BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA...
6
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Internet
2.1.1 Pengertian Internet
“When two or more networks are connected, they become an internet work or
internet. Individual network are joined into internet works by the use of
internet working devices. These devices which include routers and gateways”
(Forouzan,2003,p4).
Menurut Strauss (2003, p8) :
“the internet global network of interconnected networks”
Artinya, Internet adalah sebuah jaringan global dari jaringan-jaringan yang
saling berhubungan. Banyak komputer di dalam jaringan tersebut menyimpan
files, seperti halaman website, yang nantinya dapat diakses oleh semua
jaringan komputer.
Menurut Turban (2004, p3) :
Internet adalah jaringan komputer terbesar di dunia yang sebenarnya adalah
sebuah jaringan dari jaringan. merupakan kumpulan lebih dari 200.000
jaringan komputer individu yang dimiliki oleh pemerintah, universitas, lembaga
masyarakat, perusahaan. Jaringan yang terhubung saling tukar menukar
informasi melalui protokol-protokol dan aturan baku.
Menurut Fiati (2005, p9-13):
Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti
hubungan berbagai komputer dengan bermacam tipe yang membentuk sistem
7
jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) melalui jalur
komunikasi seperti telepon.
Jadi, internet adalah jaringan komputer yang menghubungkan komputer yang
berada di seluruh dunia yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi
dan berkomunikasi.
• Intranet
Menurut Turban (2004, p5), intranet adalah jaringan internal
perusahaan atau pemerintahan yang menggunakan peralatan
internet seperti web browser dan internet protocols.
• Ekstranet
Menurut Turban (2004, p5) ekstranet adalah jaringan yang
menggunakan internet untuk menghubungkan partner.
2.1.2 Internet Dan Pengajaran
Menurut pendapat Prakoso (2005,p5-8) terdapat 2 jenis pemanfaatan internet
dalam pengajaran, yaitu :
2.1.2.1 Web Entrance Course
Model ini menggunakan internet sebagai penunjang peningkatan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Jadi, peningkatan kualitas
pengajaran masih sangat mengutamaan tatap muka di kelas. Model
web enhanced course menjadikan internet sebagai penyedia sumber
belajar yang bisa diakses secara online. Internet juga menjadi
sarana bagi peserta didik untuk meningkatkan komunikasi, baik
sesama peserta didik dengan pengajar, atau peserta didik dengan
kelompok lain diluar institusi sekolah.
8
2.1.2.2 Distance Learning
Pada model ini, pengajar dan peserta didik terpisah oleh ruang dan
waktu. Walau demikian diskusi masih bisa dilaksanakan, baik secara
synchronous maupun asynchronous. Seluruh kegiatan pengajaran
dilakukan melalui internet sehingga kegiatan tatap muka secara fisik
tidak diperlukan. Dalam distance learning, internet bukan hanya
berperan sebagai pendukung kegiatan pengajaran, melainkan juga
faktor utama yang menentukan jalannya pengajaran.
2.1.3 Aplikasi Internet Untuk Pengajaran
Menurut pendapat Prakoso (2005,p8-9) ketika memutuskan untuk menerapkan
e-learning, yang harus pertama kali dilakukan adalah memahami model CAL
dan CAT (Computer Assisted Learning dan Computer Assisted Teaching) yang
akan diterapkan beberapa model CAL dan CAT. Diantaranya adalah :
2.1.3.1 Learning Management System (LMS)
LMS merupakan kendaraan utama dalam proses pengajaran dan
pembelajaran. Kumpulan perangkat lunak yang ada didesain untuk
pengaturan pada tingkat individu, ruang sekolah, dan institusi.
Karakter utama LMS adalah pengguna yang merupakan pengajar
dan peserta didik dan keduanya harus terkoneksi dengan internet
untuk menggunakan aplikasi ini.
2.1.3.2 Computer Based Training (CBT)/ Course Authoring Package
(CAP)
CBT adalah perangkat lunak online untuk proses pembelajaran
secara lokal pada masing-masing komputer peserta didik perangkat
lunak kini juga bisa diterapkan secara online
9
2.1.3.3 Java Development Tools (JDT)
JDT adalah lingkungan dimana peserta didik dapat memperoleh
pengalaman praktis dalam menggunakan bahasa pemrograman Java
(Hands Of Experience). JDT pada umunya dipasang secara Offline
pada masing-masing komputer peserta didik.
Setelah mengetahui model CAL dan CAT yang akan diterapkan, institusi
pengajaran harus menentukan perangkat lunak yang akan di gunakan.
Institusi yang memiliki dana/modal bisa memilih perangkat lunak yang
disediankan oleh vendor komersial. Namun, bagi institusi dengan dana
terbatas, perangkat lunak Open Source menjadi solusi terbaik.
2.1.4 E – Bisnis
Menurut Turban (2004, p3) :
E-business merupakan definisi yang lebih luas dari E-commerce yang meliputi
tidak hanya pembelian dan penjualan barang dan jasa, tetapi juga pelayanan
konsumen, kolaborasi dengan rekan bisnis dan mengkonduksi transaksi
elektronik antara sebuah organisasi.
Menurut Kotler (2004, p74) :
”E-business describe the use of electonic means and plaform to conduct a
company’s business ” Artinya E-bisnis mendeskripsikan akan penggunaan
perangkat elektronik dan program perusahaan dalam menjalankan semua
kegiatan bisnis perusahaan.
Jadi, e-business adalah penggunaan perangkat elektronik dan program
perusahaan untuk menjalankan semua kegiatan bisnisnya.
10
2.2 E – Learning
2.2.1 Pengertian E – Learning
Menurut Effendi dan Zhuang (2005,p6), terminologi e-learning dapat
mengacu pada semua kegiatan pelatihan yang menggunakan media elektronik
atau teknologi informasi. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar
melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik
pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami
sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet
di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus
didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet,
distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-
Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai
kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar
dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
2.2.2 Tipe – Tipe E-Learning
Berdasarkan Effendi dan Zhuang (2005,p7), karena ada bermacam
penggunaan e-learning saat ini, maka ada pembagian atau pembedaan e-
learning. Pada dasarnya, e-learning mempunyai dua tipe, yaitu:
2.2.2.1 Synchronous Training
Synchronous berarti “pada waktu yang sama”. Synchronous
training adalah tipe pelatihan, dimana proses pembelajaran terjadi
pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid
sedang belajar. Hal tersebut memungkinkannya interaksi langsung
antara guru dan murid, baik melalui intranet maupun internet.
Synchronous training mengharuskan guru dan murid mengakses
internet bersamaan.
11
2.2.2.2 Asynchronous Training
Asynchronous berarti “tidak pada waktu yang bersamaan”. Jadi,
seseorang dapat mengambil pelatihan pada waktu yang berbeda
dengan pengajar memberikan pelatihan. Pelatihan ini lebih populer di
dunia e-learning karena memberikan keuntungan lebih bagi peserta
pelatihan karena dapat mengakses pelatihan kapanpun dan
dimanapun.
2.2.3 Keuntungan E-Learning
E-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya
studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik
dengan bahan / materi, peserta didik dengan dosen / guru / instruktur maupun
sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat
mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi
yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya
terhadap materi pembelajaran.
Menurut Effendi dan Zhuang (2005,p9), keuntungan dan kelebihan yang
ditawarkan e-learning adalah:
1. Biaya
E-learning mampu mengurangi biaya pelatihan. Akan tetapi, pengelola
pelatihan pun harus berhati-hati, karena manajemen e-learning yang tidak
tepat akan membuat biaya pelatihan semakin membengkak.
2. Fleksibilitas Waktu
E-learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu belajar. Pelajar
dapat dengan mudah mengakses e-learning.
12
3. Fleksibilitas Tempat
Di sekolah-sekolah, para pelajar tidak perlu pergi jauh ke ruang kelas lain
(misalnya tempat bimbingan belajar). Mereka hanya perlu ke laboratorium
komputer sekolah, dimana e-learning tersebut di-instal, untuk mengikuti
tambahan pelajaran.
4. Fleksibilitas Kecepatan Pembelajaran
Pelajar memiliki gaya belajar berbeda-beda. Oleh karena itu, wajar bila
dalam suatu kelas ada siswa yang mengerti dengan cepat dan ada yang
harus mengulang pelajaran untuk memahaminya. Akan tetapi, karena pelatih
dan guru di kelas mengajar dengan kecepatan sama untuk semua siswa,
maka siswa yang lebih lambat akan sulit memahami. Terlebih lagi guru
sering tidak memiliki waktu menjawab pertanyaan siswa atau berdiskusi
setelah waktu pelajaran di kelas habis. Siswa yang lebih cepat menginginkan
lebih banyak materi, sedangkan siswa yang lebih lambat menginginkan
pengulangan pelajaran.
5. Standarisasi Pengajaran
Terdapat perbedaan kemampuan dan metode pengajaran yang diterapkan
guru. Perbedaan tersebut menyebabkan kualitas pengajaran sulit dijaga
karena guru yang difavoritkan tidak mungkin diminta mengajarkan semua
pelajaran. E-learning dapat menghapuskan perbedaan tersebut. Pelajaran e-
learning selalu memiliki kualitas sama setiap kali diakses dan tidak
tergantung suasana hati pengajar.
6. Efektivitas Pengajaran
Karena e-learning merupakan teknologi baru, pelajar dapat tertarik dan
mencobanya sehingga jumlah pelatihan meningkat. E-learning yang didesain
13
dengan instructional design mutakhir membuat pelajar lebih mengerti isi
pelajaran. Penyampaian pelajaran e-learning dapat berupa simulasi dan
kasus-kasus, menggunakan bentuk permainan dan menerapkan teknologi
animasi canggih.
7. Kecepatan Distribusi
Kemajuan teknologi yang pesat menuntut suatu pelatihan teknologi baru
dilaksanakan secepatnya dan menjangkau area luas secara singkat.
8. Ketersediaan On-Demand
Karena e-learning dapat sewaktu-waktu diakses, pelajar dapat
menganggapnya sebagai “buku saku”.
9. Otomatisasi Proses Administrasi
E-learning menggunakan suatu Learning Management System (LMS) yang
berfungsi sebagai platform pelajaran-pelajaran e-learning. LMS berfungsi
pula menyimpan data-data pelajar, pelajaran, dan proses pembelajaran yang
berlangsung. LMS yang baik dapat menyimpan dan membuat laporan
tentang kegiatan belajar seorang siswa, mulai dari pelajaran yang telah
diambil, tanggal akses, berapa persen pelajaran diselesaikan, berapa lama
pelajaran diikuti, sampai berapa hasil tes akhir yang diambil.
2.2.4 Keterbatasan E-Learning
Berdasarkan pendapat Effendi dan Zhuang (2005,p15), walaupun e-
learning menawarkan banyak keuntungan bagi organisasi, praktik ini juga
memiliki beberapa keterbatasan yang harus diwaspadai oleh pengelola pelatihan
sebelum menggunakan e-learning, yaitu:
1. Budaya
14
Penggunaan e-learning menuntut budaya self-learning, dimana seseorang
memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Sebaliknya, pada sebagian besar
budaya pelatihan di Indonesia, motivasi belajar lebih banyak tergantung
pada pengajar. Dalam pelatihan di ruang kelas, 60% energi dari pengajar,
sedangkan pelajar hanya mendengar dan mencatat.
2. Investasi
Walaupun e-learning menghemat banyak biaya, tetapi suatu organisasi harus
mengeluarkan investasi awal cukup besar untuk mulai mengimplementasikan
e-learning. Investasi dapat berupa biaya desain dan pembuatan program
Learning Management System (LMS), paket pelajaran dan biaya-biaya lain,
seperti promosi dan change management system. Apabila infrastruktur yang
dimiliki belum memadai, organisasi harus mengeluarkan sejumlah dana
untuk membeli komputer, jaringan, server, dan lain sebagainya.
3. Teknologi
Karena teknologi yang digunakan beragam, ada kemungkinan teknologi
tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik teknologi
sehingga e-learning tidak berjalan baik. Oleh karena itu, kompatibilitas
teknologi yang digunakan harus diteliti sebelum memutuskan menggunakan
suatu paket e-learning.
4. Infrastruktur
Internet belum menjangkau semua kota di Indonesia. Layanan broadband
baru ada di kota-kota besar. Akibatnya, belum semua orang atau wilayah
belum dapat merasakan e-learning dengan internet.
5. Materi
Walaupun e-learning menawarkan berbagai fungsi, ada beberapa materi
yang tidak dapat diajarkan melalui e-learning. Pelatihan yang memerlukan
15
banyak kegiatan fisik, seperti olahraga dan instrumen musik, sulit
disampaikan melalui e-learning secara sempurna.
2.2.5 Analisa E-Learning
Menurut Effendi dan Zhuang (2005,p26) analisa yang dilakukan kurang
lebih sama dengan analisa SWOT (Strengths-Weakness-Opportunities-Threats).
Jika analisa SWOT membagi analisa berdasarkan efeknya terhadap strategi,
maka strategi e-learning akan membagi analisa berdasarkan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi strategi. Namun pada pelaksanaannya, setelah analisa
berdasarkan faktor-faktor dilakukan, hasilnya dapat disusun berdasarkan efek.
Bila hasil analisa suatu faktor menunjukkan hasil positif bagi penerapan e-
learning, maka hasil tersebut dapat dimasukkan dalam strength atau
opportunity. Dengan demikian, analisa untuk strategi e-learning sebenarnya
selaras dan searah dengan analisa SWOT yang banyak dilakukan oleh
organisasi. Faktor-faktor yang dianalisa adalah:
1. Kebutuhan Organisasi
Analisa kebutuhan organisasi akan melihat keadaan organisasi sekarang dan
apakah keberadaan e-learning dapat memberikan dampak positif. Akan
terlihat pula ekspektasi manajemen terhadap peran pelatihan di organisasi
dan bagaimana e-learning membantu pencapaiannya. Sangat dibutuhkan
jalinan komunikasi yang kuat dengan pihak manajemen untuk
mendeskripsikan tujuan yang ingin dicapai organisasi. Dalam melakukan
analisa kebutuhan organisasi untuk pelatihan dan e-learning, ada beberapa
hal yang perlu dicermati, yaitu:
a. Tujuan Organisasi
b. Perubahan Teknologi
c. Struktur Organisasi
16
d. Lingkungan Organisasi
2. Kebutuhan Pelatihan (E-Learning)
Analisa kebutuhan pelatihan akan melihat kebutuhan organisasi dari segi
pelatihan secara lebih spesifik dan hubungannya dengan e-learning. Analisa
mengulas dasar-dasar praktik analisa kebutuhan pelatihan (Training Need
Analysis), dimana dapat terlihat perbedaan (gap) antara kinerja yang
dibutuhkan organisasi dengan kinerja yang sebenarnya. Analisa perbedaan
sering disebut gap analysis. Dalam analisa, akan berhubungan dengan pihak
pelajar dan guru agar mengetahui kondisi dan masalah pembelajaran.
Langkah-langkah yang diambil:
a. Menentukan kinerja yang diinginkan.
b. Menentukan kinerja yang sebenarnya dan melihat perbedaan.
c. Mencari penyebab perbedaan.
d. Pemecahan masalah non-pelatihan.
e. Pemecahan masalah pelatihan.
3. Budaya Organisasi
Melakukan analisa terhadap kultur organisasi dan apakah kultur tersebut
sesuai dan kondusif untuk menerapkan e-learning. Berikut ini adalah hal
yang perlu diperhatikan dalam menganalisa budaya organisasi, yaitu:
a. Motivasi Pendidikan
b. Persepsi
c. Dukungan Manajemen
d. Demografi Peserta
e. Budaya Belajar
4. Infrastruktur
17
Menganalisa keadaan teknologi dan infrastruktur organisasi dari segi
pelaksanaan e-learning. Organisasi harus menganalisa teknologi dan
infrastruktur yang tersedia untuk proses pembelajaran. Pertanyaan
sederhana adalah apakah pelajar memiliki fasilitas untuk mengakses internet.
2.2.6 Perencanaan E-Learning
Menurut Effendi dan Zhuang (2005,p28), perencanaan merupakan
sesuatu yang harus dilakukan dalam strategi apapun. Hasil analisa tahap
sebelumnya menjadi dasar proses menyusun rencana penerapan e-learning.
Perencanaan yang dibuat meliputi banyak aspek strategi. Aspek perencanaan
utama yang harus ditinjau adalah:
1. Network
Di bagian ini, direncanakan apa yang harus disiapkan dari segi infrastruktur
dan teknologi agar dapat menerapkan e-learning sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
2. Learning Management System
E-learning memerlukan suatu sistem sebagai platform untuk
menjalankannya. Sistem tersebut sering dinamakan Learning Management
System (LMS). Oleh karena itu, perlu direncanakan pula fungsi-fungsi yang
harus dimiliki LMS dan bagaimana mengembangkannya agar sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Beberapa fungsi dari LMS adalah:
a. Katalog
b. Registrasi dan Persetujuan
c. Menjalankan dan memonitor e-learning
d. Evaluasi
e. Komunikasi
18
f. Laporan
g. Rencana Pelatihan
h. Integrasi
3. Materi
Hasil analisa kebutuhan pelatihan yang dilakukan tahap sebelumnya
berhubungan erat dengan merencanakan materi pelajaran e-learning. Materi
yang ditawarkan harus sesuai hasil analisa kebutuhan pelatihan.
Direncanakan apakah materi pelajaran ingin dibuat sendiri atau dibeli dari
perusahaan penyedia jasa e-learning. Yang harus diperhatikan dalam desain
materi pelajaran e-learning adalah:
a. Tampilan
1) Latar belakang
2) Grafik
3) Foto
4) Animasi
b. Interaksi
1) Roll-over
2) Hot text
3) Drag and drop
4) Pertanyaan
c. Kontrol
1) Menu
2) Panel
3) Help
d. Bentuk
1) Text-based
19
2) Text with graphic and animation.
e. Susunan
4. Marketing
Agar mencapai hasil maksimal, pelajar harus dibuat tertarik dan berminat
mencoba e-learning. Oleh karena itu, harus direncanakan cara pemasaran
dan sosialisasi yang sesuai. Harus direncanakan pula cara menyiapkan
anggota organisasi, agar mereka dapat menerima e-learning.
2.2.7 Desain E-Learning Yang Baik
Menurut Effendi dan Zhuang (2005, p94), desain materi untuk e-learning
tentu berbeda dengan desain untuk pelajaran di kelas. Pada e-learning, produk
akhir berupa naskah atau storyboard yang berisi apapun yang terjadi di layar
computer dan materi yang menawarkan beberapa fungsi berbeda dibanding
dengan pelatihan di kelas. Yang harus diperhatikan di dalam mendesain materi
pelajaran e-learning adalah :
1. Tampilan
a) Latar belakang yang ditampilkan harus menarik secara visual, tetapi
jangan sampai mengganggu konsentrasi pelajar. Oleh karena itu, harus
dipilih gambar yang halus dan warna yang tidak terlalu kuat agar tidak
mengganggu tulisan di materi pelajaran.
b) Grafik yang ditampilkan dapat berupa 2D atau 3D.
c) Gunakan foto untuk menambah kedekatan dengan dunia nyata. Pelajar
akan merasa bahwa pelajaran benar-benar dapat diaplikasikan.
d) Gunakan animasi seperlunya untuk membuat pelajar tidak bosan.
20
e) Suara akan melibatkan pula indera lain pelajar sehingga menambah kesan
mendalam. Materi pelajaran e-learning dapat pula dibacakan atau
dinarasikan.
f) Jika memungkinkan, dapat menggunakan video untuk memberikan hasil
terbaik, terutama bila pelajaran e-learning menggunakan demonstrasi.
2. Interaksi
Pada e-learning, interaksi diperlukan agar materi lebih mudah diserap dan
dimengerti, serta menghindari kebosanan. Interaksi dapat ditampilkan
dengan membuat beberapa tampilan, dimana pelajar harus memberikan
respons atau inisiatif dalam pelajaran. Contohnya adalah :
a) roll-over
Disini, pelajar mendapatkan informasi lebih lanjut dengan menempatkan
mouse di suatu tiik pada layar.
b) hot text
Hampir sama dengan roll-over, tetapi pelajar harus mengklik mouse
untuk memunculkan kotak keterangan, animasi aau menuju halaman lain.
c) drag and drop
Pelajar dapat mengklik suatu gambar atau teks dan memindahkannya ke
bagian lain dari layar.
d) Pertanyaan
Menampilkan beberapa pertanyaan untuk memancing pelajar berpikir,
berupa esai, pilihan berganda, benar-salah, dan sebagainya.
3. Kontrol
Digunakan untuk mengatur kecepatan materi pelajaran e-learning melalui
beberapa mekanisme berikut :
a) Menu
21
Digunakan untuk melihat menu-menu bab di dalam pelajaran, untuk
mengulang materi yang telah dipelajari sebelumnya ataupun dilewati
karena telah menguasainya.
b) Panel
Digunakan untuk mengontrol maju mundurnya halaman pelajaran. Materi
pelajaran harus dilengkapi pula dengan tombol panel, dimana pelajar
dapat berhenti sementara dan keluar dari pelajaran kapanpun. Panel yang
disajikan, sering disebut user interface, harus mudah dimengerti dan
digunakan.
c) Help
Apabila pelajar tidak mengetahui tombol yang harus ditekan, pelajar
dapat melihat menu pertolongan dengan menekan tombol help atau
tanda tanya.
4. Bentuk
Suatu bentuk materi e-learning dapat memiliki banyak bentuk dan
metodologi, seperti simulasi permainan dan lain lain. Berikut ini contoh-
contohnya :
a) Text-Based
Ini adalah bentuk paling sederhana dalam materi e-learning dan seringkali
dihindari karena sangat membosankan. Materi tersaji dalam bentuk
tulisan di layar hanya dengan tambahan sedikit gambar. Hal ini membuat
materi e-learning seperti buku biasa dan tidak berbeda dengan apa yang
sering dinamakan e-reading.
b) Text With Grafik And Animation
Bentuk ini dapat efektif bila didesain dengan benar, misalnya: animasi
benar-benar menjelaskan suatu konsep rumit.
22
5. Simulasi
Bentuk ini menggunakan teks, gambar, foto, dan animasi. Simulasi sering
digunakan dalam pelajaran e-learning yang bersifat softskill. Pelajar akan
dibawa ke dalam suatu pristiwa dan situasi yang terjadi di organisasi. Pelajar
akan memberikan respon terhadap masalah yang ada, lalu pelajaran e-
learning akan memberikan masukan.
6. Permainan
Pelajar akan diberi permainan yang berhubungan dengan materi pelajaran.
Setiap langkah yang diambil oleh pelajar akan diberi nilai, lalu nilai akan
dijumlahkan menjadi nilai skor akhir. Pelajar dapat belajar dari langkah-
langkah yang diambilnya.
7. Blended-Learning
Blended learning menggabungkan penggunaan materi elearning dan
pelatihan di kelas. Materi e-learning dapat diberikan sebelum pelatihan di
kelas, sebagai materi pembuka, ataupun setelah kelas selesai, yang
berfungsi untuk mengulang pelajaran atau membantu pelajar lebih mengerti
tentang pelajaran. Sedangkan pelatihan di kelas berfungsi sebagai praktik
latihan, studi kasus atau diskusi.
8. Virtual Classroom
Sifat virtual classroom sama seperti pelatihan di kelas, tetapi pengajar dan
pelajarnya berada di tempat berbeda. Pengajar memberikan pelajaran di
depan kamera dan ditayangkan melalui jaringan internet atau intranet agar
dapat diakses pelajar.
9. Susunan Materi
Pada e-learning, materi yang disusun harus dapat memancing keingintahuan
pelajar agar mau belajar lebih jauh. Materi yang diberikan pertama kali
23
adalah yang menarik minat pelajar. Ini dapat berupa materi yang paling
membingungkan atau rumit tetapi sering dijumpai sehari-hari agar
membangkitkan keingintahuan pelajar.
2.3 Jaringan komputer
2.3.1 Pengertian jaringan komputer
Menurut Wahyono (2007,p1) jaringan komputer merupakan sekumpulan
komputer otonom yang saling terhubung satu dengan yang lainnya
menggunakan protokol komunikasi melalui media transmisi pada suatu
jaringan komunikasi data.
2.3.2 Klasifikasi jaringan komputer
Berdasarkan Wahyono (2007,p2). Dari sisi luas area cakupan yang
dimilikinya, jaringan komputer dapat diklasifikasi menjadi:
1. Local Area Network (LAN)
Merupakan jaringan komputer local yang mencakup wilayah dengan garis
tengah 20 kilometer, yaitu kira-kira seluas dearah kotamadya.
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Merupakan jaringan komputer kelas menengah yang mencakup seperti
pada suatu kota besar.
3. Wide Area Network (WAN)
Merupakan jaringan komputer wilayah luas yang mencakup antar negara
atau antar benua. Biasa disebut juga dengan Global Area Network (GAN)
yaitu jaringan komputer yang wilayah jangkauannya mencakup seluruh
dunia.
24
2.3.3 Klasifikasi Server Jaringan Komputer
Menurut Wahyono (2007,p10) klasifikasi server jaringan komputer
berdasarkan fungsinya terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Non-Dedicated Server Network
Non-dedicated server adalah server yang terdapat di dalam jaringan
komputer yang memiliki model peer to peer network. Peer to peer network
merupakan salah satu model jaringan komputer local dimana setiap stasiun
atau terminal yang terdapat di dalam jaringan tersebut bisa saling berbagi.
2. Dedicated Server Network
Dedicated Server adalah server yang terdapat pada jaringan model client
server network. Server pada client network ini dapat diberlakukan hak
akses yang bertingkat pada setiap stasiunnya. Sistem ini menggunakan
satu atau lebih komputer yang khusus digunakan sebagai server.
2.3.4 Topologi Jaringan Komputer
Topologi jaringan komputer menurut Wahyono (2007,pp3-5), topologi
merupakan cara menghubungkan komputer atau terminal-terminal dalam
suatu jaringan. Dari sisi bentuk dan model hubungan antar komputer,
jaringan komputer dapat berbentuk sebagai berikut:
1. Topologi Star Network
Pada topologi ini, LAN terdiri dari sebuah central node yang berfungsi
sebagai pengatur arus informasi dan penangggung jawab komunikasi
dalam suatu jaringan.
2. Topologi Bus Network
Pada topologi ini, node yang satu dengan node yang lainnya dihubungkan
dengan suatu jalur data atau bus.
25
3. Topologi Loop Network
Topologi ini menghubungkan antar-node secara serial dalam bentuk suatu
lingkaran tertutup.
4. Topologi Ring Network
Topologi ini merupakan topologi hasil gabungan antara topologi loop
network dengan topologi bus network.
5. Topologi Hierarki Network
Topologi ini berbentuk seperti pola struktur organisasi pada sebuah
perusahaan.
2.3.5 Komponen Jaringan Komputer
Sebuah jaringan komputer terdiri dari berbagai komputer di dalamnya.
Menurut Tutang (2007,p12) jaringan LAN sederhana memiliki beberapa
komponen penting, yaitu:
A. Perangkat Keras
1. Prosesor
Menurut Wahyono (2007,p15) prosesor atau dikenal dengan central
processing Unit (CPU) merupakan pusat pengeksekusi setiap tugas
atau perintah baik yang berupa data maupun informasi di dalam
sistem komputer. Sebelum menentukan pilihan prosesor, terdapat
faktor-faktor karakteristik prosesor yaitu:
a) alokasi anggaran yang tersedia
b) sistem operasi yang digunakan
c) tipe soket aau slot prosesor di motherboard
d) kecepatan yang di perlukan
26
Tabel. 2.1 Spesifikasi Jenis-Jenis Prosesor Intel (Oneto, 2007)
Prosesor
Tabel prosesor
Jenis Soket Bus (FSB) L2 Cache Clock
Prosesor
Intel
Celeron
Celeron
Celeron D
478
LGA 775
400
533
256 kb
256-512 kb
1.8-2.4 GHz
2.13-3.6 GHz
Intel
Pentium
Pentium III
Pentium IV
Pentium IV HT
Pentium IV EE
Pentium D
(Dual core)
Pentium D
(Dual Core)
Pentium dual
core
Pentium EE
378
423-478
478
LGA 775
LGA 775
LGA 775
LGA 775
LGA 775
100-133 Mhz
133-533 Mhz
800-1066 Mhz
800 Mhz
800 Mhz
533- 800 Mhz
533-800 Mhz
800-1066 Mhz
-
256kb – 1 Mb
512Kb-2 Mb
512 Kb-2 Mb
(2x) 1-2 Mb
(2x) 1 Mb
1 Mb
(2x) 1-2 Mb
450–1 GHz
1.3-3.6 GHz
2.4-3.8 GHz
3.2-3.7 GHz
2.8-3.6 GHz
2.66-3.2 GHz
1.6-1.8 GHz
3.2-3.7 GHz
Intel Core Core 2 Duo
Core 2 Quad
Core 2 extrem
LGA 775
LGA 775
LGA 775
2 Mb-4Mb
8 Mb
4-8 Mb
2 Mb-4 Mb
8 Mb
4-8 Mb
1.6-3.0 Ghz
2.4-2.66 Ghz
2.6-3.0 Ghz
2. Memori
RAM (Random Access Memory) merupakan kelompok memori utama
dalam komputer, dimana RAM merupakan tempat penimpanan
semua data yang dimasukkan oleh komponen input.
27
Tabel 2.2 Jenis RAM dan Karakteristiknya (Wahyono,2007)
Fitur Desktop Notebook Server Mobile/wireless
High Density √ √
High Reliabiity
High Performance √ √
High Bandwith/chip
High bandwith/pin
Low power consumption √
Low Latency √
Multichip packaging √ √
Small form Factor √ √
DRAM Products DDR2
SDRAM
DDR
SDRAM
RD RAM
Mobile
DDR
Mobile
SDR
SDR RAM
DDR2
SDRAM
DDR
SDRAM
SDR
SDRAM
Mobile DDR
Mobile SDR
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan RAM:
a. kenai karakteristik RAM
b. kesesuaian bus speed RAM dengan prosesor
c. memilih merk yang telah terbukti berkualitas bagus.
d. RAM yang sesuai dengan kebutuhan
e. Kapasitas yang dibutuhkan
28
Tabel 2.3 Jenis-jenis Memori RAM dan karakteristiknya (Oneto,2007)
Jenis RAM
Tabel Memory
Besar RAM PC
(Bandwidth)
Jumlah
Chip
SD-RAM (synchronous Dyamic
RAM)
16 Mb
32 Mb
64 Mb
128 Mb
256 Mb
512 Mb
66 Mhz
100 Mhz
133 Mhz
8 Chip
4 Chip
DDR 1 128 Mb
256 Mb
512 Mb
1 Gb
1600
2100
2700
3200
4 Chip
DDR 2 128 Mb
256 Mb
512 Mb
1 Gb
3700
4200
5300
4 Chip
3. Harddisk
Harddisk merupakan media penyimpanan utama dari sebuah
komputer yang digunakan untuk menyimpan data secara permanen
(non volatile). Karakteristik yang digunakan untuk mengenal lebih
dalam sebuah harddisk :
29
Tabel 2.4 Kapasitas Harddisk Server (wahyono,2007)
Jenis Harddisk Kapasitas
Cheetah 10 k 6
Cheetah 10 k 7
Cheetah 15 k 3
Cheetah 15 k 4
Savvio
Baracuda ES
37, 73, 147 GB
146, 300 GB
18, 37, 73 GB
37, 73, 146 GB
37, 73 GB
250, 500, 750 GB
a. Kecepatan Putar
Kecepatan putar atau spindle speed adalah kecepatan berputar
piringan harddisk per menit dengan satuan Rpm (Rotation per
Minute).
Tabel 2.5 Kecepatan Putar Harddisk (oneto, 2007)
Tipe harddisk Tabel harddisk
Speed (Rpm) Jenis Kabel Performa
ATA 3600 Rpm
5400 Rpm
7200 Rpm
Kabel IDE ***
****
*****
SATA (Serial ATA) 7200 Rpm
9600 Rpm
Kabel SATA ******
b. Ukuran Fisik
Ukuran fisik atau yang dikenal dengan istilah form faktor,
dipengaruhi oleh ukuran diameter dari platter harddisk.
30
Tabel 2.6 Form Faktor Harddisk Server (Wahyono, 2007)
Diameter piringan Form faktor Keterangan
5,12” 5,25 Digunakan PC lama.
3,74” 3,5 Standar ukuran saat ini.
3,0” 3,5 Harddisk kelas high-end
10.000 Rpm
2,5” 2,5
3,5
Untuk Drive laptop
Sampai 15.000 Rpm
1,8” PC Card PC Card (PCMCIA) untuk
Laptop
1,0” Compact
Flash
Untuk digital camera.
c. Transfer Rate
Atau kecepatan transfer menyatakan seberapa cepat data dapat
dipindahkan dari dan ke piringan (platter) untuk melakukan
proses menulis atau membaca data.
d. Rotational Latency
Waktu tunggu rotasi sektor, atau waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan separuh revolusi pada harddisk. Satuannya adalah
miliseconds (ms).
e. Waktu Pencarian
Dikenal dengan seek time adalah jumlah waktu yang diperlukan
untuk menggerakkan head dari satu silinder kesilinder ain dalam
jarak yang acak.
31
4. CD Drive
Tabel 2.7 Jenis-Jenis CD Drive dan karakteristiknya
(Oneto,2007)
Jenis CD-ROM
Spesifikasi Kecepatan
CD-ROM Hanya dapat membaca
piringan CD.
8x-52x
CD-Rw Seperti CD-ROM dan mampu
menulis di atas poronngan CD
52x32x52x
52x48x36x
CD-ROM Dapat memutar/membaca
pringan DVD dan CD
4x-16x
DVD-Combo Dapat membaca DVD dan
CD, serta menulis diatas CD
16x
DVD RW Dapat membaca DVD dan
CD, dapat menulis diatas DVD
dan CD
16x16
5. Monitor
Tabel 2.8 Jenis-Jenis Monitor dan karakteristiknya
(Oneto,2007)
Jenis
Monitor
Tabel Monitor (CRT vs LCD)
Kelebihan Kekurangan
CRT - Harga lebih mudah.
- Refresh Rate yang
tinggi.
- efek radiasi besar
- matcepat lelah
- butuh tempat yang luas.
32
- warna lebih jelas dan
tajam
-bobot monitor cukup
berat, menyulitkan
pemindahan.
LCD -lebih hemat listrik
-efek radiasi rendah
-mata tidak cepat lelah
-tidak membutuhkan
tempat yang besar
-mudah dipindahkan
-harga lebih mahal
-lebih rentan terhadap
kerusakan
-gambar agak kabur pada
saat gambar bergerak
-gambar kurang tajam
6. NIC (Network Interface Card)
Adalah kartu jaringan atau LAN card berupa papan elektronik yang
nantinya dipasang pada setiap komputer di dalam suatu jaringan.
7. Modem
Menurut Tutang (2007,p33) terdapat dua jenis modem yang dapat
digunakan untuk keperluan jaringan, yaitu:
a. Modem Internal
Modem yang dipasang pada soket yang tersedia di main board
komputer.
b. Modem Eksternal
Modem yang di hubungkan dengan komputer melalui port
komunikasi, seperti port serial atau usb.
8. HUB atau Concentrator
Merupakan suatu perangkat yang memiliki banyak port yang akan
menghubungkan beberapa node sehingga membentuk suatu
33
jaringan dengan topologi star. Menurut Tutang (2007,p16) dari segi
pengelolaan, HUB yang beredar di pasaran saat ini terdiri dari:
a. Manageable HUB
HUB yang bisa dikelola atau di mannage dengan software yang
dibawahnya.
b. Unmanageable HUB
HUB yang cara pengelolaannya dilakukan secara manual.
9. Bridge
Digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN yang bertipe sama.
10. Router
Digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN yang bertipe sama
atau berbeda.
11. Media Transmisi
Media transmisi untuk komunikasi data dalam sebuah jaringan
komputer dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu:
a. Media Transmisi Guided
Merupakan media kasat mata yang metransmisikan sekaligus
memadukan gelombang untuk menuju pada penerima. Salah satu
jenisnya adalah, kabel. Terdapat tiga jenis kabel yang digunakan
sebagai media transmisi data:
1) Twisted Pair ( Kabel Dua Kawat)
Merupakan media transmisi yang paling murah dan paling
banyak di jumpai. Sebuah kabel dua kawat berupa dua kawat
terbuka sperti misanya kabel distribusi dari rumah ke tiang
telepon.
34
2) Coaxcial kabel
Adalah kabel yang memiliki satu konduktor copper di
tengahnya. Sebuah lapisan plastik menutupi di antara
konduktor dan lapisan pengaman srat besi. Lapisan serat besi
berfungsi membantu menutupi gangguan dari lampu lisrik,
kendaraan, dan komputer.
3) Optic Fiber (Kabel Serat Optik)
Yaitu kabel yang mempunyai kemampuan mentransmisi sinyal
melewati jarak yang lebih jauh dari pada kabel jenis lainnya,
dan memiliki kecepatan transfer data yang sangat baik.
Tabel 2.9 Tipe-tipe dan spesifikasinya (Tutang,2007)
TIPE KECEPATAN JARAK KONEKTOR
UTP Kategori 5 10 Mbps 300 kaki RJ 45
Coaxcial atau
BNC RG 58
10 Mbps 2500 kaki - BN Connector
- Terminator
Serat Optik 100 Mbps 3 mil -Spring Loaded
twist
b. Media Transmisi Unguided
Berfungsi untuk mentransmisikan data tetapi tidak bertugas
sekaligus sebagai pemandu yang mengarahkan tujuan transmisi.
35
12. UPS (Uninterupted Power Supply)
UPS merupakan sistem penyedia listrik yang sangat penting dan
diperlukan sekaligus dijadikan sebagai benteng dari kegagalan daya
serta kerusakan sistem dan hardware. Fungsi utama dari UPS
adalah:
a. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi
kegagalan daya listrik utama dari PLN.
b. Dapat melakukan stabilitasi teganan ketika terjadi perubahan
tegangan.
B. Perangkat Lunak
1. Sistem Operasi
Merupakan program yang berisi mekanisme kerja yang mengatur
hubungan antar berbagai komponen yang ada didalam komputer,
sehingga dapat saling terintegrasi dalam menjalankan fungsinya
untuk membangun kinerja sebuah sistem komputer.
2. Program Aplikasi
Program komputer yang memiliki beberapa fungsi seperti mengolah
kata, mengolah angka, mengolah data, dan mengolah grafik.
3. Program Internet Sharing
Program yang berfungsi agar seluruh komputer di dalam jaringan
dapat menggunakan internet.
4. Program Internet
Program untuk menjalankan fasilitas yang berhubungan dengan
internet.
36
C. Koneksi Internet
Menurut Tutang (2007,p33) terdapat dua tipe koneksi internet, yaitu
koneksi melalui telepon dan broadband. Masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah tipe-tipe koneksi internet
yang digunakan secara umum yaitu:
1. Koneksi Melalui Telepon
a) Line Telepon
1) Pengaplikasian yang mudah, hanya memerlukan modem dan
line telepon.
2) Kecepatan koneksi tergolong lambat.
3) Tidak dapat menggunakan telepon jika sedang terkoneksi
dengan internet.
b) ISDN (Integrated Services Digital Network)
1) Kecepatan koneksi lebih tinggi dibandingkan dengan koneksi
telepon reguler, namun lebih lambat dibandingkan dengan
kecepatan koneksi Broadband. Cenderung lebih mahal
dibandingkan koneksi Broadband.
2) Memerlukan instalasi yang profesional.
2. Koneksi Broadband.
a) DSL (Digital Subscriber Line)
1) Kecepatan koneksi leih tinggi dibandingkan koneksi ISDN.
2) Harga lebih terjangkau dibandingkan ISDN
3) Koneksi internet selama 24 jam.
4) Tidak mengganggu penggunaan telepon.
37
b) Cable (Television Cable)
1) Kecepatan koneksi lebih tinggi dibandingkan koneksi ISDN.
2) Harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan ISDN.
3) Koneksi internet selama 24 jam.
4) Tidak mengganggu penggunaan telepon.
2.4 Analisis SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity, Threat )
Menurut Kotler (2003, p102) analisis SWOT merupakan evaluasi terhadap
keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis ini dibagi ke dalam
dua bagian yaitu analisis lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan analisis
lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan).
• Strength (Kekuatan)
Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari
pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan kekuasaan yang dimiliki
oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaing.
• Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kemampuan
yang secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan. Keterbatasan dalam
fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, keterampilan
pemasaran merupakan sumber dari kelemahan.
• Opportunity (Peluang)
Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi
secara menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak konsumen dibandingkan
dengan para pesaing.
38
• Threat (Ancaman)
Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para pesaing
dalam merebut konsumen.
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan
analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah
sebagai kerangka kerja/paduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi
alternatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
2.5 Matriks EFE (The External Factor Evaluation )
Menurut David (2001, p113), matriks evaluasi faktor eksternal memungkinkan
perumus strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi-informasi ekonomi,
sosial, demografis, lingkungan, politik, pemerintah, teknologi, dan lain sebagainya.
Matriks ini dibuat melalui lima tahap, yaitu :
o Identifikasi faktor eksternal kunci yang mencakup baik kesempatan maupun
ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan lingkup industrinya.
o Beri bobot masing-masing faktor dalam kelom kedua, mulai dari 1,0(sangat
penting) sampai dengan 0,0(tidak penting). Pembobotan menunjukkan tingkat
kepentingan relatif dari faktor tersebut didalam lingkup industri perusahaan.
Kesempatan sering menerim pembobotan yang lebih tinggi daripada ancaman,
tetapi ancaman dapat juga menerima pembobotan yang lebih tinggi jika bersifat
sangat mengancam.
o Berikan nilai satu sampai dengan empat pada setiap faktor eksternal kunci untuk
menginkasikan seberapa efektif respon dari strategi perusahaan yang sedang
berjalan terhadap faktor tersebut.
39
o Kalikan setiap pembobotan faktor dengan nilainya untuk menentukan skor.
o Jumlahkan skor untuk setiap variabel untuk menentukan total sko untuk organisasi.
2.6 Matriks IFE ( The Internal Factor Evaluation )
Menurut David (2001, p153), matriks ini merangkum dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan umum didalam fungsi-fungsi bisnis serta menyediakan dasar
dalam identifikasi dan evaluasi hubungan fungsifungsi bisnis tersebut. Matriks ini
dibuat melalui lima tahap, yaitu:
1. Identifikasi faktor internal kunci yang mencakup baik kekuatan maupun kelemahan
pada perusahaan.
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kelom kedua, mulai dari 1,0(sangat
penting) sampai dengan 0,0(tidak penting). Pembobotan menunjukkan tingkat
kepentingan relatif dari faktor tersebut didalam lingkup industri perusahaan. Tanpa
memperhatikan jenis faktor, baik itu kekuatan maupun kelemahan, faktor yang
dipertimbangkan memiliki efek paling besar dalam kinerja organisasi harus
diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan
1.0.
3. Berikan nilai satu sampai dengan empat pada setiap faktor internal kunci untuk
mengindikasikan apakah faktor tersebut merepresentasikan kelemahan utama (nilai
= 1), kelemahan minor (nilai = 2), kekuatan minor (nilai = 3), kekuatan utama
(nilai = 4). Perlu diperhatikan bahwa kekuatan harus menerima nilai 4 atau 3 dan
kelemahan harus menerima nilai 2 atau 1.
4. Kalikan setiap pembobotan faktor dengan nilainya untuk menentukan skor.
5. Jumlahkan skor untuk setiap variabel untuk menentukan total skor untuk
organisasi.
40
2.7 Matriks IE ( Internal-External Matrix )
Menurut David (2001, p196-197), matriks IE didasarkan pada dua dimensi
kunci, yakni total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFE yang
diberi bobot pada sumbu Y. Pada sumbu X, total nilai IFE yang diberi bobot dari 1.0-
1.99 menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai 2.0-2.99 dianggap sedang; nilai
3.0-4.0 dianggap kuat. Demikian pula sumbu Y total nilai EFE yang diberi bobot dari
1.0-1.99 menunjukkan posisi perusahaan terhadap faktor eksternal lemah; nilai 2.0-
2.99 dianggap sedang; nilai 3.0-4.0 dianggap kuat.
Matrik IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang memiliki dampak
statistik yang berbeda. Pertama perusahaan masuk dalam sel I, II, atau IV dapat
disebut tumbuh dan bina. Strategi intensif(penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk) atau integratif(integrasi ke belakang, integrasi ke depan,
integrasi horizontal) mungkin paling tepat untuk perusahaan tersebut. Kedua,
perusahaan yang masuk kedalam sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan
strategi pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar dan pengembangan produk
merupakan strategi yang paling banyak digunakan untuk tipe-tip e p erusahaan ini.
Ketiga, perusahaan yang umum masuk kedalam sel VI, VII, atau IX adalah p anen
atau divestasi.
Menurut Kotler (2002, p62), penetrasi pasar merupakan suatu strategi
pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan penjualan produk yang ada pada saat
ini kepada segmen pasar yang sekarang tanpa mengubah produk. Perluasan dan
pengembangan pasar merupakan suatu strategi pertumbuhan perusahaan dengan
mengidentifikasi d an memperluas segmen pasar yang baru untuk produk yang sudah
ada. Pengembangan produk merupakan suatu strategi untuk pertumbuhan
perusahaan dengan menawarkan produk yang telah dimodifikasi atau produk baru
kepada segmen pasar saat ini.
41
Organisasi yang sukses dapat mecapai portfolio bisnis yang diposisikan dalam
atau disekitar sel I dalam matriks IE.
Total Nilai IFE Berbobot
Kuat 3.00-4.00 Sedang 2.00-2.99 Lemah 1.00-1.99
4.00 3.00 2.00 1.00
Tinggi 3.00-4.00
3.00
Tumbuh dan bina Strategi intensif: • Penetrasi pasar • Pengembangan pasar • Pengembangan Produk
Tumbuh dan bina Strategi intensif: • Penetrasi pasar • Pengembangan pasar • Pengembangan produk
Pertahankan dan pelihara • Penetrasi pasar • Pengembangan produk
Sedang 2.00-2.99
2.00
Tumbuh dan bina Strategi intensif: • Penetrasi pasar • Pengembangan pasar • Pengembangan Produk
Pertahankan dan pelihara • Penetrasi pasar • Pengembangan produk
Panen atau divestasi
Rendah 1.00-1.99
1.00
Pertahankan dan pelihara • Penetrasi pasar • Pengembangan Produk
Panen atau divestasi
Panen atau divestasi
Gambar 2.1 Matriks IE (Internal Eksternal) (Sumber: David, 2001, p197)
2.8 Matriks SWOT
Menurut David (2006, pp284-292), matriks Kekuatan-kelemahan-Peluang-
Ancaman (Strength-Weakness-Opportunity-Threats/SWOT Matrix) adalah alat untuk
mencocokkan yang penting dan membantu para manajer untuk mengembangkan
empat tipe strategi: SO (Kekuatan-Peluang/ Strength-Opportunities), WO (Kelemahan-
42
Peluang/Weakness-Opportunity), ST (Kekuatan-Ancaman/Strength-Threats), WT
(Kelemahan-Ancaman/Weakness-Threats).
Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci adalah bagian yang paling sulit
dalam mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan
tidak ada pencocokan yang terbaik.
Strategi SO meenggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang eksternal. Semua manager akan lebih suka bila organisasi mereka berada
pada posisi dimana kekuatan internal dapat memanfaatkan trend an kejadian
eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO ,ST atau WT agar
dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi SO. Ketika suatu
perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan
menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah organisasi menghadapi ancaman utama, ia
akan berusaha enghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.
Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluang internal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci
tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk
mengeksploitasi peluang tersebut.
Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau
mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang
kuat harus selalu menghadapi ancaman dilingkungan eksternalnya secara langsung.
Strategi WT adalah taktik defensive yang diarahkan pada pengurangan
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi
menghadapi berbagai macam ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada
pada posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan seperti iitu mungkin harus
berusaha bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan
kebangkrutan, atau memilih likuidasi.
43
Penyajian yang sistematis dari Matriks SWOT terdapat pada tabel 2.10 Matriks
SWOT terdiri atas sembilan sel, ada empat sel faktor kunci, empat sel strategi dan satu
sel yang selalu dibiarkan kosong (sel kiri atas). Empat sel yang diberi nama SO, WO,
ST, dan WT dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci, diberi nama
S, W, O, T. Ada delapan langkah yang terlibat dalam membuat Matriks SWOT, yaitu :
1. tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.
2. tuliskan ancaan eksternal kunci perusahaan.
3. tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.
4. tuliskan kelemahan internal lunci perusahaan.
5. cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi SO
dalam sel yang ditentukan.
6. cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi WO
dalam sel yang ditentukan.
7. cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi ST
dalam sel yang ditentukan.
8. cocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi WT
dalam sel yang ditentukan.
Biarkan selalu kosong KEKUATAN
(STRENGTHS - S)
1.
2.
3.
4.
5.(Tuliskan Kekuatan)
KELEMAHAN
(WEAKNESS - W)
1.
2.
3.
4.
5.(Tuliskan Kelemahan)
44
Tabel 2.10 Matriks SWOT 2.8.1 Tipe Strategi
Strategi yang dapat dijalankan untuk meningkatkan ataupun mempertahankan kondisi
perusahaan, seperti dijelaskan oleh David (2006, pp224-227) dapat dijelaskan secara singkat
melalui tabel 2.11.
Tabel 2.11 Definisi Strategi Alternatif
Strategi Definisi
Integrasi ke Depan Mencari kepemilikan atau meningkatkan control
atas distributor atau pengecer.
Integrasi ke Belakang Mencari kepemilikan atau meningkatkan control
atas pemasok perusahaan.
Integrasi Horizontal MEncari kepemilikan atau meningkatkan control
atas pesaing.
Penetrasi Pasar Meningkatkan pangsa pasar untuk produk/
upaya pemasaran yang lebih besar
Pengembangan Pasar Memperkenalkan produk/jasa saat ini ke area
geografis yang baru
Pengembangan Produk Meningkatkan penjualan melalui perbaikan
Peluang (Opportunity – O) 1. 2. 3. 4. 5.(Tuliskan Peluang)
STRATEGI ST 1. 2. 1-10 (Gunakan 3. Kekuatan Untuk 4. Menghindari 5. Ancaman)
STRATEGI WO 1. 2. 1-10 (Atasi Kelemahan 3. Dengan Memanfaatkan 4. Peluang) 5.
ANCAMAN 1. 2. 3. 4. 5. (Tuliskan Ancaman)
STRATEGI ST 1. 2. 1-10 (Gunakan 3. Kekuatan Untuk 4. Menghindari 5. Ancaman)
STRATEGI WT 1. 2. 1-10 (Minimalkan 3. Kelemahan Dan 4. Atasi Ancaman) 5.
45
produk/jasa saat ini atau mengembangkan
produk/jasa baru.
Diversifikasi Konsentrik Menambahkan produk/jasa baru yang masih
berkaitan dengan produk/jasa lama.
Diversifikasi Konglomerat Menambahkan produk/jasa baru yang tidak
berkaitan dengan produk/jasa lama.
Diversifikasi Horizontal Menambahkan produk/jasa baru yang tidak
berkaitan, kepada pelanggan saat ini.
Retrenchment Mengelompokan ulang melalui penurunan biaya
dan asset terhadap ppenurunan penjualan dan
laba.
Divestasi Menjual satu diviisi atau bagian perusahaan.
Likuidasi Menjual seluruh asset perusahaan, seotong-
sepotong untuk nilai riilnya.
Banyak, tetapi tidak seluruhnya, organisasi menjalankan kombinasi dua atau lebih
strategi secara bersama-sama, tetapi strategi kombinasi dapat sangat berisiko jika dijalankan
terlalu jauh. Tidak ada organisasi yang mampu menjalankan semua strategi yang dapat
menguntungkan perusahaan. Keputusan yang sulit harus dibuat. Prioritas harus ditetapkan.
Organisasi, seperti individu, memiliki sumber daya yang terbatas. Oranisasi dan individu
harus memilih diantara beberapa alternative strategi dan meghindari pilihan yang berlebihan.
2.9 Analisis Porter
Analisis Porter menggambarkan lima kekuatan persaingan dalam industri, yaitu :
Turban (2004,p64)
1) Pendatang Baru Potensial
46
Ancaman masuknya pendatang baru pada suatu industri yang membawa kapasitas
baru, keinginan untuk merebut bagian pasar serta sering kali juga sumber daya
yang besar. Akibatnya harga bisa jadi turun atau biaya membengkak sehingga
mengurangi laba perusahaan.
2) Produk Pengganti / Substitusi
Produk pengganti yang membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan
harga tertinggi yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Posisi dalam
menghadapi produk pengganti mungkin merupakan persoalan tindakan industri
secara kolektif.
3) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kekuatan tawar menawar dari pembeli yang sering menyebabkan harga turun,
tawar menawar mutu lebih tinggi, dan permintaan pelayanan lebih baik, lebih-lebih
pada sekelompok pembeli dalam jumlah besar. Oleh karena itu, perlu seleksi
pembeli, mana pembeli yang mempunyai kekuatan tawar menawar dan mana
segmen dalam industri tersebut yang mempunyai kekuatan kurang atau lebih.
4) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Ancaman dari pihak pemasok terhadap industri yang berusaha menaikkan harga
atau menurunkan mutu produk. Bahkan sering pemasok didominasi oleh beberapa
perusahaan, sedangkan industri tidak mempunyai alternatif lain.
5) Persaingan di Industri Sejenis
Strategi dan perencanan kedepan untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang
menjadi pesaingnya. Semakin banyaknya perusahaan yang masuk kedalam industri
tersebut membuat perusahaan harus menerapkan suatu strategi dalam
menghadapi persaingan di industri tersebut agar perusahaan tetap dapat bertahan
di dalam pasar.
47
Gambar 2.2 Gambar Analisis Porter
Sumber : Kotler (2004, p64)
Wheelen, T. dan Hunger, J. dalam bukunya yang berjudul Strategic
Management and Business Policy (2006, p82) secara lebih mendalam membahas teori
Pendatang Baru
Persaingan dikalangan anggota industri
Persaingan diantara perusahaan yang sudah ada
Produk Pengganti / Substitusi
Kekuatan PembeliKekuatan Pemasok
Ancaman pendatang baru
Daya tawar-menawar Pemasok
Daya tawar-menawar Pembeli
Ancaman produk subtitusi
48
porter tentang kekuatan yang mempengaruhi dan menentukan kompetisi dalam
sebuah industry, dalam buku tersebut dikemukakan :
1. Ancaman Pendatang Baru
Menarik atau tidaknya suatu industri bervariasi, tergantung dari seberapa besar
keluar masuknya hambatan yang ada. Ketika hambatan yang masuk pada suatu
perusahaan tinggi dan hambatan keluarnya rendah maka hal tersebut lah yang
paling dianggap menarik.
Pandatang baru dalam industri akan membuka kapasitas yang baru untuk
mendapatkan pangsa pasar dan sumber daya yang berkualitas. Karena alasan itulah,
mereka dianggap sebagai ancaman oleh pemain lama. Ancaman dari pendatang baru
akan tergantung juga pada hambatan masuk dan reaksi dari pesaing. Beberapa
kemungkinan hambatan masuk yang akan ditemui adalah :
a. Skala ekonomi
Skala ekonomi menghalangi masuknya pendatang baru ke suatu industri
karena memaksa pendatang baru untuk masuk dengan skala besar atau harus
memikul biaya tinggi. Skala ekonomis dalam suatu produksi, riset pemasaran
dan layanan merupakan hambatan utama masuk dalam industry komputer
besar.
b. Perbedaan produk
Indentifikasi merek menimbulkan hambatan karena memaksa pendatang baru
mengeluarkan biaya besar untuk merebut kesetiaan pelanggan, iklan, layanan
pelanggan menjadi yang pertama dalam industri dan difernsiasi produk
merupakan beberapa faktor yang menciptakan indentifikasi merek.
c. Modal
Keharusan dalam menanamkan modal yang besar agar dapat bersaing
menimbulkan hambatan masuk, khususnya jika modal tersebut diperlukan
49
untuk pengeluaran yang bersifat tidak akan kembali, seperti iklan rintisan, riset
dan pengembangan.
d. Switching cost
Perusahaan –perusahaan yang sudah ada mungkin memiliki keunggulan biaya
yang tidak dimiliki oleh calon pendatang baru, terlepas dari ukuran dan skala
ekonomis yang mereka capai. Keunggulan ini dapat bersumber dari pengaruh
kurva belajar dan pengaruh kurva pengalaman.
e. Akses ke saluran distribusi
Pendatang baru tentu saja harus mengembangkan distribusi produk atau jasa
mereka.
f. Peraturan pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan melarang masuknya pendatang
baru ke dalam industri, melalui tindakan-tindakan seperti keharusan adanya
izin dan pembatasan akses ke bahan baku.
2. Persaingan di antara pemain yang ada
Kekuatan ini paling berpengaruh dibandingkan dengan empat kekuatan yang ada,
strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil jika strategi itu
memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh
perusahaan pesaing. Intensitas persaingan di antara perusahaan yang bersaing
cenderung meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika perusahaan yang
bersaing menjadi setara besarnya dan kemampuannya, ketika permintaan produk
industry menurun dan ketika potongan harga menjadi biasa.
3. Ancaman dari produk dan jasa pengganti
Tekanan dalam persaingan membuat perusahaan menciptakan suatu produk
pengganti sebagai strategi dalam bersaing. Kekuatan kompetitif produk pengganti
50
paling mudah diukur dari seberapa besar pangsa pasar yang direbutnya dan
rencana perusahaan produk pengganti tersebut untuk meningkatkan kapasitas
serta penetrasi pasar.
4. Kekuatan tawar menawar dari pembeli
Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau
pelayanan khusus untuk memperoleh loyalitas pelanggan ketika kekuatan tawar
dari konsumen sangat luar biasa. Kekuatan tawar menawar konsumen juga lebih
besar ketika produk yang dibeli bersifat standar atau tidak berbeda.
5. Kekuatan tawar menawar dari pemasok
Kekuatan tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu
industri, terutama ketika jumlah pemasok banyak, ketika hanya ada sedikit bahan
baku pengganti yang baik, atau ketika biaya pengganti bahan baku amat tinggi.
Sering kali demi kepentingan bersama, pemasok dan produsen saling membantu
dengan memberikan harga yang terjangkau, mutu yang lebih baik, pengembangan
pelayanan baru, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi biaya
inventarisasi, sehingga meningkatkan kemampuan dalam meraih laba dalam jangka
waktu yang lebih panjang.
2.10 Cost And Benefit Analysis
Cost and benefit analysis adalah metode kuantitatif mengkaji siklus biaya dan
manfaat dengan perbandingan. Analisis ini meliputi penentuan alternative terbaik
untuk mengambil keputusan mengenai investasi IT. Di dalam costs and benefits
analysis, perusahaan menilai dan mengukur biaya dan manfaat proyek dari segi
financial, sehingga investasi IT yang dilakukan akan menguntungkan perusahaan.
Analisis biaya-manfaat harus setara dalam ukuran, komplesitas dan biaya dari proyek
51
yang diusulkan, dan manajer proyek harus memutuskan untuk memilih level analisis
mana yang dibutuhkan bagi proyek tertentu pada lingkungnan manajemen TI-nya.
Dalam melakukan analisa atas Cost Benefit, tahap awal yang dilakukan adalah
dengan mendefinisikan terlebih dahulu biaya-biaya yang berhubungan langsung
dengan aplikasi e-learning. Adapun yang menjadi komponen biaya dalam aplikasi e-
learning ini adalah biaya software, hardware, konsultan, personel/staff, training, dan
biaya lain-lain. Kemudian dilakukan pemetaan terhadap benefit meliputi direct benefit
dan indirect benefit. Ada beberapa macam analisis cost dan benefit yang dapat
digunakan untuk menghitung nilai dari Costs and Benefits Analysis, yaitu:
• Payback period (periode pengembalian)
Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi, biasanya dinyatakan dalam
tahun dan bulan. Periode pengembalian suatu investasi merupakan lama waktu
yang dibutuhkan total arus kas masuk kumulatif dari sebuah investasi sama dengan
total pengeluaran kas awal investasi tersebut. Pada saat itu, investor memperoleh
sejumlah uang sebesar investasi yang telah dilakukannya pada proyek itu.
• Present Value (nilai sekarang)
Nilai sekarang dari arus kas masa depan. Nilai ini mencerminkan jumlah yang harus
diinvestasikan sekarang jika arus kas yang diterima di masa depan diasumsikan
dimajemukkan dengan suku bunga tertentu.
Present value of benefit = ----------------------
Keterangan : i = tingkat suku bunga.
n = jumlah tahun.
Investment Payback Period : ------------------------ Annual Benefit
Benefit
( 1+i )n
52
• NPV atau Net Present Value (nilai sekarang bersih)
Perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas masuk proyek di masa yang akan
datang dan nilai sekarang dari investasi awal.
NPV = Σ Present value of benefit - Present value of investment
Interpretasi dari NPV harus berdasarkan aturan di bawah ini:
Jika NPV ≥ 0 , maka investasi dapat dilakukan.
Jika NPV < 0 , maka jangan melakukan investasi.
Profitability Index (PI)
Didefinisikan sebagai jumlah dari present value dari arus kas masuk dibagi dengan
present value of investment. PI menunjukkan tingkat pengembalian yang
dinyatakan sebagai angka keuntungan yang akan didapatkan dari investasi yang
telah dilakukan.
PI = -------------------------------------------
Internal Rate of Return (tingkat pengembalian internal)
Tingkat pengembalian yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk
proyek dengan nilai sekarang dari investasi awal dalam suatu proyek. Tingkat ini
membuat NPV investasi bernilai 0.
IRR = i yang menghasilkan NPV = 0
Return on Investment (ROI)
Biasanya juga disebut simple return on investment, dikalkulasikan dengan membagi
annual benefit (keuntungan tahunan) dengan jumlah investasi yang dilakukan.
Kadang-kadang rata-rata ROI untuk seluruh periode dari investasi dikalkulasikan
Present value of investment
Σ Present value of benefit
53
dengan membuat rata-rata dari annual benefit, sementara di situasi lain, ROI
dikalkulasikan tahun pertahun
ROI = -------------------------------
Cost of capital (biaya modal)
Merupakan biaya investasi, biasanya dianggap sebagai rata-rata tertimbang biaya
dana dari semua sumber yang digunakan.
2.10.1 Kelebihan
• Dapat dibandingkan
• Transparan
• Dapat mengkur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat
meningkatkan efisiensi, pilihan tersebut harus diambil)
2.10.2 Kelemahan
• Penghitungan ekonomi untuk Public Good dengan menggunakan CBA
sulit untuk dilakukan.
• Tidak dapat mengukur aspek multidimensional seperti keberlangsungan,
etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai-nilai sosial
yg lain.
• CBA juga lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil
keputusan, tapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan.
• Fokus pada Efisiensi sehingga melupakan Equity dan keduanya adalah
dua criteria yang berdiri sendiri-sendiri dlm ekonomi kesejahteraan.
Investment amount
Annual Benefit
54
2.11 Kerangka Pemikiran
Analisa Masalah
Tingkat kebutuhan dan kepentingan
SMK Negeri 13 Jakarta
Perencanaan dan Perancangan Web
Cost & Benefit Analysis SWOT Porter
E – Learning Berbasis Internet pada SMK Negeri
Jakarta
55
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
1. Analisis
a. Kebutuhan e-learning
Bertujuan untuk menganalisis seberapa besar kebutuhan para siswa terhadap e-
learning dalam proses belajar mengajar di SMKN 13 Jakarta. Analisis ini di
lakukan dengan menggunakan metode kuesioner kepada sampel siswa dan
wawancara terhadap guru.
b. Kesiapan infrastruktur yang tersedia
Dalam melakukan perancangan e-learning berbasis internet, harus dianalisis
terlebih dahulu kesiapan infrastruktur dan fasilitas yang telah tersedia di sekolah
dan siswa. Sehingga keterbatasan fasilitas dan infrastruktur tidak menjadi
kendala dalam penerapan e-learning berbasis internet di SMKN 13 Jakarta.
2. Analisis
a. Learning Management System(LMS)
E-learning di dalam perancangannya memerlukan suatu system sebagai
platform. System ini dinamakan Learning Management System(LMS). Oleh
karena itu, perlu direncanakan fungsi-fungsi yang harus dimiliki LMS agar sesuai
dengan kebutuhan sekolah.
56
2.12 Metodologi Penelitian
2.12.1 Jenis Dan Metode Penelitian
Menurut pendapat Zikmund seperti buku yang di kutip oleh Suliyanto
(2006,p2) riset merupakan proses pengumpulan, pencatatan dan analisis
data yang sistematik dan obyektif untuk membantu pembuatan keputusan.
Menurut pendapat Sugiyono (2004,p7) penelitian Deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengeahui nilai variable mandiri
(independen) , baik 1 variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan,
atau menghubungkan dengan variable lain.
2.12.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
2.12.2.1 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2004,p72) adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertenntu yang ditentukan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik
kesimpulannya.
2.12.2.2 Teknik pengambilan sampel
57
Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004,p73) sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa
yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang dari
populasi harus betul-betul representative.
Menurut Suliyanto (2006,p113) probability sampling
adalah teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota
populasi mempunyai kesempatan (probabilitas) untuk dijadikan
sampel. Menentukan ukuran sampel adalah menentukan
besarnya sampel yang harus diambil agar dapat
menggambarkan populasi yang sebenarnya. Pengambilan
sampel yang terlalu kecil dikhawatirkan tidak mampu
menggambarkan populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya,
pengambilan sampel terlalu besar akan membuang waktu, biaya
dan tenaga secara percuma. Dalam penelitian ini ukuran sampel
ditentukan menggunakan pendapat Slovin yang dikutip oleh
Suliyanto (2006,p100), yaitu:
N= N . 1+Ne2
Dimana :
N = Jumlah sampel minimal
N = Jumlah populasi
58
e = presentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan
pengambilan sampel.
Proportionate stratified random sampling digunakan jika
populasi memiliki strata dan anggota setiap strata memiliki
jumlah yang relative proporsional. Oleh karena itu anggota
strata memiliki jumlah yang proporsional maka setiap strata
akan terwakili delam sampel secara proportional juga. Demikian
juga sebaliknya, pada strata yang memiliki jumlah populasi yang
sedikit, sampel yang akan diambil kecil.
2.12.3 Teknik pengumpulan data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
2.12.3.1 Angket (Kuesioner)
Menurut Sugiyono (2004,p135) merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.
Pada analisis penelitian ini digunakan metode kuesioner
tertutup. Menurut Suliyanto (2006, p141) dalam kuesioner
tertutup, jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga
responden tinggal memilih. Oleh karena jawaban telah
disediakan oleh peneliti sehingga jawabannya akan sesuai
dengan kebutuhan dalam riset.
2.12.3.2 Wawancara (Interview)
59
Berdasarkan pendapat Suliyanto (2006,p1377),
wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti
langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi
dari responden. Dalam wawancara, peneliti dapat menggunakan
media tertentu misalnya melalui telepon, teleconference atau
chatting melalui internet, jadi peneliti tidak harus bertatap muka
secara langsung.
2.12.4 Desain Pengukuran Dan Instrument Penelitian
2.12.4.1 Desain Pengukuran
Menurut Sugiyono (2004, p84) skala pengukuran
merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang pendeknya interval yang ada di dalam alat
ukur, sehingga alat ukur tersebut bila di gunakan dalam
pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Skala interval adalah salah satu jenis skala pengukuran
yang menunjukan jarak antara satu data dengan data yang lain
dan mempunyai bobot yang sama. Analisis statistic yang sesuai
adalah : uji t(t-test), uji t(t-test) dua sampel, Anova satu jalur
(One Way-Anova), Anova dua jalur (Test-Ways Anova) Uji
pearson product moment, uji korelasi parsial (partial
correlation), uji korelasi ganda (multiple correlation), Uji Regresi
(Regresion test), dan Uji Regresi Ganda (Multiple Regression
test). Uji statistic yang peneliti gunakan adalah uji statistic
parametric.
Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004, p86) skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
60
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social.
Dengan skala likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan
menjadi indicator variable. Kemudian indicator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative,
yang dapat berupa kata-kata :
1. Sangat Setuju
2. Setuju
3. Ragu-ragu
4. Tidak setuju
5. Sangat tidak setuju
Menurut Sugiyono (2004,p90) dengan skala guttman
akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya atau tidak”, “Benar
atau salah”, “pernah atau tidak pernah”, “positif atau negatif”
dan lain-laiin. Data yang diperoleh dapa berupa data interval
atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan
skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang
tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
2.12.4.2 Instrumen Penelitian
Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004, p84) instrument
penelitian digunakan untuk mengukur variable yang di teliti.
Dengan demikian jumlah instrument penelitian digunakan untuk
penelitian akan tergantung pada jumlah variable yang di teliti.
61
Tabel 2.12 instrument yang diperlukan untuk mengukur
kebutuhan e-learning.
No. Variabel Dimensi Indikator
1 Kecepatan pemahaman
materi siswa
Kecepatan
pemahaman
materi siswa
Tingkat kecepatan
pemahaman siswa
terhadap materi yang
di sampaikan di
sekolah.
2 Keberagaman
contoh soal,
contoh kasus dan
materi.
Tingkat variasi contoh
kasus, soal, dan materi
di sekolah.
3 Kelas bimbingan
belajar di luar
sekolah
Tingkat banyaknya
siswa yang mengikuti
kelas tambahan di luar
sekolah.
4 Ketersediaan
waktu diskusi
Kapasitas waktu yang
diperoleh siswa untuk
berdiskusi di ruang
kelas.
5 Metode
penyampaian
materi
Tingkat kebosanan
siswa pada
penyampaian materi
pelajaran di ruang
kelas.
62
6 Kelengkapan
materi yang
disampaikan
Tingkat kelengkapan
materi pelajaran yang
disampaikan di ruang
kelas.
7 Kelengkapan buku
di perpustakaan
Model Skala pengukuran Skala Likert
Tabel 2.13 Instrument Yang Diperlukan Untuk Mengukur Kesiapan
Infrastruktur Siswa.
No. Variabel Dimensi Indikator
1 Infrastruktur Akses internet Akses interet di
rumah
2 Akses internet di
sekitar rumah dan
sekolah
3 Pengetahuan Pengetahuan
tentang e-learning
Pemahaman siswa
tentang e-learning
Model Skala pengukuran Skala Guttman
2.12.5 Teknik Analisis Data
2.12.5.1 Uji Validitas
Menurut Suliyanto (2006, p146) validitas sebuah alat ukur
ditunjukkan dari kemampuan mengukur apa yang seharusnya
63
diukur. Kuesioner riset dikatakan valid apabila instrument
tersebut benar-benar mampu mengukur besarnya nilai variable
yang diteliti.
Keputusan pada sebuah butir pertanyaan dapat dianggap
valid, yang bias dilakukan dengan beberapa cara:
• Jika keofisien korelasi product moment >r-tabel (α;n-2) n=
jumlah sampel
• Nilai Sig ≤ α
Rumus Pearson Product Moment (Koefisien Koreasi) :
Dimana :
Rhitung = koefisien korelasi
∑ Xi = Jumlah skor item
∑ Yi = Jumlah skor Tptal
n = Jumlah responden
Jika rhiung > rtabel berarti valid
Jika rhitung< r table berarti tidak valid
2.12.5.2 Uji Reliabilitas
Menurut Suliyanto (2006, p149) pengertian reliabilitas
pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara
64
berulang relative sama maka pengukuran tersebut dianggap
memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Langkah-langkah
mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha adalah sebagai
berikut :
1. Menghitung varians tiap skor pada setiap item dengan
rumus :
Dimana :
Si = Varians skor tiap-tiap item
∑Xi2 = Jumlah Kuadrat item Xi
(∑Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan
N = Jumlah responden
2. Menjumlahkan Varians seluruh item dengan rumus :
∑Si =S1 +S2+S3+……..Sn
Dimana :
∑Si = Jumlah Varians semua Item
Sn = Varians item ke 1,2,3,…..n
3. Menghitung Varians toal dengan rumus :
Dimana :
St = Varians Total
65
∑Xt2 = Jumlah kuadrat x total
(∑Xt)2 = Jumlah x total dikuadratkan
N = Jumlah responden
4. Memasukkan Nilai Alpha dengan rumus:
5. Keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel (Tabel
r product Moment dengan dk = N-1) :
Jika r11 > rtabel berarti reliabel
Jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel
2.12.5.3 Skala Guttman
Menurut Sugiyono (2004,p90) dengan skala guttman
akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya atau tidak”, “Benar
atau salah”, “pernah atau tidak pernah”, “positif atau negatif”
dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval
atau rasio dikhotomi (dua alternative). Penelitian menggunakan
skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang
tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan maka :
Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab tidak = Y x 0
Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab Ya = Y x 1
Jumlah = X
66
Presentase jawaban yang di inginkan = (X : total jawaban yang
diinginkan) x 100%
6. Menghitung varians tiap skor pada setiap item dengan
rumus :
Dimana :
Si = Varians skor tiap-tiap item
∑Xi2 = Jumlah Kuadrat item Xi
(∑Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan
N = Jumlah responden
7. Menjumlahkan Varians seluruh item dengan rumus :
∑Si =S1 +S2+S3+……..Sn
Dimana :
∑Si = Jumlah Varians semua Item
Sn = Varians item ke 1,2,3,…..n
8. Menghitung Varians toal dengan rumus :
Dimana :
St = Varians Total
∑Xt2 = Jumlah kuadrat x total
(∑Xt)2 = Jumlah x total dikuadratkan
N = Jumlah responden
9. Memasukkan Nilai Alpha dengan rumus:
67
10. Keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel
(Tabel r product Moment dengan dk = N-1) :
Jika r11 > rtabel berarti reliabel
Jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel
2.12.5.4 Skala Guttman
Menurut Sugiyono (2004,p90) dengan skala guttman
akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya atau tidak”, “Benar
atau salah”, “pernah atau tidak pernah”, “positif atau negatif”
dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval
atau rasio dikhotomi (dua alternative). Penelitian menggunakan
skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang
tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan maka :
Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab tidak = Y x 0
Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab Ya = Y x 1
Jumlah = X
Presentase jawaban yang di inginkan = (X : total jawaban yang
diinginkan) x 100%
2.12.5.5 Skala Likert
68
Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004,p86) skala likert
digunakan untuk mengukursikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social.
Dengan skala likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan
menjadi indicator variable. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sanga negative.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat
diberi skor, misal :
1. Sangat setuju = 5
2. Setuju = 4
3. Ragu-ragu = 3
4. Tidak setuju = 2
5. Sangat tidak setuju = 1
Berdasarkan skor yang telah ditetapkan maka :
Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab SS = Y x 5
Jumlah skor untuk Y orang yang Menjawab ST = Y x 4
Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab RG = Y x 3
Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab TS = Y x 2
Jumlah skor untuk y orang yang menjawab STS = Y x 1
Jumlah = X
Presentase jawaban yang diinginkan = (X : total jawaban yang
diinginkan)100%
Skala continuum sebagai berikut :