PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

25
126 PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PTPN VII, LAMPUNG SEBAGAI KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TERHADAP UPAYA MENINMGKATKAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KERIPIK DI KOTA BANDAR LAMPUNG Oleh: Hujaimatul Fauziah, SE, M.Pd Drs. Fahrizi, M.M Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai ABSTRACT Corporate Social Responsibility is an obligation for companies in the concern for the surrounding population and environment. Now the business is no longer just pay attention to company's financial records but has been covering the financial, social and environmental aspects of the so-called (triple bottom line) synergy of these three elements is key to the concept of sustainable development. This study aimed to analyze the impact of CSR programs PTPN VII, Lampung to increased revenues chips industry and its links to the empowerment of civil society in the city of Bandar Lampung. The data used are time series data in the 2009-2012 period, while the methodology used in this research is quantitative descriptive using Panel Least Square that will produce multiple regression equation that describes the relationship between the variables operating revenues year period 2009-2012 with a variable capital, human resources, marketing / business management, and the amount of technology used. The results showed that the correlation test results is equal to 0,877 which shows the strong positive effect of revenue to capital, marketing volume, volume technology, and human resources of the partnership program. Meanwhile, if the test results show the R- square of 0.769, this means the influence of variable capital, human resources, marketing and technology management to variable overall operating revenues amounted to 76.9 percent and the remainder is equal to 23.1 percent influenced by other factors, for example regulatory factors, security, and others. In addition, the results of research based on the quadrant A on a Cartesian diagram indicates that the strategy used PTPN VII, Lampung on capital, human resources, marketing management, and the use of technology which is an indicator variable implementation of Corporate Social Responsibility programs, especially in the partnership program of industrial enterprises chips in Bandar Lampung is still not satisfactory for the community (especially members of the partners), particularly to variable capital (amount of credit assistance), targeted marketing, quality and quantity of the use of technology. Keywords: Corporate Social responsability, Impact, Income, Community Empowerment ABSTRAK Kegiatan Corporate Social Responsability merupakan kewajiban bagi perusahaan- perusahaan dalam kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitr. Kini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata melainkan

Transcript of PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

Page 1: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

126

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PTPN VII,

LAMPUNG SEBAGAI KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

TERHADAP UPAYA MENINMGKATKAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI

KERIPIK DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh:

Hujaimatul Fauziah, SE, M.Pd

Drs. Fahrizi, M.M

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai

ABSTRACT

Corporate Social Responsibility is an obligation for companies in the concern for the

surrounding population and environment. Now the business is no longer just pay attention

to company's financial records but has been covering the financial, social and

environmental aspects of the so-called (triple bottom line) synergy of these three elements

is key to the concept of sustainable development.

This study aimed to analyze the impact of CSR programs PTPN VII, Lampung to

increased revenues chips industry and its links to the empowerment of civil society in the

city of Bandar Lampung. The data used are time series data in the 2009-2012 period, while

the methodology used in this research is quantitative descriptive using Panel Least Square

that will produce multiple regression equation that describes the relationship between the

variables operating revenues year period 2009-2012 with a variable capital, human

resources, marketing / business management, and the amount of technology used.

The results showed that the correlation test results is equal to 0,877 which shows the

strong positive effect of revenue to capital, marketing volume, volume technology, and

human resources of the partnership program. Meanwhile, if the test results show the R-

square of 0.769, this means the influence of variable capital, human resources, marketing

and technology management to variable overall operating revenues amounted to 76.9

percent and the remainder is equal to 23.1 percent influenced by other factors, for example

regulatory factors, security, and others.

In addition, the results of research based on the quadrant A on a Cartesian diagram

indicates that the strategy used PTPN VII, Lampung on capital, human resources,

marketing management, and the use of technology which is an indicator variable

implementation of Corporate Social Responsibility programs, especially in the partnership

program of industrial enterprises chips in Bandar Lampung is still not satisfactory for the

community (especially members of the partners), particularly to variable capital (amount of

credit assistance), targeted marketing, quality and quantity of the use of technology.

Keywords: Corporate Social responsability, Impact, Income, Community

Empowerment

ABSTRAK

Kegiatan Corporate Social Responsability merupakan kewajiban bagi perusahaan-

perusahaan dalam kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitr. Kini dunia

usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata melainkan

Page 2: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

127

sudah meliputi keuangan, sosial, dan aspek lingkungan biasa disebut (Triple bottom line)

sinergi tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak program CSR PTPN VII ,

Lampung terhadap peningkatan pendapatan usaha industri keripik dan keterkaitannya

terhadap upaya pemberdayaan masyarakat madani di kota Bandar Lampung. Adapun data

yang digunakan adalah data time series periode tahun 2009-2012, sedangkan metodologi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan

metode Panel Least Square sehingga akan menghasilkan persamaan regresi berganda yang

menjelaskan keterkaitan antara variabel pendapatan usaha periode tahun 2009-2012

dengan variabel modal, sumber daya manusia, pemasaran/manajemen usaha, dan jumlah

teknologi yang digunakan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil uji korelasi adalah sebesar 0,877 yang

menunjukkan adanya pengaruh positif kuat antara pendapatan usaha terhadap modal,

volume pemasaran, volume teknologi, dan sumber daya manusia dari program kemitraan

tersebut. Sedangkan jika hasil uji R square menunjukkan sebesar 0,769, ini berarti

pengaruh variabel permodalan, sumberdaya manusia, manajemen pemasaran dan teknologi

terhadap variabel pendapatan usaha secara keseluruhan adalah sebesar 76,9 persen dan

sisanya yaitu sebesar 23,1 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain misalnya faktor

regulasi, keamanan, dan lain-lain.

Selain itu juga dari hasil penelitian berdasarkan kuadran A pada diagram kartesius

menunjukkan bahwa strategi yang digunakan PTPN VII, Lampung di bidang permodalan,

sumber daya manusia, manajemen pemasaran, dan penggunaan teknologi yang merupakan

indikator variabel pelaksanaan program Corporate Social Responsibility khususnya dalam

program kemitraan usaha industri keripik di Bandar Lampung saat ini masih belum

memuaskan masyarakat (terutama anggota mitra binaan) khususnya terhadap variabel

permodalan (jumlah bantuan kredit), target pemasaran, kualitas dan kuantitas penggunaan

teknologi.

Kata kunci: Corporate Social Responsability, Dampak, Pendapatan Usaha,

Pemberdayaan Masyarakat

PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini, baik pemerintah,

Lembaga Swadaya Masyarakat, dan

pihak media gencar untuk mencanangkan

kewajiban bagi perusahaan-perusahaan

untuk lebih memperhatikan lingkungan

sekitar dan akibat serta konsekwensi

kegiatan usahanya. CSR (Program

Corporate Social Reponsibility)

merupakan salah satu kewajiban yang

harus dilaksanakan oleh perusahaan

sesuai dengan isi pasal 74 Undang-

undang Perseroan Terbatas (UUPT) yang

baru. Undang-undang ini disyahkan

dalam sidang paripurna DPR.

Dalam perkembangannya, sudah

banyak perusahaan yang melaksanakan

program CSR ini sebagai wujud tanggung

jawab persuahaan terhadap lingkungan

dan masyarakat sekitar. Ada dua alasan

mengapa perusahaan-perusahaan

Page 3: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

128

melaksanakan kegiatan ini, pertama,

perusahaan-perusahaan tersebut telah

sadar bahwa usaha mereka berkaitan

langsung dengan masyarakat/society.

Alasan yang kedua adalah, mereka telah

sadar bahwa program ini juga berkaitan

dengan cara mereka untuk menetapkan

strategi usaha.

Kini dunia usaha tidak lagi hanya

memperhatikan catatan keuangan

perusahaan semata (single bottom line),

melainkan sudah meliputi keuangan,

sosial, dan aspek lingkungan biasa

disebut (Triple bottom line) sinergi tiga

elemen ini merupakan kunci dari konsep

pembangunan berkelanjutan. Konsep

tanggung jawab sosial perusahaan telah

dikenal sejak awal 1970, yang secara

umum diartikan sebagai kumpulan

kebijakan dan praktik yang berhubungan

dengan stakeholder, nilai-nilai,

pemenuhan ketentuan hukum,

penghargaan masyarakat, lingkungan,

serta komitmen dunia usaha untuk

berkontribusi dalam pembangunan secara

berkelanjutan (Corporate Social

Reponsibility) CSR tidak hanya

merupakan kegiatan kreatif perusahaan

dan tidak terbatas hanya pada pemenuhan

aturan hukum semata. Selain itu juga,

implementasi CSR juga mempunyai

pengaruh secara langsung atau tidak

langsung bagi kepentingan kinerja

perusahaan sendiri. Tetapi tidak hanya

itu, pengaruhnya juga akan menyentuh ke

masyarakat (terutama masyarakat sekitar)

dan kepada pemerintah baik lokal

maupun pusat. Setelah melihat proses

interaksi antar berbagai faktor pengaruh

dan pihak terpengaruh atas implementasi

CSR, akan dapat dilihat pula sumbangan

apa bagi kepentingan lebih luas perbaikan

keadaan, terutama bagi perusahaan yang

mengalami banyak konflik sosial.

Seperti yang telah dilakukan oleh

PTPN VII Lampung yang selama ini

telah melaksanakan Program Kemitraan

Bina Lingkungan (PKBL) yang dulunya

disebut dengan PUKK (Pembinaan Usaha

Kecil dan Koperasi). Sejak tahun 1990

sampai 2007 tercatat 1.552 mitra binaan.

Mereka ini, yang menerima bantuan

PKBL, diantaranya 1.061 mitra binaan

berasal dari wilayah Lampung 142 mitra

binaan wilayah Bengkulu dan 199 mitra

binaan wilayah Sumsel dengan total nilai

bantuan sebesar Rp.21.316.570.083 yang

terdiri dari pengusaha usaha kecil, KUD

dan Koperasi.diwilayah Lampung sendiri,

ada 436 mitra binaan, dan 37 mitra

binaan wilayah Bengkulu serta 95 mitra

binaan wilayah Sumsel yang telah

berhasil melunasi hutangnya. Salah satu

dari bentuk kegiatan CSR yang telah

Page 4: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

129

dilakukan oleh PTPN selama beberapa

tahun ini adalah dengan memberikan

bantuan kepada para pengusaha

kecil/mikro yang beregerak dalam jenis

usaha industri keripik di Bandar

Lampung dengan sentra usahanya

terdapat di sepanjang jalan Pagar Alam

Bandar Lampung, dimana berdasarkan

data terakhir tahun 2010 telah ada sekitar

28 mitra binaan industri kecil yang

mennjadi anggota binaan sekaligus

menerima bantuan dana berupa kredit

usaha dari PTPN VII wilayah Lampung

melalui pemda kotamadya Bandar

Lampung (PTPN VII Lampung, 2009).

Hal ini menunjukan adanya kepedulian

PTPN VII untuk membantu permodalan

dan meningkatkan sumberdaya

pengusaha kecil dan koperasi dalam

melaksanakan dan mengembangkan

usaha masyarakat sekitar, dan

menunjukan bahwa telah

dilaksanakannya program CSR

dilingkungan PTPN VII.PT Perkebunan

Nusantara VII (Persero) dibentuk

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

: 12 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari

1996 PT Perkebunan Nusantara VII

(Persero) didirikan dengan maksud untuk

turut serta dalam melaksanakan dan

menunjang kebijakan dan Program

Pemerintah di bidang ekonomi dan

Pembangunan Nasional pada umumnya

serta Subsektor Perkebunan pada

khususnya dengan tujuan memupuk

keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip

perusahaan yang sehat berlandaskan azas

Tri Dharma Perkebunan. Sebagai

realisasi dari tri darma tersebut, PTPN

VII melalui kegiatan CSR yang telah

dilakukannya, maka diadakanlah

penandatanganan MOU antara PTPN VII

dengan Dinas Koperasi, UKM,

Perindustrian dan Perdagangan Kota

Bandarlampung, tentang pembinaan dan

pengembangan industri kecil pengolahan

pangan (khusus pembuatan sentra

keripik), meliputi pemberian modal kerja

dan peralatan pengolahan pangan, bidang

pendidikan/pelatihan pengemasan sampai

dengan proses sertifikasi produk.

PTPN VII melalui PKBL mempunyai visi

mampu menciptakan dan mendukung

keberlanjutan perusahaan melalui

harmonisasi kepentingan perusahaan,

hubungan sosial kemasyarakat dan

lingkungan.

Program ini merupakan suatu

wujud kepedulian perusahaan terhadap

kondisi sosial masyarakat. Berikut ini

akan ditampilkan data secara keseluruhan

dari program kemitraan industri keripik

di Bandar Lampung sebagai berikut:

Page 5: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

130

Tabel 1: Jumlah Kemitraan dan Dana

Kemitraan Industri Keripik di Bandar

Lampung tahun 2009-2012

Tahun

Jumlah

Kemitraan

Jumlah Dana yng

disalurkan (juta

Rp. )

2009 12 250

2010 19 378

2011 24 421

2012 28 478

Sumber: Dinas Perindustrian Kota

Bandar Lampung, 2013

Tabel 2: Rasio Perkembangan Jumlah

Kemitraan dan Dana Kemitraan

Tahun

Rasio

Peningkatan

Jumlah

Kemitraan

(dlm

persen)

Rasio

Peningkatan

Jumlah

Dana yang

disalurkan

2009 58,4 51,2

2010 26,2 11,4

2011 16,8 13,5

Rata-

rata 33,8 25,3

Sumber: BPS Lampung, 2013

Dari tabel 3 terlihat selama kurun empat

tahun (2009-2012) Pendapatan Usaha

rata-rata dari industri kecil di Kota

Bandar Lampung meningkat dengan rata-

rata sebesar Rp. 9.186.399 atau 18,02

persen. Jika dirasiokan dengan kontribusi

program yang digalakan oleh PTPN VII,

Lampung terhadap peningkatan

kesejahteraan masyarakat Bandar

Lampung adalah rata-rata sebesar 18,77

persen dari total PAD Kota Bandar

Lampung secara keseluruhan. Sehingga,

secara garis besar kontribusi yang telah

dilakukan oleh PTPN VII, Lampung

cukup memadai bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat kota Bandar

Lampung.

Tabel 3: Tabel Pendapatan dan

Perkembangan Pendapatan Usaha Kecil

dan Mengengah Kota Bandar Lampung

(tahun 2009-2012)

Tahun

Pendapatan

usaha

Perkembangan

( % )

2009

6,795,637 -

2010 8,378,439 23,29

2011 10,450,733 24,37

2012 11,120,788 6,41

Rata-rata 9,186,399 18,02

Sumber: Dinas Perindustrian Kota

Bandar Lampung, 2013

Gagasan CSR menekankan bahwa

tanggungjawab perusahaan bukan lagi

sekedar kegiatan ekonomi (menciptakan

profit demi kelangsungan usaha),

melainkan juga tanggungjawab social dan

lingkungan. Dasar pemikirannya,

menggantungkan semata-mata pada

kesehatan financial tidaklah menjamin

Page 6: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

131

perusahaan akan tumbuh secara

berkelanjutan. Di berbagai tempat,

kenyataan berkali-kali memperlihatkan,

perusahaan yang hanya mau mengeruk

keuntungan finansial serta mengabaikan

tanggungjawab sosial dan lingkungan,

bukan saja mendapat tentangan dari

warga masyarakat sekitar, tetapi juga

tekanan dahsyat dari LSM-LSM yang

sepak terjangnya tak mengenal batas

wilayah negara. Tekanan dari

stakeholder (pemangku kepentingan)

terhadap perusahaan untuk menerapkan

progam CSR semakin gencar. Adapun

beberapa hal yang menggembirakan,

selama beberapa tahun terakhir semakin

banyak korporasi yang mulai sadar

bahwa menerapkan CSR merupakan

investasi yang baik untuk pertumbuhan

dan keberlanjutan bisnis mereka. Artinya,

CSR bukan lagi dilihat sebagai sentra

biaya (cost centre) melainkan sentra laba

(profit centre) di masa mendatang.

Salah satu kesimpulan yang bisa

diambil adalah bahwa CSR bukan hanya

tanggung jawab perusahaan tetapi

tanggung jawab bersama (Collective

Social Responsibility). Swasta tidak bisa

kerja sendiri tanpa bantuan atau

kerjasama dengan pihak lain. Sehingga

dalam hal ini penulis tertarik untuk

mengangkat permasalahan mengenai

dampak program CSR terhadap

pengembangan usaha pemberdayaan

masyarakat madani yang mengangkat

kasus di program kemitraan industri

keripik yang dilakukan PTPN VII

Lampung sebagai sebagai salah satu

pelaku ekonomi di wilayah Sumatera

Bagian Selatan (Sumbagsel), khususnya

di Bandar Lampung. Sekaligus melihat

bagaimana pengaruh program tersebut

terhadap peningkatan kesejahteraan

ekonomi masyarakat di kota Bandar

Lampung.

Adapun tujuan Penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana

dampak dari hubungan antara

program CSR PTPN VII, Lampung

terhadap peningkatan pendapatan

usaha industri keripik di Bandar

Lampung dalam usaha pemberdayaan

masyarakat madani (civil society).

2. Untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh kegiatan CSR yang telah

dilakukan oleh PTPN VII Lampung

terhadap peningkatan pendapatan

usaha industri keripik di Kota Bandar

Lampung.

3. Untuk menganalisis strategi

pengembangan usaha pemberdayaan

masyarakat yang dilakukan melalui

kegiatan CSR oleh PTPN VII

Page 7: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

132

Lampung di wilayah Bandar

Lampung

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Corporate Social

Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility

(CSR) sering dikenal dengan sebutan

Corporate responsibility, corporate

citizenship, and responsible business,

adalah suaru konsep dimana

organisasi/perusahaan dalam melakukan

kegiatannya dapat memiliki rasa

tanggung jawab dan kepedulian akibat

dari pengaruh yang timbul dari kegiatan

yang dilakukan terhadap seluruh pihak

yang terlibat (stakeholders) baik itu

kepada pelanggan, pemasok, karyawan

beserta keluarga, pemegang saham, dan

masyarakat sekitarnya termasuk juga

terhadap lingkungan.

Dengan kata lain bentuk dari

tanggung jawab dan kepedulian tersebut

diharapkan dapat lebih meningkatkan

kualitas hidup bagi para karyawan beserta

keluarga, masyarakat sekitar, dan

masyarakat luas.

Manfaat dan Penerapan CSR

Adapun manfaat dan penerapan

dari program CSR secara keseluruhan

adalah sebagai berikut: 1) Sumber Daya

Manusia, Program CSR dapat digunakan

sebagai alat bantu perusahaan untuk

memperoleh SDM yang berkualitas

melalui rekrutmen kompetitif dan

berkualitas, 2) Resiko Manajemen (Risk

Management), Manajemen resiko adalah

suatu bagian yang sangat penting dalam

penerapan kebijakan perusahaan. Ini

artinya bahwa manajemen resiko

mengandung unsur resiko yang muncul

dan cara-cara untuk menghadapi dan

mensiasati resiko tersebut. Berbagai

pihak yang terlibat dalam pengelolaan

resiko tersebut misalnya: kejaksaan,

pemerintah, aturan-aturan, dan media

massa, 3) Difrensiasi Merek/Branding,

dalam persaingan dunia usaha yang

cukup ketat ini, maka suatu perusahaan

diharuskan untuk menghasilkan suatu

produk yang unik dan memiliki ciri khas

tersendiri sehingga produk yang

dihasilkan dapat memiliki kesan yang

mendalam bagi konsumen untuk tetap

dipakai dan diingat (Kottler: 2002), 4)

Lisensi Usaha, seringkali perusahaan

menghindar dari berbagai intervensi

pemerintah terutama dalam masalah

pembayaran pajak dan penerapan aturan-

aturan. Salah satu cara yang digunakan

oleh perusahaan untuk menghindari

intervensi tersebut adalah dengan

memunculkan suatu issu yang berkaitan

dengan kesehatan dan keselamatan.

Page 8: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

133

Cara-cara tersebut dilakukan oleh

perusahaan untuk menjustifikasikan

keuntungan (profit) dan meningkatkan

pendapatan yang diperoleh dari negara-

negara tujuan usaha (hal ini biasanya

dilakukan oleh perusahaan-perusahaan

multinasional) dengan tujuan, kehadiran

produk dan investasi yang dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan tersebut dapat

berjalan secara berkelanjutan

(sustainable) dan dapat lebih diterima di

negara-negara tempat tujuan.

Adapun berbagai cara yang

dilakukan adalah dengan menerapkan dan

mematuhi standar ketenagakerjaan dan

pengelolaan lingkungan yang berdampak

langsung terhadap keberlangsungan

usahanya secara jangka panjang (sustain).

Pendekatan Manajemen dalam CSR

Adapun pendekatan manajemen dalam

CSR terdiri dari:

a. Pengelolaan Manajemen Administrasi

dan Resiko Manajemen

Dalam pengelolaan manajemen,

perusahaan tidaklah terlepas dari

bagaimana perusahaan tersebut

mengelola administrasi perusahaan,

selain itu telah diketahui bahwa

administrasi berfungsi untuk menentukan

tujuan organisasi dan merumuskan

kebijakan umum, sedangkan manajemen

berfungsi untuk melaksanakan kegiatan

yang perlu di lakukan untuk dalam

rangka pencapaian tujuan dalam batas

batas kebijakan umum yang telah di

rumuskan tadi kegiatan yang bersifat

operasional dari manajemen dan

administrasi dilakukan oleh kelompok

pelaksana.Yang perlu kita ketahui secara

jelas yaitu bahwa pada tingkat

administrasi fungsi itu bersifat

menyeluruh dan berlaku bagi seluruh

organisasi, sehingga dapat disimpulkan

bahwa dalam pengelolaan manajemen

tidaklah terlepas bagaimana perusahaan

tersebut melakukan kegiatan

administrasinya sebagai wujud dari

pelaksanaan operasional dari usahanya

sehingga tujuan dari usaha tersebut dapat

tercapai sesuai dengan yang diinginkan,

dan diiharapkan pula dengan pengelolaan

manajemen admnistrasi tersebut resiko

manajemen dapat diperkecil atau

terhindarkan.

b. Manajemen Keuangan dan Perbankan,

yang terdiri dari:

1) Permodalan, dimana modal dalam

pengertiannya secara klasik dapat

diartikan sebagai hasil produksi yang

digunakan untuk memprodusir lebih

lanjut, tetapi dalam pengertiannya lebih

lanjut modal dapat ditekankan pada nilai,

daya beli atau kekuasaan

memakai.menggunakan yang terkandung

Page 9: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

134

dalam barang-barang modal (Bambang

Riyanto, 1997), 2) Return on Investment

(ROI), digunakan untuk mengukur

performa keuangan suatu

perusahaan/bisnis dengan cara

mengevaluasi efisiensi penggunaan dana

investasi melalui pengukuran pendapatan

yang dihasilkan yang digunakan untuk

berinvestasi, 3) Return on Assets (ROA),

digunakan untuk mengukur presentasi

keuntungan yang dihasilkan perusahaan

terhadap total aset yang dimiliki

perusahaan tersebut, 4) Manajemen

Perbankan /Pengkreditan, sebagai salah

satu jenis kegiatan,

perbankan/pengkreditan juga tidak luput

dari apa yang menjadi suatu resiko, hal

inilah yang mendasari bahwa dalam suatu

usaha perbankan perlu adanya

manajemen/pengelolaan mengenai resiko

dari usaha/manajemen resiko perbankan.

Adapun jensi-jenis resiko dari

perbankan yang paling sering muncul

adalah menyangkut resiko kredit yang

didefinisikan sebagai resiko kerugian

yang berhubungan dengan pihak

peminjam/debitor yang lalai/tidak

mampu/tidak mau membayar kembali

dana yang dipinjam pada saat jatuh

tempo atau sesudahnya.

Salah satu prinsip yang menjadi

pegangan utama dalam pemberian kredit

oleh lembaga keuangan adalah bahwa

lembaga keuangan harus memperhatikan

5 prinsip yang disebut dengan 5C:

capital/modal, collateral/jaminal,

capacity/kapasitas, condition/kondisi, dan

character/karakter, ke-lima prinsip

tersebut digunakan untuk mengukur

kemampuan/standardisasi kriteria debitor

yang layak untuk diberikan modal.

c. Manajemen Pemasaran

Merupakan salah satu kegiatan-kegiatan

pokok yang dilakukan oleh perusahaan

untuk mempertahankan kelangsungan

perusahaannya, untuk berkembang, dan

untuk mendapatkan laba. Proses

pemasaran itu dimulai jauh sejak sebelum

barang-barang diproduksi, dan tidak

berakhir dengan penjualan. Kegiatan

pemasaran perusahaan harus juga

memberikan kepuasan kepada konsumen

jika menginginkan usahanya berjalan

terus, atau konsumen mempunyai

pandangan yang lebih baik terhadap

perusahaan.. Adapun kegiatan-kegiatan

dari manajemen pemasaran adalah: 1).

Segmentasi Pasar, merupakan suatu

aktivitas membagi atau mengelompokkan

pasar yang heterogen menjadi pasar yang

homogen atau memiliki kesamaan dalam

hal minat, daya beli, geografi, perilaku

pembelian maupun gaya hidup, 2).

Targeting merupakan kegiatann

Page 10: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

135

mengevaluasi beragam segmen tersebut

untuk memutuskan segmen mana yang

menjadi target market. 3) Positioning,

adalah suatu strategi dalam kegiatan

pemasaran yang bertujuan untuk

menciptakan perbedaan (differents),

keuntungan (advantages), manfaat

(benefit) yang membuat konsumen selalu

ingat dengan suatu produk.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis

menggunakan metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

terhadap terhadap objek yang akan diteliti

yaitu kontribusi program CSR yang

diterapkan oleh PTPN VII, Lampung

dalam industri kecil yang bergerak

dibidang industri keripik kota Bandar

Lampung (dalam hal ini adalah

bagaimana hubungannya terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat

Bandar Lampung).

Adapun sumber data yang

dipergunakan dalam pelaksanaan

penelitian ini adalah sebagai

berikut:melalui studi literatur, dan

wawancara, sedangkan data-data yang

diambil dilakukan melalui berbagai

teknik yang diambil melalui data primer

dan data sekunder.

Sedangkan instrument penelitian

yang digunakan permodalan; sumber

daya, dan manajemen; dan peningkatan

usaha yang terdiri dari pemasaran dan

teknologi yang digunakan oleh mitra

binaan PTPN VII, Lampung. Sedangkan

dalam melakukan analisis yang

digunakan adalah: 1. perhitungan

Rentabilitas Keuangan dari mitra binaan

seperti: a. Return on Investment, b.

Return on Asset, dan c. Regresi Linier

Berganda (Muliple regression) e. Uji

Hipótesis, yaitu terdiri dari (1) Uji t (Uji

parameter), dimana uji ini digunakan

untuk melihat hubungan yang mungkin

terjadi anatar variabel bebas dengan

variabel terikat dengan menguji pada

tingkat kepercayaan 95% atau ά = 0,05.

Jika diperoleh thitung > t tabel maka Ho

diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika

diperoleh thitung < ttabel maka Ho

ditolak dan Ha diterima , (2) Uji F (uji

determinant) dimana nantinya akan

diperoleh:

1. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho

ditolak dan Ha diterima

2. Jika Fhitung < F tabel, maka Ho

diterima dan Ha ditolak

Sedangkan untuk Penarikan Sampel

maka digunakan rumus:

n2 =

N

n

n

01

0

; n0 = ( Z

½ . α.)

2

Page 11: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

136

Kreteria :

Jika no ≤ 5% ( 0,04 ), maka dipakai N =

no

Jika no ≥ 5% ( 0,04 ), maka dipakai n2 =

N

n

n

01

0

; no = ( Z

½ . α.)

2

Keterangan :

n2 = Ukuran sampel minimum ,

N = Ukuran populasi keseluruhan

α = Resiko kekeliruan ,

δ = Bound of error

Z = Standar deviasi (simpangan baku)

Setelah penentuan ukuran sample

minimal tersebut, dialokasikan ke dalam

setiap strata yang terdapat dalam

populasi, dengan alokasi proporsional

dengan rumus :

n2 = N

nNi. Ni =

n

nNi *

Keterangan : ni = ukuran sampel

setiap strata , Ni = ukuran populasi

setiap strata , N = Jumlah populasi

secara keseluruhan, n = ukuran

sampel ( M. Nasir, 1993 : 361)

1) Teknik penarikan sampel

Anggota populasi adalah Seluruh anggota

mitra binaan yang berjumlah 28 usaha

yang memiliki karakteristik heterogen

dan berstrata menurut jenis usahanya.

Teknik yang digunakan ” Purposive

Sampling ”, yaitu dengan pengambilan

sampel secara kesengajaan pada populasi.

Dalam hal ini diambil data selama 5

(lima) tahun terakhir (2009 – 2013)

2) Teknik Pengujian Data dengan

melakukan uji validitas dimana pengujian

ini dilakukan untuk mengetahui apakah

alat ukur yang digunakan sudah sesuai

dengan yang diukur. Suatu alat ukur yang

validitasnya tinggi, akan menghasilkan

tingkat kesalahan yang kecil, sehingga

data yang terkumpul merupakan data

yang benar.

PEMBAHASAN

Seperti dijelaskan sebelumnya,

bahwa tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengukur pengaruh kegiatan CSR

PTPN VII, Lampung terhadap

peningkatan pendapatan masyarakat, dan

strategi apa yang perlu dilakukan dalam

meningkatkan usaha pemberdayaan

masyarakat madani melalui program CSR

yang dilakukan oleh PTPN VII,

Lampung.

Analisis Kuantitatif

Dengan mempergunakan SPSS versi 18.1

dalam menghitung hasil dari regresi

tersebut sebagai berikut :

Y = 314.621,6 + 0,382 X1 +15.863,3 X2

(6.807)* (0,753)*

+ 42.619,64 X3 - 23.122.86 X4

(3.378)* (-1.78*)

Dari persamaan regresi diatas dapat

diintpretasikan bahwa Y sebagai varibel

Page 12: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

137

terikat (dependent variabel) dalam hal ini

adalah besarnya pendapatan masyarakat

perkapita masyarakat Kota Bandar

Lampung terpengaruh pada 3 variabel

yaitu perubahan jumlah sebesar 0.382

variabel bebas (independent variable)

modal (X1) masyarakatnya ditambah

dengan perubahan sebesar -15.863,3

jumlah variable bebas (independent

variable) sumber daya manusia (X2)

ditambah dengan variabel

pemasaran/manajemen usaha (X3)

sebesar 42.619,63 ditambah dengan

variabel bebas jumlah teknologi yang

digunakan (X4) sebesar -23.122,86

ditambah nilai konstan sebesar 314.621,6.

Sedangkan berdasarkan

perhitungan regresi diatas maka diperoleh

nilai koefisien dari masing-masing

variabel (X1 dan X2) maka diperoleh

sebesar 6.807 untuk koefisien variabel

X1; 0,753 untuk koefisien variabel X2;

3,378 untuk koefisien variabel X3, dan -

1,78 untuk koefisien variable X4, dimana

df = 7 dan dengan α = 0,05. Dari

perhitungan didapat R (korelasi) =

0,877, artinya hubungan antara variabel

bebas (independent variable) pendapatan

usaha terhadap variabel terikat

(dependent variable) modal, volume

pemasaran, volume teknologi, dan

sumber daya manusia dari program

kemitraan tersebut adalah sebesar 87,7

persen, dan ini menunjukan bahwa

hubungan antara kedua variabel tersebut

secara keseluruhan adalah cukup besar.

Selain itu juga didapat R square ( R²) =

0,769 (determinasi), yang artinya

hubungan antara variabel Y terhadap

variabel X1 dan X2 secara keseluruhan

adalah sebesar 76,9 persen dan sisanya

yaitu sebesar 23,1 persen dipengaruhi

oleh faktor-faktor lain misalnya faktor

regulasi, keamanan, dan lain-lain

Uji Hipotesis

1) Uji Parameter (uji t)

Pengujian ini menggunakan uji parameter

(uji t), dimaksudkan untuk melihat

hubungan yang mungkin terjadi antar

variabel bebas (independent) dengan

variabel terikat (dependent) dengan

pengujian satu pihak pada tingkat

kepercayaan 95 persen atau α = 0,05.

Berdasarkan nilai t hitung dan nilai t tabel

pada tabel diatas, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

a. Variabel Permodalan (X1)

Diperoleh:

Ho : b1 = 0, Ha : b1 > 0

Pada tingkat kepercayaan 95 persen

ternyata nilai t hitung > t tabel yang

berarti bahwa Ho ditolak da Ha diterima.

b. Variabel Sumber Daya Manusia (X2)

Diperoleh:

Page 13: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

138

Ho : b2 = 0 , Ha : b2 < 0

Pada tingkat kepercayaan 95 persen

ternyata nilai t hitung < t tabel yang

berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

c. Variabel Volume Pemasaran (X3)

Diperoleh: Ho : b3 = 0 , Ha : b3 > 0

Pada tingkat kepercayaan 95 persen

ternyata nilai t hitung > t tabel yang

berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

d. Variabel Teknologi (X4)

Diperoleh: Ho : b4 = 0, Ha : b4 < 0

Pada tingkat kepercayaan 95 persen

ternyata nilai t hitung < t tabel yang

berarti Ho diterima dan Ha ditolak.

Tabel: Nilai Uji statistik t pada tingkat

kepercayaan 95 persen dengan df = 7

Variabel

terikat Variabe

l bebas

t-

hitu

ng

t-

tabe

l

Pendapa

tan

usaha Modal

6.80

7

1,89

5

tolak

Ho

Pendapa

tan

usaha

Sumber

daya

manusia

0.75

3

1,89

5

teri

ma

Ho

Pendapa

tan

usaha

Volume

pemasar

an

3.37

8

1,89

5

tolak

Ho

Pendapa

tan

usaha

Teknolo

gi 1.78

1,89

5

teri

ma

Ho

Sumber: data diolah (2013)

2) Uji Determinan (Uji F), pengujian ini

dilakukan dengan menggunakan alat uji

Fischer (F test), dimaksudkan untuk

mengetahui keberadaan hubungan secara

keseluruhan antara variabel bebas dengan

variabel terikat pada tingkat kepercayaan

95 persen atau α = 0,05.

Berdasarkan perhitungan maka diperoleh

F hitung = 28,01, dimana diketahui F

tabel = 4,74; maka nilai tersebut

menunjukan bahwa F hitung > F tabel

yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima. Selain itu juga dari hasil

perhitungan yang dilakukan untuk

menganalisis tingkat keeratan hubungan

antara pendapatan usaha yang diperoleh

maka diperoleh nilai koefisen determinasi

(R²) sebesar 0,769 dimana pada uji F

menunjukan bahwa secara keseluruhan

variabel pendapatan permodalan, sumber

daya manusia, volume pemasaran, dan

penggunaan teknologi mempengaruhi

variabel pendapatan usaha memiliki

pengaruh yang cukup besar. Hal ini

berarti bahwa besarnya modal, sdm yang

digunakan, volume pemasaran, dan

teknologi yang digunakan adalah sebesar

76.9 persen dan sisanya sebesar 23,1

persen dipengaruhi faktor lain di luar

model.

Page 14: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

139

Tabel: Nilai Uji statistik F pada tingkat

kepercayaan 95 persen dengan df1 =3

dan df2 = 4 Variabel

terikat

Variabel

bebas

F

Hitung

F

Tabel

Y

X1 +

X2+

X3+X4 28,01 4,74

Ho

tolak

Ha

terima

Sumber: data diolah (2013)

Sedangkan secara parsial

keberartian hubungan serta besarnya

pengaruh yang diberikan oleh masing-

masing variabel bebas terhadap variabel

terikat dapat dijelaskan sebagai berikut;

d. Implikasi Variabel Permodalan

(X1)

Berdasarkan hasil uji parameter uji

t yang telah dilakukan, ternyata t hitung

untuk variabel permodalan berbeda nyata

dengan nol pada tingkat kepercayaan 95

persen. Hal ini menunjukan bahwa secara

statistik permodalan mempunyai

pengaruh positif antara variabel

pendapatan usaha dengan permodalan

disebabkan karena dengan semakin

meningkatnya permodalan suatu usaha

dari tahun ke tahun akan meningkatkan

permodalan.

Meskipun modal merupakan nilai,

daya beli atau kekuasaan

memakai.menggunakan yang terkandung

dalam barang-barang modal (Bambang

Riyanto, 1997), modal juga harus dilihat

dari aspek manajemen dan resikonya. Ini

berarti bahwa dalam aspek manajemen

pengelolaan resiko, administrasi,

keuangan dan perbankan, serta

pemasaran merupakan beberapa hal yang

harus dijadikan perhitungan untuk

mengembangkan suatu usaha. Karena

dengan faktor-faktor tersebutlah, suatu

usaha dalam berbagai skala dapat tetap

bertahan dan memungkinkan untuk

berkembang lebih besar.

Hasil perhitungan terlihat bahwa

besarnya pengaruh perkembangan

permodalan yang digunakan terhadap

perkembangan pendapatan usaha adalah

sebesar 0,0687 persen, ini berarti setiap

perubahan kenaikan permodalan sebesar

1 persen akan meningkatkan pendapatan

usaha sebesar 0,0687 persen.

Berdasarkan hal tersebut diatas

berarti bahwa hubungan yang terjadi

antara permodalan dengan pendapatan

usaha sangat mendukung hipotesis yang

menyatakan adanya hubungan yang

positif antara kedua variabel tersebut

meskipun besarnya pengaruh tersebut

hanya sebesar yaitu hanya 0,0687 persen.

e. Implikasi Variabel Sumber Daya

Manusia (X2)

Berdasarkan hasil uji parameter (uji

t) yang telah dilakukan, ternyata t hitung

untuk variabel SDM ternyata berbeda

Page 15: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

140

nyata dan positif. Ini berarti bahwa secara

statistik bahwa SDM mempunyai

pengaruh nyata terhadap pendapatan

usaha. Dari hasil perhitungan terlihat

besarnya pengaruh SDM terhadap

perkembangan pendapatan usaha adalah

0,0753 persen. Ini berarti bahwa setiap

perubahan jumlah SDM yang bekerja

dalam usaha mikro sebesar satu persen

akan mengakibatkan naiknya pendapatan

usaha sebesar 0,0753 persen. Ini

menandakan bahwa faktor

SDM merupakan faktor penting

dalam peningkatan pendapatan usaha

dalam berbagai skala usaha, karena SDM

merupakan output yang nantinya akan

digunakan dalam proses produksi. Dapat

dikatakan pula dengan bertambahnya

kuantitas serta kualitas SDM juga sangat

mendukung peningkatan pendapatan

usaha, sehingga faktor SDM baik dari

segi kuantitas maupun kualitas dalam

suatu kegiatan usaha harus dijadikan

sebagai salah satu prioritas utama.

Adapun aspek kualitas dari SDM adalah

pada jam didapat dari motivasi, prestasi,

skill dan keterampilan, dan kedisiplinan

SDM manusia yang bekerja selama

proses produksi berlangsung

f. Implikasi Varabel Volume

Pemasaran Yang Digunakan (X3)

Sedangkan berdasarkan uji

parameter ditemukan hasil bahwa

ternyata t hitung untuk variabel

pemasaran memiliki pengaruh nyata dan

positif terhadap peningkatan pendapatan

usaha. Selain itu dari hasil perhitungan

diperoleh besarnya pengaruh antara

pemasaran dengan pendapatan usaha

adalah sebesar 0,0338 persen, dan berarti

bahwa setiap perubahan volume

pemasaran sebesar satu persen akan

mengakibatkan naiknya pendapatan

usaha sebesar 0,0338 persen.

Hasil penelitian juga menunjukkan

bahwa volume pemasaran mengalami

perkembangan yang fluktuatif akan tetapi

jika kita bandingkan dengan tabel 3 yang

menunjukan perkembangan pendapatan

usaha kecil dan menengah selalu

mengalami peningkatan dengan rata-rata

18 persen per tahun selama periode

tersebut, maka kita setuju bahwa dengan

melakukan strategi segmentasi,

positioning, dan targeting yang didukung

oleh peningkatan kualitas produksi serta

promosi yang gencar akan membawa

usaha kecil maupun mengah menjadi

suatu perusahaan yang mampu bersaing

dengan usaha sejenis dengan skala yang

lebih besar.

Dan dengan ke-tiga strategi tersebut

(segmentasi, posistioning, dan targeting),

Page 16: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

141

maka industri kecil maupun menegah

dapat mensiasati keterbatasan yang

dipengaruhi oleh faktor internal (seperti

kekuatan aset, modal, volume,

manajemen yang berpengaruh pada

pencapaian laba yang diinginkan),

maupun faktor eksternal seperti pesaing

juga akan lebih terhindarkan dengan cara

memasuki relung pasar yang belum

dimasuki oleh skala usaha sejenis yang

memiliki kekuatan finansial, dan

teknologi yang lebih baik dan besar;

sehingga usaha tersebut dapat terus

bertahan bahkan bersaing secara sehat.

g. Implikasi Variabel Teknologi

Yang Digunakan (X4)

Berdasarkan hasil uji parameter (uji

t) yang telah dilakukan, ternyata t hitung

untuk variabel penggunaan teknologi

ternyata tidak berbeda nyata dengan nol.

Ini berarti bahwa secara statistik bahwa

teknologi tidak mempunyai pengaruh

nyata terhadap peningkatan pendapatan

usaha.

Hasil perhitungan terlihat besarnya

pengaruh fluktuasi tingkat bunga

terhadap kemampuan masyarakat untuk

menabung dalam jangka pendek di

Indonesia adalah sebesar -0,00178

persen. Ini berarti bahwa setiap

perubahan kenaikan tingkat bunga

sebesar satu persen akan mengakibatkan

turunnya pendapatan usaha sebesar

0,0178 persen. Bila dibandingkan dengan

prosentase jumlah penggunaan teknologi

yang mengalami perkembangan rata-rata

sebesar 34 persen per tahun seolah-olah

adanya ketidakselarasan dengan hasil

perhitungan statistik. Padahal

perkembangan rata-rata rosentase jumlah

penggunaan teknologi dalam industri

keripik yang sebesar 34 persen tersebut

sudah mengalami penurunan. Andaikan

tidak terjadi penurunan sebesar 0,0178

persen, maka prosentase perkembangan

rata-rata penggunaan teknologi yang

digunakan dalam industri keripik tersebut

lebih besar daripada 34 persen.

Analisis Kualitatif

1. Strategi yang digunakan

Berdasarkan Hasil Diagram Kartesius:

Berdasarkan hasil Diagram Kartesius

disamping, maka diperoleh: kepuasan dan

ketidapuasan yang muncul dalam

pelaksanaan program CSR ini adalah

dapat disimpulkan sebagai berikut:

Kepuasan terdiri atas:

1. Permodalan yaitu: Jangka waktu

kredit yang diberikan, Sistem penyaluran

dana, Suku bunga yang berlaku

2. MSDM: Pengelolaan manajemen

admnistrasi, Pelatihan teknikal skill,

Pelatihan manajemen admnistrasi

Page 17: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

142

3. Pemasaran: System pemasaran,

Pencapaian segmentasi pasar

4. Teknologi, mencakup Pemanfaatan

teknologi yang digunakan

Sedangkan Ketidakpuasan terdiri atas:

a) Permodalan, dalam hal ini jumlah dana

yang diberikan masih kurang memadai

jika dibandingkan dengan kebutuhan riil

sehingga terkadang masih kurang dapat

menutupi biaya operasional. Dimana

plafond kredit yang diberikan kepada

para anggota berkisar Rp. 5 – Rp. 50 juta

sesuai dengan skala usaha dan kapasitas

usaha. Dengan plafond tersebut masih

dirasakan sangat kurang, khususnya

dalam penyediaan persediaan dan

peralatan yang dapat menunjang kualitas,

kuantitas, dan aspek kompetitif terhadap

industri sejenis yang memilki skala dan

modal yang lebih besar. Akibatnya

produk dari mitra binaan masih dirasakan

kurang kompetitif baik dari segi harga,

kemasan, promosi, bahkan kualitas

produk itu sendiri.

b) Bantuan ketersediaan peralatan dan

persediaan yang dirasakan masih kurang

memadai. Seperti yang telah dijelaskan

secara singkat diatas dikatakan bahwa

adanya keterbatasan dana kredit yang

disalurkan dapat berpengaruh pada

kualitas dan kuantitas produk itu sendiri,

dalam hal ini peralatan maupun

persediaan yang merupakan faktor utama

dalam menghasilkan suatu output/hasil

yang diinginkan baik itu oleh produsen

maupun konsumen. Akibatnya kepuasan

konsumen pun terancam terabaikan, oleh

karena kendala tersebut.

c) MSDM, untuk sumber daya secara

umum, dapat dikatakan cukup

memuaskan. Hal ini terjadi karena pihak

PTPN VII, Lampung sebagai pembina

dari program ini sangat concern terhadap

peningktan kualitas sumber daya

manusia. Dalam setiap tahunnya rata-rata

dilakukan dua kali pelatihan dan

workshop yang berkaitan dengan tehnikal

skil dan manajemen bagi para anggota

mitra binaan (sumber: PTPN VII,

Lampung, 2012) , akan tetapi target

pemasaran masih dirasakan kurang

mencapai sasaran yang diinginkan,

sehingga dalam hal ini mitra binaan

mengalami kesulitan dalam memasarkan

produk dan menentukan harga yang tepat

sesuai dengan segmen.

Sesuai dengan targetnya, para

anggota usaha mitra binaan

secara`keseluruhan menargetkan untuk

dapat memasarkan produknya di luar

propinsi Lampung dengan menargetkan

bahwa produknya bisa masuk keberbagai

segmen pasar baik kecil, menengah,

maupun besar. Dimana para anggota

Page 18: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

143

telah melakukan suatu strategi produk

berdasarkan varian/jenis dan kemasan

yang berbeda-beda untuk setiap segmen

yang berbeda. Akan tetapi hal ini masih

jauh sekali dari realisasinya selain

dirasakan kurangnya modal, para anggota

juga dihadapi oleh kendala promosi.

d). Kualitas teknologi yang digunakan

masih kurang memuaskan karena

dirasakan masih ketinggalan jaman dan

belum memenuhi syarat standar industri,

selain itu juga teknologi yang digunakan

masih sangat jauh dari bagaimana

menghasilkan produk yang bermutu,

kemasan yang menarik, bahkan promosi

penjualan.

2. Analisis Pendekatan Strategi

Manajemen

Strategi merupakan suatu jenis

kegiatan yang dilakukan untuk mencapai

tujuan , dalam hal ini secara garis besar

tujuan usaha jelas adalah untuk

memperoleh laba yang maksimum ,

sehingga dapat menjamin

keberlangsungan dari usaha tersebut

secara jangka panjang. Selain itu juga

dengan peningkatan laba usaha secara

langsung akan mempengaruhi pendapatan

usaha secara keseluruhan dalam suatu

wilayah, sehingga dengan kemandirian

masyarakat secara finansial berbagai

aspek kehidupan dapat lebih terjamin,

baik secara materi maupun non materi.

Sehingga dengan kesejahteraan yang

diperoleh masyarakat berpengaruh pada

kehidupan sosial secara keseluruhan.

Pada hakikatnya, pemberdayaan

masyarakat madani bertujuan untuk

mencapai suatu masyarakat yang adil,

makmur, dan sejahtera; dan ini salah

satunya adalah bagian dari sasaran yang

ingin dicapai baik oleh pemerintah

maupun masyarakat dalam menjamin

kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya.

Adapun startegi yang dapat

digunakan dalam meningkatkan

pendapatan usaha adalah dapat dilakukan

dengan berbagai hal, dalam penelitian ini

Page 19: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

144

diperoleh suatu analisa bahwa karena

segala kegiatan usaha/bisnis selalu

menyangkut proses usaha, yang dimulai

dari proses awal sampai akhir selama

kegiatan tersebut berlangsung. Dimana

hasil akhir dari suatu kegiatan usaha pada

nantinya selain dapat dirasakan oleh si

pelaku bisnis, juga berguna untuk

menjalankan roda usaha selanjutnya.

Strategi yang dijelaskan diatas

dapat berupa strategi yang berpengaruh

langsung maupun yang tidak berpengaruh

langsung dalam kegiatan bisnis. Strategi

yang berpengaruh langsung umumnya

merupakan strategi/cara/usaha dari suatu

bisnis yang langsung dipakai dan

dirasakan oleh pelaku bisnis. Adapun

strategi tersebut dapat didentifikasikan

antara lain:

1) strategi keuangan dalam hal ini

menyangkut struktur permodalan, serta

resiko dan manajemen resiko dari suatu

usaha. Dari sisi struktur permodalan

startegi yang dapat digunakan adalah

bagaimana mitra binaan tersebut dapat

mengelola modal yang dibutuhkan, baik

modal sendiri maupun modal

asing/hutang. Khusus untuk pengeloalaan

modal asing/hutang, ini merupakan salah

satu aktivitas penting yang harus

diperhatikan. Kemampuan suatu usaha

dalam mengelola hutangnya sangatlah

perlu untuk tetap menjamin

keberlangsungan usaha. Karena modal

asing merupakan komponen kewajiban

dari suatu usaha kepada pihak lain yang

memberikan hutang tersebut. Dalam hal

ini kewajiban dari suatu usaha (debitor),

bukan hanya terbatas pada kewajiban

untuk mengembalikan pokok nya saja

akan tetapi berikut dengan kewajiban

bunganya. Banyak sekali contoh yang

dapat kita lihat dari usaha-usaha baik

skala kecil, menengah, maupun besar

mengalami kesulitan keuangan

(likuiditas), dan ini menyebabkan

pengaruh yang negatif bagi usaha itu

sendiri. Bahkan tidak sedikit

usaha/bisnis mengalami kebangkrutan

akibat faktor ini.

2) Strategi pemasaran

Merupakan unsur proses kegiatan usaha

yang penting dalam menjalankan usaha

dan menjamin keberlangsungan usaha.

Dimana dalam proses ini, baik dari proses

awal samapi dengan proses akhir selalu

dilibatkan. Proses pemasaran tidak hanya

sebatas pada proses penjualan, proses

pemenuhan akan kebutuhan konsumen

juga merupakan faktor penting dalam

menunjang keberlangsungan usaha

tersebut. Informasi mengenai keinginan

dari konsumen mengenai apa yang

diinginkan baik dari segi produk, rasa,

Page 20: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

145

warna, kemasan, cara mendapatkan, dan

kemudahan untuk memperoleh produk

juga merupakan faktor-faktor penting

dalam kegiatan bisnis, dan menjamin

keberlangsuangan usaha itu sendiri

Adapun kegiatan pemasaran yang dapat

dilakukan untuk menjamin keinginan dan

kepuasan konsumen adalah dengan a)

melakukan segmentasi Pasar, dimana

kegiatan ini merupakan suatu aktivitas

membagi atau mengelompokkan pasar

yang heterogen menjadi pasar yang

homogen atau memiliki kesamaan dalam

hal minat, daya beli, geografi, perilaku

pembelian maupun gaya hidup. Selain itu

juga diketahui tantangan dalam

pemasaran adalah untuk mengidentifikasi

pasar potensial yang menguntungkan

untuk dilayani karena jarang sekali satu

program pemasaran dapat memuaskan

pasar yang heterogen yang berbeda selera

dan karakteristik untuk itu diperlukan

segmentasi pasar, b) targeting yang

mertupakan kegiatan memutuskan

segmen mana yang menjadi target

market. Dalam mengevaluasi segmen

pasar yang berbeda perusahaan harus

melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar

secara keseluruhan serta tujuan dan

resource perusahaan (Kotler, 2003).

Perusahaan harus melihat apakah suatu

segmen potensial memiliki karakteristik

yang secara umum menarik seperti

ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala

ekonomi, resiko yang rendah dan lain-

lain. Perusahan juga perlu

mempertimbangkan apakah berinvestasi

dalam segmen tersebut masuk akal

dengan mempertimbangkan tujuan dan

sumber daya perusahaan, c) positioning,

merupakan suatu strategi dalam kegiatan

pemasaran yang bertujuan untuk

menciptakan perbedaan (differents),

keuntungan (advantages), manfaat

(benefit) yang membuat konsumen selalu

ingat dengan suatu produk. Dengan kata

lain sebagai usaha menempatkan sesuatu

dalam pikiran orang dengan terlebih

dahulu memberikan informasi tentang

segala sesuatu seperti fasilitas, program

yang diberikan, dosen yang dimiliki

dengan cara penyuguhan kualitas

pelayanan dan bagaimana

mempresentasikannya.

3) Peningkatan kualitas dan kuantitas

sumber daya manusia/tenaga kerja yang

terlibat.

Tidak dapat dipungkiri dengan

bertambahnya tingkat persaingan usaha

akan mempengaruhi laba/pendapatan

usaha yang ingin dilakukan adalah salah

satunya peningkatan kualitas dan

kuantitas dari Sumber Daya Manusia.

Porter (2009) menyatakan bahwa dampak

Page 21: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

146

social value chain untuk meningkatkan

aktivitas perusahaan adalah salah satunya

Human Resorce development atau

Sumber Daya Manusia yang terdiri dari

Pendidikan (Education), Pelatihan (Job

training), recruitment, kondisi

lingkungan pekerjaan yang kondusif,

Kesejahteraan dan Kesehataan, Diversity,

dan kebijakan pension dan kebijakan

kompensasi. Dalam kasus ini, diperoleh

bukti bahwa dengan peningkatan kualitas

dan kuantitas manajemen sumber daya

manusia sangat mendukung proses bisnis

baik dalam pengelolaan manajemen

maupun proses produksi. Sehingga

dengan meningktakan kualitas

manajemen sumber daya akan diperoleh

produk yang berkualitas, iklim usaha

yang kondusif yang bisa menunjang

keberlanjutan usaha, sekaligus efektifitas

dan efisiensi bidang usaha yang pada

akhirnya bisa meningktkan pendapatan

usaha.

4) Penggunaan teknologi, dalam

penggunaan Teknologi yang efektif dan

terkini merupakan tuntutan dari

persaingan Global terutama dalam dunia

usaha. Teknologi dalam menciptakan

produk yang dapat meningkatkan

pendapatan bukan hanya memiliki fungsi

sebagai supporting atau pendukung

namun sudah mencapai tingkat

kebutuhan (need) sebagai alat atau tools

dalam menghasilkan produk dengan

proses produksi yang efesien dan efektif.

Sehingga strategi yang dilakukan dalam

peningkatan usaha khususnya dalam

pertanggungjawaban social dalam

program CSR adalah efektifitas dalam

operasionalisasi produksi dengan

memperhatikan value chain produk yang

dapat berdapak pada bisnis unit.Strategi

untuk mengadopsi Teknologi sudah

saatnya dilakukan untuk meningkatkan

pendapatan usaha karena secara

signifikan akan berdampak pada aktivitas

bisnis dan produksi, khususnya dalam

menghasilkan produk yang

bermutu/berkualitas, menarik

kemasannya, bahkan promosi produk

yang efektif.

SIMPULAN

Dari hasil perhitungan dan

pengujian hipotesis serta analisis statistik

dan pembahasan mengenai hubungan

antara program CSR PTPN VII,

Lampung terhadap Pendapatan Usaha

Industri Keripik di Bandar Lampung

selama periode tahun 2009-2013 dapat

disimpulkan bahwa:

e. Hasil uji R (korelasi) adalah

sebesar 0,877, artinya adanya

pengaruh positif kuat antara

pendapatan usaha terhadap modal,

Page 22: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

147

volume pemasaran, volume teknologi,

dan sumber daya manusia dari

program kemitraan tersebut.

Sedangkan jika hasil uji R square (

R²) menunjukkan sebesar 0,769

(determinasi) Artinya hubungan

antara variabel Y terhadap variabel

permodalan, sumber daya manusia,

manajemen pemasaran dan teknologi

secara keseluruhan adalah sebesar

76,9 persen dan sisanya yaitu sebesar

23,1 persen dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain misalnya faktor regulasi,

keamanan, dan lain-lain

b. Secara parsial program CSR PTPN

VII, Lampung dalam hal ini adalah

variabel permodalannya berpengaruh

nyata dan positif terhadap

peningkatan pendapatan usaha

industri keripik di Bandar Lampung,

ini berarti mendukung hipotesis yang

diajukan dan secara statistik berbeda

secara berarti dari nol dengan

pengaruh sebesar dengan hasil

0,0687 persen. Sesuai dengan teori

Keuangan (Bambang Riyanto, 2007)

bahwa dengan semakin besarnya

modal yang digunakan maka semakin

besar pula kemampuan untuk

meningkatkan pendapatan usahanya.

Secara parsial Sumber Daya Manusia

yang diperlukan oleh mitra binaan

PTPN VII Lampung tidak

berpengaruh terhadap pendapatan

usaha industri keripik di Bandar

Lampung, ini berarti mendukung

hipotesis yang diajukan dan secara

statistik berbeda secara berarti dari

nol dengan pengaruh sebesar dengan

hasil 0,0753 persen. Ini berarti

kualitas dan kuantitas SDM yang

digunakan tidak mempengaruhi

secara signifikan untuk meningkatkan

pendapatan usahanya namun Sumber

Daya Manusia sangat perlu

diperhatikan untuk dapat menjaga

eksistensi usaha yang dijalankan

Secara parsial hubungan antara

manajemen pemasaran yang

digunakan oleh mitra binaan dengan

peningkatan pendapatan usaha

industri keripik di Bandar Lampung

adalah berpengaruh positif dan nyata,

ini berarti mendukung hipotesis yang

menyatakan adanya hubungan yang

positif antara kedua variabel tersebut,

dengan hasil yang diperoleh adalah

sebesar 0,0378 persen. Berarti dapat

disimpulkan bahwa dengan

meningkatnya volume pemasaran

yang digunakan dalam kegiatan usaha

industri keripik akan meningkatkan

pendapatan usahanya.

Page 23: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

148

Sedangkan secara parsial dengan

peningkatan penggunaan teknologi

yang digunakan tidak berpengaruh

secara statistik terhadap pendapatan

usaha industri keripik di Bandar

Lampung namun dengan hasil -

0,0178 menunjukkan bahwa besarnya

teknologi yang ada dan dari hasil

perhitungan tersebut dinyatakan

bahwa penggunaan teknologi yang

digunakan dalam mitra binaan PTPN

VII, Lampung dalam industri keripik

di Bandar Lampung belum dapat

menjamin dalam meningkatkan

pendapatan usahanya meskipun

dengan prosentase yang sangat kecil

yaitu sebesar 0,0178 persen. Akan

tetapi demi menjagi keberlangsungan

dan kemampuan kompetisi dengan

industri sejenis yang memiliki

kekuatan baik secara finansial

maupun non finansial yang lebih

besar, ada baiknya faktor teknologi

juga harus mendapat perhatian yang

besar baik oleh pihak mitra binaan

maupun oleh PTPN VII, Lampung.

Secara keseluruhan baik permodalan,

SDM, teknik pemasaran, maupun

teknologi yang digunakan

memberikan pengaruh positif

terhadap peningkatan pendapatan

usaha dari mitra binaan. Berdasarkan

hal tersebut diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa hasil perhitungan

mendukung hipotesis bahwa terdapat

hubungan yang positif antara

permodalan, SDM, teknik pemasaran,

maupun teknologi yang digunakan

terhadap peningkatan pendapatan

usaha dari mitra binaan PTPN VII,

Lampung yang bergerak dalam

bidang industri keripik dengan skala

kecil dan menengah.

c. Strategi Pengembangan Usaha

Strategi yang digunakan PTPN VII,

Lampung di bidang permodalan,

sumber daya manusia, manajemen

pemasaran, dan penggunaan

teknologi yang merupakan indikator

variabel pelaksanaan program

Corporate Social Responsibility

khususnya dalam program kemitraan

usaha industri keripik di Bandar

Lampung saat ini masih belum

memuaskan masyarakat khususnya

bagi anggota mitra binaan, terlihat

dari hasil penelitian bahwa anggota

mitra binaan masyarakat masih belum

puas terhadap variabel permodalan

yang menyangkut jumlah bantuan

kredit yang diberikan (hal ini

dirasakan masih belum memadai

dengan kebutuhan operasional secara

riil dari kegiatan usaha). Begitupula

Page 24: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

149

dengan target pemasaran yang

dilakukan oleh para anggota mitra

binaan, juga dirasakan masih sangat

kurang memuaskan. Hal ini terjadi

karena masih terbatasnya wilayah

pemasaran produk yang hanya

mencakup propinsi Lampung (dengan

kata lain masih kurangnya promosi

dan PTPN VII, Lampung masih

belum mampu membuka keran

pemasaran produk yang dihasilkan

diluar propinsi). Selain itu juga

kualitas dan kuantitas penggunaan

teknologi yang digunakan masih

kurang memuaskan karena dirasakan

masih ketinggalan jaman dan belum

memenuhi syarat standar industri,

selain itu juga teknologi yang

digunakan masih sangat jauh dari

bagaimana menghasilkan produk

yang bermutu, kemasan yang

menarik, bahkan promosi

penjualan.Ketiga indikator tersebut

berdasarkan penelitian ini masih

dirasakan kurang memuaskan dan

hasilnya dapat kita lihat dalam

kuadran A diagram Kartesius.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Setiadi; 2008; CSR: Corporate

Social Responsibility atau

Collective Social Responsibility.

Diunduh pada tanggal 21 Maret

2011. http://www.beritabumi.or.id

Achda, B. Tamam. 2008. Konteks

Sosiologis Perkembangan

Corporate. Jakarta

Boone dan Kurtz. 2007. Social

Responsibility (CSR) dan

Implementasinya di Indonesia.

Contemporary Business;

Pengantar Bisnis Kontemporer;

Buku 1, Salemba Empat, Jakarta

East-West Management

Harmoni, Ati dan Ade Ariyati. 2008.

Pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR) pada

Official Website Perusahaan

Studi Pada PT. UNILEVER

INDONESIA Tbk. Proceeding,

Seminar Ilmiah Nasional

Komputer dan Sistem Intelijen

(KOMMIT 2008) Auditorium

Universitas Gunadarm., Depok.

20-21 Agustus 2008

Dajan, Anto. 1997. Pengantar Metode

Statistik Jilid II. Penerbit LP3E.,

Jakarta

Gujaratti, Damodar. 2001. Econometrics,

6th edition. Tornton Press

Idroes, Ferry N. 2008. Manajemen Resiko

Perbankan-

PemahamanPendekatan 3 Pilar

Page 25: PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) …

150

Kesepakatan Basel I. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Kaplan S, Robert, and Norton. 2004.

Strategy Maps. Harvard Business

School Press

Kottler, Philip. 2007. Marketing of

Management. 14th

edition;

Tornton Press

Kotler, Kartajaya, Huan and Liu. 2003.

Marketing Management:

Analysis, Planing,

Implementation, and Control.

New Jersey: Prentice-Hall

International. Inc

Kytle, Beth, and et al. 2005. CSR as Risk

Management: A Model For

Multinational. Harvard University

Working Paper

Nazir, Mohammad. 1993. Metode

Penelitian. Ghalia Indonesia,

Jakarta

Porter, Michael E, and et al. 2009. The

Link Between Competitive

Advantage and CSR. Harvard

Business Review-Journal

Riyanto, Bambang. 1997. Manajemen

Pembelanjaan. BPFE,

Yogyakarta

Samuelson, Paul A., dan D. Nordhaus,

William. 2001. Ekonomi. Edisi

ke-17 Terjemahan, Penerbit

Erlangga

Siregar, Chairil N. 2007. Analisis

Sosiologis Terhadap

Implementasi CSR Pada

Masyarakat Indonesia. Jurnal

Sosioteknologi Edisi 12

Sukirno, Sadono. 2002. Ekonomi

Pembangunan: Proses Masalah

dan Dasar Kebijaksanaan.

Penerbit LPFE-UI; Jakarta

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori

Mikroekonomi. Penerbit LPFE-

UI. Jakarta

W, Iyuk. 2008. Kajian CSR

Pemberdayaan Masyarakat

”Charity Versus Empowering”.

http://www.pnm.co.id