7,39–8,90%.

c. Jahe Merah

Setiap rumpun rimpang jahe merah memiliki bobot berkisar 0,5–0,7 kg. Struktur

rimpang jahe merah, kecil berlapis-lapis dan daging rimpangnya berwarna jingga

muda sampai merah. Panjang rimpang dapat mencapai 12,5 cm, dengan tinggi

antara 5,2-10,4 cm dan diameter rimpang dapat mencapai 4 cm. Jahe merah

memiliki kandungan minyak atsiri 2,58–3,90%, kadar pati 44,99%, dan kadar abu

7,46%.

2.3.2 Komponen Kimia Jahe

Komponen kimia yang terkandung di dalam rimpang jahe adalah minyak atsiri 2-

3%, pati resin, asam-asam organik, asam malat, asam oksalat dan gingerin

(Departemen Kesehatan, 1989). Minyak atsiri jahe mengandung terpen,

fellandren, dextrokamfen, bahan sesquiterpen yang dinamakan zingiberen,

zingeron damar dan pati. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan

aroma khas pada jahe adalah zingiberen (35%), farnesene (10%) serta bisaolene

dan –sesquiphellandrene namun dalam jumlah kecil. Selain itu juga terdapat

Page 35: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

17

sedikitnya 40 hidrokarbon monoterpenoid yang berbeda seperti 1,8–cineole,

linalool, borneol, neral dan geraniol (Govindarajan, 1982).

Kandungan kimia setiap jenis jahe berbeda-beda sehingga penggunaannya juga

perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Jahe gajah memiliki rasa dan aroma yang

kurang tajam sehingga lebih banyak digunakan dalam pengolahan makanan dan

minuman.Jahe putih memiliki aroma dan rasa yang sedikit lebih tajam

dibandingkan dengan jahe gajah dan banyak digunakan sebagai rempah-rempah,

minuman, penyedap makanan, serta memiliki banyak kandungan minyak atsiri.

Jahe merah memiliki kandungan kimia yang lebih tinggi dalam setiap rimpangnya

dibandingkan dengan jenis-jenis jahe lainnya. Jahe merah dan jahe putih memiliki

kandungan minyak atsiri yang setara sehingga banyak digunakan dalam industri

minyak atsiri. Tanaman jahe merupakan ramuan obat tradisional yang telah

digunakan sejak zaman dahulu karena mampu mengobati perut kembung, sakit

kepala, mulas, sakit kerongkongan, dan batuk kering (Lantera, 2002).

2.4. Minyak Jahe

Minyak jahe atau ginger oil kebanyakan berasal dari jenis rizoma Zingiber

officinale Roscoe yang memiliki kandungan minyak sekitar 1 – 2% dengan

wilayah penyebarannya hampir di semua negara tropis yang berlahan basah.

Minyak jahe terdiri lebih dari 24 komponen diantaranya monoterpene

(phellandrene, champene, cineol, citral dan borneol), zingiberene dan bisabolene.

Kegunaan dari minyak ini sebagai bumbu, bahan minuman, industri farmasi dan

lain-lain (Young et al. 2002).

Page 36: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

18

Tabel 4 Standar minyak jahe

Parameter SNI 06-1312-1998FCC IV (FoodChemical Codex)

Warna Kuning muda – kuning Kuning muda – kuningBerat jenis 0.8720 – 0.8890 (d25/25) 0.870 – 0.882 (d25/25)Indeks bias (d20/20) 1.4850 – 1.4920 1.488 – 1.494Putaran optik ( d25/25) (-14) – (-33)0 (-28) – (-47)0

Bilangan asam Maksimal 2 Maksimal 4Bilangan penyabunan Maksimal 15 Maksimal 20Bilangan penyabunansetelah asetilasi

Maksimal 90

Sumber : Badan Standardisasi Nasional (BSN, 2011) dan Food Chemical Codex(FCC, 1996)

Ada 2 jenis minyak jahe yaitu minyak jahe kering dan minyak jahe segar. Minyak

jahe kering berasal dari rizhoma kering yang memiliki senyawa volatile lebih

sedikit terutama untuk senyawa volatil yang titik didihnya rendah karena pada

minyak jahe kering ada proses pengeringan sehingga beberapa senyawa volatil

menguap sebelum disuling (Weiss, diacu dalam Toure dan Xiaoming 2007).

Karakteristik organoleptik dari minyak jahe adalah warm, spicy dan woody note

dengan slight lemony note. Minyak jahe asal Madagaskar mengandung komponen

utama camphene, zingiberene, ar-curcumen dan geranial (Koroch et al. 2007).

Kandungan zingiberene pada minyak jahe segar (fresh ginger oil) adalah 28.6%

sedangkan zingiberene pada minyak jahe kering (dry ginger oil) adalah 30.0%

(Sasidharan dan Menon 2010)

Page 37: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

III. METODOLOGI PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di CV. Nusantara Spices Desa Muji Mulyo,

Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Analisis Hasil

Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian ini dilakukan

bulan Maret - Mei 2018.

2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat destilasi metode

uap tidak langsung yang terdiri atas boiler penghasil uap, tangki penyulingan,

kondensor dan separator. Alat lain yang digunakan refraktometer, piknometer,

gelas ukur, oven, dan timbangan analitik. Alat-alat penunjang lain yang digunakan

adalah pipet tetes, gelas ukur, penjepit, desikator, bom kalorimeter, labu pemisah

dan botol kaca.

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah jahe kering dan jahe

segar jenis jahe emprit yang berasal dari petani di kecamatan Natar, Lampung

Selatan. Bahan-bahan lain yang digunakan pada penelitian ini adalah air, aquades,

cangkang kemiri, dan cangkang sawit.

Page 38: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

20

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Jenis data

yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data

yang informasinya didapatkan langsung dari responden yaitu pakar melalui hasil

wawancara. Data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran pustaka atau

laporan dari instansi pemerintahan terkait.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Pengumpulan seluruh data

yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara yang

meliputi :

1. Wawancara

Pihak-pihak yang diwawancarai terutama adalah pemilik badan usaha, instansi

terkait informasi untuk wilayah, guna memperoleh data primer maka akan diambil

bentuk wawancara tidak terstruktur dengan pertanyaan yang bersifat terbuka

sehingga memberikan keleluasaan bagi responden untuk memberi pandangan

secara bebas dan memungkinkan peneliti untuk mengajukan perntanyaan secara

mendalam.

Page 39: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

21

2. Observasi

Observasi yang dilakukan untuk melihat secara langsung obyek yang akan diteliti

terutama terhadap semua yang mendukung perencanaan suatu usaha akan

dibangun.

3. Studi literatur dan kepustakaan

Studi literatur dan kepustakaan bertujuan untuk dapat menganalisa secara teoritis

terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan penulisan dengan membaca

skripsi, studi kepustakaan dilakukan dengan membaca berbagai text book, jurnal

jurnal pemasaran, artikel-artikel yang relevan, sumber-sumber lain guna

memperoleh data sekunder.

Data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel kemudian dibahas secara

deskriptif. Perlakuan yang dilakukan adalah penyulingan minyak atsiri jahe

dengan metode perebusan, uap langsung dan uap tidak langsung dengan bahan

baku jahe segar dan jahe kering jenis jahe emprit. Data yang diamati adalah

jumlah rendemen, uji mutu minyak atsiri meliputi berat jenis, dan indeks bias,

putaran optik, bilangan asam dan bilangan ester.

3.5 Pengamatan

3.5.1 Isolasi dan penentuan rendemen

Kadar Minyak atau rendemen minyak dihitung berdasarkan perbandingan antara

volume minyak yang dihasilkan dengan bobot bahan yang disuling (v/w) dengan

menggunakan satuan persen (%) dalam basis basah (wet basis).

Page 40: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

22

Rendemen minyak atsiri = Jumlah minyak atsiriberat penimbangan bahan × 1003.5.2 Penentuan berat jenis (SNI 06-1312-1998)

Metode ini didasarkan pada perbandingan antara berat minyak pada suhu yang

ditentukan dengan berat air pada volume air yang sama dengan volume minyak

pada suhu tersebut. Penentuan berat jenis minyak atsiri dapat dihitung dengan

perbandingan berat minyak atsiri dengan berat aquades menggunakan piknometer.

Piknometer dicuci dan dibersihkan , kemudian dibasuh dengan alkohol.

Piknometer dikeringkan di dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105o C.

Piknometer dipindahkan ke dalam desikator selama 10-15 menit kemudian

ditimbang beratnya dengan neraca analitik sehingga diperoleh berat piknometer

kosong (m). Piknometer diisi dengan aquades sampai penuh dan tidak ada

gelembung, kemudian ditimbang bobotnya sehingga diperoleh berat piknometer

dengan aquades (m1). Diulangi perlakuan pengeringan piknometer dengan oven

dan perlakuan pengisian piknometer dengan sampel minyak jahe sehingga

diperoleh berat piknometer dengan minyak (m2). Berat jenis minyak atsiri

dihitung dengan rumus sebagai berikut.

Berat Jenis = m −mm −mKeterangan :

m = berat piknometer kosong

Page 41: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

23

m1 = berat piknometer berisi air

m2 = berat piknometer berisi minyak jahe

3.5.3 Penentuan indeks bias (SNI 06-1312-1998)

Penentuan indeks bias dilakukan dengan refraktometer. Lensa refraktometer

dibersihkan dari kotoron-kotoran dengan kapas yang telah dibasahi dengan

aquades. Minyak atsiri yang akan ditetapkan indeks biasnya diteteskan pada lensa

prisma dengan pipet tetes. Setelah terlihat adanya perbedaan terang dan gelap

yang jelas, diputar knop refraktometer sampai garis gelap terang bertemu titik

potong dua garis yang membentuk tanda silang , kemudian dibaca indeks bias

pada angka yang ditunjukan oleh skala. Setelah terlihat jelas adanya perbedaan

terang dan gelap pembacaan dilakukan beberapa kali dan setiap pembacaan hanya

boleh dilakukan apabila suhu dalam keadaan stabil.

3.5.4 Putaran Optik (SNI 06-1312-1998)

Metoda ini didasarkan pada pengukuran sudut sinar terpolarisasi yang diputar oleh

sampel minyak jahe sepanjang 10 cm. Sumber cahaya dinyalakan dan tunggu

sampai diperoleh kilauan maksimum sebelurn alat digunakan. Titik nol

pembacaan skala ditentukan dengan tabung berisi air suling pada suhu 25oC

Tabung polarimeter diisi dengan cairan contoh yang bersuhu 25oC hingga penuh,

dihindarkan terbentuk gelembung udara didalam tabung. Tabung yang telah berisi

sampel minyak atsiri diletakkan ke dalam alat polarimeter. Putaran optik dibaca

pada cakram skala. Putaran optik harus dinyatakan dalam derajat lingkar sampai

Page 42: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

24

mendekati 0,01o. Putaran optik dekstro harus diberi tanda positif (+) dan putaran

levo harus diberi tanda negatif (-). Bila tabung yang digunakan berukuran panjang

200 mm, maka hasil pembacaan adalah separuh dari angka yang dibaca. Bagian

dari satu derajat dinyatakan dengan desimal (30 menit = 0,5 derajat ; 30 detik =

0,5 menit).

3.5.5 Bilangan Asam (SNI 06-1312-1998)

Prinsip dari bilangan asam adalah Netralisasi asam-asam bebas dengan

menggunakan larutan standar basa secara volumetrik. Sampel minyak atsiri

ditimbang dengan teliti 2 ± 0,0005 gram, dilarutkan dalam 8 ml etanol : benzene

(1:1). Indikator pp ditambahkan 5 tetes. Kemudian dititrasi dengan larutan KOH

alkohol 0,2 N sampai terjadi perubahan warna pada cairan menjadi merah muda.

Bilangan asam ditentungan dengan perhitungan sebagai berikut.

Bilangan Asam = 56,1 × V × NmKeterangan :

56,1 = bobot setara KOH

V = volume (ml) larutan KOH yang diperlukan

N = kenormalan larutan KOH

m = massa dalam gram contoh yang diuji

Page 43: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

25

3.5.6 Bilangan Ester (SNI 06-1312-1998)

Sampel ditimbang dengan teliti 2 ± 0,0005 gram kedalam labu penyabunan 250

ml. Sampel dilarutkan dengan 8 ml etanol : benzena (1:1) yang sudah dinetralkan

dengan larutan NaOH 0.1 N dengan indikator pp. Kemudian dinetralkan dengan

larutan kalium hidroksida alkohol 0,2 N. Kemudian ditambahkan 25 ml larutan

kalium hidroksida alkohol 0,5 N dan beberapa butir batu didih serta 5 tetes

indikator PP.kemudian didihkan selama satu jam dengan pendingin refluks.

Kemudian didinginkan dan dititrasi kelebihan basa dengan asam sulfat 0,25 N

sampai cairan berwarna merah muda. Kemudian dibuat blanko dengan cara yang

sama. Bilangan ester ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut.

Bilangan Ester = (V − V ) × 0,25 × 56,1mKeterangan:

V2 = volume (ml) larutan H2SO4 yang diperlukan untuk nlanko

V1 = volume (ml) larutan H2SO4 yang diperlukan untuk contoh

m = adalah berat (gram) sampel yang diuji

0,25 = titar asam sulfat

56,1 = adalah bobot setara KOH.

Page 44: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil rata-rata rendemen

tertinggi yaitu minyak atsiri jahe hasil penyulingan metode uap tidak langsung.

Hasil rata-rata indeks bias hanya minyak atsiri metode uap tidak langsung yang

memenuhistandar SNI 06-4374-1996; hasil penetapan nilai putaran optik

menunjukkan bahwa tidak ada yang memenuhi standar SNI 06-4374-1996; hasil

penetapan bilangan asam menunjukkan bahwa minyak atsiri metode perebusan

dan uap langsung yang memenuhi standar SNI; hasil penetapan bilangan ester

menunjukkan minyak atsiri metode perebusan dan uap tidak langsung yang

memenuhi standar SNI.

5.2 Saran

Saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai metode penyulingan minyak

atsiri jahe sehingga produk yang dihasilkan memenuhi semua syarat mutu

yang ditetapkan SNI

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kandungan utama pada minyak

atsiri minyak atsiri jahe seperti zingiberene, kamfen dengan GCMS

Page 45: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2011. Standar SNI Minyak Atsiri.http://www.sisni.bsn.go.id. diakses 30 Januari 2018

Badan Standarisasi Nasional. 1998. Standar SNI Minyak Jahe SNI 06-1312-1998.

Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. 2015. Statistik Perkebunan 2015.http://disbunlampung.org/images/atap2005/Luas-Areal-PR-PBN-PBS-Kab-2015-as-.pdf. diakses 26 Oktober 2017

Departemen Kesehatan. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V. DirektoratJenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Jakarta. Halaman 194-197, 513-520, 536, 539-540,549-552.

Food Chemical Codex. 1996. Essential Oils Standard. Institute of Medicine.Fourth Edition. National Academy Press. Washington.

Gianyar, I. B. G., Nurchayati, & Padang, Y. A. (2012). Pengaruh PersentaseArang Tempurung Kemiri terhadap Nilai Kalor Briket CampuranBiomassa Ampas Kelapa – Arang Tempurung Kemiri. Jurnal TeknikMesin, 2(2), 7-13.

Govindarajan, V.S. 1982. Ginger - Chemistry, Technology, And QualityEvaluation:Part 2. Crit. Rev. in Food Sci. & Nutr. 17:189-258.

Guenther, E. 1988. The Essential Oils. Terjemahan: Ketaren. 2008. Minyak Atsiri.Jilid I. Penerbit UI Press. Jakarta. Hal : 3-10, 171-183, 286-292, 296-299.

Hapsoh dan Hasanah, Y. 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. USU Press.Medan.

Harmono dan Andoko. 2005. Budi daya dan peluang bisnis jahe. AgromediaPustaka Jakarta 74 Hal

Kementerian Pertanian. 2016. Data Lima Tahun Terakhir Sub Sektor Hortikultura.http://www.pertanian.go.id/ap_pages/mod/datahorti. diakses 11 Desember2017.

Page 46: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

44

Kementerian Pertanian. 2017. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Perkebunandi Indonesia. http:// www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-3-prod-lsareal-prodvitas-bun.pdf. diakses 11 Desember 2017

Kementerian Pertanian. 2017. Produksi, Luas Panen dan ProduktivitasBiofarmaka di Indonesia. http:// www.pertanian.go.id/Indikator/tabel-2-prod-lspn-prodvitas-horti.pdf. diakses 11 Desember 2017

Kementerian Perdagangan. 2017. Perkembangan Ekspor Non Migas (Komoditi)Periode : 2012-2017. http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/indonesia-export-import/growth-of-non-oil-and-gas-export-commodity. diakses 13 Desember 2017.

Ketaren, S. 1985. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Penerbit Balai Pustaka.Jakarta.

Koroch, A., et al. 2007. Quality Attributes of Ginger and Cinnamon Essential Oilsfrom Madagascar. J. Janick and A. Whipkey (eds). ASHS PressAlexandria. VA.

Koswara, S. 1995. Jahe dan Hasil Olahannya. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. 73hlm.

Lantera, T. 2002. Khasiat dan Manfaat Jahe Merah: Si Rimpang Ajaib. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Lempang, M., Syafii, W., & Pari, G. (2011). Struktur dan Komponen Arang SertaArang Aktif Tempurung Kemiri. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29(3),278-294.

Lutony, T.L. dan Y. Rahmayati. 2000. Produksi Perdagangan Minyak Atsiri.Penebar Swadaya. Jakarta.

Ma’mun. 2006. Karakteristik Beberapa Minyak Atsiri Famili zingiberaceaeDalam Perdagangan. Buletin Tanaman Rempah dan Obat XVII No 2: 91-99

Paimin, F. R. (1994). Kemiri Bubidaya dan Prospek Bisnis. Jakarta: PT. PenebarSwadaya.

Paimin, F. R. dan Murhananto. 2008. Seri Agribisnis Budi Daya Pengolahan,Perdagangan Jahe. Cetakan XVII. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rizal, M. dan M. Djazuli. 2006. Strategi Pengembangan Minyak Atsiri Indonesia.Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 28(5):13-14.

Page 47: EVALUASI KINERJA PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI …digilib.unila.ac.id/60795/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfkenanga, kayu putih, dan kemukus. Jumlah presentase sebagian besar

45

Salim, T., et al. 2005. Pengaruh Pemakaian Bahan Bakar Terhadap KinerjaPenyulingan Minyak Nilam Di Dua Wilayah. Prosiding Seminar NasionalTeknologi Proses Kimia VII-2005, 23 Maret 2005, Jakarta.

Toure, A. dan Z. Xiaoming. 2007. Gas Chromatographic Analysis of VolatileComponents of Guinean and Chinese Ginger Oils (Zingiber officinale)Extracted by Steam Distilattion. Journal of Agronomy 6(2) : 350-355.

Widiyanti, R. 2009. Analisis Kandungan Total Fenolik Jahe. (Skripsi). UniversitasIndonesia. Depok.

Young, H.Y. et al. 2002. Analytical and stability studies of ginger preparations.Journal of Food and Drug Analysis. Vol 10 No 3 : 149

Yuliarto, dkk.2012. Pengaruh Ukuran Bahan dan Metode Destilasi (Destilasi Airdan Destilasi Uap-Air) terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis(Cinnamomum Burmannii). Jurnal Teknosains Pangan Volume 4 No. 12012. Solo.