Daya Tahan Dan Cara Latihan
Click here to load reader
-
Upload
sigit-nugroho -
Category
Documents
-
view
845 -
download
0
Transcript of Daya Tahan Dan Cara Latihan
![Page 1: Daya Tahan Dan Cara Latihan](https://reader037.fdocuments.us/reader037/viewer/2022100212/55721080497959fc0b8d43af/html5/thumbnails/1.jpg)
Mawas Desember‘09
1
DAYA TAHAN DAN CARA LATIHAN
UNTUK PENINGKATAN KONDISI FISIK
Arista.K
ABSTRACT
”Orandum At Us It, Mensana In Corporesano”. that is the sentence which
has the meaning that there is a hope that wish in the health body there are
strong sou”l.
Keyword : Daya taham,Peningkatan kondisi fisik
Pendahuluan
Apabila kita ingin
meningkatkan prestasi olahraga
maka banyak unsur-unsur dari
kesegaran fisik yang harus
dilibatkan seperti ketrampilan,
teknik, kekuatan dan tenaga,
kecepatan, kelenturan, kelincahan,
keseimbangan, dan lain-lain. Salah
satu unsur lagi yang tidak dapat
diabaikan bahkan mutlak perlu
untuk ditingkatkan adalah daya
tahan atau endurance.Bahkan daya
tahan merupakan unsur dasar atau
inti dari kesegaran fisik dalam
peningkatan kondisi fisik. Prestasi
seorang atlit olahraga akan
terhambat kemajuannya bila
endurance atau daya tahannya tidak
cukup terlatih dengan menggunakan
metode latihan yang efektif dan
sesuai dengan takaran.
Yang dimaksud dengan daya
tahan atau endurance adalah
kemampuan ketahanan [resistance]
terhadap kelelahan dan cepat pulih
kembali[recovery] dari kelelahan.
Seorang yang mempunyai daya
tahan tinggi dapat melakukan
aktifitas yang lebih lama secara
kontinyu. Peningkatan daya tahan
juga dapat menunda tibulnya
kelelahan. Daya tahan memberikan
sumbangan yang besar yang sangat
berarti bagi peningkatan prestasi,
apalagi bagi cabang olahraga yang
mengutamakan unsur daya tahan
seperti : lari, sepakbola, bola basket,
Mawas Desember‘09
2
Daya Tahan dan Cara Latihan Untuk Peningkatan Kondisi Fisik
Arista K.
balap sepeda, bela diri dan lain-
lainnya.
Seperti yang dikemukakan
oleh Kenneth H. Cooper, bahwa
kunci latihan daya tahan ialah
konsumsi Oksigen[O2]. Tubuh
membutuhkan oksigen untuk
memproduksi energi. Tubuh tidak
biasmenyimpan oksigen. Maka
oksigen harus terus menerus
dimasukkan dan disalurkan ke
organ-organ atau jaringan tubuh
yang membutuhkan energi. Setiap
jenis latihan olahraga membutuhkan
energi dalam jumlah tertentu. Ini
berarti pula bahwa dibutuhkan
oksigen dalam jumlah tertentu
pula.[Kenneth H.Cooper,1983].
Latihan daya tahan akan
meningkatkan kekuatan dan
kemampuan jantung beserta
peredaran darahnya dan paru-paru
beserta sistem pernafasannya, atau
yang sering disebut dengan
Cardiovascular
Respiration.Dengan latihan daya
tahan, volume paru-paru akan
bertambah yang berarti akan
meningkatkan kemampuannya untuk
menampung oksigen yang sangat
diperlukan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing cabang olahraga.
Hario Tilarso menyatakan,
bahwa nama lain dari endurance
adalah aerobic power, aerobic
capacity, daya tahan dan
vitamaxima. Endurance ini dinyakan
dalam symbol V02 Max dan satuan
yang dipakai adalah liter per menit
atau dalam cc/kg/BB/mnt.[Hario
Tilarso,1990]
Jadi dengan latihan daya tahan yang
teratur, kontinyu dan meningkat,
kemampuan daya tahan akan naik.
Yang berarti kemampuan atau
kesanggupan fisik seseorang akan
lebih besar.
Seseorang yang melakukan
aktifitas fisik untuk meningkatkan
kondisi fisik dan ha sil VO2 Max-
nya dapat dicapai sesuai dengan
kemampuan fisik yang sebenarnya,
maka intensitas latihan harus cukup
tinggi dan dan setiap periodik
tertentu pembebanan latihan harus
ditingkatkan atau biasa disebut
dengan Prinsip Overload yaitu
prinsip yang selalu menambah
pembebanan latihan yang lebih berat
daripada yang telah menjadi biasa
dan ringan.
Agar latihan cukup efektif
dengan intensitas yang cukup tinggi
pula, Jansen dan Fisher
menggariskan Training Zone
dengan formulasi sebagai berikut:
220-umur=denyut jantung
maksimal, dikalikan [72%-
87%]=latihan yang efektif
untuk latihan daya
![Page 2: Daya Tahan Dan Cara Latihan](https://reader037.fdocuments.us/reader037/viewer/2022100212/55721080497959fc0b8d43af/html5/thumbnails/2.jpg)
Mawas Desember‘09
3
tahan.[Jansen dan Fisher dalam
Woeryanto 1990]
Sebagai contoh, jika seorang
berumur 20 tahun ingin
meningkatkan daya tahannya
dengan melakukan latihan lari
selama 15 menit, maka denyut
jantung harus langsung diperiksa
setelah dinyatakan berhenti setelah
lari selama 15 menit tersebut.
Intensitas lari tersebut berada
didalam Training Zone dan dapat
dinyatakan efektif apabila denyut
jantungnya berfrekwensi sesuai
dengan formula sebagai berikut:
220-20=200 dikalikan
[72%-87%], artinya bila yang
dipakai 72% maka 72% dari 200
=72%X200=144
Jadi denyut jantung maksimal yang
efektif untuk melakukan test
tersebut bagi seseorang yang
berumur 20 tahun adalah 144/menit.
Bila denyut jantung lebih rendah
dari yang telah ditentukan, berarti
bahwa latihan atau test yang
dilakukan tersebut berada dibawah
Training Zone. Dengan demikian
juga ini juga berarti bahwa latihan
yang dilakukan kurang intensif atau
kurang sungguh-sungguh dan tidak
dapat dihitung nilai VO2Max-nya
karena tidak efektif lagi.
Energi untuk peningkatan
olahraga
Seperti telah diketahui
bahwa kardiovaskular respirasi
adalah kapasitas kerja jantung serta
pembuluh darah dan paru-paru yang
bekerja sebagai pemberi konsumsi
O2 sebanyak mungkin ke jaringan-
jaringan otot diseluruh tubuh.
Oksigen ini yang berfungsi untuk
membentuk energi yang berupa
Adenosine Triphosphate [ATP].
Menurut Peni Muthalib, ATP ini
dapat disamakan dengan bensin
sebagai bahan bakar pembentuk
energi bagi kendaraan.[Peni
Muthalib, 1984]. Jadi ATP adalah
sebagai sumber energi otot-otot
dalam tubuh.
Jumlah ATP yang tersedia
didalam otot adalah sedikit,
sehingga kerja fisik tidak dapat
berlangsung lama dan hanya cukup
untuk kontraksi otot yang meledak
tunggal seperti pada nomor lempar,
tolak dan sebagainya. Bila aktifitas
menuntut kontraksi otot yang
berulang-ulang seperti pada lari,
bersepeda dan sebagainya maka
persediaan ATP harus dipenuhi
secara konstan didalam otot dari
sumber bahan bakar lain.
Mawas Desember‘09
4
Daya Tahan dan Cara Latihan Untuk Peningkatan Kondisi Fisik
Arista K.
Penggunaan energi untuk
jangka pendek seperti sprint
misalnya, diperoleh dari zat yang
sudah tersedia didalam otot tanpa
memerlukan tambahan oksigen.
Proses energi tersebut dinamakan
Anaerobik. Energi anaerobik terjadi
dari zat-zat phosphate yang tinggi
didalam otot atau dari pemakaian
gula didalam otot yang
mengakibatkan produksi lactic acid.
Untuk menyediakan ATP untuk
aktifitas jangka panjang atau lebih
lama diperlukan sumber bahan bakar
yang memerlukan oksigen, dan
pemakaian energi seperti ini disebut
Aerobik. Jadi proses anaerobik berarti
proses tanpa oksigen sedangkan
proses aerobik berarti proses dengan
oksigen.
Energi Anaerobik
a. Energi Phosphate
Seperti telah diuraikan diatas,
ATP merupakan sumber energi
yang diperlukan oleh tubuh
untuk melakukan aktifitas. Oleh
sebab itu ATP harus tersedia
didalam tubuh. ATP yang telah
tersedia didalam otot bersamaan
dengan zatenergi tinggi, yaitu
creatine phosphate menyediakan
energi yang cukup untuk
melakukan pekerjaan yang
maksimal tingginya 5 – 10 detik.
Penggunaan energi demikian ini
untuk gerakan cepat dan pendek
seperti sprint 100m, atau
gerakan seorang penjaga gawang
yang secepatnya berebut atau
menangkap bola. Energi yang
digunakan ini akan segera pulih
sebanyak 50% selama 30 detik
dan akan pulih kembali secara
penuh setelah 2 menit
b. Energi Lactic Acid [asam susu]
Apabila kerja maksimal yang
tinggi itu diteruskan lebih lama
dari system energi phosphate itu,
maka didalam otot yang sedang
aktif itu terdapat energi yang
diperoleh dari simppanan
glycogen. Pelepasan energi
anaerobic dari glycogen
menghasilkan lactic acid dan
mengakibatkan rasa kelelahan,
sehingga seseorang mengurangi
kecepatannya.
Aktifitas yang terus-menerus
selama 45-60 detik menjadi
melelahkan dan mengakibatkan
penimbunan lactid acid yang
maksimal. Energi yang demikian
ini
digunakan pada lari sprint
panjang 400m dan juga pada
nomor renang 100m. Untuk
membuang lactic acid yang
tertimbun dan menjadi kelelahan
![Page 3: Daya Tahan Dan Cara Latihan](https://reader037.fdocuments.us/reader037/viewer/2022100212/55721080497959fc0b8d43af/html5/thumbnails/3.jpg)
Mawas Desember‘09
5
diperlukan waktu 45-60 menit
untuk pemulihannya.
Jika pada kegiatan
seseorang melakukan lari 400m
harus diberi kesempatan istirahat
selama sedikitnya 1 jam sebelum
melakukan lari 400m berikutnya.
Dalam cara memperoleh
energi seperti tersebut diatas
akhirnya dibutuhkan oksigen juga,
tetapi diberikan setelah selesai
aktifitas. Organisme selama bekerja
intensif itu bekerja dalam Oxygen
Debt atau ” Hutang Oksigen”, yang
dibayar setelah kerja selesai yaitu
pada saat mulai berhenti melakukan
aktifitas tersebut. Jadi selama kerja
inte3nsif tersebut pembakaran
glycogen hanya dari oksigen yang
tersedia didalam badan yang
kemudian menjadi lactic acid yang
makin lama menjadi menumpuk dan
menjadi kelelahan.
Kerja otot dengan energi
anaerobik adalah kurang efisien jika
dibandingkan dengan energi
aerobik, karena energi anaerobik
prosesnya tanpa oksigen
danmengakibatkan hutang oksogen
Energi Aerobik.
Aerobik berarti ”dengan
oksigen”. Menurut Kenneth H.
Cooper, Latihan Aerobik adalah
dasar dari semua latihan
jasmani.(Cooper,1983). Dasar dari
peningkatan daya tahan adalah
latihan aerobik.. latihan aerobik juga
sering disebut sebagai General
Endurance.Latihan dengan cara ini
menuntut oksigen tanpa
menimbulkan hutang oksogen yang
tidak terbayar. Maka latihan-latihan
itu dapat berlangsung lama,
sedangkan pengaruh latihan tersebut
adalah meningkatkaan kapasitas
tubuh untiuk menyimpan oksogen
dan menyalurkannya keseluruh
jaringan sel dimana oksigen akan
berpadu dengan zat makanan untuk
memprodusir energi.
Paru-paru memproses udara
lebih banyak dengan usaha lebih
kecil, jantung menjadi lebih kuat
dan memompa darah lebih banyak
dengan denyut yang makin
berkurang. Persediaan darah yang
disalurkan keseluruh jaringan tubuh
akan bertambah, dan volume darah
secara keseluruhan meningkat.
Dr.Hario Tilarso
mengemukakan, bahwa proses
aerobik adalah suatu proses
metabolisme tubuh dimana kita
masih dapat menghirup udara atau
oksigen dan oksigen ini disalurkan
ke otot-otot untuk bahan
pembakaran. Karena masih dapat
menghirup oksigen maka kegiatan
Mawas Desember‘09
6
Daya Tahan dan Cara Latihan Untuk Peningkatan Kondisi Fisik
Arista K.
yang dilakukan dapat bertahan
lama.(Hario Tilarso,1983).
Dalam pelaksanaannya
bentuk kegiatan atau latihan aerobik
dilakukan dengan intensitas yang
rendah dan dalam waaktu yang
lama. Ini berarti akan meningkatkan
efi-siensi kerja dari organ-organ
tubuh, yaitu pada jantung serta
sistem peredaran darahnya dan paru-
paru serta sistem pernafasannya.
Dengan meningkatnya efisiensi
kerja dari organ-organ tubuh
tersebut maka akan meningkatkan
kapasitas aerobik, yang berarti
dengan meningkatnya kapasitas
aerobik maka cadangan tenaga
menjadi lebih besar, sehingga tubuh
akan akan lebih mampu
mempertahankan kondisi fisik pada
suatu aktifitas. Hal ini ndisebabkaan
karena pada latihan aerobik sistem
pemasukan oksigen berlangsung
secara terus menerus dan seimbang
dengan kebutuhan pembentukan
energi. Keadaan seperti ini
dinamakan dalam keadaan Steady-
state.
Kontribusi Sistem Energi Pada
Berbagai Macam Olahraga.
Dalam penyediaan ATP
untuk kontraksi otot sedikit sekali
prestasi olaahraga yang hanya
tergantung pada satu sistem energi
saja. Pada umumnya atau hampir
semua macam olahraga memperoleh
penyediaan energinya dari
kombinasi ketiga sistem energi
sep[erti telah dikemukakan
sebelumnya yaitu energi phosphate,
energi lactic acid dan energi dengan
oksigen( energi aerobik)
Cabang olahraga atau suatu
nomor dari cabang olahraga
(misalnya atletik) yang gerakannya
pendek dan explosive (meledak)
seperti sprint, lompat, atau lempar
memperoleh energinya dari sistem
anaerobik (Phosphate dan lactic).
Cabang olahraga atau suatu nomor
lari jarak jauh yang memerlukan
daya tahan memperoleh energinya
dari sistem aerobik. Diantara ke tiga
sistem yang berbeda ini terdapat
variasi dalam kontribusi dari ketiga
sistem itu untuk menyediakan energi
bagi peningkatan prestasi olahraga.
Akan tetapi tubuh tidak berubah
secara mendadak dari sistem energi
yang satu ke sistem yang lain selama
melakukan aktifitas. Ketiga sistem
energi yang terlibat terpakai secara
serempak.
Keterlibatan ketiga sistem
energi ini berbeda-beda besarnya,
tergantung lamanya aktifitas. Pada
aktifitas atau kerja yang maksimal
dalam waktu kurang dari 2 menit ,
sistem anaerobik lebih dominan.
![Page 4: Daya Tahan Dan Cara Latihan](https://reader037.fdocuments.us/reader037/viewer/2022100212/55721080497959fc0b8d43af/html5/thumbnails/4.jpg)
Mawas Desember‘09
7
Bila aktifitas tersebut bertambah
lamanya lmenjadi lebih dari 2 menit,
kontribusi dari sistem energi aerobik
lebih menonjol. Sebagai contoh,
seorang atlit renang 100 meter
memperoleh energi dari phosphate
(20%), lactic (55%), dan sistem
energi aerobik (25%). Begitu pila
seorang atlit pelari 1500 meter
membutuhkan ATP dari ketiga
sistem energi itu, akan tetapi dalam
perbandingan yang berbeda.
Pada olahraga tim atau
permainan seperti sepak bola
misalnya, lamanya permainan itu
dan jarak lari yang ditempuh
pemain-pemain tersebut dituntut
kontribusi aerobik yang tinggi untuk
penyediaan energi. Dalam
permainan ini juga terdapat
gerakan-gerakan lari yang pendek
dengan intensitas yang tinggi
dimana membutuhkan penyediaan
sistem anaerobik. Pemain yang
harus banyak lari lebih jauh
memerlukan perbandingan energi
aerobik dan anaerobik yang sama.
Estimasi dari kontribusi energi
tersebut ialah phophate(30%),
Lactic(20%), dan aerobik(50%).
Jadi didalam penyusunan
program latihan suatu macam atau
cabang olahraga perlu sekali
diperhatikan sifat-sifat dari cabang
olahraganya, dan pemakaian serta
distribusi dari ketiga sistem energi
itu harus diberikan menurut
persentase kebutuhan dari cabang
olahraga atau sifat dari nomor suatu
cabang olahraga tersebut.
Berikutnya pada tabel 1
disajikan contoh persentase dari
ketiga sistem energi untuk nomor
atletik.
Metode Latihan Untuk
Peningkatan Daya Tahan
Apabila kita akan membuat
program latihan untuk
meningkatkan daya tahan, maka hal
yang perlu diperhitungkan dan
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Perbandingan kontribusi sistem
energi seperti yang telah
diuraikan diatas.
2. Metode yang tepat dipakainya
Untuk latihan peningkatan
daya tahan terdapat berbagai macam
metode atau cara-cara latihan, sesuai
dengan sifat dan sistem energi yang
dibutuhkan. Sehingga latihan perlu
diarahkan ke spesifikasi untuk
memenuhi tuntutan dari berbagaai
macam type cabang olahraga atau
masing-masing nomor dari suatu
cabang olahraga.
Didalam penyusunan
program latihan perlu diperhatikan
Mawas Desember‘09
8
Daya Tahan dan Cara Latihan Untuk Peningkatan Kondisi Fisik
Arista K.
berbagai macam metode atau cara
latihan seperti disajikan pada
tabel 2.
Cara latihan untuk peningkatan
aerobik
Sebagaimana yang terlihat
pada tabel diatas, sebenarnya tidak
ada latihan yang hanya melibatkan
satu unsur energi saja. Setiap
metode atau cara latihan melibatkan
unsur-unsur kecepatan (speed), daya
tahan aerobik, dan daya tahan
anaerobik. Hal ini sesuai dengan
yang telah diuraikan sebelumnya.
Ada beberapa bentuk latihan yang
dapat dilakukan untuk peningkatan
energi aerobik, diantaranya adalah
sebagai berikut.
1. Continuous Slow Running
Continuous Slow
Running atau juga sering
disebut Long Slow Distance
dan dapat di terje
mahkan Lari jauh
dengan pelan-pelan secara
terus menerus, atau istilah
yang lebih populer yaitu
Jogging, dengan intensitas
yang rendah dan dengan jarak
tertentu, misal-nya 1 sampai
dengan 10 km atau bahkan
lebih menurut kemampuan
atau tingkatan kondisi fisik.
Jogging ini juga dapat
ditempuh dengan waktu
tertentu, misalnya selama 15
menit sampai dengan 1 jam
atau lebih. Intensitas rendah
berarti dengan denyut nadi
antara 120-140 per menit.
Latihan dengan cara ini
dilakukan ditempat-tempat
yang datar seperti lintasan
lari, di jalanan, dan
sebagainya. Cara latihan yang
demikian ini akan
meningkatkan daya tahan
pada umumnya atau yang
biasa disebut dengan General
Endurance, dan juga dapat
meningkatkan cardiovasculer.
Latihan ini banyak dipakai
oleh pelari-pelari jarak
menengah dan jauh sebagai
latihan dasar.
2. Continuous Fast Running
Cara latihan ini pada
prinsipnya adalah sama
dengan Continuous Slow
Running, akan tetapi dalam
kegiatan larinya lebih cepat,
sehingga intensitasnya juga
lebih tinggi. Denyut nadi
ditingkatkan sampai antara
140-160/menit atau lebih.
Jarak lari yang ditempuh dan
tempat kegiatan bisa sama,
hanya kecepatannya yang
ditingkatkan. Continuous Fast
![Page 5: Daya Tahan Dan Cara Latihan](https://reader037.fdocuments.us/reader037/viewer/2022100212/55721080497959fc0b8d43af/html5/thumbnails/5.jpg)
Mawas Desember‘09
9
Running ini dilakukan apabila
lari jogging atau Continuous
Slow Running telah diker-
Jakan berulang-ulang dan
kondisi fisik telah meningkat.
3. Fartlek
Latihan ini diciptakan
oleh seorang pelatih atletik
dari Swedia pada tahun 1930
yang bernama Gosta Holmer.
Fartlek atau dalam istilah
bahasa Inggris disebut dengan
Speed play dan bila
diterjemahkan secara bebas
kedalam bahasa Indonesia
adalah ”bermain- main
dengan kecepatan”. Latihan
ini didapat dari inspirasi pada
cara anak-anak bermain
yaitu dengan dengan
sesuka hatinya apakah ingin
berlari cepat, ingin jogging
atau lambat, jalan, lari naik
bukit, turun bukit, jogging
lagi, dan seterusnya sepanjang
waktu atau jarak yang telah
ditentukan. Fartlek ini juga
sebagai langkah intermediate
antara lari kontinyu dan cara
Interval Training, dan
nilainya sangat tinggi untuk
peningkatan energi aerobik
dan anaeobik( lihat tabel),
karena mengandung unsur
kecepatan dan daya tahan (
speed endurance). Sampai
sekarang Fartlek menjadi
salah satu cara latihan yang
terpenting bagi peningkatan
daya tahab baik untuk aerobik
,anaerobik, maupun untuk
penguat otot bagi pelari jarak
menengah dan jarak jauh
diseluruh dunia. Latihan
Fartlek yang paling ideal
dapat dilakukan pada daerah
yang berbukit-bukit.
Cara Latihan Untuk Peningkatan
energi Anaerobik
Ada beberapa bentuk latihan yang
dapat dilakukan antara lain adalah
1. Interval Training
Pada uraian sebelumnya telah
dikemukakan bahwa Farlek adalah
intermediate untuk peningkatan
energi anaerobik. Maka Interval
Training merupakan cara latihan
yang intensitasnya cukup tinggi
sehingga akan membentuk energi
anaerobik yang lebih tinggi pula.
Secara garis besar yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Agar dapat melakukan .kegiatan
yang efektif, mulailah dengan
pemanasan dengan
meningkatkan denyut nadi
menjadi 120 per menit. Pemanasan
tidak hanya dengan lari saja akan
Mawas Desember‘09
10
Daya Tahan dan Cara Latihan Untuk Peningkatan Kondisi Fisik
Arista K.
tetapi dengan aktifitas yang lain
misalnya senam pemanasan,
peregangan kelenturan dan lain-
lainnya.
b.Setelah itu mulailah dengan
latihan Interval Training dengan
menentukan jarak lari, misalnya
100, 150, atau 200 meter dan
seterusnya, dengan waktu yang
telah ditentukan(kecepatan dan
tempo), sehingga denyut nadi
meningkat menjadi 170-180 per
menit9 diperiksa pada saat
berhenti lari).
c.Setelah aktifitas itu, segera
istirahat selama maksimum 90
detik untuk menurunkan denyut
nadi menjadi 120 per menit.
Waktu istirahat untuk recovery
dapat dipersingkat, akan tetapi
yang terpenting adalah penurunan
denyut nadi kembali menjadi 120-
125 per menit dan berikutnya
aktifitas dapat dimulai dengan
ulangan berikutnya.
Sebagai contoh, seseorang
melakukan latihan dengan Interval
Training dengan program lari 10 x
100 m, dengan kecepatan 15 detik
tiap 100 m. Denyut nadi pada tiap
ulangan lari 100 m setinggi
165/menut. Istirahat untuk
pemulihan dilakukan dengan jalan
atau jogging untuk tiap ulangan
selama 90 detik, dan denyut nadi
menurun menjadi 122 per menit.
Ketentuan-ketentuan lain
dari Interval Training selain denyut
jantung (nadi) yang harus
diperhatikan secara khusus adalah
sebagai berikut:
1. Jumlah jarak lari yang
ditempuh seluruhnya,
misalnya, lari 2000 m.
2. Ulangan atau jarak potongan
(repetition) yang ditempuh,
misalnya 10 x 200 m
3. Intensitas kerja atau
kecepatan dari jarak
potongan untuk ulangan itu,
misalnya tiap 200 meter
ditentukan kecepatannya
selama 30 detik.
4. Lamanya periode istirahat
untuk pemulihan (recovery).
Justru waktu pemulihan
inilah yang sangat berarti
untuk latihan dengan cara
Interval Training ini.
Istirahat dengan waktu
tertentu dan terbatas ini oleh
para ahli faal seperti Reindel,
Volkov dan cristensen
dinyatakan sebagai ” Short
incomplete recovery ” dan
disebutnya sebagai ” The
worthwhile break” atau
istirahat pendek yang sangat
berarti.
![Page 6: Daya Tahan Dan Cara Latihan](https://reader037.fdocuments.us/reader037/viewer/2022100212/55721080497959fc0b8d43af/html5/thumbnails/6.jpg)
Mawas Desember‘09
11
Sifat atau cara melakukan
istirahat untuk pemulihan
dengan jalan atau jogging.
Untuk memperberat atau
meningkatkan beban (load) atau
intensitas latihan dari latihan
Interval Training terdapat banyak
cara yang dapat ditempuh, yaitu
antara lain dengan meningkatkan
salah satu butir atau kombinasi dari
butir-butir tersebut diatas. Jadi untuk
menyusun suatu program latihan
dengan Interval Training terdapat
sejumlah variasi, seperti lamanya
dan intensitas dari periode kerja,
lamanya periode pemulihan dan
banyaknya ulangan dari urutan kerja
dan istirahatnya.
Yang harus diperhatikan dai
tiap-tiap variasi itu adalah jangan
sampai lactic acid (kelelahan)
menjadi menumpuk begitu beaar
sehingga latihan terhenti sebelum
selesai. Hal ini dapat terjadi apabila
periode kerja terlalu panjang atau
terlalu intensif sedangkan periode
pemulihannya terlalu pendek.
Interval Training untuk energi
Aerobik dan Anaerobik
Saat ini terdapat dua macam
variasi untuk peningkatan daya
tahan dengan cara Interval Training.
Frank S. Pyke (dalam Mutalib
1984:48) menyebutnya untuk energi
yang masih condong pada aerobik
(60%) dengan Longer, Slower
Interval Training, disingkat dengan
Slow Interval ( Interval Training
panjang-pelan), atau menurut
Gerhardt S (1983) dengan istilah
Extensive Interval Training. Energi
Aerobik (30%), dan mengandung
unsur kecepatan (10%).
Sedangkan untuk energi yang lebih
anaerobik (50%), dan aerobik
(20%), dan mengandung unsur
kecepatan (30%), disebut dengan
Shorter, Faster Interval training,
disingkat dengan Fast Interval (
interval training pendek-cepat) atau
dengan istilah lain Intensive Interval
Training.
Agar lebih jelas dapat di berikan
contoh sebagai berikut:
2. Slow Interval Training atau
Extensive Interval Training
Intensitas kerja
: 60 – 80 %
Lamanya periode
kerja: 30 detik s/d 3
menit
Lama periode
pemulihan: 30 detik
s/d 3 menit
(recovery/interval
Perbandingan antara
kerja dan pemulihan
1 : 1 s /d 1 : 2
Mawas Desember‘09
12
Daya Tahan dan Cara Latihan Untuk Peningkatan Kondisi Fisik
Arista K.
Bentuk atau cara
pemulihan : Jalan
atau jogging
a. Fast Interval
Training atau
Intensive Interval
Training
Intensitas kerja: 80 –
90%
Lamanya periode
kerja : 5 detik s/d 30
detik
Lamanya periode
pemulihan
: 15 detik s/d
90 detik
( Recovery/Interval )
Perbandingan antara
kerja
dan pemulihan : 1 : 3
( bagi pemula dapat 1
: 5)
Bentuk atau cara
pemulihan : Jalan
atau jogging ( bagi
pemula lebih baik
jalan )
Oleh karena Interval
Training adalah cara latihan
peningkatan daya tahan yang cukup
berat, karena adanya rangsangan
yang sangat tinggi pada jantung
beserta peredaran darahnya, serta
paru-paru dengan sistem
pernafasannya (cardio-vascular
respiration), maka cara Interval
Training ini tidak dianjurkan bagi
atlit pemula atau bagi atlit yunior,
mengingat aspek-aspek dari
organisme muda tersebut belum
mengakhiri masa perkembangan
fisik dan jiwanya.
Interval Training yang berat
dapat mengakibatkan over training,
terutama bagi atlit muda yang belum
mempunyai dasar dasar latihan fisik
yang cukup baik.
Interval Training banyak dipakai
untuk meningkatkan kemampuan
lari jarak menengah dan jauh, dan
cabang-cabang olahraga yang
banyak memerlukan daya tahan dan
daya tahan kecepatan (speed
endurance) untuk peningkatan
energi anaerobiknya seperti pada
cabang sepak bola, bola basket,
hoki, bola tangan dan lain-lainnya.
3. Repetition Running atau
lari dengan diulang-ulang
Repetition running atau lari dengan
ulangan-ulangan ini adalah untuk
peningkatan energi anaerobik atau
daya tahan kecepatan (speed
endurance) yang tinggi dengan
peningkatan lactic acid yang tinggi
pula. Cara latihan ini mirip
bentuknya dengan dengan Interval
Training, akan tetapi tidak menganut
![Page 7: Daya Tahan Dan Cara Latihan](https://reader037.fdocuments.us/reader037/viewer/2022100212/55721080497959fc0b8d43af/html5/thumbnails/7.jpg)
Mawas Desember‘09
13
prinsip-prinsip atau peraturan dari
Interval Traning. Intensitas dari lari
ulangan-ulangannya lebih tinggi,
akan tetapi periode istirahat untuk
pemulihan(recovery) tidak
ditentukan secara ketat seperti
Interval Training, akan tetapi bisa
lebih panjang/lama. Latihan ini
digunakan untuk menunjang atau
mempertahankan lamanya
kecepatan, maka lari itu juga
dinamakan Sustained Speed.
Cara Repetition Running ini
banyak dipakai untuk latihan
memperpanjang sprint untuk
meningkatkan speed endurance atau
daya tahan kecepatan bagi sprinter
100, 200 dan bahkan 400 meter.
Latihan tersebut juga bisa dipakai
untuk peningkatan daya tahaan
kecepatan bagi nomor-nomor lari
lainnya seperti lari jarak menengah
dan jauh. Karena dalam Repetition
Running ini periode pemulihannya
panjang, maka denyut nadinya juga
menurun dibawah 120 per menit.
Dibawah ini adalah bentuk dari
Sustained Speed:
Intensitas kerja
: 95%(hamper maksimal)
Lamanya periode kerja
: 30 detik s/d 60 detik
Lama periode pemulihan:
2,5 menit s/d 5 menit,
bahkan dapat lebih lama.
Bagi pemula dengan istirahat
penuh
Perbandingan antara kerja
dan pemulihan/recovery
: 1 : 5 s/d 1 : 10, bahkan
dapat lebih lama.
Bentuk atau cara pemulihan :
jalan atau ditempat dengan
aktif(tidak duduk atau
tiduran).
Latihan dengan cara
Repetition Running adalah suatu
keharusan untuk meningkatkan
energi anaerobik yang tinggi untuk
mencapai daya tahan kecepatan
(speed endurance) yang diinginkan.
Latihan ini terutama dilakukan pada
Tahap Akhir Persiapan dari Program
Periodisasi menginjak Tahap
Pertandingan/Perlombaan.
Demikian uraian-uraian dari
daya tahan atau endurance dengan
berbagai macam cara atau metode
latihannya untuk peningkatan energi
aerobik maupun anaerobik sebagai
dasar dar pengembangan dan
peningkatan kondisi fisik.
Sedangkan unsur-unsur lainnya
yang tidak termasuk dalam unsur
daya tahan sepert unsur kecepatan,
kekuatan, ketrampilan, teknik,
mobilitas dan lainnya tidak dibahas
pada penulisan ini.
Mawas Desember‘09
14
Daya Tahan dan Cara Latihan Untuk Peningkatan Kondisi Fisik
Arista K.
Gerhardt chmolinsky(dalam
Woeryanto 1990:26) menyajikan
tabel untuk memudahkan dalam
menyusun program latihan untuk
berbagai nomor atletik.( dapat
dilihat pada tabel 3 )
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Hampir semua kegiatan fisik
memerlukan udara yang dihirup
melalui pernafasan yang diproses
oleh paru-paru dan beredar
keseluruh tubuh yang dikerjakan
oleh jantung dengan sistem
peredarandarahnya.Tubuh
membutuhkan oksigen untuk
memprodusir energi.
2. Untuk meningkatkan kekuatan
jantung dan paru-paru harus
meningkatkan daya tahan atau
juga disebut Cardiovascular
Respiration, sehingga daya tahan
adalah sangat penting bahkan
disebut sebagai dasar atau inti
dari peningkatan kondisi fisik.
Kegiatan fisik tanpa peningkatan
daya tahan tidak akan
meningkatkan prestasi olahraga
yang ditekuni.
3. Daya tahan harus dilatih secara
teratur dan kontinyu serta dengan
penuh disiplin.
4. Untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan tingkatan daya
tahan, pada waktu-waktu tertentu
perlu diadakan pengukuran
kemampuan maksimal oksigen
yang dapat ditampung didalam
tubuh atau disebut VO2 Max
dengan pengukuran
dilaboratorium atau juga dapat
dilakukan dilapangan yang dapat
dipakai diantaranya dengan
sistem Balke.
5. Setiap cabang olahraga memiliki
ciri yang berbeda, sehingga
kebutuhan VO2 Maxnyapun
berbeda.
6. Cara latihan setiap cabang
olahraga juga berbeda dan harus
memilih cara latihan peningkatan
daya tahan yang tepat dan efisien
sesuai dengan kebutuhan cabang
olahraga tersebut.
7. Setiap pembina olahraga atau
harus dapat memilih cara yang
paling tepat untuk peningkatan
daya tahan bagi atlitnya sesuai
dengan umur dan ciri cabang
olahraganya demi kemajuan
prestasinya secara optimal.
![Page 8: Daya Tahan Dan Cara Latihan](https://reader037.fdocuments.us/reader037/viewer/2022100212/55721080497959fc0b8d43af/html5/thumbnails/8.jpg)
Mawas Desember‘09
15
Tabel 1
Kapasitas
Nomor Waktu Kecepatan % Aerobik % Anaerobik %
Marathon 135:00 s/d 180:00 5 90 5
6 mile 30:00 s/d 50:00 5 80 15
3 mile 15:00 s/d 25:00 10 70 20
2 mile 10:00 s/d 16:00 20 40 40
1 mile 4:00 s/d 6:00 20 25 55
800 meter 2:00 s/d 3:00 30 5 65
400 meter 1:00 s/d 1:30 80 5 15
200 meter 0:22 s/d 0:35 95 3 2
100 meter 0:10 s/d 0:15 95 2 3
( Fox dan Mathews, 1981)
Tabel 2
Cara Latihan Kecepatan Daya tahan Daya Tahan
(Speed) Aerobik Anaerobik
Continnous Slow Running 2 93 5
Continuous Fast Running 2 90 8
Fartlek atau Speed Play 20 40 40
Slow Interval 10 60 30
Fast Interval 30 20 50
Repetition Running 10 40 50
( Woeryanto, 1990)
Mawas Desember‘09
16
Daya Tahan dan Cara Latihan Untuk Peningkatan Kondisi Fisik
Arista K.
Tabel 3
Latihan untuk Longer, Slower Interval Training atau Extensive Interval
Traning bagi Atlit yunior (14 – 18 th) dan atlit Senior atau atlit yang sudah
terlatih.
Jarak Kecepatan lari Istirahat/ lari ulangan
(pace) Pemulihan (Repetition)
(jalan/jogging)
Yunior ( 14 - 16 tahun )
100 m 20 - 17 detik 100 - 60 detik 10 – 12
200 m 42 - 38 detik 120 - 90 detik 8 - 10
300 m 60 - 54 detik 120 - 90 detik 6 - 8
400 m 100 - 80 detik 150 - 90 detik 5 - 7
Yunior ( 17 - 18 tahun )
100 m 16 - 14 detik 90 - 60 detik 12 - 40
200 m 36 - 32 detik 120 - 60 detik 10
300 m 56 - 52 detik 120 - 90 detik 8 - 10
400 m 90 - 70 detik 150 - 120 detik 6 - 8
_____________________________________________________________
Atlit senior/ atlit yang sudah terlatih
100 m 15 – 14 detik 60 – 45 detik 20 – 40
200 m 33 – 29 detik 90 – 45 detik 40 – 50
300 m 58 – 48 detik 90 – 45 detik 16 – 20
400 m 72 – 60 detik 120 - 60 detik 16 – 20
500 m 110 – 80 detik 120 - 60 detik 12 – 20
Sumber: Gerhardt s chmolinsk
![Page 9: Daya Tahan Dan Cara Latihan](https://reader037.fdocuments.us/reader037/viewer/2022100212/55721080497959fc0b8d43af/html5/thumbnails/9.jpg)
Mawas Desember‘09
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Haryo Tilarso, 1983.
Dasar-Dasar Latihan Daya
Tahan Jakarta: PT
Gramedia
2. Haryo Tilarso, 1990. Test
dan Pengukuran
Kesegaran Jasmani.
Jakarta:PT. Gramedia.
3. Sukarman, 1990. Latihan
Dasar & Latihan Kekuatan
dan Ketahanan. Fakultas
Kedokteran Unair
Surabaya.
4. Mutalib, 1984. Mengukur
Kemampuan Fisik Secara
Sederhana. Jakarta:
Penerbit Arcan.
5. Hasan Said, 1976.
Aerobika. Pusat Kesegaran
Jasmani dan Rekreasi
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Jakarta:
Balai Pustaka.
6. Cooper,1983 Aerobik.
Jakarta: Penerbit PT.
Gramedia.
7. Woeryanto,1990. Teori
Interval Training. Jakarta:
FPOK-IKIP Jakarta