UNJUK KERJA AIRLIFT PUMP DENGAN PIPA RISER …
Transcript of UNJUK KERJA AIRLIFT PUMP DENGAN PIPA RISER …
UNJUK KERJA AIRLIFT PUMP DENGAN PIPA RISER BERDIAMETER
1,5 INCI MENGGUNAKAN AERATOR 60 LPM
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin
Disusun oleh:
SAMUEL SETYA PRAYOGA
NIM : 175214016
HALAMAN JUDUL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
THE PERFORMANCE OF AIR LIFT PUMP WITH 1,5 INCH DIAMETER
OF RISER PIPE AND 60 LPM OF AERATOR
FINAL PROJECT
Presented As Partial Fullfilment of the Requierement To
Obtain the Engineering Degree
In Mechanical Engineering
Arranged by:
SAMUEL SETYA PRAYOGA
Student Number: 175214016
DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
UNIVERSITY OF SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir
dengan judul:
Unjuk Kerja Airlift pump Dengan Pipa Riser Berdiameter 1,5 Inci
Menggunakan Aertor 60 Lpm
dibuat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Strata 1,
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata
Dharma. Sejauh yang saya ketahui, penelitian ini bukan merupakan tiruan dari
tugas akhir maupun penelitian yang sudah dipublikasikan di Universitas Sanata
Dharma atau di Perguruan Tinggi manapun, kecuali bagian informasi yang
dicantumkan dalam Daftar Pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Juli 2021
Penulis,
Samuel Setya Prayoga
175214016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma:
Nama : Samuel Setya Prayoga
Nomor Mahasiswa : 175214016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah dengan judul:
Unjuk Kerja Airlift pump Dengan Pipa Riser Berdiameter 1,5 Inci
Menggunakan Aertor 60 Lpm
Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelola dalam bentuk pangkalan data, mempublikasikan di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya selama
masih mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 23 Juli 2021
Penulis
Samuel Setya Prayoga
175214016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Penduduk desa di dataran tinggi kesulitan mendapatkan pasokan air bersih
saat musim kemarau. Pada umumnya penduduk menggunakan pompa air diesel
untuk menyupali air dari mata air. Semakin sering pompa air diesel akan rusak,
karena adanya endapan pasir dan lumut di mata air. Salah satu cara
menanggulanginya ialah dengan menggunakan pompa pengangkut udara atau
airlift pump. Airlift pump dapat dijadikan solusi karena tidak adanya komponen
mekanis yang bergerak dan perawatanya yang tidak sulit. Namun efisiensi dan
debit yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan jenis pompa lainya, sehingga
dapat dilakukan modifikasi pada rasio terendam dan letak nosel injeksi.
Pada penelitian ini mengguanakan variabel yang divariasikan adalah
ketinggian pipa riser 12cm, 24cm, 36cm, 48cm dan 60cm dan penempatan nosel
pada pipa 1,5 inci dan reducer socket 2 inci x 1,5 inci. Penelitian ini menggunakan
pipa terendam 100 cm dan sumber udara berasal dari aerator dengan kapasitas 60
liter/menit dan memiliki tekanan 0,020 Mpa.
Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa memperbesar rasio
terendam akan memperbesar debit air yang dihasilkan. Debit terbesar dengan letak
nosel injeksi pada pipa 1,5 inci dan pada pipa reducer socket 2 inci x 1,5 inci
sebesar 35,77 liter/menit dan 36,04 liter/menit pada rasio terendam 89,28%.
Memperbesar rasio terendam akan meningkatkan nilai efisiensi hingga mencapai
nilai optimum. Nilai efisiensi terbesar dengan letak nosel injeksi pada pipa 1,5
inci dan pada pipa 2 inci x 1,5 inci sebesar 4,785% dan 4,045% yang pada rasio
terendam 80,64%. Debit air yang dihasilkan dengan letak nosel injeksi pada pipa
1,5 inci lebih besar daripada menggunakan nosel pada pipa reducer socket 2 inci x
1,5 inci pada rasio rendah. Pada rasio tertinggi 89,28% debit air yang dihasilkan
lebih besar menggunakan pipa reducer socket 2 inci x 1,5 inci. Pola aliran yang
terbentuk pada nosel injeksi pada pipa 1,5 inci memliki variasi pola aliran churn
dan slug-churn. Pola aliran yang terbentuk pada nosel injeksi dengan pipa reducer
socket 2 inci x 1,5 inci memiliki bentuk slug-churn.
Kata kunci : aerator, airlift pump, debit air, efisiensi, pola aliran, rasio terendam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Villagers in the highlands have difficulty getting clean water supplies
during the dry season. In general, residents use diesel water pumps to supply
water from springs. The more often the diesel water pump will be damaged, due
to the presence of sand deposits and moss in the springs. One way to overcome
this is by using an airlift pump. Airlift pump can be used as a solution due to the
absence of mechanical components that move and maintenance that is not
difficult. However, the efficiency and discharge produced are lower than other
types of pumps, so modifications can be made to the submerged ratio and location
of injection nozzles.
In this study, variable use was the height of riser pipe 12cm, 24cm, 36cm,
48cm, and 60cm and the placement of nozzles on pipes 1.5 inches and reducer
socket 2 inches x 1.5 inches. The study used a 100 cm submerged pipe and the air
source came from an aerator with a capacity of 60 liters /min and has a pressure of
0.020 Mpa.
The results of this study can be known that enlarging the submerged ratio
will enlarge the resulting water discharge. The largest discharge with injection
nozzles in 1.5-inch pipes and 2-inch x 1.5-inch reducer socket pipes at 35.77
liters/minute and 36.04 liters/minute at a submerged ratio of 89.28%. Enlarging
the submerged ratio increases the efficiency value to the optimum value. The
largest efficiency value with injection nozzles in 1.5-inch pipes and 2-inch x 1.5-
inch pipes was 4.785% and 4.045% at a submerged ratio of 80.64%. The resulting
water discharge with the location of the injection nozzle on the pipe is 1.5 inches
larger than using the nozzle on the reducer socket pipe 2 inches x 1.5 inches at a
low ratio. At the highest ratio of 89.28%, the resulting water discharge is greater
using a 2-inch x 1.5-inch reducer socket pipe. The flow pattern formed in the
injection nozzle in the 1.5-inch pipe has variations in the flow patterns of churns
and slug churns. The flow pattern formed in the injection nozzle with a 2-inch x
1.5-inch reducer socket pipe has a slug-churn shape.
Keywords: aerator, airlift pump, water discharge, efficiency, flow pattern,
submerged ratio.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Mahe Esa, atas berkat, dan kasih yang telah Ia
berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian, dan penulisan naskah
Skripsi yang berjudul “Unjuk Kerja Airlift pump Dengan Pipa Riser
Berdiameter 1,5 Inci Menggunakan Aertor 60 Lpm”
Penulisan Skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat bagi mahasiswa
Program Studi Teknik Mesin di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta untuk mendapat gelar Sarjana Teknik. Penyusunan Skripsi
ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak, baik material maupun
spiritual. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Sudi Mungkasi, S.Si, M.Math.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas SanataDharma.
2. Budi Setyahandana, S.T., M.T.,selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas SanataDharma.
3. Raden Benedictus Dwiseno Wihadi, S.T., M.Si., selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan,
dan dukungan kepada penulis.
4. Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga untuk
membantu, memberikan bimbingan, dukungan, dan masukan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi ini.
5. Sukarjo dan Wuryanti sebagai orang tua penulis yang telah
mendukung penulis dengan memberikan perhatian, semangat, dan
doa.
6. Bety Cahyaning Lestari sebagai saudara penulis yang dengan penuh
perhatian memberikan perhatian, semangat, dan dukungan kepada
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Soemiyati yang telah yang telah mendukung penulis dengan
memberikan semangat dan doa.
8. Teman – teman seperjuangan laju jogja – solo yang telah menemani
penulis selama masa perkuliahan.
9. Teman – teman Pompa dan Kompresor 2020 yang pernah
berdinamika dengan saya.
10. Seluruh teman dekat yang selalu menemani dan berjuang sama,
Gigih, Wakhid, Nasrun, Tedy, Kecil, Danu, Dadang, Jepri, Wems,
Tepo, Didik, Andre, Cahyo, Yan, Kenichy, Timus, Nino, dan Gaga.
11. Segenap teman-teman angkatan 2017 dan keluarga besar Teknik
Mesin yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
12. Segenap dosen, dan laboran Teknik Mesin, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah
membagikan pengalaman, dan ilmu yang berharga selama
perkuliahan.
13. Staff karyawan Sekertariat Teknik Mesin Fakultas Sains dan
Teknologi yang telah membantu memudahkan proses administrasi,
dan kesuksesan penulis. Serta semua pihak dengan tidak mengurangi
rasa terima kasih yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.
Semoga naskah ini dapat menambah informasi pembaca dan membawa
kemajuan di bidang teknologi.
Yogyakarta, 23 Juli 2021
Penulis
Samuel Setya Prayoga
175214016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL BAHASA INGGRIS ............................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.1.
Identifikasi Masalah .......................................................................................... 2 1.2.
Rumusan Masalah ............................................................................................. 2 1.3.
Tujuan Penelitian .............................................................................................. 2 1.4.
Batasan Masalah ............................................................................................... 3 1.5.
Manfaat Penelitian ............................................................................................ 3 1.6.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4
Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 4 2.1.
Landasan Teori .................................................................................................. 6 2.2.
2.2.1. Pompa ........................................................................................................ 6
2.2.2. Pompa Pengangkat Udara (Airlift Pump) .................................................. 6
2.2.4. Rasio terendam........................................................................................... 8
2.2.5. Efisiensi...................................................................................................... 9
2.2.6. Gaya Apung ............................................................................................... 9
2.2.7. Prinsip Bernoulli ...................................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 11
3.1. Objek Penelitian .............................................................................................. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
3.2. Variasi Penelitian ............................................................................................ 14
3.3. Tempat Penelitian ........................................................................................... 14
3.4. Alur Penelitian ................................................................................................ 15
3.5. Alat dan Bahan ................................................................................................ 16
3.5.1. Alat yang digunakan ................................................................................ 16
3.5.2. Alat ukur yang digunakan ........................................................................ 16
3.5.3. Bahan yang digunakan ............................................................................. 17
3.6. Proses Pembuatan Alat ................................................................................... 18
3.7. Cara Pengambilan Data ................................................................................... 20
3.8. Cara Memperoleh Data ................................................................................... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 23
4.1. Data Penelitian ................................................................................................ 23
4.2. Hasil Perhitungan ............................................................................................ 27
4.3. Pembahasan ..................................................................................................... 32
4.3.1. Hubungan rasio terendam terhadap debit dan efisiensi. .......................... 32
4.3.2. Perbandingan Penempatan Nosel Injektor Pada Pipa 1,5 inci dan Pipa
Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci terhadap debit dan efisiensi yang
dihasilkan. ................................................................................................ 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 38
5.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 38
5.2. Saran ............................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40
LAMPIRAN .......................................................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Hasil Penelitian Nosel Pada Pipa 1,5 inci ............................................ 23
Tabel 4.2. Hasil Penelitian Nosel Pada Pipa Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci ..... 24
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Debit Air yang Dihasilkan ..................................... 30
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Efisiensi yang Dihasilkan ....................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Skema Sederhana Airlift Pump oleh (Stenning & Martin, 1968) ....... 7
Gambar 2.2. Pola Aliran Pada Penelitian (Hanafizadeh & Ghorbani, 2012) .......... 7
Gambar 2.3. Skema Gaya Apung .......................................................................... 10
Gambar 3.1. Skema Airlift Pump Pada Penelitian ................................................ 11
Gambar 3.2. Nosel Injeksi Pada Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci ........................ 12
Gambar 3.3. Nosel Injeksi Pada Pipa 1,5 inci ....................................................... 12
Gambar 3.4. Pipa Bening ...................................................................................... 13
Gambar 3.5. Pipa Variasi Ketinggian ................................................................... 13
Gambar 3.6. Aerator .............................................................................................. 14
Gambar 3.7. Alur Penelitian.................................................................................. 15
Gambar 4.1. Pola Aliran Pada Rasio Terendam 89,28% ....................................... 24
Gambar 4.2. Pola Aliran Pada Rasio Terendam 80,64% ....................................... 25
Gambar 4.3. Pola Aliran Pada Rasio Terendam 73,52% ....................................... 25
Gambar 4.4. Pola Aliran Pada Rasio Terendam 67,56% ....................................... 26
Gambar 4.5. Pola Aliran Pada Rasio Terendam 62,5% ......................................... 26
Gambar 4.6. Pengaruh Rasio Terendam Terhadap Debit Air ............................... 32
Gambar 4.7. Pengaruh Rasio Terendam Terhadap Efisiensi ................................ 33
Gambar 4.8. Perbandingan Pipa 1,5 inci dan Pipa Reducer Socket 2 inci x 1,5
inci Terhadap Debit Air .................................................................... 34
Gambar 4.9. Perbandingan Pipa 1,5 inci dan Pipa Reducer Socket 2 inci x 1,5
inci Terhadap Efisiensi ..................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang 1.1.
Dalam kehidupan manusia pompa sangat berguna dalam berbagai
bidang. Pompa sangat penting perananya dalam kehidupan manusia untuk
mempermudah semua kegiatan manusia yang berkaitan dengan perpindahan
fluida cair. Pompa adalah mesin untuk menggerakan fluida dari tempat yang
bertekanan rendah ke tempat yang bertekenan tinggi. Pompa memiliki
berbagai macam jenis dan variasi tergantung dari kapasitasnya, tinggi isap,
jenis zat cair yang diangkat, penggeraknya, tempat instalasi dan kondisi
lainnya (Sularso & Tahara, 2000).
Salah satunya pada bidang kehidupan rumah tangga, pompa digunakan
untuk penyediaan air bersih. Pada bidang rumah tangga, biasanya digunakan
untuk memompa air bersih dari sumur rumah tangga untuk kebutuhan air
sehari hari. Akan tetapi penduduk desa yang berada di dataran tinggi kesulitan
mendapatkan pasokan air bersih saat musim kemarau. Penduduk dataran
tinggi pada umumnya menggunakan pompa air diesel untuk menyuplai air dari
mata air ke pemukiman penduduk. Penggunaan pompa air diesel untuk waktu
yang lama dan sering akan mengakibatkan kerusakan dan biaya perawatan
yang tidak sedikit, karena umumnya kandungan mata air tercampur dengan
tanah dan lumut. Salah satu cara menanggulanginya ialah dengan
menggunakan pompa pengangkut udara atau airlift pump karena dapat
menaikan cairan atau campuran dan bahan padat. Pada pembuatan pompa ini
digunakan untuk mengangkat air, kemudian sekarang berkembang dan
digunakan untuk mengangkat cairan korosif, radioaktif dan minyak tanah.
Pompa ini juga sering dipakai pada proses pemompaan yang sulit seperti
eksplorasi bawah air atau menaikkan partikel yang kasar pada pengerukan
muara sungai dan pelabuhan dan penambangan mineral dari dasar samudra
(Khalil et al., 1999). Cairan dinaikkan melalui pipa vertikal yang terendam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
sebagian dalam cairan, melalui udara tekan yang dimaksukkan kedalam pipa.
Permasalahan yang sering dialami pada pompa ini adalah debit dan efisienya
yang rendah diantara pompa yang lain.
Identifikasi Masalah 1.2.
Identifikasi masalah dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh variasi rasio terendam terhadap debit air yang dihasilakan
dan efisiensi airlift pump.
2. Pengaruh perbandingan letak nosel pada pipa 1,5 inci dengan pipa
reducer socket 2 inci x 1,5 inci terhadap debit air yang dihasilkan dan
efisiensi airlift pump.
Rumusan Masalah 1.3.
Dari penelitian ini, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variasi rasio terendam terhadap debit air dan
efisiensi yang dihasilkan ?
2. Bagaimana pengaruh perbandingan letak nosel pada pipa 1,5 inci
dengan pipa reducer socket 2 inci x 1,5 inci terhadap debit air dan
efisiensi yang dihasilkan ?
Tujuan Penelitian 1.4.
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui debit air dan efisiensi dari airlift pump terhadap variasi
rasio terendam.
2. Mengetahui perbandingan debit air dan efisiensi yang dihasilkan dari
perbedaan letak nosel pada pipa 1,5 inci dan pipa reducer socket 2
inci x 1,5 inci.
3. Mengetahui bentuk pola aliran setiap variasi rasio terendam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Batasan Masalah 1.5.
Agar topik penelitian tidak meluas, dalam penelitian ini penulis membuat
batasan-batasan yaitu:
1. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui debit air dan efisiensi dari tiap
variasi rasio terendam dan penempatan nosel pada pipa reducer socket dan
pipa vertikal.
2. Pipa yang digunakan berdiameter 1,5 inci
3. Penempatan nosel injeksi udara pada pipa reducer socket 2 inci ke 1,5 inci
dan pipa vertikal 1,5 inci.
4. Lima variasi ketinggian pipa yaitu 1:12 cm, 1:24 cm, 1:36 cm, 1:48 cm
dan 1:60 cm.
5. Tekanan aerator yang digunakan 60 liter/menit.
6. Ketinggian pipa terendam 100 cm.
7. Fluida yang akan diuji adalah air.
Manfaat Penelitian 1.6.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Dapat digunakan untuk tambahan referensi pengembangan air lift pump
pada masyarakat.
2. Dapat digunakan untuk tambahan referensi pada data kepustakaan di
bidang pompa.
3. Memberikan tambahan data untuk penelitian tentang air lift pump yang
selanjutnya di masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu 2.1.
(Kassab et al., 2009) dalam penelitan ini dapat diketahui bahwa
kapasitas dan efisiensi dipengaruhi oleh laju aliran massa udara, rasio
terendam dan panjang pipa riser dari titik injeksi ke titik air keluar. Jika rasio
terendam ditambahkan maka efisiensi dari airlift pump juga akan bertambah
sampai titik optimum. Variasi panjang pipa riser mempengaruhi kinerja airlift
pump untuk rasio terendam yang sama. Pola aliran terbaik dalam penelitian
airlift pump ini adalah pola aliran slug dan slug churn.
(Khalil et al., 1999) Dalam penelitian ini efisiensi dipengaruhi oleh laju
aliran udara. Bertambahnya laju aliran udara akan menyebabkan
bertambahnya laju aliran air sampai kondisi maksimum. Efisiensi pompa
akan menurun jika rasio terendam juga menurun. Selain itu efek metode
injeksi pada performa airlift pump berpengaruh pada pembentukan
gelembung awal dan distribusi gelembung di pipa upriser yang mempunyai
pengaruh besar pada performa air lift pump, dimana campuran homogen yang
baik yang terbentuk pada pipa riser mengurangi slip dan nantinya akan
menambah efisiensi air lift pump.
(Hanafizadeh, 2011) dalam penelitianya diketahui bahwa empat jenis
aliran utama yaitu aliran bubbly, aliran slug, aliran churn, dan aliran annular.
Pada sistem airlift pump ini pola aliran terbaik adalah aliran slug.
(Hanafizadeh & Ghorbani, 2012) pada penelitiannya diketahui bahwa
kerja airlift pump menggunakan gaya apung dari gelembung dan perbedaan
tekanan antara titik injeksi dan titik keluarnya fluida. Udara diinjeksikan pada
bagian bawah pipa terendam. Gelembung udara didalam cairan tertahan
kemudian densitas campuran udara dan air didalam pipa menjadi lebih kecil
daripada fluida disekitarnya. Maka dari itu gaya apung bekerja dan
menyebabkan pompa juga bekerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
(Hanafizadeh dkk., 2013) Hanafizadeh dkk. (2013) menunjukkan
bahwa untuk tekanan udara yang diinjeksikan konstan dan rasio perendaman
konstan, penurunan densitas dua fase menyebabkan penurunan head pompa.
Jelas dari studi mereka bahwa head akan berkurang dengan meningkatkan
rasio perendaman.
(Gajanan K. Awari et al., 2007) pada penelitiannya diketahui bahwa
efisiensi pompa bertambah dengan bertambahnya rasio terendam. Efisiensi
maksimum diamati terjadi selama pola aliran slug.
(G. K. Awari et al., 2004) menemukan bahwa parameter geometri yang
paling signifikan adalah diameter dari pipa riser yang memiliki efek yang
besar pada efisiensi pompa.
(Reinemann et al., 1990) Pada penelitianya diketahui bahwa gelembung
gas yang tertahan di air ketika udara diinjeksikan membuat densitas rata-rata
campuran udara dan air menjadi lebih rendah daripada sekitarnya. Sehingga
gaya apung menyebabkan campuran air dan udara terangkat. Pengangkatan
bisa terjadi apabila gaya apung lebih besar dari gaya gravitasi yang dialami
campuran udara dan air.
(Wang et al., 2018) pada penelitiannya dikatehui bahwa aliran slug
menjadi aliran terbaik untuk memompa air karena hanya lapisan tipis air yang
jatuh. Pada aliran churn, fase gas dalam bentuk inti gas menempati bagian
tengah pipa yang tidak mengalami gesekan dengan dinding. Air yang bisa
keluar menurun karena lemahnya gaya Tarik. Pada aliran annular, hanya
lapisan tipis yang naik di sepanjang pipa.lapisan air jenis ini menjadi lebih
tipis dengan bertambahnya laju aliran udara. Oleh karena itu dapat diprediksi
bahwa laju aliran air akan menurun dengan tajam ketika terus menambah laju
aliran udara pada aliran annular.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Landasan Teori 2.2.
2.2.1. Pompa
Pompa adalah sebuah alat yang digunakan untuk memindahkan fluida
dari suatu tempat ketempat lainya. Di dunia industri pompa digunakan
sebagai sebuah peralatan untuk proses produksi. Pompa digunakan untuk
mengalirkan air ataupun pelumas pada mesin–mesin industri. Prinsip kerja
pompa adalah memberikan perbedaan tekanan antara bagian hisap dan
bagian tekan melalui sumber energi luar. Sumber energy luar yang dapat
digunakan pada pompa contohnya adalah motor listrik ataupun motor
diesel. Jadi fluida dapat mengalir dari suatu tempat yang bertekanan
rendah ke tempat yang bertekanan tinggi.
2.2.2. Pompa Pengangkat Udara (Airlift Pump)
Airlift pump adalah alat sederhana yang digunakan untuk mengangkat
cairan dan campuran zat cair maupun partikel padat dengan menggunakan
udara bertekanan dan pada dasarnya sistem operasi pompa ini
menggunakan hukum Archimedes. Pompa ini juga memiliki banyak
keunggulan, meskipun tingkat efisiensinya yang rendah dari pompa
mekanis lainya.
Prinsip kerja airlift pump adalah dengan memanfaatkan udara yang
diperoleh dari aerator. Udara dengan tekanan dan kecepatan tertentu
mengalir melalui pipa udara, kemudian akan bergerak mendorong air yang
berada dalam bak penampungan air. Ketika udara diinjeksikan dari aerator,
maka air yang berada dalam bak penampungan air akan terdorong naik ke
atas melalui pipa riser, kemudian akan mengalir bersama dengan
gelembung-gelembung udara hingga keluar pada bak penampungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2.2.3. Pola aliran
Udara yang diinjeksikan ke pipa beraliran air akan membentuk pola
aliran dua fase (gas dan cair). Terdapat empat jenis pola aliran dua fase
(gas dan cair) pada saluran vertikal yaitu Bubbly flow, slug flow, churn
flow dan annular flow (P. Hanafizadeh & Ghorbani, 2012).
Bubbly Slug churn annular
Gambar 2.1. Skema Sederhana Airlift Pump oleh (Stenning & Martin, 1968)
Gambar 2.2. Pola Aliran Pada Penelitian (Hanafizadeh & Ghorbani, 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Pengertian dari setiap pola aliran yang terbentuk sebagai berikut :
a. Aliran bubbly adalah gelembung udara yang memiliki bentuk
bulat kecil dengan ukuran seragam dan menyebar secara
merata dalam pipa.
b. Aliran slug adalah gelembung udara yang memiliki bentuk
peluru dengan ukuran sama dengan diameter pipa riser dan
memiliki panjang yang bervariasi.
c. Aliran churn adalah gelembung udara yang rusak dan akan
membentuk aliran churn. Aliran ini bersifat sementara yang
terpecah karena ketidak seragaman aliran udara.
d. Aliran annular adalah gelembung udara yang terbentuk pada
dinding pipa. Pada rasio terendam tinggi gelombang ini bisa
pecah menjadi tetesan kecil di udara yang mengalir pada
bagian tengah pipa.
2.2.4. Rasio terendam
Rasio terendam merupakan perbandingan ketinggian antara pipa
bagian yang terendam dengan ketinggian pipa riser dari titik injeksi udara
ke titik keluarnya fluida. Rasio terendam memiliki pengaruh besar
terhadap debit dan efisiensi pompa. Untuk perhitungan rasio terendam
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
(1)
Dimana :
= Rasio terendam.
= Panjang pipa dari titik injeksi ke titik keluar (m).
= Tinggi rasio terendam / tinggi bagian pipa yang
terendam (m).
= Tinggi lifting / tinggi pengangkatan (m).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.2.5. Efisiensi
Efisiensi airlift pump dapat dihitung dari rasio perendaman terhadap
energi yang tersedia yang disebabkan oleh ekspansi isotermal udara dari
tekanan injektor sampai ke tekanan atmosfer (Nicklin, 1963). Untuk
perhitungan efisiensi airlift pump dapat menggunakan persamaan :
2.2.6. Gaya Apung
Gaya apung adalah gaya ke atas yang diberikan oleh fluida yang
melawan berat benda yang sebagian atau seluruhnya tenggelam. Gaya
apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida pada kedalaman
yang berbeda. Perbedaan tekanan akan mengakibatkan gaya ke atas pada
benda. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam fluida, maka akan
terdapat perbedaan tekanan antara fluida bagian atas benda dan fluida
bagian bawah benda. Besar gaya apung pada suatu benda, sangat
dipengaruhi oleh volume benda yang tercelup ke dalam air. Semakin besar
gaya apung, maka akan besar juga volume benda yang tercelup, hal ini
seperti yang dijelaskan oleh prinsip Archimedes. Skema gaya apung dapat
dilihat pada Gambar 2.3.
(2)
Dimana :
= Debit aliran air yang dapat dihasilkan (lpm).
= Tinggi lifting / tinggi pengangkatan (m).
= Debit aliran udara yang diinjeksikan (lpm).
= Tekanan Atmosfer (Pa).
= Tekanan udara total yang diinjeksikan oleh
aerator (Pa).
Ρ = Masa jenis air ( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Jika massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis cairan, maka gaya
tersebut akan mampu menyebabkan benda mengapung. Hal ini dapat
terjadi hanya dalam kerangka acuan non-inersia yang memiliki medan
gravitasi atau mengalami percepatan. Pusat daya apung suatu benda adalah
pusat massa dari volume fluida yang dipindahkan.
2.2.7. Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida,
peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan
pada aliran tersebut. Prinsip ini merupakan penyederhanaan dari
persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu
titik didalam suatu aliran tertutup sama dengan besarnya jumlah energi di
titik lain pada jalur aliran yang sama.
Gambar 2.3. Skema Gaya Apung (Cengel, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Pada penelitian ini, objek yang diteliti adalah airlift pump yang dibuat
dan dirancang oleh mahasiswa dengan aerator 60 liter/menit dan pipa
berdiameter 1,5 inci. Alat yang digunakan ini memiliki ukuran tinggi 130
cm. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan rasio terendam dan
variasi penemapatan nosel terhadap debit air yang dihasilkan dan efisiensi
airlift pump.
Keterangan skema airlift pump :
1. Bak penampung air
2. Nosel injeksi pada reducer socket
2 inci x 1,5 inci
3. Nosel injeksi pada pipa 1,5 inci
4. Pipa bening
5. Pipa variasi ketinggian
6. Selang aerator
7. Aerator
Gambar 3.1. Skema Airlift Pump Pada Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Berikut adalah komponen – komponen dari desain airlift pump diatas :
1. Bak penampung air.
Bak Penampung digunakan untuk tempat air sebelum tersuplai
pada pipa upriser yang diangkat dengan udara dari aerator. Bak
penampung selalu dipenuhi air agar tinggi air selalu konstan
dengan tinggi 1 meter dari titik injeksi udara. Bak penampung
berdiameter 4 inci.
2. Nosel injeksi pada reducer socket 2 inci x 1,5 inci
Nosel digunakan untuk mengalirkan udara dari aerator ke pipa.
Nosel injeksi ini terletak pada pipa reducer socket 2 inci x 1,5 inci.
3. Nosel injeksi pada pipa 1,5 inci
Nosel digunakan untuk mengalirkan udara dari aerator ke pipa.
Nosel injeksi ini terletak pada pipa pipa 1,5 inci.
Nosel injeksi
Nosel injeksi
Gambar 3.2. Nosel Injeksi Pada Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci
Gambar 3.3. Nosel Injeksi Pada Pipa 1,5 inci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4. Pipa bening
Pipa bening ini terbuat dari bahan akrilik dengan ukuran
diameter 1,5 inci dan dengan panjang 50 cm. Pipa bening
digunakan untuk melihat bentuk pola aliran selama airlift pump
bekerja.
5. Pipa dengan variasi ketinggian
Pipa ini digunakan untuk mengetahui perbedaan debit dan
efisiensi dengan variasi rasio terendam. Pipa yang digunakan
adalah pipa PVC. Pipa ini memiliki ketinggian 12cm, 24cm, 36cm,
48cm dan 60cm.
Gambar 3.4. Pipa Bening
Gambar 3.5. Pipa Variasi Ketinggian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
6. Selang aerator
Selang aerator digunakan mengalirkan udara yang dihasilkan
aerator ke pipa.
7. Aerator
Aerator digunakan sebagai penyedia udara yang berfungsi
untuk mendorong air naik ke pipa upriser. Pada penelitian ini
menggunakan aerator dengan spesifikasi :
Daya : 32 Watt.
Tekanan udara : 0.020 Mpa.
Pengeluaran udara : 60 liter/menit.
3.2. Variasi Penelitian
Terdapat dua jenis parameter yang akan divariasikan pada penelitian
airlift pump ini, antara lain :
1. Variasi rasio terendam yaitu 1:12 cm, 1:24 cm, 1:36 cm, 1:48 cm
dan 1:60 cm.
2. Variasi penempatan nosel injeksi udara pada pipa reducer socket 2
inci x 1,5 inci dan pipa 1,5 inci.
3.3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen di Laboratorium, Teknik
Mesin, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta di Jl. Paingan, Kel.
Maguwoharjo, Kec. Depok. Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta.
Gambar 3.6. Aerator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3.4. Alur Penelitian
Alur dari penelitian airlift pump yang dilakukan adalah sebagai berikut :
.
Mulai
Perancangan skema airlift
pump
Persiapan alat dan bahan
Pembuatan airlift pump
Uji coba
Pemilihan variasi
Pengembilan data
Melanjutkan
variasi
Pengolahan, analisa data,
pembahasan, kesimpulan dan saran
Selesai
Tidak
Ya
Gambar 3.7. Alur Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3.5. Alat dan Bahan
3.5.1. Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam penelitian airlift pump adalah sebagai berikut :
a. Gerinda Tangan
Gerinda tangan digunakan untuk memotong bahan berupa pipa
paralon kerangka airlift pump.
b. Amplas
Amplas berfungsi untuk membuat permukaan pipa lebih halus dari
bekas pemotongan.
c. Bor
Bor digunakan untuk membuat lubang berdiameter tempat nosel.
d. Spidol
Spidol digunakan untuk memberikan tanda pada bahan yang akan
dipotong, dilubang, dll.
3.5.2. Alat ukur yang digunakan
Alat ukur yang digunakan dalam perancangan airlift pump adalah
sebagai berikut :
a. Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur debit air yang dihasilkan
oleh airlift pump.
b. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur bahan berupa pipa peralon
dalam proses pembuatan airlift pump.
c. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk mengukur lama waktu saat melakukan
pengambilan data debit air yang dihasilkan selama penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3.5.3. Bahan yang digunakan
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Pipa Paralon
Pipa paralon digunakan untuk membuat bak penampungan air dan
variasi rasio terendam. Ukuran pipa paralon yang digunakan adalah 4
inci dan 1,5 inci.
b. Pipa Bening
Pipa bening yang terbuat dari bahan akrilik digunakan untuk
melihat gelembung pola aliran selama airlift pump bekerja. Ukuran
pipa bening yang digunakan adalah 1,5 inci.
c. Pipa Shock
Pipa shock digunakan untuk penyambungan pipa lurus dengan
ukuran diameter pipa yang sama. Ukuran pipa socket yang digunakan
adalah 1,5 inci.
d. Pipa Elbow
Pipa elbow merupakan jenis komponen pada sistem pipa dengan
bentuk yang membungkuk pada sudutnya. Pipa elbow sering disebut
sebagai sambungan “L” dan digunakan untuk membelokan aliran air.
Ukuran pipa elbow yang digunakan adalah 4 inci dan 1,5 inci.
e. Pipa Reducer socket
Pipa reducer socket digunakan untuk penyambungan pipa lurus
dengan ukuran diameter pipa yang berbeda. Ukuran pipa reducer
socket yang digunakan adalah 2 inci x 1,5 inci.
f. Pipa Tee Stuck
Pipa tee stuck digunakan untuk membuat saluran keluarnya hasil
air dan udara sisa. Ukuran pipa tee stuck yang digunakan adalah 1,5
inci.
g. Pipa SDD dan SDL (Shocket Drat Dalam dan Shocket Drat Luar)
Pipa SDD dan SDL merupakan sambungan pipa lurus yang
memiliki ulir. Pipa SDD dan SDL digunakan untuk penyambungan
pipa 2 inci dan reducer socket 2 inci x 1,5 inci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
h. Nosel
Nosel digunakan sebagai perantara selang udara dan pipa untuk
mengalirkan udara. Nosel yang digunakan memiliki ukuran 3/8 inci
dan 3/4 inci.
i. Selang udara.
Selang udara digunakan untuk mengalirkan udara dari aerator ke
nosel injeksi.
j. Selang air
Selang air digunakan untuk mengalirkan air menuju bak penampung.
k. Klem selang
Klem selang digunakan untuk pengikat antar sambungan agar tidak
mudah terlepas
l. Lem Pipa
Lem yang digunakan khusus pipa berfungsi untuk menyatukan dan
merekatkan pipa, selain itu lem juga berfungsi sebagai pencegah
kebocoran pipa.
m. Seal Tape Pipa
Seal tape atau isolasi pipa digunakan untuk mencegah kebocoran
pada sambungan pipa yang memiliki ulir.
n. Lem plastic steel
Lem ini berguna untuk menyambungkan nosel injeksi dengan pipa.
3.6. Proses Pembuatan Alat
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan airlift pump adalah
sebagai berikut :
1. Merancang dan memeriksa sketsa airlift pump
2. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan airlift
pump.
3. Merangkai alat penelitian airlift pump sesuai dengan sketsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4. Mengukur dan memotong pipa paralon berukuran 4 inci dengan
panjang 110 cm dan 130 cm sebagai bak penampungan.
5. Pemasangan sambungan pipa Knee L berukuran 4 inci dengan lem
pipa pada tiap sudut siku dari pipa paralon berukuran 4 inci dapat
dilihat pada Gambar 4.
6. Pemasangan reducer socket ukuran 4 inci x 2 inci dengan lem pipa.
7. Lubangi pipa SDD (Socket Drat Dalam) ukuran 2 inci dengan
diameter nosel. sebagai tempat nosel injektor udara dari aerator,
kemudian pasang SDD dan SDL (Socket Drat Dalam dan Socket
Drat Luar) pada reducer socket ukuran 4 inci x 2 inci menggunakan
lem pipa.
8. Pemasangan nosel pada lubang pipa SDD (Socket Drat Dalam)
menggunakan lem plastic steel.
9. Lubangi reducer socket ukuran 2 inci x 1,5 inci pada ukuran 1,5 inci
dengan diameter 5 ml sebagai tempat nosel injektor udara dari
aerator. Hal tersebut menjadi variasi penempatan nosel pada
penelitian ini.
10. Pemasangan nosel pada lubang pipa reducer socket ukuran 2 inci x
1,5 menggunakan lem plastic steel.
11. Pemasangan reducer socket ukuran 2 inci x 1,5 inci pada SDL
(Socket Drat Luar) dengan lem pipa.
12. Pemasangan pipa akrilik ukuran 1,5 inci dengan panjang 50 cm pada
reducer socket ukuran 2 inci x 1,5 inci.
13. Pemasangan pipa paralon ukuran 1,5 inci menggunakan shock pada
pipa akrilik ukuran 1,5 inci. Sehingga tinggi dari nosel pada SDD
(Socket Drat Dalam) sampai ujung pipa paralon adalah 100 cm. Hal
tersebut sebagai acuan untuk variasi rasio terendam.
14. Lubangi pipa bak penampung air pada ketinggian 100 cm dihitung
sejajar dari nosel pada SDD ukuran 2 inci. Hal ini sebagai acuan
nilai konstan rasio terendam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
15. Lubangi pipa bak penampung air pada ketinggian 100 cm dihitung
sejajar dari nosel pada reducer socket ukuran 2 inci x 1,5 inci pada
ukuran 1,5 inci. Hal ini sebagai acuan nilai konstan rasio terendam
variasi penempatan nosel.
16. Membuat variasi rasio terendam menggunakan pipa paralon ukuran
1,5 inci dengan panjang 12 cm, 24 cm, 36 cm, 48 cm, 60 cm. Pada
bagian ujung pipa variasi rasio terendam disambung dengan pipa tee
stuck dan dihubungkan dengan pipa knee L kebawah untuk
mempermudah penampungan hasil debit air.
17. Pengecekan kebocoran terhadap alat yang sudah dibuat.
18. Setelah selesai dapat dilakukan pengambilan data yang
direncanakan.
3.7. Cara Pengambilan Data
Metode pengambilan data pada penelitian airlift pump ini adalah
sebagai berikut:
1. Pasang komponen airlift pump seperti pada sketsa.
2. Pasang selang udara dengan klem dari aerator ke nosel injeksi pada
SDD (Socket Drat Dalam) ukuran 2 inchi.
3. Pasang variasi rasio terendam dari yang paling rendah ke paling
tinggi, yaitu 1:12 cm, 1:24 cm, 1:36 cm, 1:48 cm dan 1:60 cm.
4. Bak penampungan air diisi sampai air keluar dari lubang rasio
terendam 100 cm dan diatur supaya tetap konstan selama
pengambilan data.
5. Hidupkan aerator.
6. Tunggu sampai air keluar secara stabil dari pipa variasi terendam.
7. Setelah airlift pump bekerja dengan baik tanpa adanya kebocoran,
maka dapat dilakukan pengambilan data.
8. Siapkan ember dan stopwatch untuk pengukuran debit air.
9. Tampung air yang keluar dari pipa variasi rasio terendam dengan
ember bersamaan menyalakan stopwatch.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
10. Tunggu selama 60 detik lalu ukur debit air pada ember
menggunakan gelas ukur.
11. Catat hasil pengukuran.
12. Setiap variasi pipa rasio terendam dilakukan pengukuran sebanyak
10 kali untuk dirata-rata.
13. Merekam pola aliran yang terbentuk setiap pipa variasi rasio
terendam pada pipa akrilik.
14. Lakukan pengulangan langkah tiga sampai sebelas pada setiap pipa
variasi rasio terendam. Hal tersebut juga dilakukan pada variasi
penempatan nosel injektor dengan memindah selang udara pada
nosel injektor reducer socket ukuran 1,5 inci dan menutup lubang
pada bak penampung air ketinggian 100 cm dihitung sejajar dari
nosel injektor pada SDD (Socket Drat Dalam).
15. Matikan keran dan aerator.
3.8. Cara Memperoleh Data
Data-data penelitian yang telah diperoleh dari nilai-nilai yang
ditampilkan oleh alat ukur kemudian diolah dengan menggunakan rumus-
rumus :
1. Rasio Terendam
(3)
Dimana :
= Rasio terendam.
= Panjang pipa dari titik injeksi ke titik keluar (m).
= Tinggi rasio terendam / tinggi bagian pipa yang
terendam (m).
= Tinggi lifting / tinggi pengangkatan (m).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Efisiensi Air Lift Pump
3. Debit air
(4)
Dimana :
= Debit aliran air yang dapat dihasilkan (lpm).
= Tinggi lifting / tinggi pengangkatan (m).
= Debit aliran udara yang diinjeksikan (lpm).
= Tekanan Atmosfer (Pa).
= Tekanan udara total yang diinjeksikan oleh
aerator (Pa).
Ρ = Masa jenis air ( )
(5)
Dimana :
Q = Debit aliran air yang dapat dihasilkan (lpm).
= Volume air (𝑚3)
= Waktu (s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Penelitian
Pada penelitian ini berisi mengenai hasil penelitian ditampilkan pada
Tabel 4.1 dan 4.2. Pada penelitian ini dimulai dari variasi rasio terendam
paling rendah yaitu 89,28% dan diakhiri pada rasio terendam yang paling
tinggi yaitu 62,5%. Pengambilan data dilakukan sebanyak sepuluh kali setiap
satu variasi rasio terendam, kemudian dari kesepuluh data tersebut diambil
rata – ratanya. Debit terukur merupakan jumlah debit air yang diperoleh saat
pengambilan data. Waktu terukur merupakan jumlah lamanya waktu
pengambilan data setiap variasi rasio terendam.
Tabel 4.1. Hasil Penelitian Nosel Pada Pipa 1,5 inci
Data ke- Waktu
(menit)
Variasi Nosel Pada Pipa 1,5"
Rasio Terendam (%)
89,28 80,64 73,52 67,56 62,5
Volume Terukur (liter/menit)
1 1 35,2 21,0 11,0 3,70 0,52
2 1 34,5 22,5 11,0 3,70 0,40
3 1 39,5 22,6 10,9 3,70 0,38
4 1 36,5 22,5 10,7 3,70 0,42
5 1 34,5 22,1 10,9 3,80 0,39
6 1 35,0 21,8 10,8 3,90 0,40
7 1 36,0 22,0 11,0 4,00 0,54
8 1 36,5 22,5 11,0 3,70 0,50
9 1 35,0 23,0 11,0 3,80 0,58
10 1 35,0 22,7 11,0 3,70 0,50
Rata-Rata 35,8 22,3 10,9 3,77 0,46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel 4.2. Hasil Penelitian Nosel Pada Pipa Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci
Data ke- Waktu
(menit)
Nosel Pada Pipa Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci
Rasio Terendam (%)
89,28 80,64 73,52 67,56 62,5
Volume Terukur (liter/menit)
1 1 34,6 18,05 8,70 2,25 0,25
2 1 37,0 18,5 9,10 2,20 0,20
3 1 37,7 19,2 9,00 2,05 0,15
4 1 36,2 19,2 9,10 2,10 0,20
5 1 35,0 18,3 9,45 2,10 0,10
6 1 35,0 19,3 8,90 2,20 0,15
7 1 37,0 18,8 8,90 2,15 0,25
8 1 36,2 19,2 9,00 2,15 0,15
9 1 36,0 19,0 8,70 2,20 0,15
10 1 35,7 18,7 9,15 2,10 0,20
Rata-Rata 36,0 18,8 9,00 2,15 0,18
Selanjutnya, adalah gambar pola aliran pada setiap variasi rasio
terendam.
1. Pola aliran pada rasio terendam 89,28%
Pipa 1,5 inci Pipa Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci
Churn
Slug
Churn
Aliran Churn Aliran Slug-Churn
Gambar 4.1. Pola Aliran Pada Rasio Terendam 89,28%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2. Pola aliran pada rasio terendam 80,64%
Pipa 1,5 inci Pipa Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci
3. Pola aliran pada rasio terendam 73,52%
Pipa 1,5 inci Pipa Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci
Churn
Aliran Churn
Churn
Slug
Aliran Slug-Churn
Churn
Aliran Churn
Churn
Slug
Aliran Slug-Churn
Gambar 4.2. Pola Aliran Pada Rasio Terendam 80,64%
Gambar 4.3. Pola Aliran Pada Rasio Terendam 73,52%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4. Pola aliran pada rasio terendam 67,56%
Pipa 1,5 inci Pipa Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci
5. Pola aliran pada rasio terendam 62,5%
Pipa 1,5 inci Pipa Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci
Slug
Churn
Aliran Slug-
Churn
Slug
Churn
Aliran Slug-Churn
Slug
Churn
Aliran Slug-
Churn
Slug
Churn
Aliran Slug-Churn
Gambar 4.4. Pola Aliran Pada Rasio Terendam 67,56%
Gambar 4.5. Pola Aliran Pada Rasio Terendam 62,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
4.2. Hasil Perhitungan
Berdasarkan data pada penelitian, selanjutnya dapat dilakukan
perhitungan menggunakan persamaan (1) sampai persamaan (4). Persamaan
pehitungan dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Presentase Rasio terendam
Presentase rasio terendam dapat diketahui dengan membandingkan
tinggi bagian pipa yang terendam dengan ketinggian pipa variasi rasio
terendam keseluruhan dari nosel injeksi udara. Perhitungan rasio
terendam 1 m : 1,6 m adalah sebagai berikut :
b. Debit air yang dihasilkan
Debit air yang dihitung berdasarkan jumlah volume air dibagi
waktu. Contoh perhitungaan debit air yang dihasilkan pada rasio 62,5%
dengan variasi penempatan nosel pada pipa 1,5 inci adalah sebagai
berikut :
Untuk mempermudah pembacaan pada grafik pengaruh letak nosel
injeksi terhadap debit air yang dihasilkan satuan debit air ini
menggunakan satuan lps (liter per detik). Kemudian satuan dari debit
(6)
= 0,01 liter/s
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
air dikonversi menjadi yang akan digunakan untuk menghitung
efisiensi. Debit air setelah dikonversikan yaitu 0,000007716667 .
c. Tinggi Pengangkatan ( )
Tinggi pengangkatan merupakan selisih dari panjang total (
dikurangi dengan tinggi bagian pipa yang terendam dalam air ( .
Contoh perhitungan pada rasio terendam 62,5% adalah sebagai berikut :
(8)
d. Percepatan gravitasi
Pada penelitian ini menggunakan percepatan gravitasi bumi
sebesar 9,806 .
e. Massa jenis air
Pada penelitian ini menggunakan masa jenis air sebesar 1000 .
f. Debit udara yang diinjeksikan
Pada penelitian kali ini debit udara aerator adalah 60 lpm. Debit ini
bisa diketahui dari spesifikasi alat yang tercantum dalam kemasan
produk aerator. Kemudian debit udara ini dikonversi satuannya ke
dalam satuan m3/s supaya bisa dimasukkan ke dalam rumus efisiensi.
Maka setelah dikonversi didapat debit udara yang diinjeksikan sebesar
0,001 .
g. Tekanan atmosfer
Pada penelitian kali ini digunakan tekanan atmosfer sebesar
101325 Pascal.
h. Tekanan yang diinjeksikan (Pin)
Besar dari tekanan yang diinjeksikan bisa diketahui dari
penjumlahan antara tekanan atmosfer dengan tekanan terukur atau
tekanan gauge yang dihasilkan oleh aerator. Tekanan terukur dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
diketahui dari spesifikasi alat yang tercantum dalam kemasan produk
aerator. Besar dari tekanan injeksi dapat dihitung sebagai berikut :
𝑚
(
)
121325 Pa
(9)
i. Efisiensi
Perhitungan efisiensi airlift pump pada rasio 62,5% dengan variasi
penempatan nosel pada pipa 1,5 inci adalah sebagai berikut :
(10)
𝑚 𝑚 𝑚 𝑚
𝑚
= 0,25%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Perhitungan dilakukan dengan cara dan persamaan yang sama untuk
setiap variasi. Data hasil seluruh perhitungan disajikan pada Tabel 4.3
dan Tabel 4.4.
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Debit Air yang Dihasilkan
No.
Rasio
Terendam
(%)
Letak Nosel
Waktu
Terukur
(detik)
Volume
Terukur
Rata-rata
(liter)
Debit Air
(𝑚 )
1 89,28 Pada Pipa 1,5" 60 35,77 0,60
2 89,28 Pada Pipa Reducer
Socket 2" x 1,5" 60 36,04 0,60
3 80,64 Pada Pipa 1,5" 60 22,27 0,37
4 80,64 Pada Pipa Reducer
Socket 2" x 1,5" 60 18,825 0,31
5 73,52 Pada Pipa 1,5" 60 10,925 0,18
6 73,52 Pada Pipa Reducer
Socket 2" x 1,5" 60 9 0,15
7 67,56 Pada Pipa 1,5" 60 3,77 0,06
8 67,56 Pada Pipa Reducer
Socket 2" x 1,5" 60 0,685 0,01
9 62,5 Pada Pipa 1,5" 60 0,463 0,1
10 62,5 Pada Pipa Reducer
Socket 2" x 1,5" 60 0,18 0,003
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 4. 4. Hasil Perhitungan Efisiensi yang Dihasilkan
No.
Rasio
Terendam
(%)
Letak Nosel Debit Air
(m3/s)
Tinggi
Pengangkatan
(meter)
Efisiensi
(%)
1 89,28 Pada Pipa 1,5" 0,000596 0,12 3,84
2 89,28 Pada Pipa Reducer
Socket 2" x 1,5" 0,000600 0,12 3,87
3 80,64 Pada Pipa 1,5" 0,000371 0,24 4,79
4 80,64 Pada Pipa Reducer
Socket 2" x 1,5" 0,000313 0,24 4,05
5 73,52 Pada Pipa 1,5" 0,000182 0,36 3,52
6 73,52 Pada Pipa Reducer
Socket 2" x 1,5" 0,000150 0,36 2,90
7 67,56 Pada Pipa 1,5" 0,000062 0,48 1,62
8 67,56 Pada Pipa Reducer
Socket 2" x 1,5" 0,000011 0,48 0,29
9 62,5 Pada Pipa 1,5" 0,000007 0,6 0,25
10 62,5 Pada Pipa Reducer
Socket 2" x 1,5" 0,000003 0,6 0,10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
0
5
10
15
20
25
30
35
40
60 65 70 75 80 85 90
Deb
it (
lite
r/m
emit
)
Rasio Terendam %
Nosel Pipa 1,5" Nosel Pipa 2 x 1,5"
4.3. Pembahasan
4.3.1. Hubungan rasio terendam terhadap debit dan efisiensi.
Gambar 4.1 merupakan grafik pengaruh rasio terendam terhadap debit
air yang dihasilkan. Berdasarkan gambar grafik tersebut, maka dapat dilihat
nilai rasio terendam dikonversikan ke persen. Hal ini menunjukan bahwa
semakin tinggi nilai persen rasio terendam maka akan tinggi nilai debit air
yang dihasilkan. Pada variasi penempatan nosel injeksi pipa vertikal 1,5
inci memperoleh nilai debit air terendah. Hal ini terjadi pada rasio terendam
62,5% sebesar 0,46 liter/menit dan nilai debit air tertinggi yang terjadi pada
rasio terendam 89,28% sebesar 35,8 liter/menit. Sementara itu, variasi
penempatan nosel injeksi pada reducer socket 2 inci x 1,5 inci mendapatkan
nilai debit air terendah. Hal ini terjadi pada rasio terendam 62,5% sebesar
0,18 liter/menit dan nilai debit air tertinggi yang terjadi pada rasio terendam
89,28% sebesar 36,0 liter/menit.
Dengan memperbesar rasio terendam akan memperbesar debit air
yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Gambar 4.6. Pengaruh Rasio Terendam Terhadap Debit Air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
0
1
2
3
4
5
60 65 70 75 80 85 90
Efi
sise
nsi
(%
)
Rasio Terendam %
Nosel Pipa 1,5" Nosel Pipa 2 x 1,5"
(Khalil dkk., 1999). Selain itu memperbesar rasio terendam akan
memperkecil head statis. Sehingga, memperkecil head statis akan
memperbesar debit yang dihasilkan.
Gambar 4.2 merupakan grafik pengaruh rasio terendam terhadap
efisiensi. Berdasarkan gambar grafik tersebut, maka dapat dilihat nilai rasio
terendam dikonversikan ke persen. Hal ini menunjukan bahwa memperbesar
rasio terendam akan memperbesar efisiensi hingga mencapai nilai
optiumum. Pada grafik Gambar 4.2 menunjukan bahwa nilai efisiensi
optimum terjadi pada nilai rasio terendam 80,64%. Pada variasi penempatan
nosel injeksi pipa vertikal 1,5 inci memperoleh nilai efisiensi sebesar 4,79%
dan pada variasi penempatan nosel injeksi pada Reducer Socket 2 inci x 1,5
inci mendapatkan nilai 4,05%. Selanjutnya nilai efisiensi akan menurun
dengan penambahan rasio terendam 89,28%. Pada variasi penempatan nosel
injeksi pipa vertikal 1,5 inci memperoleh nilai efisiensi sebesar 3,84% dan
pada variasi penempatan nosel injeksi pada Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci
mendapatkan nilai efisiensi sebesar 3,87%.
Gambar 4.7. Pengaruh Rasio Terendam Terhadap Efisiensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
0,46
3,77
10,925
22,3
35,8
0,18 0,69
9,00
18,8
36,0
0
5
10
15
20
25
30
35
40
62,50% 67,56% 73,52% 80,64% 89,28%
Deb
it (
lite
r/m
enit
)
Rasio Terendam (%)
Pada Pipa 1,5 inci Pada Pipa Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci
Dengan memperbesar rasio terendam akan memperbesar efisiensi
pemompaan hingga mencapai nilai optimum. Selanjutnya nilai efisiensi
akan menurun dengan penambahan rasio terendam lebih lanjut. Dapat
disimpulkan bahwa memperbesar rasio terendam akan memperbesar nilai
efisiensi hingga mencapai nilai optimum. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Kassab dkk. (2009), Awari dkk. (2007) dan
Khalil dkk. (1999).
4.3.2. Perbandingan Penempatan Nosel Injektor Pada Pipa 1,5 inci dan Pipa
Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci terhadap debit dan efisiensi yang
dihasilkan.
Gambar 4.8. Perbandingan Pipa 1,5 inci dan Pipa Reducer Socket 2
inci x 1,5 inci Terhadap Debit Air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Pada Gambar 4.3 merupakan grafik perbandingan pipa 1,5 inci dan
pipa reducer socket 2 inci x 1,5 inci terhadap debit air yang dihasilkan.
Berdasarkan gambar grafik tesebut, dari rasio terendam 62,50% hingga
rasio terendam 80,64% menunjukkan bahwa debit yang dihasilkan dari
variasi pipa 1,5 inci lebih besar daripada menggunakan variasi pipa Reducer
Socket 2 inci x 1,5 inci. Hal ini terjadi karena pada pipa 1,5 inci udara yang
diinjeksikan tidak melalui pengecilan luas penampang, karena Pengecilan
diameter pipa air akan menurunkan tekanan air seperti pada pipa reducer
socket 2 inci x 1,5 inci. Akan tetapi, pada rasio terendam 89,28% debit air
yang dihasilkan pada pipa 1,5 inci lebih kecil daripada debit air yang
dihasilkan pada pipa reducer socket 2 inci x 1,5 inci. Hal ini terjadi karena
pada pipa reducer socket 2 inci x 1,5 inci akan menambah kecepatan aliran
air, namun akan mengurangi tekanan air untuk naik.
Semakin besar rasio terendam maka semakin kecil static head yang
terdapat pada pipa begitu juga sebaliknya. Pada rasio terendam terbesar
89,28% kecepatan air bertambah dengan kecilnya static head akan
menambah debit air yang dihasilkan walaupun tekanan air akan berkurang.
Debit optimum pada rasio terendam 62,5%, 67,56%, 73,52% dan
80,64% yaitu sebesar 0,46 liter/menit, 3,77 liter/menit, 10,9 liter/menit dan
22,3 liter/menit pada pipa 1,5 inci. Debit optimum pada rasio terendam
89,28% yaitu sebesar 36,0 liter/menit pada pipa reducer socket 2 inci x 1,5
inci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
0,25
1,62
3,52
4,79
3,84
0,10 0,29
2,90
4,05 3,87
0
1
2
3
4
5
62,50% 67,56% 73,52% 80,64% 89,28%
Efi
sien
si (
%)
Rasio Terendam (%)
Pada Pipa 1,5 inci Pada Pipa Reducer Socket 2 inci x 1,5 inci
Pada Gambar 4.4 merupakan grafik perbandingan pipa 1,5 inci dan
pipa reducer socket 2 inci x 1,5 inci terhadap efisiensi yang dihasilkan.
Berdasarkan gambar grafik tesebut, dari rasio terendam 62,50% hingga
rasio terendam 80,64% menunjukkan bahwa efisiensi yang dihasilkan dari
variasi pipa 1,5 inci lebih besar daripada menggunakan variasi pipa Reducer
Socket 2 inci x 1,5 inci. Hal ini terjadi karena nilai efisiensi berbanding lurus
dengan debit. Debit merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk
mengetahui nilai efisiensi. Penggunaan reducer socket 2 inci x 1,5 inci akan
memperbesar efisiensi pada rasio tertinggi. Akan tetapi pada efisiensi pada
rasio terendam rendah akan mengurangi debit yang dihasilkan. Hal ini
mengakibatkan efisiensi pada rasio terendam rendah lebih besar
menggunakan nosel pada pipa 1,5 inci. Pada rasio terendam 89,28%
Gambar 4.9. Perbandingan Pipa 1,5 inci dan Pipa Reducer Socket 2 inci
x 1,5 inci Terhadap Efisiensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
efisiensi yang dihasilkan pada pipa 1,5 inci lebih kecil daripada
menggunakan pipa reducer socket 2 inci x 1,5 inci. Efisiensi optimum pada
rasio terendam 62,5%, 67,56%, 73,52% dan 80,64% yaitu sebesar 0,25%,
1,62% , 3,52% dan 4,79% pada pipa 1,5 inci. Debit optimum pada rasio
terendam 89,28% yaitu sebesar 3,87% pada pipa reducer socket 2 inci x 1,5
inci.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian unjuk kerja airlift pump dengan pipa riser
berdiameter 1,5 inci menggunakan aerator 60 liter/menit, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Memperbesar rasio terendam akan memperbesar debit air yang
dihasilkan dari setiap variasi. Nilai debit tertinggi dengan letak nosel
injeksi pada pipa 1,5 inci dan pada pipa 2 inci x 1,5 inci sebesar 35,77
liter/menit dan 36,04 liter/menit yang terdapat pada rasio terendam
89,28%. Memperbesar rasio terendam akan meningkatkan nilai efisiensi
hingga mencapai nilai optimum. Nilai Efisiensi tertinggi dengan letak
nosel injeksi pada pipa 1,5 inci dan pada pipa 2 inci x 1,5 inci sebesar
4,785% dan 4,045% yang terdapat pada rasio terendam 80,64%.
2. Pengecilan diameter pipa akan menambah kecepatan air, namun akan
mengurangi tekanan air ke atas. Debit air yang dihasilkan dengan letak
nosel injeksi pada pipa 1,5 inci lebih besar daripada menggunakan nosel
pada pipa reducer socket 2 inci x 1,5 inci pada rasio rendah. Pada rasio
tertinggi 89,28% debit air yang dihasilkan dengan letak nosel injeksi
pada pipa reducer socket 2 inci x 1,5 inci lebih besar.
3. Pola aliran yang terbentuk pada rasio terendam 89,28%, 80,64% dan
73,52% dengan nosel injeksi pada pipa 1,5 inci memliki pola aliran
churn. Sedangkan pada rasio terendam 67,56% dan 62,5% memiliki pola
aliran slug-churn. Pola aliran yang terbentuk menggunakan nosel injeksi
dengan pipa reducer socket 2 inci x 1,5 inci menghasilkan bentuk slug-
churn pada setiap rasio terendam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
5.2. Saran
Saran dari penulis untuk memperbaiki penelitian berikutnya, antara lain :
1. Pengujian selanjutnya dapat dilakukan penambahan variasi fluida yang
digunakan.
2. Pengujian selanjutnya dapat dilakukan penambahan variasi bentuk pipa
riser.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
DAFTAR PUSTAKA
Awari, G. K., Ardhapurkar, P. M., Wakde, D. G., & Bhuyar, L. B. (2004).
Performance analysis of air-lift pump design. Proceedings of the Institution
of Mechanical Engineers, Part C: Journal of Mechanical Engineering
Science, 218(10), 1155–1161. https://doi.org/10.1243/0954406042369099
Awari, Gajanan K., Bhuyar, L. B., & Wakde, D. G. (2007). A generalized gas-
liquid two-phase flow analysis for efficient operation of airlift pump.
Journal of the Brazilian Society of Mechanical Sciences and Engineering,
29(3), 307–312. https://doi.org/10.1590/S1678-58782007000300011
Hanafizadeh, P., & Ghorbani, B. (2012). Review study on airlift pumping
systems. Multiphase Science and Technology, 24(4), 323–362.
https://doi.org/10.1615/MultScienTechn.v24.i4.30
Kassab, S. Z., Kandil, H. A., Warda, H. A., & Ahmed, W. H. (2009). Air-lift
pumps characteristics under two-phase flow conditions. International
Journal of Heat and Fluid Flow, 30(1), 88–98.
https://doi.org/10.1016/j.ijheatfluidflow.2008.09.002
Khalil, M. F., Elshorbagy, K. A., Kassab, S. Z., & Fahmy, R. I. (1999). Effect of
air injection method on the performance of an air lift pump. International
Journal of Heat and Fluid Flow, 20(6), 598–604.
https://doi.org/10.1016/S0142-727X(99)00051-X
Reinemann, D J. (1990). Q ’ L = A ( gD ) I / 2 ; Q ’ c = A ( gD ) l / 2 ; V ~= ( gD
) l / 2 ; Co ( Q [. + Q ’ c ) + V ~ rs ". 16(I), 113–122.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Reinemann, Douglas Joseph. (1987). A Theorethical and experimental study of
airlift pumping and aeration with reference to aquacultural applications.
August, 111. 41
Stenning, A. H., & Martin, C. B. (1968). An analytical and experimental study of
air-lift pump performance. Journal of Engineering for Gas Turbines and
Power, 90(2), 106–110. https://doi.org/10.1115/1.3609143
Sularso & Haruo Tahara. (2000). Pompa dan Kompresor. PT Pradnya Paramita :
Jakarta.
Wang, Z., Kang, Y., Wang, X., Li, D., & Hu, D. (2018). Investigating the flow
characteristics of air-lift pumps operating in gas–liquid two-phase flow.
Chinese Journal of Chemical Engineering, 26(2), 219–227.
https://doi.org/10.1016/j.cjche.2017.09.011
Yunus A. Cengel. (2006). Fluid Mechanics Fundamentals And Applications. New
York.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI