Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

download Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

of 7

Transcript of Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    1/14

    Pengujian Material - 01

    REVIEW ASTM E8/E8MStandard Test Methods for Tension Testing of 

    Metallic Materials

    Dwipuji Rahayu / 1306368223

    Teknik Metalurgi dan Material

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    2/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    Metode Pengujian Standar untuk Pengujian Tarik pada Material Logam

    ASTM E8/E8M

    Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui kekuatan material dalam menahan beban

    sampai material tersebut mengalami patah. Standar dalam pengujian tarik yang digunakan

    adalah ASTM E8. Metode pengujian ini mencakup pengujian tarik untuk material logam

    dalam berbagai bentuk dan temperatur. Metode pengujian ini dilakukan untuk pengujian tarik 

    material logam pada temperatur ruangan (10-38oC). Secara spesifik, metode ini dapat

    menentukan  yield strength, yield point elongation, tensile strength ,elongasi dan reduksi

    area. Pada umumnya, pengukuran panjang round spesimen 4D untuk E8 dan 5D untuk E8M.

    Adapun istilah yang terdapat pada pengujian tarik, yakni :

    1.  Discontinuous yielding-in a uniaxial test : gaya fluktuasi yang diamati pada deformasi

    plastis karena yield yang terlokalisasi.

    2.  Elongation at fracture : elongasi yang diukur pada saat penurunan gaya dengan terjadinya

    patah (fracture).

    3.  Lower yield strength-in a uniaxial test : tegangan minimum yang terekam saat terjadi

    discontinuous yielding.

    4.  Reduction of area : perbedaan antara area cross sectional awal spesimen dengan area dari

    cross section terkecil.

    5. Tensile strength : maksimum beban tarik dimana material dapat bertahan tanpa terjadi

    pengurangan area.

    6. Uniform elongation, elongasi pada gaya maksimum hingga necking atau fracture.

    7. Upper yield strength-in a uniaxial test, tegangan maksimum saat terjadi discontinuous

     yielding.

    8. Yield point elongation-in a uniaxial test, regangan dari discontinuous yielding ke uniform

    strain hardening.

    9. Yield strength : nilai dimana elongasi plastis dari material dimulai.

    Pengujian tarik menyediakan informasi sehingga dapat diketahui kekuatan dan

    keuletan material saat diberikan tegangan tarik secara uniaksial. Informasi ini berguna untuk 

    membandingkan material, kualitas mutu dan desain. Mesin pengujian digunakan untuk 

    pengujian tarik harus memenuhi standar yang ada. Gaya yang digunakan untuk menentukan

    tensile strength dan  yield strength harus memenuhi gaya aplikasi mesin pengujian. Mesin

    pengujian harus memiliki cengkraman (grip) yang kuat dan kekuatan yang tinggi (highlystiff). Grip digunakan untuk menahan sampel selama pengujian. Prinsip nya adalah untuk 

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    3/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    menyalurkan dan menghitung beban yang disalurkan dari mesin uji tarik. Spesimen harus

    diletakkan persis ditengah-tengah serupa dengan kepala dari mesin uji tarik untuk 

    memastikan beban tarik aksial terhadap gauge length. Untuk mengukur elongasi pada saat

    fraktur dapat diukur dengan menggunakan ekstensometer.

    Terdapat macam-macam jenis grip, yaitu :

    a. wedge grip, biasanya digunakan untuk spesimen logam yang ulet dan spesimen berbentuk 

    plat. Beberapa standar didalamnya seperti kekuatan masing masing wedge yang harus

    sama dan ketebalan liners.

    b. grips for threaded and shouldered specimens and brittle materials, grip ini terpasang ke

    mesin melalui pelumasan bantalan duduk yang benar. Grip ini juga bisa digunakan untuk 

    material yang brittle.

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    4/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    c. grips for sheet materials dan grips for wire, digunakan untuk material lembaran yang tidak 

    dapat diuji dengan jenis wedge grip.

    Dalam ASTM ini, spesimen bisa berukuran penuh atau dengan machining. Untuk 

    yang machining diusahakan memaksimalkan preparasi sampelnya supaya menghasilkan hasil

    yang presisi, karena apabila tidak sesuai akan menghasilkan hasil test yang kurang

    memuaskan. Terdapat bebagai jenis spesimen :

    a. Plate-type specimens, digunakan untuk pengujian logam berbentuk  plate, shapes, dan flat

    material yang memiliki ketebalan 5 mm atau lebih.

    b. Sheet-type specimens, digunakan untuk pengujian logam dengan bentuk spesimen lebih

    beragam seperti band, hoop, rectangels yang memiliki ketebalan 0.13-19 mm.

    Berikut adalah gambar spesimen uji untuk kedua jenis tipe spesimen diatas:

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    5/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    c. Round specimens, digunakan dalam pengujian material logam, baik cetak ataupun tempa,

    memiliki diameter standar 12.5 mm. Berikut adalah gambar spesimen ujinya :

    Spesimen yang berbentuk  sheet, strip, flat wire dan  plate (tipe spesimen lainnya)

    dapat dijelaskan sebagai berikut beserta gambar spesimen ujinya :

    • ketebalan 0.13-5 mm digunakan sheet-type specimen

    • ketebalan 5-12.5 mm digunakan sheet-type specimen atau plate-type specimen.

    • ketebalannya 19 mm atau lebih digunakan plate-type specimen atau round specimen.

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    6/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    Spesimen yang berbentuk round wire, rod dan bar dapat dijelaskan sebagai berikut.

    Pengukuran panjang elongasi wire kurang dari 4 mm. Untuk menguji wire, rod ataupun bar 

    harus memiliki diameter 4 mm atau lebih. Ketika menguji spesimen-spesimen ini dalam

    Standar E8 maka gauge length nya memiliki ukuran sebanding dengan 4 x diameter. Full

    Cross Section spesimen dapat di kurangi bagian ujinya sedikit dengan menggunakan amplas

    atau mesin untuk menjamin fracture berada pada tanda gauge.

    Untuk spesimen berbentuk   Rectangular , dibolehkan untuk mengurangi lebar

    spesimen melalui bagian yang di uji dengan amplas atau mesin untuk memfasilitasi  fracture

    didalam tanda gauge, namun tidak boleh kurang dari 90%.

    Spesimen berbentuk Pipa dan Tabung, dibedakan menjadi 2 yaitu yang berdiameter

    besar dan kecil. Untuk yang diameter kecil (25 mm) menggunakan jenis mesin uji yang  full-

    size tubular sections. Sumbat logamnya harus di masukan cukup jauh pada akhir tubular

    spesimen untuk membolehkan rahang mesin uji memegang spesimen dengan baik.

    Spesimen untuk pipa atau tabung yang berdiameter kecil:

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    7/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    Spesimen untuk pipa atau tabung yang berdiameter besar:

    Spesimen untuk cast iron:

    Spesimen untuk malleable iron:

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    8/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    Gambar Standard Flat Unmachined Tension Test

    Specimens for Powder Metallurgy

    Spesimen untuk die casting:

    Spesimen untuk  powder metallurgy:

    Gambar Standard Round Machined Tension Test

    Specimen for Powder Metallurgy

    Adapun prosedur yang dilakukan untuk pengujian tarik adalah sebagai berikut :

    1. Menyiapkan mesin pengujian tarik

    Saat memulai pengujian, mesin pengujian harus dipanaskan terlebih dahulu hingga

    temperatur operasi normal untuk meminimalisir error yang bisa terjadi akibat dari kondisi

    transisi.

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    9/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    2. Mengukur dimensi spesimen uji

    Untuk menentukan area cross-section spesimen pada pengujian spesimen dilakukan

    dengan mengukur dimensi cross-section di tengah area yang mengalami reduksi.

    3. Mengukur panjang penanda pada spesimen uji

    Panjang gauge length untuk menentukan elongasi yang sesuai dengan spesifikasi

    produk material yang akan diuji. Penandaan gauge dengan menggunakan tinta yang

    ringan, kemudian dipoles secara tipis ke spesimen uji. Untuk spesimen uji tertentu yang

    sensitif terhadap efek tinta atau kecilnya ukuran spesimen uji, maka digunakan layout ink .

    4. Melakukan zeroing pada mesin pengujian

    Mesin pengujian harus di set ke angka nol, karena angka nol mengindikasikan kondisi

    awal (nol gaya) pada spesimen. Segala gaya yang diberikan pada pencekraman spesimen

    harus diindikasikan dengan mengukur sistem gaya, kecuali jika gaya tersebut secara fisik 

    telah dihilangkan dalam pengujian.

    5. Mencekram spesimen

    Untuk spesimen dengan area yang direduksi, pencekraman spesimen sebaiknya

    mengikuti beberapa aturan yang telah ditentukan, karena pencekraman pada area yang

    direduksi dapat mempengaruhi hasil pengujian secara signifikan.

    6. Menentukan laju pengujian pada spesimen, antara lain adalah laju peregangan,

    laju penegangan, kecepatan  crosshead , waktu elapsed, kecepatan  free running

     crosshead.

    a. Laju peregangan

    Batas yang diizinkan pada laju peregangan yang dispesifikasikan dalam

    mm/mm/min [in./in./min]. Beberapa mesin pengujian telah dilengkapi dengan alat

    pengendalian untuk mengukur dan mengontrol laju peregangan, tetapi jika tidak 

    ada alat tersebut, rata-rata laju peregangan dapat ditentukan dengan alat timing,

    yaitu dengan cara mengobservasi waktu yang dibutuhkan hingga menghasilkan

    kenaikan regangan.

    b. Laju tegangan

    Batas yang diizinkan pada laju tegangan yang dispesifikasikan kedalam

    Megapaskal per second (MPa/s). Banyak mesin pengujian telah dilengkapi dengan

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    10/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    alat pemacu untuk mengukur dan mengontrol laju tegangan, tetapi apabila tidak 

    terdapat alat ini, rata-rata laju tegangan dapat ditentukan dengan alat timing.

    c. Kecepatan crosshead 

    Batasan yang diizinkan untuk kecepatan crosshead  selama pengujian dapat

    dispesifikasikan dalam mm/min[in//min]. Pada kasus ini, batasan kecepatan

    crosshead  seharusnya dapat dikualifikasi dengan menspesifikasi setiap batasan

    untuk berbagai tipe variasi dan ukuran spesimen. Jika terdapat perbedaan panjang

    spesimen, digunakan untuk menspesifikasi kecepatan crosshead  dalam mm[in.]

    per mm [in.] pada panjang mula-mula daerah yang direduksi setiap menit. Apabila

    tidak terdapat alat ini, rata-rata kecepatan crosshead  secara praktik dapat

    ditentukan dengan alat pengukuran panjang dan alat timing.

    d. Waktu elapsed 

    Batasan yang diizinkan untuk waktu elapsed  dari awal aplikasi pembebanan

    hingga tepat saat patah, hingga gaya maksimum, atau hingga keadaan stress, dapat

    dispesifikasi dalam menit atau detik. Waktu elapsed dapat ditentukan dengan alat

    timing.

    e. Kecepatan free running crosshead 

    Batasan yang diizinkan untuk laju perpindahan crosshead mesin pengujian, tanpa

    gaya yang diaplikasikan pada mesin pengujian, dapat dispesifikasi dalam mm

    [inches per inch] pada panjang area yang direduksi setiap detik [menit]. Batasan

    kecepatan crosshead dapat dikualifikasi dengan menspesifikasi perbedaan batasan

    untuk tipe variasi dan ukuran spesimen. Rata-rata kecepatan crosshead  secara

    praktik dapat ditentukan dengan alat pengukuran panjang dan alat timing.

    Kecepatan pengujian dapat menentukan sifat  yield . Jika kecepatan pengujian yang

    digunakan mencapai 1 ½ nilai minimum yield strength yang telah ditentukan atau 1 ¼ nilai

    minimum tensile strength, dimana nilainya lebih kecil. Kecepatan diatas nilai ini berada pada

    batas yang telah dispesifikasi. Jika terdapat perbedaan batas kecepatan yang dibutuhkan

    untuk menentukan  yield strength, yield point elongation, tensile strength, elongation dan

    reduction of area, perbedaan tersebut harus dinyatakan pada spesifikasi produk. Pada setiap

    kasus, kecepatan pengujian, gaya, dan regangan yang digunakan dalam memperoleh hasil tes

    harus diindikasi secara akurat.

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    11/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    1. Metode kontrol A – Metode laju tegangan untuk menentukan sifat luluh

    Pada metode ini, mesin uji dioperasikan memiliki laju tegangan pada daerah

    linear elastic, antara 1.15 sampai 11.5 MPa/s. Kecepatan mesin uji tidak boleh

    meningkat, agar dapat mempertahankan laju penegangan ketika spesimen mulai yield .

    Tidak disarankan mesin uji dioperasikan dalam close-loop control menggunakan

     force signal melalui yield .

    2. Metode kontrol B - Metode pengontrolan laju regangan untuk menentukan sifat luluh

    Pada metode ini, mesin uji harus dioperasikan dalam close-loop control

    menggunakan sinyal ekstensometer. Laju regangan diatur pada 0.015 ±0.006 mm/mm/min.

    3. Metode control C - Metode pengontrolan kecepatan crosshead 

    Mesin uji harus diatur agar kecepatan crosshead adalah 0.015 ± 0.003 mm/mm/min

    atau jarak diantara grips dan spesimen tanpa area yang direduksi. Ketika menentukan

    tensile strength atau setelah perilaku yield terekam, kecepatan mesin pengujian harus

    diatur diantara 0.05 dan 0.5 mm/mm pada panjang area yang direduksi setiap menit.

    Kalau tidak, extensometer dan indikator laju regangan dapat digunakan untuk 

    mengatur laju regangan diantara 0.05 dan 0.5 mm/mm/min.

    a. Menentukan Yield Strength

    Metode Offset

    Pada diagram stress-strain, tentukan daerah Om sebanding dengan nilai

    yang telah dispesifikasi pada metode offset, beri jarak Om sesuai dengan nilai

    Offset tertentu (0.2%). Tarik garis mn paralel dengan OA, lalu dapat titik  r ,

    perpotongan garis mn dengan diagram stress-strain.

    Gambar Metode Offset untuk menentukan titik luluh

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    12/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    Metode Extension-Under-Load (EUL)

    Pada metode ini,  yield strength ditentukan dengan Metode EUL yaitu

    memberikan nilai beban spesifik pada regangan tertentu melalui alat yang dapat

    merekam dan menganalisis nilai reganga. Nilai EUL  yield point  dinyatakan

    beserta dengan regangannya, misalnya: tegangan luluh = 52500 psi, EUL = 0.5%

    Gambar Metode EUL untuk menentukan titik luluh

    Metode Autographic Diagram

    Diagram Autografi, untuk material yang memiliki discontinuous yielding.

    Tentukan kekuatan maksimum pada discontinuous yielding sebagai upper yield 

    strength. Lalu tentukan tegangan minimum selama discontinuous yielding sebagai

    lower yield strength. Kedua tegangan tersebut dijumlahkan dan dibagi dua

    sehingga akan mendapatkan nilai yield strength.

    Gambar Metode upper and lower yield strength

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    13/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    b. Menentukan Yield Point Elongation

    Penghitungan  yield point elongation ditentukan dari selisih regangan antara

    upper yield strength dan onset dari uniform strain hardening.

    c. Menentukan Tensile Strength

    Tensile Strength (disebut juga Ultimate Tensile Strength), ditentukannya

    yaitu membagi tegangan maksimum pada diagram dengan luas penampang awal.

    d. Menentukan Elongasi

    Dalam menyatakan nilai elongasi, berikan data gauge length awal dan

    persentase kenaikannya. Contoh penulisan elongasi:

    elongasi = 30% increase (50-mm[2-in.] gauge length)

    Jika pada nilai elongasi tertentu lebih dari 3%, sambungkan perputusan

    kedua sampel dan ukur jarak diantara tanda gauge dengan ketelitian 0.25mm

    untuk gauge length yang panjangnya 50mm dan dibawahnya. Dan minimal paling

    dekat 0.5% gauge length untuk gauge length yang panjangnya lebih dari 50mm.

    Apabila elongasi bernilai 3% atau dibawahnya, tentukan nilai elongasi

    spesimen dengan prosedur sebagai berikut.

    1. Ukur panjang gauge length awal hingga ketelitian 0.05 mm [0.002 in.].

    2. Hilangkan bagian yang cacat yang dapat mengganggu hasil akhir patahan

    spesimen.

    3. Sambungkan kedua patahan (cocokkan kedua permukaan patahan), berikan

    gaya secukupnya sepanjang axis specimen hingga kedua bagian specimen

    tampak bersatu.

    4. Ukur gauge length akhir hingga ketelitian 0.05 mm[0.002 in.] dan laporkan

    elongasi hingga ketelitian 0.2%.

    Pengukuran elongasi di atas dapat dipengaruhi oleh lokasi perpatahan relatif 

    terhadap tanda gauge length. Elongasi saat patah dapat mengandung elongasi

    plastis dan elastis dan dapat ditentukan dengan autografik atau metode otomatis

    menggunakan ekstensometer. Persentase elongasi saat patah dapat dihitung secara

    langsung dari data perpatahan.

  • 8/19/2019 Review Uji Tarik-Dwipuji Rahayu-1306368223

    14/14

    Dwipuji Rahayu/1306368223

    e. Menentukan area reduksi

    Area reduksi didapat dari luas penampang minimum pada lokasi

    perpatahan. Spesimen dengan penampang lingkaran, ujung perpatahan disatukan

    lalu dihitung diameternya. Sedangkan spesimen dengan penampang segi empat,

    disatukan ujung perpatahan lalu dihitung lebar dan ketebalan pada luas

    penampang minimum. Setelah itu, selisih luas penampang setelah patah dan luas

    penampang awal dibagi luas penampang awal dan dinyatakan dalam persentase.

    f. Membulatkan hasil data yield strength dan tensile strength

    Data uji harus dibulatkan menggunakan prosedur praktek E29 dan

    prosedur spesifik dalam spesifikasi produk.

    o Untuk nilai uji lebih dari 500 MPa [50 000 Psi], dibulatkan hingga 1 MPa [100

    Psi].

    o Lebih dari 500 MPa [50 000 Psi] hingga 1000 MPa [100 000 Psi], dibulatkan

    hingga 5MPa.

    o Lebih dari 1000 MPa [100 000 Psi], dibulatkan hingga 10 MPa [1000 Psi].

    g. Penggantian spesimen

    Syarat penggantian spesimen : Memiliki permukaan hasil permesinan yang buruk 

    Dimensi yang salah

    Sifat spesimen yang berubah karena proses permesinan yang buruk 

    Prosedur uji yang salah

    Perpatahan terjadi diluar gauge length

    Dalam penentuan elongasi, perpatahan terjadi diluar setengah bagian gauge

    length

    Terdapat multifungsi peralatan pengujian