Hifema Dan Glaukoma

62
HIFEMA

description

Kedokteran

Transcript of Hifema Dan Glaukoma

HIFEMA

odlarmed.com 

drugline.org

Hifema• Terisinya kamera okuli anterior (COA)

oleh sel darah merah. Mikrohifema: suspensi eritrosit tanpa

mebentuk lapisan darah

Etiopatogenesis• Trauma• Iatrogenik (intraoperatif / postoperatif)• Spontan

• Neovaskularisasi: DM, iskemi, sikatriks

• Neoplasma: Rb, melanoma maligna• Hematologi: leukemia, hemofilia,

vWD, farmakologi: aspirin, warfarin

Sheppard JD. Hyphema. [Internet]. Updated: 2011 Mar 19, Cited: 2013 Mar 19. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview

Peningkatan transien TIO akibat kompresi anteroposterior + ekspansi bidang ekuatorial distorsi struktur intraokular pembuluh darah di iris dan badan silier mengalami gaya regang ruptur dan pembentukan hifema.

Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophtalmology. A systematic approach. Seventh edition. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011

Chraibi F, Bhallil S, Benatiya I, Tahri H. Hyphema revealing retinoblastoma in childhoot. A case report. Bull. Soc. Belge Ophtalmol. 2011(318): 41-3

• Kebanyakan hifema grade I (termasuk mikrohifema)

• 40% membentuk bekuan yang menempel ke stroma iris, 10% kontak dengan endotel kornea

• 71% robekan pada pembuluh darah korpus siliaris bag. anterior

• Durasi umum hifema tanpa komplikasi: 5-6 hari sebelum resoprsi

Crouch Jr ER, Crouch ER. Trauma: ruptures and bleeding. In: Tasman W, Jaeger E. Duane’s ophtalmology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006

Tanda dan Gejala• Turunnya AV, nyeri, sakit kepala,

fotofobia, adanya riwayat trauma / percideraan pada mata (tumpul umumnya)

• Pemeriksaan dengan pen-light maupun slit-lamp warna dan tinggi hifema (dari tepi bawah)

Oldham GW. Hyphema. [Internet]. Cited: 2013 Mar 19. Available from: http://eyewiki.aao.org/Hyphema

Yang Harus Diperhatikan• Anamnesis trauma (non-trauma)

penatalaksaan holistik• Riwayat anemia sel sabit obstruksi

trabekula lebih tinggi (pemeriksaan: Hb elektroforesis)

• Sickle cell erythrocyte mampu mengoklusi trabekula dengan lebih efektif!

Oldham GW. Hyphema. [Internet]. Cited: 2013 Mar 19. Available from: http://eyewiki.aao.org/Hyphema

KlasifikasiGrade Keberadaan darah di COA

1 < 1/32 1/3 sampai ½3 Lebih dari ½4

a.k.a blackball / 8-ball hyphema

Total (Penuh)

Oldham GW. Hyphema. [Internet]. Cited: 2013 Mar 19. Available from: http://eyewiki.aao.org/Hyphema

drhem.com 

Komplikasi• TIO akut glaukoma traumatik• Perdarahan ulang / 2o hemorrhage• Sinekia posterior (iritis)• Sinekia anterior (pada hifema >9 hari)• Corneal blood staining (pada hifema

total + TIO) dapat menghilang berbulan-bulan sampai 2 tahun lamanya

• Glaukoma kronik (late-onset glaucoma)• Atrofi optik

Glaukoma Traumatik• Pada umumnya hifema tidaklah

berbahaya, namun TIO dapat terjadi. Prediksi kejadian TIO sbb:o <1/2 COA insidens 4% (insidens

komplikasi 22%, AV>6/18 78%)o >1/2 COA insidens 85% (insidens

komplikasi 78%, AV>6/18 28%)

Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophtalmology. A systematic approach. Seventh edition. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011

Glaukoma Traumatik24 jam

• TIO akut

• Plugging trabekula oleh eritrosit dan fibrin

Hari 2-6

• Penurunan TIO subnormal akibat berkurangnya produksi akueous humor

Crouch Jr ER, Crouch ER. Trauma: ruptures and bleeding. In: Tasman W, Jaeger E. Duane’s ophtalmology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006

Perdarahan Sekunder• Terjadi pada 22% hifema (terutama grade 3

dan 4); • 1/3 perdarahan sekunder mengakibatkan

hifema total!• Akibat lisis dan retraksi clot dan fibrin yang

sebelumnya mengoklusi pembuluh darah yang mengalami jejas

Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophtalmology. A systematic approach. Seventh edition. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011

Sickle cell trait Penggunaan salisilat, antiplatelet

AV <20/200 Penanganan >24 jam

Lebih dari Grade II

Atrofi Optik

Corneal Blood Staining

http://dro.hs.columbia.edu/corblood.htm

Slit-lamp photo illustrating conjunctival injection, corneal edema with Descemet membrane folds, and a 1 mm hyphema after blunt force trauma from an airbag deployment.

Iris neovascularization in a patient with proliferative diabetic retinopathy with a resultant spontaneous hyphema.

Manajemen• Konservatif:

• Limited ambulation, elevasi kepala 30-45o (VA, evaluasi, cegah kontak dengan endotel kornea dan trabekula)

• Eye patch (pada mata cidera)• Sedasi (hiperaktif / pediatrik)• Analgesik (asetaminofen dan/atau kodein) • Follow up: AV, TIO, regresi hifema

Crouch Jr ER, Crouch ER. Trauma: ruptures and bleeding. In: Tasman W, Jaeger E. Duane’s ophtalmology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006

SKDI 2006

Manajemen (2)• Kontrol TIO

• Antiglaukoma topikal: timolol, latanoprost, brimonidin

• Masih tinggi: CA inhibitor topikal• Masih tinggi: Sistemik CA inhibitor

(asetazolamid 20 mg/kg/hari) terbagi 4, pada TIO >22 mmHg

• Masih tinggi: agen osmotik (manitol IV 1,5 g/kg in 10% 2dd; atau gliserol oral) pada TIO>35 mmHg

Crouch Jr ER, Crouch ER. Trauma: ruptures and bleeding. In: Tasman W, Jaeger E. Duane’s ophtalmology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2006

Manajemen (3)• Cegah perdarahan sekunder

• Asam aminokaproat/ACA (anti-plasmin): 100(50) mg/kg @ 4 jam (max. 30 g), PO, 5 hari insidens rebleeding

• ACA diberikan pada <75% hifema (lebih dari itu, retensi klot tidak efektif)

• ACA topikal uji klinis membuktikan efektivitas setara dengan ACA oral (sistemik)

• Steroid topikal terbukti menurunkan perdarahan sekunder dan cegah uveitis anterior (Dexamethasone 0,1%)

Crouch Jr ER, Crouch ER. Trauma: ruptures and bleeding. In: Tasman 

W, Jaeger E. Duane’s ophtalmology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 

2006

Manajemen (4)• Indikasi rawat:

• Hifema grade II atau lebih (karena berpotensi perdarahan sekunder)

• Sickle cell• Trauma tembus okuli• Pasien yang tidak patuh terhadap

pengobatan• Ada riwayat glaukoma sejak awal

Sheppard JD. Hyphema. [Internet]. Updated: 2011 Mar 19, Cited: 2013 Mar 19. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview

Manajemen (5)• Termasuk total hifema tetap perawatan

medikal terlebih dahulu• Indikasi bedah:

• Corneal blood staining• Sickel cell trait (TIO>24 mmHg >24 jam)• Hifema >50% COA lebih dari 9 hari (cegah

sinekia anterior)• Hifema total, IOP>50 mmHg >4 hari• Hifema total/>75% COA, IOP >25 mmHg >6

hari (cegah corneal blood staining)

Sheppard JD. Hyphema. [Internet]. Updated: 2011 Mar 19, Cited: 2013 Mar 19. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview

Prognosis• Kerusakan struktur mata lainnya• Apakah terjadi perdarahan sekunder• Apakah terjadi komplikasi lain: glaukoma,

corneal blood staining, atrofi optik

• Hifema grade I: 80% AV >6/12• Hifema grade II-III: 60% AV >6/12• Hifema total: 35% AV >6/12

Sheppard JD. Hyphema. [Internet]. Updated: 2011 Mar 19, Cited: 2013 Mar 19. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1190165-overview

Definisi GlAukoma • Glaukoma adalah suatu penyakit

yang memberikan gambaran klinik

berupa peninggian tekanan bola

mata, penggaungan papil saraf

optik dengan defek lapang

pandangan mata.(Sidarta

Ilyas,2000).

• Glaukoma adalah sekelompok

kelainan mata yang ditandai dengan

peningkatan tekanan intraokuler.

( Long Barbara, 1996)

KLASIFIKASI GLAUKOMA

1. Glaukoma Primer: Glaukoma sudut terbuka dan tertutup

Definisi Glaukoma sudut terbuka

Merupakan sebagian besar dari glaukoma (90-95% ),yg meliputi

kedua mata.Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara

lambat.

Disebut sudut terbuka karena aqueous humor mempunyai pintu

terbuka ke jaringan trabekular.

Penatalaksanaan1. Obat-Obtan Penghambat Sekresi Aquos Humor (Adrenergik)

- Timolol (tetes 0,25 dan 0,5 % 2 kali sehari)2. Laser Trabeculoplasty dimana laser zat Argon disorotkan

langsung ke jaringan trabekular untuk merubah susunan jaringan & membuka aliran dari humor aqueous dan iridektomi.

3. Tindakan bedah trabeculectomy yaitu membuat pembukaan antara ruang anterior dan rongga sub konjungtiva.

Definisi Glaukoma sudut tertutup(sudut sempit)

Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan trabekular dan menghambat humor aqueous mengalir ke saluran schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang mengeras karena usia tua.

Penatalaksanaan

2. Glaukoma sudut tertutup / akut

a.Manitol 20 % IV. 1 – 2 gram/kgBB, diberikan 60 tetes/menit.

Miotikum Pilokarpin 2 – 4 %, 1 tts 3 x 5 menit kemudian, 1 tetes 30 menit /2

jam, selanjutnya 1 tetes/jam sampai operasi.

Operasi filtrasi/penyaringan yaitu membuat hubungan antara bilik mata

depan dengan saluran intrasklera atau sistem vena episklera dan

konjungtiva untuk menekan peningkatan tekanan intra okular .

Lanjutan…….

2. Glaukoma sekunder

3. Glaukoma kongenital

4. Glaukoma Absolut

2. Glaukoma sekunder

Dapat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh darah

dan trauma. Dapat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup

tergantung pada penyebab.

3. Glaukoma kongenital

Primer atau infantile

Menyertai kelainan congenital lainnya

Bupthalmos cloudy cornea

3.Glaukoma Absolut

Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana

sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata

memberikan gangguan fungsi lanjut .

Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal,

papil atrofi dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu

dan dengan rasa sakit

BERDASARKAN LAMANYA:

1. Glaukoma Akut

2. Glaukoma Kronik

Definisi Glaukoma Akut

Glaukoma akut adalah penyakit mata yang

disebabkan oleh tekanan intraokuler yang

meningkat mendadak sangat tinggi.

Etiologi Glaukoma Akut

Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memililaki

bakat bawaan berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada

kedua mata, atau secara sekunder sebagai akibat penyakit mata

lain. Yang paling banyak dijumpai adalah bentuk primer,

menyerang pasien usia 40 tahun atau lebih.

Faktor Predisposisi

Pada bentuk primer, faktor predisposisinya berupa

pemakaian obat-obatan midriatik, berdiam lama di

tempat gelap, dan gangguan emosional.

Bentuk sekunder sering disebabkan hifema,

luksasi/subluksasi lensa, katarak intumesen atau katarak

hipermatur, uveitis dengan suklusio/oklusio pupil dan

iris bombe, atau pasca pembedahan intraokuler.

Manifestasi klinik

1. Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan daerah belakang kepala .2. Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah , kadang-kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut.3. Tajam penglihatan sangat menurun.4. Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.5. Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar.6. Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.7. Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif, akibat timbulnya reaksi radang uvea.8. Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.9. Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan media penglihatan.10. Tekanan bola mata sangat tinggi.

Pemeriksaan Penunjang

Pengukuran dengan tonometri Schiotz menunjukkan peningkatan

tekanan.

Perimetri, Gonioskopi, dan Tonografi dilakukan setelah edema

kornea menghilang.

PenatalaksanaanØPenderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Dievaluasi tekanan intraokuler (TIO) dan keadaan mata. Bila TIO tetap tidak turun, lakukan operasi segera.

Sebelumnya berikan infus manitol 20% 300-500 ml, 60 tetes/menit. Jenis operasi, iridektomi atau filtrasi, ditentukan berdasarkan hasil pemeriksaab gonoskopi setelah pengobatan medikamentosa.

Definisi Glaukoma Kronik

Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan

tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi

mata yang permanen.

ETIOLOGI

Keturunan dalam keluarga, diabetes melitus, arteriosklerosis,

pemakaian kortikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan

progresif.

Manifestasi klinik¤ Gejala-gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata. ¤ Penyakit berkembang secara lambat namun pasti. ¤ Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak mempunyai keluhan pada stadium dini. ¤ Pada stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering menabrak karena pandangan gelap, lebih kabur, lapang pandang sempit, hingga kebutaan permanen.

Pemeriksaan Penunjang¤ Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonometri menunjukkan peningkatan. ¤ Nilai dianggap abnormal 21-25 mmHg dan dianggap patologik diatas 25 mmHg.¤ Pada funduskopi ditemukan cekungan pupil menjadi lebih lebar dan dalam, dinding cekungan bergaung, warna memucat, dan terdapat perdarahan pupil. ¤ Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang pandang menyempit, depresi bagian nasal, tangga Ronne, atau skotoma busur.

Tonometri

Penatalaksanaan¤ Pasien diminta datang teratur 6 bulan sekali, dinilai tekanan bola

mata dan lapang pandang. Bila lapang pandang semakin

memburuk,

¤ meskipun hasil pengukuran tekanan bola mata dalam batas

normal, terapi ditingkatkan.

¤ Dianjurkan berolahraga dan minum harus sedikit-sedikit.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

TERIMA KASIH