SLIDE PROF ROKHMIN UMKM RUMPUT LAUT MAKASSAR.ppt
Click here to load reader
-
Upload
tienpratiwiquenakairo -
Category
Documents
-
view
396 -
download
214
Transcript of SLIDE PROF ROKHMIN UMKM RUMPUT LAUT MAKASSAR.ppt
About The PresenterAbout The Presenter
Prof. Dr. Rokhmin Dahuri MS
1.Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-IPB.
2.Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia.3.Member of International Scientific
Advisory Board of Center for Coastal and Ocean Development University of Bremen.
4. Duta Besar Kehormatan Provinsi Jeju Island, Korea Selatan
@RokhminDahuri@RokhminDahuri
STRATEGISTRATEGI DAN ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI DAN ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI MELALUI KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN MELALUI KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN
USAHA RUMPUT LAUTUSAHA RUMPUT LAUT
STRATEGISTRATEGI DAN ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI DAN ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI MELALUI KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN MELALUI KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN
USAHA RUMPUT LAUTUSAHA RUMPUT LAUT
Oleh:Prof. Dr.Ir. Rokhmin Dahuri, MS
Disampaikan pada :“Kegiatan Bimbingan Teknis Penguatan Koperasi Sebagai Pelaksana
Resi Gudang Tahun 2014”Makassar, 24 September 2014
OUTLINEOUTLINEI.I. NILAI STRATEGIS INDUSTRI RUMPUT LAUTNILAI STRATEGIS INDUSTRI RUMPUT LAUT
II.II. POTENSI PENGEMBANGAN USAHA RUMPUT LAUTPOTENSI PENGEMBANGAN USAHA RUMPUT LAUT
III.III. ASPEK PRODUKSI RUMPUT LAUTASPEK PRODUKSI RUMPUT LAUT
IV.IV. ASPEK PASAR RUMPUT LAUTASPEK PASAR RUMPUT LAUT
V.V. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT RUMPUT LAUT
VI.VI. STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI WILAYAH BERBASIS WILAYAH BERBASIS USAHA RUMPUT LAUT USAHA RUMPUT LAUT MELALUI KOPERASI MELALUI KOPERASI
VII.VII. PENUTUPPENUTUP
I. NILAI STRATEGIS INDUSTRI RUMPUT LAUT
1)1) Indonesia memiliki areal perairan dan potensi Indonesia memiliki areal perairan dan potensi usaha budidaya rumput laut terluas dan terbesar usaha budidaya rumput laut terluas dan terbesar di dunia.di dunia.
2)2) Seiiring dengan jumlah penduduk dunia yang terus Seiiring dengan jumlah penduduk dunia yang terus meningkat meningkat permintaan terhadap beragam permintaan terhadap beragam produk produk rumput lautrumput laut (makanan, minuman, farmasi, (makanan, minuman, farmasi, kosmetik, kosmetik, biofuelbiofuel, dan ratusan jenis produk hilir , dan ratusan jenis produk hilir lainnya) juga akan meningkat.lainnya) juga akan meningkat.
3)3) Masyarakat Indonesia memiliki kapasitas untuk Masyarakat Indonesia memiliki kapasitas untuk usaha budidaya rumput laut, karena teknologinya usaha budidaya rumput laut, karena teknologinya yang relatif sederhana dan modal relatif kecil.yang relatif sederhana dan modal relatif kecil.
GLOBAL TRENDSGLOBAL TRENDS
CROWDED WORLDCROWDED WORLD•20112011 : 7 Billion: 7 Billion•20252025 : 8 billion: 8 billion•21002100 : 10 billion: 10 billion
FLAT WORLDFLAT WORLD•Due to ICT ->Due to ICT -> faster movement faster movement
of goods, people of goods, people and informationand information
GLOBAL CLIMATE CHANGEGLOBAL CLIMATE CHANGE•Warmer earthWarmer earth•Sea level riseSea level rise
•Extreme weatherExtreme weather•Flood and draught Flood and draught
Shifting World’s Shifting World’s EconomyEconomy
•US & EuropeUS & Europe •Asia Asia
• Demand for foodDemand for food, , energy, energy, water, space, and other water, space, and other natural resourcesnatural resources • ““Borderless world”Borderless world”• Competition among nations for Competition among nations for
food and other natural resourcesfood and other natural resources
• Asia Pacific Region (China, Asia Pacific Region (China, India, Japan, South Korea, India, Japan, South Korea, ASEAN) will be the power ASEAN) will be the power house of the world house of the world economyeconomy
SUSTAINABLE WORLD SCENARIOSUSTAINABLE WORLD SCENARIO•Green economyGreen economy•Low carbon economyLow carbon economy
BUSINESS AS USUAL SCENARIOBUSINESS AS USUAL SCENARIO
• Food, water and energy securityFood, water and energy security• A just, prosperous and sustainable worldA just, prosperous and sustainable world
• Food, water and energy crisesFood, water and energy crises• Unsustainable worldUnsustainable world
•Earth’s supply capacity to Earth’s supply capacity to produce food & other produce food & other natural resourcesnatural resources
•Earth ‘s carrying capacity to Earth ‘s carrying capacity to support economic support economic development & human lifedevelopment & human life
•Earth’s supply capacity to Earth’s supply capacity to produce food & other produce food & other natural resourcesnatural resources
•Earth ‘s carrying capacity to Earth ‘s carrying capacity to support economic support economic development & human lifedevelopment & human life
4) Usaha budidaya dan industri pengolahan rumput laut sangat menguntungkan dan menyerap banyak tenaga kerja dapat mengatasi pengangguran dan kemiskinan serta mengurangi kesenjangan kaya vs. miskin.
5) Hampir semua usaha budidaya dan industri pengolahan rumput laut berlokasi di wilayah pesisir, pulau kecil, laut, dan pedesaan mengurangi disparitas pembangunan antar wilayah, urbanisasi, dan brain drain.
6) Usaha budidaya dan industri pengolahan rumput laut membangkitkan multiplier effects ekonomi yang besar.
7) Usaha budidaya rumput laut dapat memperbaiki kualitas tanah dan air tambak memperbaiki kondisi tambak udang yang telah rusak (bagus untuk polikultur udang windu dengan Gracilaria spp) dan kondisi lingkungan pesisir pada umumnya.
8) Budidaya rumput laut di dalam tambak dan perairan laut dapat meningkatkan rosot karbon (carbon sink) mencegah Global Warming dapat dana carbon trading.
Oleh sebab itu, usaha budidaya dan industri pengolahan rumput laut selain dapat berkontribusi signifikan bagi terwujudnya kedaulatan pangan, farmasi, dan energi; juga turut membantu pemecahan sejumlah permasalahan bangsa menuju Indonesia yang maju, sejahtera, dan berdaulat.
Pertanyannya: mengapa sampai sekarang usaha budidaya dan industri pengolahan rumput laut belum optimal? Antara lain karena sumber modal, pasar, dan manajemen bisnis koperasi dan resi gudang jawabannya?.
1.1. Angka pengangguran & kemiskinan yang tinggiAngka pengangguran & kemiskinan yang tinggi
2.2. Kesenjangan penduduk kaya vs miskin melebarKesenjangan penduduk kaya vs miskin melebar
3.3. Disparitas pembangunan antar wilayah sangat Disparitas pembangunan antar wilayah sangat timpangtimpang
4.4. Kedaulatan pangan dan energiKedaulatan pangan dan energi
5.5. Penderita gizi buruk masih banyakPenderita gizi buruk masih banyak
6.6. Daya saing ekonomi rendahDaya saing ekonomi rendah
7.7. Kerusakan SDA dan lingkungan meluasKerusakan SDA dan lingkungan meluas
8.8. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) rendahIPM (Indeks Pembangunan Manusia) rendah
Permasalahan & Tantangan Ekonomi Indonesia
Artinya, Hampir 50% Rakyat Indonesia Hidup Dalam Kemiskinan!!!
Artinya, Hampir 50% Rakyat Indonesia Hidup Dalam Kemiskinan!!!
PENGANGGURAN & KEMISKINAN
(BPS, 2014 Laporan Bulanan Sosial Ekonomi) Pengangguran Terbuka (Feb’2014) = 7,15 juta orang Setengah Menganggur (Feb’2014) = 10,57 juta orang Penduduk Miskin (Maret 2014) = 28,28 juta orang Garis Kemiskinan (Maret 2014) = Rp
302.735/kapita/bln Penerima BLSM 2012 = 18,5 juta keluarga
Penduduk Miskin Versi Bank Dunia (US$ 2/org/hr) = 117 juta orang
GINI GINI RATIORATIO
Sumber : BPS 2013
Kinerja Ekonomi Indonesia Berdasarkan Wilayah
Sumber : BPS 2011 (diolah)
Nasional 2011 Pertumbuhan Ekonomi = 6,5 %, Tingkat Kemiskinan 2011 (September) = 12,49% Tingkat Pengangguran Terbuka 2011 (Agustus) = 6,80 %
Anak usia 6 – 12 tahun: 12,2% kurus dan 9,2% obesitas (masalah gizi ganda).
Pada 2012, 36% anak balita mengalami kurang gizi kronis dan 7,8 juta anak (kelima terbanyak di dunia) mengalami pertumbuhan terhambat (stunted growth) mengakibatkan cacat permanen pada fisik dan kecerdasan a lost generation (UNICEF, 2013; Tajuk Rencana Kompas 31/8/2013).
Pada 2011 Skor Pola Pangan Harapan hanya 77,3 (harusnya minimal 100). Rendahnya skor PPH itu karena rendahnya konsumsi protein hewani, sayur, dan buah (BKP, Kementan, 2012).
Status Gizi dan Kesehatan Masyarakat IndonesiaStatus Gizi dan Kesehatan Masyarakat Indonesia Status Gizi dan Kesehatan Masyarakat IndonesiaStatus Gizi dan Kesehatan Masyarakat Indonesia
FAKTA INDONESIA
KEMISKINAKEMISKINAN DAN N DAN
KELAPARANKELAPARAN
• Tahun 2010-2012 sebanyak 21 juta (8,6 %) masyarakat Indonesia mengalami kelaparan
• Indonesia menempati peringkat ke-5 kasus kekerdilan terbanyak dan ke-6 kasus penyusutan dari 88 negara di dunia (UNICEF 2013)
Global Competitiveness Index 2012-2013 (144 Negara)
SwitzerlandRank (1)
Singapore Rank (2)
FinlandRank (3)
MalaysiaRank (25)
BruneiRank (28)
China Rank (29)
ThailandRank (38)
BrazilRank (48)
IndonesiaRank (50)
Sierra LioneRank (143)
BurundiRank (144)
Indeks Pembangunan ManusiaIndeks Pembangunan Manusia • 2008 : Indonesia 2008 : Indonesia peringkat-107,peringkat-107,• 2009 : menurun ke 2009 : menurun ke peringkat-111peringkat-111 dari 182 negara,dari 182 negara,• 2010 : meningkat ke 2010 : meningkat ke peringkat-108peringkat-108 dari 169 negara dari 169 negara • 2012011 1 : : menurun ke menurun ke peringkat-1peringkat-12424 dari 1dari 18787 negara, negara,• 20122012 : meningkat ke : meningkat ke peringkat- 121peringkat- 121 dari 187 negara dari 187 negara
Sementara itu,Sementara itu,
(UNDP, 2013)
Norwegia 1
Australia 2
AS 3
Jepang 10
Korea 12
18Singapura
64Malaysia
101China
103Thailand
121121Indonesia Indonesia
186Niger
Tingkat Kemakmuran Negara ASEANTingkat Kemakmuran Negara ASEAN
NO Negara Luas Wilayah
(km2)
Jumlah Penduduk
(jiwa)
Daya saing (peringkat)
GDP (billion
USS)
GDP per Kapita
(US)IPM
1 Singapura 697 5.460.302 5,61 (2) 286,9 52.179 0,895
2 Malaysia 329.847 29.628.392 5,03 (25) 327,9 10.946 0,769
3Brunai Darussalam 5.765 415.717 4,96 (26) 16,5 40.647 0,855
4 Thailand 513.120 67.448.120 4,54 (37) 425,0 6.572 0,690
55 IndonesiaIndonesia 1.904.5691.904.569 251.160.124251.160.124 4,53 (38)4,53 (38) 946,4946,4 3.8173.817 0,6290,629
6 Filipina 300.000 105.720.644 4,29 (59) 284,5 2.918 0,654
7 Vietnam 331,210 92.477.857 4,18 (70) 156,0 1.705 0,617
8 Laos 236,800 15.205.539 4,08 (81) 10,3 1.587 0,543
9 Kamboja 181.035 6.695.166 4,01 (88) 15,7 1.017 0,543
10 Myanmar 676,578 55.167.330 3,23 (139) 57,4 884 0,498Source: The Global Competitiveness Report 2012–2013
NONOKATEGORI KATEGORI
NEGARANEGARA
PENDAPATAN PER PENDAPATAN PER KAPTIA KAPTIA ( US$ )( US$ )
1 Berpendapatan Menengah Bawah 2.000 – 7.250
2 Berpendapatan Menengah Atas 7.250 – 11.750
3 Berpendapatan Tinggi (Maju) >11.750
Tabel. Kategori Negara - Negara Dunia Berdasarkan Pendapatan Per Kapita
Sumber : Bank Dunia (2012)
II. POTENSI PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT
• Potensi luas lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya komoditas rumput laut Indonesia :769.452 ha.
• Tingkat pemanfaatan: 384.733 ha atau sekitar
(50%)
In: 24.282 haEf: 12.141 ha
In: 19.863 haEf: 9.932 ha
In: 33.742 haEf: 16.871 ha
In: 7.646 haEf: 3.823 ha
In: 6.172 haEf: 3.086 ha
In: 12.236 haEf: 6.118 ha
In: 15.819 haEf: 7.910 ha
POTENSI RUMPUT LAUT DI INDONESIA
In: 76.657 haEf: 38.329 ha
Ket:In (Indikatif): Luas potensialEf (Efektif): Luas PemanfaatanTingkat pemanfaatan per provinsi 50%
P. SUMATERA
Sumber : Master Plan Program Kawasan Budidaya Laut, DJPB 2013
In: 1.814 haEf: 907 ha
In: 1.641 haEf: 821 ha
In: 12.755 haEf: 6.378 ha
Ket:In (Indikatif): Luas potensialEf (Efektif): Luas PemanfaatanTingkat pemanfaatan per provinsi 50%
In: 4.701 haEf: 2.351 ha
P. JAWA & BALI
Sumber : Master Plan Program Kawasan Budidaya Laut, DJPB 2013
In: 45.330 haEf: 22.665 ha
In: 68.764 haEf: 34.382 ha
Ket:In (Indikatif): Luas potensialEf (Efektif): Luas PemanfaatanTingkat Pemanfaatan per provinsi 50%
NTT dan NTB
Sumber : Master Plan Program Kawasan Budidaya Laut, DJPB 2013
In: 10.208 haEf: 5.104 ha
In: 11.495 haEf: 5.748 ha
Ket:In (Indikatif): Luas potensialEf (Efektif): Luas PemanfaatanTingkat pemanfaatan per provinsi 50%
P. KALIMANTAN
Sumber : Master Plan Program Kawasan Budidaya Laut, DJPB 2013
In: 3.598 haEf: 1.799 ha
In: 20.621 haEf: 10.311 ha
In: 65.2426 haEf: 32.713 ha
In: 13.201 haEf: 6.601 ha
In: 54.770 haEf: 27.385 ha
Ket:In (Indikatif): Luas potensialEf (Efektif): Luas PemanfaatanTingkat pemanfaatan per provinsi 50%
P. SULAWESI
Sumber : Master Plan Program Kawasan Budidaya Laut, DJPB 2013
In: 82.179 haEf: 41.090 ha
In: 99.185 haEf: 49.593 ha
In: 51.591haEf: 25.796 ha
Papua Tengah In: 22.009 haEf: 11.005 ha
Papua TimurIn: 3.747 haEf: 1.874 ha
MALUKU, PAPUA, PAPUA BARAT
Ket:In (Indikatif): Luas potensialEf (Efektif): Luas PemanfaatanTingkat pemanfaatan per provinsi 50%
Sumber : Master Plan Program Kawasan Budidaya Laut, DJPB 2013
Potensi Area Budidaya Rumput Laut Gracilaria sp. dan Eucheuma sp.
Eucheuma sp.
Eucheuma sp.
Gracilaria sp.
Gracilaria sp.
Eucheuma sp.
Eucheuma sp.
Gracilaria sp.
III. ASPEK PRODUKSI RUMPUT LAUT
• Penghasil alginat• Diperoleh melalui panen alam (wild crop)• Penghasil alginat Turbinaria sp diperoleh melalui panen alam
Sargassum sp
Rumput Laut Komersial di Indonesia
Eucheuma sp
Gracilaria sp
• Penghasil karaginan (refine dan semirefine)• Yang dibudidayakan E. cottonii dan E. spinosum• Penghasil karaginan lainnya Hypnea sp & Eucheuma sp diperoleh melalui panen alam (wild crop)
• Penghasil agar-agar• Yang dibudidayakan Gracilaria gigas, G. verucosa, Gracilaria sp. • Penghasil agar-agar lainnya Gelidium sp, Pterocladia sp, Gelidiela sp diperoleh melalui panen alam (wild crop)
Souce: FAO 2014
Souce: FAO 2014
Volume Produksi Rumput Laut Indonesia(juta ton)
Terbesar ke-2 di dunia
setelah China
Sumber : KKP 2014
Target produksi tahun 2014
sebesar 10 juta ton
Sumber : KKP 2014
Nilai Produksi Rumput Laut (Miliar Rupiah)
10 PROVINSI PENGHASIL RUMPUT LAUT TERBESAR DI INDONESIA 2008 - 2012
Sumber: DJPB KKP 2012
Sumber: DJPB KKP 2012
Daftar Provinsi 10 besar produksi Rumput Laut Gracilaria 2008 - 2012
Sumber: DJPB KKP 2012
IV. ASPEK PASAR RUMPUT LAUT
Harga Rumput Laut Dalam Negeri (2009-2010)
Harga Ekspor Rumput Laut (2009-2010)
Ekspor Rumput Laut (ton) • Volume ekspor produk Volume ekspor produk rumput laut pada 2013 rumput laut pada 2013 mencapaimencapai 182.000 ton 182.000 ton dengan nilai dengan nilai US$ 209,5 US$ 209,5 juta (KKP 2014).juta (KKP 2014).
• Nilai ekspor tersebut Nilai ekspor tersebut meningkat meningkat 17,8%17,8% dibandingkan tahun dibandingkan tahun 2012.2012.
• Sementara impor produk Sementara impor produk rumput laut pada 2012 rumput laut pada 2012 adalah adalah US$ 5,78 juta US$ 5,78 juta dan dan pada tahun 2013 nilainya pada tahun 2013 nilainya meningkatmeningkat 34,6% 34,6% menjadi menjadi US$ 7,78 juta.US$ 7,78 juta.
Perkembangan Ekspor Rumput Laut Indonesia Berdasarkan Negara Tujuan (nilai dalam USD 000)
Importir ragi dan agar-agar di negara-negara Eropa : 1.Swiss2.Jerman 3.Spanyol
4. Polandia 5. Norwegia6. Irlandia7. Austria
Negara Tujuan Ekspor Terbesar Rumput Laut Indonesia, 2012
Sumber: Badan Pusat Statistik RI
INDONESIAN EXPORT OF SEAWEEDS AND OTHER ALGAE, FRESH OR DRIED,
WHETHER OR NOT GROUND TO WORLD (tons)
Jenis Impor
Volume (ton) Nilai (juta USD)
Negara Asal
2011 2012 2011 2012
Agar-agar 904 714 3,743 0,9 China, Malaysia, Kanada, Prancis, Jerman, Spanyol
Karagenan 1.380 100*) 13,8 0,1*)Korea, China, Filipina, Amerika, Belanda, Prancis, Denmark
Impor Indonesia terhadap Bahan Hasil Rumput Laut
Sumber: Kementerian Perindustrian RI 2012; *) Data sampai Juli 2012
Nilai Penjualan Global Hidrokoloid Rumput Laut (1999-2009)
Sumber: Bixler, HJ & Hans Porse, 2010
V. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT
1. Jaminan kualitas produksi DES (dried eucheuma seaweed) di tingkat pembudidaya yang secara umum masih belum memenuhi standar ekspor.
2. Belum mampu memenuhi permintaan bibit yang bermutu secara kontinu.
3. Fluktuasi harga jual Rumput Laut masih cukup tinggi.
4. 80% raw material rumput laut dalam bentuk DES salah satunya di ekspor ke China, dimana saat ini China menerapkan standar cukup ketat terhadap produk import DES bukan hanya kadar air, tapi juga umur panen dan SFDM (salt free dry matter).
5. Kemampuan dan akses permodalan pembudidaya Rumput Laut masih lemah.
6. Standar prosedur operasional (SOP) kultur jaringan dan bibit Rumput Laut masih belum seragam, dan belum dianut oleh pelaku usaha di bidang kebun bibit.
7. Ekspor rumput laut lebih banyak dalam bentuk kering (mentah), tanpa diolah lebih lanjut nilai tambah dan multiplier effects ekonomi rendah.
8. Banyak pembudidaya yang memanen rumput laut sebelum waktunya (45 hari), karena terdesak kebutuhan hidup atau godaan pembeli yang menawarkan harga tinggi gel strength dan kualitas rendah.
9. Banyak pembudidaya yang tidak memenuhi skala ekonomi (250 bentangan tali/25 m untuk Eucheuma spp = Rp 3,5 juta/bulan) miskin.
10. Pengembangan rumput laut masih dilakukan sendiri-sendiri secara sektoral.
11. Pemilihan lokasi budidaya rumput laut yang tidak tepat.
12. Kualitas air yang menurun karena pencemaran atau curah hujan yang tinggi.
13. Banyaknya penyakit yang menyerang rumput laut, karena terlalu padat atau tidak dibersihkan menyebabkan gagal panen.
14. Hingga 2014 baru 18 unit industri pengolahan rumput laut di Indonesia yang terdiri dari 5 unit usaha industri agar, 2 unit usaha industry Refine Carageenan (RC) dan 11 unit usaha industry Semi Refined Cerageenan (SRC) sedikit sekali.
15. Sekitar 82,3 persen dari total produksi rumput laut Indonesia diekspor dalam keadaan mentah (rumput laut kering) di antaranya ke: China, Filipina, Korea Selatan, dan beberapa negara Uni Eropa.
Ket: *) Kemenperin RI 2014
Indonesia baru bisa memproduksi sekitar 22 jenis (item) produk olahan dari bahan mentah rumput laut (Euchema cottonii).
Sedangkan, Filipina menghasilkan hampir sekitar 150 jenis produk olahan rumput laut karagenan.
VI. STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI MELALUI KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN USAHA
RUMPUT LAUT
1. Di setiap Kabupaten/Kota dan Propinsi lakukan pemetaan lokasi (kawasan) yang cocok (suitable) untuk budidaya rumput laut, baik di tambak (Gracilaria spp) maupun di laut (Eucheuma spp, Sargasum sp, dll).
2. Memperbaiki infrastruktur atau bangun infrastruktur baru supaya dapat mendukung kinerja bisnis budidaya rumput laut.
3. Bergantung pada kebutuhan, untuk setiap wilayah sentra produksi rumput laut (Kecamatan, atau Kabupaten/Kota) dibangun kebun bibit rumput laut yang unggul.
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RUMPUT LAUT
4. Setiap pembudidaya harus memiliki besaran unit usaha yang memenuhi skala ekonomi (economy of scale) untuk menjamin keuntungan usaha (income) yang mensejahterakan (minimal Rp 2,5 juta/KK/bulan).
5. Setiap pembudidaya harus secara disiplin menerapkan Best Aquaculture Practices (Cara Budidaya yang Baik): penggunaan bibit unggul, padat tebar/tanam, penjarangan (spacing) untuk Eucheuma spp., waktu panen (minimal 45 hari), perawatan rumput laut keseharian, dll.
6. Untuk memangkas panjangnya rantai tata niaga rumput laut dan menjamin harga jual rumput laut yang menguntungkan (memenuhi nilai keekonomian) Gunakan sistem Koperasi dan Resi Gudang.
7. Untuk setiap kawasan sentra produksi rumput laut aplikasikan pendekatan supply and value chain management secara terpadu dan dalam bentuk klaster (lihat Gambar).
Gambar. Model Generik Sistem Bisnis Akuakultur
Logistik & Infrastruktur
APBN &
APBD
Kredit Perbankan
Perdagangan Domestik &
Internasional
Iklim Investasi
IPTEK
OUTPUT1. Produk yang Kompetitif2. Kedaulatan Produk Akuakultur3. Pelaku Usaha Untung & Sejahtera4. Kontribusi Ekonomi Signifikan5. Sustainable
SARANAPRODUKSI
- Broodstock- Pakan- Listrik- Kincir air- Plastik- dll.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
- Tata Ruang- Pengendalian Pencemaran- Konservasi Biodiversity
MANAJEMEN SDM
- Kapasitas & etos kerja pembudidaya- Indonesia Aquaculture Incorporated
REARING(FARM)
HANDLING & PROCESSING
FEED BACK
FEED BACK
MARKETING
BREEDING
HATCHERY
CONTOH PENGEMBANGAN CLUSTER RUMPUT LAUT
Perbandingan Kualitas E. cottonii (Filipina dan Indonesia)
Sumber: Dakay B., 2008
PERAN SERTA KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN USAHA RUMPUT LAUT
1. Pemerintah melalui koperasi bekerjasama dengan swasta untuk menjamin pasar rumput laut kering dari para pembudidaya dengan harga yang saling menguntungkan.
2. Di daerah yang tidak ada pabrik pengolahan dan pembeli rumput laut pemerintah (melalui Koperasi) harus membangun pabrik pengolahan rumput laut dan membeli rumput laut kering dari pembudidaya.
3. Optimalkan peran dan fungsi koperasi dalam peminjaman modal dengan bunga relatif rendah dan persyaratan yang relatif mudah.
4. Pengembangan industri hilir untuk menghasilkan end product dan formulasi, kemitraan, pembangunan pabrik baru dan perluasan akses pasar dalam dan luar negeri
5. Peningkatan kapasitas dan kualitas SDM pembudidaya rumput laut melalui DIKLATLUH yang benar, sistemik, dan berkesinambungan TRI BINA (manusia, usaha, dan lingkungan).
6. Kembangkan R & D (penelitian dan pengembangan) di bidang rekayasa genetik (pemuliaan bibit), teknologi budidaya, industri pengolahan, pengemasan, dan lainnya.
7. Ciptakan iklim usaha yang kondusif.
RAW MATERIAL
CHIPSEMI REFINED
CARRAGEENANREFINED
CARRAGEENAN
+/- 500END
PRODUCT
Rp. 4.500/Kg
Rp. 29.000/Kg Rp. 51.000/Kg Rp. 180.000/Kg
Rp. 200.000/Kg
INDUSTRIAL GRADE
FOOD GRADE
Added Values of Seaweed Products( E. cottonii )
Eucheuma sp., Chondrus sp.
Gracilaria sp.Gelidium sp.
Sargassum sp.Laminaria sp.
1 kg Sargassum spp powder =
20 – 30 litres of Concentrate
Fertilizer
Pendekatan Alur Kebijakan
Sumber: Mulyadi, dan Anggadiredja JT, Tim Rumput Laut BPPT (2010)
Local Industries& Export
Local Industries& Export
Local Industries& Export
Agarophyte :Gracilaria sp AgarAgar
Karaginan (kappa- and
Iota-)
Karaginan (kappa- and
Iota-)
Alginate
Alginate
MARKET
PRODUCTS Raw matterial
food/dairy, pharmacy,cosmetics, tissue culture,
others.
food/dairy,dressing, meat products,
sauce, feed, pharmacy, others
food/dairy, bread,sauce, textile, cosmetics,
pharmacy, others
Proccessing tech.Standardize
Proccessing tech.Standardize
Base Product(hydrocolloid)
Alginophyte :Sargassum sp &
Turbinaria sp
Agarophyte :Gelidium sp
Pterocladia spGelidiela sp
Carrageenophyte :Eucheuma sp
Carrageenophyte :Eucheuma sp
Applications/End Products
Agronomic charact, cultivation tech.
Gen. Manipulation,Tissue culture
Gen. Manipulation,Tissue culture
Formulating Tech.,Standardize
TECHNOLOGY
SEAWEED ROADMAP
Sumber: Mulyadi, dan Anggadiredja JT, Tim Rumput Laut BPPT (2010)
Proses Interaksi Antar Komponen Industri
Sumber: Mulyadi, dan Anggadiredja JT, Tim Rumput Laut BPPT (2010)
Melalui penerapan Melalui penerapan Strategi Strategi Pengembangan Usaha Rumput Laut melalui Pengembangan Usaha Rumput Laut melalui koperasi koperasi seperti diatas seperti diatas diyakini bahwa diyakini bahwa bisnis rumput laut mampu berkontribusi bisnis rumput laut mampu berkontribusi secara signifikan dalam mewujudkan secara signifikan dalam mewujudkan Pembangunan Ekonomi menuju Indonesia Pembangunan Ekonomi menuju Indonesia yang yang maju, maju, sejahtera, dan berdaulatsejahtera, dan berdaulat pada pada 2030, insya Allah.2030, insya Allah.
VII. PENUTUP
TERIMA KASIH
Rokhmin DahuriRokhmin Dahuri