RKA01_ARFAN AMRIN

6
Nama : Arfan Amrin NIM : 372614 Prodi : MSc Akuntansi Mata Kuliah : Statistik Judul Artikel : The Effects of Incentive Subjectivity and Strategy Communication on Knowledge-Sharing and Extra-Role Behaviours Penulis : Mandy M. Cheng dan Rodney Coyte Jurnal : Management Accounting Research 25 (2014) 119–130 Tujuan Riset Tujuan riset ini adalah untuk mengkaji atau menguji apakah kesediaan karyawan dalam berbagi pengetahuan dengan rekan kerja dan kecenderungan tendensi umum mereka untuk berperilaku extra-role dipengaruhi oleh dua aspek sistem manajemen kinerja (insentif dan komunikasi). Rumusan Masalah Artikel ini fokus pada kebijakan penggunaan insentif dan strategi komunikasi sebagai sarana untuk mendorong tumbuhnya kinerja knowledge-sharing and perilaku extra-role dalam sebuah organisasi/perusahaan. Berdasarkan landasan tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

description

STATISTIK

Transcript of RKA01_ARFAN AMRIN

Nama:Arfan AmrinNIM:372614Prodi:MSc AkuntansiMata Kuliah:Statistik

Judul Artikel:The Effects of Incentive Subjectivity and Strategy Communication on Knowledge-Sharing and Extra-Role BehavioursPenulis:Mandy M. Cheng dan Rodney CoyteJurnal:Management Accounting Research 25 (2014) 119130

Tujuan RisetTujuan riset ini adalah untuk mengkaji atau menguji apakah kesediaan karyawan dalam berbagi pengetahuan dengan rekan kerja dan kecenderungan tendensi umum mereka untuk berperilaku extra-role dipengaruhi oleh dua aspek sistem manajemen kinerja (insentif dan komunikasi).

Rumusan MasalahArtikel ini fokus pada kebijakan penggunaan insentif dan strategi komunikasi sebagai sarana untuk mendorong tumbuhnya kinerja knowledge-sharing and perilaku extra-role dalam sebuah organisasi/perusahaan. Berdasarkan landasan tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh sistem manajemen kinerja (insentif dan strategi komunikasi) terhadap kinerja knowledge-sharing dan perilaku extra-role karyawan?

Hipotesis1. Kesedian karyawan dalam berbagi pengetahuan dengan rekan kerja cenderung lebih tinggi pada skema pembobotan insentif secara subyketif dibandingkan dengan skema insentif berbasis formula. (H1)Kebijakan insentif/kompensasi merupakan salah satu wewenang yang dimiliki oleh manager dalam memotivasi pekerja agar mencapai kinerja tertentu. Agen/karyawan dimotivasi oleh kepentingan diri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa, agen akan mengalokasikan upaya untuk mengejar kegiatan tertentu jika keuntungan pribadi yang dirasakan dalam melakukannya lebih besar daripada biaya yang dirasakan. knowledge-sharing mampu meningkatkan efektifitas dan kesuksesan organisasi, sebagai contoh biaya operasional yang rendah, waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat, dan penggunaan sumber daya secara optimal.

2. Pengenalan tentang strategy map yang mengkomunikasikan bagiamana human-based aset tak berwujud perusahaan dapat berkontribusi untuk tujuan strategi akan meningkatkan kesediaan/kecenderungan karyawan berbagi pengetahuan dengan rekan kerjanya pada skema pembobotan insentif tetapi menurunkan kesediaan/kecenderungan karyawan berbagi pengetahuan dengan rekan kerjanya di bawah skema insentif basis formula. (H2)Skema pembobotan subjektif meningkatkan kesadaran peran karyawan dalam menciptakan nilai bagi perusahaan akan meningkatkan persepsi karyawan bahwa manfaat tingkat organisasi akan timbul dari berbagi pengetahuan. Skema insentif berbasis formula efektif menghukum karyawan yang mengalokasikan waktu dan usaha mereka terhadap peningkatan HIA melalui berbagi pengetahuan. Karyawan akan enggan untuk mengalokasikan upaya untuk berbagi pengetahuan dan sebagai gantinya akan fokus pada kegiatan yang secara langsung dan eksplisit kompensasi.

3. Tendensi manajer berperilaku extra-role lebih tinggi pada skema pembobotan insentif secara subyketif dibandingkan dengan skema insentif berbasis formula. (H3)

4. Pengenalan tentang strategy map yang mengkomunikasikan bagiamana human-based aset tak berwujud perusahaan dapat berkontribusi untuk tujuan strategi akan meningkatkan kesediaan/kecenderungan karyawan berperilaku extra-role dengan rekan kerjanya pada skema pembobotan insentif tetapi menurunkan kesediaan/kecenderungan karyawan berperilaku extra-role dengan rekan kerjanya di bawah skema insentif basis formula. (H4)Efek dari jenis skema insentif pada individu untuk melakukan perilaku extra-role cenderung lebih kecil, sementara peran moderasi dari peta strategi yang mengkomunikasikan pentingnya HIA cenderung lebih signifikan. Efek mengkomunikasikan pentingnya HIA melalui peta strategi akan memiliki efek lebih besar pada kecenderungan umum individu untuk melakukan perilaku extra-role dari kesediaan mereka untuk terlibat dalam berbagi pengetahuan. Peta strategi dapat meningkatkan kesadaran karyawan bahwa meningkatkan kerja karyawan lain memiliki arti penting bagi perusahaan, sehingga membentuk hubungan yang kuat antara perilaku extra-role dan hasil perusahaan yang berharga.

Hasil Uji HipotesisH1 terdukung. Hal ini dapat kita lihat pada tabel 1 Panel A dimana terdapat perbandingan angka subjective weigthting scheme (4,380) > formula-based scheme (3,717). Selain itu, dalam panel B terlihat uji anova menunjukkan bahwa nilai F (4,238) lebih besar daripada nilai p (0,042).

H2 ditolak. Hal ini dapat kita lihat pada tabel 1 Panel B yang menunjukkan bahwa nilai p (0,948) lebih besar dari 0,1.

H3 terdukung. Hal ini dapat kita lihat pada tabel 2 Panel B dimana terdapat perbandingan uji anova menunjukkan bahwa nilai F (0,258) lebih kecil daripada nilai p (0,613) dengan kata lain nilai p (0,613) lebih besar dari 0,1.

H4 terdukung. Hal ini dapat kita lihat pada tabel 2 Panel A dan Panel B. Nilai pada Panel A menunjukkan perbedaan angka hadir (4,433) > tidak hadir (3,907) untuk subjective weigthting scheme dan sebaliknya menurunkan formula-based scheme hadir (3,884) < tidak hadir (4,207).

Pemenuhan AsumsiSebagai alat analisis parametrik, maka untuk dapat menggunakan rumus ANOVA, maka harus terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi meliputi normalitas, heteroskedastisitas, dan random sampling.

Kritik Partisipan dalam penelitian ini adalah hanya menggunanakan mahasiswa pascasarjana. Mungkin bisa dikembangkan dengan membandingkan antara mahasiswa pascarjana dengan mahasiswa sarjana ataupun yang mengambil program S3.

Selain itu mungkin lebih baik jika variabel penelitian ditambah atau diperbanyak (misalnya dengan menambahkan variabel Absorptive Capacity, Channel Richness, dan Personal Control).

Dalam penelitian ini alat analisis statistik yang bisa digunakan adalah tidak hanya dengan SPSS, akan tetapi bisa juga menggunakan STATA, SAS, dan Minitab.

Analisis statistika multivariate adalah analisis statistika yang dikenakan pada data yang terdiri dari banyak variabel dan antar variabel saling berkorelasi. Beberapa metode yang termasuk ke dalam golongan analisis ini adalah: Principal Component Analysis, Factor Analysis, Cannonical Correlation, Multivariate Regression, MANOVA, Discriminant Analysis, dan Cluster Analysis.