Tutorial Glaukoma Akuttt
-
Upload
dessy-vinoricka-andriyana -
Category
Documents
-
view
221 -
download
1
Transcript of Tutorial Glaukoma Akuttt
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
1/36
SMF/Laboratorium Ilmu Penyakit Mata Tutorial Klinik
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
GLAUKOMA AKUT
Oleh :
Renny Tri Utami (0808015023)
Putih Amaliana (08080150)
Pembimbing :
dr. Syamsul, Sp.M
Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik
SMF/Laboratorium Ilmu Penyakit Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda
2013
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
2/36
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi5,6
Anatomi sudut filtrasi terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang
dibatasi oleh garis yang menghubungkan akhir dari membran descement dan membran
Bowman, lalu ke posterior 0,75 mm, kemudian ke dalam mengelilingi kanal schlemn dan
trabekula sampai ke bilik mata depan. Akhir dari membran descement disebut garis Schwalbe.
Sudut bilik mata dibentuk oleh tautan antara kornea dan iris perifer, yang diantaranya terdapat
jalinan trabekular.
Jalinan trabekular ( trabecular meshwork ) sendiri terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Jalinan uveal ( uveal meshwork ), serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea,
menuju ke skleral spur ( insersi dari m. Siliaris) dan sebagian ke m. Siliaris meridional.
2. Jalinan korneosklera ( corneoscleral meshwork ), serabutnya berasal dari dalam stroma
kornea dan menuju ke belakang, mengelilingi kanal schlemn untuk berinsersi pada sklera.
3. Jalinan endotelial (juxtacanalicular atau endothelial meshwork ).
Ketiga bagian ini terlibat dalam proses outflow humor akuos. Struktur lain yang terlibat
adalah kanalis sklem, kanalis berbentuk sirkumferensial dan dihubungkan oleh septa-septa.
Bagian dalam kanalis dilapisi oleh sel-sel endotel berbentuk kumparan yang mengandung
vakuol-vakuol besar, dan di bagian luar dilapisi oleh sel-sel datar halus yang mengandung
ujung dari kanalis-kanalis kolektor.
Bagian selanjutnya yang berperan adalah kanalis kolektor. Kanalis ini meninggalkan
kanalis sklem dan berhubungan dengan vena episklera. Sekresi humor akuos oleh korpus
siliar pada mata normal bervariasi antara 0,22 0,28 ul / menit / mmHg. Dimana sekresinya
menurun seiring dengan pertambahan usia.
Akuos humor setelah disekresikan oleh prosesus siliaris ke bilik mata belakang lalu
mengalir ke bilik mata depan melalui pupil, dan dikeluarkan melalui dua jalur outflow yang
berbeda yaitu:
1. Outflow melalui jalur trabekulum ( jalur konvensional ). Yang merupakan jalur utama,dimana sekitar 90% outflow humor akuos melalui jalinan trabekular menuju kanalis
sklem dan berlanjut ke sistem vena kolektor. ( gambar 1 )
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
3/36
Gambar 1. Jalur konvensional dan tidak konvensional
2. Outflow melalui jalur uveoskleral ( jalur tidak konvensional ). Dimana sekitar 10%
outflow akuos humor melalui jalur ini. Proses outflow humor akuos dapat juga terjadi
melalui iris, tapi dalam jumlah yang sangat sedikit ( gambar 2 ).
Gambar 2.Normal outflow humor akuos. ( a ) melalui trabekular; ( b ) melalui uveoskleral; ( c )
melalui iris.5
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
4/36
B.Definisi GlaukomaGlaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh meningkatnya tekanan
intra okuler yang disertai pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang.1,7
C. Definisi Glaukoma AkutGlaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan trabekular
pada sudut bilik mata. Saat kondisi iris terdorong atau menonjol kedepan maka outflow humor
akuos akan terhambat, keadaan ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra okular. Jika
penutupan sudut terjadi secara mendadak, maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti:
nyeri pada mata, sakit kepala, pandangan kabur, halo, mual dan muntah.8
D. EpidemiologiDi Indonesia, glaukoma menjadi penyebab lebih dari 500.000 kasus kebutaan di
Indonesia dan kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanent.4
Glaukoma akut ( sudut tertutup ) merupakan 5-15% kasus pada orang Kaukasus.
Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama diantara orang Burma dan Vietnam di
Asia Tenggara. Pada glaukoma akut penderitanya lebih didominasi oleh wanita dikarenakan
mereka memiliki bilik mata depan yang lebih sempit dan juga resiko yang lebih besar terjadi
pada usia dekade keenam atau ketujuh. Glaukoma akut yang penderitanya berkulit putih 3 kali
lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding pria, namun pada penderita yang berkulit
hitam wanita sama banyak dengan pria.4
Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000 orang yang berusia di atas 40 tahun dengan
angka kejadian yang bertambah sesuai usia. Perbandingan wanita dan pria pada penyakit ini
adalah 4:1. Pasien dengan glaukoma sudut tertutup kemungkinan besar rabun dekat karena
mata rabun dekat berukuran kecil dan struktur bilik mata anterior lebih dangkal.9
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
5/36
E. Etiologi4,5,9,10
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat disebabkan oleh
bertambahnya produksi humor akuos oleh badan siliar ataupun berkurangnya pengeluaran
humor akuos di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.
Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akuos, hambatan
terhadap aliran akuos dan tekanan vena episklera. Ketidakseimbangan antara ketiga hal
tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler, akan tetapi hal ini lebih sering
disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor akuos.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan
retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga
sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk
bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu
diikuti oleh lapang pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa
menyebabkan kebutaan.
F. Klasifikasi
Secara sederhana glaukoma di klasifikasi berdasarkan etiologi dan mekanisme
peningkatan tekanan intra okuler.1,2
Klasifikasi berdasarkan etiologi, yaitu sebagai berikut :
1. Glaukoma primer, tidak diketahui penyebabnya :
a. Glaukoma sudut sempit/ tertutup ( close angle glaucoma, acut congestive glaucoma ).
b. Glaukoma sudut terbuka ( glaucoma simpleks, open angle glaucoma, chronic simple
glaucoma ).
2. Glaukoma sekunder, timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, disebabkan :
a. Perubahan lensa:
- luksasi
- Pembengkakan ( intumsemen )
- Fakolitik
b. Kelainan uvea:
- Uveitis
- Tumor
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
6/36
c. Trauma:
- Perdarahan dalam bilik mata depan ( hifema )
- Perforasi kornea dan prolaps iris
d. Bedah
e, Rubeosis.
f. Steroid dan lainnya
3. Glaukoma kongenital
a Primer atau infantile.
b. Menyertai kelainan kongenital lainnya.
4. Glaukoma absolut, keadaan terakhir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola
mata nyeri.
Klasifikasi glaukoma berdasarkan mekanisme tekanan intra okuler, yaitu:
1. Glaukoma sudut terbukaa. Membran pratrabekularb. Kelainan trabekularc. Kelainan pascatrabekular
2. Glaukoma sudut tertutupa. Sumbatan pupilb. Pergeseran lensa ke anteriorc. Pendesakan sudut
Gambar 3. Glaukoma sudut terbuka
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
7/36
Gambar 4. Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan dengan perjalan
penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari progresifitas tingkat awal ketingkat selanjutnya. Kombinasi ini dibagi sesuai dengan tingkatan klinis, yaitu:
1. Glaukoma sudut tertutup suspek
2. Glaukoma sudut tertutup intermitten ( subakut ): episode serangan singkat dan rekuren
3. Glaukoma sudut tertutup akut: kongesti dan post-kongesti
4. Glaukoma sudut tertutup kronik: tanpa atau denganglaucomatous damage
5. Glaukoma sudut tertutup absolut: merupakan tingkat terakhir dari glaukoma akut, pada
tingkatan ini mata sudah mengalami kebutaan total.1,6
G. Faktor Predisposisi9
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah :
1. Bulbus okuli yang pendek, biasanya pada mata yang hipermetrop. Makin berat
hipermetropnya makin dangkal bilik mata depannya.
2. Tumbuhnya lensa, menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal. Pada umur 25
tahun, dalamnya bilik mata depan rata-rata 3,6 mm, sedangkan pada umur 70 tahun 3,15
mm.
3. Kornea yang kecil, dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal.
4. Tebalnya iris. Makin tebal iris, makin dangkal bilik mata depan.
Pada sudut bilik mata yang sempit, letak lensa jadi lebih dekat ke iris, sehingga aliran
cairan bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan terhambat, inilah yang disebut
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
8/36
dengan hambatan pupil. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya tekanan didalam bilik
mata belakang dan medorong iris ke depan. Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah
sempit, adanya dorongan ini menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula, sehingga cairan
bilik mata tidak dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup.
H. Patofisiologi3
Pada glaukoma sudut terbuka, kelainan terjadi pada jalinan trabekular, sedangkan sudut
bilik mata terbuka lebar. Jadi tekanan intra okular meningkat karena adanya hambatan outflow
humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada jalinan trabekular.
Pada glaukoma sudut tertutup, jalinan trabekular normal, sedangkan tekanan intra okular
meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik mata, sehingga outflow
humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan trabekular. Keadaan seperti ini sering terjadi
pada sudut bilik mata yang sempit ( kadang-kadang disebut dengan dangerous angle ).
Penting untuk diketahui, jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka luas,
perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea, sehingga sudut bilik mata tidak tertutup, dan
glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi. Ini merupakan perbedaan dasar antara glaukoma
sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup.
Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka keadaan ini
dikenal dengan glaukoma sudut tertutup sekunder. Jika glaukoma sudut tertutup tidak
diketahui penyebabnya, ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup primer.
Apabila sudut bilik mata tertutup secara cepat dan berat, ini dikenal dengan glaukoma
akutyang disertai dengan banyak gejala dan tanda. Apabila penutupan sudut bilik mata tidak
sempurna dan kadang-kadang saja terjadi, ini dikenal dengan glaukoma sudut tertutup
intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik, dan disertai dengan sedikit gejala. Apabila
glaukoma sudut tertutup intermitten yang tidak mempunyai gejala, ini dikenal dengan
glaukoma sudut tertutup kreeping.
Dibawah ini menunjukkan gambaran struktur segmen anterior yang berhubungan dengan
glaukoma akut:
1. Diameter kornea lebih kecil.
2. Kurvatura kornea anterior lebih datar.
3. Kurvatura kornea posterior lebih datar.
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
9/36
4. Sudut bilik mata depan lebih dangkal.
5. Lensa lebih tebal.
6. Kurvatura lensa anterior lebih pendek.
7. Letak lensa lebih ke anterior.
8. Sumbu bola mata lebih pendek.
Perlu ditekankan lagi, bila sudut bilik mata lebar maka sudut bilik mata tidak akan
tertutup, dan hanya pada mata yang mempunyai sudut sempit saja dapat terjadi penutupan
sudut.
Satu hal yang penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata sempit akan
berkembang menjadi glaukoma akut, dapat terjadi hanya pada sebagian kecil saja, terutama
pada mata yang pupilnya berdilatasi sedang ( 3,0 4,5 mm ) yang dapat terjadi blok pupil
sehingga dapat berlanjut menjadi sudut tertutup.
Akibat terjadinya blok pupil, maka tekanan intra okular lebih tinggi di bilik mata
belakang dari pada bilik mata depan. Jika blok pupil semakin berat tekanan intra okular
dibilik mata belakang semakin bertambah, sehingga konveksitas iris semakin bertambah juga,
ini dikenal dengan iris bombe, yang membuat perifer iris kontak dengan jalinan trabekular,
dan menyebabkan sudut bilik mata tertutup. Jika tekanan intra okular meningkat secara drastis
akibat sudut tertutup komplit maka akan terjadi glaukoma akut.
Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah; platau iris dan letak
lensa lebih ke anterior. Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok pupil.
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
10/36
Gambar 5.Blok pupil merupakan penyebab tersering terjadinya glaukoma akut, penyebab lain
seperti platau iris dan letak lensa lebih ke anterior, dan dapat juga ditemukan lebih dari satu
penyebab
Gambar 6. Blok pupil dengan sudut tertutup dan iris bombe ( iris konvek ). Perifer iris menutup
sudut sehingga tekanan meningkat, jika terjadi secara mendadak dapat menjadi glaukoma akut
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
11/36
Gambar 7.Akibat sudut bilik mata tertutup, outflow jadi terhambat. Seperti kran yang ditutup,
mengakibatkan tekanan intra okular meningkat. Apabila tertutupnya total dapat menyebakan
glaukoma akut.
I. Manifestasi Klinik10
Sebelum penderita mendapat serangan akut, ia mengalami serangan prodormal, meskipun
tidak selalu demikian :
a. Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif )Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur, melihat halo ( gambar pelangi ) sekitar lampu
atau lilin, disertai sakit kepala, sakit pada mata dan kelemahan akomodasi. Keadaan ini
berlangsung 0,5-2 jam. Bila serangannya reda, mata menjadi normal kembali.
b. Fase glaukoma akut ( Fase Kongestif ).
Pada stadium ini penderita tampak sangat payah, memegangi kepalanya karena sakit hebat.
Jalannya dipapah, karena tajam penglihatannya sangat turun, muntah-muntah, mata hiperemis
dan fotofobia. Karenanya sering disangka bukan menderita sakit mata, melainkan suatu
penyakit sistemik.
Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun, disertai sakit hebat di dalam mata
yang menjalar sepanjang nervus kranial V, sakit kepala, mual muntah, tampak warna pelangi
di sekitar lampu ( halo ).
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
12/36
J. Diagnosis
Diagnosis glaukoma akut biasanya ditegakkan berdasarkan gambaran klinik dan
pemeriksaan penunjang.3
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis glaukoma akut:
a. Slit-lamp biomikroskopi 3,11- Hiperemia limbal dan konjungtiva- Hiperemis siliar karena injeksi limbal dan pembuluh darah konjungtiva- Edema kornea dengan vesikel epitelial dan penebalan struma- Bilik mata depan dangkal dengan kontak iridokorneal perifer- Flare dan sel akuos dapat dilihat setelah edem kornea dapat dikurangi- Pupil dilatasi bulat lonjong ( oval ) vertikal dan tidak ada reaksi terhadap cahaya dan
akomodasi
- Iris bombans tanpa adanya rubeosis iridis- Dilatasi pembuluh darah iris- Tekanan intra-okular sangat meningkat (50-100 mmHg)
Gambar 8.Edema kornea pada glaukoma akut
Gambar 9. Pupil dilatasi dan oval pada glaukoma akut
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
13/36
Gambar 10.Edema kornea dan sudut bilik mata
Gambar 11.Gambaran gonioskopi, sudut tertutup komplit. Depan dangkal pada glaukoma akut.
b. Tonometri Schiotz: ( Normal TIO : 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat mencapai 50-100
mmHg.9
Gambar. 12. Tonometri
c. Funduskopi: papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi, seperti pada glaukoma
simpleks. Sehingga cup disk ratio membesar (N =
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
14/36
Gambar 13. Saraf optik normal ( kiri ), penggaungan saraf optik pada glaukoma akibat
peningkatan TIO ( kanan )
Gambar 14.Terlihat cup-disk ratio membesar akibat penggaungan saraf optik pada funduskopi (
kanan ).
d. Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan12
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik mata depan. Lebar
sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata depan,
menggunakan sebuah senter atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata depan perifer
menggunakan slitlamp, yang umumnya digunakan yaitu teknik Van Herick. Dengan teknik ini,
berkas cahaya langsung diarahkan ke kornea perifer, menggunakan sinar biru untuk mencegah
penyinaran yang berlebihan dan terjadinya miosis. Pada teknik ini, kedalaman sudut bilik mata
depan ( PAC ) dibandingkan dengan ketebalan kornea ( CT ) pada limbus kornea temporal
dengan sinar sudut 60. Penilaiannnya dibagi dalam empat grade yaitu:
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
15/36
Grade 4 : PAC > 1 CT Grade 3 : PAC > -1/2 CT Grade 2 : PAC = CT Grade 1 : PAC CT
PAC = CT sudut sempit ( kedalaman sudut 20 )
Untuk menilai kedalaman sudut digunakan sistem Shaffer (1960) yaitu sebagai berikut:
Akan tetapi, sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi yang
memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut.Dengan gonioskopi juga dapat
dibedakan glaukoma sudut tertutup dan glaukoma sudut terbuka, selain itu juga dapat dilihat
apakah terdapat perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan.
e. Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi adalah tindakan untuk melihat sudut bilik mata dengan
goniolens. Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan patologik sudut bilik
mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik mata seperti benda asing. Dengan
gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma penderita apakah glaukoma terbuka atau
glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder.9
Pemeriksaan ini berhubungan penting pada aliran keluar humor akous. Lebar sudut bilik
mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata depan dengan sebuah senter
tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata depan perifer dengan slitlamp, tetapi
sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi, yang memungkinkan visualisasi langsung struktur-
struktur sudut. Apabila keseluruhan jalinan trabekular, taji sklera, dan prosessus iris dapat
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
16/36
terlihat, sudutnya dinyatakan terbuka. Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari
jalinan trabekular yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit. Apabila garis schwalbe tidak
terlihat dikatakan sudut tertutup.10
Gonioskopi sudut terbuka = grade 4, Gonioskopi sudut
tertutup = grade 0.13
Dengan gonioskopi kita bisa menentukan seberapa jauh penyempitan sudut yang terjadi
pada suatu glaukoma. Derajat lebarnya ukuran sudut dibagi menjadi 5 menurut Sistem Shaffer:
Grade 0 : Sudut antara iris dan kornea tertutup, bisa dilihat dari tidak tampaknyaSchwalbe's line
Grade I : Sudut antara iris dan kornea sebesar 10, bisa dilihat dari masihtampaknya Schwalbe's line
Grade II : Sudut antara iris dan kornea sebesar 20, bisa dilihat dari tampaknyagambaran Trabecular Meshwork Anterior
Grade III : Sudut antara iris dan kornea sebesar 30, bisa dilihat dari tampaknyagambaran scleral spur
Grade IV : Sudut antara iris dan kornea sebesar 40, bisa dilihat dari tampaknyakorpus siliaris
Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang, salah satunya dengan
obat yang dapat menurunkan tekanan intra okular, misalnya dengan gliserin topical atau saline
hipertonik salep mata.9
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
17/36
Gambar 15.Gonioskopi
K. Diagnosa banding9
Iritis akut, menimbulkan fotofobia lebih besar daripada glaukoma. Tekanan intraokular
biasanya tidak meningkat, pupil konstriksi, dan kornea biasanya tidak edematosa. Di kamera
anterior tampak jelas selsel, dan terdapat injeksi siliaris dalam.
Konjungtivitis akut, nyerinya ringan atau tidak ada dan tidak terdapat gangguan
penglihatan. Terdapat tahi mata dan konjungtiva yang meradang hebat tetapi tidak terdapat
injeksi siliaris. Respon pupil dan tekanan intraokular normal, dan kornea jernih.
Glaukoma sudut tertutup akut sekunder dapat terjadi akibat pergeseran diafragma lensa-
iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen posterior mata. Hal ini dapat dijumpai
pada sumbatan vena retina sentralis, pada skleritis posterior dan setelah tindakan tindakan
terapeutik misalnya fotokoagulasi panretina, krioterapi retina, dan scleral buckling untuk
pelepasan retina. Gambaran klinis biasanya mempermudah diagnosis
L. Komplikasi9
Apabila terapi tertunda, iris perifer dapat melekat ke jalinan trabekular ( sinekia anterior
), sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel sudut kamera anterior yang memerlukan
tindakan bedah untuk memperbaikinya. Kerusakan saraf optikus sering terjadi.
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
18/36
M. Penatalaksanaan3,11
1. Terapi medikamentosa:
1.1. Agen osmotik
1.2. Karbonik anhidrase inhibitor
1.3. Miotik kuat
1.4. Beta-bloker
1.5. Apraklonidin
2. Observasi respon terapi:
2.1. Monitor ketajaman visus, edema kornea, dan ukuran pupil.
2.2. Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit.
2.3. Periksa sudut dengan gonioskopi.
3. Parasintesis
4. Bedah Laser:
4.1. Laser iridektomi
4.2 Laser iridoplasti
5. Bedah insisi
5.1. iridektomi bedah insisi
5.2. Trabekulektomi
6. Ekstraksi lensa
7. Tindakan profilaksis
Ad.1. Terapi medikamentosa
1.1. Agen osmotik
Agen ini lebih efektif untuk menurunkan tekanan intra okular, pemberiannya dianjurkan
kepada pasien yang tidak mengalami emesis. Pemberian anti emetik dapat membantu
mencegah muntah akibat emesis. Agen osmotik oral pada penggunaannya tidak boleh
diencerkan dengan cairan atau es, agar osmolaritas dan efisiensinya tidak menurun.
Gliserin, dosis efektif 1 - 1,5 cc/kg BB dicampur dengan sari buah (jeruk) dengan jumlahyang sama. Dapat menurunkan tekanan intra okular dalam waktu 30-90 menit setelah
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
19/36
pemberian, dan dipastikan agen ini bekerja selama 5 - 6 jam. Selama penggunaannya, gliserin
dapat menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi. Hati-hati terhadap pasien diabetes dan
lansia dengan gagal ginjal serta penyakit kardiovaskular. Karena agen ini sendiri dapat
menyebabkan mual dan muntah.
Mannitol, merupakan diuretik osmotik kuat yang dapat memberikan keuntungan dan amandigunakan pada pasien diabetes karena tidak dimetabolisme. Dosis yang dianjurkan adalah 1
- 2 gram/kgBB dalam 50% cairan. Puncak efek hipotensif okular terlihat dalam 1 - 3 jam dan
berakhir dalam 3-5 jam.
Bila intoleransi gastrik dan mual menghalangi penggunaan agen oral, maka manitol dapat
diberikan secara intravena dalam 20% cairan dengan dosis 2 gram/kgBB selama 30 menit.
Mannitol dengan berat melekul yang tinggi, akan lebih lambat berpenetrasi pada mata
sehingga lebih efektif menurunkan tekanan intraokular. Maksimal penurunan tekanan
dijumpai dalam 1 jam setelah pemberian manitol intravena.
Ureum intravena, merupakan agen osmotik yang dahulu sering digunakan, mempunyaiberat melekul yang rendah. Urea lebih cepat berpenetrasi pada mata, sehingga tidak seefektif
mannitol dalam menurunkan tekanan intra okular. Karena agen ini merupakan salah satu
alternatif, maka penggunaan urea harus dengan pengawasan yang ketat untuk menghindari
komplikasi kardiovaskular.
1.2. Karbonik anhidrase inhibitor
Digunakan untuk menurunkan tekanan intra okular yang tinggi, dengan menggunakan
dosis maksimal dalam bentuk intravena, oralatau topikal.Asetazolamid, merupakan pilihan
yang sangat tepat untuk pengobatan darurat pada glaukoma akut. Efeknya dapat menurunkan
tekanan dengan menghambat produksi humour akuos, sehingga sangat berguna untuk
menurunkan tekanan intraokular secara cepat, yang digunakan secara oral dan intravena.
Asetazolamid dengan dosis inisial 2x250 mg oral, dapat diberikan kepada pasien yang tidak
mempunyai komplikasi lambung. Dosis alternatif intravena 500 mg bolus, efektif terhadap
pasien nousea. Penambahan dosis maksimal asetazolamid dapat diberikan setelah 4-6 jam
untuk menurunkan tekanan intraokular yang lebih rendah. Karbonik anhidrase inhibitor
topikal dapat digunakan sebagai inisial terapi pada pasien emesis. Sekarang diketahui bahwa,
karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit atau tidak ada sama sekali efek samping sistemik.
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
20/36
Menurut pengalaman penulis pemberian karbonik anhidrase inhibitor oral sangat diperlukan
dalam pengobatan glaukomaakut.
1.3. Miotik kuat
Pilokarpin2% atau 4% setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai inisial terapi,
diindikasikan untuk mencoba menghambat serangan awal glaukoma akut. Penggunaannya
ternyata tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-2 jam. Hal ini terjadi karena
muskulus spingter pupil sudah iskhemik sehingga tidak dapat merespon terhadap pilokarpin.
Pilokarpin diberikan satu tetes setiap 30 menit selama 1-2 jam. Pada umumnya respon pupil
negatif terhadap serangan yang telah berlangsung lama sehingga menyebabkan atrofi otot
spingter akibat iskemia.
Pada umumnya Pilokarpin diberikan jika TIO sudah mulai turun dan bila sudah < 40
mmHg. Pilokarpin tidak perlu diberikan secara intensive.
1.4. Beta bloker
Merupakan terapi tambahan yang efektif untuk menangani serangan sudut tertutup. Beta
bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara mengurangi produksi humor akuos.
Timolol merupakan beta bloker nonselektif dengan aktifitas dan konsentrasi tertinggi di
bilik mata belakang yang dicapai dalam waktu 30 60 menit setelah pemberian topikal. Beta
bloker tetes mata nonselektif sebagai inisial terapi dapat diberikan 2 kali dengan interval
setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4, 8, dan 12 jam kemudian.
1.5. Apraklonidin
Merupakan agen alfa2-agonis yang efektif untuk hipertensi okular, apraklonidin bekerja
dengan cara menurunkan produksi humor akuos dan tidak memberikan efek pada outflow
humor akuos. Apraklonidin 0,5% dan 1%, keduanya telah menunjukkan efektifitas yang sama
dan rata-rata dapat menurunkan tekanan intraokular 34% setelah 5 jam pemakaian topikal.
Apraklonidin dapat digunakan pada pengobatan glaukoma akut yang dikombinasikan dengan
terapi medis lainnya. Setelah tekanan intra okular menurun dan miosis pupil telah dicapai,
terapi topikal dengan pilokarpin, beta bloker, karbonik anhidrase inhibitor dan apraklonidin
dapat diteruskan sampai tindakan operasi dilakukan atau reopening sudut bilik mata.
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
21/36
Pemeriksaan ulang gonioskopi harus dilakukan, jika perlu gliserin tetes mata dapat digunakan
untuk menjernihkan kornea. Sekarang ini, dilakukan gonioskopi indentasi untuk mendorong
akuos dari sentral ke perifer agar sudut yang telah tertutup dapat terbuka kembali. Tehnik ini
telah diuji sebagai terapi untuk serangan sudut tertup akut. Meskipun sudut telah sukses
membuka kembali dengan gonioskopi indentasi, tetapi tidak dapat menggantikan terapi
definitif yaitu: iridektomi perifer.
Ad. 2. Observasi respon terapi
Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat menyelamatkan visus
penderita, sehingga keputusan harus segera dibuat ( paling kurang dalam 2 jam setelah
mendapat terapi medikamentosa intensif ), untuk tindakan selanjutnya, observasinya meliputi:
1. Monitor ketajaman visus, edema kornea dan ukuran pupil.
2. Ukur tekanan intraokular setiap 15 menit ( yang terbaik dengan tonometer aplanasi).
3. Periksa sudut dengan gonioskopi, terutama apabila tekanan intra okularnya sudah turun
dan kornea sudah mulai jernih.
Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi. Respon terapi bisa baik, jelek,
ataupun sedang. Bila respon terapi baik, maka akan terjadi perbaikan visus, kornea menjadi
jernih, pupil kontriksi, tekanan intra okular menurun, dan sudutnya terbuka kembali. Pada
keadaan ini dapat dilakukan tindakan selanjutnya dengan laser iridektomi. Jika respon
terapinya jelek, akan didapatkan visus yang tetap jelek, kornea tetap edema, pupil dilatasi dan
terfiksir, tekanan intra okular tinggi dan sudutnya tetap tertutup. Pada kondisi ini dapat
dilakukan tindakan selanjutnya dengan laser iridoplasti. Jika respon terapinya sedang, dimana
didapatkan visus sedikit membaik, kornea agak jernih, pupilnya tetap dilatasi, tekanan intra
okular tetap tinggi ( sekitar 30 mmHg ), sudut sedikit terbuka, pada keadaan seperti ini
penanganannya menjadi sulit. Pengulangan indentasi gonioskopi dapat dicoba untuk
membuka sudut yang telah tertutup. Bila respon terhadap tindakan tersebut berhasil, dapat
dilanjutkan dengan laser iridektomi atau alternatif lainnya seperti laser iridoplasti.
Sebelumnya diberikan dahulu tetesan gliserin untuk mengurangi edema kornea supaya
visualisasinya jelas. Pada keadaan edema kornea sulit untuk melakukan tindakan laser, karena
power laser terhambat oleh edema kornea sehingga penetrasi laser ke iris tidak efektif pada
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
22/36
keadaan ini dan laser iridektomi dapat mengalami kegagalan. Jika penetrasi laser tidak
berhasil maka pembukaan sudut yang baik tidak tercapai.
Ad. 3. Parasintesis
Kalau pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap lambat dalam
menurunkan tekanan intra okular ke tingkat yang aman, dan kadang-kadang justru setelah
pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi. Sekarang ini mulai diperkenalkan cara
menurunkan tekanan intraokular yang cepat dengan tehnik parasintesis, seperti yang
dilaporkan oleh Lamb DS dkk, tahun 2002, yang merupakan penelitianpendahuluan ( pilot
study ). Pada 10 mata dari 8 pasien dengan glaukomaakut, yang rata-rata tekanan intraokular
66,6 mmHg sebelum tindakan parasintesis. Setelah dilakukan parasintesis dengan
mengeluarkan cairan akuos sebanyak 0,05 ml, didapatkan penurunan tekanan intra okular
secara cepat yaitu pada 15 menit setelah parasintesistekanan intra okular menjadi sekitar 17,1
mmHg, setelah 30 menitmenjadi 21,7 mmHg, setelah 1 jam 22,7 mmHg, setelah 2 jam atau
lebih20,1 mmHg. Cara ini juga dapat menghilangkan rasa nyeri dengansegera pada pasien.
Ad. 4. Bedah laser
4.1. Laser iridektomi
Indikasi
Iridektomi diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup dengan blok
pupil, iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya blok pupil pada mata
yang beresiko, yang ditetapkan melalui evaluasi gonioskopi. Iridektomi laser juga
dilakukan pada serangan glaukoma akut dan pada mata kontra-lateral dengan potensial
glaukoma akut.
Kontra indikasi
Iridektomi laser tidak dapat dilakukan pada mata dengan rubeosis iridis, karena
dapat terjadi perdarahan. Resiko perdarahan juga meningkat pada pasien yang
menggunakan anti-koagulan sistemik, seperti aspirin. Argon laser lebih diutamakan
pemakaiannya dari pada Nd:YAG laser pada individu yang membutuhkan terapi laser
iridektomi.
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
23/36
Walaupun laser iridektomi tidak membantu dalam kasus glaukoma sudut tertutup
yang bukan disebabkan oleh mekanisme blok pupil, tetapi kadang-kadang laser
iridektomi perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya blok-pupil pada pasien dengan
sudut bilik mata sempit.
Pertimbangan sebelum operasi
Pada glaukoma sudut tertutup akut, sering mengalami kesulitan saat melakukan
iridektomi laser karena kornea keruh, sudut bilik mata depan dangkal, pembengkakan
iris. Dokter harus berusaha untuk menghentikan serangan akut dengan tindakan medis
sebelum melakukan operasi. Sebelum dilakukan laser harus diberikan terapi inisial
gliserin topikal untuk memperbaiki edema kornea, agar mudah untuk mempenetrasi
kripta iris. Hati-hati pada saat melakukan iridektomi perifer dan jangan terhalang oleh
palpebra. Terapi awal dengan pilokarpin dapat membantu melebarkan dan menipiskan
iris. Terapi awal dengan aproklonidin dapat membantu menurunkan tekanan intraokular.
Tehnik
Pada umumnya iridektomi menggunakan argon laser, tetapi pada keadaan
kongesti, edem dan inflamasi akibat serangan akut, tehnik ini sulit dilakukan. Setelah
dilakukan indentasi gonioskopi, kekuatan inisial laser diatur dalam 0,02-0,1 detik, ukuran
tembakan 50 m, dan kekuatan 800-1000 mW. Biasanya tehnik yang digunakan adalah
tehnik pewarnaan iris. Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior, katarak lokal,
meningkatnya tekanan intraokular ( dapat merusak nervus optikus ), iritis, lubang
iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan retina.
Argon laser dan Nd:YAG laser sama-sama dapat digunakan untuk iridektomi.
Namun, pemakaian Nd:YAG laser lebih disukai. Karena lebih cepat, lebih mudah, dan
energi yang dibutuhkan lebih sedikit dari pada argon laser. Lebih lanjut lagi, keefektifan
dari Nd:YAG laser ini tidak berpengaruh pada keadaan iris dan lubang iridektomi yang
dihasilkan Nd:YAG laser lebih jarang tertutup kembali dari pada argon laser.
Setelah indentasi gonioskopi, inisial laser diatur 2-8 mJ. Komplikasi yang dapat
terjadi adalah terbakarnya kornea, kapsul anterior lensa robek, perdarahan ( biasanya
tidak lama ), tekanan intra okular meningkat setelah operasi, inflamasi dan lubang
iridektomi lambat tertutup kembali. Untuk mencegah kerusakan lensa, operator harus
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
24/36
berhati-hati pada saat mempenetrasi Nd:YAG laser ke iris. Lokasi penetrasi harus
seperifer mungkin.
Perawatan setelah-operasi
Perdarahan dapat terjadi di tempat iridektomi, khususnya pada Nd:YAG laser.
Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi antikoagulasi. Namun pada pasien
yang mengalami kelainan pembekuan darah dapat diatasi dengan argon laser. Karena
argon laser dapat membantu proses koagulasi pembuluh darah. Peningkatan tekanan
intraokular dapat terjadi setelah operasi, terutama pada pasien LTP, mereka dapat diobati
dengan penatalaksanaan LTP. Apabila terjadi Inflammasi maka dapat disembuhkan
dengan menggunakan kortikosteroid topikal.
Komplikasi
Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi pada laser iridektomi meliputi
kerusakan lokal pada lensa dan kornea, ablasio retina, pendarahan, gangguan visus dan
tekanan intra okular meningkat.
Kerusakan lensa dapat dihindari dengan cara menghentikan prosedur dan segera
penetrasi iris untuk iridektomi lebih ke superior iris perifer. Ablasio retina sangat jarang,
tetapi masih ditemukan pada prosedur Nd:YAG laser iridektomi.
Gambar 16.Sedang melakukan iridektomi laser
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
25/36
Gambar 17. Setelah sukses iridektomi laser
4.2. Laser iridoplasti
Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intra okular gagal diturunkan secara intensif
dengan terapi medikamentosa. Bila tekanan intra okularnya tetap sekitar 40 mmHg, visus
jelek, kornea edema dan pupil tetap dilatasi. Pada laser iridoplasti ini pangaturannya berbeda
dengan pengaturan pada laser iridektomi. Disini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar
iris agar otot spingter iris berkontraksi, sehingga iris bergeser kemudian sudutpun terbuka.
Agar laser iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar, powernya rendah dan
waktunya lama. Aturan yang digunakan ukurannya 500 m (200-500 m), dengan power 500
mW (400-500 mW), waktunya 0,5 detik (0,3-0,5 detik). Pada penelitian ahli terhadap 20 mata
penderita glaukoma akut, dari tekanan intra okular rata-rata sebelum iridoplasti 43,2 mmHg
turun menjadi rata-rata 17 mmHg, pada 2 jam setelah dilakukan iridoplasti laser.
Ad. 5. Bedah insisi
Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan laser
iridektomi. Seperti;
Pada situasi iris tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea, hal ini sering terjadi
pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 48 minggu.
Sudut bilik mata depan dangkal, dengan kontak irido-korneal yan luas.
Pasien yang tidak kooperatif.
Tidak tersedianya peralatan laser.
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
26/36
5.1. Iridektomi bedah insisi
Jika iridektomi bedah insisi yang dipilih, maka pupil dibuat semiosis mungkin, dengan
menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intrakamera. Peritomi superior 3 mm, walaupun
beberapa ahli mata memilih tidak melakukan peritomi. Kemudian dilakukan insisi 3 mm pada
korneosklera 1 mm di belakang limbus. Insisi dilakukan agar iris prolap. Bibir insisi bagian
posterior ditekan, sehingga iris perifer hampir selalu prolaps lewat insisi, dan kemudian
dilakukan iridektomi. Bibir insisi bagian posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir
iridektomi. Luka insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih, dan bilik mata depan
dibentuk kembali dengan NaCl 0,9% melalui parasintesis. Setelah operasi selesai, fluoresen
sering digunakan untuk menetukan ada tidaknya kebocoran pada bekas insisi. Oleh karena
kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata depan dangkal.
5.2. Trabekulektomi
Mengingat komplikasi yang terjadi pada saat dan sesudah operasi trabekulektomi, tidak
baik dilakukan pada keadaan glaukoma akut. Namun kadang-kadang, karena suatu kondisi
misalnya serangan glaukoma akut yang akan terjadi keterlantaran penyakitnya atau penderita
berasal dari tempat yang jauh maka dapat dilakukan tindakan ini, jika mungkin akan
dikombinasikan dengan ektraksi lensa ( katarak ), sebab jika lensanya diangkat akan
melebarkan sudut filtrasi sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular yang efektif.
Indikasi tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat, atau
setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer, glaukoma primer sudut tertutup kreeping, juga
pada penderita dengan iris berwarna coklat gelap ( ras Asia atau China ), yang kemungkinan
terjadi serangannya lebih berat serta tidak respon dengan tindakan iridektomi perifer.
Gambar 18 . Trabekulektomi
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
27/36
Ad. 6. Ekstraksi lensa
Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak, ektraksi lensa dapat
dipertimbangkan sebagai prosedur utama. Walaupun iridektomi laser dapat menghentikan
serangan akut akibat blok pupil, namun operasi katarak baik dilakukan agar lebih aman untuk
waktu yang akan datang.
Ad. 7. Tindakan profilaksis
Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontra-lateral dilakukan iridektomi laser
profilaksis, ini lebih disukai dari pada perifer iridektomibedah, yang dilakukan pada mata
kontra-lateral, yang tidak mempunyaigejala.
N. Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi danmendapat terapi yang sesegera
mungkin.Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut, dimana lapanganpandang telah hilang
secara progresif, iris menjadi atrofi dan midriasispupil telah menetap. Penanganan episode
akut yang terlambat akan menyebabkan sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan
menyebabkan kebutaan permanen dalam 2-3 hari.10
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
28/36
BAB III
LAPORAN KASUS
I. STATUS PASIEN- MRS : Kamis, 26 Desember 2013- Waktu Pemeriksaan : Jumat, 27 Desember 2013- Bangsal : Dahlia
Identitas
- Nama : Ny. S- Usia : 42 tahun- Jenis Kelamin : Perempuan- Alamat : Banceng Jaya RT. 12 Samarinda- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga- Agama : Islam- Suku : Jawa
Hasil Anamnesa
Keluhan Utama
Nyeri pada mata kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Samarinda dengan keluhan nyeri
pada mata sebelah kiri. Keluhan ini dirasakan sejak kurang lebih satu jam sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri yang dirasakan oleh pasien muncul secara mendadak dan terus menerus.
Awalnya, pasien merasa mata sebelah kiri terasa berpasir dan lamakelamaan pasien merasa
melihat rambut di sekitar matanya. Pasien merasa silau jika melihat cahaya di depan
matanya, sehingga pasien selalu menghindar jika ada cahaya yang masuk ke mata sebelah
kiri. Keluhan ini juga disertai dengan keluhan nyeri pada mata sebelah kiri yang timbul
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
29/36
bersamaan dengan nyeri kepala. Nyeri kepala sebelah kiri ini bersifat tajam, seperti ditusuk
tusuk. Selain itu, pasien juga mengalami mual dan muntah sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit, muntah sebanyak kurang lebih 8 kali yang berisi makanan.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Tidak pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya.- Tidak ada riwayat tekanan darah tinggi- Tidak ada riwayat sakit jantung- Tidak ada riwayat sakit kencing manis
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang serupa- Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi- Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat sakit jantung- Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat kencing manis.
Hasil Pemeriksaan Fisik
1. Status Praesens Keadaan Umum : Sakit Sedang Kesadaran : Composmentis, GCS E4V5M6 Tanda Vital
- Tekanan Darah : 170/90 mmHg- Nadi : 81 x/menit- Pernafasan : 21 x/menit- Suhu : 36,5 0C
Kepala- Bentuk normal- Konjungtiva anemis (-)- Pupil isokor, refleks cahaya (+/+)
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
30/36
- Bibir sianosis (-) Leher
o Pembesaran KGB (-)o Trakea teraba di tengah
Thoraks Paru
- Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan simetris,retraksi ICS (-).
- Palpasi : Pelebaran ICS (-)- Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru- Auskultasi : Vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung- Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak- Palpasi : Iktus cordis tidak teraba- Perkusi : Batas jantung atas : ICS III sinistra
Batas jantung kanan : PSL dextra
Batas jantung kiri : MCL sinistraBatas jantung bawah : ICS V sinistra
- Auskultasi : S1 S2 tunggal, reguler. Murmur (-) Abdomen
- Inspeksi : Bentuk flat- Palpasi : Soefel, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba- Perkusi : Timpani di seluruh abdomen- Auskultasi : Bising usus normal
Ekstremitas atas dan bawahAkral hangat, Oedem (-).
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
31/36
Status Oftalmologi
Pemeriksaan Oculi Dextra Oculi SinistraVisus
Posisi bola mata Ortoforia Ortoforia
Pergerakan bola mata Normal Normal
Silia Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Palpebra superior Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Palpebra inferior Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Konjungtiva tarsus Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Konjungtiva bulbi Hiperemi - Hiperemi +
Kornea Jernih, intak Keruh
COA Jernih, sudut mata normal Jernih, sudut mata dangkal
Pupil Bentuk bulat, reguler,
diameter 3 mm
Bentuk bulat, regular,
diameter 3 mm,
Iris Warna kecoklatan, kripte
baik
Warna kecoklatan, kripte
baik
Lensa Jernih Jernih
Reflek cahaya Normal Normal
Humor vitreus Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Retina Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
TIO (palpasi)
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
32/36
Pemeriksaan Penunjang, (26 Desember 2013) :
1. Hemoglobin : 12,42. Hematokrit : 38,33. Leukosit : 8.3004. Trombosit : 247.0005. Gula darah sewaktu : 1566. Natrium : 1397. Kaliun : 3,78. Klorida : 106
Diagnosis Kerja : Glaukoma Akut Occuli Sinistra
Terapi :
1. Timol 0,5% tetes, 3 x 1 tetes2. Citol 4 X sehari3. Glaukom 4x14. Aspar K 1x15. Domperidon tab 3x1
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
33/36
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien Ny. S usia 42 tahun datang dengan keluhan nyeri pada mata sebelah kiri disertai
dengan penglihatan yang menurun secara mendadak. Awalnya pasien mengeluh mata kabur
secara tiba tiba, kemudian pasien merasa matanya berpasir, dan seperti melihat bayangan
rambut di matanya. Pasien merasakan keluhan ini sekitar satu jam sebelum masuk rumah
sakit. Pasien, juga mengeluh mual dan muntah sebanyak 8 kali yang berisi makanan. Pasien
tidak pernah merasakan keluhan yang serupa sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat
kencing manis dan tidak pernah mengalami trauma pada mata.
Hal ini sesuai dengan teori yang ada diliteratur, dimana keluhan yang dialami pasien
tersebut, biasanya terjadi pada kasus glaucoma sudut tertutup akut. Pada glaukoma sudut
tertutup akut, tekanan intraokuler meningkat mendadak. Terjadi pada pasien dengan sudut
bilik mata sempit. Cairan mata yang berada di belakang iris tidak dapat mengalir melalui pupil
sehingga mendorong iris ke depan, mencegah keluarnya cairan mata melalui sudut bilik mata.
Pada glaukoma sudut tertutup, jalinan trabekular normal, sedangkan tekanan intra okular
meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik mata, sehingga outflow
humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan trabekular. Keadaan seperti ini sering terjadi
pada sudut bilik mata yang sempit ( kadang-kadang disebut dengan dangerous angle ).
Biasanya terjadi pada usia lebih daripada 40 tahun.
Pada glaukoma primer sudut tertutupa akut terdapat keluhan yang khas berupa nyeri
pada mata yang mendapat serangan yang berlangsung beberapa jam dan hilang setelah tidur
sebentar. Selain itu, juga terdapat gejala gastrointestinal berupa rasa mual dan muntah yang
sering mengaburkan gejala glaukoma akut. Glaukoma akut menyebabkan visus cepat
menurun, disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar sepanjang nervus kranial V, sakit
kepala, mual muntah, tampak warna pelangi di sekitar lampu ( halo ).
Pada pemeriksaan fisik diperoleh kelopak mata bengkak, mata merah, konjungtiva
bulbi yang hiperemik, injeksi siliar dan kornea yang suram. Bilik mata depan dangkal dan
pupil tampak melebar. Hal ini sesuai dengan teori dimana pada pemeriksaan Slit-lamp
Biomikroskopi glaukoma ditemukan:
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
34/36
- Konjungtiva bulbi : hiperemia kongestif, kemotis dengan injeksi silier, injeksikonjungtiva, injeksi episklera.
- Kornea : edema, keruh, insensitif karena tekanan pada saraf kornea.- Bilik mata depan : dangkal, yang dapat dilihat dengan penyinaran dari samping.- Iris : gambaran corak bergaris tak nyata karena edema, berwarna kelabu.- Pupil : tetap pada posisi semi-dilatasi, kadang-kadang didapat midriasis yang total,
tidak ada reaksi terhadap cahaya dan akomodasi.
- Pada pemeriksaan TIO ditemukan > 21 mmHg.Pada pasien ini perlu juga dapat didiagnosis dengan iritis akut dan konjungtivitis
akut. Berikut ini beberapa hal yang dapat membedakan antara iritis akut dan konjungtivitis
akutdengan glaucoma akut.
Iritis Akut Konjungtivitis Akut
1. Nyeri mata pada iritis tidak sehebatglaucoma akut
2. Fotofobia lebih hebat daripadaglaucoma akut
3. Kornea masih mengkilat4. Pupil kecil5.
Bilik mata tidak terlalu dangkal bahkannormal
6. Tekanan bola mata biasa atau rendah
1. Tidak ada nyeri atau mungkin sedikitsaja
2. Tidak ada perubahan tajam penglihatan3. Ada secret mata4. Hyperemia konjungtiva berat
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
35/36
Daftar Pustaka
1. Vaughan, D.G. Asbury, T. Riodan-Eva, P. 2007. Oftalmologi Umum Edisi 17 CetakanPertama.Widya Medika, Jakarta. hal : 212-238
2. Ilyas, Sidartha, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Mata Edisi 3. Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Hal:212-217.
3. Atiyatul, A. 2011. Penatalaksanaan Glaukoma Akut. Fakultas KedokteranUniversitas Sumatera Utara, Medan.
4. Goldberg, I. 2008. Definition of Term : Primary open angle glaucoma ( POAG ) in AsiaPasific Glaucoma Guidelines South East Asia Glaucoma Interst Group, Sydney.
-
8/13/2019 Tutorial Glaukoma Akuttt
36/36
5. Kansky. JJ, 2005. Acute Congestive Angle Closure Glaucoma in Clinical Ophthalmology ASystemic Approach, Sixth Edition, Butterworth- Heinemann Elsevier. Page:391-397.
6. American Academy Of Ophthalmology. 2003-2004. Fundamental and Principles ofOphthalmology in Basic and Clinical Science Course, Section 2. Page: 56-58
7. Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris, Peter. 2009. Ophtalmology a short textbook. Secondedition. Thieme Stuttgart, New York.
8. American Academy Of Ophthalmology.2005-2006. Acute Primary Anggle ClosureGlaucoma in Basic and Clinical Science Course, Section 10. Page : 122- 126.
9. Larasati, K. 2011. Glaukoma Akut. Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara , Jakarta.10.Caroline, V. 2011. Glaukoma Akut. Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti ,
Jakarta.
11.Nurwasis, Komaratih E. 2006.Pedoman Diagnosis Dan Terapi Bagian/SMF IlmuPenyakit Mata Edisi III. RSU Dokter Soetomo. Surabaya. Hal:2-3
12.Sumardi, M. Glaukoma. 2013. Available from: URL:http://www.blogsblogs.com
http://www.blogsblogs.com/http://www.blogsblogs.com/http://www.blogsblogs.com/http://www.blogsblogs.com/