Post on 25-Mar-2019
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KEKEBALAN ALAMI SAPI PERAH
Effect of dry period length and dietary energy source in dairy cows on natural antibody titers and somatic
cell count in milk
Novi Mayasari
Sapi Perah
2
Seleksi Genetik
Peningkatan Pakan
Teknologi
400,000,000
500,000,000
600,000,000
700,000,000
1993 1998 2003 2008 2013
Total produksi susu di dunia (kg/305 d)
64%
FAOstat., 2016
Produksi susu di Indonesia (1980-2016)
Produksi susu dibawah 1 juta ton/tahun
Periode 2012 – 2016, penurunan produksi 1% per tahun atauturun menjadi 840,43 ribu ton.
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2016
Sapi Perah di Indonesia
c
• Produksi susu terkonsentrasi di Pulau Jawa
• 55% susu nasional berasal dari Jawa Timur
• Impor susu (berbagai bentuk produk) masih tinggi
Perkembangan Populasi Sapi Perah di Jawa dan Luar Jawa,1980 – 2016
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2016
Permasalahan Persusuan di IndonesiaHULU Rendahnya populasi sapi perah
dengan tingkat produktivitasrendah (11 liter/hari)
Skala usaha peternak rendah(rata-rata 2-3 ekor/ peternak),
Lahan hijau semakin terbatas Biaya impor sapi perah dan
bibitnya mahal, Good farming practices belum
dilakukan dengan baik, Permodalan kurang, Pendampingan belum optimal
(Boediyana, 2008).
HILIR Rendahnya posisi tawar
peternak dalam penjualan susu, Tarif bea masuk produk susu
rendah, Harga susu internasional lebih
murah, Ekonomi biaya tinggi terutama
dalam distribusi sapi impor Koordinasi antar instansi
pemerintah yang menanganipersusuan masih kurang
Strategi Pengembangan Persusuan Nasional
Peningkatan Populasi Sapi Perah Meningkatkan Good Farming Practices untuk Meningkatkan
Produksi Susu Fasilitasi Kebutuhan Lahan Fasilitasi Kebutuhan Modal Meningkatkan Serapan Susu Segar Mengembangkan Kemitraan Yang Sehat Memperkuat Pasar Susu Domestik Kemudahan Investasi Industri
(Farid and Sukesi, 2001; Moren and Morey, 2015)
Faktor-faktor yang mempengaruhiproduksi susu
Genetic x Environment (pakan, suhu, manajemen etc.)
Jumlah dan kualitas pakan serta jumlah air minum,
Umur ternak, luas kandang mempengaruhi tingkat
• Jumlah Pemerahan 2x ke 3x per hari naik 17% 3x ke 4x per hari naik 9% 2x ke 4x per hari naik 26%
• Interval Pemerahan Siang hari Malam hari
• Lama Masa Kering
• Efisiensi Reproduksi Calving interval Days open Days in milk at first breeding Service per conception Service per cow Age at first calving Average days in milk Percentage in milk
Meningkatkan Good Farming Practices untuk Meningkatkan Produksi Susu Manajemen pemeliharaan selama periode
rearing, Tata cara perkawinan, Pemeliharaan sapi kering, Pemberian pakan, Penanganan kesehatan induk Penanganan susu segar
Periode transisi pada sapi perah
Traditionally considered from -21 to 21 Days in Milk (DIM)
9E. Trevisi, 2013
• Pertumbuhanfetus
• Mammary gland
• ↑ kebutuhannutrisi
• ↑ produksi susu, • ↑ Protein, lemak
dan laktosa dalamsusu melebihiketersediaan
pakan
Status Sapi Perah pada Awal LaktasiKarakter sapi pada awal laktasiantara lain: Kesetimbangan energi negatif Tingginya kasus penyakit Rendahnya immunitas1
Tingginya status inflamasi222
Adapted from Hoffman et al. (2000). 1Kehrly, 1997; Lacetera et al. 2005; 2Cappa et al. 1989; Bionaz et al. 2007
Milk energy and maintenance
Feed energy
Body Energy Stores
Friggens el al., 2004
Genetic improvement
(Leroy et al., 2008)
Short or no dry period (0 hari atau 30 hari Masa kering)
Meningkatkan DMI, energy balance (EB) 1, metabolic status2, and
suggesting better immune competence
1Rastani et al. 2005, Van Knegsel et al. 2014; 2Chen et al. 2015;3Annen et al. 2004, Köpf et al. 2014; 4Church et al. 2008; Pezeshki et al. 2008; 5Annen et al. 2004;
©N.Mayasari(2018)
Tapi, Meningkatkan resiko high somatic cell count (SCC) 3 and has
variable effects on mastitis incidence 4
Energy balance of cows (N=167) with no dry period,short (30-d) or a conventional (60-d) (Van Knegsel et al., 2014)
0-d30-d60-d
Week relative to calving
Natural antibodi (NAb) Antibodi binding antigen
yang hadir pada individutanpa immunisasi1
Part of innate immunity1
IgM, IgG and IgA isotypes1,3
©N.Mayasari(2018)
NAb binding exogenous antigens and NAb binding self-antigens (NAAb) -> self structure (self constituents)1
● Antibodi binding specifik antibodies in immunized individuals disebut SpAb2
Link antara innate and acquired immunity3
1 Matter and Ochsenbein, 2008; Vollmers and Brändlein, 2009; 2Parmentier et al, 2004; 3Ochsenbein and Zinkernagel, 2000
Experimental design
• 167 sapi perah FH (semua laktasi dan tidak diimmunisasi)
• 3 lama masa kering : 0, 30, or 60 hari
• 2 lactation diets: lipogenic or glucogenic
• Milk samples untuk NAb (setiap minggu) and SCC (4 x per
minggu) dari minggu 1 hingga 14 setelah partus
• Keyhole limpet hemocyanin (KLH) and
Lipopolysaccharides (LPS) sebagai exogenous antigens
• Titers for isotypes (IgG and IgM) dianalisis menggunakan
indirect ELISA
Masa kering meningkatkan produksi susunamun menurunkan energy balance
10
20
30
40
50
1 3 5 7 9 11 13
0-d dry period 30-d dry period 60-d dry period
-500
-400
-300
-200
-100
0
100
200
1 3 5 7 9 11 13
Weeks postpartum
Shortening or omitting the dry period improved energy balance (EB) in early lactation.
Rastani et al., 2005;De Feu et al., 2009
Omitting dry period enhanced titers NAb (IgG and IgM) binding KLH and LPS and SCC in milk.
No dry period enhances antibodies and SCC
VariableDry period length (days)
SEMP-value
0 30 60 Dry period
IgG binding KLH 3.9 3.5 3.5 0.1 <0.01
IgM binding KLH 3.5 3.2 2.9 0.1 <0.01
IgG binding LPS 4.1 3.8 3.5 0.1 <0.01
IgM binding LPS 3.9 3.6 3.4 0.1 <0.01
SCC (x 103 cells/mL) 269 123 129 22 <0.01
Mayasari et al, 2016
A glucogenic diet meningkatkan IgM binding LPS tapi tidak menurunkan SCC
But, no diet effect on SCC
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Glucogenic Lipogenic
Titer
of I
gM b
ind
ing
LPS
P<0.01
• Glucogenic ration meningkatkan energy balance pada awal laktasi
• Glucogenic diet meningkatkan NAb titerspada awal laktasi
©N.Mayasari(2015)
Mean of titer of IgM binding LPS of cows fed a glucogenic diet vs. lipogenic diet from week 1 until 14 postpartum
Mayasari et al, 2016
NAb in milk are related with SCC
Higher titers of IgG and IgM binding KLH and IgG binding LPS were associated with increased risk of high SCC
NAb ORP-values 95% Confidence
LimitsNAb Dry Period
IgG binding KLH 1.27 <0.01 0.03 1.126 1.430
IgM binding KLH 1.21 0.01 0.03 1.043 1.401
IgG binding LPS 1.17 0.02 0.03 1.025 1.332
IgM binding LPS 1.08 0.38 0.02 1.925 1.261
Odd ratio (relation) between SCC and NAb
NAb in milk are related with mastitis
Higher IgG and IgM binding KLH and LPS were associated with increased risk of mastitis
NAb ORP-values 95% Confidence
LimitsNAb Dry Period
IgG binding KLH 1.58 <0.01 0.81 1.228 2.035
IgM binding KLH 1.72 <0.01 0.58 1.302 2.269
IgG binding LPS 1.75 <0.01 0.62 1.327 2.311
IgM binding LPS 1.45 0.04 0.90 1.005 2.084
Odd ratio (relation) between mastitis and NAb
©N.Mayasari(2015)
Potensi Indigofera sp. sebagai hijauanberkualitas
Biomas yang tinggi Tingginya kandungan protein kasar, kalsium, fosfor, kalium
dan magnesium. (tertinggi pada pemotongan pertama) (Abdullah, 2010)
Rendahnya kadar tannin Toleran terhadap musim kering, genangan air dan tahan
terhadap salinitas. Penggunaan legum Indigofera sp. mampu menggantikan
2.92 kg/ekor/hari atau 15% konsentrat dalam ransum komplittanpa memberikan dampak negatif pada konsumsi danproduksi susu. Salman, et al. (2017, submitted) .
Rataan produksi susu dari pemberian Indigoferazollingeriana (R1 =0, R2=15% dan R3=30%)
Salman, et al (2018) submitted
Take home messages
No dry period atau pemerahan terus menerus, menurunkan produksi susu, meningkatkan energy balance, antibodi dan SCC
Peningkatan antibody berhubngan dengan dayaimunitas tubuh sapi terhadap resiko terjadinya mastitis
Natural antibodi berperan sebagai potensial biomarkerpatofisiologi
Indigofera Sp. merupakan tanaman leguminosa yang berpotensi mengganti konsentrat dalam ransum sapiperah yang mampu meningkatkan produktivitas sapiperah
Pemanfaatan Indigofera Sp. dalam ransum sapi perahdapat meningkatkan produksi sapi perah
Acknowledgment
Universita Cattolica del Sacro Cuore (UCSC)
Wageningen University (WU)
Padjadjaran University (UNPAD)
©N.Mayasari(2018)
Wageningen Institute of Animal Science (WIAS)
Indonesian government scholarship (DIKTI)
Acknowledgements
Team Project WHYDRY:
WUR Adaptatiefysiologie, Wag.Juncai ChenNovi MayasariHenk ParmentierNicoline SoedeBas Kemp
Faculteit Diergeneeskunde, Utrecht Universiteit, NL
Saskia van der DriftRuurd Jorritsma
WUR Bedrijfseconomie, WageningenHenk HogeveenWilma Steeneveld
Veterinaire Faculteit, Universiteit van Bern, SW
Rupert BruckmaierAnette van Dorland
WUR Livestock Research, Lelystad, NLGerrit RemmelinkRoselinde Goselink
WUR Zuivel, WageningenKasper HettingaRuben de VriesToon van Hooijdonk
Gent Universiteit, BelgiëVeerle FievezSasitorn Jorjong
Thank you
©N.Mayasari(2018)