PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

38
PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP KINERJA KEUANGAN, KINERJA PASAR, RISIKO, DAN MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S2 Program Magister Akuntansi Disusun Oleh: ANGELLINA RINDA ARDIYATI 121700556 MAGISTER AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAYASAN KELUARGA PAHWALAN NEGARA YOGYAKARTA 2019

Transcript of PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

Page 1: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP

KINERJA KEUANGAN, KINERJA PASAR, RISIKO, DAN

MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S2

Program Magister Akuntansi

Disusun Oleh:

ANGELLINA RINDA ARDIYATI

121700556

MAGISTER AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN KELUARGA PAHWALAN NEGARA

YOGYAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

110

PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP KINERJA

KEUANGAN, KINERJA PASAR, RISIKO, DAN MANAJEMEN LABA

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI.

ANGELLINA RINDA ARDIYATI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YKPN YOGYAKARTA

Jalan Seturan Yogyakarta 55281

e-mail: [email protected]

ABSTRACT

This research produces two conclusions. First, it examines the impact of related party

transaction towards financial performance, market performance, risk, and earning

management. Second, it examines if earning management can madiate the effect of

related party transaction towards financial performance, market performance, and risk.

Sample selection for this research employed purposive sampling by 57 manufacture

companies as final sample throughout 2014-2017. This research’s analytical method is

SEM analysis using PLS. The outcome shows related party transaction has positive and

significant effect toward financial performance, market performance, profit

management, and risk. Related party transaction has negative and significant effect

toward risk. Thus, earning management mediates the effect of financial performance,

market performance, and risk.

Keywords: related party transaction, financial performance, market performance, risk,

and earning management

1. PENDAHULUAN

Di Indonesia ada beberapa kelompok usaha seperti Lippo Grup, MNC Grup, Sinarmas

Grup, dan Salim Grup. Kelompok usaha tersebut mempunyai banyak anak perusahaan

yang bergerak di berbagai bidang. Adanya berbagai perusahaan yang terbentuk

membuat perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Transaksi ini dapat

digunakan oleh perusahaan untuk memanipulasi laporan keuangannya dengan cara

memindahkan atau transfer laba ataupun aset antara perusahaan yang mempunyai

hubungan istimewa. Laba adalah salah satu indikator dalam pencapaian kinerja

perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dari kinerja perusahaan itu

sendiri. Banyak investor yang langsung melihat berapa laba dari perusahaan yang dapat

dihasilkan karena dengan demikian investor mendapat gambaran seberapa besar

mereka akan mendapatkan pengembalian. Investor menggunakan laporan keuangan

yang telah diaudit untuk menentukan apakah mereka akan menginvestasikan modalnya

atau mencari alternatif lain.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 3: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

111

Transaksi pihak berelasi yang ada di dalam perusahaan bisa mempengaruhi

kinerja keuangan perusahaan. Transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak berelasi ini

dianggap sebagai penekanan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Biaya yang

berkurang disebabkan karena antar perusahaan sudah saling mengenal karakteristik

masing-masing. Ketika biaya yang dikeluarkan rendah maka laba yang dihasilkan akan

meningkat. Laba yang tinggi dapat menjadi indikator bahwa kinerja keuangan itu baik.

Perusahaan yang melakukan transaksi kepada pihak yang berelasi dapat

menekan biaya dan menaikkan laba. Perusahaan yang mempunyai laba yang tinggi

biasanya diminati oleh investor. Investor akan menginvestasikan dananya ke

perusahaan yang labanya tinggi karena mereka mengharapkan adanya dividen yang

dibagikan kepada mereka. Ketika perusahaan memperoleh laba yang tinggi dan banyak

investor yang tertarik, maka harga saham juga akan naik. Laba yang tinggi dan dividen

yang tinggi dapat dipandang bahwa kinerja pasar baik.

Risiko bisa terjadi pada perusahaan yang melakukan transaksi dengan pihak

berelasi. Risiko tersebut muncul karena ada selisih harga yang tinggi antara permintaan

dan penawaran. Hal ini dapat diukur dengan bid-ask spread, yaitu selisih antara harga

tertinggi yang diinginkan oleh penjual dengan harga terendah yang diinginkan pembeli.

Bid-ask spread memiliki hubungaan positif dengan risiko, sehingga semakin tinggi

jarak bid-ask spread maka akan semakin tinggi risiko yang akan ditanggung oleh

perusahaan, begitu juga sebaliknya. Risiko ini dapat ditanggulangi dengan adanya

perjanjian antara transaksi pihak berelasi.

Transaksi pihak berelasi biasanya dilakukan oleh perusahaan yang memang

memiliki hubungan khusus. Hubungan ini membuat antara perusahaan saling

mengetahui karakteristik atau hal-hal yang terkait dari masing-masing perusahaan

tersebut. Transaksi ini memungkinkan perusahaan dalam transfer aset melalui

penjualan. Hal ini agar penjualan perusahaan terlihat bagus didalam laporan keuangan.

Manajer yang mampu melakukan penjualan sesuai target perusahaan akan mendapat

bonus atau kompensasi.

Manajemen laba dilakukan oleh pihak manajemen untuk kepentingannya dalam

mencapai target perusahaan. Manajemen cenderung memilih dan menerapkan metode

akuntansi yang dapat memberikan informasi laba yang baik untuk memperlihatkan

kinerja perusahaan yang baik. Tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh

manajemen akan mengurangi keakuratan laba yang dilaporkan dalam laporan

keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo et al., (2017) menemukan bahwa

manajemen laba mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Pengaruh

negatif manajemen laba terhadap kinerja keuangan membuat investor enggan untuk

menanamkan modalnya di perusahaan tersebut atau menjual saham yang dimiliki

sehingga harga saham perusahaan akan menurun dan memburuk. Hal tersebut

menjunjukkan bahwa manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen memiliki risiko

untuk kelangsungan hidup perusahaan.

Penelitian ini menggunakan satu variabel independen yaitu transaksi pihak

berelasi, tiga variabel dependen yaitu kinerja keuangan, kinerja pasar, risiko, dan satu

varibel mediasi yaitu manajemen laba. Dalam penelitian terdahulu, peneliti belum

menemukan penelitian yang meneliti transaksi pihak berelasi dengan beberapa variabel

dependen di dalam satu penelitian. Penelitian ini juga menambahkan variabel risiko

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 4: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

112

yang diukur dengan bid-ask spread karena peneliti belum menemui adanya penelitian

yang menggunakan variabel tersebut. Penelitian terdahulu biasanya memfokuskan

hanya pada satu variabel saja seperti kinerja keuangan, atau manajemen laba, atau

kinerja pasar. Penelitian ini juga menggunakan variabel manajemen laba sebagai

variabel mediasi. Peneliti belum menemukan penelitian yang menggunakan

manajemen laba sebagai variabel mediasi dalam mengetahui pengaruh transaksi pihak

berelasi.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh transaksi pihak berelasi

terhadap kinerja keuangan, kinerja pasar, risiko, dan manajemen laba. Menguji juga

apakah manajemen laba dapat memediasi hubungan transaksi pihak berelasi terhadap

kinerja keuangan, kinerja pasar, dan risiko. Transaksi pihak-pihak berelasi diukur

secara simultan piutang pihak berelasi, utang pihak berelasi, penjualan pihak berelasi,

dan pembelian pihak berelasi. Variabel-variabel tersebut digunakan karena di dalam

perusahaan pasti melakukan kegiatan operasinya yang tidak terlepas dari penjualan

persediaan dan pembelian bahan baku yang akan menimbulkan transaksi piutang dan

utang dari kegiatan penjualan dan pembelian.

Penelitian ini menguji variabel transaksi pihak berelasi terdapat penjualan

kepada pihak berelasi, pembelian dari pihak berelasi, utang dari pihak berelasi, serta

piutang kepada pihak berelasi yang diuji secara simultan. Variabel risiko juga

ditambahkan dalam penelitian ini karena peneliti belum menemukan penilitian yang

menggunakan variabel tersebut. Kinerja keuangan, kinerja pasar, risiko, dan

manajemen laba diteliti bersama dalam satu penelitian sehingga penelitian ini bisa

memberikan gambaran yang memadai bagi pembacanya. Peneliti juga menjadikan

manajemen laba sebagai variabel mediasi terhadap kinerja keuangan, kinerja pasar, dan

risiko. Perusahaan sektor manufaktur adalah sampel dalam penelitian ini karena

perusahaan manufaktur mengolah barang mentah sampai menjadi barang jadi yang

biasanya perusahaan tersebut memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan terkait

dengan usahanya.

2. TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Teori Keagenan

Teori keagenan merupakan konsep yang menjelaskan tentang hubungan kontraktual

antara prinsipal dan agen. Pihak prinsipal adalah pihak yang memberikan mandat

kepada pihak lain yaitu, agen untuk melakukan semua kegiatan atas nama prinsipal

dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan (Jensen & Meckling, 1976).

Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal)

memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta

memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika

antara agen dan principal mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai

perusahaan, maka agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan

prinsipal.

Hubungan antara prinsipal dan agen dapat mengarah pada kondisi

ketidakseimbangan informasi (asymmetrical information) karena agen berada pada

posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan daripada

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 5: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

113

principal. Diasumsikan bahwa individu-individu bertindak untuk kepentingan dirinya

sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agen untuk

menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui oleh principal. Dalam

kondisi tersebut, agen dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan

dalam laporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba.

Teori keagenan berkaitan dengan principal dan agen dimana agen memiliki

banyak informasi daripada principal. Transaksi pihak berelasi berhubungan dengan

pembeli dan penjual. Pembeli mempunyai banyak informasi yang tidak diketahui oleh

pembeli sehingga apa yang terlihat dalam laba perusahaan menggambarkan kinerja

perusahaan itu baik. Penjual juga dapat menaikkan harga jual barangnya untuk

mendapatkan laba yang lebih banyak. Menaikkan laba merupakan upaya yang

dilakukan oleh manajemen untuk membuat laba yang dihasilkan perusahaan naik,

sehingga manajer mendapat bonus dari kinerjanya.

2.2 Teori Signaling

Teori sinyal dikembangkan oleh (Ross, 1977), menyatakan bahwa pihak eksekutif

perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong

untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar harga saham

perusahaannya meningkat. Teori sinyal mampu memberikan informasi perusahaan yang memberikan good news dengan perusahaan yang tidak memberikan good news. Good news/bad news memberikan sinyal kepada pasar bagaimana keadaan perusahaan. Berita itu juga yang akan memberi informasi bagaimana masa lalu perusahaan.

Bhattacharya (1979) menjelaskan bahwa dalam teori signaling terdapat bukti

empiris, jika ada kenaikan dividen biasanya sering diikuti dengan kenaikan harga

saham, sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham

turun. Dividen kas berfungsi sebagai sinyal suatu arus kas perusahaan dalam kondisi

ketidaksempurnaan informasi yang mengasumsikan bahwa investor memiliki

informasi yang kurang memadai mengenai profitabilitas perusahaan. Menurut Jama’an

(2008) teori signaling mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah

perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa

informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan

keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan

bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.

Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer

untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan

keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme. Metode

akuntansi konservatisme menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini

mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu

pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.

Transaksi yang dilakukan dengan pihak berelasi yang terlalu sering akan

menyebabkan tingginya transaksi dalam perusahaan. Laba perusahaan akan mengikuti

dengan tingginya transaksi. Laba perusahaan yang tinggi dapat mencerminkan bahwa

dividen yang dibagikan juga akan meningkat. Investor yang melihat laporan keuangan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 6: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

114

perusahaan yang labanya tinggi akan tertarik untuk menginvestasikan uangnya di

perusahaan tersebut dengan harapan akan mendapatkan dividen yang diinginkan.

2.3 Transaksi Pihak Berelasi

Berdasarkan pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 7 tentang

pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai

hubungan istimewa. Hubungan yang dimaksud apabila satu pihak mempunyai

kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas

pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Menurut Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 7 Revisi (2010), Pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas

tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya (dalam Pernyataan ini dirujuk

sebagai “entitas pelapor”).

Berikut ini adalah contoh situasi transaksi antara pihak yang mempunyai

hubungan istimewa mungkin memerlukan pengungkapan oleh suatu perusahaan

pelapor (PSAK N0 7, paragraf 20):

11. Pembelian atau penjualan barang (barang jadi atau setengah jadi)

12. Pembelian atau penjualan property dan asset lain

13. Pemberian atau penerimaan jasa

14. sewa

15. Pengalihan riset dan pengembangan

16. Pengalihan di bawah perjanjian lisensi

17. Pengalihan di bawah perjanjian pembiayaan (termasuk pinjaman dan kontribusi

ekuitas dalam bentuk tunai atau natura)

18. Provisi atas jaminan atau agunan

19. Komitmen untuk berbuat sesuatu jika peristiwa khusus terjadi atau tidak terjadi di

masa depan, termasuk kontrak eksekutor (diakui atau tidak diakui), dan

20. Penyelesaian liabilitas atas nama entitas atau pihak berelasi.

2.4 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode

tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang

biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas

(Jumingan, 2006). Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan

perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.

Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap review

data, menghitung, mengukur, menginterpretasi, dan memberi solusi terhadap keuangan

perusahaan pada suatu periode tertentu.

Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja

keuangan perusahaan adalah:

5. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajibannya yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 7: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

115

6. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajibannya apabila perusahaan tersebut

dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

7. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut dengan

profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu.

8. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan

untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan

kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya serta membayar beban

bunga atas utang-utangnya tepat pada waktunya.

2.5 Kinerja Pasar

Kinerja pasar adalah sebuah totalitas dari saham-saham yang tercatat dan

diperdagangkan di BEI. Kinerja pasar tidak selalu bergerak linier dengan kinerja

saham. Pertama, jika IHSG tumbuh, maka harga saham juga ikut naik. Kedua, jika

IHSG naik, harga sahamnya justru turun (And, 2011). Harga saham tersebut dapat

mencerminkan mengenai kinerja perusahaan. Kinerja pasar diukur menggunakan

indikator Price Earning Ratio dan Price Book Value.

Price Earning Ratio biasanya digunakan untuk mengukur prospek

pertumbuhan dari perusahaan untuk jangka panjang yang terlihat dari laba saham

perusahaan. Price Book Value mengukur sebuah penilaian pasar terhadap nilai dari

perushaaan dan nilai atas manajemen dari perusahaan yang menjadi pengelola

terhadap kekayaan pemegang saham.

2.6 Risiko

Risiko menurut KBBI adalah segala kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat

merugikan perusahaan. Risiko perusahaan adalah kemungkinan dimana kondisi-

kondisi tertentu membuat kinerja perusahaan menjadi lebih buruk daripada apa yang

diharapkan. Memahami risiko yang mungkin terjadi adalah upaya perusahaan untuk

mencegah risiko tersebut. Risiko tersebut bisa terjadi karena tidak ada atau kurangnya

informasi tentang hal yang akan terjadi di masa mendatang, baik itu hal yang

menguntungkan atau merugikan.

Bid-ask spread adalah faktor penentu yang penting dari biaya perdagangan dan

dengan demikian berdampak signifikan pada kinerja pasar keuangan, sehingga menjadi

fokus utama dalam penelitian (Hanousek & Podpiera, 2003). Bid price adalah harga

beli tertinggi yang pembeli mau bayarkan, sedangkan ask price merupakan harga jual

terendah yang penjual mau terima. Bid-ask spread merupakan selisih harga beli

tertinggi oleh pedagang saham bersedia membeli dengan harga jual terendah oleh

pedagang saham bersedia menjual saham tersebut. Ambarwati (2008) menyebutkan

bahwa dealer akan mempertimbangkan kejadian dan kondisi informasi tertentu yang

berhubungan dengan sekuitasnya untuk menentukan spread secara wajar. Spread yang

ditentukan oleh dealer juga mencerminkan besarnya asymmetry information karena

usaha dealer dalam memperoleh informasi akan membutuhkan biaya informasi.

Transaksi bid-ask spread muncul baik ketika pembeli menerima harga ask atau

penjual mendapatkan harga bid. Pasokan permintaan yang tidak seimbang akan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 8: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

116

mengharuskan penjual untuk menurunkan harga tawaran mereka. Bid-ask spread suatu

hal yang penting untuk dipertimbangkan bagi kebanyakan investor dalam perdagangan

sekuritas, karena itu terdapat biaya tersembunyi yang timbul ketika melakukan trading

instrument keuangan apapun, saham, obligasi, komoditas, futures, options atau mata

uang asing.

2.7 Manajamen Laba

Menurut Junchristianti & Priyadi (2015) manajemen laba adalah kebijakan manajemen

untuk menggunakan metode dan prosedur akuntansi dari suatu standar akuntansi

tertentu dalam proses penyusunan laporan keuangan yang dapat mempengaruhi tingkat

laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan perusahaan. Scott (2002) membagi

pemahaman tentang manajemen menjadi 2 sudut pandang. Pertama, melihat

manajemen laba sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan utilitas

(opportunistic behavior). Kedua, bertujuan untuk memberikan keuntungan kepada

semua pihak yang terkait dalam kontrak (efficient contracting). Aktivitas manajemen

laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan

dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang terduga untuk keuntungan pihak-pihak

yang terlibat dalam kontrak.

Bentuk pengaturan laba menurut Scott (2002) yaitu:

2. Taking a bath

Taking a bath disebut juga dengan big baths. Teknik ini bisa terjadi saat tekanan

reorganisasi, misalnya penggantian direksi. Jika teknik ini dilakukan, maka

seluruh biaya yang ada pada periode yang akan datang diakui pada periode

berjalan. Akibatnya, laba pada periode di masa yang akan datang menjadi tinggi,

meskipun kondisi tidak menguntungkan.

3. Income minimization

Teknik ini adalah dengan meminimumkan laba, alasannya karena motif politik

atau motif meminimumkan pajak. Cara ini digunakan pada saat perusahaan

memperoleh profitabilitas tinggi, dengan tujuan supaya tidak mendapat perhatian

secara politis. Bisa dilakukan dengan cara penghapusan (write off) atas barang

modal dan aktiva tak berwujud, riset, pembebanan pengeluaran iklan dan

pengembangan yang cepat.

4. Income maximization

Teknik ini adalah dengan cara memaksimalkan laba, tujuannya adalah untuk

memperoleh bonus yang lebih besar. Tindakan ini juga bisa dilakukan untuk

menghindari pelanggaran atas kontrak utang jangka panjang (debt covenant).

5. Income smoothing

Teknik ini adalah dengan cara melaporkan tren pertumbuhan laba yang stabil,

daripada perubahan laba yang meningkat atau menurun secara drastis.

Menurut Scott (2002), motivasi manajemen dalam melakukan tindakan pengaturan

laba diantaranya:

2. Rencana Bonus (Bonus Scheme)

Manajer perusahaan yang ingin mendapatkan bonus akan menghindari metode

akuntansi yang melaporkan net income rendah. Manajer menggunakan laba

akuntansi untuk menentukan besarnya bonus, cenderung akan memilih kebijakan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 9: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

117

akuntansi yang dapat memaksimumkan laba. Dalam rencana bonus, tedapat

istilah bogey dan cap.

Pengertian bogey adalah tingkat laba minimun untuk memperoleh bonus.

Pengertian cap adalah tingkat laba maksimum untuk mendapatkan bonus. Jika

laba di posisi atas cap, ada tidaknya bonus tergantung pada kontrak yang

dilakukan antara pihak manajer dan pemegang saham. Manajemen laba bisa

dilakukan dengan cara menggeser laba ke periode berikutnya. Jika laba berada di

bawah bogey maka manajer akan mengurangi laba bersih. Dengan demikian

kemungkinan untuk mendapat bonus di periode berikutnya akan meningkatkan.

3. Kontrak Utang Jangka Panjang (Debt Covenant)

Pengertian utang jangka panjang adalah perjanjuan untuk melindungi pemberi

pinajaman dari tindakan manajer terhadap kepentingan kreditur, misalnya dividen,

pinjaman tambahan atau memberikan modal kerja dan kekayaan pemilik berada

dibawah tingkat yang telah ditentukan.

4. Motivasi Politis (Political Motivation)

Aspek politis pada perusahaan bisa saja terjadi, misalnya perusahaan yang

berkecimpung di bidang penyediaan fasilitas bagi kepentingan publik, seperti

telekomunikasi, air, listrik dan infrastruktur, secara politis akan mendapat

perhatian dari masyarakat dan pemerintah. Perusahaan di bidang ini cenderung

akan menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya, supaya mendapat

kemudahan dan fasilitas dari pemerintah seperti subsidi.

5. Motivasi Perpajakan (Taxation Motivation)

Motivasi perpajakan adalah motivasi yang dilakukan perusahaan untuk

mengurangi laba bersih yang dilaporkan. Dengan jumlah laba yang sedikit, maka

akan meminimalkan besarnya pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah.

Misalnya dengan merubah metode pencatatan persediaan menjadi LIFO supaya

laba bersih yang dihasilkan rendah.

6. Pergantian Direksi

Direksi yang mendekati masa akhir penugasan/pensiun akan berusaha

memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonus. Sebaliknya, direksi yang kurang

berhasil memperbaiki kinerja perusahaan akan memaksimalkan laba untuk

membatalkan atau mencegah pemecatannya.

7. Penawaran Perdana (Initial Public Offering)

Ketika suatu perusahaan dinyatakan go public, informasi keuangan yang ada di

dalam persuahaan merupakan sumber informasi penting. Informasi ini dapat

digunakan untuk menilai perusahaan oleh calon investor. Untuk mempengaruhi

calon investor, manajer akan berusaha menaikkan laba yang dilaporkan.

2.8 Pengembangan Hipotesis

PSAK No. 7 (revisi 2010) paragraf 06 menjelaskan bahwa suatu hubungan dengan

pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat berpengaruh terhadap laba

atau rugi dan posisi keuangan entitas. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan

istimewa dapat melakukan transaksi di mana pihak-pihak yang tidak mempunyai

hubungan istimewa tidak dapat melakukannya. Misalnya, entitas yang menjual barang

kepada entitas induknya pada harga perolehan, mungkin tidak menjual dengan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 10: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

118

persyaratan tersebut kepada pelanggan lain. Selain itu, transaksi antara pihak-pihak

yang mempunyai hubungan istimewa mungkin tidak dilakukan dalam jumlah yang

sama, seperti dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.

Perusahaan akan lebih efisien jika menjual kepada pihak-pihak istimewa karena

dengan transaksi ini perusahaan dapat melakukan penghematan terhadap biaya

transaksi. Perusahaan dapat mengurangi biaya transaksi sehingga beban perusahaan

menjadi rendah sehingga laba perusahaan menjadi naik yang kemudian diikuti dengan

kinerja keuangan perusahaan yang baik. Hal ini akan berbeda ketika perusahaan

menjual barangnya kepada pihak luar. Perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih jika

transaksi penjualan dilakukan dengan pihak yang bukan pihak istimewa. Perusahaan

tidak dapat mengurangi biaya transaksi sehingga laba perusahaan akan rendah dan

kinerja keuangan perusahaan juga rendah.

Hasil penelitian yang dilakukan (Fransiska & Lestari, 2013) menunjukkan

bahwa penjualan kepada pihak-pihak istimewa tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan perusahaan dan pembelian dari pihak-pihak istimewa berpengaruh

signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh

Khairunnissa (2018) menunjukkan bahwa variabel piutang dan utang pihak-pihak

istimewa tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan, dan

variabel penjualan kepada pihak-pihak istimewa memiliki pengaruh negative terhadap

kinerja perusahaan, sedangkan variabel pembelian dari pihak-pihak istimewa memiliki

pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil dari penelitian menunjukkan

adanya hubungan signifikan antara transaksi pihak berelasi dengan kinerja keuangan

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tehran (Rafizadeh, 2016).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1: Transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

Pengungkapan hubungan pihak berelasi sangat diperlukan untuk memungkinkan

pengguna laporan keuangan memahami dampak yang mungkin terjadi sebagai akibat

dari adanya hubungan antar pihak berelasi terlepas dari terjadi atau tidaknya transaksi

diantara pihak-pihak tersebut (Stephanie & Panggabean, 2012). Transaksi pihak

berelasi yang tinggi menunjukkan adanya transaksi yang tinggi juga. Dengan transaksi

yang tinggi menimbulkan laba perusahaan yang tinggi. Kinerja pasar dapat dilihat dari

return saham yang diterima oleh para pemegang sahamnya. Stephanie & Panggabean

(2012) secara parsial, diperoleh pengungkapan pihak berelasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan diperoleh pengungkapan

pihak berelasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap kinerja pasar.

Transaksi pihak bererlasi yang dilakukan oleh perusahaan harus diungkapkan dalam

laporan keuangan perusahaan. Transaksi pihak berelasi bisa saja menjadi potensi

adanya risiko. Risiko adalah segala sesuatu yang akan atau mungkin terjadi. Adanya

transaksi pihak berelasi membuat harga jual barang menjadi kurang objektif. Bid

spread adalah harga tertinggi yang pembeli mau bayarkan. Ask Spread adalah harga

terendah yang penjual inginkan. Bid-ask spread adalah selisih yang pembeli mau

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 11: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

119

bayarkan dan penjual mau terima. Bid-ask spread mempunyai hubungan positif dengan

risiko. Dengan transaksi pihak berelasi diduga akan melebarkan bid-ask spread.

Melebarnya bid-ask spread menyebabkan risiko perusahaan semakin tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3: Transaksi pihak berelasi berpengaruh negatif terhadap risiko.

Suatu perusahaan melakukan transaksi pihak berelasi dengan tujuan agar dapat

menghemat biaya transaksi. Menurunnya biaya transaksi menyebabkan beban

perusahaan menjadi rendah dan laba perusahaan menjadi naik. Transaksi pihak-pihak

istimewa dapat dilakukan dengan pihak yang mempunyai afiliasi terhadap perusahaan.

Perusahaan melakukan kontrak penjualan jangka panjang dengan perusahaan afiliasi

untuk menghindari risiko. Risiko yang dihadapi perusahaan bisa saja berupa turunnya

harga di masa depan ketika perusahaan akan menjual produknya. Hal seperti ini dapat

berakibat pada turunnya pendapatan dan laba perusahaan.

Perusahaan yang telah melakukan kontrak penjualan jangka panjang akan

menerima pendapatan sebesar harga yang telah disetujui didalam kontrak, sehingga

perusahaan tidak mengalami rugi akibat ketidakpastian yang terjadi di masa depan.

Transaksi penjualan kepada pihak-pihak istimewa bersifat menguntungkan. Penjualan

kepada pihak-pihak istimewa dapat mengurangi ketidakpastian dan biaya transaksi

sehingga kinerja keuangan perusahaan bagus.

Transaksi pihak berelasi dilakukan dengan pihak-pihak yang memang memiliki

hubungan secara khusus. Hubungan yang khusus tersebut membuat pihak penjual

memahami siapa yang akan membeli, sehingga penjual bisa saja menaikkan harga

jualnya tanpa diketahui oleh pembeli. Dengan demikian menaikkan harga merupakan

indikasi dari manajemen laba. Manajemen laba dilakukan dengan memanipulasi akrual

dengan harapan bahwa pengguna laporan keuangan akan terkecoh oleh tindakan

tersebut dan menilai perusahaan ada dalam kondisi yang lebih baik daripada kondisi

sesungguhnya (Sokarina, 2012).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

Manajemen laba ada dua jenis yaitu manajemen laba akrual dan manajemen laba riil.

Roychowdhury (2006) menyebutkan manajemen laba akrual adalah tindakan manajer

dengan memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi seperti metode dan estimasi

akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan. Roychowdhury (2006)

mendefinisikan manajemen laba riil sebagai kegiatan operasional normal yang

dilakukan dengan tujuan untuk menyesatkan pemangku kepentingan agar meyakini

tujuan pelaporan keuangan tertentu telah terpenuhi. Pihak manajemen perusahaan yaitu

manajer memiliki informasi yang lebih banyak dan lebih dahulu daripada pemilik

perusahaan sehingga terjadi asimetri informasi. Asimetri informasi yang terjadi

memungkinkan manajer untuk melakukan praktik akuntansi yang berorientasikan laba

untuk mencapai target tertentu (Prasetyo et al., 2017).

Pihak eksternal melihat kinerja perusahaan yang ada pada laporan keuangan.

Manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan dapat membuat laporan keuangan

perusahaan tersebut seolah olah kinerja perusahaan baik. Penelitian yang dilakukan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 12: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

120

oleh Prasetyo et al., (2017) serta Sukaesih & Risa (2014) menemukan bahwa

manajemen laba berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Investor melihat

bahwa perusahaan yang melakukan manajemen laba kinerjanya buruk. Perusahaan

tidak secara transparan memberikan informasi kepada pihak eksternal yang

menggunakan laporan keuangan. Investor yang melihat akan adanya manajemen laba

akan menilai perusahaan buruk sehingga harga saham atau permintaan untuk membeli

saham akan menurun. Manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan akan

memberikan risiko bagi kelangsungan jangka panjang perusahaan. Perbedaan

permintaan dan penawaran yang tinggi mengakibatkan kesulitan untuk mencapai harga

kesepakatan.

H5: Manajemen Laba dapat memediasi pengaruh transaksi pihak berelasi

terhadap kinerja keuangan.

H6: Manajemen Laba dapat memediasi pengaruh transaksi pihak berelasi

terhadap kinerja pasar.

H7: Manajemen Laba dapat memediasi pengaruh transaksi pihak berelasi

terhadap risiko.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu

yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,

2014). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan

(audited) untuk tahun 2013 sampai dengan 2017. Sampel adalah bagian atau jumlah

dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Pemilihan

sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel

berdasarkan pertimbangan subjektif peneliti. Kriteria penentu perusahaan dalam

penentuan sampel adalah:

6. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

7. Perusahaan manufaktur yang mempublikasikan annual report dalam website

perusahaan atau website Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2017.

8. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit

oleh auditor independen.

9. Perusahaan manufaktur yang mempunyai laporan keuangan yang berakhir 31

Desember dan menggunakan rupiah sebagai mata uang pelaporannya.

10. Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya menunjukkan laba.

3.2 Variable Independen

Variabel independen atau sering juga disebut variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (Sugiyono, 2014). Variabel independen dalam penelitian ini adalah transaksi

pihak berelasi. Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7

(revisi 2010) tentang pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa,

transaksi pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau kewajiban

antara entitas pelapor dengan pihak-pihak berelasi, terlepas apakah ada harga yang

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 13: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

121

dibebankan. Transaksi pihak berelasi diukur dari transaksi penjualan pihak berelasi,

pembelian transaksi pihak berelasi, piutang transaksi pihak berelasi, dan utang

transaksi pihak berelasi.

Penjualan transaksi pihak berelasi diukur menggunakan total penjualan kepada

pihak berelasi. Penggunaan model ini sesuai dengan penelitian Rafizadeh (2016).

Related Party Sales = LN (Total penjualan)

Pembelian transaksi pihak berelasi diukur dengan menggunakan total

pembelian barang dari pihak berelasi. Penggunaan model ini sesuai dengan penelitian

Rafizadeh (2016).

Related Party Purchase = LN (Total pembelian)

Piutang transaksi pihak berelasi diukur dengan menggunakan total piutang

kepada pihak berelasi. Penggunaan model ini sesuai dengan penelitian Rafizadeh

(2016).

Related Party Receivable = LN (Total piutang)

Utang transaksi pihak berelasi diukur dengan menggunakan total utang dari

transaksi pihak berelasi. Penggunaan model ini sesuai dengan penelitian Rafizadeh

(2016).

Related Party Payable = LN (total utang)

3.3 Variable Dependen

Menurut Sugiyono (2014) variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel ini

disebut sebagai variabel terikat karena variabel ini dipengaruhi dan terikat oleh variabel

bebas. Dalam penelitian ini kinerja keuangan, kinerja pasar, dan risiko digunakan

sebagai variabel dependen.

Kinerja keuangan adalah gambaran dari kondisi keuangan perusahaan. Dalam

penelitian ini Return on Assets (ROA) digunakan sebagai alat ukurnya. ROA mengukur

efisiensi perusahaan dalam mengelola asset yang dimiliki dalam menghasilkan laba

selama satu periode. Penggunaan model ini sesuai dengan buku Brigham et al., (2017).

ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

Kinerja pasar adalah bagaimana kinerja perusahaan yang dapat ditunjukkan

dengan harga sahamnya. Hal ini dapat dilihat bahwa reaksi yang diberikan oleh pasar

adalah gambaran baik buruknya perusahaan. Kinerja perusahaan dapat diukur dengan

Price Book Value (PBV) yang mengaitkan harga saham dengan nilai buku saham per

lembar saham. Rasio PBV menggambarkan pendapatan investor terhadap prospek

perusahaan di masa depan. Penggunaan model ini sesuai dengan buku Brigham et al.,

(2017). Rumus dari PBV:

PBV = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 14: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

122

Risiko perusahaan adalah kemungkinan dimana kondisi-kondisi tertentu

membuat kinerja perusahaan menjadi lebih buruk daripada apa yang diharapkan.

Penelitian ini menggunakan bid-ask spread sebagai alat ukur untuk variabel risiko.

Penggunaan model ini sesuai dengan penelitian (Dewi & Kartika, 2015)

Spread = (𝒂𝒔𝒌−𝒃𝒊𝒅)

𝟎,𝟓(𝒂𝒔𝒌+𝑩𝒊𝒅)

Keterangan:

HAt = Harga ask pada hari ke t1

HBt = Harga bid pada hari ke t

RBAt = Bid-ask spread relatif pada hari ke- t

3.4 Variabel Mediasi

Variabel mediasi biasanya disebut juga sebagai variabel intervening. Variabel mediasi

adalah variabel yang mempengaruhi hubungan variabel dependen dan variabel

independen sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi variabel

dependen (Sugiyono, 2014). Variabel mediasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah manajemen laba. Menurut Junchristianti & Priyadi (2015) manajemen laba

adalah kebijakan manajemen untuk menggunakan metode dan prosedur akuntansi dari

suatu standar akuntansi tertentu dalam proses penyusunan laporan keuangan yang

dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan

perusahaan. Untuk mengukur manajemen laba, penelitian ini menggunakan

discretionary Accrual (DAcc). Besarnya akrual diskresioner dihitung dengan

menggunakan Modified Jones Model. Model ini menggunakan total accrual (TAC)

yang diklasifikasikan menjadi komponen discretionary accrual (DTAC) dan non

discretionary accrual (NDAC). Penggunaan model ini sesuai dengan penelitian

Oktaviani et al., (2015)

5. Menghitung nilai total akrual dengan persamaan:

Total accruals (TAC) = laba bersih setelah pajak - arus kas dari aktivitas operasi

6. Menghitung nilai koefisien regresi α1, α2, dan α3 dengan persamaan regresi

ordinary least square (OLS)

(𝑇𝐴𝐶𝑡

𝐴𝑡−1) = α1(

1

𝐴𝑡−1) + α2 (

𝛥𝑅𝐸𝑉𝑡

𝐴𝑡−1) + α3 (

𝑃𝑃𝐸𝑡

𝐴𝑡−1) + ɛ

TACt = total akrual perusahaan pada periode t

At-1 = total asset perusahaan pada akhir tahun t-1 (sebelumnya)

ΔREVt = pendapatan pada tahun t dikurangi pendapatan pada tahun t-1

(sebelumnya)

PPEt = asset tetap perusahaan pada akhir tahun t

7. Nilai koefisien regresi α1, α2, dan α3 yang diperoleh kemudian digunakan untuk

mencari non discretionary accruals (NDAC) dengan cara sebagai berikut:

NDAt = α1( 1

𝐴𝑡−1) + α2 (

𝛥𝑅𝐸𝑉𝑡−∆𝑅𝐸𝐶𝑡

𝐴𝑡−1) + α3 (

𝑃𝑃𝐸𝑡

𝐴𝑡−1)

Keterangan:

NDAt = non discretionary accruals pada tahun t

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 15: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

123

ΔRECt = piutang perusahaan pada tahun t dikurangi piutang perusahaan

pada tahun t-1

8. Menghitung nilai discretionary accruals

DACt =( 𝑇𝐴𝐶𝑡

𝐴𝑡−1) – NDA

Keterangan:

DACt = discretionary accruals perusahaan pada tahun t

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan PLS dalam menguji pengaruh atau uji hipotesis. PLS tidak

mensyaratkan jumlah sampel, sehingga sampel yang kecil juga dapat menggunakan

PLS. PLS mampu memberikan analisa jika variabel dependennya lebih dari satu

dengan menggunakan pendekatan jalur (path). Model analisis jalur dalam PLS terdiri

dari tiga set hubungan yaitu (Ghozali, 2014):

4. Inner model yaitu menspesifikasi hubungan antar variabel laten (struktural model).

Inner model menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan pada

substantive theory.

5. Outer model menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator atau

variabel manifest (measurement model). Outer model mendefinisikan bagaimana

setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya.

6. Weight relation mengestimasi nilai kasus dari variabel laten. Tanpa kehilangan

generalisasi, dapat diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator atau variabel

manifest diskala zero means dan unit variance (nilai standardize), sehingga

parameter lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dalam model.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pemilihan Sampel

Tabel 4.1

Sampel Perusahaan Manufaktur

Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI 570

Jumlah Perusahaan Manufaktur 161

Laporan Keuangan yang tidak menggunakan satuan mata uang rupiah 30

Perusahaan yang tidak melakukan transaksi pihak berelasi secara lengkap 68

Laporan keuangan yang melaporkan kerugian 6

Jumlah perusahaan yang menjadi sampel 57

Jumlah data dalam tahun 2014-2017 176

Sumber: Data diolah

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 16: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

124

4.2 Statistika Deskriptif

Tabel 4.2

Hasil Analisis Statistika deskriptif

Model N Minimum Maximum Mean Std. Deviasi

RPTPI 176 16,9510 29,1939 24,3022 2,5833

RPTUT 176 16,4758 29,1040 24,3729 2,1908

RPTPM 176 17,2853 32,0636 25,7757 2,6482

RPTPN 176 19,8020 30,9399 25,8915 2,5933

ROA 176 0,6928 0,9775 0,8981 0,0462

PBV 176 3,6696 8,5207 5,6162 1,0647

RISK 176 0,0276 1,9504 0,5734 0,3860

MLP 176 -11,3159 5,2195 0,5214 1,6372

VALID N

(listwise)

176

Tabel diatas adalah hasil dari analisis deskriptif. Dapat dilihat bahwa setiap indikator

mempunyai jumlah data 176 yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah transaksi pihak berelasi dengan indikator

piutang pihak berelasi, utang pihak berelasi, pembelian pihak berelasi, dan penjualan

pihak berelasi.

Piutang pihak berelasi (RPTPI) mempunyai rata-rata sebesar 24,3022. Nilai

minimum sebesar 16,9510 dimiliki oleh PT Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2014

dan nilai maksimum piutang pihak berelasi dimiliki oleh PT Mayora Indah Tbk pada

tahun 2017 sebesar 29,1939. Standar deviasi adalah gambaran tingkat variasi data,

hasilnya diperoleh sebesar 2,5834. Terdapat 94 data atau 53,4% dari jumlah sampel

yang melakukan piutang dengan pihak berelasi diatas rata-rata sedangkan terdapat 82

data atau 46,6% dibawah rata-rata.

Utang pihak berelasi (RPTUT) mempunyai rata-rata sebesar 24,3729. Nilai

minimum sebesar 16,4758 dimiliki oleh PT Kedaung Indah Can Tbk pada tahun 2017

dan nilai maksimum utang pihak berelasi dimiliki oleh PT Astra International Tbk pada

tahun 2016 sebesar 29,1040. Standar deviasi adalah gambaran tingkat variasi data,

hasilnya diperoleh sebesar 2,1908. Terdapat 76 data atau 43,2% dari jumlah sampel

yang melakukan utang dengan pihak berelasi diatas rata-rata sedangkan terdapat 100

data atau 56,8% dibawah rata-rata.

Pembelian pihak berelasi (RPTPM) mempunyai rata-rata sebesar 25,7757.

Nilai minimum sebesar 17,2853 dimiliki oleh PT Sekar Bumi Tbk pada tahun 2015 dan

nilai maksimum pembelian pihak berelasi dimiliki oleh PT Astra International Tbk

pada tahun 2014 sebesar 32,0636. Standar deviasi adalah gambaran tingkat variasi data,

hasilnya diperoleh sebesar 2,6482. Terdapat 92 data atau 52,3% dari jumlah sampel

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 17: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

125

yang melakukan pembelian dengan pihak berelasi diatas rata-rata sedangkan terdapat

84 data atau 47,7% dibawah rata-rata.

Penjualan pihak berelasi (RPTPN) mempunyai rata-rata sebesar 25,8915. Nilai

minimum sebesar 19,8020 dimiliki oleh PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul

Tbk pada tahun 2017 dan nilai maksimum penjualan pihak berelasi dimiliki oleh PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk pada tahun 2017 sebesar 30,9399. Standar deviasi

adalah gambaran tingkat variasi data, hasilnya diperoleh sebesar 2,5933. Terdapat 94

data atau 53,4% dari jumlah sampel yang melakukan penjualan dengan pihak berelasi

diatas rata-rata sedangkan terdapat 82 data atau 46,6% dibawah rata-rata.

Kinerja keuangan diproksikan dengan Return on Asset (ROA). Kinerja

keuangan mempunyai nilai minimum sebesar 0,6928 dimiliki oleh PT Voksel Electric

Tbk pada tahun 2015 dan nilai maksimum dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia

Tbk pada tahun 2017 sebesar 0,9776. Dapat diketahui dari tabel bahwa nilai rata-rata

ROA sebesar 0,8981 dan standar deviasinya sebesar 0,0462. Terdapat 107 data atau

60,8% dari jumlah sampel yang mempunyai Return on Asset (ROA) diatas rata-rata

sedangkan terdapat 69 data atau 39,2% dibawah rata-rata.

Kinerja pasar digambarkan dengan Price Book Value (PBV) mempunyai nilai

minimum sebesar 3,6696 dimiliki oleh PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk pada tahun

2017 dan nilai maksimum PBV dimiliki oleh PT Merck Tbk pada tahun 2014 sebesar

8,5207. Dapat diketahui dari tabel bahwa nilai rata-rata PBV sebesar 5,6162 dan

standar deviasinya sebesar 1,0647. Terdapat 89 data atau 50,6% dari jumlah sampel

yang mempunyai Price Book Value (PBV) diatas rata-rata sedangkan terdapat 87 data

atau 49,4% dibawah rata-rata.

Risiko diproksikan dengan bid-ask spread yang mempunyai nilai minimum

sebesar 0,0276 dimiliki oleh PT Sekar Bumi Tbk pada tahun 2015 dan nilai maksimum

risiko dimiliki oleh PT H.M Sampoerna Tbk pada tahun 2014 sebesar 1,9504. Dapat

diketahui dari tabel bahwa nilai rata-rata risiko sebesar 0,5734 dan standar deviasinya

sebesar 0,3860. Terdapat 71 data atau 40,3% dari jumlah sampel yang mempunyai bid-

ask spread diatas rata-rata sedangkan terdapat 105 data atau 59,7 % dibawah rata-rata.

Variabel mediasi pada penelitian ini adalah manajemen laba. Dari tabel diatas

diketahui bahwa nilai minimum sebesar -11,3159 dimiliki oleh PT Astra Otoparts Tbk

pada tahun 2015. Nilai maksimum risiko dimiliki oleh PT Steel Pipe Industry of

Indonesia Tbk pada tahun 2015 sebesar 5,2195. Dapat diketahui dari tabel bahwa nilai

rata-rata risiko sebesar 0,5214 dan standar deviasinya sebesar 1,6372. Terdapat 89 data

atau 50,6% dari jumlah sampel yang melakukan manajemen laba diatas rata-rata

sedangkan terdapat 87 data atau 49,4% dibawah rata-rata.

4.3 Penelitian Outer Model

Model PLS pada penelitian ini menggunakan variabel transaksi pihak berelasi

dijadikan dengan variabel laten dengan variabel manifesnya RPTPI, RPTUT, RPTPM,

dan RPTPN. Evaluasi Goodness of Fit Model dilakukan pada outer model yang diukur

dengan melihat signifikansi nilai weight abnormal yang merupakan indikator formatif.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 18: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

126

Tabel 4.3

Indicator Weight Variabel Manifes

Indikator Nilai Indicator Weight Keterangan

RPTPI <0,001 Signifikan

RPTUT <0,001 Signifikan

RPTPM <0,001 Signifikan

RPTPN <0,001 Signifikan

Sumber: Data diolah

RPTPI, RPTUT, RPTPM, dan RPTPN sebagai indikator transaksi pihak berelasi

ditunjukkan dengan hasil outer weight <0,001. Hal ini menunjukkan bahwa indikator

RPTPI, RPTUT, RPTPM, dan RPTPN untuk menguji konstruk eksogen yaitu transaksi

pihak berelasi adalah signifikan atau <0,05.

4.4 Penelitian Inner Model

Inner model pada penelitian ini akan dihitung dengan melihat Goodness of Fit. Inner

model berdasarkan pada R2 masing-masing variabel endogen. Perhitungan nilai

Goodness of Fit yang dibuat dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Inner Model Variabel Endogen

Variabel Eksogen Nilai R2

KKP 0,09

KPP 0,24

RIP 0,03

MLP 0,03

Sumber: data diolah

Tabel 4.4 Menunjukkan bahwa variabel manajemen laba dipengaruhi oleh variabel

eksogen yaitu transaksi pihak berelasi sebesar 3% dan sisanya 97% dijelaskan oleh

variabel lain. Kinerja keuangan dipengaruhi oleh variabel transaksi pihak berelasi

dan manajemen laba sebesar 9% dan sisanya sebesar 91% dijelaskan oleh variabel

lain. Kinerja pasar dipengaruhi oleh variabel transaksi pihak berelasi dan

manajemen laba sebesar 24% dan sisanya sebesar 76% dipengaruhi oleh variabel

lain. Risiko dipengaruhi oleh variabel transaksi pihak berelasi dan manajemen laba

sebesar 3% dan sisanya sebesar 97% dijelaskan oleh variabel lain diluar model

penelitian.

Goodness of Fit Inner Model pada analisis PLS menggunakan ukuran Stone-

Geisser Q-Square test yang berupa nilai Q-Square predictive relevance dihitung

berdasarkan R2 masing-masing variabel endogen yaitu variabel kinerja keuangan

sebesar 0,09, kinerja pasar sebesar 0,24, risiko sebesar 0,03, dan manajemen laba

sebesar 0,03. Nilai Q-Square predictive relevance sebesar:

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 19: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

127

Q2 = 1 – (1-R1) (1-R2) (1-R3) (1-R4)

Q2 = 1 - (1-0,09) (1-0,24) (1-0,03) (1-0,03)

Q2 = 1 – (0,91) (0,76) (0,97) (0,97)

Q2 = 1 – 0,651

Q2 = 0,349

Berdasarkan perhitungan Q2 tersebut, dapat dikatakan bahwa model memiliki

nilai prediktif sebesar 0,364. Hal ini menunjukkan bahwa variabel transaksi pihak

berelasi mampu menjelaskan kinerja keuangan, kinerja pasar, risiko, dan

manajemen laba sebesar 34,9% dan sisanya 65,1% dijelaskan oleh variabel lain

diluar penelitian ini.

Model structural atau inner model pada penelitian ini disebut fit apabila p-value

dari ARS dan APC <0,05, dan nilai AVIF <5. Apabila penilitian ini lulus Goodness

of Fit Test, maka penelitian ini bisa dilanjutkan pada tahap pengujian hipotesis.

Pada tabel 4.5 Akan disajikan hasil Goodness of Fit penelitian ini:

Tabel 4.5

Goodness of Fit

Hasil P-value Kriteria Keterangan

APC =0,203 <0,001 <0,05 Diterima

ARS = 0,098 0,028 <0,05 Diterima

AVIF = 1,007 <5, ideally <3 Diterima

Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel hasil Goodness of Fit tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini memenuhi kriteria Goodness of Fit, sehingga data ini dapat digunakan

untuk pengujian hipotesis.

4.5 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dapat dilihat pada diagram jalur yang dianalisis menggunakan PLS

sebagai berikut:

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 20: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

128

Gambar 4.1

Hasil Pengujian Hipotesis

4.6 Pembahasan Uji Simultan

Pengaruh Transaksi Pihak Berelasi terhadap Kinerja Keuangan

Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa transaksi pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hal ini terbukti dengan pungujian

hipotesis yang menunjukkan bahwa p-value <0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi

yang ditetapkan yaitu 0,05 dan nilai koefisien jalur bertanda positif 0,25. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan didukung. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya

transaksi yang dilakukan perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan

istimewa, maka kinerja perusahaan akan semakin baik.

Penelitian ini didukung oleh Rafizadeh (2016) dan Umobong (2017) yang juga

menunjukkan adanya hubungan signifikan antara transaksi pihak berelasi dengan

kinerja keuangan. Penghematan biaya yang dilakukan antar perusahaan yang

mempunyai hubungan istimewa dapat mengurangi beban yang terjadi di perusahaan.

Kenaikkan laba akan terjadi apabila biaya yang terjadi didalam perusahaan itu turun.

Kenaikan laba tersebut mengindikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan baik.

Pengaruh Transaksi Pihak Berelasi terhadap Kinerja Pasar

Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa transaksi pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap kinerja pasar. Hal ini terbukti dengan pungujian hipotesis

yang menunjukkan bahwa p-value <0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang

ditetapkan yaitu 0,05 dan nilai koefisien jalur bertanda positif 0,45. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap kinerja pasar

didukung. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya transaksi yang

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 21: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

129

dilakukan perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, maka

kinerja pasar juga akan semakin baik.

Stephani & Panggabean (2012) menujukkan adanya hasil yang signifikan

transaksi pihak berelasi terhadap harga saham. Investor melihat laporan keuangan

untuk keputusan inverstasinya. Item yang biasanya dilihat oleh investor adalah laba

perusahaan sehingga inverstor mendapatkan return dari investasinya. Kinerja

perusahaan yang baik yang dilihat dari laba akan memberikan sinyal positif yang

diberikan pada investor. Sinyal positif tersebut akan membuat investor mau

menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

Pengaruh Transaksi Pihak Berelasi terhadap Risiko

Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa transaksi pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap risiko. Hal ini terbukti dengan pungujian hipotesis yang

menunjukkan bahwa p-value 0,03 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan

yaitu 0,05 dan nilai koefisien jalur bertanda negatif 0,12. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap risiko ditolak. Hasil

pengujian tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya transaksi yang dilakukan

perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, maka akan semakin

terjadi peluang adanya konflik.

Transaksi pihak berelasi yang dilakukan antar perusahaan dapat menimbulkan

harga yang kurang objektif tergantung pada proporsi saham yang dimiliki. Risiko

digambarkan dengan bid-ask spread. Tingginya spread yang ada di perusahaan

menunjukkan juga tingginya risiko. Pengungkapan transaksi pihak berelasi adalah

bentuk dari pengungkapan informasi untuk pengguna laporan keuangan. Transaksi

pihak berelasi bisa menjadi faktor adanya pemicu masalah dalam perusahaan. Dalam

pengungkapan informasi dari adanya transaksi pihak berelasi dalam perusahaan,

investor diharap dapat melihat risiko yang akan terjadi pada perusahaan.

Pengaruh Transaksi Pihak Berelasi terhadap Manajemen Laba

Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa transaksi pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini terbukti dengan pungujian

hipotesis yang menunjukkan bahwa p-value <0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi

yang ditetapkan yaitu 0,05 dan nilai koefisien jalur bertanda positif 0,16. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap manajemen

laba didukung. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya transaksi

yang dilakukan perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, maka

manajer dapat mencapai target yang di tetapkan oleh perusahaan sehingga manajer

mendapatkan bonus sesuai dengan kesepakatan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Aini (2015) yang menemukan

bahwa kenaikan transaksi pihak berelasi berpengaruh positif signifikan terhadap

manajemen laba. Manajemen laba yang dilakukan bisa melalui pemilihan metode

akuntansi yang digunakan oleh manajer perusahaan. Transfer barang dalam penjualan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 22: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

130

dan pembelian yang dilakukan perusahaan dapat digunakan untuk mengatur laba. Laba

dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kepentingan dari pihak manajemen.

Manajemen Laba dapat Memediasi Transaksi Pihak Berelasi terhadap Kinerja

Keuangan

Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa manajemen laba dapat memediasi penuh

pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan. Hal tersebut terbukti

dengan pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar < 0,01

lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dengan nilai β = 0,25

dari variabel transaksi pihak berelasi ke manajemen laba dan pengaruh tidak langsung

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan turun menjadi -0,026 dan tidak

signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan didukung. Hasil pengujian tersebut

menunjukkan bahwa dengan adanya manajemen laba, transaksi yang dilakukan

perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, kinerja perusahaan

buruk.

Manajemen laba yang dilakukan perusahaan membuat kinerja perusahaan

menjadi buruk. Hal itu disebabkan karena pengguna laporan yang mengetahui tindakan

manajemen dalam melakukan manajemen laba tersebut. Perusahaan yang melakukan

manajemen laba akan dinilai bahwa kinerja perusahaan tersebut buruk karena

pengguna laporan keuangan tidak diberi informasi terkait dengan keuangan perusahaan

secara benar.

Manajemen Laba dapat Memediasi Transaksi Pihak Berelasi terhadap Kinerja

Pasar

Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa manajemen laba dapat memediasi

penuh pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap kinerja pasar. Hal tersebut terbukti

dengan pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar < 0,01

lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dengan nilai β = 0,15

dari variabel transaksi pihak berelasi ke manajemen laba dan pengaruh tidak langsung

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan turun menjadi -0,029 dan tidak

signifikan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa manajemen laba dapat memediasi negative

pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap kinerja pasar didukung. Hasil pengujian

tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya manajemen laba, transaksi yang

dilakukan perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, kinerja

pasar buruk.

Kinerja perusahaan yang buruk karena adanya manajemen laba memberikan

sinyal negative pada investor. Sinyal negatif yang diterima investor berakibat pada

turunnya harga saham perusahaan. Pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap kinerja

pasar yang berhubungan positif menjadi negatif ketika dimediasi dengan manajemen

laba. Hal tersebut memberi arti bahwa ketika manajemen laba dilakukan di dalam

perusahaan, maka akan memberikan dampak yang negative terhadap kinerja pasar.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 23: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

131

Manajemen Laba dapat Memediasi Transaksi Pihak Berelasi terhadap Risiko

Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa manajemen laba dapat memediasi

parsial pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap risiko. Hal ini terbukti dengan

pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar < 0,01 lebih kecil

dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dengan nilai β = -0,12 dari variabel

transaksi pihak berelasi ke manajemen laba dan pengaruh tidak langsung transaksi

pihak berelasi terhadap kinerja keuangan naik menjadi 0,022 dan tidak signifikan. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa manajemen laba dapat memediasi sempurna pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap risiko didukung. Hasil pengujian tersebut

menunjukkan bahwa dengan adanya manajemen laba, transaksi yang dilakukan

perusahaan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, kinerja perusahaan

buruk dan dapat menimbulkan risiko pada perusahaan.

Manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen berdampak pada

kelangsungan hidup perusahaan. Selain efek negatif manajemen laba terhadap kinerja

dari perusahaan, manajemen laba juga berdampak negatif terhadap kinerja pasarnya.

Hal tersebut membuat perusahaan berpotensi untuk menerima resiko. Investor harus

bisa melihat akan adanya potensi risiko tersebut.

4.7 Pembahasan Uji parsial

4.7.1 Piutang Transaksi Pihak Berelasi

Gambar 4.2

Hasil Pengujian Piutang Transaksi Pihak Berelasi

Hipotesis 1 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value

sebesar <0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai

β = 0,25. Dengan demikian, hipotesis 1 yang menyatakan bahwa transaksi pihak

berelasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan didukung.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 24: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

132

Hipotesis 2 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap kinerja pasar. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar

0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai β = 0,42.

Dengan demikian, hipotesis 2 yang menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap kinerja pasar didukung.

Hipotesis 3 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap risiko. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,03

lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai β = -0,11.

Dengan demikian, hipotesis 3 yang menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan ditolak.

Hipotesis 4 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap manajemen laba. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value

sebesar <0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai

β = 0,36. Dengan demikian, hipotesis 4 yang menyatakan bahwa transaksi pihak

berelasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba didukung.

Tabel 4.10

Hasil Pengujian Piutang Hipotesis Lima

Direct Effect Indirect Effect

Koefisien jalur p-value Koefisien jalur p-value

RPT-KKP 0,25 <0,01 -0,052 0,115

Hipotesis 5 menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan. Pengujian hipotesis secara

langsung menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar < 0,01 lebih kecil dari tingkat

signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dengan nilai β = 0,25 dari variabel transaksi

pihak berelasi ke manajemen laba dan pengaruh tidak langsung transaksi pihak berelasi

terhadap kinerja keuangan turun menjadi -0,052 dan tidak signifikan. Dengan

demikian, hipotesis 5 yang menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi

pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan didukung. Manajemen

laba memediasi penuh pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan.

Tabel 4.11

Hasil Pengujian Piutang Hipotesis Enam

Direct Effect Indirect Effect

Koefisien jalur p-value Koefisien jalur p-value

RPT-KPP 0,42 <0,01 -0,042 0,168

Hipotesis 6 menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja pasar. Pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa nilai p-value sebesar < 0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan

yaitu 0,05 dengan nilai β = 0,15 dari variabel transaksi pihak berelasi ke manajemen

laba dan pengaruh tidak langsung transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 25: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

133

turun menjadi -0,042 dan tidak signifikan. Dengan demikian, hipotesis 6 yang

menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh transaksi pihak

berelasi terhadap kinerja pasar didukung. Manajemen laba memediasi penuh pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja pasar.

Tabel 4.12

Hasil Pengujian Piutang Hipotesis Tujuh

Direct Effect Indirect Effect

Koefisien jalur p-value Koefisien jalur p-value

RPT-RIP -0,11 0,03 0,040 0,180

Hipotesis 7 menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh transaksi

pihak berelasi terhadap risiko. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value

sebesar < 0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dengan

nilai β = 0,13 dari variabel transaksi pihak berelasi ke manajemen laba dan pengaruh

tidak langsung transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan turun menjadi 0,040

dan signifikan. Dengan demikian, hipotesis 7 yang menyatakan bahwa manajemen laba

dapat memediasi pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap risiko didukung.

Manajemen laba memediasi penuh pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap risiko.

Penjualan kredit yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pihak berelasi akan

meningkatkan volume pernjualan perusahaan. Volume penjualan yang meningkat akan

mempengaruhi dalam laporan laba rugi perusahaan. Harapannya ketika volume

penjualan meningkat maka labanya juga akan meningkat. Kenaikan laba dapat menjadi

indicator bahwa kinerja perusahaan baik. Kinerja yang baik akan memberikan dampak

yang positif bagi perusahaan karena kinerja yang baik merupakan good news. Kredit

yang diberikan juga mempengaruhi piutang perusahaan yang juga mempengaruhi nilai

asset perusahaan dalam neraca. Good news yang diberikan oleh perusahaan mampu

menarik minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

Tingginya minat investor membuat harga saham semakin tinggi karena permintaan

lebih banyak dari penawaran.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 26: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

134

4.7.2 Utang Transaksi Pihak Berelasi

Gambar 4.3

Hasil Pengujian Utang Transaksi Pihak Berelasi

Hipotesis 1 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value

sebesar <0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai

β = 0,25. Dengan demikian, hipotesis 1 yang menyatakan bahwa transaksi pihak

berelasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan didukung.

Hipotesis 2 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap kinerja pasar. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar

0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai β = 0,41.

Dengan demikian, hipotesis 2 yang menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap kinerja pasar didukung.

Hipotesis 3 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap risiko. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,11

lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai β = 0,08.

Dengan demikian, hipotesis 3 yang menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan ditolak.

Hipotesis 4 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap manajemen laba. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value

sebesar <0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai

β = 0,14. Dengan demikian, hipotesis 4 yang menyatakan bahwa transaksi pihak

berelasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba didukung.

Tabel 4.13

Hasil Pengujian Utang Hipotesis Lima

Direct Effect Indirect Effect

Koefisien jalur p-value Koefisien jalur p-value

RPT-KKP 0,25 <0,01 -0,018 0,336

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 27: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

135

Hipotesis 5 menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan. Pengujian hipotesis secara

langsung menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar < 0,01 lebih kecil dari tingkat

signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dengan nilai β = 0,25 dari variabel transaksi

pihak berelasi ke manajemen laba dan pengaruh tidak langsung transaksi pihak berelasi

terhadap kinerja keuangan turun menjadi -0,018 dan tidak signifikan. Dengan

demikian, hipotesis 5 yang menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi

pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan didukung. Manajemen

laba memediasi penuh pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan.

Tabel 4.14

Hasil Pengujian Utang Hipotesis Enam

Direct Effect Indirect Effect

Koefisien jalur p-value Koefisien jalur p-value

RPT-KPP 0,41 <0,01 -0,024 0,294

Hipotesis 6 menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja pasar. Pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa nilai p-value sebesar < 0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan

yaitu 0,05 dengan nilai β = 0,15 dari variabel transaksi pihak berelasi ke manajemen

laba dan pengaruh tidak langsung transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan

turun menjadi -0,024 dan tidak signifikan. Dengan demikian, hipotesis 6 yang

menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh transaksi pihak

berelasi terhadap kinerja pasar didukung. Manajemen laba memediasi penuh pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja pasar.

Tabel 4.15

Hasil Pengujian Utang Hipotesis Tujuh

Direct Effect Indirect Effect

Koefisien jalur p-value Koefisien jalur p-value

RPT-RIP -0,08 0,11 0,017 0,350

Hipotesis 7 menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh transaksi

pihak berelasi terhadap risiko. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value

sebesar < 0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dengan

nilai β = 0,13 dari variabel transaksi pihak berelasi ke manajemen laba dan pengaruh

tidak langsung transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan turun menjadi 0,017

dan tidak signifikan. Dengan demikian, hipotesis 7 yang menyatakan bahwa

manajemen laba dapat memediasi pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap risiko

ditolak.

Pembelian kredit yang dilakukan dengan pihak berelasi menimbulkan akun

utang di dalam neraca perusahaan. Transaksi yang dilakukan dengan pihak yang

berelasi mampu mengatur harga sesuai dengan kepentingan pihak-pihak tertentu.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 28: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

136

Pembelian dengan harga yang rendah dengan pihak berelasi berarti utang yang

ditimbulkan juga akan kecil dan ketika harga pembelian rendah maka laba akan

meningkat. Keuntungan yang meningkat memberi sinyal posotif kepada investor. Laba

yang meningkat juga menjadi indikasi bahwa dividen akan meningkat sehingga

menarik investor untuk menanamkan modalnya. Utang yang dimiliki perusahaan

dengan pihak yang berelasi dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk melakukan

manajemen laba yang nantinya akan digunakan pihak manajemen dalam memperoleh

utang kembali.

4.7.3 Pembelian Transaksi Pihak Berelasi

Gambar 4.4

Hasil Pengujian Pembelian Transaksi Pihak Berelasi

Hipotesis 1 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value

sebesar <0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai

β = 0,27. Dengan demikian, hipotesis 1 yang menyatakan bahwa transaksi pihak

berelasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan didukung.

Hipotesis 2 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap kinerja pasar. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar

0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai β = 0,45.

Dengan demikian, hipotesis 2 yang menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap kinerja pasar didukung.

Hipotesis 3 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap risiko. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,09

lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai β = 0,14.

Dengan demikian, hipotesis 3 yang menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan ditolak.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 29: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

137

Hipotesis 4 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap manajemen laba. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value

sebesar <0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai

β = 0,14. Dengan demikian, hipotesis 4 yang menyatakan bahwa transaksi pihak

berelasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba didukung.

Tabel 4.16

Hasil Pengujian Pembelian Hipotesis Lima

Direct Effect Indirect Effect

Koefisien jalur p-value Koefisien jalur p-value

RPT-KKP 0,27 <0,01 -0,021 0,318

Hipotesis 5 menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan. Pengujian hipotesis secara

langsung menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar < 0,01 lebih kecil dari tingkat

signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dengan nilai β = 0,25 dari variabel transaksi

pihak berelasi ke manajemen laba dan pengaruh tidak langsung transaksi pihak berelasi

terhadap kinerja keuangan turun menjadi -0,021 dan tidak signifikan. Dengan

demikian, hipotesis 5 yang menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi

pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan didukung. Manajemen

laba memediasi penuh pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan.

Tabel 4.17

Hasil Pengujian Pembelian Hipotesis Enam

Direct Effect Indirect Effect

Koefisien jalur p-value Koefisien jalur p-value

RPT-KPP 0,45 <0,01 -0,026 0,274

Hipotesis 6 menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja pasar. Pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa nilai p-value sebesar < 0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan

yaitu 0,05 dengan nilai β = 0,15 dari variabel transaksi pihak berelasi ke manajemen

laba dan pengaruh tidak langsung transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan

turun menjadi -0,026 dan tidak signifikan. Dengan demikian, hipotesis 6 yang

menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh transaksi pihak

berelasi terhadap kinerja pasar didukung. Manajemen laba memediasi penuh pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja pasar.

Tabel 4.18

Hasil Pengujian Pembelian Hipotesis Tujuh

Direct Effect Indirect Effect

Koefisien jalur p-value Koefisien jalur p-value

RPT-RIP -0,14 0,01 0,020 0,324

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 30: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

138

Hipotesis 7 menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh transaksi

pihak berelasi terhadap risiko. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value

sebesar < 0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dengan

nilai β = 0,13 dari variabel transaksi pihak berelasi ke manajemen laba dan pengaruh

tidak langsung transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan turun menjadi 0,020

dan tidak signifikan. Dengan demikian, hipotesis 7 yang menyatakan bahwa

manajemen laba dapat memediasi pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap risiko

didukung. Manajemen laba memediasi penuh pengaruh transaksi pihak berelasi

terhadap risiko.

Pembelian yang dilakukan dengan pihak berelasi biasanya dilakukan dengan

harga yang lebih rendah sehingga akan mengurangi biaya yang dikeluarkan.

Keuntungan yang didapatkan perusahaan akan lebih banyak apabila biaya yang

dikeluarkan lebih sedikit. Laba itulah yang akan menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan baik karena sebagian besar pengguna laporan keuangan hanya melihat dari

laba yang mampu dihasilkan oleh perusahaan. Keuntungan yang dihasilkan perusahaan

biasanya diikuti dengan pembagian dividen yang tinggi pula. Dividen yang tinggi

mampu memberikan sinyal positif dari perusahaan untuk investor agar investor

bersedia menanamkan modalnya di perusahaan. Dividen yang tinggi diharapkan

mampu untuk menarik minat investor, sehingga harga sahamnya naik. Pembelian yang

rendah akan memberikan laba yang tinggi sehingga memberikan hidup perusahaan

untuk jangka panjang.

Pembelian pada pihak berelasi akan memudahkan bagi perusahaan untuk

dapatkan mitra bisnis. Perusahaan akan memiliki efisien waktu karena tidak perlu

mencari lagi mitra bisnis untuk melakukan pembelian. Dengan melakukan pembelian

kepada pihak berelasi akan mempengaruhi pada kinerja keuangan dan manajemen laba.

Perusahaan akan memperoleh harga beli yang lebih rendah jika melakukan pembelian

kepada pihak berelasi di banding dengan pihak ketiga (selain berelasi). Dengan harga

beli yang lebih rendah maka akan mempengaruhi laba bersih perusahaan.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 31: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

139

4.7.4 Penjualan Transaksi Pihak Berelasi

Gambar 4.5

Hasil Pengujian Penjualan Transaksi Pihak Berelasi

Hipotesis 1 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value

sebesar <0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai

β = 0,24. Dengan demikian, hipotesis 1 yang menyatakan bahwa transaksi pihak

berelasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan didukung.

Hipotesis 2 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap kinerja pasar. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar

0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai β = 0,46.

Dengan demikian, hipotesis 2 yang menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap kinerja pasar didukung.

Hipotesis 3 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap risiko. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar 0,01

lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai β = -0,14.

Dengan demikian, hipotesis 3 yang menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan didukung.

Hipotesis 4 menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap manajemen laba. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value

sebesar 0,15 lebih besar dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 serta nilai

β = -0,06. Dengan demikian, hipotesis 4 yang menyatakan bahwa transaksi pihak

berelasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba didukung.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 32: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

140

Tabel 4.19

Hasil Pengujian Penjualan Hipotesis Lima

Direct Effect Indirect Effect

Koefisien jalur p-value Koefisien jalur p-value

RPT-KKP 0,24 <0,01 0,008 0,423

Hipotesis 5 menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan. Pengujian hipotesis secara

langsung menunjukkan bahwa nilai p-value sebesar < 0,01 lebih kecil dari tingkat

signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dengan nilai β = 0,25 dari variabel transaksi

pihak berelasi ke manajemen laba dan pengaruh tidak langsung transaksi pihak berelasi

terhadap kinerja keuangan turun menjadi 0,008 dan tidak signifikan. Dengan demikian,

hipotesis 5 yang menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan didukung. Manajemen laba

memediasi penuh pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan.

Tabel 4.20

Hasil Pengujian Penjualan Hipotesis Enam

Direct Effect Indirect Effect

Koefisien jalur p-value Koefisien jalur p-value

RPT-KPP 0,46 <0,01 0,010 0,412

Hipotesis 6 menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja pasar. Pengujian hipotesis menunjukkan

bahwa nilai p-value sebesar < 0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan

yaitu 0,05 dengan nilai β = 0,15 dari variabel transaksi pihak berelasi ke manajemen

laba dan pengaruh tidak langsung transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan

turun menjadi 0,010 dan tidak signifikan. Dengan demikian, hipotesis 6 yang

menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh transaksi pihak

berelasi terhadap kinerja pasar didukung. Manajemen laba memediasi penuh pengaruh

transaksi pihak berelasi terhadap kinerja pasar.

Tabel 4.21

Hasil Pengujian Penjualan Hipotesis Tujuh

Direct Effect Indirect Effect

Koefisien jalur p-value Koefisien jalur p-value

RPT-RIP -0,14 0,02 -0,009 0,420

Hipotesis 7 menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi pengaruh transaksi

pihak berelasi terhadap risiko. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai p-value

sebesar < 0,01 lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan yaitu 0,05 dengan

nilai β = 0,13 dari variabel transaksi pihak berelasi ke manajemen laba dan pengaruh

tidak langsung transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan turun menjadi -0,009

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 33: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

141

dan tidak signifikan. Dengan demikian, hipotesis 7 yang menyatakan bahwa

manajemen laba dapat memediasi pengaruh transaksi pihak berelasi terhadap risiko

didukung. Manajemen laba memediasi penuh pengaruh transaksi pihak berelasi

terhadap risiko.

Penjualan kepada pihak berelasi akan lebih banyak dan dilakukan secara terus

menerus daripada penjualan yang dilakukan dengan pihak ketiga. Penjualan yang

dilakukan secara terus menerus menghasilkan penjualan yang terus meningkat dari

tahun ke tahun. Penjualan yang terus meningkat diharapkan mampu memberikan

kenaikan laba pula. Pengguna laporan keuangan menilai bahwa penjualan berpengaruh

terhadap kinerja keuangan. Hal ini juga diikuti dengan pergerakan harga saham yang

meningkat karena permintaan saham lebih banyak dari penawaran. Kenaikan harga

saham yang terjadi karena perusahaan mampu memberikan sinyal positif terhadap

pasar.

Salah satu risiko yang dihadapi oleh perusahaan akan penjualan pada pihak

berelasi adalah harga jual. Harga jual yang di berikan kepada pihak berelasi bisa saja

lebih murah atau lebih mahal dibandingkan ketika melakukan transaksi penjualan

kepada pihak ketiga. Penentuan harga bisa lebih murah atau lebih mahal dilihat dari

kinerja keuangan dari pihak berelasi dibandingkan dengan perusahaan, jika perusahaan

memiliki kinerja keuangan di bawah dari pihak berelasi bisa dikatakan harga jual yang

di berikan akan lebih tinggi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki kinerja keuangan di

atas dari pihak berelasi bisa dikatakan harga jual yang diberikan akan lebih rendah di

bandingkan dengan transaksi penjualan kepada pihak ketiga. Maka dari itu pihak

manajemen harus mempertimbangkan dan menganalisa harga jual yang di berikan

kepada pihak berelasi agar dapat mengatur manajemen laba dengan baik. Dengan

penentuan manajemen laba yang baik maka akan mempengaruhi kinerja pasar dan

kinerja keuangan dari perusahaan.

5. KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah transaksi pihak berelasi berpengaruh

terhadap kinerja keuangan, kinerja pasar, risiko, dan manajemen laba. Manajemen laba

juga dijadkan sebagai variabel mediasi antara transaksi pihak berelasi dengan kinerja

keuangan, kinerja pasar, dan risiko. Analisis dilakukan dengan menggunakan SEM

PLS dengan alat statistika WarpPLS. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2014-2017.

Transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya transaksi yang dilakukan perusahaan

dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, maka kinerja perusahaan akan

semakin baik. Kinerja perusahaan yang baik dilihat dari laba yang dihasilkan oleh

perusahaan setiap periode. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan

bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

didukung.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 34: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

142

Transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap kinerja pasar. Hal

tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya transaksi yang dilakukan perusahaan

dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, maka kinerja pasar akan semakin

baik. Perusahaan yang mempunyai laba yang tinggi akan menarik investor sehingga

permintaan pembelian saham akan meningkat kemudian diikuti dengan harga saham

yang semakin naik. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa

transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan didukung.

Transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap risiko. Hal tersebut

menunjukkan bahwa dengan adanya transaksi yang dilakukan perusahaan dengan

pihak yang mempunyai hubungan istimewa, maka risiko semakin tinggi. Adanya

transaksi pihak berelasi diungkapkan dalam laporan keuangan. Transaksi pihak

berelasi menjadi salah satu faktor adanya risiko yang mungkin akan dihadapi

perusahaan. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa transaksi pihak

berelasi berpengaruh positif terhadap risiko ditolak.

Transaksi pihak berelasi berpengaruh positif terhadap manajemen laba.

Transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan oleh manajer untuk memanipulasi

laporan keuangan dengan melakukan manajemen laba. Tujuan dari manipulasi laporan

keuangan tersebut untuk menguntungkan diri sendiri. Apabila target dari perusahaan

dapat dicapai oleh manajer, maka manajer akan mendapatkan bonus. Dengan demikian

hipotesis keempat yang menyatakan bahwa transaksi pihak berelasi berpengaruh positif

terhadap manajemen laba didukung.

Manajemen laba memediasi pengaruh transaksi pihak berelasi dengan kinerja

keuangan. Hal ini berarti bahwa transaksi pihak berelasi dapat mempengaruhi kinerja

keuangan melalui manajemen laba. Manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan

akan membuat kinerja perusahaan buruk. Hal itu berarti bahwa laporan keuangan yang

dibuat oleh manejemen sudah dimanipulasi dan tidak menjukkan yang sesungguhnya.

Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan bahwa manajemen laba dapat

memediasi transaksi pihak berelasi terhadap kinerja keuangan didukung.

Manajemen laba memediasi pengaruh transaksi pihak berelasi dengan kinerja

pasar. Hal ini berarti bahwa transaksi pihak berelasi dapat mempengaruhi kinerja pasar

melalui manajemen laba. Manajemen laba yang dilakukan oleh manajer membuat

kinerja keuangan buruk. Kinerja keuangan yang buruk memberikan sinyal negatif

untuk investor maka berpengaruh negatif terhadap kinerja pasar. Dengan demikian

hipotesis keenam yang menyatakan bahwa manajemen laba dapat memediasi transaksi

pihak berelasi terhadap kinerja pasar didukung.

Manajemen laba memediasi pengaruh transaksi pihak berelasi dengan risiko.

Hal ini berarti bahwa transaksi pihak berelasi dapat mempengaruhi risiko melalui

manajemen laba. Manajemen laba memberi dampak bagi kelangsungan hidup

perusahaan. Transaksi dengan pihak berelasi yang dilakukan perusahaan harus

diungkapkan dalam laporan keuangan. Transaksi tersebut dapat memberi potensi

adanya risiko. Dengan demikian hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa manajemen

laba dapat memediasi transaksi pihak berelasi terhadap risiko didukung.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 35: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

143

6. KETERBATASAN

Walaupun penelitian ini sudah dirancang dengan baik, tetapi masih terdapat

keterbatasan. Dalam penelitian ini perusahaan yang melakukan transaksi dengan pihak

berelasi melalui piutang, utang, pembelian, dan penjualan secara bersama-sama hanya

sedikit sehingga sampel yang dapat digunakan juga terbatas.

7. SARAN

Saran bagi penelitian selanjutnya:

4. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan model penelitian dengan mencari

variabel lain yang dapat memberi gambaran lebih baik mengenai dampak dari

transaksi pihak berelasi.

5. Penelitian selanjutnya dapat menambah pengukuran yang digunakan dalam

menggambarkan variabel dependen dalam penelitian ini.

6. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan data panel agar dapat memperlihatkan

hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Putri Syaharatul. 2015. "Manajemen Laba Melalui Transaksi Penjualan,

Transaksi Pembelian, Transaksi Piutang Usaha serta Transaksi Utang Usaha

Antar Pihak Istimewa di Sekitar Penawaran Saham Perdana."

Ambarwati, Sri Dwi Ari. 2008. "Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan

Saham, dan Varian Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 Tahun 2003-

2005." Jurnal Siasat Bisnis 12.

And. 2011. Kinerja Pasar. July 5.

https://economy.okezone.com/read/2011/07/05/226/476130/kinerja-pasar.

Diakses tanggal 10 Oktober 2018 pukul 11.02

Bathala, Chenchuramaiah T., Kenneth P. Moon, and Ramesh Rao. 1994. "Managerial

Ownership, Debt Policy, and the Impact of Institutional Holdings: An Agency

Perspective." Financial Management.

Bhattacharya, Sudipto. 1979. "Imperfect Information, Dividend Policy, and "The Bird

in the Hand" Fallacy." The Bell Journal of Economics (The RAND

Corporation ) 10: 259-270.

Brigham, E. F., Houston, J. F., Hsu, J.-M., Kong, Y. K., & Arifin, A. (2017).

Essentials of Financial Management. Singapore: Cengage Learning Asia Pte Ltd.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 36: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

144

Chen, Yenpao, Chien‐Hsun Chen, and Weiju Chen. 2009. "The Impact of Related

Party Transactions on the Operational Performance of Listed Companies in

China." Journal of Economic Policy Reform 12 (4): 285-297.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7

(revisi 2010). Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia, 2010.

Dewi, Adistie Nucke Arista, and Indri Kartika. 2015. "Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Bid-Ask Spread pada Perusahaan Manufaktur." Jurnal

Akuntansi Indonesia 4: 85-96.

Fransiska, and Jenjang Sri Lestari. 2013. "Pengaruh Transaksi Pihak-Pihak Istimewa

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan."

Ghozali, Imam. 2014. Structural Equation Modeling: Metode Alternatif dengan PLS

(Vol. 4) . Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23.

Semarang: BPFE Universitas Diponegoro.

Hanousek, Jan, and Richard Podpiera. 2003. "Informed Trading and The Bid-Ask

Spread: Evidence from an Emerging Market." Journal of Comparative

Economics 275-296.

Jama'an. (2008). Pengaruh Mekanisme Corporate Govenance dan Kualitas Kantor

Akuntan Publik terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan (Studi pada

Perusahaan Publik di BEJ). (Tesis), Universitas Diponegoro, Semarang.

Jensen, Michael Cole., and William H. Meckling. 1976. "Theory of The Firm:

Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure." Journal of

Financial Economics 3 (4): 305-360.

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Junchristiani, Yessinda, and Maswar Patuh Priyadi. 2015. "Pengaruh Mekanisme

Corporate Governance Terhadap Hubungan antara Manajemen Laba Dengan

Nilai Perusahaan." Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi 4.

Keng, I., Y Angela Liu, and Wen-Yi Wen. 2010. "Related Party Transaction, Firm."

International Research Journal of Finance and Economics (Kun-Shan

University).

Khairunnissa, Mutiara. 2018. "Pengaruh Transaksi Pihak-Pihak Hubungan Istimewa

Terhadap Kinerja Perusahaan."

Kuan, Linvani, Greg Tower, Rusmin, and J-L.W. Mitchell Van der Zahn. 2010.

"Related Perty Transaction and Earnings Management." JAAI 14: 115-93.

Lestari, Kurnia, Rita Andini, and Abrar Oemar. 2016. "Analisis Likuiditas, Leverage,

Profitabilitas, Aktivitas, Ukuran Perusahaan dan Penilaian Pasar Terhadap

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 37: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

145

Return Saham (Pada Perusahaan Real Estate dan Properti di BEI)." Journal Of

Accounting 2.

Munawir, S. 2012. Analisis Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Oktaviani, Rona Naula, Emrinaldi Nur, and Vince Ratnawati. 2015. "Pengaruh Good

Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba dengan Manajemen Laba

sebagai Variabel Intervening." SOROT 10: 1-142.

Prasetyo, W. S., Subchan, & Harjanto, S. (2017, Oktober). Pengaruh Manajemen

Laba Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Good Corporate Governance

Sebagai Variabel Moderasi (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar

di BEI Tahun 2011-2014. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi.

Rafizadeh, Hadi. 2016. "The Relationship Between Related Party Transaction and

Financial Performance of Companies Listed in Tehran Stock Exchange."

International Journal of Advanced Biotechnology and Reseach.

Ross, Stephen A. 1977. "The Determination of Financial Structure: The Incentive-

Signalling Approach." The Bell Journal of Economics (The RAND

Corporation) 8: 23-40.

Roychowdhury, Sugata. (2006, Desember). Earning Management Through Real

Activities Manipulation. Journal of Accounting and Econimics, 42(3), 335-370.

Schipper, K. 1989. "Commentary on Earning Management."

Scott, William R. 2002. Financial Accounting Theory. Pearson.

Sokarina, Ayudia. 2012. "Kualitas Auditor, Besaran Transaksi Antar Pihak yang

Berhubungan Istimewa dan Manajemen Laba." Jurnal Akuntansi

Multiparadigma.

Stephanie, and Rosinta Ria Panggabean. 2012. "Analisis Pengaruh Pengungkapan

Pihak Berelasi (PSAK 7 Revisi 2010) Dalam Laporan Keuangan Perusahaan

Yang Terdaftar di BEI Terhadap Harga Saham."

Sugiyono. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukaesih, & Risa, N. (2014, Februari). Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan Melalui GCG Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada

Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2011). JRAK, 5, 70-84.

Umobong, Asian A., FCA. 2017. "Related Party Transactions and Firms Financial

Performance." Arfican Research Review 60-74.

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id

Page 38: PENGARUH TRANSAKSI PIHAK BERELASI TERHADAP …

146

PLAGIASI MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

repository.stieykpn.ac.id