Abstract - stiepontianak.ac.idstiepontianak.ac.id/jurnal/download/agussaid.pdf · Distribusi adalah...
Transcript of Abstract - stiepontianak.ac.idstiepontianak.ac.id/jurnal/download/agussaid.pdf · Distribusi adalah...
ANALISIS PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP PELAKSANAAN BAURAN
PEMASARAN PADA OBJEK WISATA NUSANTARA DESA PENIBUNG
KABUPATEN MEMPAWAH
Syarif Agussaid Alkadrie, SE,MM
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak
Abstract
Wealth of natural, cultural and human in Indonesia as an archipelagic country is very big and
Diverse Sources Which is a big potential as a tourism and attraction of Tourism. Being tourism
sector is the mainstay of Indonesia hearts exchange income countries, increased revenues society,
and to review increase revenue (PAD) in different districts and provinces. This is a condition Need
got attention From Pontianak regency government in the framework of Space Structures town
planning, architecture and town planning ACTIVITIES Supporting be Built for ON-oriented
appeal of Tourism. The purpose of this research to study and analyze the perceptions of visitors to
the activities of service marketing mix object Penibung Tourism Village Nusantara Mempawah
Hilir Subdistrict Mempawah. The results of this study are each respondent attitudes toward the
Travel Services Marketing Mix scattered archipelago in the category of very positive attitude. This
means that overall the respondents' attitudes toward marketing mix in the archipelago in the Travel
category is positive and indicates that the marketing mix of services performed by Nusantara
Travel is effective.
Kata Kunci : Bauran Pemasaran, Budaya, Objek Wisata
I. Latar Belakang
Kabupaten Pontianak sampai
dengan akhir tahun 2006 membawahi 16
Kecamatan dengan luas wilayah 8.262,10
km2 dari luas wilayah Propinsi Kalimantan
Barat. Potensi yang dimiliki oleh
Kabupaten Pontianak sebagai tempat
strategis khususnya untuk daerah pariwisata.
Pariwisata merupakan salah satu aset negara
untuk memperoleh devisa. Selain pariwisata
memiliki peranan yang besar sebagai sumber
omset negara juga dapat meningkatkan
pendapatan penduduk setempat serta
memperluas lapangan usaha dan juga
mendorong pelestarian lingkungan hidup.
Besarnya peranan pariwisata dalam suatu
negara juga berpengaruh pada pendapatan
suatu daerah dimana lokasi pariwisata itu
berada dan khususnya juga bagi pihak
pengelola. Namun pada kenyataannya,
perkembangan suatu objek wisata tergantung
pada pengelolaan akan tempat pariwisata
baik dari kelestarian keindahan alam dan
produk pariwisata yang memiliki
keunggulan dari pihak pesaing juga
tergantung pada strategi pemasaran yang
dilakukan oleh pihak pengelola maupun
pemerintah daerah sebagai daya tarik
pengunjung atau wisatawan.
Salah satu objek wisata yang berada
di Kabupaten Mempawah yang sekarang
banyak dikunjungi dan merupakan salah satu
objek wisata yang agak berbeda dengan
objek wisata yang ada di Kabupaten
Mempawah lainnya yang hanya
menawarkan objek wisata alami murni dari
keindahan alam ataupun peninggalan pra
sejarah, juga menyediakan fasilitas berupa
berbagai wahana permainan yang belum ada
pada objek wisata lainnya adalah Wisata
Nusantara yang terletak di Desa Penibung
Kecamatan Mempawah Hilir. Objek wisata
ini memiliki panorama yang sangat indah
karena berhadapan langsung dengan Pulau
Penibung, Pulau Temajo dan Laut Natuna,
serta disore hari, dapat melihat langsung
sunset yang sangat memukau.
Dari hasil observasi yang dilakukan
terhadap salah satu objek wisata yang ada di
Kabupaten Mempawah yakni Wisata
Nusantara, perkembangan pariwisatanya
dapat dilihat dari perkembangan kunjungan
wisatawan tiap tahunnya. Adapun
perkembangan pariwisata dilihat dari
kunjungan wisatawan pada objek Wisata
Nusantara dapat dilihat pada Tabel 1 berikut
ini.
Tabel 1 Jumlah Wisatawan Wisata
Nusantara Periode Tahun
2011 s/d Tahun 2013
Tahu
n
Wisatawan
Jumla
h
(orang
)
Perubaha
n (orang)
Perubaha
n (%)
2011 45.600 - -
2012 47.988 2.388 5,24
2013 50.532 2.544 5,30
2014 53.301 2.769 5,48
Sumber : Data Olahan, 2014
Berdasarkan Tabel 1 tersebut di
atas dapat diasumsikan bahwa pada periode
tahun 2011 jumlah wisatawan pada Wisata
Nusantara adalah sebesar 45.600 orang, pada
tahun 2012 adalah sebesar 47.988 orang,
pada tahun 2013 sebesar 50.532 orang, dan
pada tahun 2014 sebesar 53.301 orang. Hal
ini mengindikasikan bahwa terdapat
peningkatan jumlah wisatawan pada setiap
tahunnya, yakni jumlah wisatawan pada
tahun 2012 meningkat sebesar 2.388 orang
(5,24%) dari tahun 2011, pada tahun 2013
meningkat sebesar 2.544 orang (5,30%) dari
tahun 2012, dan pada tahun 2014 meningkat
sebesar 2.769 orang (5,48%) dari tahun
2013.
Adapun fasilitas yang ada pada
Wisata Nusantara ini dapat dilihat pada
Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2 Fasilitas Wisata Nusantara
No Fasilitas Jumlah
1. Permainan 11
2. Karaoke Keluarga 4
3. Aula 2
4. Kamar Hotel 22
5. Paket Konsumsi 4
Sumber : Data Olahan, 2014
Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat
diasumsikan selain memiliki panorama yang
sangat indah yakni berhadapan langsung
dengan Pulau Penibung, Pulau Temajo dan
Laut Natuna, Wisata Nusantara ini juga
menyediakan beberapa fasilitas yakni
terdapat 11 permainan yang terdiri dari
ATV, Flying Fox dan Outbound,
Bumperboat, Rodeo, Mini Golf, Kolam
Renang, Bungry Trampoline, Water Ball,
Water Roller, Banana Boat dan Jetski.
Karoke keluarga yang terdiri dari 4 kelas
yakni VIP berkapasitas 6 orang, VVIP
berkapasitas 8 orang, karaoke outdoor dan
organ tunggal. Terdapat 2 ruang aula yang
berkapasitas kurang dari 50 orang dan
kurang dari 300 orang. Adanya hotel yang
terdiri dari 1 kamar executive room, 2 kamar
family room, dan 19 kamar standar. Selain
itu juga Wisata Nusantara menyediakan
paket konsumsi yang terdiri dari paket nasi
kotak yang harga per paketnya mulai dari
Rp. 30.000,-, paket prasmanan yang harga
per paketnya mulai dari Rp. 35.000,-, paket
barbeque yang harga per paketnya mulai
dari Rp. 25.000,-, paket coffe break yang
harga per paketnya mulai dari Rp. 10.000,-.
Berdasarkan uraian di atas,
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah kegiatan bauran pemasaran
jasa yang dikelola pada Wisata Nusantara
Desa Penibung Kecamatan Mempawah Hilir
Kabupaten Mempawah?
I. Rerangka Teori dan Pengembangan
Hipotesis
Kerangka berfikir merupakan
model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Menurut Sugiyono (2010 : 60)
menyatakan bahwa :
“Kerangka berfikir yang baik akan
menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan
diteliti. Jadi secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antar variabel
independen dan dependen. Bila
dalam penelitian ada variabel
moderator dan intervening, maka
juga perlu dijelaskan, mengapa
variabel itu ikut dilibatkan dalam
penelitian. Pertautan antar variabel
tersebut, selanjutnya dirumuskan ke
dalam bentuk paradigma penelitian.
Oleh karena itu pada setiap
penyusunan paradigma penelitian
harus didasarkan pada kerangka
berfikir”.
Untuk lebih jelasnya, kerangka
berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat
pada Skema 2.1 dibawah ini :
Skema 2.1
Kerangka Berpikir
Bauran Pemasaran Jasa pada Wisata Nusantara
Dari kerangka berpikir di atas,
dapat dijelaskan bahwa penelitian ini lebih
menitikberatkan pada 7 (tujuh) tindakan dari
bauran pemasaran (marketing mix) yang
dapat dijabarkan pada uraian di bawah ini :
1. Product (produk)
Produk merupakan sesuatu usaha
baik itu berupa barang ataupun
jasa yang dibuat untuk ditawarkan
dalam memenuhi kebutuhan atau
keinginan konsumen. Dalam
memasarkan produk hal yang perlu
diperhatikan adalah permintaan
dari konsumen serta kualitas dari
produk atau jasa yang akan
ditawarkan untuk menarik minat
konsumen. Dalam penelitian ini
yang dilihat adalah produk jasa
pariwisata apa yang ditawarkan
oleh wisata nusantara dalam
menarik minat pengunjungnya.
2. Price (Harga)
Harga merupakan salah satu faktor
utama penentuan kemampuan
konsumen dalam menggunakan
produk atau jasa yang ditawarkan
oleh produsen. Persaingan harga
yang sangat kompetitif dikalangan
pesaing sangat menguntungkan
konsumen. Dari segi harga, dalam
penelitian ini akan
mengidentifikasi penetapan harga
yang diberikan oleh Wisata
Nusantara dari segala produk jasa
pariwisata yang ditawarkan dalam
menarik minat pengunjung atau
wisatawan.
3. Promotion (promosi)
Promosi adalah salah satu cara
yang dilakukan oleh produsen
dalam rangka memperkenalkan
produk atau jasa yang ditawarkan.
Dari segi promosi, dalam
penelitian ini peneliti akan
mengidentifikasikan bagaimana
promosi yang dilakukan oleh
Wisata Nusantara dalam
memperkenalkan jasa pariwisata
yang ditawarkannya.
4. Placement (distribusi)
Distribusi adalah tempat terjadinya
suatu produk atau jasa yang
ditawarkan dalam melakukan
transaksi antara penjual dan
pembeli. Pemilihan lokasi saluran
distribusi sangat menentukan
Wisata Nusantara
Bauran Pemasaran Jasa (Marketing Mix)
Efektivitas bauran pemasaran jasa
Product Price Promotion Placement Physical
Appearance People Process
permintaan konsumen. Saluran
distribusi biasanya ditempatkan
pada lokasi yang strategis dan
mudah dijangkau oleh semua
orang. Dalam penelitian ini saluran
distribusi yang dimaksud tidak
hanya apakah lokasi tersebut
mudah dijangkau, tetapi juga
fasilitas berupa tempat parkir
apakah memadai.
5. Physical Appearance (perwujudan
fisik)
Perwujudan fisik yang dimaksud
adalah penampilan fisik.
Perwujudan fisik yang bagus dan
menarik akan diasosiasikan pula
dengan produk bagus dan menarik
sehingga konsumen tertarik untuk
menggunakan jasa tersebut dan
begitupula sebaliknya. Dalam
penelitian ini, perwujudan fisik
yang akan diamati tidak hanya dari
panorama alam tetapi juga apakah
fasilitas-fasilitas penunjang dalam
menarik minat konsumen
memadai.
6. Process (proses)
Proses yang dimaksud adalah
pelayanan yang diberikan dalam
memberikan kepuasan konsumen.
Proses produksi jasa yang
menyenangkan juga akan membuat
konsumen senang dan puas, dan
begitupula sebaliknya. Dalam
penelitian ini, proses yang
dimaksud adalah untuk
mengidentifikasi pelayanan yang
diberikan oleh Wisata Nusantara
apakah cepat, tanggap serta teliti
dalam melayani kebutuhan
pengunjung atau wisatawan.
7. People (manusia)
Manusia yang dimaksud adalah
hubungan antarmanusia yakni
produsen dan konsumen. Sifat ini
tidak dapat dipisahkan karena
antara produsen dan konsumen
harus terjadi tatap muka atau
berhubungan langsung. Dalam
penelitian ini akan
diidentifikasikan bagaimana
karyawan dari Wisata Nusantara
dalam melayani pengunjung atau
wisatawan baik itu keramah
tamahan maupun kehandalan
dalam karyawan dalam menyikapi
kebutuhan dari pengunjung atau
wisatawan.
8. Efektif
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (dalam Doflamingo,
http://mancinginfo.blogspot.com/2
012/12/pengertian-efektif-dan-
efisien. html) kata efektif memiliki
arti ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya tindakan). Sedangkan
efektivitas bisa juga diartikan
sebagai pengukuran keberhasilan
dalam pencapaian tujuan-tujuan
yang sudah ditentukan, maka cara
tersebut adalah benar atau efektif.
Oleh karena itu, maka efektivitas
dalam penelitian yang dimaksud
adalah untuk melihat apakah
bauran pemasaran yang dilakukan
sudah maksimal yang dilihat dari
seberapa besar tanggapan yang
positif yang diberikan responden
terhadap bauran pemasaran yang
dilakukan oleh Wisata Nusantara.
II. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah menggunakan
motode deskriptif. Menurut Suryabrata
(2014 : 75) menyatakan bahwa tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk membuat
pecandraan secara sistematis, factual dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
populasi atau daerah tertentu. Jadi dapat
disimpulkan bahwa penelitian deskriptif
menekankan prosedur pemecahan masalah
yang akan diselidiki dengan
menggambarkan keadaan objek penelitian
berdasarkan fakta-fakta yang tampak
sebagaimana adanya pada saat penelitian
berlangsung. Peneliti menggunakan metode
deskriptif agar dapat mengungkap
bagaimana strategi pemasaran yang
dilakukan Pada Wisata Nusantara dalam
memasarkan produk pariwisatanya.
LOKASI PENELITIAN
Adapun lokasi dalam penelitian ini
adalah Wisata Nusantara yang berlokasi di
Desa Penibung Kecamatan Mempawah Hilir
Kabupaten Mempawah.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari
objek penelitian. Menurut Ating dan Sambas
(2006 : 61) kata populasi (population /
universe) dalam statistika merujuk pada
sekumpulan individu dengan karakteristik
khas yang menjadi perhatian dalam suatu
penelitian (pengamatan). Populasi dalam
penelitian ini adalah wisawatan atau
pengunjung pada Wisata Nusantara Desa
Penibung Kecamatan Mempawah Hilir
Kabupaten Pontianak bulan Desember
Tahun 2014 sebanyak 9.789 orang.
Sampel
Sampel adalah sebagian dari objek
penelitian yang digunakan sebagai sumber
data dari penelitian. Hal ini sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Agusyana
(2011 : 24) sampel dapat didefinisikan
sebagai sekumpulan data yang diambil dari
populasi. Dalam pengambilan sampel
peneliti menggunakan Purposive Sampling
yaitu teknik penarikan sampel yang
dilakukan berdasarkan karakteristik yang
ditetapkan terhadap elemen populasi target
yang disesuaikan dengan tujuan atau
masalah penelitian (Somantri dan Muhidin,
2006 : 83).
Adapun karakteristik dalam
pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah : pengunjung atau wisatawan pada
Wisata Nusantara tanggal 6 Desember 2014
s/d 14 Desember 2014 dan pengunjung atau
wisatawan yang berusia 17 tahun keatas.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebesar 100 orang pengunjung atau
wisatawan Wisata Nusantara yang
berkunjung pada tanggal 29 Nopember 2014
s/d 7 Desember 2014 dan berusia 17 tahun
ke atas.
Agar penelitian lebih terarah serta
untuk dapat melakukan analisis bauran
pemasaran jasa pada Wisata Nusantara maka
perlu dibuat indikator-indikator dari bauran
pemasaran jasa yang dapat menjadi acuan
penganalisaan dalam penelitian ini. Untuk
lebih jelasnya variabel dan definisi
operasional dalam penelitian ini dapat dilihat
dari Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Variabel dan Definisi
Operasional
Variabel Dimensi Indikator
Bauran
Pemasar
an Jasa
1. Produk
(Product)
1. Konsep Produk
2. Jenis Produk
2. Harga (Price) a. Penetapan
Harga tiket
b. Kebijaksanaan
harga berupa
fasilitas yang
diberikan
c. Kebijaksanaan
potongan harga
(diskon)
3. Promosi
(Promotion)
1. Daya tarik
kegiatan
promosi
2. Perolehan
informasi dari
pengunjung
3. Perolehan
informasi dari
iklan
4. Perolehan
informasi dari
lokasi
4. Distribusi
(Place)
1. Lokasi
2. Sarana
Transportasi
3. Penyediaan
tempat parkir
Variabel Dimensi Indikator
5. Manusia
(People)
1. Keramahan
2. Ketelitian
6. Proses
(Process)
1. Ketanggapan
2. Kecepatan
7. Perwujudan
Fisik
(Physical
Appearance)
1. Keindahan
Alam
2. Fasilitas
Permainan
3. Fasilitas tempat
santai
4. Fasilitas
Penarikan Uang
Tunai (ATM)
5. Fasilitas
pembayaran
Efektivit
as
bauran
pemasar
an jasa
Dilihat dari 7
(tujuh)
indikator
bauran
pemasaran
jasa
Berapa besar
tanggapan
positif yang
diberikan oleh
responden.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan hal
yang penting untuk memperoleh informasi
secara objektif. Tahap ini dilakukan dengan
cara sebagai berikut.
Angket
Angket merupakan cara
pengumpulan data berbentuk pengajuan
pertanyaan tertulis sebuah daftar pertanyaan
yangs udah dipersiapkan sebelumnya. Alat
pengumpulan data dengan angket adalah
kuesioner yang dilakukan dengan cara
memberikan daftar pertanyaan kepada objek
penelitian (responden) dimana selanjutnya
responden diminta untuk mengisi daftar
pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan
tersebut disusun berdasarkan acuan
indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan pencarian
data-data berupa tulisan yang berhubungan
dengan objek yang diteliti. Studi pustaka
dimaksudkan untuk memperoleh data yang
relevan dengan masalah yang menjadi
landasan dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Pentingnya studi pustaka dalam penggarapan
karya tulis ilmiah bertujuan untuk
mempermudah mencari informasi dan
acuan, sebagai pelengkap dalam mencari
data dan dalam menyusun laporan
penelitian.
Studi pustaka tersebut dilakukan
terbagi menjadi 3 (tiga) materi bacaan.
Pertama, buku yang diperlukan dapat
memberikan gambaran umum mengenai
persoalan yang akan diteliti. Kedua, buku
tersebut dibaca secara cermat karena
materinya dapat digunakan dalam karya tulis
ilmiah sebagai kutipan-kutipan apabila
diperlukan. Ketiga, buku itu menyediakan
informasi untuk mengisi yang masih kurang
dalam melengkapi karya tulis ilmiah.
Observasi
Observasi dilakukan untuk
mendapatkan data-data yang akurat, keadaan
masyarakat, aktifitas, serta menganalisis
langsung objek yang diteliti. Pada tahap
observasi peneliti melakukan pengamatan
langsung pada objek penelitian yakni Wisata
Nusantara.
Dokumentasi
Peneliti melakukan dokumentasi
menggunakan kamera dan buku
dokumentasi untuk melengkapi data yang
berhubungan dengan penelitian. Selebihnya
dokumentasi akan memudahkan untuk
melihat kembali apa yang telah diteliti dan
memudahkan peneliti untuk memahami
informasi yang tidak dapat ditangkap saat
observasi, sehingga dapat diingat dan
dianalisis kembali.
TEKNIK ANALISIS DATA
Agar suatu data yang dikumpulkan
dapat bermanfaat, maka harus diolah dan
dianalisis terlebih dahulu sehingga dapat
dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Adapun tujuan dari metode analisis data
adalah untuk menginterpretasikan dan
menarik kesimpulan dari sejumlah data yang
terkumpul. Dalam penelitian ini, yang
menjadi instrument dalam pengumpulan data
adalah angket berupa kuesioner yang
merupakan seperangkat daftar pertanyaan
yang telah disusun dan kemudian disebarkan
kepada responden dalam hal ini pengunjung
untuk memperoleh data yang diperlukan.
Kuesioner ini diharapkan oleh peneliti
sebagai alat untuk memperoleh informasi
dari subjek yang berkaitan dengan fokus
utama dalam masalah penelitian ini.
Angket dalam penelitian ini adalah
angket tertutup, dimana pertanyaan atau
pernyataan telah memiliki alternative
jawaban yang tinggal dipilih oleh responden.
Responden tidak bisa memberikan jawaban
atau respon lain kecuali yang telah tersedia
sebagai alternatif jawaban. Instrument
penelitian ini digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan tujuan menghasilkan
data kuantitatif yang akurat, maka setiap
instrument harus mempunyai skala.
Skala dalam penelitian ini
menggunakan skala Likert. Menurut
Somantri dan Muhidin (2006 : 35), Skala
Likert adalah skala pengukuran untuk
mengukur sikap seseorang, dengan
menempatkan kedudukan sikapnya pada
kesatuan perasaan kontinum yang berkisar
dari “sangat positif” hingga ke “negatif"
terhadap suatu objek (psikologis). Adapun
penilaian berupa skor dalam Skala Likert
menurut Somantri dan Muhidin (2006 : 38)
dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4 Skor Kategori Skala Likert
Option Skor
Item
Positif
Skor Item
Negatif
Sangat
Setuju
5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak
Setuju
2 4
Sangat
Tidak
Setuju
1 5
Adapun teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah dengan melakukan uji
validitas dan uji realibilitas.
Uji Reliabilitas
Suatu instrument pengukuran
dikatakan reliable jika pengukurannya
konsisten dan cermat akurat. Jadi uji
realibilitas instrument dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui konsistensi dari
instrument sebagai alat ukur, sehingga hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya. Adapun
formula yang dipergunakan untuk menguji
reliabilitas instrument dalam penelitian ini
adalah koefisien alfa () dari Cronbach
(Sumantri dan Muhidin, 2006 : 48-49), yaitu
:
“r11 = 𝑘
𝑘−1 1 −
𝜎𝑖2
𝜎𝑡2
dimana :
2 =
𝑋2− 𝑥 2
𝑁
𝑁
r11 = Realibilitas instrument
k = Banyaknya bulir soal
𝜎𝑖2 = Jumlah varians bulir
𝜎𝑡2 = Varians total
N = Jumlah responden
Kriteria kesimpulan : Jika nilai
hitung rhitung > rtabel, maka
instrument dinyatakan realibel”.
Namun, dalam menguji Reliabilitas
instrument pada penelitian ini, peneliti
menggunakan bantuan program SPSS Versi
17.
Uji Validitas
Suatu instrument dinyatakan
dikatakan valid jika instrument dapat
mengukur sesuatu dengan tepat apa yang
dihendak diukur. Uji validitas instrument
dilakukan untuk menguji validitas
(ketepatan) tiap bulir / item instrument.
Formula digunakan adalah koefisien korelasi
product moment dari Karl Pearson
(Sumantri dan Muhidin, 2006 : 49-50) yaitu
:
“rxy = 𝑁 𝑋𝑖𝑌𝑖− 𝑋𝑖 .𝑌𝑖
𝑁 𝑋𝑖2− 𝑋𝑖
2 𝑁 𝑌𝑖2− 𝑌𝑖
2
Dimana :
N = Jumlah responden
Xi = Nomor item ke i
Xi = Jumlah skor item ke i
Xi2 = Kuadrat skor item ke i
Xi2 = Jumlah dari kuadrat item
ke i
Y = Total dari jumlah skor
yang diperoleh tiap responden
Yi2 = Kuadrat dari jumlah skor
yang diperoleh tiap responden
Yi2 = Total dari
kuadrat jumlah
skor yang
diperoleh tiap
responden
Xi Yi = Jumlah hasil
kali item
angket ke I
dengan jumlah
skor yang
diperoleh tiap
responden
Kriteria kesimpulan : Jika nilai
hitung rhitung > rtabel dengan tingkat
kepercayaan 95% dari tabel uji r
maka pernyataan dinyatakan valid.
Sama halnya dengan pengujian
reliabilitas instrumen, dalam menguji
validitas instrument pada penelitian ini,
peneliti juga menggunakan bantuan program
SPSS.
Adapun analisis regresi yang
digunakan adalah analisis regresi linear
sederhana. Rumusan regresi linear sederhana
menurut Sumantri dan Muhidin (2006 : 243)
adalah sebagai berikut :
a = 𝑌−𝑏 𝑋
𝑁= 𝑌 − 𝑏𝑋
b = 𝑁. 𝑋𝑌 − 𝑋 𝑌
𝑁. 𝑋2− .𝑋 2
Dalam analisis regresi peneliti juga
menggunakan program SPSS.
Efektivitas Bauran Pemasaran Jasa pada
Wisata Nusantara
Untuk mengukur efektivitas bauran
pemasaran jasa yang dilakukan oleh Wisata
Nusantara peneliti hanya melakukan analisis
seberapa besar tingkat tanggapan positif
responden terhadap bauran pemasaran jasa
yang diberikan oleh Wisata Nusantara.
Adapun dalam pengukuran efektivitas
bauran pemasaran jasa tersebut peneliti
membuat tabel distribusi frekuensi
tanggapan responden terhadap bauran
pemasaran jasa yang diberikan oleh Wisata
Nusantara yang dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Gambaran
Sikap Responden terhadap
Bauran Pemasaran Jasa
Kategori Sikap Kategori
Skor
Sikap sangat positif (sangat
efektif)
84 – 105
Sikap positif (efektif) 63 – 84
Sikap kurang positif
(kurang efektif)
42 – 63
Sikap tidak positif (tidak
efektif)
21 – 42
Sumber : Data Olahan, 2014
Berdasarkan lampiran 2 pada Skor
Item Pernyataan Responden yang kemudian
diperbandingkan dengan Tabel 4.9 di atas,
maka dapat dibuat tabel rekapitulasi
distribusi frekuensi yang menggambarkan
sikap responden atau pengunjung terhadap
bauran pemasaran jasa pada Wisata. Adapun
tabel rekapitulasi distribusi frekuensi
tersebut di atas dapat dilihat pada Tabel 8
sebagai berikut :
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Gambaran
Sikap Responden terhadap
Bauran Pemasaran Jasa Pada
Wisata Nusantara
Katego
ri Sikap
Katego
ri Skor
Frekuen
si (org)
Persentas
e (%)
Sikap
sangat
positif
84 –
105
7 7
Sikap
positif
63 – 84 80 80
Sikap
kurang
positif
42 – 63 13 13
Sikap
tidak
positif
21 – 42 0 0
Jumlah 100 100
Sumber : Data Olahan, 2014
Berdasarkan Tabel 8 di atas, maka
dapat diasumsikan bahwa sikap tiap
responden atau pengunjung terhadap Bauran
Pemasaran Jasa pada Wisata Nusantara
tersebar pada kategori sikap sangat positif
(yang menunjukkan bahwa bauran
pemasaran jasa yang dilakukan sangat
efektif) sebesar 7 orang atau 7%, sikap
positif (yang menunjukkan bahwa bauran
pemasaran jasa yang dilakukan efektif)
sebesar 80 orang atau 80%, sikap kurang
positif (yang menunjukkan bahwa bauran
pemasaran jasa yang dilakukan kurang
efektif) sebesar 13 orang atau 13% dan sikap
tidak positif (yang menunjukkan bahwa
bauran pemasaran jasa yang dilakukan tidak
efektif).
III. Diskusi
Uji Validitas
Dalam pengujian validitas ini,
peneliti menggunakan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution)
yaitu program yang berfungsi untuk
mengolah data statistik. Pada program SPSS
teknik pengujian yang sering digunakan
dalam penelitian untuk uji validitas adalah
dengan menggunakan korelasi Bivariate
Pearson (produk momen pearson) dan
Corrected Item – Total Correlation. Dalam
penentuan layak atau tidaknya suatu item
yang akan digunakan, peneliti menggunakan
uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf
signifikansi 0,05. Hal ini sejalan dengan
teori yang dikemukakan oleh Priyanto (2008
: 17) bahwa uji signifikansi koefisien
korelasi dengan kriteria menggunakan r
kritiks pada taraf signifikansi 0,05
(signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran
standar yang sering digunakan dalam
penelitian). Setelah r tabel kemudian
diperoleh disimpulkan bahwa jika nilai
hitung rhitung > rtabel dengan tingkat
kepercayaan 5% dari tabel uji rtabel (r product
moment yang dapat dilihat pada lampiran 4)
maka pernyataan dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil analisis didapat
korelasi untuk variabel x7, x9, x12, dan x16
memiliki nilai kurang dari 0,195 yakni x7
sebesar 0,160, x9 sebesar 0,124, x12 sebesar
– 0,130, dan x16 tidak dapat dihitung karena
nilai pada indikator ini keseluruhan
responden tidak setuju atas pernyataan yang
diberikan.
Uji Reliabilitas
Suatu instrument pengukuran
dikatakan reliable jika pengukurannya
konsisten dan cermat akurat. Jadi uji
realibilitas instrument dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui konsistensi dari
instrument sebagai alat ukur, sehingga hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya. Dalam
uji reliabilitas dalam program SPSS dalam
penelitian ini digunakan dengan
menggunakan Reliability Analysis – Scale
(alpha). Analisis ini dilakukan dengan cara
mengorelasikan masing-masing skor tiap
variabel dengan skor total tiap variabel dan
melakukan koreksi terhadap nilai koefisien
korelasi.
Menurut Priyatno (2008 : 25)
menyatakan bahwa untuk mendapatkan
reliabilitas yang lebih memuaskan maka bisa
dilakukan analisis kembali sampai 2 (dua)
atau 3 (tiga) kali, jika masih ada item yang
tidak signifikansi maka digugurkan
kemudian dianalisis lagi sampai didapat
tidak ada yang gugur lagi. Berdasarkan teori
tersebut serta hasil dari uji validitas dengan
teknik Corected Item – Total Correlation
sebelumnya bahwa terdapat 4 (empat)
indikator variabel yang gugur yakni variabel
x7, x9, x12, dan x16, sehingga 17 (tujuh
belas) indikator variabel yang tersisa di uji
kembali reliabilitas untuk mengetahui
apakah 17 (tujuh belas) indikator variabel
tersebut realibel atau tidak yang dapat diuji
dengan uji signifikansi 0,05 artinya variabel
dinyatakan reliable bila nilai alpha lebih
besar dari r kritis product moment. Adapun
nilai r kritis dengan tingkat signifikansi 0,05
dengan jumlah data 100 responden adalah
0,195 (dapat dilihat pada lampiran 4). Dalam
pengujian realibilitas ini dilakukan sebanyak
beberapa kali sampai nilai setiap indikator
dari variabel yang tersisa realibel atau lebih
besar dari 0,195.
Berdasarkan asumsi bahwa jika
dilihat dari kolom nilai pada corrected item
– total correlation bahwa 15 (lima belas)
indikator yang tersisa yakni x1, x2, x3, x4,
x5, x6, x10, x13, x14, x15, x17, x18, x19,
x20, dan x21 memiliki nilai lebih besar dari
0,195 serta nilai alpha sebesar 0,898.
Berdasarkan hasil realibilitas dari
21 indikator Variabel Bauran Pemasaran
Jasa pada Wisata Nusantara dilakukan
sebanyak 4 (empat) kali. Untuk melihat
realibel atau tidaknya pada 21 indikator
variabel tersebut dilakukan dengan menguji
realibilitas dengan memperbandingkan nilai
rhitung dari analisis realibilitas terhadap rtabel
yang diperoleh dari r product moment
dengan tingkat signifikansi 0,5 % dengan
jumlah data sebanyak 100 responden
sehingga diperoleh nilai sebesar 0,195.
Pengujian tersebut dilakukan sampai
indikator variabel tersebut realibel atau
keseluruhan dari indikator memiliki nilai
rhitung lebih besar daripada rtabel, sehingga
tidak ada lagi indikator yang digugurkan
atau dibuang. Dari hasil analisis realibility
sebanyak 4 (empat) kali tersebut diperoleh
informasi bahwa :
1. Dari perhitungan analisis realibility 21
(dua puluh satu) indikator terdapat 4
(empat) indikator variabel yang gugur
atau dibuang karena memiliki nilai
kurang dari rtabel yaitu 0,195. Empat
indikator variabel tersebut adalah x7
dari variabel promosi (perolehan
informasi dari pengunjung) dengan nilai
rhitung sebesar 0,129, x9 dari variabel
promosi (perolehan informasi dari
lokasi) sebesar 0,062, x12 dari variabel
distribusi (penyediaan tempat parkir
yang memadai) sebesar -0,126, dan x16
dari variabel proses (pelayanan yang
cepat) sebesar 0,000. Kemudian 17
indikator variabel yang tersisa yaitu
indikator x1, x2, x3, x4, x5, x6, x8, x10,
x11, x13, x14, x15, x17, x18, x19, x20,
x21 dihitung kembali untuk melihat
apakah ada indikator yang gugur lagi
atau tidak sehingga indikator yang
tersisa benar-benar realibel untuk dapat
dipergunakan dalam penelitian.
2. Dari perhitungan analisis realibility 17
(tujuh belas) indikator terdapat 1 (satu)
indikator variabel yang gugur atau
dibuang karena memiliki nilai kurang
dari rtabel yaitu 0,195. Satu indikator
variabel tersebut adalah x11 dari
variabel distribusi (sarana transportasi)
dengan nilai rhitung sebesar 0,180.
Kemudian 16 indikator variabel yang
tersisa yaitu indikator x1, x2, x3, x4, x5,
x6, x8, x10, x13, x14, x15, x17, x18,
x19, x20, x21 dihitung kembali untuk
melihat apakah ada indikator yang
gugur lagi atau tidak sehingga indikator
yang tersisa benar-benar realibel untuk
dapat dipergunakan dalam penelitian.
3. Dari perhitungan analisis realibility 16
(enam belas) indikator terdapat 1 (satu)
indikator variabel yang masih harus
gugur atau dibuang karena memiliki
nilai kurang dari rtabel yaitu 0,195. Satu
indikator variabel tersebut adalah x8
dari variabel promosi (perolehan
informasi dari iklan) dengan nilai rhitung
sebesar 0,147. Kemudian 15 (lima
belas) indikator variabel yang tersisa
yaitu indikator x1, x2, x3, x4, x5, x6,
x10, x13, x14, x15, x17, x18, x19, x20,
x21 dihitung kembali untuk melihat
apakah ada indikator yang gugur lagi
atau tidak sehingga indikator yang
tersisa benar-benar realibel untuk dapat
dipergunakan dalam penelitian.
4. Dari perhitungan analisis realibility 15
(lima belas) indikator, keseluruhan
indikator variabel Bauran Pemasaran
Jasa pada Wisata Nusantara memiliki
nilai rhitung lebih besar dari rtabel yaitu
0,195. Jadi dapat diasumsikan bahwa 15
(lima belas) indikator variabel yang
tersisa yaitu indikator x1, x2, x3, x4, x5,
x6, x10, x13, x14, x15, x17, x18, x19,
x20, x21 tersebut realibel dan dapat
digunakan sebagai alat ukur dalam
penelitian.
5. Selain itu juga dari 15 (lima belas)
indikator variabel yang tersisa
Crobanch Alpha’s adalah sebesar 0,898.
Ini menandakan bahwa dari 15 (lima
belas) indikator yang tersisa ini adalah
baik sehingga dapat digunakan sebagai
instrument dalam penelitian. Hal ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Sekaran (dalam Priyatno, 2008 :
26) bahwa reliabilitas kurang dari 0,6
adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat
diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
IV. Simpulan, Implikasi dan
Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan dari hasil pembahasan
dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pada dimensi produk ini kedua indikator
yang dibuat dapat digunakan sebagai
instrument dalam penelitian. Dalam
dimensi produk ini, rata-rata responden
atau pengunjung Wisata Nusantara
sependapat bahwa Wisata Nusantara
merupakan pariwisata yang ada di
Kabupaten Pontianak yang memiliki
objek pariwisata yang berbeda dengan
objek wisata lainnya yang ada di
Kabupaten Pontianak serta produk
pariwisata berupa pesona alam serta
berbagai wahana permainan yang ada di
Wisata Nusantara dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan dari
pengunjung.
2. Pada dimensi harga ini ketiga indikator
yang dibuat dapat digunakan sebagai
instrument dalam penelitian. Dalam
dimensi harga ini, rata-rata responden
atau pengunjung Wisata Nusantara
sependapat bahwa harga tiket masuk,
tiket dari wahana permainan serta
kebijaksanaan menyangkut potongan
harga tiket masuk cukup memuaskan,
masih wajar dan sangat kompetitif.
3. Pada dimensi promosi ini dari 4
indikator yang dibuat yang dapat
digunakan sebagai instrument dalam
penelitian hanya 1 indikator. Dalam
dimensi promosi ini, rata-rata responden
atau pengunjung Wisata Nusantara
sependapat bahwa Wisata Nusantara
melakukan kegiatan promosi yang
menarik.
4. Pada dimensi distribusi ini, dari ketiga
indikator yang dibuat yang dapat
digunakan sebagai instrument dalam
penelitian hanya 1 indikator. Dalam
dimensi distribusi ini, rata-rata
responden atau pengunjung Wisata
Nusantara sependapat bahwa letak atau
lokasi dari Wisata Nusantara sangat
strategis atau mudah dijangkau.
5. Pada dimensi manusia ini, kedua
indikator yang dibuat dapat digunakan
sebagai instrument dalam penelitian.
Dalam dimensi manusia ini, rata-rata
responden atau pengunjung Wisata
Nusantara sependapat bahwa karyawan
Wisata Nusantara tanggap dan cepat
dalam melayani kebutuhan pengunjung.
6. Pada dimensi proses ini, dari kedua
indikator yang dibuat yang dapat
digunakan sebagai instrument dalam
penelitian hanya 1 indikator. Dalam
dimensi proses ini, rata-rata responden
atau pengunjung Wisata Nusantara
sependapat bahwa pelayanan Wisata
Nusantara yang diberikan kepada
pengunjung cepat dan tanggap dalam
melayani kebutuhan pengunjung.
7. Pada dimensi Bukti fisik ini kelima
indikator yang dibuat dapat digunakan
sebagai instrument dalam penelitian.
Dalam dimensi bukti fisik ini, rata-rata
responden atau pengunjung Wisata
Nusantara sependapat bahwa pesona
keindahan alam sangat indah serta
wahana permainan yang merupakan
fasilitas utama dari Wisata Nusantara
sangat menarik dan memadai. Selain itu
juga rata-rata responden atau
pengunjung sependapat bahwa Wisata
Nusantara memiliki tempat santai yang
nyaman namun kurang memadai dan
fasilitas berupa ATM tidak ada serta
pembayaran dengan penggunaan kartu
kredit kurang memadai. Sedangkan
fasilitas ketiga fasilitas tersebut
merupakan salah satu fasilitas
pendukung yang dapat membuat
pengunjung merasa puas.
8. Berdasarkan 7 (tujuh) variabel
penelitian diatas dapat diasumsikan
bahwa dari bauran pemasaran jasa yang
dilakukan Wisata Nusantara dapat
menarik minat pengunjung untuk
berkunjung ke Wisata Nusantara.
Namun, ada beberapa hal yang dapat
menjadi masukan bagi Wisata
Nusantara dari dimensi bukti fisik yakni
penyediaan fasilitas berupa ATM serta
penyediaan pembayaran dengan
menggunakan kartu kredit serta
penyediaan tempat santai merupakan
beberapa fasilitas yang harus
diperhatikan karena rata-rata
pengunjung memerlukan penyediaan
tempat santai yang memadai serta ATM
dan pelayanan kartu kredit yang dapat
mempermudah pengunjung dalam
melakukan transaksi dalam proses
pembayaran.
9. Sikap tiap responden atau pengunjung
terhadap Bauran Pemasaran Jasa pada
Wisata Nusantara tersebar pada kategori
sikap sangat positif (yang menunjukkan
bahwa bauran pemasaran jasa yang
dilakukan sangat efektif) sebesar 7
orang atau 7%, sikap positif (yang
menunjukkan bahwa bauran pemasaran
jasa yang dilakukan efektif) sebesar 80
orang atau 80%, sikap kurang positif
(yang menunjukkan bahwa bauran
pemasaran jasa yang dilakukan kurang
efektif) sebesar 13 orang atau 13% dan
sikap tidak positif (yang menunjukkan
bahwa bauran pemasaran jasa yang
dilakukan tidak efektif). Ini artinya
secara keseluruhan sikap responden
terhadap bauran pemasaran jasa pada
Wisata Nusantara pada kategori positif
dan ini menandakan bahwa bauran
pemasaran jasa yang dilakukan oleh
Wisata Nusantara sudah efektif.
Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat
dikemukakan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk perkembangan Wisata Nusantara
kedepannya, hal yang mungkin perlu
untuk dipertimbangkan oleh Wisata
Nusantara yakni penyediaan fasilitas
berupa penambahan tempat santai yang
memadai serta penyediaan fasilitas
ATM serta penyediaan pembayaran
dengan menggunakan kartu kredit untuk
setiap fasilitas yang diberikan guna
kepuasan pengunjung.
2. Selain itu juga kerjasama antara pihak
pengelola serta pemerintah daerah juga
dianggap penting dalam pengelolaan
pariwisata seperti promosi terhadap
wisata lokal, luar daerah maupun
mancanegara, demi perkembangan
pariwisata khususnya di daerah
Kabupaten Mempawah.
DAFTAR PUSTAKA
Agusyana, Yus. 2011. Olah data Skripsi dan Penelitian dengan SPSS Versi 19. PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Asnawati tahun 2009 (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak) dengan Judul “Analisis Strategi
Potongan terhadap Penjualan Sepatu pada PT. Edward Forrer Pontianak”.
Benediktus Tahun 2009 (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak) dengan judul “Analisis Strategi
Pemasaran pada PT. Amerta Indah Outsuka Pontianak”.
Frankel, J & Wallen, N. 1993. How to Design and Evaluate Research In Education. (2nd ed).
McGraw-Hill Inc. New York.
Gitosudarmo, Indriyo. 2012. Manajemen Pemasaran. BPFE. Yogyakarta.
Husnan, Suad dan Suwarsono. 1994. Studi Kelayakan Proyek. UPP. AMP YPKN. Yogyakarta.
Irawan, Koko. 2010. Potensi Objek Wisata Air Terjun Serdang Sebagai Daya Tarik Wisata di
Kabupaten Labuhan Batu Utara. Kertas Karya. Program Pendidikan Non Gelar Pariwisata.
Universitas Sumatera Utara. Sumatera.
Purnamasari Tahun 2011 (Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro) dengan judul “Analisis
Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Wisatawan Asing Berlibur di Kota
Semarang”.
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Media Kom.
Jakarta.
Rahmat. 2013. Manajemen Strategik. Pustaka Setia. Bandung.
Somantri, Ating dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistik dalam Penelitian. Pustaka Setia.
Bandung.
Suryabrata, Sumadi. 2014. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo. Jakarta.
Swasta, Basu Drs. DH. MBA dan Irawan, Drs. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty.
Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta