BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA...

64
6 BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Internet 2.1.1 Pengertian Internet “When two or more networks are connected, they become an internet work or internet. Individual network are joined into internet works by the use of internet working devices. These devices which include routers and gateways(Forouzan,2003,p4). Menurut Strauss (2003, p8) : the internet global network of interconnected networksArtinya, Internet adalah sebuah jaringan global dari jaringan-jaringan yang saling berhubungan. Banyak komputer di dalam jaringan tersebut menyimpan files, seperti halaman website, yang nantinya dapat diakses oleh semua jaringan komputer. Menurut Turban (2004, p3) : Internet adalah jaringan komputer terbesar di dunia yang sebenarnya adalah sebuah jaringan dari jaringan. merupakan kumpulan lebih dari 200.000 jaringan komputer individu yang dimiliki oleh pemerintah, universitas, lembaga masyarakat, perusahaan. Jaringan yang terhubung saling tukar menukar informasi melalui protokol-protokol dan aturan baku. Menurut Fiati (2005, p9-13): Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti hubungan berbagai komputer dengan bermacam tipe yang membentuk sistem

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA...

6

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Internet

2.1.1 Pengertian Internet

“When two or more networks are connected, they become an internet work or

internet. Individual network are joined into internet works by the use of

internet working devices. These devices which include routers and gateways”

(Forouzan,2003,p4).

Menurut Strauss (2003, p8) :

“the internet global network of interconnected networks”

Artinya, Internet adalah sebuah jaringan global dari jaringan-jaringan yang

saling berhubungan. Banyak komputer di dalam jaringan tersebut menyimpan

files, seperti halaman website, yang nantinya dapat diakses oleh semua

jaringan komputer.

Menurut Turban (2004, p3) :

Internet adalah jaringan komputer terbesar di dunia yang sebenarnya adalah

sebuah jaringan dari jaringan. merupakan kumpulan lebih dari 200.000

jaringan komputer individu yang dimiliki oleh pemerintah, universitas, lembaga

masyarakat, perusahaan. Jaringan yang terhubung saling tukar menukar

informasi melalui protokol-protokol dan aturan baku.

Menurut Fiati (2005, p9-13):

Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang mempunyai arti

hubungan berbagai komputer dengan bermacam tipe yang membentuk sistem

7

jaringan yang mencakup seluruh dunia (jaringan komputer global) melalui jalur

komunikasi seperti telepon.

Jadi, internet adalah jaringan komputer yang menghubungkan komputer yang

berada di seluruh dunia yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi

dan berkomunikasi.

• Intranet

Menurut Turban (2004, p5), intranet adalah jaringan internal

perusahaan atau pemerintahan yang menggunakan peralatan

internet seperti web browser dan internet protocols.

• Ekstranet

Menurut Turban (2004, p5) ekstranet adalah jaringan yang

menggunakan internet untuk menghubungkan partner.

2.1.2 Internet Dan Pengajaran

Menurut pendapat Prakoso (2005,p5-8) terdapat 2 jenis pemanfaatan internet

dalam pengajaran, yaitu :

2.1.2.1 Web Entrance Course

Model ini menggunakan internet sebagai penunjang peningkatan

kegiatan belajar mengajar di kelas. Jadi, peningkatan kualitas

pengajaran masih sangat mengutamaan tatap muka di kelas. Model

web enhanced course menjadikan internet sebagai penyedia sumber

belajar yang bisa diakses secara online. Internet juga menjadi

sarana bagi peserta didik untuk meningkatkan komunikasi, baik

sesama peserta didik dengan pengajar, atau peserta didik dengan

kelompok lain diluar institusi sekolah.

8

2.1.2.2 Distance Learning

Pada model ini, pengajar dan peserta didik terpisah oleh ruang dan

waktu. Walau demikian diskusi masih bisa dilaksanakan, baik secara

synchronous maupun asynchronous. Seluruh kegiatan pengajaran

dilakukan melalui internet sehingga kegiatan tatap muka secara fisik

tidak diperlukan. Dalam distance learning, internet bukan hanya

berperan sebagai pendukung kegiatan pengajaran, melainkan juga

faktor utama yang menentukan jalannya pengajaran.

2.1.3 Aplikasi Internet Untuk Pengajaran

Menurut pendapat Prakoso (2005,p8-9) ketika memutuskan untuk menerapkan

e-learning, yang harus pertama kali dilakukan adalah memahami model CAL

dan CAT (Computer Assisted Learning dan Computer Assisted Teaching) yang

akan diterapkan beberapa model CAL dan CAT. Diantaranya adalah :

2.1.3.1 Learning Management System (LMS)

LMS merupakan kendaraan utama dalam proses pengajaran dan

pembelajaran. Kumpulan perangkat lunak yang ada didesain untuk

pengaturan pada tingkat individu, ruang sekolah, dan institusi.

Karakter utama LMS adalah pengguna yang merupakan pengajar

dan peserta didik dan keduanya harus terkoneksi dengan internet

untuk menggunakan aplikasi ini.

2.1.3.2 Computer Based Training (CBT)/ Course Authoring Package

(CAP)

CBT adalah perangkat lunak online untuk proses pembelajaran

secara lokal pada masing-masing komputer peserta didik perangkat

lunak kini juga bisa diterapkan secara online

9

2.1.3.3 Java Development Tools (JDT)

JDT adalah lingkungan dimana peserta didik dapat memperoleh

pengalaman praktis dalam menggunakan bahasa pemrograman Java

(Hands Of Experience). JDT pada umunya dipasang secara Offline

pada masing-masing komputer peserta didik.

Setelah mengetahui model CAL dan CAT yang akan diterapkan, institusi

pengajaran harus menentukan perangkat lunak yang akan di gunakan.

Institusi yang memiliki dana/modal bisa memilih perangkat lunak yang

disediankan oleh vendor komersial. Namun, bagi institusi dengan dana

terbatas, perangkat lunak Open Source menjadi solusi terbaik.

2.1.4 E – Bisnis

Menurut Turban (2004, p3) :

E-business merupakan definisi yang lebih luas dari E-commerce yang meliputi

tidak hanya pembelian dan penjualan barang dan jasa, tetapi juga pelayanan

konsumen, kolaborasi dengan rekan bisnis dan mengkonduksi transaksi

elektronik antara sebuah organisasi.

Menurut Kotler (2004, p74) :

”E-business describe the use of electonic means and plaform to conduct a

company’s business ” Artinya E-bisnis mendeskripsikan akan penggunaan

perangkat elektronik dan program perusahaan dalam menjalankan semua

kegiatan bisnis perusahaan.

Jadi, e-business adalah penggunaan perangkat elektronik dan program

perusahaan untuk menjalankan semua kegiatan bisnisnya.

10

2.2 E – Learning

2.2.1 Pengertian E – Learning

Menurut Effendi dan Zhuang (2005,p6), terminologi e-learning dapat

mengacu pada semua kegiatan pelatihan yang menggunakan media elektronik

atau teknologi informasi. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar

melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik

pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami

sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet

di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus

didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet,

distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-

Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai

kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar

dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.

2.2.2 Tipe – Tipe E-Learning

Berdasarkan Effendi dan Zhuang (2005,p7), karena ada bermacam

penggunaan e-learning saat ini, maka ada pembagian atau pembedaan e-

learning. Pada dasarnya, e-learning mempunyai dua tipe, yaitu:

2.2.2.1 Synchronous Training

Synchronous berarti “pada waktu yang sama”. Synchronous

training adalah tipe pelatihan, dimana proses pembelajaran terjadi

pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid

sedang belajar. Hal tersebut memungkinkannya interaksi langsung

antara guru dan murid, baik melalui intranet maupun internet.

Synchronous training mengharuskan guru dan murid mengakses

internet bersamaan.

11

2.2.2.2 Asynchronous Training

Asynchronous berarti “tidak pada waktu yang bersamaan”. Jadi,

seseorang dapat mengambil pelatihan pada waktu yang berbeda

dengan pengajar memberikan pelatihan. Pelatihan ini lebih populer di

dunia e-learning karena memberikan keuntungan lebih bagi peserta

pelatihan karena dapat mengakses pelatihan kapanpun dan

dimanapun.

2.2.3 Keuntungan E-Learning

E-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya

studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik

dengan bahan / materi, peserta didik dengan dosen / guru / instruktur maupun

sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat

mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi

yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya

terhadap materi pembelajaran.

Menurut Effendi dan Zhuang (2005,p9), keuntungan dan kelebihan yang

ditawarkan e-learning adalah:

1. Biaya

E-learning mampu mengurangi biaya pelatihan. Akan tetapi, pengelola

pelatihan pun harus berhati-hati, karena manajemen e-learning yang tidak

tepat akan membuat biaya pelatihan semakin membengkak.

2. Fleksibilitas Waktu

E-learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu belajar. Pelajar

dapat dengan mudah mengakses e-learning.

12

3. Fleksibilitas Tempat

Di sekolah-sekolah, para pelajar tidak perlu pergi jauh ke ruang kelas lain

(misalnya tempat bimbingan belajar). Mereka hanya perlu ke laboratorium

komputer sekolah, dimana e-learning tersebut di-instal, untuk mengikuti

tambahan pelajaran.

4. Fleksibilitas Kecepatan Pembelajaran

Pelajar memiliki gaya belajar berbeda-beda. Oleh karena itu, wajar bila

dalam suatu kelas ada siswa yang mengerti dengan cepat dan ada yang

harus mengulang pelajaran untuk memahaminya. Akan tetapi, karena pelatih

dan guru di kelas mengajar dengan kecepatan sama untuk semua siswa,

maka siswa yang lebih lambat akan sulit memahami. Terlebih lagi guru

sering tidak memiliki waktu menjawab pertanyaan siswa atau berdiskusi

setelah waktu pelajaran di kelas habis. Siswa yang lebih cepat menginginkan

lebih banyak materi, sedangkan siswa yang lebih lambat menginginkan

pengulangan pelajaran.

5. Standarisasi Pengajaran

Terdapat perbedaan kemampuan dan metode pengajaran yang diterapkan

guru. Perbedaan tersebut menyebabkan kualitas pengajaran sulit dijaga

karena guru yang difavoritkan tidak mungkin diminta mengajarkan semua

pelajaran. E-learning dapat menghapuskan perbedaan tersebut. Pelajaran e-

learning selalu memiliki kualitas sama setiap kali diakses dan tidak

tergantung suasana hati pengajar.

6. Efektivitas Pengajaran

Karena e-learning merupakan teknologi baru, pelajar dapat tertarik dan

mencobanya sehingga jumlah pelatihan meningkat. E-learning yang didesain

13

dengan instructional design mutakhir membuat pelajar lebih mengerti isi

pelajaran. Penyampaian pelajaran e-learning dapat berupa simulasi dan

kasus-kasus, menggunakan bentuk permainan dan menerapkan teknologi

animasi canggih.

7. Kecepatan Distribusi

Kemajuan teknologi yang pesat menuntut suatu pelatihan teknologi baru

dilaksanakan secepatnya dan menjangkau area luas secara singkat.

8. Ketersediaan On-Demand

Karena e-learning dapat sewaktu-waktu diakses, pelajar dapat

menganggapnya sebagai “buku saku”.

9. Otomatisasi Proses Administrasi

E-learning menggunakan suatu Learning Management System (LMS) yang

berfungsi sebagai platform pelajaran-pelajaran e-learning. LMS berfungsi

pula menyimpan data-data pelajar, pelajaran, dan proses pembelajaran yang

berlangsung. LMS yang baik dapat menyimpan dan membuat laporan

tentang kegiatan belajar seorang siswa, mulai dari pelajaran yang telah

diambil, tanggal akses, berapa persen pelajaran diselesaikan, berapa lama

pelajaran diikuti, sampai berapa hasil tes akhir yang diambil.

2.2.4 Keterbatasan E-Learning

Berdasarkan pendapat Effendi dan Zhuang (2005,p15), walaupun e-

learning menawarkan banyak keuntungan bagi organisasi, praktik ini juga

memiliki beberapa keterbatasan yang harus diwaspadai oleh pengelola pelatihan

sebelum menggunakan e-learning, yaitu:

1. Budaya

14

Penggunaan e-learning menuntut budaya self-learning, dimana seseorang

memotivasi diri sendiri agar mau belajar. Sebaliknya, pada sebagian besar

budaya pelatihan di Indonesia, motivasi belajar lebih banyak tergantung

pada pengajar. Dalam pelatihan di ruang kelas, 60% energi dari pengajar,

sedangkan pelajar hanya mendengar dan mencatat.

2. Investasi

Walaupun e-learning menghemat banyak biaya, tetapi suatu organisasi harus

mengeluarkan investasi awal cukup besar untuk mulai mengimplementasikan

e-learning. Investasi dapat berupa biaya desain dan pembuatan program

Learning Management System (LMS), paket pelajaran dan biaya-biaya lain,

seperti promosi dan change management system. Apabila infrastruktur yang

dimiliki belum memadai, organisasi harus mengeluarkan sejumlah dana

untuk membeli komputer, jaringan, server, dan lain sebagainya.

3. Teknologi

Karena teknologi yang digunakan beragam, ada kemungkinan teknologi

tersebut tidak sejalan dengan yang sudah ada dan terjadi konflik teknologi

sehingga e-learning tidak berjalan baik. Oleh karena itu, kompatibilitas

teknologi yang digunakan harus diteliti sebelum memutuskan menggunakan

suatu paket e-learning.

4. Infrastruktur

Internet belum menjangkau semua kota di Indonesia. Layanan broadband

baru ada di kota-kota besar. Akibatnya, belum semua orang atau wilayah

belum dapat merasakan e-learning dengan internet.

5. Materi

Walaupun e-learning menawarkan berbagai fungsi, ada beberapa materi

yang tidak dapat diajarkan melalui e-learning. Pelatihan yang memerlukan

15

banyak kegiatan fisik, seperti olahraga dan instrumen musik, sulit

disampaikan melalui e-learning secara sempurna.

2.2.5 Analisa E-Learning

Menurut Effendi dan Zhuang (2005,p26) analisa yang dilakukan kurang

lebih sama dengan analisa SWOT (Strengths-Weakness-Opportunities-Threats).

Jika analisa SWOT membagi analisa berdasarkan efeknya terhadap strategi,

maka strategi e-learning akan membagi analisa berdasarkan faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi strategi. Namun pada pelaksanaannya, setelah analisa

berdasarkan faktor-faktor dilakukan, hasilnya dapat disusun berdasarkan efek.

Bila hasil analisa suatu faktor menunjukkan hasil positif bagi penerapan e-

learning, maka hasil tersebut dapat dimasukkan dalam strength atau

opportunity. Dengan demikian, analisa untuk strategi e-learning sebenarnya

selaras dan searah dengan analisa SWOT yang banyak dilakukan oleh

organisasi. Faktor-faktor yang dianalisa adalah:

1. Kebutuhan Organisasi

Analisa kebutuhan organisasi akan melihat keadaan organisasi sekarang dan

apakah keberadaan e-learning dapat memberikan dampak positif. Akan

terlihat pula ekspektasi manajemen terhadap peran pelatihan di organisasi

dan bagaimana e-learning membantu pencapaiannya. Sangat dibutuhkan

jalinan komunikasi yang kuat dengan pihak manajemen untuk

mendeskripsikan tujuan yang ingin dicapai organisasi. Dalam melakukan

analisa kebutuhan organisasi untuk pelatihan dan e-learning, ada beberapa

hal yang perlu dicermati, yaitu:

a. Tujuan Organisasi

b. Perubahan Teknologi

c. Struktur Organisasi

16

d. Lingkungan Organisasi

2. Kebutuhan Pelatihan (E-Learning)

Analisa kebutuhan pelatihan akan melihat kebutuhan organisasi dari segi

pelatihan secara lebih spesifik dan hubungannya dengan e-learning. Analisa

mengulas dasar-dasar praktik analisa kebutuhan pelatihan (Training Need

Analysis), dimana dapat terlihat perbedaan (gap) antara kinerja yang

dibutuhkan organisasi dengan kinerja yang sebenarnya. Analisa perbedaan

sering disebut gap analysis. Dalam analisa, akan berhubungan dengan pihak

pelajar dan guru agar mengetahui kondisi dan masalah pembelajaran.

Langkah-langkah yang diambil:

a. Menentukan kinerja yang diinginkan.

b. Menentukan kinerja yang sebenarnya dan melihat perbedaan.

c. Mencari penyebab perbedaan.

d. Pemecahan masalah non-pelatihan.

e. Pemecahan masalah pelatihan.

3. Budaya Organisasi

Melakukan analisa terhadap kultur organisasi dan apakah kultur tersebut

sesuai dan kondusif untuk menerapkan e-learning. Berikut ini adalah hal

yang perlu diperhatikan dalam menganalisa budaya organisasi, yaitu:

a. Motivasi Pendidikan

b. Persepsi

c. Dukungan Manajemen

d. Demografi Peserta

e. Budaya Belajar

4. Infrastruktur

17

Menganalisa keadaan teknologi dan infrastruktur organisasi dari segi

pelaksanaan e-learning. Organisasi harus menganalisa teknologi dan

infrastruktur yang tersedia untuk proses pembelajaran. Pertanyaan

sederhana adalah apakah pelajar memiliki fasilitas untuk mengakses internet.

2.2.6 Perencanaan E-Learning

Menurut Effendi dan Zhuang (2005,p28), perencanaan merupakan

sesuatu yang harus dilakukan dalam strategi apapun. Hasil analisa tahap

sebelumnya menjadi dasar proses menyusun rencana penerapan e-learning.

Perencanaan yang dibuat meliputi banyak aspek strategi. Aspek perencanaan

utama yang harus ditinjau adalah:

1. Network

Di bagian ini, direncanakan apa yang harus disiapkan dari segi infrastruktur

dan teknologi agar dapat menerapkan e-learning sesuai dengan kebutuhan

organisasi.

2. Learning Management System

E-learning memerlukan suatu sistem sebagai platform untuk

menjalankannya. Sistem tersebut sering dinamakan Learning Management

System (LMS). Oleh karena itu, perlu direncanakan pula fungsi-fungsi yang

harus dimiliki LMS dan bagaimana mengembangkannya agar sesuai dengan

kebutuhan organisasi. Beberapa fungsi dari LMS adalah:

a. Katalog

b. Registrasi dan Persetujuan

c. Menjalankan dan memonitor e-learning

d. Evaluasi

e. Komunikasi

18

f. Laporan

g. Rencana Pelatihan

h. Integrasi

3. Materi

Hasil analisa kebutuhan pelatihan yang dilakukan tahap sebelumnya

berhubungan erat dengan merencanakan materi pelajaran e-learning. Materi

yang ditawarkan harus sesuai hasil analisa kebutuhan pelatihan.

Direncanakan apakah materi pelajaran ingin dibuat sendiri atau dibeli dari

perusahaan penyedia jasa e-learning. Yang harus diperhatikan dalam desain

materi pelajaran e-learning adalah:

a. Tampilan

1) Latar belakang

2) Grafik

3) Foto

4) Animasi

b. Interaksi

1) Roll-over

2) Hot text

3) Drag and drop

4) Pertanyaan

c. Kontrol

1) Menu

2) Panel

3) Help

d. Bentuk

1) Text-based

19

2) Text with graphic and animation.

e. Susunan

4. Marketing

Agar mencapai hasil maksimal, pelajar harus dibuat tertarik dan berminat

mencoba e-learning. Oleh karena itu, harus direncanakan cara pemasaran

dan sosialisasi yang sesuai. Harus direncanakan pula cara menyiapkan

anggota organisasi, agar mereka dapat menerima e-learning.

2.2.7 Desain E-Learning Yang Baik

Menurut Effendi dan Zhuang (2005, p94), desain materi untuk e-learning

tentu berbeda dengan desain untuk pelajaran di kelas. Pada e-learning, produk

akhir berupa naskah atau storyboard yang berisi apapun yang terjadi di layar

computer dan materi yang menawarkan beberapa fungsi berbeda dibanding

dengan pelatihan di kelas. Yang harus diperhatikan di dalam mendesain materi

pelajaran e-learning adalah :

1. Tampilan

a) Latar belakang yang ditampilkan harus menarik secara visual, tetapi

jangan sampai mengganggu konsentrasi pelajar. Oleh karena itu, harus

dipilih gambar yang halus dan warna yang tidak terlalu kuat agar tidak

mengganggu tulisan di materi pelajaran.

b) Grafik yang ditampilkan dapat berupa 2D atau 3D.

c) Gunakan foto untuk menambah kedekatan dengan dunia nyata. Pelajar

akan merasa bahwa pelajaran benar-benar dapat diaplikasikan.

d) Gunakan animasi seperlunya untuk membuat pelajar tidak bosan.

20

e) Suara akan melibatkan pula indera lain pelajar sehingga menambah kesan

mendalam. Materi pelajaran e-learning dapat pula dibacakan atau

dinarasikan.

f) Jika memungkinkan, dapat menggunakan video untuk memberikan hasil

terbaik, terutama bila pelajaran e-learning menggunakan demonstrasi.

2. Interaksi

Pada e-learning, interaksi diperlukan agar materi lebih mudah diserap dan

dimengerti, serta menghindari kebosanan. Interaksi dapat ditampilkan

dengan membuat beberapa tampilan, dimana pelajar harus memberikan

respons atau inisiatif dalam pelajaran. Contohnya adalah :

a) roll-over

Disini, pelajar mendapatkan informasi lebih lanjut dengan menempatkan

mouse di suatu tiik pada layar.

b) hot text

Hampir sama dengan roll-over, tetapi pelajar harus mengklik mouse

untuk memunculkan kotak keterangan, animasi aau menuju halaman lain.

c) drag and drop

Pelajar dapat mengklik suatu gambar atau teks dan memindahkannya ke

bagian lain dari layar.

d) Pertanyaan

Menampilkan beberapa pertanyaan untuk memancing pelajar berpikir,

berupa esai, pilihan berganda, benar-salah, dan sebagainya.

3. Kontrol

Digunakan untuk mengatur kecepatan materi pelajaran e-learning melalui

beberapa mekanisme berikut :

a) Menu

21

Digunakan untuk melihat menu-menu bab di dalam pelajaran, untuk

mengulang materi yang telah dipelajari sebelumnya ataupun dilewati

karena telah menguasainya.

b) Panel

Digunakan untuk mengontrol maju mundurnya halaman pelajaran. Materi

pelajaran harus dilengkapi pula dengan tombol panel, dimana pelajar

dapat berhenti sementara dan keluar dari pelajaran kapanpun. Panel yang

disajikan, sering disebut user interface, harus mudah dimengerti dan

digunakan.

c) Help

Apabila pelajar tidak mengetahui tombol yang harus ditekan, pelajar

dapat melihat menu pertolongan dengan menekan tombol help atau

tanda tanya.

4. Bentuk

Suatu bentuk materi e-learning dapat memiliki banyak bentuk dan

metodologi, seperti simulasi permainan dan lain lain. Berikut ini contoh-

contohnya :

a) Text-Based

Ini adalah bentuk paling sederhana dalam materi e-learning dan seringkali

dihindari karena sangat membosankan. Materi tersaji dalam bentuk

tulisan di layar hanya dengan tambahan sedikit gambar. Hal ini membuat

materi e-learning seperti buku biasa dan tidak berbeda dengan apa yang

sering dinamakan e-reading.

b) Text With Grafik And Animation

Bentuk ini dapat efektif bila didesain dengan benar, misalnya: animasi

benar-benar menjelaskan suatu konsep rumit.

22

5. Simulasi

Bentuk ini menggunakan teks, gambar, foto, dan animasi. Simulasi sering

digunakan dalam pelajaran e-learning yang bersifat softskill. Pelajar akan

dibawa ke dalam suatu pristiwa dan situasi yang terjadi di organisasi. Pelajar

akan memberikan respon terhadap masalah yang ada, lalu pelajaran e-

learning akan memberikan masukan.

6. Permainan

Pelajar akan diberi permainan yang berhubungan dengan materi pelajaran.

Setiap langkah yang diambil oleh pelajar akan diberi nilai, lalu nilai akan

dijumlahkan menjadi nilai skor akhir. Pelajar dapat belajar dari langkah-

langkah yang diambilnya.

7. Blended-Learning

Blended learning menggabungkan penggunaan materi elearning dan

pelatihan di kelas. Materi e-learning dapat diberikan sebelum pelatihan di

kelas, sebagai materi pembuka, ataupun setelah kelas selesai, yang

berfungsi untuk mengulang pelajaran atau membantu pelajar lebih mengerti

tentang pelajaran. Sedangkan pelatihan di kelas berfungsi sebagai praktik

latihan, studi kasus atau diskusi.

8. Virtual Classroom

Sifat virtual classroom sama seperti pelatihan di kelas, tetapi pengajar dan

pelajarnya berada di tempat berbeda. Pengajar memberikan pelajaran di

depan kamera dan ditayangkan melalui jaringan internet atau intranet agar

dapat diakses pelajar.

9. Susunan Materi

Pada e-learning, materi yang disusun harus dapat memancing keingintahuan

pelajar agar mau belajar lebih jauh. Materi yang diberikan pertama kali

23

adalah yang menarik minat pelajar. Ini dapat berupa materi yang paling

membingungkan atau rumit tetapi sering dijumpai sehari-hari agar

membangkitkan keingintahuan pelajar.

2.3 Jaringan komputer

2.3.1 Pengertian jaringan komputer

Menurut Wahyono (2007,p1) jaringan komputer merupakan sekumpulan

komputer otonom yang saling terhubung satu dengan yang lainnya

menggunakan protokol komunikasi melalui media transmisi pada suatu

jaringan komunikasi data.

2.3.2 Klasifikasi jaringan komputer

Berdasarkan Wahyono (2007,p2). Dari sisi luas area cakupan yang

dimilikinya, jaringan komputer dapat diklasifikasi menjadi:

1. Local Area Network (LAN)

Merupakan jaringan komputer local yang mencakup wilayah dengan garis

tengah 20 kilometer, yaitu kira-kira seluas dearah kotamadya.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

Merupakan jaringan komputer kelas menengah yang mencakup seperti

pada suatu kota besar.

3. Wide Area Network (WAN)

Merupakan jaringan komputer wilayah luas yang mencakup antar negara

atau antar benua. Biasa disebut juga dengan Global Area Network (GAN)

yaitu jaringan komputer yang wilayah jangkauannya mencakup seluruh

dunia.

24

2.3.3 Klasifikasi Server Jaringan Komputer

Menurut Wahyono (2007,p10) klasifikasi server jaringan komputer

berdasarkan fungsinya terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Non-Dedicated Server Network

Non-dedicated server adalah server yang terdapat di dalam jaringan

komputer yang memiliki model peer to peer network. Peer to peer network

merupakan salah satu model jaringan komputer local dimana setiap stasiun

atau terminal yang terdapat di dalam jaringan tersebut bisa saling berbagi.

2. Dedicated Server Network

Dedicated Server adalah server yang terdapat pada jaringan model client

server network. Server pada client network ini dapat diberlakukan hak

akses yang bertingkat pada setiap stasiunnya. Sistem ini menggunakan

satu atau lebih komputer yang khusus digunakan sebagai server.

2.3.4 Topologi Jaringan Komputer

Topologi jaringan komputer menurut Wahyono (2007,pp3-5), topologi

merupakan cara menghubungkan komputer atau terminal-terminal dalam

suatu jaringan. Dari sisi bentuk dan model hubungan antar komputer,

jaringan komputer dapat berbentuk sebagai berikut:

1. Topologi Star Network

Pada topologi ini, LAN terdiri dari sebuah central node yang berfungsi

sebagai pengatur arus informasi dan penangggung jawab komunikasi

dalam suatu jaringan.

2. Topologi Bus Network

Pada topologi ini, node yang satu dengan node yang lainnya dihubungkan

dengan suatu jalur data atau bus.

25

3. Topologi Loop Network

Topologi ini menghubungkan antar-node secara serial dalam bentuk suatu

lingkaran tertutup.

4. Topologi Ring Network

Topologi ini merupakan topologi hasil gabungan antara topologi loop

network dengan topologi bus network.

5. Topologi Hierarki Network

Topologi ini berbentuk seperti pola struktur organisasi pada sebuah

perusahaan.

2.3.5 Komponen Jaringan Komputer

Sebuah jaringan komputer terdiri dari berbagai komputer di dalamnya.

Menurut Tutang (2007,p12) jaringan LAN sederhana memiliki beberapa

komponen penting, yaitu:

A. Perangkat Keras

1. Prosesor

Menurut Wahyono (2007,p15) prosesor atau dikenal dengan central

processing Unit (CPU) merupakan pusat pengeksekusi setiap tugas

atau perintah baik yang berupa data maupun informasi di dalam

sistem komputer. Sebelum menentukan pilihan prosesor, terdapat

faktor-faktor karakteristik prosesor yaitu:

a) alokasi anggaran yang tersedia

b) sistem operasi yang digunakan

c) tipe soket aau slot prosesor di motherboard

d) kecepatan yang di perlukan

26

Tabel. 2.1 Spesifikasi Jenis-Jenis Prosesor Intel (Oneto, 2007)

Prosesor

Tabel prosesor

Jenis Soket Bus (FSB) L2 Cache Clock

Prosesor

Intel

Celeron

Celeron

Celeron D

478

LGA 775

400

533

256 kb

256-512 kb

1.8-2.4 GHz

2.13-3.6 GHz

Intel

Pentium

Pentium III

Pentium IV

Pentium IV HT

Pentium IV EE

Pentium D

(Dual core)

Pentium D

(Dual Core)

Pentium dual

core

Pentium EE

378

423-478

478

LGA 775

LGA 775

LGA 775

LGA 775

LGA 775

100-133 Mhz

133-533 Mhz

800-1066 Mhz

800 Mhz

800 Mhz

533- 800 Mhz

533-800 Mhz

800-1066 Mhz

-

256kb – 1 Mb

512Kb-2 Mb

512 Kb-2 Mb

(2x) 1-2 Mb

(2x) 1 Mb

1 Mb

(2x) 1-2 Mb

450–1 GHz

1.3-3.6 GHz

2.4-3.8 GHz

3.2-3.7 GHz

2.8-3.6 GHz

2.66-3.2 GHz

1.6-1.8 GHz

3.2-3.7 GHz

Intel Core Core 2 Duo

Core 2 Quad

Core 2 extrem

LGA 775

LGA 775

LGA 775

2 Mb-4Mb

8 Mb

4-8 Mb

2 Mb-4 Mb

8 Mb

4-8 Mb

1.6-3.0 Ghz

2.4-2.66 Ghz

2.6-3.0 Ghz

2. Memori

RAM (Random Access Memory) merupakan kelompok memori utama

dalam komputer, dimana RAM merupakan tempat penimpanan

semua data yang dimasukkan oleh komponen input.

27

Tabel 2.2 Jenis RAM dan Karakteristiknya (Wahyono,2007)

Fitur Desktop Notebook Server Mobile/wireless

High Density √ √

High Reliabiity

High Performance √ √

High Bandwith/chip

High bandwith/pin

Low power consumption √

Low Latency √

Multichip packaging √ √

Small form Factor √ √

DRAM Products DDR2

SDRAM

DDR

SDRAM

RD RAM

Mobile

DDR

Mobile

SDR

SDR RAM

DDR2

SDRAM

DDR

SDRAM

SDR

SDRAM

Mobile DDR

Mobile SDR

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan RAM:

a. kenai karakteristik RAM

b. kesesuaian bus speed RAM dengan prosesor

c. memilih merk yang telah terbukti berkualitas bagus.

d. RAM yang sesuai dengan kebutuhan

e. Kapasitas yang dibutuhkan

28

Tabel 2.3 Jenis-jenis Memori RAM dan karakteristiknya (Oneto,2007)

Jenis RAM

Tabel Memory

Besar RAM PC

(Bandwidth)

Jumlah

Chip

SD-RAM (synchronous Dyamic

RAM)

16 Mb

32 Mb

64 Mb

128 Mb

256 Mb

512 Mb

66 Mhz

100 Mhz

133 Mhz

8 Chip

4 Chip

DDR 1 128 Mb

256 Mb

512 Mb

1 Gb

1600

2100

2700

3200

4 Chip

DDR 2 128 Mb

256 Mb

512 Mb

1 Gb

3700

4200

5300

4 Chip

3. Harddisk

Harddisk merupakan media penyimpanan utama dari sebuah

komputer yang digunakan untuk menyimpan data secara permanen

(non volatile). Karakteristik yang digunakan untuk mengenal lebih

dalam sebuah harddisk :

29

Tabel 2.4 Kapasitas Harddisk Server (wahyono,2007)

Jenis Harddisk Kapasitas

Cheetah 10 k 6

Cheetah 10 k 7

Cheetah 15 k 3

Cheetah 15 k 4

Savvio

Baracuda ES

37, 73, 147 GB

146, 300 GB

18, 37, 73 GB

37, 73, 146 GB

37, 73 GB

250, 500, 750 GB

a. Kecepatan Putar

Kecepatan putar atau spindle speed adalah kecepatan berputar

piringan harddisk per menit dengan satuan Rpm (Rotation per

Minute).

Tabel 2.5 Kecepatan Putar Harddisk (oneto, 2007)

Tipe harddisk Tabel harddisk

Speed (Rpm) Jenis Kabel Performa

ATA 3600 Rpm

5400 Rpm

7200 Rpm

Kabel IDE ***

****

*****

SATA (Serial ATA) 7200 Rpm

9600 Rpm

Kabel SATA ******

b. Ukuran Fisik

Ukuran fisik atau yang dikenal dengan istilah form faktor,

dipengaruhi oleh ukuran diameter dari platter harddisk.

30

Tabel 2.6 Form Faktor Harddisk Server (Wahyono, 2007)

Diameter piringan Form faktor Keterangan

5,12” 5,25 Digunakan PC lama.

3,74” 3,5 Standar ukuran saat ini.

3,0” 3,5 Harddisk kelas high-end

10.000 Rpm

2,5” 2,5

3,5

Untuk Drive laptop

Sampai 15.000 Rpm

1,8” PC Card PC Card (PCMCIA) untuk

Laptop

1,0” Compact

Flash

Untuk digital camera.

c. Transfer Rate

Atau kecepatan transfer menyatakan seberapa cepat data dapat

dipindahkan dari dan ke piringan (platter) untuk melakukan

proses menulis atau membaca data.

d. Rotational Latency

Waktu tunggu rotasi sektor, atau waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan separuh revolusi pada harddisk. Satuannya adalah

miliseconds (ms).

e. Waktu Pencarian

Dikenal dengan seek time adalah jumlah waktu yang diperlukan

untuk menggerakkan head dari satu silinder kesilinder ain dalam

jarak yang acak.

31

4. CD Drive

Tabel 2.7 Jenis-Jenis CD Drive dan karakteristiknya

(Oneto,2007)

Jenis CD-ROM

Spesifikasi Kecepatan

CD-ROM Hanya dapat membaca

piringan CD.

8x-52x

CD-Rw Seperti CD-ROM dan mampu

menulis di atas poronngan CD

52x32x52x

52x48x36x

CD-ROM Dapat memutar/membaca

pringan DVD dan CD

4x-16x

DVD-Combo Dapat membaca DVD dan

CD, serta menulis diatas CD

16x

DVD RW Dapat membaca DVD dan

CD, dapat menulis diatas DVD

dan CD

16x16

5. Monitor

Tabel 2.8 Jenis-Jenis Monitor dan karakteristiknya

(Oneto,2007)

Jenis

Monitor

Tabel Monitor (CRT vs LCD)

Kelebihan Kekurangan

CRT - Harga lebih mudah.

- Refresh Rate yang

tinggi.

- efek radiasi besar

- matcepat lelah

- butuh tempat yang luas.

32

- warna lebih jelas dan

tajam

-bobot monitor cukup

berat, menyulitkan

pemindahan.

LCD -lebih hemat listrik

-efek radiasi rendah

-mata tidak cepat lelah

-tidak membutuhkan

tempat yang besar

-mudah dipindahkan

-harga lebih mahal

-lebih rentan terhadap

kerusakan

-gambar agak kabur pada

saat gambar bergerak

-gambar kurang tajam

6. NIC (Network Interface Card)

Adalah kartu jaringan atau LAN card berupa papan elektronik yang

nantinya dipasang pada setiap komputer di dalam suatu jaringan.

7. Modem

Menurut Tutang (2007,p33) terdapat dua jenis modem yang dapat

digunakan untuk keperluan jaringan, yaitu:

a. Modem Internal

Modem yang dipasang pada soket yang tersedia di main board

komputer.

b. Modem Eksternal

Modem yang di hubungkan dengan komputer melalui port

komunikasi, seperti port serial atau usb.

8. HUB atau Concentrator

Merupakan suatu perangkat yang memiliki banyak port yang akan

menghubungkan beberapa node sehingga membentuk suatu

33

jaringan dengan topologi star. Menurut Tutang (2007,p16) dari segi

pengelolaan, HUB yang beredar di pasaran saat ini terdiri dari:

a. Manageable HUB

HUB yang bisa dikelola atau di mannage dengan software yang

dibawahnya.

b. Unmanageable HUB

HUB yang cara pengelolaannya dilakukan secara manual.

9. Bridge

Digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN yang bertipe sama.

10. Router

Digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN yang bertipe sama

atau berbeda.

11. Media Transmisi

Media transmisi untuk komunikasi data dalam sebuah jaringan

komputer dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu:

a. Media Transmisi Guided

Merupakan media kasat mata yang metransmisikan sekaligus

memadukan gelombang untuk menuju pada penerima. Salah satu

jenisnya adalah, kabel. Terdapat tiga jenis kabel yang digunakan

sebagai media transmisi data:

1) Twisted Pair ( Kabel Dua Kawat)

Merupakan media transmisi yang paling murah dan paling

banyak di jumpai. Sebuah kabel dua kawat berupa dua kawat

terbuka sperti misanya kabel distribusi dari rumah ke tiang

telepon.

34

2) Coaxcial kabel

Adalah kabel yang memiliki satu konduktor copper di

tengahnya. Sebuah lapisan plastik menutupi di antara

konduktor dan lapisan pengaman srat besi. Lapisan serat besi

berfungsi membantu menutupi gangguan dari lampu lisrik,

kendaraan, dan komputer.

3) Optic Fiber (Kabel Serat Optik)

Yaitu kabel yang mempunyai kemampuan mentransmisi sinyal

melewati jarak yang lebih jauh dari pada kabel jenis lainnya,

dan memiliki kecepatan transfer data yang sangat baik.

Tabel 2.9 Tipe-tipe dan spesifikasinya (Tutang,2007)

TIPE KECEPATAN JARAK KONEKTOR

UTP Kategori 5 10 Mbps 300 kaki RJ 45

Coaxcial atau

BNC RG 58

10 Mbps 2500 kaki - BN Connector

- Terminator

Serat Optik 100 Mbps 3 mil -Spring Loaded

twist

b. Media Transmisi Unguided

Berfungsi untuk mentransmisikan data tetapi tidak bertugas

sekaligus sebagai pemandu yang mengarahkan tujuan transmisi.

35

12. UPS (Uninterupted Power Supply)

UPS merupakan sistem penyedia listrik yang sangat penting dan

diperlukan sekaligus dijadikan sebagai benteng dari kegagalan daya

serta kerusakan sistem dan hardware. Fungsi utama dari UPS

adalah:

a. Dapat memberikan energi listrik sementara ketika terjadi

kegagalan daya listrik utama dari PLN.

b. Dapat melakukan stabilitasi teganan ketika terjadi perubahan

tegangan.

B. Perangkat Lunak

1. Sistem Operasi

Merupakan program yang berisi mekanisme kerja yang mengatur

hubungan antar berbagai komponen yang ada didalam komputer,

sehingga dapat saling terintegrasi dalam menjalankan fungsinya

untuk membangun kinerja sebuah sistem komputer.

2. Program Aplikasi

Program komputer yang memiliki beberapa fungsi seperti mengolah

kata, mengolah angka, mengolah data, dan mengolah grafik.

3. Program Internet Sharing

Program yang berfungsi agar seluruh komputer di dalam jaringan

dapat menggunakan internet.

4. Program Internet

Program untuk menjalankan fasilitas yang berhubungan dengan

internet.

36

C. Koneksi Internet

Menurut Tutang (2007,p33) terdapat dua tipe koneksi internet, yaitu

koneksi melalui telepon dan broadband. Masing-masing memiliki

kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah tipe-tipe koneksi internet

yang digunakan secara umum yaitu:

1. Koneksi Melalui Telepon

a) Line Telepon

1) Pengaplikasian yang mudah, hanya memerlukan modem dan

line telepon.

2) Kecepatan koneksi tergolong lambat.

3) Tidak dapat menggunakan telepon jika sedang terkoneksi

dengan internet.

b) ISDN (Integrated Services Digital Network)

1) Kecepatan koneksi lebih tinggi dibandingkan dengan koneksi

telepon reguler, namun lebih lambat dibandingkan dengan

kecepatan koneksi Broadband. Cenderung lebih mahal

dibandingkan koneksi Broadband.

2) Memerlukan instalasi yang profesional.

2. Koneksi Broadband.

a) DSL (Digital Subscriber Line)

1) Kecepatan koneksi leih tinggi dibandingkan koneksi ISDN.

2) Harga lebih terjangkau dibandingkan ISDN

3) Koneksi internet selama 24 jam.

4) Tidak mengganggu penggunaan telepon.

37

b) Cable (Television Cable)

1) Kecepatan koneksi lebih tinggi dibandingkan koneksi ISDN.

2) Harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan ISDN.

3) Koneksi internet selama 24 jam.

4) Tidak mengganggu penggunaan telepon.

2.4 Analisis SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity, Threat )

Menurut Kotler (2003, p102) analisis SWOT merupakan evaluasi terhadap

keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis ini dibagi ke dalam

dua bagian yaitu analisis lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan analisis

lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan).

• Strength (Kekuatan)

Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari

pasar yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan kekuasaan yang dimiliki

oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaing.

• Weakness (Kelemahan)

Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kemampuan

yang secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan. Keterbatasan dalam

fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, keterampilan

pemasaran merupakan sumber dari kelemahan.

• Opportunity (Peluang)

Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi

secara menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak konsumen dibandingkan

dengan para pesaing.

38

• Threat (Ancaman)

Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para pesaing

dalam merebut konsumen.

Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan

analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah

sebagai kerangka kerja/paduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi

alternatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.

2.5 Matriks EFE (The External Factor Evaluation )

Menurut David (2001, p113), matriks evaluasi faktor eksternal memungkinkan

perumus strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi-informasi ekonomi,

sosial, demografis, lingkungan, politik, pemerintah, teknologi, dan lain sebagainya.

Matriks ini dibuat melalui lima tahap, yaitu :

o Identifikasi faktor eksternal kunci yang mencakup baik kesempatan maupun

ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan lingkup industrinya.

o Beri bobot masing-masing faktor dalam kelom kedua, mulai dari 1,0(sangat

penting) sampai dengan 0,0(tidak penting). Pembobotan menunjukkan tingkat

kepentingan relatif dari faktor tersebut didalam lingkup industri perusahaan.

Kesempatan sering menerim pembobotan yang lebih tinggi daripada ancaman,

tetapi ancaman dapat juga menerima pembobotan yang lebih tinggi jika bersifat

sangat mengancam.

o Berikan nilai satu sampai dengan empat pada setiap faktor eksternal kunci untuk

menginkasikan seberapa efektif respon dari strategi perusahaan yang sedang

berjalan terhadap faktor tersebut.

39

o Kalikan setiap pembobotan faktor dengan nilainya untuk menentukan skor.

o Jumlahkan skor untuk setiap variabel untuk menentukan total sko untuk organisasi.

2.6 Matriks IFE ( The Internal Factor Evaluation )

Menurut David (2001, p153), matriks ini merangkum dan mengevaluasi

kekuatan dan kelemahan umum didalam fungsi-fungsi bisnis serta menyediakan dasar

dalam identifikasi dan evaluasi hubungan fungsifungsi bisnis tersebut. Matriks ini

dibuat melalui lima tahap, yaitu:

1. Identifikasi faktor internal kunci yang mencakup baik kekuatan maupun kelemahan

pada perusahaan.

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kelom kedua, mulai dari 1,0(sangat

penting) sampai dengan 0,0(tidak penting). Pembobotan menunjukkan tingkat

kepentingan relatif dari faktor tersebut didalam lingkup industri perusahaan. Tanpa

memperhatikan jenis faktor, baik itu kekuatan maupun kelemahan, faktor yang

dipertimbangkan memiliki efek paling besar dalam kinerja organisasi harus

diberikan bobot yang paling tinggi. Jumlah dari semua bobot harus sama dengan

1.0.

3. Berikan nilai satu sampai dengan empat pada setiap faktor internal kunci untuk

mengindikasikan apakah faktor tersebut merepresentasikan kelemahan utama (nilai

= 1), kelemahan minor (nilai = 2), kekuatan minor (nilai = 3), kekuatan utama

(nilai = 4). Perlu diperhatikan bahwa kekuatan harus menerima nilai 4 atau 3 dan

kelemahan harus menerima nilai 2 atau 1.

4. Kalikan setiap pembobotan faktor dengan nilainya untuk menentukan skor.

5. Jumlahkan skor untuk setiap variabel untuk menentukan total skor untuk

organisasi.

40

2.7 Matriks IE ( Internal-External Matrix )

Menurut David (2001, p196-197), matriks IE didasarkan pada dua dimensi

kunci, yakni total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFE yang

diberi bobot pada sumbu Y. Pada sumbu X, total nilai IFE yang diberi bobot dari 1.0-

1.99 menunjukkan posisi internal yang lemah; nilai 2.0-2.99 dianggap sedang; nilai

3.0-4.0 dianggap kuat. Demikian pula sumbu Y total nilai EFE yang diberi bobot dari

1.0-1.99 menunjukkan posisi perusahaan terhadap faktor eksternal lemah; nilai 2.0-

2.99 dianggap sedang; nilai 3.0-4.0 dianggap kuat.

Matrik IE dapat dibagi menjadi tiga bagian utama yang memiliki dampak

statistik yang berbeda. Pertama perusahaan masuk dalam sel I, II, atau IV dapat

disebut tumbuh dan bina. Strategi intensif(penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan

pengembangan produk) atau integratif(integrasi ke belakang, integrasi ke depan,

integrasi horizontal) mungkin paling tepat untuk perusahaan tersebut. Kedua,

perusahaan yang masuk kedalam sel III, V, atau VII terbaik dapat dikelola dengan

strategi pertahankan dan pelihara; penetrasi pasar dan pengembangan produk

merupakan strategi yang paling banyak digunakan untuk tipe-tip e p erusahaan ini.

Ketiga, perusahaan yang umum masuk kedalam sel VI, VII, atau IX adalah p anen

atau divestasi.

Menurut Kotler (2002, p62), penetrasi pasar merupakan suatu strategi

pertumbuhan perusahaan dengan meningkatkan penjualan produk yang ada pada saat

ini kepada segmen pasar yang sekarang tanpa mengubah produk. Perluasan dan

pengembangan pasar merupakan suatu strategi pertumbuhan perusahaan dengan

mengidentifikasi d an memperluas segmen pasar yang baru untuk produk yang sudah

ada. Pengembangan produk merupakan suatu strategi untuk pertumbuhan

perusahaan dengan menawarkan produk yang telah dimodifikasi atau produk baru

kepada segmen pasar saat ini.

41

Organisasi yang sukses dapat mecapai portfolio bisnis yang diposisikan dalam

atau disekitar sel I dalam matriks IE.

Total Nilai IFE Berbobot

Kuat 3.00-4.00 Sedang 2.00-2.99 Lemah 1.00-1.99

4.00 3.00 2.00 1.00

Tinggi 3.00-4.00

3.00

Tumbuh dan bina Strategi intensif: • Penetrasi pasar • Pengembangan pasar • Pengembangan Produk

Tumbuh dan bina Strategi intensif: • Penetrasi pasar • Pengembangan pasar • Pengembangan produk

Pertahankan dan pelihara • Penetrasi pasar • Pengembangan produk

Sedang 2.00-2.99

2.00

Tumbuh dan bina Strategi intensif: • Penetrasi pasar • Pengembangan pasar • Pengembangan Produk

Pertahankan dan pelihara • Penetrasi pasar • Pengembangan produk

Panen atau divestasi

Rendah 1.00-1.99

1.00

Pertahankan dan pelihara • Penetrasi pasar • Pengembangan Produk

Panen atau divestasi

Panen atau divestasi

Gambar 2.1 Matriks IE (Internal Eksternal) (Sumber: David, 2001, p197)

2.8 Matriks SWOT

Menurut David (2006, pp284-292), matriks Kekuatan-kelemahan-Peluang-

Ancaman (Strength-Weakness-Opportunity-Threats/SWOT Matrix) adalah alat untuk

mencocokkan yang penting dan membantu para manajer untuk mengembangkan

empat tipe strategi: SO (Kekuatan-Peluang/ Strength-Opportunities), WO (Kelemahan-

42

Peluang/Weakness-Opportunity), ST (Kekuatan-Ancaman/Strength-Threats), WT

(Kelemahan-Ancaman/Weakness-Threats).

Mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci adalah bagian yang paling sulit

dalam mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan

tidak ada pencocokan yang terbaik.

Strategi SO meenggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan

peluang eksternal. Semua manager akan lebih suka bila organisasi mereka berada

pada posisi dimana kekuatan internal dapat memanfaatkan trend an kejadian

eksternal. Organisasi pada umumnya akan menjalankan strategi WO ,ST atau WT agar

dapat mencapai situasi dimana mereka dapat menerapkan strategi SO. Ketika suatu

perusahaan memiliki kelemahan utama, ia akan berusaha mengatasinya dan

menjadikannya kekuatan. Ketika sebuah organisasi menghadapi ancaman utama, ia

akan berusaha enghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.

Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan

memanfaatkan peluang internal. Kadang-kadang terdapat peluang eksternal kunci

tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya untuk

mengeksploitasi peluang tersebut.

Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau

mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Ini tidak berarti bahwa organisasi yang

kuat harus selalu menghadapi ancaman dilingkungan eksternalnya secara langsung.

Strategi WT adalah taktik defensive yang diarahkan pada pengurangan

kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi

menghadapi berbagai macam ancaman eksternal dan kelemahan internal akan berada

pada posisi yang tidak aman. Kenyataannya, perusahaan seperti iitu mungkin harus

berusaha bertahan hidup, bergabung, mengurangi ukuran, mendeklarasikan

kebangkrutan, atau memilih likuidasi.

43

Penyajian yang sistematis dari Matriks SWOT terdapat pada tabel 2.10 Matriks

SWOT terdiri atas sembilan sel, ada empat sel faktor kunci, empat sel strategi dan satu

sel yang selalu dibiarkan kosong (sel kiri atas). Empat sel yang diberi nama SO, WO,

ST, dan WT dikembangkan setelah menyelesaikan empat sel faktor kunci, diberi nama

S, W, O, T. Ada delapan langkah yang terlibat dalam membuat Matriks SWOT, yaitu :

1. tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.

2. tuliskan ancaan eksternal kunci perusahaan.

3. tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.

4. tuliskan kelemahan internal lunci perusahaan.

5. cocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil strategi SO

dalam sel yang ditentukan.

6. cocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasil Strategi WO

dalam sel yang ditentukan.

7. cocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi ST

dalam sel yang ditentukan.

8. cocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasil Strategi WT

dalam sel yang ditentukan.

Biarkan selalu kosong KEKUATAN

(STRENGTHS - S)

1.

2.

3.

4.

5.(Tuliskan Kekuatan)

KELEMAHAN

(WEAKNESS - W)

1.

2.

3.

4.

5.(Tuliskan Kelemahan)

44

Tabel 2.10 Matriks SWOT 2.8.1 Tipe Strategi

Strategi yang dapat dijalankan untuk meningkatkan ataupun mempertahankan kondisi

perusahaan, seperti dijelaskan oleh David (2006, pp224-227) dapat dijelaskan secara singkat

melalui tabel 2.11.

Tabel 2.11 Definisi Strategi Alternatif

Strategi Definisi

Integrasi ke Depan Mencari kepemilikan atau meningkatkan control

atas distributor atau pengecer.

Integrasi ke Belakang Mencari kepemilikan atau meningkatkan control

atas pemasok perusahaan.

Integrasi Horizontal MEncari kepemilikan atau meningkatkan control

atas pesaing.

Penetrasi Pasar Meningkatkan pangsa pasar untuk produk/

upaya pemasaran yang lebih besar

Pengembangan Pasar Memperkenalkan produk/jasa saat ini ke area

geografis yang baru

Pengembangan Produk Meningkatkan penjualan melalui perbaikan

Peluang (Opportunity – O) 1. 2. 3. 4. 5.(Tuliskan Peluang)

STRATEGI ST 1. 2. 1-10 (Gunakan 3. Kekuatan Untuk 4. Menghindari 5. Ancaman)

STRATEGI WO 1. 2. 1-10 (Atasi Kelemahan 3. Dengan Memanfaatkan 4. Peluang) 5.

ANCAMAN 1. 2. 3. 4. 5. (Tuliskan Ancaman)

STRATEGI ST 1. 2. 1-10 (Gunakan 3. Kekuatan Untuk 4. Menghindari 5. Ancaman)

STRATEGI WT 1. 2. 1-10 (Minimalkan 3. Kelemahan Dan 4. Atasi Ancaman) 5.

45

produk/jasa saat ini atau mengembangkan

produk/jasa baru.

Diversifikasi Konsentrik Menambahkan produk/jasa baru yang masih

berkaitan dengan produk/jasa lama.

Diversifikasi Konglomerat Menambahkan produk/jasa baru yang tidak

berkaitan dengan produk/jasa lama.

Diversifikasi Horizontal Menambahkan produk/jasa baru yang tidak

berkaitan, kepada pelanggan saat ini.

Retrenchment Mengelompokan ulang melalui penurunan biaya

dan asset terhadap ppenurunan penjualan dan

laba.

Divestasi Menjual satu diviisi atau bagian perusahaan.

Likuidasi Menjual seluruh asset perusahaan, seotong-

sepotong untuk nilai riilnya.

Banyak, tetapi tidak seluruhnya, organisasi menjalankan kombinasi dua atau lebih

strategi secara bersama-sama, tetapi strategi kombinasi dapat sangat berisiko jika dijalankan

terlalu jauh. Tidak ada organisasi yang mampu menjalankan semua strategi yang dapat

menguntungkan perusahaan. Keputusan yang sulit harus dibuat. Prioritas harus ditetapkan.

Organisasi, seperti individu, memiliki sumber daya yang terbatas. Oranisasi dan individu

harus memilih diantara beberapa alternative strategi dan meghindari pilihan yang berlebihan.

2.9 Analisis Porter

Analisis Porter menggambarkan lima kekuatan persaingan dalam industri, yaitu :

Turban (2004,p64)

1) Pendatang Baru Potensial

46

Ancaman masuknya pendatang baru pada suatu industri yang membawa kapasitas

baru, keinginan untuk merebut bagian pasar serta sering kali juga sumber daya

yang besar. Akibatnya harga bisa jadi turun atau biaya membengkak sehingga

mengurangi laba perusahaan.

2) Produk Pengganti / Substitusi

Produk pengganti yang membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan

harga tertinggi yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Posisi dalam

menghadapi produk pengganti mungkin merupakan persoalan tindakan industri

secara kolektif.

3) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Kekuatan tawar menawar dari pembeli yang sering menyebabkan harga turun,

tawar menawar mutu lebih tinggi, dan permintaan pelayanan lebih baik, lebih-lebih

pada sekelompok pembeli dalam jumlah besar. Oleh karena itu, perlu seleksi

pembeli, mana pembeli yang mempunyai kekuatan tawar menawar dan mana

segmen dalam industri tersebut yang mempunyai kekuatan kurang atau lebih.

4) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Ancaman dari pihak pemasok terhadap industri yang berusaha menaikkan harga

atau menurunkan mutu produk. Bahkan sering pemasok didominasi oleh beberapa

perusahaan, sedangkan industri tidak mempunyai alternatif lain.

5) Persaingan di Industri Sejenis

Strategi dan perencanan kedepan untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang

menjadi pesaingnya. Semakin banyaknya perusahaan yang masuk kedalam industri

tersebut membuat perusahaan harus menerapkan suatu strategi dalam

menghadapi persaingan di industri tersebut agar perusahaan tetap dapat bertahan

di dalam pasar.

47

Gambar 2.2 Gambar Analisis Porter

Sumber : Kotler (2004, p64)

Wheelen, T. dan Hunger, J. dalam bukunya yang berjudul Strategic

Management and Business Policy (2006, p82) secara lebih mendalam membahas teori

Pendatang Baru

Persaingan dikalangan anggota industri

Persaingan diantara perusahaan yang sudah ada

Produk Pengganti / Substitusi

Kekuatan PembeliKekuatan Pemasok

Ancaman pendatang baru

Daya tawar-menawar Pemasok

Daya tawar-menawar Pembeli

Ancaman produk subtitusi

48

porter tentang kekuatan yang mempengaruhi dan menentukan kompetisi dalam

sebuah industry, dalam buku tersebut dikemukakan :

1. Ancaman Pendatang Baru

Menarik atau tidaknya suatu industri bervariasi, tergantung dari seberapa besar

keluar masuknya hambatan yang ada. Ketika hambatan yang masuk pada suatu

perusahaan tinggi dan hambatan keluarnya rendah maka hal tersebut lah yang

paling dianggap menarik.

Pandatang baru dalam industri akan membuka kapasitas yang baru untuk

mendapatkan pangsa pasar dan sumber daya yang berkualitas. Karena alasan itulah,

mereka dianggap sebagai ancaman oleh pemain lama. Ancaman dari pendatang baru

akan tergantung juga pada hambatan masuk dan reaksi dari pesaing. Beberapa

kemungkinan hambatan masuk yang akan ditemui adalah :

a. Skala ekonomi

Skala ekonomi menghalangi masuknya pendatang baru ke suatu industri

karena memaksa pendatang baru untuk masuk dengan skala besar atau harus

memikul biaya tinggi. Skala ekonomis dalam suatu produksi, riset pemasaran

dan layanan merupakan hambatan utama masuk dalam industry komputer

besar.

b. Perbedaan produk

Indentifikasi merek menimbulkan hambatan karena memaksa pendatang baru

mengeluarkan biaya besar untuk merebut kesetiaan pelanggan, iklan, layanan

pelanggan menjadi yang pertama dalam industri dan difernsiasi produk

merupakan beberapa faktor yang menciptakan indentifikasi merek.

c. Modal

Keharusan dalam menanamkan modal yang besar agar dapat bersaing

menimbulkan hambatan masuk, khususnya jika modal tersebut diperlukan

49

untuk pengeluaran yang bersifat tidak akan kembali, seperti iklan rintisan, riset

dan pengembangan.

d. Switching cost

Perusahaan –perusahaan yang sudah ada mungkin memiliki keunggulan biaya

yang tidak dimiliki oleh calon pendatang baru, terlepas dari ukuran dan skala

ekonomis yang mereka capai. Keunggulan ini dapat bersumber dari pengaruh

kurva belajar dan pengaruh kurva pengalaman.

e. Akses ke saluran distribusi

Pendatang baru tentu saja harus mengembangkan distribusi produk atau jasa

mereka.

f. Peraturan pemerintah

Pemerintah dapat membatasi atau bahkan melarang masuknya pendatang

baru ke dalam industri, melalui tindakan-tindakan seperti keharusan adanya

izin dan pembatasan akses ke bahan baku.

2. Persaingan di antara pemain yang ada

Kekuatan ini paling berpengaruh dibandingkan dengan empat kekuatan yang ada,

strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil jika strategi itu

memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan strategi yang dijalankan oleh

perusahaan pesaing. Intensitas persaingan di antara perusahaan yang bersaing

cenderung meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika perusahaan yang

bersaing menjadi setara besarnya dan kemampuannya, ketika permintaan produk

industry menurun dan ketika potongan harga menjadi biasa.

3. Ancaman dari produk dan jasa pengganti

Tekanan dalam persaingan membuat perusahaan menciptakan suatu produk

pengganti sebagai strategi dalam bersaing. Kekuatan kompetitif produk pengganti

50

paling mudah diukur dari seberapa besar pangsa pasar yang direbutnya dan

rencana perusahaan produk pengganti tersebut untuk meningkatkan kapasitas

serta penetrasi pasar.

4. Kekuatan tawar menawar dari pembeli

Perusahaan pesaing mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau

pelayanan khusus untuk memperoleh loyalitas pelanggan ketika kekuatan tawar

dari konsumen sangat luar biasa. Kekuatan tawar menawar konsumen juga lebih

besar ketika produk yang dibeli bersifat standar atau tidak berbeda.

5. Kekuatan tawar menawar dari pemasok

Kekuatan tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu

industri, terutama ketika jumlah pemasok banyak, ketika hanya ada sedikit bahan

baku pengganti yang baik, atau ketika biaya pengganti bahan baku amat tinggi.

Sering kali demi kepentingan bersama, pemasok dan produsen saling membantu

dengan memberikan harga yang terjangkau, mutu yang lebih baik, pengembangan

pelayanan baru, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi biaya

inventarisasi, sehingga meningkatkan kemampuan dalam meraih laba dalam jangka

waktu yang lebih panjang.

2.10 Cost And Benefit Analysis

Cost and benefit analysis adalah metode kuantitatif mengkaji siklus biaya dan

manfaat dengan perbandingan. Analisis ini meliputi penentuan alternative terbaik

untuk mengambil keputusan mengenai investasi IT. Di dalam costs and benefits

analysis, perusahaan menilai dan mengukur biaya dan manfaat proyek dari segi

financial, sehingga investasi IT yang dilakukan akan menguntungkan perusahaan.

Analisis biaya-manfaat harus setara dalam ukuran, komplesitas dan biaya dari proyek

51

yang diusulkan, dan manajer proyek harus memutuskan untuk memilih level analisis

mana yang dibutuhkan bagi proyek tertentu pada lingkungnan manajemen TI-nya.

Dalam melakukan analisa atas Cost Benefit, tahap awal yang dilakukan adalah

dengan mendefinisikan terlebih dahulu biaya-biaya yang berhubungan langsung

dengan aplikasi e-learning. Adapun yang menjadi komponen biaya dalam aplikasi e-

learning ini adalah biaya software, hardware, konsultan, personel/staff, training, dan

biaya lain-lain. Kemudian dilakukan pemetaan terhadap benefit meliputi direct benefit

dan indirect benefit. Ada beberapa macam analisis cost dan benefit yang dapat

digunakan untuk menghitung nilai dari Costs and Benefits Analysis, yaitu:

• Payback period (periode pengembalian)

Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi, biasanya dinyatakan dalam

tahun dan bulan. Periode pengembalian suatu investasi merupakan lama waktu

yang dibutuhkan total arus kas masuk kumulatif dari sebuah investasi sama dengan

total pengeluaran kas awal investasi tersebut. Pada saat itu, investor memperoleh

sejumlah uang sebesar investasi yang telah dilakukannya pada proyek itu.

• Present Value (nilai sekarang)

Nilai sekarang dari arus kas masa depan. Nilai ini mencerminkan jumlah yang harus

diinvestasikan sekarang jika arus kas yang diterima di masa depan diasumsikan

dimajemukkan dengan suku bunga tertentu.

Present value of benefit = ----------------------

Keterangan : i = tingkat suku bunga.

n = jumlah tahun.

Investment Payback Period : ------------------------ Annual Benefit

Benefit

( 1+i )n

52

• NPV atau Net Present Value (nilai sekarang bersih)

Perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas masuk proyek di masa yang akan

datang dan nilai sekarang dari investasi awal.

NPV = Σ Present value of benefit - Present value of investment

Interpretasi dari NPV harus berdasarkan aturan di bawah ini:

Jika NPV ≥ 0 , maka investasi dapat dilakukan.

Jika NPV < 0 , maka jangan melakukan investasi.

Profitability Index (PI)

Didefinisikan sebagai jumlah dari present value dari arus kas masuk dibagi dengan

present value of investment. PI menunjukkan tingkat pengembalian yang

dinyatakan sebagai angka keuntungan yang akan didapatkan dari investasi yang

telah dilakukan.

PI = -------------------------------------------

Internal Rate of Return (tingkat pengembalian internal)

Tingkat pengembalian yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk

proyek dengan nilai sekarang dari investasi awal dalam suatu proyek. Tingkat ini

membuat NPV investasi bernilai 0.

IRR = i yang menghasilkan NPV = 0

Return on Investment (ROI)

Biasanya juga disebut simple return on investment, dikalkulasikan dengan membagi

annual benefit (keuntungan tahunan) dengan jumlah investasi yang dilakukan.

Kadang-kadang rata-rata ROI untuk seluruh periode dari investasi dikalkulasikan

Present value of investment

Σ Present value of benefit

53

dengan membuat rata-rata dari annual benefit, sementara di situasi lain, ROI

dikalkulasikan tahun pertahun

ROI = -------------------------------

Cost of capital (biaya modal)

Merupakan biaya investasi, biasanya dianggap sebagai rata-rata tertimbang biaya

dana dari semua sumber yang digunakan.

2.10.1 Kelebihan

• Dapat dibandingkan

• Transparan

• Dapat mengkur efisiensi ekonomi (ketika satu pilihan dapat

meningkatkan efisiensi, pilihan tersebut harus diambil)

2.10.2 Kelemahan

• Penghitungan ekonomi untuk Public Good dengan menggunakan CBA

sulit untuk dilakukan.

• Tidak dapat mengukur aspek multidimensional seperti keberlangsungan,

etika, partisipasi publik dalam pembuatan keputusan dan nilai-nilai sosial

yg lain.

• CBA juga lebih berfungsi memberikan informasi kepada pengambil

keputusan, tapi tidak dengan sendirinya membuat keputusan.

• Fokus pada Efisiensi sehingga melupakan Equity dan keduanya adalah

dua criteria yang berdiri sendiri-sendiri dlm ekonomi kesejahteraan.

Investment amount

Annual Benefit

54

2.11 Kerangka Pemikiran

Analisa Masalah

Tingkat kebutuhan dan kepentingan

SMK Negeri 13 Jakarta

Perencanaan dan Perancangan Web

Cost & Benefit Analysis SWOT Porter

E – Learning Berbasis Internet pada SMK Negeri

Jakarta

55

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

1. Analisis

a. Kebutuhan e-learning

Bertujuan untuk menganalisis seberapa besar kebutuhan para siswa terhadap e-

learning dalam proses belajar mengajar di SMKN 13 Jakarta. Analisis ini di

lakukan dengan menggunakan metode kuesioner kepada sampel siswa dan

wawancara terhadap guru.

b. Kesiapan infrastruktur yang tersedia

Dalam melakukan perancangan e-learning berbasis internet, harus dianalisis

terlebih dahulu kesiapan infrastruktur dan fasilitas yang telah tersedia di sekolah

dan siswa. Sehingga keterbatasan fasilitas dan infrastruktur tidak menjadi

kendala dalam penerapan e-learning berbasis internet di SMKN 13 Jakarta.

2. Analisis

a. Learning Management System(LMS)

E-learning di dalam perancangannya memerlukan suatu system sebagai

platform. System ini dinamakan Learning Management System(LMS). Oleh

karena itu, perlu direncanakan fungsi-fungsi yang harus dimiliki LMS agar sesuai

dengan kebutuhan sekolah.

56

2.12 Metodologi Penelitian

2.12.1 Jenis Dan Metode Penelitian

Menurut pendapat Zikmund seperti buku yang di kutip oleh Suliyanto

(2006,p2) riset merupakan proses pengumpulan, pencatatan dan analisis

data yang sistematik dan obyektif untuk membantu pembuatan keputusan.

Menurut pendapat Sugiyono (2004,p7) penelitian Deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengeahui nilai variable mandiri

(independen) , baik 1 variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan,

atau menghubungkan dengan variable lain.

2.12.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

2.12.2.1 Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2004,p72) adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertenntu yang ditentukan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik

kesimpulannya.

2.12.2.2 Teknik pengambilan sampel

57

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004,p73) sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa

yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya akan

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang dari

populasi harus betul-betul representative.

Menurut Suliyanto (2006,p113) probability sampling

adalah teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota

populasi mempunyai kesempatan (probabilitas) untuk dijadikan

sampel. Menentukan ukuran sampel adalah menentukan

besarnya sampel yang harus diambil agar dapat

menggambarkan populasi yang sebenarnya. Pengambilan

sampel yang terlalu kecil dikhawatirkan tidak mampu

menggambarkan populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya,

pengambilan sampel terlalu besar akan membuang waktu, biaya

dan tenaga secara percuma. Dalam penelitian ini ukuran sampel

ditentukan menggunakan pendapat Slovin yang dikutip oleh

Suliyanto (2006,p100), yaitu:

N= N . 1+Ne2

Dimana :

N = Jumlah sampel minimal

N = Jumlah populasi

58

e = presentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan

pengambilan sampel.

Proportionate stratified random sampling digunakan jika

populasi memiliki strata dan anggota setiap strata memiliki

jumlah yang relative proporsional. Oleh karena itu anggota

strata memiliki jumlah yang proporsional maka setiap strata

akan terwakili delam sampel secara proportional juga. Demikian

juga sebaliknya, pada strata yang memiliki jumlah populasi yang

sedikit, sampel yang akan diambil kecil.

2.12.3 Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.

2.12.3.1 Angket (Kuesioner)

Menurut Sugiyono (2004,p135) merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya.

Pada analisis penelitian ini digunakan metode kuesioner

tertutup. Menurut Suliyanto (2006, p141) dalam kuesioner

tertutup, jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga

responden tinggal memilih. Oleh karena jawaban telah

disediakan oleh peneliti sehingga jawabannya akan sesuai

dengan kebutuhan dalam riset.

2.12.3.2 Wawancara (Interview)

59

Berdasarkan pendapat Suliyanto (2006,p1377),

wawancara merupakan teknik pengambilan data dimana peneliti

langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi

dari responden. Dalam wawancara, peneliti dapat menggunakan

media tertentu misalnya melalui telepon, teleconference atau

chatting melalui internet, jadi peneliti tidak harus bertatap muka

secara langsung.

2.12.4 Desain Pengukuran Dan Instrument Penelitian

2.12.4.1 Desain Pengukuran

Menurut Sugiyono (2004, p84) skala pengukuran

merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk

menentukan panjang pendeknya interval yang ada di dalam alat

ukur, sehingga alat ukur tersebut bila di gunakan dalam

pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Skala interval adalah salah satu jenis skala pengukuran

yang menunjukan jarak antara satu data dengan data yang lain

dan mempunyai bobot yang sama. Analisis statistic yang sesuai

adalah : uji t(t-test), uji t(t-test) dua sampel, Anova satu jalur

(One Way-Anova), Anova dua jalur (Test-Ways Anova) Uji

pearson product moment, uji korelasi parsial (partial

correlation), uji korelasi ganda (multiple correlation), Uji Regresi

(Regresion test), dan Uji Regresi Ganda (Multiple Regression

test). Uji statistic yang peneliti gunakan adalah uji statistic

parametric.

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004, p86) skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

60

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social.

Dengan skala likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan

menjadi indicator variable. Kemudian indicator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative,

yang dapat berupa kata-kata :

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Ragu-ragu

4. Tidak setuju

5. Sangat tidak setuju

Menurut Sugiyono (2004,p90) dengan skala guttman

akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya atau tidak”, “Benar

atau salah”, “pernah atau tidak pernah”, “positif atau negatif”

dan lain-laiin. Data yang diperoleh dapa berupa data interval

atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan

skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang

tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

2.12.4.2 Instrumen Penelitian

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004, p84) instrument

penelitian digunakan untuk mengukur variable yang di teliti.

Dengan demikian jumlah instrument penelitian digunakan untuk

penelitian akan tergantung pada jumlah variable yang di teliti.

61

Tabel 2.12 instrument yang diperlukan untuk mengukur

kebutuhan e-learning.

No. Variabel Dimensi Indikator

1 Kecepatan pemahaman

materi siswa

Kecepatan

pemahaman

materi siswa

Tingkat kecepatan

pemahaman siswa

terhadap materi yang

di sampaikan di

sekolah.

2 Keberagaman

contoh soal,

contoh kasus dan

materi.

Tingkat variasi contoh

kasus, soal, dan materi

di sekolah.

3 Kelas bimbingan

belajar di luar

sekolah

Tingkat banyaknya

siswa yang mengikuti

kelas tambahan di luar

sekolah.

4 Ketersediaan

waktu diskusi

Kapasitas waktu yang

diperoleh siswa untuk

berdiskusi di ruang

kelas.

5 Metode

penyampaian

materi

Tingkat kebosanan

siswa pada

penyampaian materi

pelajaran di ruang

kelas.

62

6 Kelengkapan

materi yang

disampaikan

Tingkat kelengkapan

materi pelajaran yang

disampaikan di ruang

kelas.

7 Kelengkapan buku

di perpustakaan

Model Skala pengukuran Skala Likert

Tabel 2.13 Instrument Yang Diperlukan Untuk Mengukur Kesiapan

Infrastruktur Siswa.

No. Variabel Dimensi Indikator

1 Infrastruktur Akses internet Akses interet di

rumah

2 Akses internet di

sekitar rumah dan

sekolah

3 Pengetahuan Pengetahuan

tentang e-learning

Pemahaman siswa

tentang e-learning

Model Skala pengukuran Skala Guttman

2.12.5 Teknik Analisis Data

2.12.5.1 Uji Validitas

Menurut Suliyanto (2006, p146) validitas sebuah alat ukur

ditunjukkan dari kemampuan mengukur apa yang seharusnya

63

diukur. Kuesioner riset dikatakan valid apabila instrument

tersebut benar-benar mampu mengukur besarnya nilai variable

yang diteliti.

Keputusan pada sebuah butir pertanyaan dapat dianggap

valid, yang bias dilakukan dengan beberapa cara:

• Jika keofisien korelasi product moment >r-tabel (α;n-2) n=

jumlah sampel

• Nilai Sig ≤ α

Rumus Pearson Product Moment (Koefisien Koreasi) :

Dimana :

Rhitung = koefisien korelasi

∑ Xi = Jumlah skor item

∑ Yi = Jumlah skor Tptal

n = Jumlah responden

Jika rhiung > rtabel berarti valid

Jika rhitung< r table berarti tidak valid

2.12.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Suliyanto (2006, p149) pengertian reliabilitas

pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran

dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara

64

berulang relative sama maka pengukuran tersebut dianggap

memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Langkah-langkah

mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha adalah sebagai

berikut :

1. Menghitung varians tiap skor pada setiap item dengan

rumus :

Dimana :

Si = Varians skor tiap-tiap item

∑Xi2 = Jumlah Kuadrat item Xi

(∑Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

2. Menjumlahkan Varians seluruh item dengan rumus :

∑Si =S1 +S2+S3+……..Sn

Dimana :

∑Si = Jumlah Varians semua Item

Sn = Varians item ke 1,2,3,…..n

3. Menghitung Varians toal dengan rumus :

Dimana :

St = Varians Total

65

∑Xt2 = Jumlah kuadrat x total

(∑Xt)2 = Jumlah x total dikuadratkan

N = Jumlah responden

4. Memasukkan Nilai Alpha dengan rumus:

5. Keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel (Tabel

r product Moment dengan dk = N-1) :

Jika r11 > rtabel berarti reliabel

Jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel

2.12.5.3 Skala Guttman

Menurut Sugiyono (2004,p90) dengan skala guttman

akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya atau tidak”, “Benar

atau salah”, “pernah atau tidak pernah”, “positif atau negatif”

dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval

atau rasio dikhotomi (dua alternative). Penelitian menggunakan

skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang

tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Berdasarkan skor yang telah ditetapkan maka :

Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab tidak = Y x 0

Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab Ya = Y x 1

Jumlah = X

66

Presentase jawaban yang di inginkan = (X : total jawaban yang

diinginkan) x 100%

6. Menghitung varians tiap skor pada setiap item dengan

rumus :

Dimana :

Si = Varians skor tiap-tiap item

∑Xi2 = Jumlah Kuadrat item Xi

(∑Xi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

7. Menjumlahkan Varians seluruh item dengan rumus :

∑Si =S1 +S2+S3+……..Sn

Dimana :

∑Si = Jumlah Varians semua Item

Sn = Varians item ke 1,2,3,…..n

8. Menghitung Varians toal dengan rumus :

Dimana :

St = Varians Total

∑Xt2 = Jumlah kuadrat x total

(∑Xt)2 = Jumlah x total dikuadratkan

N = Jumlah responden

9. Memasukkan Nilai Alpha dengan rumus:

67

10. Keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel

(Tabel r product Moment dengan dk = N-1) :

Jika r11 > rtabel berarti reliabel

Jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel

2.12.5.4 Skala Guttman

Menurut Sugiyono (2004,p90) dengan skala guttman

akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya atau tidak”, “Benar

atau salah”, “pernah atau tidak pernah”, “positif atau negatif”

dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval

atau rasio dikhotomi (dua alternative). Penelitian menggunakan

skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang

tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Berdasarkan skor yang telah ditetapkan maka :

Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab tidak = Y x 0

Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab Ya = Y x 1

Jumlah = X

Presentase jawaban yang di inginkan = (X : total jawaban yang

diinginkan) x 100%

2.12.5.5 Skala Likert

68

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004,p86) skala likert

digunakan untuk mengukursikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social.

Dengan skala likert, maka variable yang akan diukur dijabarkan

menjadi indicator variable. Kemudian indikator tersebut

dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sanga negative.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat

diberi skor, misal :

1. Sangat setuju = 5

2. Setuju = 4

3. Ragu-ragu = 3

4. Tidak setuju = 2

5. Sangat tidak setuju = 1

Berdasarkan skor yang telah ditetapkan maka :

Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab SS = Y x 5

Jumlah skor untuk Y orang yang Menjawab ST = Y x 4

Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab RG = Y x 3

Jumlah skor untuk Y orang yang menjawab TS = Y x 2

Jumlah skor untuk y orang yang menjawab STS = Y x 1

Jumlah = X

Presentase jawaban yang diinginkan = (X : total jawaban yang

diinginkan)100%

Skala continuum sebagai berikut :

69

Keterangan Kriteria Interpretasi Skor

Angka 0% - 20% = Sangat Lemah

Angka 21% - 40% = Lemah

Angka 41% - 60% = Cukup

Angka 61% - 80% = Kuat

Angka 81% - 100% = Sangat Kuat