teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan...
Transcript of teknonatura.files.wordpress.com · Web viewNo.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat Keputusan...
MAKALAH FARMASETIKA DASAR
“ OBAT BEBAS TERBATAS ”
Dosen : Amelia Febriani.,MSi,Apt
DISUSUN OLEH :
1. Ni Wayan Dessy Puspha Sari (17334007)2. Heidy Maya Karim (17334008)3. Devi Cristy (17334012)4. Ismulazam Dhamir Amanah (17334015)5. Wiwik Hendarini (17334017)6. Rina Sinaga (17334018)7. Anisa Fatria Kinasih (17334022)8. Anisa Rahmah (17334030)9. Erni Andriyani (17334031)10. Dela Wiranty Sinaga (17334032)
FAKULTAS FARMASI
Institut Sains dan Teknologi Nasional
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmat-Nya makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Farmasetika Dasar. Di dalam makalah ini berisi tentang “Obat Bebas Terbatas”.
Penulis menyadari bahwa apa yang tertuang di dalam makalah ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi penulisan, segi redaksional maupun segi pengkajian
dan pemilihan bahan literatur sebagai landasan teori. Keadaan tersebut disebabkan
adanya keterbatasan dalam diri penulis sendiri.
Penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya support dari
orang sekitar. Penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar : Ibu Amelia
Febriani.,MSi,Apt yang memberi waktu untuk menyelesaikan makalah ini. Dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Tegur sapa serta kritik membangun penulis terima dengan senang hati demi
perbaikan di masa depan.
Jakarta, April 2019
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB 1
PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5C. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
BAB 2
PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
A. Definisi Obat Bebas Terbatas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6B. Penandaan Pada Obat Bebas Terbatas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6C. Obat Yang Masuk ke dalam Goolongan Obat Bebas Terbatas . . . . . . . .11
BAB 3
PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .17
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009, Obat adalah
bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Selain itu menurut Katzung (1997),
obat dalam pengertian umum adalah suatu substansi yang melalui efek kimianya
membawa perubahan dalam fungsi biologik.
Pada umumnya, molekul obat berinteraksi dengan molekul khusus dalam
sistem biologik, yang berperan sebagai pengatur, disebut molekul reseptor. Untuk
berinteraksi secara kimia dengan reseptornya, molekul obat harus mempunyai
ukuran, muatan listrik, bentuk, dan komposisi atom yang sesuai. Selanjutnya, obat
sering diberikan pada suatu tempat yang jauh dari tempatnya bekerja , misalnya,
sebuah pil ditelan peroral untuk menyembuhkan sakit kepala. Karena itu obat
yang diperlukan harus mempunyai sifat-sifat khusus agar dapat dibawa dari
tempat pemberian ke tempat bekerja. Akhirnya, obat yang baik perlu
dinonaktifkan atau dikeluarkan dari tubuh dengan masa waktu tertentu sehingga
kerjanya terukur dalam jangka yang tepat (Katzung, 1997).
Di Indonesia penduduk yang mengeluh sakit selama satu bulan terakhir
pada tahun 2004 sebanyak 24,41%. Upaya pencarian pengobatan yang dilakukan
masyarakat yang mengeluh sakit sebagian besar adalah pengobatan sendiri
(87,37%). Sisanya mencari pengobatan sendiri antara lain ke puskesmas,
paramedik, dokter praktik, rumah sakit, balai pengobatan, dan pengobatan
tradisional (BPS, 2005).
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2001 menunjukan bahwa penduduk
Indonesia yang mengeluh sakit selama sebulan sebelum survai dilakukan sebesar
25,49% diperkotaan dan pedesaan, keluhan terbanyak mencakup demam, sakit
kepala batuk, dan pilek. Perilaku pencarian pengobatan yang dilakukan oleh
4
penduduk Indonesia yang mengeluh sakit persentase terbesar adalah pengobatan
sendiri (58,78%), terutama menggunakan obat (83,88%), sisanya mengunakan
obat tradisional dan atau cara tradisional (BPS, 2002).
Sumber obat yang paling dominan adalah warung (44,35%) dan yang
lainnya adalah puskesmas (15,85%), praktek perawat atau bidan (11,44%), took
obat (9,31%), praktek dokter (8,41%), apotek (5,03 %) dan rumah sakit hanya
2,36%. Pada umumnya penggunaan obat ditunjukan untuk mengobati penyakit
(91,56%), sedangkan untuk menjaga kesehatan 5,58% dan untuk keluarga
berencana 1,16% (Depkes, 1999).
Dikarenakan lebih banyak masyarakat yang langsung membeli obat tanpa
resep, maka menteri kesehatan republic Indonesia membagi obat obatan menjadi
beberapa jenis golongan, Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993
Tentang Daftar Wajib Obat Jadi, bahwa yang dimaksud dengan golongan obat
adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan
ketetapan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari :
1. Obat Bebas
2. Obat Bebas Terbatas
3. Obat Keras
4. Obat Narkotika
5. Obat Psikotropika
6. Obat Wajib Apotek
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan Obat Bebas Terbatas ?
b. Tanda apa yang diberikan pada obat bebas terbatas?
c. Yang termasuk dalam obat Golongan Bebas Terbatas?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi Obat Bebas Terbatas
b. Untuk mengetahui tanda yang ada pada Obat Bebas Terbatas
c. Untuk mengetahui obat – obatan yang termasuk dalam golongan Obat Bebas
Terbatas.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. DEFINISI OBAT BEBAS TERBATAS
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi
masih dapat dijual dan dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda
peringatan. Obat bebas terbatas atau obat yang termasuk dalam daftar “W”,
Menurut bahasa belanda “W” singkatan dari “Waarschuwing” artinya peringatan,
dan bila penyerahannya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkus asli dari pabriknya atau
pembuatnya
2. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda
peringatan yang tercetak sesuai contoh tanda peringatan terbeut warna hitam,
berukuran panjang 5 cm, lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna
putih
Seharusnya obat jenis ini hanya dijual bebas di toko obat berizin (dipegang
seorang asisten apoteker) serta apotek (yang hanya boleh beroperasi jika ada
apoteker (No Pharmacist No Service), karena diharapkan pasien memperoleh
informasi obat yang memadai saat membeli obat bebas terbatas.
B. PENANDAAN PADA OBAT BEBAS TERBATAS
Berdasarkan Surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/V1/83
tentang Tanda Khusus untuk Obat Bebas Terbatas adalah sebagai berikut :
1. Tanda khusus adalah tanda berupa warna dengan bentuk tertentu yang
harus tertera secara jelas dan etiket wadah dan bungkus luar obat jadi
sehingga penggolongan obat jadi tersebut dapat segera dikenali.
2. Wadah adalah kemasan terkecil yang berhubungan dengan obat jadi.
3. Bungkus luar adalah kotak atau penmbungkus lainnya yang membungkus
wadah.
4. Penggolongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk
peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan lalu
6
lintas obat dengan membedakannya atas narkotika, psikotropika, obat keras,
obat bebas terbatas dan obat bebas.
5. Kemasan terkecil adalah kemasan yang dimaksudkan untuk dapat dijual
secara lepas kepada konsumen.
6. Pada etiket wadah dan bungkus luar atau kemasan terkecil obat jadi yang
tergolong obat bebas dan obat bebas terbatas harus dicantumkan secara jelas
tanda khusus sesuai golongan obat yang bersangkutan.
7. Bagi obat bebas terbatas, harus mencantumkan tanda peringatan P. No. 1, P.
No.2, P. No.3, P. No. 4, P. No.5 atau P No.6 yang ditetapkan dalam Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dir.Jend./SK/69 tanggal 28 Oktober
1969.
Penggolongan ini didasarkan oleh fungsi dari masing – masing golongan yang
berbeda – beda. Berikut adalah uraiannya :
P no. 1 : Biasanya anda akan melihat tulisan Awas! Obat Keras. Baca aturan
memakainya.
Nah, jika anda melihat tanda peringatan tersebut pada kemasan obat, maka bisa
dipastikan obat tersebut termasuk ke dalam jenis obat bebas terbatas golongan
P1.
Contoh obatnya antara lain:
7
Memiliki nama dagang dan golongan Parazon (nama generiknya
propifenazon dan digunakan sebagai golongan obat bebas terbatas khusus
untuk sakit kepala, sakit gigi, nyeri pada waktu haid, dan obat penurun
demam).
Contoh – contoh merk di pasaran antara lain adalah : Ultraflu, Decolgen,
Antimo, paramex dan sebagainya.
Zenit – C (untuk obat penambah vitamin C), mengandung bahan – bahan
aktif lain seperti vintamin B kompleks, Nicotinamide, Vitamin C tentu
saja, asam folat, kalsium dan panthothenic acid yang akan menjadi
komponen lengkap untuk memenuhi kebutuhan vitamin serta mineral
dalam tubuh. Selain itu, kandungan Vitamin B kompleks dalam obat ini
juga akan sangat berguna dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
serta manfaat Vitamin C yang mampu menjaga kondisi imun tubuh tetap
fit. Bisa dikonsumsi oleh segala usia termasuk ibu hamil serta menyusui.
Xepavit (untuk obat penambah Vitamin E),mengandung Vitamin C,
Vitamin B kompleks, Nicotinamid, Asam folat, dan asam phantothenat
serta zinc yang mampu mencegah serta mengobati pasien yang kekurangan
vitamin atau mineral. Di sisi lain, juga sanagt berguna sebagai antioksidan.
8
Zevibex (untuk menambah Vitamin B1), mengandung Vitamin B
kompleks, niacin, panthothenic acid, Vitamin E dan Vitamin C serta zinc
yang membantu pasien untuk mencegah kekurangan vitamin B kompleks.
Dapat diberikan sebelum dan sesudah makan.
Upixon (Piperasilin, untuk infeksi cacing gelang di dalam tubuh), selain
mengobati cacing gelang, ternyata juga berkhasiat dalam mengobati
infeksi usus kecil, infeksi cacing parasit, dan penyakit – penyakit lain yang
diakibatkan dari mengkonsumsi bahan makanan berupa olahan daging.
Memiliki komposisi aktif berupa pyrantel paoate yang dapat menimbulkan
efek samping berupa pusing serta ngantuk setelah mengkonsumsinya. Jadi,
jika anda ingin menggunakan obat ini, diharapkan tidak sedang berkendara
atau mengemudi.
Konvermex (Pirantel pamuat yang digunakan sebagai obat pembasmi
cacing di perut).
P no. 2 : memiliki nama dagang dan termasuk ke dalam golongan Ttanflex
(Bensidamin hidroklorida digunakan sebagai obat sariawan, dan permasalahan
pada mulut lainnya). Biasanya anda akan menemukan tulisan Awas! Obat keras.
Hanya untuk berkumur. Pada luaran atau kemasan produk obat bebas terbatas
golongan P2.
Contoh obat bebas terbatas golongan P2 di pasaran antara lain adalah Enkasari,
Listerin, dan sebagainya.
P no. 3 : memiliki nama dagang dan termasuk ke dalam golongan alphadine (obat
generik Povidon ioida yang digunakan sebagai obat desinfektan). Pada kemasan
anda mungkin akan melihat tanda peringatan yang berbunyi, Awas! Obat keras.
Hanya untuk bagian luar badan. Jika anda menemukan tanda tersebut di salah
satu kemasan produk obat yang anda beli, dapat dipastikan bahwa obat tersebut
termasuk ke dalam jenis obat bebas terbatas golongan P3. Contoh obatnya di
pasaran yang sering anda temui antara lain adalah Betadine, neo Ultrasiline dan
sebagainya.
P no. 4 : memiliki nama dagang Flupredniliden yang memiliki fungsi sebagai obat
eksim, penyakit pada kulit dan gigitan serangga, bahkan juga termasuk luka
9
bakar yang diakibatkan oleh sinar matahari. Tanda peringatan berupa tulisan,
Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar. Merupakan salah satu tanda bahwa
obat ini hanya digunakan sebagai obat bakar. Conoth obat bebas terbatas
golongan P4 yang sering anda temui di pasaran antara lain adalah Sigaret Atsma,
Decoderm dan lain sebagainya.
P no. 5 : merupakan jenis obat yang mengandung amonia kurang dari 10%. Di
bagian kemasan produk anda akan melihat tulisan peringatan yang berbunyi,
Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan. Nama generik untuk obat bebas terbatas
golongan P5 antara lain adalah kloramfenicol untuk mengobati infeksi kulit
karena bakteri, dan hidrokortison yang mampu mengobati dermatitis yang
terinfeksi oleh bakteri bahkan jerawat. Contoh obat bebas terbatas jenis P5 yang
sering anda temui di pasaran antara lain adalah bravoderm, bufacort dan
sebagainya.
P no. 6 : memiliki nama dagang Natrium lavil dengan nama generik sulfoasetat
yang memiliki fungsi sebagai obat untuk mengatasi kesulitan dalam buang air
besar, seperti sembelit. Di kemasan anda akan menemukan tanda peringatan
berupa tulisan, Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan. Bisa dipastikan
bahwa obat tersebut termasuk ke dalam jenis obat bebas terbatas golongan P6.
Contoh obat jenis ini yang sering anda temui di pasaran antara lain adalah
Ambeven, Suppositoria dan sebagainya.
8. Tanda khusus dapat tidak dicantumkan pada blister pack, strip aluminium,
stripselofan, atau kemasan sejenis bila kemasan terkecil obat bebas atau obat
bebas terbatas yang bersangkutan memenuhi ketentuan
9. Tanda khusus untuk obat bebas terbatas adalah lingkaran berwarna biru dengan
garis tepi berwarna hitam.
10. Tanda khusus dimaksud harus diletakkan sedemikian sehingga jelas terlihat dan
mudah dikenali. Ukuran lingkaran tanda khusus disesuaikan dengan ukuran dan
desain etiket wadah dan bungkus luar yang bersangkutan dengan ukuran diameter
10
lingkaran terluar dan tebal garis tepi yang proporsional, berturut-turut minimal
satu cm dan satu mm.
Penyertaan brosur dalam bahasa Indonesia dalam penjualan Obat Bebas Terbatas,
brosur yang menerangkan cara pemakaiannya, jumlah takarannya (dosis), kontra
indikasinya dan peringatan terhadap kemungkinan gangguan-gangguan akibat
alergi terhadap obat yang bersangkutan serta gejala-gejala, ditulis dalam huruf
latin dalam Bahasa Indonesia; obat bebas terbatas yang tidak memenuhi
persyaratan diatas hanya boleh dijual belikan oleh pedagang besar farmasi dan
dijual oleh apotik dengan resep dokter
C. OBAT – OBATAN YANG TERMASUK KEDALAM OBAT BEBAS
TERBATAS
Berdasakan Surat PerMenkes Nomor : 925/MENKES/PER/X/1993 tentang Daftar
Perubahan Golongan Obat No. 1 adalah sebagai berikut :
DaftarPerubahan penggolongan obat bebas terbatas No. 1
No Nama Generik Obat Golongan
Semula
Golongan
Baru
Pembatasan
1 Aminophylline Obat keras dalam
substansi / OWA
(suppositoria)
Obat bebas
terbatas
2 Benzoxonium Obat keras Obat bebas
terbatas
Sebagai obat
luar untuk
mulut dan
tenggorokan
(kadar ≤ 0,05
%)
3 Benzocain Obat keras Obat bebas
terbatas
Anastetik
mmulut dan
tenggorokan
4 Bromhexin Obat keras / Obat bebas
11
OWA terbatas
5 Cetrimide Obat keras Obat bebas
terbatas
6 Chlorhexidin Obat keras Obat bebas
terbatas
7 Cholin Theophyllinate Obat keras Obat bebas
terbatas
Sebagai obat
luar untuk
antiseptik kulit
( kadar ≤ 0,12
%)
8 Dexobrompheniramine
mallcate
Obat keras Obat bebas
terbatas
9 Diphenhydramine Obat bebas
terbatas dengan
batasan
Obat bebas
terbatas
10 Hexetidine Obat keras /
OWA
Obat bebas
terbatas
Sebagai obat
luar untuk
mulut dan
tenggorokan
(kadar ≤ 0,1 %)
11 Ibuprofen Obat keras Obat bebas
terbatas
Tablet 200 mg
kemasan tidak
lebih dari 10
tablet
12 Lidocain Obat keras Obat bebas
terbatas
Anastetik
mulut dan
tenggorokan
13 Mebendazol Obat keras /
OWA
Obat bebas
terbatas
Semua materi
untuk promosi
harus
mengemukakan
resiko bahaya
12
obat
14 Oxymetazoline Obat keras Obat bebas
terbatas
Obat semprot
hidung (kadar
≤ 1 %)
15 Theophylline Obat keras dalam
substansi
Obat bebas
terbatas
16 Triprolidine Obat keras Obat bebas
terbatas
Daftar Obat Bebas Terbatas No 2 :
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Farmasi Departemen Republik
Indonesia.
No. : 2193/DirJend/SK/67, adanya perubahan dan penambahan. Surat Keputusan
ini berlaku sejak tanggal 1 November 1967.
1. Sediaan - sediaan Promethazinum atau garam - garamnya, yang nyata – nyata
dipergunakan sebagai obat penyakit perjalanan, mengandung tidak lebih dari
25 mg setiap tablet dihitung sebagai basanya, dan tidak lebih dari 10 tablet
setiap bungkusnya (P.l).
Contoh :
2. Sediaan – sedian yang mengandung Chlorprophenpyridamini Maleas tidak
lebih dari 4mg setiap takaran yang di tetapkan dan tidak lebih dari 20 tablet
setiap bungkusnya atau 120cc setiap kemasan (P.1).
13
3. Sediaan- sediaan yang mengandung antimonii Sulfidum tidak lebih dari 20 mg
setiap takaran yang ditetapkan (P.1).
4. Sedian – sediaan yang mengandung Strychninum atau garam – garamnya,
tidak lebih dari 1mg Strychninum, dihitung sebagai garam nitrat, setiap
takaran yang ditetapkan (P.1)
5. Sedian – sedian yang mengandung Cetyl Pyridinii Chloridum tidak lebih dari
4 mg setiap takaran yang ditetapkan (P.1) dan semua sediaan – sediaan yang
nyata nyata dipergunakan sebagai obat luar (P.3).
6. Obat sedot yang mengandung Amphetaminum atau garamnya (P.1)
7. Vaginal ovula yang mengandung sulfanilamidum oxyquinolini sulfas (P.5)
Daftar Obat Bebas Terbatas nomor 8, sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 679/E/SK/76 :
1. Ephedrinum
Semua sediaan yang mengandung Ephedrinum, turunan-turunan atau gararn-
garam yang dihitung sebagai Ephedrinum basa tidak lebih dari 35 mg setiap
takaran dan dalam kemasan tidak melebihi 20 tablet tiap wadah atau 120 ml
tiap botol (P.I.) dan tidak lebih dari 0,5% dalam kemasan tidak melebihi 30
ml yang nyata-nyata digunakan sebagai obat luar atau untuk obat tetes
mata/hidung (P.I.).
2. Iodum.
Semua larutan persenyawa lodum yurg dapat mengeluarkan lodum bebas,
yang nyata-nyata digunakan sebagai obar luar (P.3).
3. Asverinum.
Semua sediaan yang mengandung Asverinum, turunan - turunan atau garam-
garamnya yang dihitung sebagai Asverinum basa tidak lebih dari 6 mg setiap
takaran dalam kemasan tidak melebihi 20 tablet tiap wadah atau 120 ml tiap
botol (P.I).
4. Chloroquinum.
Sediaan-sediaan yang mengandung Chloroquinum atau garam-garamnya yang
dihitung sebagai basa tidak lebih dari 160 mg setiap takaran dan dalam
kemasan tidak melebihi 4 tablet tiap wadah atau 60 ml tiap botol (P.I)
14
5. Heparinum.
Sediaan-sediaan yang mengandung Heparinum atau Heparinoid yang
ekivalensinya dengan Heparinum tidak lebih dari 350 I.U, tiap gram dalam
kemasan tidak melebihi 30 gram yang nyata-nyata digunakan sebagai obat luar
(P.3). Pada etiket atau pembungkus dan brosur harus diberi peringatan yang
berbunyi "tidak boleh dioleskan pada luka yang terbuka."
6. Xylometazolinum.
Semua sediaan yang mengandung Xylometazolinum, turunan-turunan atau
garam-garamnya yang dihitung sebagai Xylometazolinum basa tidak lebih dari
2o/oo (dua per seribu) dan dalam kemsaan tidak melebihi 30 ml yang nyata-
nyata digunakan sebagai obat luar atau untuk obat tetes/semprot hidung (P.1).
Obat Bebas Terbatas nomor 9, sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 680/E/SK/76 :
1. Benzydaminum
Sediaan-sediaan yang mengandung Benzydaminum atau garam-garamnya
yang dihitung sebagai basa tidak lebih dari 5% dan dalam kemasan tidak
melebihi 30 gram yang nyata-nyata digunakan sebagai obat luar (P.3).
2. Crotamitonum
Sediaan-sediaan yang mengandung Crotamitonum tidak lebih dari 11%
dan dalam kemasan untuk cream atau sejenisnya tidak melebihi 30 gram
dan untuk lotion atau sejenisnya tidak melebihi 120 ml yang nyata-nyata
digunakan sebagai obat luar (P.3). Pada etiket atau pembungkus dan
brosur harus diberi peringatan yang berbunyi "tidak boleh dioleskan pada
luka yang terbuka."
3. Phenylephrinum
Sediaan-sediaan yang mengandung Phenylephrinum atau garam-garamnya
yang dihitung sebagai basa tidak lebih dari 1% dan dalam kemasan tidak
melebihi 30 ml yang nyata-nyata digunakan sebagai obat luar untuk obat
tetes mata/hidung (P. 1).
15
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Obat Bebas Terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi
masih dapat dijual dan dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan
tanda peringatan.
Tanda khusus untuk obat bebas terbatas adalah lingkaran berwarna biru dengan
garis tepi berwarna hitam.
Golongan obat bebas terbatas beberapa kali mengalami perubahan serta
penambahan.
Salah satu contohnya : Ephedrinum, Chloroquinum , Crotamitonum DLL
16
LAMPIRAN
Lambang Penggolongan Obat
Obat Bebas Obat Bebas Terbatas Obat Keras & Psikotropika
Obat Golongan Narkotika
Contoh lambang obat pada kemasan obat di pasaran
17
DAFTAR PUSTAKA
Id Thesis, Januari 2018. Pengertian Obat Bebas Terbatas. Diakses melalui:
https://idtesis.com/pengertian-obat-bebas-terbatas/. Pada : 19 April 2019
Zakira, Agustus 2018. Obat Bebas Terbatas : Pengertian – Penggolongan –
Contohnya. Diakses melalui https://halosehat.com/istilah-medis/istilah-medis-
o/obat-bebas-terbatas. Pada 18 April 2019
Anonim, 2006, Pedoman Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Depkes RI, Jakarta.
http://jdih.pom.go.id/
18