Teori Sistem Pengendalian Internal
-
Upload
akmalraihan -
Category
Documents
-
view
241 -
download
0
Transcript of Teori Sistem Pengendalian Internal
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
1/50
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem Pengendalian Intern
1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Sistem Pengendalian Intern merupakan istilah yang telah umum dan
banyak digunakan berbagai kepentingan. Istilah Pengendalian intern diambil dari
terjemahan istilah Internal Control meskipun demikian penulis menterjemahkan
sebagai pengawasan intern, untuk istilah tersebut hal ini tidaklah menjadi masalah
karena tidak mengurangi pengertian Sistem Pengendalian Intern secara umum.
Sebagaimana diketahui bahwa definisi Pengendalian Intern yang
dikemukakan commite on Auditing Procedur American Institute of Carified
Public Accountant (ICPA) adalah sebagai beirkut :
Pengendalian intern mencakup rencana organisasi dan semua metode serta
tindakan yang telah digunakan dalam perusahaan untuk mengamankan aktivanya,mengecek kecermatan dan keandalan dari data akuntansinya, memajukan efisiensioperasi, dan mendorong ketaatan pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah
ditetapkan pimpinan (James 1997:155).
Kemudian D. Hartanto memberikan penjelasan tentang Pengendalian
Intern dengan membedakan kedalam arti yang sempit dan dalam arti luas secara
lengkap disebutkan :
Dalam arti sempit : Pengendalian Intern disamakan dengan Internal Check yangmerupakan prosedur-prosedur mekanisme untuk memeriksa ketelitian dari data-
data administrasi, seperti mencocokkan penjumlahan Horizontal dengan
penjumlahan Vertikal.Dalam arti luas: Pengendalian Intern dapat disamakan dengan Manajemen
Control, yaitu suatu sistem yang meliputi semua cara-cara yang digunakan oleh
pimpinan perusahaan untuk mengawasi/mengendalikan perusahaan. Dalam
pengertian Pengendalian Intern meliputi : Struktur Organisasi, formulir-formulir
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
2/50
dan prosedur pembukuan dan laporan (Administrasi), budget dan standart
pemeriksaan intern dan sebagainya. (Hartanto, 1997 : 51).
Sedangkan Zaki Baridwan juga dapat mengartikan Pengendalian Intern
sebagai berikut :
Pengendalian Intern meliputi rencana organisasi dan metode serta kebijaksanaan
yang terkoordinir dalam suatu perusahaan untuk mengamankan harta kekayaan,menguji ketepatan dan sampai berapa jauh data akuntansi dapat dipercayai,
menggalakkan efisiensi usaha dan dapat mendorong ditaatinya kebijaksanaan
pimpinan yang telah digaris bawahi. (Zaki, 1998: 97)
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) Pengendalian Intern di
definisikan sebagai berikut:
Sistem Pengendalian Intern meliputi organisasi serta semua metode dan
ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untukmelindungi harta miliknya, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi,
meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong di taatinya kebijakan manajemen
yang telah digariskan.
Pengendalian Intern sebagai Manajemen Control (Arti Luas). Selanjutnya apabila
unsur-unsur yang terdapat pada Sistem Pengendalian Intern yang telah sesuai
dengan definisi di kelompokkan dua sub sistem, maka kedua sub sistem tersebutterdiri dari sub sistem Pengendalian Administrasi (Administrative Control) dan
Pengendalian Akuntansi (Accounting Control). Pembagian dalam sub sistem ini
secara langsung dan lengkap dalam buku Norma Pemeriksaan Akuntansi, jadidalam arti yang luas, Sistem Pengendalian Intern mencakup pengendalian yang
dibedakan atas pengendalian Intern yang bersifat accounting dan administrasi.
(Ikatan Akuntansi Indonesia, 1998 : 23).
Dari keempat definisi yang diungkapkan di atas tersebut, dapat
disimpulkan bahwa, Sistem Pengendalian Intern merupakan suatu Sistem yang
terdiri dari berbagai macam unsur dengan tujuan untuk melindungi harta benda,
meneliti ketetapan dan seberapa jauh dapat dipercayai data akuntansi, mendorong
efisien operasi dan menunjang dipatuhinya kebijaksanaan Pimpinan.
2. Tujuan Pengendalian Intern
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
3/50
Pengendalian Intern yang diciptakan dalam suatu perusahaan harus
mempunyai beberapa tujuan. Sesuai dengan definisi yang dikemukakan AICPA
tersebut diatas, maka dapatlah dirumuskan tujuan dari Pengendalian Intern yaitu :
a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.
b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.
c. Memajukan efisiensi operasi perusahaan.
d. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih
dahulu untuk dipatuhi. (Zaki, 1999:14).
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka perlu adanya syarat-syarat
tertentu untuk mencapainya, yaitu unsur-unsur yang mendukungnya, dan untuk
ini pembahasannya akan dikemukakan sub tersendiri.
1. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern
Dalam buku Akuntansi Keuangan (Zaki, 1999; 15) bahwa penerapan
unsur-unsur sistem pengendalian intern dalam suatu perusahaan tertentu harus
mempertimangkan biaya dan manfaatnya. Suatu Sistem Pengendalian Intern yang
baik haruslah bersifat cepat, murah dan aman, sehingga perusahaan dapat
menjalankan operasinya dengan lancar, terjamin keamanannya dan biaya
pengawasan yang dibutuhkan relatif tidak mahal.
Prinsip-prinsip umum Sistem Pengendalian Intern hanya berlaku sebagai
pedoman, bukan merupakan suatu keharusan yang ditetapkan secara baku.
Meskipun demikian, AICPA mengemukakan bahwa suatu Sistem Pengendalian
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
4/50
Intern yang memuaskan akan bergantung sekurang-kurangnya empat unsur
Pengendalian Intern adalah sebagai berikut :
a. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tepat.
b. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik berguna
untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik,
hutang-hutang, pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya.
c. Praktek-praktek yang sehat haruslah dijalankan didalam melakukan tugas-
tugas dan fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi.
d. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab.
Unsur-unsur tersebut diatas adalah sangat penting dan harus diterapkan
secara bersama-sama dalam suatu perusahaan, agar terdapat adanya Sistem
Pengendalian Intern yang baik, sebab kelemahan yang serius dalam salah satu
diantaranya, pada umumnya akan merintangi sistem itu bekerja dengan lancar dan
sukses.
Selanjutnya akan dibahas satu persatu unsur-unsur Pengendalian Intern
tersebut.
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu alat bagi manajemen
atau pimpinan perusahaan untuk mengendalikan kegiatannya. Proses
pembentukannya dimulai dengan menetapkan kegiatan-kegiatan yang
harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
5/50
Setiap kegiatan akan dibagi kedalam unit-unit kegiatan yang
lebih kecil, dengan disertai perincian tugas dari masing-masing karyawan
yang menjalankan tugasnya. Selanjutnya tugas tersebut dibagi-bagi dan
ditentukan bagian-bagian mana yang akan mengerjakan suatu tugas atau
kelompok tugas tertentu. Apabila diperlukan didalam suatu bagian masih
bisa dibentuk sub bagian yang lebih kecil sesuai dengan bentuk bagian
yang diperlukan dalam organisasi.
Tahap terakhir adalah menentukan hubungan antara tugas yang
satu dengan tugas yang lain. Penentuan ini agar tercipta kerjasama yang
baik dan terarah diantara bagian-bagian tersebut, untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Hasilnya adalah merupakan struktur organisasi, yaitu kerangka
dari organisasi yang menunjukkan tugas-tugas, tanggung jawab dan tata
hubungan yang terdapat diantara bagian yang satu dengan lainnya.
Struktur organisasi perusahaan haruslah memungkinkan adanya koordinasi
usaha diantara semua satuan dan jenjang untuk mengambil tindakan-
tindakan yang dapat mencapai suatu tujuan umum.
Setiap tujuan organisasi harus di mengerti sehingga tanggung
jawab, serta apakah hubungan dan wewenang satuan kerja yang
berhubungan dengan satuan kerja lain dapat diselenggarakan dengan baik.
Suatu dasar yang berguna dalam menyusun struktur organisasi
perusahaan adalah pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel
dalam arti memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
6/50
mengadakan perubahan total. Selain itu organisasi yang disusun harus
dapat menunjukkan garis-garis wewenag dan tanggung jawab yang jelas,
dalam arti jangan sampai terjadi adanya overlap fungsi masing-masing
bagian. Untuk dapat memenuhi syarat bagi adanya suatu pengawasan yang
baik, hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan fungsi-fungsi
operasional, penyimpanan dan pencatatan. Pemisahan fungsi-fungsi ini
dapat diharapkan dapat mencegah timbulnya kecurangan-kecurangan
dalam perusahaan.
b. Sistem Wewenang dan Prosedur Pembukuan
Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu
perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan
pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga
untuk mengklasifikasikan data akuntansi dengan tepat. Klasifikasi data
akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar yang
biasanya diberi nomor kode dengan cara tertentu dan dibuatkan buku
pedoman mengenai penggunaan debit dan kredit masing-masing rekening.
Pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas, sistem ini dapat
memberikan jaminan bahwa setiap penerimaan dan pengeluaran yang
dilakukan benar-benar terjadi dan juga merupakan penerimaan dan
pengeluaran yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan dan prosedur
yang dapat dirumuskan sebagai tata cara yang harus diikuti dan ditaati
dalam melaksanakan sesuatu aktivitas. Pengawasan terhadap operasi dan
transaksi-transaksi dapat dilakukan melalui prosedur-prosedur yang
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
7/50
ditetapkan lebih dahulu dan prosedur-prosedur yang akan disusun untuk
seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan.
Prosedur yang baik adalah prosedur yang mencapai tujuannya
dengan cara yang sederhana, membagi pekerjaan secara logis dan mudah
dipahami sehingga bakat karyawan apat dimanfaatkan sebaik mungkin.
Sedangkan prosedur yang efektif adalah prosedur yang dapat memaksakan
kepatuhan.
Kalau prosedur dirumuskan sebagai tata cara mengerjakan
sesuatu, maka prosedur pembukuan dapat dirumuskan sebagai tata cara
pencatatan, pelaporan atas operasi-operasi yang ada dalam perusahaan.
Dengan demikian sistem wewenang dan prosedur pembukuan
merupakan suatu tata cara pencatatan, pelaporan, serta pengesahan
operasi-operasi dan transaksi-transaksi perusahaan yang sedemikian rupa
sehingga adanya tercipta ke absahan dan ketelitian pencatatan harta,
hutang, modal, penghasilan dan biaya-biaya perusahaan.
Dalam pelaksanaan sistem wewenang dan prosedur pembukuan
diperlukan adanya alat-alat untuk pengawasan akuntansi terhadap operasi-
operasi dan transaksi-transaksi yang ada dalam perusahaan serta alat untuk
mengklasifikasikan data dalam struktur rekening yang formal.
Alat-alat yang digunakan untuk pengawasan akuntansi
terhadap operasi-operasi dan transaksi-transaksi, diciptakan melalui
perancangan catatan-catatan dan formulir-formulir yang tepat, serta
melalui perencanaan arus prosedur yang logis dalam melakukan
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
8/50
pencatatan dan prosedur otorisasi di antara departemen-departemen dan
seksi-seksi dalam departemen.
Ada beberapa prinsip yang harus diikuti dalam pemakaian
formulir yaitu : (Handori, 1997 : 25)
1) Harus membantu suatu fungsi yang berguna didalam hubungannyaprosedur-prosedur yang telah dirancang dalam rangka
melaksanakan tujuan manajemen.
2) Harus cukup sederhana sehingga dapat dipahami dengan jelas oleh
mereka yang akan menggunakannya, mempermudah dalammelakukan pencatatan data dengan cepat, teliti, dan dengan biaya
yang rendah.
3) Harus dirancang untuk semua kemungkinan penggunaan, sehingga
jumlah berbagai formulir itu dapat ditekan dalam jumlahminimum.
4) Harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dikerjakandengan benar, sesuai dengan prosedur-prosedur pengawasan yang
telah ditetapkan.
Alat yang digunakan untuk melaksanakan data disebut dengan
nama daftar susunan rekening (Chart of Account) yaitu suatu daftar
susunan keterangan bagaimana rekening yang telah tersusun dengan baik
akan lebih banyak memberikan kegunaan masing-masing rekening. (Zaki,1998; 15)
Rekening-rekening yang telah dipilih beserta urutannya minimal harus
hal-hal sebagai berikut : (Zaki, 1998:15)
1). Membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan keuangan
dan laporan-laporan lainnya dengan ekonomis.
2). Meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk
menggambarkan dengan baik dan teliti harta-harta milik, hutang-hutang, pendapatan-pendapatan, harga pokok dan biaya-biaya yang
harus diperinci sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen
di dalam melakukan pengawasan operasi perusahaan.3). Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat di
dalam setiap rekening.
4). Memberikan batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal,persediaan-persediaan dan biaya-biaya.
5). Membuat rekening-rekening kontrol apabila diperlukan.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
9/50
c. Praktek-praktek Yang Sehat
Setelah struktur organisasi dan sistem wewenang serta
prosedur pembukuan disusun dengan baik, maka diperlukan adanya
praktek-praktek yang sehat untuk menjalankannya. Praktek-praktek yang
sehat tersebut akan di bahas lebih lanjut dalam sub bagian tersendiri.
d. Pegawai Yang Cukup Cakap
Penulis baca dalam buku Internal Auditing (Sawyers, 2001;
67) yang dimaksud dengan pegawai yang cukup cakap adalah pegawai
yang mampu melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang
dibebankan kepadanya, sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan
efisien. Pegawai dengan cukup cakap untuk suatu pekerjaan bukan berarti
pegawai yang tingkat pendidikananya tinggi, sehingga gajinya juga besar
tetapi mungkin dengan pendidikan menengah sudah cukup, yang penting
adalah latar belakang pendidikannya cukup memadai untuk pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukannya. Hal ini perlu dipertimbangkan agar dapat
diperoleh pegawai yang cukup cakap tetapi juga ekonomis.
Untuk memperoleh pegawai yang cukup cakap sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, diperlukan adanya usaha-usaha yang tepat. Secara
umum usaha ini akan mencakup tiga proses :
Dimulai semenjak penerimaan pegawai dilanjutkan dengan peningkatan
keterampilan melalui program pendidikan dan latihan yang
berkesinambungan dan diakhiri dengan penilaian atas pelaksanaan
pekerjaan dari pegawai. Ketiga proses ini berlangsung terus menerus,
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
10/50
mengingat usaha mendapatkan pegawai yang cukup cakap merupakan
usaha yang selalu berkesinambungan.
Proses penerimaan tenaga kerja merupakan proses yang sangat
penting serta menuntut penelitian yang mendalam dan teliti terutama
mengenai kemampuan dari semua calon pegawai. Dari sini akan diperoleh
bibit-bibit yang baik untuk menempati jabatan didalam perusahaan dan
sebaliknya dari kesalahan penerimaan tenaga kerja akan membawa
kegagalan bagi perusahaan. Dengan perencanaan yang memadai, akan
memudahkan perusahaan mengetahui beberapa orang karyawan, dan
dimana posisinya serta persyaratan apa yang dibutuhkan perusahaan.
Proses peningkatan keterampilan melalui program pendidikan
dan latihan yang berkesinambungan merupakan tahap yang sangat penting
dalam setiap usaha mendapatkan pegawai yang cukup cakap.
Manfaat yang diperoleh dari program pendidikan dan latihan bagi pegawai
antara lain :
1). Mengenai kedudukannya di dalam orgaisasi dan siapa pimpinannya.
2). Mengetahui tugas-tugas yang harus dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya.
3). Mengetahui sampai dimana tanggung jawab dan kekuasaan mengenai
tugasnya serta batas-batas pengambil alihan tugas oleh petugas yang
lain.
4). Mengetahui bagaimana sumbangan kerjanya terhadap perusahaan
secara keseluruhan.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
11/50
Proses yang terakhir adalah penilaian pekerjaan ini harus selalu
dilakukan untuk mendorong para pegawai bekerja dengan sungguh-
sungguh.
Penilaian atas pelaksanaan pekerjaan dari para pegawai akan
menghasilkan informasi-informasi berikut ini :
1). Tingkat kecakapan yang dicapai oleh masing-masing pegawai.
2). Kebutuhan pegawai yang bersangkutan akan pendidikan khusus guna
mengembangkan lebih lanjut atas kecakapan yang telah dicapainya.
3). Potensi pegawai serta arah kariernya diatas tujuan manajemen untuk
mendapatkan pegawai yang cukup cakap akan dapat dicapai.
Praktek-praktek Yang Sehat
Penulis baca dalam buku Internal Auditing (Sawyers, 2001; 61) praktek-
praktek yang sehat dapat dirumuskan sebagai ketaatan dan kejujuran karyawan didalam
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, sehingga hasil yang diharapkan
perusahaan dapat tercapai dengan efisien dan efektif.
Praktek-praktek yang sehat harus dapat memberikan cara-cara untuk
meyakinkan wajarnya suatu persetujuan, pencatatan dan penyimpanan, hal ini pada
umumnya dicapai melalui pemisahan wewenang, tugas, dan tanggung jawab sehingga
tidak ada seorangpun yang melakukan semua tahap dalam transaksi dari awal sampai
akhir.
Artinya seseorang yang melakukan suatu transaksi tidak diperbolehkan juga mencatat dan
menyimpan hasil pelaksanaan transaksi yang dimaksud. Praktek yang sehat juga dapat
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
12/50
meyakinkan pimpinan perusahaan bahwa pekerjaan dari seseorang akan diperiksa oleh
orang lain yang melanjutkan pelaksanaan tugas tersebut.
Dengan pemisahan demikian dapat menimbulkan pemeriksaan yang otomatis
atas ketelitian pekerjaan petugas yang satu dengan petugas yang lain dan juga
mempertinggi kemungkinan ditemukannya kesalahan-kesalahan ataupun kecurangan-
kecurangan dengan segera.
Untuk mengefektifkan aktivitas pengendalian praktek-praktek yang sehat agar dapat
mencegah kecurangan yang mungkin terjadi, maka yang harus dilakukan adalah mereviw
kinerja, pengelolaan informasi yang tepat dan lengkap, melakukan pengendalian fisik,
dan pemisahan tugas, wewenang, dan tanggung jawab.
Indikator-indikator yang menjadi penyebab terhambatnya Praktek Yang Sehat
terhadap Efektivitas Pengelolaan Kas tersebut yaitu:
1. Perceived Opportunity (Kesempatan seseorang untuk melakukan dan
menyembunyikan kecurangan)
Perilaku seseorang untuk melakukan dan menyembunyikan
kecurangan dapat terjadi karena Sistem Pengendalian Intern yang lemah dan kurang
memberikan kejelasan. Tindakan kecurangan tidak akan berhasil dalam suatu
organisasi dimana terdapat Sistem Pengendalian Intern yang kuat dan kesadaran
karyawan dalam menjalankan tugasnya dengan baik.
Untuk mengatasi agar tidak terjadi Perceived opportunity, maka harus
dilakukan Pencegahan Kecurangan (Fraud Prevention). Tujuan utama pencegahan
kecurangan adalah untuk menghilangkan sebab-sebab timbulnya kecurangan.
Pencegahan kecurangan pada umumnya adalah aktivitas yang dilaksanakan
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
13/50
manajemen dalam hal penetapan kebijakan, sistem dan prosedur yang membantu
memberikan keyakinan yang memadai kepada karyawan. Cara untuk mencegah
adanya kecurangan agar praktek yang sehat dapat tercapai, maka harus
mengefektifkan sistem pengendalian intern yang baik antara lain:
a. Membangun struktur pengendalian yang baik
b. Mengefektifkan aktivitas pengendalian
c. Meningkatkan kultur organisasi
d. Mengefektifkan fungsi pengendalian
e. Menciptakan struktur pengajian yang wajar dan pantas
f. Mengadakan rotasi dan kewajiban bagi pegawai
g. Memberikan sanksi yang tegas kepada yang melakukan kecurangan
h. Membuat program bantuan kepada pegawai yang mendapatkan kesulitan baik
dalam hal keuangan maupun non keuangan
i. Menetapkan kebijakan perusahaan terhadap pemberia-pemberian dari
luar yang harus di informasikan dan di jelaskan
j. Menyediakan sumber-sumber tertentu dalam rangka mendeteksi
kecurangan
k. Menyediakan saluran-saluran untuk melaporkan telah terjadi kecurangan
2. Rasionalisasi (Pemikiran perilaku)
Dalam pemikiran mereka, dengan merasionalisasikan perilakunya,
pelaku kecurangan biasanya secara modal telah memperoleh suatu alasan
terhadap kejahatan mereka.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
14/50
Sawyers (2001; 71) memberikan hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan
praktek yang sehat pada perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Pemahaman terhadap awal dari tindak kejahatan menentang perusahaan:
1). Pencurian, kecurangan, penggelapan uang dan penghianatan
2). Kecurangan yang dilakukan untuk menentang perusahaan oleh
penjual, pemasok, kontraktor, dan pelanggan perusahaan
3). Perampokan, pembongkaran, pembajakan, dan pemerasan oleh elemen
kejahatan
4). Kompetensi yang tidak adil
b. Kejahatan untuk perusahaan
1). Memperlancar laba (mengubah buku)
a). Menaikan penjualan
b). Memperkecil penjualan
2). Neraca palsu
a). Menaikan nilai aktiva
b). Tidak mencatat hutang
3). Menetapkan harga
4). Berbuat curang pada pelanggan
a). Mengurangi berat, jumlah, dan ukuran
b). Subtitusi barang yang lebih murah
c). Periklanan yang palsu
5). Melanggar peraturan pemerintah
6). Menambah biaya pada kontrak
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
15/50
Pengelolaan Kas
1. Pengertian Kas dan Arus Kas
Menurut PSAK No.2 2002, kas difenisikan sebagai berikut:
Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro dan setara kas (cashequivalent)adalah investasi yang sifatnya sangat likuid berjangka pendek dan
dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang signifikan.
Menurut PSKA No.9 2002, Kas didefinisikan sebagai berikut: Kas ialah alat
pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan.
Menurut (Baridwan, 2002:85) Kas didefinisikan sebagai:
Kas merupakan salah satu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran
dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam
arti paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalumempengaruhi kas. Daya beli uang bisa berubah-ubah mungkin naik atau turun
tetapi penurunan daya beli ini tidak akan mengakibatkan penilaian kembali
terhadap kas.
Menurut (Sartono, 2000 : 519 ) menyatakan bahwa Kas adalah seluruh
uang tunai yang ada ditangan ( cash on hand ) dan dana yang disimpan dibank
dalam berbagai bentuk deposito dan rekening koran.
Menurut (Indrigo dan Basri, 1999 : 61 ) menyatakan bahwa:
Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan besertapos-pos lain dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran
kebutuhan financial yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditas.
Sedangkan menurut (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 1998 : 111 )
menyatakan bahwa :Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa
dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
16/50
Jadi kas merupakan aktiva lancar yang paling liquid dan terdiri dari pos-pos
yang berlaku sebagai alat tukar dan memberikan dasar pengukuran akuntansi.
Kas yang ada di perusahaan adalah uang kas yang dibutuhkan untuk
melakukan pembayaran-pembayaran tunai dan juga sarana untuk menerima
penerimaan-penerimaan dari hasil usaha. Sedangkan rekening giro dapat
digolongkan sebagai saldo kas karena pada dasarnya fungsinya sama dengan kas
yang ada di perusahaan (cash on hand).
Setara kas (cash equivalent) menurut PSAK No.2 2002, disebutkan bahwa setara
kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi
atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, suatu investasi dapat
digolongkan sebagai setara kas dengan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Suatu investasi harus segera diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah
diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.
b. Oleh karena itu suatu investasi dapat dimasukkan sebagai setara kas hanya
jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari
tanggal perolehannya.
Setara kas adalah uang tunai yang ada dan tersedia di perusahaan
untuk membayar kewajiban yang telah jatuh tempo. Seperti diketahui pos-pos
yang menghasilkan bunga atau deposito berjangka (time deposit) biasanya
digolongkan sebagai kas, namun tidak semua deposito dapat digolongkan sebagai
kas.
Arus kas menurut PSAK No.2 2002, mendefinisikan sebagai arus
masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Arus kas masuk di perusahaan secara
garis besar dapat digolongkan ke dalam dua sumber, yaitu :
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
17/50
1). Sumber Internal
Merupakan aliran kas masuk yang diakibatkan oleh adanya pemanfaatan
aktiva tetap.
2). Sumber Eksternal
Merupakan aliran kas yang berasal dari pemilik, penanam modal, penjualan
penyertaan, serta pinjaman bank atau lembaga keuangan lainnya.
Arus keluar dari perusahaan secara garis besar juga dapat digolongkan
menjadi dua sumber, yaitu :
1). Sumber Internal
Kas dipergunakan untuk memperoleh aktiva tetap, pendanaan dan
pengadaan persediaan, serta investasi yang ditujukan untuk ekspansi usaha.
2). Sumber Eksternal
Kas dipergunakan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh
tempo, seperti biaya pajak, hutang yang harus segera dilunasi serta
pengembalian kepada pemilik.
Menurut Munawir (2000;158) menyatakan bahwa Penerimaan dan
pengeluaran kas suatu perusahaan ada yang bersifat rutin atau terus menerus dan
ada pula yang bersifat insiden atau tidak terus menerus.
Berdasarkan PSAK No.2 2002, setiap perusahaan diwajibkan untuk membuat
Laporan Arus Kas sebagai salah satu laporan keuangan utamanya. Jadi Laporan
Arus Kas dapat didefinisikan sebagai :
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan yang berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas atau setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
18/50
Smith and Skousen terjemahan Tim Penerjemah Penerbit Erlangga
(1995:194) menyatakan bahwa :
Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan arus
keluar kas untuk suatu periode. Sumber-sumber kas meliputi arus masuk dariaktivitas operasi inti (utama) perusahaan, aktivitas sampingan seperti investasi
sekuritas (surat berharga), dari aktivitas yang tidak biasa atau luar biasa dari
pembiayaan melalui hutang atau ekuitas. Penggunaan kas mencakup arus kaskeluar guna mempertahankan aktivitas inti untuk melakukan investasi, termasuk
pabrik dan peralatan dan untuk memenuhi kewajiban terhadap pembiayaan
melalui hutang dan ekuitas termasuk pelunasan hutang, pembayaran deviden dan
pembelian kembali saham.
Berdasarkan PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia) tidak diwajibkan
membuat Laporan Arus Kas sebagai laporan keuangan utama. Dalam PAI, Bab II
Pasal 4 dibahas tentang Laporan Perubahan Posisi Keuangan yang bertujuan
untuk mengikhtisarkan aktivitas pembiayaan dan investasi dari suatu perusahaan
dan juga dana yang dihasilkan dari hasil usaha perusahaan selama periode
tertentu. Kemudian berdasarkan Interprestasi PAI No.4 terdapat kebebasan bagi
perusahaan dalam penyajian laporannya, dapat disajikan dalam bentuk laporan
arus kas atau laporan perubahan posisi keuangan. Jadi berdasarkan PAI tidak
diwajibkan untuk membuat laporan arus kas, sehingga dalam pelaksanaannya ada
perusahaan yang memilih bentuk laporan arus kas dan ada juga yang menyajikan
laporan perubahan posisi keuangan. Sesuai dengan SAK yang baru, yaitu
mewajibkan bentuk laporan arus kas sebagai salah satu laporan keuangan utama,
maka bagi beberapa perusahaan laporan ini merupakan jenis laporan keuangan
yang baru.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
19/50
PSAK No.2 2002, mengklasifikasikan arus kas menjadi tiga bagian,
yaitu arus kas yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan (financing).
a). Aktivitas Operasi
Menurut PSAK No.2 2002, mendefinisikan aktivitas operasi sebagai :
Aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-
producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan.
Menurut (Weygandt, 1999:279) mendefinisikan aktivitas operasi sebagai :
Aktivitas operasi mencakup pengaruh atas kas dari transaksi yang masuk
kedalam penentuan laba bersih .
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan arus kas yang
berasal dari kegiatan utama perusahaan. Kegiatan ini meliputi transaksi
pendapatan dan pengeluaran yang berasal dari penjualan produk atau
pemberian jasa layanan yang akan menentukan besar atau kecilnya
laba/rugi bersih. Kegiatan operasi sebuah perusahaan mencakup :
(a). Arus kas masuk dari penjualan, pemberian layanan, pendapatan
deviden, dan pendapatan bunga.
(b). Arus kas keluar untuk persediaan, gaji, pengeluaran pajak,
pengeluaran bunga, dan pengeluaran lainnya.
Jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang
menentukan apakah dari operasinya suatu perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
20/50
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden,
dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan para sumber
pendanaan dari luar.
b). Aktivitas Investasi
Definisi aktivitas investasi menurut PSAK No.2 2002, adalah :
Perolehan dan pelepasan aktiva jangka Panjang serta investasi lainnya
yang tidak termasuk setara kas.
Menurut Weygandt (1999:297) aktivitas investasi adalah :
Aktivitas investasi mencakup pengadaan dan penerimaan hutang serta
perolehan dan disposisi investasi (baik hutang dan ekuitas serta kekayaan,
pabrik dan peralatan).
Kegiatan investasi ini mencakup :
(1). Arus kas masuk dari penjualan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud,
aktiva jangka Panjang, penagihan pinjaman yang diberikan
perusahaan.
(2). Arus kas keluar dari pembelian aktiva tetap, pembelian aktiva lainnya,
dan pinjaman yang diberikan perusahaan.
Jadi arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan
dan penggunaan sumber daya yang diperoleh perusahaan yang ditujukan
untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
c). Aktivitas Pendanaan
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
21/50
Definisi aktivitas pendanaan menurut PSAK No.2 2002, adalah :
Aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi
modal dan pinjaman perusahaan.
Definisi aktivitas pendanaan menurut (Weygandt, 1999:279) adalah
Aktivitas pendanaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik dan
mencakup (a) perolehan modal dari pemilik dan kompensasinya kepadamereka dengan pengembalian atas dan dari investasi mereka dan (b)
pinjaman uang dari kreditur dan pembayaran kembali hutang yang
dipinjam.
Kegiatan pendanaan meliputi :
(1). Arus kas masuk dari penjualan modal saham dan penerbitan obligasi,
wesel, hipotek, dan pinjaman lain.
(2). Arus kas keluar untuk membeli saham perusahaan, pembiayaan
pokok pinjaman, dan pembayaran deviden tunai.
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas
pendanaan dilakukan untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa
depan oleh para pemasok modal perusahaan.
2. Pengendalian Kas
Penulis baca dalam buku Akuntansi Keuangan (Yusuf, 1999; 174)
Sistem Pengendalian Intern Kas pada umumnya adalah melakukan pengawasan
terhadap sistem dan prosedur penerimaan kas dan sistem dan prosedur pengeluaran
kas. Berikut ini uraian tentang kedua sistem dan prosedur tersebut yaitu:
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
22/50
a. Sistem dan prosedur penerimaan kas
Dalam organisasi perusahaan pada umumnya dijumpai banyak
transaksi kas yang biasa atau rutin yaitu penjualan tunai dan penjualan kredit.
Selain itu perusahaan juga mempunyai transaksi lain yang kurang rutin seperti
penerimaan penjualan harta tetap, yang dapat ditangani pejabat tertentu yang
memerlukan prosedur khusus.
Formulir-formulir yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan
kas yaitu faktur penjualan, kwitansi, credit card sales slip, surat perintah
pengiriman barang, dan bukti setor bank. Buku-buku catatan yang biasa
digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas antara lain jurnal
penjualan, jurnal penerimaan kas, jurnal umum, kartu persediaan, dan kartu
gudang.
Di dalam prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai urutan-urutan
kegiatan di mulai sejak pembayaran harga barang, kemudian barang
diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat
oleh perusahaan. Dalam sistem ini, perusahaan menerima uang tunai, cek, atau
pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang
diserahkan kepada pembeli. Jika kas yang diterima berupa cek, bank penjual
(bank yang penjual memiliki rekening giro di dalamnya) kemudian akan
mengurus cek kliring tersebut ke bank pembeli (bank yang pembeli memiliki
rekening giro di dalamnya). Jika kas yang diterima berupa kartu kredit, bank
penjual yang merupakan penerbit kartu kredit langsung menambah saldo
rekening giro penjual setelah dikurangi dengan credit card fee. Bank penerbit
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
23/50
kartu kredit inilah yang secara periodik akan melakukan penagihan kepada
pemegang kartu kredit.
Prosedur penerimaan kas akan melibatkan beberapa bagian dalam
perusahaan yaitu bagian order penjualan, bagian kasa, bagian gudang, bagian
pengiriman, bagian penagihan, dan bagian jurnal. Tanggung jawab fungsi-
fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas adalah sebagai berikut:
1). Fungsi penjualan
Fungsi penjualan bertanggung jawab untuk menerima order dari
pembeli, mengisi faktur penjualan, dan menyerahkan faktur tersebut
kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran barang ke fungsi kas.
2). Fungsi kas
Fungsi kas bertanggung jawab sebagai penerima pembayaran dari
pembeli yang dapat berupa uang tunai, cek, atau kartu kredit. Dalam
penjualan kredit, fungsi kas menerima pembayaran dari fungsi
penagihan, kemudian menyetorkan kas yang diterima ke bank dalam
jumlah penuh.
3). Fungsi gudang
Fungsi gudang bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang di
pesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi
pengiriman.
4). Fungsi pengiriman
Fungsi pengiriman bertanggung jawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah di bayar harganya kepada pembeli.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
24/50
5). Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi
penjualan dan penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu
piutang serta membuat laporan penjualan.
6). Fungsi penagihan
Dalam penjualan kredit, fungsi penagihan ini bertanggung jawab untuk
melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan
daftar piutang yang di tagih yang di buat oleh bagian akuntansi.
b. Sistem dan prosedur pengeluaran kas
Dalam sistem pengeluaran kas terdapat dua sistem akuntansi pokok
yang biasa digunakan dalam pengeluaran kas yaitu sistem akuntansi
pengeluaran kas dengan cek dan sistem akuntansi pengeluaran kas dengan uang
tunai melalui dana kas kecil.
1). Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran
kas dengan cek adalah:
a). Bukti kas keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada
bagian kasa sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
Disamping itu, dokumen ini berfungsi sebagai surat pemberitahuan
yang di kirim kepada kreditur, dan berfungsi pula sebagai dokumen
sumber bagi pencatatan berkurangnya hutang.
b). Cek
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
25/50
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan
bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau
organisasi yang namanya tercantum dalam cek.
c). Permintaan cek (Check Request)
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang
memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk
membuat bukti kas keluar.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas dengan cek adalah jurnal pengeluaran kas (cash
disbursement journal) dan register cek (check register).
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek
adalah:
(1). Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas (misalnya untuk
pembelian jasa dan untuk perjalanan dinas), fungsi yang
bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi
(bagian utang). Permintaan cek ini harus mendapat persetujuan
kepada fungsi yang bersangkutan. Jika perusahaan menggunakan
payable system, maka bagian utang kemudian membuat bukti kas
keluar (voucher) untuk memungkinkan kasa mengisi cek sejumlah
permintaan yang diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran
kas.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
26/50
(2). Fungsi kas
Fungsi kas ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, meminta
otorisasi atas cek, mengirimkan cek kepada kreditur atau melakukan
pembayaran melalui pemindahbukuan.
(3). Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab atas:
(a). Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan
persediaan.
(b). Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal
pengeluaran kas atau register cek.
(c). Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi
kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang
tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk melakukan verifikasi kelengkapan
dan keaslian dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar
pembuatan bukti kas.
(4). Fungsi pemeriksaan intern
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan penghitungan kas
(cash count) secara periodik dan mencocokkan hasil
penghitungannya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi
rekening kas dalam buku besar. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak (surprised audit)
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
27/50
terhadap saldo kas yang ada di tangan dan membuat rekonsiliasi
bank secara periodik.
2). Sistem dana kas kecil
Sistem pengeluaran kas dengan uang tunai dilaksanakan
melalui dana kas kecil yang di selenggarakan dengan dua macam sistem
yaitu sistem saldo berfluktuasi (Fluctuating-Fund-Balance System) dan
sistem dana tetap (Imprest System). Baik dengan Fluctuating-Fund-
Balance System, maupun Imprest System, penyelenggaraan dana kas
kecil dilaksanakan melalui tiga prosedur yaitu:
a). Prosedur pembentukan dana kas kecil
Prosedur pembentukan dana kas kecil dimulai dengan
adanya surat keputusan dari direktur keuangan mengenai jumlah
dana yang disisihkan ke dalam kas kecil dan tujuan pembentukan
dana tersebut. Dalam sistem imprest, pembentukan dana kas kecil
di lakukan dengan cek dan di catat dengan mendebit rekening dana
kas kecil. Saldo rekening dana kas kecil ini tidak boleh berubah
dari yang di tetapkan tersebut dinaikan atau dikurangi.
b). Prosedur permintaan dan pertanggung jawaban pengeluaran dana
kas kecil
Pengeluaran dana kas kecil di mulai dengan adanya
permintaan pengeluaran dana kas kecil oleh pemakai yang di
tunjukkan kepada pemegang dana kas kecil. Pemakai dana kas
kecil berkewajiban mempertanggung jawabkan pemakaian dana
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
28/50
kas kecil dengan membuat pertanggung jawaban pengeluaran dana
kas kecil dalam formulir bukti pengeluaran kas kecil yang di
lampiri dengan bukti-bukti pendukungnya.
Dalam sistem imprest, bukti pengeluaran kas kecil di
lampiri dengan dokumen pendukungnya di simpan sementara oleh
pemegang dana kas kecil untuk digunakan nanti dalam pengisian
kembali dana kas kecil. Pengeluaran dana kas kecil tidak di catat
dalam jurnal (sehingga tidak mengkredit rekening dana kas kecil).
Bukti-bukti pengeluaran dana kas kecil di kumpulkan dalam arsip
sementara yang di selenggarakan oleh pemegang dana kas kecil.
Dalam sistem fluktuasi, bukti pengeluaran kas kecil di serahkan
oleh pemegang dana kas kecil ke bagian jurnal untuk di catat
dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil.
c). Prosedur pengisian kembali dana kas kecil
Dalam sistem imprest, pengisian kembali dana kas kecil
di lakukan sejumlah Rupiah yang tercantum dalam kumpulan bukti
pengeluaran kas kecil. Pengisian kembali dana kas kecil ini di
lakukan dengan cek dan di catat dengan mendebit rekening biaya
dan mengkredit rekening kas. Rekening dana kas kecil tidak
terpengaruh dengan pengeluaran kas kecil.
Dengan demikian pengawasan terhadap dana kas kecil
mudah dilakukan dengan secara periodik atau secara mendadak
menghitung dana kas kecil, jumlah uang yang di tambah dengan
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
29/50
permintaan pengeluaran kas kecil yang belum di pertanggung
jawabkan bukti pengeluaran dana kas kecil, harus sama dengan
rekening dana kas kecil yang tercantum dalam buku besar. Dalam
sistem fluktuasi, jika dana kas kecil sudah menipis saldonya, maka
pemegang kas kecil mengisi formulir permintaan pengisian
kembali dana kas kecil.
Dokumen yang digunakan dalam sistem dana kas kecil
adalah bukti kas keluar, cek, permintaan pengeluaran kas kecil, dan
permintaan pengisian kembali kas kecil. Catatan akuntansi yang
digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah jurnal pengeluaran
kas (cash disbursement journal), register cek, dan jurnal
pengeluaran dana kas kecil.
Fungsi yang terkait dalam sistem dana kas kecil adalah:
(1). Fungsi kas
Fungsi kas ini bertanggung jawab dalam mengisi cek,
meminta otorisasi atas cek, dan menyerahkan cek kepada
pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan dana kas
kecil dan pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
(2). Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi ini bertanggung jawab atas:
(a). Pencatatan pengeluaran kas kecil yang menyangkut
biaya dan persediaan.
(b). Pencatatan transaksi pembentukan dana kas kecil.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
30/50
(c). Pencatatan pengisian kembali dana kas kecil dalam
jurnal pengeluaran kas atau register cek.
(d). Pencatatan pengeluaran dana kas kecil dalam jurnal
pengeluaran dana kas kecil (dalam sistem fluktuasi).
(e). Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan
otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan
cek sebesar yang tercantum dalam dokumen
tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
melakukan verifikasi kelengkapan dan keaslian
dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar
pembuatan bukti kas keluar.
(3). Fungsi pemegang dana kas kecil
Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpanan dana kas
kecil, pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi dari
pejabat tertentu yang ditunjuk, dan permintaan pengisian
kembali dana kas kecil.
(4). Fungsi yang memerlukan pembayaran tunai.
(5). Fungsi pemeriksaan intern
Fungsi ini bertanggung jawab atas penghitungan dana kas
kecil (cash count) secara periodik dan pengcocokkan hasil
penghitungannya dengan catatan kas. Fungsi ini juga
bertanggung jawab atas pemeriksaan secara mendadak
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
31/50
(surprised audit) terhadap saldo dana kas kecil yang ada di
tangan pemegang dana kas kecil.
Aktivitas yang harus ada dalam sistem dan prosedur penerimaan kas dari
penjualan tunai menurut (Mulyadi dan Kanaka, 1998:14) adalah sebagai berikut:
1). Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.2) Penerimaan kas di otorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara
membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita
register kas yang di terima pada faktur tersebut.
3). Jumlah kas yang di terima dari penjualan di setor seluruhnya dengan segerake bank.
4). Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi penerimaan kas secara
periodik dan secara mendadak oleh fungsi audit intern.
5). Setiap hari diadakan pembacaan pita register kas oleh fungsi audit intern dandiadakan pencocokkan antara pita register kas tersebut dengan jumlah kas
yang di terima dari penjualan.6). Secara periodik diadakan rekonsiliasi bank oleh fungsi yang tidak
menyelenggarakan catatan akuntansi dan yang tidak menerima kas.
Unsur pengendalian intern dalam prosedur penerimaan kas dari
penjualan kredit menurut (Mulyadi, 2001 : 493) antara lain adalah:
1). Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi
penerimaan kas.2). Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
3). Debitur di minta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama
atau dengan cara pemindahbukuan (giro bilyet).4). Fungsi penagihan melakukan penagihan atas dasar daftar piutang yang harus
di tagih yang di buat oleh fungsi akuntasi.
5). Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi harus
didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.6). Hasil penghitungan kas di rekam dalam berita acara penghitungan kas dan
disetor penuh ke bank dengan segera.
Aktivitas pengendalian yang harus ada dalam prosedur pengeluaran kas
menurut (Mulyadi dan Kanaka, 1998 : 137) adalah:
1). Penanda tanganan cek harus mereview bukti kas keluar dan dokumen
pendukungnya.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
32/50
2). Pembubuhan cap lunas terhadap bukti kas keluar yang telah di bayar beserta
dokumen pendukungnya.
3). Pengecekan secara independen antara cek dengan bukti kas keluar.4). Pertanggung jawaban semua nomor urut cek.
5). Pengecekan secara independen posting ke dalam catatan akuntansi.
6). Rekonsiliasi bank secara periodik oleh pihak ketiga yang independen.7). Pengecekan secara independen terhadap tanggal yang tercantum dalam
bonggol cek dan tanggal pencatatannya.
Menurut (Mulyadi, 2001 : 519) menyatakan bahwa:
Sistem pengendalian intern yang baik dalam sistem kas mensyaratkan agar di
libatkan pihak luar (bank) ikut serta dalam mengawasi kas perusahaan dengan cara
sebagai berikut:1). Semua penerimaan kas harus di setor penuh ke bank pada hari yang sama
dengan penerimaan kas atau pada hari kerja berikutnya. Selain itu tidakdiperkenankan melakukan pengeluaran kas dari kas yang di terima dari
sumber-sumber tersebut. Dengan demikian catatan penerimaan kas dalam
jurnal penerimaan kas dapat di rekonsiliasi dengan catatan setoran ke bankyang tercantum dalam rekening koran bank.
2). Semua pengeluaran kas di lakukan dengan cek.
Pengeluaran kas dengan cek dapat menjamin di terimanya pembayaran
tersebut oleh perusahaan yang berhak menerimanya dan memungkinkan dilibatkanya pihak ketiga (dalam hal ini bank) untuk ikut mengawasi
pengeluaran kas perusahaan. Catatan kas perusahaan dapat di cek
ketelitiannya dengan cara membandingkannya dengan rekening koran bankyang di terima secara periodik dari bank kepada perusahaan.
3). Pengeluaran kas yang tidak dapat di lakukan dengan cek (karena jumlahnya
kecil), hal ini dilakukan melalui dana kas kecil yang di selenggarakandengan imprest sistem.
Pengelolaan Kas di Rumah Sakit Qadr (RSQ)
1. Metode dan Kebijakan Manajemen Kas
Manajemen Rumah sakit Qadr yang mengelola sistem perumahsakitan harus
menghitung satuan-satuan biaya dari produk akhir rumah sakit dan membandingkan
hasilnya satu sama lain. Tentu yang diperbandingkan adalah produk-produk yang sama
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
33/50
dan dari rumah sakit-rumah sakit sejenis. Namun demikian ada beberapa hal yang perlu
dicermati.
Pertama, diperlukan kehati-hatian dalam menafsirkan hasil-hasil dalam
rangka memperbandingkan efisiensi antar-bangsal atau antar rumah sakit. Walaupun
bangsal dengan biaya satuan lebih rendah mungkin lebih efisien, tetapi boleh jadi juga
hal ini karena pasien yang dirawat lebih sehat. Atau bisa juga karena pelayanan yag
diberikan mutunya lebih rendah (misalnya obat yang diberikan kurang). Hal-hal seperti
ini harus diperhatikan. Oleh karena itu, kesetaraan dalam pasien yang ditangani harus
digunakan sebagai acuan. Jika perlu, kombinasi kasus dapat dikuantifikasi dengan
menghitung proporsi pasien yang diklasifikasi sebagai pasien serius atau pasien yang
dirujuk dari sarana kesehatan lain. Penggunaan obat per kasus dapat dikuantifikasi
dengan menghitung jumlah obat esensial yang diresepkan dan dipenuhi oleh rumah
sakit dibagi dengan jumlah total pasien. Atau dengan menentukan proporsi obat-obat
yang diresepkan yang dapat dipenuhi oleh apotik rumah sakit.
Untuk rumah sakit-rumah sakit yang setara kecanggihan dan mutunya,
efisiensi dapat diperbandingkan menggunakan biaya per hari rawat sebagai indikator
efisiensi. Rendahnya biaya per hari rawat menunjukkan efisiensi yang baik. Sebaliknya,
tingginya biaya per hari rawat menunjukkan efisiensi yang buruk.
Namun demikian, sebelumnya harus dilakukan pengkajian terhadap datanya,
untuk menghindari faktor-faktor yang dapat menimbulkan bias. Pertama, adanya biaya-
biaya satuan yang terlalu tinggi di rumah sakit, belum tentu karena efisiensi yang
buruk. Mungkin karena rumah sakit tersebut mendapat alokasi sumber daya yang
berlebihan, sementara rumah sakit-rumah sakit lain kekurangan. Misalnya jika dua
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
34/50
buah rumah sakit memanfaatkan bersama sebuah apotik. Boleh jadi semua atau
sebagian besar biaya penyelenggaraan apotik tersebut dialokasikan hanya ke rumah
sakit pertama. Bila demikian, maka biaya di rumah sakit pertama akan terkesan terlalu
berlebihan, sementara biaya di rumah sakit kedua terlalu rendah. Oleh karena itu perlu
dilakukan penyesuaian dulu. Bahkan untuk masa mendatang perlu dilakukan perbaikan
cara alokasi, sehingga tidak menimbulkan bias.
Kedua, mungkin telah terjadi alokasi sumber daya non-finansial (misalnya
tenaga atau obat) antar-pelayanan dalam suatu rumah sakit yang tidak tepat. Misalnya,
biaya untuk rawat jalan rumah sakit yang terlalu tinggi, boleh jadi disebabkan jumlah
tenaga atau obat yang dialokasikan ke sana terlalu banyak. Bukan rumah sakitnya yang
tidak efisien, melainkan alokasi sumber dayanya yang keliru. Kesalahan alokasi sumber
daya ini walaupun kecil, pengaruhnya akan besar terhadap biaya satuan. Jadi, jika
biaya-biaya satuan di suatu rumah sakit cenderung sangat tinggi untuk pelayanan-
pelayanan yang lain, kemungkinan telah terjadi kekeliruan alokasi sumber kas non-
finansial. Di lain pihak, jika biaya-biaya satuan suatu rumah sakit untuk berbagai
pelayanan terus-menerus di atas rata-rata, boleh jadi rumah sakit tersebut kurang
efisien.
Ketiga, biaya satuan tertentu yang ternyata terlalu rendah boleh jadi karena
ada sumber daya penting yang kelewat tidak dihitung atau estimasi untuk suatu sumber
daya terlalu tinggi. Hasil perhitungan di RS Connaught di Sierra Leone dapat
menunjukkan keadaan ini. Di sana, banyak obat dan bahan habis pakai tidak dibeli
secara resmi di Apotik RS, karena persediaan di situ memang terbatas. Pasien
membelinya di apotik-apotik di luar RS atau di toko-toko obat terdaftar. Jadi, kalau kita
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
35/50
tidak mengetahui tentang kriteria ini, maka biaya untuk obat dan bahan habis pakai
akan terlewat dari perhitungan kita.
Jika faktor-faktor yang dapat menyebabkan bias itu sudah dikendalikan,
barulah kita menentukan rumah sakit-rumah sakit yang paling efisien. Ciri-ciri yang
layak untuk diperhatikan adalah : tenaga kesehatan per-tempat tidur, tenaga kesehatan
per hari rawat, dan proporsi dokter (termasuk dokter gigi dan apoteker), tenaga
kesehatan lain (termasuk perawat, teknisi, dan terapis), serta tenaga manajerial
(administrator) dan tenaga-tenaga non-profesional (pengemudi, pengurus rumah tangga,
dan lain-lain sejenis).
2. Kebijakan Saldo Kas Minimum
Bagi Rumah Sakit Qadr memiliki kas yang cukup akan memberikan
kesempatan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang mengarah kepada efisiensi dan
efektivitas penggunaan kas, misalnya :
a. Melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari dan memenuhi kewajiban-
kewajiban Rumah Sakit Qadr, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban
jangka panjang.
b. Memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang lebih menguntungkan.
c. Mengatasi masalah-masalah yang tidak dapat diduga sebelumnya, misalnya :
bencana alam, kebakaran, dan perang dagang dari para pesaing.
Karena sedemikian besarnya peranan kas dalam Rumah Sakit Qadr sehingga
ada beberapa alasan Rumah Sakit Qadr menetapkan besarnya saldo minimal.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
36/50
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan saldo kas
minimal adalah perimbangan arus kas masuk dengan arus kas keluar, penyimpangan
terhadap arus kas yang diperkirakan dan adanya hubungan yang baik dengan bank.
Penentuan saldo kas minimal yang harus dicapai oleh Rumah Sakit Qadr
diusahakan tidak boleh lebih kecil dari Rencana Kegiatan dan Anggaran Rumah Sakit
Qadr. Sedangkan untuk menentukan saldo kas dan kas kecil yang harus ada di Rumah
Sakit Qadr setiap harinya telah dikemukakan penulis pada bab sebelumnya.
3. Kebijakan Pengendalian
Rumah Sakit Qadr yang kegiatan utamanya adalah unit kesehatan masyarakat,
sehingga dalam melakukan penilaian arus kas berdasarkan sistem anggaran. Anggaran
adalah alat yang penting untuk perencanaan, pengelolaan dan pengendalian sumber-
sumber daya Rumah Sakit Qadr. Dalam Rumah Sakit Qadr ini bahkan anggaran
menunjukkan struktur organisasi : setiap devisi atau biro harus mempunyai anggaran
masing-masing sebagai dasar kerja mereka, yang termuat dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Rumah Sakit Qadr yaitu:
a. Penerimaan dan Pembayaran
Kas bagi Rumah Sakit Qadr merupakan aktiva yang berharga karena dapat
ditukarkan dengan aktiva lain yang dapat menghasilkan keuntungan. Kas secara
konstan mengalir ke dalam Rumah Sakit Qadr begitu penerimaan jasa terjadi dan
pelanggan membayar transaksi tersebut.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
37/50
Dan untuk mengelola kas ini dalam hal ini mengubah kembali kas
(pembayaran) tersebut menjadi modal kerja atau diinvestasikan dalam aktiva tetap
yang dapat meningkatkan penghasilan diperlukan manajemen kas dalam hal ini
yang disebut dengan perencanaan dan pengendalian arus kas. Salah satu alasan
inilah yang merupakan aspek dari manajemen yang efektif, yaitu meyakinkan diri
atau Rumah Sakit Qadr bahwa kas tidak dibiarkan menganggur tidak terpakai.
Maka melakukan penilaian terhadap kas metode yang dipergunakan
adalah metode berdasarkan anggaran dengan metode tidak langsung, dengan
dimulai dari laba bersih seperti yang dilaporkan pada perhitungan rugi laba dengan
penyesuaian jumlah akrual untuk setiap jenis yang tidak mempengaruhi arus kas.
Dalam melakukan pencatatan terhadap penerimaan dan pengeluaran kas
yang digunakan di Rumah Sakit Qadr ini merupakan metode yang telah berjalan
cukup lama dan telah diuji cobakan dalam beberapa kasus. Pencatatan meode tidak
langsung ini merupakan metode pelaporan dan sekaligus juga digunakan sebagai
alat pengendalian terhadap pendapatan dan biaya yang telah dianggarkan oleh
Rumah Sakit Qadr.
Dari laporan arus kas ini akan diperoleh informasi-informasi dan juga
sebagai alat pembanding antara anggaran yang lalu dan anggaran yang sedang
berjalan serta anggaran yang akan disusun untuk masa yang akan datang.
Penggunaan metode pelaporan arus kas yang bersifat tidak langsung ini juga
merupakan alat pengambil keputusan, karena laporan ini mengandung informasi
penerimaan kas sehingga untuk keefektifan dari anggaran kas ini akan
direalisasikan untuk kemajuan dan pencapaian tujuan akhir Rumah Sakit Qadr serta
tidak melupakan misi yang diembannya.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
38/50
Dalam penerimaan uang tunai Rumah Sakit Qadr menggunakan
penerimaan pembayaran atau kasir pada setiap counter penerimaan jasa , dimana
pengendalian dari kasir adalah mesin register yang dihubungkan dengan sistem
komputer di bagian pencatatan penerimaan-penerimaan jasa .
Sedangkan pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit, ini akan
lebih mudah mengendalikannya, yaitu melakukan penagihan pada Rumah Sakit
Qadr yang menerbitkan kartu kredit tersebut. Penagihan telah ditentukan waktunya,
maksimal adalah dua bulan setelah terjadinya transaksi penerimaan jasa.
Kebijaksanaan keuangan yang ditempuh oleh Rumah Sakit Qadr dalam
meminimalkan resiko tak tertagih di samping menagih secepatnya, Rumah Sakit
Qadr juga memberikan peringatan kepada pelanggan yang terlambat memenuhi
kewajibannya. Cara penerimaan piutang dengan yang dilakukan oleh Rumah Sakit
Qadr dapat dilakukan secara langsung atau tunai dan transfer.
b. Perencanaan dan Anggaran Kas
1) Perencanaan Kas
Yang lebih menarik perhatian khusus bagi pembahasan pada Rumah
Sakit Qadr ini adalah proyeksi terperinci dari kebutuhan kas, yang biasanya
dibuat dalam bentuk budget kas atau Rumah Sakit Qadr biasanya menyebutnya
sebagai Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan Rumah Sakit Qadr (RKAP),
yang disusun setiap tahun dan diajukan masing-masing devisi.
RKAP merupakan rencana kegiatan yang diajukan untuk menyusun
rencana proyeksi pendapatan yang akan diterima dan kebutuhan kas oleh
masing-masing devisi dalam melaksanakan kegiatan operasional pada tahun
yang akan datang. Proses pembuatan RKAP tidak terlalu sulit karena Rumah
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
39/50
Sakit Qadr selalu mengingat perlunya menaksir peristiwa-peristiwa transaksi
Rumah Sakit Qadr yang telah terjadi atau yang sedang berjalan.
Laporan operasi bulanan Rumah Sakit Qadr dapat digunakan sebagai
dasar perencanaan pendapatan untuk tahun berikutnya. Dengan demikian
Rumah Sakit Qadr mempunyai dokumen-dokumen pendukung yang
dipergunakan untuk merencanakan pendapatan dan biaya.
Dokumen-dokumen itu sifatnya mutlak, karena berupa catatan historis yang
dihasilkan dari pembukuan kegiatan Rumah Sakit Qadr pada periode lalu.
Adapun dokumen-dokumen proyeksi perubahan-perubahan permintaan untuk
tahun depan sifatnya relatif, karena dihasilkan dari perkiraan yang diharapkan
terjadi untuk masa yang akan datang. Ketepatan perencanaan pendapatan yang
berkaitan dengan penerimaan kas, tidak terlepas bagaimana memilih sumber kas
yang tepat.
Penerimaan utama Rumah Sakit Qadr ini adalah hari penerimaan jasa,
baik tunai maupun kredit, dimana penerimaan jasa kredit menimbulkan
pembayaran oleh debitur. Kegiatan penerimaan jasa biasanya mendominasi
penerimaan dalam daur modal kerja.
Selain itu ada pula penerimaan-penerimaan dari aktiva jangka panjang yang
dijual ataupun dari penambahan modal. Akan tetapi sifatnya tidak rutin memilih
sumber kas yang tepat, setiap kali jika diperlukan, adalah tugas manajemen
Rumah Sakit Qadr dan erat sekali hubungannya dengan sifat operasi, kondisi-
kondisi yang direncanakan dan gaya manajemen yang dianut.
Timbulnya macam-macam sumber kas itu berakibat pada pilihan dasar
yang berbeda-beda, yaitu pinjaman di satu pihak dan modal sendiri di pihak lain
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
40/50
beserta pilihan ketiga, yaitu modal preferensi. Pinjaman tentu saja dibuat
berdasarkan kontrak, dengan kewajiban untuk akhirnya mengembalikan jumlah
itu, yang biasanya disertai bunga.
Modal sendiri adalah modal yang terikat, biasanya tanpa batas waktu,
dan menanggung segala resiko permodalan. Modal preferensi mengandung
unsur kedua-duanya, walaupun pada dasarnya adalah modal terikat juga. Bagi
pihak manajemen Rumah Sakit Qadr biasanya tersedia pilihan yang luas.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum menjatuhkan pilihan, dan
hanya beberapa di antara pertimbangan-pertimbangan itu dapat didukung oleh
teknik kuantitatif.
Sumber kas yang dapat dipilih oleh Rumah Sakit Qadr mengandung
macam-macam kemungkinan timbulnya resiko, mengingat bahwa perbandingan
pinjaman terhadap modal sendiri itu banyak mempengaruhi kemampuan Rumah
Sakit Qadr di dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam periode
dengan keuntungan yang tinggi dan dalam periode yang lesu.
Suatu kemungkinan timbulnya resiko, tentu saja adalah besarnya
fluktuasi keuntungan dan fluktuasi perputaran uang di Rumah Sakit Qadr ini.
Masalah fleksibilitas, yang menyangkut pilihan-pilihan di kemudian hari oleh
manajemen. Fleksibilitas ini diperlukan pula dalam menghadapi masalah
perputaran uang yang diperlukan untuk membiayai sumber kas tersebut.
Sekali lagi, rencana jangka panjang sangatlah perlu untuk meramalkan dan
memperkirakan akibat beban-beban itu terhadap kekayaan Rumah Sakit Qadr,
terutama dalam pengaturan arus kas. Maka adanya Rencana Kegiatan dan
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
41/50
Anggaran Rumah Sakit Qadr yang disusun setiap tahunnya adalah suatu
tindakan yang sangat tepat.
Yang terakhir dalam merencanakan sumber kas tersebut adalah sistem
kontrol, artinya kekuasaan sebagai pemilik serta pengawasan atas Rumah Sakit
Qadr itu yang ada di tangan para pemegang saham sekarang, akan berkurang
karena adanya pemegang saham yang baru. Menipisnya keuntungan dan
kemungkinan agak lambatnya pertumbuhan laba, yang berkaitan dengan
menipisnya kekuasaan sebagai pemilik.
Dari pertimbangan-pertimbangan di atas sudah jelas bagi Rumah Sakit
Qadr bahwa di dalam memilih sumber kas bukan sekedar biayanya saja yang
dilihat, walaupun biaya memang merupakan pertimbangan yang amat penting.
Baik dalam penerimaan maupun pembayaran, dalam
mengestimasikan, Rumah Sakit Qadr cenderung lebih memfokuskan pada
kebutuhan sekarang atau kebutuhan akan modal kerja. Alasannya karena
bersifat rutin atau harian untuk kegiatan operasional Rumah Sakit Qadr.
Kebutuhan jangka panjang timbul dari kebutuhan yang lebih spesifik
sehingga kadang-kadang diutamakan. Beberapa kebutuhan ini dapat
diprediksikan sebelumnya, seperti untuk membayar hutang jangka panjang,
sedangkan yang lainnya mungkin tergantung pada tersedianya kas, seperti
investasi dalam aktiva tetap.
Meskipun bukan merupakan keharusan, sebaiknya perlu ada
keluwesan dalam perencanaan kas jangka panjang. Apabila perencanaan kas
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
42/50
jangka panjang dilakukan dengan tidak benar, maka jumlah investasi yang besar
ini memberikan kontribusi yang menonjol di dalam kritis kas.
2). Anggaran Kas
Dalam menyusun anggaran kas di dalam Rumah Sakit Qadr tetap
berpedoman pada RKAP dimana dalam penyusunan tersebut tingkat operasional
dan syarat-syarat pembayaran dapat berubah-ubah dari periode ke periode,
maka perlu dilakukan penelitian-penelitian pengeluaran kas yang lain dapat
dibuat dengan anggapan bahwa pembayaran untuk ongkos dan kewajiban
dilakukan pada periode timbulnya ongkos dan kewajiban tersebut.
Sepanjang hidup Rumah Sakit Qadr, pihak manajemen Rumah Sakit
Qadr mengambil keputusan-keputusan dalam hal pembiayaan, yang
menyebabkan berubahnya sumber kas, dan seringkali mengubah dari struktur
modal dalam keputusan manajemen akan Rumah Sakit Qadr akan digunakan
untuk menambah modal kerja.
Keputusan ini akan dianggap tepat setelah dianalisa bahwa kas yang ada telah
digunakan secara efektif dan efisien dengan asumsi bahwa kas tidak dibiarkan
menganggur. Dan untuk mengurangi ketidakpastian pendapatan dalam satu
tahun dapat disusun anggaran penerimaan rutin. Rumah Sakit Qadr yang line
bisnisnya sebagai pedagang retail selalu fokus pada penyusunan anggaran
penerimaan jasa rumah sakit .
Anggaran yang disusun Rumah Sakit Qadr bersifat variabel untuk
menjaga keluwesan anggaran itu sendiri. Dengan demikian realiasasi biayanya
dapat disesuaikan dengan realisasi pendapatan yang sebenarnya.
Hasil dari anggaran kas adalah gambaran dari akibat terhadap kas oleh berbagai
kegiatan yang direncanakan, berdasarkan suatu anggaran yang disusun, contoh
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
43/50
dalam tahun anggaran 2000 menunjukkan selisih penerimaan dan pengeluaran
negatif sebesar Rp.27.700 dimana total sumber penerimaan kas sebesar
Rp.87.593.100 dengan total penggunaan kas sebesar Rp.87.565.400. (satuan
dalam puluhan ribu)
Keuntungan dari anggaran kas adalah Rumah Sakit Qadr dapat
melakukan dampak apa yang diharapkan terjadi bila ada perubahan-peruahan
penting dengan mengelola angka-angka dalam anggaran pada asumsi yang
berbeda-beda.
Dengan demikian anggaran kas menjadi alat perencanaan keuangan
dengan dasar mana dapat disusun jadwal kebutuhan kas untuk masa yang akan
datang.
Dan penyusunan pertanggungjawaban anggaran tersebut disusun dalam sebuah
laporan arus kas yang menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan
memberikan alasan-alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukkan dari mana sumber-sumber dan penggunaannya.
Berikut ini akan dilampirkan mengenai rata-rata pengeluaran kas bulan dalam
tahun 1996 :
Bulan Rata-rata Pengeluaran
(Jutaan Rupiah)
Januari Rp. 8.485
Pebruari Rp. 7.485
Maret Rp. 6.485
April Rp. 7.128,5
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
44/50
Mei Rp. 10.257
Juni Rp. 4.000,1
Juli Rp. 7.158Agustus Rp. 11.316
September Rp. 3.000
Oktober Rp. 5.050,3Nopember Rp. 5.000,3
Desember Rp. 12.200,1
Rata-rata pengeluaran kas harian = Total pengeluaran kas 1 tahun: 365 =
Rp.87.565.400.000,- : 365 = Rp.239.910.000,-
Jadi periode kas yang dibutuhkan yang dianggap aman = periode kas dikalikan
dengan rata-rata pengeluaran kas harian.
12 x Rp.239.910.000,- = Rp.2.878.920.000,-
4. Pendekatan Kas Perbankan
Manager keuangan Rumah Sakit Qadr harus selalu berusaha membuat
kebijakan-kebijakan keuangan dalam mendukung kinerja Rumah Sakit Qadr jangan
sampai terjadi kekurangan atau kelebihan saldo kas dari jumlah yang diperlukan. Dan
dalam mendukung kebijakan tersebut terdapat pengeluaran untuk membiayai operasi
Rumah Sakit Qadr yang tidak tercantum di dalam rencana kerja Rumah Sakit Qadr,
seperti investasi ataupun pembukaan kantor cabang.
Untuk membiayai proyek tersebut tidak dapat hanya mengandalkan
penerimaan dari hasil penerimaan jasa , tetapi Rumah Sakit Qadr harus mencari sumber
kas yang lain. Sumber kas yang lain tersebut salah satunya dapat diperoleh dari kas
perbankan.
Dan hal ini tentu saja akan menimbulkan kewajiban-kewajiban yang harus
dibayar oleh Rumah Sakit Qadr. Untuk itu hendaknya dalam melakukan investasi
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
45/50
tersebut Rumah Sakit Qadr harus mempertimbangkan tingkat pengembalian keuntungan
Rumah Sakit Qadr.
Sedangkan dalam penerimaan uang dari hasil penerimaan jasa, Rumah Sakit
Qadr menyimpan uangnya ke dalam rekening di bank yang ditunjuk. Dan Kas yang
diendapkan tersebut apabila saldonya melebihi dari anggaran pengeluaran sehari-hari,
maka Rumah Sakit Qadr menanamkan kas tersebut ke dalam deposito, surat-surat
berharga, dengan pertimbangan kas tersebut tidak akan mengganggu kelancaran
likuiditas Rumah Sakit Qadr.
Pertimbangan penggunaan dukungan kas perbankan oleh manajemen Rumah
Sakit Qadr diputuskan dengan pertimbangan yang masak demi keefektifan penggunaan
kas serta pengembalian hutang tersebut.
Jadi kebijakan yang ditempuh dalam arus kas ini adalah perencanaan dan pengawasan
arus kas yang ditunjang dengan penentuan saldo minimum kas serta dukungan kas
perbankan dalam mendapatkan sumber kas.
5. Efektivitas Pengelolaan Kas
a. Metode Langsung
Rumah Sakit Qadr menganut sistem pelaporan arus kas metode langsung dalam
pengendalian dan perencanaan kas untuk aktivitas operasional, terutama pada
rencana penerimaan dan pembayaran pada transaksi berjalan.
b. Metode Tidak Langsung
Dalam penyajian laporan keuangan Rumah Sakit Qadr menganut Metode Tidak
Langsung secara berkala setiap periode akuntansi, laporan ini disajikan sebagai
rangkuman historis transaksi yang sudah terjadi, sebagai bahan informasi untuk
analisa dan pengendalian budget untuk periode berikutnya.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
46/50
Alasan pihak Rumah Sakit Qadr menyajikan laporan arus tidak langsung antara
lain:
1). Dapat memberikan informasi arus kas secara kesluruhan dalam suatu periode
akuntansi
2). Sebagai alat analisis keuangan untuk mengambil kebijakan perusahan dimasa
depan
3). Sebagai alat perencanaan penyusunan anggaran kas untuk masa yang akan
datang
4). Merupakan tolak ukur untuk analisis likuiditas keuangan perusahan
Dalam memandang konsep arus kas ini sangat erat dengan uang dan kredit
jangka pendek dan akhirnya akan dinilai berdasarkan rentabilitas dan bagaimana
pengawasannya.
Pihak yang paling dekat dengan kegiatan sehari-hari dari Rumah Sakit Qadr
dan juga bertanggung jawab terhadap perencanaan jangka panjang, adalah manajemen
Rumah Sakit Qadr dan hal ini telah tertuang dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Pendapatan Rumah Sakit Qadr (RKAP). Para manager ini bertanggung jawab terhadap
efisiensi, rentabilitas jangka pendek dan jangka panjang dari kegiatan Rumah Sakit
Qadr serta efektivitas dalam pemanfaatan modal dan sumber kas di dalam pengelolaan
Rumah Sakit Qadr.
Hubungan Praktek Yang Sehat dengan Pengelolaan Kas
Penulis baca dalam buku Internal Auditing (Sawyers, 2001; 61) bahwa
praktek-praktek yang sehat dapat di rumuskan sebagai ketaatan dan kejujuran
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
47/50
karyawan di dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepadanya, sehingga hasil
yang di harapkan perusahaan dapat tercapai dengan efisien dan efektif.
Untuk itu harus dapat memberikan cara-cara untuk meyakinkan wajarnya
suatu persetujuan, pencatatan,dan penyimpanan. Hal ini pada umumnya dicapai
melalui pemisahan wewenang, tugas, dan tanggung jawab. Cara-cara lain yang
ditempuh dalam menciptakan praktek yang sehat adalah dengan memberikan nomor
urut pada setiap bukti atau kuitansi pendapatan dan pengeluaran kas perusahaan.
Dalam buku Akuntansi Keuangan (Yusuf, 2001; 186) Kas mempunyai
peranan yang sangat penting dalam memperlancar segenap operasi yang ada bagi
setiap perusahaan. Kelancaran operasi perusahaan sangat dipengaruhi oleh
tersedianya modal kerja yang uckup dan bagaiman acara mengaturnya, pengelolaan
kas secara tidak memadai akan menimbulkan banyak masalah yang berkaitan dengan
likuiditas perusahaan.
Adapun bentuk masalah atau hambatan yang muncul tersebut akan
menimbulkan dampak negatif bagi pencapaian tujuan perusahaan yang pada
umumnya adalah berusaha mencapai tingkat laba yang diharapkan. Sehubungan
dengan itu pengelolaan kas ini perlu mendapatkan perhatian serius dari manajer,
khususnya manajer keuangan.
Pengelolaan kas yang efektif berhubungan erat dengan dua tujuan utama,
yaitu profitabilitas dan likuiditas. Usaha meningkatkan profibilitas disatu pihak dan
likuiditas di lain pihak, sering menimbulkan konflik satu sama lain, mengingat
adanya konflik diantara dua kepentingan di atas manajer perlu mengadakan
pertukaran sebaik mungkin antara profitabilitas dari aktivita lancar dengan yang
memiliki, dengan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutang lancarnya
yang jatuh tempo.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
48/50
Untuk memperlancar pengelolaan kas yang efektif, maka manajemen
perusahaan perlu melakukan sistem pengendalian intern yang baik dengan cara
memberikan unsur praktek-praktek yang sehat kepada karyawan di dalam
melaksanakan tugas pengelolaan kas, hal ini sangat berhubungan, karena di dalam
pengelolaan kas perusahaan yang sangat berpengaruh dalam memperlancar aktivitas
operasi perusahaan perlu kejujuran karyawan dalam melaksanakan tugas yang di
berikan. Agar efektivitas pengelolaan kas dapat tercapai, maka di dalam pengelolaan
kas harus dilakukan pemisahan wewenang, tugas, dan tanggung jawab dan
mengefektifkan aktivitas pengendalian praktek-praktek yang sehat agar dapat
mencegah kecurangan yang mungkin terjadi.
Di tinjau dari sudut pandangan pengelolaan keuangan, tujuan pengelolaan
kas adalah penyediaan kas yang cukup dan penggunaannya seefektif mungkin untuk
membiayai operasi perusahaan sehari-hari. Sebagai unsur modal kerja yang paling
likuid, kas yang terdiri dari uang tunai, rekening giro bank, dan pos-pos lain yang
dapat diuangkan dalam jangka waktu dekat lebih mudah untuk disalahgunakan,
terutama uang tunai. Oleh karena itu pengelolaan kas secara memadai sudah harus
diterapkan sejak dari pemasukan kas, penyimpanan kas, sampai dengan
penggunaannya.
Pengelolaan kas yang baik tidak akan mengabaikan segi-segi keamanan kas
yang dikelola. Tindakan pengaman pada saat pemasukan kas, penyimpanan uang kas
disuatu tempat yang layak dan terlindungi dimasa mendatang.
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
49/50
Kerangka Pemikiran
Independent Variabel Dependent variabel
Ada pengaruh yang kuat, positif, signifikan antara praktek yang sehat terhadap
efektivitas pengelolaan kas.
F. Hipotesis
Oleh karena hipotesis merupakan suatu anggapan sementara, maka
kebenarannya harus dibuktikan. Untuk itu penulis membuat hipotesis sebagai berikut :
Ho : Tidak ada pengaruh antara praktek yang sehat terhadap efektivitas pengelolaan
kas.
Ha : Ada pengaruh antara praktek yang sehat terhadap efektivitas pengelolaan kas.
---
DAFTAR PUSTAKA
Amin Widjaja Tunggal, Drs., Ak., MBA., Financial Statement Audit, Harvarindo, Jakarta, 2003
Bambang Hartono, Drs., SKM., MSc., MM., Aspek Ekonomi & Keuangan Manajemen Rumah
Sakit, Manunggal, Bekasi, 2004
Cholid Narbuko, dan H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta, 2004
Husein Umar, Drs., SE., MM., MBA., Riset Akuntansi, Gramedia Pusaka Utama, Jakarta, 2003
IAI, Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Salemba Empat, Jakarta, 2002
PRAKTEK YANGSEHAT
( X )
EFEKTIVITASPENGELOLAN KAS
( Y )
-
7/29/2019 Teori Sistem Pengendalian Internal
50/50
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, Auditng, edisi kelima, Salemba Empat, Jakarta, 1998
Mulyadi, Drs., Pemeriksaan Akuntan, edisi kedua, STIE YKPN Yogyakarta, 2001
Mulyadi, Drs., Auditing, edisi keenam, Salemba Empat, Jakarta, 2002
Sukrisno Agoes, Auditing, edisi ketiga, LPFE Universitas Indonesia, Jakarta, 2004
Skousen, Albrecht, Stice, Accounting Concept and Aplication, Salemba Empat, Jakarta, 2001
Soemarso S. R., Akuntansi Suatu Pengantar, edisi revisi, Salemba Empat, Jakarta, 2004
Sumadi Suryabrata, BA., Drs., MA., Ed.S., Ph.D., Metodologi Penelitian, Grafindo, Jakarta,
2003
Sugiyono, DR., Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2004
Sawyers, Internal Auditing, edisi kelima, Salemba Empat, Jakarta, 2005
---
Butuh bantuan dalam pembuatan skripsi, tesis, disertasi atau olahdata statistik?
Hubungi kami:
http://skripsitesisdisertasi.com
http://jasapembuatanskripsi.net
http://jasapembuatantesis.nethttp://jasapembuatandisertasi.net
http://olahdatastatistik.org
Pengelola:
"CALYPSO"
Email: [email protected]/Office: Jl. Waru 39 Rt. 007 Rw. 07 Rawamangun Jakarta 13220
Telp. (021) 4705484
Hp. 085777792226 - 087788868885 - 081212127180Pin BB: Z66FA6D0
---
http://skripsitesisdisertasi.com/http://jasapembuatanskripsi.net/http://jasapembuatantesis.net/http://jasapembuatandisertasi.net/http://olahdatastatistik.org/mailto:[email protected]://skripsitesisdisertasi.com/http://jasapembuatanskripsi.net/http://jasapembuatantesis.net/http://jasapembuatandisertasi.net/http://olahdatastatistik.org/mailto:[email protected]