Tutorial i - Meningitis

16
MENINGITIS Pembimbing : dr. Gea Padhita, M.Kes, Sp.S KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI – FKK UMJ

Transcript of Tutorial i - Meningitis

MENINGITIS

Pembimbing : dr. Gea Padhita, M.Kes, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT SARAFRUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI – FKK UMJ

DEFINISI

• Meningitis adalah inflamasi pada membran yang menutupi organ sistem saraf

pusat, yang biasanya dikenal dengan meningens (radang pada arachnoid dan

piamater).

• Meningitis dapat berkembang sebagai respon dari berbagai kasus, seperti agen

infeksi, trauma, kanker, atau penyalahgunaan obat. Agen infeksi dapat berupa

bakteri, virus, ricketsia, protozoa, dan jamur.

ANATOMI DAN FISIOLOGI

• Piamater• Arachnoid• Duramater

Struktur meninges dari luar adalah, dura mater, araknoid mater, dan piamater. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu :

• Melapisi dan memberikan proteksi kepada struktur organ sistem saraf pusat(otak dan medula spinalis).

• Memberikan proteksi pembuluh darah yang terdapat di otak dan menutupi sinus venosus.

• Mengandungi likour serebrospinalis• Membentuk partisi/ bagian bagian dari

otak

Fungsi lapisan selaput otak

Lipatan ganda duramater membentuk :1. Falk serebri2. Tentorium3.Falk serebeli

- Perdarahan duramater besaral dari arteri karotis eksterna dengan percabangannya arteri maksilaris yang bercabang untu mendarahi secara langsung adalah arteri meningea media.

- Persarafan. Duramater diatas tentorium dipersarafi oleh cabang-cabang nervus trigeminus. ( reseptor nyeri)

- Arakhnoid. Arakhnoid otak dan medula spinalis merupakn membran avaskular yang tipis dan rapuh yang berhubungan erat dengan permukaan dalam duramater. Ruang antara arakhnoid dan piamater berisi cairan serebrospinal- Piamater melekat pada sistem saraf pusat dibawahnya melalui membran ektodermal yang terdiri dari astrosit marginal

ETIOLOGI

Bakteri

Virus

Jamur Non

infeksi

PATOFISIOLOGI

Agen penyebabInvasi ke

susunan saraf pusat melalui aliran darah

Bermigrasi ke lapisan

subarachnoid

Respon inflamasi di piamater, arachnoid,

cairan cerebrospinal, dan ventrikuler

Eksudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal

Kerusakan neurologist

GEJALA KLINIS

Gejala infeksi akut :• Panas• Nafsu makan tidak ada• Anak lesu

Gejala kenaikan tekanan intracranial :• Kesadaran menurun• Kejang-kejang• Ubun-ubun besar menonjol

Gejala rangsangan meningeal• Kaku kuduk • Kernig• Brudzinky I dan II positif

DIAGNOSIS

Diagnosis kerja ke arah meningitis dapat dipikirkan apabila menemukan gejala dan tanda-tanda klinis meningitis.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Pungsi LumbalPemeriksaan DarahPemeriksaan Radiologis

TATALAKSANA

Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.

Obat anti inflamasi• 1) Meningitis tuberkulosa :• a) Isoniazid 10 – 20 mg/kg/24 jam oral, 2 kali

sehari maksimal 500gr selama 1 ½ tahun.• b) Rifamfisin 10 – 15 mg/kg/ 24 jam oral, 1 kali

sehari selama 1tahun.• c) Streptomisin sulfat 20 –  40 mg/kg/24 jam

sampai 1 minggu, 1– 2 kali sehari, selama 3 bulan.

• 2) Meningitis bacterial, umur < 2 bulan :• a) Sefalosporin generasi ke 3• b) ampisilina 150 – 200 mg (400 gr)/kg/24 jam

IV, 4 – 6 kalisehari.• c) Koloramfenikol 50 mg/kg/24 jam IV 4 kali

sehari.• 3) Meningitis bacterial, umur > 2 bulan :• a) Ampisilina 150-200 mg (400 mg)/kg/24 jam

IV 4-6 kali sehari.• b) Sefalosforin generasi ke 3.

Pengobatan simtomatis • 1) Diazepam IV : 0.2 –  0.5 mg/kg/dosis, atau

rectal 0.4 – 0.6/mg/kg/dosis kemudian klien dilanjutkan dengan.

• 2) Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari. • 3) Turunkan panas• a) Antipiretika : parasetamol atau salisilat

10 mg/kg/dosis.• b) Kompres air .• c) Pengobatan suportif :• 1)Cairan intravena.• 2) Zat asam, usahakan agar konsentrasi

O2 berkisar antara 30– 50%.

PROGNOSIS

Penderita meningitis dapat sembuh, baik sembuh dengan cacat motorik atau mental atau meninggal tergantung :▪ Umur penderita▪ Jenis kuman penyebab▪ Berat ringan infeksi▪ Lama sakit sebelum mendapat pengobatan▪ Kepekaan kuman terhadap antibiotic yang diberikan▪ Adanya dan penanganan penyakit

Kesimpulan

Meningitis termasuk dalam kedaruratan medis yang tinggi dan diagnosis dini, cepat, dan tepat merupakan hal yang penting. Adanya kecurigaan yang tinggi terhadap adanya meningitis mengharuskan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dengan segera, karena resiko kematian atau kerusakan yang ireversible adalah sangat besar, kecuali pengobatan dimulai dengan segera.

Daftar Pustaka

▪ Allan R. Tunkel. 2011. Practice Guidlines For The Management Of Bacterial Meningitis.New York: IDSA Guidline

▪ David M Bamberger.2010. Diagnosis, Initial Management and Prevention of Meningitis. America : AFP

▪ Dewanta, George, Suwono, J Wita dkk. 2010. Panduan Praktis Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta : EGC

▪ M.Baehr and M. Frotscher. 2010. Diagnosis Topik Neurologi DUUS ,Edisi ke-4. Jakarta : EGC

▪ Meninges. Dalam ; Marieb E.dan Hoehn. K. Human anatomy and physiology. Edisi VII. Pearson education. 2007

▪ Standar Pelayanan Medik. PERDOSSI