Auditing ISSN : 2089-7219

27
Auditing ISSN : 2089-7219 Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 2016 42 STUDI EMPIRIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN Maharani Arum Ningtias Rahmawati Hanny Yustrianthe * Program Studi Akuntansi, STIE YAI, Jl. Kramat Raya No. 98 Jakarta Pusat Abstract This study aims to determine the effect of audit quality, size of the company, audit opinion prior year, the ownership of the company, the company's growth, debt default, opinion shopping, bankruptcy prediction, and the factor of the audit committee on the probability of receiving going concern audit opinion. In this study, researchers used a purposive sampling and obtained 32 sample manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the year 2012-2014. The hypotheses were examined using logistic regression. The results shows that audit quality, size of the company and managerial ownership affect receiving going concern audit opinion. Audit opinion in prior years, institutional ownership, growth, debt default, opinion shopping, bankruptcy prediction, factor of audit committees do not affect to receiving going concern audit opinion. Keywords: Going Concern Audit Opinion, Audit Quality, Size, Growth, Bankruptcy, Debt Default, The Ownership, And Audit Committees Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, kepemilikan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, debt default, opinion shopping, prediksi kebangkrutan, dan faktor dari komite audit pada probabilitas penerimaan opini audit going concern. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling, 32 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014. Hipotesis dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas audit, ukuran perusahaan dan kepemilikan manajerial mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. opini audit tahun-tahun sebelumnya, kepemilikan institusional, pertumbuhan, debt default, opini belanja, prediksi kebangkrutan, faktor komite audit tidak mempengaruhi penerimaan opini audit going concern Kata kunci: Opini Audit Going Concern, Kualitas Audit, Ukuran, Pertumbuhan, Kepailitan, Debt Default, kepemilikan , dan Komite Audit * Alamat kini: STIE YAI, Jl. Kramat Raya No.98 Jakarta Pusat Penulis untuk Korespondensi: Telp. (021) 3923264 E-mail:[email protected] Pendahuluan asalah perekonomian di suatu negara dapat ditandai dengan pergerakan dunia bisnis. Dunia bisnis itu dapat dijadikan acuan untuk melihat kondisi perekonomian negara itu dalam keadaan baik atau buruk. Apabila pergerakan dunia bisnis perusahaan menurun dengan melemahnya ekonomi, maka mengindikasikan kondisi ekonomi negara tersebut dalam keadaan buruk. Perekonomian dan bisnis di Indonesia mengalami keterpurukan, banyak perusahaan di Indonesia yang gulung tikar dan tidak dapat meneruskan usaha karena krisis ekonomi dan politik yang terjadi sehingga mendatangkan banyak kendala bisnis. Dampak negatif dari krisis ekonomi dan M

Transcript of Auditing ISSN : 2089-7219

Page 1: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201642

STUDI EMPIRIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENERIMAANOPINI AUDIT GOING CONCERN

Maharani Arum NingtiasRahmawati Hanny Yustrianthe*

Program Studi Akuntansi, STIE YAI, Jl. Kramat Raya No. 98 Jakarta Pusat

Abstract

This study aims to determine the effect of audit quality, size of the company, audit opinion prior year, theownership of the company, the company's growth, debt default, opinion shopping, bankruptcy prediction,and the factor of the audit committee on the probability of receiving going concern audit opinion. In thisstudy, researchers used a purposive sampling and obtained 32 sample manufacturing companies listed onthe Indonesia Stock Exchange in the year 2012-2014. The hypotheses were examined using logisticregression. The results shows that audit quality, size of the company and managerial ownership affectreceiving going concern audit opinion. Audit opinion in prior years, institutional ownership, growth, debtdefault, opinion shopping, bankruptcy prediction, factor of audit committees do not affect to receiving goingconcern audit opinion.

Keywords: Going Concern Audit Opinion, Audit Quality, Size, Growth, Bankruptcy, Debt Default, TheOwnership, And Audit Committees

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas audit, ukuran perusahaan, opini audit tahunsebelumnya, kepemilikan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, debt default, opinion shopping, prediksikebangkrutan, dan faktor dari komite audit pada probabilitas penerimaan opini audit going concern. Dalampenelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling, 32 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014. Hipotesis dianalisis menggunakan regresi logistik. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kualitas audit, ukuran perusahaan dan kepemilikan manajerial mempengaruhipenerimaan opini audit going concern. opini audit tahun-tahun sebelumnya, kepemilikan institusional,pertumbuhan, debt default, opini belanja, prediksi kebangkrutan, faktor komite audit tidak mempengaruhipenerimaan opini audit going concern

Kata kunci: Opini Audit Going Concern, Kualitas Audit, Ukuran, Pertumbuhan, Kepailitan, Debt Default,kepemilikan , dan Komite Audit

* Alamat kini: STIE YAI, Jl. Kramat Raya No.98 Jakarta PusatPenulis untuk Korespondensi: Telp. (021) 3923264 E-mail:[email protected]

Pendahuluan

asalah perekonomian di suatunegara dapat ditandai denganpergerakan dunia bisnis. Dunia

bisnis itu dapat dijadikan acuan untuk melihatkondisi perekonomian negara itu dalamkeadaan baik atau buruk. Apabila pergerakandunia bisnis perusahaan menurun dengan

melemahnya ekonomi, maka mengindikasikankondisi ekonomi negara tersebut dalamkeadaan buruk. Perekonomian dan bisnis diIndonesia mengalami keterpurukan, banyakperusahaan di Indonesia yang gulung tikar dantidak dapat meneruskan usaha karena krisisekonomi dan politik yang terjadi sehinggamendatangkan banyak kendala bisnis.Dampak negatif dari krisis ekonomi dan

M

Page 2: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201643

politik ini tidak hanya dirasakan olehperusahaan kecil, perusahaan besar pun tidaksedikit yang collapse sehingga tidak dapatmeneruskan usahanya.

Suatu perusahaan tidak akan selama-nya berada dalam keadaan baik atau selalumemperoleh laba yang tinggi. Pada saat ter-tentu ada kalanya perusahaan mengalamimasa-masa sulit. Keadaan seperti ini dapatdisebabkan banyak faktor diantaranya, kondisiperekonomian negara, nilai tukar mata uangdan kendala internal perusahaan itu sendiriseperti karyawan yang melakukan kecurangan(korupsi) atau tidak tersedianya modalsehingga dapat mengakibatkan perusahaantidak mampu mempertahankan kelangsunganhidupnya atau bangkrut. Oleh karena itu,tidaklah mengherankan apabila terjadi pening-katan jumlah perusahaan yang memperolehopini audit qualified going concern dandisclaimer (Praptitorini dan Januarti, 2011).Opini tersebut diberikan karena adanyakeraguan dalam diri auditor mengenaikelangsungan hidup perusahaan di masadepan. Dan hal tersebut merupakan bad newsbagi pemakai laporan keuangan. Atau dengankata lain, sebagaimana dikemukakan dalamStandar Profesional Akuntan Publik (SPAP),opini audit going concern merupakan opiniyang dikeluarkan auditor untuk memastikanapakah perusahaan dapat mempertahankankelangsungan hidupnya (IAI, 2011).

Opini audit atas laporan keuanganadalah salah satu bahan pertimbangan bagiinvestor ketika membuat keputusan untukberinvestasi. Inti going concern terdapat padabalance sheet perusahaan yang harusmerefleksikan nilai perusahaan untuk menen-tukan eksistensi dan masa depannya. Untukitu, auditor harus bertanggung jawab terhadapopini going concern yang dikeluarkannya,karena opini tersebut akan mempengaruhikeputusan para pemakai laporan keuangan(Setiawan, 2006).

Berdasarkan uraian di atas,menunjukkan bahwa di satu sisi sebegitu

besar manfaat dari opini auditor khususnyaterkait dengan going concern perusahaan bagipemakai laporan keuangan. Namun, di sisiyang lain bagaimana sesungguhnya ataskeberterimaan atas opini tersebut. Oleh karenaitu, berbagai kajian dilakukan untukmengetahui faktor-faktor yang dinilai ber-pengaruh terhadap penerimaan opini audittersebut. Berdasarkan hasil kajian terdahulu,dikemukakan bahwa faktor-faktor tersebutdiantaranya adalah: kualitas audit, ukuranperusahaan, opini audit tahun sebelumnya,kepemilikan, pertumbuhan, debt default,opinion shopping, prediksi kebangkrutan,faktor komite audit, dan sebagainya.

Kualitas audit merupakan segalakemungkinan dimana auditor pada saatmengaudit laporan keuangan klien dapatmenemukan pelanggaran yang terjadi dalamsistem akuntansi klien dan melaporkan dalamlaporan keuangan (Santosa dan Wedari,2007). Pada kualitas audit, auditor harus dapatmemberikan kinerja yang baik karenamenyangkut reputasi auditor itu sendiri.Auditor skala besar dapat menyediakankualitas audit yang lebih baik dibandingdengan auditor skala kecil, termasuk dalammengungkapkan masalah going concern.Semakin besar skala auditor akan semakinbesar kemungkinan auditor untuk menerbitkanopini audit going concern.

Ukuran perusahaan adalah suatu skaladimana dapat diklasifikasikan besar kecilperusahaan menurut berbagai cara, antara laintotal aktiva, log size, nilai pasar saham, danlain-lain (Ginting dan Suryana, 2014). Ukuranperusahaan menggambarkan besar kecilnyasuatu perusahaan. Auditor lebih seringmengeluarkan opini audit going concern padaperusahaan yang lebih kecil. Maka semakinbesar perusahaan akan semakin kecilkemungkinan perusahaan menerima opiniaudit going concern. Hal ini disebabkankarena opini audit going concern cenderunglebih dibutuhkan oleh perusahaan kecil untukmenjamin kelangsungan hidup perusahaannya(Ginting dan Suryana, 2014). Hal ini

Page 3: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201644

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan jugaberpengaruh terhadap penerimaan opini auditgoing concern.

Santosa dan Wedari (2007)menyatakan semakin tinggi kualitas auditcenderung meningkatkan kemungkinanpenerimaan opini audit going concern.Pemberian opini going concern tidak terlepasdari opini audit tahun sebelumnya, karenakegiatan usaha pada suatu perusahaan untuktahun tertentu tidak terlepas dari keadaan yangterjadi pada tahun sebelumnya. Santosa danWedari (2007) berpendapat bahwa opini auditgoing concern tahun sebelumnya ini akanmenjadi faktor pertimbangan penting auditoruntuk mengeluarkan kembali opini auditgoing concern pada tahun berikutnya. Apabilaauditor menerbitkan opini audit going concerntahun sebelumnya maka akan semakin besarkemungkinan perusahaan akan menerimakembali opini audit going concern pada tahunberjalan.

Kepemilikan perusahaan merupakansalah satu faktor yang juga berpengaruh dalamopini audit going concern. Pada perusahaanmodern, kepemilikan perusahaan biasanyasangat menyebar. Kegiatan operasi perusaha-an sehari-hari dijalankan oleh manajer yangbiasanya tidak mempunyai saham kepemilik-an yang besar. Secara teori, manajer merupa-kan agen atau wakil pemilik. Namun padakenyataannnya mereka mengendalikanperusahaan. Opini audit going concern selaindipengaruhi informasi financial dan kualitasauditor juga perlu mempertimbangkan infor-masi non financial seperti karakteristik ke-pemilikan perusahaan (institusional danmanajerial) dengan adanya kepemilikantersebut diharapkan keputusan yang diambilmerupakan keputusan perusahaan. Dengandemikian perusahaan akan terhindar dari po-tensi terjadinya kesulitan keuangan. Semakinbesar kepemilikan institusional dan manajerialmaka semain efisien pemanfaatan keuanganperusahaan (Januarti, 2008).

Pertumbuhan perusahaan merupakansuatu harapan yang diinginkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan denganperusahaan, baik internal perusahaan yaitumanajemen maupun eksternal perusahaanseperti investor dan kreditur. Pertumbuhanperusahaan juga mengindikasikan kemampu-an perusahaan dalam mempertahankankelangsungan usahanya. Sebuah perusahaandengan pertumbuhan penjualan yang positifmempunyai kecenderungan untuk dapat mem-pertahankan kelangsungan usahanya.Sehingga jarang para auditor akan memberi-kan pendapat mengenai kelangsungan hidupperusahaannya (Ginting dan Suryana, 2014).Perusahaan yang memiliki pertumbuhan yangsignifikan kemungkinan besar tidak akanmendapatkan opini audit going concern(Rahayu dan Pratiwi, 2011)

Debt default merupakan kegagalandebitor (perusahaan) untuk membayar hutangatau bunganya pada waktu jatuh tempo.Kegagalan dalam memenuhi kewajibanhutangnya (debt default) sering digunakansebagai bahan pertimbangan auditor untukmemberikan opini going concern. Kegagalanauditor mengeluarkan opini going concernsetelah adanya keadaan default dalamperusahaan mengakibatkan biaya yang cukuptinggi (Dewi, 2011).

Pada kasus opinion shopping, auditorindependen melakukan perikatan denganseorang klien, dimana pihak manajemen darikliennya tersebut diibaratkan sebagai seorangyang suka berbelanja/membeli opini, makakasus ini disebut opinion shopping.Perusahaan yang melakukan opinion shoppingcenderung menghindari pemberian opini auditgoing concern (Susanto, 2009).

Indikasi terjadinya kebangkrutanmerupakan indikasi yang nyata dari keraguanatau kesangsian terhadap kelangsungan hidupsuatu entitas bisnis. Altman dan McGough(1974) dalam Fanny dan Saputra (2005)mencoba untuk mengnalisa tingkat keakuratanprediksi kebangkrutan dengan menggunakan

Page 4: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201645

opini auditor atau model prediksi kebangkrut-an. Altman dan MvGough (1974) dalamFanny dan Saputra (2005) menyarankanpenggunaan model prediksi kebangkrutansebagai alat bantu auditor untuk memutuskankemampuan perusahaan mempertahankankelangsungan hidupnya dengan memberikansignal kepada auditor terhadap suatu masalahtertentu yang akan sulit dideteksi denganmenggunakan prosedur audit tradisional.

Komite audit adalah komite yangdibentuk oleh dewan komisaris dalam rangkamembantu tugas dan fungsinya. Aktivitaskomite audit merupakan rapat yang rutindiadakan komite audit agar dapat menjalankantugas secara efektif dalam pengawasanlaporan keuangan, pengendalian internal, danpelaksanaan good corporate governanceperusahaan. Ahli akuntansi atau ahli manaje-

men keuangan adalah seorang yang memilikilatar belakang pendidikan akuntansi dankeuangan ataupun pernah memegang jabatanpenting di bidang akuntansi atau keuangan.Keputusan Ketua Bapepam No. 29/PM/2004tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksa-naan Kerja Komite Audit menyatakan bahwasalah seorang dari anggota komite audit padaperusahaan memiliki latar belakang pendidi-kan akuntansi atau keuangan. Keahlian inisangat diperlukan dalam perusahaan karenafungsi utama komite audit adalah mengawasiproses pelaporan keuangan suatu perusahaan(Nurpratiwi dan Rahardjo, 2014).

Beberapa kajian terdahulu terkait haltersebut telah dilakukan oleh para peneliti.Dan diantaranya nampak dalam tabulasiberikut:

S G FC KM KA KI PO KUA DD KB OSGinting dan Suryana (2014) - - +Nurpratiwi & Rahardjo (2014) - - - +Rahayu & Pratiwi (2011) - +Setyarno, dkk (2006) - - + +Dewi (2011) - - - + +Wibisono (2013) + + +Santosa & Wedari (2007) X + + X X XCahyono (2014) + XJanuarti (2008) X X +Keterangan:(-) Berpengaruh Negatif, (+) Berpengaruh Positif, (X) Tidak Berpengaruh, (S) Size, (G) Growth, (FC) FinancialCondition, (KM) Kepemilikan Manajerial, (KA) Komite Audit, (KI) Kepemilikan Institusional, (PO) Prior Opinion,(KUA) Kualitas Audit, (DD) Debt Default, (KB) Kebangkrutan, (OS) Opinion Shopping

Berdasarkan uraian di atas, makadirasakan pentingnya isu ini dan temuan-temuan kajian studi terdahulu yang salingkontradiksi sehingga pada kesempatan inipeneliti bermaksud untuk menguji kembalisecara lebih komprehensif faktor-faktor yangdinilai berpengaruh terhadap penerimaanopini audit going concern, seperti: kualitasaudit, ukuran perusahaan, opini audit tahunsebelumnya, kepemilikan perusahaan, per-tumbuhan perusahaan, debt default, opinionshopping, prediksi kebangkrutan, dan faktorkomite audit dengan periode waktu yangberbeda.

Landasan Teori & Hipotesis

Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976) dalamSusanto (2009) menggambarkan hubunganagensi sebagai suatu kontrak di bawah satuatau lebih principal yang melibatkan agenuntuk melaksanakan beberapa layanan bagimereka dengan melakukan pendelegasianwewenang pengambilan keputusan kepadaagen. Agen diberi wewenang oleh prinsipaluntuk melaksanakan kegiatan operasionalperusahaan, sehingga agen mempunyai lebihbanyak informasi dibandingkan prinsipal.

Page 5: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201646

Ketimpangan informasi ini disebut asimetriinformasi. Salah satu informasi yang dimilikioleh manajer ialah informasi keuanganperusahaan yang pengungkapannya didasar-kan pada laporan keuangan perusahaan.

Brigham & Houston (2001) menyata-kan para manajer diberi kekuasaaan olehpemilik perusahaan, yaitu pemegang saham,untuk membuat keputusan, dimana hal inimenciptakan potensi konflik kepentinganyang dikenal sebagai teori keagenan (agencytheory). Hubungan keagenan (agencyrelationship) terjadi ketika satu atau lebihindividu, yang disebut sebagai prinsipalmenyewa individu atau organisasi lain, yangdisebut sebagai agen, untuk melakukansejumlah jasa dan mendelegasikan kewenang-an untuk membuat keputusan kepada agentersebut.

Baik pemilik maupun agen diasumsi-kan mempunyai rasionalisasi ekonomi dansemata-mata mementingkan kepentingansendiri. Agen mungkin akan takutmengungkapkan informasi yang tidakdiharapkan oleh pemilik, sehingga terdapatkecenderungan untuk memanipulasi laporankeuangan tersebut. Berdasarkan asumsitersebut, maka dibutuhkan pihak ketiga yangindependen, dalam hal ini adalah akuntanpublik. Tugas dari akuntan publik (auditor)memberikan jasa untuk menilai laporankeuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasilakhir adalah opini audit (Januarti, 2008).

Dalam kaitan teori agensi denganpenerimaan opini audit going concern, agenbertugas dalam menjalankan perusahaan danmenghasilkan laporan keuangan sebagaibentuk dari pertanggungjawaban manajemen.Laporan keuangan ini yang nantinya akanmenunjukkan kondisi keuangan perusahaandan digunakan oleh principal sebagai dasardalam pengambilan keputusan.

Opini Audit Going ConcernDalam SPAP Seksi 341 diungkapkan

bahwa opini audit going concern merupakan

opini yang dikeluarkan oleh auditor untukmemastikan apakah perusahaan dapat mem-pertahankan kelangsungan hidupnya (IAI,2011). Laporan audit dengan modifikasimengenai going concern merupakan suatuindikasi bahwa dalam penilaian auditorterdapat risiko auditee tidak dapat bertahandalam bisnis.

Opini audit going concern merupakanasumsi dalam pelaporan keuangan suatuperusahaan sehingga jika suatu perusahaanmengalami kondisi yang berlawanan denganasumsi going concern, maka perusahaantersebut dimungkinkan mengalami masalah(Dewi, 2011). Sedangkan Ginting danSuryana (2014) mendefinisikan opini auditgoing concern adalah opini audit modifikasiyang dalam pertimbangan auditor terdapatketidakmampuan atau ketidakpastian signifi-kan atas kelangsungan hidup perusaha-andalam menjalankan operasinya.

Opini audit going concern (GCAO)merupakan opini audit dengan paragrafpenjelas mengenai pertimbangan auditorbahwa terdapat ketidakmampuan perusahaanatas kelangsungan hidup dalam menjalankanoperasinya pada masa yang akan datang(Rahayu dan Pratiwi, 2011), maka penelitimenyimpulkan pengertian opini audit goingconcern adalah opini yang diberikan kepadasuatu perusahaan tentang masalah kelayakanlaporan keuangan perusahaannya untukmenentukan masa depannya.

Kualitas Audit

Istilah "kualitas audit" mempunyaiarti yang berbeda-beda bagi setiap orang. Parapengguna laporan keuangan berpendapatbahwa kualitas audit yang dimaksud terjadijika auditor dapat memberikan jaminan bahwatidak ada salah saji yang material (no materialmisstatements) atau kecurangan (fraud) dalamlaporan keuangan audite. Auditor sendirimemandang kualitas audit terjadi apabilamereka bekerja sesuai standar profesionalyang ada, dapat menilai resiko bisnis audite

Page 6: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201647

dengan tujuan untuk meminimalisasi resikolitigasi, dapat meminimalisasi ketidakpuasanaudite dan menjaga kerusakan reputasi auditor(Sari, 2012).

Kualitas audit didefinisikan sebagaiprofitabilitas bahwa laporan keuangan tidakmemuat penghilangan ataupun kesalahanpenyajian yang material. Kualitas audit jugadidefinisikan dari segi risiko audit, denganjasa bermutu tinggi akan mencerminkan risikoaudit yang lebih kecil (Belkaouni, 2006)

DeAngelo (1981) menyatakan bahwaauditor skala besar memiliki insentif yanglebih untuk menghindari kritikan kerusakanreputasi dibandingkan pada auditor skalakecil. Auditor skala besar juga cenderungmengungkapkan masalah-masalah yang adakarena mereka lebih kuat menghadapi risikoproses pengadilan.

Kualitas audit secara langsungberhubungan dengan ukuran dari perusahaanaudit, dengan proksi untuk ukuran perusahaanaudit adalah jumlah klien. Perusahaan audityang besar adalah dengan jumlah klien yanglebih banyak. Perusahaan audit yang besarjika tidak memberikan kualitas audit yangtinggi akan kehilangan reputasinya, dan jugaini terjadi maka dia akan mengalami kerugianyang lebih besar dengan kehilangan klien.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan proksivolatilitas operasional dan inventorycotrolability yang seharusnya dalam skalaekonomis besarnya perusahaan menunjukkanpencapaian operasi lancar dan pengendalianpersediaan. Ukuran perusahaan adalah suatuskala, yaitu dapat dikasifikasikan besarkecilnya perusahaan menurut berbagai cara,antara lain total aktiva, long size, nilai pasarsaham, dan lain-lain (Sari, 2012).

Ukuran perusahaan adalah rata-ratatotal penjualan bersih untuk tahun yangbersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam

hal ini penjualan lebih besar daripada biayavariabel dan biaya tetap, maka akan diperolehjumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknyajika penjualan lebih kecil daripada biayavariabel dan biaya tetap maka perusahaanakan menderita kerugian (Brigham danHouston, 2001).

Salah satu ukuran kemampuanperusahaan dalam mendapatkan laba yangmaksimal dapat dilihat dari rasio-rasio yangmenunjukkan perkembangan atau kemundur-an dari operasional normal perusahaantersebut, hal ini dapat dilihat salah satunyadari rasio pertumbuhan, dimana rasio per-tumbuhan menunjukkan ukuran kenaikan ataupenurunan kinerja keuangan suatu perusahaanyang dapat dilihat dari perbandingan tahunsebelum dan sesudah maupun sedang berjalanuntuk beberapa pos akuntansi keuanganperusahaan.

Perusahaan besar cenderung memilikikelebihan dalam mengembangkan pengendali-an internal perusahaan/sebaliknya, perusahaankecil memiliki kesulitan dalam mengevaluasipengendalian internal dikarenakan belummempunyai struktur yang formal atau strukturyang baik dalam pengendalian internalmereka.

Jika perusahaan sensitif terhadapvariasi ukuran perusahaan, perusahaan yanglebih besar akan lebih menyukai prosedur(metode) akuntansi yang dapat menundapelaporan earning. Besar kecilnya perusahaansangat berpengaruh terhadap stuktur modal,terutama berkaitan dengan kemampuanmemperoleh pinjaman. Perusahaan besar yangtelah terdiversifikasi, lebih mudah untukmemasuki pasar modal, menerima penilaiankredit yang lebih tinggi dari bank komersialuntuk hutang-hutang yang diterbitkan danmembayar tingkat bunga yang lebih rendahpada hutangnya. Salah satu alasannyaperusahaan lebih mudah menerima pinjamanadalah karena nilai aktiva yang dijadikanjaminan lebih besar dan tingkat kepercayaanbank juga lebih tinggi (Sari, 2012).

Page 7: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201648

Opini Audit Tahun Sebelumnya

Opini audit going concern tahunsebelumnya ini akan menjadi faktor pertim-bangan penting auditor untuk mengeluarkankembali opini audit going concern pada tahunberikutnya. Apabila auditor menerbitkan opiniaudit going concern tahun sebelumnya makaakan menerima kembali opini audit goingconcern pada tahun berjalan (Santosa danWedari, 2007).

Opini audit going concern tahunsebelumnya didefinisikan sebagai opini yangdikeluarkan auditor independen terhadapperusahaan pada tahun sebelumnya. Padaumumnya perusahaan yang menerima opinigoing concern pada tahun sebelumnya lebihcenderung untuk menerima opini yang samapada tahun berjalan. Auditee yang menerimaopini audit going concern pada tahunsebelumnya akan dianggap memiliki masalahkelangsungan hidupnya, sehingga semakinbesar kemungkinan bagi auditor untukmengeluarkan opini audit going concern padatahun yang berjalan. Opini audit tahunsebelumnya dikelompokkan menjadi dua,yaitu auditee dengan opini going concern(GCAO) dan tanpa opini going concern(NGCAO) (Wibisono, 2013).

Kepemilikan Perusahaan

Kepemilikan perusahaan oleh pihakluar perusahaan mempunyai kekuatan yangbesar dalam mempengaruhi perusahaanmelalui media masa berupa kritikan ataukomentar yang semuanya dianggap suarapublik atau masyarakat. Adanya konsentrasikepemilikan pihak luar menimbulkanpengaruh dari pihak luar sehingga mengubahpengelolaan perusahaan yang semula berjalansesuai keinginan perusahaan itu sendirimenjadi memiliki keterbatasan (Sari, 2012).

Dengan adanya pengawasan daripihak luar maka pihak manajemen dituntutharus mampu untuk menunjukkan kinerjayang baik, karena jika kinerja pihak

manajemen baik maka pemegang saham akanmendukung keberadaan manajemen. Upayapihak manajemen untuk menunjukkan kinerjayang baik adalah dengan memberikaninformasi perkembangan dan kondisiperusahaan. Manajemen sebagai penyediainformasi dituntut untuk menyajikan infor-masi secara relevan dan tepat waktu. Denganadanya konsentrasi kepemilikan publik makapihak manajemen akan lebih mendapattekanan dari pihak luar perusahaan ataushareholder untuk lebih tepat dalam penyam-paian laporan keuangan tahunan perusahahan.Kepemilikan perusahaan menjadi 2, yaitukepemilikan manajerial dan kepemilikaninstitusional.

Kepemilikan manajerial adalah ke-pemilikan saham oleh manajemen perusahaanyang diukur dengan persentase jumlah sahamyang dimiliki oleh manajemen. Strukturkepemilikan manajerial dapat dijelaskanmelalui dua sudut pandang, yaitu pendekatankeagenan dan pendekatan ketidakseimbangan.Meningkatkan kepemilikan manajerial di-gunakan sebagai salah satu cara untukmengatasi masalah yang ada di perusahaan.Dengan meingkatnya kepemilik-an manajerialmaka manajer akan termotivasi untukmeningkatkan kinerjanya sehingga dalam halini akan berdampak baik kepada perusahaanserta memenuhi keinginan di pemegangsaham. Semakin besar kepemilikan manajerialdalam perusahaan maka manaje-men akanlebih giat untuk meningkatkan kinerjanyakarena manajemen mempunyai tanggungjawab untuk memenuhi keinginan daripemegang saham yang tidak lain adalahdirinya sendiri.

Kepemilikan oleh institusi lain berartikepemilikan saham oleh pihak intitusi lainyaitu kepemilikan oleh perusahaan ataulembaga lain. Nurpratiwi dan Rahardjo (2014)menyatakan bahwa kepemilikan institusionaladalah kepemilikan saham perusahaan yangdimiliki oleh institusi atau lembaga sepertiperusahaan asuransi, bank, perusahaan invest-tasi, dan kepemilikan institusi lain. Salah satu

Page 8: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201649

faktor yang dapat mempengaruhi kinerjaperusahaan adalah kepemilikan institusional.Dengan adanya kepemilikan institusional disuatu perusahaan akan mendorong peningkat-an pengawasan agar lebih optimal terhadapkinerja manajemen, karena kepemilikansaham mewakili suatu sumber kekuasaanyang dapat digunakan untuk mendukung atausebaliknya terhadap kinerja manajemen.

Pertumbuhan Perusahaan

Bagi perusahaan dan bagi pengusahajuga kebutuhan yang mungkin digunakanuntuk menegosiasikan sumber daya darisumber-sumber eksternal untuk menjagapertumbuhan perusahaan. Kebanyakanstrategi pertumbuhan dapat menghasilkankeunggulan kompetitif karena memanfaatkanbeberapa aspek dari dasar pengetahuanpengusaha dan perusahaanya, strategi per-tumbuhan ini adalah: (1) strategi penetrasi, (2)strategi pengembangan pasar, (3) strategipengembangan produk, dan (4) strategidiversifikasi (Hisrich, Peters, dan Shepherd,2008).

Pertumbuhan perusahaan adalah se-buah skala untuk mengukur seberapa baikperusahaan mempertahankan posisi ekonomi-nya, baik dalam industrinya maupun dalamkegiatan ekonomi secara keseluruhan (Gintingdan Suryana, 2014). Perusahaan dengantingkat pertumbuhan potensial yang tinggimemiliki kecenderungan untuk menghasilkanarus kas yang tinggi di masa yang akan datangdan kapitalisasi pasar yang tinggi sehinggamemungkinkan perusahaan untuk memilikibiaya modal yang rendah. Perusahaan yangmempunyai rasio pertumbuhan penjualanyang positif mengidentifikasikan bahwaperusahaan dapat mempertahankan posisiekonominya dan dinilai oleh auditor lebihdapat mempertahankan kelangsunganhidupnya.

Perusahaan yang mempunyai rasiopertumbuhan penjualan yang positif meng-identifikasikan bahwa perusahaan dapatmempertahankan posisi ekonominya dan

dinilai oleh auditor lebih dapat mempertahan-kan kelangsungan hidupnya. Semakin tinggirasio pertumbuhan penjualan maka akansemakin kecil kemungkinan auditor untukmenerbitkan opini audit going concern.Perusahaan yang mempunyai pertumbuhanlaba yang tinggi cenderung dianggap memilikilaporan yang wajar, sehingga potensi untukmendapatkan opini non going concern akanlebih besar (Dewi, 2011).

Debt Default

Dalam PSA 30, going concern banyakdigunakan auditor dalam memberikankeputusan opini audit adalah kegagalanmemenuhi pembayaran hutangnya (default).Auditor hanya perlu berkonsentrasi padaidentifikasi indikator-indikator yang lebihjelas dari potensi masalah going concern.Indikator going concern yang banyakdigunakan auditor dalam member keputusanopini audit adalah kegagalan dalam memenuhikewajiban utangnya (default).

Debt default didefinisikan sebagaikelalaian suatu kegagalan perusahaan untukmembayar hutang pokok dan atau bunganyapada saat jatuh tempo (Irfana, 2012).Kegagalan dalam memenuhi kewajibanhutangnya (debt default) sering digunakansebagai bahan pertimbangan auditor untukmemberikan opini going concern. Dapatdikatakan bahwa status hutang perusahaanmerupakan faktor pertama yang akandiperiksa oleh auditor untuk mengukurkesehatan keuangan perusahaan.

Opinion shopping

Opinion shopping didefinisikan olehSEC, sebagai aktivitas mencari auditor yagmau mendukung perlakuan akuntansi yangdiajukan oleh manajemen untuk mencapaitujuan pelaporan perusahaan. Teoh (1992)menyatakan pergantian auditor dapatdilakukan dengan dua cara. Pertama, jikaauditor bekerja pada perusahaan tertentu,

Page 9: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201650

perusahaan dapat mengancam melakukanpergantian auditor. Kedua, bahkan ketikaauditor tersebut independen, perusahaan akanmemberhentikan auditor (akuntan publik)yang cenderung memberikan opini goingconcern. Argument tersebut dinamakanopinion shopping.

Tujuan pelaporan dalam opinionshopping dimaksudkan untuk memanipulasihasil operasi atau kondisi keuanganperusahaan. Opinion shopping selanjutnyaakan menimbulkan dampak negatif. Istilahopinion shopping atau biasa disebut auditorswitching adalah istilah yang digunakanapabila perusahaan melakukan pergantianauditor atau Kantor Akuntan Publik (KAP).

Prediksi Kebangkrutan

Salah satu aspek pentingnya analisisterhadap laporan keuangan dari sebuahperusahaan adalah kegunaannya untukmeramal kelangsungan hidup perusahaan.prediksi akan kelangsungan hidup perusahaansangat penting bagi manajemen dan pemilikperusahaan untuk mengantisipasi kemungkin-an adanya potensi kebangkrutan, karenakebangkrutan berarti menyangkut terjadinyabiaya-biaya, baik biaya langsung maupunbiaya tidak langsung. Kebangkrutan perusaha-an banyak membawa dampak yang berarti,bukan cuma untuk perusahaan itu sendiritetapi juga terhadap karyawan, investor danpihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatanoperasi perusahaan.

Kebangkrutan biasanya diartikansebagai kegagalan perusahaan dalammenjalankan operasi perusahaan untukmenghasilkan laba. Kebangkrutan juga seringdisebut likuiditas perusahaan atau penutupanperusahaan atau insolvabilitas. Kebangkrutanadalah kesulitan keuangan yang sangat parahsehingga perusahaan tidak mampu lagimenjalankan operasinya dengan baik.

Faktor Komite Audit

Komite audit adalah komite yangdibentuk oleh dewan komisaris perusahaantercatat, yang anggotanya diangkat dandiberhentikan oleh dewan komisaris untukmembantu melakukan pemeriksaan ataupenelitian yang dianggap perlu terhadappelaksanaan fungsi direksi dalam mengelolaperusahaan tercatat (Samsul, 2006).Selanjutnya, dijelaskan bahwa komite auditsesuai keputusan Bursa Efek Indonesiamelalui Kep.Direksi BEJ No. Kep.315/BEJ/06/2000 adalah merupakan komiteyang dibentuk oleh dewan komisarisperusahaan, yang anggotanya diangkat dandiberhentikan oleh dewan komisaris, yangbertugas membantu melakukan pemeriksaanatau penelitian yang dianggap perlu terhadappelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaanperusahaan.

Faktor lain yang memengaruhiefektivitas komite audit adalah pertemuanformal dan informal. Pertemuan formalkomite audit merupakan hal penting bagikesuksesan komite audit. Komite audit jugadapat mengadakan pertemuan eksekutifdengan pihak-pihak luar keanggotaan komiteaudit yang diundang sesuai dengan keperluanatau secara periodik, pihak-pihak luar tersebutantara lain komisaris, manajemen senior,kepala auditor internal dan kepala auditoreksternal (Nuresa, 2013).

Frekuensi dan isi pertemuan ter-gantung pada tugas dan tanggung jawab yangdiberikan kepada komite audit. Jumlahpertemuan dapat ditentukan berdasarkanukuran perusahaan dan besarnya yangdiberikan kepada komite audit. Namun, padaumumnya komite audit bersidang tiga sampaiempat kali dalam setahun yaitu sebelumlaporan keuangan dikeluarkan, sesudahpelaksanaan audit dan sesudah laporankeuangan dikeluarkan, serta sebelum RUPStahunan (Hudayati, 2000).

Komite audit wajib melaporkan hasilpenelaahannya kepada seluruh anggota dewankomisaris selambat-lambatnya 2 hari kerja

Page 10: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201651

setelah laporan itu selesai dibuat. Komiteaudit wajib menyampaikan laporan aktivitas-nya kepada komisaris secara berkala,sekurang-kurangnya 1 kali dalam 3 bulan(Samsul, 2006).

Anggota komite audit disyaratkanindependen dan sekurang-kurangnya ada satuorang yang memiliki kemampuan dibidangakuntansi atau keuangan. Keberadaan anggotakomite audit yang memiliki kemampuan danpengalaman dibidang akuntansi atau keuangansesudah disyaratkan oleh BEI (Nuresa, 2013).

Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan olehGinting dan Suryana (2014) menemukanukuran perusahaan tidak berpengaruhterhadap opini audit going concern,sedangkan kondisi keuangan, pertumbuhanperusahaan, dan reputasi auditor berpengaruhpositif terhadap opini audit going concernpada perusahaan manufaktur yang terdaftar diBursa Efek Indonesia tahun 2008-2012.

Penelitian Nurpratiwi dan Rahardjo(2014) menemukan hasil ukuran perusahaan,faktor komite audit, dan kepemilikaninstitusional berpengaruh signifikan terhadappenerimaan opini audit going concernsedangkan kepemilikan manajerial, rasioprofitabilitas dan rasio aktivitas tidakberpengaruh signifikan terhadap penerimaanopini audit going concern pada perusahaanmanufaktur yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

Rahayu dan Pratiwi (2011) Hasil daripenelitiannya adalah opini audit tahunsebelumnya berpengaruh positif terhadappenerimaan opini audit going concernsedangkan rasio leverage, pertumbuhanperusahaan, reputasi auditor tidak ber-pengaruh tehadap penerimaan opini auditgoing concern.

Setyarno, Januarti, dan Faisal (2006)hasil penelitian ini menunjukan bahwa kondisikeuangan (Altman Z-score) dan laporan audit

tahun sebelumnya secara signifikanmemengaruhi opini audit going concern. Disisi lain, kualitas audit dan pertumbuhanperusahaan tidak berpengaruh kepada opiniaudit going concern.

Penelitian yang dilakukan Dewi(2011) menunjukkan bahwa debt defaultmemiliki dampak yang signifikan terhadapopini going concern, sedangkan reputasiauditor, kondisi keuangan, pertumbuhanperusahaan, return on asset, dan ukuranperusahaan tidak berpengaruh terhadap opinigoing concern.

Wibisono (2013) hasil regresi logistikmenggunakan SPSS diketahui bahwa variabelprediksi kebangkrutan dan opini audit tahunsebelumnya berpengaruh signifikan terhadappenerimaan opini audit going concern.Sedangkan leverage dan ukuran perusahaantidak berpengaruh signifikan terhadappenerimaaan opini audit going concern.

Santosa dan Wedari (2007) hasil daripenelitian ini adalah bahwa kualitas audit danpertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhiterhadap kecenderungan penerimaan opiniaudit going concern, sedangkan ukuranperusahaan, kondisi keuangan, dan opini audittahun sebelumnya berpengaruh terhadapkecenderungan penerimaan opini audit goingconcern.

Penelitian yang dilakukan Susanto(2009) hasil dari penelitian ini adalah currentratio, quick ratio, cash flow from operations,debt to equity, long term debt to total assets,kualitas audit, debt default, opinion shoppingtidak berpengaruh terhadap pemberian opiniaudit going concern, sedangkan return onassets, debt to total assets, opini audit tahunsebelumnya, dan kondisi keuanganberpengaruh terhadap penerimaan opini auditgoing concern.

Fanny dan Saputra (2005) hasilnyamenunjukan bahwa penggunaan modelprediksi kebangkrutan yang dikembangkan

Page 11: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201652

oleh Altman mempengaruhi pemberian opiniaudit going concern, pertumbuhan perusahaantidak berpengaruh terhadap pemberian opiniaudit going concern, sedangkan reputasikantor akuntan publik memengaruhi opiniaudit going concern.

Penelitian yang dilakukan olehCahyono (2014) hasil penelitian ini adalahopini audit tahun sebelumnya, kondisikeuangan, dan debt default berpengaruhsignifikan terhadap opini audit going concern,sedangkan kualitas audit dan pertumbuhanperusahaan tidak berpengaruh signifikanterhadap opini audit going concern.

Penelitian yang dilakukan olehJanuarti (2008) hasil penelitian menunjukkanbahwa dept default, in sales, lama perikatan,opini tahun sebelumnya, dan kualitas auditorberpengaruh terhadap pemberian opini auditgoing concern, sedangkan financial distressmeskipun berpengaruh tetapi arahnyaberlawanan dengan hipotesis yang diajukan(negatif). Adapun variabel yang tidakberpengaruh terhadap pemberian opini auditgoing concern adalah audit lag, opinionshopping, kepemilikan manajerial, dankepemilikan institusional.

Foroghi dan Shahshahani (2012) hasildari penelitian ini adalah ukuran perusahaan,kualitas audit dan kebangkrutan berpengaruhterhadap opini audit going concern.

Praptitorini dan Januarti (2011) hasilpenelitian ini adalah debt default berpengaruhsignifikan terhadap opini going concernsedangkan kualitas audit dan opinionshopping tidak berpengaruh signifikanterhadap opini going concern.

Hidayanti (2014) hasil dari penelitianini adalah ukuran perusahaan dan opini audittahun sebelumnya berpengaruh terhadap opiniaudit going concern sedangkan reputasiauditor tidak berpengaruh terhadap opini auditgoing concern.

Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

a. Pengaruh Kualitas Audit TerhadapOpini Audit Going Concern

Kualitas yang baik akanmenghasilkan informasi yang sangatberguna bagi para pemakai laporankeuangan dalam hal pengambilankeputusan. Oleh karena itu, auditorbertanggung jawab untuk menyediakanjasa audit yang berkualitas. Auditor yangmempunyai kualitas audit yang baik lebihcenderung akan mengeluarkan opini auditgoing concern apabila kliennya mengalamimasalah going concern. Januarti (2008),Foroghi dan Shahshahani (2012),memberikan kesimpulan bahwa kualitasaudit berpengaruh terhadap penerimaanopini audit going concern.

b. Pengaruh Ukuran PerusahaanTerhadap Opini Audit Going Concern

Perusahaan dengan pertumbuhanyang positif memberikan suatu tandabahwa ukuran perusahaan tersebut semakinberkembang dan mengurangi kecenderung-an kearah kebangkrutan, perusahaan besarlebih banyak menawarkan fee audit tinggidaripada yang ditawarkan oleh perusahaankecil. Dalam kaitannya mengenaikehilangan fee audit yang signifikantersebut, sehingga auditor mungkin ragumengeluarkan opini going concern padaperusahaan besar.

Perusahaan besar akan lebihmampu untuk menyelesaikan masalahkeuangan yang dihadapi dan mem-pertahankan kelangsungan hidup usahanya.Ukuran perusahaan menggambarkan besarkecilnya suatu perusahaan. Auditor lebihsering mengeluarkan opini audit goingconcern pada perusahaan yang lebih kecil.Maka semakin besar perusahaan akansemakin kecil kemungkinan perusahaanmenerima opini audit going concern.

Hal ini disebabkan karena opiniaudit going concern cenderung lebihdibutuhkan oleh perusahaan kecil untuk

Page 12: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201653

menjamin kelangsungan hidup perusahaan-nya (Ginting dan Suryana, 2014). Hal inimenunjukkan bahwa ukuran perusahaanjuga berpengaruh terhadap penerimaanopini audit going concern.

c. Pengaruh Opini Audit TahunSebelumnya Terhadap Opini AuditGoing Concern

Auditee yang menerima opini auditgoing concern pada tahun sebelumnyaakan dianggap memiliki masalahkelangsungan hidupnya, sehingga semakinbesar kemungkinan bagi auditor untukmengeluarkan opini audit going concernpada tahun berjalan. Ada hubungan positifyang signifikan antara opini audit goingconcern tahun sebelumnya dengan opiniaudit going concern tahun berjalan.

Apabila pada tahun sebelumnyaauditor telah menerbitkan opini audit goingconcern maka akan semakin besarkemungkinan auditor untuk menerbitkankembali opini audit going concern padatahun berikutnya. Santosa dan Wedari(2007), Rahayu dan Pratiwi (2011),Setyarno dkk (2006), Dewi (2011),Wibisono (2013), Susanto (2009),Cahyono (2014), Hidayanti (2014)menganalisis tentang faktor-faktor yangmemengaruhi kecenderungan penerimaanopini audit going concern. Hasilnyamenunjukan bahwa variabel opini audittahun sebelumnya berpengaruh terhadappenerimaan opini audit going concern.

d. Pengaruh Kepemilikan PerusahaanTerhadap Opini Audit Going Concern

Kepemilikan perusahaan dapatmeningkatkan nilai perusahaan, sehinggamengurangi risiko terjadinya kesulitankeuangan. Semakin besar kepemilikaninstitusional akan meningkatkan efisiensipemakaian aktiva perusahaan. Dengankepemilikan institusional diharapkan akanada monitoring keputusan manajemen,sehingga mengurangi potensi kebangkrut-an. Pencegahan dalam kebangkrutan akan

berdampak terhadap tidak diterimanyaopini audit going concern.

Adanya kepemilikan institu-sional dan kepemilikan manajerial dapatmengurangi agency cost yang munculkarena adanya perbedaan kepentinganantara agen dan principal. Dengan adanyakepemilikan manajerial dapat diartikanmemberikan kesempatan kepada manajeruntuk terlibat dalam kepemilikan sahamdengan tujuan untuk menyetarakankepentingan dengan pemegang saham.Kepemilikan institusional juga dapatmengurangi adanya agency cost, dengancara mengaktifkan pengawasan melaluiinvestor-investor institusional.

Penelitian yang dilakukan Irfana(2012) menemukan bahwa kepemilikanmanajerial berpengaruh terhadap peneri-maan opini audit going concern dan padapenelitian Nurpratiwi dan Suryana (2014)kepemilikan institusional berpengaruhterhadap opini audit going concern.

e. Pengaruh Pertumbuhan PerusahaanTerhadap Opini Audit Going Concern

Pertumbuhan perusahaanmerupakan suatu harapan yang diinginkanoleh pihak-pihak yang berkepentingandengan perusahaan, baik internal perusaha-an yaitu manajemen maupun eksternalperusahaan seperti investor dan kreditur.Pertumbuhan perusahaan diproksikandengan rasio pertumbuhan laba. Per-tumbuhan laba menunjukkan kemampuanperusahaan untuk dapat mempertahankankelangsungan hidupnya. Rasiopertumbuhan laba dapat menggambarkankeadaan perusahaan.

Penelitian Ginting dan Suryana(2014) menemukan bahwa pertumbuhanperusahaan tidak berpengaruh terhadappenerimaan opini audit going concern.

f. Pengaruh Debt Default Terhadap OpiniAudit Going Concern

Page 13: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201654

Indikator yang digunakan dalammengukur kelangsungan hidup suatuperusahaan adalah kegagalan suatuperusahaan dalam memenuhi kewajibanhutang atau bunga pada waktu jatuh tempo(PSA 30). Apabila perusahaan memilikihutang yang tinggi, maka kas yang adadiperusahaan akan diarahkan untukmenutup hutang yang dimiliki perusahaan.

Dan pada saat perusahaan tersebutkesulitan untuk memenuhi hitangnya,auditor akan memberikan status defaultuntuk perusahaan tersebut. Dengan asumsitersebut, diharapkan status default yangdikeluarkan oleh auditor dapatmeningkatkan kemungkinan auditormengeluarkan opini audit going concern.Dewi (2011), Cahyono (2014), Praptitorinidan Januarti (2011) menemukan bahwadebt default berpengaruh yang signifikanterhadap opini audit going concern.

g. Pengaruh Opinion Shopping TerhadapOpini Audit Going Concern

Penelitian dengan opini auditgoing concern terus dilakukan.Perkembangan baru mengenai topik iniadalah adanya fenomena opinion shopping(auditor switching). Kesimpulan dari hasilmetode ini bahwa perusahaan-perusahaandi Inggris melakukan praktik opinionshopping. Ketika perusahaan menerimaopini audit tahun sebelumnya denganmodifikasi maka tahun berikutnya akanberupa untuk memperoleh opini yang lebihbagus. Upaya yang dilakukan adalahmengganti auditornya maka opini yangakan diperoleh adalah wajar tanpapengecualian.

Dilihat dari hasil penelitianterdahulu yang dilakukan oleh Irfana(2012) yang menemukan bahwa opinionshopping berpengaruh terhadap opini auditgoing concern. Dari uraian tersebut dapatdisimpulkan bahwa opinion shoppingmempunyai pengaruh terhadap penerimaanopini audit going concern.

h. Pengaruh Prediksi KebangkrutanTerhadap Opini Audit Going Concern

Kebangkrutan biasanyadiartikan sebagai kegagalan perusahaandalam menjalankan operasi perusahaanuntuk menghasilkan laba. Prediksikebangkrutan berfungsi untuk memberikanpanduan kepada pihak-pihak yang ber-kepentingan tentang kinerja keuanganperusahaan apakah akan mengalamikesulitan keuangan atau tidak dimasamendatang. Cara yang dapat ditempuhmanajemen untuk menganalisis kondisikeuangan perusahaan setelah menangkapsinyal-sinyal kebangkrutan adalah analisisevaluasi kebangkrutan baik melalui metodeinternal maupun eksternal.

Semakin buruk kondisikeuangan perusahaan maka semakin besarprobabilitas perusahaan menerima opiniaudit going concern. Dengan mengguna-kan model prdeiksi Z-Score Altman, hasilpenelitian Wibisono (2013), Foroghi danShahshahani (2012), Fanny dan Saputra(2005) menemukan bahwa kebangkrutanberpengaruh terhadap penerimaan opiniaudit going concern.

i. Pengaruh Faktor Komite AuditTerhadap Opini Audit Going Concern

Komite audit yangmenyelenggarakan frekuensi pertemuanyang lebih sering memberikan mekanismepengawasan dan pemantauan kegiatankeuangan yang lebih efektif, meliputipersiapan dan pelaporan informasikeuangan perusahaan. Terkait dengan teoriagensi, semakin tinggi frekuensi pertemu-an yang diadakan akan meningkatkanefektifitas komite audit dalam mengawasimanajemen (agen) agar tidak berusahamengoptimalkan kepentingan sendiri.Pembentukan komite audit yang aktif danindependen diyakini akan menuntutkualitas audit yang tinggi untukmenghindarkan perusahaan daripenerimaan opini audit going concen.

Anggota komite audit yangmemiliki keahlian dibidang keuangan akan

Page 14: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201655

mampu melaksanakan pekerjaan denganbaik. Karena dengan adanya personal yangmemenuhi syarat sebagai anggota komiteaudit diharapkan dapat meningkatkanstandar akuntansi yang tinggi, dapatmenyediakan bantuan dalam peranmengontrol dan pengawasan serta berusahakeras untuk kinerja perusahaa yang lebihbaik sehingga komite audit dengankompetensi yang baik dapat mengurangijumlah perusahaan yang mengalami

kesulitan keuangan, sehingga penerimaanopini audit going concern dapat dihindari.Penelitian yang dilakukan oleh Nurpratiwidan Rahardjo (2014) menemukan bahwakomite audit tidak berpengaruh terhadappenerimaan opini audit going concern.

Berdasarkan pada berbagai uraian di atas,maka dalam studi ini dirumuskan hipotesissebagaimana berikut ini:

Gambar 1Model Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

H1: Kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concernH2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concernH3: Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going concernH4a: Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap penerimaan opini audit goingconcernH4b: Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern

Kualitas Audit

Ukuran Perusahaan

Opini Audit Tahun Sebelumnya

Keahlian Komite Audit

Kepemilikan Institusional

Kepemilikan Manajerial

Opini Audit GoingConcern

Pertumbuhan Perusahaan

Debt Default

Opinion Shopping

Prediksi Kebangkrutan

Aktivitas Komite Audit

Page 15: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201656

H5: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap opini audit going concernH6: Debt default berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concernH7: Opinion Shopping berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concernH8: Prediksi kebangkrutan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concernH9a: Aktivitas Komite Audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concernH9b: Keahlian komite audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concernH10: Kualitas audit, Ukuran perusahaan, Opini audit tahun sebelumnya, Kepemilikan perusahaan,

Pertumbuhan perusahaan, Debt default, Opinion shopping, Prediksi kebangkrutan, Faktorkomite audit berpengaruh terhadap Opini audit going concern.

Metode Penelitian

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalahperusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEIdari tahun 2012-2014. Teknik pengambilansampel dalam penelitian ini dipilih melaluiteknik purposive sampling dan metodepengukurannya menggunakan regresi logistik.Sampel dalam penelitian ini adalah 32perusahaan Manufaktur yang listed di BEIdari tahun 2012-2014.

Definisi Operasional & PengukuranVariabel

Variabel yang digunakan dalampenelitian ini terdiri dari opini audit goingconcern dalam penyampaian laporankeuangan sebagai variabel dependen danbeberapa variabel independen yaitukualitas audit, ukuran perusahaan, opiniaudit tahun sebelumnya, kepemilikanperusahaan, pertumbuhan perusahaan, debtdefault, opinion shopping, prediksikebangkrutan, dan faktor komite audit.Variabel-variabel tersebut akan diuraikansebagaimana berikut:1. Variabel opini audit going concern

didefinisikan sebagaimana diungkapkanoleh Rahayu dan Pratiwi (2011) yangmenyatakan bahwa Opini audit goingconcern (GCAO) merupakan opiniaudit dengan paragraf penjelasmengenai pertimbangan auditor bahwaterdapat ketidakmampuan perusahaanatas kelangsungan hidup dalammenjalankan operasinya pada masa

yang akan datang. Auditor melakukanpenilaian terkait resiko perusahaandalam hal kemampuannya untuk dapatbertahan dalam bisnis. Termasuk dalamopini audit going concern adalah opinigoing concern unqualified dan goingconcern disclaimer opinion. Opini auditgoing concern dalam studi ini diukurdengan cara dummy, yaitu opini auditgoing concern diberi nilai 1, sedangkanopini audit non going concern diberinilai 0 (Rahayu dan Pratiwi, 2011).

2. Variabel Kualitas Audit sebagaimanadiungkapkan Susanto (2009) merupa-kan kualitas atas jasa yang diberikanauditor kepada kliennya. Kualitas inidapat dilihat dari kompetensi dantingkat independensi seorang auditor.Untuk meningkatkan kredibilitas darilaporan keuangannya, perusahaanmenggunakan jasa Kantor AkuntanPublik (KAP) yang mempunyai repu-tasi atau nama baik. Hal ini biasanyaditunjukkan dengan kantor akuntanpublik yang berafiliasi dengan kantorakuntan publik besar yang berlakuuniversal yang dikenal dengan Big FourWorldwide Accounting Firm (Big 4).Dalam studi ini variabel kualitas auditdiukur dengan menggunakan variabeldummy. Kategori perusahaan yangmenggunakan jasa KAP Big 4 diberinilai dummy 1 dan kategori perusahaanyang menggunakan jasa selain KAPyang berafiliasi dengan KAP Big 4diberi nilai dummy 0 (Susanto, 2009).

3. Variabel Ukuran Perusahaan didefinisi-kan sebagai penilaian yang dilihat darisegi besar kecilnya perusahaan yang

Page 16: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201657

dapat didasarkan pada total nilai aset,total penjualan, kapitulasi pasar, jumlahtenaga kerja dan sebagainya. Semakinbesar nilai item-item tersebut, makasemakin besar pula ukuran perusahaantersebut. Variabel ukuran perusahaandalam studi ini diukur mendasarkanpada penelitian Santosa dan Wedari(2007) yang diproksikan denganmenggunakan Ln total aset. Pengguna-an natural log (Ln) dalam penelitian inidimaksudkan untuk mengurangifluktuasi data yang berlebih.

4. Variabel Opini Audit Tahun Sebelum-nya adalah opini audit yang diterimaoleh perusahaan yang diaudit padatahun sebelumnya (Rahayu dan Pratiwi,2011). Opini auditor dalam penelitianini diukur dengan menggunakanvariabel dummy. Kategori perusahaanyang mendapat opini going concerndari auditor diberi nilai 1 dan kategoriyang mendapat opini non goingconcern diberi nilai 0.

5. Variabel Kepemilikan Perusahaanadalah mekanisme atau struktur ke-pemilikan dalam suatu perusahaan yangmemiliki motivasi berbeda dalam halmengawasi atau memonitor perusahaan,

manajemen, dan dewan direksinya.Mekanisme atau struktur kepemilikanmerupakan suatu mekanisme untukmengurangi konflik antara manajemendan pemegang saham. Mekanisme ataustruktur kepemilikan dipercaya me-miliki kemampuan untuk memengaruhijalannya perusahaan yang nantinyadapat memengaruhi kinerja suatuperusahaan. kepemilikan perusahaan ituada dua yaitu kepemilikan manajerialdan kepemilikan institusional. Ke-pemilikan manajerial dan kepemilikaninstitusional adalah dua mekanismeyang dapat mengendalikan masalahkeagenan yang ada disuatu perusahaan.Variabel kepemilikan perusahaan yangmerupakan kepemilikan manajerialdiukur menggunakan dummy, yaitu jikaperusahaan tidak mengungkapkan itempada daftar pertanyaan (score 0), jikaperusahaan mengungkapkan item padadaftar pertanyaan (score 1). Sedangkankepemilikan manajerial sebagaimanadalam penelitian Nurpratiwi danRahardjo, 2014 menggunakan rumussebagai berikut :

Kepemilikan institusional = x 100%

6. Variabel Pertumbuhan Perusahaanadalah sebuah skala untuk mengukurseberapa baik perusahaanmempertahankan posisi ekonominya,

baik dalam industrinya maupun dalamkegiatan ekonomi secara keseluruhan(Ginting dan Suryana, 2014). Variabelpertumbuhan perusahaan diukurdengan rumus sebagai berikut :

Keterangan := Penjualan bersih tahun sekarang= Penjualan bersih tahun lalu

7. Variabel Debt Default didefinisikansebagai kelalaian atau kegagalanperusahaan untuk membayar hutang

pokok dan atau bunganya pada saatjatuh tempo. Pengukuran debt defaultmenggunakan skala nominal dan duavariabel dummy yaitu 1 untuk status

Page 17: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201658

debt default dan 0 untuk status nondebt default (Dewi, 2011).

8. Variabel Opinion Shoppingmenunjukan pergantian auditorindependen untuk tahun berikutnyaapabila tahun berjalan perusahaanmendapatkan opini audit goingconcern. Variabel ini diukur denganmenggunakan variabel dummy,perusahaan diaudit oleh auditorindependen yang berbeda untuk tahunselanjutnya setelah perusahaanmendapatkan opini audit goingconcern diberi angka 1, perusahaandiaudit oleh auditor independen yangsama untuk tahun selanjutnya setelahperusahaan mendapatkan opini auditgoing concern (Susanto, 2009).

9. Variabel Prediksi Kebangkrutanadalah prediksi terkait kesulitankeuangan yang sangat parah sehinggaperusahaan tidak mampu lagimenjalankan operasinya dengan baik.Model prediksi kebangkrutan secaraumum dikenal sebagai pengukuranatas kesulitan keuangan denganmenggunakan Altman Z-Score. Z-Score adalah skor yang ditentukandari hitungan standar kali rasio-rasiokeuangan yang menunjukkan tingkatkemungkinan kebangkrutan perusaha-an. Formulanya adalah sebagaiberikut :

Z’ = 0,717 Z1 + 0,874 Z2 + 3,107 Z3 + 0,420 Z4 + 0,998 Z5

Keterangan :Z1 = Working capital / total assetsZ2 = Retained earning / total assetsZ3 = Earning before interest and taxes / total assetsZ4 = book value of equity / book value of debtZ5 = Sales / total assets

10. Variabel Faktor Komite Audit. Faktorkomite audit meliputi aktivitas dankeahlian komite audit. Aktivitaskomite audit merupakan salah satuaktivitas rutin yang dilakukan komiteaudit dalam pelaksanaan tugasnyaadalah melakukan pertemuan secaraformal antar anggota komite, dewankomisaris, dewan direksi, maupunauditor eksternal. Dalam studi ini,aktivitas komite audit diukur men-dasarkan pada frekuensi pertemuananggota komite audit atau jumlahpertemuan antar anggota komite audityang dilakukan dalam satu tahun.Sedangkan keahlian komite auditmenurut Nurpratiwi dan Rahardjo(2014) adalah seseorang yangmemiliki latar belakang pendidikanbidang akuntansi dan keuanganataupun pernah memegang jabatan

penting di bidang akuntansi ataukeuangan. Sedangkan peraturanBapepam menyebutkan bahwapersyaratan komite audit adalah salahseorang dari anggota komite auditmemiliki latar belakang pendidikanakuntansi atau keuangan. Dalam studiini, keahlian komite audit diukurberdasarkan persentase jumlah ang-gota komite audit yang memiliki latarbelakang pendidikan di bidangakuntansi atau keuangan atau pernahmenduduki posisi penting di bidangkeuangan dalam suatu organisasi.

Jenis, Sumber, dan Teknik Analisis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalahdata sekunder, yaitu data primer yang telahdiolah oleh pihak tertentu untuk disajikankepada pihak lain, dalam hal ini pemakai

Page 18: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201659

laporan keuangan. Sedangkan sumber databerasal dari laporan keuangan tahunan yangtelah dipublikasikan dan diambil dari databaseBursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

Teknik analisis data dalam penelitianini meliputi statistik deskriptif dan pengujian

hipotesis yang digunakan. Pengujian hipotesisseperti ini, peneliti tidak perlu melakukan ujinormalitas dan uji asumsi klasik pada variablebebasnya (Ghozali, 2011:225). Model regresilogistik yang digunakan adalah:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 + eKeterangan:

Y = Opini Audit going concerna = KonstantaX1 = Kualitas AuditX2 = Ukuran PerusahaanX3 = Opini Audit Tahun SebelumnyaX4 = Kepemilikan PerusahaanX5 = Pertumbuhan PerusahaanX6 = Debt DefaultX7 = Opinion ShoppingX8 = KebangkrutanX9 = Komite Audit

b1, b2, b3, b4, ... b9 = Koefisien Regresie = Error

Hasil dan Pembahasan

Deskripsi Sampel

Populasi ini adalah perusahaanmanufaktur yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2012-2014. Dari perusahaanini yang dilakukan penelitian oleh penulis

adalah Laporan Keuangan Tahunan yang telahdiaudit periode 2012-2014. Metode yangdigunakan adalah purposive sampling dansampel yang diambil dalam penelitian iniadalah 32 perusahaan manufaktur yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Page 19: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201660

Tabel 4.1Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2014 141Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya tidak diauditselama tahun 2012-2014

-3

Perusahaan yang tidak mengalami laba bersih negatif sekurang-kurangnya satu periode

-34

Tidak terdapat laporan auditor independen tahun sebelumnya -14

Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uangpelaporan rupiah

-21

Perusahaan yang tidak lengkap datanya -9

Total sampel 32

Statistik Deskriptif

Hasil pengolahan statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2Hasil Uji Statistik Deskriptif (Variabel Non Dummy)

Descriptive Statistics

N Range MeanStd.

DeviationUkuran perusahaan 96 132,455 1,629,235 17,869,164Kepemilikan institusional 96 98 72,26 19,166Pertumbuhan perusahaan 96 10,046 ,14354 ,875509Prediksi kebangkrutan 96 104,929 150,338 11,552,966Aktivitas komite Audit 96 17 5,66 4,424Keahlian Komite Audit 96 3 2,99 ,447Valid N (listwise) 96

Sumber : SPSS Versi 23.0 for windows

Page 20: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201661

Tabel 4.3Hasil Uji Statistik Deskriptif (Variabel Dummy)

Variabel

NilaiY KA OATS KM DD OS

1 57 79 65 57 33 33

0 39 17 31 39 63 63Ket : Y : Opini Audit Going Concern, KA : Kualitas Audit, OATS : Opini Audit Going Concern,KM : Kepemilikan Manajerial, DD : Debt Default, OS : Opinion ShoppingSumber : SPSS Versi 23.0 for windows

Pada tabel 1 dan 2 terlihat bahwa dari96 data yang diteliti, opini going concernmemiliki nilai 1 sebanyak 57 dan nilai 0sebanyak 39. Kualitas audit memiliki nilai 1sebanyak 79 dan nilai 0 sebanyak 17. Ukuranperusahaan memiliki nilai mean (rata-rata)sebesar 16,29235, standar deviasi 17,869164dan range sebesar 132,455. Opini audit tahunsebelumnya memiliki nilai 1 sebanyak 65 dannilai 0 sebanyak 31. Kepemilikan manajerialmemiliki nilai 1 sebanyak 57 dan nilai 0sebanyak 39. Kepemilikan institusionalmemiliki nilai mean (rata-rata) sebesar 72,26,standar deviasi 19,166 dan range sebesar 98.Pertumbuhan perusahaan memiliki nilai mean

(rata-rata) sebesar 0,14354, standar deviasi0,875509 dan range sebesar 10,046.

Debt default memiliki nilai 1sebanyak 33 dan nilai 0 sebanyak 63. Opinionshopping memiliki nilai 1 sebanyak 33 dannilai 0 sebanyak 63. Prediksi kebangkrutanmemiliki nilai mean (rata-rata) sebesar1,50338, standar deviasi 11,552966 dan rangesebesar 104,929. Aktivitas komite auditmemiliki nilai mean (rata-rata) sebesar 5,66,standar deviasi 4,424 dan range sebesar 17.Keahlian komite audit memiliki nilai mean(rata-rata) sebesar 2,99, standar deviasi 0,447dan range sebesar 3.

Page 21: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201662

Hasil Pengujian Hipotesis

Tabel 5.3Uji Model Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95% C.I.forEXP(B)

Lower UpperStep1a

Kualitas Audit -1,746 ,880 3,940 1 ,047 ,174 ,031 ,978Ukuranperusahaan ,438 ,216 4,120 1 ,042 1,549 1,015 2,365Opini audittahunsebelumnya ,084 ,629 ,018 1 ,893 1,088 ,317 3,734Kepemilikanmanajerial 2,135 ,851 6,302 1 ,012 8,458 1,597 44,798Kepemilikaninstitusional ,031 ,020 2,491 1 ,114 1,032 ,992 1,073Pertumbuhanperusahaan ,139 ,522 ,071 1 ,789 1,150 ,414 3,196Debt Default -23,637 26,177,700 ,000 1 ,999 ,000 ,000 .OpinionShopping 19,263 26,177,700 ,000 1 ,999 232,206,777,557 ,000 .Prediksikebangkrutan -,219 ,121 3,310 1 ,069 ,803 ,634 1,017Aktivitas komiteAudit ,081 ,079 1,050 1 ,305 1,085 ,929 1,267KeahlianKomite Audit -,210 ,832 ,064 1 ,801 ,811 ,159 4,142Constant -5,565 4,112 1,831 1 ,176 ,004

a. Variable(s) entered on step 1: Kualitas Audit, Ukuran perusahaan, Opini audit tahun sebelumnya,Kepemilikan manajerial, Kepemilikan institusional, Pertumbuhan perusahaan, Debt Default,Opinion_Shopping, Prediksi kebangkrutan, Aktivitas komite Audit, Keahlian Komite Audit.

Sumber : SPSS Versi 23.0 for windows

Persamaan model regresi logistik berdasarkan tabel di atas adalah sebagai berikut :

Y = -5,565 - 1,746X1 + 0,438X2 + 0,084X3 + 2,135X4a + 0,031X4b + 0,139X5 - 23,637X6 +

19,263X7 - 0,219X8 + 0,081X9a - 0,210X9b + e

Pengujian menggunakan regresi logistikcukup dengan melihat nilai koefisien logistikpada tabel di atas di kolom signifikansidibandingkan dengan signifikansi 0,05.

Apabila tingkat signifikansi > 0,05 berarti HAditolak dan H0 diterima. Demikian pulasebaliknya.

Page 22: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201663

Pembahasan

Tabel hasil uji regresi logistik di atasmenunjukkan bahwa pembahasansebagaimana berikut:1. Kualitas audit memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,047 < 0,05 sehingga berarti H1

diterima yang berarti kualitas auditmempunyai pengaruh terhadap opini auditgoing concern . Hasil penelitian inikonsisten dengan penelitian yangdilakukan oleh Januarti (2008), Foroghidan Shahshahani (2012) yang menemukanbukti bahwa kualitas audit memengaruhiopini audit going concern. Dan hasilpenelitian ini konsisten juga dengan hasilpenelitian yang dilakukan oleh Mutchlerdkk (1997) yang menemukan buktiunivariate bahwa auditor berskala besar(Big 6) lebih cenderung untukmengeluarkan opini audit going concernpada perusahaan yang mengalami kesuliankeuangan dibandingkan auditor berskalakecil (non-Big6). Tetapi tidak konsistendengan penelitian yang dilakukan olehSetyarno dkk (2006), Santosa dan Wedari(2007), Cahyono (2014), dan Praptitorinidan Januarti (2011) yang menyatakanbahwa kualitas audit tidak memengaruhiterhadap opini audit going concern.

2. Ukuran perusahaan memiliki nilaisignifikansi sebesar 0,042 < 0,05 sehinggaberarti H2 diterima yang berarti ukuranperusahaan mempunyai pengaruh terhadappenerimaan opini audit going concern.Hasil penelitian ini konsisten denganpenelitian yang dilakukan oleh Santosa danWedari (2007), Foroghi dan Shahshahani(2012) yang menemukan bukti bahwaukuran perusahaan memengaruhi opiniaudit going concern. Hal ini sesuai denganpenelitian McKeown dkk (1991) yangmenyatakan bahwa perusahaan besarmemiliki sedikit kemungkinan untuk gagaldalam melangsungkan usahanya. Tetapitidak konsisten dengan penelitian yangdilakukan oleh Ginting dan Suryana(2014), Nurpratiwi dan Rahardjo (2014),Dewi (2011), Wibisono (2013), dan

Hidayanti (2014) yang menyatakan bahwaukuran perusahaan tidak memengaruhiterhadap opini audit going concern.

3. Opini audit tahun sebelumnya memilikinilai signifikansi sebesar 0,893 > 0,05sehingga berarti H3 ditolak yang berartiopini audit tahun sebelumnya tidakmempunyai pengaruh terhadap penerimaanopini audit going concern. Hasil penelitianini tidak konsisten dengan penelitianRahayu dan Pratiwi (2011), Setyarno dkk(2006), Dewi (2011), Wibisono (2013),Santosa dan Wedari (2007), Susanto(2009), Cahyono (2014), dan Hidayanti(2014) yang menemukan bukti bahwaopini audit going concern yang diterimapada tahun sebelumnya tidak memengaruhikeputusan auditor untuk menerbitkankembali opini audit going concern. Opiniaudit tahun sebelumnya yang tidak terbuktimemengaruhi opini audit going concernkemungkikan disebabkan karenaperusahaan yang meneria opini audit goingconcern pada tahun sebelumnya lebihcenderung untuk menerima opini yangsama pada tahun berjalan. Apabila padatahun sebelumnya auditor memberikankembali opini audit going concern kepadaauditee maka kemungkinan pada tahunberikutnya juga akan memberikan kembaliopini audit going concern.

4. Kepemilikan manajerial memiliki nilaisignifikansi sebesar 0,012 < 0,05 sehinggaberarti H4a diterima yang berartikepemilikan manajerial mempunyaipengaruh terhadap penerimaan opini auditgoing concern. Hasil penelitian inikonsisten terhadap penelitian Irfana (2012)yang menyatakan bahwa kepemilikanmanajerial berpengaruh terhadappenerimaan opini audit going concern, dantidak konsisten dengan hasil penelitianNurpratiwi dan Rahardjo (2014) danJanuarti (2008) yang menyatakan bahwakepemilikan manajerial tidakmemengaruhi terhadap opini audit goingconcern.

5. Kepemilikan institusional memiliki nilaisignifikansi sebesar 0,114 > 0,05 sehingga

Page 23: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201664

berarti H4b yang berarti kepemilikaninstitusional tidak mempunyai pengaruhterhadap penerimaan opini audit goingconcern. Hasil penelitian ini konsistendengan hasil penelitian Januarti (2008) danIrfana (2012) yang menyatakan bahwakepemilikan institusional tidakberpengaruh terhadap opini audit goingconcern. Tetapi tidak konsisten terhadappenelitian yang dilakukan oleh Nurpratiwidan Rahardjo (2014) yang menyatakanbahwa kepemilikan institusionalmemengaruhi opini audit going concern.

6. Pertumbuhan perusahaan memiliki nilaisignifikansi sebesar 0,789 > 0,05 sehinggaberarti H5 ditolak yang berartipertumbuhan perusahaan tidak mempunyaipengaruh terhadap penerimaan opini auditgoing concern. Hasil penelitian inikonsisten dengan hasil penelitian Rahayudan Pratiwi (2011), Setyarno dkk (2006),Dewi (2011), Santosa dan Wedari (2007),Fanny dan Saputra (2005), dan Cahyono(2014) yang menyatakan bahwapertumbuhan perusahaan tidakmemengaruhi opini audit going concern.sedangkan tidak konsisten terhadappenelitian yang dilakukan Ginting danSuryana (2014), yang menyatakan bahwapertumbuhan perusahaan tidakmemengaruhi opini audit going concern.Hal ini terjadi karena pertumbuhan asetperusahaan tidak diikuti dengankemampuan perusahaan untukmenghasilkan laba serta meningkatkansaldo labanya, sehingga dari survei yangdilakukan terhadap 96 perusahaanmanufaktur banyak ditemukan perusahaanyang walaupun memiliki nilai total asetmeningkat setiap tahunnya tetapi rasiopertumbuhan perusahaan tidak stabil.Karena semakin tinggi rasio pertumbuhanpenjualan maka akan semakin kecilkemungkinan auditor untuk menerbitkanopini audit going concern.

7. Debt default memiliki nilai signifikansisebesar 0,999 > 0,05 sehingga berarti H6

ditolak yang berarti debt default tidakmempunyai pengaruh terhadap penerimaan

opini audit going concern. Hasil penelitianini konsisten dengan penelitian yangdilakukan oleh Susanto (2009). Tetapitidak konsisten dengan hasil penelitianDewi (2011), Cahyono (2014), danPraptitorini dan Januarti (2011) yangmenyatakan bahwa debt defaultberpengaruh terhadap opini audit goingconcern.

8. Opinion shopping memilki nilaisignifikansi sebesar 0,999 > 0,05 sehinggaberarti H7 ditolak yang berarti opinionshopping tidak mempunyai pengaruhterhadap penerimaan opini audit goingconcern. Hasil penelitian ini konsistendengan hasil penelitian Susanto (2009) danPraptitorini dan Januarti (2011) yangmenyatakan bahwa opinion shopping tidakberpengaruh terhadap kemungkinanpenerimaan opini audit going concern.sedangkan tidak konsisten terhadappenelitian Irfana (2012) yang menyatakanbahwa opinion shopping berpengaruhterhadap penerimaan opini audit goingconcern.

9. Prediksi Kebangkrutan yang diproksikandengan Altman Z-Score menunjukan nilaisignifikansi sebesar 0,069 > 0,05 sehinggaberarti H8 ditolak yang berarti prediksikebangkrutan tidak mempunyai pengaruhterhadap penerimaan opini audit goingconcern. Hasil penelitian ini tidakkonsisten terhadap penelitian Wibisono(2013), Fanny dan Saputra (2005) yangmenyatakan bahwa kebangkrutan tidakmemengaruhi opini audit going concern.Prediksi kebangkrutan terbukti tidakmemengaruhi opini audit going concernkarena memburuknya kondisi keuanganperusahaan yang tidak mendorongperusahaan melakukan opini audit goingconcern karena berbagai pertimbangan.Salah satunya adalah kondisi keuanganperusahaan klien yang terancam bangkrut.

10.Aktivitas komite audit memiliki nilaisignifikansi sebesar 0,069 > 0,05 sehinggaberarti H9a ditolak yang berarti aktivitaskomite audit tidak mempunyai pengaruhterhadap penerimaan opini audit going

Page 24: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201665

concern. Hasil penelitian ini konsistenterhadap penelitian Nurpratiwi danRahardjo (2014) yang menyatakan rapatkomite audit tidak berpengaruh terhadappenerimaan opini audit going concern.Pertemuan rutin yang dilakukan adalahuntuk memenuhi regulasi yang dikeluarkanoleh Bapepam dan hanya bersifatformalitas (Merawati dkk, 2012 dalamNurpratiwi dan Rahardjo, 2014).Keahliankomite audit memiliki nilai signifikansisebesar 0,801 > 0,05 sehingga berarti H9b

ditolak yang berarti keahlian komite audittidak mempunyai pengaruh terhadap opiniaudit going concern. Hasil penelitian initidak konsisten terhadap penelitianNurpratiwi dan Rahardjo (2014) yangmenyatakan ukuran perusahaanberpengaruh terhadap penerimaan opiniaudit going concern.

11.Untuk uji signifikansi regresi logistik dapatdilihat dari hasil pengujian signifikan danuji omnibus test of model coefficients. Halini dapat dilihat dari hasil Chi-square57,636 dengan tingkat signifikan 0,000 <0,05. Hal ini menunjukan bahwa bahwakualitas audit (X1), ukuran perusahaan(X2), opini audit tahun sebelumnya (X3),kepemilikan perusahaan (X4),pertumbuhan perusahaan (X5), debt default(X6), Opinion Shopping (X7), prediksikebangkrutan (X8) dan Komite Audit (X9)secara bersama-sama mempunyaipengaruh terhadap opini audit goingconcern. Berdasarkan hasil diatas makaH10 diterima, berarti kualitas audit (X1),ukuran perusahaan (X2), opini audit tahunsebelumnya (X3), kepemilikan perusahaan(X4), pertumbuhan perusahaan (X5), debtdefault (X6), Opinion Shopping (X7),prediksi kebangkrutan (X8) dan KomiteAudit (X9) berpengaruh secara simultanterhadap opini audit going concern (Y).

Simpulan

Terdapat 3 variabel yang signifikansecara statistik yaitu variabel kualitas audit,

ukuran perusahaan, dan kepemilikanmanajerial. Hal ini berarti terdapat pengaruhantara kualitas audit, ukuran perusahaan, dankepemilikan manajerial terhadap penerimaanopini audit going concern. Sedangkan, hasilpengujian terhadap variabel lain yangdigunakan dalam penelitian ini yaitu opiniaudit tahun sebelumnya, kepemilikaninstitusional, pertumbuhan perusahaan, debtdefault opinion shopping, aktivitas komiteaudit dan keahlian komite audit menunjukanhasil yang tidak signifikan. Hal ini berartivariabel-variabel tersebut tidak terbuktiberpengaruh terhadap penerimaan opini auditgoing concern.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih memilikibeberapa keterbatasan antara lain :1. Variabel independen yang dipakai dalam

penelitian ini yang terdiri dari kualitasaudit, ukuran perusahaan, opini audit tahunsebelumnya, kepemilikan perusahaan,pertumbuhan perusahaan, debt default,opinion shopping, prediksi kebangkrutan,dan faktor komite audit saja, sedangkanbanyak aspek lain yang memengaruhiopini audit going concern.

2. Pemilihan sampel dan obyek penelitianhanya terbatas pada perusahaanmanufaktur yang sudah terdaftar di BursaEfek Indonesia tahun pengamatan 2011-2014 berjumlah 32 perusahaanmanufaktur, sehingga memungkinkanadanya perbedaan hasil penelitian dankesimpulan apabila penelitian dilakukanpada obyek penelitian yang berbedadengan sampel yang berbeda pula.

3. Dalam memproksikan prediksikebangkrutan menggunakan salah satu dariempat model prediksi kebangkrutan yaituAltman Z-Score.

4. Beberapa variabel diukur dengan dummy.

Saran

Adapun saran yang diberikan untukpeneliti berikutnya, diantaranya: (1) Opini

Page 25: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201666

audit going concern dapat menambah,memperdalam, atau menguji faktor lain,seperti karakteristik komite audit (jeniskelamin, usia, dll), kepemilikan perusahaantidak hanya menggunakan kepemilikanmanajerial dan kepemilikan institusionalmelainkan juga kepemilikan asing. (2)Penelitian selanjutnya sebaiknyamemperpanjang periode pengamatannyasehingga sampel yang digunakan dalampenelitian dapat lebih banyak dan hasilpenelitian menjadi semakin baik danrepresentatif. (3)Sebaiknya menggunakanjumlah sampel yang berimbang antaraperusahaan yang menerima opini audit goingconcern dan tidak sehingga hasil penelitianselanjutnya diharapkan menjadi lebih baik. (4)Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya tidakmenggunakan dummy dan menggunakanpengukuran yang berbeda sehingga hasilpenelitian menjadi lebih baik dan tidak bias.

Saran juga diberikan kepada praktisi(auditor), profesi akuntan, ataupun pengambilkebijakan terkait dengan mendasarkan padahasil studi ini, bahwa ternyata penerimaanatas opini audit going concern lebihdipengaruhi oleh kualitas audit, ukuranperusahaan, dan kepemilikan manajerialdaripada faktor opini audit tahun sebelumnya,kepemilikan institusional, pertumbuhanperusahaan, debt default, opinion shopping,prediksi kebangkrutan, ataupun komite audit.

Daftar Pustaka

Belkaouni, Ahmed Riahi. 2006. AccountingTheory: Teori Akuntasi. Edisi ke 5.Jakarta: Salemba empat

Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston.2001. Manajemen Keuangan Buku 2.Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta

Cahyono, Dwi. 2014. Effect of Prior AuditOpinion, Audit Quality, and Factors ofIts Audit Opinion Going Concern.

Research Journal of Finance andAccounting IISTE, Vol.5. No.24.

DeAngelo, L.E. 1981. Auditor Size andAuditor Quality. Journal of Accountingand Economics. December.pp 183-199.

Dewi, Sofia Prima. 2011 . Faktor-Faktor yangmempengaruhi Opini Going Concern.Jurnal Akuntansi. Volume 11. No. 2.Hal: 513-538.

Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005.Opini audit going concern: kajianberdasarkan model prediksikebangkrutan, pertumbuhanperusahaan, dan reputasi kantor akuntanpublik (Studi pada emiten Bursa EfekJakarta). Simposium NasionalAkuntansi VIII. Solo. 15-16 September.

Foroghi, Daruosh dan Amir MirshamsShahshahani. 2012. Audit Firm Sizeand Going Concern Reporting.Interdisciolinary Journal ofContemporary Research In Business.Vol.3, No.9.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Multivariatedengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5.Semarang: Badan Penerbit UniversitasDiponegoro.

Ginting, Suriani dan Linda Suryana .2014.Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Opini Audit GoingConcern pada Perusahaan Manufakturdi Bursa Efek Indonesia. Jurnal WiraEkonomi Mikroskil. Volume 4, No.02.

Hidayanti, Fitria Octari. 2014. ReputasiAuditor, Ukuran Perusahaan dan OpiniAudit Tahun Sebelumnya dalamMemprediksi Pemberian Opini AuditGoing Concern. Accounting AnalysisJournal.

Hudayati, Ataina, 2000, Kunci Sukses KomiteAudit. Jurnal Akuntansi dan Auditing

Page 26: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201667

Indonesia, vol.4 no.1, juni 2000,Jakarta.

Institut Akuntan Indonesia. 2011. StandarProfesional Akuntan Publik. Jakarta :Salemba Empat.

Irfana, Muhammad jauhan. 2012. AnalisisPengaruh Debt Default, Kualitas audit,Opinion Shopping dan kepemilikanPerusahaan terhadap Penerimaan OpiniAudit Going Concern. FakultasEkonomika dan Bisnis UniversitasDipenogero. Semarang.

Januarti, Indira. 2008. Analisis pengaruhfaktor perusahaan, kualitas auditor,kepemilikan perusahaan terhadappenerimaan opini audit going concern(perusahaan manufaktur yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia). SimposiumNasional Akuntansi XII Palembang.

McKoewn, J., Mutchler J., dan Hopwood W.1991. Towards an explanation ofauditor failure to modify the auditopinions of bankrupt companies.Auditing : an Journal of Practice andTheory. Supplement. Page. 1-13

Mutchler,J.,Hopwood,W., dan McKeownJ.1997. The influence of contraryinformation and mitigating factors onaudit opinion decisions on brankuptcompanies. Journal of AccountingResearch. h. 295-310

Nuresa, Ardina. 2013. Pengaruh EfektifitasKomite Audit Terhadap FinancialDistress. Fakultas Ekonomika danBisnis Universitas Dipenogero.Semarang.

Nurpratiwi Vidya dan Shiddiq Nur Rahardjo.2014. Analisis Pengaruh UkuranPerusahaan, Struktur Kepemilikan,Faktor Komite Audit, RasioProfitabilitas, dan Rasio AktivitasTerhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern. Dipenogoro Journal ofAccounting. Volume 3, No.3. Halaman1-15

Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti.2011. Analisis pengaruh kualitas audit,debt default, dan opinion shoppingterhadap penerimaan opini goingconcern. Jurnal Akuntansi danKeuangan Indonesia. Vol. 8. No.1. Hal:78-93.

Rahayu Ayu Wilujeng, Caecilia WidiPratiwi, Pengaruh Opini Audit TahunSebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan,Leverage dan Reputasi AuditorTerhadap Penerimaan Opini AuditGoing Concern. Proceeding PESAT(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur& Sipil) Vol.4 oktober 2011.

Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal danManajemen Portofolio. Surabaya :Erlangga.

Santosa, Arga Fajar dan Linda KusumaningWedari. 2007. Analisis faktor-faktoryang mempengaruhi kecenderunganpenerimaan opini audit going concern.Jurnal Akuntansi dan AuditingIndonesia (JAAI). Vol. 11. No. 2.Desember. hal. 141-158

Sari, Anna Indrakila. 2012. PengaruhKualitas Audit, pini Audit TahunSebelumnya, Ukuran perusahaan, danKepemilikan Perusahaan TerhadapPenerimaan Opini Audit GoingConcern (Studi Empiris PerusahaanManufaktur yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia). Fakultas Ekonomikadan Bisnis Universitas Dipenogoro.Semarang.

Setiawan, Santy. 2006. Opini Audit GoingConcern dan Prediksi Kebangkrutan.Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol.V,No.1,Mei : 59-67.

Page 27: Auditing ISSN : 2089-7219

Auditing ISSN : 2089-7219

Jurnal Akuntansi Volume 5 No. 1 Februari 201668

Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, danFaisal. (2007). Pengaruh kualitas audit,kondisi keuangan perusahaan, opiniaudit tahun sebelumnya, danpertumbuhan perusahaan terhadap opiniaudit going concern. SimposiumNasional Akuntansi 9 Padang.

Susanto, Yulius Kurnia. 2009. Faktor-Faktoryang Mempengaruhi Penerimaan OpiniAudit Going Concern pada perusahaanManufaktur. Jurnal Bisnis danAkuntansi. Vol.11. No.3, Desember. h.155-173.

Teoh, S. 1992. Auditor Independence,Dismissal Threats, and The MarketReaction to Auditor Switches. Journalof Accounting Research .

Wibisono, Edward Akiko. 2013 . PrediksiKebangkrutan, Leverage, Auditsebelumnya, ukuran perusahaan,terhadap Opini Going ConcernPerusahaan Manufaktur BEI. JurnalEMBA. Vol.4. Desember. Hal:362-373.