Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

149
Jurnal Amelia R Alamanda Cupian, Fachry Ali Firdaus Ikram Nur Muharam Banjaran Surya I Tia Nurul Fauziah, Suryaningsih A Don R. Arief Helmi Risda Marvinita EKONOMI DAN BISNIS ISLAMI Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X DITERBITKAN OLEH: PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PADJADJARAN Exploring the Social Reporting Disclosure using Maqashid Sharia Perspective : Case Studies to Companies that Listed at Jakarta Islamic Index Hubungan Jangka Panjang dan Transmisi Vola- tilitas antara Indeks LQ-45 dengan Jakarta Isla- mic Index Pasca Krisis Keuangan 200 Towards SDGs : Conceptualizing Islamic Blen- ded using Technology Intervention Pengaruh Risiko Pembiayaan Bagi Hasil ter- hadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2012 - 2016 Analisis Sikap Konsumen terhadap Labelisasi Halal Produk Olahan Daging Irlan Adiyatma Rum, Amelia R Alamanda Menjawab Anomali Hubungan Inovasi, Ekono- mi dan Denominasi Islam

Transcript of Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Page 1: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal

Amelia R Alamanda

Cupian,Fachry Ali Firdaus

Ikram Nur MuharamBanjaran Surya I

Tia Nurul Fauziah,Suryaningsih A Don

R. Arief HelmiRisda Marvinita

EKONOMI DAN BISNIS ISLAMI

Volume VIII Nomor 2Desember 2018 I S S N : 2 0 8 9 - 3 0 6 X

DITERBITKAN OLEH:

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAMFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PADJADJARAN

Exploring the Social Reporting Disclosure usingMaqashid Sharia Perspective : Case Studies to Companies that Listed at Jakarta Islamic Index

Hubungan Jangka Panjang dan Transmisi Vola-tilitas antara Indeks LQ-45 dengan Jakarta Isla-mic Index Pasca Krisis Keuangan 200

Towards SDGs : Conceptualizing Islamic Blen-ded using Technology Intervention

Pengaruh Risiko Pembiayaan Bagi Hasil ter-hadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2012 - 2016

Analisis Sikap Konsumen terhadap LabelisasiHalal Produk Olahan Daging

Irlan Adiyatma Rum,Amelia R Alamanda

Menjawab Anomali Hubungan Inovasi, Ekono-mi dan Denominasi Islam

Page 2: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

1

Page 3: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

2

DAFTAR ISI

EXPLORING THE SOCIAL REPORTING DISCLOSURE USING MAQASHIDSHARIA PERSPECTIVES : CASE STUDIES TO COMPANIES THAT LISTED ATJAKARTA ISLAMIC INDEXAmelia Rizky Alamanda, Irlan AdiyatmaRum……………………………………………………...................................................

1

HUBUNGAN JANGKA PANJANG DAN TRANSMISI VOLATILITAS ANTARAINDEKS LQ45 DENGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX PASCA KRISISKEUANGAN 2008Cupian,Fachry AliFirdaus….................................................................................................

9

TOWARDS SDGS: CONCEPTUALIZING ISLAMIC BLENDED FINANCE USINGTECHNOLOGY INTERVENTIONIkram Nur Muharam, Banjaran Surya Indrastomo…...................…………………………………………………………...........................

23

PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAPPROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2012.1-2016.7Tia Nurul Fauziah, SuryaningsihA.Don………………………………………………….....................................................

28

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP LABELISASI HALAL PRODUKOLAHAN DAGINGR. Arief Helmi, RisdaMarvinita............................................................................................................................

36

MENJAWAB ANOMALI HUBUNGAN INOVASI, EKONOMI DAN DENOMINASIISLAMIrlan Adiyatma Rum, Amelia RAlamanda............................................................................................................................

38

Page 4: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

3

Pengaruh Inflasi Dan Pembiayaan BagiHasilterhadap Profitabilitas Perbankan

Syariah1Achmad Luthfi Hakim, 2Edi Jaenudin

1Accounting Major, Universitas Padjadjaran2Accounting Major, Universitas Padjadjaran

[email protected]@gmail.com

Abstract. This research was conducted in order to determine whether inflation, as macro factor, and profit sharingin financing, as micro factor, have affect Islamic banking profitability which shows through its return on assets(ROA). This research used multiple linear regression analysis and with partial testing in 5% level of significance.The sample used in the research is quarterly financial bank's report period January 2013 - December 2015 withpurposive sampling method used for sample data selection. The conclusion of this research is inflation (X1) andprofit sharing financing (X2) simultaneously affecting ROA (Y). While partially, the inflation is affect positivelybut not significant on ROA, and the profit sharing financing is negative significant effect on ROA.

Keywords: Inflation; profit sharing financing; ROA

A. PENDAHULUANKrisis ekonomi yang terjadi di Indonesiaseperti tahun 1998 dan 2008 menimbulkanpermasalahan yang cukup rumit yang telahmembuat perekonomian Indonesia yangsemula mengalami pertumbuhan ekonomiyang pesat, sehingga menimbulkan inflasi.Berdasarkan pemaparan tentang terjadinyainflasi di Indonesia pada tahun 2008,terdapat kenaikan inflasi mencapai 50% daritahun 2007 ke tahun 2008, hal tersebutdikarenakan adanya krisis keuangan diAmerika Serikat disebabkan oleh Propincityto Consume yaitu masyarakat USA hidupdalam konsumerisme di luar bataskemampuan pendapatan yang diterima,masyarakat USA terbelit hutang konsumsidan hutang property yang tidak bisadilunasinya. Oleh karena volume ekonomiAmerika Serikat itu sangat besar, maka

sudah tentu dampaknya kepada semuanegara pengekspor di seluruh dunia menjadiserius, terutama negara-negara yangmengandalkan ekspornya ke AmerikaSerikat. Sedangkan pada tahun 2008 sampai2010 inflasi mengalami penurunan 70%, halini disebabkan para investor asingmenanamkan modalnya di Indonesia danpeningkatan barang ekspor Indonesia. Padatahun 2011 samapai tahun 2013 pertumbuhekonomi mengalami fluktuatif yang disebabkan penurunanya tingkatpengangguran di indonesia sebesar 69,66 %,akan tetapi pada akhir tahun 2013 terjadikenaikan inflasi 4,98%, hal ini dikarenakanadanya kenaikan harga BBM yangmenimbulkan kenaikan harga bahan pokokkebutuhan masyararakat dan meningkatnyadaya beli masyarakat Indonesia.Berdasarkan penelitian terdahulu yangdilakukan oleh Winarti (2012) menyatakan

Page 5: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

4

bahwa, krisis keuangan selalu didahului olehfluktuasi dan ketidakstabilan makro ekonomiyang menyebabkan depresiasi mata uangdomestik secara signifikan, menyuluttingginya tingkat bunga dan inflasi sertaketidakstabilan makro ekonomi.Dengan adanya kenaikan tingkat inflasi akanberdampak secara langsung maupun tidaklangsung pada bank umum dan akanmembawa dampak terhadap kinerja banksyariah. Sistem bank syariah menganutsistem bagi hasil, yaitu sebuah bentukpengembalian dari kontrak investasiberdasarkan suatu periode tertentu dengankarakteristik yang tidak tetap dan tidak pastibesar kecilnya perolehan tersebut. Karenaperolehan itu sendiri bergantung pada hasilusaha yang telah terjadi. Kondisi sepertiakan membuat masarakat lebih tertarikuntuk mengajukan permohonanpembiayaan kepada bank syariah. Akantetapi hal tersebut tidak disertakaan denganketertarikan orang untuk menyimpandananya di bank syariah, dikarenakantingkat pengembalian atau bagi hasil yangditerima nasabah akan mengalamipenurunan. Sehingga bank syariah akanmengalami kekurangan dana cadanganminimumnya hal tersebut akan tibulkurangnya modal di bank syariah.Tingkat kesehatan bank dapat dinilai daribeberapa indikator. Salah satu indikatorutama yang dijadikan dasar penilaian adalahlaporan keuangan bank yang bersangkutan.Menurut Slamet Riyadi (2006:169) tingkatkesehatan bank merupakan penilaian atassuatu kondisi laporan keuangan bank padaperiode dan saat tertentu sesuai denganstandar Bank Indonesia. Hasil analisislaporan keuangan akan membantumenginterprestasikan berbagai hubunganserta kecenderungan yang dapatmemberikan dasar pertimbangan mengenaipotensi keberhasilan perusahaan dimasa

mendatang. Bank merupakan perusahaanyang bergerak di bidang keuangan, artinyaaktivitas perbankan selalu berkaitan denganbidang keuangan. seperti telah ditegaskandalam Undang-Undang Nomor 10 tahun1998 perubahan dari Undang- UndangNomor 7 tahun 1992 tentang pebankan,yang menyatakan bahwa bank adalah badanusaha yang menghimpun dana darimasyarakat dalam bentuk simpanan danmenyalurkannya kepada masyarakat dalambentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnyadalam rangka meningkatkan taraf hiduporang banyak (Loen dan Ericson, 2007:1).Dana yang telah berhasil dihimpun oleh bankdialokasikan berbagai bentuk pengalokasiandana, salah satunya adalah pemberianPembiayaan(kredit). Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentangperbankan, yang dimaksud dengan kreditadalah penyediaan uang atau tagihan yangdapat dipersamakan dengan itu,berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjamantara pihak bank dengan pihak lain yangmewajibkan pihak peminjam untuk melunasihutangnya setelah jangka waktu tertentudengan pemberian bunga (Loen dan Ericson,2007:84).Sebagai lembaga yang penting dalamperekonomian maka perlu adanyapengawasan kinerja yang baik oleh regulatorperbankan. Salah satu indikator untukmenilai kinerja keuangan suatu bank adalahmelihat tingkat profitabilitasnya. Hal initerkait sejauh mana bank menjalankanusahanya secara efisien. Efisiensi diukurdengan membandingkan laba yangdiperoleh dengan aktiva atau modal yangmenghasilkan laba. Semakin tinggiprofitabilitas suatu bank, maka semakin baikpula kinerja bank tersebut. Salah satuindikator yang digunakan untuk mengukurtingkat profitabilitas adalah ROA. ROApenting bagi bank karena ROA digunakan

Page 6: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

5

untuk mengukur efektifitas perusahaandalam menghasilkan keuntungan denganmemanfaatkan aktiva yang dimilikinya.Semakin besar ROA menunjukan kinerjabank semakin baik karena tingkatpengembalian (return) semakin besar(Husnan, 1998)Bank islam di Indonesia sendiri baru dikenalpada tahun 1992 yakni dengan berdirinyaBank Muamalat Indonesia sebagai peloporbank syariah di Indonesia kemudian disusulBank Syariah Mandiri (1999) yang terusberkembang pesat sampai sekarang.Perkembangan bank syariah di Indonesiadilakukan dengan strategi pengembanganbertahap yang berkesinambungan yangsesuai dengan prinsip syariah. Di tahun 2015ini perbankan syariah di Indonesia telahmemiliki pasar yang signifikan untukmengambil bagian dalam perkembanganperekonomian demi untuk kesejahteraanmasyarakat luas (Ascarya, 2007)Pengembangan sistem perbankan syariah diIndonesia dilakukan dalam kerangka dualbanking system atau sistem perbankanganda dalam kerangka arsitekturperbangkan Indonesia (API), untukmenghadirkan alternative jasa perbankanyang semakin lengkap kepada masyarakatIndonesia. Secara bersama- sama, sistemperbankan syariah dan perbangkankonfensional secara sinergis mendukungmobilisasi dana masyarakat secara lebih luasuntuk meningkatkan kemampuanpembiayaan bagi sektor-sektorperekonomian nasional (Bank indonesaia).Perkembangan perbankan syariah diIndonesia sangat pesat, hal ini dilihat daribertambahnya jumlah bank syariah yangberoperasi di Indonesia baik dalam bentukbank umum syariah (BUS) maupun unitusaha syariah (UUS). Jumlah Bank syariahmulaih dari tahun 2007 hingga 2010meningkat dari 3 hingga 11 BUS.

Peningkatan yang paling pesat dan signifikanterjadi pada jumlah kantor BUS pada tahun2007 jumlah kantor BUS adalah 401 kantor,pada tahun 2010 meningkat 1215 kantor.Begitu pula perkembangan aset perbankansyariah Indonesia yang terus meningkatmulai dari tahun 2007 yang awalnya 36.538(milyar) terus meningkat dan dapat dilihatpada tahun 2014 perkembangan asetperbankan syariah Indonesia menigkatmenjadi 250,55 (triliun) (Otoritas JasaKeuangan, Mei2014)

B. TINJAUAN LITERATURSecara umum, bank adalah lembagakeuangan yang melakukan aktivitasmengumpulkan dana masyarakat untukkemudian menyalurkanya kembali dalamberbagai jenis. Definisi bank menurutUndang – Undang Tentang Perbankan No.10tahun 1998 menyebutkan bahwa:“Bank adalah badan usaha yangmenghimpun dana dari masyarakat dalambentuk simpanan dan menyalurkan kepadamayarakat dalam bentuk kredit dan ataubentuk – bentuk lainya dalam rangkameningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”Jadi jelas berdasarkan beberapa definisiyang telah dijelaskan bahwa pada dasarnyabank merupakan suatu lembaga keuanganyang mempunyai fungsi sebagai mediatorataupun perantara bagi peredaran lalulintasuang dengan cara menghimpun dana darimasyarakat yang memiliki kelebihan danadan kemudian menglola dana tersebutdengan cara memberikan pinjaman kepadamaysarakat yang memerlukan dana.Perbankan syariah adalah segala sesuatuyang menyangkut tentang bank syariah danunit usaha syariah, mencakup kelembagaan,kegiatan usaha, serta cara dan proses dalammelaksanakan kegiatan usahanya (hukum

Page 7: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

6

perbankan syariah undang-undang no.21tahun 2008)Bank syariah terdiri atas bank umum syariah,unit usaha syariah dan bank pembiayaanrakyat syariah. Berdasarkan pokok diantarakeduanya adalah bahwa bank pembiayaanrakyat syariah adalah bank syariah yangdalam kegiatannya tidak memberikan jasadalam lalu lintas pembayaran, sementarabank umum syariah adalah bank syariahyang dalam kegiatanya usahanyamemberikan jasa dalam lalulintaspembayaran, sedangkan unis usahasyariah merupakan unit kerja dari kantorpusat bank umum konvensional yangberfungsi sebagai kantor induk dari kantoratau unit yang melaksanakan kegiatanusahanya berdasarkan prinsip syariah. (UUNo.21 tahun 2008).Terdapat beberapa penjelasan mengenaifungsi dan peran bank syariah diantaranya menurut UU No.21 tahun 2008tentang perbankan syariah, yakni :

1. Bank syariah dan UUS wajibmenjalankan funsi menghimpundana dan menyalurkan danamaysarakat.

2. Bank syariah dan UUS dapatmenjalankan sungsi sosial dalambentuk lembaga baitul mal, yaitumenerima dana yang berasal darizakat, infak, sedekah, hibah, ataudana social lainya dan menyalurkankepada organisasi pengolah zakat.

3. Bank syariah dan UUS dapatmenghimpun dana sosial yangberasal dari wakaf uang danmenyalurkanya kepada penglolawakaf (nazhir) sesuai dengankehendak pemberi wakaf (wakif)

4. Pelaksanaan fungsi sosialsebagaimana dimaksud pada ayat (2)dan ayat (3) sesuai dengan ketentuanperaturan perundang- undangan.

Analisis makro ekonomi merupakan analisisterhadap fakor – factor ekternal dan bersifatmakro, yang berupa peristiwa – peristiwayang terjadi diluar perusahaan, sehinggatidak dapat dikendalikan secara langsungoleh perusahaan. Lingkungan ekonomimakro akan mempengaruhi operasionalperusahaan yang dalam hal ini keputusankebijakan yang berkaitan dengan kinerjakeuangan perbankan.Faktor- faktor yang mempengaruhi suatukeputusan menajamen perusahaanperbankan adalah faktor internal daneksternal. Faktor internal dapat dikaitkandengan pengambilan kebijakan dan strategioprasional bank. Sementara faktor eksternal(faktor yang berasal dari luar perusahaan),meliputi kibijakan moneter, fluktiasi nilaituka, tingkat inlfasi, volatilitas tingkat bunga,dan inovasi instrumen keuangan (Siamat,2005).1. InflasiInflasi adalah proses kenaikan harga – hargaumum barang – barang secara terus –menerus selama periode tertentu. Kenaikanyang terjadi hanya sekali saja (meskipundengan presentasi yang cukup besar)bukanlah merupakan inflasi,( Nopirin,2000:25). Jadi bisa dikatakan, inflasimerupakan presentasi kecepatan kenaikanharga –harga dalam suatu periode waktutertentu. Indikator yang sering digunakanuntuk mengukur tingkat inflasi adalah indeksharga konsumen (IHK). Perubahan IHK dariwaktu kewaktu menunjukan pergerakanharga dari paket barang dan jasa yangdikonsumsi masyarakat.Ada berbagai jenis macam inflasi, seperti :menurut boediono (1998:168)penggolongan pertama jenis inflasiberdasarkan atas parah tidaknya inflasitersebut dibedakan menjadi empat macam,yaitu: Inflasi tingkat ringan, Inflasi tingkatsedang, inflasi tingkat berat yaitu jika tingkat

Page 8: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

7

inflasi diatas 30% akan tetapi masih dibawah 100% setahun, dan inflasi tingkatsangat parah, inflasi yang terahir ini dikenalpula dengan nama hiperinflasi, yaitu jikatingkat inflasi diatas 100% setahunPenggolongan yang kedua menurutboediono (1998:162) adalah atas dasarsebab – musabab awal dari inflasidisebabkan dua macam inflasi:

a. Inflasi yang timbul karenapermintaan masyarakan akanberbagai barang terlalu kuat. Inflasisemacam ini disebut demandinflation.

b. Inflasi yang timbul karena kenaikanbiaya produksi, ini disebut costinflation.

2. Pembiayaan Bagi HasilAkad Musyarakah adalah kerjasama antaradua pihak atau lebih untuk suatu usahatertentu di mana masing – masing pihakmemberikan kontribusi dana (atau ama/expertise) dengan kesepakatan bahwakeuntungan dan risiko akan di anggungbersama sesuai dengan kesepakatan. DalamMusyarakah pemilik, kepemilikan dan orangatau lebih berbagai dalam sebuah aset nyatadan berbagai pula dari keuntungan yangdihasilkan aset tersebut. Akad Musyarakahtercipta dengan cara kesepakatan di manadua orang atau lebih setuju bahwa setiaporang dari mereka memberikan modalMusyarakah. Merekapun sepakat berbagaikeuntungan dan kerugian. Al- Qur‟an suratAn – Nisaa ayat 12 sebenarnya tidakmemberikan landasan syariah bagi semuajenis syirkah, ia hanya memberikan landasankepada syirkah jabariyyah ( yaituperkongsian beberapa orang yang terjadi diluar kehendak mereka karena mereka sama-sama mewarisi harta pusaka). Al- Hadist:“Dari Abu Hurairah, Rasullah SAW berkata :“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jallaberfirman :”Aku pihak ketiga dari dua orang

yang bersyarikat selama salah satunya tidakmenghianati lainya. (H.R. Abu Dawud – no2936, dalam kitab Al Bayu, dan Hakim) (Syafe‟i Antonio 1999:144)3. Aplikasi Perbankan

1. Pembiayaan ProyekMusyarakahbiasanya di aplikasikan untukpembiyaan proyek di mana nasabahdan Bank sama – sama menyediakandana untuk membiayai proyektersebut. Setelah proyek itu selesai,nasabah mengembaikan danatersebut bersama bagi hasil yangtelah di sepakati untuk bank.

2. Modal VenturaPada lembagakeuangan khusus yang di bolehkanmelaukan investasi dalamkepemilikan perushaan , Musyarakahditerapkan dalam sekema modalventura. Penanaman modaldilakukan untuk jangka waktutertentu, dan setelah itu bankmelakukan divestasi atau menjualbagian sahamnya , baik secra singkatmaupun bertahap.

Secara garis besar musyarakah terbagi dua,yang pertama musyarakah tentangkepemilikan bersama, yaitu musyarakahyang terjadi tanpa adanya akad antara keduapihak. Ini ada yang atas perbuatan manusia,seperti secara bersama-sama menerimahibah atau wasiat, dan ada pula yang tidakatas perbuatan manusia, seperti bersama-sama menerima hibah atau menerimawasiat, dan ada pula yang tidak atasperbuatan manusia, seperti bersama-samamenjadi ahli waris.Bentuk kedua adalah musyarakah yang lahirkarena akad atau perjanjian antara pihak-pihak (syirkah al-“uqud).Prinsip bagi hasil dalam Musyarakah iniberbeda dengan prinsipbunga tetap di mana bank akan menagihpenerimaan pembiayaan (nasabah) satu

Page 9: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

8

jumlah bunga teteap berapapun keuntunganyang dihasilkan nasabah, bahkan sekalipunmerugi dan terjadi krisis ekonomi.4. MudharabahKata Mudharabah secara etimologi berasaldari kata darb. Dalam bahasa Arab, kata initermasuk diantara kata yang mempunyaibanyak arti. Diantaranya memukul,berdetak, mengalir, berenang, bergabung,menghindar berubah, mencampur, berjalan,dan lain sebagainya. Perubahan maknatersebut bergantung pada kata yangmengikutinya dan konteks yangmembentuknya.Menurut terminologis, mudharabahdiungkap secara bermacam- macam olehpara ulama madzhab. Diantaranya menurutmadzhab Hanafi, “ suatu perjanjian untukberkongsi didalam keuntungan denganmodal dari salah satu pihak dan kerja (usaha)dari pihak lain.” Sedangkan madzhab Malikimenamainya sebagai penyerahan uangdimuka oleh pemilik modal dalam jumlahuang yang ditentukan kepada seorang yangakan menjalankan usaha dengan uang itudengan imbalan sebagian darikeuntungannya.Ulama Hijaz menamakan mudharabah,qiradh. Menurut Jumhur, mudharabahadalah bagian dari musyarakah.Dalammerumuskan pengertian mudharabah,Wahbah Az-Zuhaily mengemukakan:Pemilik modal menyerahkan hartanyakepada pengusaha untuk diperdagangkandengan pembagian keuntungan yangdisepakati dengan ketentuan bahwakerugian ditanggung oleh pemilik modal,sedangkan pengusaha tidak dibebanikerugian sedikitpun, kecuali kerugian berupatenaga dan kesungguhannya.Menurut Latifa M.Algaoud dan MervynK.Lewis, mudharabah dapat didefinisikansebagai sebuah perjanjian di antara palingsedikit dua pihak, dimana satu pihak, pemilik

modal (shahib al-mal atau rabb al-mal),mempercayakan sejumlah dana kepadapihak lain, pengusaha (mudharib), untukmenjalankan suatu aktivitas atau usaha.Menurut Afzalur Rahman sebagaimanadikutip oleh Gemala Dewi dkk., syirkahmudharabah atau qiradh, yaitu berupakemitraan terbatas adalah perseroan antaratenaga dan harta, seseorang (pihakpertama/supplier/ pemilik modal/mudharib)memberikan hartanya kepada pihak lain(pihak kedua/pemakai/pengelola/dharib)yang digunakan untuk bisnis, denganketentuan bahwa keuntungan (laba) yangdiperoleh akan dibagi oleh masing-masingpihak sesuai dengan kesepakatan. Bilaterjadi kerugian, maka ketentuannyaberdasarkan syara‟ bahwa kerugian dalammudharabah dibebankan kepada harta,tidak dibebankan sedikitpun kepadapengelola, yang bekerja.Al Qur‟an membolehkan Mudharabah inidengan mengambil dasar QS. Al Muzammilayat 20 : “ .....dan orang-orang yang berjalandimuka bumi mencari sebagian karunia AllahSWT “.Dalam ayat tersebut terdapat katayadribun yang asal katanya sama denganmudharabah, yakni dharaba yang berartimencari pekerjaan atau menjalankan usaha.Secara umum, mudharabah dibagi menjadidua yaitu mudharabah mutlaqah(Unrestricted Investment Account) danmudharabah muqoyyadhah (RestrictedInvestment Account).

a. Mudharabah Mutlaqah (bebas)Mudharabah Mutlaqah ataudisebut dengan (UnrestrictedInvestment Account) adalah akadkerja antara dua orang atau lebih,atau antara shahibul maal selakuinvestor dengan mudharib selakupengusaha yang berlaku secara luas.Atau dengan kata lain pengelola(mudharib) mendapatkan hak

Page 10: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

9

keleluasaan (disrectionary right)dalam pengelolaan dana, jenis usaha,daerah bisnis, waktu usaha, maupunyang lain.

b. Mudharabah Muqoyyadah (terikat)Disebutjuga dengan istilah(Restricted Investment Account)yaitu kerjasama dua orang atau lebihatau antara shahibul maal selakuinvestor dengan pengusaha ataumudharib, investor memberikanbatasan tertentu baik dalam hal jenisusaha yang akan dibiayai, jenisinstrumen, resiko, maupunpembatasan lain yang serupa.

2.3.2.2 Syarat dan Rukun Akad Mudharabaha. Syarat Akad Pembiayaan MudharabahMenurut Sayyid Sabiq, mudharabah harusmemenuhi persyaratan sebagai berikut :34

1. Bahwa modal itu harus berbentukuang tunai, jika ia berbentuk barangperhiasan, emas, perak, atau barangdagangan, maka tidak sah. Hal inisebagaimana dikatakan oleh IbnuMunzir, “ Semua orang yang ilmunyakami jaga /hafal sepakat, bahwaseseorang tidak bolehmenjadikannya sebagai hutang bagiorang lain untuk suatu mudharabah.Namun jika modal itu berupa barangyang akan diperdagangkan harusdihitung ke dalam nilai uang.

2. Bahwa ia diketahui dengan jelas.Maksudnya agar dapat dibedakanmodal yang diperdagangkan dengankeuntungan yang diperoleh, untukkedua belah pihak sesuai dengankesepakatan pada waktu akad.

3. Keuntungan yang menjadi hakpengelola usaha dengan investorharus jelas nisbahnya(prosentasenya). Nabi Muhammadpernah bermudharabah dengan

penduduk Khaibar, denganmengambil separo darikeuntungannya. Motif dari perlunyanisbah ini ialah untuk menghindarikerugian tertentu dari pihak yangbermudharabah, jika yangditetapkan besaran nilai uang, bukanprosentase, karena bisa jadikeuntungannya menurun sedangkanbiayanya tetap.

4. Menurut Maliki dan Syafii,mudharabah itu bersifat mutlak.Artinya pemilik modal/investor tidakmembatasi kepada pengelola usaha,untuk menggunakannya dalam usahaapa dan dimana, kapan, dan dengansiapa harus bermuamallah. NamunHanafi dan Hambali membolehkanmudharabah baik dengan mutlakmaupun muqoyyad. Baik denganpersyaratan tertentu atau bebas.

b. Rukun Akad PembiayaanMudharabahFaktor-faktor yang harus ada(rukun) dalam akad mudharabahadalah :1. Pelaku (pemilik modal maupun pelaksanausaha)Dalam akad mudharabah minimal harus adadua pelaku. Pihak pertama bertindak selakupemilik modal (shahib al-mal), sedangkanpihak kedua bertindak sebagai pelaksanausaha (mudharib atau „amil). Tanpa duapelaku ini, maka akad mudharabah tidakada.2. Obyek mudharabah (modal dan kerja)Obyek mudharabah merupakan konsekuensilogis dari tindakan yang dilakukan oleh parapelaku. Pemilik modal menyerahkanmodalnya sebagai obyek mudharabah,sedangkan pelaksana usaha menyerahkankerjanya sebagai obyek mudharabah. Modalyang diserahkan bisa berbentuk uang ataubarang yang dirinci berapa nilai uangnya.Sedangkan kerja yang diserahkan bisa

Page 11: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

10

berbentuk keahlian, ketrampilan, sellingskill, management skill, dan lain-lain.3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qobul) .Faktor ketiga yaitu persetujuan kedua belahpihak merupakan konsekuensi dari prinsipat-taraddin minkum (sama-sama rela). Disinikedua belah pihak harus secara relabersepakat untuk mengikatkan diri dalamakad mudharabah. Si pemilik dana setujudengan perannya untuk mengkontribusikandana sedangkan pelaksana usaha pun setujudengan perannya untuk mengkontribusikankerja.4. Nisbah keuntunganFaktor yang keempatyaitu Nisbah adalah rukun yang khas dalamakad mudharabah. Faktor inilah yangmembedakan akad mudharabah denganakad jual beli. Nisbah ini mencerminkanimbalan yang berhak diterima oleh keduapihak yang bermudharabah. Mudharibmendapatkan imbalan atas kerjanya,sedangkan shahib al-māl mendapat imbalanatas penyertaan modalnya.2.3.2.3 Aplikasi dalam perbankan

1. Pembiayaan modal kerja, sepertimodal kerja perdagangan dan jasa

2. Investasi khusus; disebut jugaMudharabah Muqayyadah, di manasumber dana khusus denganpenyaluran yang khusus dengansyarat – syarat yang telah ditetapkanoleh Shahibul Maak.

2.3.2.4 Manfaat1. Bank akan menikmati peningkatan

bagi hasil pada saat keuntunganusaha nasabah meningkat.

2. Bank tidak berkewajiban membayardalam jumlah tertentu kepadanasabah pendanaan secara tetap,tetapi disesuaikan deganpendapatan / hasil usaha bank,sehingga bank tidak pernahmengalami negative spread

3. Pengembalian pokok pembiayaandisesuaikan dengan cashflow/ aruskass usaha nasabah, sehingga tidakmemberatkan nasabah.

4. Bank akan lebih selektif dan hati –hati (prudent) mencari usaha yangbenar – benar halal, aman danmenguntungkan. Hal ini karenakeuntungan yang riil dan benar –benar terjadi itulah yang akan dibagikan

5. Prinsip bagi hasil dalam musyarakahini berbeda dengan prinsip bungatetap di mana bank akan menagihpenrimaa pembiayaan (nasabah)satu jumlah bunga tetap berapa punkeuntungan yang dihasilkan nasabah,bahkan sekalipun merugi dan terjadikrisis ekonomi.

2.4 ProfitabilitasManajemen adalah faktor utama yangmempengaruhi profitabilatas bank. Seluruhmanajemen bank baik baik yang mencakupmanajemen permodalan, manajemen kulitasaktiva, manajemen umum, manajemenrentabilitas dan manajemen likuiditas padaahirnya akan mempengaruhi dan bermuaraperolehan laba (profitabilitas) padaperusahaan perbankan.Profitabilitas merupakan ukurankemampuan bank dalam meningkatkanlabanya dan untuk mengukur tingkatefisiensi usaha dan profitabilitas yangdicapai oleh bank yang bersangkutan. Bankyang sehat merupakan bank yangprofitabilitasnya menigkat terus-menerusdari tahun ke tahun.Menurut Siamat (1995) dalam Sultan (2011),rasio profitabilitas digunakan untukmengukur efektifitas bank dalammemperoleh laba.Disamping dapatmenjadikan sebagai ukuran kesehatankeuangan, rasio – rasio profitabilitas inisangat penting untuk diamati mengingat

Page 12: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

11

keuntungan yang memadai diperlukan untukmempertahankan arus sumber – sumbermodal. Teknik analisis profitabilitas inimelibatkan hubungan antara pos – postertentu dalam laporan perhitungan labarugi untuk memperoleh ukuran – ukuranyang dapat digunakan sebagai indikatoruntuk menilai efisiensi dan kemampuanbank memperoleh laba. Oleh karena ituteknis analisis ini disebut juga dengananalisis laporan laba rugi, (Siamat,1995dalam Sultan, 2011)Ukuran profitabilitas yang digunakan adalahReturn on equity (ROE) untuk perusahaanpada umumnya dan Return on asset (ROA)pada industri perbankan. Return on asset(ROA) memfokuskan kemampuanperusahaan untuk memperoleh earningdalam oprasi perusahaan, sedangkan Returnon Equity hanya mengukur return yangdiperoleh dari investasi pemilik perusahaandalam bisnis tersebut,(Siamat, 2002).2.5 Return On Asset (ROA)Salah satu ukuran untuk melihat kinerjakeuangan perbankan adalah melalui ReturnOn Asset (ROA). Return On Asset (ROA)digunakan sebagai ukuran kinerja keuangandan dijadikan sebagai variabel dependenkarena ROA digunakan untuk mengukurefektifitas perusahaan di dalammenghasilkan keuntungan dengan manfaataktiva yang dimilikinya. Menurut Suratedaran BI No.6/23DPNP tanggal 31 mei2004, rasio ROA dapat diukur denganperbandingan antara laba sebelum pajakterhadap rata –rata total asset (total aktiva).Laba sebelum pajak adalah laba bersih darikegiatan oprasional bank sebelum pajak.Total asset yang digunakan untuk mengukurROA adalah jumlah keseluruhan dari assetyang dimiliki oleh bank yang bersangkutasn.Semakin besar ROA menunjukan kinerjakeuangan yang semakin baik, karena tingkatkembalian (retrun) semakin besar.

Bank Indonesia selaku Pembina danpengawas perbankan lebih mengutamakannilai profitabilitas suatu bank yang diukurdengan asset yang memperolehan dananyasebagian besar berasal dari simpananmasyarakat (siamat,2005)Semakin besar ROA suatu bank makasemakin besar pula tingkat keuntungan yangdicapai oleh bank dan semkin baik pula posisibank tersebut dalam menglola aktivanya.Rumus ROA menurut surat edaran BI No.6/23/DPNP tanggal 31 mei 2004 adalah:

= − × 100%C. METODOLOGI1. DATAJenis data yang dikumpulkan dalampenelitian ini adalah data kuantitatif dalambentuk sekala rasio. Sumber data yangdigunakan dalam penelitan ini adalah datasekunder. Data yang diperlukan dalampenelitan ini berupa data yang diperoleh darilaporan keuangan perbankan syariahIndonesia serta website bank Indonesia yangmemuat informasi mengenai masalah yangditeliti.Variabel dependen dalam penelitian iniberupa kinerja perbankan yaitu profitabilitasyang dikur dengan Return on Asset (ROA).ROA adalah rasio yang digunakan untukmengukur kemampuan manajamen bankdalam memperoleh keuntungan secarakeseluruhan. Semakin besar ROA suatu bankmaka semakin besar pula tingkatkeuntungan yang dicapai oleh bank dansemakin baik pula posisi bank tersebutdalam menglola aktivanya.Variabel independent yang digunakan padapenelitian ini berupa tingkat inflasi, nilaitukar rupiah (kurs) dan kredit investasi.

Page 13: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

12

Masing – masing variabel didefinisikansebagai berikut :

. Inflasi adalah tingkat kenaikan hargayang terjadi secra umum. Inflasi yangdihitung dalam penelitian ini adalahangka inflasi dalam tiga bulanan dandihitung dengan satuan presentase.Data mengenai inflasi ini dapatdilihat dari inflastion rate dan bisadiakses di website resmi bankIndonesia.

. Pembiayan yang dimaksud adalahpembiayaan yang di salurkan BankSyariah baik dengan prinsipmudharabah dan musyarakah. Datapembiayaan ini dapat dilihat daritotal pembiyaan yang di berikan padabank syariah yang bisa diakseslangsung melalui website resmi BankIndonesia.

Dalam penelitian ini data yang digunakanadalah data sekunder, yaitu berupa laporankeuangan Perbankan syariah.2. METODOLOGIAdapun sampel yang akan diambil adalahlaporan keuangan perbankan syariah jangkawaktu 1 tahun per triwulan dari tahun 2013-2015 pada perbankan syriah diIndonesia.Teknik pengambilan sampel yang digunakanberdasarkan atas kriteria – kriteria yangditentukan “purposive sampling”. Kriteriauntuk sampel yang di gunakan dalampenelitian ini adalah sebgai berikut :

. Bank yang akan dijadikan sampeltelah menyampaikan laporankeuangan dan di publikasikan padakurun waktu 2013-2015

. Bank yang akan dijadikan sampeltelah menjadi bank umum syariah(BUS).

. Bank umum syariah (BUS) yangtergolong bank devisa menurut OJK.

Ada pun bank – bank yang termasuk dalamkriteria tersebut di atas adalah bank

Muamalat Indonesia, Bank Mandiri syariah,Bank Panin Syariah,Bank Mega SyariahIndonesi, Bank BRI Syariah dan Bank BNIsyaria. Sedangkan yang tidak termasukdalam kriteria tersebut adalah Bank BukopinSyariah, Bank Jabar Banten Syariah, BankBCA Syariah, Bank Victoria Syariah dan BankMaybank Syariah.Metode validitas dan reabilitas datapenelitian, maka sebelum melakukananalisis regresi berganda (multipleregression) dilakukan pengujian keabsahanpresamaan regresi berdasarkan asumsiklasik terhadap data mentah, yaitu ujinormalitas, uji multikolinearitas dan ujiheteroskedastisitas antar variabel bebas,sehingga koefisien regresi data penelitianmerupakan perkiraan terbaik tak bias.Pengujian asumsi-asumsi ini dilakukandengan menggunakan software SPSS forwindows versi 16.0Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan,maka dilakukan pengujian secara statisticuntuk melihat apakah ada pengaruh yangsignifikan antara pengaruh inflasi, nilai tukarrupiah (kurs) dan kredit investasi terhadapprofitabilitas. Pengujian statistik yangdigunakan untuk menguji hipotesis yangtelah dikemukakan diatas, penulismenggunakan analisis regresi sehinggadapat diketahui hubungan dan pengaruhdari variabel-variabel terikatnya.2.1 Uji Asumsi Dasar dan Uji Asumsi Klasik a.Uji NormalitasUji normalitas yang digunakan dalampenelitian ini adalah one sampleKolmogorov-smirnov test dan pendekatangrafik, yaitu normal probability plot.Perhitungan Kolmogorov test dilakukandengan bantuan SPPS. Hasil analisis inikemudian dibandingkan dengan nilaikritisnya.b. Uji Heterokedastisitas

Page 14: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

13

Ghozali (2007) menyatakan uji ini bertujuanuntuk menguji apakah dalam model regresiterdapat ketidaksamaan varians dariresidual satu pengamatan ke pengamatanlain. Jika varians konstan maka disebuthomokedastisitas, jika berbeda disebutheterokedastisitas. Model regresi yang baikadalah yang homokedastisitas. Kebanyakandata cross section mengandung situasiheterokedastisitas, karena data inimenghimpun data yang mewakili berbagaiukuran (besar, sedang, dan kecil).c. Uji MultikolinieritasMultikolinieritas berarti adanya hubunganlinier yang sempurna diantara variabel bebasdalam satu model. Dalam penelitiandiasumsikan tidak terjadi multikolinieritas(korelasi yang sempurna antar variabelbebas). Pelanggaran terhadap asumsi iniberakibat hasil estimasi tidak mencerminkanpengaruh suatu variabel itu sendri.Melainkan ada pengaruh lain yangterkorelasi (Gujarati, 2003: 341).2.2 Analisis Regresi Linier BergandaDalam penelitian ini terdapat duapersamaan regresi yang dilihat. Untukmenguji hipotesis penelitian pengaruhinflasi, nilau tukar rupiah (kurs), dan kreditinvestasi terhadap profitabilitas bank syariahdigunaka analisis liner berganda.Analisis liner berganda adlaah analisis yangdigunakan untuk melihat adanya hubungankualitas (sebab-akibat) antara dua variabel Xatau lebih terhadap variabel Y. hubungan iniselanjutnya dapat digunaka untuk mencaripengaruh variabel X terhadap variabel Y.Model regresi pertama yang ditetapkanadalah sebagai berikut:Dimana :Y = profitabilitas bank syariahX =tingkat inflasiX2 = Pembiayaan BagiHasilMetode penaksiran yang akandigunakan unutuk menentukan b0, b , b2sebagai taksiran dari β0, β , β2 adalahmetode kuadrat terkecil ordinal least square

/ OLS). Ordinal least square suatu metodepenaksiran parameter model regresi denganjalan meminimumkan jumlah kuadratkekeliruan.Uji signifikan hasil pengaruh variabelindependen terhadap variabel dependensecara simultan dilakukan mengunakan uji Fdan variabel independen terhadap variabeldependen secara parsial menggunakan uji t.a. Analisis Uji FMenurut Imam Ghozali (2011), Uji Statistik Fpada dasarnya digunakan untukmenunjukkan apakah seluruh variabelindependen yang terdapat dalam penelitianmempunyai pengaruh secara bersama- samaterhadap variabel dependen.Pengujiandilakukan dengan menggunakan tingkatsignifikansi 0,05 (α = 5%).Kriteria pengujianyang digunakan adalah jika Fhitung>Ftabeldan probability value (sig.) < 0.05, maka Haditerima, dan jika Fhitung<Ftabel danprobability value(sig.) > 0.05 maka Haditolak. Hipotesis statistik yang akan diujidengan Uji F adalah :H0 :β 1 = β 2 = 0,tingkat inflasi dan pembiayaan secarasimultan tidak berpengaruh signifikanterhadap profitabilitas Ha : β 1 = β 2 = 0,tingkat inflasi dan pembiayaan secarasimultan berpengaruh signifikan terhadapprofitabilitasb. Analisis Uji tUji t digunakan untuk mengetahuikemampuan masing-masing variabelindependent secara individu (partial) dalammenjelaskan perilaku variabel dependen.dalam menerangkan variasi variabeldependen, uji ini dilakukan dengan syarat:

a. Bila t hitung< t tabel maka Hoditerima dan ditolak Ha, artinyabahwa suatu variabelindependen secara individualtidak mempengaruhi variabeldependen.

Page 15: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

14

b. Bila t hitung > t tabel, maka Hoditolak dan menerima Ha yangmenyatakan bahwa suatuvariabel independen secaraindividual mempengaruhivariabel dependen.

Pengujian ini juga dapat menggunakanpengamatan nilai signifikan t pada tingkatanyang digunakan. Analisis ini didasarkan padaperbandingan antara nilai signifikasi tdengan nilai signifikasi 0,05 dengan syarat-syarat sebagai berikut:a. Jika signifikasi t < 0,05 maka Ho ditolakyang berarti bahwa suatu variabelindependen berpengaruh terhadap variabeldependen.b. Jika signifikasi t > 0,05 maka Ho diterimayang berarti bahwa suatu variabelindependen tidak berpengaruh terhadapvariabel dependen H01 : β 1= 0, tingkatinflasi tidak memiliki pengaruh signifikanterhadap profitabilitasa1 : β1 = 0, tingkatinflasimemiliki pengaruh signifikanterhadap profitabilitasH02 : β 3 = 0,pembiayaan bagi hasil tidak memilikipengaruh signifikan terhadap profitabilitasHa2 : β3 = 0, pembiayaan bagi hasil memilikipengaruh signifikan terhadap profitabilitasc. Koefisien DeterminasiKoefisien determinasi merupakan angkayang menyatakan seberapa baik garis regresimencocokkan data (Ghozali, 2007). Nilaiberkisar antara 0-1. Nilai yang semakin kecilmendekati 0 (nol) menunjukan kemampuanvariabel independen dalam menjelaskanvariabel dependen amat terbatas.Sebaliknya, nilai yang mendekati 1 (satu)menunjukan variabel independenmemberikan hampir semua informasi yangdibutuhkan untuk memprediksi variabeldependen2.3 Penentuan Tingkat SignifikansiProbabilitas adalah nilai peluang kekeliruanatau kegagalan untuk menolak Ho. Tingkat

signifikan yang digunakan adalah ɑ = 0,05dengan tingkat kepercayaan 0,95 yangmerupakan tingkat signifikansi yang umumdigunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosialdan dianggap cukup ketat untuk mewakilihubungan antara variabel-variabel yangditeliti. Uji yang digunakan adalah uji satupihak karena berdasrkan teori-teori yangada, hipotesis alternatif yang ditawrakanmenuju ke satu pihak yaitu negative.2.4 Penarikan kesimpulanBerdasarkan analisis dan pengujian hipotesisyang telah dilakukan kemudian dibuatlahgeneralisasi dan ditarik kesimpulan apakahvariabel-variabel independen memilikipengaruh yang signifikan atau tidakterhadap variabel dependen, baik secaraindividual maupun secara simultan. Dalamhal ini ditunjukan dengan penolakan Ho ataupenerimaan Ha.

D. HASIL DAN ANALISISDalam penelitian ini, penulis menggunakanenam Bank Umum Syariah dengan 3 periodelaporan keuangan, yaitu dari tahun 2013hingga tahun 2015. Terdiri dari BankMuamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri,BNI Syariah. BRI Syariah, Panin Bank Syariah,Bank Mega Syariah,Adapun data yang dijadikan variabel –variabel dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut:1. Inflasi (X1)2. Pembiayaan Bagi Hasil (X2)3. Data Profitabilitas (Y)Sebelum dilakukannya analisis regresi linieruntuk pengujian hipotesis, maka terlebihdahulu dilakukan pengujian keabsahanpersamaan regresi berdasarkan asumsiklasik. Uji asumsi dilakukan dengan bantuanprogram SPSS ver.16.0. Dari keseluruhan ujiasumsi yang dilakukan, data yang digunakantelah memenuhi uji normalitas, uji

Page 16: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

15

heteroskedastisitas, dan ujimultikolinearitas.Analisis regresi berganda dalam penelitiandigunakan untuk meramalkan bagaimanakeadaan naik turunnya variabel pembiayaanmurabahah jika variabel bebasnya (danapihak ketiga, margin keuntungan, nonperforming financing, dan financing todeposit ratio) dinaikturunkan. Penelitian inimenggunakan program IBM SPSS 19 sebagaialat analisis regresi linear berganda.Formula analisis regresi linier berganda yangdigunakan adalah:= + + +Dimana:

= Profitabilitas bank syariahX1 = Tingkat inflasiX2 = Pembiayaan Bagi Hasil

= Konstanta, = Koefisien regresi variableindependen

= Tingkat kesalahan (error)

Dari hasil analisis regresi, maka didapatkanpersamaan regresi sebagai berikut:Y = 2.931 + 0.032 X1 – 0.137X2 + εNilai konstanta adalah 2.931 yang berartibahwa jika variabel Inflasi dan pembiayaanbagihasilbernilai 0, maka diprediksi variabelReturn on Asset( ROA) bernilai positif 2.931.Nilai koefisien variabel inflasi bernilai positifsebesar 0,032. Nilai tersebut bermaknabahwa setiap peningkatan variabel Inflasisebesar 1 satuan akan menaikan variableReturn on Asset (ROA) sebesar 0,032 denganasumsi variabel lain bernilai tetap berlakusebaliknya.Nilai koefisien variabel pembiayaan bagihasil bernilai negatif sebesar -0,137. Nilaitersebut bermakna bahwa setiappeningkatan variabel pembiayaan bagi hasilsebesar 1 satuan akan menurunkan variabelReturn on Asset (ROA) sebesar 0,137 dengan

asumsi variabel lain bernilai tetap berlakusebaliknya.Uji Statistik F pada dasarnya digunakanuntuk menunjukkan apakah seluruh variabelindependen yang terdapat dalam penelitianmempunyai pengaruh secara bersama-samaterhadap variabel dependen. Hipotesissecara simultan yaitu:H0:β1 = β2 = 0, tingkat inflasi danpembiayaan secara simultan tidakberpengaruh signifikan terhadapprofitabilitasHa:β1 = β2 = 0, tingkat inflasi danpembiayaan secara simultan berpengaruhsignifikan terhadap profitabilitas.Berdasarkan output SPSS di atas, nilaisignifikansi 0.013 > 0.05, maka Ho ditolakdan Ha diterima, artinya terdapat pengaruhsignifikan antara Inflasi, dan pembiayaanbagihasil terhadap profitabilitas.Uji t ini digunakan untuk menguji apakahvariabel bebas berpengaruh secarasignifikan terhadap variabel terikat atautidak. Setelah dilakukan uji t, maka dapatdisimpulkan bahwa:Variabel independen X1 (inflasi) tidakberpengaruh signifikan dan positif terhadapvariabel dependenVariabel independen X2 (Pembiayaan BagiHasil) berpengaruh signifikan dannegatifterhadap variabel dependen.Koefisien determinasi (R2) bertujuan untukmengukur seberapa jauhkemampuan modeldalam menerangkan variabel. Artinyakoefisien determinasi ini berguna untukmengukur seberapa besar kontribusivariabel independen (bebas) dalammempengaruhi variabel dependen (terikat).Dari data yang diolah, dapat diketahuibahwa nilai R menunjukan korelasiberganda, yaitu korelasi antara variabelinflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadapprofitabilitas. Dari hassil diatas, didapatkanangka R sebesar 0,343. Nilai tersebut

Page 17: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

16

mencerminkan bahwa korelasi antara inflasidan pembiayaan bagi hasil terhadapprofitabilitas bersifat kuat, karena nilainyamelebihi angka 0,5. Begitu juga nilai R2. Nilaiini menunjukan koefisien determinasi,presentase partisipasi pengaruh variabelinflasi dan pembiayaan bagi hasil terhadapprofitabilitas. Sehingga didapatkan nilai R2

adalah sebesar 0,118 yang artinya bahwamodel persamaan regresi dalam penelitianini mampu menjelaskan hubungan variabel Xdan Y sebesar 11,8% sedangkan sisanyadijelaskan oleh variabel – variabel diluarmodel penelitian.Berdasarkan hasil penelitian menggunakanuji t didapat variabel independen Inflasisecara parsial tidak berpengaruh signifikanserta memiliki hubungan yang positif.Hubungan yang positif ini menunjukkanbahwa semakin tinggi Inflasi yang terjadimaka ROA perbnakan syariah akan semakinmeningkat. hal ini tidak sesuai denganhipotesis awal penelitian yang berarti Hoditerima dan Ha ditolak.Hal ini terjadi antara lain disebabkanbeberapa factor. Inflasi yang meningkat akanmenyebabkan nilai riil tabungan merosot,karena masyarakan mempergunakandananya untuk mencukupi biaya pengluaranakibat kenaikan harga – harga barang,sehingga akan mempengaruhi profitabilitasbank akan tetapi inflasi yang terjadi padatahun 2013 – 2015 tidak mempengaruhiperbankan syariah, di karenakan perbankansyariah indonesia sudah mampu mengatasikondisi perekonomian ketika terjadinyailnfasi. Sehingga bisa memaksimalkanprofitabilitasnya.Selain itu penelitian ini membuktikan bahwapembiayaan bagi hasil secara parsialmemiliki hubungan yang negatif danberpengaruh terhadap profitabilitas bank,hal ini sesuai dengan hipotesis awal.Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasilmaka akan membuat profitabilitas semakinmenurun. Hal ini menunjukkan bahwa padamodel penelitian ini variabel independenPembiayaan bagi hasil memiliki pengaruhterhadap variabel dependen profitabilitasbank syariah.Hal ini terjadi antara lain disebabkanbeberapa faktor yaitu, Pengelolaanpembiayaan bagi hasil yang merupakansalah satu komponenaset bank syariah lebih sulit daripada jenispembiayaan lainnya. Biaya yang dikeluarkandalam pengelolaan pembiayaan bagi hasiljuga lebih tinggi daripada jenis pembiayaanlainnya. Pendapatan bagi hasil bank umumsyariah yang diperoleh dari penyaluranpembiayaan bagi hasil kemungkinan masihbelum secara optimal diperoleh sehinggabelum mampu mengimbangi biaya-biayayang dikeluarkan. Oleh karena itu,sumbangan pendapatan bagi hasil yangdiperoleh dari penyaluran pembiayaan bagihasil masih belum mampu mengoptimalkankemampuan bank umum syariah dalammenghasilkan laba. Sehingga pada akhirnyajustru berdampak pada penurunan ROAbank umum syariah.Berdasarkan hasil penelitian dengan ujistatistik, bahwa terdapat pengaruh yangsignifikan atas inflasi (X1) dan pembiayaanbagi hasil (X2)secara simultan terhadapprofitabilitas bank. Hasil tersebut didasarkanpada uji F yang telah dilakukan sebelumnya,yang melihat pengaruh secara simultankedua variabel independen terhadapvariabel dependen. Berdasarkan uji F yangtelah dilakukan, dengan tingkat kepercayaansebesar 95% didapatkan nilai sig. sebesar0,013. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05,maka Ha diterima. Sehingga, dapatdisimpulkan bahwa inflasi dan pembiayaanbagi hasilsecara bersama-sama berpengaruhterhadap profitabilitas bank syariah.

Page 18: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

17

Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasiberganda, didapatkan angka R sebesar 0,343yang mencerminkan bahwa korelasi variabelindependen dan variabeldependen tersebut bersifat erat. Nilaikoefisien determinasi (R2) yang didapatkan,yaitu sebesar 11,8%, menunjukkanpersentasi partisipasi dari faktor makroekonomi yaitu inflasi dan faktor mikro yaitupembiayaan bagi hasilyang cukup tinggidalam menjelaskan pengaruhnya terhadapprofitabilitas perbankan. Sedangkan sisanyadi jelaskan faktor variabel makro dan faktorvariabel mikro lainya yang bukan merupakanmodel penelitian.

E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASIa. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian menggunakanuji parsial didapat variabel independeninflasi secara parsial tidak berpengaruhsignifikan serta memiliki hubungan yangpositif. Hubungan yang positif inimenunjukkan bahwa semakin tinggi Inflasiyang terjadi maka ROA perbankan syariahakan semakin meningkat. Hal inimengindikasikan bahwa inflasi yangmeningkat mendorong adanya peningkatanprofitabilitas bank syariah. Berdasarkan hasil penelitian menggunakanuji parsial didapat variabel independenpembiayaan bagi hasil secara parsialmemiliki hubungan yang negatif danberpengaruh terhadap profitabilitas bank.Pengaruh negatif ini menunjukkan bahwasemakin tinggi tingkat pembiayaan bagi hasilmaka akan membuat profitabilitas semakinmenurun. Hal ini menunjukkan bahwa padamodel penelitian ini variabel independenpembiayaan bagi hasil memiliki pengaruhterhadap variabel dependen profitabilitasbank syariah.

Berdasarkan hasil penelitian menggunakanuji simultan diperoleh hasil terdapatpengaruh signifikan dari variabelindependen inflasi (X1) dan pemibiayaanbagi hasil (X2) terhadap variabel dependenprofitabilitas bank syariah (Y). Hal inimenunjukkan bahwa inflasi (X1) danpemibiayaan bagi hasil (X2) akan secarabersama-sama mempengaruhi profitabilitasbank syariah.b. RekomendasiProduktifitas pembiayaan bagi hasil perluditingkatkan melalui penerapan kelayakanpembiayaan yang lebih ketat sertamonitoring yang lebih akurat, bank syariahjuga harus lebih berinovasi dalammenyalurkan pembiayaan bagi hasil agarpembiayaan bagi hasil bisa lebih menarik.Penelitian ini memiliki keterbatasanmengenai jumlah sampel yang kecil, sertatidak meneliti pengaruh setiap akadpembiayaan secara individu terhadapprofitabilitas yang diproksikan dengan ROA,serta faktor-faktor lain yang juga mungkinberpengaruh. Bagi peneliti selanjutnyadiharapkan dapat meneliti pengaruh setiapjenis akad pembiayaan dan ditambahkandengan faktor-faktor lain yang kemungkinanberpengaruh terhadap ROA. Selain itu,diharapkan peneliti selanjutnya dapatmemperluas jumlah sampel penelitian.

REFERENSIAscarya , 2007, akad dan produk banksyariah. Rajwali persAli, Khizer., Muhammad Farhan Akhtar., &Prof. Hafiz Zafar Ahmed. (2011) Bank-Specific and Macroeconomic Indicators ofProfitability – EmpiricalEvidence from theCommercial Banks of Pakistan. InternationalJournal of Business and Social Science, Vol. 2No. 6 : April 2011

Page 19: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

18

Boediono. 1998. Ekonomi moneter edisi 3.Yogyakarta, BPFEDahlan, siamat,2005, manajemen lembagakeuangan, edisi keempat, badan penerbitfakultas ekonomi universitas Indonesia.JakartaFithrie Augustine. 2007.”Profitabilitas, sukubunga, inflasi dan nilai tukar terhadapindeks harga saham gabungan (perusahaanmanufaktur yang terdafter di bursa efekJakarta.” Skripsi tidak dipublikasikan.Jurusan akuntansi, Universitas Padjadjaran.Ghozali, Imam. 2006. Analisis MultivariateLanjutan dengan Program SPSS____________. 2013. Analisis MultivariateLanjutan dengan Program SPSSGujarati, Damondar N., 2003. BasicEconometric. Internasional Edition. NewYork:Mc Graw-HillHusnan, Suad. 1998. Dasar-dasar TeoriPortofolio dan Analisis Sekuritas. EdisiKedua. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.http://www.merdeka.com/uang/aset-perbankan-syariah-tembus-rp-250-triliun.htmlHeri Sudarsono. 2008. Bank dan LembagaKeuangan Syariah Deskripsi dan ilustarasi. Ir.Adiwarman. 2007. Ekonomi makro islam.Jakarta , PT. rajagrafindo persada Kasmir.2003. bank dan lebaga keuangan lainnya.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada______. 2008. Pemasaran bank. Edisi Revisi.Jakarta: Pernada Media group Loen, Boy danSonny Ericson. 2008. Manajemen AktivaPasiva Bank Non Devisa. Jakarta: PT GrafindoMankiw, Gregory N.2007. macroeconomics,6th edition. New York: worth publisherMerdeka online. 2015. Asset perbangkansyariah.Moh. Nazir. Ph.D, 2005, Metode Penelitian.Ghalia Indonesia. Bogor.M Anton Syafe’i. 1992 “ Apa dan BagaimanaBank Islam. Jakarta: Gema insani Perss

Mulianti. 2010. Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Kebijakan Hutang danPengaruhnya terhadap Nilai Perusahaan.Tesis. Semarang: Program PascasarjanaUniversitas DiponegoroNopirin. 2007. Ekonomi Moneter buku 1edisi 4. Yogyakarta, BPFE_____. 2000. Ekonomi Moneter buku 2 edisi1. Yogyakarta, BPFEPratama Raharja dan Mandala Manurung.2008. Pengantar ilmu ekonomi(mikroekonomi dan makroekonomi). Jakarta: lembaga penerbit Universitas IndonesiaRiyadi, Slamet, Drs,MSi. 2006. BankingAssets and Liability management. PenerbitFE UI edisi 3. Jakarta.Sultan Fajal Al-Rasyid 2011. “ pengaruhtingkat inflasi dan tingkat suku bunga SBIterhadap dana pihak ketiga dan dampaknyapada profitabilitas bank syariah diIndonesia” skripsi di publikasi. Jurusanakuntansi, universitas padjadjaran.Sugiyono, Drs. 2002. Statistika untukpenelitian. Bandung : CV. Alfabeta.Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitianuntuk Bisnis Edisi 4 Buku 1. Jakarta : Salembasurat edaran BI No. 6/23/DPNP tanggal 31mei 2004Setyorini, Winarti. “ A n a l i s i s F a k t o r -Faktor yang Mempengaruhi KinerjaKeuangan pada Industri Perbankan di BursaEfek I n d o n e s i a ” . Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial,Vol.4, No.1, Februari 2012.Sun’an, Muammil dan David Kaluge. 2007.Faktor Faktor Yang MempengaruhiPenyaluranKredit Investasi di Indonesia, JurnalKeuangan dan Perbankan, XI, No.2 Mei 2007,hal 347 – 361Sadono Sukirno, 2003, “Pengantar TeoriMikro Ekonomi”, Jakarta : PT. SalembaEmpat

Page 20: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

19

Tati Suharti. 2001. Buku ajar bank danlembaga keuangan lainya. Bandung,Universitas Padjadjaran.Triyono. Analisis perubahan kurs rupiahterhadap dollar amerika. Jurna ekonomipembangunan vol.9 no.2 desember 2008 :156-167.

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998perubahan dari Undang-Undang Nomor 7tahun 1992 tentang pebankanUndang-Undang Negara republik IndonesiaNo.10 Tahun 1998 tentang perbankanUndang-Undang Negara republik IndonesiaNo.21 tahun 2008 tentang perbankansyariah

Page 21: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

20

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal, Rate OfReturn Dan Rate Of Financing Terhadap

Pembiayaan Bermasalah Perbankan SyariahDi Indonesia

1Eka Andriyani, 2Tettet Fitrijanti, 3Indri Yulia Fitri

1Accounting Major, Universitas Padjadjaran2Accounting Major, Universitas Padjadjaran3Accounting Major, Universitas Padjadjaran

[email protected]@[email protected]

Abstract. The research was carried to determine whether capital adequacy ratio, rate of return and rate of financinggiving effect to non performing financing in islamic bank industry for annualy periode of 2011th to 2015th. Thethrid independent variable Capital Adequacy measured by CAR, return profit loss sharing than return total financingratio measured by RR and alocation receivable of murabahah than profit loss sharing financing measured by RF.The subject of this research are 6 islamic banking that provide of mudharabah and musyarakah financing in theperiod of 2011th through 2015th. This research used descriptive analysis method. Statistic method used in thisresearch for test hypothesis are test F and test t that obtainable from multiple regression by first performed classicalassumption by using software tools Eviews 8. The test hypothesis performed at significance 5%. The result of thesehypothesis showed that CAR, RR and RF significant effect on NPF. The thrid independent variable in this studycontribute to the level of non performing financing while the remaining 28.8110%, 71.1890% influenced by othervariables that not examined in this research. Partially, CAR significant negative effect, RR not significant positiveeffect and RF not significant negative effect on the level of NPF.

Keywords: CAR, RR, RF, Profit Loss Sharing, NPF

A. PENDAHULUAN

Bank syariah merupakan bank yangberpotensi sesuai dengan prinsip- prinsipsyariah Islam. Karakteristik sistemperbankan syariah yang beroperasiberdasarkan prinsip bagi hasil yang salingmenguntungkan antara pihak nasabah danpihak bank, serta menonjolkan aspekkeadilan dalam bertransaksi, investasi yangberetika, mengedepankan nilai-nilaikebersamaan dan persaudaraan dalamberproduksi, dan menghindari kegiatan

spekulatif dalam bertransaksi keuangan.(www.bi.go.id : 2014) Bank syariahmempunyai fungsi tidak jauh berbedadengan bank konvensional yaitu sebagailembaga yang menerima dana darimasyarakat dalam bentuk tabungan,menyalurkan dana kepada masyarakatdalam bentuk kredit, dan sebagai lalu lintastransaksi perdagangan (pelayanan jasa).Sehingga prinsip umum pengaturan danpengawasan bank berlaku pula pada banksyariah. Oleh karena itu bank mempunyaiperanan penting dalam memajukanperekonomian suatu Negara, khususnya

Page 22: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

21

sebagai lembaga penerima dan penyalurdana masyarakat.Kesehatan merupakan hal yang paling

penting didalam kinerja perbankan. Bankyang tidak sehat, bukan hanyamembahayakan dirinya sendiri, akan tetapipihak lain. Penilaian kesehatan bank amatpenting disebabkan karena bank mengeloladana dari masyarakat yang dipercayakankepada bank. Masyarakat pemilik danadapat saja menarik dana yang dimilikinyasetiap saat dan bank harus sanggupmengembalikan dana yang dipakainya jikaingin tetap dipercaya oleh nasabahnya.(Bayu Aji Permana : 2012)Salah satu indikator kesehatan perbankan

adalah tingkat pengembalian pembiayaanyang lancar atau dengan kata lain tingkatlikuiditas yang baik. Tingkat likuiditastercermin dari tingkat Non Performingfinancing (NPF), semakin kecil tingkat NPFmaka likuiditasnya semakin baik. Sebaliknyasemakin tinggi tingkat NPF maka banksemakin tidak sehat karena likuiditasnyarendah.Pada tahun 2008 Bank Indonesiamengularkan peraturan rekonstrukturisasipembiayaan. Peraturan tersebut tertuangdalam PBI No. 10/18/PBI/2008. Dalamperaturan tersebut BI menyatakan bahwadalam memberikan pembiayaan kepadanasabah perbankan harus memperhatikanprinsip-prinsip kehati-hatian dan prinsip-prinsip syariah. Pada tahun 2011 peraturantersebut disempurnakan dan dikeluarkanPeraturan BI No. 13/9/PBI/2011 mengenairestrukturisasi pembiayaan perbankansyariah dan unit usaha syariah masuk dalam23 kebijakan BI yang diumumkan hari Rabutanggal 29 Desember 2011.(www.republika.co.id : 2014)Restrukturisasi pembiayaan Bank UmumSyariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)adalah restrukturisasi terhadap pembiayaan

dengan kolektibilitas lancar dan dalamperhatian khusus, namun hanya dibatasisatu kali agar perbankan syariah tetapmenjaga prinsip prudential banking.Sedangkan pembiayaan dengankolektibilitas kurang lancar, diragukan, danmacet, peraturannya diserahkan kepadainternal bank untuk menetapkan maksimumjumlah pelaksanaan restrukturisasipembiayaannya.Pembiayaan merupakan salah satu bentukpenyaluran dana kepada masyarakat yangdilakukan oleh perbankan syariah. Danayang disalurkan merupakan dana yang telahdihimpun oleh perbankan dari masyarakatyang memiliki surplus dana. Pembiayaanpada perbankan syariah juga dimaksudkanuntuk mendorong perekonomianmasyarakat pada sektor riil sehingga danayang terkumpul terus berputar padamasyarakat.Namun penyaluran pembiayaan kepadamasyarakat rentan akan risiko pembiayaanbermasalah atau Non Performing Financing(NPF). Risiko imi bersifat fluktuatif sehinggaperlu diamati dengan baik.

Gambar 1.1 Rasio kecukupan modal dan pembiayaanbermasalah Bank Umum Syariah dan Unit UsahaSyariah (Sumber: Statistik Perbankan Syariah Diolah)

Terlihat pada gambar 1.1 yang menunjukan

Page 23: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

22

bahwa tingkat NPF mengalami kenaikan,walaupun terjadi penurunan pada tahun2012 sebesar 0,3% namun kenaikan yangterjadi pada tahun 2013 sebesar 0,4%, padatahun 2014 kenaikannya sebesar 0,76% danpada akhir tahun 2015 tingkat NPFmengalami penurunan sebesar 0.19%.Namun, masih melebihi dari tingkat NPFyang ditentukan oleh BI yaitu sebesar 2%.

B. TINJAUAN LITERATUR1. Perbankan SyariahPerbankan syariah berdasarkan UU No. 21Tahun 2008 adalah segala sesuatu yangmenyangkut tentang Bank Umum Syariahdan Unit Usaha Syariah, mencakupkelembagaan, kegiatan usaha, serta cara danproses dalam melaksanakan kegiatanusahanya. Berdasarkan UU No. 21 Tahun2008, Bank Syariah menjalankan kegiatanusahanya berdasarkan prinsip syariah danmenurut jenisnya terdiri atas Bank UmumSyariah dan Bank pembiayaan RakyatSyariah. Bank Umum syariah dalammenjalankan kegiatannya memberikan jasadalam lalulintas pembelajaran, sedangkanBank Pembiayaan Rakyat Syariah dalamkegiatannya tidak memberikan jasa dalamlalu lintas pembayaran.Berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008, UnitUsaha Syariah, yang selanjutnya disebutUUS, adalah unit kerja dari kantor pusatBank Umum Konvensional yang berfungsisebagai kantor induk dari kantor atau unityang melaksanakan kegiatan usahaberdasarkan prinsip syariah, atau unit kerjadi kantor cabang dari suatu bank yangberkedudukan di luar negeri yangmeleksanakan kegiatan usaha secarakonvensional yang berfungsi sebagai kantorinduk dari kantor pembantu syariahdan/atau unit syariah.Tabel 2.1Perbedaan Bank Syariah dan Bank

Konvensional

Sumber : Muhammad Syafi’i Antonio dalam bukuBank Syariah dari Teori ke Praktik (2009:34)

2. Non Performing FinancingSuatu kredit dinyatakan bermasalah jikabank benar-benar tidak mampu menghadapirisiko yang ditimbulkan oleh kredit tersebut.Risiko kredit didefinisikan sebagai risikokerugian sehubungan dengan pihakpeminjam (counterparty) tidak dapat dantidak mau memenuhi kewajiban untukmembayar kembali dana yang dipinjamnyasecara penuh pada saat jatuh tempo atausesudahnya (Idroes dalam Rahmawulan,2008). Sebagai indikator yang menunjukankerugian akibat risiko kredit adalahtercermin dari besarnya non performingfinancing (NPF).Ketidak lancaran nasabah dalam memenuhikewajibannya membayar angsuran pokokmaupun bagi hasil/profit marginpembiayaan mengakibatkan adanya

Bank Islam Bank Konvensional

Melakukan investasiyang halal saja

Investasi yang halaldan haram

Berdasarkan prinsip bagihasil, jual beli, atausewa.

Memakai perangkatbunga

Profit dan falah oriented Profit oriented

Hubungan dengannasabah dalammelakukan bentukhubungan kemitraan

Hubungan dengannasabah dan bentukhubungan debitur-debitur

Penghimpunan danpenyaluran dana harussesuai dengan fatwaDewan PengawasSyariah

Tidak terdapat dewansejenis

Page 24: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

23

kolektibilitas pembiayaan. Berdasarkankriteria yang sudah ditetapkan oleh BankIndinesia kategori yang termasuk NPF adalahpembiayaan kurang lancar, diragukan danmacet.Non performing financing (NPF) akanberdampak pada menurunnya tingkat bagihasil yang dibagikan pada pemilik dana.Hubungan antara bank dan nasabahdidasarkan pada dua unsur yang salingterkait, yaitu hukum dan kepercayaan. Suatubank hanya dapat melakukan kegiatan danmengembangkan usahanya apabila nasabahpercaya untuk menempatkan uangnya.Kemudian setelah menghimpun dana darimasyarakat dalam bentuk simpanan, bankkemudian menyalurkan kembali kepadamasyarakat dalam rangka meningkatkantaraf hidup masyarakat (Rahmawulan,2008). Kredit macet dalam jumlah besar ataubahkan informasi yang tidak benar mengenaikredit macet yang dialami bank tertentu, jikatidak segera diambil langkahpenanggulangan, maka akan menimbulkankegelisahan pada nasabah bank yangbersangkutan dan memungkinkan terjadinyarush.2.3 Kecukupan ModalRasio permodalan berfungsi untukmengukur kemampuan bank dalammenyerap kerugian-kerugian yang tidakdapat dihindari lagi serta dapat puladigunakan untuk mengukur besar kecilnyakekayaan bank tersebut atau kekayaan yangdimiliki oleh para pemegang sahamnya.(Kusumo, 2008)Berdasarkan PBI No. 91/1/2007, penilaianpermodalan merupakan penilaian terhadapkecukupan modal bank dan UUS untukmenutupi eksposur risiko saat ini danmengantisipasi eksposur risiko di masadepan. Penilaian terhadap faktorpermodalan meliputi penelitian terhadapkomponen-komponen sebagai berikut:

1. Kecukupan, proyeksi (trend ke depan)permodalan dan kemampuan permodalandalam menutupi risiko2. Kemampuan memelihara kebutuhanpenambahan modal yang berasal darikeuntungan, rencana permodalan untukmendukung pertumbuhan usaha, akses padasumber permodalan dan kinerja keuanganpemegang saham.Bank Indonesia :“CAR adalah rasio kecukupan modal bankyang diukur berdasarkan perbandinganantara jumlah modal dengan aktivatertimbang menurut risiko (ATMR).”Menurut Dendawijaya (2005:121)Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasioyang memperlihatkan seberapa jauh seluruhaktiva bank yang mengandung risiko (kredit,penyertaan, surat berharga, tagihan padabank lain) ikut dibiayai dari dana modalsendiri bank disamping memperoleh dana-dana sari sumber-sumber diluar bank,seperti dana masyarakat, pinjaman (utang),dan lain-lain. Dengan kata lain, CAR adalahrasio kinerja bank untuk mengukurkecukupan modal yang dimiliki bank untukmenunjang aktiva yang mengandung ataumenghasilkan risiko, misalnya kredit yangdiberikan.Modal inti bank terdiri atas modal disetor,agio saham, cadangan umum dan labaditahan. Modal pelengkap adalah cadanganrevaluasi aktiva tetap.Menurut ketentuan Bank Indonesia, bankyang dinyatakan sehat harus memiliki CARpaling sedikit 8%. Hal ini didasarkan kepadaketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank ofInternasional Statement).Berdasarkan Lampiran Surat Edaran BankIndonesia No. 9/24/DPbS :Tujuan perhitungan rasio kecukupan modalpemenuhan Kewajiban Penyediaan ModalMinimun (KPMM) adalah mengukurkecukupan modal bank dalam menyerap

Page 25: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

24

kerugian dan pemenuhan ketentuan KPMMyang berlaku.Perhitungan Modal dan Aktiva TertimbangMenurut Risiko (ATMR) berpedoman padaketentuan Bank Indonesia tentang KPMMbank umum berdasarkan prinsip syariahyang berlaku. Kriteria penetapan peringkatfaktor permodalan:1. Peringkat 1, mencerminkan tingkat modalsecara signifikan berada lebih tinggi dariketentuan KPMM yang berlaku dandiperkirakan tetap berada lebih tinggi dariketentuan KPMM yang berlaku dandiperkirakan tetap berada di tingkat iniuntuk 12 (dua belas) bulan mendatang.2. Peringkat 2, mencerminkan tingkatmoadal berada lebih tinggo dari ketentuanKPMM yang berlaku dan diperkirakan akantetap berada ditingkat ini serta membaikdari tingkat saat ini untuk 12 (dua belas)bulan mendatang3. Peringkat ke 3, mencerminkan tingkatmodal berada sedikit di atas atau sesuaidengan ketentuan KPMM yang berlaku dandiperkirakan tetap berada pada tingkat iniselama 12 (dua belas) bulan mendatang.4. Peringkat 4, mencerminkan tingkat modalsedikit dibawah ketentuan KPMM yangberlaku dan diperkirakan mengalamiperbaikan dalam 6 (enam) bulan mendatang5. Peringkat 5, mencerminkan tingkat modalberada lebih rendah dari ketentuan KPMMyang berlaku dan diperkirakan tetap beradaditingkat ini atau menurun dalam 6 (enam)bulan mendatang.2.4 Rasio Return Profit Loss Sharingdibanding Return Total PembiayaanSebagaimana diungkapkan dalam banyakliterature, bahwa jenis pembiayaan profitloss sharing (PLS) yang terdiri darimudharabah dan musyarakah adalah skemapembiayaan yang paling ideal dalamperbankan syariah. Pembiayaan ini menjadipembeda yang nyata dari sistem bank

konvensional.Akan tetapi pembiayaan PLSini memiliki risiko yang sangat tinggi, hal inidisebabkan dalam kontak ini keuntunganyang diperoleh oleh shohibul maal (bank)relatif tidak pasti, bahkan harus siap ikutmenanggung kerugian. Tidak adanyaketentuan jaminan dalam pembiayaan PLSmenyebabkan bank menghadapi risiko yangsangat tinggi terutama risiko terjadinyamoral hazard dan adverse selection karenaadanya informasi yang asimetri. (Wiliasih,2005)Khan dan Chapra (dalam WIliasih, 2005)menjelaskan salah satu penyebab kenapaskema PLS masih kurang diminati oleh banksyariah adalah model pembiayaan berbasisPLS relative berisiko karena tingkat returnyang dihasilkan bisa saja positif ataunegative, tergantung pada hasil akhir bisnisyang dibiayai. Ini berarti, ada kemungkinanterjadi pengikisan nilai pokok dari rekeninginvestasi ketika terjadi kerugian.Dalamsistem perbankan konvensional, hal ini tidakboleh terjadi, karena semua jenis simpanan(baik itu giro, tabungan, maupun depositi),harus mendapat jaminan. Akibatnyaterdapat pengikisan dana deposan, banksyariah akhirnya mulai ragu untukmeningkatkan model pembiayaan ini dalamtahap pertama operasionalnya.Hasil penelitian Khan dan Ahmed (2001)mengenai tingkat risiko model- modelpembiayaan dalam bank syariahberdasarkan persepsi bank, mendapatkanmodel pembiayaan PLS pada posisipembiayaan paling berisiko dibandingkanmodel-model pembiayaan lainnya. Dalambank konvensional untuk menekan tingkatrisiko yang tinggi atau kondisi yang berisikotinggi bank menggunakan kebijakan tingkatsuku bunga. Jika suku bunga pinjaman tinggi,mestinya akan berdampat pada rendahnyajumlah pengajuan pinjaman. Suku bungayang tinggi dijadikan insentif agar individu

Page 26: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

25

atau perusahaan tidak dengan mudahmengajukan kredit berisiko tinggi.Meskipun demikian bank akan mengadapiperusahaan/debitur yang memiliki sifat yangberbeda-beda terhadap investasi berisiko.Adanya tiga tipe perusahaan/debitur dalammenghadapi risiko, yaitu agresif: yang sangatberani mengambil risiko, kedua moderat:mengambil risiko sewajarnya dan terakhirkonservatif: takut mengambil risiko. Sebagaicontoh bank meningkatkan tingkat sukubunga berarti menurunkan pengeluaraninvestasi.Perusahaan yang mempunyai risikoproyek investasi tinggi cenderung untukmenyanggupi membayar tingkat suku bungayang tinggi, sedangkan perusahaan yangbagusdengan rating kredit yang baguscenderung untuk tidak memintapembiayaan.Penerapannya di bank syariah, sebagai sikapberhati – hati dalam menerapkan jenispembiayaan yang berisiko tinggi, bankcenderung menetapkan nisbah bagi hasil(pendapatan) yang tinggi dari pembiayaanPLS. Besaran nisbah bagi hasilmencerminkan besaran risiko yang ditoleliroleh bank dalam memperoleh pendapatanbagi hasil.Dengan menetapkan nisbah yang akanmemberikan returntinggi untuk jenispembiayaan yang berisiko (profit losssharing: mudhorobah dan musyarokah)berarti telah mencegah terjadinya risikomoral hazarduntuk debiturdebitur yangtidak bertanggung jawab. Semakin tinggirasio return, berarti semakin baik kebijakanbank tersebut dalam mengantisipasikemungkinan terjadinya moral hazard. Carauntuk mendapatkan return yang lebih tinggidapat diperoleh dengan cara meningkatkanrasio profit untuk bank dalam perjanjiandengan debitur (Barenberg dalam Wiliasih:2005).Nasution dan wiliasih (2007) dalam

penelitiannya yang berkaitan dengan rasionon performing financing (NPF) dan jenispembiayaan profit loss sharing (PLS),mengembangkan variabel rasio return profitloss sharing (PLS) dibanding return totalpembiayaan.Variabel ini dikembangkan untuk melihatkeseriusan bank dalam mencegah terjadinyamoral hazard dan adverse selection. Variabelini cermin tingkat kehati- hatian bank dalammelakukan pembiayaan.Variabel tersebut adalah pengembangandari model penelitian Wu, Chan, dan Selviliyang mencoba melihat hubungan antarasistem perbankan, pasar real estate, dan nonperforming loan (NPL). Penelitian inidilakukan untuk melihat sejauh manakebijakan kredit perbankan berpengaruhterhadap besaran non performing loan.Sebagai pembanding mereka juga melihatfaktor lainnya yang berpengaruh terhadapnon performing loan, yaitu: macroeconomicperformance, dan real estate marketperformance.Variabel tersebut kemudian dimodifikasi dandisesuaikan dengan karakteristik sistem dibank syariah menjadi variabel rasio returnpembiayaan profit loss sharing (PLS)dibandingkan dengan return totalpembiayaan.Rate of Return (RR) merupakan gambaranperbandingan antara pendapatan yangdihasilkan oleh pembiayaan PLS denganreturn total pembiayaan (M. Ihsan, 2011).2.5 Rasio Alokasi Piutang Murabahahdibanding Pembiayaan Profit Loss SharingMenurut Syamsuddin (2008), ada beberapaalasan akad murabahahsangat populerdalam operasi perbankan syariah, yaitu:Pertama, dari sisi bank syariah ;investasijangka pendek yang cukup memudahkan,benefit yang berasal dari mark upbisaditentukan dan dipastikan ; serta menjauhiketidakpastian dan minimalisasi resiko yang

Page 27: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

26

ada pada sistem bagi hasil. Kedua, dari sisinasabah ;murabahahtidak memungkinkanbank-bank syari’ah untuk mencampurimanajemen bisnis. Lain ceritanya denganpembiayaan mudharabah(Trust financing)yang terkadang pihak bank memaksakanuntuk menempatkan satu wakilnya padajajaran manajemen perusahaan, untukmelakukan pengawasan internal.Jika preferensi bank syariah dalam memilihpituang murabahahyang berisiko rendahdikarenakan alasan kehati-hatian, hal initentunya akan berimplikasi kepada tingkatnon performing financingNPF. Kebijakanalokasi piutang murobahah(bersiko rendah)dibandingkan alokasi pembiayaan berisikotinggi (profit loss sharing: mudhorobahdanmusyarokah) menjadi variabel yangmemengaruhi besaran NPF.Berdasarkan survey dan wawancara Fitrijantidan Qodriyah (2004) terhadap pihak dariBank Indonesia dan beberapa praktisi diperbankan syariah, faktor faktor yangsignifikan yang berpengaruh pada tinggirendahnya non performing financing (NPF)di perbankan syariah adalah jenis produkpembiayaan (dibedakan berdasarkan equitifinancing: profit loss sharing, dan debtfinancing: Murbahah, istisna’, salam), jenispembiayaan (produktif dan konsumtif), sertadari jenis sektor ekonomi pembiayaan(industri primer, sekunder, dan tersier).

C. METODOLOGIObjek penelitian adalah kinerja perbankanpada perbankan syariah di Indonesia padaperiode 2011-2015 yang telah memenuhisyarat yang ditentukan oleh penulis, denganfokus penelitian pada pembiayaanbermasalah (NPF), kecukupan modal(CAR),rate of return (RR) dan rate offinancing (RF).

Variabel-variabel yang dioperasionalisasikanadalah semua variabel yang terkandungdalam hipotesis yang telah dirumuskan,adalah sebagai berikut:1. Variabel independen atau bebas (X) yaituvariabel yang mempengaruhi variabel lain.Dalam penelitian ini variabel bebas yangdigunakan terdiri dari:

a. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalahrasio yang memperlihatkan seberapajauh seluruh aktiva bank yangmengandung risiko (kredit,penyertaan, surat berharga, tagihanpada bank lain) ikut dibiayai daridana modal sendiri bank disampingmemperoleh dana-dana darIsumber-sumber diluar bank, sepertimasyarakat, pinjaman (utang), danlain-lain. (Dendawijaya, 2005:121)

b. Rate of Return (RR) merupakangambaran perbandingan antarapendapatan yang dihasilkan olehpembiayaan PLS dengan return totalpembiayaan. (M. Ihsan, 2011)

c. Rate of Financing (RF) adalah rasioyang menggambarkan alokasipembiayaan murabahahdibandingkan dengan pembiayaanberisiko pembiayaan PLS. (M. Ihsan,2011)

2. Variabel dependen (Y) atau terikat yaituvaribel yang nilainya dapat dipengaruhi olehvariabel lain. Dalam penelitian ini yangmenjadi variabel dependen adalah NonPerforming Financing (NPF) adalah rasioyang menunjukan kemampuan bank dalammenjaga kualitas aktiva produktif yangdimiliki bank. (Nazir, 2008:40)Purposive sampling adalah teknikpengambilan sampling denganpertimbangan tertentu (Sugiyono : 2011).Adapun pertimbangan yang digunakan yaitudengan melihat:

Page 28: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

27

1. Lembaga sudah menerbitkan laporankeuangan sejak tahun 20112. Lembaga mengeluarkan produkpembiayaan dengan akad murabahah, akadmusyarakah dan akad mudharabah sejaktahun 2011.Maka didapatkan sebanyak 10 Bank UmumSyariah yaitu Bank MuamalatIndonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank MegaSyariah, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah,Bank BCA Syariah, Bank BJB Syariah, BankSyariah Bukopin, Bank Victoria Syariah, danBank Panin Syariah.Data yang digunakan dalam penelitian inibersifat sekunder, artinya data yang adadiperoleh dari pihak lain yang telahmenghimpunnya terlebih dahulu. Pihak lainyang telah menghimpun data yang dipakaiuntuk penelitian ini berasal dari data yangdikeluarkan oleh para perbankan syariah diIndonesia berupa laporan keuangan tahunanserta beberapa dokumen-dokumen lainnya.Data yang digunakan diambil dari Laporankeuanganperusahaan. penelitian ini adalahdari tahun 2011 sampai 2015.Langkah-langkah yang digunakan dalamperancangan analisis penelitian ini adalah:1. Melakukan pendataan terhadap objekpenelitianPendataan dilakukan dengan caramengumpulkan laporan keuangan yangdigunakan untuk melakukan perhitungankinerja perbankan selama tahun 2011sampai tahun 2015.2. Pengujian hipotesisPengujian hipotesis dalam penelitian berupapengujian hipotesis komparatif yang akandijelaskan pada sub bab berikutnya.3. Eksploratif kualitatifData yang ada akan disajikan dalam bentukdata yang sudah dianalisis. Data yangdidapatkan dari hasil kinerja tahunan yangdibuat sebelasperbankan syariah diIndonesia akan disajikan dalam bentuk

uraian yaitu tentang bagaimana hasil analisayang didapat dari nilai varians-varianstersebut.Hipotesis merupakan pernyataan statistiktentang parameter populasi.Hipotesis dalamarti penelitian yaitu jawaban sementaraterhadap rumusan masalah penelitian(Sugiyono, 2011:84).Uji FUji F dilakukan untuk menguji apakahvariabel bebas berpengaruh secara simultanterhadap variabel terikat. Bentukhipotesisnya adalah:Ho :β1 = β2 =...= β n = 0 “CAR, RR dan RF tidakberpengaruh signifikan secara simultanterhadap NPF”.Ha : β 1 = β 2 =...= β n = 0 “CAR, RR danRFberpengaruh signifikan secara simultanterhadap NPF”.Untuk menghitung nilai F hitung digunakanrumus sebagai berikut:Dimana:n : banyaknya sampelk : jumlah variabel xR2 : koefisien determinasiKriteria uji hasil F hitung dibandingkandengan F tableUji tUji t dilakukan untuk menguji apakahterdapat pengaruh yang signifikan secaraparsial antara variabel independen dandependen. Bentuk hipotesisnya adalah:a. Ho1 : β1 ≤ 0 “Jika CAR mengalamipeningkatan maka pembiayaan bermasalahmengalami peningkatan.”Ha1: β1>0 “Jika CAR mengalami peningkatanmaka pembiayaan bermasalah akanmengalami penurunan”b. Ho2 : β2≥0 “Jika RR mengalamipeningkatan maka pembiayaan bermasalahmengalami penurunan.”Ha2: β2<0 “Jika RR mengalami peningkatanmaka pembiayaan bermasalah akanmengalami peningkatan.”

Page 29: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

28

c. Ho3 : β3 ≤ 0 “Jika RF mengalamaipeningkatan maka pembiayaan bermasalahmengalami peningkatan.”Ha3: β3>0 “Jika RF mengalami peningkatanmaka pembiayaan bermasalah mengalamipenurunan.”Penetapan Uji StatistikaPenelitian ini meneliti hubungan antarasuatu variabel dependen dalam hal iniadalah non performing financing, denganbeberapa variabel-variabel independenyaitu tingkat kecukupan modal (CAR), rasioreturn profit loss sharing dibanding returntotal pembiayaan (RR), rasio alokasi piutangmurabahah terhadap alokasi pembiayaanprofit loss sharing (RF). Oleh karena itu tesstatistik yang digunakan untuk mengujihipotesis pada penelitian ini adalah analisisregresi berganda yang menggunakan teknikOrdinary Least Square (OLS). Penelitian inimenggunakan alat bantu berupa softwareprogram Eviews 8.Uji Asumsi KlasikPenggunaan Ordinary Least Square atau OLSmensyaratkan pemenuhan beberapa asumsi(disebut asumsi klasik: Gauss-Markov). Jikaasumsi ini dipenuhi, maka parameter yangdiperoleh dengan OLS adalah bersifat BLUEatau Best Linear Unbiased Estimator(Ariefanto, 2012: 26). Untuk itu, perludilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.Uji persyaratan analisis untuk regresiberganda adalah:1. Uji NormalitasSalah satu asumsi yang sering digunakandalam analisis runtun waktu (dan analisisstatistika secara umum) adalah adanyaasumsi data mengikuti distribusi normal.Dalam melakukan pengujian kenormalandari data maka dapat digunakanmetode/pendekatan grafik dan pendekataninferensi statistika dengan uji hipotesis(Rosadi, 2012: 29).2. Uji Autokorelasi

Autokorelasi menunjukkan sifat residualregresi yang tidak bebas dari satuobservasi ke observasi lainnya (Ariefianto,2012: 26). Fenomena ini umum ditemukanpada regresi dengan data yang bersifat timeseries tetapi kadang juga ditemukan padadata cross section.Uji autokorelasi dapat dilakukan denganmenggunakan uji Durbin Watson (DW) danuji Breusch Godfrey Lagrange Multiplier(BGLM). Jika menggunakan uji BGLM,indikator autokorelasi dapat dilihat padanilai Prob. Chi Square danmembandingkannya dengan nilai signifikansiα. Data dikatakan terbebas dari autokorelasiapabila nilai Prob. Chi Square lebih besar darinilai signifikansi α.Apabila error mengandung korelasi serialmaka dapat dilakukan estimasi denganmetode generalized least square, melaluirespesifikasi model dengan memasukkankomponen lag variabel dependen atauindependen ke dalam model, ataumenggunakan pendekatan Newey-Westyang bersifat heteroskedasticity andautocorrelation consistent (HAC).3. Uji HeteroskedasitasMenurut Rosadi (2012: 53) uji ini bertujuanuntuk menganalisis apakah varians dari errorbersifat tetap/konstan (homokedastik) atauberubah-ubah (heteroskedastik). Deteksiadanya heteroskedastisitas dapat dilakukansecara grafis dengan melihat apakahterdapat pola non-random dari plot residualatau residual kuadratis terhadap suatuvariabel independen X atau terhadap nilaifitted variabel dependen Y (dengan modelyang telah diestimasi).Di dalam literatur dikenal banyak metodeuntuk pengujian heteroskedastisitas, diantaranya yang popular adalah uji White,dihitung nilai statistik uji White W =dengan n menunjukkan banyaknya data,sedangkan adalah nilai koefisien

Page 30: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

29

determinasi dari persamaan regresi semuantara residual (sebagai variabel dependen)dengan variabel-variabel independen,kuadrat, dan interaksi antarvariabelindependen dalam model regresi yang diuji.Untuk membuktikan dugaan pada ujiheteroskedastisitas adalah denganmemperhatikan nilai F dan Obs*R-squared .Jika nilai prob F lebih besar dari α atauObs*R-squared lebih kecil dari tabel,maka tidak terjadi heteroskedastisitas.4. Uji MultikolinearitasMultikolinearitas diartikan sebagai adanyahubungan linier antara beberapa atausemua variabel bebasnya pada modelregresi. Untuk melihat adanyamultikolinearitas pada model, dapatdideteksi dengan cara melihat correlationmatrix. Jika korelasi antara variabel bebaskurang dari 0,8 maka dapat dikatakan tidakada multikolinearitas (Gujarati, 2009).Idealnya variabel-variabel independen daripersamaan regresi tidak memiliki korelasisatu dengan yang lainnya. Kalaupunterdapat korelasi, korelasi tersebut haruslahrendah agar tidak terjadi masalah.Uji multikolinearitas juga dapat dilakukandengan melihat hasil estimasi OLS. Jika hasilestimasi memiliki nilai R squared danadjusted R squared yang tinggi disertaidengan nilai t yang signifikan maka modeldiabaikan dari masalah multikolinearitas.Tetapi jika hasil estimasi memiliki nilai Rsquared dan adjusted R squared yang tinggitetapi memiliki nilai t yang tidak signifikanmaka model diindikasikan memiliki masalahmultikolinearitas.Pada penelitian ini menggunakan analisisregresi berganda dengan model OrdinaryLeast Square (OLS) atau metode kuadratterkecil. Analisis regresi digunakan untukmengetahui hubungan antara variabeldependen dengan variable independen. OLS

dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss,seorang ahli matematika bangsa Jerman.Menurut Lains (2003) dalam Pranata (2013),OLS adalah salah satu metode yang palingpopular dalam mengestimasi nilai rata-ratadari variabel random. Dalam penggunaanregresi, terdapat beberapa asumsi dasaryang dapat menghasilkan linear tidak biasyang terbaik dari model regresi yangdiperoleh dari metode OLS agar penaksirkoefisien regresi itu bersifat BLUE (Best,Linear, Unbiased, Estimator). OLSmerupakan salah satu metode estimasiparameter untuk regresi linear berganda.Pengembangan model untuk penelitian iniadalah sebagai berikut. TBH = β0 + β1CAR +β2RR + β3RF + uiDimanaNPF = Pembiayaan Bermasalah rasioβ0 = β1 – β3 = ui = koefisien regresi variabelgangguan/errorAnalisis Korelasi BergandaBerdasarkan adanya regresi linear bergandaini, kemudian dihitung besarnya koefisienkorelasi secara keseluruhan (R) dan koefisiendeterminasi (multikorelasi) yaitu R2 yangmerupakan bagian dari variasi total dalamvariabel terikat yang dapat dijelaskan olehvariabel bebas secara bersama-sama.Koefisien korelasi yang digunakan untukmengetahui seberapa erat hubungan antarakeseluruhan variabel bebas (CAR, RR, danRF) dengan variabel terikat (NPF).Nilai koefisien determinasi ialah antara 0hingga 1. Nilai R2 yang mendekati 1menunjukkan bahwa variabel dalam modeltersebut dapat mewakili permasalahan yangditeliti, karena dapat menjelaskan variasiyang terjadi pada variabel dependennya.Nilai koefisien determinasi akan cenderungsemakin besar bila jumlah variabel bebasdan jumlah data yang diobservasi semakinbanyak. Oleh karena itu, digunakan ukuranadjusted R2, untuk menghilangkan bias

Page 31: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

30

akibat adanya penambahan jumlah variabeldan jumlah data yang diobservasi.5. Pengujian Koefisien RegresiPengujian yang dilakukan adalah untukmengetahui apakah persamaan regresi yangdihasilkan sudah dapat digunakan sebagaikesimpulan atau apakah hubungan yangterdapat antara variabel-variabel yangditeliti cukup berarti dalam populasi.Analisis Secara SimultanPengujian ini bertujuan untuk mengetahuiapakah variabel-variabel independen secarasimultan atau bersama-samamempengaruhi variabel dependen secarasignifikan. Pengujian ini menggunakan uji Fyaitu dengan membandingkan F hitungdengan F tabel. Uji ini dilakukan dengansyarat :- Ho diterima bila F-statistik ≤ F-tabel- Ho ditolak bila F-statistik > F-tabelPengujian ini juga dapat menggunakanpengamatan nilai signifikan F pada tingkat αyang digunakan (penelitian ini menggunakantingkat α sebesar 5%) dengan syarat-syaratsebagai berikut:- Ho diterima jika signifikansi F > 0,05- Ho ditolak jika signifikansi F < 0,05Bila terjadi penerimaan Ho, maka dapatdiartikan sebagai tidak signifikannya modelregresi multipel yang diperoleh sehinggamengakibatkan tidak signifikan pulapengaruh dari variabel-variabel independensecara bersama-sama (simultan) terhadapvariabel dependen.Analisis Secara ParsialPengujian ini dilakukan untuk mengetahuiapakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabelterikat. Uji t merupakan pengujian hipotesaHo dan Ha. Penilaiannya dilakukan denganmenguji dua arah dalam tingkat signifikansi= α dan df = n – k (n= jumlah observasi, k =jumlah variabel) maka hasil pengujian akanmenunjukkan:

- Ho diterima bila | t-statistik | < | t-tabel |- Ho ditolak bila | t-statistik | > | t-tabel |Pengujian ini juga dapat menggunakanpengamatan nilai signifikan t pada tingkat αyang digunakan (penelitian ini menggunakantingkat α sebesar 5%) dengan syarat-syaratsebagai berikut:- Ho diterima jika signifikansi t > 0,05- Ho ditolak jika signifikansi t < 0,05Bila terjadi penerimaan Ho, maka dapatdiartikan sebagai tidak signifikannyapengaruh dari variabel-variabel independensecara parsial terhadap variabel dependen.6. Penetapan Tingkat SignifikansiPengujian hipotesis akan dilakukan denganmenggunakan tingkat signifikansi sebesar0,05 (α = 0) atau tingkat keyakinan sebesar0,95 karena tingkat signifikansi tersebutyang umumnya digunakan pada penelitian-penelitian ilmu- ilmu sosial dan dianggapcukup tepat untuk mewakili hubungan antarvariabel yang diteliti. (Nazir, 2003:460)7. Penarikan KesimpulanDari hipotesis-hipotesis yang didapatkantadi, kita dapat menarik kesimpulan apakahvariabel-variabel bebas secara simultanmemiliki pengaruh signifikan atau tidakterhadap variabel terikat, dan bagaimanabuhungan antara variabel-variabel bebasterhadap variabel terikat secara parsial.Dalam hal ini ditunjukkan dengan penolakanHo atau penerimaan hipotesis alternatif(Ha).

D. HASIL DAN ANALISISBerdasarkan pengolahan data Eviewsdidapatkan hasil bahwa nilai JB sebesar1,893360 sedangkan 3030 tabelnya adalah5,99 sehingga nilai JB < 3030 tabel, makadapat disimpulkan bahwa pada penelitian iniresidualnya berdistribusi normal. Darimatriks korelasi pengolahan data EViews,dapat dilihat bahwa hubungan antara

Page 32: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

31

variabel independen semuanya dibawah 0,8sehingga bisa disimpulkan bahwa tidakterdapat masalah multikolinieritas di dalammodel. Sedangkan nilai prob F (0,1944) > α(0,05), maka dapat dikatakan bahwa tidakterdapat heteroskedastisitas pada penelitianini. Indikator autokorelasi dapat dilihat padanilai Prob. Chi Square danmembandingkannya dengan nilai signifikansiα. Data dikatakan terbebas dari autokorelasiapabila nilai Prob. Chi Square lebih besar darinilai signifikansi α. Pada tabel di atas dapatkita lihat bahwa residual model ini Prob. ChiSquare = 0,3845 yang nilainya lebih besardari α, yang artinya tidak terdapatautokorelasi.Model Persamaan Regresi Linear BergandaBerdasarkan hasil regresi denganmenggunakan metode Least Squaresdiperoleh persamaan regresi sebagaiberikut:1. 5,149816 merupakan nilai intercept.Merupakan nilai variabel dependen taksiranpada saat nilai CAR, RR, dan RF sama dengannol.2. -0,120372 berarti setiap kenaikan CARsebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPFsebesar 0,120372 dengan asumsi variabel RRdan RF tetap.3. 0,972624 berarti setiap kenaikan RRsebesar 1 satuan akan meningkatkan nilaiNPF sebesar 0,972624 dengan asumsivariabel CAR dan RF tetap.4. -0,066711 berarti setiap kenaikan RFsebesar 1 satuan akan menurunkan nilai NPFsebesar 0,066711 dengan asumsi variabelCAR dan RR tetap.1. Analisis Korelasi bergandaUntuk mengetahui seberapa kuat variabel-variabel bebas menerangkan perubahanvariabel terikat, dapat dilihat melaluikoefisien korelasi dan koefisien determinasiR2. Berdasarkan hasil regresi diperoleh nilaiadjusted R-squared 0,288110. Itu berarti

variabel bebas dari CAR, RR dan RF secarabersama-sama mampu menjelaskan variasidari variabel terikat NPF sebesar 28,8110%sedangkan sisanya 71,1890% dipengaruhioleh variabel-variabel lainnya yang tidakterdapat dalam penelitian ini.1.1 Uji FUji F adalah uji yang dilakukan denganmenggunakan distribusi F untuk melihatpengaruh variabel bebas secara bersama–sama terhadap tingkat bagi hasil depositomudharabah. Kriteria untuk menguji F dapatdilihat dari nilai F hitung dibandingkandengan F-tabel atau bisa juga dengnpengamatan nilai signifikan F pada tingkat αyang digunakan (penelitian ini menggunakantingkat α sebesar 5%).Dikdapat bahwa nilai F-hitung 4,912211 > F-tabel 2,98 (α = 0,05; df1 = 3; df2 = 26), danProb (F-statistic) 0,007779 < 0,05 yangberarti Ho ditolak atau variabel bebas (CAR,RR, dan RF) memiliki pengaruh signifikansecara simultan terhadap variabel NPF.1. 2 Uji tPengujian ini dilakukan untuk mengetahuiapakah terdapat pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabelterikat. Hal ini dapat dilakukan denganmenilai kriteria t-hitung dibandingkandengan t-tabel atau bisa juga denganmembandingkan nilai signifikansi t padatingkat α yang digunakan (penelitian inimenggunakan tingkat α sebesar 5%).Untuk penelitian ini diperoleh nilai t-tabelnya adalah 2,05553 (α = 0,05; df = 26).Hasil penilaian kriteria uji t dapat dilihat dibawah ini:CAR: |3,545905| >2,05553 Ho ditolakRR: |0,192010| < 2,05553 Ho ditolakRF: |0,154143| < 2,05553 Ho ditolakBerdasarkan pengamatan nilai signifikansi tpada tingkat α:

Page 33: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

32

CAR: Prob 0,0015 < 0,05 Ho ditolak

RR: Prob 0,8492 > 0,05 Ho tidak dapatditolakRF: Prob 0,8787 > 0,05 Ho tidak dapatditolak

PengujianHipotesis

HipotesisAwal

Hasil Interpretasi

CAR secaraparsialberpengaruhnegatifterhadap NPF

Negatif Negatif Signifikan

RR secaraparsialberpengaruhpositifterhadap NPF

Positif PositifTidaksignifikan

RF secaraparsialberpengaruhnegatifterhadap NPF

Negatif NegatifTidakSignifikan

CAR, RR danRFmempengaruhiNPF secarasimultan ataubersama-sama

- - Signifikan

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis (Sumber: HasilPengolahan Data Eviews 8)

Hipotesis parsial yang pertama dalampenelitian ini adalah “jika tingkat CARmengalami peningkatan maka tingkat NPFpada Perbankan Umum Syariah mengalamipenurunan”.Kecukupan modal berpengaruh signifikanterhadap tingkat pembiayaan bermasalah.Artinya pada saat kecukupan modalmeningkat ternyata menyebabkan tingkatpembiayaan bermasalah menjadi menurun.Hal ini mengindikasikan bahwa ketika CARpada perbankan syariah meningkat, makabank syariah akan merasa aman untuk

menyalurkan pembiayaannya. Namun, halini berakibat bank syariah akan lebih longgardalam ketentuan penyaluran pembiayaanya.Jika kondisi initerjadi, maka risiko pembiayaan diberikankepada nasabah yang tidak layak akansemakin besar. (Zakiyah dan Yulizar : 2011)Hasil penelitian ini sama dengan hasilpenelitian yang dilakukan oleh Km. SuliAstrini, I Wayan Suwendra dan I ketutSuwarna (2014) dalam penelitiannya yangdilakukan pada perbankan konvensionalmenyatakan bahwa CAR berpengaruhnegatif terhadap NPL (Non Perfoming loan)hal ini mengindikasikan bahwa permodalanbank yang diwakilkan oleh rasio CAR harusmampu menutupi seluruh risiko usaha yangdihadapi oleh bank, termasuk risiko kerugianyang terjadi akibat terjadinya kreditbermasalah. Namun penelitian ini tidaksama dengan hasil penelitian Zakiyah danYulizar (2011) dalam penelitian padaperbankan syariah menyatakan bahwahubungan antara CAR dan NPF berpengaruhpositif, hal ini mengidentifikasikan bahwaketika CAR meningkat maka perbankansyariah merasa aman untuk menyalurkanpembiayaan berakibat pada longgarnyapemberian pembiayaan.Pengaruh Variabel Rasio Return Profit LossSharing Berbanding Return TotalPembiayaan Bermasalah TerhadapPembiayaan BermasalahHipotesis parsial yang kedua dalampenelitian ini adalah “jika tingkat RRmengalami peningkatan maka tingkat NPFPerbankan Umum Syariah akan mengalamipenurunan”Hasil penelitian menunjukan variabel RRberpengaruh positif dan tidak signifikanterhadap pembiayaan bermasalah. Hal ini

Page 34: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

33

mengindentifikasikan bahwa pembiayaanbagi hasil pada perbankan syariah terdapatindikasi moral hazard dan edverse selection.Sehingga, menyebabkan ketika pembiayaanbagi hasil meningkat akan meningkatkanpembiayaan bermasalah. Pembiayaan PLSini memiliki risiko yang sangat tinggi, hal inidisebabkan dalam kontak ini keuntunganyang diperoleh oleh shohibul maal (bank)relatif tidak pasti, bahkan harus siap ikutmenanggung kerugian. Tidak adanyaketentuan jaminan dalam pembiayaan PLSmenyebabkan bank menghadapi risiko yangsangat tinggi terutama risiko terjadinyamoral hazard dan adverse selection karenaadanya informasi yang asimetri. (Wiliasih,2005).Hasil penelitian ini tidak konsisten denganpenelitian-penelitian sebelumnya.Penelitian yang dilakukan oleh Nasution danWiliasih (2007) menunjukkan bahwa RRberpengaruh negatif terhadap pembiayaanbermasalah dan penelitian yang dilakukanoleh Mutamimah dan Zaidah (2012)menunjukkan bahwa RR mempunyaihubungan negatif tidak signifikan terhadappembiayaan bermasalah. Namun padapenelitian yang dilakukan oleh penulisternyata RR berpenguh signifikan terhadappembiayaan bermasalah.Pengaruh Variabel Rasio Alokasi PiutangMurabahah dibanding Pembiayaan PLSTerhadap Pembiayaan BermasalahHipotesis parsial yang ketiga adalah “Jikatingkat RF mengalami peningkatan makatingkat NPF Perbankan Umum Syariah akanmengalami peningkatan.”Hasil penelitian menunjukkan RFberpengaruh negatif dan tidak signifikanterhadap pembiayaan bermasalahdibandingkan dengan variabel independen

lainnya. Hal ini mengidentifikasikan tidakterdapat indikasi moral hazard dan edverseselection dalam penyaluran pembiayaanbaik dari pihak bank maupun pihak nasabah.Selain itu pihak bank merasa lebih aman danfokus dalam menyalurkan pembiayaanmurabahah karena lebih mudah melakukanmaintenance terhadap debitur murabahah.Secara teori juga pembiayaan murabahahmemiliki risiko lebih kecil dibandingkandengan pembiayaan bagi hasil sehinggapenambahan rasio alokasi murabahahberdampak pada pengurangan rasiopembiayaan bermasalah.Hasil penelitian ini tidak konsisten denganpenelitian yang dilakukan oleh Nasution danWiliasih (2005) menunjukkan bahwa RFberpengaruh positif tidak signifikanterhadap pembiayaan bermasalah. Namunkonsisten dengan penelitian yang yangdilakukan Muntamimah dan Zaidah (2012)menunjukkan bahwa RF berpengaruhnegatif signifikan terhadap pembiayaanbermasalah.Pengaruh Variabel CAR, RR dan RF TerhadapTingkat pembiayaan BermasalahHasil uji F menunjukkan bahwa secarasimultan atau bersama-sama variabel CAR,RR dan RF berpengaruh terhadap tingkatpembiayaan bermasalah pada perbankansyariah. Untuk bisa menurunkan tingkatrisiko pembiayaan dalam hal ini tingkatpembiayaan bermasalah maka bank syariahharus meningkatkan kualitasmanajemennya. Kualitas dan kinerja banksyariah dapat diketahui dengan menilaitingkat kesehatan bank. Terkait penelitian inimaka bank harus memperhatikan tingkatkecukupan modal dan kebijakan manajemendalam memberikan pembiayaan kepadapara debitur.

Page 35: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

34

E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI1. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian danpembahasan analisis, serta dengan didukungteori–teori yang telah dibahas pada bab-babsebelumnya, penulis memperolehkesimpulan sebagai berikut :1. Secara bersama-sama semua variabelindependen memiliki pengaruhsignifikan terhadap variabel dependen.Ketiga variabel bebas yakni kecukupanmodal diukur oleh CAR, rasio return profitloss sharing dibanding return totalpembiayaan diukur oleh RR dan rasio alokasipiutang murabahah dibanding pembiayaanprofit loss sharing diukur oleh RF dalampenelitian ini mempunyai kontribusiterhadap tingkat pembiayaan bermasalahsebesar 28,8110% sedangkan sisanya71,1890% dipengaruhi oleh variabel lainnyayang tidak diteliti pada penelitian ini.2. Secara parsial, variabel kecukupan modalberpengaruh negatif terhadap tingkatpembiayaan bermasalah dan signifikansecara statistik.3. Secara parsial, variabel rasio return profitloss sharing dibanding return totalpembiayaan berpengaruh positif terhadaptingkat pembiayaan bermasalah dan tidaksignifikan secara statistik.4. Secara parsial, variabel rasio alokasipiutang murabahah dibanding pembiayaanprofit loss sharing berpengaruh negatifterhadap tingkat bagi hasil depositomudharabah dan tidak signifikan secarastatistik.2. RekomendasiPerlu dilakukan penelitian lebih lanjutmengenai mengapa pembiayaanbermasalah perbankan syariah cukup tinggi.Bank perlu menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha danmenampung risiko kerugian dana yangdiakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Halini dilakukan untuk mengurangi tingkat NPFakibat dari adanya masalah kredit yangdisebut CAR, sehingga bank diharapkandapat meningkatkan CAR agar bank dapatmeminimalisir risiko dari pembiayaanbersamalah.

REFERENSIAli, Masyhud. 2004. Asset LiabilityManagement, “Menyiasati Risiko Pasar danRisiko Operasional”. Jakarta: PT. Gramedia.Antonio, Muhammad Syafi’i. 2011. BankSyariah: Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: GemaInsani PersAsosiasi Bank Syariah Indonesia Jawa Barat.2015. Info Bank Syariah: NPF Bank Syariahdan Pembiayaan Bermasalah. Bandung: CV.Mitra Syariah Indonesia.Astrini, KM. Suli, I Wayan Suwendra dan IKetut Suwarna. 2014. Pengaruh CAR, LDR,dan Bank Size Terhadap NPF Pada LembagaPerbankan Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia.Bank Indonesia. 2007. Lampiran SuratEdaran No. 9/24/DPbS Perihal SistemPenilaian Tingkat Kesehatan Bank Umumberdasarkan Prinsip Syariah. Jakarta: BankIndonesia.Bank Indonesia. 2008. Peraturan BankIndonesia No. 10/18/PBI/2008 Perihalrestrukrurisasi Pembiayaan Bagi BankSyariah dan Unit Usaha Syariah. Jakarta:Bank IndonesiaBank Indonesia. 2011. Peraturan BankIndonesia No. 13/9/PBI/2011 PerihalPerubahan Atas Peraturan No.10/18/PBI/2008 Perihal restrukrurisasiPembiayaan Bagi Bank Syariah dan UnitUsaha Syariah. Jakarta: Bank Indonesia

Page 36: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

35

Bank Indonesia. 2014. Outlook PerbankanSyariah 2013. (http://www.bi.go.id) (diaksesNovember 2014)Bank Indonesia. 2014. Statistik PerbankanSyariah. (http://www.bi.go.id) (diaksesNovember 2014)Dendawijaya, Lukman. 2005. ManajemenPerbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.Ihsan, Muntoha. 2011. Pengaruh GrossDomestic Product, Inflasi, dan KebijakanJenis Pembiayaan Terhadap Rasio NonPerforming Financing Bank Umum SyariahIndonesia 2005 sampai 2010. FakultasEkonomi Universitas Diponegoro Semarang.Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Risetuntuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.Mutammimah dan Siti Nur Zaidah Chasanah.2012. Analisis Eksternal dan Internal DalamMenentukan Non Performing FinancingBank Umum Syaria Di Indonesia.Nasution, Mustafa Edwin dan Ranti Wiliasih.2007. Penggunaan Sistem Profit Loss Sharing(PLS) Di Bank Syariah dan Indikasi MoralHazard dalam Menyalurkan dan Pihak KetigaNazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia.Nazir, Habib dan Muhammad Hasanudin.2008. Ensiklopedi Ekonomi dan PerbankanSyariah. Bandung : Kafa Publishing.Poetry, Zakiyah Dewi dan Yulizar D Sanrego.2011.Pengaruh Variabel Makro dan MikroTerhadap NPL Perbankan Konvensional danNPF Perbankan Syariah.Pranata, Mohammad Yoga. 2013. AnalisisFaktor-faktor yang MempengaruhiPembiayaan Mudharabh pada PerbankanSyariah di Indonesia. Skripsi. Bandung:Universitas Padjadjaran.

Rosadi, Dedi. 2012. Ekonometrika danAnalisis Runtun Waktu Terapan denganEviews. Yogyakarta: Penerbit ANDI.Sari, Novita Intan. 2014. Kredit Macet BakSyariah Lebih Banyak Dari Bank

Konvensional. (http://www.merdeka.com)(diakses 2014)Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.

Page 37: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

36

Analisis Faktor-Faktor Yang MempengaruhiLikuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia

1Eman Herman, 2Edi Jaenudin

1Accounting Major, Universitas Padjadjaran2Accounting Major, Universitas Padjadjaran

[email protected]@gmail.com

Abstract. The goals of this research is to examine the effect of bank's size, financing risk, profitability, andadequacy of capital to the liquidity of islamic banks in Indonesia. We were using ln from Total Asset for measuringthe bank's size, Non Performing Financing for financing risk, Return on Assets for profitability, Capital AdequancyRatio for adequacy of capital, and Financing to Deposit Ratio for the liquidity. This research were using multiplelinear regression analysis with F-test for simultaneous testing and T-test for partial testing in the level ofsignificance of 5%. The samples is the quarterly financial report from December 2010 to December 2015. Purpsivesampling method were used to choose the samples of data. The result from this research are the bank's size (X1),financing risk (X2), profitability (X3), and the adequacy of capital (X4) are simultaneously affecting the liquidity(Y). While as a partially, the bank's size is not significantly positive affecting the liquidity, financing risk is notsignificantly negative affecting the liquidity, profitability is significantly positive affecting the liquidity, and theadequacy of capital is significantly positive affecting the liquidity. The research was carried to determine whethercapital adequacy ratio, rate of return and rate of financing giving effect to non performing financing in islamic bankindustry for annualy periode of 2011th to 2015th. The thrid independent variable Capital Adequacy measured byCAR, return profit loss sharing than return total financing ratio measured by RR and alocation receivable ofmurabahah than profit loss sharing financing measured by RF. The subject of this research are 6 islamic bankingthat provide of mudharabah and musyarakah financing in the period of 2011th through 2015th. This research useddescriptive analysis method. Statistic method used in this research for test hypothesis are test F and test t thatobtainable from multiple regression by first performed classical assumption by using software tools Eviews 8. Thetest hypothesis performed at significance 5%. The result of these hypothesis showed that CAR, RR and RFsignificant effect on NPF. The thrid independent variable in this study contribute to the level of non performingfinancing while the remaining 28.8110%, 71.1890% influenced by other variables that not examined in thisresearch. Partially, CAR significant negative effect, RR not significant positive effect and RF not significantnegative effect on the level of NPF.

Keywords: liquidity, bank's size, financing risk, profitability, capital adequacy.

A. PENDAHULUANSistem perbankan di Indonesia saat inimenerapkan prinsip dual banking system,yaitu kondisi dimana bank bebas bunga(bank syariah) beroperasi berdampingandengan bank konvensional (bank yangmenerapkan sistem bunga). Sistemperbankan syariah muncul sebagai alternatifditengah-tengah pertentangan masyarakatmuslim terhadap penerapan bunga bankyang dianggap riba. Riba itu sendiri

merupakan pengambilan tambahan, baikdalam transaksi jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangandengan prinsip muamalah dalam Islam(Antonio, 2014 : 27).Bank syariah sebagai bagian dari sistemperbankan Indonesia, memiliki fungsi yangsama layaknya bank konvensional yaitusebagai penampung dan penyalur dana darimasyarakat. Fungsi utama tersebutmenempatkan bank menjadi lembaga

Page 38: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

37

perantara keuangan atau financialintermediary (Muhammad, 2014 : 12).Salah satu indikator untuk menilai kinerjadan kesehatan sebuah bank adalah denganmelihat tingkat likuiditasnya. Likuiditasmerupakan kemampuan bank dalammemenuhi kewajiban jangka pendeknyaatau kewajiban yang segera jatuh tempo(Dendawijaya, 2009 : 114). Likuiditasmenurut Muhammad Syafi'i Antonio (2014)secara luas dapat didefinisikan sebagaikemampuan untuk memenuhi kebutuhandana (cash flow) dengan segera dan denganbiaya yang sesuai.Pengelolaan likuiditas menjadi tantangantersendiri bagi bank, hal ini disebabkankarena dana yang dikelola bank sebagianbesar berasal dari masyarakat yang sifatnyajangka pendek, atau dapat ditarik sewaktu-waktu. Melalui pengelolaan likuiditas yangbaik, bank dapat memberikan keyakinanpada nasabah bahwa dana yang merekasimpan di bank dapat dicairkan sewaktu-waktu. Oleh karena itu, bank harusmemperhatikan seakurat mungkinkebutuhan likuiditas untuk jangka waktutertentu. Perkiraan kebutuhan likuiditastersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jangka waktu penarikan danaoleh nasabah, sifat, dan jenis dana yangdikelola oleh bank. Sehingga bank harusmempertahankan sejumlah aset likuid gunamemastikan bahwa bank dapat memenuhikewajiban jangka pendeknya.Sebaliknya, jika bank tak mampu mengelolalikuiditas maka akan muncul sebuah risikoyang disebut dengan risiko likuiditas. Risikolikuiditas dapat muncul karena adanyaketidakmampuan menghasilkan arus kasyang berasal dari aset produktif maupunyang berasal dari penjualan aset termasukaset likuid.Likuiditas bank dapat diukur menggunakanrasio LDR (Loan to Deposit Ratio) atau

disebut FDR (Financing to Deposit Ratio) bagibank syariah, LDR menyatakan seberapajauh kemampuan bank dalam membayarkembali penarikan dana yang dilakukandeposan dengan mengandalkan kredit yangdiberikan sebagai sumber likuiditasnya.Dengan kata lain, seberapa jauh pemberiankredit kepada nasabah kredit dapatmengimbangi kewajiban bank untuk segeramemenuhi perimintaan deposan untukmenarik kembali uangnnya yang telahdigunakan oleh bank untuk memberikankredit. Semakin tinggi rasio tersebutmemberikan indikasi semakin rendahnyakemampuan likuiditas bank yangbersangkutan. Hal ini disebabkan karenajumlah dana yang diperlukan untukmembiayai kredit menjadi semakin besar(Dendawijaya, 2009 : 116).Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No.15/41/DKMP 1 Oktober 2013, mengaturmengenai batas bawah target LDR sebesar78% dan batas atas target LDR 92%,peraturan tersebut merubah rentang batasLDR yang sebelumnya berkisar 78-100%,pengarturan tentang besaran LDR ditujukanagar bank senantiasa menjaga tingkatlikuiditas dalam zona aman. Peraturantersebut menjadi rujukan bagi bank-banksyariah untuk menjaga kinerja FDRnya. Tabel1.2 menyajikan data FDR Bank UmumSyariah dan Unit Usaha Syariah sejak tahun2009 hingga Desember 2015. FDRmengalami penurunan dari tahun 2009 ke2010, tahun 2010 hingga Desember 2014FDR terus mengalami peningkatan, namunkembali mengalami penurunan padaDesember 2015. Jika dibandingkan dengantarget dari badan otoritas, FDR tahun 2013,2014, dan 2015 ternyata masih melebihibatas atas FDR yang ditetapkan.

Page 39: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

38

B. TINJAUAN LITERTUR1. Bank SyariahMenururt Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentangPerbankan Syariah, menyatakan bahwa BankSyariah adalah Bank yang menjalankankegiatan usahanya berdasarkan prinsipsyariah dan menurut jenisnya terdiri atasBank Umum Syariah dan bank PembiayaanRakyat Syariah.Muhammad mengemukakan dalam bukunyaManajemen Bank Syariah, bahwa:“Bank syariah adalah bank yang beroperasidengan tidak mengandalakan pada bunga.Merupakan lembaga keuangan/perbankanyang operasional dan produknyadikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’andan Hadits Nabi SAW. Atau dengan kata lain,Bank Syariah adalah lembaga keuangan yangusaha pokoknya memberikan pembayaranserta peredaran uang yangpengoperasiannya disesuaikan denganprinsip syariat Islam.” (Muhammad, 2014 : 2)Hampir senada dengan Muhammad,Adiwarman A. Karim (2013) menjelasakanbahwa bank syariah ialah bank yangberdasarkan prinsip syariah, syariah itusendiri merupakan peraturan dan hukumyang berisi perintah dan larangan yangdibebankan oleh Allah SWT kepada manusia.Pada dasarnya produk perbankan syariahyang ditawarkan dapat dibagi menjadi tigabagian (Karim, 2013 : 97):1. Produk penyaluran dana2. Produk penghimpun dana3. Produk jasa (service)Kinerja perusahaan adalah suatu usahaformal yang dilaksanakan perusahaan untukmengevaluasi efisiensi dan efektivitas dariaktivitas perusahaan yang telahdilaksanakan pada periode waktu tertentu.Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerjakeuangan adalah penentuan ukuran-ukurantertentu yang dapat mengukur keberhasilan

suatu organisasi atau perusahaan dalammenghasilkan laba. Sedangkan menurut IAI(2007) kinerja keuangan adalah kemampuanperusahaan dalam mengelola danmengendalikan sumberdaya yangdimilikinya.Analisis kinerja bank menurut LukmanDendawijaya (2009) dikelompokan menjaditiga. Pertama analisis rasio likuiditas, analisisyang dilakukan terhadap kemampuan bankdalam memenuhi kewajiban-kewajibanjangka pendeknya atau kewajiban yangsudah jatuh tempo. Kedua analisis rasiorentabilitas, alat untuk menganalisis ataumengukur tingkat efesiensi usaha danprofitabilitas yang dicapai oleh bankbersangkutan. Ketiga analisis rasiosolvabilitas, analisis yang digunakan untukmengukur kemampuan bank dalammemenuhi kewajiban jangka panjangnyaatau kemampuan bank untuk memenuhikewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasibank.Analisis rasio itu sendiri menurut Werner R.Murhadi (2013) digunakan dengan caramembandingkan suatu angka tertentu padasuatu akun terhadap angka dari akunlainnya. Analisis rasio sering digunakan olehmanajer, analis kredit dan analis saham.Analisis rasio bermanfaat karenamembandingkan suatu angka secara relatif,sehingga bisa menghindari kesalahpenafsiran pada angka mutlak yang adadidalam laporan keuangan. PSAK No 1tentang Penyajian Laporan Keuanganmendefinisikan laporan keuangan sebagaisuatu penyajian terstruktur dari posisikeuangan dan kinerja keuangan suatuentitas. Tujuan laporan keuangan adalahmemberikan informasi mengenai posisikeuangan, kinerja keuangan, dan arus kasentitas yang bermanfaat bagi sebagian besarkalangan pengguna laporan dalampembuatan keputusan ekonomi. Laporan

Page 40: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

39

keuangan juga menunjukkan hasilpertanggungjawaban manajemen ataspenggunaan sumber daya yangdipercayakan kepada mereka.Menurut Peraturan Otoritas Jasa KeuanganNomor 8/POJK.03/2014 Tentang PenilaianTingkat Kesehatan Bank Umum Syariah danUnit Usaha Syariah, tingkat kesehatan bankadalah hasil penilaian kondisi Bank yangdilakukan berdasarkan risiko termasuk risikoterkait penerapan prinsip syariah dan kinerjaBank atau disebut dengan Risk-based BankRating.Bank Umum Syariah wajib melakukanpenilaian tingkat kesehatan bank secaraindividual maupun secara konsolidasi,dengan cakupan penilaian terhadap faktor-faktor, profil risiko (risk profile), GoodCorporate Governance, rentabilitas(earnings), dan permodalan (capital). Tujuanpenilaian tingkat kesehatan bank menurutKasmir (2008) adalah agar dapat memberigambaran yang lebih tepat mengenai kondisisaat ini dan mendatang.Penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasisrisiko (Risk-based Bank Rating) adalahpenilaian yang komprehensif dan terstrukturterhadap hasil integrasi profil risiko dankinerja yang meliputi penerapan tata kelolayang baik, rentabilitas, dan permodalan.Pendekatan tersebut memungkinkanOtoritas Jasa Keuangan sebagai lembagapengawas perbankan di Indonesiamelakukan tindakan pengawasan yangsesuai dan tepat waktu, karena penilaiandilakukan secara komprehensif terhadapsemua faktor penilaian dan difokuskan padarisiko yang signifikan serta dapat segeradikomunikasikan kepada bank dalam rangkamenetapkan tindak lanjut pengawasan. Bankdituntut untuk memelihara dan ataumeningkatkan tingkat kesehatan bankdengan menerapkan prinsip kehati-hatian

dan manajemen risiko dalam melaksanakankegiatan usahanya.2. Asset Liability Management (ALMA)Asset Liability Management (ALMA) adalahsuatu proses dari perencanaan,pengorganisasian, dan pengawasan yangberfungsi sebagai pengendalian aktiva danpasiva secara terpadu yang salingberhubungan dalam usaha mencapaikeuntungan bank (Karim, 2013 : 471).Menurut Muhammad Syafi'i Antonio (2014)Asset Liability Management berfokus padapengkoordinasian portofolio aset/liabilitasbank dalam rangka memaksimalkankeuntungan bagi bank dan bagi hasil yangdiberikan kepada para pemegang sahamdalam jangka panjang dengan berlandaskanasas kehati-hatian dan memperhatikantingkat kebutuhan likuiditas, sertameminimalkan potensi risiko yang muncul.Pada umumnya, bank mengkoordinasikanfungsi tersebut melalui apa yang disebutdengan Asset/Liabilities ManagementCommittee (ALCO).Dalam hal kegiatan operasional, perbankansyariah dan perbankan konvensionalsebenarnya memiliki kemiripan. Perbedaanpokok perbankan syariah dengan perbankankonvensional terletak pada dominasi prinsipbagi hasil dan risiko (profit and loss sharing)yang melandasi sistem operasionalnya. Halini tercemin pada beberapa karakteristikberikut ini (Antonio, 2014 : 182):1. Bank syariah hanya menjaminpembayaran kembali nilai nominal simpanangiro dan tabungan (seandainya mekanismeyang dipilih adalah wadiah), tetapi tidakmenjamin pembayaran kembali nilainominal dari deposito (investment depositatau mudharobah deposit). Bank syariahjuga tidak menjamin keuntungan atasdeposito. Mekanisme pengaturan realisasipembagian keuntungan final atas depositopada bank syariah bergantung pada

Page 41: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

40

performance dari bank, tidak sebagaimanabank konvensional yang menjaminpembayaran keuntungan atas depositoberdasar tingkat bunga tertentu denganmengabaikan performance-nya.2. Sistem operasional bank syariahberdasarkan pada sistem equity dimanasetiap modal mengandung risiko. Olehkarena itu, hubungan kerja sama antarabank syariah dan nasabahnya adalahberdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko.3. Dalam melakukan kegiatan pembiayaan(financing), bank syariah menggunakanmodel pembiayaan muamalah maaliah(Islamic modes of financing): PLS dan non-PLS.Salah satu bagian penting dalam ALMAadalah Gap Management. Gap adalahperbedaan antara jatuh tempo pricing dariaset dan liabilitas dalam jangka waktutertentu, sedangkan Gap Managementmerupakan suatu strategi untukmemaksimalkan NIM (Net Income Marjin)melalui siklus pricing (marjin/bagi hasil).Strategi ini pada dasarnya meliputikomponene-komponen yang variabel danyang fixed sesuai dengan fase dan sikluspricing untuk mencapai profitabilitas yangoptimal (Karim, 2013 : 472).ALMA bank syariah lebih banyak bertumpupada kualitas aset dan hal itu akanmenentukan kemampuan bank untukmeningkatkan daya tariknya bagi nasabahuntuk menginvestasikan dananya melaluibank tersebut, yang berarti meningkatkankualitas pengelolaan liabilitasnya. Hasil akhirdari manajemen aset/liabilitas itu akanbermuara kepada kemampuan untukmenutup kerugian dan penyediaankecukupan modal, trend pendapatan yangsemakin baik dan kompetitif terhadap peergroup-nya, serta kualitas dan komposisipendapatan bersih (net income) yangsemakin baik (Antonio, 2014 : 183).

3. Ukuran BankRose & Silvia (2010) berpendapat bahwaukuran institusi keuangan dapat diukurmelalui aset, deposit, atau equity capitalyang dimiliki sebagai besar kecilnyaperusahaan dilihat dari besarnya nilai equity,nilai perusahaan, ataupun nilai total aktivadari suatu perusahaan. Untuk industriperbankan, ukuran bank biasa digunakanadalah total aset.Sementara itu Kuncoro & Suhardjono (2011)menjelaskan bahwa yang dimaksud denganukuran perusahaan adalah besarnyakekayaan yang dimiliki oleh suatuperusahaan. Ukuran perusahaan tersebutdapat dinyatakan dalam total aktiva.Semakin besarnya ukuran perusahaanperbankan juga memiliki peluang yang lebihbesar dalam meningkatkan risiko yang harusditanggung oleh pihak bank. Hal itu terjadiapabila aset yang dimiliki bank tersebut tidakdikelola dan digunakan secara maksimaluntuk kegiatan operasional bank, sehinggabank akan berpotensi mengeluarkan biayapengelolaan aset yang lebih besar.Dari berbagai definisi diatas dapatdisimpulkan bahwa ukuran perusahaanadalah ukuran atau besarnya aset yangdimiliki oleh perusahaan. Total aset akan dilogaritma natural kan pada pengolahan data,sebab selisih total aset tiap bank degan banklain terlalu besar, sehingga untukmengindari distribusi data yang tidak normaldigunakan logaritma natural. Rumus:Ukuran Bank = ln Total Aset(Iqbal, 2012)4. Risiko PembiayaanRsiko pembiayaan atau risiko kredit menurutLukman Dendawijaya (2009) adalah:“risiko yang timbul sebagai akibat tidakdapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredituntuk membayar angsuran pinjamanmaupun bunga kredit pada waktu yang

Page 42: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

41

sudah disepakati antara pihak bank dannasabah (debitur) kredit.”Muhammad Syafi’i Antonio (2014) lebih rincimenjelaskan, risiko kredit muncul jika banktidak bisa memperoleh kembali cicilan pokokdan/atau bunga dari pinjaman yangdiberikannya atau investasi yang sedangdilakukannya. Penyebab utama terjadinyarisiko kredit adalah terlalu mudahnya bankmemberikan pinjaman atau melakukaninvestasi karena terlalu dituntut untukmemanfaatkan kelebihan likuiditas.Akibatnya, penilaian kredit kurang cermatdalam mengantisipasi berbagaikemungkinan risiko usaha yang harusdibiayainya. Risiko ini akan semakin tampakketika perekonomian dilanda krisi atauresesi.Dalam Peraturan Otoritas Jasa KeuanganNomor 16/POJK.03/2014 Tentang PenilaianKualitas Aset Bank Umum Syariah dan UnitUsaha Syariah, mengatakan bahwa kualitasaktiva produktif dalam bentuk pembiayaandigolongkan menjadi lancar, dalamperhatian khusus, kurang lancar, diragukan,dan macet. Dalam hal ini, pembiayaandengan kategori kurang lancar, diragukandan macet merupakan pembiayaanbermasalah atau disebut dengan NonPerforming Financing (NPF). NPF merupakansuatu rasio yang menjelaskan tentangtingkat pembiayaan bermasalah terhadaptotal pembiayaan yang disalurkan oleh banksyariah. Rumus:NPF = Pembiayaan bermasalah x 100% Totalpembiayaan(Iqbal, 2012)5. ProfitabilitasProfitabilitas adalah kemampuanperusahaan memperoleh laba dalamhubungannya dengan penjualan, total aktivamaupun modal sendiri (Sartono, 2010 : 122).Menurut Dahlan Siamat (2005), rasio

profitabilitas digunakan untuk mengukurefektivitas bank dalam memperoleh laba.Salah satu rasio yang digunakan untukmenilai profitabilitas adalah Return onAssets. ROA adalah rasio yang digunakanuntuk mengukur kemampuan manajemenbank dalam memperoleh keuntungan (laba)secara keseluruhan. Semakin besar ROAsuatu bank, semakin besar pula tingkatkeuntungan yang dicapai bank tersebut dansemakin baik pula posisi bank tersebut darisegi penggunaan aset (Dendawijaya, 2009 :118). Rumus:ROA = Laba bersih x 100% Total aset(Dendawijaya, 2009 : 118)Nilai ROA yang positif menunjukan bahwabank mampu menghasilkan laba daripengelolaan asetnya, begitu sebaliknya.6. Kecukupan ModalKecukupan modal sebuah bank dapat diukurmenggunakan rasio kecukupan modal atausering disebut Capital Adequacy Ratio.Menurut Lukman Dendawijaya (2009) yangdimaksud dengan CAR (Capital AdequacyRatio) adalah:“rasio kinerja bank untuk mengukurkecukupan modal yang dimiliki bank untukmenunjang aktiva yang mengandung ataumenghasilkan risiko, misalnya kredit yangdiberikan. Semakin efisien modal bank yangdigunakan untuk aktivitas operasional,semakin baik juga bank dalam meningkatkanpenyaluran dana sehingga akan mengurangitingkat risiko bank.”Rumus:CAR = Modal x 100% Aset TertimbangMenurut Risiko(Dendawijaya, 2009 : 121)Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor21/POJK.03/2014 Tentang KewajibanPenyediaan Modal Minimum Bank UmumSyariah, mengatur mengenai nilai minimumCAR yang wajib dipenuhi yaitu sebesar 8%.7. Likuiditas

Page 43: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

42

Likuiditas menurut Muhammad Syafi'iAntonio (2014) secara luas dapatdidefinisikan sebagai kemampuan untukmemenuhi kebutuhan dana (cash flow)dengan segera dan dengan biaya yangsesuai. Likuiditas penting bagi bank untukmenjalankan transaksi bisnis sehari-hari,mengatasi kebutuhan dana yang mendesak,memuaskan permintaan nasabah terhadappinjaman, dan memberikan fleksibilitasdalam meraih kesempatan investasi yangmenarik dan menguntungkan. Likuiditasyang tersedia harus cukup, tidak bolehterlalu kecil sehingga menggangu kebutuhanoperasional sehari-hari, tapi juga tidak bolehteralalu besar karena kan menurunkanefisiensi dan berdampak pada rendahnyatingkat profitabilitas. Tidak jauh berbeda,Lukman Dendawijaya (2009) didalambukunya menjelaskan bahwa yang dimaksudlikuiditas adalah kemampuan bank dalammemenuhi kewajiban jangka pendeknyaatau kewajiban yang segera jatuh tempo.Likuiditas bank dapat diukur salah satunyamenggunakan rasio LDR (Loan to DepositRatio) atau disebut FDR (Financing toDeposit Ratio) bagi bank syariah, LDRmenyatakan seberapa jauh kemampuanbank dalam membayar kembali penarikandana yang dilakukan deposan denganmengandalkan kredit yang diberikan sebagaisumber likuiditasnya. Dengan kata lain,seberapa jauh pemberian kredit kepadanasabah kredit dapat mengimbangikewajiban bank untuk segera memenuhiperimintaan deposan untuk menarikkembali uangnnya yang telah digunakanoleh bank untuk memberikan kredit.Semakin tinggi rasio tersebut memberikanindikasi semakin rendahnya kemampuanlikuiditas bank yang bersangkutan. Hal inidisebabkan karena jumlah dana yangdiperlukan untuk membiayai kredit menjadi

semakin besar (Dendawijaya, 2009 :116).Rumus:FDR = Pembiayaan x 100% Dana pihak ketiga(Danupranata, 2015 : 138)Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No.15/41/DKMP 1 Oktober 2013, mengaturmengenai nilai FDR yang dianjurkan yaituberkisar antara 78% sampai 92%.

C. METODOLOGIAdapaun yang akan dianalisis dalampenelitian ini adalah hubungan antaravariabel independen (bebas) denganvariabel dependen (terikat).Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:1. Variabel Independen (Bebas)Variabel independen adalah variabel yangmempengaruhi atau yangmenjadi sebab perubahannya atautimbulnya variabel dependen (Sugiyono,2011 : 4). Dalam penelitian ini yang menjadivariabel independen adalah :a. Ukuran bankb. Risiko pembiayaanc. Profitabilitasd. Kecukupan modal2. Variabel Dependen (Terikat)Varibel dependen adalah variabel yangdipengaruhi atau yang menjadi akibat,karena adanya variabel independen(Sugiyono, 2011 : 4). Dalam penelitian iniyang merupakan variabel dependen adalahlikuiditas.

Variabel Konsep Variabel Indikator

Likuiditas(Y)

Kemampuan bankdalam memenuhikewajiban jangkapendeknya ataukewajiban yangsegera jatuh tempo(Dendawijaya,2009 : 114).

FDR =Pembiayaanx 100% Danapihak ketiga(Danupranata,2015 : 138)

Ukuran bank(X1)

Suatu skala yangdapatmengkalsifikasikan

(Iqbal, 2012)

ln

Page 44: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

43

besar kecilnyabank menurutberbagai cara,salah satunyadengan melihattotal asetnya(Firmansyah,2013).

Risikopembiayaan(X2)

Risiko yangdiakibatkan daritidak dilunasinyakembali pinjamanyang diberikanatau investasi yangsedang dilakukanoleh pihak bank(Muhammad,2014: 358).

NPF =Pembiayaanbermasalah x100% Totalpembiayaan(Iqbal, 2012)

Profitabilitas(X3)

Kemampuanperusahaanmemperoleh labadalamhubungannyadengan penjualan,total aktivamaupun modalsendiri (Sartono,2010 : 122).

ROA = Lababersih x100% Totalaset(Dendawijaya,2009 : 118)

KecukupanModal (X4)

Kemampuan suatubank untukmenyerap ataumenutup kerugianoperasional ataupenyusutan jumlahnilai asetnya(Kamus BankIndonesia).

CAR

Tahap pengolahan dari analisi data adalah:(1) Mendapatkan data dari LaporanKeuangan untuk masing-masing bank(2) Menghitung masing-masing variabel darisetiap bank(3) Melakukan pengujian statistik(4) Berdasarkan hasil pengujian statistiktersebut akan ditarik suatu kesimpulanAdapaun rumusan hipotesis dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:Secara parsial:Ho1 : β1 ≤ 0 Terdapat pengaruh positif yangtidak signifikan antara ukuran bank terhadaplikuiditas.

Ha1 : β1 > 0 Terdapat pengaruh positif yangsignifikan antara ukuran bank terhadaplikuiditas.Ho2 : β2 ≥ 0 Terdapat pengaruh negativeyang tidak signifikan antara resikopembiayaan terhadap likuiditasHa2 : β2 < 0 Terdapat pengaruh negativeyang signifikan antara risiko pembiayaanterhadap likuiditasHo3 : β3 ≤ 0 Terdapat pengaruh positif yangtidak signifikan antara profotabilitasterhadap likuiditasHa3 : β3 > 0 Terdapat pengaruh positif yangsignifikan antara profitabilitas terhadaplikuiditasHo4 : β4 ≤ 0 Terdapat pengaruh positif yangtidak signifikan antara kecukupan modalterhadap likuiditasHa4 : β4 > 0 Terdapat pengaruh positif yangsignifikan antara kecukupan modal terhadaplikuiditasSecara simultan :Ho : β = 0 Terdapat pengaruh yang tidaksignifikan antara ukuran bank, risikopembiayaan, profitabilitas, dan kecukupanmodal terhadap likuiditas.Ha : β = 0 Terdapat pengaruh signifikanantara ukuran bank, risiko pembiayaan,profitabilitas, dan kecukupan modalterhadap likuiditas.Pengujian yang dilakukan dalam penelitianini menggunakan analisis regresi linierberganda. Model regresi ini merupakansuatu model linier regresi yang variabeldependennya merupakan fungsi linier daribeberapa veriabel independen. Analisis inibertujuan untuk memperoleh gambaranyang menyeluruh mengenai hubunganantara variabel satu dengan variabel lain.Variabel dependen yang digunakan dalampenelitian ini adalah likuiditas. Sedangkansebagai variabel independen adalah ukuranbank, risiko pembiayaan, profitabilitas, dankecukupan modal.

Page 45: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

44

Formula analisis regresi linier berganda yangdigunakan adalah:Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + εdi mana:Y: likuiditasα: konstantaβ1, β2, β3, β4 : koefisien regresi variabelindependenX1: ukuran bankX2 : risiko pembiayaanX3 : profitabilitasX4 : kecukupan modalε : tingkat kesalahan (error)

D. HASIL DAN ANALISISSebelum melakukan analisis regresi linierberganda, maka terlebih dahulu dilakukanuji asumsi klasik yang dilakukan denganbantuan software SPSS 16.0 for windows.Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalahuntuk memberikan kepastian bahwapersamaan linier berganda yang didapatkanmemiliki ketepatan dalam estimasi, tidakbias dan konsisten.Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiridari tiga uji, yaitu uji normalitas, ujimultikolinearitas, dan ujiheteroskedastisitas. Dari keseluruhan ujiasumsi klasik, data yang digunakan telahmemenuhi keseluruhan asumsi.Dari hasil pengolahan data menggunakanSPSS didapat formula analisis regresi linierberganda sebagai berikut:Y = 60.020 + 0.566 X1 – 0.232 X2 + 2.297 X3+ 1.018 X4 + εNilai koefisien pada variabel bebasnyamenggambarkan perubahan nilai variabeldependen apabila variabel independenberubah dan variabel independen lainnyadiangggap konstan. Untuk persamaandiatas, apabila ukuran perusahaan naiksebesar 1% maka likuiditas akan naik sebesar0.566 dengan syarat variabel lain konstan.

Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar1% maka likuiditas akan turun sebesar 0.232dengan syarat variabel lain konstan. Setiapkenaikan profitabilitas sebesar 1% makalikuiditas akan naik sebesar 2.297 dengansyarat variabel lain konstan. Setiap kenaikankecukupan modal sebesar 1% maka likuiditasakan naik sebesar 1.018 dengan syaratvariabel lain konstan.Pengaruh Ukuran Bank Terhadap LikuiditasHasil pengujian secara parsial dengan uji tmenunjukan bahwa ukuran bank yangdiukur dengan ln total aset mempunyaipengaruh positif namun tidak signifikanterhadap likuiditas. Hal ini mengindikasikanbahwa ukuran bank yang meningkatmendorong adanya peningkatan likuiditasmeskipun sangat lemah atau tidak signifikan.Pengaruh yang lemah tersebut dapatdisebabkan dari struktur aset yang tidakdidominasi oleh aset lancar, sehinggakenaikan total aset tidak signifikanpengaruhnya terhadap likuiditas. Hasil daripenelitian Aktar et al (2011) menunjukanbahwa ukuran bank berpengaruh positifnamun tidak signifikan terhadap likuiditas.Pengaruh Risiko Pembiayaan TerhadapLikuiditasHasil pengujian secara parsial dengan uji tmenunjukan bahwa risiko pembiayaan yangdiukur dengan Non Performing Financing(NPF) mempunyai pengaruh negatif namuntidak signifikan terhadap likuiditas. Dampakdari adanya pembiayaan bermasalah bagibank adalah potensi kehilangan dana yangtelah disalurkan kepada masyarakat,kehilang dana tersebut pada akhirnya dapatmempengaruhi likuiditas. Sehingga semakintinggi NPF yang dimiliki oleh suatu bank,menyebabkan likuiditas bank semakinrendah. Pengaruh yang lemah dari risikopembiayaan mengidikasikan bahwa risikopembiayaan bank cenderung menurunkarena bank mampu mengelola pembiayaan

Page 46: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

45

sehingga dapat menekan angkapembaiayaan bermasalah, oleh karena iturisiko pembiayaan tidak lagi menganggulikuiditas perbankan. Penelitian Rosadaria &Dewi (2012) menunjukan hasil yang sama.Selain itu, hasil penelitian Nurmaya (2014)juga menunjukan hasil yang serupa, yaiturisiko pembiayaan ijarah berpengaruhnegatif namun tidak signifikan terhadaplikuiditas bank syariah.Pengaruh Profitabiltas Terhadap LikuiditasHasil pengujian secara parsial dengan uji tmenunjukan bahwa profitabilitas yangdiukur dengan Return on Assets (ROA)mempunyai pengaruh positif yang signifikanterhadap likuiditas. Hal ini mengindikasikanbahwa profitabilitas yang tinggi mendorongadanya peningkatan likuiditas. Hasil inisesuai dengan penelitian yang dilakukanoleh Anjum Iqbal (2012) yang menyatakanbahwa Return on Assets memiliki hubunganyang positif terhadap likuiditas. Profitabilitastinggi berarti tinggi pula keuntungan yangdidapatkan bank, sehingga berpotensimengahasilkan kas dan setara kas yangmelimpah, yang kemudian dijadikan olehbank sebagai sumber likuiditas. Penelitianyang dilakukan Ahmed et al (2011) dan PalvaVodova (2013) menunjukan hasil yangserupa.Pengaruh Kecukupan Modal TerhadapLikuiditasHasil pengujian secara parsial dengan uji tmenunjukan bahwa kecukupan modal yangdiukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR)mempunyai pengaruh positf yang signifikanterhadap likuiditas. Hasil ini sesuai denganpenelitian yang dilakukan Anjum Iqbal(2012) yang meyatakan bahwa capitaladequacy memiliki hubungan yang positifterhadap likuiditas. CAR merupakanindikator terhadap kemampuan bank untukmenutupi penurunan aktivanya sebagaiakibat dari kerugian bank yang disebabkan

oleh aktiva yang berisiko, berarti semakintinggi nilai kecukupan modal suatu bankmaka semakin tinggi pula tingkat likuiditasbank tersebut, hal ini menunjukkan bahwabank memiliki kemampuan dalammempertahankan modalnya dan dapatmengontrol risiko-risiko yang dapatmempengaruhi besarnya modal bank danlikuiditas bank. Hasil dari penelitian Bunda &Desquilbet (2008), Berger & Bouwman(2005), dan Palva Vodova (2013) menjukanhasil serupa.Pengaruh Ukuran Bank, Risiko Pembiayaan,Profitabilitas dan Kecukupan ModalTerhadap LikuiditasDari perhitungan secara simultan dengan ujiF untuk melihat apakah ada pengaruh antaraukuran bank, risiko pembiayaan,profitabilitas dan kecukupan modalterhadap likuiditas, diperoleh hasil bahwaterdapat pengaruh yang siginifikan antarvariabel independen secara simultanterhadap variabel dependen. Hasil ini sesuaidengan penelitian yang dilakukan AnjumIqbal (2012), yang meyatkan bahwa ukuranbank, risiko kredit, profitabilitas dankecukupan modal terhadap likuiditasmemiliki pengaruh yang signifikan terhadaplikuiditas bank. Diperkuat dengan hasilpenelitian yang dilakukan Ahmed et al(2011), Palva Vodova (2013), serta Bunda &Desquilbet (2008), yang menunjukan setiapvaribel independennya bersama-samaberpengaruh terhadap variabeldependennya.Hasil regresi menunjukan model persamaanlinier sebagai berikut:Y = 60.020 + 0.566 X1 – 0.232 X2 + 2.297 X3+ 1.018 X4 + εdi mana:Y : likuiditasX1 : ukuran bankX2 : risiko pembiayaanX3 : profitabilitas

Page 47: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

46

X4 : kecukupan modalNilai koefisien pada variabel bebasnyamenggambarkan perubahan nilai variabeldependen apabila variabel independenberubah dan variabel independen lainnyadiangggap konstan. Untuk persamaandiatas, apabila ukuran perusahaan naiksebesar 1% maka likuiditas akan naik sebesar0.566 dengan syarat variabel lain konstan.Setiap kenaikan risiko pembiayaan sebesar1% maka likuiditas akan turun sebesar 0.232dengan syarat variabel lain konstan. Setiapkenaikan profitabilitas sebesar 1% makalikuiditas akan naik sebesar 2.297 dengansyarat variabel lain konstan. Setiap kenaikankecukupan modal sebesar 1% maka likuiditasakan naik sebesar 1.018 dengan syaratvariabel lain konstan. Nilai koefisiendeterminasi sebesar 0.634, nilai inimenunjukan bahwa variasi variabel ukuranbank, risiko pembiayaan, profitabilitas dankecukupan modal dalam mempengaruhilikuiditas adalah sebesar 63.4% dan sisanyasebesar 36.6% dipengaruhi oleh faktor laindiluar ukuran bank, risiko pembiayaan,profitabilitas dan kecukupan modal.

E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASIKesimpulan dari penelitian ini sebagaiberikut:1. Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar95%, ukuran bank berpengaruh positif dantidak signifikan terhadap likuiditas. Hal inimengindikasikan bahwa ukuran bank yangmeningkat mendorong adanya peningkatanlikuiditas meskipun sangat lemah atau tidaksignifikan. Pengaruh positif yang lemahtersebut dapat disebabkan dari struktur asetyang tidak didominasi oleh aset lancar,sehingga kenaikan total aset tidak signifikanpengaruhnya terhadap likuiditas.2. Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar95%, risiko pembiayaan berpengaruh

berpengaruh negatif dan tidak signifikanterhadap likuiditas. Berarti semakin tinggirisiko pembiayaan yang dimiliki oleh suatubank, menyebabkan likuiditas bank semakinrendah meskipun tidak signifikan. Pengaruhyang lemah dari risiko pembiayaanmengidikasikan bahwa risiko pembiayaanbank cenderung menurun karena bankmampu mengelola pembiayaan sehinggadapat menekan angka pembaiayaanbermasalah, oleh karena itu risikopembiayaan tidak lagi menganggu likuiditasperbankan.3. Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar95%, profitabilitas berpengaruhberpengaruh positif yang signifikan terhadaplikuiditas. Berarti semakin tinggi nilaiprofitabilitas suatu bank maka semakintinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut,hal ini menunjukan bahwa profitabilitas yangtinggi berpotensi mengahasilkan kas dansetara kas yang melimpah, yang kemudiandijadikan oleh bank sebagai sumberlikuiditas.4. Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar95%, kecukupan modal berpengaruhberpengaruh positif dan signifikan terhadaplikuiditas. Berarti semakin tinggi nilaikecukupan modal suatu bank maka semakintinggi pula tingkat likuiditas bank tersebut,hal ini menunjukkan bahwa bank memilikikemampuan dalam mempertahankanmodalnya dan dapat mengontrol risiko-risiko yang dapat mempengaruhi besarnyamodal bank dan likuiditas bank.5. Berdasarkan tingkat kepercayaan sebesar95%, penelitian ini menunjukan bahwaukuran bank, risiko pembiayaan,profitabilitas, dan kecukupan modal secarasimultan berpengaruh signifikan terhadaplikuiditas, dengan nilai koefisien determinasisebesar 63.4% dan sisanya sebesar 36.6%merupakan faktor lain diluar kerangka modelpenelitian.

Page 48: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

47

Rekomendasi dari penelitian ini adalahsebagai berikut:1. Bagi BankManajemen perbankan harusmemperhatikan dan menjaga kondisilikuiditasnya, agar dapat memenuhikewajiban jangka pendeknya sebelum jatuhtempo. Berdasarkan penelitian ini bankharus mampu mengelola profitabilitas danmemperhatikan kondisi kecukupan modal,karena kedua hal tersebut berpengaruhsignifikan terhadap likuiditas.2. Bagi Peneliti SelanjutnyaPeneliti yang selanjutnya dapatmenambahkan variabel lain yang dapatmempengaruhi tingkat likuiditas bank baikfaktor dari dalam maupun dari luar bankselain ukuran bank, risiko pembiayaan,profitabilitas, dan kecukupan modal, sepertivariabel inflasi dan suku bunga bank sentral.Peneliti juga dapat menambah jumlah bankdan sampel yang dipakai sebagai datapenelitian. Selain itu hasil penelitiandiharapkan dapat dikaitkan dengan teori danpraktek bisnis perbankan syariah sehinggasecara kontekstual dapat dimengerti dandimanfaatkan dengan baik oleh pembaca.

REFERENSIAhmed, Naveed, Muhammad Farhan Akhtar,& Muhammad Usman. 2011. RiskManagement Practices and Islamic Banks :An Empirical Investigation from Pakistan.Interdisciplinary Journal of Research inBusiness.Aktar, Muhammad Farhan, Khizer Ali &Shama Sadaqat. 2011. Liquidity RiskManagement: A comparative study betweenConventional and Islamic Banks of Pakistan.Interdisciplinary Journal of Research inBusiness.Algifari. 2000. Analisis Regresi, Teori, Kasus& Solusi. Yogyakarta: BPFE UGM.

Antonio, Muhammad Safi’i. 2014. BankSyariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: GemaInsani Prees.Berger, Allen N., & Christa H. S. Bouwman.2005. Bank capital and liquidity creation.Bunda, Irina, & Jean Baptiste Desquilbet.2008. The Bank Lilqudity Smile AcrossExchange Rate Regimes.Danupranata, Gita. 2015. ManajemenPerbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat.Dendawijaya, Lukman. 2009. ManajemenPerbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.Firmansyah, Irman. 2013. Tanggung JawabSosial Perbankan Syariah. Bandung: MujahidPress.Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi AnalisisMultivariate Dengan Program SPSS.Semarang: BP Universitas Diponegoro.Iqbal, Anjum. 2012. Liquidity RiskManagement: A Comparative Studybetween Conventional and Islamic Banks ofPakistan. Global Journals Inc. (USA).doi:Online ISSN: 2249-4588 & Print ISSN:0975-5853Kamus Bank Indonesia. Bank Indonesia.Karim, Adiwarman A. 2013. Bank IslamAnalisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga KeuanganLainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Kuncoro, Mudrajad. 2004. MetodeKuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnisdan Ekonomi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.& Suhardjono. 2011. Manajemen PerbankanTeori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFEYogyakarta.Laporan Keuangan Triwulanan Bank UmumSyariah Tahun 2011-2015. Situs IntenetOtoritas Jasa Keuangan.Tersedia online dihttp://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/laporan-keuangan-perbankan/Default.aspx. (diakses Februari2016).

Page 49: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

48

Muhammad. 2014. Manajemen BankSyariah. Yogyakarta: Unit Penerbit danPercetakan (UPP) AMPYKPN.Murhadi, Werner R. 2013. Analisis LaporanKeuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham.Jakarta: Salemba Empat.Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia.Nurmaya, Karina. 2014. Pengaruh RisikoPembiayaan Qardh dan Ijarah TerhadapLikuiditas Bank Syariah. Skripsi. UnivesitasPadjadjaran.Peraturan Bank Indonesia Nomor3/25/PBI/2001 Tentang Penetapan StatusBank dan Penyerahan Bank kepada BadanPenyehatan Perbankan NasionalPeraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor8/POJK.03/2014 Tentang Penilaian TingkatKesehatan Bank Umum Syariah dan UnitUsaha Syariah.Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor16/POJK.03/2014 Tentang Penilaian KualitasAset Bank Umum Syariah dan Unit UsahaSyariahPeraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor21/POJK.03/2014 Tentang KewajibanPenyediaan Modal Minimum Bank UmumSyariah.Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan(PSAK) No. 1 tentang Penyajian LaporanKeuangan. 2013.Rosadaria, Gladys, & A.A. Ayu Ratna Dewi.2012. Analisis Faktor-faktor yangMempengaruhi Loan to Deposit Ratiosebagai Likuiditas Perbankan (Studi Kasuspada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010). Universitas Indonesia.Rose, Peter, & Hudgins Silva C. 2010. BankManagement and Financial Services EighthEdition. MacGraw-Hill International Edition.Sartono, Agus. 2010. Manajemen KeuanganTeori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitianuntuk Bisnis (Edisi 4 Bu.). Jakarta: Salemba.

Sensus Penduduk Berdasarkan Agama. 2010.Badan Pusat Statistik.Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen LembagaKeuangan. Depok: Lembaga Penerbit FEUI.Statistik Perbankan Syariah. 2015. OtoritasJasa Keuangan.Sucipto. 2003. Penilaian Kinerja Keuangan.Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor11/ 16 /DPNP. 2009. Perihal : PenerapanManajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas.Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) Nomor15/ 41 /DKMP. 2013. Perihal : PerhitunganGiro Wajib Minimum Sekunder dan GiroWajib Minimum berdasarkan Loan toDeposit Ratio dalam Rupiah.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor10 tahun 1998 tentang Perubahan atasUndang-Undang Nomor 7 tahun 1992tentang Perbankan.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.Vodová, Palva. 2013. Determinants ofCommercial Banks in Hungary.

Page 50: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

49

Effect Of Sales Growth And Islamic SocialReporting On Earning Quality Of

Manufacturing Company Listed In IndonesiaSharia Stock Index

1Indri Yuliafitri , 2Diksi Hendrawati, 3Amelia Rizky Alamanda

1Accounting Major, Universitas Padjadjaran2Accounting Major, Universitas Padjadjaran3Accounting Major, Universitas Padjadjaran

[email protected]@[email protected]

Abstract. Earnings quality isn’t measured by the level of reported earnings, but the gap between actual earningsoccurred and reported. Earnings quality is measured by Earnings Response Coefficient (ERC). This study aims todetermine the effect of sales growth and Islamic Social Reporting on earning quality of manufacturing companiesincluding consumer goods sector and miscellaneous industry sectors listed in the Indonesia Sharia Stock Index(ISSI) 2012-2014. Method of sampling which used was purposive sampling. The samples were 37 companies.Analysis of the data in this study was using multiple linear regression analysis. The results showed that the partialat 95 percent assurance level, sales growth had significant positive effect on earnings quality. Islamic SocialReporting had a positive direction, but not significant effect on earnings quality. Age companies as control variablein this study had a positive direction and significant effect to earnings quality.

Keywords: earnings quality, earnings response coefficient, sales growth, Islamic Social Reporting, age companies.

A. INTRODUCTIONNet income (profit) is often used as ameasure of performance or as the basis forother measures such as payments forinvestment (return on investment), orearnings per share (earnings per share) (IAI,2015). So the earnings information is veryuseful for users of financial statements suchas lenders, investors, governments, andcommunities to make decisions. Theinformation contained in the financialstatements must be relevant, so as not tomislead the users of financial statements.Therefore, the information in the financialstatements must be of high quality.Accounting information in the financial

statements, especially the accounting profitis the center of attention of investors (Chu,1997 in Muhammad and Ira, 2008).Companies realize that the accountinginformation which is in the incomestatement becomes important source ofinformation for potential investors.Investors generally only see changes in theearnings information without looking at thequality of earnings informed. Investors'attention is focused on profits are often usedby management to manipulate earnings thatare reported in the financial statements forits own sake. With the manipulation ofearnings, profit more information showswhat is desired constituent financialstatements rather than presenting the truth.

Page 51: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

50

The quality of earnings is defined as theability of the earnings information inresponse to the market. Earnings responsecoefficient (ERC) is one measure used tomeasure the quality of earnings. ERC showsthat by watching the stock price movementsaround the date of the financial statementsis published, it can show the market reactionto earnings information presented by thecompany. Given reaction depends on thequality of the resulting company's earnings.High and low ERC depends on "good news"or "bad news" contained in earnings(Muhammad and Ira, 2008). So the high andlow earnings reported by companies notrelated to the quality of earnings, but ratherincludes the understatement andoverstatement of net income (Adhariani,2005).Quality of earnings shows how profit isgenerated. Several studies support that themanipulation of earnings is also often doneby management in recording and accountingmethod used by the company. Theoccurrence of financial scandals is the failureof the financial statements to meet theinformation needs of users of financialstatements. Like the Toshiba corporatefinancial scandals in 2015 proved toexaggerate profits of up to US $ 1.2 billionover a period of five years. As a result of theaccounting scandals Toshiba shares fell byabout 20% since the start smell of financialissues in April 2015 (Lani Pujiastuti, 2015).Moreover, in Indonesia PT Kimia Farma andPT Indofarma proven to inflate the netincome in the fiscal year 2001. These eventsoften called earnings management. Earningsmanagement can be opportunistic in orderto maximize their personal interests (Scott,2011). As noted in the agency theory whichstates that between management andowners have different interests (Jensen &Meckling, 1976).

The events mentioned above provideevidence that the financial statements arenot always reliable so that the earningsinformation contained in the financialstatements may not necessarily reflect thecompany's financial performancesesunggguhnya. Earnings managementpractices are disfunctional behavior in thefinancial statements. The higher theearnings management, the lower theearnings quality (Ball and Shivakumar, 2007).The company's growth is a thing oftenoverlooked because it involves thecompany's survival. The larger the companythe opportunity to grow, the greater thecompany in obtaining or add to its earningsin the future. Companies that continue toexperience growth it will be easier to attractcapital and this is a source of growth.Information earnings at companies likethese will be responded by the investor(Erma, 2014)According to Sri and Andriana (2007), thesales growth is a good prospect to predictfuture earnings. Sales growth in themanufacturing sector is the only source ofincome in the income statement. Thus, salesgrowth becomes important source ofinformation to predict future earnings.According Chusnulia et al. (2014) in hisresearch expressed positive effect on thegrowth opportunities earnings quality byselecting a sample of high-profile companieslisted on the Stock Exchange 2009-2012period. The research was supported byresearch and Ira Muhammad (2008) statedthe company's growth positive effect onearnings response coefficients by proxy salesgrowth. However, in the study Ely (2013),the growth opportunities not affect earningsquality as measured by earnings responsecoefficient (ERC).Accounting information has limitedinformation, it is a non accounting

Page 52: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

51

information is presented to improve thequality of corporate profits. With theconcept of the Triple Bottom Line (people,profit, and planet) (John Elkington, 1997),the company which has an orientationtoward the gains or profits must also payattention to the environment and society.Non-accounting information in questionhere regarding corporate socialresponsibility or corporate socialresponsibility (CSR).CSR in Indonesia continues to grow in theimplementation and disclosure because ofthe growing public attention to thecompany's operations. So the companyrealizes that the survival of the companydepends on the relationship with thecommunities and environment in which itoperates. With the Law No. 40 of 2007,which explains that the company runs itsbusiness activities relating to naturalresources required to implement social andenvironmental responsibility, if it isbreached it will be sanctioned in accordancewith the provisions of the legislation in force.As the development of conventionaleconomics, economic sharia alsoexperiencing growth. It is marked by theincreasing number of companies that carryout business activities based on Islamicprinciples. Therefore, the concept of CSRbegan to flourish in Islamic economic.For companies that run their business basedon the principles of sharia, includingcompanies belonging to the Islamic capitalmarket is expected to provide a disclosure ofthe religious dimension in the annual reportso as to be useful to stakeholders (Othmanand Thani, 2010). Islamic Social Reporting(ISR) was first proposed by Ross Haniffa in2002 entitled "Social Reporting Disclosure:An Islamic Perspective". ISR then furtherdeveloped more extensively by RohanaOthman, Azlan Md Thani, and Erlane K Ghani

in 2009 in Malaysia. Islamic Social Reportingnot only helps provide information tostakeholders Muslims to take decisions, butalso helps management to meet obligationsto God, society, and the environment(Haniffa and Hudaib 2002 in Othman andThani 2010).Implementation of Islamic Social Reporting isstill being debated. Given the rating of thecompany's performance in environmentalmanagement in 2013-2014, better known bythe rating PROPER show the result that manycompanies are not responsible for theenvironment. Companies that received redratings amounted to 516 enterprises, andcompanies that were rated black numbered21 companies (menlh.go.id). Where as manyas 239 companies that received red ratingsand 11 companies were ranked the blackfrom the manufacturing sector.Cases on CSR that still occur in Indonesia,such as the disposal of various hazardouschemicals by the industry to the CRB makingpolluted Citarum River and holds the title asthe most polluted river in the world byNational Geographic in 2010(csrindonesia.com), industrial waste PTWings Surya expressed sewage exceededthe quality standards so that damaged about18 hectares of rice belonging to villageresidents Driyorejo, District Driyorejo, Gresik(nasional.kompas.com), pollution of woodprocessing plants and furniture, PT PinakoRotary Permai in which hundreds of studentsand nearby residents breathing problems(regional.kompas.com). In addition, theproblem of counterfeiting label halalhappened in Riau Islands became disturbingresidents. Halalness of what is consumed is avery sensitive issue and can be fatal tothemselves as well as companies, includingworld and the hereafter(www.halalmui.org).

Page 53: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

52

From some explanations and examples ofcases that occurred in Indonesia, shows thatcompanies do not carry out socialresponsibilities well. This is not inaccordance with Sharia Enterprise Theory,which explains that God as the center ofeverything and be the center point of thereturn of the man and the universe(Amanda, 2016). Therefore, people here justas His representative (Khalifa fil ard) that hasa consequence to comply with all the laws ofGod in bringing the mission of creating anddistributing well-being for humans andnature. Given ShariaSharia Enterprise Theory refers to theresponsibility towards Allah SWT is certainlya company registered in Sharia Stock Indexmust undertake responsibility for itsperformance. One form of corporate liabilityfor the mandate given by Allah SWT is bymaking one disclosure ISR disclosure in theannual report of the company.Islamic Social Reporting CSR is a conceptdeveloped in sharia economy. ResearchHong and Andersen 2011 stated morecompanies disclose CSR, the higher thequality of the accrual and reduced earningsmanagement activities. The research wassupported by several studies diantaranyaaRulfah research and Nur, 2008 stating CSRpositive effect on earnings responsecoefficient, which the ERC in the study theauthors used as an indicator of earningsquality. ERC thus the higher the earningsquality is also higher. Research Chih et al.2008 stating CSR adversely affected incomesmoothing, where the lower the incomesmoothing means higher earnings quality.Then Ida studies and Bambang 2015declared CSR positively affects the ERC.However, the results of research and SensiSayekti 2007, notes the different results thatCSR negatively affect ERC is supported by theresults of research Ely in 2013 that the

quality of social responsibility a negativeinfluence on the ERC.This research was conducted inmanufacturing companies listed in IndonesiaSharia Stock Index (ISSI) is included in theconsumer goods sector and various sectorsof industry. ISSI launched in 2011 which is astock index reflecting the overall Islamicstocks listed on the Stock Exchange.Therefore, ISSI be one of the realdevelopment of the Islamic capital market inIndonesia. ISSI constituents, namely stockssharia included in the List of IslamicSecurities (DES) and were reviewed duringthe six months in May and November, andeffective at the beginning of next month.ISSI is a sector that deserves to be taken intoaccount. It is marked by the increasingnumber of Islamic stocks in the List of IslamicSecurities (DES), which until 2014 Islamicstocks which belong to the DES as much as336. The market capitalization value ofIndonesian Sharia Stock Index (ISSI) reachedabout Rp2.946,89 trillion or a total of 56.37%of the total market capitalization.The manufacturing sector consists ofcompanies engaged in chemical and basicindustry sectors, the various sectors ofindustry, and the consumer goods sector.However, chemical and basic industrysectors relatively less impact on the growthof manufacturing index for only recorded anincrease of 1% and the contribution of theindustrial sector and the chemical basis ofthe manufacturing index is small with only20% (kemenperin.go.id). On the other hand,during the first half of 2010, the indexrecorded the sharpest growing sector,namely the consumer goods sector (41.93%)and miscellaneous industry (32.22%)(news.liputan6.com).Consumer goods sector issuers listed on theIndonesia Stock Exchange (BEI) by 40 issuers,of which 29 issuers included into the ISSI.

Page 54: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

53

Then for various industry sector issuers listedon the Stock Exchange by 42 issuers, ofwhich 36 issuers included into the ISSI. Thus,we can conclude that 79% of issuers ofconsumer goods and various industrysectors listed on the Stock Exchangeincluded in ISSI. The sharp rise in sectoralindices above are supported by issuersincorporated therein is very well known andpredictable boost the sector index such as PTUnilever Indonesia Tbk (UNVR), PT IndofoodSukses Makmur Tbk (INDF), and PT AstraInternational Tbk (ASII). Therefore, this studyuses a manufacturing company that isincluded in the consumer goods sector andvarious industry sectors listed on ISSI.By looking at some of the above explanation, it is irrelevant if drawn questions about howmuch influence the sales growth and theIslamic Social Reporting on the quality ofcorporate profits .

B. Research FrameworkIncreasing number of companies registeredin Indonesia Sharia Stock Index, but will stealmore concern to many people as well as howthe company convince them with theinformation that companies are reported inthe form of financial statements and annualreports. According to Sofyan (2008: 201), thefinancial statements are the end result of theaccounting process. Where the accountingprocess will not be separated from theaccounting policies chosen by the company.The company's annual report that revealssocial responsibility can not be separatedfrom management policy. So it could be anopportunity for the management to fulfilltheir own desires.For companies listed in ISSI which means thecompany has been running its operationsbased on the principles of sharia, but in livinghumans as subjects of economic life is

considered not everyone is good. This isconsistent with agency theory proposed byEisenhardt (1989), which uses threeassumption of human nature, namely,human beings are generally selfish (selfinterest), human beings have the power ofthought limited on the perceptions of thefuture (bounded rasionality), and humansalways avoid risk (risk averse). The theoryalso mentions the existence of differentinterests between principal and agent thatwill cause opportunistic nature so that theagent (management) are driven to performearnings management solely to optimize thewell-being of himself and no longer works tomaximize the benefit and welfare ofshareholders. In the end, if indicated thecompany is doing earnings management, themarket response will be negative reflectingthe company's earnings quality is low.Every company wants financial statementsthat reflect management success is one ofthem can be seen from the profits earned bythe company. However , from some previousexplanations can lead to gains that are notqualified .According Palupi (2006) in Chusnulia (2014),the company's growth factor is one of thefactors considered such by investors whohave a long-term perspective to get theresults of its investments. According to Scott(2003) in Ely (2013), the growthopportunities will increase expectations offuture earnings that will benefit bothinvestors and companies for their growthopportunities will improve the quality ofcorporate profits. This indicates that thelarger the company's growth opportunities,the company is expected to add to profits inthe future (Sri Mulyani et al., 2007).The growth opportunities the company canbe seen from the volume of sales (Chusnuliaet al, 2014). The higher the company's salesgrowth, the opportunity to make a profit is

Page 55: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

54

also higher, so the market reaction to theearnings information tend to be positive.Therefore, the higher the chances of high-growth companies increasingly value thequality of earnings proxied by the ERC(Chusnulia, 2014).Research Chusnulia et al . 2014 , entitled "Factors Affecting Earnings Quality In HighProfile Companies Listed on the StockExchange " shows that the growthopportunities in proksikan with sales growthhas a positive impact on the quality ofearnings . This illustrates the higher salesgrowth , the higher the profit generated bythe company , so that companies no longerneed to manipulate earnings . The study is inline with the results of Naimah and Siddharta, 2006.Research Muhammad and Ira ( 2008 ) ,entitled " Effect of Size , Growth , andProfitability Corporate Response CoefficientOf Profit On Manufacturing Issuer on the JSE" stated the company's growth significantlyinfluence earnings response coefficients byproxy sales growth . However , the results Elyin 2013 and 2014 Erma expressed no effecton the growth opportunities ERC .In addition to the accounting information,non-accounting information is also used bycompanies as a tool to interpret financialstatements with a better (Chusnulia, 2014).One non-accounting information referred tohere is the corporate social responsibility(Yossi 2008). Especially manufacturingcompany that produces more pollution thanthe non-manufacturing companies so that inthe annual report required additionalinformation (Suwaidan, 1997).Research Hong and Andersen (2011),entitled "The Relationship BetweenCorporate Social Responsibility and EarningsManagement: An Exploratory Study"suggested a negative relationship betweenCSR and earnings management. Low

earnings management shows that highearnings quality. This indicates that thepresence of CSR companies tend to reduceor avoid their earnings managementpractices. The research was supported bythe results of research Rulfah and Nur(2008), Chih et al. (2008), and Ida andBambang (2015) which suggested a positiverelationship between CSR and the quality ofearnings ..Research Chusnulia et al. (2014), entitled"Factors Affecting Earnings Quality In HighProfile Companies Listed on the StockExchange" stated social responsibilitynegative effect on the quality of earnings.The research was supported by researchSayekti and Sensi (2007), and Ely (2013).However, the results MI Mitha and Cecilia(2012) stated CSR disclosure does not affectthe ERC.Corporate Social Responsibility is acommitment of the company or the businessworld to contribute to the economicdevelopment in a sustainable corporatesocial responsibility, which focuses on thebalance between attention to economic,social and environmental (Tamba, 2015 inHans et al., 2015). CSR can be said that inaddition to having economic and legalobligations to shareholders, the company isalso expected to have attention tostakeholders (Rulfah and Nur, 2008).Stakeholders are intended not onlybusinesses and shareholders of thecompany, but includes the surroundingcommunities and the communities involved,consumers, employees, communities andthe environment in all aspects of companyoperations.According to Joseph and Maritime (2012) inJunaidi (2015), there is a fundamentaldifference between the concept of CSR inconventional and Islamic perspectives. CSRin the concept of Islam must be in

Page 56: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

55

accordance with the Qur'an and Sunnah.While CSR in western concept sometimescan not be separated from the interests ofthe company itself so that theimplementation of CSR be biased.The concept of CSR is not only growing inconventional economics, but in an Islamiceconomy is also experiencing growth. CSRconcept in Islam is closely related to thecompanies that run business activities inaccordance with this concept so hopefullythe company can undertake corporate socialresponsibility Islamically. Haniffa (2002)revealed that the limitations of conventionalsocial reporting so that he put forward theconceptual framework of Islamic SocialReporting (ISR). The purpose of the ISR is todemonstrate accountability to God and thecommunity and to increase the transparencyof business activities by providing relevantinformation tailored to the needs of decisionmakers Muslim spiritual (Haniffa, 2002).With the development of the Islamic capitalmarket, the companies included into the Listof Islamic Securities is expected to give areligious dimension in the annual report forthe benefit of stakeholders Muslims(Othman and Thani, 2010). Therefore, ittakes a reference (guideline) to measure theextent of the companies contained in ShariaSecurities List making social responsibilityreport that also presents aspects of religionin the annual report (Septi, 2012).The annual report is one of the media directcommunication between companies andinvestors (Rulfah and Nur, 2008). IslamicSocial Reporting which is additionalinformation in the annual report of thecompany, which in Islamic economicsaccountability needed to produce a true andfair disclosure and transparency. So thatdisclosure of financial and non-financial factsshould contain information that is correct,accurate and available free to users (Maali,

et al., 2006 and Abu-Tapanjeh 2009 inJunaidi, 2015). Therefore, the companyrevealed the Islamic Social Reporting isexpected to make the information in thefinancial statements more relevant, itindicates that the high quality of financialreporting.Based on the linkages with financial goals inlife cycle explicitly that the company's longterm goals are investors and improvecompany performance (Kaplan & Norton,1996). Age company is considered theinvestor in making an investment, acompany's age reflects the company surviveand be evidence that the company is able tocompete and be able to take businessopportunities that exist in the economy.Sri research results and Merry (2007) statesthat there is a significant influence on the lifeof the company against the incomesmoothing in banking companies listed inJakarta Stock Exchange period 2002-2004.Companies that have long-establishedgenerally have more stable profitabilitycompared to a new company or that theyhave a short lifespan. Companies that havelong stood would increase their profits,because of their previous experience ofmanagement in managing its business.

C. METHODSThe object of this research sales growth ( X1), Islamic Social Reporting ( X2 ) , andearnings response coefficient ( ERC ) ( Y ) .This study also uses control variablespotentially affecting the quality of earnings ,which is the age of the company .This study was taken among 2012-2014 , theresearchers used a span of 3 years on thebasis that for more data and shows theactual state of the economy lately. Thisresearch subject is a manufacturingcompany that was included in the consumer

Page 57: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

56

goods sector and various industry sectorslisted on ISSI that meet the criteria specifiedby author.The variables used in this study are as follows:Independent Variable

1. Sales GrowthGrowth opportunities the company canbe illustrated by the increase in salesvolume. Higher sales growth wouldprovide hope for the company to earn aprofit in the future. It would beadvantageous for the company and forinvestors , so investors will give a positiveresponse to greater profits for firms withhigh growth opportunities because it isexpected to provide high benefits in thefuture . Positive investor response toinformation indicating that the profit ofthe company's profit better quality2. Islamic Social ReportingThe level of disclosure in this study usingthe ISR Index , which consists of sixtheme with 43 items that have been putforward by Othman et al . 2010.Measurement ISR using a scoring indexwith a value of 0 and 1. Score 0 not todisclose and score one for the expressISR at the company's annual report.Here's the formula for calculating theamount of disclosure level after scoringon the index ISR :

= Required Score DisclosureMaximum Score DisclosureDependent VariableIn this study the dependent variable isearnings quality is proxied by the ERC . Thehigher the ERC , the profit reported morequality and vice versa . ERC is a regressioncoefficient obtained from the proxy 's stockprice by the accounting profit . Stock pricesused proxy cummulative adalam abnormalreturn . While proxy accounting profits are

unexpected earnings . ERC is calculated usingthe following formula :CAR= α+ β(UE)+ εWhereCAR = Cumulative abnormal returnUE = Unexpected earningsβ = Regression coefficient (ERC)e = error component

1. Cumulative Abnormal ReturnThis study uses a model of compliancemarket (market - adjusted model ) whoassume that the best estimate forestimating return securities is the marketindex return . This model does not needto use the estimation period , becausethe return of securities equal to theestimated market return .CAR can be formulated in the followingmodels : (− , + ) =WhereARit = Abnormal return ofcompany i on day tCARit(-5,+5) = Cumulativeabnormal return of company on eventwindow on t-5 until t+5The reason researchers use theobservation period of 11 days ie t -1 upto 5 + 5 because stock prices tend tofluctuate on a couple of days before andafter the earnings announcement , andsome researchers also used the 11-dayevent window . Meanwhile , t0 date fordetermining the date on which thepublication of the financial statements .2. Unexpected EarningsUnexpected earnings is the differencebetween the actual earnings to earningsexpectations are scaled by the price pershare at the end of the previous period.Unexpected earnings per share are usedas independent variables the study

Page 58: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

57

calculated random walk model with thefollowing : = −WhereUEit = Unexpected earning ofcompany i on period of tEPSit = Earning per share ofcompany i on period of tEPSit-1 = Earning per share ofcompany i on previous period

Control VariableSelection of control variables in this study isbased on studies previously , where thereare several factors that influence the qualityof corporate profits . Age of Companies isone of the potential factors that affect thequality of earnings .Age companies in this study using a length ofcompanies listed on the Indonesia StockExchange (Bambang, 2007) . For the reasonthat when the company is listed on theIndonesia Stock Exchange, the companymust publish financial statements andannual reports that have been set regulator.In addition, the company has long operatedand listed on the Stock Exchange has a lotmore experience in published reports thatthey will be informed of useful informationfor users , although not required by theregulator.This study uses the Chow test and Hausmantest to determine the most appropriatetechnique to estimate parameters of paneldata. Chow test is enabled to determinewhether the panel data to be processedshould be estimated using common orPooled Fixed Effect or Effect. The hypothesisto be tested are as follows:Ho: Common Effect ModelHa: Fixed Effect ModelIf the value of F obtained probability issmaller than 0.05, may be decided to rejectHo and accept Ha or in other words a model

Fixed Effect used instead of Common Effect.However, if the probability F that is greaterthan 0.05 can be decided to accept andreject Ho Ha or in other words CommonEffect models are better used than FixedEffect.Based on the above criteria, if the test resultsshow that the Common Effect Chow betterthan Fixed Effect, the panel data regressionmodel using models Pooled Least Square(PLS). Further, when the test results indicatethat the Fixed Effect Chow is better than theCommon Effect, Hausman test should beperformed to determine the selectionmethod or the Fixed Effect Random Effect.Hausman test is used to determine whichmethod is more suitable for panel dataregression model, which is between RandomEffects Model (REM) or Fixed Effect Model(FEM). The hypothesis to be tested are asfollows:Ho: Random Effect ModelHa: Fixed Effect ModelIf the value prob. Chi-Sq (χ2) is much greaterthan 0.05 then the decision is to accept andreject Ho Ha or in other words the modelRandom Effect is better to use than themodel Fixed Effect. However, if the valueprob. Chi-Sq (χ2) is much smaller than 0.05then the decision is to reject Ho and acceptHa or in other words a model Fixed Effect isbetter to use than the model Random Effect.

D. RESULTS AND DISCUSSIONResults of hypothesis testing that has beendone to prove that the sales growth partiallysignificant positive effect on the quality ofearnings in the consumer goods sectormanufacturing companies and variousindustry sectors. This suggests that anyincrease in the sales growth can improve thequality of earnings in the consumer goodssector manufacturing companies and

Page 59: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

58

various industry sectors which a sample ofthis research.The test results variable sales growth in linewith studies Chusnulia et al. (2014) whichstates growth opportunities positive effecton earnings quality by selecting a sample ofhigh-profile companies listed on the StockExchange 2009-2012 period. In addition, thestudy Muhammad and Ira (2008) stated thecompany's growth positive effect onearnings response coefficients by proxy salesgrowth. Which in this study earningsresponse coefficients are used as a proxy forearnings quality.It can be concluded that the higher thecompany's sales growth, the quality of thehigher corporate profits. This indicates thatthe market response to earnings informedindicate a positive response. So the marketreaction that forms show trust in a companythat has a high growth rate, the companydoes not need to perform earningsmanagement in other words, high-qualityearnings informed.Results of hypothesis testing that has beendone to prove that the Islamic SocialReporting partially no significant effect. Butthe influence of Islamic Social Reporting onthe quality of earnings has a positivedirection. This suggests that any increase inthe disclosure of Islamic Social Reportinginformation can improve the quality ofearnings in the consumer goods sectormanufacturing companies and variousindustry sectors which a sample of thisresearch.Based on the results of the regressionanalysis equation, earnings quality improvedwhen ISR increased disclosure in the annualreport of the company. But the test resultsstating that the ISR has no significant effecton the quality of earnings, it is due to the lackof regulation governing the content of theannual report of companies which belong to

the ISSI should disclose social responsibilityin Islamic. ISR so that the disclosure in theannual report on companies listed in ISSI is asample of this study still showed a low yieldwith an average value of 39%.Because they rarely study that examines theISR on the quality of earnings, then thereference of this study is still limited to theCSR on the quality of earnings. Arguing thatthe ISR is currently developing an extensionof CSR but with more detailed indicators andadapted to religious values. So the results ofthis study are consistent research MI MithaDwi Restuti and Cecilia Nathaniel (2012)entitled "The Effect of Corporate SocialResponsibility Disclosure Of EarningResponse Coefficient".Results of testing the hypothesis that the lifecompany partially significant positive effecton the quality of earnings. The results of thisresearch was supported by the results of thestudy Sri and Merry (2007) performed thebanking company listed on the Jakarta StockExchange period 2002-2004.Companies that have long-establishedgenerally have experience from previousmanagement in managing its business. Thus,a company that has an older age have moretrust from the public that the company isable to survive and maintain its existence. Inaddition , the company with an increasinglyolder age generally have more stableprofitability compared to a new company orthat they have a short lifespan . Thus thelonger the company was established, thecompany is increasingly able to show theexistence in the environment and canfurther increase investor confidence (Sofiaand Keni,2013) . Proxy of earnings quality inthe ERC , shows that the older the company,the higher the value of the ERC obtained .

Page 60: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

59

E. CONCLUSIONBased on the analysis and discussion that hasbeen done in previous chapters , theresearchers obtained the followingconclusions :1. Simultaneously sales growth , IslamicSocial Reporting and firm age affects thequality of earnings in the manufacturingcompanies listed in Indonesia Sharia StockIndex 2012-2014 with the contribution of theinfluence exerted by 32.55 % , while theremaining 67.45 % is great contributionsinfluence of other factors not examined .2. The sales growth affect the quality ofearnings in the manufacturing companieslisted in Indonesia Sharia Stock Index 2012-2014 .3. Islamic Social Reporting does not affectthe quality of earnings in the manufacturingcompanies listed in Indonesia Sharia StockIndex 2012-2014.

REFERENCESAdhariani (2005). Tingkat KeluasanPengungkapan Sukarela Dalam LaporanTahunan dan Hubungannya Dengan CurrentEarnings Response Coefficient (ERC). JurnalAkuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol 2,No.1 : 24-57.Ahmadi Nugroho. 2012. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Intellectual CapitalDisclosure. Accounting Analysis Journal. Hal1-11.Amanda K. M., Agung Y. 2016. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Tingkat PengungkapanIslamic Social Reporting Pada Bank Syariah.Accounting Analysis Journal, 5(1).Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko.2007. Analisis Faktor-faktor yangMempengaruhi Kualitas Laba dan NilaiPerusahaan. Simposium Nasional AkuntansiX, Makassar, 26-28 Juli 2007.

Anis Chariri dan Imam Gozali. 2003. TeoriAkuntansi. Badan Penerbit UniversitasDiponegoro. Semarang.Ball, R., and L. Shivakumar. 2007. EarningsQuality at Initial Public Offerings. Journal ofAccounting and Economics Forthcoming. 45.324–349.Bambang Sudaryono. 2007. Kajian AtasFaktor-Faktor yang MempengaruhiPenggungkapan Lingkungan (EnvironmentalDisclosure) Pada Perusahaan Publik Di BEJPada Tahun 2004-2005. Media RisetAkuntansi, Auditing dan Informasi. Vol. 7.No. 2. Agustus. hlm 107-139.Belkaoui, Ahmed Riahi, 2001. TeoriAkuntansi. Jakarta. Salemba Empat.Beneish, M. and M. Vargus. Insider Trading,Earnings Quality, and Accrual Mispricing. TheAccounting Review 77, no.4 (2002): 755-791.Brown, S., and Warner J. (1985). Using DailyStock Returns. Journal of FinancialEconomics. 21: 161-193.Chandra Natadipurba. 2015. Ekonomi Islam101. Bandung : PT Mobidelta Indonesia.Charitou, A., C, Clubb, dan A, Andreao. 2001.The Effects of Earnings Permanence,Growth, and Frim Size on the Usefuilness ofCash Flows And Earnings In ExplainingSecurity Returns: Empirical Evidence For TheUK. Journal of Business Finance andAccounting: 563-594.Chih et al. 2008. Corporate SocialResponsibility, Investor Protection, andEarnings Management: Some InternationalEvidence. Journal of Business Ethics, 79:179–198Chusnulia Aryandhita Widayanti, MekaniVestari, dan Dessy Noor Farida. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas LabaPada Perusahaan High Profile yang TerdaftarDi BEI. Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis,11(1), 46-64.Collins, D, W, Dan S,P, Kothari. 1989. AnAnalysis of Intertemporal and Cross-

Page 61: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

60

Sectional Determinants of EarningsResponse Coefficients. Journal of Accountingand Economics 11: 143-181.Dechow, Patricia M; Catherine M. Schrand,2004. Earnings Quality. The ResearchFoundation of CFA Institute.Eisenhardt, K.M. 1989. Agency Theory: AnAssesment and Review, Academy ofManagement Review. Vol. 14. No. 1: 57-74.Eldon S. Hendriksen, Michael F Van Breda.2000. Teori Akunting. Batam. Interaksara.Ely Imroatussolihah. 2013. Pengaruh Risiko,Leverage, Peluang Pertumbuhan, PersistensiLaba dan Kualitas Tanggungjawab SosialPerusahaan terhadap Earning ResponseCoefficient pada Perusahaan High Profile.Jurnal Ilmiah Manajemen, 1(1): h:75-87.Haniffa, R., 2002. Social ReportingDisclosure-An Islamic Perspective.Indonesian Management & AccountingResearch 1 (2), pp.128-146Hans H. A., Usil S.S, dan Delima E. 2015.Corporate Social Responsibility DanProfitabilitas. Jurnal Manajemen. Vol.15,No.1.Hong, Y., and Andersen, M. L. (2011). TheRelationship Between Corporate SocialResponsibility and Earnings Management:An Explarotary Study. Journal of BusinessEthics, 104: page 461-471.Ida Ayu T. W., dan Bambang S. H. 2015.Konservatisme Akuntansi, Good CorporateGovernance Dan Pengungkapan CorporateSocial Responsibility Pada Earnings ResponseCoefficient. E-Jurnal Akuntansi UniversitasUdayana. 13.1 : 173-190Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. StandarAkuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari2015. Jakarta : IAI.Imam Ghozali, Dr Dwi Ratmo. 2013. AnalisisMultivariat dan Ekonometrika Teori, Konsepdan Aplikasi menggunakan Eviews 8.Semarang : Badan Penerbit UNDIP.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976).Theory of the Firm: Managerial Behavior,Agency Costs and Ownership Structure.Journal of Financial Economics, 3(4), 305-360.Jogiyanto Hartono. 2007. Teori Portofofiodan Analisis Investasi. BPFE. Yogyakarta.John Elkington. 1997. Cannibals with Forks :The Triple Botton Line of 21st CentauryBusiness. Oxford. UK : Capstone.Jonas, G., and J. Blanchet. (2000). AssessingQuality of Financial Reporting. AccountingHorizons 14 (3):353-363.Junaidi. 2015. Analisis Pengungkapan CSRPerbankan Syariah di Indonesia BerdasarkanIslamic Social Reporting Index. JurnalAkuntansi & Investasi. Vol. 16 No.1Kaplan R.S. dan Norton D.P., (1996).Balanced Scorecard: Translating StrategyInto Action. Harvard Business Review.Kieso , Weygandt , Warfield. 2002.Intermediate Accounting, Edisi Sepuluh,Erlangga, Jakarta.Lambert, R.A. 2001. “Contracting Theory andAccounting.” Journal of Accounting &Economics, (32): 3 – 87.Lani Pujiastuti. 2015. Kasus SkandalKeuangan, CEO Toshiba Mundur.http://finance.detik.com (diakses Desember2015).Liputan6. 2010. Indeks Sektor BarangKonsumsi Masih Yang Terbaik.http://news.liputan6.com/ (diakses 1 Mei2016).Muhammad Arfan dan Ira Antasari. 2008.Pengaruh Ukuran, Pertumbuhan, DanProfitabilitas Perusahaan TerhadapKoefisien Respon Laba Pada EmitenManufaktur Di Bursa Efek Jakarta. JurnalTelaah & Riset Akuntansi. Vol. 1, No. 1. Hal.50-64.Nasir, M., 2005. Metode Penelitian. CetakanKeenam. Penerbit Ghalia Indonesia.

Page 62: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

61

Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana.2013. Faktor-Faktor yang MempengaruhiStruktur Modal pada Perusahaan Real Estateand Property yang Go Public di Bursa EfekIndonesia. Jurnal Akuntasi, h:1-10.Nur Indriantoro dan Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis.Yogyakarta. BPFE.Othman dan Thani. 2010. “Islamic SocialReporting Of Listed Companies In Malaysia”.International Business & EconomicsResearch Journal. Volume 9, Number 4, April2010. Universiti Teknologi MARA. Malaysia.Pagano, P. and F. Schivardi. 2003. Firm SizeDistribution and Growth. ScandinavianJournal of Economics, 105(2), pp: 255-274.Rajan, M.V. and R.E. Saouma. 2006. OptimalInformation Asymmetry. The AccountingReview, Vol. 81, No. 3, May: 677 – 712.Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Alfabeta. Bandung.Romney, Marshall B., dan Paul JohnSteinbart. 2006. Sistem informasi Akuntansi.Jakarta, Edisi 9, Salemba 4.Rulfah M. Daud dan Nur Afni Syarifudin.2008. “Pengaruh Corporate SocialResponsibility Disclosure, Timelines, danDebt To Equity Ratio Terhadap EarningResponse Coefficient” (Studi Empiris PadaPerusahaan Manufaktur Yang Terdaftar DiBursa Efek Indonesia). Jurnal Telaah RisetAkuntansi. Vol. 1, No.1. Januari 2008. Hal.82-101.Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametrik.Jakarta. PT Elex Media Komputindo.Sayekti, Yosefa dan Wondabio, LudovicusSensi.2007. Pengaruh CSR Disclosureterhadap Earning Response Coefficient(Suatu Studi Empiris Pada Perusahaan yangTerdaftar di Bursa Efek Jakarta). SimposiumNasional Akuntansi X.Makasar.Schipper, K., dan L. Vincent. 2003. Earningsquality. Accounting Horizons 17: 97-110.

Schroeder, Richard G dan Clark, Myrtle(1995), Accounting Theory: Text & Readings,John Wiley & Sons, New York.Scott, W. R. (2011). Financial AccountingTheory. 6th Edition. Scarborough, Ontario:Prentice-Hall Canada, Inc.Scott, William R, (2009), FinancialAccounting Theory, 5th Edition, Canada,Pearson Canada Inc.Septi Widiawati, dan Surya Raharja. 2012.Analisis Faktor-Faktor Yang MempengaruhiIslamic Social Reporting Perusahaan -Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar EfekSyariah Tahun 2009-2011. DiponegoroJournal Of Accounting. Vol. 1, No. 2 : 1-15Sofia P.D., dan Keni. 2013. Pengaruh UmurPerusahaan, Profitabilitas, UkuranPerusahaan, dan Leverage TerhadapPengungkapan Tanggungjawab SosialPerusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.15, No. 1 :1-12.Sofyan Syafri Harahap. 2009. Analisis Kritisatas Laporan Keuangan. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.Soraya Fitria dan Dwi Hartanti. 2010. “Islamdan Tanggung Jawab Sosial: StudiPerbandingan Pengungkapan BerdasarkanGlobal Reporting Initiative Indeks dan IslamicSocial Reporting Indeks”. SimposiumNasional Akuntansi 13. PurwokertoSri Daryanti Zen, dan Merry Herman. 2007.Pengaruh Harga Saham, Umur Perusahaan,dan Rasio Profitabilitas PerusahaanTerhadap Tindakan Perataan Laba YangDilakukan Oleh Perusahaan Perbankan YangTerdaftar Di Bursa Efek Jakarta. JumalAkuntansl & Manajemen.Vol 2, No. 2.Sri Mulyani, Nur Fadjrih Asyik, dan Andayani.2007. Faktor-faktor yang MempengaruhiEarnings Response Coefficient padaPerusahaan yang Terdaftar di Bursa EfekJakarta. JAAI, 11(1): h:35-45.Sri Murni dan Andriana. 2007. PengaruhInsider Ownership, Intitutional Investor,

Page 63: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

62

Dividend Payment, dan Firm Growthterhadap Kebijakan Hutang Perusahaan(Studi kasus pada Perusahaan Manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnalakuntansi dan bisnis, Vol. 7, No. 1, Februari,Hal. 15-24.Sri Nurhayati. 2015. Akuntansi Syariah diIndonesia, Jakarta : Salemba EmpatStice, Earl K., Stice, James D., dan Skousen F.K. 2004. Akuntansi Intermediate. SalembaEmpat. Jakarta.Sugiyono. 2012. Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif da R&B. Bandung.Alfabeta.Suharto, Edi. (2006). MembangunMasyarakat Memberdayakan Rakyat: KajianStrategis Pembangunan KesejahteraanSosial dan Pekerjaan Sosial (edisi ke-2),Bandung: Refika Aditama.Sunarto. 2009. “Teori Keagenan danManajemen Laba.” Kajian Akuntansi, Vol. 1,No. 1, Februari:13-28.Surifah. 2010. Kualitas laba danpengukurannya. Jurnal Ekonomi,Manajemen, dan AKuntansi. Vol. 8, 2:31-46.Tria K.P., Etna N. A. Y. 2014. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Islamic SocialReporting Perusahaan-Perusahaan YangTerdaftar Pada Indeks Saham SyariahIndonesia (ISSI) Tahun 2011-2012.Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 3.No. 2.

Wibisono. 2007. Memebedah Konsep danAplikasi Corporate Social Responsibility.Surabaya: Media Grapka.Wild, John.J, Subramanyam, Halsey, 2005.Analisis Laporan Keuangan, Buku 1, Edisi 8,Salemba Empat, Jakarta.Yossi Diantimala. 2008. Pengaruh AkuntansiKonservatif, Ukuran Perusahaan, DanDefault Risk Terhadap Koefisien Respon Laba(ERC). Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Vol.1, No. 1. Hal. 102-122.Zaenal Fanani. 2009. Kualitas PelaporanKeuangan : Berbagai Faktor Penentu DanKonsekuensi Ekonomis. Jurnal AkuntansiDan Keuangan Indonesia. Vol. 6, No. 1.Zahroh Naimah, dan Siddharta Utama(2008). “Pengaruh ukuran perusahaan,pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaanterhadap koefisien respon laba dan koefisiennilai buku ekuitas pada perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEJ”. Jurnalsimposium nasional akuntansi 11 pontianak._________http://www.compas.com_________http://www.csrindonesia.com_________http://www.halalmui.org_________http://www.menlh.go.id_________http://www.ojk.go.id_________http://www.syariahsaham.com

KINERJA KEUANGAN DAN KINERJA NON KEUANGAN PADA BANKSYARIAH DI ASIA

Putri Wulansari 1

Setiawan

Politeknik Negeri Bandung

ABSTRACT

1 Korespondensi penulis: [email protected]

Page 64: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

63

This study aims to determine the financial performance and nonfinancial performance in Islamicbanks in seven countries ranked GFIR 2015. This research method uses descriptive quantitative.Quantitaf is used to calculate each ratio and then analyzed descriptively describing the calculationscheme. Measurement of financial performance in this study using the method of Economic ValueAdded (EVA). Measurement of non-financial performance in this study using maqashid syariahindex consists of six ratios of ten ratios available. The ratios consist of the ratio of educationfunding, research cost ratio, training cost ratio, promotion cost ratio, fair return ratio, functionaldistribution ratio, interest-free product ratio, profit / profit ratio, personal income ratio, and realsector investment ratio. From the research result, it is found that all sharia banks have goodfinancial performance by generating positive EVA value. In non-financial performance, the resultof bank rankings with good performance are as follows: Bank Islam Malaysia, Bahrain IslamicBank, Bank Mandiri Syariah, Kuwait Finance House, Abu Dhabi Islamic Bank, Al-Rajhi Bank.

Keywords: Bank Syariah, Economic Value Added (EVA), Maqashid Syariah Index (MSI)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kinerja non keuangan pada banksyariah di tujuh negara peringkat GFIR 2015. Metode penelitian ini menggunakan kuantitifdeskriptif. Kuantitaf digunakan untuk menghitung masing-masing rasio dan kemudian di analisissecara deskriptif yang menggambarkan skema perhitungan. Pengukuran kinerja keuangan padapenelitian ini menggunakan metode Economic Value Added (EVA). Pengukuran kinerja nonkeuangan dalam penelitian ini menggunakan maqashid syariah index terdiri atas enam rasio darisepuluh rasio yang tersedia. Rasio-rasio tersebut terdiri atas rasio dana pendidikan, rasio biayapenelitian, rasio biaya pelatihan, rasio biaya promosi, rasio pengembalian adil, rasio distribusifungsional, rasio produk bebas bunga, rasio laba/keuntungan, rasio pendapatan pribadi, dan rasioinvestasi sektor riil. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semua bank syariah telah memilikikinerja keuangan yang baik dengan menghasilkan nilai EVA yang positif. Pada kinerja nonkeuangan didapat hasil peringkat bank dengan kinerja yang baik berurutan sebagai berikut: BankIslam Malaysia, Bahrain Islamic Bank, Bank Mandiri Syariah, Kuwait Finance House, Abu DhabiIslamic Bank, Al-Rajhi Bank.

PENDAHULUANBesarnya potensi keuangan syariah

dapat dilihat pada peringkat industrikeuangan syariah Indonesia yang menempatiperingkat ke empat setelah Iran, Malaysia,dan Saudi Arabia (Global Islamic FinancialReport, 2011). Penilaian ini didasarkankepada beberapa aspek dalam penghitunganindeks, seperti jumlah bank syariah, jumlahlembaga keuangan non-bank syariah,

maupun ukuran aset keuangan syariah yangmemiliki bobot terbesar. Menurut CeramahIlmiah Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)jika melihat beberapa aspek pengukuran,Indonesia di prediksi akan mendudukiperingkat pertama dalam beberapa tahunkedepan (Adzhani dan Rini, 2017). Namun,pada studi yang sama di tahun 2015menyatakan bahwa Indonesia turun keperingkat ketujuh setelah Iran, Malaysia,Saudi Arabia, Bahrain, Kuwait, dan United

Page 65: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

64

Arab Emirates (Global Islamic FinancialReport, 2015). Pertumbuhan aset yang terusmeningkat yang dialami oleh bank syariah diIndonesia tidak menjamin kinerja yangdilakukanya pun bagus. Buktinya dalam studiyang dilakukan Global Islamic FinancialReport pada tahun 2015 Indonesia hanyamenjadi peringkat ke tujuh pada peringkatindustri keuangan syariah di dunia, hal inimerupakan penurunan dimana pada tahun2011 Indonesia sempat menempati posisi kekempat.

Dalam kondisi perekonomian yangsedang berkembang sektor bank memilikipotensi dan peluang yang besar dalamperanannya yang merupakan suatu lembagaintermediasi keuangan. Sektor perbankanmempunyai peranan penting dalammengembangkan ekonomi nasional, kondisiperbankan baik tidaknya bisa berdampakpula pada perekonomian secara keseluruhan.Sehingga upaya memperkuat sektorperbankan nasional menjadi faktor pentingdalam memperkuat perekonomian nasional.Dengan kinerja yang baik maka bank akanbisa mencapai laba usaha yang diinginkan.Laba yang meningkat setiap tahunnya belumtentu dapat memberikan nilai tambah bagipemilik modal dan nasabah pemodal. Denganikut dihitungnya biaya modal akanmengurangi keuntungan maka hasil dariperhitungan tersebut akan mencerminkannilai tambah bagi pemegang saham dannasabah pemodal. Menurut Rudianto (2006:340) EVA adalah suatu sistem manajemenkeuangan untuk mengukur laba ekonomidalam suatu perusahaan, yang menyatakanbahwa kesejahteraan hanya dapat terciptajika perusahaan mampu memenuhi semuabiaya operasi (operating cost) dan biayamodal (cost of capital). Menurut Gulo danErnawati (2011) EVA dapat mengukurkinerja secara tepat dengan memperhatikan

sepenuhnya kepentingan dan harapanpenyedia dana (kreditur dan pemegangsaham).

Menurut Hammed (dalam Huda danNasution, 2009 :132) menyatakan bahwalembaga keuangan syariah perlumenggunakan prinsip full disclosure (Prinsipyang mendorong lembaga seperti banksyariah untuk melaporkan secara optimaltidak saja kinerja keuangan melainkankinerja non keuangan). Siddiqi (1980) dalamantonio et.al. (2012) menyatakan “bahwapendirian bank syariah memiliki tujuan untukmemberikan kontribusi dalam pencapaianMaqashid al-syari’ah”. Adanya konseptentang maqashid al-syari’ah dalam kontekspengukuran kinerja non keuangan banksyariah dinilai penting untuk melengkapipengukuran kinerja keuangan menggunakanrasio-rasio keuangan yang berasal dari bankkonvensional. Hal ini bertujuan untukmemberikan evaluasi secara menyeluruhterhadap aspek-aspek yang dimiliki banksyariah. Dari uraian diatas, maka penulistertarik untuk meneliti tentang kinerjakeuangan dan kinerja non keuangan banksyariah dengan menggunakan metodeEconomic Value Added (EVA) dan MaqashidSyariah Index (MSI) pada bank syariahdengan aset tertinggi di negara yang masukkedalam tujuh besar Global Islamic FinancialReport pada tahun 2015.

KAJIAN PUSTAKAPengukuran Kinerja

Kinerja merupakan hasil pekerjaanyang mempunyai hubungan kuat dengantujuan strategis organisasi, kepuasankonsumen dan memberikan kontribusiekonomi. Kinerja adalah keluaran yangdihasilkan oleh fugsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesidalam waktu tertentu (Wirawan, 2009: 5).

Page 66: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

65

Pengukuran kinerja merupakan salah satubagian dari sistem pengendalian manajemenyang termasuk di dalamnya yaitu keputusanperencanaan, penilaian kinerja danoperasional karyawan (Antonio et.al, 2012).Dalam hal ini, pengukuran kinerja juga dapatdiartikan sebagai salah satu alat manajemenuntuk menentukan sejauh mana tujuanperusahaan telah tercapai, mengevaluasikinerja dan aktivitas bisnis, manajer, divisi,dan individu di dalam suatu perusahaan, yangjuga digunakan untuk memprediksiekspektasi perusahaan di masa depan(Yuwono et.al, 2004).

Kinerja Keuangan Menggunakan MetodeEVA (Economic Value Added)

EVA (Economic Value Added) adalahukuran kinerja keuangan yang lebih mampumenangkap laba ekonomis perusahaan yangsebenarnya daripada ukuran-ukuran lain.EVA juga merupakan ukuran kinerja yangsecara langsung berhubungan dengankekayaan pemegang saham dari waktu kewaktu. Analisis penelitian ini dilakukankarena peneliti ingin mendeskripsikan kinerjakeuangan dan juga ingin melihat perbedaanbesarnya nilai tambah maka peneliti dalammodel analisis data menggunakan metodeEVA. EVA merupakan hasil pengurangantotal biaya modal terhadap laba operasisetelah pajak. Biaya modal sendiri dapatberupa cost of debt dan cost of equity.Langkah – langkah untuk menghitung EVA(Van Horne, 2007):

Menghitung NOPAT (Net Operating AfterTax)

Rumus yang digunakan untukmenghitung NOPAT adalah sebagai berikut:

NOPAT = Laba (Rugi) Usaha - Pajak

Laba usaha yang digunakan adalah labaoperasi perusahaan dari suatu currentoperating yang merupakan laba sebelumbunga. Pajak yang digunakan dalamperhitungan adalah pengorbanan yangdikeluarkan oleh perusahaan dalampenciptaan nilai tersebut.

Menghitung Invested CapitalRumus yang digunakan untuk

menghitung Invested Capital adalah sebagaiberikut:

Invested Capital = Total Hutang & Ekuitas –Hutang Jk. Pendek

Total hutang dan ekuitas menunjukkanbeberapa bagian dari setiap rupiah modalsendiri yang dijadikan jaminan utang.Pinjaman jangka pandek tanpa bungamerupakan pinjaman yang digunakanperusahaan yang pelunasan maupunpembayarannya akan dilakukan dalam jangkapendek (satu tahun sejak tanggal neraca)dengan menggunakan aktiva lancar yangdimiliki perusahaan, dan atas pinjaman itutidak dikenai bunga, seperti hutang usaha,hutang pajak, biaya yang masih harusdibayar, dan lain-lain.

Menghitung WACC (Weighted AverageCost of Capital)

Rumus yang digunakan untukmenghitung WACC adalah sebagai berikut:

WACC = {(D x rd) (1 – Tax) + (E x re)}

Keterangan:

Perhitungan beban bunga pada banksyariah adalah margin pembiayaan diterima,karena pembiyaan yang diterima merupakandana yang diperoleh dari entitas lain dengan

Page 67: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

66

kewajiban membayar kembali sesuai denganpersyaratan dalam akad. Pembiayaanditerima diakui sebesar nilai nominalnyapada saat perjanjian ditandatangani.

Menghitung Capital ChargesRumus yang digunakan untuk

menghitung Capital Charges adalah sebagaiberikut:

Capital Charges = WACC x Invested Capital

Menghitung EVA (Economic Value Added)Rumus yang digunakan untuk

menghitung EVA adalah sebagai berikut:

EVA = NOPAT – Capital charges

atau

EVA = NOPAT – (WACC x InvestedCapital)

Penilaian EVA dapat dinyatakan sebagaiberikut (Rudianto, 2006):

Apabila EVA > 0, berarti nilai EVApositif yang menunjukkan telah terjadiproses nilaitambah pada perusahaan.

Apabila EVA = 0 menunjukkan posisiimpas atau Break Event Point.

Apabila EVA <0, yang berarti EVAnegatif menunjukkan tidak terjadi prosesnilaitambah.

Kinerja Non Keuangan MenggunakanMetode Maqashid Syariah Index

Maqashid al-syari’ah adalah maksudAllah selaku pembuat syari’ah untukmemberikan kemaslahatan kepada manusia.

Yaitu dengan terpenuhinya kebutuhandlaruriyah, hajiyah dan tahsiniyah agarmanusia bisa hidup dalam kebaikan dan dapatmenjadi hamba Allah yang baik (Sahroni danKarim, 2016:7). Metode analisis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalahdengan menggunakan metode SimpleAdditive Weighted seperti pada penelitiansebelumnya. Metode ini digunakan untukmelihat seberapa besar pencapaian indeksmaqashid dengan melakukan penjumlahanmasing-masing rasio yang memiliki bobotnilai tertentu yang telah ditentukan oleh pakarsyariah di dunia (Antonio, et.al, 2012).

Ukuran kinerja perbankan syariah yangakan digunakan dalam penelitian ini adalahberdasarkan kerangka maqashid syariahindex. Tujuannya adalah untuk mengukurkinerja perbankan syariah yang selama inimasih menggunakan rasio keuangankonvensional (Mohammed dan Dzuljastri,2008). Dalam melakukan analisismenggunakan pendekatan maqashid syariahindex ada beberapa langkah pengukuran yangdilakukan yaitu menentukan rasio kerja,menghitung rasio kinerja bank syariahdengan menggunakan masing-masing rasio,melakukan pembobotan masing-masing rasiokinerja dan terakhir adalah menjumlahkannilai rasio kinerja tersebut. Berikut adalahlangkah yang dilakukan dalam penelitianmenggunakan maqashid syariah index:

Penentuan Rasio Kinerja Non KeuanganBerdasarkan Maqashid Syariah Index

Dalam penentuan rasio kinerja nonkeuangan didasarkan pada ketersediaan datayangdiperlukan dalam penelitian ini. Penelitian iniakan menggunakan enam rasio yangmewakilidua variabel untuk diuji pada banksyariah.enam rasio tersebut yaitu:

Page 68: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

67

Laba/ Total Pendapatan (R5) Mudharabah dan Musyarakah/Total

Pembiayaan (R6) Pendapatan bebas bunga/Total pendapatan

(R7) Laba bersih/ Total Aset (R8) Zakat/laba bersih (R9) Investasi sektor rill/Total Investasi

(Penyaluran) (R10)

Menghitung Kinerja BerdasarkanMasing-Masing Rasio Kinerja NonKeuangan Maqashid Syariah Index

Langkah kedua dilakukan adalahdengan melakukan perkalian antara bobotsetiapvariabel dengan bobot dan rasio kinerja setiapelemen. Secara sistematis, modelpenghitungan ini dapat dibuat seperti berikut:Maqashid Syariah Index yang keduaestablishing justice

atau

(O2) adalah maqashid syariah index yangkedua establishing justice

adalah bobot untuk keadilanE6 adalah bobot untuk elemen keenam padaO2E7 adalah bobot untuk elemen ketujuh padaO2R6 adalah ukuran kinerja sampel berdasarkanrasio elemen keenam O2R7 adalah ukuran kinerja sampel berdasarkanrasio elemen ketujuh O2

Maqashid Syariah Index yang ketiga publicinterest

atau

adalah bobot untuk kepentingan

masyarakatE8 adalah bobot untuk elemen kedelapanpada O3E9 adalah bobot untuk elemen kesembilanpada O3E10 adalah bobot untuk elemen kesepuluhpada O3R8 adalah bobot untuk elemen kedelapanpada O3R9 adalah ukuran kinerja sampel berdasarkanrasio elemen kesembilan O3R10 adalah ukuran kinerja sampelberdasarkan rasio elemen kesepuluh O3

Menentukan Jumlah Masing-MasingRasio Kinerja Perbankan Dalam TigaIndikator Kinerja

Menghitung jumlah masing-masingrasio kinerja dalam tiga indikator kinerjakemudian membandingkan kinerja banksyariah dan manganalisisnya. Secarasistematis penjumlahan tersebut ialah sebagaiberikut:

Keterangan:

IK (O2): Tujuan KeadilanIK (O3): Tujuan Kesejahteraan Masyarakat

Peneliti sebelumnya melakukanverifikasi pengukuran kinerja yangdikembangkan kepada 16 ahli di bidangperbankan melalui kuisioner. Keenambelasahli tersebut diminta menjawab pertanyaanterkait pembobotan yang diberikan kepadamasing-masing rasio agar dapat terukur, sertamengidentifikasi ulang komponenpengukuran kinerja apakah diterima dansesuai dengan kondisi perbankan. Dari hasilpenelitian tersebut, maka ditetapkanlahsepuluh rasio pengukuran kinerja perbankansyariah menggunakan pendekatan maqashid

Page 69: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

68

syariah index. Bobot rata-rata yang diberikanoleh para ahli dijelaskan dalam tabel:

Tabel Bobot Variabel dalam MaqashidSyariah Index

Sumber: Mohammed, Dzuljastri dan Taib(2008)

METODE PENELITIANPenelitian ini menurut pendekatanya

merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.Dalam penelitian ini, penelitian deskriptifdigunakan untuk menjelaskan hasil dariperhitungan dalam menganalisis kinerja banksyariah, sedangkan penelitian kuantitatifdigunakan untuk menghitung tingkatpresentasi rasio maqashid syariah index danmenghitung kinerja keuangan dengan EVA.Pupolasi yang ditentukan dalam penelitian iniadalah bank syariah yang ada di Asia periode2015. Sedangkan sampel untuk penelitian inidiambil dengan metode purposive sampling.Purposive sampling adalah teknik penentuansampel dengan pertimbangan tertentu(Sugiyono, 2013:122). Metode ini digunakankarena penulis mengambil sampel perbankansyariah dengan pertimbangan sebagaiberikut: Bank syariah yang memilik aset tertinggi

di Asia. Bank syariah di negara yang termasuk

dalam tujuh peringkat Islamic FinancialCountry Index 2015.

Bank syariah yang menyediakan AnnualReport yang dipubilkasikan pada tahun2015.

Berdasarkan pertimbangan tersebutdan setelah mempelajari ketersediaan datapenulis menentukan mengambil enam sampeluntuk diteliti yaitu Bank Syariah Mandiri,Bahrain Islamic Bank, Abu Dhabi IslamicBank, Kuwait Finance House, Al-RajhiBank, dan Bank Islam Malaysia.

HASIL PENELITIANKinerja Keuangan Bank Syariah

Penilaian kinerja keuanganberdasarkan EVA (Economic Value Added)dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagipihak internal maupun eksternal dalammengambil keputusan. Secara lengkap EVA(Economic Value Added) enam bank syariahdengan aset terbesar di Asia pada tahun 2015adalah sebagai berikut:Tabel EVA (Economic Value Added) Bank

Syariah 2015

Sumber: Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihatnilai Economic Value Added yang dicapaioleh semua bank yang diteliti bernilai positif,hal ini berarti kinerja keuangan bank baikkarena telah mampu menciptakan nilaitambah ekonomis bagi pemilik modal.

Perhitungan tingkat kinerja banksyariah menggunakan metode EconomicValue Added pada enam bank syariah yangditeliti telah menunjukkan hasil yang baik.Semua bank yang diteliti telah menunjukkannilai positif pada hasil akhir perhitungan.Menurut Gulo dan Ernawati (2011) EVAmenghasilkan nilai positif karena nilaiNOPAT lebih besar daripada nilai biayamodal perusahaan, hal ini menunjukan bahwaperusahaan sudah dapat menambah nilaiekonomis kedalam perusahaan. Hal ini

Page 70: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

69

sejalan dengan perhitungan yang dilakukanpada setiap bank yang diteliti semuamenunjukkan bahwa nilai NOPAT lebihbesar dari pada nilai biaya modal yang harusdikeluarkan perusahaan.

Proporsi modal yang dikeluarkan untukkegiatan investasai juga harus diperhatikandengan baik, karena hal ini juga akanmenekan biaya modal sendiri yangdikeluarkan. Semakin besar modal yangdiinvestasikan semakin besar juga biayamodal yang akan dikeluarkan sehingga peranmanajemen sangat penting dalam memilihdimana dana dapat diinvestasikan denganbaik. Sebagai contoh bisa dilihat pada biayamodal yang ada di BSM dan BisB. KetikaBSM menginvestasikan dananya senilai USD5,201,204,695 dan BisB menginvestasikandananya senilai USD 2,218,669,742 makasecara langsung kita dapat melihat bahwabiaya modal yang akan muncul akan lebihbesar BSM dibandingkan BisB karena danayang ditanamkan oleh BSM lebih besar.Namun, pada hasil perhitungan biaya modalBisB lebih besar yaitu USD 26,703,174dibandingkan biaya modal BSM yang hanyamencapai USD 21.547.050 hal ini terjadikarena proporsi modal sendiri dibandingkantotal modal dan ekuitas yang diinvestasikanBisB sangat besar yaitu 0.744 jikadibandingkan BSM yang hanya mencapai0.0803. Seperti yang telah dikemukakan padapenelitian Fatoni Hilman (2011) proporsiekuitas perlu diperhatikan untuk menghindaripeningkatan nilai cost of equity sehinggadapat menurunkan nilai capital chargemenjadi lebih efektif. Alternatif lainmanajemen dapat menggunakan sumber danalain untuk membiayai modalnya, tetapi tidakbegitu mengandung resiko yang dipengaruhioleh faktor ekternal, iklim politik, danperekonomian.

Menurut Karamoy Jilly, dkk (2015)dalam Fatoni Hilman (2011) manajementerus menciptakan laba yang besar danmenurunkan biaya modal dngan selalumengedepankan prinsip kehati-hatianperbankan (Prudential Banking) itu berartikinerja keuangan perusahaan dikatakan baikdan perusahaan mampu menciptakan nilaitambah bagi para pemilik modal. Penciptaanlaba yang besar dan menurunkan biaya modaldengan selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian adalah hal yang perlu diperhatikandalam meningkatkan nilai tambah bagiperusahaan. Hal ini terlihat seperti yangterjadi pada ADIB dan KFH, ketika ADIBmemperoleh laba sebesar USD524,412,869.16 dan biaya modal yang harusdikeluarkan senilai USD 137,804,785 jikadibandingkan dengan KFH yang memperolehlaba lebih besar dibandingkan ADIB sebesarUSD 689,991,993.16 dan biaya modal yangharus dikelurkan lebih besar sebesar USD518,934,752 bisa disimpulkan bahwa ADIBdapat menekan biaya modal yangdikeluarkan jika dibandingkan dengan KFH.Meskipun KFH memiliki laba yang lebihbesar namun biaya modal yang dikelurkanjuga besar sehingga menciptaan nilai tambahyang diperoleh KFH sebesar USD171,057,242 lebih kecil dibandingkan ADIByaitu sebesar USD 386.608.084.

Pengukuran kinerja keuanganmenggunakan Economic Value Added perluditerapkan oleh perbankan syariah karenadengan menggunakan EVA hasil perhitungandapat memperlihatkan secara jelas apakahperusahaan telah mampu menciptakan nilaitambah bagi para pemilik modal, sehinggadengan jelas nasabah atau calon nasabahdapat melihat kinerja keuangan yangdilakukan oleh perusahaan. Namun perlupengembangan metode EVA agar sesuaidengan prinsip syariah. Adanya penyesuaian

Page 71: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

70

tentang data-data yang digunakan dalamperhitungan, karena selama ini masihmenggunakan istilah konvensional.

Kinerja Non Keuangan Bank SyariahPerhitungan dari kinerja non keuangan

berdasarkan tujuan-tujuan dari Maqashid al-Syariah dilakukan dengan menghitungberdasarkan perhitungan dari kriteria rasioyang memiliki bobot. Empat rasio kinerjayang berkaitan dengan tujuan syariahpertama yaitupendidikan individu telah dihilangkan darianalisis ini dikarenakan tidak tersedianyadatayang memadai.

Kinerja Non keuangan Bank SyariahBerdasarkan Tujuan Keadilan

Tujuan kedua berdasarkan Maqashidal-Syariah yaitu tujuan keadilan. Perhitunganaspek tujuan keadilan ini mencakup rasiodistribusi fungsional dan rasio produk bebasbunga. Secara lengkap hasil perhitungantujuan keadilan dapat dilihat pada tabeldibawah ini:

Tabel Pencapaian Tujuan Keadilan BankSyariah 2015

Sumber: Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan tabel di atas dapatdijelaskan bahwa pencapaian tujuan keadilandariMaqashid al-Syariah secara optimal dicapaioleh Bank Syariah Mandiri, Bahrain IslamicBank, dan Al-Rajhi Bank, karena nilaipencapaian tujuan keadilan bank tersebutberadadiatas rata-rata yaitu lebih dari 0.1854.

Kinerja Non Keuangan Bank SyariahBerdasarkan Tujuan KepentinganMasyarakat

Tujuan ketiga Maqashid al-Syariahyaitu tujuan kepentingan masyarakat.Perhitungan aspek tujuan kepentinganmasyarakat ini mencakup rasio profitabilitas,rasio pendapatan personal dan rasio investasisektor riil. Berdasarkan tabel IV.3pencapaian optimal tujuan kepentinganmasyarakat hanya diperoleh oleh Bank IslamMalaysia dan Abu Dhabi Islamic Bankdengan pencapaian nilai tujuan kepentinganmasyarakat diatas rata-rata. Empat bank lainmasih belum memenuhi tujuan kepentinganmasyarakat karena nilai yang diperolehnyamasih dibawah rata-rata. Hasil perhitunganpencapaian tujuan kepentingan masyarakatdapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Pencapaian Tujuan KepentinganMasyarakat Bank Syariah 2015

Sumber: Hasil Olahan Microsoft Excel

Peringkat Kinerja Non Keuangan BankSyariah menggunakan Maqashid SyariahIndex

Perhitungan peringkat maqashidsyariah dengan maqashid syariah indexmenggunakan metode perhitungan SampleAdditive Weighted atau penjumlahanberbobot. Perhitungan ini menghasilkan nilaiMSI (maqashid syariah index) dan nilai MSIterbesar diberi peringkat pertama, nilaiterbesar kedua diberi peringkat kedua danseterusnya. Penilaian tersebut dapat dilihatpada tabel IV.4 dibawah ini.

Tabel Perhitungan Peringkat Kinerja NonKeuangan (Maqashid Syariah Index)

Page 72: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

71

Bank Syariah 2015

Sumber: Hasil Olahan Microsoft Excel

Berdasarkan di atas didapat peringkatkinerja non keuangan berdasarkan Maqashidal-Syariah, peringkat pertama diraih olehBank Islam Malaysia, diikuti oleh BahrainIslamic Bank, Bank Syariah Mandiri, AbuDhabi Islamic Bank, Kuwait Finance House,dan yang terakhir Al-Rajhi Bank. Abu Zahrah(2014) dalam Revaindi (2016), mejelaskanbahwa maslahat menjadi tujuan puncakdalam Maqashid al-Syariah, Meskipunpembagian tujuan Maqashid al-Syariahsendiri juga mencakup tujuan kepentinganmasyarakat dan tujuan keadilan. Berdasarkankonsep tersebut dapat diketahui bahwadengan melihat rata-rata dari setiap tujuanpada Tabel IV.4 diatas, maka pencapaiantujuan keadilan lebih mendominasi dengannilai rata-rata 0.1854 jika dibandingkandengan pencapaian tujuan kepentinganmasyarakat yang hanya sebesar 0.04920. jikamengacu pada konsep maslahah maka belumada bank syariah yang mencapainya. Karenabelum ada bank syariah yang dapatmemenuhi semua nilai dari rata-rata yangada.

Hasil perhitungan kinerja nonkeuangan menggunakan Maqashid SyariahIndex menunjukkan peringkat sebagai berikutberurutan dari peringkat pertama ditempatioleh Bank Islam Malaysia, Bahrain IslamicBank, Bank Mandiri Syariah, KuwaitFinance House, Abu Dhabi Islamic Bank, danyang terakhir Al-Rajhi Bank. Perolehantersebut didasarkan atas nilai dari setiap rasiotujuan keadilan dan rasio tujuan kepentinganMasyarakat yang diperoleh setiap bank,kemudian kedua rasio tersebut dijumlahkan

sehingga menghasilkan nilai akhir MSI. Hasilini sangat berbeda jika dibandingkan denganlaporan yang diliris oleh Global IslamicFinancial Reports pada tahun 2015.Meskipun Malaysia tetap diurutan teratas,namun untuk Indonesia sendiri naik keposisiketiga jika dihitung mengunakan MSI,Bahrain pula naik ke posisi kedua setelahmalaysia, Abu Dhabi turun pada posisikelima, Kuwait turun pada posisi keempat,dan Saudi Arabia turun jauh ke posisikeenam. Perbedaan ini tejadi karena rasioyang digunakan atau objek penilaian yangdilakukan berbeda antara GIFR dan yangdilakukan peneliti.

Dari kedua hasil perhitunganmenunjukkan bahwa perbankan syariahIndonesia belum bisa menjadi peringkatpertama dalam hal pencapaian kinerjanya.Meskipun banyak faktor pendukungIndonesia untuk bisa menjadi pemimpindalam dunia keuangan syariah seperti yangdinyatakan dalam GIFR 2011 bahwaIndonesia diprediksi akan mendudukiperingkat pertama dalam beberapa tahunkedepan. Namun pada kenyataannya laporanGIFR 2015 menyatakan Indonesia masihberada di peringkat ketujuh dan dalamperhitungan Maqashid Syariah Index banksyariah Indonesia masih berada di posisiketiga. Hal ini berarti bank syariah Indonesiaharus mengupayakan usahanya dalammemastikan kejujuran dan keadilan dalamsemua transaksi, maupun kegiatan usahayang dapat menciptakan ketidakadilan sepertiriba, kecurangan, dan korupsi. Hal inisemata-mata untuk pencapaian tujuan syariahpembentukan keadilan yang baik lagi,meskipun Indonesia sudah lebih ungguldalam tujuan keadilan dibandingkan negaralain. Tujuan kepentingan masyarakat padabank syariah Indonesia perlu ditingkatkanlagi mencakup profitabilitas dan investasi

Page 73: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

72

pada sektor riil, karena pencapaian Indonesiapada tujuan kepentingan masyarakat initerbilang sangat kecil jika dibandingkandengan negara lain seperti Malaysia, UEA,Kuwait, Saudi Arabia, dan Bahrain.

Pengukuran kinerja dengan pendekatanMaqashid Syariah Index perlu diterapkanoleh industri perbankan syariah,dibandingkan hanya fokus pada rasiokeuangan, karena tujuan perbankan syariahsendiri tidak hanya fokus pada pencapaiankeuangan melainkan untuk kemaslahatanumat. Bank syariah juga dapat mendukungdengan menyajikan ketersediaan data denganmenyiapkan sejumlah laporan seperti laporanaktivitas pemegang saham,laporan aktivitaspegawai, aktivitas terkait nasabah(Pendanaan, pembiayaan dan jasa).

PENUTUPKinerja keuangan menggunakan

Economic Value Added untuk perbankansyariah telah menghasilkan kinerja yang baikyaitu bernilai positif. Hal ini berarti semuabank syariah telah mampu menghasilkannilai tambah bagi pemilik modal. Hasilperolehan nilai tambah masing-masing bankberbeda sesuai dengan laba yang diperoleh,jumlah dana yang diinvestasikan, dan biayamodal yang harus dikeluarkan.

Kinerja non keuangan Berdasarkanmetode Maqashid Syariah Index dapatdiketahui pencapaian peringkat sebagaiberikut berurutan dari peringkat pertama danseterusnya beserta perolehan nilai MSI:1. Bank Islam Malaysia (0.28419)2. Bahrain Islamic Bank (0.27100)3. Bank Mandiri Syariah (0.25903)4. Kuwait Finance House (0.21912)5. Abu Dhabi Islamic Bank (0.19918)6. Al-Rajhi Bank (0.17512)

Berdasarkan hasil analisis diketahuibahwa EVA yang dihasilkan dipengaruhi

oleh biaya modal yang dikeluarkan.Sehingga, manajemen perlu menekan biayamodal seminim mungkin agar nilaipengembalian kepada pemegang sahamsemakin baik. Untuk hasil kinerja nonkeuangan menggunakan Maqshid SyariahIndex dapat dijadikan acuan bank syariahdalam operasinya agar lebih memperhatikanfaktor keadilan dan kepentingan masyarakatagar dapat mencapai tujuan syariah itu sendiriyaitu kemaslahatan umat.

DAFTAR PUSTAKAAnisa Tamba, 2012, Analisis Kinerja

Keuangan Menggunakan PendekatanEVA dan MVA pada Perusahaan goPublic, skripsi.

Antonio Syafi’I, 2001, Bank Syariah: dariTeori ke Praktik.Gema Insani: Jakarta.

Antonio, et.al, 2012, “An Analysis of IslamicBanking Performance: MaqashidIndex Implementation in Indonesia andJordania”.

Ascarya, 2006, Akad dan Produk BankSyariah, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Badan Pusat Statistik, Jumlah pendudukmuslim di Indonesia, [Online],Tersedia: https://www.bps.go.iddiakses pada 5 Maret 2017.

Ermawati, Wita Juwita, 2011, Analisis EVA(economic value added) dan MVA(market value added) Sebagai AlatPengukuran Kinerja Keuangan PT. SA.Jurnal. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Fatoni, Hilman, 2011, Penilaian KinerjaBank Syariah dengan MenggunakanMetode Economic Value Added (EVA),Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah. Jakarta.

Page 74: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

73

Global Islamic Financial Report 2011.http://www.gifr.net/ diakses pada 17Maret 2017.

Global Islamic Financial report 2015.http://www.gifr.net/ diakses pada 17Maret 2017.

Kasmir, 2012, Manajemen Perbankan,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mahmud dan Rukmana, 2010, Bank syariah,teori, kebijakan, dan studi Empiris diIndonesia, Jakarta: Erlangga.

Mamdud M. Hanafi, 2004, ManajemenKeuangan, Yogyakarta: BPFE.

Mohammed, Dzuljastri dan Taib, 2008, ThePerformance Measures of IslamicBanking Based on the MaqashidFramework.

Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution,2009, Current Issues LembagaKeuangan Syariah, Jakarta: Kencana.

Otoritas Jasa Keuangan, Statistikpertumbuhan perbankan syariah diIndonesia,[Online],Tersedia:www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/datadanstatistik/.../default.aspx diakses pada 5 Maret 2017.

Ramadhan, Reviandi, 2016, AnalisisPengukuran Kinerja Non Keuangandan Kinerja Keuangan PerbankanSyariah di Indonesia, Tugas Akhir,Politeknik Negeri Bandung. Bandung.

Rudianto, 2006, Akuntansi Manajemen,Jakarta: Gransindo.

Santoso, 2009, Manajemen keuangan Teoridan Aplikasi, Yogyakarta: BPFE.

Sawir, 2005, Analisis Kinerja Keuangan danPerencanaan Keuangan, Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Soemarso, 2004, Akuntansi sebagaipengantar, Jakarta: Salemba Empat.

Sudarsono Heri, 2012, Bank dan LembagaKeuangan Syariah. Edisi keempat,Yogyakarta.

Sugiono, 2013, Metode Penelitian Bisnis,Bandung: ALFABETA.

Suwiknyo, 2010, Dwi, Analisis LaporanKeuangan Perbankan Syariah,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ulum, Ihyaul, 2005, Akuntansi Sektor PublikSebuah Pengantar (Cet.2), UniversitasMuhammadiyah Malang.

Van Horne, James C dan Wachowicz. 2007.Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.Jakarta: Salemba Empat.

Wirawan, 2009, Evaluasi kinerja sumberdaya manusia: teori, aplikasi, danpenelitian/ wirawan, Jakarta: SalembaEmpat.

Yuwono, Sony, et al, 2004, Petunjuk PraktisPenyusunan Balance ScorecardMenuju Organisasi yang Berfokuspada Strategi, Jakarta: PT GramediaPustaka Utama.

http://www.icmi.or.id/blog/2015/08/inilah-bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-dunia diakses pada 17 Maret 2017.

http://www.infosyariah.com/2016/09/6-bank-syariah-terbesar-di-dunia.htmldiakses pada 17 Maret 2017.

http://www.icmi.or.id/blog/2015/08/inilah-bank-syariah-dengan-asset-terbesar-di-dunia diakses pada 17 Maret 2017.

http://www.convertworld.com/id/mata-uang/arab-saudi/sar-usd.html#13965880000 diakses ada 21Maret 2017.

Page 75: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

74

INKLUSI KEUANGAN : EFEKTIVITAS PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN

DANA ZAKAT

Hasna KatsurayyaUniversitas Padjadjaran

ABSTRAK

Zakat tidak hanya berfungsi untuk menolong perekonomian mustahik, tetapi juga dapatmenjadi instrumen penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional. Dalam jangka panjang, tujuanutama zakat adalah mentransformasi para mustahik menjadi muzakki. Hal ini menunjukkan bahwazakat sangat berpotensi untuk mengatasi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu negara.Geliat ekonomi syariah mulai menemukan momentumnya dan gaung inklusi dalam sektor keuanganmenandakan bahwa zakat memiliki peranan yang penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmelihat sejauh mana zakat sebagai instrumen inklusi keuangan dan perannya sebagai pengentaskemiskinan selama 2010-2015 dilihat dari penghimpunan dan penyaluran dana zakat nasionalmelalui OPZ di Indonesia.

Page 76: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

75

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Populasidari penelitian ini adalah data zakat di Indonesia. Sampel menggunakan data penghimpunan danpenyaluran dana zakat pada tahun 2010-2015.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penghimpunan dana zakat sudah mengalamipeningkatan dari tahun ke tahunnya, peningkatan transparansi pengelolaan dana zakat dan jugapenyaluran dana zakat yang efektif diharapkan membantu inklusi keuangan yang dilakukan agarmendorong peran zakat dalam bentuk pengentasan kemiskinan.Kata kunci: Inklusi Keuangan, Penghimpunan Zakat, dan Pengentasan Kemiskinan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Zakat adalah salah satu sektor

penting dalam filantropi Islam. Sebagai rukun

Islam ketiga, zakat wajib dibayarkan oleh

setiap Muslim yang memenuhi syarat

(muzakki) untuk menyucikan hartanya dengan

cara menyalurkan zakatnya kepada mustahik

(penerima zakat). Zakat ini tidak hanya

berfungsi untuk menolong perekonomian

mustahik, tetapi juga dapat menjadi instrumen

penyeimbang dalam sektor ekonomi nasional.

Dalam jangka panjang, tujuan utama zakat

adalah mentransformasi para mustahik

menjadi muzakki. Hal ini menunjukkan bahwa

zakat sangat berpotensi untuk mengatasi

kesenjangan ekonomi dan kemiskinan di suatu

negara.

Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2015, penduduk

Indonesia berjumlah 216,66 juta dengan

persentase penduduk Muslim 85% dari total

populasi. Sebagai negara dengan jumlah

penduduk Islam yang sangat besar, Indonesia

sangat berpotensi dalam mengurangi

kemiskinan salah satunya melalui instrumen

zakat. Berikut data pertumbuhan

penghimpunan dana zakat, infak dan sedekah

(ZIS) tahun 2002-2015 (BAZNAS, 2016).

Tabel 1.1 Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Tahun Rupiah (miliar) Petumbuhan (%)

2002 68,39 -

2003 85,28 24,70

2004 150,09 76,00

2005 295,52 96,90

2006 373,17 26,28

2007 740 98,30

2008 920 66,96

Page 77: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

76

2009 1200 30,43

2010 1500 25,00

2011 1729 15,30

2012 2200 27,24

2013 2700 22,73

2014 3300 22,22

2015 3700 21,21

sumber : Outlook BAZNAS 2017 (data

diolah)

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan

Penghimpunan Dana ZIS

Data tersebut mengindikasikan

bahwa terdapat peningkatan kesadaran

masyarakat yang cukup tinggi untuk berzakat

melalui organisasi pengelola zakat (OPZ),

baik BAZNAS maupun LAZ. Pertumbuhan

yang sangat pesat pada tahun 2004, 2005 dan

2007 diduga karena terjadinya bencana alam

tsunami di Aceh dan gempa bumi di

Yogyakarta. Namun data tersebut belum

masih menunjukkan realisasi zakat sebesar

Rp 3,7 triliun yang sangat timpang

dibandingkan potensi zakat nasional yang

disebutkan dalam penelitian BAZNAS,

Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Islamic

Development Bank (IDB) yaitu sebesar Rp

217 triliun, dimana pada tahun 2015 OPZ

hanya mampu menyerap dan mengelola dana

ZIS sebesar Rp 3,7 triliun atau 1,7% dari total

potensi zakat nasional.

Sebagaimana perannya untuk

kesejahteraan masyarakat. Berbagai

penelitian banyak dilakukan tentang sejauh

mana pengaruh zakat terhadap kesejahteraan

masyarakat. Irfan Syauqi Beik & Laily Dwi

Arsyianti (2013) melakukan penelitian yang

kemudian menjadi solusi dalam

meningkatkan peran zakat terhadap

pengentasan kemiskinan. Dalam optimasi

instrumen zakat di Indonesia, setidaknya

terdapat 4 langkah, yaitu (1) sosialisasi dan

edukasi publik berkelanjutan mengenai

konsep zakat, (2) dukungan peraturan

Page 78: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

77

pemerintah, (3) percepatan kapasitas

organisasi BAZNAS dan LAZ di bawah

kepemimpinan BAZNAS serta (4)

memperkuat kerjasama zakat internasional.

Inklusi keuangan merupakan upaya

untuk mendorong sistem keuangan agar

dapat diakses seluruh lapisan masyarakat

sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi

yang berkualitas sekaligus mengatasi

kemiskinan (Irmawati et al, 2013). Inklusi

Keuangan bertujuan untuk meniadakan

segala bentuk hambatan terhadap akses

masyarakat dalam memanfaatkan layanan

jasa keuangan dengan didukung oleh

infrastruktur yang ada (World Bank &

European Commission 2008). Dengan

demikian inklusi keuangan merupakan suatu

bentuk pengentasan kemiskinan dengan

memaksimalkan infrastruktur keuangan yang

ada agar dapat diakses oleh seluruh

masyarakat yang ada.

Inklusi keuangan merupakan isu

yang pada umumnya sering terjadi di

mayoritas negara yang kurang maupun

sedang berkembang. Lebih dari setengah

penduduk Indonesia tidak memiliki akses

pada lembaga keuangan formal. Hasil survei

rumah tangga yang dilakukan Bank

Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan

bahwa 62% rumah tangga tidak memiliki

tabungan sama sekali. Hal ini

mengindikasikan bahwa Jumlah kepemilikan

rekening masyarakat Indonesia dinilai masih

rendah. Sementara itu data Bank Dunia

menyebutkan bahwa pada tahun 2014, bahwa

35.9% orang dewasa di Indonesia (umur 15

tahun ke atas) memiliki rekening di lembaga

keuangan formal (Canggih et al, 2017).

Perkembangan teknologi pun

kemudian menjadi bagian tak terpisahkan

dalam prosesi inklusi keuangan, termasuk

memfasilitasi pembayaran dan penyaluran

dana zakat. Data yang tercatat menunjukkan

kecenderungan konsumen berperilaku saat

ini. Menurut survei yang dilakukan

penghimpun donasi Rumah Zakat,

Page 79: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

78

pergeseran tren pembayaran zakat ke online

terjadi sejak 2015. Dari metode pembayaran

zakat yang biasanya dengan cara

konvensional (tatap muka), kini masyarakat

lebih memilih membayar zakat secara online.

Pada 2016, 75% dari dana zakat yang berhasil

dikumpulkan oleh Rumah Zakat, didapat dari

donasi dan zakat online

(https://www.duniafintech.com/tren-baru-

menunaikan-zakat-lewat-e-commerce/,

diakses pada 7 Juli 2018).

Identifikasi Masalah

Geliat ekonomi syariah mulai

menemukan momentumnya dan gaung

inklusi dalam sektor keuangan menandakan

bahwa zakat memiliki peranan yang penting.

Ada empat peran yang dilakukan oleh zakat

dalam pembagunan ini, yaitu: (1)

memoderasi kesenjangan sosial; (2)

membangkitkan ekonomi kerakyatan; (3)

mendorong munculnya model terobosan

dalam pengentasan kemiskinan, dan (4)

mengembangkan sumber pendanaan

pembangunan kesejahteraan umat di luar

APBN maupun APBD (Outlook BAZNAS

2017).

Urgensi dari peran zakat sebagai

instrumen inklusi keuangan kemudian

menjadi tugas bagi berbagai pihak untuk

mensukseskannya. Penelitian ini bertujuan

untuk melihat sejauh mana efektivitas zakat

sebagai instrumen inklusi keuangan dan

perannya sebagai pengentas kemiskinan

selama 2010-2015 dilihat dari

penghimpunan dan penyaluran dana zakat

nasional melalui OPZ di Indonesia.

Kontribusi dan Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk

melihat efektivitas zakat sebagai instrumen

inklusi keuangan dalam rangka mendukung

pemerintah, OPZ serta masyarakat untuk

turut serta membangun inklusi keuangan

melalui zakat.

Page 80: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

79

METODOLOGI PENELITIAN DAN

KAJIAN PUSTAKA

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian analisis deksriptif. Metode

deskriptif adalah meode yang dilakukan

untuk mengetahui dan menjelaskan

karakteristik variabel yang diteliti dalam

suatu situasi, dalam penelitian ini metode

deksriptif digunakan untuk mengetahui dan

menjelaskan zakat sebagai instumen inklusi

keuangan dan pengentas kemiskinan melalui

data penghimpunan dan penyaluran dana

zakat melalui dana zakat nasional melalui

BAZNAS dan atau OPZ formal lainnya yang

tercatat di BAZNAS.

Populasi dalam penelitian ini adalah

jumlah dana zakat di Indonesia dan sampel

pada penelitian ini adalah penghimpunan dan

penyaluran dana zakat nasional melalui OPZ

di Indonesia pada tahun 2010-2015. Teknik

penghimpunan data yang digunakan adalah

teknik dokumentasi untuk memperoleh data

laporan publikasi.

Kajian Pustaka

Dari segi bahasa, zakat memiliki kata

dasar “zaka” yang berarti berkah, tumbuh,

suci, bersih, dan baik. Zakat merupakan

kewajiban dari Allah SWT untuk

memberikan sebagian harta kepada yang

berhak menerima dengan ketentuan dan

syarat-syarat tertentu (Nurhayati dan

Wasilah, 2013: 278). Dalam Masterplan

Arsitektur Ekonomi dan Keuangan Syariah

Indonesia (MAKSI), yang dirilis oleh

BAPPENAS, zakat merupakan salah satu

pilar penting dalam Religious Financial

Sector. Keberadaan zakat dalam kerangka ini

menjadi komplemen penyempurna yang

tidak dimiliki oleh model keuangan

konvensional. Penguatan ekonomi syariah

tidak bisa terlepas dari pertumbuhan

pengelolaan zakat di Indonesia. Hadirnya

karakteristik aktivitas ekonomi syariah yang

berkualitas diharapkan memberikan

Page 81: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

80

implikasi positif bagi perekonomian, antara

lain: akses sumberdaya ekonomi yang

merata, dorongan implementasi konsep bagi

hasil, harmonisasi sektor keuangan dan

sektor riil, investasi berkelanjutan dan

bertanggung jawab, praktek ekonomi yang

berhati-hati, dan pemenuhan prinsip syariah.

Praktik dari semua ini muaranya adalah

bagaimana tujuan pembangunan dan

ekonomi syariah itu bisa terwujud yakni:

mewujudkan masyarakat Indonesia yang

sejahtera.

Literasi keuangan (financial literacy)

yang artinya melek keuangan, menurut buku

podoman Strategi Nasional Literasi

Keuangan Indonesia, yang dimaksud dengan

literasi keuangan adalah rangkaian proses

atau aktivitas untuk meningkatkan

pengetahuan (knowledge), keyakinan

(confidence) dan ketrampilan (skill)

konsumen dan masyarakat luas sehingga

mereka mampu mengelola keuangan yang

lebih baik. Berdasarkan pengertian tersebut,

dapat disimpulkan bahwa konsumen produk

dan jasa keuangan maupun masyarakat luas

diharapkan tidak hanya mengetahui dan

memahami lembaga jasa keuangan serta

produk dan jasa keuangan, melainkan juga

dapat mengubah atau memperbaiki perilaku

masyarakat dalam pengelolaan keuangan

sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan mereka.

Upaya pengentasan kemiskinan harus

mampu memadukan antara sosial inklusif,

keuangan inklusif dan ekonomi inklusif.

Sosial inklusif memberikan akses seluas-

luasnya kepada masyarakat menyangkut

kebutuhan dasar, khususnya bagi masyarakat

terhadap layanan kesehatan, pendidikan dan

mobilisasi sosial, seperti yang diamanatkan

dalam pembukaan UUD 1945 yang menjadi

peran pemerintah dalam menyediakan

kebutuhan masyarakatnya. Keuangan

inklusif memperluas akses masyarakat

terhadap sektor keuangan formal dengan

meningkatkan kelayakan masyarakat.

Page 82: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

81

Sedangkan ekonomi inklusif bertujuan untuk

memberikan peluang atau akses terhadap

masyarakat dalam upaya peningkatan

pendapatan, seperti pemberdayaan UMKM

(Syaifullah dalam Susilo 2015).

I. PEMBAHASAN

Organisasi pengelola zakat (OPZ)

yang ada di Indonesia terdiri dari BAZNAS,

BAZNAS Provinsi, BAZNAS

Kabupaten/Kota dan LAZ yang terdata oleh

BAZNAS. OPZ tersebut selama tahun 2015-

2017 telah melakukan penghimpunan dan

penyaluran dana zakat sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pertumbuhan Penghimpunan

Dana Zakat Tahun 2010-2015

T

ah

u

n

BAZ

NAS

BAZN

AS

Provin

si

BAZN

AS

Kab/K

ota LAZ

Nasio

nal

(Total

)

Pert

umb

uhan

20

10

33,12

5,920

,074

306,51

2,258,

082

525,60

8,580,

693

634,91

7,482,

126

1,500,

164,24

0,975 -

20

11

40,40

3,967

,865

204,48

2,157,

749

824,01

4,964,

426

659,96

3,269,

358

1,728,

864,35

9,398

15,25

%

20

12

50,21

2,435

,875

253,25

2,821,

346

1,179,

716,10

4,080

729,21

7,590,

043

2,212,

398,95

1,344

27,97

%

20

13

59,23

8,304

,066

1,645,

482,86

7,203

281,68

7,974,

612

653,19

4,923,

848

2,639,

604,06

9729

19,31

%

20

14

82,29

3,545

,780

415,45

1,020,

092

1,422,

364,28

5,476

1,379,

891,14

8,652

3,300,

000,00

0,000

25,02

%

20

15

94,06

8,893

,820

642,79

7,514,

841

885,30

9,169,

850

2,208,

193,43

4,453

3,650,

369,01

2,964

10,62

%

sumber: Outlook BAZNAS 2017

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa

penghimpunan zakat nasional dari tahun ke

tahunnya selalu mengalami peningkatan.

Namun, pertumbuhan tersebut tidak selalu

meningkat di setiap tahunnya, seperti pada

tahun 2013 dan 2015. Peningkatan pada

tahun 2013 (19,31 persen) lebih rendah

daripada peningkatan di tahun 2012 (27,97

persen), begitu pula peningkatan pada tahun

2015 (10,62 persen) yang lebih rendah dari

peningkatan di tahun 2014 (25,02 persen).

Meski demikian, setiap tahun selalu ada

peningkatan jumlah dana zakat yang

terkumpul.

Tabel 3.2 Penyaluran Zakat berdasarkan

Ashnaf berdasarkan OPZ

Ashnaf

Nasional

OPZ

BAZNAS

BAZNAS

Provinsi

BAZNAS

Kab/Kota

LAZ

Page 83: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

82

Rp(juta)

% Rp(juta)

% Rp(juta)

% Rp(juta)

% Rp(juta)

%

FakirMiskin

1.524.058

74,

36

50,733

89,32

222.

496

67,23

371,

362

76,19

879,467

74,89

Mualaf

19.098

0,

93

10

0,02

7.296

2,20

5.882

1,21

5.911

0,50

Riqob

10.627

0,

52

00,00

149

0,04

1.087

0,22

9.391

0,80

Gharimin

13.214

0,

64

1.050

1,85

2.649

0,80

6.734

1,38

2.780

0,24

FiiSabilillah

459.056

22,

4

4.859

8,55

84.6

23

25,27

94.2

52

19,34

275.322

23,44

IbnuSabil

23.484

1,

15

150

0,26

13.7

50

4,15

8.087

1,66

1.497

0,13

Total

2.049.537

100

56.803

100

330.

962

100

487.

405

100

1.174.367

100

Di setiap OPZ, proporsi penyaluran

ini bervariasi. BAZNAS Provinsi, seperti

halnya secara nasional, menempatkan ibnu

sabil, mualaf, gharimin, dan riqob berurutan,

meskipun proporsinya berbeda dari nasional.

BAZNAS dan BAZNAS Kabupaten/Kota

juga menempatkan riqob sebagai kelompok

dengan alokasi paling sedikit, tetapi

BAZNAS mengalokasikan gharimin, ibnu

sabil, dan mualaf berturut-turut di atas riqob

sementara BAZNAS Kabupaten/Kota

menempatkan ibnu sabil, gharimin, dan

mualaf berturut-turut sebelum riqob, yang

bahkan tidak mendapat alokasi dana zakat.

Sementara itu, LAZ mengalokasikan dana

zakat untuk riqob lebih dari alokasi untuk

mualaf, gharimin, dan ibnu sabil berturut-

turut.

Selain data penghimpunan dan

penyaluran ZIS yang telah dijelaskan

sebelumnya, hal penting lainnya yang perlu

dianalisis adalah rasio efektivitas penyerapan

dana zakatnya atau disebut Allocation to

Collection Ratio (ACR). Rasio ini dapat

mengukur kemampuan sebuah lembaga zakat

dalam menyalurkan dana zakatnya dengan

cara membagi total dana penyaluran dengan

total dana penghimpunan (Zakat Core

Principles, 2015). ACR ini dinyatakan dalam

persentase yang dapat dibagi ke dalam lima

kategori, yaitu:

Page 84: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

83

1. Highly effective (jika ACR ≥

90 persen)

2. Effective (jika ACR mencapai

70 – 89 persen)

3. Fairly Effective (jika ACR

mencapai 50 – 69 persen)

4. Below Expectation (jika ACR

mencapai 20 – 49 persen)

5. Ineffective (jika ACR ˂ 20

persen)

Tabel 3.3 Allocation to Collection Ratio

(ACR) berdasarkan Provinsi di Tahun

2016

Provinsi ACR (%) KeteranganNanggroeAcehDarussalam

147,06HighlyEffective

SumateraUtara

29,19BelowExpectation

SumateraBarat

64,16 Fairly Effective

Riau 62,86 Fairly EffectiveJambi 69,10 Fairly EffectiveSumateraSelatan

62,92 Fairly Effective

Bengkulu 36,87BelowExpectation

Lampung 32,31BelowExpectation

KepulauanBangkaBelitung

45,27BelowExpectation

KepulauanRiau

50,56 Fairly Effective

DKI Jakarta 25,28BelowExpectation

Jawa Barat 38,01BelowExpectation

Jawa Tengah 21,17BelowExpectation

Yogyakarta 25,15BelowExpectation

Jawa Timur 50,48 Fairly Effective

Banten 47,24BelowExpectation

Bali 71,58 EffectiveNusa TenggaraBarat

56,17 Fairly Effective

Nusa TenggaraTimur

52,97 Fairly Effective

KalimantanBarat

0,03 Ineffective

KalimantanTengah

113,72HighlyEffective

KalimantanSelatan

62,65 Fairly Effective

KalimantanTimur

52,98 Fairly Effective

KalimantanTengah

113,72HighlyEffective

KalimantanSelatan

62,65 Fairly Effective

KalimantanTimur

52,98 Fairly Effective

KalimantanUtara

59,83 Fairly Effective

Sulawesi Utara 78,10 EffectiveSulawesiTengah

11,10 Ineffective

SulawesiSelatan

15,16 Ineffective

SulawesiTenggara

0 Ineffective

Gorontalo 76,24 EffectiveSulawesi Barat 0 Ineffective

Maluku 29,21BelowExpectation

Maluku Utara 80,22 Effective

Papua 36,14BelowExpectation

Papua Barat 0 Ineffective

Berdasarkan data pada Outlook

BAZNAS 2017, dari 34 provinsi terdapat dua

provinsi dengan kategori Highly Effective,

empat provinsi dengan kategori Effective,

Page 85: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

84

sebelas provinsi dengan kategori Fairly

Effective, sebelas provinsi dengan kategori

Below Expectation, dan enam provinsi

dengan kategori Ineffective. Sedangkan total

ACR seluruh provinsi di Indonesia

menunjukkan angka 45 persen atau kategori

Below Expectation. Kategori Below

Expectation ini menunjukkan bahwa total

dana zakat yang disalurkan masih lebih

sedikit dibandingkan dana zakat yang

dihimpun.

Rendahnya nilai efektivitas

penyerapan atau nilai ACR ini

mengindikasikan adanya pengelolaan zakat

yang belum efektif dilakukan oleh lembaga

zakat. Hal ini dapat juga disebabkan oleh

kurang lengkapnya data pelaporan yang

terhimpun di dalam SIMBA sehingga belum

merepresentasikan keseluruhan data yang

terdapat di seluruh lembaga zakat yang

tersebar di Indonesia. Belum optimalnya data

pelaporan SIMBA ini dapat dijadikan

evaluasi ke depannya agar setiap lembaga

zakat resmi dan BAZNAS di seluruh daerah

dapat mengoptimalkan penggunaan SIMBA.

Potensi zakat nasional di Indonesia

mencapai Rp 217 triliun pada tahun 2007

lalu, kalau dihitung sampai tahun 2017

jumlahnya mendekati Rp 300 triliun (Ketua

Forum Zakat, Bambang Suherman dalam

https://www.kiblat.net/2018/03/05/forum-

zakat-potensi-zakat-di-indonesia-capai-rp-

217-triliun/, diunduh pada 22 Juni 2018).

Pada tahun 2017, Rp 217 triliun tersebut

setara dengan 3,40% dari total Produk

Domestik Bruto (Firdaus et al, 2012).

Selanjutnya 3,4% dari PDB akan menjadi

estimasi untuk perhitungan potensi zakat

tahun 2010-2015 untuk kemudian

dibandingkan dengan jumlah penghimpunan

dana zakat pada tahun tersebut.

Tabel 3.4 Estimasi Perbandingan Potensi

dan Realisasi Penghimpunan Dana Zakat

Ta

hu

n

Realisasi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Produ

k

Dome

stik

Bruto

(dala

Estimasi

Potensi

Zakat

Nasional

(dalam

rupiah)

Perse

ntase

Realis

asi

atas

Poten

Page 86: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

85

m

miliar

rupia

h)

si

Dana

Zakat

(%)

201

0

1,500,164,

240,975

6.864.

133,1

233.380.52

5.400.000

0,64

201

1

1,728,864,

359,398

7.287.

635,3

247.779.60

0.200.000

0,69

201

2

2,212,398,

951,344

7.727.

083,4

262.720.83

5.600.000

0,84

201

3

2,639,604,

069,729

8.564.

866,6

291.205.46

4.400.000

0,91

201

4

3,300,000,

000,000

8.962.

511,3

304.725.38

4.200.000

1,08

201

5

3,650,369,

012,964

8.982.

511,3

305.405.38

4.200.000

1,19

sumber : bps.go.id dan

puskasbaznas.com (data diolah)

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat

bahwa tingkat realisasi penghimpunan zakat

sangat rendah dibandingkan dengan estimasi

potensi zakat di Indonesia. Keefektifan zakat

dalam mengentas kemiskinan akan lebih baik

apabila jumlah penghimpunan dana zakat

semakin besar, semakin mendekati potensi

dana zakat nasional. Penyaluran dana zakat

oleh OPZ yang sudah cukup baik, harus

ditingkatkan kembali agar dapat mencapai

seluruh pelosok nusantara.

Berdasarkan beberapa penelitian

sebelumnya pun diindikasikan bahwa tingkat

pembayaran zakat, khususnya zakat atas

pendapatan, terutama pada kalangan

akademisi cukup rendah. Banyak akademisi

yang belum membayarkan zakat, terutama

zakat pendapatan (Syahrullah dan Ulfah,

2016). Tingkat inklusi pembayaran zakat

yang rendah tersebut bertolak belakang

dengan fakta penduduk Indonesia yang

mayoritas Muslim. Salah satu kemungkinan

penyebab rendahnya inklusi pembayaran

zakat tersebut adalah masih banyaknya orang

yang wajib zakat di Indonesia menyalurkan

zakatnya langsung kepada mustahiq tanpa

melalui lembaga zakat. Hal ini menyebabkan

pembayaran zakat tersebut tidak terdata oleh

pengelola zakat (Dompet Dhuafa 2009:3;

Uzaifah 2007:135; Infoz 2011:21).

Faktor lain yang juga menjadi salah

satu kemungkinan rendahnya tingkat inklusi

zakat adalah rendahnya kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga pengelola

Page 87: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

86

zakat. Kepercayaan kepada organisasi

pengelola zakat yang minim menjadi

penyebab kesenjangan, hal ini disebabkan

oleh profesionalisme dan hasil pengelolaan

zakat yang tidak terpublikasikan kepada

masyarakat (Hafiduddin, 2011; Chalikuzhi,

2009; dan Wahid et al., 2009). Hal ini

mengarahkan diskusi pada isu akuntabilitas.

Penelitian tentang akuntabilitas Non

Government Organization (NGO) telah

banyak dilakukan. Kenyataannya ditemukan

bahwa NGO memiliki banyak kelemahan

terkait akuntabilitas karena minimnya

penyampaian informasi kepada masyarakat

(Fikri et al. 2010).

Ada OPZ yang melaporkan

keuangannya hanya dalam bentuk neraca

yang antara dana zakat, dana infak, dana amil

dan dana non halal dicampur menjadi satu.

Hal ini menjadi sangat sulit untuk audit

keuangan. Dana yang tercampur juga

menyulitkan manajemen untuk melakukan

pentasyarufan karena tidak mengetahui

besarnya jumlah dana ZIS dan dana bagian

amil (Amri, 2015). Dari permasalahan

tersebut, diajukan sejumlah solusi guna

mengurangi permasalahan dalam penerapan

PSAK 109 (Amri, 2015), di antaranya:

1. Memperbaiki niat dan menjaga

amanah masyarakat karena dana

ZIS itu hanyalan titipan yang

harus ditasyarufkan.

2. Memperbaiki struktur pengurus

dan manajemen pengelolaan

ZIA, karena masih banyak

pengelolaan ZIS hanya sekedar

sampingan.

3. Pemaksimalan Forum

Organisasi Zakat (FOZ) yang

ada di daerah-daerah untuk

bersinergi sehingga saling

bertukar ilmu dan informasi,

baik dari aturan pemerintah

sampai dengan pelaporan

terhadap muzzaki.

Page 88: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

87

4. Adanya pelatihan penggunaan

PSAK 109 yang ditujukan untuk

semua manajer keuangan atau

staf keuangan OPZ sehingga

pelaporan keuangan dapat

terstruktur dan rapi serta

berakibat pada meningkatnya

akuntabilitas OPZ.

5. Bagi OPZ yang telah memiliki

dana amil yang cukup

disarankan memiliki software

khusus untuk laporan keuangan

sehingga memudahkan

accounting dalam pelaporan.

Berkaitan dengan peran penting zakat

dalam inklusi keuangan, pembayaran zakat

perlu menjadi perhatian semua pihak yang

terlibat. Tindakan dan langkah nyata untuk

mempengaruhi masyarakat membayar zakat

melalui lembaga zakat khsusunya. Hal ini

bisa dilakukan melalui banyak cara misalnya

dengan menyediakan informasi yang tepat

dan berkelanjutan, seminar, kampanye, dan

juga diskusi terbuka tentang isu terkini dalam

zakat maal. Pemahaman orang yang wajib

membayar zakat juga harus ditingkatkan,

karena hal ini mempengaruhi besaran dana

zakat yang dihimpun oleh lembaga zakat

(Syahrullah dan Ulfah, 2016).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah

meluncurkan program Layanan Keuangan

Tanpa Kantor untuk keuangan inklusif (Laku

Pandai). Laku Pandai merupakan program

keuangan inklusif yang memungkinkan

masyarakat membuka rekening tabungan,

menabung dan menarik dana melalui

perantara agen cabang dan dikukung dengan

penggunaan teknologi informasi. Program ini

bertujuan menyediakan produk-produk

keuangan yang sederhana, mudah dipahami

dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

yang belum dapat menjangkau layanan

keuangan. Selain itu juga melancarkan

kegiatan ekonomi masyarakat sehingga

mendorong pertumbuhuan ekonomi dan

Page 89: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

88

pemerataan pembagunan antarwilayah di

Indonesia, terutama antara desa dan kota.

Pada Juni 2017 lalu, Presiden pun

mengesahkan untuk membuka agen zakat

sebagai salah satu kegiatan dari Laku Pandai.

Ketua OJK Muliaman Darmasyah Hadad

menjelaskan pemanfaatan agen laku pandai

merupakan salah satu cara untuk

mempermudah pembayaran zakat dari para

muzzaki dan membantu proses penyaluran

zakat kepada para mustahik

(https://www.wartapilihan.com/zakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan/, diunduh pada 22 Juni 2018).

Langkah nyata yang sudah dilakukan oleh

pemerintah ini kemudian menjadi bukti nyata

pentingnya mengakomodir zakat sebagai

salah satu instrumen inklusi keuangan, baik

itu dalam penghimpunan maupun penyaluran

dana zakat.

II. KESIMPULAN

Penghimpunan dana zakat dari tahun

ke tahunnya selalu mengalami peningkatan,

begitupun dengan persentase realisasi

penghimpunan dana zakat dibandingkan

dengan estimasi potensi dana zakat di

Indonesia dari tahun ke tahunnya meningkat,

walupun angka realisasi penghimpunan dana

zakat dibandingkan dengan potensi dana

zakat sangat jauh terlampau, dengan kisaran

realisasi pada 0,6%-1,1%. Adapun

penyaluran dana zakat, lebih dari 50% sudah

efektif dalam penyalurannya, yang berarti

juga masih ada sangat banyak evaluasi yang

diperlukan OPZ dalam mengelola dana zakat

dalam menyalurkan dana zakat dalam rangka

pengentasan kemiskinan.

Dalam nuansa inklusi keuangan yang

sangat gencar sekarang ini, zakat disebut

sebagai salah satu instrumen yang sangat

berperan penting. Sehingga perbaikan masif

dari berbagai pihak sangat penting dalam

membantu inklusi keuangan. Berdasarkan

data di atas, dapat dilihat bahwa kepercayaan

Page 90: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

89

masyarakat dalam menyalurkan dana

zakatnya terkendala oleh akuntabilitas dari

lembag a zakat itu sendiri, sehingga lebih

memilih untuk menyalurkan zakatnya

langsung kepada mustahik. Selain itu juga

masih ada rendahnya kesadaran masyarakat

dalam membayar zakat, seperti zakat profesi,

zakat maal dan lainnya.

Lembaga zakat disini berperan untuk

meningkatkan efektivitasnya dalam

mengelola dana zakat, meningkatkan

akuntabilitasnya dan juga melaksanakan

literasi zakat secara masif pada berbagai

kalangan. Pemerintah pun perlu mendorong

sarana dan prasaran dalam mendukung

inklusi keuangan zakat ini. Salah satunya,

pada Juni 2017 lalu, pemerintah meresmikan

pembayaran zakat dalam salah satu program

inklusi keuangan yang ada di bawah naungan

OJK, yaitu program Laku Pandai.

REFERENSI

[1] Bank Indonesia. (2014), Booklet

Keuangan Inklusif. Jakarta : Bank

Indonesia

[2] Buku Statistik BAZNAS 2015.

[3] Canggih, C., Fikriyah, K., & Yasin, A.

(2017). Inklusi Pembayaran Zakat di

Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Islam (Journal of Islamic Economics and

Business), 3(1).

[4] Chalikuzhi, A. (2009), Problems &

Prospects Of Contemporary Zakat

Management: A Qualitative Embedded

Case Studies Investigation. Dissertasi

tidak Dipublikasikan. The Faculty Of

The Programme On Strategy, Program

And Project Management. Lille, Prancis.

[5] Dompet Dhuafa. (2009), Survey Persepsi

Publik Tentang Zakat dan Pengelolaan

zakat Maal, Jabodetabek.

[6] Fikri, A., M. Sudarma, E.G.

Sukoharsono, dan B. Purnomosidhi.

(2010), “Studi Fenomenologi

Akuntabilitas Non Government

Page 91: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

90

Organization”. Jurnal Akuntansi

Multiparadigma, Vol. 1, No. 3, hal. 409-

420.

[7] Firdaus, M., Beik, I. S., Irawan, T., &

Juanda, B. (2012). Economic estimation

and determinations of Zakat potential in

Indonesia. Jeddah: Islamic Research

and Training Institute.

[8] Hafidhuddin, D. (2011), “Peran Strategis

Organisasi Zakat Dalam Menguatkan

Zakat Di Dunia”, Al-Infaq Jurnal

Ekonomi Islam, Vol. 2 No. 1, hal. 4-7.

[9] https://www.duniafintech.com/tren-

baru-menunaikan-zakat-lewat-e-

commerce/

[10]https://www.wartapilihan.com/zakat-

keuangan-inklusif-dan-pengentasan-

kemiskinan/

[11] Infoz. (2011), Perlu definisi Kontekstual

Mustahik, edisi 13 Tahun 6 Juli-Agustus

2011.

[12] Irmawati, S., Damelia, D., & Puspita, D.

W. (2013). Model Inklusi Keuangan

Pada UMKM Berbasis

Pedesaan. JEJAK: Jurnal Ekonomi dan

Kebijakan, 6(2).

[13]M. Amri Cahyadi. (2015), Permasalahan

dalam Penerapan Akuntansi Zakat

PSAK 109.

[14]Nengsih, N. (2015). Peran perbankan

syariah dalam mengimplementasikan

keuangan inklusif di

Indonesia. Etikonomi, 14(2).

[15]Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS). (2017), Outlook

Zakat Indonesia 2017.

[16]Syahrullah, Maria Ulfah. (2016),

Response of Indonesian Academicians

toward Factors Influencing the Payment

of Zakat on Employment Income.

Research on Humanities and Social

Sciences. Vol.6, No.10, 87-94.

[17]Syauqi Beik, Irfan dan Arsyiati, Laily

Dwi. (2015), Optimazation of Zakat

Instrument in Indonesia’s Poverty

Page 92: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VI Nomor 2 Desember 2016ISSN: 2089-306X

91

Alleviation Programme, ResearchGate,

Conference Paper, May 2013.

[18]Uzaifah. (2007), “Studi Deskriptif

Prilaku Dosen Perguruan Tinggi Islam

DIY Dalam Membayar Zakat”. La Riba

Jurnal Ekonomi Islam. Vol. 1, No. 1, hal.

127-143.

[19]Wahid, H, dan R.A. Kader. (2010),

Localization Of Malaysian Zakat

Distribution:

Perceptions Of Amil And Zakat

Recipients, Seventh International

Conference

– The Tawhidi Epistemology: Zakat and

Waqf Economy, Bangi.

[20]www.ojk.go.id

Page 93: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

1

EXPLORING THE SOCIAL REPORTING DISCLOSURE USINGMAQASHID SHARIA PERSPECTIVES : CASE STUDIES TO

COMPANIES THAT LISTED AT JAKARTA ISLAMIC INDEX

Amelia Rizky Alamanda, Irlan Adiyatma Rum1Department of Accounting,Universitas Padjdjaran, Dipati Ukur 35Bandung, Indonesia

[email protected]

Keywords : social reporting disclosure; maqashid sharia perspective;Jakarta islamic Index

Abstract: Up to May 2011, Indonesia has 30 companies listed in Jakarta Islamic Index. The initial purpose ofestablishment of Islamic stock is to achieve and the welfare of the people, in this world and in the hereafter.To achieve this goal, every Islamic Financial Institution, including Jakarta Islamic Index, in every single ofaspect of product development and in terms of operation should be based on maqashid sharia. To see whetherthe companies grounded in maqashid sharia, the performance measurement must based on the principle ofmaqashid sharia. Islamic stock performance measurement is not only focusing on profit or other financialmeasures, but put other values of Islamic stock companies reflect the contribution in environment usingsocial reporting

Page 94: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

2

1 INTRODUCTION

CSR in Indonesia continues to grow in theimplementation and disclosure because of thegrowing public attention to the company'soperations. So the company realizes that the survivalof the company depends on the relationship with thecommunities and environment in which it operates.With the Law No. 40 of 2007, which explains thatthe company runs its business activities relating tonatural resources required to implement social andenvironmental responsibility, if it is breached it willbe sanctioned in accordance with the provisions ofthe legislation in force.As the development of conventional economics,economic sharia also experiencing growth. It ismarked by the increasing number of companies thatcarry out business activities based on Islamicprinciples. Therefore, the concept of CSR began toflourish in Islamic economic.For companies that run their business based on theprinciples of sharia, including companies belongingto the Islamic capital market is expected to provide adisclosure of the religious dimension in the annualreport so as to be useful to stakeholders (Othmanand Thani, 2010). Islamic Social Reporting (ISR)was first proposed by Ross Haniffa in 2002 entitled"Social Reporting Disclosure: An IslamicPerspective". ISR then further developed moreextensively by Rohana Othman, Azlan Md Thani,and Erlane K Ghani in 2009 in Malaysia. IslamicSocial Reporting not only helps provide informationto stakeholders Muslims to take decisions, but alsohelps management to meet obligations to God,society, and the environment (Haniffa and Hudaib2002 in Othman and Thani 2010).Implementation of Islamic Social Reporting is stillbeing debated. Given the rating of the company'sperformance in environmental management in 2013-2014, better known by the rating PROPER show theresult that many companies are not responsible forthe environment. Companies that received redratings amounted to 516 enterprises, and companiesthat were rated black numbered 21 companies(menlh.go.id). Where as many as 239 companiesthat received red ratings and 11 companies wereranked the black from the manufacturing sector.Cases on CSR that still occur in Indonesia, such asthe disposal of various hazardous chemicals by theindustry to the CRB making polluted Citarum Riverand holds the title as the most polluted river in theworld by National Geographic in 2010(csrindonesia.com), industrial waste PT WingsSurya expressed sewage exceeded the quality

standards so that damaged about 18 hectares of ricebelonging to village residents Driyorejo, DistrictDriyorejo, Gresik (nasional.kompas.com), pollutionof wood processing plants and furniture, PT PinakoRotary Permai in which hundreds of students andnearby residents breathing problems(regional.kompas.com). In addition, the problem ofcounterfeiting label halal happened in Riau Islandsbecame disturbing residents. Halalness of what isconsumed is a very sensitive issue and can be fatalto themselves as well as companies, including worldand the hereafter (www.halalmui.org).From some explanations and examples of cases thatoccurred in Indonesia, shows that companies do notcarry out social responsibilities well. This is not inaccordance with Sharia Enterprise Theory, whichexplains that God as the center of everything and bethe center point of the return of the man and theuniverse (Amanda, 2016). Therefore, people herejust as His representative (Khalifa fil ard) that has aconsequence to comply with all the laws of God inbringing the mission of creating and distributingwell-being for humans and nature. Given ShariaSharia Enterprise Theory refers to the responsibilitytowards Allah SWT is certainly a companyregistered in Sharia Stock Index must undertakeresponsibility for its performance. One form ofcorporate liability for the mandate given by AllahSWT is by making one disclosure ISR disclosure inthe annual report of the company.Islamic Social Reporting CSR is a conceptdeveloped in sharia economy. Research Hong andAndersen 2011 stated more companies discloseCSR, the higher the quality of the accrual andreduced earnings management activities.

2 RESEARCH FRAMEWORK

Increasing number of companies registered inJakarta Islamic Index, but will steal more concern tomany people as well as how the company convincethem with the information that companies arereported in the form of financial statements andannual reports. According to Sofyan (2008: 201), thefinancial statements are the end result of theaccounting process. Where the accounting processwill not be separated from the accounting policieschosen by the company. The company's annualreport that reveals social responsibility can not beseparated from management policy. So it could bean opportunity for the management to fulfill theirown desires.

Page 95: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

3

For companies listed in JII which means thecompany has been running its operations based onthe principles of sharia, but in living humans assubjects of economic life is considered not everyoneis good. This is consistent with agency theoryproposed by Eisenhardt (1989), which uses threeassumption of human nature, namely, human beingsare generally selfish (self interest), human beingshave the power of thought limited on the perceptionsof the future (bounded rasionality), and humansalways avoid risk (risk averse). The theory alsomentions the existence of different interests betweenprincipal and agent that will cause opportunisticnature so that the agent (management) are driven toperform earnings management solely to optimize thewell-being of himself and no longer works tomaximize the benefit and welfare of shareholders. Inthe end, if indicated the company is doing earningsmanagement, the market response will be negativereflecting the company's earnings quality is low.Every company wants financial statements thatreflect management success is one of them can beseen from the profits earned by the company.However , from some previous explanations canlead to gains that are not qualified .Corporate Social Responsibility is a commitment ofthe company or the business world to contribute tothe economic development in a sustainable corporatesocial responsibility, which focuses on the balancebetween attention to economic, social andenvironmental (Tamba, 2015 in Hans et al., 2015).CSR can be said that in addition to having economicand legal obligations to shareholders, the company isalso expected to have attention to stakeholders(Rulfah and Nur, 2008). Stakeholders are intendednot only businesses and shareholders of thecompany, but includes the surrounding communitiesand the communities involved, consumers,employees, communities and the environment in allaspects of company operations.According to Joseph and Maritime (2012) in Junaidi(2015), there is a fundamental difference betweenthe concept of CSR in conventional and Islamicperspectives. CSR in the concept of Islam must be inaccordance with the Qur'an and Sunnah. While CSRin western concept sometimes can not be separatedfrom the interests of the company itself so that theimplementation of CSR be biased.The concept of CSR is not only growing inconventional economics, but in an Islamic economyis also experiencing growth. CSR concept in Islam isclosely related to the companies that run businessactivities in accordance with this concept sohopefully the company can undertake corporate

social responsibility Islamically. Haniffa (2002)revealed that the limitations of conventional socialreporting so that he put forward the conceptualframework of Islamic Social Reporting (ISR). Thepurpose of the ISR is to demonstrate accountabilityto God and the community and to increase thetransparency of business activities by providingrelevant information tailored to the needs of decisionmakers Muslim spiritual (Haniffa, 2002).With the development of the Islamic capital market,the companies included into the List of IslamicSecurities is expected to give a religious dimensionin the annual report for the benefit of stakeholdersMuslims (Othman and Thani, 2010). Therefore, ittakes a reference (guideline) to measure the extent ofthe companies contained in Sharia Securities Listmaking social responsibility report that also presentsaspects of religion in the annual report (Septi, 2012).The annual report is one of the media directcommunication between companies and investors(Rulfah and Nur, 2008). Islamic Social Reportingwhich is additional information in the annual reportof the company, which in Islamic economicsaccountability needed to produce a true and fairdisclosure and transparency. So that disclosure offinancial and non-financial facts should containinformation that is correct, accurate and availablefree to users (Maali, et al., 2006 and Abu-Tapanjeh2009 in Junaidi, 2015). Therefore, the companyrevealed the Islamic Social Reporting is expected tomake the information in the financial statementsmore relevant, it indicates that the high quality offinancial reporting.Based on the linkages with financial goals in lifecycle explicitly that the company's long term goalsare investors and improve company performance(Kaplan & Norton, 1996). Age company isconsidered the investor in making an investment, acompany's age reflects the company survive and beevidence that the company is able to compete and beable to take business opportunities that exist in theeconomy.

3 RESEARCH METHOD

This study was taken in 2016 , the researchers used ayear to explore the Social Reporting Disclosure inCompanies listed at Jakarta Islamic Index.The level of disclosure in this study using the ISRIndex , which consists of six theme with 43 itemsthat have been put forward by Othman et al . 2010.Measurement ISR using a scoring index with a valueof 0 and 1. Score 0 not to disclose and score one for

Page 96: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

4

the express ISR at the company's annual report.Here's the formula for calculating the amount ofdisclosure level after scoring on the index ISR :

Disclosure Level = (Required ScoreDisclosure)/(Maximum Score Disclosure).

The components of disclosure is shown in AppendixA.

4 RESULTS

4.1 Valuation Of Social Reporting Disclosure

Data necessary to perform the disclosure of socialreporting came from annual reports for 2016. Thetable is shown in Appendix B.

4.2 Discussion

Adequate disclosure of social reporting will make itaccessible, which will have an impact on improvingthe company’s image. This will ultimately improvethe financial performance of companies, whichwould impact the increase in profits and variety ofsocial activities. So, in the end, it will create a sharedvalue between companies and mutual societies.Shared value is also in line with the concept of“Falah”Today, social reporting is not only growing in theconventional companies, but also in IslamicFinancial Institutions. Jakarta Islamic Index is aplace for the companies to implement Sharia rules inaccordance with the teaching of Islam.

REFERENCES

Adhariani (2005). Tingkat Keluasan PengungkapanSukarela Dalam Laporan Tahunan dan HubungannyaDengan Current Earnings Response Coefficient(ERC). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol 2, No.1 : 24-57.

Ahmadi Nugroho. 2012. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Intellectual Capital Disclosure.Accounting Analysis Journal. Hal 1-11.

Amanda K. M., Agung Y. 2016. Faktor-Faktor YangMempengaruhi Tingkat Pengungkapan Islamic SocialReporting Pada Bank Syariah. Accounting AnalysisJournal, 5(1).

Andri Rachmawati dan Hanung Triatmoko. 2007. AnalisisFaktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan

Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X,Makassar, 26-28 Juli 2007.

Anis Chariri dan Imam Gozali. 2003. Teori Akuntansi.Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Ball, R., and L. Shivakumar. 2007. Earnings Quality atInitial Public Offerings. Journal of Accounting andEconomics Forthcoming. 45. 324–349.

Bambang Sudaryono. 2007. Kajian Atas Faktor-Faktoryang Mempengaruhi Penggungkapan Lingkungan(Environmental Disclosure) Pada Perusahaan PublikDi BEJ Pada Tahun 2004-2005. Media RisetAkuntansi, Auditing dan Informasi. Vol. 7. No. 2.Agustus. hlm 107-139.

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2001. Teori Akuntansi. Jakarta.Salemba Empat.

Beneish, M. and M. Vargus. Insider Trading, EarningsQuality, and Accrual Mispricing. The AccountingReview 77, no.4 (2002): 755-791.

Brown, S., and Warner J. (1985). Using Daily StockReturns. Journal of Financial Economics. 21: 161-193.

Chandra Natadipurba. 2015. Ekonomi Islam 101. Bandung: PT Mobidelta Indonesia.

Charitou, A., C, Clubb, dan A, Andreao. 2001. TheEffects of Earnings Permanence, Growth, and FrimSize on the Usefuilness of Cash Flows And EarningsIn Explaining Security Returns: Empirical EvidenceFor The UK. Journal of Business Finance andAccounting: 563-594.

Chih et al. 2008. Corporate Social Responsibility, InvestorProtection, and Earnings Management: SomeInternational Evidence. Journal of Business Ethics,79:179–198

Chusnulia Aryandhita Widayanti, Mekani Vestari, danDessy Noor Farida. 2014. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Kualitas Laba Pada Perusahaan HighProfile yang Terdaftar Di BEI. Jurnal DinamikaEkonomi & Bisnis, 11(1), 46-64.

Collins, D, W, Dan S,P, Kothari. 1989. An Analysis ofIntertemporal and Cross- Sectional Determinants ofEarnings Response Coefficients. Journal ofAccounting and Economics 11: 143-181.

Dechow, Patricia M; Catherine M. Schrand, 2004.Earnings Quality. The Research Foundation of CFAInstitute.

Eisenhardt, K.M. 1989. Agency Theory: An Assesmentand Review, Academy of Management Review. Vol.14. No. 1: 57-74.

Eldon S. Hendriksen, Michael F Van Breda. 2000. TeoriAkunting. Batam. Interaksara.

Ely Imroatussolihah. 2013. Pengaruh Risiko, Leverage,Peluang Pertumbuhan, Persistensi Laba dan KualitasTanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap EarningResponse Coefficient pada Perusahaan High Profile.Jurnal Ilmiah Manajemen, 1(1): h:75-87.

Haniffa, R., 2002. Social Reporting Disclosure-An IslamicPerspective. Indonesian Management & AccountingResearch 1 (2), pp.128-146

Hans H. A., Usil S.S, dan Delima E. 2015. CorporateSocial Responsibility Dan Profitabilitas. JurnalManajemen. Vol.15, No.1.

Page 97: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

5

Hong, Y., and Andersen, M. L. (2011). The RelationshipBetween Corporate Social Responsibility and EarningsManagement: An Explarotary Study. Journal ofBusiness Ethics, 104: page 461-471.

Ida Ayu T. W., dan Bambang S. H. 2015. KonservatismeAkuntansi, Good Corporate Governance DanPengungkapan Corporate Social Responsibility PadaEarnings Response Coefficient. E-Jurnal AkuntansiUniversitas Udayana. 13.1 : 173-190

Ikatan Akuntan Indonesia. 2015. Standar AkuntansiKeuangan Per Efektif 1 Januari 2015. Jakarta : IAI.

Imam Ghozali, Dr Dwi Ratmo. 2013. Analisis Multivariatdan Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasimenggunakan Eviews 8. Semarang : Badan PenerbitUNDIP.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of theFirm: Managerial Behavior, Agency Costs andOwnership Structure. Journal of Financial Economics,3(4), 305-360.

Jogiyanto Hartono. 2007. Teori Portofofio dan AnalisisInvestasi. BPFE. Yogyakarta.

John Elkington. 1997. Cannibals with Forks : The TripleBotton Line of 21st Centaury Business. Oxford. UK :Capstone.

Jonas, G., and J. Blanchet. (2000). Assessing Quality ofFinancial Reporting. Accounting Horizons 14 (3):353-363.

Junaidi. 2015. Analisis Pengungkapan CSR PerbankanSyariah di Indonesia Berdasarkan Islamic SocialReporting Index. Jurnal Akuntansi & Investasi. Vol.16 No.1

Kaplan R.S. dan Norton D.P., (1996). Balanced Scorecard:Translating Strategy Into Action. Harvard BusinessReview.

Kieso , Weygandt , Warfield. 2002. IntermediateAccounting, Edisi Sepuluh, Erlangga, Jakarta.

Lambert, R.A. 2001. “Contracting Theory andAccounting.” Journal of Accounting & Economics,(32): 3 – 87.

Lani Pujiastuti. 2015. Kasus Skandal Keuangan, CEOToshiba Mundur. http://finance.detik.com (diaksesDesember 2015).

Liputan6. 2010. Indeks Sektor Barang Konsumsi MasihYang Terbaik. http://news.liputan6.com/ (diakses 1Mei 2016).

Muhammad Arfan dan Ira Antasari. 2008. PengaruhUkuran, Pertumbuhan, Dan Profitabilitas PerusahaanTerhadap Koefisien Respon Laba Pada EmitenManufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Telaah &Riset Akuntansi. Vol. 1, No. 1. Hal. 50-64.

Nasir, M., 2005. Metode Penelitian. Cetakan Keenam.Penerbit Ghalia Indonesia.

Nur Azlina Kennedy dan Anisa Ratna Suzana. 2013.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modalpada Perusahaan Real Estate and Property yang GoPublic di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntasi, h:1-10.

Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002. MetodologiPenelitian Bisnis. Yogyakarta. BPFE.

Othman dan Thani. 2010. “Islamic Social Reporting OfListed Companies In Malaysia”. InternationalBusiness & Economics Research Journal. Volume 9,Number 4, April 2010. Universiti Teknologi MARA.Malaysia.

Pagano, P. and F. Schivardi. 2003. Firm Size Distributionand Growth. Scandinavian Journal of Economics,105(2), pp: 255-274.

Rajan, M.V. and R.E. Saouma. 2006. Optimal InformationAsymmetry. The Accounting Review, Vol. 81, No. 3,May: 677 – 712.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-VariabelPenelitian. Alfabeta. Bandung.

Romney, Marshall B., dan Paul John Steinbart. 2006.Sistem informasi Akuntansi. Jakarta, Edisi 9, Salemba4.

Rulfah M. Daud dan Nur Afni Syarifudin. 2008.“Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure,Timelines, dan Debt To Equity Ratio TerhadapEarning Response Coefficient” (Studi Empiris PadaPerusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia). Jurnal Telaah Riset Akuntansi. Vol. 1,No.1. Januari 2008. Hal. 82-101.

Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametrik. Jakarta. PTElex Media Komputindo.

Sayekti, Yosefa dan Wondabio, Ludovicus Sensi.2007.Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning ResponseCoefficient (Suatu Studi Empiris Pada Perusahaanyang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). SimposiumNasional Akuntansi X.Makasar.

Schipper, K., dan L. Vincent. 2003. Earnings quality.Accounting Horizons 17: 97-110.

Schroeder, Richard G dan Clark, Myrtle (1995),Accounting Theory: Text & Readings, John Wiley &Sons, New York.

Scott, W. R. (2011). Financial Accounting Theory. 6thEdition. Scarborough, Ontario: Prentice-Hall Canada,Inc.

Scott, William R, (2009), Financial Accounting Theory,5th Edition, Canada, Pearson Canada Inc.

Septi Widiawati, dan Surya Raharja. 2012. AnalisisFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic SocialReporting Perusahaan - Perusahaan Yang TerdapatPada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011.Diponegoro Journal Of Accounting. Vol. 1, No. 2 : 1-15

Sofia P.D., dan Keni. 2013. Pengaruh Umur Perusahaan,Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan LeverageTerhadap Pengungkapan Tanggungjawab SosialPerusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 15, No.1 :1-12.

Sofyan Syafri Harahap. 2009. Analisis Kritis atas LaporanKeuangan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Soraya Fitria dan Dwi Hartanti. 2010. “Islam danTanggung Jawab Sosial: Studi PerbandinganPengungkapan Berdasarkan Global ReportingInitiative Indeks dan Islamic Social Reporting Indeks”.Simposium Nasional Akuntansi 13. Purwokerto

Sri Daryanti Zen, dan Merry Herman. 2007. PengaruhHarga Saham, Umur Perusahaan, dan Rasio

Page 98: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

6

Profitabilitas Perusahaan Terhadap Tindakan PerataanLaba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan PerbankanYang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. JumalAkuntansl & Manajemen.Vol 2, No. 2.

Sri Mulyani, Nur Fadjrih Asyik, dan Andayani. 2007.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Earnings ResponseCoefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di BursaEfek Jakarta. JAAI, 11(1): h:35-45.

Sri Murni dan Andriana. 2007. Pengaruh InsiderOwnership, Intitutional Investor, Dividend Payment,dan Firm Growth terhadap Kebijakan HutangPerusahaan (Studi kasus pada Perusahaan Manufakturyang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal akuntansidan bisnis, Vol. 7, No. 1, Februari, Hal. 15-24.

Sri Nurhayati. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia,Jakarta : Salemba Empat

Stice, Earl K., Stice, James D., dan Skousen F. K. 2004.Akuntansi Intermediate. Salemba Empat. Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifda R&B. Bandung. Alfabeta.

Suharto, Edi. (2006). Membangun MasyarakatMemberdayakan Rakyat: Kajian StrategisPembangunan Kesejahteraan Sosial dan PekerjaanSosial (edisi ke-2), Bandung: Refika Aditama.

Sunarto. 2009. “Teori Keagenan dan Manajemen Laba.”Kajian Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Februari:13-28.

Surifah. 2010. Kualitas laba dan pengukurannya. JurnalEkonomi, Manajemen, dan AKuntansi. Vol. 8, 2:31-46.

Tria K.P., Etna N. A. Y. 2014. Faktor-Faktor YangMempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Pada Indeks SahamSyariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2012.Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 3. No. 2.

Wibisono. 2007. Memebedah Konsep dan AplikasiCorporate Social Responsibility. Surabaya: MediaGrapka.

Wild, John.J, Subramanyam, Halsey, 2005. AnalisisLaporan Keuangan, Buku 1, Edisi 8, Salemba Empat,Jakarta.

Yossi Diantimala. 2008. Pengaruh Akuntansi Konservatif,Ukuran Perusahaan, Dan Default Risk TerhadapKoefisien Respon Laba (ERC). Jurnal Telaah & RisetAkuntansi. Vol. 1, No. 1. Hal. 102-122.

Zaenal Fanani. 2009. Kualitas Pelaporan Keuangan :Berbagai Faktor Penentu Dan Konsekuensi Ekonomis.Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia. Vol. 6,No. 1.

Zahroh Naimah, dan Siddharta Utama (2008). “Pengaruhukuran perusahaan, pertumbuhan, dan profitabilitasperusahaan terhadap koefisien respon laba dankoefisien nilai buku ekuitas pada perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEJ”. Jurnal simposiumnasional akuntansi 11 pontianak.

Page 99: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

7

APPENDIX A

DISCLOSURE OF SOCIAL REPORTING

A Finance And Investment1 Riba Activities2 Gharar3 Zakat

- Method Used- Zakatable Amount- Beneficiaries

4 Late Repayment and Insolvent Client/Bad Debt Written-Off5 Current Value Balance Sheet (CVBS)6 Value Added Statement (VAS)B Products And Services7 Green Product8 Halal Status of The Product9 Product Safety and Quality10 Customer Complaints/Incidents of Non-Compliance With Regulation and Voluntary Codes (If Any)C Employees11 Nature of Work :

- Working Hours- Holidays- Other Benefits

12 Education and Training/Human Capital Development13 Equal Opportunities14 Employee Involvement15 Health and Safety16 Working Environment17 Employment of Other Special-Interest-Group(i.e. Handicapped, Ex-Convicts, Former, Drug-Addicts)18 Higher Echelons in The Company Perform The Congregational Prayers With Lower and Middle Level Managers19 Muslim Employees are Allowed to Perform Their Obligatory Prayers During Specific Times and Fasting During

Ramadhan on Their Working Day20 Proper Place of Worship for The EmployeesD Society21 Saddaqa/Donation22 Waqf23 Qard Hassan24 Employee Volunteerism25 Education

- School Adoption Scheme- Scholarships

26 Graduate Employment27 Youth Development28 Underprivileged Community29 Children Care30 Charities/Gifts/Social Activities31 Sponsoring Public Health/Recreational Project/Sports/Cultural EventsE Environment32 Conservation of Environment33 Endangered Wildlife34 Environmental Pollution35 Environmental Education36 Environmental Products/Process Related37 Environmental Audit/Independent Verification Statement/Governance

Page 100: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

8

38 Environmental Management System/PolicyF Corporate Governance39 Sharia Compliance Status40 Ownership Structure :

- Number of Muslim Shareholders and Its Shareholdings41 Board Structure-Muslim vs Non-Muslim42 Forbidden Activities :

- Monopolistic Practice- Hoarding Necessary Goods- Price Manipulation- Fraudulent Business Practice- Gambling

43 Anti-Corruption Policies

APPENDIX B

LEVEL OF SOCIAL REPORTING DISCLOSURE

No Kode Nama Perusahaan 2016

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 0,349

2 ADRO Adaro Energy Tbk 0,465

3 AKRA AKR Corporindo Tbk. 0,674

4 ASII Astra Internasional Tbk. 0,605

5 ASRI Alam Sutera Reality Tbk. 0,395

6 BSDE Bumi Serpon Damai Tbk. 0,233

7 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 0,488

8 INCO Vale Indonesia Tbk. 0,535

9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,628

10 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 0,326

11 JSMR Jasa Marga Tbk. 0,581

12 KLBF Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,605

13 LPKR Lippo Karawaci Tbk. 0,395

14 LPPF Matahari Department Store Tbk. 0,535

15 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk. 0,186

16 MIKA Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. 0,395

17 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk. 0,419

18 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. 0,209

19 PTTP PP Tbk. 0,628

20 PWON Pakuwon Jati Tbk. 0,186

21 SCMA Surya Citra Media Tbk. 0,419

Page 101: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

9

22 SILO Siloam International Hospitals Tbk. 0,372

23 SMGR Semen Indonesia Tbk. 0,395

24 SMRA Summarecon Agung Tbk. 0,395

25 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 0,256

26 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk. 0,442

27 UNTR United Tractors Tbk.0,395

28 UNVR Unilever Indonesia Tbk. 0,326

29 WIKA Wijaya Karya Tbk. 0,326

30 WSKT Waskita Karya Tbk. 0,256

Page 102: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

9

HUBUNGAN JANGKA PANJANG DAN TRANSMISI VOLATILITAS ANTARAINDEKS LQ45 DENGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX PASCA KRISIS

KEUANGAN 2008

Cupian

Fachry Ali Firdaus

ABSTRAK

Dengan pendekatan model VECM dan DCC-MGARCH, penelitian ini bertujuan untukmengetahui pergerakan dari kedua Indeks dan transmisi volatilitas di antara keduanya. Penelitianini menggunakan data harian tahun 2005-2017 dan membaginya menjadi dua periode yaitusebelum dan setelah krisis. Hasil estimasi menggunakan VECM menunjukkan bahwa sebelumterjadi krisis kedua Indeks tidak memiliki hubungan baik jangka pendek maupun jangka Panjang.Sedangkan hasil sebaliknya ditunjukkan pada observasi setelah krisis dimana kedua Indeksmemiliki hubungan jangka pendek dan jangka panjang dan juga keduanya mengarah padaekuilibrium baru dan mengarah pada integrasi. Lalu, hasil estimasi DCC- MGARCHmenunjukkan bahwa pergerakan kedua Indeks lebih dipengaruhi oleh lag dari volatilitas dariIndeks dibandingkan lag dari Indeks itu sendiri. Hasil lain yang juga terimplikasi dari hasilestimasi ialah volatilitas Indeks Saham Syariah sangat dipengaruhi oleh volatilitas dari IndeksSaham Konvensional.

Kata kunci : Krisis 2008, Volatilitas, LQ45, JII, VECM, DCC-MGARCH

Page 103: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

10

Pendahuluan

Krisis keuangan Global 2008 merupakan krisis keuangan dunia yang awalnya terjadi diindustri keuangan Amerika Serikat, yang terjadi tahun 2007-2009, yang secara umum disebabkanoleh masifnya deregulasi sektor keuangan, longgarnya kontrol bank sentral AS, The Fed, danperilaku moral hazard para pelaku pasar keuangan. Krisis diawali dengan meletusnya HousingBubbles, lalu collapsenya bank investasi terbesar pada saat itu, Lehman Brothers, dan berakhirketika pemerintah AS memberikan bantuan dana talangan sebesar US$700 miliar kepada industrikeuangan yang disalurkan melalui sektor perbankan (Amadeo, 2017). Krisis keuangan inisebenarnya bermula jauh dimulai dari tahun 1960 dan disokong juga pada tahun 1980an dimasaPresiden Reagan dimana terjadi deregulasi secara masif di sektor industri keuangan yangmembantu mendorong pertumbuhan rasio sektor industri ini terhadap PDB. Pada tahun 1960industri keuangan menyumbang 10% terhadap PDB Amerika dan melonjak menjadi 40% padatahun 2007 (Wray, 2011).

Pasca krisis 2008, penelitian-penelitian tentang integrasi pasar keuangan banyakbermunculan terkait tentang potensi benefit dari diversifikasi portofolio. Ketika pasar modalterintegrasi maka investor tidak bisa mengambil atau mendapatkan keuntungan dari diversifikasiportofolio yang mana salah satu fungsi dari diversifikasi portofolio ialah minimalisasi risiko(Abbes & Trichilli, 2015).

Pasar modal syariah menjadi salah satu tujuan menarik untuk diversifikasi portofoliodikarenakan perusahaan-perusahaan yang tercatat harus memenuhi kriteria-kriteria tertentumisalnya tidak terlibat dalam transaksi-transaksi dan kegiatan bisnis yang dilarang dalam Islam,misalnya derivatif, dan juga memenuhi rasio keuangan tertentu, misalnya pendapatan yangbersumber dari bunga dan kegiatan tidak halal lainnya hanya 10% dari total pendapatan .

Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh saham syariah membuat risiko saham-saham syariahlebih rendah dikarenakan batasan-batasan tersebut. Selain memiliki risiko yang lebih rendah,dalam penelitian yang dilakukan oleh Saiti, Bacha, & Masih (2014), ternyata indeks sahamsyariah di negara-negara muslim memiliki kinerja yang lebih baik dalam hal benefit diversifikasidibandingkan indeks sejenis di negara- negara Asia Timur.

Karena kriteria-kriteria dan batasan-batasan yang ditetapkan agar sebuah saham dapatdikategorikan sebagai Saham Syariah maka secara alami saham syariah seharusnya memilikirisiko yang lebih rendah.

Selain penelitian tentang benefit diversifikasi portofolio Saham Syariah, hal lain yang patutdiinvestigasi ialah terkait hubungan antara indeks saham konvensional dan syariah. Hal tersebutharus diketahui agar investor ataupun decision maker lainnya dapat memiliki informasi yang lebihakurat mengenai faktor-faktor yang menggerakkan indeks saham syariah. Dari penelitian yangdilakukan oleh Jebran et al., (2017), ditemukan bahwa terdapat hubungan dua arah antara indekskonvensional dengan indeks syariah, yang berarti bahwa indeks konvensional dan indeks syariahsaling mempengaruhi sehingga investor hanya dapat memasukkan salah satu indeks ke dalamportofolionya dalam rangka mendapatkan manfaat minimalisasi risiko dari diversifikasiportofolio.

Selain dari arah integrasi pasar modal-pasar modal, kekhususan atau kriteria yang dimiliki saham

Page 104: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

11

Syariah, hal lain yang patut diketahui ialah tentang bagaimana volatilitas pada suatu pasarmenyebar ke pasar lain mengingat kasus krisis 2008 dimana volatilitas yang awalnya hanyaterjadi di AS menjadi menyebar ke seluruh dunia. Apabila suatu pasar memiliki eksposur terhadappergerakan volatilitas pasar lain, maka pasar yang memiliki eksposur tersebut rentan terhadapperubahan yang terjadi di pasar lain tersebut. Oleh karena itu, mengetahui seberapa besarnyadampak perubahan volatilitas suatu pasar terhadap pasar lain menjadi penting dalam rangkameminimalisasi risiko yang mungkin timbul.

Page 105: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

12

TINJAUAN REFERENSI

Terdapat beberapa penelitian mengenai Transmisi volatilitas dan pergerakan jangkapanjang antara Indeks Saham Syariah dan konvensional. Penelitian dari Jebran et.al (2017)menunjukkan bahwa ternyata terjadi hubungan dua arah antara kedua Indeks dan terjadiTransmisi volatilitas baik dari Indeks konvensional ke syariah maupun sebaliknya. Selain itu,dari hasil regresi menggunakan metode VECM akan terjadi keseimbangan dalam jangka panjangyang berarti investor hanya dapat memasukkan salah satu Indeks saja untuk mendapatkan benefitdari diversifikasi portofolio.

Penelitian Saiti ( 2014) dengan objek penelitian Indeks Saham Syariah dan konvensionalnegara- negara Islam (Turki, Arab Saudi, Malaysia, dan Indonesia) dan negara-negara AsiaTimur. Hasilnya menunjukkan bahwa semua Indeks Saham Syariah memiliki hubungan jangkapanjang dan akan terjadi keseimbangan dalam jangka panjang kecuali untuk Malaysia danIndonesia.

Penelitian Saadaoui & Boujelbene (2015) dengan objek penelitian Indeks Dow Jones danIndeks Dow Jones Syariah dengan waktu sebelum, ketika, dan pasca krisis 2008 menunjukkanbahwa pada masa sebelum krisis, pergerakan volatilitas pada Indeks Saham Konvensional tidakmempengaruhi pergerakan volatilitas Indeks Saham Syariah. Hubungan tersebut berubah ketikakrisis dimana pergerakan volatilitas indek Saham Syariah menjadi sensitif terhadap pergerakanIndeks Saham Konvensional dengan hubungan yang cenderung negatif. Pergerakan volatilitasantar kedua Indeks kembali ke hubungan awalnya setelah krisis mereda tetapi Indeks SahamSyariah lebih merespon terhadap pergerakan volatilitas Indeks Saham Konvensional.

Penelitian Nazlioglu (2015) dengan objek Indeks Saham Konvensional yang ada di AS,Asia dan Eropa terhadap DJIM (Dow Jones Islamic Equity Market) menyimpulkan bahwaselama masa pra krisis 2008, pergerakan volatilitas sangat dipengaruhi oleh pergerakan volatilitasdalam jangka pendek akan tetapi hal tersebut berubah pada masa krisis dan pasca krisis dimanapergerakan volatilitas dipengaruhi oleh perubahan volatilitas jangka panjang yang berarti bahwadampak krisis memberikan pengaruh dalam jangka panjang. Selain itu ternyata Transmisivolatilitas juga terjadi dua arah antar Indeks Saham Syariah dan Indeks Saham Konvensional.Penelitian ini juga mendapatkan hasil bahwa dalam jangka panjang terjadi keseimbangan antarkedua Indeks sehingga investor hanya bisa menaruh salah satu Indeks dalam portofolionya.

Terakhir, penelitian Miniaoui (2015) dengan objek Indeks Saham Konvensional danSyariah Negara-Negara Teluk (GCC) menunjukkan hasil bahwa krisis keuangan 2008 secarasignifikan mempengaruhi pergerakan volatilias di Indeks saham negara Arab Saudi, UEA, danKuwait. Hal yang menarik terkait penelitian ini ternyata volatilitas dari return saham Indekssyariah tidak banyak berbeda dengan Indeks saham yang konvensional.

METODE

Pada penelitian ini, model dasar yang akan digunakan mengacu pada modelekonometrika dari penelitian yang sudah dilakukan oleh Cardoso & Bittencourt (2014) dalammeneliti Transmisi dari volatilitas antara Indeks LQ45 dan Jakarta Islamic Index melalui model

Page 106: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

13

DCC-MGARCH dengan mempertimbangkan terjadinya perubahan kemiringan dari kurva dataLQ45 dan JII sebelum dan sesudah terjadinya krisis 2008 sehingga model tersebut sesuai dengankondisi data. Lalu untuk mencari tahu pergerakan jangka panjang dan pendek penelitian inimenggunakan model VECM seperti pada penelitian Jebran et al. (2017).

Pada penelitian ini penulis membagi observasi menjadi dua, Sebelum dan sesudah krisis2008 sehingga terdapat dua persamaan ekonometrika untuk model VECM, perbedaannya hanyaterdapat pada lag dimana sebelum krisis lag=3 sedangkan setelah krisis lag=4, berikut ialahpersamaan VECM dari penelitian ini:

Sedangkan bentuk dasar dari model DCC-MGARCH ialah:

Dimana: Dt: Diagonal Matrix of conditionalvariances,

Selain dari kedua model diatas penulis juga melakukan serangkaian uji yang diperlukan dalammengestimasi model yakni:

1. Uji Stasioneritas

Page 107: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

14

2. Uji ARCH-LM

3. Uji Lag Optimal

4. Uji Kointegrasi

HASIL DAN ANALISIS

Penelitian ini mengestimasi comovement, dalam hal ini hubungan jangka pendek danpanjang) dan Transmisi volatilitas antar kedua Indeks. Seperti yang sudah dijelaskansebelumnya, untuk mengestimasi hubungan jangka pendek dan panjang dari kedua Indekspenelitian ini menggunakan metode regresi VECM dan model DCC-MGARCH untukmengestimasi Transmisi volatilitas. Berikut merupakan hasil-hasil dari estimasi yang telahdilakukan.

Page 108: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

15

Vector Error CorrectionModel Table VECM sebelumKrisisDV C d.lnLQ45t-1 d.lnJIIt-1 ECTt-1d.lnLQ45 .0003922

(.00097).1315902(.1362827)

-.0789809(.1330103)

.0101384(.0235371)

d.lnJII -.0001392(.0009921)

.1230545(.1393918)

-.068793(.1360448)

.0285685(.0240741)

Table VECM setelah Krisis

DV C d.lnLQ45t-1 d.lnJIIt-1 ECTt-1d.lnLQ45 .0000869

(.0003293).2245501**(.0900292)

-.1931951**(.0892982)

.023787**(.0117101)

d.lnJII -.0001392(.0009921)

.233631***(.090742)

-.2108064***(.0900052)

.0327188***(.0118028)

***, **, * menandakan regresan signifikan pada 1%, 5%, dan 10%.

Tabel pertama yang merupakan hasil regresi sebelum terjadinya krisis menunjukkanbahwa ternyata tidak ada hubungan jangka pendek yang signifikan antara kedua Indeks tersebutdan juga Error Correction Term yang tidak signifikan juga menunjukkan bahwa ternyata dalamjangka panjang integrasi antar kedua Indeks tidak terjadi.

Hal yang berbeda ditunjukkan pada hasil regresi setelah krisis. Setelah krisis, kedua Indeksmemiliki hubungan jangka pendek yang signifikan dan juga dalam jangka panjang kedua Indeksberjalan searah (meningkat ) menuju ekuilibrium dan akan mencapai suatu titik integrasi.

Variance Decomposition

STEP LNLQ45 →LNJII

LNJII →LNLQ45

0 0 0

1 0.935768 0

2 0.950213 0.001543

3 0.955965 0.002306

4 0.959494 0.002891

5 0.962109 0.003418

Page 109: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

16

6 0.964247 0.003927

7 0.966095 0.004436

8 0.967747 0.004952

9 0.969255 0.005479

0.970649 0.00602

Page 110: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

17

Selain dari short run dan long run association antar kedua Indeks, penelitian ini jugamenggunakan uji dekomposisi varians untuk melihat kontribusi pergerakan varians satu Indeksterhadap Indeks lainnya. Dari tabel diatas, pergerakan varians pada LQ45 berkontribusi sekitar95% pada pergerakan varians JII sedangkan pergerakan varians pada JII tidak terlaluberpengaruh terhadap Indeks LQ45

DCC MGARCH

Variables

Coef.

Coef.Int.

lnLQ45

L. lnLQ45 1.00132*** [.993096,1.009544]L. lnJII -0.0026523 [-.0109416, 0.005637]_cons 0.0087503 [0.0019806, 0.01552]ARCH lnLQ45ARCH (α) 0.0830038*** [0.0678369, 0.0981707]GARCH (β) 0.8911758*** [0.8711694, 0.9111821]_cons 5.61e-06*** [3.86e-06, 7.36e-06]lnJIIL. lnLQ45 0.0093781** [0.0007694, 0.0179869]L. lnJII 0.9889712*** [0.9802308, 0.9977115]_cons 0.0088813** [0.0019237, 0.0158389]ARCH lnJIIARCH (α) 0.0825633*** [0.0680531, 0.0970736]GARCH (β) 0.8930148*** [0.8748409, 0.9111886]_cons 5.57e-06*** [3.88e-06, 7.25e-06]corr(lncloseLQ45,lncloseJII) 0.9657016*** [0.9590912, 0.9723119]Adjustment

Lambda1

0.0474702*** [0.0369192, 0.0580213]

Lambda2

0.9280477*** [0.9126758, 0.9434196]

N 3033AIC -42766.78BIC -42676.52

Tabel diatas merupakan hasil estimasi dari model DCC-MGARCH. Dari tabel diatasterlihat bahwa hampir variabel pada semua persamaan (mean & variance) signifikan kecualivariabel L.lnJII pada mean equation LQ45. Selain itu, dari hasil estimasi ini, ternyata 96% darivolatilitas yang terjadi pada Indeks LQ 45 menyebar (transferred) ke Indeks JII. Koefisienregresi lain, Lambda1 dan 2 menggambarkan variabel mana kah yang mempengaruhi pergerakanIndeks, apakah lag dari variabel tersebut atau dari lag varians. Dilihat dari besarnya lambda2,dapat disimpulkan bahwa pergerakan kedua Indeks lebih dipengaruhi oleh pergerakan lag variansdibandingkan lag Indeks.

Page 111: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

18

Berdasarkan dari hasil estimasti kedua model, pergerakan variabel Indeks LQ45 dan JIIsangat dipengaruhi oleh pergerakan volatilitas dimasa lalu. Hal ini mendukung hasil dari hasilestimasi model VECM dimana sebelum terjadinya krisis 2008 tidak ada short run maupun longrun association antar kedua Indeks. Tetapi, setelah terjadi krisis 2008 dimana terjadi volatilitasyang sangat tinggi menimbulkan dampak pada hasil dari estimasi model VECM pasca krisis.Setelah krisis ternyata short run maupun long run association antara kedua Indeks menjadi adadimana kedua Indeks dalam jangka panjang bergerak naik menuju equilibrium dan keduanyamengarah pada integrasi dimana JII memiliki elastisitas pertumbuhan jangka panjang yang lebihtinggi dibandingkan dengan Indeks LQ45.

Page 112: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

19

Dari uraian diatas, hasil dari estimasi menunjukkan bahwa ternyata sebelum krisis 2008dimana kedua Indeks tidak menunjukkan adanya kointegrasi membuat kedua Indeks dapatdimasukkan kedalam satu portofolio yang sama dan dapat diambil benefit dari diversifikasinyaseperti penelitian Saiti et al., (2014).

Hasil yang berbeda ditunjukkan dari hasil estimasi pasca krisis. Kedua Indeksmenunjukkan adanya kointegrasi dan kedua Indeks mengarah pada ekuilibrium baru danmengarah pada integrasi. Hal ini berimplikasi bagi investor untuk hanya memasukkan salah satuIndeks kedalam portofolio. Selain itu, dari hasil uji varians decomposition ternyata Indeks SahamSyariah dalam hal ini JII pergerakan variansnya 95% digambarkan oleh pergerakan varians dariIndeks konvensional dalam hal ini LQ45 yang bermakna bahwa bila terjadi krisis dimasa depanmaka Indeks Saham Syariah akan terkena imbas dan tidak resisten dari pergerakan Indekskonvensional. Hal ini juga didukung oleh hasil estiimasi model DCC-MGARCH dimana 95%volatilitas pada Indeks LQ45 menyebar (transfered) ke Indeks Saham Syariah. Hal ini sesuaidengan mayoritas penelitian-penelitian yang terdahulu.

Dari uraian diatas juga dapat disimpulkan bahwa krisis yang terjadi pada tahun 2008ternyata membuat Indeks-Indeks menjadi lebih terkait pergerakannya dan juga menunjukkanbahwa kriteria-kriteria yang ada dalam Indeks Saham Syariah tidak serta merta membuat Indeksmenjadi resisten terhadap krisis

SIMPULAN

Penelitian ini menganalisis comovement dari Indeks Saham Syariah,yang diwakili olehJII, dan Indeks Saham Konvensional, yang diwakili oleh LQ45, di Indonesia dan juga melihatbagaimana Transmisi volatilitas antar kedua Indeks tersebut. Analisis dilakukan sebelum dansesudah krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008. Pendekatan yang dilakukan ialahmelalui estimasi melalui model VECM dan DCC- MGARCH. Hasil estimasi menunjukkan bahwa,sebelum krisis kedua Indeks tidak berkointegrasi dan tidak memiliki hubungan jangka pendek.Hasil yang berbeda ditunjukkan ketika setelah krisis dimana terjadi hubungan jangka panjangdan pendek dari kedua Indeks dengan Indeks konvensional, dalam hal ini LQ45, dan volatilitasyang terjadi pada Indeks konvensional sangat memengaruhi volatilitas pada Indeks SahamSyariah. Dari hasil estimasi tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam jangka panjang keduaIndeks mengarah pada integrasi sehingga investor hanya dapat memasukkan salah satu Indekskedalam portofolio dan juga dari hasil estimasi juga dapat disimpulkan bahwa Indeks SahamSyariah akan terdampak bila terjadi krisis dimasa depan

DAFTAR PUSTAKA

Abbes, M. B., & Trichilli, Y. (2015). Islamic stock markets and potential diversificationbenefits. Borsa Istanbul Review, 15(2), 93–105.https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.bir.2015.03.001

Amadeo, K. (2017, July 14). Here’s How They Missed the Early Clues of the Financial Crisis.

TheBalance.com. Retrieved from https://www.thebalance.com/2007-financial-crisis-overview- 3306138

Cardoso, L. C. B., & Bittencourt, M. V. L. (2014). Price Volatility transmission from Oil to

Page 113: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

20

Energy and Non-Energy Agricultural Commodities.

Cheng, H. (2000). Cointegration Test for Equity Market Integration: The Case of the GreatChina Economic Area (Mainland China, Hong Kong, and Taiwan), Japan, and the UnitedStates. George

Page 114: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

21

Washington University. Retrieved fromhttps://books.google.co.id/books?id=gSC4AAAAIAAJ

Husnan, S. (2001). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMPYPKN.

Jebran, K., Chen, S., & Tauni, M. Z. (2017). Islamic and conventional equity index co-movement and volatility transmission: Evidence from Pakistan. Future BusinessJournal, 3(2), 98–106. https://doi.org/10.1016/j.fbj.2017.05.001

KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH (2017). Jakarta: OJK.

L. J., G. (2009). Principles of Managerial Finance (12th ed.). New York: Pearson InternationalEdition.

May, E. (2016). Mengenal LQ 45. Retrieved January 16, 1BC, fromhttps://finance.detik.com/bursa- valas/3298411/mengenal-lq-45

Miniaoui, H., Syani, H., & Chaibi, A. (2015). The Impact of financial crisis on Islamic andconventional indices of the GCC countries. Journal of Applied Business Research, 31(2),357–370.

Mishkin, F. S. (2010). The Economics of Money, Banking & Financial Markets (9th ed.).Boston: Pearson.

Nazlioglu, S., Hammoudeh, S., & Gupta, R. (2015). Volatility transmission between Islamicand conventional equity markets : evidence from causality- Volatility transmission betweenIslamic and conventional equity markets : evidence from causality-in-variance test. AppliedEconomics, (May 2015), 37–41. https://doi.org/10.1080/00036846.2015.1039705

Portofolio Diversification. (n.d.). Retrieved January 16, 1BC, fromhttp://www.nasdaq.com/investing/glossary/p/portofolio-diversification

Pratama, R. (2012). Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi Terhadap Jakarta IslamicIndex Periode 2006:Q1 - 2012:Q1. Universitas Padjadjaran.

Saadaoui, A., & Boujelbene, Y. (2015). Volatility Transmission between Dow Jones StockIndex and Emerging Islamic Stock Index : Case of Subprime Financial Crises VolatilityTransmission between Dow Jones Stock Index and Emerging Islamic Stock Index : Case ofSubprime Financial Crises, 5. https://doi.org/10.5195/emaj.2015.68

Saiti, B., Bacha, O. I., & Masih, M. (2014). The diversification benefits from Islamicinvestment during the financial turmoil: The case for the US-based equity investors.Borsa Istanbul Review, 14(4), 196–211.https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.bir.2014.08.002

Winker, P., & Maringer, D. (2004). Optimal Lag Structure Selection in VEC-Models.

Page 115: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

22

Wray, L. R. (2011). Working Paper No . 659. Retrieved fromwww.levyinstitute.org/pubs/wp_659.pdf

Xiao, L., & Dhesi, G. (2010). Volatility spillover and time-varying conditional correlationbetween the European and US stock markets. Global Economy and Finance Journal,3(2), 148–164. https://doi.org/10.2139/ssrn.2811255

Page 116: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

23

TOWARDS SDGS: CONCEPTUALIZING ISLAMIC BLENDEDFINANCE USING TECHNOLOGY INTERVENTION

Ikram Nur Muharam*Banjaran Surya Indrastomo**

*Faculty of Economics and Business, Universitas Padjadjaran, Bandung, Indonesia.**Durham Centre of Islamic Economics and Finance, Durham University Business School,

UK

AbstractThis paper shows that the emergence of new technology and the initiative of SustainableDevelopment Goals (SDGs) open up a new opportunity for Islamic Finance. By using theconcept of blended finance and case studies of Muslim-friendly financial technology (fintech)companies, it tries to construct the Islamic version of blended finance which utilizes the use oftechnology. Islamic Blended Finance (I-Blend) could tackle the problems of misfit anddisintegration faced by existing Islamic financial institutions. I-Blend has three maincharacteristics: collective action, the use of technology and focusing on specific sociallyimpactful projects. By elaborating these three features, it is believed that Islamic finance canplay a major role in achieving the SDGs.Keywords: Islamic Blended Finance, Financial Technology, Sustainable Development Goals

Page 117: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

24

IntroductionThe launch of Sustainable

Development Goals (SDGs) initiative in2015 becomes a new opportunity for thefuture development of Islamic finance. Thedirection of this new policy looks alignedwith the objectives of Islamic finance,which is the creation of sustainabledevelopment that has a social impact. Thismeans Islamic finance can be one of themain drivers in achieving the SDGs. Thequestion now is in which direction Islamicfinance should evolve in order to takeadvantage of this opportunity. in this case,we must look at the current state of thefinancial industry. Nowadays, fintech isgrowing very rapidly and illustrates that theuse of technology can further strengthen thefinancial sector, especially in terms ofinclusivity and collaboration.

Today is the era of fintech. The termfintech refers to the connection betweenfinancial and technology to utilize theeconomies of scale (Sironi, 2016). Itreduces the cost of making and deliveringfinancial product by exploiting technologyin its operation. Fintech companies mainlytake advantage of the Internet to reducetheir costs and reach larger audience. Thisindustry is still growing very swiftly due tothe increasing number of internet users. In2017, nearly 50% of the approximately 7.5billion people worldwide have connected tothe Internet (Internet World Stats, 2017).Not surprisingly, many fintech businessmodels have been developed such aslending, payment, robo-advisor, analyticand crowd funding.

Muslims are an alluring market forfintech companies. There areapproximately 2 billion Muslimsworldwide (Muslimpopulation.com, 2017).They are dominated by young people thataccustomed with the use of technology intheir daily activities. Nielsen (2017)reported that in Indonesia as the largestMuslim-majority country in the world, thenumber of its internet users in their 11

major cities already numbered about 24.2million people. Moreover, besides thepopulation, fintech companies couldexploit these opportunities in Indonesia:high rate of financial exclusion, hugeinfrastructure gap, growing start-upecosystem that needs alternative source offunds, and increasing number of middleclass people and small-medium levelenterprises.

This paper explores the currentdevelopments of Islamic fintech by usingcase studies of Islamic or Muslim-friendlyfintechs. Furthermore, it tries toconceptualise a new form of technology-based Islamic financial institutions (IFI)that could serve better in terms of stability,inclusion, prosperity and sustainability thanexisting IFIs. As we know, these elementsare key components of the 2030 Agenda forSustainable Development developed by theUnited Nation. By creating a new form ofinstitution that fit the SDGs and consideringthe emergence of new technology thatcould makes Islamic finance morepowerful, it is believed that Islamic financecan play a major role in the realisation ofSDGs. This model is believed couldovercome the problems of misfit anddisintegration faced by existing IFIs.

SDGsSDGs are post-Millenium

Development Goals (MDGs) blueprintsreleased by the United Nation in 2015(United Nation, 2015). It consists of 15years action plan which divided into 5 mainareas that critical importance for thehumanity and the planet. These 5 mainareas are people, planet, prosperity, peaceand partnership. In total, it has seventeengoals. These long-term programs require anenormous amount of capital. Sadly, it hasnot been available at this time. The gap ofinvestment reached $ 3.1 trillion from thetotal amount of $ 4.5 trillion needed for theperiod between 2015 and 2030 (World

Page 118: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

25

Economic Forum, 2015). There is an urgentneed for other sources of funding.

To fill that gap, private funds arerequired to support the public funds.However, there are several issues thatdeprive the interest of private investorsfrom socially impactful projects, such asunattractive risk-return profile, unclearregulations, and political economycondition of the country (OECD & WorldEconomic Forum, 2015). New approachhas to be organized to address thosebarriers.

Islamic Finance and SDGsIslamic finance lags behind its

conventional counterpart in terms ofinnovation related to the SDGs. Innovationin Islamic finance limited to productdevelopment and policy adjustment(Ahmed et al., 2015), not yet toucheddevelopment-oriented innovation. This ishappening because the current state ofIslamic finance is still dominated by thebanking sector, which is constrained by theregulatory aspect and the nature of itsprofit-oriented entity. Left aside themaqasid, it looks like that Islamic banksstill tend to avoid a commitment regardingthe inclusion of the poor in their services(Haniffa & Hudaib 2007; Kamla &Rammal, 2013), moreover, they relyheavily on debt-based instrument likemurabaha. Therefore, core characteristicsof Islamic finance such as inclusivity,development orientation through its profit-loss sharing mechanism, andenvironmentally-aware philosophy aredisguised. Therefore, in achieving theSDGs, it requires innovation leading to theideal form of Islamic finance. Analternative form of institution has to beexercised.

SDGs become an opportunity forIslamic finance. Not only because Islamicfinance already has values in line with thoseaspired in SDGs, but also because it makesthe actors of Islamic finance re-think the

formula to get a new format of Islamicfinance that can really articulate thosevalues. Current state of Islamic finance isstill far from that ideal. In fact, Muslimcountries struggling withunderdevelopment issue such as poverty(Obaidullah & Khan, 2008) and exclusionof the poor from financial services(Mohieldin et al., 2011).

Social role is embedded in Islamicfinance; it covers most of the valueformulated in the SDGs, however, moreeffort is needed to articulate it. Referring tothe Islamic Development Bank Report(ISDB, 2015), specifically, Islamic financecan take major role in exterminate poverty,creating food security, increasing healthylives, achieve gender equality, promotinginclusivity, and creating betterinfrastructures.

Social Contribution of Islamic FinanceAlthough the social role is embedded

in Islamic finance, unfortunately until nowthe social contribution of the IFIs is still notas expected. There are problems of misfitand disintegration. Misfit take place whenfinancing methodology and structure notmeet the characteristic of investmentrequired while disintegration happenbecause of nonexistence of commitmenttoward collective action.

Misfit relates to the profit-orientednature of the formal financial institution.Therefore, the principle reason on therejection of the Poor from formal financialframework were simply because of itsexcessive risks, high expenses ofarrangement of the loans, or high cost forchecking its credit level. Providing servicesto the poor affects the sustainability of theinstitution (Ahmed et al., 2015). Moreover,Provision of loan to the poor meanssuffering in outreach (Schreiner, 2002). Inmany cases, social-oriented services canonly be provided by NGOs or governmententities (Bennet, 1998).

Page 119: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

26

On the other hand, the problem ofdisintegration due to the lack ofcoordination. Most importantly, there isstill no coordination between business andsocial entities. Whereas actually Islamicfinancial system already has socialinstruments such as zakah, infaq and waqf.

Recently, zakah, infaq and waqf havebeen considered as prospective instrumentsto enhance the IFIs. It could be used tosupport the commercial scheme orcapitalizing the social fund. When it isembraced to IFI, Ahmed (2002) believedthat these instruments could offer partialsolution to tackle the issue of the trade-offbetween sustainability and outreach. Bysubsidizing the costs, providing affordablefinancing for the poor will become viable(Ahmed, 2004; Kahf, 2004). Differently,Cizakca (2004) investigates the potentialuse of cash waqf to provide financing to thepoor. By using this method, it is possible todeliver interest-free loan (Elgari, 2004).

From what was stated above, it isclear that actually Islamic finance has thepotential to address the issue of outreachand sustainability. Availability of socialfunds such as zakah, infaq and waqf can beused to subsidizing the commercial funds.Moreover, the issue of sustainability couldbe handled by collective action amongactors of Islamic finance. Current trendshows a promising development, in whichmany integration initiatives have beenignited. When smooth integration of socialand commercial funds has been made, andinter-institutional cooperation can work,providing low-cost financing while at thesame time ensuring business continuity willbe very possible. Collective action is one ofcore features of Islamic economics (Asutay,2013), it will bring Islamic finance to thenext level.

Empowering IFIs Using TechnologyIntervention

Technology intervention in theoperation of IFIs could reduce their

weaknesses. By using technology, IFIs canget these advantages: they can reach wideraudience at minimum cost; reducing theirprocessing time which means improvingcustomer experience; increase theiraccountability and receive better trust fromthe customers; data collaboration amonginstitutions; the opportunity to monetizingdata; flexibility to deploy new innovation.It means that their competitiveness andsustainability will be increased.

In addition, the use of technology willhelp to integrate the actors of Islamicfinance. The method that proposed in thispaper is Islamic blended finance (I-Blend).I-Blend not only can play the role as amedium to integrate all actors of Islamicfinance, but also can act as a long-terminstrument to support the economic growth.It can convert the risk-return of high riskproject into a viable one by utilizingphilanthropic institution and donors. It willtackle the weaknesses of both commercialand philanthropic Islamic financialinstitutions.

Islamic Blended Finance (I-Blend)Blended finance is combination of

grant and loan to finance socially impactfulprojects (OECD & World EconomicForum, 2015). The grant provided byphilanthropic donor used to support theproject and make it more attractive forcommercial funders to take part in it. Thereare three main features of blended finance,which are leverage, impact and return.Leverage means how to utilize social fundto attract commercial fund. Impactemphasizes that the project should not onlyproviding financial achievement but alsoprovide social and environmentalcontribution. Lastly, return is how to assurethe attractiveness of the project byenhancing its risk-return profile to matchwith the market expectation.

I-Blend is how to implement theconcept of blended finance under theumbrella of Syari’ah. It means that it has to

Page 120: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

27

be compliance with the principles,prohibitions, ethics and norms of Islam,because Syari’ah-compliance is the basis ofIslamic financial system (Ayub, 2007,pp.43). Based on this notion, the features ofI-Blend are as follows:

1. Leverage: both commercial andsocial funds must be Syari’ah-compliant instrument;

2. Impact: the impact should bebroadened to comprise all themaqasid al Syari’ah;

3. Returns: returns must be frompermissible source but would stillconsidering the competitiveness.

To complete the impression of the I-Blend as a sustainable and continuouscontribution to the Islamic societaldevelopment, we incorporate the dynamicprocess of development toward perfectionof Islamic Economy, which is Ihsan(Asutay & Zaman, 2009). Therefore, thebuilding of I-Blend can then be assembledas follow:

Figure 1: The building of I-Blend

I-Blend Covers All Phases of InvestmentLife Cycle

1. PreparationIn the preparation stage, development

funding can play an important role inensuring the feasibility of the project.Usually at this stage, the project owner does

not have enough funds or sufficienttechnical capabilities to undertake afeasibility study. Thus, developmentfunding can be used to overcome thosebarriers.

Funding at this stage is usually in theform of grants or flexible loans. The use ofgrant does not conflicting Syari’ah rules,and its implementation is encouraged inIslam. Interest-based loan, even if it isflexible is prohibited in Islam. Thus,alternatively the loan can be structured asqard hasan, (gratuitous loan) withadditional service fee.

The inability of the project owner toconduct a feasibility study will be resolvedwith the help of development andphilanthropic funder. Assistance can begiven by providing aid money to hireprofessional consultants who will do thejob, or with direct assistance in thepreparation of the feasibility study.

2. PioneeringIn the pioneering stage, to improve

the quality of a new product and developmarket awareness and long-term visibility,usually it requires a greater cost thaninvesting in established products/projects.It becomes a barrier for investors to investin early stage companies.

Common funding instruments at thisstage are grant or junior equity. Bothinstruments are in accordance withSyari’ah that aims to promote human wellbeing by creating fairness of incomedistribution and conducting businesscooperation based on the profit loss sharing.

Development and philanthropic fundsbecome an alternative financing forstartups. Where these companies areusually not attractive for large financialinstitutions or investors. Both funds canplay a very important role to promote thereal sector and enabling the creation ofmore jobs.

3. Facilitating

Page 121: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

28

Businesses at this stage face risksrelated to business model, market, andoperational aspects. It creates uncertaintythat could lead to funding shortfall or evenbankruptcy. This happens because thebusiness model has not yet reached themature stage, and usually at this stage, theorganization frequently changes its strategyto follow the market condition. Thesefactors can lead to ineffective allocation ofcompany funds that could lead toilliquidity.

Development and philanthropicfunding can be used to boost the company'sprofit by providing liquidity to increasetransactions, which in turn will attract moreinvestors.

4. AnchoringAt this stage, the project has reached

its mature period in which it faces marketvolatility, regulation limitation and timesensitivity. These conditions sometimescreate illiquidity for the project/companyowners. This becomes a problem because itshows that the company has reached itslimit in production and cannot advance orexpand to the next level. It reduces theconfidence of private investors to put theirmoney in this type of company.

Development and philanthropic fundsprovider can play a role as an anchorinvestor to attract additional money fromprivate investor. By investing in thecompany, development fund providercreates a signal of quality of the project toother investors. Moreover, they can alsoprovide technical aids to increase projectviability and minimize its operating costs.

5. TransitioningAfter going through the previous

stages, at this stage the project is alreadygenerating regular profits for its funders.However, this phase lacks of sizeablefinancial products and exit opportunities.Therefore, existing funders must ensure theproject goes well and sustainable, therefore

it can attract the attention of other investorsto participate in the project or to take overthe project.

Development and philanthropic fundscan be used to attract additional investmentfrom private investors or as an exit strategyof existing funders. As the project is alreadygives profit to the development funder, itgives evidence about the project viabilityand making it as an opportunity for privateinvestors. By fully transitioning theownership of the project to privateinvestors, the development fund can beused in another project with higher socialimpact.

Case StudiesThis paper uses case studies of few Islamicand Muslim friendly fintechs todemonstrate the role of technology inattracting both commercial and socialinvestors.

Case Study 1: Shekra CrowdfundingPhase: PioneeringLaunch: 2012Sector: Multi sectorRegion: Egypt

Example of: Attracting developmentfunders (developing Shekra investorsnetwork)

Model: Targeting a niece market that toobig for the incubator, but too small forventure capital. The funding ranges from$20,000 to $200,000.Musharaka (equitybased financing) used as the mode offinance

Impact: New startups in various areas:sustainable development sector, onlinepsychiatric service, renewable energy, etc.

Source: Shekra.com

Page 122: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

29

I-Blend and Financial TechnologyPrevious sections explain that by

uniting the characteristics of developmentfunds, private funds and social funds, I-Blend can be a solution to address theproblem of misfit and disintegration. Itmeans I-Blend will play a role as a mediumto integrate all of those sources of funds. InI-Blend concept, conformity with Syari’ahand the existence of donor agencies andprivate entities will encourage

philanthropic funders to contribute to theproject. Vice versa, the existence of donoragencies and donations from philanthropicdonors will create confidence for privateinvestors to participate in the project.

Then, case studies demonstrate theefficacy of online-based facilitatinginstitutions to attract new investors tofinance the projects (for examples:ethiscrowd.com and shekra.com) or raisingsocial funds from the community (forexample: kitabisa.com). Thus, it can serveas the reasoning for the use of technologyas an effective medium for the concept of I-Blend.

Furthermore, regarding social funds,as explained earlier, in Islamic financialsystems, the availability of socialinstruments can be used to improve the riskprofile of a project. However, IslamicSocial Finance Report 2014 (IRTI &Thomson Reuters) shows that there is still ahuge gap between the potential andrealization of Islamic social funds. Thismeans that the source of funds that will beused to improve the risk profile of a projectis actually not there now. However, thereport also notes that donors of Islamicsocial funds have certain preferences aboutthe type of distribution they expect. Thissuggests that a project with a specificpurpose will have a higher success rate interms of the collection of social funds,because the donor will be assured of wherehis money will be spent.

I-Blend could enhance theconventional version of blended financeconcept by adding an additional source offunds through instruments such as waqf andinfaq. Moreover, it also put an emphasis onthe importance of retail funders, bothcommercial and social. This represents theconcept of complementarity as anarticulation of Tawhid axiom in Islam. Thatway, the project could meet all investmentgoals of the stakeholders, which are:economic development, social impact,sustainability, fit risk-return profile.

Case Study 2: Ethis CrowdPhase: Preparing and FacilitatingLaunch: 2015Sector: Housing development projectsRegion: Singapore based but operates inIndonesia

Example of: Developing a community ofethical investors

Model: mainly targeting middle eastinvestors to invest in social housingdevelopment projects in Indonesia. Profitsharing used as the mode of finance

Impact: provide affordable housing;20.000 ethical investors

Source: Ethiscrowd.com

Case Study 3: Kitabisa.comPhase: FacilitatingLaunch: 2013Sector: Donation platformRegion: Indonesia

Example of: Attracting donors

Model: Crowdfunding platform for socialpurposes

Impact: Funded 6.578 social campaigns.Total donations were approximately IDR149 billion

Source: Kitabisa.com

Page 123: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

30

In summary, the main characteristicsof I-Blend are collective action, the use oftechnology and focusing on specific

socially impactful projects. Below are mainstakeholders of I-Blend.

Table 1: Stakeholders of I-BlendStakeholder Investment goals Limitation in doing

investment with socialimpact

Government Economic development,social impact,sustainability

Limited or insufficientfund

Donor / non-profitorganization

Sustainability, socialimpact

Limited or insufficientfund, lack of localknowledge

Private investor(corporate)

Maximum profit Risk-return profile of theproject not match with thedesired criteria, lack oflocal knowledge

Private investor(retail)

Maximum profit Risk-return profile of theproject not match with thedesired criteria, limitedavailable fund, lack oflocal knowledge

Philanthropy orsocial funder

Social impact,accountability

Lack transparency,obscurity use of funds

I-Blend Economic development,social impact,sustainability, optimumprofit

-

Government and donor organizationcan play the role as an anchor investor toattract each other and private investors.Technology can be used to provide detailed

information about the project to allstakeholders. For the government, thismethod can accelerate the implementation

of their development programs. For NGOs, involvement of government and privateparties provides a guarantee of sustainability. Furthermore, private investors would confidentlyinvest their money if they know that the government and donor organization back up theproject. Moreover, private investors will gain competitive return as the project supported bydonor and social funders, which are not-for-profit oriented investors. Retail social funders alsoget benefits with the availability of credible choice on where to put their social money.

Page 124: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

24

Figure 2: Islamic Blended Finance (I-Blend) Scheme

ConclusionIn conclusion, it is believed that in the

future Islamic finance will be seen as one ofthe major contributors of globaldevelopment. There are two main reasonsbehind this belief. First, the blueprint ofglobal initiative, the SDGs, share manysimilar values with Islamic finance,therefore it is already in the direction ofwhere the Islamic finance will go. Second,the emergence of new technology can helpthe integration of Islamic finance actors, ascan be seen from the case studies.

The concept of Islamic BlendedFinance (I-Blend) proposed to tackle theSDGs. It has three main characteristics,which are collective action, the use oftechnology and focusing on specificsocially impactful projects. It will solve theproblem of misfit and disintegration facedby existing IFIs. Combination of Islamicfinance and technology is believed could bethe key in achieving the SDGs.

References

Ahmed, H. (2002). Financingmicroenterprises: An analytical studyof Islamic microfinanceinstitutions. Islamic EconomicStudies, 9(2), 27-64.

Ahmed, H. (2004). Role of zakah andawqaf in poverty alleviation. Jeddah:Islamic Development Bank, IslamicResearch and Training Institute.

Ahmed, H., Mohieldin, M., Verbeek, J., &Aboulmagd, F. W. (2015). On thesustainable development goals andthe role of Islamic finance.

Asutay, M., & Zaman, N. (2009).Divergence between aspirations andrealities of Islamic economics: Apolitical economy approach tobridging the divide.

Asutay, M. (2013). Islamic moral economyas the foundation of Islamicfinance. Islamic Finance in Europe:Towards a Plural Financial System.Cheltenham: Edward ElgarPublishing.

Ayub, M. (2007). Understanding islamicfinance.

Page 125: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

25

Bennet, L (1998), Combining Social andFinancial Intermediation to Reach thePoor: The Necessity and the Dangerson Kimenyi, Mwangi S., Robert C.Wieland, and D.V. Pischke (eds),Staretgic Issues inMicrofinance,Hants, England:Ahsgate Publishing Ltd: 99-117.

Cizakca, M. (2004, March). Cash waqf asalternative to NBFIs bank.In International Seminar on NonbankFinancial Institutions: IslamicAlternatives.

El-Gari, M. A. (2004, March). The qardhassan bank. In InternationalSeminar on Nonbank FinancialInstitutions: Islamic Alternatives (pp.1-3).

Haniffa, R., & Hudaib, M. (2007).Exploring the ethical identity ofIslamic banks via communication inannual reports. Journal of BusinessEthics, 76(1), 97-116.

Internet World Stats (2017). World InternetUsers and 2017 Population Stats.Retrieved fromInternetworldstats.com.

IRTI & Thomson Reuters (2014). IslamicSocial Finance Report 2014.Retrieved

fromhttp://www.irti.org/English/Research/Documents/Report-2.pdfISDB (2015). The Role of Islamic Finance

in Achieving SustainableDevelopment Goals

Kamla, R., & G. Rammal, H. (2013). Socialreporting by Islamic banks: doessocial justice matter?. Accounting,Auditing & AccountabilityJournal, 26(6), 911-945.

Kahf, M. (2004). Shari'ah and HistoricalAspects of Zakah andAwqaf. Background paper preparedfor Islamic Research and TrainingInstitute, Islamic Development Bank.

Mohieldin, M., Iqbal, Z., Rostom, A., & Fu,X. (2011). The role of Islamic finance

in enhancing financial inclusion inOrganization of Islamic Cooperation(OIC) countries.

Nielsen (2017). The New Trend AmongIndonesia’s Netizens. The NielsenCompany.

Obaidullah, M., & Khan, T. (2008). Islamicmicrofinance development:Challenges and initiatives.

OECD & WEF (2015,a). Blended FinanceVol. 1: A Primer for DevelopmentFinance and Philanthropic Funders:An Overview of the Strategic Use ofDevelopment Finance andPhilanthropic Funds to MobilizePrivate Capital for Development.ReDesigning Development FinanceInitiative. Retrieved Fromhttp://www3.weforum.org/docs/WEF_Blended_Finance_A_Primer_Development_Finance_Philanthropic_Funders_report_2015.pdf

OECD & WEF (2015,b). A How-To Guidefor Blended Finance: A PracticalGuide for Development Finance andPhilanthropic Funders to IntegrateBlended Finance Best Practices intotheir Organizations. ReDesigningDevelopment Finance Initiative.Retrieved fromhttp://www3.weforum.org/docs/WEF_Blended_Finance_How_To_Guide.pdf

Schreiner, M. (2002). Aspects of outreach:A framework for discussion of thesocial benefits ofmicrofinance. Journal ofinternational development, 14(5),591-603.

Sironi, P. (2016). FinTech innovation:From robo-advisors to goal basedinvesting and gamification. Wiley.

United Nations (2015). Transforming ourworld: the 2030 Agenda forSustainable Development

Page 126: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

26

Page 127: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

28

PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP

PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

2012.1-2016.7

Tia Nurul Fauziah

Suryaningsih A.Don

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh risiko pembiayaan bagi hasil terhadapprofitabilitas (ROA/Return on Assets), serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruhvariabel kontrol yaitu dana pihak ketiga (DPK), inflasi serta BI Rate dalam mempengaruhiprofitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Adapun objek penelitian yang digunakan ialahBank Mandiri Syariah, BRI Syariah, serta Muamalat Indonesia dari periode Januari 2012-Juli2016. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel dengan pendekatan Fixed EffectModel. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel risiko pembiayaan bagi hasilmemiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA), sedangkan sebagai variabelkontrol dana pihak ketiga (DPK), inflasi serta BI Rate juga mempunyai pengaruh signifikanterhadap profitabilitas (ROA).

Kata Kunci: ROA, Risiko Bagi Hasil, DPK, Inflasi, BI Rate

Pendahuluan

Industri perbankan syariah diIndonesia mengalami perkembangan daritahun ke tahun. Di Indonesia bank syariahpertama kali didirikan pada tahun 1992,bank syariah yang pertama kali didirikanyaitu Bank Muamalat Indonesia. Sampaitahun 2016 terdapat 13 Bank UmumSyariah yang memiliki 1.799 jumlah kantoryang tersebar di seluruh Indonesia. Salahsatu alasan yang menyebabkan BankUmum Syariah berkembang sampai saat iniialah, banyaknya umat Islam yang ada diIndonesia, karena pada dasarnya merekamenginginkan adanya perbankan yangmenggunakan prinsip syariah dalammenjalankan usahanya.

Berdasarkan UU no.10 tahun 1998,“Prinsip syariah adalah aturan perjanjianberdasarkan hukum Islam antara bank dandengan pihak lain untuk menyimpan danadan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau

kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuaidengan syariah. Antara lain pembiayaanberdasarkan prinsip bagi hasil(mudharabah), pembiayaan berdasarkanprinsip penyertaan modal (musyarakah),pembiayaan berdasarkan prinsip jual belibarang dengan memperoleh keuntungan(murabahah), atau pembiayaan barangmodal berdasarkan prinsip sewa murnitanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanyapilihan pemindahan kepemilikan atasbarang yang disewa dari pihak bank olehpihak lain (ijarah wa iqtina)”.

Sama halnya seperti bankkonvensional, Bank Umum Syariah jugamenjalankan fungsi bank sebagai lembagakeuangan penghimpun dan penyalur dananasabah. Perbedaannya ialah Bank UmumSyariah menjalankan fungsi pembiayaandengan prinsip mudharabah, musyarakah,murabahah, ijarah, dan juga ijarah waiqtina. Perkembangan komposisi

Page 128: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

29

pembiayaan yang diberikan Bank UmumSyariah dapat dilihat dalam tabel berikut:

Perkembangan Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad yang Diberikan Bank Umum Syariahtahun 2014-2016

Akad 2014 2015 2016

Pembiayaan Bagi Hasil 48.753 55.336 59.649

Piutang 97.276 97.071 111.872

Pembiayaan Sewa 1.916 1.561 1.778

Salam 0 0 0

Total Pembiayaan 147.945 153.968 173.299

Sumber: Statistik Perbankan Bank Indonesia

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwapembiayaan yang diberikan Bank UmumSyariah meningkat setiap tahunnya, daritahun 2014 ke tahun 2015 total pembiayaanmeningkat sebesar 4.07%. Begitu pun padatahun 2015 ke tahun 2016, pembiayaanmeningkat sebesar 12.55%. Pembiayaanbagi hasil (mudharabah dan musyarakah)mengalami peningkatan setiap tahunnya,sama halnya dengan pembiayaan piutang(murabahah, qardh dan istishna) yangmengalami peningkatan setiap tahunnya.Namun untuk pembiayaan sewa (ijarah)mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Daritabel di atas juga dapat diketahui bahwapembiayaan terbesar yang diberikan BankUmum Syariah terdapat pada akad piutangyang terdiri dari akad murabahah, qardhdan istishna.

Diantara empat pola penyaluranpembiayaan yang ada pada bank syariah,terdapat dua pola utama yang saat inidijalankan oleh bank dalam penyaluranpembiayaan, yakni pembiayaan denganprinsip jual beli dan pembiayaan denganprinsip bagi hasil (Rahman &Rochmanika, 2014). Akad murabahahmerupakan akad yang banyak digunakandalam prinsip jual beli, sedangkan prinsipbagi hasil tercermin dalam akadmudharabah dan musyarakah.

Seluruh pembiayaan yang diberikanoleh bank umum syariah kepada nasabahtentu memiliki risiko tersendiri. Risikomerupakan peluang terjadinya kerugianyang dialami oleh suatu perusahaan. Salahsatu risiko terbesar yang dihadapi olehbank umum syariah ialah risiko dalamproduk kredit (pembiayaan), risiko initerjadi apabila debitur tidak dapatmemenuhi kewajiban sesuai dengankesepakatan yang telah ditentukan.Terjadinya risiko-risiko tersebut dapatmempengaruhi pendapatan maupunpermodalan perbankan syariah. Olehkarena itu pengelolaan risiko pembiayaanjual beli dan bagi hasil dalam bank umumsyariah akan mempengaruhi jumlahprofitabilitas yang diterima.

Risiko pembiayaan sendiri dalambank umum Syariah biasanya terbagimenjadi dua bagian:

1. Risiko pembiayaan denganperolehan pastiRisiko ini akan ditanggung bankumum syariah apabila terdapatpembiayaan dengan perolehanpasti seperti akad jual beli(murabahah)

2. Risiko pembiayaan denganperolehan tidak pasti

Page 129: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

29

Risiko ini akan ditanggung bankumum syariah apabila terdapatpembiayaan dengan perolehantidak pasti seperti akad bagihasil (mudharabah danmusyarakah)

Salah satu risiko terbesar yangdihadapi oleh bank umum syariah ialahrisiko dalam produk kredit (pembiayaan),risiko ini terjadi apabila debitur tidak dapatmemenuhi kewajiban sesuai dengankesepakatan yang telah ditentukan.Terjadinya risiko-risiko tersebut dapatmempengaruhi pendapatan maupunpermodalan perbankan syariah. Karim(2004) mengatakan, jenis-jenis risiko yangdihadapi Bank Umum Syariah diantaranya:

1. Risiko pembiayaan, yaitu risikoyang disebabkan oleh adanyakegagalan counterparty dalammemenuhi kewajibannya. Risikoini mencakup risiko terkait produkdan risiko tekait pembiayaankorporasi.

2. Risiko pasar, yaitu risiko kerugianyang terjadi pada portfolio yangdimiliki oleh bank akibat adanyapergerakan variabel pasar (adversemovement) berupa suku bunga dannilai tukar. Risiko ini mencakuprisiko tingkat suku bunga, risikopertukaran mata uang, risiko hargadan risiko likuiditas.

3. Risiko operasional, yaitu risikoyang anatara lain disebabkan olehketidakcukupan atau tidakberfungsinya proses internal,human error, kegagalan sistematau adanya problem eksternalyang mempengaruhi operasionalbank. Risiko ini mencakup, risikoreputasi, risiko kepatuhan, risikotransaksi, risiko strategis dan risikohukum.

Selain risiko pembiayaan, variabellain yang dapat mempengaruhiprofitabilitas ialah DPK (dana pihakketiga). Menurut Bank Indonesia, dana

pihak ketiga meliputi kewajiban dalamRupiah kepada pihak ketiga bukan bank,baik kepada penduduk maupun bukanpenduduk, yang terdiri atas: giro; tabungan;simpanan berjangka/deposito; dankewajiban-kewajiban lainnya. DPKmerupakan sumber utama dalampembiayaan bank, oleh karena itu DPKakan banyak berpengaruh padaprofitabilitas bank umum syariah.

Setiap bank pasti inginmendapatkan tingkat profitabilitas yangbesar. Oleh karena itu faktor apapun yangdapat mempengaruhi profitabilitas sebuahBank Umum Syariah harus dikelola denganbaik. Seperti yang dikatakan Nugroho(2014) bahwa yang dapat mempengaruhiprofitabilitas ialah, risiko pembiayaan,inflasi dan BI Rate. Dilanjutkan olehHadiyati (2013) bahwa risiko pembiayaantersebut merupakan risiko pembiayaan bagihasil (mudharabah dan musyarakah).Variabel lain yang dapat mempengaruhiprofitabilitas ialah DPK Izhar & Asutay(2007).

Tinjauan Referensi

Husnan (2001) mengatakan,profitabilitas adalah kemampuan suatuperusahaan dalam menghasilkankeuntungan (profit) pada tingkat penjualan,aset, dan modal saham tertentu.mengatakan, rasio profitabilitasdimaksudkan untuk mengukur efisiensipenggunaan aktiva perusahaan (ataumungkin sekelompok aktiva perusahaan).Salah satu rasio yang biasa digunakanuntuk mengukur profitabilitas sebuah bankialah ROA (Return on Assets).Tandelilin(2010) mengatakan Return on Asset (ROA)menggambarkan sejauh mana kemampuanaset-aset yang dimiliki perusahaan untukdapat menghasilkan laba. Semakin tinggiperbandingan laba bersih terhadap totalaktiva maka akan semakin baik bagiperusahaan Menurut (Syamsuddin, 2009).Menurut Brigham & Houston (2001), rasio

Page 130: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

30

profitabilitas (profitability ratio)menunjukkan pengaruh gabungan darilikuiditas, manajemen aktiva, danmanajemen utang terhadap hasil operasi.

Risiko pembiayaan akan terjadiapabila pembiayaan yang diberikan bankkepada nasabah tidak dapat dikembalikansebesar pembiayaan yang diberikan ditambah dengan imbalan atau bagi hasildalam jangka waktu yang telah ditentukan.Keadaan tersebut akan mempengaruhitingkat profitabilitas bank karena risikopembiayaan tersebut (Nugroho, 2014).Risiko pembiayaan bagi hasil sendirimerupakan gabungan dari risikopembiayaan mudharabah serta risikopembiayaan musyarakah. PembiayaanMudharabah adalah perjanjian suatu jeniskerja sama usaha dimana pihak pertamamenyediakan dana dan pihak keduabertanggung jawab atas pengelolaan usaha.Keuntungan hasil usaha dibagikan sesuaidengan nishbah bagi hasil yang disepakatibersama sejak awal. Tetapi, jika terjadikerugian, shahibul maal (pihak yangmenyediakan dana) akan kehilangansebagian imbalan dari hasil kerjanyaselama proyek berlangsung menurut (Yaya,Martawireja, & Abdurahim, 2009).Pembiayaan Musyarakah merupakan alatkerja sama antara dua pihak atau lebihuntuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi danadengan ketentuan bahwa keuntungan dibagiberdasarkan kesepakatan sedangkankerugian berdasarkan porsi kontribusi dana(Dewan Syariah Nasional).

Rahman & Rochmanika (2014)mengatakan mengenai pengaruhpembiayaan bagi hasil terhadapprofitabilitas yang ternyata hasilnyamenunjukkan bahwa pembiayaan bagi hasilberpengaruh negatif signifikan terhadapROA (Return on Asset). Hal ini berartibahwa peningkatan jumlah pembiayaanjual beli akan menurunkan nilai ROA.Terdapat pula teori yang menunjukan jikahubungan risiko pembiayaan akan

berpengaruh negatif terhadap profitabilitas,teori tersebut ditulis oleh Y, Sigit, & A.(2000) yang mengatakan bahwa risikoaktiva (dalam hal ini pembiayaan) akanmengganggu kelancaran dan kemampuanbank untuk memperoleh penghasilan.

Penelitian ini juga mengunakanvariabel kontrol yang dianggap dapatmempengaruhi ROA Bank Umum Syariahdi Indonesia, variabel itu merupakanvariabel DPK, inflasi serta BI Rate. Untukvariabel DPK (dana pihak ketiga) dinilaidapat mempengaruhi ROA karena dalampenelitian berjudul estimating theprofitability of Islamic banking: evidencefrom Bank Muamalat Indonesia, Izhar &Asutay (2007) mengatakan bahwa variabeldana pihak ketiga positif tidak signifikanmempengaruhi ROA.

Variabel lain yang dapatmempengaruhi profitabilitas ialah variabelinflasi. Inflasi yang meningkat akanmenyebabkan nilai riil tabungan merosotkarena akan mempergunakan hartanyauntuk mencukupi biaya pengeluaran akibatnaiknya harga-harga barang, sehingga akanmempengaruhi profitabilitas bank. KhizerAli juga mengatakan bahwa inflasiberpengaruh signifikan negatif terhadapprofitabilitas pada bank umum di Pakistanmenurut (Sahara, 2013). Berbeda halnyadengan Izhar & Asutay (2007) mengatakan,hasil penelitian mereka mengatakan jikainflasi memiliki pengaruh positif signifikanterhadap ROA (Return on Assets)

Suku bunga BI (BI rate) juga ikutmempengaruhi profitabilitas bank. Ketikasuku bunga BI naik, maka akan diikuti olehnaiknya suku bunga deposito yangberakibat langsung terhadap penurunansumber dana pihak ketiga Bank UmumSyariah. Penurunan DPK ini sebagai akibatdari pemindahan dana masyarakat ke bankkonvensional untuk mendapatkan imbalanbunga yang lebih tinggi. Apabila DPKturun, maka profitabilitas bank syariah jugaakan mengalami penurunan menurut(Karim, 2004).

Page 131: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

31

Metode

Penelitian ini menggunakan analisiskualitatif dan analisis kuantitatif. Metodeanalisis kualitatif melalui studi kepustakaan(literature review) dengan menggunakanartikel dari jurnal lokal maupuninternasional, serta hasil penelitian yangberkaitan dengan masalah yang sedangditeliti. Analisis kuantitatif dilakukandengan menggunakan model ekonometrikauntuk mengetahui hubungan antar variabelyang ingin digunakan di dalam penelitian.Data yang digunakan dalam penelitian iniialah data panel yang merupakan kombinasidata cross section yang terdiri dari 3 Bankyaitu Bank Muamalat Indonesia, BankSyariah Mandiri serta Bank BRI Syariah.Adapun data time series yang digunakanberbentuk data bulanan dengan rentangwaktu dari periode Januari 2012 sampaidengan Juli 2016.

Data profitabilitas yang diukurmelalui nilai ROA didapatkan penulis darilaporan Direktori Bank Indonesia yangkemudian diolah menggunakan rumusberikut:

ROA = x 100%

Keterangan:ROA = Return on AssetsEBT = Earning Before TaxTA = Total Assets

Data risiko pembiayaan bagi hasilmerupakan penjumlahan dari risikopembiayaan musyarakah ditambah denganrisiko pembiayaan mudharabah. Untukmendapatkan nilai risiko pembiayaanmusyarakah dan mudharabah, datapertumbuhan perolehan masing-masingpembiayaan musyarakah dan mudharabah(Ri) harus diolah ke dalam rumus risikopembiayaan. Adapun data tersebut diambildari website Direktori Bank Indonesia yangdiambil secara bulanan. Data petumbuhanperolehan pembiayaan akan diolah kedalam rumus risiko pembiayaan yang

mengacu pada penelitian Nugroho (2014).Rumunya sebagai berikut:

Rumus risiko pembiayaan

= [ − ( )]− 1Keterangan:Σ : Standar deviasiRit : Pertumbuhan perolehanpembiayaan bulan tE(Ri) : Rata-rata pertumbuhan perolehanpembiayaani : Pembiayaan

Data DPK diperoleh dari hasilpenjumlahan dana simpanan wadiah(Giro+Tabungan) serta dana investasi non-profit sharing (Giro+Tabungan+Deposito).Data tersebut diperoleh dari website BankIndonesia setiap bulannya. Sedangkanuntuk data inflasi serta BI Rate penulisdapatkan dari laporan bulanan BankIndonesia.

Penelitian ini menggunakan FixedEffect Model, atau sering disebut sebagaiLeast Square Dummy. Dalam penelitian ini,penulis menggunakan model penelitianyang mengacu pada penelitian Nugroho(2012), model tersebut ialah:

ROAit = β0 + β1RBGit

+ β2 DPKit

+

β3 + β4birateit

+ αi + uit

Keterangan:RBG : total risk bagi hasil (risikomudharabah+risiko musyarakah)DPK : first difference dana pihak ketigaInf : inflasiBirate : suku bunga BIα : time in varian (efek individu yangberbeda-beda untuk setiap individu)

: error termsi : Bank Umum Syariah

Penelitian ini menggunakanbeberapa pengujian yang terdiri dari 2pengujian. Pertama, Uji Chow, Uji

Page 132: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

32

Hausman, Koefisien Determinasi (R2), UjiSignifikansi t serta Uji Signifikansi F.Kedua merupakan Pengujian AsumsiKlasik Regresi yang terdiri dari, UjiHeteroskedasis, Uji Otokorelasi serta UjiMultikolinearitas.

Hasil dan Analisis

Tabel 1 Hasil Estimasi Fixed Effect Model(FEM)

Fixed EffectDep. Variabel :

ROAOLS

IndependentVariable

CoeffStandard

Error|

Constanta2.482526

**0.2690461

RBG-

14.69787**

1.962616

Fddpk-1.09e-08**

3.76e-09

Inflasi12.12244

**4.231594

Sukubunga-

36.11734**

0.0387701

Prob>F 0.00000R-Squared 0.5161

Sumber: perhitungan estout STATA 14

Berdasarkan hasil estimasi yangditunjukkan pada tabel di atasmenunjukkan bahwa variabel utama dalampenelitian ini yaitu Risk Bagi Hasil (RBG)memiliki pengaruh yang signifikanterhadap ROA. Dalam variabel RBGdiperoleh nilai negatif, nilai negatif yangtercermin pada koefisien risiko pembiayaanbagi hasil menandakan bahwa terdapatpengaruh yang negatif antara ROA danrisiko pembiayaan bagi hasil. Artinyaketika terjadi kenaikan pada variabel risikopembiayaan bagi hasil sebesar 1%, maka

akan mengurangi variabel ROA sebesar0.14% pada ketiga bank umum syariahyang dijadikan objek penelitian denganasumsi ceteris paribus.

Hubungan negatif antara ROA danrisiko pembiayaan bagi hasil dapat terjadikarena pembiayaan bagi hasil merupakanpembiayaan jangka panjang yang memilikirisiko tertinggi dibandingkan pembiayaanlainnya. Bank Umum Syariah juga tidakakan mendapatkan perolehan yang pastidalam pembiayaan ini, oleh karena itu BankUmum Syariah tidak terlalu mengandalkanpembiayaan bagi hasil, sehingga ketikaterjadi kenaikan pada risiko pembiayaanbagi hasil, hal itu akan menurunkan ROA.Hasil penelitian ini pun sesuai dengan hasilpenelitian Rahman & Rochmanika (2014)yang mengatakan jika hubunganpembiayaan bagi hasil berpengaruh negatifterhadap profitabilitas, menurutnyahubungan negatif signifikan antarapembiayaan bagi hasil terhadap ROAsemakin menguatkan kondisi pembiayaanbagi hasil yang masih kurang menarik dankurang diminati oleh perbankan syariah diIndonesia. Sama halnya dengan penelitianIzhar & Asutay (2007) yang mengatakanbahwa, jika perbankan syariah lebih banyakmengambil pembiayaan yang mengandungbanyak risiko maka pembiayaan tersebuttidak akan menguntungkan. Menurutnya,pembiayaan bagi hasil tidak terlaludiandalkan karna bank umum syariah lebihmengandalkan kepada pembiayaan yangbersifat jangka pendek (murabahah) karenamemiliki risiko yang tidak banyak sepertirisiko pembiayaan bagi hasil.

Hasil estimasi dari variabel DPKjuga menunjukan adanya pengaruhsignifikan terhadap ROA. Nilai negatifyang tercermin pada koefisien dana pihakketiga menandakan bahwa terdapatpengaruh yang negatif antara ROA dandana pihak ketiga. Artinya ketika terjadikenaikan pada variabel dana pihak ketigasebesar 1 milliar rupiah, maka akanmengurangi variabel ROA sebesar

Page 133: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

33

0.0000000109% pada ketiga bank umumsyariah yang dijadikan objek penelitiandengan asumsi ceteris paribus.

Hubungan negatif antara variabelDPK dan juga ROA dapat terjadi karenadalam bank syariah terdapat 2 jenis titipanseperti yang sebelumnya telah dijelaskan.Pertama dalam prinsip wadiah yad adh-amanah, bank umum syariah tidakdiperkenankan untuk memanfaatkan titipantersebut dalam bentuk apapun. Sehinggadana yang ada dalam bank tersebut terusmengendap dan tidak dapat menghasilkankeuntungan bagi bank. Kedua prinsipwadiah yad dhamanah, dalam prinsip inibank umum syariah boleh memanfaatkantitipan tersebut ke dalam bentuk lainnya.Tetapi, dana yang dapat dimanfaatkan olehbank syariah belum tentu dapat disalurkanmenjadi pembiayaan oleh bank. Sehinggadana tersebut hanya akan mengendap dibank. Maka dari itu nilai negatif antara danapihak ketiga dan profitabilitas menunjukanbahwa bank tersebut belum dapatmenyalurkan dana yang ada ke dalambentuk pembiayaan, atau dengan kata lainbelum dapat mengubah dana simpananmenjadi kredit. Hal ini sejalan denganpenelitian Hester & Zoellner (1966) yangmengatakan bahwa sisi liabilitas darilaporan keungan bank seperti giro,tabungan dan deposito memiliki hubungannegatif terhadap profitabilitas.

Hasil estimasi dari variabel inflasijuga menunjukan adanya pengaruhsignifikan terhadap ROA. Nilai positif yangtercermin pada koefisien inflasimenandakan bahwa terdapat hubunganyang sejalan antara ROA dan inflasi.Artinya ketika terjadi kenaikan padavariabel inflasi sebesar 1%, maka akanmengurangi variabel ROA sebesar 0.12%pada ketiga Bank Umum Syariah yangdijadikan objek penelitian dengan asumsiceteris paribus.

Hubungan positif yang terjadiantara inflasi dan ROA akan menyebabkannilai riil tabungan merosot karena

masyarakat akan mempergunakan hartanyauntuk mencukupi biaya pengeluaran akibatnaiknya harga-harga barang, sehingga akanmempengaruhi profitabilitas bank(Sukirno, 2003). Mankiw (2011)mengatakan, semakin tinggi inflasi makasuku bunga juga akan meningkat. Naiknyasuku bunga mendorong kenaikan tabunganyang ada pada Bank Umum Syariah, yangpada akhirnya akan meningkatkanprofitabilitas Bank tersebut.

Hasil estimasi dari variabel inflasijuga menunjukan adanya pengaruhsignifikan terhadap ROA. Nilai negatifyang tercermin pada koefisien BI Ratemenandakan bahwa terdapat hubunganyang berlawanan antara ROA dan BI Rate.Artinya ketika terjadi kenaikan padavariabel BI Rate sebesar 1%, maka akanmengurangi variabel ROA sebesar 0.36%pada ketiga Bank Umum Syariah yangdijadikan objek penelitian dengan asumsiceteris paribus.

Hubungan negatif yang tercerminpada BI Rate dan ROA dikarenakan,meningkatnya suku bunga BI akan diikutipeningkatan suku bunga tabungan,sehingga akan mengakibatkan nasabahmemindahkan dananya ke bankkonvensional, untuk memperolehpengembalian yang lebih tinggi. Naiknyasuku bunga bank konvensional akanmempengaruhi kegiatan operasional banksyariah yaitu dalam hal pembiayaan danpenyaluran dana. Bila hal tersebut terjadi,maka pendapatan dan profit bank syariahakan menurun (Karim, 2006).

Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini ialahuntuk Untuk mengetahui pengaruh risikopembiayaan terhadap profitabilitas sertauntuk mengetahui seberapa besar pengaruhdana pihak ketiga (DPK), inflasi serta sukubunga dalam mempengaruhi profitabilitasBank Umum Syariah di Indonesia.

Page 134: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

34

Berdasarkan sampel atau data yangdigunakan, sebanyak 3 Bank UmumSyariah yang ada di Indonesia dari periode2012.1 hingga periode 2016.7, diperolehhasil bahwa Pengaruh risiko pembiayaanbagi hasil terhadap profitabilitas(ROA/Return on Assets) ialah negatifsignifikan mempengaruhi ROA. Hubungannegatif antara ROA dan risiko pembiayaanbagi hasil dapat terjadi karena pembiayaanbagi hasil merupakan pembiayaan jangkapanjang serta memiliki risiko yang tinggi.Oleh karena itu, Bank Umum Syariah tidakterlalu mengandalkan pembiayaan bagihasil, sehingga ketika terjadi kenaikan padarisiko pembiayaan bagi hasil, hal itu akanmenurunkan ROA.

Variabel lainnya yang terdiri dariDPK, inflasi serta BI Rate masing-masingmemperoleh hasil bahwa, pengaruh danapihak ketiga terhadap profitabilitas(ROA/Return on Assets) ialah negatifsignifikan, hal ini karena dana yang dapatdimanfaatkan oleh bank syariah belumtentu dapat disalurkan menjadi pembiayaanoleh bank. Sehingga dana tersebut hanyaakan mengendap di bank. Maka dari itunilai negatif antara dana pihak ketiga danprofitabilitas. Pengaruh inflasi dalammempengaruhi profitabilitas (ROA) ialahpositif signifikan, hal ini karena, ketikainflasi meningkat maka akan menyebabkannilai riil tabungan merosot karenamasyarakat akan mempergunakan hartanyauntuk mencukupi biaya pengeluaran akibatnaiknya harga-harga barang, sehingga akanmeningkatkan ROA. Pengaruh BI Rateterhadap profitabilitas (ROA/Return onAssets) ialah negatif signifikan, hal inidikarenakan meningkatnya suku bunga BIakan diikuti peningkatan suku bungatabungan, nasabah akan memindahkandananya ke bank konvensional, untukmemperoleh pengembalian yang lebihtinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Alim, S., & Syariah, B. (2014). AnalisisPengaruh Inflasi dan BI Rate terhadapReturn on Assets (ROA) Bank.Modernisasi, 10(3), 201–220.

Boediono. (1990). Ekonomi Moneter.Yogyakarta: BPFE.

Brigham, E., & Houston, J. F. (2001).Manajemen Keuangan II. Jakarta:Salemba Empat.

Gujarati, D. N., & Porter, D. C. (2010).Dasar-dasar Ekonometrika Buku 1(EDISI 5). Jakarta: Salemba 4.

Hadiyati, P. (2013). Pengaruh NonPerforming Financing PembiayaanMudharabah dan Musyarakah PadaBank Muamalat Indonesia. E-JournalManagement Dan Bisnis, 1(1), 46–61.

Hester, D. D., & Zoellner, J. F. (1966). TheRelation Between Bank Portfolios andEarnings: An Econometric Analysis.Review of Economics and Statistics,48(4), 372–382.

Hidayat, S. N. (2012). Analisis PenerapanSistem Informasi Akuntansi dalamMenunjang Efektivitas PengendalianInternal Pembiayaan Musyarakahpada PT. Bank Syariah MandiriKantor Cabang Utama Depok.

Husnan, S. (2001). Manajemen KeuanganTeori Dan Penerapan (KeputusanJangka Pendek) (4th ed.). Yogyakarta:BPFE.

Indonesia, B. (n.d.). Bank Indonesia.Retrieved from www.bi.go.id

Izhar, H., & Asutay, M. (2007). Estimatingthe Profitability of Islamic Banking :Evidence from Bank MuamalatIndonesia. Review of IslamicEconomics, 11(2), 17–29.

Karim, A. A. (2004). Bank islam: analisisfiqh dan keuangan (Ketiga). Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Page 135: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

35

Mankiw, N. G. (2011). Macroeconomics(6th ed.). USA: South-WesternCengage Learning.

Mehta, P. D. (2001). Control Variable inResearch. In InternationalEncyclopedia of the Social &Behavioral Sciences (pp. 2727–2730).https://doi.org/10.1016/B0-08-043076-7/00734-8

Nugroho, P. I. (2014). Pengaruh RisikoPembiayaan Terhadap ProfitabilitasBank Syari’ah di Indonesia. JurnalEkonomi Dan Bisnis Islami (EDBI),volume IV.

Pramuka, B. A. (2010). Faktor-Faktor yangBerpengaruh terhadap TingkatProfitabilitas Bank Umum Syariah.Akuntansi, Manajemen Bisnis DanSektor Publik, 7(1), 63–79.

Rahman, A. F., & Rochmanika, R. (2014).Pengaruh Pembiayaan Jual Beli,Pembiayaan Bagi Hasil, dan RasioNon Performing Financing terhadapProfitabilitas Bank Umum Syariah diIndonesia. Accounting AnalysisJournal.

Sahara, A. Y. (2013). Analisis PengaruhInflasi, Suku Bunga BI, dan ProdukDomestik Bruto terhadap Return OnAsset (ROA) Bank Syariah diIndonesia. Jurnal Ilmu Manajemen,1(1), 149–157.

Sugiyono. (2010). Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Sukirno, S. (2003). Ekonomi Mikro.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syamsuddin. (2009). ManajemenKeuangan Perusahaan. jakarta: RajaGrafindo Persada.

Tandelilin, E. (2010). Analisis Investasidan Manajemen Portfolio.

Yogyakarta: BPFE.

Wibowo, E. S., & Syaichu, M. (2013).Analisis Pengaruh Suku Bunga InflasiCAR. Dipenogoro Journal ofManagement, 2(2), 1–10. Retrievedfrom http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/djom

Woolridge, J. M. (2010). IntroductoryEconometrics : A Modern Approach.(M. Words, Ed.) (4th ed.). Canada:South-Western Cengage Learning.

Y, S. S., Sigit, T., & A., T. B. S. (2000).Bank dan Lembaga Keuangan Lain.Jakarta: Salemba Empat.

Yaya, R., Martawireja, A. E., &Abdurahim, A. (2009). AkuntansiPerbankan Syariah: Teori dan PraktikKontemporer. Jakarta: SalembaEmpat.

Page 136: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

36

ANALISIS SIKAP KONSUMEN TERHADAP LABELISASI HALALPRODUK OLAHAN DAGING

R. Arief Helmi, Risda MarvinitaFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran

[email protected]

Abstract

Halal label is a label given to products that have fulfilled halal criteria according to IslamicReligion. The focus of this study is how Muslim consumers attitude towards labeling processedmeat products and how their interest in buying the halal product. Muslim consumers show apositive attitude towards the inclusion of halal labels on processed meat products that they willbuy, they know the inclusion of halal labels as markers of product halal. Muslim consumersshow high trust in MUI institutions as halal label issuing institutions. They believe thatprocessed meat products that have included halal labels are truly halal meat. The interest inbuying Muslim consumers towards processed meat products labeled halal is very high andbecomes their purchasing preference.

1. PENDAHULUANPermintaan terhadap produk halal di

pasar global diperkirakan akan meningkatterus, dengan pertumbuhan per tahun 20-30persen. (Anton, 2007). Melihat potensi yangbegitu besar, Indonesia sebagai negaradengan jumlah penduduk mayoritas Muslimseyogyanya mampu meraih peluang besartersebut dengan meningkatkan danmemperbanyak jenis produk halal yangdiperdagangkan. Selain itu daya beli dantingkat kesadaran masyarakat yang tinggidalam mengkosnsumsi produk halal punmenjadi faktor penunjang yang harusdiperhatikan

Lembaga Pengkajian Pangan Obat –obatan dan Kosmetika Majelis UlamaIndonesia (LPPOM-MUI) mengadakanjajak pendapat mengenai kepeduliankonsumen terhadap halal dan haram. Darisurvey tersebut, banyak terungkap hal – halyang menyangkut apresiasi konsumen kitaterhadap produk halal. Ketika ditanyakantentang pengetahuan mengenai halal danharamnya makanan yang dikonsumsi,didapat hasil yang postif. Hal inimenunjukkan suatukepedulian yang cukup tinggi terhadap

kehalalan makanan yang dikonsumsimasyarakat. Namun demikian keyakinantersebut masih bersifat normatif, karenatidak disebutkan secara spesifik, bagaimanakonsumen meyakini kehalalan produk yangdikonsumsi tersebut

Ketika dibandingkan dengan surveyselanjutnya yakni mengenai perhatiankonsumen untuk melihat label halal padaproduk yang mereka beli, jawaban yangdidapat agak berubah. Dari pertanyaan yanglebih bersikap teknis ini terlihat penurunankepedulian masyarakat. Apabiladibandingkan dengan pertanyaansebelumnya 77 persen respondenmengetahui kehalalan makanan yangdibelinya, ternyata hanya 47 persen yangperhatian untuk melihat label halal padakemasannya (www.mui.or.id). Jarangnyamelihat label ini menunjukkan tingkatkepedulian mereka ketika hendak membelisesuatu. Hal ini juga berlaku pada label-label yang lain, bukan hanya label halal.Kepedulian tentang tanggal kadaluwarsa,informasi nilai gizi dan berbagai informasilainnnya sering terlewatkan oleh konsumen.Mungkin aktivitas masyarakat yang

Page 137: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

37

semakin padat dan sibuk membuat merekajarang memperhatikan hal tersebut, ataumalah justru tidak tahu akan informasi tadi.

Agar dapat memperoleh informasiyang lebih jelas serta disertai bukti ilmiahmengena bagaimana sikap konsumenmuslim terhadap label serta sikappembelian konsumen muslim terhadapproduk olahan daging belum diketahui.

2. KAJIAN PUSTAKAAgama merupakan elemen kunci

dalam kultur kehidupan yangmempengaruhi perilaku dan keputusanmembeli (Assadi 2003,). Agama adalahmerupakan ide dalam kehidupan yang akandirefleksikan dalam nilai-nilai dan sikapseseorang dan masyarakat. Agama dapatmempengaruhi sikap & perilaku konsumendan perilaku pada umumnya (Delener1994). Bahkan Bonne (2006) menyatakanbahwa agama juga secara khususberpengaruh pada keputusan membelibahan makanan dan kebiasaan makan.

Pengaruh agama terhadap polakonsumsi makanan berhubungan denganpembatasan terhadap jenis makanantertentu. Bagi penganut agama Islam,diharamkan untuk mengkonsumsi dagingbabi, darah, bangkai, dan daginghewanyang disembelih dengan tidakmengikuti syariah dan meminum minumanyangmengandung alkohol. Dalam Islam,mengkonsumsi produk halal menjadisebuahhal yang mutlaq sebagaimana Allahwahyukan dalam Al-Quran Surat Al-Maidahayat 88. (Anton, 2007)

Dalam KEPMENAG RI No 518Tahun 2001 tentang Pemeriksaan danPenetapan Pangan Halal adalah: “…tidakmengandung unsur atau bahan haram ataudilarang untuk dikonsumsi umat Islam, danpengolahannya tidak bertentangan dengansyariat Islam.”Label Halal adalah labelyang diberikan kepada produk-produk yangtela memenuhi kriteria halal menurutAgama Islam. Menurut Stanton danWilliam (2004) label adalah bagian sebuah

produk yang membawa informasi verbaltentang produk atau tentang penjualnya.Sebuah label bisa merupakan bagian darikemasan atau bisa pula merupakan etiket(tanda pengenal) yang digantungkan padaproduk. Mengacu pada klasifikasi labelyang diberikan oleh Stanton dan William(2004), maka label halal termasuk dalamklasifikasi Descriptive Label yaitu labelyang menginformasikan tentang:konstruksi atau pembuatan; ingredient(bahan baku), dan efek yang ditimbulkan.

Sikap yang memiliki dimensipositif, negatif, dan netral disebut sebagaikarakteristik valance dari sikap. SikapPositif, kecenderungan tindakan adalahmendekati, menyenangi, menghadapkanobjek tertentu. Sikap Negatif, terdapatkecenderungan untuk menjauhi,menghindari, membenci, tidak menyukaiobjek tertentu ( Zuriah, 2003).

Daniel Katz seperti yang dikutipMowen dan Minor (Ujang, 2011)mengemukakan empat fungsi dari sikap,yaitu: Fungsi Utilitarian. Seseorangmenyatakan sikapnya terhadap suatu objekatau produk karena ingin memperolehmanfaat dari produk (rewards) tersebut ataumenghindari resiko dari produk(punishment) Fungsi mempertahankan ego.Sikap berfungsi untuk melindungiseseorang (citra diri-self images) darikeraguan yang muncul dari dalam dirinyaatau dari faktor luar yang mungkin menjadiancaman bagi dirinya. Fungsi ekspresi nilai.Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup, dan identitas sosial dariseseorang. Fungsi pengetahuan sikappositif terhadap suatu produk seringkanmencerminkan pengetahuan konsumenterhadap suatu produk.

Werner dan Defleur (Azwar, 2007)mengemukakan 3 postulat gunamengidentifikasikan tiga pandanganmengenai hubungan sikap dan perilaku,yaitu, pertama sikap verbal memberipetunjuk yang cukup akurat untukmemprediksikan apa yang akan dilakukan

Page 138: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

38

seseorang bila dihadapkan pada suatu objeksikap (postulat of consistency), sikap tidakberarti dapat memprediksi perilaku karenasikap dan perilaku merupakan dua dimensidalam diri individu yang berdiri sendiri,terpisah dan berbeda (postulat ofindependent variation), sikap berhubungandengan perilaku sangat ditentukan olehfaktor- faktor situasional tertentu (postulateof contigent consistency).

Hubungan antara persepsikonsumen muslim terhadap labelisasi halalmakanan kaleng dengan pengambilankeputusan pembelian konsumen muslimmenjadi fokus penelitian MA Wibosono(2007), dengan hasil bahwa terdapathubungan yang kuat antara pencantumanlabel halal dengan minat konsumen untukmembeli produk tersebut.

3. METODE PENELITIANMetode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif.Metode pengumpulan data dilakukandengan survei kepada tidak kurang dari 100orang, yang dipilih secara non-probablilitysampling. Pengukuran sikap respondendilakukan dengan kuesioner berskalapengukuran likert.

Rancangan analisis data, pertamakali dilakukan penghitungan distribusifrekuensi, untuk selanjutnya dihitung skorerata-rata per indikator untuk menangkapkecenderungan sikap konsumen.

4, HASIL DAN PEMBAHASANLabelisasi halal secara prinsip

adalah label yang menginformasikankepada pengguna produk yang berlabeltersebut, bahwa produknya benar-benarhalal dan nutrisi-nutrisi yang dikandungnyatidak mengandung unsur-unsur yangdiharamkan secara syariah sehingga produktersebut boleh dikonsumsi. Labelisasi halalditujukan untuk melindungi konsumenterutama yang beragama Islam. Namun

sejauhmana konsumen muslim menyikapidari pelabelan halal tersebut sangat pentingdiketahui.

Tabel 4-1 Sikap Konsumen Muslimterhadap Labelisasi Halal

Keterangan Skor rata2 KriteriaKemudahan untuk menemukan logo halal 4,05 MudahKejelasan untuk membaca logo halal 4,11 JelasKetertarikan desain logo halal 3,52 Cukup tertarikPerhatian logo halal sebelum melakukan pembelian 4,53 Sangat

memperhatikanKemudahan dalam menyeleksi produk halal 4,23 MudahKejelasan informasi nilai gizi 3,51 Cukup jelas

Konsumen muslim kota Bandungmenanggapi positif adanya labelisasi halal.Mereka merasa udah mendapatlan lambangatau logo halal, Namun mereka mengakutidak terlalu tertarik dengan desain logoHalal. Logo halal memang pada pokoknyaadalah tulisan hahal dalam huruf latin danarab, sedang bentuk logo adalah bulatdengan warna hijau. Logo ini akan tercetakpada kemasan. Pada produk daging olahanseperti nugget dan sosis, logo halal akantercetak dengan cukup kentara padakemasan.

Sedangkan dari fungsi labelisasihalal yaitu kemudahan menseleksi dagingolahan yang halal, konsumen muslimmenaruh perhatian yang tinggi terhadap adaatau tidaknya label halal, sehingga merekamerasa banyak terbantu dengan adanyalabel tersebut. Tetapi daging olahan yangberlabel halal dianggap belum terlalu baikdalam menginformasikan nilai gizi ataukandungna nutrisi produk yang dipilih.

Selanjunya sejauhmanapemahaman akan sikap konsumen muslimakan pentingnya kebaikan (thoyiban) dankehalalan akan makanan, terutama produkdaging daging akan terjawab pada tabelberikut.

Page 139: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

37

Tabel 4.2 Pemahaman terhadap Halalan

Keterangan Skor rata2 KriteriaPemahaman mengenai konsep halalan thoyiban 3,98 PahamPengetahuan tentang cara penyembelihan hewan yanghalal

4,21 Paham

Pengetahuan tentang proses pengolahan daging halal 3,79 Kurang tahu

Sebagai konsep yang penting bagikonsumen muslim akan kepastian bahwamakanan yang dikonsumsi disyaratkanmemenuhi unsur baik dan halal, ternyatacukup dipahami. Sedangkan pentinnyapenyembeliah hewan yang sesuai syariat,sehingga menjamin kehalalan produkolahan daging telah dipahami dengan baik

oleh konsumen. Tetapi konsumen mengakukurang memahami tentang prosespengolahan daging yang halal. Pengetahuanmengenai pengelolaan daging halal inimenjadi penting karena apabila dagingyang ada tidak dikelola dengan baik makastatus kehalalanya pun akan menjadidiragukan.

Tabel 4.3 Keyakianan akan Labelisasi HalalKeterangan Skor rata2 KriteriaKeyakinan akan kehalalan yang diuji LPPOM MUI 4,02 Yakin

Keyakinan kehalalan produk daging olahan yang berlabelhalal

4,00 Yakin

Keamanan mengkonsumsi daging olahan berlabel halal 4,19 AmanKeyakinan ketidakhalalan produk daging olahan yangtidak mencantumkan label halal

3,30 Kurang Yakin

Sikap konsumen juga tercermin darisegi afeksi atau keyakinan mereka. Denganpencantuman label haha di kemasan produkdaging olahan, konsumen muslim telahmerasa yakin bahwa produk tersebut benar-benar halal. Bahkan mereka yakin akan

keamanan dalam arti kesehatan produkdaging olahan tersebut. Namun ada halmenarik bahwa, jika mereka menemukanproduk olahan daging yang tidak tercantumlabel halal, mereka masih memilikipandangan bahwa produk tersebut belumtentu tidak halal atau haram.

Tabel 4.4 Minat Beli pada Produk Berlabel HalalKeterangan Skor rata2 KriteriaMinat untuk mengkonsumsi produk daging olahan yangmencantumkan label halal

4,31 Sangat berminat

Preferensi untuk mengkonsumsi produk daging olahanyang mencantumkan label halal

4,40 PreferensiTinggi

Minat untuk pembelian kembali produk daging olahan 4,29 Sangat berminat

Page 140: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

37

berlabel halal

Sikap yang paling nyatadiekspresikan konsumen adalah tindakanpembelian, tetapi tindakan pembelian akandidahului oleh unsur konatif dari sikapyaitu kecenderungan untuk membeli atauminat beli. Minat beli konsumen muslimuntuk membeli produk berlabel halaltermasuk dalam kategori sangat tinggi.Mereka menunjukkan preferensi bahwaproduk daging olahan adalah pilihanpertama mereka. Bahkan loyalitas merekaakan produk daging olahan tercermin dariminat mereka untuk membeli kembaliproduk halal tersebut.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahsansebelumnya dapat disimpulakan bahwa :

1. Konsumen muslim menunjukkansikap yang positif akanpencantuman label halal padaproduk daging olahan yang akanmereka beli, mereka mengetahuipencantuman label halal sebagaipenanda kehalalan produk, merekajuga merasa mudah menemukanlabel tersebut dan keberadaan labelhalal pada produk daging olahanmenjadi perhatian mereka sebelummembelinya.

2. Konsep bahwa makanan yangdikonsumsi umat muslim harushalal dan baik (thayib) telahdipahami oleh konsumen muslim.Cara penyembelihan hewan yangharus sesuai syariat juga telahdipahami konsumen, namunpengetahuan bahwa prosesprngolahan produk daging yangjuga harus seuai syariah belumdipahami dengan baik.

3. Konsumen muslim menunjukkankepercayaan yang tinggi terhadaplembaga MUI sebagai lembagapenerbit label halal, bahwakonsumen yakin bahwa produkdaging olahan yang telahmencantumkan label halal adalahdaging yang benar-benar halal.Tetapi mereka juga tidak bisamemastikan bahwa produk yangtidak mencantumpan label halal,adalah produk daging olahan yangharam.

4. Minat beli konsumen muslimterhadap produk daging olahanberlabel halal sangat tinggi danmenjadi preferensi pembelianmereka, bahkan loyalitas merekauntuk membeli kembali sangattinggi.

DAFTAR ISI

Anton Apriyantono. (2007). PotensiKetidakhalalan Produk Pangandan Masalah Pangan HasilRekayasa Genetika. Kiblat.Bandung.

Assadi, Djamchid. (2003). ‘Do religionsinfluence customer behavior?Confronting religious rules andmarketing concepts’. Cahiers duCEREN 5: 2–13.

Azwar. Saifuddin. 2007. Sikap Manusia :Teori dan Pengukurannya. PustakaBelajar. Yogyakarta

Bonne, Karijn and Wim Verbeke. (2006).Muslim consumer’s motivationstowards meat consumption inBelgium: qualitative exploratoryinsights from means–end chainanalysis.(http://aof.revues.org/document90.html)

Delener, Nejdet. (1994). ‘Religious

Page 141: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

40

contrasts in consumer decisionbehaviour patterns: theirdimensions and marketingimplications’ (Abstract). EuropeanJournal of Marketing, 28 (5): 36–53

M. Agung Wibisono,(2007) HubunganAntara Persepsi Konsumen MuslimTerhadap Labelisasi Halal MakananKaleng dengan PengambulanKeputusan Pembelian padaKonsumen Muslim di Surabaya.Thesis, Universitas Airlangga

Ujang Sumarwan. (2011). PerilakuKonsumen. Bogor: GhaliaIndonesia

William J.Stanton, Michael .Etzel & BruceJ. Walker. (2004) .Dasar- DasarManajemen

Pemasaaran . Mandar Maju:Bandung.

Zuriah, Nurul. (2003). MetodologiPenelitian Sosial dan PendidikanTeori Aplikasi.Bumi Aksara. Jakarta

Page 142: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

38

MENJAWAB ANOMALI HUBUNGAN INOVASI, EKONOMI DANDENOMINASI ISLAM

Irlan Adiyatma RumAmelia R Alamanda

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran

Abstrak

Inovasi memiliki peranan penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara. Semakin tinggiinovasi yang ada pada suatu negara, maka akan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi negaratersebut. Agama memiliki peran dalam membentuk masyarakat untuk bisa memiliki inovasiyang tinggi. Namun sampai saat ini belum banyak studi yang menjelaskan sejauh mana agamabisa berperan dalam meningkatkan inovasi tersebut. Studi ini mencoba untuk menjawabanomali hubungan denominasi agama Islam dengan inovasi, dengan menggunakan data IndeksInovasi Global (2018). Variabel dependen yang dipilih dalam studi ini adalah tingkat inovasiyang dimiliki oleh setiap negara. Dalam hal ini, indeks inovasi global akan digunakan sebagaiproksi terbaik menggambarkan tingkat inovasi negara. Studi ini akan melakukan analisispengaruh terhadap variabel inovasi tersebut. Faktor yang diambil dalam studi ini adalah (1)jumlah populasi muslim di setiap negara atau (2) persentase populasi muslim di setiap negara.Studi ini akan menggunakan analisis deskriptif dan multivariat. Studi ini menunjukkan bahwahubungan antara jumlah populasi muslim dengan tingkat inovasi tidak mudah untuk ditentukandiawal secara sederhana. Ternyata umlah populasi muslim berdampak positif dan signifikanterhadap tingkat inovasi pada kelompok negara dengan penghasilan menengah keatas.Sedangkan pada kelompok negara dengan penghasilan menengah kebawah, hasilnyamenunjukkan tidak signifikan. Ini berarti denominasi Islam mendorong terjadinya peningkataninovasi di negara dengan kondisi ekonomi menengah keatas.

Kata kunci: Inovasi, Ekonomi, Denominasi Islam

Pendahuluan

Inovasi memiliki peranan pentingdalam perkembangan ekonomi suatunegara. Inovasi terjadi ketikamasyarakatnya memiliki kemampuan dankreativitas untuk menciptakan suatuterobosan baru dalam kehidupan. Inovasisaat ini menjadi salah satu indikator dalampembangunan ekonomi dunia (Florida,2002). Semakin tinggi inovasi yang adapada suatu negara, maka akan semakintinggi pertumbuhan ekonomi negaratersebut. Inovasi dibangun dari kreativitasyang dimiliki oleh SDM yang berkualitas.

Kreativitas banyak dibangun olehperspektif dan cara pandang dari nilai-nilaidan budaya luhur yang ada padamasyarakat tersebut (Glaveanu, 2010).

Agama sebagai salah satu sumberpembentuk perspektif nilai-nilai danbudaya luhur tersebut, memiliki kekuatandalam membentuk individu dan masyarakat(Herbig & Dunphy, 1998; Chan-Serafin etal., 2013). Agama berarti memiliki perandalam membentuk masyarakat untuk bisamemiliki inovasi yang tinggi. Namunsampai saat ini belum banyak studi yangmenjelaskan sejauh mana agama bisa

Page 143: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

39

berperan dalam meningkatkan inovasitersebut. Sebagian studi berpendapat bahwaagama menghambat inovasi karena aturandan tradisi untuk mencari terobosan (Ginodan Wiltermuth, 2014; Okulicz-Kozaryn,2015). Sedangkan sebagian studi lain jugaberpendapat bahwa agama dapatbermanfaat bagi inovasi karena agamadapat menumbuhkan nilai kebaikan dalamdiri seperti kerja keras (Day, 2005; Assouaddan Parboteeah,2018). Faktanya, beberapastudi yang dilakukan secara empiristernyata cenderung untuk mendukunhubungan negatif antar agama denganinovasi (seperti Dollinger, 2007; Benabouet al., 2013; Okulicz-Kozaryn, 2015).Namun, jika memang benar agamamenghambat kreativitas, tampaknya saat inimenjadi anomali bahwa terjadiperkembangan ekonomi dan teknologi yangsangat cepat ketika lebih dari 81% populasidunia beragama (berdasarkan World ValueSurvey).

Studi lain menunjukkan bahwadenominasi agama memiliki dampak yangberbeda pada perilaku sosial, tingkatkepercayaan dan kewirausahaan (Dana,2009; Prouteau dan Sardinha, 2015;Dingemans dan Ingen, 2015). Faktordenominasi agama bisa menjadi faktorterjadinya anomali tersebut. Satu studi lainsudah menunjukkan bahwa hubunganagama-inovasi dan anomali diantaraperkembangan ekonomi dan mayoritaspopulasi dunia yang beragama disebabkanoleh perbedaan dari denominasi agama danskala ekonomi (Zhen Liu et al., 2018).Dalam studi tersebut, dilakukan pengujiandenominasi agama yang signifikanberhubungan dengan inovasi. Ternyatanegara yang memiliki proporsi penganutprotestan dan katolik di suatu negara,mereka secara positif terkait dengan inovasiyang terjadi di negaranya. Sedangkannegara yang memiliki proporsi penganutislam di suatu negara, mereka secara negatifterkait dengan inovasi. Temuan tersebut

menunjukkan bahwa religiusitas nasionalmenghambat inovasi sampai batas tertentu.

Studi ini mencoba untuk menjawabanomali hubungan denominasi agamaIslam dengan inovasi, denganmenggunakan data Indeks Inovasi Global(2018). Kami mencoba untuk mengeklorasipengaruh faktor skala dan proses ekonomidalam hubungan agama dan inovasi. Studiini merupakan studi empiris dan dilakukansecara akuntabel. Tidak ada afiliasi khususpenulis dengan salah satu denominasiagama tertentu.

Metode

Studi ini menggunakan datasekunder dari dua sumber. Pertama dariCornell University, INSEAD dan WIPOterkait publikasi Indeks Inovasi Global(2018). Terdapat 126 negara dunia yangdiukur perkembangan inovasi berdasarkan5 dimensi yakni kelembagaan, peningkatanSDM dan penelitian, infrastruktur,kemudahan bisnis, pengetahuan dan outputteknologi. Kedua dari Pew Research Centerterkait publikasi Populasi Muslim Duniaberdasarkan negara (2017). Terdapat 233negara dunia yang diukur perkembanganjumlah populasi muslimnya. Dari hasilirisan kedua data tersebut, studi ini hanyaakan menggunakan data dari 126 negara.

Variabel dependen yang dipilihdalam studi ini adalah tingkat inovasi yangdimiliki oleh setiap negara. Dalam hal ini,indeks inovasi global akan digunakansebagai proksi terbaik menggambarkantingkat inovasi negara. Studi ini akanmelakukan analisis pengaruh terhadapvariabel inovasi tersebut. Faktor utamayang diambil dalam studi ini adalahpopulasi muslim dunia. Variabel yangdigunakan untuk ini adalah (1) jumlahpopulasi muslim di setiap negara atau (2)persentase populasi muslim di setiap

Page 144: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

40

negara. Pendekatan ini cukup berbeda.Jumlah populasi tidak menunjukkandominasi masyarakat. Sedangkanpersentase populasi bisa menunjukkandominasi masyarakatnya dalam suatunegara. Variabel lain yang juga dianalisisadalah level perekonomian negara. Dalamstudi ini akan digunakan 5 kelompokpendapatan yakni (1) kelompok pendapatanrendah, (2) kelompok pendapatanmenengah kebawah, (3) kelompokpendapatan menengah keatas, dan (4)kelompok pendapatan tinggi. Selain itu,variabel yang juga dianalisis adalahefficiency ratio (ER), yakni indikator yangmengukur output per input.

Studi ini akan menggunakananalisis deskriptif dan multivariat. Tabulasiantara variabel dependen dan independendilakukan untuk menunjukkan gambaranasosiasi antara variabel tersebut.Selanjutnya, model regresi linier bergandadigunakan untuk mengetahui dampakvariabel populasi muslim, tingkatpendapatan, dan rasio efisiensi terhadaptingkat inovasi.

Hasil dan Analisis

Tabel 1. menjelaskan bagaimanagambaran dari variabel yang digunakandalam studi ini. Tingkat inovasi dunia

memiliki rata-rata 36.67 ± 24 poin dariskala 100 poin. Variabel ini sangatberkaitan dengan variabel pendapatan,dengan tingkat korelasi 0.78 dari skala 1.Semakin tinggi pendapatan suatu negaramaka semakin tinggi inovasi yang terjadi.Rata-rata tingkat inovasi dari setiapkelompok pendapatan juga meningkat.Rata-rata negara di dunia berada pada padakelompok pendapatan menengah kebawah(2.89 poin). Rata-rata persentase populasimuslim terhadap populasi negara adalah22.96 %. Namun, perlu dilihat bahwa rangeyang didapat sangat tinggi. Inimenunjukkan memang distribusipersentase populasi muslim tidak tersebarmerata dan lebih banyak berada padakelompok pendapatan kecil. Rata-ratajumlah populasi muslim dunia adalah 11.11± 33 juta penduduk. Namun, perlu dilihatjuga bahwa range yang didapat sangat lebihtinggi. Ini menunjukkan memang distribusijumlah populasi muslim lebih banyakberada pada kelompok pendapatanmenengah kebawah. Gambaran inimenunjukkan bahwa denominasi Islamsangat berkaitan dengan negara denganpendapatan menengah ke bawah dan perluketahui bahwa pendapatan berkaitan kuatdengan tingkat inovasi suatu negara.

Tabel 1. Deskripsi Statistik

Variabel Mean Std. Deviasi Min Max

Inovasi (1-100)Score

36.67 12.13 15.04 68.40

Pendapatan (1-5)income

2.89 1.04 1 4

PersentasePopulasi Muslim(%)p_2010

22.96 34.83 0 99.9

Jumlah PopulasiMuslim (orang)pop_2010

11.11 juta 33.60 juta <1000 204.84 juta

Page 145: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

41

Distribusi populasi muslim di duniasangat tidak seragam. Dari 126 negara,terdapat 4 negara yang memiliki populasimuslim terbanyak di dunia yakni Indonesia,Pakistan, India dan Bangladesh. Jumlahpopulasi muslim dari 4 negara tersebutsudah mencapai 50% dari total populasimuslim di dunia. Semua negara tersebuttergolong pada negara dengan pendapatanmenengah kebawah. Kondisi ini jelas akanmempengaruhi bagaimana interaksivariabel denominasi agama dengan inovasi.Perbedaan ini dapat dilihat pada LampiranA. Dengan hasil ini, maka perlu untukmelakukan penyesuaian data outlier padavariabel jumlah populasi muslim dunia agarbisa mendapatkan jawaban yang lebihbenar terkait hubungan interaksi antaradenominasi agama dengan inovasi.Variabel jumlah populasi muslim akandinyatakan dalam bentul natural logaritma.

Untuk itu, dari 126 negara diambildua kelompok berdasarkan batas yangdiambil pada variabel jumlah populasimuslim maupun persentase populasimuslim dari suatu negara. Tabel 2menunjukkan nilai korelasi terhadaptingkat inovasi. Terdapat beberapa batasanyang dibuat untuk bisa memberikangambaran bagaimana perbedaan korelasiantar kelompok. Hasil menunjukkan bahwajika berada pada 4 negara muslim terbesar,maka korelasi tingkat inovasi dengan

jumlah populasi muslim adalah positif(r=+0.50). Namun jika berada diluar negaramuslim tersebut, maka korelasi tingkatinovasi dengan jumlah populasi muslimadalah negatif (r=0.15). Ini artinya,kelompok negara yang memiliki populasimuslim terbesar, hubungan jumlah populasimuslim berbanding positif terhadap tingkatinovasinya. Di negara muslim terbesarternyata keberadaannya mendorong tingkatinovasi yang lebih baik.

Selanjutnya, jika pendapatan suatunegara adalah menengah keatas makakorelasi tingkat inovasi dengan jumlahpopulasi muslim adalah positif (r=+0.06).Namun jika pendapatan suatu negara adalahmenengah kebawah maka korelasi tingkatinovasi dengan jumlah populasi muslimmenjadi negatif (r=-0.15). Ini artinya,kelompok negara yang memilikipendapatan menengah keatas, hubunganjumlah populasi muslim berbanding positifterhadap tingkat inovasi. Negara yangmemiliki tingkat perekonomian yangtinggi, tingkat populasi muslimberhubungan dengan tingkat inovasi yangterjadi. Hal lain juga berlaku, jikapendapatan suatu negara adalah menengahkebawah maka korelasi tingkat inovasidengan jumlah populasi muslim adalahnegatif. Semakin tinggi populasi muslim dinegara tersebut, tingkat inovasi akansemakin rendah.

Tabel 2. Analisis Korelasi

BatasanKorelasi Inovasi –Jumlah PopulasiMuslim(ln)

Korelasi Inovasi –Persentase PopulasiMuslim

Jika 4 negara muslim terbesar +0.50/1 -0.87/1Jika diluar 4 negara muslim terbesar -0.15/1 -0.32/1Jika pendapatan >=menengah keatas +0.06/1 -0.39/1Jika pendapatan < menengah keatas -0.15/1 -0.11/1

Jika pendapatan tinggi +0.10/1 -0.54/1Jika pendapatan menengah keatas +0.33/1 -0.15/1Jika pendapatan menengah kebawah -0.12/1 -0.07/1Jika pendapatan rendah -0.11/1 -0.22/1

Page 146: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

42

Gambar 1 menunjukkan bagaimana interaksi jumlah populasi muslim dalam suatunegara dengan tingkat inovasinya. Titik biru menunjukkan posisi setiap negara dalam diagram.Dari gambar tersebut, dapat diketahui bahwa sebaran negara-negara di dunia sangat luar dantampak tidak berpola. Hasil ini menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah populasi muslimdengan tingkat inovasi tidak mudah untuk ditentukan diawal secara sederhana.

Gambar 1. Scatter plot nilai inovasidengan jumlah populasi muslim (ln)

Dengan kondisi diatas, maka kitatidak bisa menggunakan seluruh sampel126 negara dalam melakukan analisismultivariat dengan model regresi berganda.Karakteristik yang dimiliki oleh setiap

kelompok diatas sangat menentukanhubungan korelasi antara jumlah populasimuslim dengan tingkat inovasinya. Olehkarenanya, dalam studi ini estimasi modelinovasi akan dilakukan untuk sampel yangberbeda, sesuai dengan pengelompokkantingkat pendapatan, yakni kelompokdengan pendapatan menengah keatas danpendapatan menengah kebawah.

Tabel 3. Estimasi Regresi

Tingkat InovasiJika pendapatan >=menengah keatas

Jika pendapatan <menengah keatas

Jumlah populasi muslim 0.41 (0.21)** -0.11 (0.15)

Page 147: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

43

Tingkat pendapatan 9.68 (1.44)*** 1.82 (1.12)Rasio efisiensi 44.81 (1.4)*** 28.42 (3.71)***Konstanta -26.20 (4.9)*** 9.35 (3.35)***R2 0.74 0.67N 81 45

Catatan: nilai dalam () standar error; ***/**/* menunjukkan signifikan dalam 1/5, atau 10%

Hasil estimasi dari model regresiberganda dengan metode OLS dapat dilihatpada Tabel 3. Hasil menunjukkan bahwajumlah populasi muslim berdampak positifdan signifikan terhadap tingkat inovasipada kelompok negara dengan penghasilanmenengah keatas. Sedangkan padakelompok negara dengan penghasilanmenengah kebawah, hasilnya menunjukkantidak signifikan. Ini artinya, denominasiIslam mendorong terjadinya peningkataninovasi di negara dengan kondisi ekonomimenengah keatas. Studi ini menunjukkanbahwa denominasi Islam memiliki dampakyang berbeda pada kondisi perekonomiannegara. Hasil studi ini cukup memberikanargumentasi terkait posisi denominasiIslam dalam hubungannya dengan tingkatinovasi. Hasil studi ini menyatakan bahwadenominasi Islam berdampak positifterhadap perkembangan inovasi suatunegara yang berpendapatan menengahkeatas. Hasil ini bertentangan dengan studiyang dilakukan oleh Zhen Liu et al. (2018)yang mengeneralisir kondisi secara umumdampak negatif dari denominasi Islamterhadap tingkat inovasi.

Kesimpulan

Studi ini dilakukan untuk menjawabanomali hubungan antara tingkat inovasi,ekonomi dan denominasi Islam. Secaraumum kesimpulan yang didapat adalahjumlah populasi muslim di suatu negarasecara positif dan signifikan mempengaruhitingkat inovasi negara tersebut. Namunkondisi ini terjadi pada kelompok negaradengan pendapatan menengah keatas.Untuk kelompok negara dengan

pendapatan menengah kebawah,kesimpulan diatas tidak terjadi. Oleh karenaitu, denominasi Islammendorong/menghambat tingkat inovasisampai batas tertentu. Studi ini memberikanargumentasi yang jelas bahwa keberadaanIslam akan memberikan manfaat terhadapkemajuan inovasi dan perekonomian suatunegara.

Referensi

Florida R. L. (2002). The Rise of theCreative Class: And How It’sTransforming Work, Leisure, Communityand Everyday Life. New York, NY: BasicBooks.

Glăveanu V. P. (2010). Paradigms in thestudy of creativity: introducing theperspective of cultural psychology. NewIdeas Psychol. 28 79–93.10.1016/j.newideapsych.2009.07.007

Herbig P., Dunphy S. (1998). Culture andinnovation. Cross Cult. Manag. Int.J. 5 13–21. 10.1108/13527609810796844

Chan-Serafin S., Brief A. P., George J. M.(2013). Perspective—how does religionmatter and why? Religion and theorganizational sciences. Organ.Sci. 24 1585–1600.10.1016/j.jbusvent.2008.04.004

Gino F., Wiltermuth S. S. (2014). Evilgenius? How dishonesty can lead togreater creativity.Psychol. Sci. 25 973–981. 10.1177/0956797614520714

Page 148: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

44

Okulicz-Kozaryn A. (2015). The morereligiosity, the less creativity across UScounties. Bus. Creat. Creat. Econ. 1 81–87. 10.18536/bcce.2015.07.1.1.09

Day N. E. (2005). Religion in theworkplace: correlates and consequences ofindividual behavior. J. Manag. Spiritual.Relig. 2 104–135.10.1080/14766080509518568

Assouad A., Parboteeah K. P.(2018). Religion and innovation. Acountry institutional approach. J. Manag.Spiritual. Relig. 15 20–37.10.1080/14766086.2017.1378589

Dollinger S. J. (2007). Creativity andconservatism. Pers. Individ. Dif. 43 1025–1035. 10.1016/j.paid.2007.02.023

Bénabou R., Ticchi D., Vindigni A.(2013). Forbidden fruits: the politicaleconomy of science, religion, andgrowth. SSRN Electron.J. 10.2139/ssrn.2460787

Dana L. P. (2009). Religion as anexplanatory variable for

entrepreneurship. Int. J. Entrep.Innov. 1087–99.

Prouteau L., Sardinha B.(2015). Volunteering and country-levelreligiosity: evidence from the EuropeanUnion. Voluntas 26 242–266.10.1007/s11266-013-9431-0

Dingemans E., Ingen E. (2015). Doesreligion breed trust? A cross-national studyof the effects of religious involvement,religious faith, and religious context onsocial trust. J. Sci. Study Relig. 54739–755. 10.1111/jssr.12217

Zhen L., Guo Q., Sun P., Wang Z., Wu R.(2018). Does religion hinder creativity? Anational level study on the roles ofreligiousity and different denominations.Front Psychol. 2018: 9: 1912.10.3389/fpsyg.2018.01912

Cornell University, INSEAD, and WIPO(2018): The Global Innovation Index2018: Energizing the World withInnovation. Ithaca, Fontainebleau, andGeneva. ISSN 2263-3993. ISBN 979-10-95870-09-8

Page 149: Volume VIII Nomor 2 Desember 2018 ISSN: 2089-306X Jurnal

Jurnal Ekonomi dan Bisnis IslamEmail : [email protected] VIII Nomor 2 Desember 2018ISSN: 2089-306X

39

Lampiran A. Histogram