PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

20
Hal | 49 PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA PT.USAHA LANTANG SEJAHTERA JAKARTA” Bagus Nugroho Susanto Zulkarnain.MZ ABSTRACT Accounts receivable billing activity an important part in launching the distribution of the company's revenue was then used as working capital and the smooth turnover of the company assets on an ongoing basis. This study aims to determine, describe and explain Effect of Internal Control Systems Receivable and Cash Receipts Effectiveness Against Accounts Receivable Billing. Variables examined in this study is the Internal Control System Receivables (X1), Credit Sales Accounting (X2) as independent variables. Effectiveness Billing and Accounts Receivable (Y) as the dependent variable. The popolasi in this study are based on the amount of saturated sample method. In the event, the number of samples studied as many as 31 employees associated with the sale and collection of accounts receivable. Descriptive method that aims to investagate relationships between variables or role, through a quantitative approach and statistical tests. Data collected by melakukann observation, interviews, distributed questionnaires and literature study. Money analysis method used is the Pearson correlation coefficient public, research hypothesis will be tested using the F test and t test. Based on the results of research and discussion conducted has obtained the results of R square of 0.577 which means a very strong relationship between the three variables, and supported by the hypothesis testing of the internal control system variables receivable (X1) through the t test where t count> t table (4,219> 2,037) and a variable sales accounting (X2) t> t table (3,887 > 2,037). Thus the hypothesis test results are acceptable, so that it can be concluded that the Internal Control System Receivable and Credit Sales Accounting Contribute Effectiveness Against Accounts Receivable Billing. As well as the calculation of the variable coefficient partial Internal Control Systems results obtained Receivables 54,2%, which means that 54,2% Internal Control System contributes to the effectiveness of Billing Accounts Receivable while the rest influenced by other factors not examined. And from variable Credit Sales Accounting obtained yield was 57,7%, which means that 57,7% of credit sales accounting contribute to the effectiveness of the collection of accounts receivable and the rest influenced by other factors not examined . PENDAHULUAN Untuk menjaga kestabilan keuangannya, suatu perusahaan, baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang dan industri dalam hal melakukan penjualan secara kredit, perusahaan tersebut melakukan penagihan kepada pembeli. Dengan melakukan penagihan tersebut maka dana kas perusahaan akan bertambah. Dengan adanya dana kas tersebut, kegiatan operasional dapat berjalan dengan lancar. Dengan berjalannya waktu dalam kegiatan usaha atas penjualan barang dagang secara kredit yang menimbulkan piutang usaha, bagian penagihan piutang ISSN : 2338 4794 Vol 3 No. 3 September - Desember 2016

Transcript of PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Page 1: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 49

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN AKUNTANSI

PENJUALAN KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA

PT.USAHA LANTANG SEJAHTERA JAKARTA”

Bagus Nugroho Susanto

Zulkarnain.MZ

ABSTRACT

Accounts receivable billing activity an important part in launching the

distribution of the company's revenue was then used as working capital and the

smooth turnover of the company assets on an ongoing basis.

This study aims to determine, describe and explain Effect of Internal

Control Systems Receivable and Cash Receipts Effectiveness Against Accounts

Receivable Billing.

Variables examined in this study is the Internal Control System Receivables (X1),

Credit Sales Accounting (X2) as independent variables. Effectiveness Billing and

Accounts Receivable (Y) as the dependent variable. The popolasi in this study are

based on the amount of saturated sample method. In the event, the number of

samples studied as many as 31 employees associated with the sale and collection of

accounts receivable.

Descriptive method that aims to investagate relationships between

variables or role, through a quantitative approach and statistical tests. Data

collected by melakukann observation, interviews, distributed questionnaires and

literature study. Money analysis method used is the Pearson correlation coefficient

public, research hypothesis will be tested using the F test and t test.

Based on the results of research and discussion conducted has obtained

the results of R square of 0.577 which means a very strong relationship between the

three variables, and supported by the hypothesis testing of the internal control

system variables receivable (X1) through the t test where t count> t table (4,219>

2,037) and a variable sales accounting (X2) t> t table (3,887 > 2,037). Thus the

hypothesis test results are acceptable, so that it can be concluded that the Internal

Control System Receivable and Credit Sales Accounting Contribute Effectiveness

Against Accounts Receivable Billing. As well as the calculation of the variable

coefficient partial Internal Control Systems results obtained Receivables 54,2%,

which means that 54,2% Internal Control System contributes to the effectiveness of

Billing Accounts Receivable while the rest influenced by other factors not examined.

And from variable Credit Sales Accounting obtained yield was 57,7%, which means

that 57,7% of credit sales accounting contribute to the effectiveness of the collection

of accounts receivable and the rest influenced by other factors not examined .

PENDAHULUAN

Untuk menjaga kestabilan

keuangannya, suatu perusahaan, baik

perusahaan jasa maupun perusahaan

dagang dan industri dalam hal melakukan

penjualan secara kredit, perusahaan

tersebut melakukan penagihan kepada

pembeli. Dengan melakukan penagihan

tersebut maka dana kas perusahaan akan

bertambah. Dengan adanya dana kas

tersebut, kegiatan operasional dapat

berjalan dengan lancar.

Dengan berjalannya waktu dalam

kegiatan usaha atas penjualan barang

dagang secara kredit yang menimbulkan

piutang usaha, bagian penagihan piutang

ISSN : 2338 – 4794

Vol 3 No. 3 September - Desember 2016

Page 2: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 50

menjadi bagian yang sangat penting dalam

melancarkan distribusi pendapatan

perusahaan sebagai modal kerja dan

kelancaran perputaran aset perusahaan

secara berkelanjutan. Namun, penagihan

piutang yang dilakukan di perusahaan

tersebut berjalan kurang efektif, karena

adanya double job pekerjaan yang

dilakukan oleh bagian finance yaitu

melakukan penagihan dan melakukan

proses administrasi serta pencatatan

piutang yang ada di perusahaan, kurang

efektif penagihan piutang di perusahaan

tersebut membuat sistem pengendalian

internal yang ada kurang berjalan dengan

baik. Sistem pengendalian internal harus

dijalankan sesuai prosedur yang ada,

sehingga tidak terjadi kesalahan atau

kecurangan didalam perusahaan.Sistem

pengendalian yang baik pun belum tentu

dalam suatu perusahaan dapat berjalan

dengan baik bila tidak di dukung oleh

lingkungan pengendalian dan karyawan

yang ada.

Setiap Perusahaan dalam

melaksanakan kegiatan aktivitas

perusahaan, berusaha merancang suatu

sistem dan prosedur yang sedemikian rupa

dalam rangka menekan dan mengurangi

tingkat risiko kesalahan, penyelewengan

dan kecurangan yang dapat merugikan

perusahaan, maka perusahaan perlu

menetapkan Standard Operating System

(SOP) sebagai pedoman atau panduan bagi

seluruh personel atau sumber daya

manusia (SDM) dalam melaksanakan

aktivitas perusahaan dan sebagai alat

penegendalian bagi manajemen.

LANDASAN TEORI Pengendalian internal (internalcontrol)

menurut Commiteof Sponsoring

Organization (COSO) (2013:3) terdiri atas

lima komponen, yaitu:

1. Lingkungan pengendalian

Menggambarkan tindakan para

pemilik serta manajer perusahaan

mengenai pentingnya pengendalian

internal perusahaan. Lingkungan

pengendalian terdiri dari beberapa

faktor berikut:

a. Nilai etika dan kejujuran

b. Keinginan untuk maju

c. Dewan direksi dan komite audit

d. Falsafah manajemen dan gaya

operasi

e. Struktur organisasi

f. Pelimpahan wewenang dan

tanggung jawab

g. Kebijakan dan pelatihan sumber

daya manusia

2. Aktivitas pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan

kebijakan dan prosedur yang dibangun

untuk membantu memastikan arahan

manajemen dilaksanakan dengan baik

serta meredam risiko dalam pencapaian

keseluruhan tujuan secara umum.

Kegiatan pengendalian dapat

dikategorikan ke dalam kebijakan dan

prosedur sebagai berikut:

a. Tinjauan ulang atas penampilan kerja

b. Pengelolaan informasi

c. Pengendalian umum

d. Pengendalian aplikasi terbagi

menjadi:

1). Pengendalianpreventif

2). Pengendaliandetektif

3). Pengendalianfisik

4). Pemisahantugas

3. Perkiraan risiko

Perkiraan risiko merupakan proses

mengidentifikasi, menganalisis, dan

mengelola risiko yang mempengaruhi

tujuan organisasi. Organisasi harus

dapat mengetahui dan menghadapi

risiko yang ada, risiko dapat timbul

dalam keadaan berikut:

Page 3: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 51

a. Perubahan dalam lingkungan

organisasi

b. Karyawan baru

c. Perubahan system informasi

d. Perubahan operasi perusahaan

e. Teknologi baru

4. Informasi dan komunikasi

Informasi mengacu pada system

akuntansi organisasi yang terdiri dari

metode dan catatan yang diciptakan

untuk mengidentifikasikan, merangkai,

menganalisis, mengelompokkan,

mencatat, dan melaporkan transaksi

organisasi dan untuk memelihara

akuntabilitas aset dan utang yang

terkait. Sedangkan komunikasi

merupakan proses pemahaman peran

individu dan pertanggungjawaban yang

berhubungan dengan pengendalian

internal terhadap laporan keuangan.

Komunikasi biasanya secara lisan dan

melalui tindakan yang dilakukan oleh

manajemen.

5. Pengawasan

Salah satu tanggungjawab manajemen

adalah menetapkan dan memelihara

fungsi pengendalian internal,

manajemen menindaklanjuti

pengawasan berkesinambungan

terhadap kegiatan operasi perusahaan,

evaluasi terpisah atau kombinasi

keduanya, seperti dengan cara

mempelajari pengendalian internal

yang ada, laporan audit internal dan

laporan dari pihak luar perusahaan,

umpan balik dari karyawan.

Adapun tujuan pengendalian intern

menurut Arens (2013:314) adalah sebagai

berikut:

a. Keandalan laporan keuangan

b. Efisiensi dan efektivitaskegiatan operasi

c. Kepatuhan terhadap hokum dan

peraturan

Menurut Basu Swastha (2010:11)

membagi lima jenis penjualan, yaitu:

1. Trade selling, dapat terjadi bilamana

produsen dan pedagang besar

mempersilahkan pengecer untuk

berusaha memperbaiki distribusi

produk-produk mereka.

2. Missionary selling, adalah usaha untuk

meningkatkan penjulan dengan

memborong pembeli untuk membeli

barang-barang dari penyalur

perusahaan.

3. Technical selling, usaha untuk

meningkatkan penjualan dengan

memberikan saran dan nasehat kepada

pembeli akhir dari barang dan jasa

yang dijual.

4. New business selling, usaha untuk

membuka transaksi baru dengan

mengubah calon pembeli. Jenis

penjualan ini sering digunakan oleh

perusahaan asuransi.

5. Responsive selling, setiap tenaga

penjual diharapkan dapat memberikan

reaksi terhadap permintaan pembelin.

Menurut Soemarsono S.R

(2010:160) Penjualan Kredit

adalah:“Transaksi antara perusahaan

dengan pembeli untuk menyerahkan

barang atau jasa yang berakibat timbulnya

piutang, kas aktiva.”

Menurut Kieso (2011:347), piutang

digolongkan menjadi dua, yaitu :

a. Untuk tujuan laporan keuangan

1. Piutang lancar/jangka pendek (current

receivables), piutang ini diharapkan

tertagih dalam waktu satu tahun atau

selama siklus operasi berjalan

2. Piutang tidak lancar/jangka panjang

(non current receivables), piutang

usaha yg akan tertagih dalam waktu

lebih dari satu tahun atau lebih dari

satu siklus operasi berjalan.

Page 4: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 52

b. Diklasifikasikan dalam laporan poisi

keuangan

1. Piutang usaha (trade receivables),

piutang usaha merupakan jumlah

yang terhutang oleh pelanggan untuk

barang atau jasa yg telah diberikan

sebagai bagian dari operasi bisnis

normal. Piutang usaha biasanya paling

signifikan dimiliki peusahaan. Piutang

dagang disubklasifikasikan menjadi

piutang usaha dan wesel.

1). piutang usaha (account

receivable), piutang usaha

merupakan janji lisan dari pembeli

untuk membayar barang atau jasa

yg dijual dan dapat ditagih dalam

kurun waktu 30-60 hari dan

merupakan akun terbuka

(openaccount) yg berasal dari

pelunasan kredit jangka pendek.

2). wesel tagih (note receivable),

Wesel tagih merupakan janji

tertulis untuk membayar sejumlah

uang pada tanggal tertentu

dimasa depan. Wesel tagih dapat

berasal dari penjualan,

pembiayaan serta transaksi

lainnya dan bisa bersifat jangka

pendek maupun jangka panjang

2. Piutang Non Dagang (NonTrade

Receivables) Piutang Non Dagang

berasal dari berbagai transaksi dan

dapat berupa janji tertulis untuk

membayar atau mengirimkan

sesuatu. Piutang ini timbul dari

berbagai transaksi:

1). Uang muka kepada karyawan dan

staf.

2). Uang muka kepada anak

perusahaan.

3). Deposito untuk menutup

kemungkinan kerugian dan

kerusakan.

4). Deposito sebagai jaminan

penyediaan jasa atau pembayaran.

5). Piutang deviden dan bunga.

6). klaim terhadap:

- perusahaan asuransi untuk

kerugian yang

dipertanggungkan

- terdakwa dalam suatu perkara

hukum

- badan-badan pemerintah untuk

pengembalian pajak

- perusahaan pengangkutan

untuk barang rusak atau hilang

- kreditur untuk barang

dikembalikan, rusak atau

hilang

- pelanggan untuk barang-barang

yang dapat dikembalikan

Menurut Bambang Riyanto

(2010:85), faktor-faktor yang

mempengaruhi jumlah piutang adalah

sebagai berikut:

a. Volumepenjualan kredit

b. Syaratpembayaran penjualan kredit

c. Ketentuan dalampembatasan kredit

d. Kebijakan dalam pengumpulan piutang.

e. Kebiasaan membayar dalam pelanggan

Menurut Kasmir (2013:115),

Prinsip perkreditan pada dasarnya dapat

memberikan informasi mengenai itikad

baik (willingness to pay) dan kemampuan

membayar (ability to pay) debitur untuk

melunasi kembali. Adapun prinsip

perkreditan itu diantaranya:

a. Character

b. Capacity

c. Collectral

d. Capital

e. Condition

Prinsip-

prinsippengendalianpiutangyangbaik:

a. Pemisahanfungsi dan tugas.

b. Semua transaksi pemberian kredit,

pemberian potongan dan penghapusan

piutang harus mendapat persetujuan

Page 5: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 53

yang berwenang.

c. Menggunakan buku tambahan piutang

(Account receivable subsidiary

ledger) yang berfungsi sebagai rincian

buku piutang.

d. Mengirim surat pernyataan piutang

pada debitur paling tidak sebulan

sekali.

e. Membuat daftar umur piutang.

Berdasarkan pendapat Muasaroh

(2010:13), efektivitas dapat dijelaskan

bahwa efektivitas suatu program dapat

dilihat dari aspek-aspek antara lain:

1. Aspek tugas atau fungsi, yaitu

lembaga dikatakan efektivitas jika

melaksanakan tugas atau fungsinya,

begitu juga suatu program

pembelajaran akan efektiv jika tugas

dan fungsinya dapat dilaksanakan

dengan baik dan peserta didik belajar

dengan baik.

2. Aspek rencana atau program, yang

dimaksud dengan rencana atau

program disini adalah rencana

pembelajaran yang terprogram, jika

seluruh rencana dapat dilaksanakan

maka rencana atau progarm dikatakan

efektif.

3. Aspek ketentuan dan peraturan,

efektivitas suatu program juga dapat

dilihat dari berfungsi atau tidaknya

aturan yang telah dibuat dalam rangka

menjaga berlangsungnya proses

kegiatannya. Aspek ini mencakup

aturan-aturan baik yang berhubungan

dengan guru maupun yang

berhubungan dengan peserta didik,

jika aturan ini dilaksanakan dengan

baik berarti ketentuan atau aturan

telah berlaku secara efektif; dan

4. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu

program kegiatan dikatakan efektif

dari sudut hasil jika tujuan atau

kondisi ideal program tersebut dapat

dicapai. Penilaian aspek ini dapat

dilihat dari prestasi yang dicapai oleh

peserta didik.

Menurut Firdaus A.Dunia

(2013:146) mengemukakan beberapa

aspek dari pengendalian internal yang baik

atas piutang adalah sebagai berikut:

a. Memisahkan fungsi pegawai atau

bagian yang menangani transaksi

penjualan (operasi) dari “fungsi

akuntansi untuk piutang”. Dengan

demikian pegawai yang menangani

akuntansi untuk piutang usaha dan

wesel tagih tidak boleh dilibatkan

dengan aspek operasi seperti

menyetujui kredit.

b. Pegawai yang menangani akuntansi

piutang harus dipisahkan dari fungsi

penerimaan hasil tagihan piutang

c. Semua transaksi pemberian kredit,

pemberian potongan, dan penghapusan

piutang harus mendapat persetujuan

dari pejabat yang berwenang.

d. Piutang harus dicatat dalam buku-buku

tambahan piutang. Total dari saldo-

saldo buku tambahan ini harus

dicocokkan dengan buku besar yang

bersangkutan paling tidak sebulan

sekali. Di samping itu, pada akhir

bulan para pelanggan (debitur) harus

dikirimkan surat pernyataan piutang

bulanan.

e. Perusahaan harus membuat daftar

piutang berdasarkan umumnya (anging

schedule).

METODELOGI PENELITIAN Sifat penelitian yang dilakukan

bersifat survey.Metode survey menurut

Sugiyono (2012) merupakan “metode

pengumpulan data primer yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli.Modus

komunikasi yang akan dibagikan sendiri

oleh penulis dan diisi sendiri oleh

Page 6: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 54

responden”.Adapun dari hasil ringkasan

survey tersebut dapat disimpulkan dalam

table 1 dibawah ini.

Tabel 1

Indikator Variabel

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

Pernyataan

Sistem

Pengendalian

Internal

Piutang (X1)

1. Struktur organisasi yang memisahkan

tanggung jawab fungsional secara tegas

2. Sistem wewenang dan prosedur

pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap

kekayaan, utang, pendapatan dan biaya

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan

tugas dan fungsi setiap unit

1 s/d 3

4 s/d 6

7 s/d 9

3

3

3

Akuntasi

PenjualanKre

dit (X2)

1. Struktur organisasi yang memisahkan

tanggung jawab fungsional secara tegas

2. Sistem wewenang dan prosedur

pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap

kekayaan, utang, pendapatan dan biaya

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan

tugas dan fungsi setiap unit

10 s/d 12

13 s/d 17

18 s/d 22

3

5

5

Efektivitas

Penagihan

Piutang (Y)

1. Struktur organisasi yang memisahkan

tanggung jawab fungsional secara tegas

2. Sistem wewenang dan prosedur

pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap

kekayaan, utang, pendapatan dan biaya

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan

tugas dan fungsi setiap unit

23 s/d 25

26 s/d 28

29 s/d 34

3

3

6

Page 7: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 55

Dan kuesioner tersebut akan dibagikan kepada karyawan sistem pengendalian internal

piutang, dan akuntansi penjualan yang bekerja di PT.Usaha Lantang Sejahtera dengan

perincian sebagai berikut :

Tabel 2

Bagian Bagian Karyawan

Bagian Jumlah Orang

Internal Control 1

Internal Auditing 5

Accounting 6

Piutang 6

Veritifikasi 6

Kasir 6

Debt Collector 10

Populasi dalam penelitian iniseluruh

karyawan yang terkait dengan sistem

pengendalian internal piutang, akuntansi

penjualan kredityang berjumlah 40 orang

di PT. Usaha Lantang Sejahtera yang ada.

Tekhnik yang digunakan untuk

pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah purposive sampling yaitu dengan

menggunakan pertimbangan tertentu.

Berdasarkan uraian diatas maka, yang

menjadi pertimbangan dalam penelitian ini

adalah karyawan yang terkait dengan

penagihan piutang usaha yang bejumlah 36

orang pada PT. Usaha Lantang Sejahtera,

dikarenakan 4 orang dari 40 orang populasi

tersebut tidak mengembalikan kuesioner

yang diberikan.

a. Validitas dan Reliabilitas

Data yang diperoleh dari

penelitian ini adalah data yang

dikumpulkan dengan menggunakan

kuesioner, sehingga untuk itu

diperlukan dua macam pengujian yaitu:

uji validitas (test of validity) dan uji

reliabilitas (test of reliability). Validitas

dihitung setiap butirnya dengan rumus

product moment.Uji reliabilitas

dilakukan dengan caraone shot atau

pengukuran sekali saja. Suatu

konstruksi atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan cronbach

alpha >0,60 (Danang Sunyono

2011:110)

b.Uji Korelasi

1. Analisis Korelasi Parsial (Pearson

Product Moment)

Teknik ini digunakan untuk mencari

hubungan dan membuktikan

hipotesis hubungan dua variabel bila

data kedua variabel berbentuk

interval atau rasio, dan sumber data

dari dua variabel atau lebih tersebut

adalah sama. Rumus koefisien

korelasi adalah sebagai berikut:

})(}{)({ r

2222xy

iiii

iiii

yynxxn

yxyxn

Dengan mengetahui koefisien

korelasi antara masing-masing

variabel X dan Y maka dapat

ditentukan koefisien determinasi

untuk mengetahui besarnya pengaruh

yang ditimbulkan masing-masing

variabel bebas terhadap variabel

terikat. Nilai koefisien korelasi harus

Page 8: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 56

terdapat batas-batas -1< r <1. Bila r

mendekati -1 atau 1, maka dapat

dikatakan bahwa ada hubungan yang

erat antara variabel bebas dan

variabel terikat. Bila r mendekati 0,

maka dapat dikatakan bahwa

hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat sangat rendah atu

bahkan tidak ada.

Tabel 3

Pedoman untuk Memberikan

Interprestasi terhadap Koefisien

Korelasi

Interval

Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Cukup kuat

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat (Sugiyono, 2010:231)

2. Analisis Korelasi Berganda

(Simultan)

Analisis korelasi berganda ini

berkenaan dengan hubungan tiga atau

lebih variabel. Sekurang-kurangnya

dua variabel bebas dihubungkan

dengan variabel terikatnya. Dalam

korelasi ganda koefisien korelasinya

dinyatakan dalam R.

2

22

21

212121

21 1

2

xx

xxyxyxyxyx

xyxr

rrrrrR

Dimana:

Ryx1x2 = koefisien korelasi ganda

antara variabel x1 dan x2

ryx1 = koefisienkorelasi X1 terhadap

Y

ryx2 = koefisienkorelasi X2 terhadap

Y

rx1x2 = koefisienkorelasi X1 terhadap

X2

Pengujian terhadap korelasi dalam

penelitian ini menggunakan uji

korelasi berganda. Uji korelasi

berganda digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya

hubungan antara dua variabel bebas

atau lebih yang secara bersama-sama

dihubungkan dengan variabel

terikatnya, sehingga dapat diketahui

besarnya sumbangan seluruh variabel

bebas yang menjadi obyek penelitian

terhadap variabel terikatnya.

c. Uji Regresi

1. Regresi Linier Sederhana Yaitu regresi linier dengan variabel

prediktor (bebas).Regresi Linear

Sederhana adalah Metode Statistik

yang berfungsi untuk menguji sejauh

mana hubungan sebab akibat antara

Variabel Faktor Penyebab (X)

terhadap Variabel Akibatnya.Faktor

Penyebab pada umumnya

dilambangkan dengan X atau disebut

juga dengan Predictor sedangkan

Variabel Akibat dilambangkan

dengan Y atau disebut juga dengan

Response. Regresi Linear Sederhana

atau sering disingkat dengan SLR

(Simple Linear Regression) juga

merupakan salah satu Metode

Statistik yang dipergunakan dalam

produksi untuk melakukan peramalan

ataupun prediksi tentang karakteristik

kualitas maupun Kuantitas.

Bentukpersamaan:

Ŷ = a + bx

Ŷ = bariabel dependent/kreteria

(yang diprediksikan)

a = konstanta (harga Y untuk X = 0)

b = angka arah (koefisien regresi) ;

bila b positif (+), arah regresi

naik dan bila b negative (-), arah

regresi turun.

Page 9: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 57

x = variabel independent

(predictor)

2. Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan alat

analisis regresi linear berganda

dengan terlebih dahulu

mengkonversikan skala ordinal ke

skala interval melalui metode interval

berurutan (Method of Successive

Interval). Persamaan regresi sebagai

berikut :

Y = β0 + Β1X1 + β2X2 + β3X3 +

β4X4 + e

Keterangan :

Y : Prosedur Penagihan Piutang

X1 : Sistem Pengendalian Internal

Piutang

X2 : Akuntansi Penjualan Kredit

β0 : Intercept (konstanta)

β 1β2 β2 β4 : Koefisiensi Regresi

a. Uji asumsi klasik

Yang digunakan normalitas untuk

menguji apakah variabel bebas (X) dan

variabel terikat (Y) keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak.

Persamaan regresi dikatakan baik. Jika

mempunyai data variabel bebas dan data

variabel terikat berdistribusi mendekati

normal atau normal sama sekali. Uji

heterokedastisistas bertujuan untuk

menguji apakah dalam persamaan

regresi berganda perlu juga diuji

mengenai sama atau tidak varians dari

residual dari observasi yang satu dengan

observasi yang lain. Model regresi yang

baik adalah yang heterokedastisistas,

tidak heterokedastisistas.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas (independen).Model

regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi antara variabel

independen.

Uji autokorelasi tidak

dilakukan, karena data yang akan

dikumpulkan dan diolah merupakan

data cross section dan bukan data time

series yang menyebabkan terjadinya

autokorelasi.

e.Uji t dan Uji f.

Uji f ini digunakan untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh secara bersama-

sama (simultan) variabel-variabel

independen (bebas) terhadap variabel

dependen (terikat).Uji t digunakan

untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel bebas terhadap variabel

terikat.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN a. Uji Validitas

Pengujian validitas ini dilakukan untuk

menguji apakah tiap-tiap butir

pernyataantelah mewakili indikator

yang akan diselidiki. Validitas

pengukuran tersebut dapat dilihat

dengan bantuan software SPSS.Ver.23.0

Menurut Sugiyono (2013:269),

menyatakan bahwa biasanya syarat

minimum untuk dianggap valid adalah r

= 0,30. Jadi apabila korelasi antara

butir-butir item pernyataan dengan skor

total kurang dari 0,30 maka butiran

dalam instrument tersebut dinyatakan

tidak valid. Uji validitas dilakukan

dengan melihat korelasi antar skor

masing-masing item pernyataan dengan

skor total.

1.Uji Validitas Instrumen Sistem

Pengendalian Internal Piutang

Dari hasil penghitungan koefisien

korelasi skor tiap butir pertanyaan

instrumen kompetensi dari 36

Page 10: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 58

responden, dengan jumlah pertanyaan

yang masing-masing sudah ditentukan

di setiap variabelnya, pertanyaan

dengan total skor setiap responden

diperoleh hasil disajikan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 4

Uji Validitas Variabel

(X1) Sistem Pengendalian Internal Piutang

Pertanyaan R Hitung R Kritis Kesimpulan

Instrumen No.1 0,455 0,300 Valid

Instrumen No.2 0,425 0,300 Valid

Instrumen No.3 0,445 0,300 Valid

Instrumen No.4 0,428 0,300 Valid

Instrumen No.5 0,403 0,300 Valid

Instrumen No.6 0,503 0,300 Valid

Instrumen No.7 0,328 0,300 Valid

Instrumen No.8 0,322 0,300 Valid

Instrumen No.9 0,403 0,300 Valid Sumber: data diolah tahun 2016

Berdasarkan tabel 5 di atas dapat

dilihat bahwa dari 9 butir pertanyaan

dari variable kompentensi hasilnya

valid.

2.Uji Validitas Instrumen Akuntansi

Penjualan Kredit

Dari hasil penghitungan koefisien

korelasi skor tiap butir pertanyaan

instrumen kompensasi dari 36

responden, dengan jumlah pertanyaan

masing-masing variabel 13 pertanyaan

dengan total skor setiap responden

diperoleh hasil disajikan dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 5

Uji Validitas Variabel

(X2) Akuntansi Penjualan Kredit

Pertanyaan R Hitung R Kritis Kesimpulan

Instrumen No.1 0,435 0,300 Valid

Instrumen No.2 0,436 0,300 Valid

Instrumen No.3 0,417 0,300 Valid

Instrumen No.4 0,454 0,300 Valid

Instrumen No.5 0,317 0,300 Valid

Instrumen No.6 0,440 0,300 Valid

Instrumen No.7 0,472 0,300 Valid

Instrumen No.8 0,473 0,300 Valid

Page 11: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 59

Instrumen No.9 0,351 0,300 Valid

Instrumen No.10 0,407 0,300 Valid

Instrumen No.11 0,371 0,300 Valid

Instrumen No.12 0,489 0,300 Valid

Instrumen No.13 0,335 0,300 Valid Sumber: data diolah tahun 2016

Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dilihat

bahwa dari 13 butir pertanyaan dari

variabel kompensasi hasilnya adalah

valid.

3. Uji Validitas Instrumen Efektivitas

Penagihan Piutang

Dari hasil penghitungan koefisien

korelasi skor tiap butir pertanyaan

instrumen kinerja dari 36 responden,

dengan jumlah pertanyaan masing-

masing variabel 12 pertanyaan dengan

total skor setiap responden diperoleh

hasil disajikan dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 6

Uji Validitas Variabel

(Y) Efektifitas Penagihan Piutang

Pertanyaan R Hitung R Kritis Kesimpulan

Instrumen No.1 0,387 0,300 Valid

Instrumen No.2 0,442 0,300 Valid

Instrumen No.3 0,506 0,300 Valid

Instrumen No.4 0,361 0,300 Valid

Instrumen No.5 0,399 0,300 Valid

Instrumen No.6 0,381 0,300 Valid

Instrumen No.7 0,467 0,300 Valid

Instrumen No.8 0,471 0,300 Valid

Instrumen No.9 0,331 0,300 Valid

Instrumen No.10 0,381 0,300 Valid

Instrumen No.11 0,451 0,300 Valid

Instrumen No.12 0,433 0,300 Valid Sumber: data diolah tahun 2016

b. Uji Realibilitas

Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas

untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukurannya dapat diandalkan dan

konsisten.Pada tabel hasil pengujian

berikut diketahui bahwa semua

variabel mempunyai alpha di atas 0.6

yang berarti bahwa semua variabel

dalam penelitian ini dapat diandalkan.

Page 12: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 60

Tabel 7

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Koefisien Alpha

(a)

Nilai kritis

(α)=5%

Keterangan

Sistem Pengendalian Internal

Putang

0,674 0,600 Reliabel

Akuntansi Penjualan Kredit 0,744 0,600 Reliabel

Efektivitas Penagihan

Piutang

0,824 0,600 Reliabel

ANALISA HASIL PENELITIAN

Hasil Analisa Uji Regresi

a. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal

Piutang dan Akuntansi Penjualan

Kredit terhadap Efektivitas Penagihan

Piutang Secara Simultan

Berdasarkan hasil perhitungan spss 23

antara variabel sistem pengendalian

internal piutang dan akuntansi

penjualan terhadap efektivitas

penagihan piutang PT.Usaha Lantang

Sejahtera didapat model dan hasil

regresi sebagai berikut:

Tabel 8

Hasil Uji Regresi Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,068 10,022 ,006 ,803

SPI ,514 ,197 ,389 2,084 ,003

APK ,357 ,146 ,262 1,394 ,081

a. Dependent Variable: EPP

Sumber data primer diolah mengunakan spss 23, 2016

Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh sistem pengendalian internal piutang dan

akuntansi penjualan kredit terhadap efektivitas penagihan piutang menggunakan SPSS

v23. Hasil regresi linear berganda tersebut adalah:

Y= 0,068 + 0,514 (X1) + 0,357 (X2)

Nilai koefisien sistem pengendalian

interalpiutang (X1) adalah sebesar 0,514

Nilai X1 yang positif menunjukkan adanya

hubungan yang searah antara variable

sistem pengendalian internalpiutang

terhadap efektifitas penagihan piutang. Hal

ini menunjukan setiap terjadi kenaikan

sebesar 1% maka akan meningkatkan

efektifitas penagihan piutang sebesar

0,514(dengan asumsi nilai koefisien

variabel lain tetap atau konstan).

Nilai koefisien akuntansi penjualankredit

(X2) adalah sebesar0,357. Nilai X2 yang

positif menunjukan hubungan yang searah

antara variabel akuntansi penjualankredit

terhadap efektivitas penagihan.

Page 13: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 61

Tabel 9

Hasil Koefisien Determinasi Secara Simultan

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,615a ,446 ,401 3,253

a. Predictors: (Constant), APK, SPI Sumber data yang diolah menggunakan spss 23, 2016

Koefisien determinasi ini digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel-variabel bebas memiliki pengaruh

terhadap variabel terikat.

Dalam tabel perhitungan diatas korelasi

didapat R = 0,615 hal ini menunjukan

bahwa hubungan antara variabel sistem

pengendalian internal piutang dan

akuntansi penjualan adalah positif (searah)

dan kuat. Artinya sistem pengendalian

internal piutang dan akuntasi penjualan

kredit cukup mempengaruhi efektifitas

penagihan piutang.

Dari tabel diatas dapat dilihat koefisien

determinasi untuk mengetahui seberapa

besar kontribusi X terhadap nilai turunnya

Y. Berdasarkan hasil penelitian ini maka

diperoleh nilai R sebesar 0,615 artinya

61,5% variabel independen sistem

pengendalian internal piutang (X1) dan

akuntansi penjualan kredit (X2)

mempengaruhi efektivitas penagihan

piutang dan sisanya 38,5% dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.

b. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal

Piutang terhadap Efektivitas Penagihan

Piutang Secara Parsial

Uji parsial dilakukan untuk

menggambarkan seberapa jauh pengaruh

sistem pengendalian internal piutang dan

akuntansi penjualan kredit secara parsial

atau sendiri-sendiri terhadap efektivitas

penagihan piutang.

Tabel 10

Hasil Uji Regresi Parsial

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 11,984 7,590 1,663 ,136

SPI 1,231 ,190 ,605 4,219 ,004

a. Dependent Variable: EPP

Sumber diolah oleh spss 23, 2016

Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh sistem pengendalian internal piutang terhadap

efektivitas penagihan piutang menggunakan spss 23. Hasil regresi linier sederhana pada

pengaruh sistem pengendalian internal piutang terhadap efektivitas penagihan piutang pada

PT.Usaha Lantang Sejahtera adalah :

Y= 11,984 + 0,605 (X1)

Page 14: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 62

Nilai Konstanta (c) sebesar 11,984

menunjukkan bahwa apabila variabel

sistem pengendalian internal piutang dan

efektivitas penagihan piutang bernilai nol

atau tidak ada variabel independen yang

mempengaruhi efektivitas penagihan

piutang, maka nilai tersebut adalah sebesar

11,984.

Nilai koefisien sistem pengendalian

internal piutang (X1) adalah sebesar

0,605.Nilai X1 yang positif menunjukkan

adanya hubungan yang searah antara

variabel sistem pengendalian internal

piutang dengan efektivitas penagihan

piutang PT.Usaha Lantang Sejahtera.Maka

nilai tersebut adalah 0,605

Tabel 11

Hasil Koefisien Determinasi Secara Parsial

Model Summary

Mo

del

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,605a ,542 ,299 3,422

a. Predictors: (Constant), SPI Sumber diolah oleh spss 23, 2016

Dari tabel diatas dapat dilihat Koefisien

determinasi (regresi) untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh sistem

pengendalian internal piutang terhadap

efektivitas penagihan piutang. Hasil

penelitian ini memperoleh nilai R sebesar

0.605 artinya 60,5% variabel independent

sistem pengendalian internal piutang (X1)

mempengaruhi efektifitas penagihan

piutang dan sisanya 39,5%dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.

c. Pengaruh Akuntansi Penjualan Kredit

terhadap Efektivitas Penagihan Piutang

Secara Parsial

Uji parsial dilakukan untuk

menggambarkan seberapa jauh pengaruh

sistem pengendalian internal piutang dan

akuntansi penjualan kredit secara parsial

atau sendiri-sendiri terhadap efektivitas

penagihan piutang.

Tabel 12

Hasil Uji Regresi Parsial

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 14,460 8,026 1,855 ,140

APK ,493 ,143 ,622 3,887 ,001

a. Dependent Variable: EPP Sumber diolah oleh spss 23, 2016

Page 15: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 63

Berdasarkan hasil analisis statistik

pengaruh akuntansi penjualan terhadap

efektivitas penagihan piutang

menggunakan spss 23. Hasil regresi linier

sederhana pada pengaruh akuntansi

penjualankredit terhadap efektivitas

penagihan piutang pada PT.Usaha Lantang

Sejahteraadalah :

Y= 14,460 + 0,622 (X2)

Nilai Konstanta (c) sebesar 14,460

menunjukkan bahwa apabila variabel

akuntansi penjualankredit dan efektivitas

penagihan piutang bernilai nol atau tidak

ada variabel independen yang

mempengaruhi efektivitas penagihan

piutang, maka nilai tersebut adalah sebesar

14,460.

Nilai koefisien akuntasi penjualan kredit

(X2) adalah sebesar 0,622 Nilai X2 yang

positif menunjukkan adanya hubungan

yang searah antara variabel akuntansi

penjualan dengan efektivitas penagihan

piutang PT. Usaha Lantang Sejahtera.

Maka nilai tersebut adalah 0,622

Tabel 13

Hasil Koefisinse Determinasi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 ,622a ,577 ,193 3,459

a. Predictors: (Constant), APK Sumber diolah oleh spss 23, 2016

Dari tabel diatas dapat dilihat Koefisien

determinasi (regresi) untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh akuntansi

penjualan terhadap efektivitas penagihan

piutang. Hasil penelitian ini memperoleh

nilai R sebesar 62,2artinya 62,2% variabel

independent akuntansi penjualan

kredit(X2) mempengaruhi efektifitas

penagihan piutang dan sisanya sebesar

37,8%dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

diluar penelitian ini.

Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas dengan normal

probability plot mensyaratkan bahwa

penyebaran data harus berada disekitar

wilayah garis diagonal dan mengikuti

arahgaris diagonal.Berdasarkanhasil uji

normalitas dapat disimpulkan bahwa

data dalam penelitian ini memenuhi

syarat normal probability plot

sehingga model regresi dalam

penelitian memenuhi asumsi normalitas

(berditribusi normal).Artinya data

dalam penelitian ini berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar

variable bebas (independen)

Untuk dapat menentukan apakah

terdapat multikolinearitas dalam model

regresi pada penelitian ini adalah

dengan melihat nilai VIF (Variance

Inflation Factor) dan tolerance serta

menganalisis matrix korelasi variabel-

variabel bebas. Adapun nilai VIF dapat

dilihat pada table 14 dibawah ini.

Page 16: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 64

Tabel 14

Pengujian Multikolinearitas

Collinearity Statistic

Model tolerance VIF

(constant)

SPI ,949 1,053

APK ,949 1,053

a.Dependent Variable : EPP sumber diolah oleh spss 23, 2016

Tabel 15

Matrix Korelasi Variabel

Independen

Correlations

EPP SPI AP

Pearson

Correlation

EPP 1,000 66 ,622

SPI ,605 1,000 ,225

APK ,622 ,225 1,000

Sig. (1-

tailed)

EPP . ,004 ,001

SPI ,004 . ,006

APK ,001 ,006 .

N

EPP 36 36 36

SPI 36 36 36

APK 36 36 36

Tabel 15 terlihat bahwa tidak ada variable

yang memiliki nilai VIF lebih besardari 10

dan nilai tolerance yang lebih kecil dari

10%, yang berarti bahwa tidak terdapat

korelasi antar variable bebas yang lebih

besar dari 95%. Sedangkan dari matrix

korelasi variable independen, terlihat dari

table 15, bahwa variabel bebas yang

memiliki korelasi tertinggi adalah Sistem

Pengendalian Internal Piutang(X1)dengan

Akuntansi Penjualan Kredit(X2) dengan

nilai korelasi 62,2% Nilai korelasi tersebut

masih dapat ditolerir karena dibawah

95%. Sehingga dari hal-hal tersebut diatas

dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

multikolinearitas antar variable bebas

dalam modelregresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Ujih eteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari satu

pengamatan kepengamatan yang lain.

Cara mendeteksinya adalah dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada

grafik Scatterplot antara SRESID dan

ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y

yang telah diprediksi, dan sumbu X

adalah residual (Y prediksi – Y

sesungguhnya) yang telah di-

standardiized (Ghozali,2001).

Berdasarkan hasil uji tersebut bahwa

titik-titik yang ada tidak membentuk

pola yang teratur. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pada data dalam

penelitian ini tidak terjadi

heteroskodesitas. Artinya dalam fungsi

regresi di penelitian ini tidak muncul

gangguan karena varian yang tidak

sama.

d. Hasil Uji Linieritas

Data sekunder dengan model time

series perlu digunakan uji linieritas. Uji

linearitas adalah pengujian yang

bertujuan untuk mengetahui apakah

regresi bersifat linier atau tidak. Uji

linieritas dalam penelitian ini

menggunakan table ANOVA variable

X danY dari nilai signifikan. Apabila

nilai signifikan tabel ANOVA< 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa

hubungan bersifat linier. Uji linier

dalam penelitian ini juga menggunakan

spss 23 dengan hasil pengujian sebagai

berikut:

Page 17: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 65

Tabel 16

Uji Linieritas

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 305,650 2 152,825 10,480 ,000b

Residual 318,573 33 9,653

Total 624,223 35

a. Dependent Variable: EPP

b. Predictors: (Constant), APK, SPI Sumber diolah oleh spss 23, 2016

Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikan tabel ANOVA sebesar

0,000. Artinya nilai signifikan kurang dari 0,05(0,000<0,05) yang berarti bahwa hubungan

bersifat linier. Hal ini menunjukan bahwa sistem pengendalian internal piutang dan akuntansi

penjualan kredit berpola linier terhadap efektivitas penagihan piutang.

PEMBAHASAN

Selanjutnya untuk menguji apakah

pengaruh sistem pengendalian internal

piutang dan akuntansi penjualan kredit

terhadap efektivitas penagihan piutang

signifikan baik secara bersama-sama

(simultan) maupun secara parsial

(individual), dilakukan uji signifikansi.

Pengujian dimulai dari pengujian

simultan, dan apabila hasil pengujian

simultan signifikan dilanjutkan dengan uji

parsial

a. Hasil Uji f

Uji ini dilakukan sebelum melakukan

pengujian terhadap hipotesis. Apabila

uji f menunjukan hasil yang signifikan

maka seluruh variabel bebas

mempengaruhi variabel terkait dan

model yang digunakan layak diuji,

sehingga pengujian hipotesis dapat di

lanjutkan dengan ketentuan

Jika F hitung > Ftabel, Ho ditolak dan Ha

diterima yang berarti bahwa variabel

independen secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen.

Jika F hitung< F tabel, maka Ho diterima

Ha ditolak yang berarti bahwa variabel

independen tidak secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen. Dengan

tingkat signifikansi yang digunakan

adalah 5% (0,05)

Tabel 17

Uji f

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 305,650 2 152,825 10,480 ,000b

Residual 318,573 33 9,653

Total 624,223 35

a. Dependent Variable: EPP

b. Predictors: (Constant), APK, SPI

sumber diolah oleh spss 23,2016

Page 18: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 66

Berdasarkan tabel diatas tingkat

probabilitas (sig) F=0,000 <0,05 ini

berarti bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima, hasil penelitian menunjukan

nilai signifikansi f sebesar 0,000 berarti

kecil dari 0,05, dalam kasus diatas juga

dapat dilihat f hitung memiliki

nilai10,484 sedangkan f tabel memiliki

nilai3,280 sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel sistem pengendalian

internal piutang dan akuntansi

penjualan kredit mampu

mempengaruhi efektivitas penagihan

piutang.

b. Hasil Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui

pengaruh masing-masing variabel

independen secara parsial terhadap

variabel dependen. Uji di lakukan

dengan membandingkan t hitung

terhadap t tabel dengan ketentuan

berikut:

Uji t dilakukan dengan

membandingkan t hitung terhadap t

tabel dengan ketentuan tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah

95% atau taraf signifikansi5%(α=0,05)

dengan kriteria penilaian sebagai

berikut:

T hitung > T tabel Ho di tolak

T hitung < T tabel Ha di terimaTabel

Tabel 18

Uji t

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 11,854 7,590 1,663 ,136

SPI 1,231 ,190 ,605 4,219 ,004

a. Dependent Variable: EPP

Y = 10,854 + 1,231 (X1)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 14,460 8,026 1,855 ,140

APK ,493 ,143 ,622 3,887 ,001

a. Dependent Variable: EPP Sumber diolah oleh spss 23,2016

Y = 14,460 + 0,493 (X2)

Berdasarkan tabel diatas tingkat

probabilitas (sig) t = 0,000 < 0,05

berarti Ho ditolak dan Ha diterima ini

berarti bahwa hasil diatas menunjukan

nilai signifikan 0,000 berarti lebih

kecil dibandingkan dengan 0,05 dapat

simpulkan bahwa ada pengaruh positif

antara variabel independen dan

Page 19: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 67

variabel dependen secara parsial.

Sesuai dengan ketentuan jika t hitung > t

tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

sesuai dengan olahan data diatas

menunjukan bahwa nilai t hitung pada

variabel sistem pengendalian internal

piutang sebesar 4,219 dan t tabel 2,037

dan pada variabel akuntansi penjualan

menunjukan nilai t hitung sebesar

3,887dan nilai pada t tabel sebesar

2,037sehingga dapat disimpukam

bahwa variabel sistem pengendalian

internal piutang dan akuntansi

penjualankredit secara parsial mampu

memberikan arti terhadap efektivitas

penagihan piutang .

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya peneliti dapat menyimpulkan

bahwa:

1. Sistem pengendalian internal piutang

yang ada di PT.Usaha Lantang

Sejahteramasih kurang memadai.

Terdapat kelemahan pada penilaian

resiko seperti tidak adanya

penghapusan piutang dan sanksi tegas

atas department store yang lalai dalam

pembayaran pelunasan piutang.

2. Sedangkan kelemahan pada aktivitas

pengendalian yakni terjadinya

perangkapan tugas dan tidak adanya

kartu piutang pada PT.Usaha Lantang

Sejahtera.

3. Berdasarkan hasil analisis secara

simultan dan parsial diketahui bahwa :

a. Hasil analisis secara simulutan

diperoleh bahwa Variabel Sistem

Pengendalian Internal Piutang

(X1) dan Akuntansi Penjualan

Kredit (X2) terhadap Efektivitas

Penagihan Piutang (Y) memiliki

nilai F hitung (10,480) >F table

(3.280)dengan tingkat signifikansi

0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini

maka diperoleh nilai R sebesar

0,615 artinya 61,5% variabel

independen Sistem Pengendalian

Internal Piutang (X1) dan

Akuntansi Penjualan Kredit (X2)

mempengaruhi Efektivitas

Penagihan Piutang (Y) yang

berarti hasil dari koefisien tersebut

adalah kuat. dan sisanya 38,5%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

diluar penelitian ini.

b. Hasil analisis secara parsial

diperoleh bahwa variabel Sistem

Pengendalian Internal Piutang

(X1) terhadap Efektivitas

Penagihan Piutang (Y) memiliki

nilai t hitung sebesar (4,219) > t

tabel (2.037) maka Ho ditolak, Ha

diterima. Hal ini menunjukan

bahwa ada pengaruh yang

signifikan antara sistem

pengendalian internal piutang

terhadap efektivitas penagihan

piutang terhadap efektivitas

penagihan piutang.

c. Hasil analisis secara parsial

diperoleh bahwa variabel

Akuntansi Penjualan (X2) terhadap

Penagihan Piutang (Y) memiliki

nilai t hitung sebesar (3,887) > t

tabel (2.037)maka Ho ditolak, Ha

diterima. Hal ini menunjukan ada

pengaruh yang signifikan antara

akuntansi penjualan terhadap

efektivitas penagihan piutang.

SARAN

Berikut ini beberapa saran yang

dikemukakan oleh penulis guna menjawab

permasalahan yang dihadapi:

Page 20: PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...

Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ

Hal | 68

1. Sebaiknya PT.Usaha Lantang Sejahtera

menetapkan penilaian resiko terhadap

piutang untuk meminimalisir resiko

tidak tertagihnya piutang.

2. Sebaiknya PT.Usaha Lantang Sejahtera

tidak mebebankan tugas rangkap pada

bagian keuangan supaya tidak

terjadinya kecurangan atau fraud di

dalam pencatatan keuangan.

3. Jika hanya dilihat dari hasil olah data

di atas tersebut :

a. Bahwa sudah baik karena, variabel

sistem pengendalian internal

piutang dan akuntansi penjualan

kredit berpengaruh positif dan

signifikan terhadap efektivitas

penagihan piutang.

b. Bahwa sudah baik karena, variabel

sistem pengendalian internal

piutang berpengaruh positif dan

signifikan terhadap efektivitas

penagihan piutang.

c. Bahwa sudah baik karena, variabel

akuntansi penjualan kredit

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap efektvitas penagihan

piutang.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing:

Petunjuk Praktis Pemeriksaan

Akuntan oleh Akuntan Publik.

Edisi Keempat. Jakarta: Salemba

Empat.

Arens,2013. Jasa Auditdan Assurance.

Diterjemahkan oleh Amir Abadi

Jusuf. Jakarta: Salemba Empat.

COSO,2013. Internal Control–Integrated

Framework : Executive Summary,

Durham, North Carolina, May

2013

Firdaus A.Dunia, 2013. Ikhtisar Lengkap

Pengantar Akuntansi, Edisi

Ketiga. Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Standar

Akuntansi Keuangan .Edisi 2007.

Penerbit : Salemba Empat .

Jakarta .

Kasmir, 2013. Pengantar Manajemen

Keuangan. Kencana

Mulyadi, 2016. Sistem Akuntansi. Edisi

ke 4, Jakarta: Salemba Empat.

Riyanto, Bambang, 2010. Dasar-dasar

Pembelanjaan Perusahaan.

Yogyakarta : Yayasan Badan

Penerbit Gajah Mada.

Sunyono, Danang, 2011. Prakti SPSS

untuk kasus. Nuha Medika.

Yogyakarta

Supardi, 2013. Aplikasi statitika dalam

penelitian. Cetakan pertama,

change publication, Jakarta

selatan.

Warren, 2015. Pengantar Akuntansi.

Cetak ke 3 Jakarta: Salemba

Empat.