Meningitis Serosa

download Meningitis Serosa

of 24

description

meningitis serosa adalah

Transcript of Meningitis Serosa

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    1/24

    MENINGITISMENINGITIS

    TUBERKULOSATUBERKULOSA

    I. PENDAHULUAN

    Sampai saat ini tuberkulosis masih merupakan masalah besar di

    Indonesia maupun negara berkembang lainnya, dan dapat menimbulkan

    beberapa penyulit. Meningitis tuberkulosa merupakan salah satu penyulit

    tuberkulosis, yang mempunyai morbiditas dan mortalitas tinggi, denganprognosis buruk. Walaupun pengobatan saat ini telah maju, gejala sisa dari

    meningitis tuberkulosa masih sering ditemukan, dan mortalitasnya masih

    cukup tinggi. Penyakit ini masih banyak ditemukan di Indonesia dan

    insidensnya sebanding dengan insidens tuberkulosis itu sendiri.(1)

    II. DEFINISI

    Meningitis tuberkulosa adalah radang selaput otak akibat komplikasi

    tuberculosis primer.()

    III. EPIDEMIOLOGI

    Insidens meningitis tuberkulosa sangat ber!ariasi dan bergantung

    kepada tingkat sosio"ekonomi dan kesehatan masyarakat, umur, status gi#i

    serta $aktor genetik yang menentukan respons imun seseorang. Sejak tahun

    1%&'"1%&, och dan *arson menemukan &+ kasus meningitis tuberkulosa

    dari - kasus meningitis bakterial. Menurut uerbach, insidens meningitis

    tuberkulosa sebanyak ,+ dari %/ anak yang meninggal karena

    tuberkulosis.

    0i Inggris pada tahun 1%/-"1%/%, insidens meningitis tuberkulosa

    sekitar 1+, sedangkan penelitian menemukan sekitar /"1+. Penyakit ini

    1

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    2/24

    dapat menyerang semua umur dan insidens tertinggi menurut umur pasien dari

    masing"masing penulis berbeda"beda, tetapi jarang ditemukan pada usia di

    baah 2 bulan dan hampir tidak pernah pada usia dibaah & bulan, insidens

    tertinggi pada usia 2 bulan"2 tahun, peneliti lain ada yang menemukan

    insidens tertinggi pada usia 2" bulan. Peneliti 3ropa menemukan insidens

    tertinggi pada musim semi, yaitu antara bulan pril sampai 4uni. 5eberapa

    penulis menemukan baha in$eksi morbili dan pertusis serta trauma kepala

    sering mendahului timbulnya meningitis tuberkulosa.(1)

    IV. PATOFISIOLOGI.

    Meningitis tuberkulosa pada umumnya sebagai penyebarantuberkulosis primer, dengan $okus in$eksi di tempat lain. 5iasanya $okus

    in$eksi primer di paru, namun 5lockloch menemukan ,-+ dengan $okus

    in$eksi primer di abdomen, ,1+ di kelenjar lim$e leher dan 1,+ tidak

    ditemukan adanya $okus in$eksi primer. 0ari $okus in$eksi primer, basil

    masuk ke sirkulasi darah melalui duktus torasikus dan kelenjar lim$e regional,

    dan dapat menimbulkan in$eksi berat berupa tuberkulosis milier atau hanya

    menimbulkan beberapa $okus metastase yang biasanya tenang.(1)

    Mula"mula terbentuk tuberkel di otak, selaput otak, atau medulla

    spinalis, sebagai akibat penyebaran kuman hematogen selama in$eksi primer

    atau selama perjalanan tuberculosis kronik. emudian timbul meningitis

    sebagai akibat lepasnya basil dan antigen dari tuberkel yang pecah karena

    rangsangan mungkin trauma atau $actor imunologis. uman kemudian

    langsung masuk ke ruang subaaknoid atau !entrikel. 6al ini mungkin terjadi

    segera sesudah dibentuknya lesi atau setelah periode laten beberapa bulan atau

    tahun.(&)

    5ila hal ini terjadi pada pasien yang sudah tersensitisasi maka

    masuknya kuman ke dalam ruang sub arakhnoid menimbulkan peradangan

    yang menyebabkan perubahan dalam cairan serebrospinal. 7eaksi peradangan

    ini mula"mula timbul di sekitar tuberkel yang pecah, tetapi kemudian tampak

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    3/24

    jelas di selaput otakpada dasar otak dan ependim. Meningitis basalis yang

    terjadi akan menimbulkan komplikasi neurologist berupa paralysis sara8$

    kranialis.(&)

    Pada pemeriksaan histologis, meningitis tuberkulosa ternyata

    merupakan meningoence$alitis. Peradangan ditemukan sebagian besar pada

    dasar otak terutama pada batang otak ( brain stem ) tempat terdapat eksudat

    dan tuberkel. 3ksudat yang sero$ibrinosa dan gelatinosa dapat menimbulkan

    obstrukti$ pada sternabasalis dan mengakibatkan hidrosepalus serta kelainan

    sara$ otak. 9ampak juga kelainan pada pembuluh darah seperti arteritis dan

    $leblitis yang menimbulkan penyumbatan. kibat penyumbatan ini dapat

    terjadi in$ark otak yang kemudian akan mengakibatkan pelunakan otak.

    ()

    V. PATOLOGI

    :ambaran patologi pada meningitis tuberkulosa ada tipe, yaitu;

    1. 0isseminated miliary tubercles, seperti pada tuberkulosis milier

    .

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    4/24

    VI. GEJALA KLINIS.

    Secara klinis kadang"kadang jarang terdapat gejala meningitis nyata

    alaupun selaput otak sudah terkena. 6al demikian terdapat pada tuberkulosis

    miliaris. Sehingga pada penyebaran miliar sebaiknya dilakukan pungsi lumbal

    alaupun gejala klinis belum nampak. ()

    :ejala biasanya didahului oleh stadium prodormal berupa iritasi

    selaput otak. Meningitis biasanya mulai perlahan"lahan tanpa panas atau

    hanya terdapat kenaikan suhu yang ringan, jarang terjadi akut dengan panas

    yang tinggi, sering dijumpai anak mudah terangsang atau anak menjadi apatis.

    nak besar dapat mengeluh nyeri kepala anoreksia, obstipasi dan muntah jugasering ditemukan.()

    Stadium ini kemudian disusul dengan stadium transisi dengan kejang,

    gejala diatas menjadi lebih berat dan rangsangan meningeal mulai nyata,

    kuduk kaku, seluruh tubuh menjadi kaku dan timbul opistotonus, re$leks

    tendon menjadi lebih tinggi, ubun"ubun menonjol dan pada umumnya juga

    terdapat kelumpuhan urat sara$ mata sehingga timbul gejala strabismus dan

    nistagmus. Sering turberkel terdapat di koroid. Suhu tubuh menjadi lebih

    tinggi dan kesadaran lebih menurun sampai sopor.()

    Stadium terminal berupa kelumpuhan"kelumpuhan, koma menjadi

    lebih dalam, pupil melebar dan tidak bereaksi sama sekali, nadi dan

    pernapasan menjadi tidak teratur, kadang"kadang terjadi pernapasan cheyne"

    stokes hiperpiraksia timbul dan anak meninggal tanpa kesadaran pulih

    kembali.()

    9iga stadium ini biasanya tidak mempunyai batas yang jelas antara

    satu dengan yang lainnya. =amun bila tidak diobati umumnya berlangsung

    tiga minggu sebelum anak meninggal. ()

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    5/24

    VII. DIAGNOSIS

    0iagnosis meningitis tuberkulosa ditegakkan berdasarkan gambaran

    klinis, riayat ada kontak dengan pasien 95* yang kadang"kadang

    asimtomatik, uji tuberkulin positi$, dan kelainan cairan serebrospinal. >ji

    tuberkulin anergi terdapat pada &2+ pasien.

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    6/24

    menurun, bila cairan otak didiamkan maka akan timbul $ibrinous eb

    (po!iken). 9empat yang sering ditemukannya basil tuberkulosis.

    adang"kadang jumlah sel pada $ase akut dapat mencapai lebih kurang

    1'''Amm&. kadar protein meninggi dan glukosa menurun, uji tuberkulin (B)

    anergi pada &2+.

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    7/24

    bersi$at bakteriostatik diberikan dengan dosis '"' mgAkg55Ahari atau '"/'

    mgAkg55 dua kali seminggu dibagi dalam "& dosis, diberikan selama bulan

    secara oral. 3tambutol bersi$at bakteriostatik diberikan dengan dosis 1"

    mgAkg55Ahari atau ' mgAkg55 dua kali seminggu secara oral selama

    minimal % bulan. Pada anak usia muda dapat terjadi neuritis optika atau atro$i

    optik, sehingga diberikan pada anak di atas tahun, tetapi pengalaman kami

    tidak pernah terjadi komplikasi seperti itu. Streptomisin bersi$at bakteriosid

    diberikan dengan dosis ' mgAkg55Ahari, tetapi kami tidak pemah

    menggunakan lagi. 3$ek samping berupa gangguan !estibular atau auditori

    (keseimbangan atau pendengaran), tetapi lebih sering gangguan

    keseimbangan.

    X. KOMPLIKASI .

    0apat terjadi karena akibat pengobatan yang tidak sempurna atau

    pengobatan yang terhambat, dapat terjadi cacat neurologis berupa paresi,

    parentis sampai deserebrasi. 6idrose$alus akibat sumbatan, resorbsi berkurang

    atau produksi berlebihan dari likuor serebrospinalis.

    nak juga dapat menjadi buta atau tuli dan kadang"kadang timbul

    retardasi mental.()

    XI. PROGNOSIS

    Pasien meningitis tuberkulosa yang tidak diobati bisanya meninggal

    dunia. Prognosis tergantung kepada $aktor stadium penyakit saat pengobatan

    dimulai dan umur pasien. Pasien yang berumur lebih muda dari & tahun

    mempunyai prognosis lebih buruk daripada yang lebih tua.

    6anya 1-+ dari yang hidup mempunyai neurologis dan intelek

    normal. :ejala sisa neurologis yang terbanyak adalah paresis spastik, kejang,

    paraplegia, dan gangguan sensori ekstremitas. ornplikasi pada mata berupa

    atro$i optik dan kebutaan. :angguan pendengaran dan keseimbangan

    disebabkan oleh obat streptomisin atau. oleh penyakitnya sendiri. :ejela sisa

    /

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    8/24

    neurologis minor berupa kelainan sara$ otak, nistagmus, ataksia, gangguan

    ringan pada koordinasi dan spastisitas.

    :angguan intelektual terjadi kira"kira pada dua pertiga pasien yang

    hidup. Pada pasien ini biasanya mempunyai kelainan 33: yang berhubungan

    dengan kelainan neurologis menetap seperti kejang dan mental subnormal.

    alsi$ikasi intrakranial terjadi pada kira"kira sepertiga pasien yang sembuh.

    Seperlima pasien yang sembuh mempunyai kelainan pituitari dan

    hipotalamus, dan akan terjadi prekoks seksual, hiperprolaktinemia, dan

    de$isiensi 06, hormon pertumbuhan, kortikotropin dan gonadotropin.(1)

    -

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    9/24

    KEPUSTAKAAN

    1. 9aslim S. Soeomenggolo dkk, 5uku jar =eurologi

    nak, 5alai Penerbit Ikatan 0okter nak Indonesia, 4akarta, 1%%%

    . Sta$ pengajar Ilmu esehatan nak,

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    10/24

    STATUS PASIEN

    I. Anamnesa Pribai

    =ama ; n.

    >mur ; tahun 2 bulan

    4enis elamin ; ?aki"laki

    Suku ; 4aa

    gama ; Islam

    lamat ; 4l. Sayur 0usun III 9. 6ilir

    9anggal Masuk 7.S ; '1 "'"'1&

    II. Anamnesa Pen!a"i#

    eluhan >tama ; tangan kanan susah digerakkan dan kedua tungkai

    sudah tidak dapat digerakkan.

    9elaah ; Gs datang ke 7S>0 0r. 7M.0joelham 5injai pada

    tanggal '1 $ebruari '1& dengan keluhan tangan kanan susah digerakkan dan

    kedua tungkai tidak dapat digerakkan sejak satu bulan yang lalu secara tiba"tiba.

    Gs juga mengeluh demam dan kejang sejak hari yang lalu sebanyak @,

    lamanya kejang kurang lebih selama menit, setelah kejang os sadar dan

    langsung menangis. Sesak na$as (B). 7iayat batuk pilek sejak 1 bulan yang lalu.

    1'

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    11/24

    7P9 ; "

    7PG ; "

    III. S#a#$s Presen#

    Sensorium ; *ompos Mentis

    9ekanan 0arah ; "

    =adi ; 1'' @Ai

    Pernapasan ; ' @Ai

    9emperatur 9ubuh ; &-. '*

    IV. S#a#$s Ne$r%&%'is

    A. Ran'san'an Menin'ea&

    1. aku kuduk ; (B)

    . 5rud#inski I ; ("A")

    &. 5rud#inski II ; ("A")

    . 5rud#inski III ; ("A")

    . ernig ; (BAB)

    B. Ran'san'an Rai"$&er

    1. ?ase8ue ; (BAB)

    11

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    12/24

    . *ross ?ase8ue ; (BAB)

    &. ?ermint test ; (" A" )

    (. Pemeri"saan Ner)$s (rania&is

    =er!us I Meatus =asi 0e@tra Meatus =asi Sinistra

    =ormosmia

    nosmia

    Parosmia

    akosmia

    >ncinate $it

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    =er!us II Gkuli 0e@tra Gkuli Sinistra

    Hisus

    7e$lek pupil

    "?angsung

    "9idak langsung

    Sulit dinilai

    (B)

    (B)

    Sulit dinilai

    (B)

    (B)

    =er!us III, IH, HI Gkuli

    0e@tra

    Gkuli

    Sinistra

    1

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    13/24

    :erakan bola mata

    Ptosis

    =istagmus

    Pupil

    ?ebar

    5entuk

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    14/24

    Memejamkan mata

    Menggembungkan pipi

    Memperlihatkan gigi geligi

    Mencucurkan bibir

    ?ago$talmus

    (B)

    (B)

    (B)

    (B)

    (")

    (B)

    (B)

    (B)

    (B)

    (")

    Sensorik

    Pengecapan A& 0epan ?idah 90P 90P

    Stapedial 7e$leks

    :labela 7e$leks

    90P

    90P

    90P

    90P

    =er!us HIII anan iri

    uditorius

    Pendengaran

    9es 7inne

    9es Weber

    9es Schabach

    Hestibularis

    =istagmus

    9est 7omberg

    Stepping 9est

    9andem Walking

    =ormal

    90P

    90P

    90P

    90P

    90P

    90P

    90P

    =ormal

    90P

    90P

    90P

    90P

    90P

    90P

    90P

    1

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    15/24

    =er!us I,

    Posisi Pallatum Mole

    :erakan Pallatum Mole

    Posisi >!ula

    :erakan >!ula

    0isatria

    0is$onia

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    Sulit dinilai

    (")

    (")

    Posisi

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    16/24

    D. Pemeri"saan M%#%ri"

    Re*&e"s

    4enis 7e$leks anan iri7e$leks

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    17/24

    E. Sis#em E"s#rairamia&

    9remor ; ( " )

    *horea ; ( " )

    9ik ; ( " )

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    18/24

    Gs datang ke 7S>0 0r. 7M. 0joelham 5injai pada tanggal '1 $ebruari '1&,

    dengan keluhan tangan kanan susah digerakkan dan kedua tungkai sudah tidak

    dapat digerakkan.

    Gs mengeluh batuk pilek sejak 1 bulan yang lalu

    Gs mengeluh demam

    Gs juga sempat kejang sebanyak @ selama kurang lebih menit.

    RPT : -

    7PG ; "

    StatusPresent

    Sensorium ; *ompos Mentis

    =adi ; 1'' @Ai

    Perna$asan ; ' @Ai

    9emperatur tubuh ; &-. '*

    Pada pemeriksaan neurologis ditemukan ;

    aku kuduk ( B )

    0itemukan re$leks kernig (BAB)

    0itemukan re$leks lasegue (BAB) dan cross lasegue (BAB)

    0ijumpai re$leks babinski (BAB), chaddock (BAB), gordon (BAB), schae$er (BA

    B), ho$$man tromner (BAB).

    II. Pemeri"saan en$n/an'

    9anggal '1A'A'1&

    ?aboratorium

    ?eukosit ; , @ 1'& Au?

    3ritrosit ; &,%& @ 1'2Au?

    6b ; 11, grAdl

    III. Dia'n%sa Banin'

    " Meningitis Serosa

    1-

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    19/24

    " Meningitis Purulenta

    IV. Dia'n%sa semen#ara

    Meningitis Serosa

    V. Terai

    " 5ed rest

    " IH

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    20/24

    FOLLO0 UP PASIEN

    +, F%&&%1 $ #an''a& 2+ *ebr$ari -2+3 s4 25 *ebr$ari -2+3

    '1 $ebruari '1& ' $ebruari '1& ' $ebruari '1&

    eluhan >tama 9angan dan kaki tidak

    bisa digerakkan

    9angan dan kaki tidak

    bisa digerakkan

    9angan dan kaki ti

    bisa digerakkan

    Status Present Sens ; compos mentis

    90; "

    67; 1''@A menit

    77; '@A menit

    9; &-, J*

    Sens ; compos mentis

    90 ; "

    67 ; @Amenit

    77 ; @Amenit

    9 ; J*

    Sens ; compos mentis

    90; "

    67 ; 11@Amenit

    77 ; &'@Amenit

    9 ; &%,& J*

    Peningkatan

    9ekanan

    Intrakranial

    ejang ;( " )

    Muntah ; ( " )

    =yeri epala ; ( B )

    ejang ; ( " )

    Muntah ; ( " )

    =yeri epala ; (B)

    ejang ; ( " )

    Muntah ; ( " )

    =yeri epala ; ( B )

    Perangsangan

    meningeal

    aku uduk ; ( B )

    ernig ; ("A")

    5rud#inski I ; ( " )

    aku uduk ; ( B )

    ernig ; ("A")

    5rud#inski I ; ( " )

    aku uduk ; ( B )

    ernig ; ("A")

    5rud#inski I ; ( " )

    '

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    21/24

    5rud#inski II ; ( " )

    5rud#inski III ; ( " )

    5rud#inski II ; ( " )

    5rud#inski III ; ( " )

    5rud#inski II ; ( " )

    5rud#inski III ; ( " )

    =er!us ranialis = I ; 90P

    = II, III ; re$lekscahaya BA"

    = H ; re$leks kornea

    (BAB), de!iasi rahang

    ke sebelah kiri

    = HII ; de!iasi sudut

    mulut ke kanan

    = HIII ; pendengaran

    normal

    = I, ; 7e$leks

    muntah (B)

    = I ; 90P

    = II ; lidah kearah

    kanan

    = I ; 90P

    = II, III ; re$lekscahaya BA"

    = H ; re$leks kornea

    (BAB), de!iasi rahang

    ke sebelah kiri

    = HII ; de!iasi sudut

    mulut ke kanan

    = HIII ; Pendengaran

    normal

    = I, ; 7e$leks

    muntah (B)

    = I ; 90P

    = II ; lidah kearah

    kanan

    = I ; 90P

    = II, III ; re$leks cahBA"

    = H ; re$leks kornea

    (BAB), de!iaSsi rah

    ke sebelah kiri

    = HII ; de!iasi su

    mulut ke kanan

    = HIII ; Pendenga

    normal

    = I, ; 7e$l

    muntah (B)

    = I ; 90P

    = II ; lidah kea

    kanan

    7e$leks

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    22/24

    9erapi " 5ed rest

    " IH

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    23/24

    Perangsangan

    meningeal

    aku uduk ; ( B )

    ernig ; ("A")

    5rud#inski I ; ( " )

    5rud#inski II ; ( " )

    5rud#inski III ; ( " )

    =er!us ranialis = I ; 90P

    = II, III ; re$leks

    cahaya BA"

    = H ; re$leks kornea

    (BAB), de!iasi rahang

    ke sebelah kiri

    = HII ; de!iasi sudut

    mulut ke kanan

    = HIII ; pendengaran

    normal

    = I, ; 7e$leks

    muntah (B)

    = I ; 90P

    = II ; lidah kearah

    kanan

    7e$leks

  • 5/24/2018 Meningitis Serosa

    24/24

    0iagnosa Stroke hemoragik

    9erapi " 5ed rest

    " IH