Smart_Grid Tanjung Bunga

download Smart_Grid Tanjung Bunga

of 31

Transcript of Smart_Grid Tanjung Bunga

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    1/31

    TUGAS - PaperSmart Microgrid System

    (Studi Kasus : Tanjung Bunga)

    TEKNOLOGI ENERGIDosen: Prof. Dr. Ir. H. Nadjamuddin Harun, MS

    Dibuat Oleh:

    Muhamad Romadon/ P2700213407

    Rizki Pratama Putra/ P27002134

    FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ELEKTRO

    2012

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    2/31

    Smart Microgrid System

    Latar Belakang

    Ekonomi, teknologi, dan lingkungan telah mengubah pola pembangkitan dan penyaluran

    energi listrik. Pola pembangkitan energi listrik sudah mulai berubah dari pola tersentralisasi

    menjadi pola yang lebih kecil, pola terdistribusi (Distributed Generation).

    Microgrid merupakan salah satu contoh pola pembangkitan terdistribusi yang bisa

    melingkupi berbagai macam sumber energi, mulai dari sumber fosil, maupun sumber energi

    terbarukan seperti angin, surya, biogas, dsb. Secara definisi microgrid merupakan system

    interkoneksi beban dan berbagai macam sumber energi yang terdistribusi, sebagai satu

    system microgrid dapat beroperasi parallel dengan system interkoneksi yang lebih besar

    atau beroperasi mandiri. Microgrid merupakan bagian dari suatu system utama yang

    memiliki keunggulan pengaturan terhadap dirinya sendiri, sehingga apabila terjadi

    gangguan pada system utama microgrid masih dapat menjalankan fungsi pembangkitan dan

    penyaluran sendiri untuk melayani bebannya.

    Keandalan sistem distribusi tenaga listrik sangat dipengaruhi oleh konfigurasi sistem,

    alat pengaman yang dipasang, dan sistem proteksinya. Sumber energi yang kontinyu,

    konfigurasi yang tepat, peralatan yang handal serta pengoperasian sistem yang otomatis

    akan memberikan unjuk kerja sistem distribusi yang baik.

    Gardu Induk (GI) Tanjung Bunga adalah Gardu Induk tegangan menengah 20 kV yang

    memiliki 6 penyulang. GI Tanjung Bunga memiliki sebuah trafo yang digunakan untuk

    menurunkan tegangan dari sisi 70 kV ke sisi 20 kV dengan kapasitas 30 MVA. Dari data

    yang diperoleh dari Unit Pengaturan dan Pembagian Beban (UP2B) Sulawesi Selatan,

    kapasitas pembebanan transformator GI Tanjung Bunga saat ini pada beban puncak

    mencapai lebih dari 80 persen yaitu 83.57 persen. Pembebanan diatas nilai ideal ini juga

    terjadi hampir pada semua transformator GI yang ada di bawah asuhan UP2B Sulsel.

    Malahan, ada beberapa transformator yang dibebani diatas 90%. Selain berpengaruh

    terhadap transformator itu sendiri (dielectric lossesdan thermal instability), pembebanan berlebih ini

    akan berdampak besar terhadap sistem karena keterbasan suplai yang dimiliki saat ini. Meskipun ada manuver

    jaringan ketika terjadi gangguan pada GI Tanjung Bunga, hal itu tidak cukup membantu karena sebagian besar

    transformator GI lain telah terbebani diatas kapasitas normalnya. Alhasil, gangguan akibat defisit daya terjadi di

    berbagai penyulang di GI Tanjung Bunga (Penyulang Mall GTC, Penyulang atmajaya, Penyulang Hartaco,

    Penyulang somba Opu dan Penyulang Gontang).

    Akibat adanya keterbatasan suplai energi di GI Tanjung Bunga, maka dirancanglah sebuah smart microgrid

    system dengan salah satu tujuan adalah untuk meningkatkan keandalan sistem distribusi di GI Tanjung Bunga .

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    3/31

    1.1 Maksud dan Tujuan

    Pembahasan ini bermaksud melakukan studi tentang perancangan smart microgrid

    sistem di Gardu Induk Tanjung Bunga. Dengan salah satu tujuan sebagai upaya peningkatan

    keandalan sistem distribusi yang dilayani oleh GI Tanjung Bunga. Smart Microgrid sistem

    dalam makalah ini adalah berupa Pengintegrasian antara PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga

    Surya), PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Angin), dan PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga

    Diesel)

    1.2 Ruang Lingkup

    Pembahasan ini mempunyai ruang lingkup pada potensi pengembangan Smart

    Microgrid System di wilayah Sulawesi Selatan, khusus GI Tanjung Bunga.

    Microgrid

    Microgrid bisa disebut juga jaringan mikro, tentu yang dimaksud disini adalah jaringan

    mikro pada sistem tenaga listrik. Microgrid sangat berkaitan dengan Distributed Energy

    Resources (DER) yang didalamnya terdapat pembangkit terdistribusi, penyimpan energi

    (energy storage) yang lokasinya dekat dengan beban lokal. Salah satu keuntungan microgridadalah meningkatkan ketahanan sistem.

    Microgrid merupakan sistem yang terdiri dari minimal satu sumber energi yang terkoneksi

    dengan beban pada daerah yang relatif kecil. Dalam microgrid, sumber energi dan beban bisa

    terhubung maupun terputus ke jaringan distribusi (grid), tentu dengan gangguan pada beban

    yang seminimal mungkin, sehingga perlu perencanaan yang bagus untuk menghindari

    masalah tersebut.

    http://4.bp.blogspot.com/-QGPCjDTFtgY/T7sspC_PNyI/AAAAAAAAAQ8/tgc4R8CtOFM/s1600/Microgrid2.bmp
  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    4/31

    Pada saat microgrid terputus dengan jaringan distribusi (grid) dimana interconnection switch

    dalam keadaan terbuka, microgrid harus mampu mensupply beban local dengan

    pembangkitnya sendiri karena pada kondisi ini jaringan listrik tidak bisa membantu men-

    suplly listrik ke beban, kondisi ini disebut islanded mode. Selain microgrid harus dapat

    memenuhi kebutuhan beban, microgrid juga harus bisa menjamin kualitas frekuensi dan

    tegangan, karena pada umunya akan terjadi gangguan sesaat pada saat proses pergantiandari kondisi terkoneksi grid ke kondisi islanded mode. Besar dan lama gangguan sangat

    ditentukan kualitas teknologi switch-nya. Pada dasarnya ada empat teknologi yang sangat

    penting dalam microgrid yaitu Distributed generation (DG), Distributed Storage (DS),

    interconnection switches dan sistem control, dimana semuanya harus bekerja dengan baik dan

    sesuai harapan sehingga perlu desain yang bagus dan harga yang seminim mungkin tentunya.

    Topologi microgrid power system dapat dilihat pada gambar.

    Smart grid: Menuju masa depan

    Konsepmikrogridyang gencar diajukan belakangan ini karena lebih memanfaatkan

    sumber-sumber energi alternatif lokal tanpa melupakan sumber energi konvensional

    masih dalam pengembangan di berbagai negara. Namun suatu pemikiran yang lebih

    maju lagi tentang konsep penyaluran energi listrik sekarang sudah mulai

    berkembang juga di berbagai negara, konsep tersebut sering disebut smart grid, ini

    merupakan konsep jaringan tenaga cerdas yang dicita-citakan untuk memenuhi

    kebutuhan energi listrik yang di masa sekarang maupun masa mendatang sudah

    menjadi kebutuhan primer.Pada sistem tenaga modern, beberapa hal baru harus bisa dipenuhi lebih dari sistem

    tenaga yang ada saat ini.

    Sistem tenaga modern harus lebih mengakomodasi partisipasi dari para

    konsumen, terutama dengan mulai berkembangnya sumber-sumber energi

    alternatif terdistribusi, partisipasi aktif dari para konsumen juga harus

    diperhatikan sekaligus sistem tenaga lebih mengakomodasi bentuk-bentuk

    sumber energi yang tersedia dan tersebar di jaringannya.

    Teknologi digital yang berkembang pesat, memaksa semua aspek kehidupan

    bergantung pada TIK akibatnya sistem tenaga yang modern juga dituntut untuk

    bisa memberikan suplai energi dengan kualitas daya yang baik untuk mendukung

    kondisi digital ini.

    Investasi yang dibuat di bidang sistem tenaga mendatang akan menuntut utilisasi

    aset yang lebih baik dengan efisiensi yang tinggi, sehingga investasi yang besar

    tidak akan terbuang sia-sia akibat terlalu over-capacityuntuk mengantisipasi

    beban dan menjamin kelangsungan pelayanan.

    Berhentinya suplai kepada konsumen merupakan sesuatu yang sebisa mungkin

    harus dihindari, sehingga sistem tenaga yang modern semaksimal mungkin harus

    http://konversi.wordpress.com/2009/03/04/mikrogrid-wacana-solusi-daerah-mandiri-energi/http://konversi.wordpress.com/2009/03/04/mikrogrid-wacana-solusi-daerah-mandiri-energi/http://konversi.wordpress.com/2009/03/04/mikrogrid-wacana-solusi-daerah-mandiri-energi/http://konversi.wordpress.com/2009/03/04/mikrogrid-wacana-solusi-daerah-mandiri-energi/
  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    5/31

    bisa melakukan tindakan preventif dan kuratif terhadap gangguan yang terjadi

    pada dirinya.

    Terakhir, sistem tenaga modern haruslah sesuatu yang kokoh dalam artian bisa

    bertahan terhadapforce majeur, bisa bencana, serangan fisik maupun

    serangan cyber.

    MenurutDepartment of Energy(DoE) US, smart gridadalah integrasi dari

    teknologi pembacaan (sensing), metode pengendalian, dan komunikasi pada sistem

    tenaga listrik yang sudah ada sekarang ini. Dengan berbagai macam lingkup dari

    sistem tenaga sekarang ini, banyak sekali teknologi-teknologi yang sangat maju yang

    sudah tergolong smart. Misalnya pada jaringan distribusi, menggunakan sistem

    pembacaan meter yang sudah maju bisa juga termasuk dalam konsep cerdas, atau

    pada transmisi level maju, dengan adanya pengaturan beban yang optimal,

    mikrogrid, anti-islanding, dsb. Pada sistem energi terdistribusi sudah menggunakan

    kendali yang semaksimal mungkin memanfaatkan energi yang tersedia dari sumber-

    sumber alternatif dikombinasikan dengan divais penyimpan energi yang

    tersedia. Penggabungan teknologi-teknologi tersebut secara menyeluruh pada sistem

    tenaga yang ada sekarang ini merupakan smartgrid yang dimaksudkan oleh definisi

    diatas.

    Untuk dapat mewujudkan smartgridsebagai sistem tenaga modern sehingga dapat

    memenuhi syarat-syarat yang disebutkan sebelumnya, diperlukan peran dari 2 aspek

    utama yaitu infrastruktur kelistrikandan infrastrukturtelekomunikasi. Perbedaan mendasar dengan sistem tenaga konvensional yang

    hanya terdapat 1 arah aliran dari penyedia sumber ke konsumen, pada sistem ini

    terdapat 2 arah aliran dari penyedia ke konsumen dan sebaliknya dengan dukungan

    infrastruktur telekomunikasi. Akibat langsung dari adanya aliran 2 arah ini adalah

    akan muncul hubungan antara penyedia dengan konsumen yang jumlahnya banyak

    sekali, yang tidak akan mungkin bisa ditangani sendiri oleh perusahaan penyedia

    energi, karena itulah menurut National Institute of Standard and Technology (NIST),

    US pada sistem tenaga modern dimunculkan satu lagi blok penyusun baru yangdisebut sebagai penyedia layanan (Gambar 1). Penyedia layanan ini yang akan

    berhubungan secara langsung dengan konsumen di tingkat paling bawah dan

    berhubungan ke atas dengan perusahaan penyedia energi, perusahaan penyedia

    energi sendiri hanya akan berkoordinasi dengan beberapa perusahaan penyedia

    layanan yang bertugas.

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    6/31

    Gambar 1. Blok penyusun smartgrid (NIST, US)

    Suatu sistem tenaga yang sudah mengaplikasikan secara penuh konsep smart grid,

    seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Dengan adanya dukungan infrastruktur

    komunikasi, dan juga dukungan dari peralatan rumah tangga yang juga cerdas

    maka setiap saat perusahaan penyedia akan dapat memonitor beban-beban

    listrik apa yang tersambung kepadanya. Hal ini dapat dimungkinkan karena konsep

    ini mencita-citakan setiap sambungan beban dapat dimonitor bahkan sampai

    ke setiap titik sambungan beban, misalnya denganIP-addressuntuk setiap colokan

    listrik, ditambah dengan peralatan rumah tangga itu sendiri yang dapat mengirim

    informasi diri kepada perusahaan penyedia, apakah dia adalah mesin cuci, penyejuk

    udara, televisi, bahkan sampai ke mobil listrik. Dengan adanya komunikasi 2 arah

    ini, maka apabila ada suatu saat penyedia listrik mengalami defisit suplai listrik, diabisa menentukan beban-beban mana sajayang dia bisa tunda pemakaiannyauntuk

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    7/31

    waktu yang singkat, misal selama 5 menit ternyata mobil listrik kita dihentikan

    pengisian baterainya akibat saat itu defisit sedang terjadi. Pengisian dilanjutkan

    kembali setelah 5 menit selesai, bisa karena defisit telah terlewati atau bergiliran ke

    beban yang lain yang ditunda operasinya yang jugatersambung ke sistem tenaga

    tersebut. Dengan pola ini, penyedia energi bisa memaksimalkan semua aset

    kelistrikannya pada rating yang sesuai tanpa harus melakukan over-rating supaya

    aman. Dengan pengaturan beban yang sangat fleksibel, penyedia dapat menjaga

    peralatannya untuk bekerja pada tingkat utilisasi yang terbaik.

    Gambar

    2.Smart gridpada level konsumen (EPRI)

    Arah yang sebaliknya juga bisa terjadi, konsumen dapat berpartisipasi aktif dalam

    menyuplai energi ke sistem tenaga yang dimiliki oleh penyedia. Contoh kasus apabila

    konsumen memiliki mobil listrik yang baterainya masih memiliki simpanan energi,

    maka dengan kesepakatan yang bisa diatur, si konsumen dapat memberikan energi

    yang tersimpan di baterainya pada waktu-waktu tertentu dan berganti mengisi

    baterai mobilnya pada waktu yang lain. Hal yang sama bisa juga untuk kasuskonsumen yang memiliki sumber energi sendiri, seperti panel surya, turbin angin,

    dsb.

    Perancangan Smart Microgrid System GI Tanjung Bunga

    Konsep batasan smart grid memang masih menjadi perdebatan, namun di Amerika serikat,

    umumnya mempersyaratkan smart grid sebagai berikut:

    - Mampu dengan sendirinya menormalkan sistemnya kembali setelah gangguan

    - Mampu secara aktif merespon kebutuhan konsuken

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    8/31

    - Tahan terhadap serangan fisik maupun serangan cyber.

    - Mampu memberikan kualitas daya sesuai kebutuhan abad 21.

    - Dapat mengakomodasi semua pembangkitan dan penyimpanannya.

    - Mampu memberikan produk, pelayanan dan pasar yang baru

    - Mampu memaksimalkan segala fasilitas dan beroperasi dengan efisien

    Adapun di Eropa berdasarkan European Commison Report terbaru, mempersyaratkan:

    - Fleksibel terhadap kebutuhan konsumen serta mampu merespon perubahan dan tantangan

    akan datang.

    - Meng-akses semua jaringan pengguna, sumber-sumber energy terbarukan dan

    pembangkitan local yang ber-efisiensi tinggi tanpa atau rendah emisi.

    - Mempunyai keandalan yang tinggi dan kualiats supply yang bagus, konsisten terhadapkebutuhan dan tahan terhadap gangguan yang tidak terduga.

    Ekonomis dan penuh inovasi, manajemen energy yang efisien dan berkompetisi sehat seuai

    dengan aturan yang berlaku.

    IEEE telah memberikan standart dalam perancangan microgrid yaitu standart microgrid -

    IEEE 1547.4. Dalam standart ini ada 6 tahapan dalam perancangan microgrid, antara lain :

    1. Mengidentifikasi kebutuhan beban

    2. Pengklasifikasian beban

    3. Pengklasifikasian Sumber daya alam4. Evaluasi Pembangkitan dengan kebutuhan beban

    5. Pengembangan sistem manajemen energy

    6. Penentuan peralatan dan spesifikasi

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    9/31

    Perancangan Smart Microgrid System - IEEE 1547.4 (NREL)

    1. Mengidentifikasi kebutuhan beban

    IEEE memberi kemudahan dalam merancang sebuah microgrid, yaitu dengan

    memberikan beberapa pertanyaan untuk mengidentifikasi kebutuhan beban yang akan

    ditanggung oleh smart microgrid

    Klarifikasi target dari microgrid

    - Beban penting (Critical Load) apa yang akan masuk ke jaringan microgrid?

    - Jika terjadi gangguan, berapa lama sistem dapat bertahan sebelum berpindah ke

    mode island?

    - Berapa lama microgrid dapat beroperasi?

    Gardu Induk Tanjung bunga merupakan salah satu gardu induk di bawah naungan Unit

    Pengaturan dan Pembagian Beban (UP2B) Sulawesi Selatan yang memiliki pertumbuhan

    beban yang sangat pesat (Usman Amir, 2013). Gardu Induk (GI) Tanjung Bunga adalah

    Gardu Induk tegangan menengah 20 kV yang memiliki 6 penyulang. GI Tanjung Bungamemiliki sebuah trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan dari sisi 70 kV ke sisi 20

    kV dengan kapasitas 30 MVA. Dari data yang diperoleh dari Unit Pengaturan dan

    Pembagian Beban (UP2B) Sulawesi Selatan, kapasitas pembebanan transformator GI

    Tanjung Bunga saat ini pada beban puncak mencapai lebih dari 80 persen yaitu 83.57 persen

    (Laporan Operasi Maret 2010, APD Makassar 2010). Adapun 6 penyulang (feeder) yang

    ditanggung oleh GI Kebon Agung adalah

    No. Nama Feeder Daerah Asuhan

    1. F. HARTACOMalengkeri, Sultan Alauddin, PDAM Malengkeri,Parang

    Tambung dsk

    2. F. M G T C JlPer.Metro Tanjung Bunga, Taman Toraja dsk, Mall GTC.

    3. F. GONTANG Perkampungan Gontang,Perumahan Metro Tanjung Bunga

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    10/31

    dsk

    4. F. AKKARENATriple C, Trans kalla, Jl.Rajawali,Cedrawasih

    utara,Merpati,Gagak,Nuri Utara dsk

    5. F. ATMAJAYAJl.Nuri, Jl.Tanjung Alang,Cenrawasih Selatan,Tribun

    Timur,Maccini Sombala ,Asmat dsk

    6. F. BENTENG SOMBAOPU

    Per.Hartaco Indah, Dg.Ngeppe, Mappaoddang ,MuhTahir,Baji Gau,Malombassang dsk

    GI TANJUNG BUNGA

    P. GONTANG P. AKKARENA P. ATMAJAYA P. GTC P. B. SOMBA

    OPU

    P. HARTACO

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    11/31

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    12/31

    TOTAL

    MAX.

    (MVA) AMP MVA *) AMP MVA *) AMP MVA *) AMP MVA *) % FULL

    1. BONTOALA TRAFO 1 20 362.63 12.88 480.88 17.07 334.95 11.89 469.83 16.68 85.37% 64.38%

    TRAFO 2 20 369.64 13.12 491.17 17.44 341.63 12.13 483.17 17.16 87.20% 65.62%

    TRAFO 3 30 477.72 16.96 624.28 22.17 408.09 14.49 575.38 20.43 73.89% 56.54%

    2. BORONGLOE TRAFO 1 20 166.42 5.91 291.50 10.35 215.05 7.64 367.71 13.06 65.28% 38.18%

    3. DAYA TRAFO 1 20 463.17 16.45 524.32 18.62 395.50 14.04 545.15 19.36 96.78% 82.23%

    TRAFO 2 20 358.70 12.74 613.48 21.78 251.48 8.93 553.66 19.66 108.91% 63.68%

    4. MANDAI TRAFO 1 20 214.85 7.63 229.39 8.14 237.86 8.45 253.78 9.01 45.05% 42.23%

    TRAFO 2 20 208.26 7.39 244.25 8.67 254.89 9.05 309.41 10.99 54.93% 45.25%

    5. PANAKUKANG TRAFO 1 30 600.13 21.31 694.26 24.65 669.85 23.78 744.56 26.44 88.12% 79.28%

    TRAFO 2 30 692.52 24.59 779.62 27.68 587.06 20.84 656.16 23.30 92.27% 81.96%

    6. PANGKEP TRAFO 2 30 381.32 13.54 424.48 15.07 419.37 14.89 467.92 16.61 55.38% 49.63%

    7. SUNGGUMINASA TRAFO 1 30 421.98 14.98 627.96 22.30 563.28 20.00 637.11 22.62 75.40% 66.67%

    8. TALLASA TRAFO 1 20 - 0.00 - 0.00 - 0.00 - 0.00 0.00% 0.00%

    TRAFO 2 20 250.03 8.88 286.17 10.16 380.34 13.50 452.68 16.07 80.36% 67.52%

    9. TALLO LAMA TRAFO 3 30 521.74 18.52 691.22 24.54 528.69 18.77 559.37 19.86 81.81% 62.57%

    TRAFO 4 30 466.80 16.57 623.64 22.14 400.63 14.22 557.60 19.80 73.81% 55.25%10. TELLO TRAFO 2 30 649.30 23.05 767.43 27.25 602.17 21.38 685.12 24.33 90.83% 76.85%

    11. MAROS TRAFO 1 10 148.86 5.29 168.50 5.98 182.97 6.50 191.70 6.81 68.07% 64.97%

    12. TANJUNG BUNGA TRAFO 1 30 693.27 24.62 782.60 27.79 706.30 25.08 769.20 27.31 92.62% 83.59%

    *) MVA, pada tegangan 20,5 kV, kecuali trafo 1 GI Tallasa pada tegangan 21,4 kV

    TRAFOKAP

    PUNCAK SIANG (A) PUNCAK MALAM (A)

    RATA2 PUNCAK UNCAK TERTINGGI SIAN RATA2 PUNCAK UNCAK TERTINGGI MALA

    BEBAN PUNCAK TRAFO DISTRIBUSI

    BULAN MARET 2010

    RATA2NO. GARDU INDUK

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    13/31

    Grafik Beban pada GI Tanjung Bunga pada tanggal 15 Maret 2010

    0.0

    5.0

    10.0

    15.0

    20.0

    25.0

    0:00:00

    0:30:00

    1:00:00

    1:30:00

    2:00:00

    2:30:00

    3:00:00

    3:30:00

    4:00:00

    4:30:00

    5:00:00

    5:30:00

    6:00:00

    6:30:00

    7:00:00

    7:30:00

    8:00:00

    8:30:00

    9:00:00

    9:30:00

    10:00:00

    10:30:00

    11:00:00

    11:30:00

    12:00:00

    12:30:00

    13:00:00

    13:30:00

    14:00:00

    14:30:00

    15:00:00

    15:30:00

    16:00:00

    16:30:00

    17:00:00

    17:30:00

    18:00:00

    18:30:00

    19:00:00

    19:30:00

    20:00:00

    20:30:00

    21:00:00

    21:30:00

    22:00:00

    22:30:00

    23:00:00

    23:30:00

    TANJUNG BUNGAMW

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    14/31

    2. Klasifikasi Beban

    Pada Grafik Beban pada GI Tanjung Bunga pada tanggal 15 Maret 2010, terlihat bahwa beban

    puncak terjadi pada pukul 11.30 sampai 16.30 dan pada pukul 18.30 sampai dengan 22.30. Hal ini

    terjadi karena beban yang ditanggung oleh GI Tanjung Bunga berupa mall, perkantoran dan

    perumahan. Perkantoran biasa mengkonsumsi daya pada pagi sampai siang hari, pada malam hari

    tidak terlalu besar konsumsi dayanya. Hal ini terlihat pada trend beban mulai naik pada pukul

    08.00 sampai 17.00. Trend beban naik kembali pada pukul 18.30 sampai 22.30, hal ini disebabkan

    karena beban perumahan dan perkantoran.

    3. Klasifikasi sumber daya alam

    a. Potensi Energi Angin

    Mengingat sumber energi fosil, khususnya minyak bumi yang tergolong sumber

    energi yang tidak dapat terbarukan (non renewable resources), dan tentunya

    ketersediaannya akan terus berkurang juga perbandingan terbalik antara tingkat

    kebutuhan dan penggunaan yang terus meningkat disbanding tingkat produksi (grafik

    pada gambar 4) maka pemanfaatan energi angin dapat menjadi solusi untuk

    pemenuhan kebutuhan listrik di kawasan Timur Indonesia.

    Wilayah Sulawesi dan Maluku terletak di kawasan Indonesia Timur yang terdiri dari

    ratusan pulau kecil yang sebagian besar berpenduduk. Seiring perkembangan zaman,

    kebutuhan listrik di daerah tersebut semakin meningkat. Upaya diversifikasipembangkit listrik dengan sumber energi alternatif ramah lingkungan menjadi suatu

    hal yang penting.

    Untuk mencari tahu berapa besar energi angin di Bumi ini, titik mulanya adalah

    memperkirakan total energi kinetik di atmosfer. Lorenz memberikan 1.5 x

    106Joules/m2 sebagai energi kinetik yang tersedia di atmosfer[2]. Smil menyatakan

    bahwa pergerakan udara di atmosfer merupakan 2% dari energi dari matahari ke

    Bumi[3]. Dimana radiasi Matahari yang mencapai Bumi tahunan adalah 5.8 x

    1024Joules, atau 1.84 X 1017W, dan 360W/m2. Dan yang terserap oleh permukaan

    Bumi (daratan dan air) adalah 2.9 x 1024Joules, atau 9.19 X 1016W, dan

    180W/m2[4]. Jika jumlah energi matahari yang terserap secara langsung olehatmosfer lebih sedikit digunakan, perkiraan besaran tertinggi dari energi kinetik dapat

    dijabarkan. Smilmemberi gambaran, 3.8 x 1022 J, untuk energi angin tahunan pada

    atmosfer di bawah ketinggian 1 km. Dia menyatakan nilai maksimum yang dapat

    dikonversikan adalah 3.8 x 1021 Joule, 1.20 x 1014W atau 1.1 x 106 TWh.

    Hasil penelitian dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

    mencoba untuk menentukan daerah-daerah yang memiliki potensi sumber energi

    angin di wilayah Sulawesi (Toli-toli, Kayuwatu, Majene, Makassar, Gorontalo,

    Kemdari, Naha) dan Maluku (Tual, Saumlaki, Bandanaeira, Ambon, Ternate) dengan

    menggunakan data arah dan kecepatan angin harian periode tahun 2003-2008[5].

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    15/31

    Dari hasil kajian dapat direkomendasikan 4 (empat) lokasi yang potensial untuk

    pembangunan pembangkit listrik tenaga angin yaitu di Tual, Naha, Saumlaki, dan

    Bandaneira dengan potensi energi angin yaitu berkisar antara 3455,8 s/d 11861,4 watt

    day/tahun. Dari keempat lokasi tersebut, Tual merupakan lokasi yang paling

    berpotensi untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga angin [5].

    Potensi Angin Pulau Sulawesi dan Maluku

    Data arah dan kecepatan angin periode tahun 2003-2008 di Sulawesi (7 stasiun

    pengamatan) meliputi Stasiun Tolitoli, Kayuwatu, Majene, Hasanuddin, Gorontalo,

    Kendari dan Naha dan 5 stasiun pengamatan di Maluku meliputi Tual, Saumlaki,

    Bandanaeira, Ambon, dan Ternate . Hasilnya kemudian tersaji pada tebel 2 berikut:

    Tabel 2, Potensi energi angin Pulau Sulawesi dan Maluku

    (sumber: http://www.bmkg.go.id/)

    Dari data tersebut diatas diketahui bahwa kecepatan rata-rata harian daerah yang

    memenuhi syarat untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin adalah

    Makassar, Naha, Saumlaki, Bandanaeira, dan Tual. Kelima daerah tersebut memiliki

    rata-rata kecepatan harian antara 2,61 3,61 m/s. Frekuensi jumlah hari yang

    memiliki kecepatan lebih dari 2,5 m/s pada kelima stasiun inipun sangat tinggi antara

    52,7-81,3% artinya jika turbin yang digunakan adalah yang bisa berputar dengan

    http://d/SEMESTER_2/Teknologi%20Energi/Prof.%20Naja/the%20Geographer%20%C2%BB%20Blog%20Archive%20%C2%BB%20Potensi%20Pengembangan%20Sumber%20Daya%20Energi%20Angin%20di%20Indonesia_files/Potensi-energi-angin-Pulau-Sulawesi-dan-Maluku.jpg
  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    16/31

    kecepatan angin 2,5 m/s maka turbin akan menghasilkan energi listrik selama 192-297

    hari dalam setahun.

    Dari hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa daerah yang paling berpotensi

    dikembangkan masing-masing adalah Tual (11861,4 wattday/year), Saumlaki (5797,7

    wattday/year), Bandaneira (4727,8 wattday/year), dan Naha (3455,8 wattday/year).

    Gambar 7, Peta penyebaran pengembangan potensi energy angin

    Pada peta (gambar 7) penyebaran pengembangan potensi energi angin diatas

    menunjukkan bahwa pada daerah disekitar Laut Banda yang meliputi Ternate,

    Saumlaki, Bandaneira, Ambon, dan Tual umumnya memiliki arah angin yang

    dipengaruhi oleh kondisi musim (angin muson). Daerah-daerah pesisir tersebut

    umumnya memiliki kecepatan angin yang tinggi dan cenderung konstan sepanjang

    tahun. Kondisi ini memberikan gambaran awal bahwa daerah tersebut berpotensi

    untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin.

    b. Potensi Energi Surya

    Indonesia mempunyai intensitas radiasi yang berpotensi untuk membangkitkan energi

    listrik, dengan rata-rata daya radiasi matahari di Indonesia sebesar 1000 Watt/m2. Data

    hasil pengukuran intensitas radiasi tenaga surya di seluruh indonesia yang sebagian besar

    dilakukan oleh BPPT dan sisanya oleh BMG dari tahun 1965 hingga 1995 ditunjukkan pada

    Tabel 1.

    http://d/SEMESTER_2/Teknologi%20Energi/Prof.%20Naja/the%20Geographer%20%C2%BB%20Blog%20Archive%20%C2%BB%20Potensi%20Pengembangan%20Sumber%20Daya%20Energi%20Angin%20di%20Indonesia_files/Peta-penyebaran-pengembangan-potensi-energy-angin.jpg
  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    17/31

    Pada Tabel 1 terlihat bahwa Nusa Tenggara Barat dan Papua mempunyai intensitas

    radiasi matahari paling tinggi di seluruh wilayah Indonesia, sedangkan Bogor mempunyai

    intensitas radiasi matahari paling rendah di seluruh wilayah Indonesia. Dalam penelitian

    potensi PLTS di Indonesia ini, semua wilayah baik yang mempunyai intensitas radiasi

    matahari paling tinggi maupun paling rendah dipertimbangkan.

    Menurut penelitaian yang menggunakan Perhitungan RETScreen International, Kota Bone

    mempunyai intensitas 5,04kWh/m2/hari dan temperatur 25,6 C; kota Palopo mempunyai

    intensitas 4,97kWh/m/hari, temperatur 24,3 C; kota Pare-pare dengan intensitas

    5,25kWh/m/hari, temperatur 24,9 C; kota Rantepao dengan intesitas

    5,16kWh/m/hari, temperatur 23,9 C; sedangkan kota Makassar menerima energi

    matahari sebanyak 5,82kWh/m/hari dengan temperatur udara 26,8 C. Arti dari data

    intensitas sinar matahari menunjukkan besarnya energi dalam kWh yang bisa diperoleh

    dalam setiap luasan 1 meter persegi dalam sehari. Jadi bias dibayangkan betapa besarnya

    energi matahari yang kita terima setiap hari dalam ruang lingkup area yang lebih luas.

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    18/31

    4. Evaluasi Pembangkitan dengan kebutuhan beban

    Dari data klasifikasi beban, didapatkan kebutuhan beban di GI Kebon agung adalah

    berupa perkantoran, mall dan perumahan. Dengan mengambil data beban puncak dan

    klasifikasi beban, serta dengan pertimbangan teknis sumber daya alam dan keandalan

    maka akan dirancang sistem smart microgrid system yang berupa pengintegrasian

    antara PLTB, PLTS dan PLTD. Daya akulmulasi yang akan dibangkitkan guna

    membantu kenadalan sistem distribusi GI Tanjung Bunga adalah 1000 kVA. Desain

    awal yang dirancang dalam smart microgid sistem ini mengacu pada perancangan yang

    telah dibuat oleh National Renewable Energi (NREL).

    Dari gambar diatas maka perancangan sistem smart microgrid GI Tanjung Bungaadalah

    GI TANJUNG BUNGA

    P. GONTANG P. AKKARENA P. ATMAJAYA P. GTC P. B. SOMBA

    OPU

    P. HARTACO

    DG DG DG DS

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    19/31

    5. Pengembangan sistem manajemen energy

    Pada dasarnya ada empat teknologi yang sangat penting dalam microgrid yaitu

    Distributed generation (DG), Distributed Storage (DS), interconnection switches dan

    sistem control, dimana semuanya harus bekerja dengan baik dan sesuai harapan sehingga

    perlu desain yang bagus dan harga yang seminim mungkin tentunya.

    GI TANJUNG BUNGA

    P. GONTANG P. AKKARENA P. ATMAJAYA P. GTC P. B. SOMBA

    OPU

    P. HARTACO

    DG DG DG DS

    SISTEM

    KONTROLInterconnection

    Switch

    PLTB PLTS PLTD

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    20/31

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    21/31

    Seiring dengan liberalisasi pasar energy - terutama di Negara-negara yang telah maju seperti

    Amerika dan Negara-negara di Eropa, permintaan kebutuhan energy listrik yang semakin tinggi,

    bahan bakar yang semakin mahal, dan isu emisi CO2 serta didukung perkembangan era digital dan

    teknologi komunikasi maka beberapa tahun terakhir mulai dimunculkan istilah smart grid atau

    kadang juga disebut intelligent grid, modern grid, future grid dan sebagainya. Semua istilah tersebut

    menggambarkan bagaimana power grid dalam bentuk yang cerdas atau digital mengirimkan energy

    listrik dari produsen atau pembangkit-pembangkit menuju ke konsumen. Batasan-batasan suatu

    power grid disebut smart smart grid masih menjadi perdebatan dan berbeda di setiap negara.

    Untuk smart power grid dalam skala kecil dikenal sebagai smart microgrid yang dibuat

    untuk memenuhi kebutuhan litrik pada suatu area tertentu saja, misal suatu perkotaan, area rumah

    sakit, sekolah-sekolah sampai dengan area industry.

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    22/31

    Smart Microgrid System

    Latar Belakang

    Seiring dengan liberalisasi pasar energy - terutama di Negara-negara yang telah maju seperti

    Amerika dan Negara-negara di Eropa, permintaan kebutuhan energy listrik yang semakin tinggi,

    bahan bakar yang semakin mahal, dan isu emisi CO2 serta didukung perkembangan era digital dan

    teknologi komunikasi maka beberapa tahun terakhir mulai dimunculkan istilah smart grid atau

    kadang juga disebut intelligent grid, modern grid, future grid dan sebagainya. Semua istilah tersebut

    menggambarkan bagaimana power grid dalam bentuk yang cerdas atau digital mengirimkan energy

    listrik dari produsen atau pembangkit-pembangkit menuju ke konsumen. Batasan-batasan suatu

    power grid disebut smart smart grid masih menjadi perdebatan dan berbeda di setiap negara.

    Untuk smart power grid dalam skala kecil dikenal sebagai smart microgrid yang dibuat

    untuk memenuhi kebutuhan litrik pada suatu area tertentu saja, misal suatu perkotaan, area rumah

    sakit, sekolah-sekolah sampai dengan area industry.

    Smart Microgrid System

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    23/31

    Latar Belakang

    Seiring dengan liberalisasi pasar energy - terutama di Negara-negara yang telah maju seperti

    Amerika dan Negara-negara di Eropa, permintaan kebutuhan energy listrik yang semakin tinggi,

    bahan bakar yang semakin mahal, dan isu emisi CO2 serta didukung perkembangan era digital dan

    teknologi komunikasi maka beberapa tahun terakhir mulai dimunculkan istilah smart grid atau

    kadang juga disebut intelligent grid, modern grid, future grid dan sebagainya. Semua istilah tersebut

    menggambarkan bagaimana power grid dalam bentuk yang cerdas atau digital mengirimkan energy

    listrik dari produsen atau pembangkit-pembangkit menuju ke konsumen. Batasan-batasan suatu

    power grid disebut smart smart grid masih menjadi perdebatan dan berbeda di setiap negara.

    Untuk smart power grid dalam skala kecil dikenal sebagai smart microgrid yang dibuat

    untuk memenuhi kebutuhan litrik pada suatu area tertentu saja, misal suatu perkotaan, area rumah

    sakit, sekolah-sekolah sampai dengan area industry.

    Batasan Smart Grid

    Konsep batasan smart grid memang masih menjadi perdebatan, namun di Amerika serikat,

    umumnya mempersyaratkan smart grid sebagai berikut:

    - Mampu dengan sendirinya menormalkan sistemnya kembali setelah gangguan

    - Mampu secara aktif merespon kebutuhan konsuken

    - Tahan terhadap serangan fisik maupun serangan cyber.

    - Mampu memberikan kualitas daya sesuai kebutuhan abad 21.

    - Dapat mengakomodasi semua pembangkitan dan penyimpanannya.

    - Mampu memberikan produk, pelayanan dan pasar yang baru

    - Mampu memaksimalkan segala fasilitas dan beroperasi dengan efisien

    Adapun di Eropa berdasarkan European Commison Report terbaru, mempersyaratkan:

    - Fleksibel terhadap kebutuhan konsumen serta mampu merespon perubahan dan tantangan

    akan datang.- Meng-akses semua jaringan pengguna, sumber-sumber energy terbarukan dan

    pembangkitan local yang ber-efisiensi tinggi tanpa atau rendah emisi.

    - Mempunyai keandalan yang tinggi dan kualiats supply yang bagus, konsisten terhadap

    kebutuhan dan tahan terhadap gangguan yang tidak terduga.

    - Ekonomis dan penuh inovasi, manajemen energy yang efisien dan berkompetisi sehat seuai

    dengan aturan yang berlaku.

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    24/31

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    25/31

    Cakupan dari smart grid meliputi interkoneksi sistem daya listrik, dari pusat pembangkit menuju ke

    pembangkitan distribusi, dari sistem transmisi tegangan tinggi ke sistem distribusi tegangan rendah,

    dari pusat control peralatan menuju jaringan perumahan, dari pasar daya listrik menuju penyedia

    kebutuhan listrik/ distributor dan dari sumber-sumber energy tradisional ke pembangkitan

    terdistribusi dan terbarukan serta media penyimpanan energy, seperti terlihat pada gambar 1.

    Sedangkan suatu microgrid adala jaringan suplly listrik dalam skala yang kecil untuk melayani

    kebutuhan energy listrik suatu area yang lebih kecil seperti perumahan, komunitas akademik atau

    industry/ perdagangan/ daerah komersil dari kumpulan teknologi yang tidak terpusat (decentralized

    energy technology) dan tehubung ke suatu titik grid utilitas.

    Gambar 1

    Contoh Jangkauan smart grid (sumber gambar dari ABB)

    Perbedaan Traditional Grid & smart grid

    Peralihan dari sistem jaringan listrik saat ini (jaringan konvensional) menuju smart grid dan

    perbedaan keduanya diilustrasikan pada gambar 2. Pertama menunjukkan desain dasar jaringanlistrik dan paradigm operasionalnya; dari sumber-sumber pembangkitan yang terpusat menuju

    sumber-sumber terdistribusi, dari pengaliran daya yang dapat diprediksi/ diperkirakan menjadi tidak

    dapat diprediksi, dari jaringan listrik yang passive menuju jaringan listrik yang aktif. Singkat kata,

    jaringan listrik akan lebih dinamis dalam konfigurasinya dan kondisi operasinya, yang akan

    memberikan banyak kesempatan untuk mencapai optimalisasi tetapi juga memberikan banyak

    tantangan teknis yang baru.

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    26/31

    Gambar 2. Peralihan dari jaringan listrik saat ini (present grid) menuju ke smart grid

    Perbedaan antara traditional grid dan smart grid dapat kita sederhanakan dalam tabel 1 di bawah

    Tabel 1

    Traditional Grid Smart Grid

    Pembangkitan terpusat Pembangkitan terdistribusi

    Aliran daya ke bawah, dari

    pembangkit ke beban (radial)

    Aliran daya dari arah mana pun

    Utilitas mengontrol koneksi,

    kalaupun dapat dikontrol reaksinya

    tidak cukup cepat.

    Setiap orang dapat berpartisipasi

    Tidak ada sistem penyimpananenergy; jadi jika ada permasalahan

    pada sistem transmisi ataupun

    distribusi maka berarti pelayanan ke

    konsumen akan terganggu juga

    Ada sistem penyimpanan energymelalui battery. Jadi kontinuitas

    pelayanan terjaga.

    Perlunya keseimbangan output

    pembangkit dan kebutuhan beban

    konsumen

    Konsumen dapat mengontrol

    pemakaiannya, jadi tidak ada lagi

    permasalahan keseimbangan

    output pembangkit dan kebutuhan

    beban

    Karakteristik: Dapat diprediksi Karakteristik: Chaotic/ tidak

    terprediksi

    Persyaratan Smart Grid

    Pada Desember 2009 AHAM (Association of Home Appliance Manufacturers) menuliskan tiga

    persyaratan primer untuk keberhasilan smart grid:

    - Menghormati pilihan dan kerahasian konsumen, karena konsumen adalah pembuat

    keputusan (decision maker)

    - Standard komunikasi smart grid harus terbuka (open standard), fleksibel, aman dan terbatas

    jumlahnya.

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    27/31

    - Harga yang ditawarkan mampu memberikan insentif untuk pengaturan penggunaan energy

    agar lebih efisien sehingga konsumen dapat berhemat.

    Cara berinteraksi konsumen dengan smart grid merupakan hal penting. Konsumen harus bisa

    memilih kapan dan bagaimana mereka ingin aplikasi smart-nya ikut serta ke dalam smart grid.

    Penawaran insentif keuangan akan menjadi daya tarik bagi konsumen untuk mengubah kebiasaan

    konsumsi energinya. Aplikasi pintar dengan segala kelebihannya sementara dikembangkan untuk

    memberikan manfaat ekonomi langsung bagi para konsumen dan pada saat yang sama memberikan

    manfaat besar bagi utilitas dan masyarakat secara luas (melalui investasi rendah dan pengurangan

    emisi) tanpa melakukan pengurangan kinerja dari produk. Namun pada akhirnya, kesuksesan smart

    grid tergantung pada kerjasama pemerintah dan swasta serta adopsi standar yang terbuka dan

    umum dalam pengiriman dan penerimaan sinyal.

    Energi terbarukan yang terintegrasi

    Dalam smart grid, energy dari berbagi jenis sumber dikombinasikan untuk melayani kebutuhan

    konsumen serta mengurangi pengaruh buruknya terhadap lingkungan serta meningkatkan

    keandalan. Jadi daya listrik hanya diperoleh dari pembangkit energy nuklir, batu bara, air, minyak

    dan gas, tetapi juga bisa berasal tenaga matahari, angin biomass, pasang surut air laut dan sumber-

    sumber energy lainnya. Konfigurasi sederhana dati suatu microgrid diperlihatkan pada gambar 3.

    Gambar 3. Salah satu contoh konfigurasi microgrid

    Konsep detail dari microgrid ini dapat digambarkan seperti gambar 4:

    1. Perumahan ataupun beban bisnis/

    industry di dalam loop memiliki smart

    meter

    2. Meter-meter dengan konsep

    gateway mengumpulkan data segala

    aktivitas dalam loop

    3. Komunitas Sistem control

    (community control system)

    mengatur setiap unit beban-beban.

    4. Pusat sistem control berkomunikasi

    dengan jaringan listrik (grid) dan

    community control system dan signal

    dari semua utilitas.

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    28/31

    NATIONAL

    UTILITY GRID

    Transformer

    CHP

    100kW

    Main

    Switch Board

    Circuit

    Breaker

    (CB)

    CB CB CB

    Switch

    Building

    1

    Building

    2

    Building

    3

    600W

    Wind Turbine

    4kW

    Top Hydro

    3.5 kW

    Bottom Hydro

    20 kW

    Photo Voltaic

    1.5 kW

    PV

    Generator

    Controller

    Generator Distribution BoardAutomatic

    Electronic

    Switch

    Main Controller

    PPRECISISON MAIN DISTRIBUTION BOARD

    Building 1 Building 2 Building 3 Building 4

    PEMERGENCY DISTRIBUTION BOARD

    Building 1 Bui lding 2 Building 33x

    Inverter

    3x

    Inverter

    Batteries Batteries

    MICRO GRID

    Gambar 4

    Suatu Microgrid yang terhubung ke Grid yang lebih besar

    Gambar 4, memeperlihatkan adanya battery dalam suatu konsep microgrid. Sebagaimana disebutkan

    sebelumnya, battery ini dapat menyimpan energy berlebih sehingga jika sistem (pembangkitan) mengalami

    kegagalan maka pengiriman energy ke konsumen tidak akan terputus, karena supply listrik akan diperoleh dari

    battery.

    Distributed GenerationGenerator terdistribusi

    Sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 4, selain beban dapat memperoleh supply listrik dari gri

    yang lebih besar (national smart grid), melalui konsep microgrid, beban-beban tersebut juga dapat

    di-supply dari local generation (pembangkit local). Pusat pembangkit tidak terpusat lagi namun

    tersebar, konsep ini selanjunya disebut sebagai distributed generation. Normalnya generator yang

    terdistribusi berkapasitas lebih kecil dari 50 MW. Biasanya generator langsung terhubung ke sistem

    distribusi pada tegangan 230 V/ 415 V (220/ 380 V untuk sistem Indonesia). Berbeda dengan sistem

    kelistrikan yang telah dianut lama, dimana pembangkit terpusat di suatu tempat dan jauh dari pusat

    beban dan dibutuhkan transmisi panjang untuk mengrimkan power dari pusat pembangkit ke pusat-

    pusat beban, sistem generator terdistribusi ini tidak membutuhkan perencanaan pusat pembangkit

    yang terpusat. Generator terdistribusisumber energy dan konsumen berada dekat satu sama lain,

    sehingga rugi-rugi transmisi dan distribusi menjadi berkurang.

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    29/31

    Teknologi Smart Grid

    Ada 4 lapisan tegnologi dasar yang ada dalam smart grid, seperti ditunjukkan pada gambar 5, lapisan

    tegnologi smart grid.

    Gambar 4. Blok diagramlapisan tegnolgi smart grid

    Keempat lapisan ini dapat dianalogikan sebagai tubuh manusia. Lapisan terbawah dianalogikan sebagai otot

    badan, lapisan berikutnya, sensor/ actuator, dimisalkan sensor tubuh manusia atau saraf motorik yang

    merasakan alam dan mengontrol otot. Lapisan communication sebagai syaraf yang selanjutnya mengirimkan

    informasi dan lapisan teratasdecision intelligencedapat dianalogikan sebagai otak manusia.

    Bagian terpintar dari lapisan ini adalah decision intelligence (pengambil keputusan). Bagian ini terdiri dari

    program-program computer yang menjalan relai, intelligent electronic device (IEDs) substation automation

    systems (sistem gardu induk otomatis), pusat control, dll. Program ini memproses informasi yang dikumpulkan

    dari sensor atau disebarluaskan melalui sistem komunikasi dan IT system (sistem informasi tegnolgi).

    Selanjutnya mereka memberikan petunjuk atau dukungan pengambilan keputusan bisnis. Beberapa contoh

    aplikasinya adalah:

    - Kontrol dan penjadwalan microgrid (merespon permintaan listrik dan efisiensi)

    - Pendeteksian dan penanggulangan (keamanan cyber)

    - Pemantauan (monitoring) dan diagnose sistem (asset manajemen)

    - Sistem online yang mampu mengidentifikasi kejadian dan memberikan alarm (aman dan andal)

    - Me-monitor osilasi daya (stabilitas)

    - Optimalisasi tegangan dan VAR (efisiensi energy dan pengurangan kebutuhan)

    - Deteksi penurunan tegangan (keamanan)

    - Penyeimbanagan beban dan re-konfigurasi feeder (efisiensi energy)

    - Kemampuan setting relay dengan sendirinya (proteksi)

    - Sistem manajemen energy oleh para pemakai / konsumen (partisipasi konsumen dan efisiensi)

    - Konpensasi daya dinamis dan penggunaan penyimpanan energy serta inverter (efisiensi dan stabilitas)

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    30/31

    Keuntungan Microgrid

    Keuntungan dengan penerapan microgrid adalah:

    - Komunitas dalam grid tersebut dapat mengatur pembangkitan dan pendistribusian dan

    koneksinya ke utilitas grid sebagai suatu entitas tunggal.

    - Dapat mengisolasi sistemnya dari jaringan listrik secara lebih luas menjadi sebuah sistem

    yang terpisah (as an island)

    - Mengurangi rugi-rugi jaringan karena lebih banyaknya sistem pembangkitan local sehingga

    mengurangi transmisi daya listrik dan rugi-ruginya.

    - Kapasitas transmisi yang lebih membuka ruang untuk pelayanan transmisi/

    pemeliharaannya.

    - Keseimbangan antara energy supply dan permintaan kebutuhan listrik menjadi lebih baik

    dibandingkan jaringan listrik daalm skala besar.

    - Kepedulian akan pemanfaatan energy menjadi lebih baik.

    Penerapan Microgrid di Indonesia dan tantangannya

    Konsep smart grid ataupun microgrid sangat tepat diterapkan di Indonesia, terutama didukung oleh

    beberapa faktor:

    - Permintaan kebutuhan listrik yang semakin tinggi

    - Masih banyak daerah (terutama yang jauh dari perkotaan) yang belum tersentuh listrik- Harga bahan bakar yang semakin mahal dan ketersediaannya yang semakin menipis

    - Alam Indonesia mendukung untuk penerapan konsep pembangkitan listrik melalui energy

    terbarukan, seperti: photo voltaic, solar thermal energy, energy pasang surut air laut, energy

    angin, biomass energy, dll.

    - Infrastruktur (terutama transmisi) yang sudah menua dan beban yang semakin besar

    - Lingkungan yang semakin rusak karena ekploitasi sumber bahan bakar fossil seperti

    batubara.

    Namun selain faktor-faktor pendukung di atas, juga tidak sedikit tantangan atau hambatan yang

    harus dilewati, antara lain:

    - Dukungan pemerintah yang kurang dalam mengembangkan sumber energy terbarukan.

    - Sistem komunikasi yang belum merata, padahal ini merupakan salah satu bagian penting

    dalam penerapan smart microgrid.

  • 5/26/2018 Smart_Grid Tanjung Bunga

    31/31