Post on 03-Apr-2018
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
1/31
| 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Frozen shoulder merupakan rasa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan
lingkup gerak sendi (LGS) pada bahu. Mungkin timbul karena adanya trauma,
mungkin juga timbul secara perlahan-lahan tanpa tanda-tanda atau riwayat
trauma.Keluhan utama yang dialami adalah nyeri dan penurunan kekuatan otot
penggerak sendi bahu dan keterbatasan LGS terjadi baik secara aktif atau
pasif.Frozen shoulder secara pasti belum diketahui penyebabnya. Frozen shoulder
atau yang juga dikenal dengan capsulitis adhesive. Respon autoimmunal terhadap
rusaknya jaringan lokal yang diduga menyebabkan penyakit tersebut.1
Frozen shoulder juga dapat disebabkan oleh trauma langsung pada bahu,
immobilisasi atau disuse dalam jangka waktu lama misalnya terjadi fraktur
disekitar bahu yang pada fase penyembuhannya tidak diikuti dengan gerak aktif
yang dilakukan secara teratur pada bahunya, disamping itu juga karena faktor
immunologi serta hubungannya dengan penyakit lain misalnya: Tuberkulosa paru,
hemiparase,ischemic heart desease, bronchitis kronis dan Diabetus Melitus.
Diduga ini merupakan respon autoimun karena rusaknya jaringan lokal.1
Diantara beberapa faktor yang menyebabkan frozen shoulder adalah
capsulitis adhesiva. Keadaan ini disebabkan karena suatu peradangan yang
mengenai kapsul sendi dan dapat menyebabkan perlengketan kapsul sendi dan
tulang rawan, ditandai dengan nyeri bahu yang timbul secara perlahan-lahan,
nyeri yang semakin tajam, kekakuan dan keterbatasan gerak. Pada pasien yang
menderita capsulitis adhesiva menimbulkan keluhan yang sama seperti pada
penderita yang mengalami peradangan pada jaringan disekitar sendi yang disebut
dengan periarthritis, keadaan ini biasanya timbul gejala seperti tidak bisa menyisir
karena nyeri disekitar depan samping bahu. Nyeri tersebut terasa pula saat lengan
1
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
2/31
| 2
diangkat untuk mengambil sesuatu dari saku kemeja, ini berarti gerakan aktif
dibatasi oleh nyeri. Tetapi bila mana gerak pasif diperiksa ternyata gerakan itu
terbatas karena adanya suatu yang menahan yang disebabkan oleh perlengketan.
Gangguan sendi bahu sebagian besar didahului oleh adanya rasa nyeri, terutama
rasa nyeri timbul sewaktu menggerakan bahu, penderita takut menggerakan
bahunya. Akibat immobilisasi yang lama maka otot akan berkurang kekuatannya.
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
3/31
| 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Definisi Frozen ShoulderIstilah frozen shouder hanya digunakan untuk penyakit yang sudah
diketahui dengan baik yang ditandai dengan nyeri dan kekakuan progresif bahu
yang berlangsung 18 bulan. Proses peradangan dari tendonitis kronis tapi
perubahan-perubahan peradangan kemudian menyebar melibatkan seluruh cuffdan capsul.1
Selama peradangan berkurang jaringan berkontraksi kapsul menempel
pada kaput humeri dan guset sinovial intra artikuler dapat hilang dengan
perlengketan. Frozen merupakan kelanjutan lesi rotator cuff, karena degenerasi
yang progresif. Jika berkangsung lama otot rotator akan tertarik serta
memperlengketan serta memperlihatkan tnada-tanda penipisan dan fibrotisasi.
Keadaan lebih lanjut, proses degenerasi diikuti erosi tuberculum humeri yang
akan menekan tendon bicep dan bursa subacromialis sehingga terjadi penebalan
dinding bursa. Frozen shoulder dapat pula terjadi karena ada penimbunan kristal
kalsium fosfat dan karbonat pada rotator cuff. Garam ini tertimbun dalam tendon,
ligamen, kapsul serta dinding pembuluh darah. Penimbunan pertama kali
ditemukan pada tendon lalu kepermukaan dan menyebar keruang bawah bursa
subdeltoid sehingga terjadi rardang bursa, terjadi berulang-ulang karena tekiri
terus-menerus menyebabkan penebalan dinding bursa, pengentalan cairan bursa,
perlengketandinding dasar dengan bursa sehingga timbul pericapsulitis adhesive
akhirnya terjadi frozen shoulder.2
Frozen shoulder dibagi 2 Klasifikasi, yaitu :
a. Primer/ idiopetik frozen shoulder
Yaitu frozen yang tidak diketahui penyebabnya. Frozen shoulder lebih
banyak terjadi pada wanita dari pada pria dan biasanya terjadi usia lebih dari 41
tahun. Biasanya terjadi pada lengan yang tidak digunakan dan lebih
3
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
4/31
| 4
memungkinkan terjadi pada orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan
gerakan bahu yang lama dan berulang.
b. Sekunder frozen shoulder
Yaitu frozen yang diikuti trauma yang berarati pada bahu misal fraktur,
dislokasi, luka baker yang berat, meskipun cedera ini mungkin sudah terjadi
beberapa tahun sebelumnya.
Kapsul
Sendi mengalami
peradangan
Gambar 2. 1
Capsulitis Adhesiva Bahu Kiri Tampak dariAnterior
2.2Anatomi Fungsional Sendi Bahu (Shoulder Joint)Secara anatomi sendi bahu merupakan sendi peluru (ball and socket joint)
yang terdiri atas bonggol sendi dan mangkuk sendi, gambar 2. 2. Cavitas sendi
bahu sangat dangkal, sehingga memungkinkan seseorang dapat menggerakkan
lengannya secara leluasa dan melaksanakan aktifitas sehari-hari. Namun struktur
yang demikian akan menimbulkan ketidakstabilan sendi bahu dan ketidakstabilan
ini sering menimbulkan gangguan pada bahu.
Sendi bahu merupakan sendi yang komplek pada tubuh manusia dibentuk
oleh tulang-tulang yaitu : scapula (shoulder blade),clavicula (collar bone),
humerus (upper arm bone), dan sternum. Daerah persendian bahu mencakup
empat sendi, yaitu sendi sternoclavicular, sendi glenohumeral, sendi
acromioclavicular, sendi scapulothoracal. Empat sendi tersebut bekerjasama
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
5/31
| 5
secara secara sinkron. Pada sendi glenohumeralsangat luas lingkup geraknya
karena caput humeri tidak masuk ke dalam mangkok karena fossa glenoidalis
dangkal.
Berbeda dngan cara berpikir murni anatomis tentang gelang bahu, maka
bila dipandang dari sudut klinis praktis gelang bahu ada 5 fungsi persendian yang
kompleks, yaitu:
a. Sendi GlenohumeraleSendi glenohumeral dibentuk oleh caput humeri yang bulat dan cavitas
glenoidalisscapula yang dangkal dan berbentuk buah per. Permukaan sendi
meliputi oleh rawan hyaline, dan cavitas glenoidalis diperdalam oleh adanya
labrum glenoidale.3
Dibentuk oleh caput humerrus dengan cavitas glenoidalisscapulae, yang
diperluas dengan adanya cartilago pada tepi cavitas glenoidalis, sehingga rongga
sendi menjadi lebih dalam. Kapsul sendi longgar sehingga memungkinkan
gerakan dengan jarak gerak yang lebih luas. Proteksi terhadap sendi tersebut
diselenggarakan oleh acromion, procecus coracoideus, dan ligamen-ligamen.
Tegangan otot diperlukan untuk mempertahankan agar caput humerus selalu
dipelihara pada cavitas glenoidalisnya.
Ligamen-ligamen yang memperkuat sendi glenohumeral antara lain
ligamenglenoidalis, ligamenhumeral tranversum, ligamencoraco humeral dan
ligamencoracoacromiale, serta kapsul sendi melekat pada cavitas glenoidalis dan
collum anatomicum humeri.3
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
6/31
| 6
Ligament yang memperkuat antara lain:
1) ligamentumcoraco humerale, yang membentang dari procesuscoracoideus sampai tuberculum humeri.
2) ligament coracoacromiale, yang membemtang dari procesuscoracoideus sampai acromion.
3) ligament glenohumerale, yang membentang dari tepi cavitasglenoidalis ke colum anatobicum, dan ada 3 buah yaitu:
a) ligament gleno humerale superior, yang melewati articulatiosebelah cranial
b) Ligament glenohumeralis medius, yang melewati articulatiosebelah ventral.
c) Ligamentum gleno humeralis inferius, yang melewati articulationsebelah inferius.
Bursa-bursa yang ada pada shoulder joint:
1) Bursa otot latisimus dorsi, terletak pada tendon otot teres mayor dantendon latisimus dorsi.
2) Bursa infra spinatus, terdapat pada tendon infra spinatus dantuberositashumeri.
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
7/31
| 7
3) Bursa otot pectoralis mayor, terletak pada sebelah depan insersio ototpectoralis mayor.
4) Bursa subdeltoideus, terdapat diatas tuberositas mayus humeri dibawahotot deltoideus.
5) Bursa ligament coraco clavikularis, terletak diatas ligamentumcoracoclaviculare.
6) Bursa otot subscapularis terletak diantar sisi glenoidalis scapulaedengan otot subscapularis.
7) Bursa subcutanea acromialis, terletak diatas acromion dibawah kulitAda dua tipe dasar gerakan tulang atau osteokinematika pada sendi
glenoidal yaitu rotasi atau gerakan berputar pada suatu aksis dan translasi
merupakan gerakan menurut garis lurus dan kedua gerakan tersebut akan
menghasilkan gerakan tertentu dalam sendi atau permukaan sendi yang disebut
gerakan artrokinematika.Rotasi tulang atau gerakan fisiologis akan menghasilkan
gerakan roll-gliding di dalam sendi dan translasi tulang menghasilkan gerakan
gliding, traction ataupun compression dalam sendi yang termasuk dalam joint play
movement.
Ada dua tipe dasar gerakan tulang atau osteokinematika adalah rotasi atau
gerakan berputar pada suatu aksis dan translasi merupakan gerakan menurut garis
lurus dan kedua gerakan tersebut akan menghasilkan gerakan tertentu dalam sendi
atau permukaan sendi yang disebut gerakan artrokinematika. Rotasi tulang atau
gerakan fisiologis akan menghasilkan gerakan roll-gliding di dalam sendi dan
translasi tulang menghasilkan gerakan gliding, traction ataupun compression
dalam sendi yang termasuk dalam joint play movement.
Gerakan arthrokinematika pada sendi gleno humeralyaitu : (1) gerakan
fleksi terjadi rollingcaput humeri ke anterior, sliding ke posterior (2) gerakan
abduksi terjadi rollingcaput humeri ke cranio posterior, sliding ke caudo ventral
(3) gerakan eksternal rotasi terjadi rollingcaput humeri ke dorso lateral, sliding ke
ventro medial (4) gerakan internal rotasi terjadi rollingcaput humeri ke ventro
medial dan sliding ke dorso lateral.4
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
8/31
| 8
b. Sendi sterno claviculareDibentuk oleh extremitas glenoidalis clavikula, dengan incisura
clavicularis sterni. Menurut bentuknya termasuk articulation sellaris, tetapi
fungsionalnya glubiodea. Diantar kedua facies articularisnya ada suatu discus
articularis sehingga lebih dapat menyesuikan kedua facies articularisnya dan
sebagai cavum srticulare. Capsula articularis luas,sehingga kemungkinan gerakan
luas.
Ligamentum yang memperkuat:
1) ligamentum interclaviculare, yang membentang diantara medialextremitassternalis, lewat sebelah cranial incisura jugularis sterni.
2) ligamentum costoclaviculare, yang membentang diantara costaepertama sampai permukaan bawah clavicula.
3) ligamentum sterno claviculare, yang membentang dari bagian tepicaudal incisura clavicularis sterni, kebagian cranial extremitas sternalis
claviculare.
Gerak osteokinematika yang terjadi adalah gerak elevasi 45 dan gerak
depresi 70, serta protraksi 30 dan retraksi 30. Sedangkan gerak
osteokinematikanya meliputi: (1) gerak protraksi terjadi roll clavicula kearah
ventral dan slide kearah ventral, (2) gerak retraksi terjadi roll clavicula kerah
dorsal dan slide kearah dorsal, (3) gerak elevasi terjadi roll kearah cranial dan
slide kearah caudal, gerak fleksi shoulder 10 (sampai fleksi 90) terjadi gerak
elevasi berkisasr 4, (4) gerak depresi terjadi roll ke arah caudal dan slide
clavicula kearah cranial.
c. Sendi acromioclaviculareDibentuk oleh extremitas acromialisclavicula dengan tepi medial dari
acromion scapulae. Facies articularisnya kecil dan rata dan dilapisi oleh fibro
cartilago. Diantara facies articularis ada discus artucularis. Secara morfologis
termasuk ariculatio ellipsoidea, karena facies articularisnya sempit, dengan
ligamentum yang longgar.
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
9/31
| 9
Ligamentum yang memperkuatnya:
1) ligamentacromio claiculare, yamg membentang antara acromiondataran ventral sampai dataran caudal clavicula.
2) ligament coraco clavicuculare, terdiri dari 2 ligament yaitu:a) Ligamentum conoideum, yang membentang antara dataran medial
procecuscoracoideus sampai dataran caudal claviculare.
b) Ligamentum trapezoideus, yang membentang dari dataran lateralprocecuscoraoideus sampai dataran bawah clavicuare,
Gerak osteokinematika sendi acromio clavicularis selalu berkaitan dengan
gerak pada sendi scapulothoracalis saat elevasi diatas kepala maka terjadi rotasi
clavicula mengitari sumbu panjangnya. Rotasi ini menyebabkan elevasi clavicula,
elevasi tersebut pada sendi sterno clavicularis kemudian 30% berikutnya pada
rotasi clavicula.
d. Sendi subacromialeSendi subacromiale berada diantara arcus acromioclaviculare yang berada
di sebelah cranial dari caput serta tuberositas humeri yang ada di sebeleh caudal,
dangan bursa subacromiale yang besar bertindak sebagai rongga sendi.
e. Sendi scapulo thoracicSendi scapulo thoracic bukan sendi yang sebenarnya, hanya berupa
pergerakan scapula terhadap dinding thorax.
Gerak osteokinematika sendi ini meliputi gerakan kerah medial lateral
yang dalam klinis disebut down ward-up wardrotasi juga gerak kerah cranial-
caudal yang dikenal dengan gerak elevasi-depresi.
Inervasi
Sedangkan sendi bahu dipersarafi oleh plexus brachialis, plexus brachialis
merupakan anyaman serat saraf yang berjalan dari tulang belakang C5-T1,
kemudian melewati bagian leher dan ketiak, dan akhirnya keseluruh bagian lengan
atas dan bawah.
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
10/31
| 10
Plexus brachialis dimulai dari rami ventral saraf spinal, dimana rami
bergabung membentuk 3 truncus, yaitu trunkus superior (C5-C6), trunkus inferior
(C7), trunkus medialis(C8-T1).
Peredaran darah arteri yang memelihara sendi bahu adalah arteri axillaris
yang merupakan lanjutan dari arteri subslavia lalu bercabang-cabang, antara lain :
arteri subscapularis, dan arteri brachialis. Sedangkan pembuluh darah vena pada
sendi bahu anatara lain vena axillaris yang bercabang-cabang menjadi vena
cephalica, vena brachilica.
2.3EtiologiEtiologi dari frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva masih belum
diketahui dengan pasti. Adapun faktor predisposisinya antara lain periode
immobilisasi yang lama, akibat trauma, over use, injuries atau operasi pada sendi,
hyperthyroidisme, penyakit cardiovascular,clinical depression dan Parkinson.
Adapun beberapa teori yang dikemukakan AAOS tahun 2007 mengenai
frozen shoulder, teori tersebut adalah :
a. Teori hormonal.Pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita bersamaan
dengan datangnya menopause.
b. Teori genetik.Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari frozen shoulder,
contohnya ada beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat
yang sama.
c.
Teori auto immuno.Diduga penyakit ini merupakan respon auto immuno terhadap hasil-hasil
rusaknya jaringan lokal.
d. Teori postur.Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap
menyebabkan pemendekan pada salah satu ligamen bahu.
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
11/31
| 11
2.4 Patofisiologi
Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan
dalamnya terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh darah banyak dan
sinovium, yang berbentuk suatu kantong yang melapisi seluruh sendi, dan
membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi, sinovium tidak meluas
melampaui permukaan sendi tetapi terlipat sehingga memungkinkan gerakan
secara penuh. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang membasahi
permukaan sendi. Cairan sinovium normalnya bening, tidak membeku, tidak
berwarna. Jumlah yang di permukaan sendi relative kecil (1-3 ml). Cairan
sinovium juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Capsulitis adhesiva merupakan kelanjutan dari lesi rotator cuff, karena terjadi
peradangan atau degenerasi yang meluas ke sekitar dan ke dalam kapsul sendi dan
mengakibatkan terjadinya reaksi fibrous. Adanya reaksi fibrous dapat diperburuk
akibat terlalu lama membiarkan lengan dalam posisi impingement yang terlalu
lama.1
Sindroma nyeri bahu sangat komplek dan sulit untuk diidentifikasi satu
persatu bagian secara detail. Guna memahami penyebab dan patologi sindroma
nyeri bahu, maka dapat dikelompokkan menjadi:
a. Faktor Penyebab:
1) Faktor penyebab gerak dan fungsi, yang terkait dengan aktifitas
gerak dan struktur anatomi
2) Faktor penyebab penyebab secara neurogenik yang berkaitan
dengan keluhan neurologik yang menyertai baik secara langsung
maupun tidak langsung yang berupa nyeri rujukan.
b. Berdasarkan sifat keluhan nyeri bahu dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu :
(a) Kelompok spesifik, mengikuti pola kapsuler dan
(b) Kelompok tidak spesifik sebagai kelompok yang bukan
mengikuti pola kapsuler.
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
12/31
| 12
2.5 Tanda dan gejala
a. Nyeri
Pasien berumur 40-60 tahun, dapat memiliki riwayat trauma, seringkali
ringan, diikuti sakit pada bahu dan lengan nyeri secara berangsur-angsur
bertambah berat dan pasien sering tidak dapat tidur pada sisi yang terkena. Setelah
beberapa lama nyeri berkurang, tetapi sementara itu kekakuan semakin terjadi,
berlanjut terus selama 6-12 bulan setelah nyeri menghilang. Secara berangsur-
angsur pasien dapat bergerak kembali, tetapi tidak lagi normal.1
Nyeri dirasakan pada daerah otot deltoideus. Bila terjadi pada malam hari
sering dijumpai mengganggu tidur. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya
kesulitan penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita
akan melakukan gerakan kompensasi dengan mengangkat bahu pada saaqt
gerakan mengangkat lengan yang sakit, yaitu saat flexi dan abduksi sendi bahu
diatas 90 atau di sebut dengan shrugging mechanism. Juga dapay dijumpai
adanya atrofi otot gelang bahu.
b. Keterbatasan Lingkup gerak sendiCapsulitis adhesive ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi
glenohumeral yang nyata, baik gerakan aktif maupun pasif. Ini adalah suatu
gambaran klinis yang dapat menyertai tendinitis, infark myokard, diabetes
melitus, fraktur immobilisasi berkepanjangan atau redikulitis cervicalis. Keadaan
ini biasanya unilateral, terjadi pada usia antara 4560 tahun dan lebih sering pada
wanita.
Nyeri dirasakan pada daerah otot deltoideus. Bila terjadi pada malam hari
sering sampai mengganggu tidur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
kesukaran penderita dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita
akan melakukan dengan mengangkat bahunya (srugging).5
c. Penurunan Kekuatan otot dan Atropi ototPada pemeriksaan fisik didsapat adanya kesukaran penderita dalam
mengangkat lengannya (abduksi) karena penurunan kekuatan otot. Nyeri
dirasakan pada daerah otot deltoideus, bila terjadi pada malam hari sering
menggangu tidur. Pada pemeriksaan didapatkan adanya kesukaran penderita
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
13/31
| 13
dalam mengangkat lengannya (abduksi), sehingga penderita akan
melakukandengan mengangkat bahunya (srugging). Juga dapat dijumpai adanya
atropi bahu (dalam berbagaoi tingkatan). Sedangkan pemeriksaan neurologik
biasanya dalam batas normal.5
d. Gangguan aktifitas fungsionalDengan adanya beberapa tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada
penderita frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva seperti adanya nyeri,
keterbatasan LGS, penurunan kekuatan otot dan atropi maka secara langsung akan
mempengaruhi (mengganggu) aktifitas fungsional yang dijalaninya.
2.6Pemeriksaan fisik1. Pemeriksaan gerak dasar.
Pemeriksaan gerak yang dilakukan meliputi :
a. Gerak aktif.Dalam pemeriksaan gerak aktif, pasien diminta untuk menggerakkan
secara aktif bahunya kearah fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, endorotasi,
eksorotasi, elevasi, depresi, protraksi, retraksi dan sirkumduksi.
b. Gerak pasif.Merupakan pemeriksaan gerak sendi bahu yang dilakukan oleh fisioterapis
kearah fleksi, ekstensi, eksorotasi, endorotasi, sementara pasien dalam keadaan
pasif dan rileks abduksi dan adduksi horizontal.
c. Gerak isometris melawan tahanan.Pada pemeriksaan gerak ini prinsipnya masih sama seperti pada
pemeriksaan gerak aktif pada sendi bahu ke segala arah hanya saja padapemeriksaan gerak ini masih ditambah dengan tahanan secara isometrik oleh
terapis. Hasil yang dinilai adalah
(1) Apakah pasien mampu melakukan gerakan isometris melawan tahanan
terapis dengan atau tanpa timbul adanya nyeri,
(2) Ada atau tidaknya penurunan kekuatan otot penggerak bahu kiri baik
fleksor, ekstensor, endorotator, eksorotator, abduktor dan adduktor sendi bahu.
2. Pemeriksaan khusus
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
14/31
| 14
Pemeriksaan khusus yang dilakukan untuk memeriksa hal-hal yang
diperlukan untuk menegakkan diagnosa ataupun dasar penyusunan problematik,
tujuan dan tindakan fisioterapi, antara lain sebagai berikut :
a. Pemeriksaan derajat nyerib. Pemeriksaan lingkup gerak sendi (LGS)Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya keterbatasan lingkup
gerak sendi menggunakan alat yang disebut dengan goneometer, dalam
pelaksanaannya banyak hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
pengukuran diantaranya letak goneometer yang merupakan aksis dari sendi bahu.
Hasil pengukuran ditulis dengan standar International Standard Orthopedic
Measurement (ISOM). Cara penulisannya yaitu dimulai dari gerakan yang
menjauhi tubuh-posisi netral-gerakan mendekati tubuh. Pemeriksaan lingkup
gerak sendi bahu ini dilakukan dalm bidang gerak frontal (F), sagital (S),
tranversal (T) dan rotasi (R), adapun hasil yang telah diperoleh seperti yang ditulis
dalam tabel 3.2 di bawah ini.
TABEL 3.2
PEMERIKSAAN LINGKUP GERAK SENDI BAHU KIRI
No Pemeriksaan LGS LGS normal
1
2
Gerak aktif
Gerak pasif
S 43 -0-95
F : 85 -0-45
R(F90) : 39 -0-42
S : 45 -0-105
F :98 -0-48
R(F90) :43 -0-45
S : 45 -0-180
F : 180 -0-45
R(F90) : 90 -0-90
S : 45 -0-180
F : 180 -0-45
R(F90) : 90 -0-90
c. Appley strech test
1) Eksternal rotasi dan abduksiPasien diminta menggaruk daerah sekitar angulus medialis scapula dengan
tangan sisi kontra lateral melewati belakang kepala. Pada penderita frozen
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
15/31
| 15
shoulder akibat capsulitis adhesiva biasanya tidak bisa melakukan gerakan ini.
Bila pasien tidak dapat melakukan karena adanya nyeri maka ada kemungkinan
terjadi tendinitis rotator cuff.
2) Internal rotasi dan adduksiPasien diminta untuk menyentuh angulus inferior scapula dengan sisi
kontralateral, bergerak menyilang punggung. Pada penderita frozen shoulder
akibat capsulitis adhesiva biasanya tidak bisa melakukan gerakan ini.
c. Joint play movement testPemeriksaan ini dilakukan dengan melakukan gerakan transalasi (traksi,
kompresi, dan gliding) secara pasif untuk menggambarkan apa yang terjadi di
dalam sendi ketika dilakukan gerakan translasi. Pada frozen shoulder terjadi
akibat capsulitis adhesiva, pola keterbatasan gerak sendi bahu dapat menunjukkan
pola yang spesifik, yaitu pola kapsuler saat dilakukan pemeriksaan ini. Pola
kapsuler sendi bahu yaitu gerak eksorotasi paling nyeri dan terbatas kemudian
diikuti gerak abduksi dan endorotasi, atau dengan kata lain gerak eksorotasi lebih
nyeri dan terbatas dibandingkan dengan gerak endorotasi. Bila pada pemeriksaan
gerak eksorotasi ditemukan paling nyeri dan terbatas kemudian diikuti gerak
abduksi dan abduksi lebih terbatas daripada gerak endorotasi maka tes positif
adanya frozen shoulder dan terdapat pola kapsuler. Pada frozen shoulder yang
diakibatkan capsulitis adhesiva kualitasa gerakan yang terjadi pada saat
menggerakkan bonggol sendi humerus terasa adanya suatu tahanan dari dalam,
yang dapat menyebabkan munculnya rasa nyeri dan keterbatasan LGS pada saat
menggerakkan sendi bahu.
d. Drop arm test/tes MosleyDrop arm test bertujuan untuk memeriksa adanya kerobekan dari rotator
cuff terutama otot supraspinatus. Dimana pasien disuruh mengabduksikan
lengannya dalam posisi lurus secara penuh, kemudian pasien disuruh
menurunkannya secara perlahan-lahan apabila pasien tidak bisa menurunkan
dengan perlahan tapi lengan langsung jatuh berarti tes positif.Pada Pemeriksaan
ini didapatkan hasil negatif karena pasien mampu menurunkan lengannya secara
perlahan dan ini menunjukkan tidak adanya kerobekan pada otot supraspinatus.
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
16/31
| 16
2.7KomplikasiPada kondisi frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva yang berat dan
tidak dapat mendapatkan penanganan yang tepat dalam jangka waktu yang lama,
maka akan timbul problematik yang lebih berat antara lain :
(1) Kekakuan sendi bahu
(2) Kecenderungan terjadinya penurunan kekuatan otot-otot bahu
(3) Potensial terjadinya deformitas pada sendi bahu
(4) Atropi otot-otot sekitar sendi bahu
(5) Adanya gangguan aktifitas keseharian (AKS).
2.8Diagnosis bandingKekakuan pasca trauma setelah setiap cedera bahu yang berat, kekakuan
dapat bertahan beberapa bulan. Pada mulanya kekurangan ini maksimal dan
secara berangsur-angsur berkurang, berbeda dengan pola bahu beku (
Appley,1993)
Kondisi pembanding dari kondisi Frozen shoulder yang diakibatkan
capsulitis adhesiva antara lain: 1) Bursitis subacromial, 2) Tendinitis bicipitalis 3)
Lesi rotator cuff
a. Tendinitis bicipitalis
Tendon otot biceps dapat mengalami kerusakan secara tersendiri,
meskipun berada bersama-sama otot supraspinatus. Tendinitis ini biasanya
merupakian reaksi terhadap adanya trauma akibat jatuh atau dipukul pada bahu
dengan lengan dalam posisi adduksi serta lengan bawah supinasi.
Pada kasus tendonitis juga dapat terjadi pada orang-orang yang bekerja
keras dengan posisi seperti tersebut di atas dan secara berulang kali. Pemeriksaan
fisik pada penderita tendinitis bisipitalis didapatkan adanya aduksi sendi bahu
terbatas, nyeri tekan pada tendon otot bisep, tes yorgason disamping timbul nyeri
juga didapat penonjolan pada samping medial tuberkuluminus humeri, berarti
tendon otot bisep tergelincir dan berada di luar sulcus bisipitalis sehingga terjadi
penipisan tuberkulum.5
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
17/31
| 17
b. Bursitis Subacromialis
Bursitus subacromialis merupakan peradangan dari bursa sub acromialis,
keluhan utamanya adalah tidak dapat mengangkat lengan ke samping (abduksi
aktif), tetapi sebelumnya sudah merasa pegal-pegal di bahu. Lokasi nyeri yang
dirasakan adalah pada lengan atas atau tepatnya pada insertion otot deltoideus di
tuberositas deltoidea humeri. Nyeri ini merupakan nyeri rujukan dari bursitis sub
acromialis yang khas sekali, ini dapat dibuktikan dengan penekanan pada
tuberkulum humeri. Tidak adanya nyeri tekan berarti nyeri rujukan.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai adanya Panfull arc sub acromialis 700-
1200, tes fleksi siku melawan tahanan pada posisi fleksi 900 terjadi rasa nyeri.5
c. Tendinitis Supraspinatus
Tendon otot supraspinatus sebelum berinsersio pada tuberkulum mayus
humeri, akan melewati terowongan pada daerah bahu yang dibentuk oleh kaput
humeri (dengan pembungkus kapsul sendi glinohumeral) sebagai alasnya, dan
acromion serta ligamentum coraco acromiale sebagai penutup bagian atasnya.
Disini tendon tersebut akan saling bertumpang tindih dengan tendon dari otot
bisep kaput longum. Adanya gesekan berulang-ulang serta dalam jangka waktu
yang lama akan mengakibatkan kerusakan pada tendo otot supraspinatus dan
berlanjut sebagai tendonitis supraspinatus.5
2.9Problematika Fisioterapi.Adapun berbagai macam gangguan yang ditimbulkan dari frozen shoulder
adalah sebagai berikut :
1. Impairment.Pada kasus frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva permasalahan yang
ditimbulkan antara lain adanya nyeri pada bahu, keterbatasan lingkup gerak sendi
dan penurunan kekuatan otot di sekitar bahu.
2. Functional limitation.
Masalah-masalah yang sering ditemui pada kondisi-kondisi frozen
shoulder adalah keterbatasan gerak dan nyeri, oleh karena itu dalam keseharian
sering ditemukan keluhan-keluhan seperti tidak mampu untuk menggosok
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
18/31
| 18
punggung saat mandi, menyisir rambut, kesulitan dalam berpakaian, mengambil
dompet dari saku belakang kesulitan memakai breast holder (BH) bagi wanita
dan gerakan-gerakan lain yang melibatkan sendi bahu.1
3. Participation restriction.
Pasien yang mengalami frozen shoulder akan menemukan hambatan untuk
melakukan aktifitas sosial masyarakat karena keadaannya, hal ini menyebabkan
pasien tersebut tidak percaya diri dan merasa kurang berguna dalam masyarakat,
tapi pada umumnya frozen shoulder jarang menimbulkan disability atau
kecacatan.
2.10 TerapiIni adalah skema yang menunjukkan penanangan untuk frozen shoulder.
Penanganan yang paling aman berada didasar pyramid dan yang paling
menimbulkan komplikasi berada paling atas.
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
19/31
| 19
A. Non-bedah1. Obat-obatan
Pengobatan utama untuk bahu beku peregangan. Pengobatan lain
meliputi penggunaan non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
seperti ibuprofen atau aspirin, suntikan kortikosteroid ke bahu yang
terkena, manipulasi, mobilisasi, pijat gesekan, dan modalitas terapi.
2. Teknologi Interfensi Fisioterapi
1. Diatermi gelombang pendek (Short Wave Diathermy/ SWD)
Short wave diathermy merupakan suatu pengobatan dengan menggunakan
stressor berupa energi elektromagnetik yang dihasilkan oleh arus listrik bolak-
balik frekuensi 27, 12 MHz, dengan panjang gelombang 11m.
Efektifitas dalam penggunaan SWD ditentukan oleh penentuan intensitas
dan dosis.Intensitas ditentukan oleh perasaan penderita terhadap panas yang
diterimanya. Besar kecilnya intensitas bersifat subjektif tergantung sensasi panas
yang diterima pasien oleh karena itu antara orang satu dengan lainnya mungkin
bisa berbeda intensitas SWD yang diberikan . Menurut schliphake, intensitas
dibagi menjadi empat tingkat yaitu :
(a) Intensitas submitis (penderita tidak merasakan panas),
(b) Intensitas mitis (penderita merasakan sedikit panas),
(c) Intensitas normalis (penderita merasakan hangat yang nyaman),
(d) Intensitas fortis (Penderita merasakan panas yang kuat, tapi masih bisa
ditahan).
Tujuan terapi panas yang dihasilkan pada pemberian SWD ini adalah:
a) Mengurangi nyeriAdanya gejala nyeri menunjukkan dalam keadaan tidak normal. Jaringan
tersebut merupakan sumber nyeri, keadaan yang tidak normal tadi memberikan
iritasi kepada reseptor nyeri. Stimulus tadi selanjutnya akan dihantarkan oleh
serabut C tanpa myelin (nyeri tumpul, lamban, diffuse) atau serabut A delta
bermielin (nyeri tajam, cepat). Panas yang diberikan akan memberikan efek
sedative karena adanya kenaikan nilai ambang nyeri.karena adanya vasodilatasi
akan memperlancar pembuangan zat pain producing substanc.
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
20/31
| 20
b) Memberikan relaksasi otot- otot spasmeNyeri bahu akan merangsang reaksi protektif dari tubuh berupa spasme
otot- otot sekitar bahu. Ini dimaksudkan untuk memfiksir sendi bahu agar tidak
bergerak, yang selanjutnya akan terhindar rasa nyeri. Reaksi spasme itu sendiri
akan menghambat sistem peredaran darah setempat yang mengakibatkan
terhambatnya reorgnisasi jaringan dan pain producing substance. Hal ini akan
menambah nyeri, sehingga siklus yang tidak menguntungkan, sel-sel abnormal
yang menyebabkan bengkak dan nyeri oleh pengaruh medan magnit yang
ditimbukan oleh gelombang pulsa SWD, sel-sel abnormal dapat dinormalkan.
Syarat-syarat untuk menentukan indikasi pemberian terapi dengan SWD:
1) Stadium dari penyembuhan luka2) Sifat dari jaringan atau organ yang mengalami kerusakan3) Lokalisasi dari jaringan/ organ yang mengalami kerusakan
Pelaksanaan fisioterapi
a. Persiapan alatPastikan mesin SWD dalam kondisi baik. Sebelum terapi dilakukan
dilakukan pengecekan kabel, pemilihan elektroda, kabel elektroda tidak boleh
kontak dengan lantai, pasien ataupun bersilangan. Setelah semua dipastikan siap
dan aman nyalakan SWD.
b. Persiapan pasienSebelum dilakukan terapi kita jelaskan terlebih dahulu tentang tujuan dan
pemberian terapi. Pasien diposisikan duduk senyaman mungkin. Sebelumnya
diberikan tes sensibilitas rasa panas dan dingin menggunakan tabung reaksi yang
berisi air hangat dan dingin, selain itu diperiksa daerah yang akan diterapi bebas
dari logam. Selanjutnya pasien diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai
prosedur terapi. Apabila pasien merasa kepanasan segera memberi tahu terapis.
c. Pelaksanaan terapiSetelah persiapan alat dan pasien telah selesai maka pelaksanaan terapi
dapat dimulai. Disini penulis memilih menggunakan elektroda yang biasanya
dipakai adalah diplode elektroda diletakkan pada bahu bagian anterior. Intensitas
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
21/31
| 21
dinaikkan perlahan sampai pasien merasakan hangat intensitas dinaikkan sesuai
dengan toleransi pasien. waktu 15 menit dan terapis harus tetap mengontrol
keadaan pasien selama terapi berlangsung untuk mencegah terjadinya terbakarnya
kulit. Setelah pelaksanaan terapi selesai turunkan intensitas, matikan alat dan
kembalikan alat pada keadaan semula.
2. Terapi Latihan.
Adapun metode yang digunakan adalah :
B. Active exerciseLatihan aktif disini bertujuan untuk menjaga serta menambah lingkup
gerak sendi (LGS).Disini penulis memberikan latihan dengan menggunakan
metode free active exercise.Gerakan dilakukan oleh kekuatan otot penderita itu
sendiri dengan tidak menggunakan suatu bantuan dan tahanan yang berasal dari
luar.Latihan ini bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun penderita berada.
C. Overhead pulleyTujuan dari pemberian overhead pulley adalah untuk menambah lingkup
gerak sendi dan meningkatkan nilai kekuatan otot dengan bantuan alat ini. Dengan
adanya gerakan yang berulang-ulang maka akan terjadi penambahan lingkup
gerak sendi serta menjaga dan menambah kekuatan otot jika diberi beban.6
D. Codman pendulum exercis.Codman pendulumexercise dilakukan pada stadium akut.
1) Tujuan :
Untuk mencegah perlengketan pada sendi bahu dengan melakukangerakan pasif sedini mungkin yang dilakukan pasien secara aktif.
Gerakan pasif dilakukan untuk mempertahankan pergerakan pada sendi &
mencegah pelengketan permukaan sendi. Sedangkan pencegahan gerakan aktif
adalah untuk mencegah terjadinya kontraksi otot- otot rotator cuff & abductor
bahu
2) Cara melakukan:
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
22/31
| 22
Pasien membungkukkan badan dan lengan yang sakit tergantung vertical.
Posisi ini menyebabkan lengan fleksi 90 pada bahu tanpa adanya kontraksi otot-
otot deltoid maupun rotator cuff. Gravitasi / gaya tarik bumi menyebabkan
pemisahan permukaan sendi glenohumeral sehingga kapsul sendi tersebut akan
memanjang. Lutut pasien dalam keadaan fleksi untuk mencegah timbulnya
gangguan pada pinggang.
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
23/31
| 23
3. Terapi manipulasiTerapi manipulasi dalam kasus frozen shoulder terjadi akibat capsulitis
adhesiva, dimana problem yang terjadi merupakan keterbatasan gerak sendi pola
kapsuler, pada kasus ini penanganan yang diutamakan adalah keterbatasan
lingkup gerak sendi dengan pola kapsuler.
a. Traksi latero ventro cranialPosisi pasien berbaring terlentang, posisi terapis berdiri di samping sisi
yang akan diterapi. Pelaksanaannya kedua tangan terapis memegang humerus
sedekat mungkin dengan sendi glenohumeral, kemudian melakukan traksi ke arah
latero ventro cranial. Lengan bawah pasien rilek disangga lengan terapis, lengan
bawah terapis yang berlainan mengarahkan gerakan. Traksi diawali dengan grade
I atau grade II, kemudian dilanjutkan dengan traksi grade III. Traksi dilakukan
secara perlahan. Traksi mobilisasi dipertahankan selama 7 detik kemudian
dilepaskan sampai grade II kemudian dilakukan traksi grade III lagi. Prosedur
tersebut dilakukan 6x pengulangan.
Traksi untuk mengurangi nyeri menggunakan traksi grade I atau traksi
dalam grade II tetapi tidak sampai terjadi slack taken up. Traksi untuk menambah
mobilitas sendi menggunakan grade III dengan cara meregangkan jaringan yang
memendek. Kedua traksi ini dilakukan pada resting position atau actual resting
position.6
Gambar 3. 1
Traksi latero ventro cranial
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
24/31
| 24
b. Slide ke arah postero lateralPosisi pasien berbaring terlentang, posisi terapis duduk di kursi
menghadap pasien. Pada pelaksanaannya kedua tangan terapis memegang bagian
proksimal lengan atas, siku pasien diletakkan pada bahu terapis kemudian terapis
mendorong ke arah postero lateral. Tujuan pemberian terapi ini adalah untuk
memperbaiki gerak endorotasi sendi bahu.6
Gambar 3. 2
Slide ke arah postero lateral
c. Slide ke arah caudalPosisi pasien berbaring terlentang, lengan abduksi sebatas nyeri, posisi
terapis berdiri di samping sendi bahu pasien. Pelaksanaannya siku terapis ditekuk
dan diposisikan menempel pada tubuh terapis, sedangkan jari I dan II diletakkan
pada daerah caput humeri pasien, lengan terapis yang lain menyangga pada siku
pasien dengan fiksasi, terapis mendorong caput humeri ke arah caudal dengan
dorongan dari siku terapis yang menempel pada tubuh terapis dan dorongan bisaditambah dengan gaya berat badan. Tujuan pemberian terapi ini adalah untuk
memperbaiki gerak abduksi sendi bahu.6
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
25/31
| 25
Gambar 3. 3
Slide ke arah caudal
d. Slide ke arah antero medialPosisi pasien berbaring terlentang, posisi terapis berdiri di samping sisi
yang akan diterapi. Pelaksanaan tangan terapis di letakkan pada bagian proksimal
lengan atas (sedekat mungkin dengan axilla). Lengan bawah pasien dijepit dengan
lengan terapis kemudian terapis menggerakakkan ke arah antero medial. Tujuan
pemberian terapi ini adalah untuk memperbaiki gerak eksorotasi sendi bahu.6
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
26/31
| 26
Gambar 3. 4
Slide ke arah antero medial
Dalam melakukan sliding selalu disertai dengan traksi grade I yang
tujuannya untuk menetralisir gaya kompresi yang ada pada sendi sehingga
mempermudah terjadinya sliding. Sliding dipertahankan selama 7 detik
kemudian secara perlahan dilepaskan dan istirahat 10 detik. Setiap satu arah
gerakan dilakukan 6x pengulangan.
2. Terapi latihanPrinsip dasar dalam melakukan terapi latihan adalah dengan dilakukan
dengan tehnik yang benar, teratur, berulang-ulang dan berkesinambungan.Laihan
ini dilakukan sebatas toleransi nyeri dengan penambahan intensitas latihan secara
bertahap. Tujuan pemberian terapi latihan pada studi kasus ini adalah untuk
mengulur jaringan lunak sekitar sendi yang mengalami pemendekan serta
meningkatkan lingkup gerak sendi dan kekuatan otot serta mengurangi nyeri,
modalitas yang digunakan penulis antara lain :
a. Active exercisePosisi pasien berdiri, posisi terapis berdiri di samping pasien. Pelaksanaan
pasien diminta menggerakkan sendi bahu perlahan ke segala arah sampai batas
toleransi nyeri yang dirasakan pasien. Gerakan ini bisa di sesuaikan dengan
dimodifikasi sesuai AKS yang sering dilakukan pasien. Setiap satu arah gerakan
dilakukan 8x pengulangan.
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
27/31
| 27
B. BedahPembedahan dilakukan di bawah lokal anestesi atau anestesi umum
dan melibatkan memotong ligamen yang ketat & kapsul. Hal ini juga melibatkan
pengangkatan bekas luka jaringan dari bahu yang terkena. Itu dapat dilakukan
dengan arthroscope atau dengan teknik terbuka (lebih besar sayatan). Keuntungan
utama dari Teknik arthroscopic adalah lebih pendek waktu pemulihan.
3. EdukasiEdukasi yang diberikan pada pasien dengan kondisi frozen shoulder antara
lain : (1) pasien diminta melakukan kompres panas (jika pasien tahan) 15 menit
pada bahu yang sakit untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul, (2) pasien
dianjurkan agar tetap meggunakan lengannya dalam batas toleransi pasien untuk
menghindari posisi immobilisasi yang lama yang dapat memperburuk kondisifrozen shoulder, (3) latihan sesuai metode Codman pendular exercise di rumah
dengan beban minimal dan dapat ditambah secara bertahap, (4) latihan
merambatkan jari lengan yang sakit ke dinding (walking finger), (5) menghindari
posisi menetap yang lama yang dapat memicu rasa nyeri, (6) latihan dengan
handuk, posisi lengan seperti huruf S terbalik kedua lengan memegang handuk
kemudian bahu yang sehat menarik ke atas sampai lengan yang sakit tertarik, (7)
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
28/31
| 28
latihan penguatan dengan prinsip Codman pendular exercise yang dilakukan di
dalam kolam atau bak mandi dengan melawan tahanan air.
Normal Range of Motion for the Shoulder Complex
Pola gerakan Normal (full) gerakan Functional (acceptable)
motion
Flexion 180 120-150
Abduction 180 120-150
External Rotation 90 65-90
Horizontal external
rotation
90 or more 65-90
Horizontal internal
rotation
75 60-75
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
29/31
| 29
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
30/31
| 30
2.11 prognosis
Apabila dilakukan tindakan sendiri mungkin secara tepat maka prognosis
gerak dan fungsi dari kasus frozen sholder adalah baik. Penderita sebaiknya
diberitahu bahwa akan dapat menggerakkan bahu kembali tanpa rasa nyeri tetapi
memerlukan waktu beberapa bulan.
7/28/2019 Frozen Shoulder Tinjauan Pustaka
31/31
BAB III
KESIMPULAN
Frozen shoulder merupakan rasa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan lingkup
gerak sendi (LGS) pada bahu. Frozen atau yang dikenal juga dengan Capsulitis
adhesive ditandai dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi glenohumeral yang
nyata, baik gerakan aktif maupun pasif.
Komponen yang paling mendasar dari mengobati frozen shoulder adalah gerakan.
Imobilitas memperburuk kondisi ini. Inilah sebabnya mengapa bahu yang jarang
bergerak direncanakan sebagai perawatan untuk cedera dan mobilitas
diperkenalkan awal. Perawatan yang paling umum untuk frozen shoulder adalah
mobilitas latihan dan anti-inflamasi. Manipulasi bahu juga diindikasikan. Dalam
kasus resisten, steroid disuntikkan dimanfaatkan. Dalam kasus yang jarang terjadi,
manipulasi di bawah anestesi atau pembedahan dapat diindikasikan. Dari catatan,
suntikan steroid memiliki manfaat serupa dengan manipulasi-anestesi di bawah
(MUA) tanpa risiko yang terkait dengan anestesi.