PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...
Transcript of PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN ...
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 49
PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG DAN AKUNTANSI
PENJUALAN KREDIT TERHADAP EFEKTIVITAS PENAGIHAN PIUTANG PADA
PT.USAHA LANTANG SEJAHTERA JAKARTA”
Bagus Nugroho Susanto
Zulkarnain.MZ
ABSTRACT
Accounts receivable billing activity an important part in launching the
distribution of the company's revenue was then used as working capital and the
smooth turnover of the company assets on an ongoing basis.
This study aims to determine, describe and explain Effect of Internal
Control Systems Receivable and Cash Receipts Effectiveness Against Accounts
Receivable Billing.
Variables examined in this study is the Internal Control System Receivables (X1),
Credit Sales Accounting (X2) as independent variables. Effectiveness Billing and
Accounts Receivable (Y) as the dependent variable. The popolasi in this study are
based on the amount of saturated sample method. In the event, the number of
samples studied as many as 31 employees associated with the sale and collection of
accounts receivable.
Descriptive method that aims to investagate relationships between
variables or role, through a quantitative approach and statistical tests. Data
collected by melakukann observation, interviews, distributed questionnaires and
literature study. Money analysis method used is the Pearson correlation coefficient
public, research hypothesis will be tested using the F test and t test.
Based on the results of research and discussion conducted has obtained
the results of R square of 0.577 which means a very strong relationship between the
three variables, and supported by the hypothesis testing of the internal control
system variables receivable (X1) through the t test where t count> t table (4,219>
2,037) and a variable sales accounting (X2) t> t table (3,887 > 2,037). Thus the
hypothesis test results are acceptable, so that it can be concluded that the Internal
Control System Receivable and Credit Sales Accounting Contribute Effectiveness
Against Accounts Receivable Billing. As well as the calculation of the variable
coefficient partial Internal Control Systems results obtained Receivables 54,2%,
which means that 54,2% Internal Control System contributes to the effectiveness of
Billing Accounts Receivable while the rest influenced by other factors not examined.
And from variable Credit Sales Accounting obtained yield was 57,7%, which means
that 57,7% of credit sales accounting contribute to the effectiveness of the collection
of accounts receivable and the rest influenced by other factors not examined .
PENDAHULUAN
Untuk menjaga kestabilan
keuangannya, suatu perusahaan, baik
perusahaan jasa maupun perusahaan
dagang dan industri dalam hal melakukan
penjualan secara kredit, perusahaan
tersebut melakukan penagihan kepada
pembeli. Dengan melakukan penagihan
tersebut maka dana kas perusahaan akan
bertambah. Dengan adanya dana kas
tersebut, kegiatan operasional dapat
berjalan dengan lancar.
Dengan berjalannya waktu dalam
kegiatan usaha atas penjualan barang
dagang secara kredit yang menimbulkan
piutang usaha, bagian penagihan piutang
ISSN : 2338 – 4794
Vol 3 No. 3 September - Desember 2016
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 50
menjadi bagian yang sangat penting dalam
melancarkan distribusi pendapatan
perusahaan sebagai modal kerja dan
kelancaran perputaran aset perusahaan
secara berkelanjutan. Namun, penagihan
piutang yang dilakukan di perusahaan
tersebut berjalan kurang efektif, karena
adanya double job pekerjaan yang
dilakukan oleh bagian finance yaitu
melakukan penagihan dan melakukan
proses administrasi serta pencatatan
piutang yang ada di perusahaan, kurang
efektif penagihan piutang di perusahaan
tersebut membuat sistem pengendalian
internal yang ada kurang berjalan dengan
baik. Sistem pengendalian internal harus
dijalankan sesuai prosedur yang ada,
sehingga tidak terjadi kesalahan atau
kecurangan didalam perusahaan.Sistem
pengendalian yang baik pun belum tentu
dalam suatu perusahaan dapat berjalan
dengan baik bila tidak di dukung oleh
lingkungan pengendalian dan karyawan
yang ada.
Setiap Perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan aktivitas
perusahaan, berusaha merancang suatu
sistem dan prosedur yang sedemikian rupa
dalam rangka menekan dan mengurangi
tingkat risiko kesalahan, penyelewengan
dan kecurangan yang dapat merugikan
perusahaan, maka perusahaan perlu
menetapkan Standard Operating System
(SOP) sebagai pedoman atau panduan bagi
seluruh personel atau sumber daya
manusia (SDM) dalam melaksanakan
aktivitas perusahaan dan sebagai alat
penegendalian bagi manajemen.
LANDASAN TEORI Pengendalian internal (internalcontrol)
menurut Commiteof Sponsoring
Organization (COSO) (2013:3) terdiri atas
lima komponen, yaitu:
1. Lingkungan pengendalian
Menggambarkan tindakan para
pemilik serta manajer perusahaan
mengenai pentingnya pengendalian
internal perusahaan. Lingkungan
pengendalian terdiri dari beberapa
faktor berikut:
a. Nilai etika dan kejujuran
b. Keinginan untuk maju
c. Dewan direksi dan komite audit
d. Falsafah manajemen dan gaya
operasi
e. Struktur organisasi
f. Pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab
g. Kebijakan dan pelatihan sumber
daya manusia
2. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan
kebijakan dan prosedur yang dibangun
untuk membantu memastikan arahan
manajemen dilaksanakan dengan baik
serta meredam risiko dalam pencapaian
keseluruhan tujuan secara umum.
Kegiatan pengendalian dapat
dikategorikan ke dalam kebijakan dan
prosedur sebagai berikut:
a. Tinjauan ulang atas penampilan kerja
b. Pengelolaan informasi
c. Pengendalian umum
d. Pengendalian aplikasi terbagi
menjadi:
1). Pengendalianpreventif
2). Pengendaliandetektif
3). Pengendalianfisik
4). Pemisahantugas
3. Perkiraan risiko
Perkiraan risiko merupakan proses
mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengelola risiko yang mempengaruhi
tujuan organisasi. Organisasi harus
dapat mengetahui dan menghadapi
risiko yang ada, risiko dapat timbul
dalam keadaan berikut:
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 51
a. Perubahan dalam lingkungan
organisasi
b. Karyawan baru
c. Perubahan system informasi
d. Perubahan operasi perusahaan
e. Teknologi baru
4. Informasi dan komunikasi
Informasi mengacu pada system
akuntansi organisasi yang terdiri dari
metode dan catatan yang diciptakan
untuk mengidentifikasikan, merangkai,
menganalisis, mengelompokkan,
mencatat, dan melaporkan transaksi
organisasi dan untuk memelihara
akuntabilitas aset dan utang yang
terkait. Sedangkan komunikasi
merupakan proses pemahaman peran
individu dan pertanggungjawaban yang
berhubungan dengan pengendalian
internal terhadap laporan keuangan.
Komunikasi biasanya secara lisan dan
melalui tindakan yang dilakukan oleh
manajemen.
5. Pengawasan
Salah satu tanggungjawab manajemen
adalah menetapkan dan memelihara
fungsi pengendalian internal,
manajemen menindaklanjuti
pengawasan berkesinambungan
terhadap kegiatan operasi perusahaan,
evaluasi terpisah atau kombinasi
keduanya, seperti dengan cara
mempelajari pengendalian internal
yang ada, laporan audit internal dan
laporan dari pihak luar perusahaan,
umpan balik dari karyawan.
Adapun tujuan pengendalian intern
menurut Arens (2013:314) adalah sebagai
berikut:
a. Keandalan laporan keuangan
b. Efisiensi dan efektivitaskegiatan operasi
c. Kepatuhan terhadap hokum dan
peraturan
Menurut Basu Swastha (2010:11)
membagi lima jenis penjualan, yaitu:
1. Trade selling, dapat terjadi bilamana
produsen dan pedagang besar
mempersilahkan pengecer untuk
berusaha memperbaiki distribusi
produk-produk mereka.
2. Missionary selling, adalah usaha untuk
meningkatkan penjulan dengan
memborong pembeli untuk membeli
barang-barang dari penyalur
perusahaan.
3. Technical selling, usaha untuk
meningkatkan penjualan dengan
memberikan saran dan nasehat kepada
pembeli akhir dari barang dan jasa
yang dijual.
4. New business selling, usaha untuk
membuka transaksi baru dengan
mengubah calon pembeli. Jenis
penjualan ini sering digunakan oleh
perusahaan asuransi.
5. Responsive selling, setiap tenaga
penjual diharapkan dapat memberikan
reaksi terhadap permintaan pembelin.
Menurut Soemarsono S.R
(2010:160) Penjualan Kredit
adalah:“Transaksi antara perusahaan
dengan pembeli untuk menyerahkan
barang atau jasa yang berakibat timbulnya
piutang, kas aktiva.”
Menurut Kieso (2011:347), piutang
digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Untuk tujuan laporan keuangan
1. Piutang lancar/jangka pendek (current
receivables), piutang ini diharapkan
tertagih dalam waktu satu tahun atau
selama siklus operasi berjalan
2. Piutang tidak lancar/jangka panjang
(non current receivables), piutang
usaha yg akan tertagih dalam waktu
lebih dari satu tahun atau lebih dari
satu siklus operasi berjalan.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 52
b. Diklasifikasikan dalam laporan poisi
keuangan
1. Piutang usaha (trade receivables),
piutang usaha merupakan jumlah
yang terhutang oleh pelanggan untuk
barang atau jasa yg telah diberikan
sebagai bagian dari operasi bisnis
normal. Piutang usaha biasanya paling
signifikan dimiliki peusahaan. Piutang
dagang disubklasifikasikan menjadi
piutang usaha dan wesel.
1). piutang usaha (account
receivable), piutang usaha
merupakan janji lisan dari pembeli
untuk membayar barang atau jasa
yg dijual dan dapat ditagih dalam
kurun waktu 30-60 hari dan
merupakan akun terbuka
(openaccount) yg berasal dari
pelunasan kredit jangka pendek.
2). wesel tagih (note receivable),
Wesel tagih merupakan janji
tertulis untuk membayar sejumlah
uang pada tanggal tertentu
dimasa depan. Wesel tagih dapat
berasal dari penjualan,
pembiayaan serta transaksi
lainnya dan bisa bersifat jangka
pendek maupun jangka panjang
2. Piutang Non Dagang (NonTrade
Receivables) Piutang Non Dagang
berasal dari berbagai transaksi dan
dapat berupa janji tertulis untuk
membayar atau mengirimkan
sesuatu. Piutang ini timbul dari
berbagai transaksi:
1). Uang muka kepada karyawan dan
staf.
2). Uang muka kepada anak
perusahaan.
3). Deposito untuk menutup
kemungkinan kerugian dan
kerusakan.
4). Deposito sebagai jaminan
penyediaan jasa atau pembayaran.
5). Piutang deviden dan bunga.
6). klaim terhadap:
- perusahaan asuransi untuk
kerugian yang
dipertanggungkan
- terdakwa dalam suatu perkara
hukum
- badan-badan pemerintah untuk
pengembalian pajak
- perusahaan pengangkutan
untuk barang rusak atau hilang
- kreditur untuk barang
dikembalikan, rusak atau
hilang
- pelanggan untuk barang-barang
yang dapat dikembalikan
Menurut Bambang Riyanto
(2010:85), faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah piutang adalah
sebagai berikut:
a. Volumepenjualan kredit
b. Syaratpembayaran penjualan kredit
c. Ketentuan dalampembatasan kredit
d. Kebijakan dalam pengumpulan piutang.
e. Kebiasaan membayar dalam pelanggan
Menurut Kasmir (2013:115),
Prinsip perkreditan pada dasarnya dapat
memberikan informasi mengenai itikad
baik (willingness to pay) dan kemampuan
membayar (ability to pay) debitur untuk
melunasi kembali. Adapun prinsip
perkreditan itu diantaranya:
a. Character
b. Capacity
c. Collectral
d. Capital
e. Condition
Prinsip-
prinsippengendalianpiutangyangbaik:
a. Pemisahanfungsi dan tugas.
b. Semua transaksi pemberian kredit,
pemberian potongan dan penghapusan
piutang harus mendapat persetujuan
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 53
yang berwenang.
c. Menggunakan buku tambahan piutang
(Account receivable subsidiary
ledger) yang berfungsi sebagai rincian
buku piutang.
d. Mengirim surat pernyataan piutang
pada debitur paling tidak sebulan
sekali.
e. Membuat daftar umur piutang.
Berdasarkan pendapat Muasaroh
(2010:13), efektivitas dapat dijelaskan
bahwa efektivitas suatu program dapat
dilihat dari aspek-aspek antara lain:
1. Aspek tugas atau fungsi, yaitu
lembaga dikatakan efektivitas jika
melaksanakan tugas atau fungsinya,
begitu juga suatu program
pembelajaran akan efektiv jika tugas
dan fungsinya dapat dilaksanakan
dengan baik dan peserta didik belajar
dengan baik.
2. Aspek rencana atau program, yang
dimaksud dengan rencana atau
program disini adalah rencana
pembelajaran yang terprogram, jika
seluruh rencana dapat dilaksanakan
maka rencana atau progarm dikatakan
efektif.
3. Aspek ketentuan dan peraturan,
efektivitas suatu program juga dapat
dilihat dari berfungsi atau tidaknya
aturan yang telah dibuat dalam rangka
menjaga berlangsungnya proses
kegiatannya. Aspek ini mencakup
aturan-aturan baik yang berhubungan
dengan guru maupun yang
berhubungan dengan peserta didik,
jika aturan ini dilaksanakan dengan
baik berarti ketentuan atau aturan
telah berlaku secara efektif; dan
4. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu
program kegiatan dikatakan efektif
dari sudut hasil jika tujuan atau
kondisi ideal program tersebut dapat
dicapai. Penilaian aspek ini dapat
dilihat dari prestasi yang dicapai oleh
peserta didik.
Menurut Firdaus A.Dunia
(2013:146) mengemukakan beberapa
aspek dari pengendalian internal yang baik
atas piutang adalah sebagai berikut:
a. Memisahkan fungsi pegawai atau
bagian yang menangani transaksi
penjualan (operasi) dari “fungsi
akuntansi untuk piutang”. Dengan
demikian pegawai yang menangani
akuntansi untuk piutang usaha dan
wesel tagih tidak boleh dilibatkan
dengan aspek operasi seperti
menyetujui kredit.
b. Pegawai yang menangani akuntansi
piutang harus dipisahkan dari fungsi
penerimaan hasil tagihan piutang
c. Semua transaksi pemberian kredit,
pemberian potongan, dan penghapusan
piutang harus mendapat persetujuan
dari pejabat yang berwenang.
d. Piutang harus dicatat dalam buku-buku
tambahan piutang. Total dari saldo-
saldo buku tambahan ini harus
dicocokkan dengan buku besar yang
bersangkutan paling tidak sebulan
sekali. Di samping itu, pada akhir
bulan para pelanggan (debitur) harus
dikirimkan surat pernyataan piutang
bulanan.
e. Perusahaan harus membuat daftar
piutang berdasarkan umumnya (anging
schedule).
METODELOGI PENELITIAN Sifat penelitian yang dilakukan
bersifat survey.Metode survey menurut
Sugiyono (2012) merupakan “metode
pengumpulan data primer yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli.Modus
komunikasi yang akan dibagikan sendiri
oleh penulis dan diisi sendiri oleh
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 54
responden”.Adapun dari hasil ringkasan
survey tersebut dapat disimpulkan dalam
table 1 dibawah ini.
Tabel 1
Indikator Variabel
Variabel Indikator Pernyataan Jumlah
Pernyataan
Sistem
Pengendalian
Internal
Piutang (X1)
1. Struktur organisasi yang memisahkan
tanggung jawab fungsional secara tegas
2. Sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap
kekayaan, utang, pendapatan dan biaya
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan
tugas dan fungsi setiap unit
1 s/d 3
4 s/d 6
7 s/d 9
3
3
3
Akuntasi
PenjualanKre
dit (X2)
1. Struktur organisasi yang memisahkan
tanggung jawab fungsional secara tegas
2. Sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap
kekayaan, utang, pendapatan dan biaya
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan
tugas dan fungsi setiap unit
10 s/d 12
13 s/d 17
18 s/d 22
3
5
5
Efektivitas
Penagihan
Piutang (Y)
1. Struktur organisasi yang memisahkan
tanggung jawab fungsional secara tegas
2. Sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap
kekayaan, utang, pendapatan dan biaya
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan
tugas dan fungsi setiap unit
23 s/d 25
26 s/d 28
29 s/d 34
3
3
6
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 55
Dan kuesioner tersebut akan dibagikan kepada karyawan sistem pengendalian internal
piutang, dan akuntansi penjualan yang bekerja di PT.Usaha Lantang Sejahtera dengan
perincian sebagai berikut :
Tabel 2
Bagian Bagian Karyawan
Bagian Jumlah Orang
Internal Control 1
Internal Auditing 5
Accounting 6
Piutang 6
Veritifikasi 6
Kasir 6
Debt Collector 10
Populasi dalam penelitian iniseluruh
karyawan yang terkait dengan sistem
pengendalian internal piutang, akuntansi
penjualan kredityang berjumlah 40 orang
di PT. Usaha Lantang Sejahtera yang ada.
Tekhnik yang digunakan untuk
pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah purposive sampling yaitu dengan
menggunakan pertimbangan tertentu.
Berdasarkan uraian diatas maka, yang
menjadi pertimbangan dalam penelitian ini
adalah karyawan yang terkait dengan
penagihan piutang usaha yang bejumlah 36
orang pada PT. Usaha Lantang Sejahtera,
dikarenakan 4 orang dari 40 orang populasi
tersebut tidak mengembalikan kuesioner
yang diberikan.
a. Validitas dan Reliabilitas
Data yang diperoleh dari
penelitian ini adalah data yang
dikumpulkan dengan menggunakan
kuesioner, sehingga untuk itu
diperlukan dua macam pengujian yaitu:
uji validitas (test of validity) dan uji
reliabilitas (test of reliability). Validitas
dihitung setiap butirnya dengan rumus
product moment.Uji reliabilitas
dilakukan dengan caraone shot atau
pengukuran sekali saja. Suatu
konstruksi atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan cronbach
alpha >0,60 (Danang Sunyono
2011:110)
b.Uji Korelasi
1. Analisis Korelasi Parsial (Pearson
Product Moment)
Teknik ini digunakan untuk mencari
hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel bila
data kedua variabel berbentuk
interval atau rasio, dan sumber data
dari dua variabel atau lebih tersebut
adalah sama. Rumus koefisien
korelasi adalah sebagai berikut:
})(}{)({ r
2222xy
iiii
iiii
yynxxn
yxyxn
Dengan mengetahui koefisien
korelasi antara masing-masing
variabel X dan Y maka dapat
ditentukan koefisien determinasi
untuk mengetahui besarnya pengaruh
yang ditimbulkan masing-masing
variabel bebas terhadap variabel
terikat. Nilai koefisien korelasi harus
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 56
terdapat batas-batas -1< r <1. Bila r
mendekati -1 atau 1, maka dapat
dikatakan bahwa ada hubungan yang
erat antara variabel bebas dan
variabel terikat. Bila r mendekati 0,
maka dapat dikatakan bahwa
hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat sangat rendah atu
bahkan tidak ada.
Tabel 3
Pedoman untuk Memberikan
Interprestasi terhadap Koefisien
Korelasi
Interval
Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Cukup kuat
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat (Sugiyono, 2010:231)
2. Analisis Korelasi Berganda
(Simultan)
Analisis korelasi berganda ini
berkenaan dengan hubungan tiga atau
lebih variabel. Sekurang-kurangnya
dua variabel bebas dihubungkan
dengan variabel terikatnya. Dalam
korelasi ganda koefisien korelasinya
dinyatakan dalam R.
2
22
21
212121
21 1
2
xx
xxyxyxyxyx
xyxr
rrrrrR
Dimana:
Ryx1x2 = koefisien korelasi ganda
antara variabel x1 dan x2
ryx1 = koefisienkorelasi X1 terhadap
Y
ryx2 = koefisienkorelasi X2 terhadap
Y
rx1x2 = koefisienkorelasi X1 terhadap
X2
Pengujian terhadap korelasi dalam
penelitian ini menggunakan uji
korelasi berganda. Uji korelasi
berganda digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara dua variabel bebas
atau lebih yang secara bersama-sama
dihubungkan dengan variabel
terikatnya, sehingga dapat diketahui
besarnya sumbangan seluruh variabel
bebas yang menjadi obyek penelitian
terhadap variabel terikatnya.
c. Uji Regresi
1. Regresi Linier Sederhana Yaitu regresi linier dengan variabel
prediktor (bebas).Regresi Linear
Sederhana adalah Metode Statistik
yang berfungsi untuk menguji sejauh
mana hubungan sebab akibat antara
Variabel Faktor Penyebab (X)
terhadap Variabel Akibatnya.Faktor
Penyebab pada umumnya
dilambangkan dengan X atau disebut
juga dengan Predictor sedangkan
Variabel Akibat dilambangkan
dengan Y atau disebut juga dengan
Response. Regresi Linear Sederhana
atau sering disingkat dengan SLR
(Simple Linear Regression) juga
merupakan salah satu Metode
Statistik yang dipergunakan dalam
produksi untuk melakukan peramalan
ataupun prediksi tentang karakteristik
kualitas maupun Kuantitas.
Bentukpersamaan:
Ŷ = a + bx
Ŷ = bariabel dependent/kreteria
(yang diprediksikan)
a = konstanta (harga Y untuk X = 0)
b = angka arah (koefisien regresi) ;
bila b positif (+), arah regresi
naik dan bila b negative (-), arah
regresi turun.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 57
x = variabel independent
(predictor)
2. Regresi Berganda
Penelitian ini menggunakan alat
analisis regresi linear berganda
dengan terlebih dahulu
mengkonversikan skala ordinal ke
skala interval melalui metode interval
berurutan (Method of Successive
Interval). Persamaan regresi sebagai
berikut :
Y = β0 + Β1X1 + β2X2 + β3X3 +
β4X4 + e
Keterangan :
Y : Prosedur Penagihan Piutang
X1 : Sistem Pengendalian Internal
Piutang
X2 : Akuntansi Penjualan Kredit
β0 : Intercept (konstanta)
β 1β2 β2 β4 : Koefisiensi Regresi
a. Uji asumsi klasik
Yang digunakan normalitas untuk
menguji apakah variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y) keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak.
Persamaan regresi dikatakan baik. Jika
mempunyai data variabel bebas dan data
variabel terikat berdistribusi mendekati
normal atau normal sama sekali. Uji
heterokedastisistas bertujuan untuk
menguji apakah dalam persamaan
regresi berganda perlu juga diuji
mengenai sama atau tidak varians dari
residual dari observasi yang satu dengan
observasi yang lain. Model regresi yang
baik adalah yang heterokedastisistas,
tidak heterokedastisistas.
Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen).Model
regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi antara variabel
independen.
Uji autokorelasi tidak
dilakukan, karena data yang akan
dikumpulkan dan diolah merupakan
data cross section dan bukan data time
series yang menyebabkan terjadinya
autokorelasi.
e.Uji t dan Uji f.
Uji f ini digunakan untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh secara bersama-
sama (simultan) variabel-variabel
independen (bebas) terhadap variabel
dependen (terikat).Uji t digunakan
untuk mengetahui pengaruh masing-
masing variabel bebas terhadap variabel
terikat.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN a. Uji Validitas
Pengujian validitas ini dilakukan untuk
menguji apakah tiap-tiap butir
pernyataantelah mewakili indikator
yang akan diselidiki. Validitas
pengukuran tersebut dapat dilihat
dengan bantuan software SPSS.Ver.23.0
Menurut Sugiyono (2013:269),
menyatakan bahwa biasanya syarat
minimum untuk dianggap valid adalah r
= 0,30. Jadi apabila korelasi antara
butir-butir item pernyataan dengan skor
total kurang dari 0,30 maka butiran
dalam instrument tersebut dinyatakan
tidak valid. Uji validitas dilakukan
dengan melihat korelasi antar skor
masing-masing item pernyataan dengan
skor total.
1.Uji Validitas Instrumen Sistem
Pengendalian Internal Piutang
Dari hasil penghitungan koefisien
korelasi skor tiap butir pertanyaan
instrumen kompetensi dari 36
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 58
responden, dengan jumlah pertanyaan
yang masing-masing sudah ditentukan
di setiap variabelnya, pertanyaan
dengan total skor setiap responden
diperoleh hasil disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4
Uji Validitas Variabel
(X1) Sistem Pengendalian Internal Piutang
Pertanyaan R Hitung R Kritis Kesimpulan
Instrumen No.1 0,455 0,300 Valid
Instrumen No.2 0,425 0,300 Valid
Instrumen No.3 0,445 0,300 Valid
Instrumen No.4 0,428 0,300 Valid
Instrumen No.5 0,403 0,300 Valid
Instrumen No.6 0,503 0,300 Valid
Instrumen No.7 0,328 0,300 Valid
Instrumen No.8 0,322 0,300 Valid
Instrumen No.9 0,403 0,300 Valid Sumber: data diolah tahun 2016
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat
dilihat bahwa dari 9 butir pertanyaan
dari variable kompentensi hasilnya
valid.
2.Uji Validitas Instrumen Akuntansi
Penjualan Kredit
Dari hasil penghitungan koefisien
korelasi skor tiap butir pertanyaan
instrumen kompensasi dari 36
responden, dengan jumlah pertanyaan
masing-masing variabel 13 pertanyaan
dengan total skor setiap responden
diperoleh hasil disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 5
Uji Validitas Variabel
(X2) Akuntansi Penjualan Kredit
Pertanyaan R Hitung R Kritis Kesimpulan
Instrumen No.1 0,435 0,300 Valid
Instrumen No.2 0,436 0,300 Valid
Instrumen No.3 0,417 0,300 Valid
Instrumen No.4 0,454 0,300 Valid
Instrumen No.5 0,317 0,300 Valid
Instrumen No.6 0,440 0,300 Valid
Instrumen No.7 0,472 0,300 Valid
Instrumen No.8 0,473 0,300 Valid
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 59
Instrumen No.9 0,351 0,300 Valid
Instrumen No.10 0,407 0,300 Valid
Instrumen No.11 0,371 0,300 Valid
Instrumen No.12 0,489 0,300 Valid
Instrumen No.13 0,335 0,300 Valid Sumber: data diolah tahun 2016
Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dilihat
bahwa dari 13 butir pertanyaan dari
variabel kompensasi hasilnya adalah
valid.
3. Uji Validitas Instrumen Efektivitas
Penagihan Piutang
Dari hasil penghitungan koefisien
korelasi skor tiap butir pertanyaan
instrumen kinerja dari 36 responden,
dengan jumlah pertanyaan masing-
masing variabel 12 pertanyaan dengan
total skor setiap responden diperoleh
hasil disajikan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 6
Uji Validitas Variabel
(Y) Efektifitas Penagihan Piutang
Pertanyaan R Hitung R Kritis Kesimpulan
Instrumen No.1 0,387 0,300 Valid
Instrumen No.2 0,442 0,300 Valid
Instrumen No.3 0,506 0,300 Valid
Instrumen No.4 0,361 0,300 Valid
Instrumen No.5 0,399 0,300 Valid
Instrumen No.6 0,381 0,300 Valid
Instrumen No.7 0,467 0,300 Valid
Instrumen No.8 0,471 0,300 Valid
Instrumen No.9 0,331 0,300 Valid
Instrumen No.10 0,381 0,300 Valid
Instrumen No.11 0,451 0,300 Valid
Instrumen No.12 0,433 0,300 Valid Sumber: data diolah tahun 2016
b. Uji Realibilitas
Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas
untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukurannya dapat diandalkan dan
konsisten.Pada tabel hasil pengujian
berikut diketahui bahwa semua
variabel mempunyai alpha di atas 0.6
yang berarti bahwa semua variabel
dalam penelitian ini dapat diandalkan.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 60
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien Alpha
(a)
Nilai kritis
(α)=5%
Keterangan
Sistem Pengendalian Internal
Putang
0,674 0,600 Reliabel
Akuntansi Penjualan Kredit 0,744 0,600 Reliabel
Efektivitas Penagihan
Piutang
0,824 0,600 Reliabel
ANALISA HASIL PENELITIAN
Hasil Analisa Uji Regresi
a. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal
Piutang dan Akuntansi Penjualan
Kredit terhadap Efektivitas Penagihan
Piutang Secara Simultan
Berdasarkan hasil perhitungan spss 23
antara variabel sistem pengendalian
internal piutang dan akuntansi
penjualan terhadap efektivitas
penagihan piutang PT.Usaha Lantang
Sejahtera didapat model dan hasil
regresi sebagai berikut:
Tabel 8
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,068 10,022 ,006 ,803
SPI ,514 ,197 ,389 2,084 ,003
APK ,357 ,146 ,262 1,394 ,081
a. Dependent Variable: EPP
Sumber data primer diolah mengunakan spss 23, 2016
Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh sistem pengendalian internal piutang dan
akuntansi penjualan kredit terhadap efektivitas penagihan piutang menggunakan SPSS
v23. Hasil regresi linear berganda tersebut adalah:
Y= 0,068 + 0,514 (X1) + 0,357 (X2)
Nilai koefisien sistem pengendalian
interalpiutang (X1) adalah sebesar 0,514
Nilai X1 yang positif menunjukkan adanya
hubungan yang searah antara variable
sistem pengendalian internalpiutang
terhadap efektifitas penagihan piutang. Hal
ini menunjukan setiap terjadi kenaikan
sebesar 1% maka akan meningkatkan
efektifitas penagihan piutang sebesar
0,514(dengan asumsi nilai koefisien
variabel lain tetap atau konstan).
Nilai koefisien akuntansi penjualankredit
(X2) adalah sebesar0,357. Nilai X2 yang
positif menunjukan hubungan yang searah
antara variabel akuntansi penjualankredit
terhadap efektivitas penagihan.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 61
Tabel 9
Hasil Koefisien Determinasi Secara Simultan
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,615a ,446 ,401 3,253
a. Predictors: (Constant), APK, SPI Sumber data yang diolah menggunakan spss 23, 2016
Koefisien determinasi ini digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel-variabel bebas memiliki pengaruh
terhadap variabel terikat.
Dalam tabel perhitungan diatas korelasi
didapat R = 0,615 hal ini menunjukan
bahwa hubungan antara variabel sistem
pengendalian internal piutang dan
akuntansi penjualan adalah positif (searah)
dan kuat. Artinya sistem pengendalian
internal piutang dan akuntasi penjualan
kredit cukup mempengaruhi efektifitas
penagihan piutang.
Dari tabel diatas dapat dilihat koefisien
determinasi untuk mengetahui seberapa
besar kontribusi X terhadap nilai turunnya
Y. Berdasarkan hasil penelitian ini maka
diperoleh nilai R sebesar 0,615 artinya
61,5% variabel independen sistem
pengendalian internal piutang (X1) dan
akuntansi penjualan kredit (X2)
mempengaruhi efektivitas penagihan
piutang dan sisanya 38,5% dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.
b. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal
Piutang terhadap Efektivitas Penagihan
Piutang Secara Parsial
Uji parsial dilakukan untuk
menggambarkan seberapa jauh pengaruh
sistem pengendalian internal piutang dan
akuntansi penjualan kredit secara parsial
atau sendiri-sendiri terhadap efektivitas
penagihan piutang.
Tabel 10
Hasil Uji Regresi Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 11,984 7,590 1,663 ,136
SPI 1,231 ,190 ,605 4,219 ,004
a. Dependent Variable: EPP
Sumber diolah oleh spss 23, 2016
Berdasarkan hasil analisis statistik pengaruh sistem pengendalian internal piutang terhadap
efektivitas penagihan piutang menggunakan spss 23. Hasil regresi linier sederhana pada
pengaruh sistem pengendalian internal piutang terhadap efektivitas penagihan piutang pada
PT.Usaha Lantang Sejahtera adalah :
Y= 11,984 + 0,605 (X1)
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 62
Nilai Konstanta (c) sebesar 11,984
menunjukkan bahwa apabila variabel
sistem pengendalian internal piutang dan
efektivitas penagihan piutang bernilai nol
atau tidak ada variabel independen yang
mempengaruhi efektivitas penagihan
piutang, maka nilai tersebut adalah sebesar
11,984.
Nilai koefisien sistem pengendalian
internal piutang (X1) adalah sebesar
0,605.Nilai X1 yang positif menunjukkan
adanya hubungan yang searah antara
variabel sistem pengendalian internal
piutang dengan efektivitas penagihan
piutang PT.Usaha Lantang Sejahtera.Maka
nilai tersebut adalah 0,605
Tabel 11
Hasil Koefisien Determinasi Secara Parsial
Model Summary
Mo
del
R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,605a ,542 ,299 3,422
a. Predictors: (Constant), SPI Sumber diolah oleh spss 23, 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat Koefisien
determinasi (regresi) untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh sistem
pengendalian internal piutang terhadap
efektivitas penagihan piutang. Hasil
penelitian ini memperoleh nilai R sebesar
0.605 artinya 60,5% variabel independent
sistem pengendalian internal piutang (X1)
mempengaruhi efektifitas penagihan
piutang dan sisanya 39,5%dipengaruhi
oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini.
c. Pengaruh Akuntansi Penjualan Kredit
terhadap Efektivitas Penagihan Piutang
Secara Parsial
Uji parsial dilakukan untuk
menggambarkan seberapa jauh pengaruh
sistem pengendalian internal piutang dan
akuntansi penjualan kredit secara parsial
atau sendiri-sendiri terhadap efektivitas
penagihan piutang.
Tabel 12
Hasil Uji Regresi Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 14,460 8,026 1,855 ,140
APK ,493 ,143 ,622 3,887 ,001
a. Dependent Variable: EPP Sumber diolah oleh spss 23, 2016
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 63
Berdasarkan hasil analisis statistik
pengaruh akuntansi penjualan terhadap
efektivitas penagihan piutang
menggunakan spss 23. Hasil regresi linier
sederhana pada pengaruh akuntansi
penjualankredit terhadap efektivitas
penagihan piutang pada PT.Usaha Lantang
Sejahteraadalah :
Y= 14,460 + 0,622 (X2)
Nilai Konstanta (c) sebesar 14,460
menunjukkan bahwa apabila variabel
akuntansi penjualankredit dan efektivitas
penagihan piutang bernilai nol atau tidak
ada variabel independen yang
mempengaruhi efektivitas penagihan
piutang, maka nilai tersebut adalah sebesar
14,460.
Nilai koefisien akuntasi penjualan kredit
(X2) adalah sebesar 0,622 Nilai X2 yang
positif menunjukkan adanya hubungan
yang searah antara variabel akuntansi
penjualan dengan efektivitas penagihan
piutang PT. Usaha Lantang Sejahtera.
Maka nilai tersebut adalah 0,622
Tabel 13
Hasil Koefisinse Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,622a ,577 ,193 3,459
a. Predictors: (Constant), APK Sumber diolah oleh spss 23, 2016
Dari tabel diatas dapat dilihat Koefisien
determinasi (regresi) untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh akuntansi
penjualan terhadap efektivitas penagihan
piutang. Hasil penelitian ini memperoleh
nilai R sebesar 62,2artinya 62,2% variabel
independent akuntansi penjualan
kredit(X2) mempengaruhi efektifitas
penagihan piutang dan sisanya sebesar
37,8%dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
diluar penelitian ini.
Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dengan normal
probability plot mensyaratkan bahwa
penyebaran data harus berada disekitar
wilayah garis diagonal dan mengikuti
arahgaris diagonal.Berdasarkanhasil uji
normalitas dapat disimpulkan bahwa
data dalam penelitian ini memenuhi
syarat normal probability plot
sehingga model regresi dalam
penelitian memenuhi asumsi normalitas
(berditribusi normal).Artinya data
dalam penelitian ini berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar
variable bebas (independen)
Untuk dapat menentukan apakah
terdapat multikolinearitas dalam model
regresi pada penelitian ini adalah
dengan melihat nilai VIF (Variance
Inflation Factor) dan tolerance serta
menganalisis matrix korelasi variabel-
variabel bebas. Adapun nilai VIF dapat
dilihat pada table 14 dibawah ini.
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 64
Tabel 14
Pengujian Multikolinearitas
Collinearity Statistic
Model tolerance VIF
(constant)
SPI ,949 1,053
APK ,949 1,053
a.Dependent Variable : EPP sumber diolah oleh spss 23, 2016
Tabel 15
Matrix Korelasi Variabel
Independen
Correlations
EPP SPI AP
Pearson
Correlation
EPP 1,000 66 ,622
SPI ,605 1,000 ,225
APK ,622 ,225 1,000
Sig. (1-
tailed)
EPP . ,004 ,001
SPI ,004 . ,006
APK ,001 ,006 .
N
EPP 36 36 36
SPI 36 36 36
APK 36 36 36
Tabel 15 terlihat bahwa tidak ada variable
yang memiliki nilai VIF lebih besardari 10
dan nilai tolerance yang lebih kecil dari
10%, yang berarti bahwa tidak terdapat
korelasi antar variable bebas yang lebih
besar dari 95%. Sedangkan dari matrix
korelasi variable independen, terlihat dari
table 15, bahwa variabel bebas yang
memiliki korelasi tertinggi adalah Sistem
Pengendalian Internal Piutang(X1)dengan
Akuntansi Penjualan Kredit(X2) dengan
nilai korelasi 62,2% Nilai korelasi tersebut
masih dapat ditolerir karena dibawah
95%. Sehingga dari hal-hal tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
multikolinearitas antar variable bebas
dalam modelregresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Ujih eteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari satu
pengamatan kepengamatan yang lain.
Cara mendeteksinya adalah dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik Scatterplot antara SRESID dan
ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y
yang telah diprediksi, dan sumbu X
adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di-
standardiized (Ghozali,2001).
Berdasarkan hasil uji tersebut bahwa
titik-titik yang ada tidak membentuk
pola yang teratur. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada data dalam
penelitian ini tidak terjadi
heteroskodesitas. Artinya dalam fungsi
regresi di penelitian ini tidak muncul
gangguan karena varian yang tidak
sama.
d. Hasil Uji Linieritas
Data sekunder dengan model time
series perlu digunakan uji linieritas. Uji
linearitas adalah pengujian yang
bertujuan untuk mengetahui apakah
regresi bersifat linier atau tidak. Uji
linieritas dalam penelitian ini
menggunakan table ANOVA variable
X danY dari nilai signifikan. Apabila
nilai signifikan tabel ANOVA< 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa
hubungan bersifat linier. Uji linier
dalam penelitian ini juga menggunakan
spss 23 dengan hasil pengujian sebagai
berikut:
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 65
Tabel 16
Uji Linieritas
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 305,650 2 152,825 10,480 ,000b
Residual 318,573 33 9,653
Total 624,223 35
a. Dependent Variable: EPP
b. Predictors: (Constant), APK, SPI Sumber diolah oleh spss 23, 2016
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikan tabel ANOVA sebesar
0,000. Artinya nilai signifikan kurang dari 0,05(0,000<0,05) yang berarti bahwa hubungan
bersifat linier. Hal ini menunjukan bahwa sistem pengendalian internal piutang dan akuntansi
penjualan kredit berpola linier terhadap efektivitas penagihan piutang.
PEMBAHASAN
Selanjutnya untuk menguji apakah
pengaruh sistem pengendalian internal
piutang dan akuntansi penjualan kredit
terhadap efektivitas penagihan piutang
signifikan baik secara bersama-sama
(simultan) maupun secara parsial
(individual), dilakukan uji signifikansi.
Pengujian dimulai dari pengujian
simultan, dan apabila hasil pengujian
simultan signifikan dilanjutkan dengan uji
parsial
a. Hasil Uji f
Uji ini dilakukan sebelum melakukan
pengujian terhadap hipotesis. Apabila
uji f menunjukan hasil yang signifikan
maka seluruh variabel bebas
mempengaruhi variabel terkait dan
model yang digunakan layak diuji,
sehingga pengujian hipotesis dapat di
lanjutkan dengan ketentuan
Jika F hitung > Ftabel, Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti bahwa variabel
independen secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Jika F hitung< F tabel, maka Ho diterima
Ha ditolak yang berarti bahwa variabel
independen tidak secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Dengan
tingkat signifikansi yang digunakan
adalah 5% (0,05)
Tabel 17
Uji f
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 305,650 2 152,825 10,480 ,000b
Residual 318,573 33 9,653
Total 624,223 35
a. Dependent Variable: EPP
b. Predictors: (Constant), APK, SPI
sumber diolah oleh spss 23,2016
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 66
Berdasarkan tabel diatas tingkat
probabilitas (sig) F=0,000 <0,05 ini
berarti bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, hasil penelitian menunjukan
nilai signifikansi f sebesar 0,000 berarti
kecil dari 0,05, dalam kasus diatas juga
dapat dilihat f hitung memiliki
nilai10,484 sedangkan f tabel memiliki
nilai3,280 sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel sistem pengendalian
internal piutang dan akuntansi
penjualan kredit mampu
mempengaruhi efektivitas penagihan
piutang.
b. Hasil Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Uji di lakukan
dengan membandingkan t hitung
terhadap t tabel dengan ketentuan
berikut:
Uji t dilakukan dengan
membandingkan t hitung terhadap t
tabel dengan ketentuan tingkat
kepercayaan yang digunakan adalah
95% atau taraf signifikansi5%(α=0,05)
dengan kriteria penilaian sebagai
berikut:
T hitung > T tabel Ho di tolak
T hitung < T tabel Ha di terimaTabel
Tabel 18
Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 11,854 7,590 1,663 ,136
SPI 1,231 ,190 ,605 4,219 ,004
a. Dependent Variable: EPP
Y = 10,854 + 1,231 (X1)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 14,460 8,026 1,855 ,140
APK ,493 ,143 ,622 3,887 ,001
a. Dependent Variable: EPP Sumber diolah oleh spss 23,2016
Y = 14,460 + 0,493 (X2)
Berdasarkan tabel diatas tingkat
probabilitas (sig) t = 0,000 < 0,05
berarti Ho ditolak dan Ha diterima ini
berarti bahwa hasil diatas menunjukan
nilai signifikan 0,000 berarti lebih
kecil dibandingkan dengan 0,05 dapat
simpulkan bahwa ada pengaruh positif
antara variabel independen dan
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 67
variabel dependen secara parsial.
Sesuai dengan ketentuan jika t hitung > t
tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
sesuai dengan olahan data diatas
menunjukan bahwa nilai t hitung pada
variabel sistem pengendalian internal
piutang sebesar 4,219 dan t tabel 2,037
dan pada variabel akuntansi penjualan
menunjukan nilai t hitung sebesar
3,887dan nilai pada t tabel sebesar
2,037sehingga dapat disimpukam
bahwa variabel sistem pengendalian
internal piutang dan akuntansi
penjualankredit secara parsial mampu
memberikan arti terhadap efektivitas
penagihan piutang .
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya peneliti dapat menyimpulkan
bahwa:
1. Sistem pengendalian internal piutang
yang ada di PT.Usaha Lantang
Sejahteramasih kurang memadai.
Terdapat kelemahan pada penilaian
resiko seperti tidak adanya
penghapusan piutang dan sanksi tegas
atas department store yang lalai dalam
pembayaran pelunasan piutang.
2. Sedangkan kelemahan pada aktivitas
pengendalian yakni terjadinya
perangkapan tugas dan tidak adanya
kartu piutang pada PT.Usaha Lantang
Sejahtera.
3. Berdasarkan hasil analisis secara
simultan dan parsial diketahui bahwa :
a. Hasil analisis secara simulutan
diperoleh bahwa Variabel Sistem
Pengendalian Internal Piutang
(X1) dan Akuntansi Penjualan
Kredit (X2) terhadap Efektivitas
Penagihan Piutang (Y) memiliki
nilai F hitung (10,480) >F table
(3.280)dengan tingkat signifikansi
0,000 < 0,05. Hasil penelitian ini
maka diperoleh nilai R sebesar
0,615 artinya 61,5% variabel
independen Sistem Pengendalian
Internal Piutang (X1) dan
Akuntansi Penjualan Kredit (X2)
mempengaruhi Efektivitas
Penagihan Piutang (Y) yang
berarti hasil dari koefisien tersebut
adalah kuat. dan sisanya 38,5%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
diluar penelitian ini.
b. Hasil analisis secara parsial
diperoleh bahwa variabel Sistem
Pengendalian Internal Piutang
(X1) terhadap Efektivitas
Penagihan Piutang (Y) memiliki
nilai t hitung sebesar (4,219) > t
tabel (2.037) maka Ho ditolak, Ha
diterima. Hal ini menunjukan
bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara sistem
pengendalian internal piutang
terhadap efektivitas penagihan
piutang terhadap efektivitas
penagihan piutang.
c. Hasil analisis secara parsial
diperoleh bahwa variabel
Akuntansi Penjualan (X2) terhadap
Penagihan Piutang (Y) memiliki
nilai t hitung sebesar (3,887) > t
tabel (2.037)maka Ho ditolak, Ha
diterima. Hal ini menunjukan ada
pengaruh yang signifikan antara
akuntansi penjualan terhadap
efektivitas penagihan piutang.
SARAN
Berikut ini beberapa saran yang
dikemukakan oleh penulis guna menjawab
permasalahan yang dihadapi:
Jurnal Akuntansi & Bisnis Bisnis Krisnadwipayana Bagus N. S & Zulkarnain.MZ
Hal | 68
1. Sebaiknya PT.Usaha Lantang Sejahtera
menetapkan penilaian resiko terhadap
piutang untuk meminimalisir resiko
tidak tertagihnya piutang.
2. Sebaiknya PT.Usaha Lantang Sejahtera
tidak mebebankan tugas rangkap pada
bagian keuangan supaya tidak
terjadinya kecurangan atau fraud di
dalam pencatatan keuangan.
3. Jika hanya dilihat dari hasil olah data
di atas tersebut :
a. Bahwa sudah baik karena, variabel
sistem pengendalian internal
piutang dan akuntansi penjualan
kredit berpengaruh positif dan
signifikan terhadap efektivitas
penagihan piutang.
b. Bahwa sudah baik karena, variabel
sistem pengendalian internal
piutang berpengaruh positif dan
signifikan terhadap efektivitas
penagihan piutang.
c. Bahwa sudah baik karena, variabel
akuntansi penjualan kredit
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efektvitas penagihan
piutang.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing:
Petunjuk Praktis Pemeriksaan
Akuntan oleh Akuntan Publik.
Edisi Keempat. Jakarta: Salemba
Empat.
Arens,2013. Jasa Auditdan Assurance.
Diterjemahkan oleh Amir Abadi
Jusuf. Jakarta: Salemba Empat.
COSO,2013. Internal Control–Integrated
Framework : Executive Summary,
Durham, North Carolina, May
2013
Firdaus A.Dunia, 2013. Ikhtisar Lengkap
Pengantar Akuntansi, Edisi
Ketiga. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Standar
Akuntansi Keuangan .Edisi 2007.
Penerbit : Salemba Empat .
Jakarta .
Kasmir, 2013. Pengantar Manajemen
Keuangan. Kencana
Mulyadi, 2016. Sistem Akuntansi. Edisi
ke 4, Jakarta: Salemba Empat.
Riyanto, Bambang, 2010. Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan.
Yogyakarta : Yayasan Badan
Penerbit Gajah Mada.
Sunyono, Danang, 2011. Prakti SPSS
untuk kasus. Nuha Medika.
Yogyakarta
Supardi, 2013. Aplikasi statitika dalam
penelitian. Cetakan pertama,
change publication, Jakarta
selatan.
Warren, 2015. Pengantar Akuntansi.
Cetak ke 3 Jakarta: Salemba
Empat.