Speaking lab #2

11
YANG PENTING ISINYA, BUKAN MEDIANYA OTP SUPPORTS UNIVERSITAS SAM RATULANGI INTERN DIARY FARAH AUDITA: JOURNEY TO THE WONDERLAND ISSUE #2, DECEMBER 2014

description

The second e-newsletter of OTP Institute.

Transcript of Speaking lab #2

Page 1: Speaking lab #2

YANG PENTING ISINYA, BUKAN MEDIANYA

OTP SUPPORTS

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

INTERN DIARY

FARAH AUDITA: JOURNEY TO THE WONDERLAND

ISSUE #2, DECEMBER 2014

Page 2: Speaking lab #2

WHY ARE WE HERE

On That Point Institute of Artistic Speaking adalah s o c i a l b u s i n e s s y a n g b e r g e r a k d i b i d a n g communication coach and consultant. Melalui konsep inovatif Artistic Speaking yang diusung, On That Point percaya bahwa komunikasi atau berbicara adalah tentang content atau isi, bukan semata-mata tentang sikap atau gaya bicara. Dengan visi Empowering the Voice of Idea with Mind and Heart, On That Point berkomitmen menciptakan dan mendorong kebebasan bereskpres i ba ik d i l i ngkungan korporas i , pemerintahan, hingga pendidikan.

1

Page 3: Speaking lab #2

YANG PENTING ISINYA, BUKAN MEDIANYA

Kalau bicara tentang promosi, banyak banget yang harus dipromosikan di dunia ini. Jualan barang, mesti promosi biar barangnya laku. Cari kerja, mesti promosi diri biar perusahaan mau rekrut kita. Bikin event, harus promosi biar pengunjungnya banyak.   Promosi seakan-akan jadi ujung tombak apapun yang kita lakukan. Istilahnya, kalau promosinya gak bagus, ya apapun mau itu barang atau jasa atau orang atau acara, gak akan ada yang mau beli atau mengonsumsi.   Gimana sih promosi yang efektif? Apa cuma pasrah sama kualitas apa yang dijual? Kalau misalnya apa yang dijual itu udah banyak di pasaran (lulusan S1 jurusan Manajemen misalnya, udah banyak banget, kan?) atau misalnya budget promosinya gak ada, jadi gak bisa pasang iklan dan lain-lain, apa bakal nyerah gitu aja?   Mestinya gak karena sekarang udah banyak banget media gratis yang bisa dimanfaatkan, seperti jejaring sosial. Tapi, kalau semua orang juga promosi di Twitter dan Facebook, gimana dong kita bisa dilihat?   Sebenarnya, promosi yang efektif dimulai dari pembuatan pesan atau message yang tepat. Pertama, pesan yang disampaikan harus merepresentasikan apa yang sebenarnya ditawarkan. Intinya, jangan sampai overpromising (kebanyakan janji padahal gak segitunya) atau malah underpromising (sebenarnya kualitasnya bagus tapi gak tersampaikan). Dalam menyampaikan ke khalayak luas ataupun target audience kalau kita ini bagus lho, ini lho, itu lho, pakailah bahasa yang menyampaikan benefit yang jelas.

2

Page 4: Speaking lab #2

…continued

Misalnya, mau bikin garage sale buat charity yang targetnya anak-anak muda. Ya daripada pakai ngomong “Kita ada garage sale for charity nih, hasilnya bakal disumbangin ke blabla”, mendingan pakai bahasa yang to the point dan langsung jelas benefitnya kayak “Ada diskon gede-gedean Zara dan Nike lo mulai dari 20.000 rupiah! Kedua, pesan yang disampaikan harus appealing ke target audience. Selain harus clear seperti yang dijelaskan sebelumnya, suatu message lebih baik singkat, unik, dan emosional. Kalau ambil contoh event garage sale tadi, karena targetnya anak muda, harus disesuaikan dengan gaya mereka. Daripada nulis atau ngomong “Garage Sale for Charity adalah event tahunan yang tujuannya berkontribusi ke pendidikan remaja”, lebih baik nulis atau ngomong “Fashionably Trendy and Doing Good, cuma di Garage Sale for Charity.”   Ketiga, pesan harus konsisten di semua media yang digunakan. Misalnya kita promosi pakai poster, media sosial, dan undangan. Jangan sampai di setiap media itu, pesan yang disampaikan beda-beda atau gak konsisten. Ini penting karena kita ingin tiap orang mendapat persepsi yang sama tentang apa yang ingin kita sampaikan. Lebih penting lagi, gak cuma di media-media tertulis kayak yang disebutkan, orang-orang yang terlibat dalam mempromosikan juga harus punya standar yang sama dalam menjelaskan sesuatu yang ingin dipromosikan tersebut. Kesimpulannya, jangan takut promosi kalau gak punya budget, karena di era di mana informasi membludak ini, yang penting adalah message-nya bukan medianya. Good luck!

3

Page 5: Speaking lab #2

OTP SUPPORTS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Critical thinking merupakan kemampuan yang harus dikuasai anak muda Indonesia jika kita ingin meningkatkan daya saing bangsa. Itulah mengapa On That Point (OTP) Institute terus berkomitmen untuk menyebarluaskan ilmu critical thinking melalui proyek-proyek pro bono di berbagai wilayah di Indonesia.   Pada bulan Mei lalu, tim OTP Institute mendapat kesempatan berangkat ke Manado untuk melaksanakan salah satu proyek pro bono di Universitas Sam Ratulangi. On That Point Institute diminta oleh Universitas Sam Ratulangi untuk memberikan pelatihan debat dalam rangka persiapan kompetisi National University Debating Championship (NUDC).   Proyek yang berjalan selama tiga hari dari tanggal 23 Mei hingga 25 Mei ini terdiri dari enam sesi dengan jumlah peserta 20 orang, yang terdiri tidak hanya dari mahasiswa Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), tetapi juga beberapa perwakilan universitas lain di Manado. Coach dari On That Point Institute, Teddy Triatmojo, memberikan materi konsep debat mulai dari yang mendasar seperti pembuatan argumen dan rebuttal dengan menggunakan metode A-R-E-L (Assertion, Reasoning, Evidence, Link Back). Di sesi ini, beberapa peserta menemukan bahwa ternyata melakukan deduksi untuk menarik kesimpulan tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Dibutuhkan logika berpikir yang runtut dan relevan.

4

Page 6: Speaking lab #2

OTP SUPPORTS UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Di sesi pembuatan rebuttal, coach Teddy menekankan bahwa debat tidak hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang mendengar. Peserta pelatihan dilatih untuk mendengar apa yang lawan debat katakan agar bisa menyampaikan sanggahan yang tepat sasaran.   Tidak hanya teori, praktek debat langsung juga beberapa kali dilakukan di pelatihan ini. Peserta mendapat kesempatan mengaplikasikan teori-teori yang sudah didapat dengan sparing antar tim yang mengangkat topik-topik debat yang kerap diangkat di kompetisi debat internasional seperti World School Debating Championship (WSDC).   Salah satu peserta pelatihan dari Unsrat, yaitu Inggrit Longdong, menyatakan bahwa ia terkesan dengan pelatihan yang OTP berikan. Teddy sebagai coach bekerja keras melampaui ekspektasi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi peserta dalam berdebat. Peserta lain, Jessica Mogi, juga menyatakan bahwa dalam tiga hari ia telah mendapatkan banyak sekali pengalaman yang bermanfaat dan berkesan.

5

Page 7: Speaking lab #2

“It is the mark of an educated mind

to be able to entertain a

thought without accepting it” -

Aristotle

Page 8: Speaking lab #2

OTP Speaks Community di Festival IYC 2014

Pada 8 November 2014, OTPSpeaks Community membuka booth OTPSpeaks dengan tujuan memperkenalkan komunitas kepada anak muda di Festival IYC 2014. OTPSpeaks Community merupakan komunitas khusus bagi mereka yang ingin meningkatkan skill berbicara mereka secara gratis. Festival IYC diadakan selama satu hari penuh dimana pengunjung dapat mengikuti seminar, pertunjukan, pameran serta berinteraksi dengan berbagai komunitas, salah satunya adalah OTPSpeaks Community. Pengunjung yang datang tampak antusias untuk mengetahui secara lebih lanjut tentang kelas gratis OTPSpeaks Community. Banyak diantara pengunjung datang dari luar kota Jakarta, diantaranya Semarang, Yogyakarta, Lampung, dan daerah lainnya. Salah satu pengunjung, Hajrin Fauziyah mengungkapkan bahwa ia tertarik sekali ikut komunitas OTPSpeaks. “Harapannya komunitas OTPSpeaks bukan cuma ada di Jakarta, tapi juga di Yogyakarta. Atau setidaknya komunitas OTPSpeaks bisa memberi alternatif bagi mereka dari luar kota untuk ikut berpartisipasi belajar secara virtual,” kata Hajrin Fauziyah yang berasal dari Yogyakarta.

7

Page 9: Speaking lab #2

Kata siapa perjalanan menuju wonderland itu mudah dan menyenangkan? Terkadang kita sering memilih jalan yang salah dan terjebak dalam sebuah hutan gelap.. Tapi, ada kalanya di saat kita merasa sudah tidak ada harapan untuk menuju wonderland ternyata kita menemukan sebuah jalan yang benar.. Dulu, kegiatan sehari-hari gue cuma kuliah, jalan-jalan, shopping, hang out gak ada arti.. Kegiatan yang kayak gitu mau ngarepin nyampe ke wonderland?? Pfft.. Kegiatan gue mulai berubah menjadi positif, produktif, aktif dan bermanfaat setelah gue menjadi intern di OTP setelah menjadi salah satu volunteer acara yang di-organized oleh OTP yaitu AYE 2014.. Bekerja bersama orang-orang super kece seperti Kak Bryan dan Kak aAyo sangat membuka mata dan pikiran gue bahwa yang gue lakukan selama ini cuma untuk kesenangan sesaat di tempat dan berpengaruh pada terhambatnya gue menuju wonderland yang gue tuju.. Pertama kali gue tau bahwa OTP menganut "freedom of expression" gue merasa ini kantor gue banget.. mengingat gue suka susah untuk mengungkapkan sesuatu.. Di sini, gue banyak banget belajar hal-hal menarik seperti bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan, belajar menjadi leader, dan masih banyak pembelajaran yang gue yakin sulit didapat di perusahaan lain.. Jika di sebuah perusahaan gap hubungan/komunikasi antara boss-employees dan employees-boss sangat terlihat jelas., di sini jauuuuhhh dari hal itu.. hubungan dam komunikasi di dalam internal perusahaan sangat menyenangkan.. 8

INTERN DIARY: FARAH AUDITA JOURNEY TO WONDERLAND

Page 10: Speaking lab #2

Bosnya asik diajak diskusi, bercanda, diajak curhat, dll membuat gue sebagai intern merasa nyaman dengan situasi seperti itu.. *cuma disini bos suka ngajakin anak intern main Get Rich sampe yang diajak main bosen sendiri hahaha* Suatu hari di mana gue merasa sudah stuck dan mau meledak karena merasa gagal dan lelah.. Entah beneran si bos seorang cenayang atau apa.. tiba-tiba saja ia memberikan kata-kata penyemangat di grup Whatsapp OTP Rangers.. Oh! By the way.. Di sini, mau full timer or intern disebutnya rangers.. *berasa jadi Power Rangers pink pas mulai gabung di OTP* Dengan situasi dan kondisi di dalam perusahaan yang menyenangkan dan sangat homey membuat gue nyaman berlama-lama di kantor walaupun dengan kerjaan segudang hehee :p Banyak hal yang membuat OTP berbeda dengan perusahaan communication consultant lainnya.. Selain ini perusahaan anak muda dan hubungan internalnya menyenangkan, OTP memberikan value yang bermanfaat dalam setiap program yang ditawarkan kepada klien.. B i a s a n y a , O T P m e m u l a i s e b u a h programnya dengan storyl ine yang berhubungan dengan program dan terdapat value di setiap kegiatan yang ada di dalam program tersebut.. Oiya! Ada satu lagi hal yang gue senengin banget gabung di sini.. gue bisa kenal dengan orang-orang inspiratif yang bisa gue jadikan panutan dan memotivasi untuk terus mencari dan terus berada dijalan yang benar untuk tiba di wonderland~~ 9

INTERN DIARY: FARAH AUDITA JOURNEY TO WONDERLAND

Page 11: Speaking lab #2

ISSUE #2, DECEMBER 2014 EDITOR: Raisa Nabila CONTRIBUTOR: Farah Audita MARKETING: Fitri Handayani TWITTER: @otpspeaks www.otpinstitute.com