Ringkasan JURNAL MUSKULOSKELETAL

download Ringkasan JURNAL MUSKULOSKELETAL

of 11

Transcript of Ringkasan JURNAL MUSKULOSKELETAL

Evidence for the efficacy of complementary and alternative medicines in the management of osteoarthritis: a systematic review

Vijitha De Silva1,2, Ashraf El-Metwally1, Edzard Ernst3, George Lewith4 and Gary J. Macfarlane1 on behalf of the Arthritis Research UK working group on complementary and alternative medicines

Diringkas kembali oleh:

Ni Putu Widya Sulasmi

Abstrak

Tujuan.untuk mengevaluasi secara kritis bukti mengenai obat alternatif dan komplementer (CAM) yang dimasukkan melalui oral atau topikal (kecuali glucosamine dan chondroitin) dalam upaya pengobatan OA.Metode.Uji klinis OA secara acak menggunakan CAMs, dibandingkan dengan upaya pengobatan lain atau placebo, yang dipublikasikan di Inggris hingga Januari 2009, telah memenuhi syarat untuk dicantumkan. Uji ini diidentifikasi menggunakan pencarian sistematik dari database bibliographic (yang berhubungan dengan bibliografi) dan pencarian manual dari referensi. Informasi diambil berdasarkan hasil, dan pengaruh kepentingan statistik, dalam perbandingannya dengan pengobatan alternative dari placebo, dan adanya efek samping yang dilaporkan. Kualitas metodologi dari penelitian utama telah ditentukan.

Hasil.Hasil pengamatan sekarang ini telah menemukan bukti yg konsisten bahwa capsaicin gel dan S-adenosyl methionine memang efektif untuk manajemen OA. Ditemukan juga bahwa terdapat konsistensi terhadap bukti bahwa Indian Frankincense, methylsulphonylmethane dan rose hip juga cukup efektif. Untuk substansi lainnya dengan bukti yang menjanjikan, basis bukti tersebut terlalu besar atau tidak konsisten. Kebanyakan senyawa CAM yang dipelajari bebas dari efek utama yang merugikan.Kesimpulan.Keterbatasan utama dalam mereview bukti adalah kurangnya uji coba terkontrol secara acak di dalam area. Memperlebar basis bukti, terutama untuk komponen dengan bukti yang menjanjikan, harus menjadi prioritas untuk baik para peneliti maupun pemberi modal.RINGKASAN JURNAL

Dalam upaya pengobatan OA seringkali digunakan obat alternative dan komplementer (CAM) yang bukti-buktinya belum benar-benar dapat dipercaya sehingga diperlukan uji secara klinis. CAM dibandingkan dengan upaya pengobatan lain atau placebo yang dipublikasikan di Inggris hingga Januari 2009. Hasil pengamatan sekarang ini telah menemukan bukti yg konsisten bahwa capsaicin gel dan S-adenosyl methionine memang efektif untuk manajemen OA. Ditemukan juga bahwa terdapat konsistensi terhadap bukti bahwa Indian Frankincense, methylsulphonylmethane dan rose hip juga cukup efektif. Untuk substansi lainnya dengan bukti yang menjanjikan, basis bukti tersebut terlalu besar atau tidak konsisten. Kebanyakan senyawa CAM yang dipelajari bebas dari efek yang merugikan. OA adalah penyakit degeneratif dan progresif yang biasanya menyerang sendi tulang rawan dan tulang subchondral. Pengobatan terhadap OA direkomendasikan untuk mencapai hasil yang optimal menggunakan kombinasi farmakologi dan non-farmakologi. Namun, dikarenakan oleh sifatnya yang kronis dan efeknya terhadap kualitas hidup, banyak pasien dengan OA yang beralih ke metode pengobatan alternatif. Orang-orang yang mencari pemberi terapi alternatif antara lain : wanita, kelebihan berat badan, menyatakan comorbiditas, status social yang tinggi, tidak tinggal dalam area urban dan tingkat depresi yang rendah dan permasalahan kurangnya mobilitas. Tujuan dari review yang dilakukan adalah untuk menghasilkan bukti terkait CAM yang dilakukan lewat mulut atau diaplikasikan secara topikal untuk upaya pengobatan OA. Pengecualian dilakukan dengan pertimbangan dari glucosamine dan chondroitin karena keduanya telah dibahas secara lebih mendetail dalam publikasi yang lain. Dua reviewer kemudian menyaring judul dari artikel yang dipilih dan mengeluarkan duplikat dan yang tidak terkait sama sekali. Abstrak dari artikel yang dipilih diperiksa secara independen oleh dua reviewer yang menerapkan kriteria pemilihan. Data yang diekstrak antara lain: CAM yang masih dalam tahap investigasi; jumlah orang yang direkrut dalam uji coba; panjangnya proses tindak lanjut; hasil penelitian tindakan; dan data tentang signifikansi statistik dari hasil pengukuran kelompok CAM dalam hubungannya dengan pembanding dan efek samping yang dilaporkan. Untuk menilai kualitas dari uji coba digunakan Sistem penilaian 5 poin Jadad. Dari 654 artikel setelah diperiksa hanya 226 yang memenuhi syarat dan dari 84 artikel yang berpotensi memenuhi syarat dan 56 tersisa setelah mengeluarkan hasil yang membahas secara eksklusif mengenai glucosamine dan/atau chondroitin.Senyawa yang dites dalam Single Clinical Trial

Articulin F. : secara acak, terhadap 42 pasien, terdapat peningkatan dalam rasa sakit dan fungsi serta tidak ada efek merugikan yang memerlukan penghentian penggunaan.

Collagen : diuji terhadap 389 pasien si berbagai tempat di Inggris, Amerika dan Jerman. Tidak ada perbedaan signifikan dalam rasa sakit, fungsi fisik dan penilaian dalam pengobatan. Namun lebih bereaksi di beberapa tempat di Jerman dimana terdapat jumlah yang sama dari efek yang merugikan dan kebanyakan berupa keluhan gastrointestinal ringan ke sedang.Devils Claw : Obat herbal (Harpagophytum procumbens). Diujikan terhadap 122 pasien dengan OA padapangkal paha dan lutut. Pasien yang meggunakan devils claw menggunakan lebih sedikit analgesic dan non-steroidal pengobatan anti-inflammasi serta lebih sedikit efek merugikan seperti diare dan adanya gas dalam perut.Du Huo Ji sheng Wan : Obat herbal dari Cina yang kemudian dibandingkan dengan diclofenac sodium terhadap 200 pasien.Terdapat peningkatan yang mirip dalam rasa sakit dan fungsi. Tetapi efek merugikan yang dilaporkan dari DJW adalah tekanan darah tinggi (16%), rasa pusing, kantuk (16%), muntah2 dan diare/sembelit (12%).

Minyak hati ikan, reumalax, vitamin K dan hyaluronic acid. Tidak ada satupun dalam senyawa ini yg lebih efektif dari placebo dalam uji coba tunggal dalam pengobatan OA.

Senyawa yang dites dalam Double Clinical Trial

Cetyl myristoleate (CMO) adalah setil ester dari asam miristorik. CMO telah diidentifikasi sebagai anti-peradangan dan sebagai modulator sistem kekebalan. Dalam RCT pertama, kapsul CMO oral dibandingkan dengan kapsul placeboterhadap 64 pasien dengan lutut OA kronis. Dalam uji coba kedua, CMO topical dibandingkan dengan placebo topical diantara 40 pasien dengan lutut OA. Pasien diberikan standar jumlah krim di sekitar 10-12 cm dua kali sehari selama 30 hari. Pasien yang diberikan krim CMO menunjukkan peningkatan yang lebih baik dalam hal pergerakan dan fungsi dan tidak ada efek merugikan yang dilaporkan.Green-lipped Mussel.Diberikan terhadap 80 pasien yang menghentikan penggunaan NSAIDs yang memiliki OA pada lutut dan diberikan parasetamol 2g/hari (dengan tambahan 2g/hari untuk rasa sakit lebih lanjut) dan secara acak diubah menjadi lyprinol atau placebo selama 6 bulan. Lyprinol diberikan dengan dosis 4 kapsul/hari selama 2 bulan dan 2 kapsul/hari selama 4 bulan. Analisis mendalam memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan yg signifikan dalam rasa sakit ataupun global assessment diantara grup, meskipun setelah penyesuaian untuk konsumsi parasetamol. Lyprinol dikaitkan dengan efek pengurangan yang lebih besar dalam beberapa hal namun tidak semua.dalam percobaan kedua melibatkan 38 pasien dengan lutut OA, pasien menerima salah satu antara 1150mg/hari bubuk mussel atau 210mg/hari ekstrak lipid selama periode 3 bulan. Rasa sakit meningkat drastis di kelompok ekstrak mussel. Tidak ada efek merugikan dalam percobaan ini.Pine Bark. ekstrak herbal ini telah dites dalam pengobatan lutut OA. Dalam percobaan melibatkan 100 pasien, pasien dilaporkan mengalami pengurangan rasa sakit dan peningkatan dalam fungsi, yang di mana dengan menggunakan placebo tidak menunjukkan perubahan sama sekali. Pada percobaan kedua juga mengalami peningkatan yang signifikan. Serta terdapat pengurangan penggunaan NSAID dan komplikasi gastrointestinal. Tidak ada efek merugikan yang dilaporkan.

SKI 306X. : campuran herbal oriental ini telah dites pada pasien dengan lutut OA. Dalam percobaan pertama melibatkan 96 pasien, SKI 306X dibandingkan dengan placebo. Dalam semua dosis, SKI306X memperlihatkan rasa sakit yang lebih sedikit dan fungsi yang lebih baik setelah pengobatan, di mana tidak terdapat perubahan dalam penggunaan placebo. Dalam penelitian kedua melibatkan 249 pasien, 200mg tiga kali sehari selama 4 minggu sama efektifnya dengan 100mg diclofenac-sustained release dalam mengurangi rasa sakit tapi kurang efektif dalam mengurangi disabilitas (ketidakmampuan). Selanjutnya dalam studi ini, penghentian pengobatan yang sama dalam SKI306X dan grup diclofenac sodium. Alasan paling umum untuk penghentian penggunaan SKI306X adalah gejala pencernaan dan pernafasan. Dalam penelitian sebelumnya, tidak ada perbedaan dalam jumlah efek merugikan di antara placebo maupun setiap dosis 306X.

Stingin nettle : percobaan pertama melibatkan 27 pasien dengan OA yang disilangkan di dasar ibu jari, menggunakan deadnettle putih (yang non-stinging) sebagai daun yang mengontrol. Terdapat pengurangan rasa sakit ke arah yang lebih baik dan kelumpuhan. Percobaan kedua dengan 42 pasien dengan sakit lutut kronis yang didiagnosis OA, gagal memperlihatkan pengurangan rasa sakit yang signifikan diantara penggunaan stingin vs non-stingin nettle selama 10 s pada tiga titik di lutut setiap harinya selama 1 minggu. Satu orang dalam percobaan sebelumnya menghentikan penggunaan stinging nettle karena ruam-ruam pada tangan dan pada percobaan selanjutnya 1 orang dilaporkan mengalami rasa sakit yang luar biasa setelah penerapan.Vitamin B Complex.: Diujikan secara acak kepada pasien yang tangannya memiliki OA dengan 26 pasien yang telah menggunakan NSAID. Sendi tangan mengalami pengurangan dan lebih besar dengan mengkombinasikannya dengan folate-cobalamin. Dalam percobaan kedua niacinamide, 72 pasien diberikan 1 tablet 6 kali sehari (total 3000mg) atau placebo yg identik selama 12 minggu. Tingkat rasa sakit tidak berubah dalam penggunaan placebo namun berkurang secara signifikan dalam penggunaan niacinamide, dimana jumlah dari pengaruh umum artritis pada niacinamide [29% (95% CI 6, 46)] dan secara signifikan memburuk pada placebo. Pada percobaan akhir, secara signifikan pasien yang menggunakan niacinamide pada level yang lebih tinggi dilaporkan mengalami efek samping panas di perut dan mual.

Willow Bark. dalam percobaan pertama, willow bark extract dibandingkan dengan placebo selama 2 minggu pengobatan pada 78 pasien dengan pangkal paha atau lutut OA. Dalam uji coba yang kedua terhadap 127 pasien dengan lutut atau pangkal paha OA, willow bark dengan dosis harian yang sama pada percobaan pertama dibandingkan dengan placebo dan diclofanic sodium. Berdasarkan WOMAC, willow bark terbukti lebih efektif dalam mengurangi rasa sakit dibandingkan placebo dan tidak berbeda dari diclofenac sodium. Efek samping seperti penambahan tekanan darah, sakit perut dan reaksi alergi. Dalam percobaan pertama dan kedua, proporsi pasien yang dilaporkan memiliki kemiripan efek samping antara pengguna willow bark dan placebo sementara penggunaan diclofenac dilaporkan memiliki proporsi efek samping yang lebih besar.Senyawa yang dites dalam lebih dari dua kali uji coba klinis

Antioxidants. Dua penelitian menjelaskan vitamin E dalam pengobatan lutut OA yang melibatkan 77 pasien selama 6 bulan dan 136 pasien mengambil dosis yang sama selama 2 tahun. Dalam kedua penelitian tersebut, vitamin E tidak memberikan hasil yang efektif (dibandingkan dengan placebo). Percobaan kecil selenium dan vitamin A, C, dan E melibatkan 30 pasien dengan pangkal paha dan lutut OA tidak menemukan perbedaan hasil selama 3 bulan dan 6 bulan. Hanya pada percobaan terakhir ditemukan efek sampingyang kesemuanya dilaporkan berada pada kelompok placebo.Avocado-Soybean Unsaponifables (ASU). ASU diujikan dalam 4 kali percobaan. Dalam 2 percobaan, ASU ditemukan lebih efektif dalam meningkatkan rasa sakit dan dalam 3 percobaan melibatkan fungsi, tidak ada perbedaan antara 300 dan 600mg dalam percobaan yang melibatkan kedua dosis tersebut. Efek samping yang terdapat mirip diantara kelompok ASU dan placebo dalam semua uji coba

Capsaicin Gel. Efektifitas dalam pengobatan tangan atau lutut OA telah dites dalam lima RCT, dengan ukuran sample antara 14 hingga 200 dan median Jadad score 4. Dalam empat percobaan, kemanjuran dinilai dan dibandingkan dengan placebo, dan dalam percobaan kelima dengan placebo dan glyceryl trinitrate gel. Dalam semua uji coba, capsaicin gel terbukti lebih efektif dalam meningkatkan rasa sakit dibandingkan dengan placebo, dan sama efektifnya dengan glyceryl trinitrate gel dalam sekali percobaan. Uji coba juga melaporkan peningkatan yang signifikan (dibandingkan dengan placebo) dalam rasa sakit saat pergerakan dan global assessment. Rasa terbakar dan memerah dilaporkan sebagai efek samping.Ginger. Kemanjuran obat herbal ini dalam pengobatan lutut or pangkal paha OA telah diuji dalam tiga RCTC. Dalam percobaan pertama secara keseluruhan, penelitian memperlihatkan pengurangan yang signifikan dalam rasa sakit dan fungsi terhadap pasien yang menggunakan ibuprofen namun tidak dengan ginger ataupun placebo. Dalam percobaan kedua . peningkatan rasa sakit antara uji coba tersebut lebih besar dalam kelompok yang mengambil extrak ginger. Dalam percobaan terakhir, pasien yang menerima ekstrak ginger dilaporkan lebih sedikit rasa sakit dan cacat. Semua uji coba telah mengonsiderasikan kesulitan dalam memberikan obat tersebut dikarenakan rasa dari ekstrak ginger. Hanya satu efek samping yang terjadi dalam kelompok-kelompok tersebut: gastrointestinal yang berhubungan dengan eructation, gangguan pencernaan, dan mual; namun, 70% dari efek tersebut dikategorikan ringan. Tidak ada uji coba lain yang memiliki efek samping melebihi yang dilaporkan.

Homeopathy. Homeopathic dalam pengobatan lutut OA telah dites dalam tiga RCT dengan median jadad score 3. Kemanjuran dari homeopathic dalam menghilangkan rasa sakit pada lutut yang berhubungan dengan OA telah dibandingkan dengan paracetamol. Pengujian terhadap 65 pasien tidak menunjukkan hasil yang berbeda. Kemanjuran dari R. toxicodendron 6x dalam menghilangkan rasa sakit dibandingkan dengan placebo atau fenoprofen 600mg tiga kali sehari selama 2 minggu dalam penelitian terhadap 36 pasien. R. toxicodendron kurang efektif jika dibandingkan dengan placebo dalam mengurangi rasa sakit saat pergerakan dan saat istirahat dan tidak terdapat perbedaan dengan placebo. Dalam percobaan ketiga melibatkan 184 pasien, pemberian homeopathic (spiroflor), yang mengandung Symphytum officinale, R. toxicodendron dan Ledum palustre atau piroxicam gel diberikan sebagai 1 g gel tiga kali sehari selama 4 minggu. Secara keseluruhan, tidak terdapat perbedaan pada tingkat peningkatan rasa sakit diantara dua kelompok. Hanya efek samping kecil yang dilaporkan diderita orang yang memakai homeopathic remedies.

Indian Frankincense. Tanaman ini merupakan ekstrak dari pohon Boswellia serrata. Kemanjurannya pada lutut OA sudah diujikan pada 3 RCTs dengan median Jadad score of 4. Percobaan terhadap 30 pasien pertama menunjukkan berkurangnya rasa sakit serta peningkatan fungsi. Satu bulan setelah penghentian B.serrata menunjukkan peningkatan pertahanan terhadap rasa sakit dan fungsi. Tidak ada kejadian yang merugikan dilaporkan.Methylsulphonylmethane. Kemanjuran dari MSM ini, sebuah senyawa sulfur organik dalam pengobatan lutut OA, telah dites dalam tiga kali uji coba dengan ukuran sample berkisar antara 50 sampai 118 dengan median Jadad score 4. Dalam setiap percobaan, MSM ditemukan lebih efektif dalam meningkatkan rasa sakit dibandingkan dengan placebo. MSM juga lebih efektif dalam meningkatkan fungsi dalam dua kali percobaan. Dan dalam percobaan ketiga ketika digabungkan dengan glucosamine. Efek sampingnya mirip antara MSM dan placebo, atau tidak ada efek samping yang dilaporkan.

Rose hip. Kemanjuran dari obat herbal ini telah dites terhadap placebo dan tiga penelitian lainnya dari pasien dengan OA dengan ukuran sample berkisar antara 94 dan 112 dan dengan median jadad score 3. Pada percobaan pertama terdapat efek yang kuat, pada percobaan kedua dilaporkan terdapat peningkatan yang signifikan pada penderita OA pangkal paha dan lutut, pada percobaan ketiga pasien lutut atau pangkal paha OA (bukan pergerakan lutut) mengalami peningkatan lebih besar serta tidak ada efek samping yang merugikan.S-adenosyl Methionine. Kemanjuran dari S-adenosyl methionine (SAMe) dalam menangani OA pada lutut, pangkal paha or spine sudah diuji dalam 6 kali percobaan dengan ukuran jarak yang sederhana antara 36 dan 493 dan a median Jadad score 4. Di semua percobaan, SAMe ditemukan sama efektifnya dengan NSAID dan lebih efektif dari placebo untuk rasa sakit dan fungsi dimana diukur secara terpisah atau untuk skor secara umum dimana sakit dan fungsi pada bagian yang besar dan dimana tidak pasien yang menggunakan SAMe lebih sedikit mengalami kejadian yang merugikan dibandingkan yang menggunakan NSAID.

Diskusi

Review sekarang menemukan bukti yang konsisten bahwa capsaicin gel dan SAMe efektif dalam manajemen OA. Terdapat juga konsistensi terhadap bukti bahwa Indian Frankincense, MSM dan rose hip mungkin bisa saja efektif. Untuk senyawa lainnya, meskipun terdapat beberapa bukti yang menjanjikan, dasar buktinya tidak besar atau dasar buktinya tidak konsisten. Hal ini berlaku pada ASU, CMO, green-lipped mussel, pine bark extract, SKI 306XI, Vitamin B complex, ginger dan homeopathy. Beberapa senyawa menjadi subjek dari sedikit percobaan (yang kebanyakan hanya sekali percobaan), namun hasil yang dipublikasikan positif. Karena kualitas yang rendah dari data utama dan kemungkinan publikasi yang bias, tidak ada kesimpulan pasti yang dapat diambil tentang ini. Ini termasuk Articullin F, devils claw dan DJW. Tidak ada bukti positif yang ditemukan terkait collagen, eazmov, fish liver oil, sreumalax, vitamin K, hyaluronic acid, stinging nettle, willow bark, atau anti oxidant seperti vitamin E.

Kebanyakan senyawa CAM ini bebas dari efek samping yang merugikan dan biasanya hanya dihubungkan dengan efek samping ringan seperti rasa panas di perut, diare, dan gangguan perut. Namun, willow bark dan DJW dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan rasa pusing. Dalam kebanyakan uji coba, pasien yang menerima CAM menerima efek samping yang mirip jika dibandingkan dengan placebo dan sedikit efek samping jika dibandingkan dengan NSAIDs

Interpretasi dan penggunaan dari bukti tersebut di atas dalam praktek harus dilaksanakan dengan hati-hati. Bukti terkait senyawa CAM untuk manajemen OA ini didasari dari satu atau sedikit uji coba. Sebagai tambahan, kebanyakan uji coba ini melibatkan hanya sedikit jumlah pasien. Permasalahan utama adalah publikasi bias karena peneliti dan editor cenderung akan mempublikasikan hasil yang positif saja. Selain itu, manuskrip dengan bahasa selain Inggris dikecualikan dari review. Kami menemukan publikasi dengan bahasa yang lain seperti Cina, Jerman, dan Prancis. Semua artikel yang ditemukan di phytodolor menggunakan bahasa selain Inggris oleh karena itu tidak disertakan dalam review. Meskipun begitu, satu sistematik review di phytodolor, termasuk artikel berbahasa yang lain ditemukan fakta-fakta yang baik yang mensugesti itu berguna dalam mengobati OA.OA adalah penyakit kronis yang mengganggu kualitas hidup dan sering kali dihubungkan dengan ketidakmampuan control terhadap gejala. Review systematik menyediakan bukti pada kemanjuran dalam beberapa CAM yang digunakan dalam pengobatan OA. Keterbatasan utama dalam mereview bukti adalah kurangnya RCT di daerah: memperlebar basis bukti, terutama untuk senyawa yang memiliki bukti yang menjanjikan, harus menjadi prioritas untuk peneliti dan pemilik dana.