Layout : Dimas R Alamat Redaksi: Biro Komunikasi IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Dramaga
Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]
Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Aris Solikhah
Editor : Siti Zulaedah, Rio Fatahillah CP Reporter : Dedeh H, Awaluddin Fotografer: Cecep AW, Bambang A
@ipbuniversity@ipbofficial @ipbofficial @ipbuniversity www.ipb.ac.id
IPBTodayVolume 278 Tahun 2019
Perkuat Riset Indoor Farming,IPB Luncurkan Mini Plant Factory berbasis IoT
Inovasi ini berupa sistem rumah tanaman tertutup di
dalam kontainer dengan sistem irigasi dan sumber
pencahayaan buatan (artificial lighting). Inovasi ini hadir
untuk menjawab tantangan sekaligus permasalahan
budidaya tanaman di Indonesia yang notabene masih
mengandalkan kondisi alam.
“IPB University memiliki komitmen besar untuk terus
leading dalam hal teknologi pertanian 4.0. Bukan untuk
gagah-gagahan tetapi ini sudah merupakan tuntutan dan
cepat atau lambat orang lain akan terus mengadopsi atau
mengembangkan. Kalau IPB University hanya
menyampaikan dengan kata-kata saja, nampaknya akan
sulit untuk bisa membuat orang lain yakin terhadap
teknologi yang tepat untuk pengembangan pertanian di
masa depan,” kata Prof Arif.
Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria saat membuka
soft launching Mini Plant Factory memberikan apresiasi
kepada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB)
Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University
karena TMB merupakan departemen yang sangat gigih
dalam mempromosikan, mengkaji dan menginisiasi
teknologi pertanian 4.0 yang saat ini di IPB University
sudah mulai berkembang dengan baik.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Departemen Teknik
Mesin dan Biosistem Fateta IPB University, Prof Dr
Sutrisno dalam sambutannya menyampaikan bahwa
pihaknya akan terus memfasilitasi peneliti-peneliti muda
yang mempunyai potensi besar dalam mengembangkan
penelitiannya. Ke depan, tidak hanya plant factory skala
laboratorium seperti ini yang akan dikembangkan, akan
tetapi harapannya dapat dikembangkan dengan skala
komersial yang lebih besar. Sehingga kita bisa tunjukkan
kepada dunia usaha bahwa plant factory adalah masa
depan bagi pertanian perkotaan yang lebih baik.
IPB University kembali menghadirkan inovasi baru
yaitu Mini Plant Factory berbasis Internet of Things
(IoT) pada Senin (25/11) di Laboratorium Lapang
Siswadhi Soepardjo, Leuwikopo, Kampus IPB Dramaga,
Bogor. Inovasi ini merupakan sistem rekayasa budidaya
tanaman dalam lingkungan terkendali sehingga
memungkinkan dilakukannya pengendalian parameter
lingkungan mikro seperti suhu, intensitas, durasi dan
spektrum cahaya, serta pasokan nutrisi secara presisi.
2
“Ini merupakan bagian penting dari konsep Agro-Maritim
4.0, dan dengan ini IPB University ingin menegaskan
bahwa dengan integrated-participatory dari berbagai
disiplin ilmu, mampu menciptakan nilai baru (creating
value) yang menjadi ciri utama dari konsep teknologi Agro-
Maritim 4.0, yaitu sistem pertanian yang modern,
terpantau dan terkendali dengan mudah misalnya melalui
perangkat smartphone yang telah menjadi bagian dari
keseharian masyarakat,” ujarnya.
Rancang bangun mini plant factory ini diprakarsai oleh Dr
Slamet Widodo dan tim yaitu Dr Moh. Solahudin, Dr Agus
Ghautsun Niam dan Lilis Sucahyo, MSi dari berbagai divisi
yang ada di Departemen Teknik Mesin dan Biosistem,
Fateta, IPB University, dengan dana hibah penelitian
desentralisasi pada skema Penelitian Terapan Unggulan
Perguruan Tinggi (PTUPT) Ristekdikti. Tema penelitian
yang diusung adalah pengembangan sistem lingkungan
terkendali untuk inisiasi pembungaan bawang merah
dalam rangka mendorong produksi benih alternatif
bawang merah nasional yang dikenal dengan True Shallot
Seed (TSS).
Ketua tim mini plant factory, Dr Slamet Widodo
menjelaskan, Plant factory yang diluncurkan ini juga
mengadopsi teknologi internet of things (IoT) mampu
menampilkan kondisi iklim mikro melalui smartphone.
Sehingga kita dapat memastikan kondisi lingkungan yang
optimal untuk tanaman. Selain itu, sistem monitoring ini
mudah diakses melalui smartphone dan sangat user
friendly. Bila terjadi gangguan eksternal selama budidaya
dapat diketahui secara real time sehingga penanganannya
juga cepat dan dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Ia menambahkan, tujuan dari rancang bangun mini plant
factory ini awalnya adalah untuk menciptakan sistem
lingkungan budidaya secara terkendali dalam skala kecil
namun dapat dikontrol secara penuh dan presisi. Tidak
hanya dikhususkan untuk produksi TSS namun juga untuk
komoditas lain. Konsep teknologi yang dibangun berupa
paket teknologi yang bersifat mobile, terkontrol dan
mudah diterapkan di berbagai kondisi lingkungan.
Sederhananya, paket teknologi ini mudah untuk
diperbanyak. Terutama untuk lingkungan yang minim area
lahan pertanian dan semakin terdegradasi tiap tahunnya
seperti kawasan perkotaan.
Terkait teknologi produksi TSS yang dikembangkan, dosen
IPB University itu mengungkapkan, hal ini dilandasi
pemikiran bahwa bawang merah merupakan salah satu
komoditas strategis nasional. Seringkali masalah pasokan
dan fluktuasi harga bawang merah menjadi isu nasional.
Untuk itu perlu suatu terobosan inovatif yang bisa menjadi
solusi alternatif bagi permasalahan ini. Penyediaan benih
bawang merah dan juga produksi bawang merah secara
umum masih sangat tergantung pada kondisi iklim dan
cuaca.
Penyediaan benih bawang merah juga dipengaruhi oleh
fluktuasi harga bawang merah di pasar. Adanya lonjakan
harga bawang merah pada waktu tertentu sering kali
mendorong petani menjual benihnya untuk konsumsi yang
menyebabkan petani kekurangan stok benih pada periode
tanam berikutnya. Hal ini menyebabkan harga benih
melonjak, biaya produksi tinggi, dan banyak petani
bawang merah yang beralih ke komoditas lain. Sementara
itu petani yang tetap menanam dengan biaya produksi
yang tinggi berpotensi menanggung kerugian. Oleh karena
itu, perlu dikembangkan alternatif sistem produksi benih
yang tidak bergantung pada iklim dan fluktuasi harga
pasar. Salah satunya adalah melalui pengembangan
sistem produksi benih biji/benih botani – True Shallot
Seed (TSS) pada lingkungan terkendali, yaitu Mini Plant
Factory.
Turut hadir dalam soft launching Mini Plant Factory Wakil
Rektor Bidang Sumberdaya, Perencanaan dan Keuangan,
Prof Dr Agus Purwito, Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis
dan Kewirausahaan, Prof Dr Erika Budiarti Laconi, Dekan
Fateta IPB University, Prof Dr Kudang Boro Seminar,
Kepala Biro Komunikasi IPB University, Ir Yatri Indah
Kusumastuti, M.Si, para dosen TMB diantaranya Prof Dr
Herry Suhardiyanto. (Awl/RA)
Selain pengembangan TSS, hadirnya mini plant factory ini
diharapkan mampu mendorong berbagai riset terkait
pengembangan teknologi indoor farming. Teknologi
semacam ini diharapkan mampu mengoptimalkan
kekayaan alam negeri ini yang luar biasa salah satunya
adalah untuk budidaya tanaman yang memiliki nilai
ekonomis tinggi seperti tanaman obat (medicinal plant)
untuk mendukung pengembangan indutri biofarmaka di
Indonesia. Untuk menuju ke arah sana tentu masih banyak
hal yang perlu dikembangkan dan tentunya diperlukan
suatu kolaborasi lintas disiplin.
3
“Robot ini terinspirasi dari fakta yang terjadi di lapang.
Banyak petani yang kehilangan hasil panen karena adanya
tandan matang yang tidak dipanen, brondolan tertinggal
dan transportasi yang buruk. Petani membutuhkan
adanya pemantuan kematangan buah kelapa sawit
sehingga pemanenan dapat akurat dan kualitas minyak
meningkat serta pemanenan tandan yang belum matang
dapat diminimalkan,” terang Yudha.
urora (Autonomous Mobile Robot) merupakan Arobot kreasi mahasiswa IPB University dari
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem yakni
Yudha Putra Arisandy, Hari Agung Pratama, dan Nissa
Adiarifia. Robot ini dapat memantau kelapa sawit untuk
mengetahui tingkat kematangan tandan kelapa sawit di
lahan dan menentukan waktu panen yang optimal.
Menurut Hari Agung, cara kerja Aurora adalah dengan
menentukan titik tengah dari tanaman kelapa sawit dan
mengukur jarak robot dari masing-masing tanaman
kelapa sawit. Pengukuran jarak dilakukan secara simultan
dan berkelanjutan, setelah itu dilakukan penghitungan
dengan mencari nilai tengah.
“Robot yang telah kami rancang akan berjalan dengan
menentukan titik tengah dari tanaman dengan bantuan
lidar yang berfungsi mendeteksi objek sekitar untuk
menentukan koordinat target tujuan. Lidar ini akan
mengetahui jarak relatif dari robot dan tanaman kelapa
sawit. Setelah itu robot menentukan titik tengah dari
beberapa tanaman kelapa sawit yang ada di sekitar robot.
Robot ini nantinya dapat memisahkan antara objek
Tandan buah Segar (TBS) matang dengan TBS yang masih
mentah,” tambah Nissa Adiarifia.
Melalui karyanya tersebut, Yudha dan rekan-rekannya
meraih dua penghargaan yaitu Juara II dan Best
Presentation pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional
dalam rangkaian acara Gricultural Extension Planning of
Some Innovation (AGRIXPLOSION) 2019 yang
diselenggarakan di Surakarta, 16 November 2019.
“Kami sangat bersyukur bisa mendapat dua penghargaan
sekaligus. Yakni Juara II dan Best Presentation. Hal ini
membuat kami semakin bersemangat untuk dapat terus
berkarya. Besar harapan kami agar alat ini dapat terus
diteliti hingga nantinya benar-benar dapat memberi
manfaat terutama bagi perkebunan kelapa sawit di
Indonesia,” ujar Yudha. (SMH/Zul)
Aurora, Robot Pemantau Kelapa SawitKarya Mahasiswa IPB University
4
Belajar Berwirausaha Bersama Kopma IPB University
Koperasi Mahasiswa (Kopma) IPB University adalah
salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang
bergerak di bidang wirausaha. Kegiatan usaha
dari Kopma dilakukan secara bersama-sama dengan
anggotanya.
Selain belajar di bangku perkuliahan, ilmu yang dapat
diperoleh dari Kopma IPB University dapat langsung
diterapkan dalam berwirausaha. Jiwa kepemimpinan juga
ikut dilatih dengan adanya struktur organisasi yang
dibentuk oleh Kopma IPB University. Implementasi ilmu
wirausaha juga dapat langsung diaplikasikan karena
Kopma IPB University sendiri sudah memiliki beberapa
toko.
Anggota Kopma adalah mahasiswa IPB University. Dana
yang diperoleh Kopma IPB University juga berasal dari
anggota. Sehingga, tujuan dari koperasi adalah dari
anggota dan untuk kesejahteraan anggota.
Keuntungan yang diperoleh dengan mengikuti UKM
Kopma IPB University adalah adanya Sisa Hasil Usaha
(SHU) yang dapat diperoleh di akhir tahun. Setiap
pembelanjaan dan keikutsertaan dalam kegiatan Kopma
IPB University akan memperoleh point value (PV). Besaran
nilai PV setiap satunya adalah Rp 2000,- dan dapat
diambil di akhir tahun sebagai SHU.
Kopma IPB University menjadi wadah bagi mahasiswa
yang tertarik untuk belajar tentang berwirausaha dan
koperasi. Terdapat tiga jenjang pendidikan yang dapat
diikuti oleh anggota yaitu pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan lanjutan. Ada beberapa
pelatihan softkill yang menunjang kemampuan
berwirausaha anggota Kopma IPB University.
“Kopma IPB University sudah memiliki toko sendiri.
Terdapat tiga outlet yaitu Kopmart ada di dekat Asrama
Putra, Green Smart ada di dekat Asrama Putri dan Green
Co ada di dekat Agrimart 2,” tutup Abiyulwan (Dinul).
“Bedanya Kopma IPB University dengan usaha yang
biasanya adalah terletak pada pelakunya. Kalau koperasi,
usahanya dijalankan bersama anggota sedangkan usaha
pada umumnya dapat dilakukan seorang diri atau dengan
berkelompok,” jelas M Abiyulwan S selaku Ketua Umum
Kopma IPB University tahun 2018/2019.
5
Errizqi Dwi Cahyo selaku Pimpinan Umum Koran Kampus
IPB University menuturkan bahwa asyiknya mengikuti
UKM Korpus IPB University antara lain adalah mahasiswa
mendapatkan semua ilmu tentang jurnalistik mulai dari
nol hingga bisa saja menjadi jurnalis, tidak peduli dari
mana jurusan mahasiswa tersebut.
“Korpus IPB University terbuka bagi siapapun yang ingin
belajar. Jika kamu belum bisa, jangan minder untuk ikut
Korpus IPB University karena nantinya semuanya akan
diajarkan dari awal di korpus,” tambahnya.
Tidak hanya belajar menjadi reporter atau jurnalis
profesional, Korpus IPB University juga menjadi wadah
bagi mahasiswa yang memiliki hobi fotografi,
menggambar, menyukai data, mendesain dan
bernegosiasi. Hal tersebut dikarenakan Korpus IPB
University menyediakan wadah bagi mahasiswa untuk
melatih dirinya menjadi seorang fotografer, marketing and
communication, layout designer dan illustrator yang
profesional.
Satu-satunya unit kegiatan mahasiswa (UKM) di IPB
University yang bergerak di bidang jurnalistik
adalah Koran Kampus (Korpus). Korpus IPB
University menjadi wadah bagi mahasiswa yang memiliki
minat dan bakat sebagai seorang jurnalis.
Keterampilan yang diperoleh dari Korpus IPB University
membantu mahasiswa untuk mendapatkan penghasilan
tambahan. Banyak anggota Korpus yang menjadi penulis
lepas di sebuah media ataupun sebagai content writer.
Banyak juga yang kuliah sambil bekerja sebagai freelance
illustrator ataupun fotografer.
Korpus IPB University berusaha tetap eksis dalam
menyebarkan informasi terkini. Membuat konten yang up
to date, baik dalam bentuk berita, artikel, infografis, komik,
ilustrasi, foto, video, dan lain-lain untuk diupload di
website korpusipb.com maupun di media sosialnya.Tidak
semua orang diperbolehkan mengintip rahasia dapur
media pers atau lembaga pers. Keuntungan lain setelah
menjadi anggota Korpus IPB University adalah
mendapatkan kesempatan untuk melakukan studi
banding baik ke media pers ataupun lembaga pers
mahasiswa lainnya. Anggota Korpus IPB University dapat
bertukar pikiran dan juga belajar banyak hal dari segi
jurnalistik, organisasi, dan lainnya. (Dinul/Zul).
Korpus IPB University memiliki banyak kegiatan menarik.
Selain menyajikan bahan bacaan berdasarkan kejadian
menarik di dalam dan di luar kampus, Korpus IPB
University juga memproduksi koran, tabloid, buletin,
antologi seni, dan berita online yang dapat diakses di
korpusipb.com.“
“Banyak pengalaman baru yang dapat diperoleh dengan
mengikuti Korpus IPB University. Korpus IPB University
sering diundang di beberapa acara yang berhubungan
dengan jurnalistik. Bertemu dengan banyak orang
menjadikan anggota Korpus IPB University memiliki
jaringan koneksi dari berbagai latar sosial, pekerjaan,
pendidikan, dan lainnya,” tambahnya.
Koran mahasiswa baru (Kormab) paling menarik menurut
saya. Karena korannya dibagikan kepada ribuan
mahasiswa baru (maba). Jadi, kita juga harus membuat
konten yang menarik dan bermanfaat bagi maba agar
lebih mengenal kondisi dan keadaan kampus yang akan
jadi tempat dia mengemban ilmu. Di sini juga kita belajar
bagaimana membuat hingga menerbitkan sebuah Koran.
Mulai dari nol, semuanya kita yang mengerjakan,” ujar
Errizqi.
Belajar Jurnalistik dari Nol BersamaKoran Kampus IPB University
6
Hadir dalam Courtesy Meeting tersebut, Head of General
Council International Linkages Programmes (ILP) yaitu
Prof Dr Sakuma Yoshiaki (Dekan Fakultas Perikanan –
Kagoshima University, Jepang) dan Prof Kazuhiko Anraku
(Fakultas Perikanan, Kagoshima University, Jepang).
“Sekarang kita sedang menghadapi era VUCA yang penuh
dengan ketidakpastian dan kompleksitas. Untuk itu kita
tidak bisa sendiri menghadapinya. Kita harus sama-sama
dan memperkuat jejaring sesama perguruan tinggi di Asia.
Long-term collaboration dengan UMT harus terus dipupuk
dan dikembangkan terutama dalam Agromaritim 4.0.
Untuk tahun 2020, IPB University-Unsrat-UMT dan
Kasetsart telah siap untuk mengadakan summer school
bersama untuk menambah erat kerjasama yang akan
diadakan di Indonesia yaitu di IPB University dan Unsrat.
Penandatanganan nota kesepahaman ini memberikan
sinyal bahwa kerjasama akan lebih erat dalam berbagai
bidang tidak hanya perikanan dan kelautan, namun juga
bidang yang lain,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, telah dilakukan
penandatanganan dua Memorandum of Agreement (MoA)
yaitu antara Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB
University dengan Fakultas Lingkungan dan Ilmu Kelautan,
UMT dan Project Agreement terkait “Nyamuk Aedes
Pesisir” yang diinisiasi oleh Prof Upik Kesumawati,
Fakultas Kedokteran Hewan, IPB University dengan Assoc.
Prof Dr Mustafa bin Man dari School of Informatics &
Applied Mathematics, UMT.
Prof Sakuma menceritakan tentang ILP yang sudah
diinisiasi oleh Kagoshima University, Jepang sejak sepuluh
tahun yang lalu dan telah memiliki member dari tujuh
perguruan tinggi. Yaitu IPB University, Universiti Malaysia
Trengganu, Universitas Sam Ratulangi, Kasetsart
University (Thailand), Nha Trang University (Vietnam),
Kagoshima University (Jepang) dan National Chiayi
University, Taiwan.
Hal ini sesuai dengan target IPB University dengan
Agromaritim 4.0 dan Sustainable Development Goals
(SDGs) sebagai tujuan ILP. Rektor IPB University, Prof Arif
Satria yang juga alumni Kagoshima University
menegaskan pentingnya spirit Asia untuk perkuat
kerjasama perikanan dan kelautan.
Sementara itu, dalam paparannya, Prof Dato’ Dr Nor Aieni
menjelaskan pentingnya terus menjalin kerjasama dengan
IPB University baik melalui ILP maupun dual universitas
IPB University dan UMT. Telah banyak turunan kerjasama
dengan IPB University. Tidak hanya exchange program
namun juga project penelitian bersama. Kerjasama yang
dijalin tentunya bagian dari target SDGs ke 14. (*/zul)
Pimpinan IPB University yang terdiri atas Rektor
IPB, Prof Dr Arif Satria dan Dekan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Dr Luky Adrianto
didampingi oleh Kepala Sub Direktorat Kerjasama dan
Hubungan International, Direktorat Program Internasional,
Dr Ing Dase Hunaefi diundang ke Universiti Malaysia
Trengganu (UMT), Kuala Trengganu, Malaysia untuk
memperkuat kerjasama dengan memperpanjang Nota
Kesepahaman. Delegasi IPB University disambut oleh Vice
Chancellor (Rektor) UMT, Prof Dato’ Dr Nor Aieni binti Haji
Mokhtar di Ruang Jabatan Vice Chancellor.
IPB University Galang Spirit Asia untukPerkuat Kerjasama Perikanan dan Kelautan
7
ax Center Sekolah Vokasi (SV) IPB University
Tmendapatkan Piagam Penghargaan dari Kantor
Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak Jawa
Barat III sebagai Tax Center yang Paling Aktif dalam
mendukung Program Inklusi Kesadaran Pajak dalam
rangka mewujudkan Generasi Emas Sadar Pajak.
Penghargaan diberikan dalam Acara Pajak Bertutur Tahun
2019 yang diselenggarakan di IPB International
Convention Center (IICC), Bogor (22/11). Pada kesempatan
tersebut juga ditandatangani Perjanjian Kerjasama antara
Sekolah Vokasi IPB University dengan Kanwil DJP Jawa
Barat III.
Selain itu, Tax Center SV-IPB University juga telah
menyelenggarakan seminar nasional dengan tema
“Kebijakan Perpajakan di Era Revolusi 4.0 dalam
menopang APBN: Arah, Sasaran dan Tantangan“. Pada
Oktober lalu, Tax Center juga menyelenggarakan acara
tahunan “IPB Accounting Competition (IAC) 2019 dengan
tema “Prepare Yourself to Become The Best Accountant In
Digital Economy 4.0”. (**/Zul)Tax Center SV-IPB University didirikan dengan tujuan
untuk menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan
perpajakan, menyelenggarakan penelitian perpajakan,
menyelenggarakan event perpajakan dan
menyelenggarakan pelayanan perpajakan bagi sivitas
akademika dan masyarakat di sekitar kampus.
Tax Center Sekolah Vokasi IPB UniversityMendapatkan Piagam Penghargaan
8
“Pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab setiap
individu yang menghasilkan sampah. Melalui kegiatan ini
kami mengajak masyarakat Kebalen untuk berpartisipasi
menangani sampah mulai dari lini rumah tangga dengan
Konsep 3 AH: cegAH, pilAH dan olAH,” demikian
disampaikan Ir Agit Kriswantriyono, MSi, yang mewakili
tim CARE LPPM IPB.
Kegiatan sosialisasi program dilaksanakan pada Kamis
(21/11) di Aula Kelurahan Kebalen Kecamatan Babelan
Kabupaten bekasi. Acara dibuka oleh Lurah Kebalen H.
Martani Edi Wijaya dan dilanjutkan pemaparan materi dari
Tim CARE IPB University dan PT Bumi Resources Tbk.
Produksi sampah di Kabupaten Bekasi tiap hari
mencapai 2.100 ton. Menurut Dinas Lingkungan
Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi, karena
keterbatasan armada pengangkut sampah, dari jumlah
tersebut, hanya 850 ton yang terangkut ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng. Artinya, sisa
sampah yang tidak terangkut mencapai 1.300 ton setiap
harinya.
Sebagai pilot project, pada Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPSS) yang terletak di RW 04 Kelurahan
Kebalen akan dibangun model-model pengelolaan
sampah organik dan anorganik secara bertahap. Edukasi
melalui sosialisasi dan pelatihan juga terbuka bagi
masyarakat supaya dapat mengembangkannya di wilayah
RW masing-masing.
Kegiatan sosialisasi yang diisi dengan penyampaian
materi, pemutaran film dan diskusi yang dipandu oleh Dr
Dahri Tanjung, MSi (Sekretaris CARE LPPM IPB) ini diikuti
oleh 40 peserta dari 29 RW di Kelurahan Kebalen.
Antusiasme dapat dilihat dari masukan dan saran dari
sejumlah peserta terhadap program pengolahan sampah
berbasis masyarakat. Beberapa warga bahkan
menyatakan siap berpartisipasi misalnya dalam
membangun TPS3R pada lahan yang tersedia di
wilayahnya supaya Desa Kebalen bersih seperti yang
diharapkan. (wl/RA)
Sampah yang tak terangkut itu tertumpuk di 182 tempat
pembuangan sampah milik warga. Sampah yang tidak
terangkut tersebut tentu berpotensi menimbulkan
masalah bagi masyarakat dan lingkungan.
Dalam rangka berkontribusi terhadap solusi sampah di
Bekasi, PT Bumi Resources Tbk dan CARE LPPM IPB
University menggagas program pengelolaan sampah
berbasis masyarakat yang bertujuan mengedukasi
masyarakat mengelola sampah dari sumbernya, yaitu
rumah tangga.
“Kabupaten Bekasi merupakan wilayah ring dua
perusahaan, namun keterlibatan perusahaan dalam
kegiatan ini sebagai bentuk tanggung jawab dan perhatian
kepada masyarakat Kabupaten Bekasi, sehingga nantinya
berita tentang Kebalen tidak lagi berkonotasi jelek yang
penuh dengan tumpukan sampah," ungkap Tofan Wibison,
perwakilan dari PT Bumi Resources Tbk.
Selanjutnya Agit, yang juga Peneliti senior CARE LPPM IPB
menjelaskan bahwa sosialisasi ini merupakan tahap awal
kegiatan pendampingan antara PT Bumi Resources dan
CARE LPPM IPB. Ke depannya, dalam kurun waktu tiga
tahun akan digulirkan beberapa program pemberdayaan
masyarakat terkait pengolahan sampah berbasis
masyarakat di wilayah Kebalen.
CARE LPPM IPB University Sinergi denganPT Bumi Resource Hadirkan Sekolah Sampah Sehat di Bekasi
9
Selain membahas tentang pemberdayaan perempuan dan
kesetaraan gender, seminar ini juga membahas tentang
upaya penangkalan isu radikalisme yang menjurus kepada
feminisme nasional.
Acara ini juga dihadiri Yane Ardian Bima Arya, Walikota
Bogor. Selaku Founder Sekolah Ibu, Yane menyampaikan
bahwa perempuan seharusnya mempunyai peran yang
strategis dalam pembangunan. Peran perempuan adalah
membangun peradaban dari keluarga. Kesetaraan gender
adalah bagaimana hak-hak diperlakukan dengan sama.
Namun perempuan juga tidak boleh melupakan hak laki-
laki.
“Perempuan tidak bisa berdiri sendiri karena diperlukan
supporting system dari keluarga, teman dan lingkungan.
Tujuan acara ini adalah bukan hanya berbicara dari aspek
teori mengenai pemberdayaan perempuan, namun dari
berbagai macam sudut pandang untuk mendukung
perempuan. Perempuan sangat berkaitan dengan
keluarga, ekonomi, dan bisnis. Sekarang masih minim
kesadaran dalam pemberdayaan perempuan,” papar
Founder Female in Action, Zulfa Fauziah, mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB University.
Komunitas start-up ‘Female in Action’ IPB
University menyelenggarakan seminar nasional
‘Voice of The Women Nationalist’ (VOWN) di
Gedung Graha Widya Wisuda Kampus Dramaga, Bogor
(24/11). Seminar ini mengangkat tema “Strategi
Pemberdayaan Perempuan di Era Millenial terhadap SDGs
2030”. Acara ini menghadirkan Lusi Margiyani, Early
Childhood Care and Development Advisor dan Gender
Local Point at Save The Children Indonesia, Dr Ir Herien
Puspitawati, MSc sebagai Pakar Gender Indonesia dan
Akademisi Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB
University, Alya Nurshabrina, Miss Indonesia 2018 dan
Fedi Nuril sebagai publik figur.
Pada kesempatan ini, Dr Ir Herien menjelaskan bahwa
karir terbaik perempuan modern adalah apa yang
dikerjakan sesuai passion dan kehendak
sadarnya.“Pandangan esktrim perempuan lainnya adalah
berkaitan dengan image ‘supermom’. Yaitu menghabiskan
waktunya antara rumah tangga dan karir yang seimbang.
Hal yang dapat dikombinasikan mengenai konsep
tradisional dan konsep modern untuk kelompok
perempuan adalah potensi spiritual, emosional, fisik,
kreatif sosial dan kognitif. Kehadiran komunitas ayah
menyadarkan bahwa anak adalah tanggung jawab kedua
orang tua. Sistem patriarki perlu direnovasi agar
mengubah mindset masyarakat. Pemberdayaan
perempuan adalah siap mengambil tugas dalam
kolaborasi antara laki-laki dan perempuan,” paparnya.
Sementara itu, Lusi menjelaskan bahwa perempuan dan
laki-laki menunjukkan peluang yang sama dalam
menyelesaikan pendidikan. Salah satu isu perempuan
dalam pendidikan dan kesiapan di dunia kerja di era
milenial adalah rendahnya minat perempuan dalam masuk
di bidang STEM. “Ketertinggalan perempuan dapat
berisiko terjadinya peminggiran atau ketertinggalan
perempuan. Strategi mengatasi isu tersebut adalah
pendidikan dan pengasuhan adil gender sejak usia dini,
menghilangkan bias gender terkait pendidikan dan dunia
kerja serta adanya kebijakan dan support system untuk
mendukung perempuan di bidang STEM,” terangnya.
(Ghinaa/Zul)
FIA IPB University Gelar Seminar NasionalBerdayakan Perempuan di Era Milenial
10
embaga Penelitian dan Pengabdian kepada
LMasyarakat (LPPM) selaku koordinator dari pusat-
pusat studi di IPB University melakukan berbagai
upaya untuk meningkatkan publikasi ilmiah. Salah satunya
adalah dengan menggelar workshop bertajuk
“Membangun Reputasi, Kolaborasi, dan Internasionalisasi
Riset dan Kerjasama” di Ruang Sidang Pascasarjana 301
Kampus IPB Dramaga, Bogor (21/11). Workshop ini
menghadirkan berbagai pihak yang diharapkan dapat
berkolaborasi dalam melakukan penelitian.
Kepala LPPM IPB University, Dr Aji Hermawan dalam
sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan riset
sangat bermakna dan memberikan kontribusi dengan
berbagai macam modelnya. Dr Aji yakin IPB University
memiliki kekuatan untuk memberikan kontribusi yang unik
dan spesial secara internasional melalui riset.“Banyak
potensi riset yang bisa dihasilkan dari Pusat-Pusat Studi
LPPM IPB University. Kegiatan yang sifatnya melayani
desa, kabupaten maupun perusahaan dapat menjadi
kasus-kasus yang luar biasa dan memiliki dampak teoritik.
Terkait riset, mungkin yang perlu digali adalah sesuatu
yang unik, khas dan yang dapat kita tawarkan sehingga
riset ke depan dapat menarik banyak pihak yang merasa
ikut memiliki dan ikut terlibat. Dengan begitu, masalah
pendanaan pun banyak solusinya,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan Sekolah Pascasarjana IPB
University, Prof Dr Anas Miftah Fauzi dalam
pemaparannya berharap ada ruang khusus yang diberikan
kepada mahasiswa pascasarjana untuk dapat terlibat
dalam penelitian yang dilakukan oleh pusat-pusat studi di
IPB University.
Menurutnya, pusat-pusat studi juga memiliki kewajiban
untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada
masyarakat. Untuk itu, Pusat-Pusat harus mulai
memikirkan tidak hanya income tapi juga outcome dan
impactnya sehingga membuka peluang baru.
Demi Tingkatkan Publikasi Ilmiah,LPPM IPB University Dekatkan Mahasiswa Pascasarjana
dengan Pusat-Pusat Penelitian
Prof Anas menambahkan bahwa yang diharapkan dari
pusat oleh Sekolah Pascasarjana IPB University adalah
topik penelitian, biaya penelitian dan publikasi, tempat
penelitian (working space), dosen pembimbing, mitra
penelitian, dan mitra diskusi terkait penelitian. “Dengan
demikian publikasi dan inovasi dapat dihasilkan lebih
banyak lagi. Pusat-pusat dapat mendekatkan riset
mahasiswa ke stakeholder, jadi tidak hanya di lingkup
departemen, fakultas maupun laboratorium. Bentuk
kongkretnya, pusat bisa mulai mengandalkan penelitian
yang sifatnya cohort, capstone maupun transdisciplinary
dari berbagai macam sudut keilmuan. Sampai kemudian
menghasilkan riset yang nyata dan menjadi sebuah
model,” tuturnya.
Saya harap pusat-pusat studi LPPM IPB University dapat
memberikan space untuk topik penelitian yang on going
maupun yang telah dikerjakan kemudian menunjuk person
in charge (PIC) dari pusat-pusat untuk memudahkan
mahasiswa (pascasarjana) dalam berkomunikasi. Terkait
dengan topik penelitian yang ditawarkan oleh Pusat-pusat
LPPM IPB University, kami akan memberikan sosialisasi
kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat memilih topik
penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuannya,”
ujarnya.
“Pusat-pusat harus memiliki some key elements antara
lain goal (passion and big dreams), resources (split or
marge), motivation (be different to be successful),
networking and partnership, self monitoring and
evaluation (based on data), compromise (feasibility and
desirable), foreseeing (understand and overcome)
obstacles, budget and financial competence, dan visibility
(media exposure),” ujarnya.
Hadir dalam acara ini Wakil Kepala LPPM Bidang
Penelitian, Prof Agik Suprayogi, Wakil kepala LPPM Bidang
Pengabdian kepada Masyarakat, Prof Sugeng Heri Suseno,
Sekretaris LPPM University, Prof Faiz Syu’aib dan para
kepala pusat maupun perwakilan dari pusat studi di
bawah LPPM IPB University. (WD/Awl/Zul)
Masing-masing pusat akan mendata berapa banyak
kebutuhan mahasiswanya, bagaimana modelnya dan
persyaratan yang dibutuhkan untuk terlibat dalam project
penelitian. Pusat menjadi bagian dalam membangun
reputasi IPB University, sedangkan LPPM bertugas untuk
mengkoordinir, mengadministrasi dan mengevaluasi.
Acara ini juga dihadiri Sekretaris Majelis Wali Amanat
(MWA) IPB University, Prof Dr Bambang Purwantara.
Dalam kesempatan ini Prof Bambang mengatakan
tentang beberapa kunci strategi membangun reputasi
Pusat-pusat di IPB University.
Workshop ini menghasilkan beberapa kesepakatan. Yakni
semua Pusat-pusat LPPM sepakat untuk memberikan
working space bagi mahasiswa pascasarjana yang ingin
mengikuti kegiatan penelitian di Pusat-pusat IPB
University.
11
ebutuhan dunia pertanian terhadap teknologi
Ksebagai penunjang dalam memudahkan petani
tidak bisa dipungkiri. Terlebih dalam penerapan
pertanian presisi yang bertujuan untuk meminimalkan
input dan memaksimalkan output. Berbagai gagasan
teknologi mutakhir telah digagas dan pada beberapa
negara maju telah diterapkan.
Hal ini mendorong tiga mahasiswa IPB University yakni
Hari Agung Pratama (Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem), Dewi Anawati (Departemen Ilmu dan Teknologi
Pangan), Sutan Muhamad Sadam Awal (Departemen
Teknik Mesin dan Biosistem) untuk membuat alat
monitoring lingkungan pertanian berbasis Internet of
Things. Alat ini bisa menampilkan parameternya melalui
mobile apps dan website secara real-time. Alat tersebut
dinamai Crop Hero.
“Crop Hero tersusun atas dua model yaitu indoor dan juga
outdoor. Alat-alat ini ke depannya juga akan terus
berkembang menjadi beberapa produk yang saling
terintegrasi. Adapun nilai lebih yang dimiliki oleh Crop Hero
adalah meningkatkan hasil panen, mengurangi risiko gagal
panen, mengurangi biaya produksi, menghasilkan lebih
banyak uang dan meningkatkan produktivitas lahan,”
terang Hari Agung, sebagai perwakilan tim.
“Saat ini brand alat kami masih dalam pengurusan,
sehingga nanti jika ada yang akan membeli maka yang
dibeli adalah alat beserta sistemnya. Adapun harga dari
alat ini secara umum adalah delapan juta rupiah. Harga
bisa naik tergantung dengan banyak sensor yang
dibutuhkan. Sistem kerja alatnya berupa paket sensor
yang diambil secara berkala, lalu karena menggunakan
microcontroller yang terkoneksi dengan internet, data
tersebut dikirimkan ke cloud, setelah itu baru bisa
ditampilkan melalui mobile app dan website,” tambah Hari.
Hari Agung menceritakan awal mula membuat alat ini
yaitu terinspirasi dari salah satu kakak kelas sewaktu
praktik lapang saat menemukan masalah terkait susahnya
melakukan pengukuran parameter di semua greenhouse
di Perusahaan Amazing Farm. Kini, inovasi yang telah
dihasilkan oleh Hari dan rekan-rekannya digunakan oleh
Perusahaan Amazing Farm dan Bisi Internasional.
Melalui alat Crop Hero tersebut, Hari dan rekan-rekannya
meraih Juara 1 dalam sebuah Lomba Startup/inovasi
AgroMaritime 4.0 yang diadakan di Jakarta, awal
November lalu.
“Alhamdulillah senang bisa berkesempatan mendapat
juara satu. Kami berharap bisa berkolaborasi dengan pihak
kampus maupun pemerintahan terkhusus Dinas Pertanian
daerah agar bisa menerapkan alat tersebut secara
massal,” tutupnya. (SMH/Zul)
Crop Hero: Alat Cerdas Monitoring Lingkungan PertanianKarya Mahasiswa IPB University
12
Rektor IPB University itu menambahkan, model teknologi pertanian sekarang sudah berbeda dengan model pertanian dahulu. Saat ini teknologi yang digunakan sudah lebih maju. Melalui perkembangan teknologi ini, sekarang sudah bisa mengecek kematangan buah dengan smartphone dan aplikasi pupuk dengan bantuan satelit. Pola-pola pertanian tersebut saat ini sedang dikembangkan di IPB University, sehingga tahun depan model pertanian yang ada di IPB University bisa menjadi contoh bagi para petani di Indonesia.
Kedatangan para petani muda tersebut disambut oleh Rektor IPB University di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor pada Sabtu (23/11).
Kepala PSP3 LPPM IPB University, Dr Ir Sofyan Syaf menyampaikan Kabupaten Dogiyai memiliki potensi pertanian yang luar biasa, terutama komoditas kopi dan hortikultura. Namun, selama ini para petani di Dogiyai terkendala dengan panjangnya rantai pasok atau supply chain dari hulu sampai hilir.
“Para petani muda ini nantinya akan diberikan penguatan kapasitas selama di IPB University. Kita akan menampung apa yang mereka butuhkan, mereka juga akan diajak ke Pangalengan untuk melihat proses pengemasan yang baik di sana,” ungkap Sofyan.
Ia berharap, dengan program yang diberikan ini akan meningkatkan wawasan petani muda supaya produk pertanian yang dihasilkan dapat berorientasi ekspor. Selain itu, mereka juga akan dilatih mengenai standar produk agar produk bisa masuk pasar ekspor.
Sofyan menambahkan, para petani muda perwakilan dari masing-masing desa di Dogiyai ini dapat menjadi pionir sekaligus agen perubahan dan mampu mengajak para petani muda desa lainnya supaya melakukan hal yang sama yaitu memajukan pertanian desanya.
“Berbagai persyaratan standar harus dipenuhi, pemahaman-pemahaman inilah yang akan diberikan kepada para petani muda. Harapannya produk yang dihasilkan nanti dapat menjadi komoditas unggul di Papua,” imbuhnya.
Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria mengaku senang terhadap hadirnya para petani muda dari Papua dalam kegiatan yang berkaitan dengan regenerasi petani. Ia mengakui, generasi petani saat ini sudah semakin tua, tidak hanya dialami oleh Indonesia, tetapi beberapa negara juga mengalami masalah serupa, seperti Jepang dan Amerika. Robert M Sianipar dari Kamar Dagang dan Industri
Indonesia (KADIN) yang hadir dalam acara menyampaikan bahwa peran Kadin dalam kegiatan ini salah satunya adalah membangun kapasitas SDM petani supaya bisa mengembangkan bisnis yang lebih luas. Peran lainnya adalah membantu masyarakat dalam memenuhi persyaratan ekspor, pengajuan izin BPOM maupun sertifikasi halal.
“Petani harus bisa berpikir bisnis, karena bisnis itu ada hitungannya sehingga apabila ada bantuan permodalan dari pemerintah, petani dapat mencatat dan menghitung dengan baik sehingga bisa menggunakannya dengan tepat. Peran Kadin lebih kepada peningkatan pengetahuan bisnis bagi para petani,” papar Robert. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dogiyai, Papua, Emmanuel Dogomo, mengucapkan terimakasih kepada IPB University dan Kadin perihal kerjasama dalam pengembangan petani muda di daerahnya. “Kami berharap, setelah pembekalan selesai, kami bisa menghasilkan produk dengan kualitas ekspor,” ucapnya. (Dh/RA)
Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University
memberikan program pemberdayaan kepada petani muda Kabupaten Dogiyai, Papua. Program pemberdayaan yang diberikan kepada 12 petani muda ini diawali dengan penyampaian materi terkait pertanian di Kampus IPB.
“Untuk itu penting melakukan regenerasi para petani tua dengan petani muda dengan kualitas yang mempuni. Sehebat apa pun lahannya, jika tidak dengan sumber daya manusia (SDM) yang tidak memadai maka akan sia-sia. Semoga ini bukan yang pertama. IPB University siap men-support dan memberdayakan para petani dengan teknologi terkini,” papar Rektor IPB University.
PSP3 IPB University BerdayakanPetani Muda Dogiyai, Papua
13
Top Related