PERAN WIDESHOT METRO TV DALAM MENINGKATKAN
RATING PEMIRSA
(Suatu Analisis Marketing Mix pada Program Wideshot di Metro TV)
George Nicholas Huwae
Program Studi Public Relations Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Abstract Technology development makes the industry of Mass Media grow faster than before. The TV Stations complete each other to make qualified and interesting program to watch. On the other hand the advertisement clients want to make more benefit by using the TV program as an effective media to promote their products or services. So, the higher TV program rate will make station takes the higher charge for the advertisement through the TV program. Therefore the high or low of the viewer rate, depends on how many people watch this program. All of these points makes all the TV stations to make the people get interested with their programs. This research use some theories which support the writer to conduct a research. Effectivity theory is used to know about the effectivity of this wideshot program. The next is mix marketing theory, which is used to know the marketing program that attract the viewer and also advertisement costumers.This research is done by using a study case on how the viewer rate of Metro TV getting less at the day. The viewers rating of Metro TV as the News TV station program was getting less at the day, because Metro TV always broadcasted the news program during the day. And as we know in that hours a lot of viewers are children and teenagers who like the entertainment program most. To overcome this problem, Metro TV tries to get back their segment viewers by making a program which is named as “Wideshot”.The result of this research is that Wideshot program has been succed in improving the viewer rate of Metro TVduring the day. Because the viewers are getting more and more everyday. This point proves that the content of Wideshot programcan be accepted by the viewers and people think that this program is good to be seen everyday. Citizen Journalism is also the key in getting more Metro TV viewers. This content is something new in the news program and the
other TV stations do not have the same program like this one. That is why the viewers tend to choose this Wideshot program.Keywords : Wideshot Metro TV, Effectivity in increasing day viewers rate.
Pendahuluan
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan teknologi mempengaruhi manusia,
terutama mereka yang mau maju, akan selalu mengikuti perubahan, dengan
menggunakan media teknologi. Banyak media yang setiap harinya menyediakan
berita tentang kejadian sehari-hari, baik dalam maupun luar negeri.
Revolusi komunikasi yang berkembang baru-baru ini dalam bidang
tekhnologi komunikasi, ternyata telah menimbulkan perkembangan dan
penemuan-penemuan baru dalam teknologi komunikasi itu sendiri, terutama
bidang elektronika yang mencakup radio, televisi, film, dan produk audio visual
lainnya (Subrata, 1983: 3). Televisi sebagai salah satu media massa yang
merupakan hasil kemajuan di bidang teknologi komunikasi tidak bisa dipungkiri
lagi mempunyai peranan yang besar. Televisi dapat digunakan sebagai media
penerangan, pendidikan, serta hiburan (Mc Quail, 1984: 34). Di samping itu,
televisi dapat dikatakan sebagai media yang kuat, karena dalam kontennya, media
ini memberikan teknologi audio dan visual, sehingga memungkinkan program-
programnya dapat lebih mudah dipahami.
Apabila kita mencari media yang memberikan berita atau pengetahuan
yang kita inginkan, televisi merupakan jawabannya. Karena televisi merupakan
media yang lengkap. Televisi merupakan suatu media yang menyediakan audio
dan visual, sehingga dalam menikmatinya, pemirsa dapat memperoleh gambaran
yang benar-benar lengkap, seperti yang benar-benar telah terjadi, namun pada saat
yang berbeda dan mungkin juga tempat yang berbeda. Dengan banyaknya alat-alat
pendukung untuk memproduksi siaran-siaran televisi, seperti kamera, lighting dan
komputer-komputer serta perangkat lain yang dibutuhkan, stasiun-stasiun TV
kemudian berlomba-lomba untuk memproduksi tayangan-tayangan yang disukai
pemirsa, karena dengan banyaknya pemirsa yang memilih untuk menyaksikan
acara pada TV tersebut, otomatis akan berpengaruh dalam perhitungan rating dan
share, yang tentu saja juga sangat berpengaruh terhadap jumlah uang yang
didapatkan oleh stasiun tersebut.
Persaingan acara-acara TV ini juga terjadi pada stasiun-stasiun TV berita,
tidak terkecuali Metro TV. Dalam hal ini, stasiun TV berita saling bersaing untuk
memberikan kemasan berita yang lebih menarik, dan direncanakan dapat digemari
pemirsa. Memang berita yang disajikan mungkin adalah berita yang sama, namun
cara pengemasannya, masing-masing stasiun akan berbeda, tergantung dengan
produser, tim, dan agenda setting stasiun TV tersebut.
Selama ini, Metro TV sebagai stasiun berita di Indonesia, mengalami
kendala di bidang rating atau tingkat kepemirsaan pada siang hari. Seperti yang
kita saksikan selama ini, bahwa semua acara TV pada jam siang hari mayoritas
adalah program acara yang bersifat hiburan. Hal inilah yang kemudian membuat
sebagian besar pemirsa memilih untuk menyaksikan acara-acara hiburan itu.
Dilain pihak, Metro TV sendiri merasa kesulitan untuk bersaing dengan stasiun
TV lain, karena Metro TV sangat dibatasi dalam memproduksi acara yang bersifat
hiburan.
Beberapa tim dari Metro TV mulai melakukan riset untuk mendapatkan
suatu formulasi acara yang diharapkan dapat meraih tingkat kepemirsaan yang
telah di dominasi oleh stasiun TV yang menayangkan acara hiburan. Dalam riset
mereka, mereka mendapatkan bahwa ternyata di luar negeri sedang berkembang
trend tentang jurnalis warga atau citizen journalism. Kebetulan sekali hal ini tidak
bertentangan dengan format Metro TV sebagai stasiun TV berita. Kemudian
mulailah dibuat sebuah program acara yang tetap menggunakan format berita,
yang kemudian di dalamnya dimasukkan format citizen journalism ini.
Tim news Metro TV mengeluarkan terobosan baru, dengan menyajikan
citizen journalism, yaitu berita yang dibuat dan dikirimkan langsung oleh
masyarakat yang mengalami peristiwa pada saat itu juga. Metro TV memberikan
wadah, dalam hal ini menyediakan satu program acara yang diberi judul Wideshot
Metro TV, yang berisi berita-berita atau peristiwa-peristiwa menarik yang terjadi
dalam masyarakat, yang terekam oleh masyarakat, melalui perangkat-perangkat
rekam yang tersedia, baik itu handycam,camera DSLR,camera pocket, atau
bahkan melalui camera handphone. Dengan adanya program ini, diharapkan
masyarakat dalam hal ini pemirsa akan tertarik dan memilih Metro TV sebagai
stasiun TV yang mereka tonton.
Seiring berjalannya waktu, Wideshot Metro TV dengan citizen journalism
nya, semakin mendapatkan tempat di hati pemirsa, terutama pemirsa muda. Dari
awal program acara ini dibuat, memang pemirsa muda lah yang menjadi sasaran
utama, karena berdasarkan riset dari beberapa badan riset, sebagian besar pemirsa
yang menyaksikan TV pada siang hari adalah pemirsa muda. Wideshot terus
menerus di revisi agar selalu bisa menjadi satu program yang dipilih oleh pemirsa,
terutama para pemirsa muda. Dengan semakin berkembangnya program acara
Wideshot ini, sedikit demi sedikit rating kepemirsaan Metro TV pada siang hari
mulai naik.
Dan salah satu komponen penting yang menjadi salah satu point yang
menjadi daya tarik tersendiri dalam Wideshot ini adalah citizen journalism ini.
Karena memang hanya Wideshot, satu-satunya program yang mengakomodasi
para jurnalis warga untuk menyalurkan aspirasi mereka ke dalam suatu media,
membuat semakin banyak jurnalis warga yang tergerak untuk membuat karya dan
mengirimkan kepada redaksi Wideshot ini. Semakin banyak pemirsa, dan semakin
banyak jurnalis warga yang menyaksikan dan menyukai program acara ini, maka
marketing mouth to mouth nya juga semakin meluas. Karena ternyata citizen
journalism menjadi sangat digemari dan juga menjadi trend yang sedang
berkembang, maka Wideshot menjadikan citizen journalism ini sebagai ‘senjata´
untuk usaha menaikkan rating pada siang hari.
Wideshot dijadikan salah satu acara unggulan Metro TV, karena
disamping diharapkan dapat menaikkan rating kepemirsaan, acara ini juga
digemari banyak pemirsa. Oleh sebab itu pihak Metro TV sangat memperhatikan
pemasaran dari program acara ini, karena tidak bisa dipungkiri bahwa suatu
program acara TV dapat terus berjalan, dan dapat ditayangkan, karena adanya
sponsor yang selalu memberikan dukungan untuk acara ini. Metro TV kemudian
mempunyai tugas yang berat, yaitu untuk mempertahankan program acara ini
untuk selalu menjadi program yang disukai oleh pemirsa. Hal inilah yang
kemudian membuat Metro TV dikondisikan untuk membuat strategi yang
diterapkan dalam usaha meningkatkan kualitas dari program Wideshot ini,
sehingga diharapkan, rating kepemirsaan dapat terus menerus naik.
Metro TV telah membuat beberapa strategi untuk mempromosikan acara
wideshot ini sendiri antara lain, melalui promo program yang ditayangkan setiap
jeda acara-acara Metro TV sendiri, melalui internet dengan menggunakan blog
yang telah dibuat khusus untuk Wideshot. Dalam blog ini, terdapat semua hal
yang ingin diketahui mengenai Wideshot. Video-video kiriman jurnalis warga
yang ditayangkan, juga ada dalam blog Wideshot ini. Wideshot juga mempunyai
akun Facebook dan Twitter yang bisa di akses oleh semua orang yang
menggunakan media sosial.
Langkah promosi lain yang juga dilakukan oleh Wideshot adalah dengan
mengadakan workshop dari kampus ke kampus, dengan tema mengenalkan dan
mengajarkan kepada mahasiswa mengenai citizen journalism. Workshop ini
dilakukan selain mengenalkan program wideshot kepada masyarakat, juga untuk
memberikan pengetahuan mengenai jurnalis warga, dan memancing para
mahasiswa untuk berkarya sebagai jurnalis warga, karena hal ini juga merupakan
komponen penting dalam program Wideshot ini.
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi pertanyaan dalam
penelitian ini adalah: Apakah program Wideshot Metro TV dengan sesi citizen
journalism di dalamnya, sudah efektif dalam meningkatkan rating kepemirsaan
pada siang hari?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas strategi
komunikasi pemasaran program Wideshot Metro TV yang dilakukan dalam
rangka menaikkan rating kepemirsaan. Dengan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan terhadap institusi media, khususnya media TV dalam
membuat program berita, sehingga dapat memberikan berita yang aktual dan
penyampaiannya sesuai dengan selera masyarakat. Disamping itu, dengan
penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi Ilmu
Pengetahuan, khususnya Ilmu Komunikasi dengan memberikan tambahan ide
dalam penyampaian berita TV.
Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada artikel ini adalah: “Bagaimana peran program
acara Wideshot Metro TV dalam meningkatkan rating pemirsa ?”
Tinjauan Pustaka
a. Efektifitas Organisasi
Efektivitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah
organisasi. Dalam penelitian ini, organisasi yang dimaksud adalah stasiun TV,
yaitu Metro TV. Pencapaian yang ingin diraih adalah rating kepemirsaan pada
siaran siang hari meningkat. Banyak langkah dilakukan untuk meraih hal itu,
antara lain dengan membuat program yang diharapkan dapat menaikkan rating
kepemirsaan siang hari tersebut.
Sementara itu, Supriyono (2000) memberikan kriteria atau ukuran
efektivitas organisasi yang menyangkut faktor internal organisasi dan faktor
eksternal organisasi antara lain:
1. Produktivitas organisasi atau output;
2. Efektivitas organisasi dalam bentuk keberhasilannya menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan di dalam dan di luar organisasi;
3. Tidak adanya ketegangan di dalam organisasi atau hambatan-hambatan
konflik diantara bagian-bagian organisasi.
Organisasi dan produksi media dapat ditinjau melalui perspektif yang
beragam. Cottle (2003: 62) melihat dari term-nya, industri media sebagai bisnis,
investasi, dan menampung sumber daya manusia. Seiring dengan perkembangan
ekonomi yang semakin berkembang, kebanyakan posisi dalam sebuah media
adalah freelance, karyawan tidak tetap, dan honorer. Hal ini disebabkan karena
pada masa sekarang ini, perkembangan dunia media juga sangatlah pesat, dan
perkembangan ini bisa terjadi karena terjadinya perkembangan di bidang
teknologi.
Murdoch dalam Cottle (2003) mengatakan era digital bukan merupakan
akhir dari print. Justru print berkesempatan menjadi sebuah bisnis yang
menjanjikan, dengan adanya kemajuan teknologi. Namun kemampuan yang tinggi
juga sangat berpengaruh untuk membangun sebuah brand kepada pasar
Ungkapan yang disampaikan oleh Murdoch ini, menggambarkan bahwa
kemajuan teknologi media sekarang ini, menjadi semakin meningkat. Hal ini juga
akan memacu sumber daya manusia untuk lebih membekali diri mereka dengan
kemampuan ber-media yang baik.
Dalam manajemen media, hal terpenting dan sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan suatu stasiun adalah Program. Karena program merupakan modal
dan sekaligus menjadi produk yang kemudian akan ditawarkan kepada
Advertisers. Semakin bagus dan berkualitas program yang dibuat oleh sebuah
stasiun Televisi, maka akan semakin tinggi tingkat pemirsa yang menyaksikan
program acara yang dibuat. Korelasi nya adalah, dengan semakin tinggi tingkat
kepemirsaan, otomatis akan membuat para advertisers berlomba – lomba untuk
memasangkan iklan produk mereka pada program acara yang ditayangkan.
b. Strategi Organisasi
Menurut Pike (2008: 8) strategi adalah ‘rencana main’ suatu perusahaan.
Strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan dan di
mana ia harus bersaing menghadapi lawan dan dengan maksud dan tujuan untuk
apa. Hal inilah yang dilakukan oleh Metro TV dalam persaingannya dengan
stasiun TV lain. Metro TV sebagai stasiun TV berita mempunyai pesaing utama
yaitu TV One. TV One juga mempunyai program acara yang sebagian besar
format nya hampir sama dan sejenis.
Sutton & Klein (2001) juga menambahkan bahwa perencanaan strategik
merupakan suatu proses manajemen yang sistematis yang didefinisikan sebagai
proses pengambilan keputusan atas program-program yang akan dilaksanakan
oleh organisasi dan perkiraan sumber daya yang akan dialokasikan dalam setiap
program selama beberapa tahun mendatang. Hasil keluaran dari proses tersebut
adalah rencana atau keputusan strategi. Metro TV membuat satu program yang
mereka namakan Wideshot, yang kemudian di dalamnya juga berisi penayangan
berita atau liputan yang dibuat oleh para jurnalis warga.
Dalam hal ini pihak Metro TV telah memikirkan dengan mendalam
mengenai sumber daya manusia yang akan terlibat dalam produksi program acara
ini. Karena karyawan Metro TV jumlahnya terbatas, dan melihat trend sekarang
mengenai citizen journalism, maka dibuatlah program Wideshot ini yang di
dalamnya juga terdapat sesi penayangan berita atau liputan yang dibuat oleh para
jurnalis warga yang memang belum mempunyai pengalaman dengan peliputan
sebuah berita.
Kottler dalam bukunya yang berjudul Marketing in the Public Sector a
Roadmap for Improved Performance, mendefinisikan strategi sebagai suatu
proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, diserta penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana
agar tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam dunia pertelevisian, hal seperti ini sudah
sangat biasa terjadi. Jika kita lihat aktivitas para karyawan stasiun TV terutama
yang bekerja di bagian programming, mereka setiap harinya akan mengadakan
rapat, dimana rapat tersebut bertujuan untuk mengevaluasi setiap program acara
yang ditayangkan setiap harinya, kemudian dilihat rating kepemirsaannya.
Apabila rating kepemirsaannya menurun, tim programming akan mencari sebab
penurunan program ini dengan melakukan survey kepemirsaan. Jika dalam survey
yang dilakukan ditemukan bahwa pemirsa telah mengalami kebosanan terhadap
program yang ditayangkan ini, maka tim programming akan berusaha
memformulasikan sebuah program acara yang sedang digemari pemirsa. Hal ini
tentu saja dipengaruhi oleh trend yang sedang beredar.
c. SOSTAC
Smith (2012) menggambarkan alur strategi dengan rumus SOSTAC
(Situation analysis, Objectives, Strategy, Tactics, Action, Control). Dengan
menggunakan metode ini, diharapkan strategi yang akan dipakai dapat
menghasilkan suatu cara yang tepat dan memberikan hasil yang sesuai dengan
tujuan bersama yang sesuai dengan yang diharapkan.
Gambar 1. Sostac Planning Cycle
Setelah menemukan tujuan yang jelas, dan menganalisa situasi yang
terjadi, langkah berikutnya yang dilakukan adalah membuat strategi yang sesuai
dengan situasi yang terjadi, yang telah dianalisa dari segi konsumen, segmentasi
dan competitor nya. Membuat strategi akan menjadi hal yang mudah, apabila kita
telah mengetahui apa yang akan kita kerjakan.
“know what you are looking for before you start searching for
information” PR. Smith.
Langkah terakhir yang dilakukan menurut Smith adalah control, kontrol
yang dimaksud disini tidak hanya berfungsi untuk mengkontrol salah satu tahap
saja, melainkan sangat berkaitan satu dengan yang lainnya. Dalam melakukan
analisis situasi, harus dilakukan kontrol, sehingga analisis yang berhasil
dikumpulkan juga akan sesuai dengan pokok tujuan bersama. Demikian juga
halnya dengan objectives, strategy, tactics, dan actions, semua hal ini juga
dilakukan dengan pengawasan yang terus menerus.
Glasser (2006) menjelaskan, untuk menjadi seorang jurnalis warga yang
baik, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Mengidentifikasi isu
2. Membuka wacana (dengan blog sendiri, atau memanfaatkan ruang-ruang
yang disediakan media)
3. Berpartisipasi dalam forum-forum perdebatan publik
4. Menulis, melakukan riset, dan diskusi
5. Mempublikasikannya
6. Harus ada produk kongkret, tidak hanya berbagi ide saja
7. Konsisten pada goals atau tujuan.
Mark Glaser, seorang jurnalis freelance yang sering menulis pada new
media, pada tahun 2006 mengatakan, bahwa ide dari citizen journalism adalah
seseorang tanpa pelatihan tapi dapat menggunakan alat-alat dan memanfaatkan
tehnology, membagikan informasi-informasi di sekeliling mereka dengan
merekamnya, kemudian membagikannya melalui internet. Sebagai contoh, ada
seseorang yang menuliskan tentang rapat pemerintahan kota dimana dia tinggal,
dan kemudian menuliskannya dalam blog mereka atau forum online lainnya.
Disamping menulis, bisa juga seseorang mengabadikan suatu kejadian dengan
menggunakan kamera digital dan kemudian mem postingkannya melalui internet ,
atau merekam suatu kejadian dengan menggunakan kamera video, dan kemudian
mem-postingkannya ke dalam situs-situs seperti youtube misalnya.
Kotler, Kartajaya, dan Setyawan (2010), menngungkapkan bahwa semua
kegiatan pemasaran dapat berlangsung dengan baik, apabila dalam
melakukakannya disertai dengan strategi yang tepat juga. Tanpa strategi yang
tepat, pemasaran juga tidak akan dapat dilakukan sesuai dengan tujuan utamanya.
Ada beberapa macam strategi pemasaran yang biasa dilakukan oleh sebuah
perusahaan atau instansi, namun dalam hal ini strategi pemasaran yang sesuai
dengan penelitian ini adalah strategi pemasaran marketing mix yang dibuat oleh
Kotler (2010). Marketing mix adalah 4P yakni Product, Price,Place, Promotion.
Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, antara lain, bertujuan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu,
membangun atau menemukan teori baru, mengadakan penilaian terhadap produk
atau proses dan merumuskan kebijakan (Sastradipoera, 2005). Sementara itu,
metode yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Studi
kasus tampak sebagai suatu penjelasan komprehensif yang berkaitan dengan
pelbagai aspek seseorang, suatu kelompok, suatu organisasi, suatu program, atau
suatu situasi kemasyarakatan (Sastradipoera, 2005).
Dalam penelitian ini, informan dipilih dengan menggunakan tehnik
purposive sampling atau sampling yang memiliki tujuan. Tehnik sampling yang
memiliki tujuan merupakan strategi jika seseorang menginginkan agar dapat
memahami sesuatu mengenai kasus-kasus terpilih tertentu tanpa membutuhkan
generalisasi kepada semua kasus seperti itu (Sastradipoera, 2005). Purposive
sampling adalah metode yang sangat efektif untuk menjamin bahwa informan
tepat terseleksi (Kolb, 2008).
Dalam penelitian ini akan diambil lima orang informan yang merupakan
unsur pelaksanaan program wideshot metro TV. Kelima informan tersebut adalah:
Head section of News Gathering Metro TV, Marketing Metro TV, Karyawan
pelaksana wideshot metro TV, Citizen journalist yang karyanya diterima untuk
ditayangkan, Citizen journalist yang karyanya tidak diterima untuk ditayangkan.
Sajian dan Analisis Data
a. Wideshot dilihat dari strategi pemasaran Product
Wideshot merupakan program acara siang hari, yang jam tayangnya sangat
panjang, karena berdurasi 5 (lima) jam. Selama 5 (lima) jam ini, banyak format
yang telah disusun oleh tim news Metro TV, yang pasti bertujuan untuk membuat
acara itu menarik untuk disaksikan, karena semakin banyak pemirsa yang
menyaksikan acara ini, secara otomatis rating kepemirsaan dari acara Wideshot ini
juga akan meningkat. Penulis dalam hal ini telah mengajukan pertanyaan
sehubungan dengan isi dari program acara Wideshot itu sendiri.
”Ya biar pemirsa tidak bosan, kita memang telah mengemas di dalamnya terdapat beberapa format yang bisa menjaring banyak segmen. Diantaranya berita update yang berbahasa mandarin, berita update berbahasa Indonesia, dan juga ada talkshow yang mempunyai tema
khusus dan berbeda tiap tayangan. Tujuan kami membuat tayangan ini memang sebenarnya ingin merebut segmen pemirsa muda yang kurang suka berita, dan hanya suka pada tayangan yang bersifat entertain, dengan membuat program yang memberikan ruang yang luas untuk para citizen journalist muda untuk dapat mengirimkan liputan yang mereka buat, dan harapan kami, apabila liputan itu ditayangkan, citizen journalist tersebut akan mengajak teman-temannya untuk menyaksikan liputan karya mereka itu.” (WS-1)
Jawaban ini berasal dari Head of News Gathering Metro TV. Dalam
pernyataan ini terlihat bahwa Metro TV memang sengaja ingin menjaring banyak
segmentasi, namun dikhususkan untuk menjaring segmentasi pemirsa muda,
karena memang seperti kita ketahui bahwa sebagian besar pemirs muda kurang
menyukai program TV berita. Metro TV juga sangat cermat dalam
memformulasikan acara ini, karena mereka mengikuti perkembangan yang sedang
berlangsung sekarang ini. Di manca Negara sekarang ini sedang marak
berkembang jurnalis warga atau citizen journalism, sedangkan di Indonesia
sendiri hal ini belum dikembangkan.
Hal inilah yang kemudian diangkat oleh tim Metro TV untuk memformat
acara baru dalam rangka menaikkan rating acara pada siang hari, dan ini
merupakan strategi pemasaran yang dilakukan oleh tim Metro TV. Dengan
memanfaatkan kemajuan Ilmu Tekhnologi sekarang ini, dan menggunakan social
media, yang juga sedang sangat digemari oleh pemirsa muda sekarang ini, maka
tim News Gathering Metro TV juga menggunakan social media itu sebagai media
untuk mempromosikan program acara ini. Selain efisien karena tidak
membutuhkan banyak media, social media juga merupakan media yang mudah
diakses oleh orang banyak, bahkan dengan menggunakan berbagai macam gadget
yang ada, namun tetap harus menggunakan koneksi internet.
keterangan marketing Metro TV yang didapatkan penulis pada saat
melakukan wawancara di bawah ini:
“Memang rating kami pada pukul 13.00-17.00 belum bisa seperti apa yang kami harapkan, karena sebagian pemirsa akan memilih acara dari stasiun TV lain yang sifatnya lebih kepada hiburan. Sebagian besar pemirsa pada jam ini adalah anak muda, padahal berdasarkan riset yang kami buat, sebagian besar anak muda juga kurang menyukai acara yang bersifat berita. Kami adalah stasiun TV berita, jadi kami tidak bisa
sebebas stasiun TV lain, yang dapat dengan mudah membuat program yang entertain. Nah, hal inilah yang kemudian menjadi PR buat para awak berita di metro TV ini. Mulai tahun 2011, tim news membuat satu penemuan dan sekaligus percobaan, yaitu membuat program dengan durasi 5 (lima) jam yang di dalamnya terdapat banyak format juga. Salah satunya adalah program khusus untuk anak muda yang suka dengan dunia jurnalistik, dan tertarik dengan citizen journalist. Meskipun masih belum bisa memenuhi keinginan kami untuk menaikkan rating pada jam ini, namun segmen kepemirsaan kami untuk menarik pemirsa muda, kami anggap berhasil, karena terbukti semakin banyak pemirsa muda yang mengirimkan hasil liputan mereka, dan juga banyak yang memberikan respons melalui social media kami melalui Facebook. Atensi yang diberikan oleh pemirsa muda juga terlihat melalui banyaknya peserta yang mengikuti program workshop kami.” (WS-2)
Dari keterangan yang diberikan oleh tim marketing Metro TV, kita bisa
melihat bahwa ternyata usaha yang mereka lakukan tidak hanya melalui Social
media dan spot iklan dari program Wideshot ini pada siaran Metro TV sendiri,
tapi juga melalui workshop-workshop yang mereka adakan di kota-kota besar, dan
memilih universitas-universitas ternama untuk menjadi tuan rumah penyelenggara
acara workshop ini. Dengan diadakannya workshop-workshop ini, disamping
memberikan pembekalan mengenai bidang jurnalistik kepada para mahasiswa
sebagai jurnalis warga yang kompeten, Wideshot juga secara tidak langsung telah
melakukan promosi off-air yang justru akan sangat efisien, karena langsung
mengenai sasaran target program Wideshot ini yaitu pemirsa muda. Hal ini
terbukti dengan banyaknya peserta workshop pada setiap kota yang memberikan
respons yang memuaskan.
Dengan rutinitas kerja yang sangat cepat, penulis menjadi tertarik untuk
mengetahui bagaimana perasaan dari karyawan yang terlibat langsung dengan
produksi program Wideshot ini, dibawah ini adalah hasil wawancaranya:
“Terus terang kami lebih menikmati pekerjaan kami yang sekarang, karena liputan-liputan yang di plotting kan untuk kami kebanyakan adalah liputan yang mengenai anak muda, karena kami juga masih muda. Disamping itu kami juga diberi kesempatan untuk memberikan pelatihan sekaligus sharing dengan para jurnalis warga untuk membuat sesuatu yang bagus dan enak di tonton.” (WS-3)
Dari hasil wawancara diatas, kita bisa melihat bahwa ternyata tim news
gathering yang terlibat langsung dalam acara Wideshot ini justru merasa senang,
disamping mereka merasa mendapat tantangan setiap harinya, mereka juga
memproduksi liputan yang memang menjadi kesenangan mereka. Para karyawan
juga merasa senang, karena mereka bisa berbagi ilmu dengan para jurnalis warga
yang dalam hal ini adalah sebagai peserta workshop yang diadakan oleh tim
Metro TV.
Dengan adanya workshop yang diadakan oleh tim Metro TV, harapannya
adalah para jurnalis warga dapat menambah pengetahuan mereka di bidang
jurnalis, dari teori hingga prakteknya, yang kemudian hasil liputan yang dibuat
oleh apra jurnalis warga ini dapat memenuhi criteria jurnalistik dan layak tayang.
Dengan hasil liputan para jurnalis warga yang memenuhi standard jurnalistik,
maka liputan mereka yang ditayangkan oleh Wideshot juga akan dapat diterima
pemirsa dengan baik.
Dengan respon yang baik dari pemirsa, maka secara otomatis jumlah
pemirsa yang menyaksikan acara Wideshot ini juga akan meningkat dan hal ini
juga akan sangat penting pengaruhnya terhadap rating kepemirsaan siaran Metro
TV pada siang hari, yang sekarang telah diwakili oleh program Wideshot ini
“Saya dulu pernah mengirimkan video liputan saya, tapi tidak diterima, sampai 3 (tiga) kali saya mencoba mengirimkan video saya, namun tetap tidak diterima, mungkin memang hasil buatan saya tidak sesuai dengan standar dari metro TV. Hingga akhirnya metro TV mengadakan pelatihan ke kampus saya, dan ada tim dari metro TV yang menghubungi saya, sehingga saya juga mengikuti pelatihan itu, dan baru saya tau bahwa ternyata masih terlalu banyak kekurangan yang saya buat, itulah alasan video saya tidak pernah berhasil lolos masuk dalam program wideshot ini. Setelah saya mendapatkan pelatihan, saya mencoba membuat video lagi, dan ternyata langsung diterima, mungkin karena video terakhir yang saya buat sudah dapat memenuhi standar yang dibuat oleh metro TV.”(WS-4)
Kita dapat melihat dari penjelasan yang dikemukakan oleh salah seorang
jurnalis warga yang juga seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi yang
menjadi tuan runah diadakannya workshop Wideshot bahwa memang tim
Wideshot dalam hal ini telah menetapkan standard-standard tertentu yang
nantinya sangat berpengaruh dalam kualitas gambar yang akan ditayangkan.
Bukan hanya kualitas gambar saja yang menjadi criteria penting suatu video
liputan yang akan ditayangkan, namun juga tehnik pengambilan gambar dan tentu
saja pemilihan tema yang akan diangkat menjadi sebuah liputan.
“Saya pernah mengirim video saya ke redaksi wideshot, sampai dua kali, namun tidak pernah masuk. Yang pertama, saya tidak mendapatkan jawaban apa-apa, baru setelah saya mengirimkan video saya yang kedua, saya mendapatkan jawaban dari metro TV, bahwa video yang saya kirim, kualitas gambarnya belum bisa memenuhi standar, sehingga takutnya kalo ditayangkan, kualitasnya tidak baik untuk diterima pemirsa.” (WS-5)
Disini nampak bahwa metro TV memang ingin menaikkan rating dan
menjangkau segmentasi pemirsa muda. Dengan adanya program acara wideshot
yang waktu penayangannya adalah selama 5 (lima) jam, metro TV telah dapat
membuat suatu program acara siang yang juga bertujuan untuk memberi ruang
untuk citizen journalist menunjukkan eksistensinya.
Dalam hal ini metro TV juga tidak main-main dalam menentukan standar
video yang akan ditayangkan, sehingga mutu dan kualitas siaran yang disuguhkan
kepada pemirsa dapat tetap dipertanggung jawabkan.
b. Wideshot Dilihat dari Segi Strategi Pemasaran Price
Di bawah ini adalah hasil wawancara penulis dengan Head of News
Gathering dan Marketing Metro TV:
“Dari segi biaya produksi, Wideshot tidak memakan biaya yang besar, karena stasiun TV kita ini adalah stasiun berita, jadi berita-berita yang kita tayangkan ini, merupakan produksi global dari para Video Jurnalis kami, dan juga kontributor-kontributor kami yang tersebar di beberapa daerah. Memang ada beberapa konten yang khusus kami buat hanya untuk acara Wideshot ini, tapi tidak memerlukan banyak biaya juga. Disamping itu program kami ini juga mendapatkan sponsor dari Departemen Penerangan, yang disamping memberikan sejumlah uang, juga memberikan program jadi yang siap ditayangkan.”
Dari pihak marketing juga memberikan beberapa tambahan, terkait dengan
bidang pembiayaan ini, mereka memberikan beberapa penjelasan:
“Untuk pembiayaan program acara ini, memang tidak banyak dalam hal produksinya, biaya yang cukup banyak yang kami keluarkan adalah biaya untuk promosi, karena di dalam proses promosi ini, terdapat kegiatan workshop, yang tentunya memakan biaya yang cukup banyak. Namun
memang hal ini bertolak belakang dengan pengeluaran untuk produksi nya. Kami tidak bisa menyebutkan secara pasti jumlah uang yang dibutuhkan, karena kami tidak hanya mengeluarkan dalam bentuk fresh money tapi juga ada beberapa hal yang bisa kami dapatkan dengan cara Barter Iklan, maksudnya, kita bisa mendapatkan barang yang kita butuhkan, tanpa mengeluarkan uang, misalnya untuk make up dan wardrobe presenter, kami didukung sepenuhnya oleh sponsor.”
Dari strategi Price ini, cukup efisien, karena disamping biaya yang
dikeluarkan tidak terlalu banyak, dengan melibatkan partisipasi jurnalis warga,
Wideshot juga dapat meningkatkan tingkat kepemirsaan, terutama pada jam
tayang siang hari.
c. Wideshot dilihat dari segi strategi pemasaran Place
Dibawah ini adalah hasil wawancara marketing Metro TV sehubungan
dengan pembahasan mengenai strategi pemasaran place ini:
“Untuk pemancar luasan yang berdasarkan tempat kurang kami perhatikan, karena hal itu sangat erat kaitannya dengan stasiun pemancar di setiap daerah. Semakin besar frekwensi stasiun pemancarnya, maka kualitas gambar yang diterima akan semakin jelas. Untuk tempat, kami ber konsentrasi untuk memilih tempat yang efisien dan potensial untuk mengadakan workshop. Karena menurut kami, melalui workshop inilah, pemasaran acara Wideshot ini akan jauh lebih efisien. selain itu, kami juga tidak bergantung dengan suatu tempat, karena sebagian besar kegiatan pemasaran kami, kami lakukan melalui internet, jadi kami cukup melakukannya dari kantor kami saja, tanpa harus terjun langsung ke lapangan.”
Untuk pendistribusian produk, yang dalam kasus ini adalah Wideshot,
sudah sangat merata dan dapat disebarluaskan secara maksimal, karena
penyebarannya melalui satelit, disamping itu media yang digunakan adalah media
TV.
Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia sudah mempunyai televisi di
rumah mereka masing-masing, sehingga penyebaran Wideshot sudah merata dan
dapat mencapai ke pelosok Indonesia, juga sudah dapat menjangkau berbagai
macam segmentasi.
d. Wideshot dilihat dari segi strategi pemasaran Promosi
Dalam wawancara ini terungkap bahwa tujuan utama dari dibuatnya
program acara ini adalah menaikkan rating, disamping juga memperluas
segmentasi kepemirsaan. Untuk mendukung tujuan ini, segi promosi merupakan
salah satu segi penting yang harus diperhatikan. Hal ini terungkap dalam
wawancara sebagai berikut:
“Promosi merupakan tugas dari pihak marketing ya, tapi disini kami juga ikut mendukung dengan cara melakukan workshop yang selama ini kami lakukan ke universitas-universitas ternama, dan yang mempunyai Fakultas Ilmu Komunikasi nya. Dengan adanya workshop, dan memberikan apa yang kami ketahui secara maksimal, kami harapkan itu akan memberikan kesan yang baik kepada peserta workshop, sehingga selain nantinya mereka akan membuat video amatir dengan baik, mereka juga akan bercerita kepada teman-teman mereka tentang apa yang kami lakukan. Ya bisa dikatakan, dalam workshop ini, kami juga melakukan branding image buat wideshot lah begitu. Mungkin dengan image yang baik, rating kami bisa naik, dan bisa sedikit membantu bidang marketing.” (WS-1)
Hasil Rating/Share Jam Tayang 13.00-17.00 setelah ada program
Wideshot Metro TV tayang selama 1 bulan
No Station Rating/share1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.
SCTVRCTITrans TVIndosiarTPIGlobalTVTrans7ANTVTVOneMetroTVTVRI
21,315,814,914,29,26,75,85,24,21,90,8
Sumber : Metro TV
Hasil Rating/Share Jam Tayang 13.00-17.00 setelah ada program
Wideshot Metro TV tayang selama 1 tahun
No Station Rating/share1.2.
SCTVRCTI
22,115,5
3.4.5.6.7.8.9.10.11.
Trans TVIndosiarTPIGlobalTVTrans7ANTVMetroTVTVOneTVRI
15,014,59,26,55,65,22,81,70,7
Sumber : Metro TV
Hasil Rating/Share Jam Tayang 13.00-17.00 setelah ada program
Wideshot Metro TV tayang selama 2 tahun
No Station Rating/share1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.
SCTVRCTITrans TVIndosiarTPIGlobalTVTrans7ANTVMetroTVTVOneTVRI
22,115,515,014,59,26,55,65,24,01,70,7
Sumber : Metro TV
Dari tabel diatas, kita dapat melihat kenaikan rating dan share Metro TV
pada siang hari, setelah 2 tahun penayangan, sampai posisinyapun bisa bertahan
berada diatas stasiun TV pesaingnya, yaitu TV One. Rating share dari Metro TV
sebelum adanya program Wideshot adalah 1,8 kenaikannya setelah ada program
Wideshot adalah 4,0
Penutup
Dari penelitian ini terlihat, bahwa program Wideshot telah berhasil
menaikkan rating kepemirsaan Metro TV pada siang hari. Peningkatan ini
disebabkan oleh pemirsa yang semakin banyak menyaksikan program Wideshot
ini. Hal ini juga membuktikan bahwa konten Wideshot ini dapat diterima oleh
pemirsa, dan dinilai menjadi program acara yang patut untuk disaksikan setiap
harinya. Citizen journalism juga merupakan kunci keberhasilan meningkatnya
rating kepemmirsaan Metro TV pada siang hari. Konten ini merupakan hal yang
baru di dunia news dan belum ada stasiun TV lain yang mempunyai program
acara yang sama, sehingga banyak pemirsa yang memilih untuk menyaksikan
Wideshot ini.
Saran-saran setelah melakukan penelitian ini antara lain Sosialisasi
program acara Wideshot ini, kurang luas, sehingga pemirsa muda baik yang
menyukai citizen journalist dan maupun tidak, dapat memahami kriteria dan
syarat yang diberikan oleh tim Metro TV dalam tujuannya menjaga kualitas acara
ini. Ini terlihat dalam wawancara dengan WS-5, yang meskipun sudah
mengirimkan video karyanya, namun belum mengetahui kriteria apa yang dibuat
oleh Metro TV untuk video yang akan ditayangkan dalam acara Wideshot ini.
Workshop yang dilakukan oleh Metro TV sudah bagus, dan dapat memberikan
tambahan pengetahuan mengenai jurnalistik kepada para citizen journalist.
Namun kurang berkesinambungan, sehingga kurang bisa menjangkau para citizen
journalist yang berada di kota-kota kecil.
Daftar Pustaka
Brannan, Tom. Hart, Norman. A Practical Guide to Integrated Marketing Communications, London, Kogan Page Limited, 1998
Belch, E. George. Belch, A. Michael, Advertising and Promotion: an Integrated Marketing Communications Perspectives, California, The McGraw Hill company, 2003
Cottle, Simon Media Organisation and Production, London, SAGE Publications, 2003
Chomsky, Noam. Media Control: The Spectacular Achievements of Propaganda, New York, Seven Stories Press, 2000
Dahlan, M. Alwi, “Pemerataan Informasi, Komunikasi dan Pembangunan” PidatoPengukuhan, Diucapkan Pada Upacara Penerimaan Jabatan sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Indonesia di Jakarta, 5 Juli 1997
Dennis .Mc Quail, & Windahl, Sven. Comunication Models: for the Study of Mass Communication, New York, Longman Inc, 1981
Dimmick, W. John, Media Competition and Coexistence: The Theory of Niche, Mahwah, London, New Jersey, Lawrence Erlbaum Associates, 2003
Douglas, William. Television Families is Something Wrong in Suburbia?. London, Lawrence Erlbaum Associates, 2003
Fidel, R. The Case Study Method : A Case Study in J.D.Glazier & R.R. Powell (Eds). Qualitative Research In Information Management. Englewood: Libraries Unlimited. Inc. 1992
Goodwin, Andrew. Whannel, Garry, Understanding Television, London, 11New Fetter Lane, 1990
Hart, Norman. Implementing an Integrated Marketing Communications Strategy : how to benchmark and improve marketing communications planning in your business, London, Thorogood Limited 12-18 Grosvenor Gardens, 1999
Kolb, B. Marketing Research: A Practical Approach. London: SAGE Publications. Ltd.2008
Kotler, Philip. Kartajaya, Hermawan. Setyawan, Iwan. Marketing 3.0 from Products to Customers to the Human Spirit, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., 2010
Kotler, Philip. Lee, Nancy. Marketing in the Public Sector a Roadmap for Improved Performance, New Jersey: Pearson Education, Inc., Wharton School Publishing, 2007
Kotler, Philip. Amstrong, Gary. Saunders, John. Wong, Veronica. Principles of Marketing, New Jersey: Prentice Hall Inc., 1999
McQuail, Denis & Steven Windahl. Mass Communication Theory, an Introduction. London: Sage Publications, 1984
Moleong, L. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2000
Pendit, P.L. Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi: Suatu Pengantar Diskusi Epistimologi dan Metodologi. Jakarta: JIP-FSUI. 2003
Percy, Larry. Strategic Integrated Marketing Communication: theory and practice, Oxford, Jordan Hill, Linacre House, 2008
Perse, M. Elizabeth, Media Effects and Society, Mahwah, Lawrence Erlbaum Associates, 2001
Pike, Steven. Destination Marketing: an Integration Marketing Communication Approach, Oxford, Jordan Hill, Linacre House, 2008
Pringle, Peter K. Starr, Michael F. Electronic Media Management, fifth edition, Oxford, Jordan Hill, Linacre House, 2006
Sastradipoera, K. Mencari Makna di Balik Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi. Bandung: Kappa-Sigma. 2005
Shrum, L. J. The Psychology of Entertainment Media: Blurring The Lines Between Entertainment and Persuasion, New Jersey, Lawrence Erlbaum Associates Inc., 2004
Smith, PR. The SOSTAC Guide to Writing the Perfect Marketing Plan, www.prsmith.org
Steers, M. Richard. Efektivitas Organisasi Perusahaan. Jakarta: Erlangga, 2000Stephenson Alan R., Reese David E., Beadle Mary E., Broadcast Announcing
Worktext, Performing for Radio, Television, dan cable, Jordan Hill: Linacre House, 2005
Subrata, H. “Peranan Media Elektronika Menyongsong Era DBS” Makalah yang Disampaikan pada Seminar tentang ‘Direct Broadcasting Satelite’ (DBS). TVRI Jakarta 22 Agustus 1983.
Supriyono. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta: Erlangga, 1985Sutton, Dave. Klein, Tom. Enterprise Marketing Management: The New Science
of Marketing. London, SAGE Publications, 2001Webster, James G. Phalen, Patricia F. . Lichty, Lawrence W Ratings Analysis the
Theory and Practice of Audience Research, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Inc, 2006
Yeshin, Tony. Integrated Marketing Communications, Jordan Hill: Linacre House, 1998
Top Related