0911313031_Nevi-Kristi

8
1 Efek Terapi Yogurt Susu Kambing Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) dan Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus (Rattus norvegicus) Model Hipertensi Hasil Induksi Deoxycorticosterone Acetate (DOCA)-salt Therapeutic Effect of Goat Milk Yogurt on Malondialdehyde (MDA) Level and Histopathology in Kidney of Hypertension Rats (Rattus norvegicus) Model induced Deoxycorticosterone Acetate (DOCA)-salt Nevi Kristi Yunani, Masdiana C. Padaga, dan Rositawati Indrati Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya [email protected] ABSTRAK Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang ditandai dengan tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Induksi Deoxycorticosterone Acetate (DOCA) merupakan salah satu cara yang digunakan untuk membuat hewan model hipertensi. Induksi DOCA-salt dapat menyebabkan peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS), terbentuk reaksi peroksidasi lipid sehingga terjadi peningkatan MDA. Yogurt susu kambing mengandung peptida bioaktif yang memiliki efek antihipertensi dan antioksidan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terapi yogurt susu kambing terhadap kadar MDA dan histopatologi ginjal tikus (Rattus norvegicus) model hipertensi yang diinduksi DOCA-salt. Penelitian ini dibagi dalam 5 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok hipertensi, terapi captopril, terapi yogurt dosis 300 mg/kg BB dan terapi yogurt dosis 600 mg/kg BB. Hasil pengukuran kadar MDA menunjukkan bahwa pemberian terapi yogurt dosis 300 mg/kg BB (0,471±0,023 μg/mL) dan yogurt dosis 600 mg/kg BB (0,406±0,025 μg/mL) dapat menurunkan kadar MDA lebih efektif daripada captopril (0,528±0,075 μg/mL). Kadar MDA kelompok terapi apabila dibandingkan dengan kelompok negatif yang paling efektif adalah kelompok yogurt dosis 600mg/kg BB. Hasil pengamatan histopatologi ginjal menunjukkan bahwa pemberian terapi yogurt susu kambing dan captopril dapat memperbaiki kerusakan glomerulus dan nekrosis tubulus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapi yogurt susu kambing dapat menurunkan kadar MDA dan memperbaiki histopatologi ginjal tikus model hipertensi hasil induksi DOCA-salt. Kata kunci : Hipertensi, DOCA-salt, yogurt susu kambing, MDA, histopatologi ginjal ABSTRACT Hypertension is blood pressure escalation which marked by the systolic blood pressure is more than 140 mmHg and the diastolic pressure is more than 90 mmHg. Deoxycorticosterone acetate (DOCA) is an agent commonly used to induce hypertension in experimental rats. DOCA-salt induction elevates reactive oxygen species (ROS) causing lipid peroxidation reaction indicated by increasing of MDA level. Goat milk yogurt contains bioactive peptide that has anti-hypertensive and anti-oxidant effects. This research was aimed to evaluate the therapeutic effects of goat milk yogurt against MDA level and kidney histopathology of hypertension rats model induced by DOCA-salt. There were 2 control groups consisted of negative control and positive control, and 3 treated groups which were

description

aaa

Transcript of 0911313031_Nevi-Kristi

Page 1: 0911313031_Nevi-Kristi

1

Efek Terapi Yogurt Susu Kambing Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) dan

Gambaran Histopatologi Ginjal Tikus (Rattus norvegicus) Model Hipertensi

Hasil Induksi Deoxycorticosterone Acetate (DOCA)-salt

Therapeutic Effect of Goat Milk Yogurt on Malondialdehyde (MDA) Level and

Histopathology in Kidney of Hypertension Rats (Rattus norvegicus) Model

induced Deoxycorticosterone Acetate (DOCA)-salt

Nevi Kristi Yunani, Masdiana C. Padaga, dan Rositawati Indrati

Program Studi Pendidikan Dokter Hewan, Program Kedokteran Hewan,

Universitas Brawijaya

[email protected]

ABSTRAK

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang ditandai dengan tekanan

darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg.

Induksi Deoxycorticosterone Acetate (DOCA) merupakan salah satu cara yang digunakan

untuk membuat hewan model hipertensi. Induksi DOCA-salt dapat menyebabkan

peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS), terbentuk reaksi peroksidasi lipid sehingga

terjadi peningkatan MDA. Yogurt susu kambing mengandung peptida bioaktif yang memiliki

efek antihipertensi dan antioksidan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

terapi yogurt susu kambing terhadap kadar MDA dan histopatologi ginjal tikus (Rattus

norvegicus) model hipertensi yang diinduksi DOCA-salt. Penelitian ini dibagi dalam 5

kelompok yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok hipertensi, terapi captopril, terapi

yogurt dosis 300 mg/kg BB dan terapi yogurt dosis 600 mg/kg BB. Hasil pengukuran kadar

MDA menunjukkan bahwa pemberian terapi yogurt dosis 300 mg/kg BB (0,471±0,023

µg/mL) dan yogurt dosis 600 mg/kg BB (0,406±0,025 µg/mL) dapat menurunkan kadar

MDA lebih efektif daripada captopril (0,528±0,075 µg/mL). Kadar MDA kelompok terapi

apabila dibandingkan dengan kelompok negatif yang paling efektif adalah kelompok yogurt

dosis 600mg/kg BB. Hasil pengamatan histopatologi ginjal menunjukkan bahwa pemberian

terapi yogurt susu kambing dan captopril dapat memperbaiki kerusakan glomerulus dan

nekrosis tubulus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapi yogurt susu kambing dapat

menurunkan kadar MDA dan memperbaiki histopatologi ginjal tikus model hipertensi hasil

induksi DOCA-salt.

Kata kunci : Hipertensi, DOCA-salt, yogurt susu kambing, MDA, histopatologi ginjal

ABSTRACT

Hypertension is blood pressure escalation which marked by the systolic blood

pressure is more than 140 mmHg and the diastolic pressure is more than 90 mmHg.

Deoxycorticosterone acetate (DOCA) is an agent commonly used to induce hypertension in

experimental rats. DOCA-salt induction elevates reactive oxygen species (ROS) causing lipid

peroxidation reaction indicated by increasing of MDA level. Goat milk yogurt contains

bioactive peptide that has anti-hypertensive and anti-oxidant effects. This research was aimed

to evaluate the therapeutic effects of goat milk yogurt against MDA level and kidney

histopathology of hypertension rats model induced by DOCA-salt. There were 2 control

groups consisted of negative control and positive control, and 3 treated groups which were

Page 2: 0911313031_Nevi-Kristi

2

groups treated with captopril, 300 mg/kg body weight of yogurt, or 600 mg/kg body weight

of yogurt. The results of MDA level measurement showed that treatment with 300 mg/kg BW

and 600 mg/kg BW goat milk yogurt could reduce MDA level (0.471±0.023 μg/mL and

0.406±0.025 μg/mL) better than treatment with captopril (0.528±0.075 µg/mL). The most

effective dose between the treatment groups in reduced MDA level, when compared to the

negative control was 600 mg/kg BW goat milk yogurt. Histopatologic observation of kidney

showed that the treatment of both goat milk yogurt and captopril could repair gromelurus

damage and tubulus necrosis. Its proved that goat milk yogurt therapy could reduce MDA

level and repair kidney histopathology of hypertension rats model induced by DOCA-salt.

Keywords: Hypertension, DOCA-salt, goat milk yogurt, MDA, kidney histopathology

PENDAHULUAN

Menurut The Joint National Community

on Preventation, Detection evaluation and

treatment of High Blood Preassure dari

Amerika Serikat dan badan dunia WHO

dengan International Society of Hipertention

definisi hipertensi adalah kondisi dimana

tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan

tekanan diastolik > 90 mmHg (David et al.,

2008). Berdasarkan data World Health

Organization (WHO) tahun 2002 angka

prevalensi hipertensi didunia sebanyak 1

milyar orang dan hipertensi dapat

menyebabkan kematian sekitar 7,1 juta orang

pertahun. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2007 sebagaimana dipublikasikan oleh

Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa

prevalensi hipertensi di Indonesia satu

diantara tiga penduduk dewasa. Patogenesis,

pengobatan dan pencegahan penyakit

hipertensi dapat dipahami dengan

mengembangkan hewan coba model

hipertensi (Badyal et al., 2003).

Induksi Deoxycorticosterone Acetate

(DOCA) merupakan salah satu cara yang

digunakan untuk membuat hewan model

hipertensi sekunder yang dipengaruhi oleh

hormon. Hipertensi induksi DOCA

menyebabkan peningkatan tekanan darah

pada ginjal, penurunan plasma rennin

activity (PRA), hipertrofi pada ginjal dan

terjadinya stres oksidatif dengan adanya

peningkatan Reactive Oxygen Species (ROS)

(Ortiz & Garvin, 2001). Peningkatan ROS

menyebabkan peroksidasi lipid, akhir dari

reaksi menyebabkan terputusnya asam lemak

yang disebut Malondialdehyde (MDA) yang

dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan

terjadi nekrosis (Yasuo et al., 2000).

Terapi hipertensi dilakukan dengan cara

farmakologis dan nonfarmakologis.

Pengobatan hipertensi membutuhkan jangka

waktu yang lama dan memiliki efek samping

seperti hiperlipidemia, hipoglikemia, pusing,

mual, batuk kering (Yui et al., 2004). Terapi

nonfarmakologis dapat menjadi pilihan

karena aman untuk dikonsumsi dalam jangka

waktu yang panjang dan tidak menimbulkan

efek samping. Salah satu terapi

nonfarmakologis yang dapat digunakan

adalah yogurt susu kambing.

Yogurt didefinisikan sebagai produk yang

dihasilkan dari susu yang difermentasikan

dengan starter bakteri asam laktat (Shah,

2003). Hasil penelitian Dogrell & Brown

(1998), yogurt dapat menurunkan stress

oxidative. Stres oksidatif dapat ditentukan

dengan mengukur Malondialdehyde (MDA)

karena MDA sebagai indikator kerusakan

oksidatif terutama dari asam lemak tidak

jenuh (Kevin et al., 2006). Berdasarkan latar

belakang, penelitian ini untuk mengetahui

apakah yogurt susu kambing dapat

menurunkan tekanan darah, yang ditinjau

dari kadar MDA dan gambaran histopatologi

ginjal.

MATERI DAN METODE

Pembuatan Starter

Susu kambing Peranakan Etawa (PE)

sebanyak 100 ml dipasteurisasi pada suhu

72o C selama 5 menit didinginkan hingga

suhu mencapai 40-45oC. Starter Yόgourmet

0,5 gram dicampur dengan susu kambing.

Page 3: 0911313031_Nevi-Kristi

3

Inkubasi pada suhu 40-45oC selama 4-8 jam,

sampai pH rata-rata yogurt 4,5 (www.

yogourmet. com).

Pembuatan Yogurt Susu Kambing

Susu kambing sebanyak 500 ml

dipasteurisasi pada suhu 72o C selama 5

menit didinginkan hingga suhu mencapai 40-

45oC. Inokulasi starter cair 15 ml, inkubasi

pada suhu 40-45oC selama 4–8 jam sampai

PH rata-rata yogurt 4,5.

Freeze Dry Yogurt Susu Kambing

Freeze dry yogurt susu kambing

dilakukan menggunakan freeze dryer (Christ

Beta 1-8 K) di Laboratorium Farmakognosi

dan Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas

Airlangga.

Persiapan Hewan Coba

Tikus yang dipelihara dalam kandang besi

ukuran 41 cm x 31 cm x 27 cm, 4

ekor/kandang dalam suhu ruang 25-26oC

dengan kelembaban 76-87%.

Induksi Tikus Hipertensi dengan DOCA-

salt

Tikus diberikan pakan komersial dan

diberikan NaCl 2% (w/v) sebagai air minum.

DOCA diinjeksi subcutan (SC) selama 5

minggu, seminggu 2 kali injeksi dengan

dosis 20 mg/kg BB diinjeksi 5 kali kemudian

injeksi dengan dosis 10 mg/kg BB diinjeksi 5

kali. DOCA dilarutkan pada 0,5 ml minyak

jagung (Modifikasi Badyal et al., 2003).

Pemberian Terapi Captopril

Captopril (CPT) dengan cara sonde

lambung selama 28 hari dosis 5 mg/kg

BB/hari, captopril dilarutkan dalam 1 ml air

(Contreras et al., 2009).

Pengukuran Tekanan Darah

Metode tail cuff untuk pengukuran

tekanan darah dengan menggunakan blood

pressure analyzer. Cara pengukuran tekanan

darah sama dengan sphygmomanometer

seperti pada manusia (Prahalathan et al.,

2012).

Pengukuran Kadar MDA

Pengukuran kadar MDA dilakukan

dengan metode Thiobarbituric Acid (TBA)

menurut Aulanni’am (2012), dimulai dengan

Ginjal sebanyak 0,5 gram dipotong kecil-

kecil dan digerus dalam mortar hingga halus.

Ditambahkan 500 μl NaCl 0,9% kemudian

homogenasi. Homogenat dipindah dalam

eppendorf, disentrifugasi dengan kecepatan

8000 rpm selama 20 menit. Supernatan

dipipet 100μL dimasukkan dalam apendof,

ditambahkan akuades 550μL dihomogenkan

dengan, ditambahkan 100μL TCA 10%

dihomogenkan, ditambahkan 250μL HCl 1N

dihomogenkan, ditambahkan 100μL Na-

Thiol kemudian dihomogenkan. Dilakukan

sentrifugasi dengan kecepatan 500 rpm

selama 10 menit. Supernatan dimasukkan

dalam eppendorf, dimasukkan dalam

waterbath pada suhu 100ºC selama 30 menit,

supernatan dibiarkan pada suhu ruang.

Supernatan yang dihasilkan diukur

absorbansinya pada λmaks, selanjutnya

diplotkan pada kurva standar MDA sehingga

diperoleh nilai kadar MDA.

Pengamatan Histopatologi

Pengamatan histopatologi ginjal

dilakukan menggunakan mikroskop Olympus

BX 51 perbesaran 400x. Pengambilan

gambar histopatologi menggunakan kamera

Olympus DP 71, gambar ditampilkan di layar

monitor menggunakan Olympus Viewer for

Imaging Applications (Oly Via). Pengamatan

histopatologi pada ginjal yaitu adanya

kerusakan glomerulus dan nekrosis tubulus.

Analisis Data

Parameter yang diamati dalam penelitian

ini meliputi perubahan morfologi jaringan

organ ginjal dan perubahan kadar

malondialdehyde (MDA). Data yang

diperoleh dari hasil pengukuran kadar MDA

ginjal dianalisis dengan uji one way analysis

of variance (ANOVA) dengan menggunakan

Statistical Package for the Social Science

(SPSS) versi 16.0 For Windows. Antar

perlakuan yang berpengaruh nyata dilakukan

analisa lebih lanjut dengan uji beda nyata

jujur (BNJ) / Uji Tukey taraf kepercayaan

Page 4: 0911313031_Nevi-Kristi

4

sebesar 95% dan untuk mengetahui

signifikansi antar kelompok perlakuan

dengan α = 0,05 (Kusriningrum, 2008).

Analisis gambar histopatologi ginjal

dilakukan secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh yogurt susu kambing terhadap

kadar Malondialdehid (MDA) ginjal tikus

hipertensi induksi DOCA-salt

Pengukuran kadar MDA ginjal dengan

spektrofotometer pada panjang gelombang

(λ) 530 nm. Hasil analisa statistik

menggunakan uji One Way ANOVA yang

dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur

(BNJ) atau Tukey dengan tingkat

kepercayaan 95%. Kelompok kontrol negatif

dan kelompok hipertensi menunjukkan

adanya perbedaan yang nyata (p < 0,05),

sedangkan pada kelompok captopril dan

yogurt tidak memberikan perbedaan yang

nyata. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh

yogurt susu kambing terhadap kelompok

perlakuan hipertensi. Terapi yogurt susu

kambing dosis 300 mg / kg BB dan 600 mg /

kg BB tidak memberikan perbedaan yang

nyata. Rata-rata kadar MDA ginjal dapat

dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 1. Rata-rata kadar MDA ginjal tikus induksi DOCA-salt

Kelompok Perlakuan N Rata-rata Kadar MDA

( + SD) µg/mL

Tikus normal (A) 4 0,31 + 0,08 a

Tikus hipertensi (B) 4 0,61 + 0,09 c

Tikus terapi captopril dosis 5 mg/kg BB(C) 4 0,52 + 0,02 bc

Tikus terapi kasein dosis 300 mg/kg BB (D) 4 0,43 + 0,08 ab

Tikus terapi kasein dosis 600 mg/kg BB (E) 4 0,42 + 0,04 ab

Keterangan : Notasi yang berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan (p<0,05)

Kelompok B berbeda nyata apabila

dibandingkan dengan kelompok yang lain,

ditandai dengan kadar MDA yang tinggi.

Hasil penelitian Prahalathan, et al. (2012)

menyatakan bahwa induksi DOCA

menyebabkan peningkatan ROS yang

ditandai dengan meningkatnya kadar MDA.

Induksi DOCA dapat meningkatkan

aldosteron sehingga terjadi peningkatan

reabsorbsi Na dan air kemudian peningkatan

volume cairan menyebabkan peningkatan

tekanan darah. Hipertensi dapat

menyebabkan terjadinya pembentukan ROS.

Perbedaan perlakuan yang tidak nyata

antara kelompok terapi superoksida

dismutase (SOD). Superoksida dismutase

bekerja dengan cara mengkatalisis reaksi

dismutase dari radikal anion superoksida

menjadi H2O2.

Kelompok terapi D dan kelompok terapi

E tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan

bahwa kelompok terapi yogurt dosis 300

mg/kg BB dan dosis 600 mg/kg BB memiliki

pengaruh yang sama dalam menurunkan

kadar MDA. Kelompok terapi E apabila

dibandingkan dengan kelompok A

menunjukkan tidak berbeda nyata.

Kelompok yogurt dosis 600 mg/kg BB

merupakan kelompok dengan dosis terapi

yang efektif menurunkan kadar MDA.

Menurut Ling & Yen (1999), yogurt

yang difermentasikan dengan bakteri

Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

thermophilus dapat menghambat peroksidasi

lipid melalui perubahan radikal oksigen

reaktif, seperti radikal hidroksil atau

hidrogen peroksida. Peptida dapat dilepaskan

dari protein dalam susu melalui fermentasi

dengan kultur starter bakteri asam laktat.

Hasil penelitian Fitzgerald & Murray (2006),

yogurt yang difermentasikan dengan bakteri

berfungsi sebagai antioksidan endogen

dengan meningkatkan superoksida dismutase

dan glutation peroksidase.

Efek Suplementasi Yogurt Susu Kambing

terhadap Histopatologi Ginjal Tikus

Induksi DOCA-salt

Page 5: 0911313031_Nevi-Kristi

5

Page 6: 0911313031_Nevi-Kristi

6

Pengamatan histopatologi ginjal tikus

dengan menggunakan mikroskop cahaya

(Olympus BX 51) dan pengambilan gambar

menggunakan Olympus XC 10 disajikan

pada Gambar 5.1. Hasil pengamatan

histopatologi ginjal pada kelompok kontrol

dan kelompok perlakuan ditemukan adanya

perubahan pada struktur glomerulus,

bowman’s space, struktur tubulus dan inti

sel.

Gambaran histopatologi ginjal kelompok

normal (Gambar 5.A) menunjukkan struktur

glomerulus dan tubulus terlihat normal.

Struktur glomerulus normal bulat yang

diselubungi oleh dua lapis epitel yang

disebut bowman’s space. Lapisan dalam

kapsul atau lapisan visceral bowman’s space

menyelimuti kapiler glomerulus. Struktur

tubulus terlihat normal karena terdapat sel

epitel kubus selapis yang dilapisi membran

basalis. Tubulus ginjal terdiri dari tubulus

distal dan tubulus proksimal. Tubulus distal

memiliki sel yang lebih kecil, lumen yang

lebih besar, lebih banyak mitokondria, tidak

ada mikrovili. Tubulus proksimal memiliki

sel yang lebih besar, lumen kecil, apeks sel

yang menghadap lumen mempunyai banyak

mikrofili membentuk brush border

(Junqueira et al., 2007).

Kelompok hipertensi pada Gambar 5.B,

tampak kerusakan pada glomerulus yang

ditandai dengan glomerulus yang tidak

berbentuk bulat, Bowman’s space yang

mengalami penyempitan karena sel podosit

dalam glomerulus mengalami hipertropi.

Menurut Fang, et al. (2005), induksi DOCA

dapat menyebabkan hipertropi yang

mengakibatkan kerusakan sel. Hipertropi

kerusakan glomerulus disebabkan oleh

sitoplasma dari sel podosit yang melebar.

Tubulus ginjal mengalami nekrosis, ditandai

dengan inti sel tubulus yang mengalami

piknotik dan karioreksis. Piknotik dan

karioreksis merupakan tahap kematian sel

(nekrosis). Hal ini sesuai dengan pendapat

Ricardo, et al. (1999) bahwa tikus hipertensi

DOCA-salt mengalami lesi pada ginjal yang

ditandai dengan nekrosis.

Mekanisme kerusakan membran sel

yang dapat menyebabkan terjadinya nekrosis

yaitu: adanya radikal bebas menyerang

membran plasma yang terdiri dari komponen

lipid dan komponen protein. Komponen lipid

akan mengalami peroksidasi dengan cara

menarik atom H dari rantai samping PUFA,

sehingga menghasilkan radikal karbon.

Kemudian radikal karbon akan bereaksi

dengan oksigen menjadi radikal peroksil,

radikal peroksil menyerang ulang rantai

samping PUFA menghasilkan radikal karbon

baru dan peroksida lipid.

Gambaran histopatologi kelompok tikus

yang diberi terapi captopril dapat dilihat pada

Gambar 5.C dengan perbesaran 400x. Dari

gambaran ini terlihat struktur glomerulus dan

tubulus yang mengalami perbaikan apabila

dibandingkan dengan kontrol positif.

Bowman’s space di glomerulus memiliki

batasan yang jelas. Inti sel tubulus masih

terlihat piknotik dan karioreksis. Aktivitas

antioksidan captopril kurang efektif dalam

perbaikan histopatologi kelompok C karena

penggunaan dosis captopril yang rendah.

Hasil penelitian Kojsova, et al. (2006)

pemberian captopril dengan dosis 10 mg/kg

BB/hari tidak memberikan hasil yang efektif

sebagai antioksidan dibandingkan dengan

captopril dosis 100 mg/kg BB/hari.

Kelompok hipertensi yang diterapi

dengan yogurt susu kambing dosis 300

mg/kg BB pada Gambar 5.D menunjukkan

perbaikan struktur glomerulus dan tubulus

dibandingkan dengan Gambar 5.B dan C.

Glomerulus berbentuk bulat, dilapisi

bowman’s space. Tubulus terlihat sel epitel

dan lumen yang mengalami perbaikan,

meskipun masih terdapat inti sel tubulus

yang mengalami piknotik dan karioreksis.

Kelompok D mengalami perbaikan karena

mendapat terapi yogurt dosis 300 mg/kg BB.

Gambar 5.E merupakan perlakuan

hipertensi yang diterapi yogurt susu kambing

600 mg/kg BB. Terlihat struktur glomerulus

yang mendekati normal apabila

dibandingkan dengan kelompok terapi

captopril dan yogurt dosis 300 mg/ kg BB.

Tubulus terlihat sel epitel dan lumen yang

Page 7: 0911313031_Nevi-Kristi

7

mengalami perbaikan, walaupun masih

terdapat inti sel tubulus yang mengalami

piknotik dan karioreksis. Dosis 600 mg/kg

BB yang diberikan merupakan dosis tertinggi

untuk terapi yogurt, sehingga gambaran

histopatologi lebih baik dibandingkan

dengan dosis 300 mg/kg BB. Yogurt susu

kambing dosis 600 mg/kg BB mengandung

lebih banyak peptida bioaktif termasuk

laktoferin. Menurut Michal et al., (1993),

laktoferin dapat menurunkan nekrosis,

mengurangi inflamasi dan infeksi. Yogurt

sebagai antioksidan, mekanisme kerja

antioksidan antara lain berinteraksi langsung

dengan radikal bebas, mencegah

pembentukan oksigen reaktif dan

memperbaiki kerusakan jaringan (Ong et al.,

1995).

KESIMPULAN

Terapi yogurt susu kambing dapat

menurunkan kadar malondialdehid (MDA)

organ ginjal dan memperbaiki gambaran

histopatologi ginjal tikus hipertensi induksi

DOCA-salt. Terapi yogurt dosis 600 mg/kg

BB merupakan terapi yang paling efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Aulanni’am., A. Rosdiana., and N. L.

Rahmah. 2012. The Potency of

Sargassum duplicatum Bory Extract on

Inflamatory Bowel Disease Therapy on

Rattus norvegicus. J of Life Science 6 :

144-154

Badyal, D.K., H. Lata., and A.P. Dadhich.

2003. Animal models of hypertension

and effect of drugs. Indian J

Pharmacol. 35 349–362

Cavanagh, E.M.V., Piotrkowski, B., Basso,

N., Stella, I., Inserra, F., Ferder, L.,

Fraga, C.G. 2003. Enalapril and

losartan attenuate mitochondrial

dysfunction in aged rats. FASEB J 17:

1096-8.

Contreras, M.M., R. Caro’n., M.J., Montero.,

M. Ramos., and I. Recio. 2009. Novel

Casein-derived Peptides with

Anthypertensive Activity.

International Dairy J 19: 566-573

David, A.C., Daniel, J., Stephen, T., David,

C. G., Timothy, P., Murphy., Robert,

D. T., Anthony, W., William, C.

Cushman., William, W., Domenic, S.,

Keith, F., Thomas, D., Giles., Bonita,

F., and Robert, M. C. 2008. Resistant

Hypertension: Diagnosis, Evaluation,

and Treatment. American Heart

Association, Inc 51:1403-1419.

Doggrell, S. A., and Brown, L. 1998. Rat

models of hypertension, cardiac

hypertrophy and failure.

Cardiovascular. Res. 39 89–105

Fang, X. C., Grant, B., Lee, C., and Julie, C.

2005. Kallikrein gene transfer reduces

renal fibrosis, hypertrophy and

proliferation in DOCA-salt

hypertensive rats. J Physiol Renal

Physiol 289: F622–F631

Fitzgerald, R.K., and Murray, B.A. 2006.

Bioactive peptides and lactic

farmentations. Internat.J.Dairy

Technol. 59, 118–125

Junquiera, L.C., and J, Carneiro. 2007. Basic

Histology. The McGraw-Hill

Companies

Kevin, C., Kregel, Hannah, J., Zhang. 2006.

An integrated view of oxidative stress

in aging: basic mechanisms, functional

effects, and pathological

considerations. Am J Physiol Regul

Integr Comp Physiol. 292:R18-R36

Kojsova, S., L. Jendekova., Z. Csizmadiova.,

R. Janikova., L. Paulis., and O.

Pechanova. 2006. The Combine Effect

of Indapamide and Captopril on Blood

Pressure, Nitric Oxide Generation and

Oxidant Status in Spontaneously

Hypertensive Rats. J Hypertension

24(4) : S340.

Page 8: 0911313031_Nevi-Kristi

8

Kusriningrum. 2008. Dasar Perancangan

Percobaan dan Rancangan Acak

Lengkap. Fakultas Kedokteran Hewan.

Universitas Airlangga. Surabaya

Ling, M. Y., and Yen, C.L. 1999.

Antioxidative ability of lactic acid

bacteria. J.Agric.Food Chem. 47,

1460–1466

Michal, M., Michal, Z., and Tadeusz, Z.

1993. Lactoferrin regulates the release

of tumour necrosis factor alpha and

interleukin 6 in vivo. Int. J, Exp. Path :

74, 433-439

Ong, A.S.H., E. Niki., and L. Packer. 1995.

Nutrition Lipid and Disease. AOCS,

Press, Champaign, pp. 245-253

Ortiz, P.A., and Garvin, J.L. 2001. Intrarenal

transport and vasoactive substances in

hypertension. Hypertension 38 621–

624

Prahalathan, P., S. Kumar, and B. Raja.

2012. Effect of morin: A flavonoid

against DOCA-Salt hypertensive rats.

A dosedependent study. Asian Pacific

J of Tropical Biomedicine: 443-448

Ricardo, R., Praveen, N., Chander., Andrea,

Z., and Charles, T. S. 1999. Role of

Aldosteron in Renal Vascular Injury in

Stroke-Prone Hypertensive Rats.

American Heart Association ISSN:

1524-4563

Shah, N., Caballero, B., Trugo, L. C., and

Finlas, P. M. 2003. Yogurt: The

Product and its Manufacture. In

Encyclopedia of Food Sciences and

Nutrition Academic Press: New York,

U.S.A. pp 6252-6259.

Yasuo, M., Toshihiko, K., Yutaka, K.,

Fumiko, K., Masanori, T., Jerry, L. W.,

Terry, J. O., Cheryl, E. G., and

Masashi, Y. 2000. Exaggerated

Vascular and Renal Pathology in

Endothelin-B Receptor-Deficient Rats.

American Heart Association 1524-

4539

Yui, Y., Sumiyoshi, T., Kodama, K.,

Hirayama, A., Nonogi, H.,

Kanmatsuse, K. 2004. Comparison of

nifedipine retard with angiotensin

converting enzyme inhibitors in

Japanese hypertensive patients with

coronary artery disease: the Japan

Multicenter Investigation for

Cardiovascular Diseases‐B (JMIC‐B)

randomized trial. Hypertension

Research;27:449‐56.