Preventif Orthodontik

download Preventif Orthodontik

of 11

Transcript of Preventif Orthodontik

  • 8/12/2019 Preventif Orthodontik

    1/11

    Universitas Gadjah Mada 1

    BAB III

    PREVENTIF ORTHODONTIK

    1. Pendahuluan

    Preventif orthodontik mempunyai peranan yang sangat penting dalam

    halmengusahakan agar gigi-gigi permanen yang akan menggantikan posisi gigi desidui

    akan mendapatkan tempat yang cukup dan dalam keadaan oklusi normal.

    Sasaran preventif orthodontik diarahkan untuk menjamin berfungsinya fungsi

    pengunyahan yang baik dan dalam keadaan estetik yang baik. Disamping itu hubungan

    rahang harus optimal dan selaras. Harus diusahakan untuk menetralkan semua faktor

    luar yang menghambat pertumbuhan hubungan rahang yang optimal. Gigi-gigi harus

    tegak dan pada posisi kontak proksimal yang baik.

    Fungsi gigi desidui selain untuk fungsi estetik, phonetik dan mastikasi juga sebagai

    penerus rangsangan perkembangan tulang rahang, pembimbing erupsi gigi permanen

    yang akan menggantikannya dan menyediakan ruang untuk gigi permanen penggantinya

    atau sebagai space maintainer.

    Sebab-sebab berkurangnya ruang akibat dan adanya : karies aproksimal, hilangnya

    gigi, inklinasi gigi insisivus, inklinasi gigi kaninus serta gigitan terbalik atau cross bite.

    Pendapat yang lain yang dapat menyadi penyebab berkurangnya ruang adalah : akibat

    pencabutan gigi desidui yang terlalu awal, akibat tekanan kemesial dan erupsi gigi

    posterior, penyesuaian dan gigi anterior kearah distal, ankilosis gigi desidui, anodontia,

    oligodonsia atau agenesis. Berkurangnya ruang atau space ini merupakan salah satu

    sebab terjadinya malokiusi gigi, terutama pada periode gigi desidui dan periode gigi

    bercampur.

    Gigi dapat tetap dalam hubungan yang baik pada lengkung rahang karena adanya

    keseimbangan enam kekuatan yang mengenainya. Keenam kekuatan yang mengenai

    gigi tersebut adalah tekanan mesial, bukal/ labial, distal, lingual/ palatal, oklusal danapikal. Bila salah satu atau lebih tekanan hilang maka akan terjadi perubahan dalam

    hubungan dengan gigi yang berdekatan, yang selanjutnya akan berakibat gigi yang

    bersangkutan miring atau bergerak ke arah tekanan yang hilang. Perubahan posisi gigi

    ini akan menimbulkan permasalahan wang atau space. Setiap gigi mempunyai

    kecenderungan atau bergeser, gigi posterior mempunyai tendensi bergeser kemesial,

    sedang gigi anterior mempunyai tendensi bergeser ke distal.

  • 8/12/2019 Preventif Orthodontik

    2/11

    Universitas Gadjah Mada 2

    2. Pertumbuhan dan Perkembangan Wajah dan Rahang

    Pertumbuhan adalah suatu proses fisiokemis yang meliputi struktur, komposisi dan

    ukuran dalam suatu kehidupan organisme. Definisi lain yaitu penambahan yang

    berhubungan dengan masa tumbuh dalam jangka waktu tertentu dan dengan cara yang

    karakteristik dan spesies.

    Perkembangan adalah proses bertahap kearah keadaan yang lebih lengkap baik

    secara strukturan maupun fungsional. Perkembangan menceriterakan dan pembelahan

    sel, pertumbuhan, deferensiasi sampal menjadi dewasa.

    Variasi kecepatan pertumbuhan yang disebut derajad pertumbuhan pada tiap-tiap

    bagian tidak sama. Beberapa bagian tubuh Iebih cepat daripada bagian yang lain.

    Selama pertumbuhan, kerangka wajah tumbuh dalam tiga demensi yaitu : tinggi, lebar,

    dan dalam panjang. Kranium atau tengkorak bertambah besar melalui pertumbuhan

    tulang rawan, proliferasi janngan ikat seperti pada sutura dan aposisi permukaan tulang

    pada beberapa tempat. Perkembangan dentofasial terutama tergantung pada : genetik

    (herediter dan mekanisme genetik), faktor lingkungan seperti nutrisi, suhu, tekanan serta

    kekuatan fungsional (aktifitas otot).

    Prosesus maksilaris tumbuh ke anterior dan bergabung dengan prosesus

    frontomaksilaris membentuk rahang atas, sedangkan rahang bawah dibentuk dari arkus

    mandibularis. Pertumbuhan tulang rahang atas adalah suatu pertumbuhan yang cukup

    kompleks dalam hubungannya dengan basis kranium. Basis kranium tumbuh membesar

    dengan cara endokondral, tetapi pertumbuhan tulang rahang atas terjadi dengan

    proliferasi jaringan ikat pada sutura-sutura dan aposisi pada permukaan.

    Tempat terpenting pada pertumbuhan kompleks tulang rahang atas yaitu sututa

    frontomaksilaris, sutura zigomatikomaksilaris, Zigomatikotemporasia dan sutura

    pterigopalatina. Pertumbuhan didaerah ini menyebabkan pergerakan rahang atas kearah

    depan dan bawah (anterior dan inferior). Pertumbuhan sutura-sutura pada demensi

    vertikal dan anteroposterior bagian nasal tulang rahang atas dan palatinal menyebabkan

    tulang rahang atas bertambah tinggi dan panjang atau dalam.Pertumbuhan yang terjadi pada tulang rahang atas tersebut diatas adalah

    pertumbuhan kearah vertikal, horisontal/ transversal serta pertumbuhan anteroposterior.

    Kartilago meckel merupakan pusat pertumbuhan rahang bawah pada kondilus, tetapi

    kondilus rahang bawah sebenarnya juga termasuk tulang membran dan jaringan ikat

    fibrous yang menutupi kartilago tersebut. Pertumbuhan pada tulang rahang bawah juga

    dapat terjadi pada daerah simphisis, daerah kondilus, pertumbuhan vertikal,

    horisontal/transversal dan pertumbuhan anteroposterior.

    Dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pertumbuhan tulang rahang atas danrahang bawah adalah : pertumbuhan pada tuberositas maksila, prosesus alveolaris

  • 8/12/2019 Preventif Orthodontik

    3/11

    Universitas Gadjah Mada 3

    rahang atas, zigomatikomaksilaris, prosesus maksilaris dasar orbita, kondilus rahang

    bawah, ramus rahang bawah bagian posterior dan pada prosesus alveolaris rahang

    bawah.

    3. Perkembangan Gigi Geligi

    Pada waktu dilahirkan maka gigi-geligi mandibula dan maksila terdapat beberapa

    tingkatan dan jarang sekali ada gigi yang terlihat dimulut pada waktu dilahirkan.

    Klasifikasi dan semua gigi desidui sudah dimulai pada bulan keempat sampai bulan

    keenam pada kehidupan intrauterina.

    Walau kadang-kadang nampak bahwa gigi permanen pengganti akan mendapat

    ruang yang tidak cukup karena ukurannya yang lebih besar daripada gigi desidui, tetapi

    karena terjadi pertumbuhan yang cepat dan rahang dan gigi ini akan mendapatkan

    tempat yang cukup pula.

    Keadaan gigi desidui pada umur antara 5 - 6 tahun adalah sebagai berikut:

    1) Terdapat diastema diantara gigi-gigi desidui. Hal ini disebabkan karena adanya

    pertumbuhan rahang untuk mempersiapkan ruang bagi gigi pengganti yang

    ukurannya lebih besar dan gigi yang digantinya.

    2) Terdapat adanya pengikisan atau abrasi pada gigi desidut ini yang dapat

    menyebabkan mandibula bergerak lebih maju (kedepan) sehingga terjadi hubungan

    edge to edge untuk gigi anterior dan hubungan cusp to cusp untuk gigi posterior.

    3) Terdapat hubungan molar kedua desidui atas dan bawah dengan tiga kemungkinan:

    a) Molar kedua desidui atas dan molar kedua desidui bawah dalam keadaan okiusi

    memperlihatkan permukaan distal kedua-duanya terletak dalam satu garis lurus

    (Gbr. 3-1 B).

    b) Permukaan distal dan molar kedua desidui bawah lebih ke distal 1-3 mm dan

    permukaan distal molar kedua desidui atas.

    c) Permukaan distal dan molar kedua desidui bawah lebih ke mesial 1-3 mm dan

    permukaan distal molar kedua desidui atas (Gbr. 3-1A).

  • 8/12/2019 Preventif Orthodontik

    4/11

    Universitas Gadjah Mada 4

    Pada anak umur 9 sampai 10 tahun terjadi resorbsi dari akar gigi caninus desidui

    yang akan diganti gigi caninus permanen. Pada pergantian gigi molar satu, molar kedua

    dan kaninus desidui oleh premofar satu, premolar dua dan kaninus permanen ini ada

    kelebihan ruang. Gigi-gigi pengganti adalah lebih kecil diameternya dan pada gigi-gigi

    yang diganti. Pada rahang bawah perbedaan ruangan tersebut adalah sama dengan

    +1,7 mm, sedang pada rahang atas perbedaan ruang ini + 0,9 mm. Perbedaan ini

    disebut Leeway space. (Gbr. 3-2). Ruangan ini hanya bersifat sementara dan hilang

    oleh karena bergesernya molar satu permanen kedepan (ke mesial), yang menyebabkan

    perbaikan okiusi. Gigi incisivus atas lebih ke anterior dibanding gigi incisivus desidui

    (Gbr 3-3).

    Leeway space ini harus diperhitungkan. Seringkali dijumpai gigi kaninus desidui

    mandibula tanggal dan dijumpai gigi incisivus lateralis yang sudah merapat dengan molar

    satu desidui, sehingga nantinya tidak ada tempat untuk kaninus permanen bawah.

    Secara singkat leeway space berguna untuk:

    1) Penyesuaian molar (Molar adjustmant).

    Molar satu permanen atas dan bawah bergeser ke mesial : untuk molar satu

    permanen atas bergeser 0,9 mm; molar satu permanen rahang bawah bergeser

    kemesial 1,7 mm, sehingga terbentuk oklusi angle kelas I (mesioklusi),

    2) Pengaturan gigi anterior.

    Pengaturan atau menyediakan ruang pada kasus crowded gigi anterior bawah.

    Kecepatan bergesernya molar satu permanen ke mesial untuk rahang atas/ bawah

    bervariasi. Bila menghadapi kasus crowded gigi anterior pada masa gigi bercampur,

  • 8/12/2019 Preventif Orthodontik

    5/11

    Universitas Gadjah Mada 5

    hasil perhitungan menunjukkan adanya kekurangan ruang yang lebih besar dad

    leeway space maka untuk mengatur gigi yang crowded tersebut diperlukan adanya

    serial ekstraksi.

    Tabel 1. Urutan erupsi gigi-gigi desidul (dalam bulan)

    RAHANGElemen

    I II Ill IV V

    ATAS 7,5 9 19 16 24

    BAWAH 6 7 16 12 20

    Tabel 2. Unitan erupsi gigi-gigi permanen (dalam tahun)

    RAHANG Elemen1 2 3 4 5 6 7 8

    ATAS 7-8 8-9 11-12 10-11 10-12 6-7 12-13 17-21

    BAWAH 6-7 7-8 9-10 10-12 11-12 6-7 11-13 17-21

    4. Analisis Ruang

    Dalam melakukan perhitungan atau analisis untuk memperkirakan cukup tidaknya

    ruang, untuk tumbuhnya gigi geligi permanen dengan susunan yang teratur dalam

    lengkung gigi, dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya adalah :

    a. Penerapan Tabel Moyers atau senng dikenal dengan Metode Moyers

    Dasar dari metode ini adalah : adanya korelasi antara satu kelompok gigi

    dengan kelompok lain. Jadi dengan mengukur jumlah lebar mesiodistal gigi-gigi

    dalam satu kelompok dalam satu segmen, dimungkinkan membuat suatu perkiraan

    yang tepat jumlah lebar mesiodistal gigi-gigi dari kelompok yang lain dalam mulut

    yang sama. Dalam hal ini kelompok yang dipakai sebagai pedoman adalah keempat

    gigi incisivus bawah. Pemakainan keempat gigi incisivus sebagai kelompok pedoman

    dengan alasan : 1) merupakan kelompok gigi permanen yang timbuhnya paling awal,

    2) mudah diukurdengan tepat baik secara intra oral maupun ekstra oral, 3) ukurannya

    tidak terlalu bervariasi bila dibandingkan dengan gigi incisivus rahang atas.

    Keuntungan penerapan rumus Moyers adalah sebagai berikut : 1) Kesalahan

    relatif kecil, dan hasil cepat diketahui; 2) dapat dikerjakan oleh yang sudah ahli

    maupun yang belum; 3) Tidak membutuhkan banyak waktu; 4) Tidak memerlukan

    alat khusus termasuk rongen foto; 5) Dapat dikerjakan dalam mulut maupun pada

    model studi; 6) Dapat dikerjakan baik rahang atas maupun rahang bawah.

  • 8/12/2019 Preventif Orthodontik

    6/11

    Universitas Gadjah Mada 6

  • 8/12/2019 Preventif Orthodontik

    7/11

    Universitas Gadjah Mada 7

    b. Penerapan rongenogram atau sering dikenal dengan Metode Huckaba

    Untuk memprediksi ukuran gigi-gigi yang belum tumbuh dapat dipergunakan

    rumus Huckabayaitu:

    A = besar gigi yang sudah erupsi

    A = besar gigi tsb (yg sudah erupsi) pada ro foto

    B = besar gigi yang eIum erupsi

    B = besar gigi yang belum erupsi dalam rofoto

    Berdasarkan penerapan rumus Moyers atau Rumus Huckaba, akan dapat

    diketahui atau diperkirakan ukuran Jebar mesiodistal gigi-gigi yang belum erupsi.

    Dengan diketahuinya ukuran lebar mesiodistal gigi yang belum erupsi maka dapat

    dilakukan penghitungan atau analisis wang. Caranya sebagai berikut. Panjang

    lengkung rahang (atas atau bawah) dikurangi jumlah lebar mesiodistal keempat gigi

    incisivus. Hasil pengurangan ini merupakan ruang yang tersedia untuk erupsinya gigi

    kaninus permanen, premolar pertama dan premolar kedua. Ada tiga kemungkinan

    hasil dan perbandingan ruang yang tersedia dengan jumlah mesiodistal gigi yangmenempatinya. Hasil ini akan menentukan jenis perawatannya yaitu:

    Apabila sama (nol) maka perawatannya adalah space maintainer.

    Apabila lebih(positif) maka perawatannya adalah eliminate space.

    Apabila kurang (negatif) maka perawatannya adalah space regainer atau create

    space.

    5. Space maintainer

    Indikasi Space maintainer

    Secara umum space maintainer (SM) dibutuhkan apabila kekuatan yang mengenai

    gigi tidak seimbang dan analisis ruang menunjukkan adanya kemungkinan kekurangan

    ruang bagi gigi geligi permanen pengganti.

    Beberapa keadaan yang memerlukan pertimbangan untuk diabuatkan space

    maintainer atau tidak adalah sebagai berikut:

    a. Apabila gigi molar kedua desidui dicabut sebelum gigi premolar kedua slap

    menggantikannya.

  • 8/12/2019 Preventif Orthodontik

    8/11

    Universitas Gadjah Mada 8

    b. Gigi molar pertama desidui yang tanggal terlalu dini, ini tidak mutlak diperlukan

    seperti pada molar kedua desidui.

    c. Pada kasus anodonsia gigi premolar kedua, kemungkinan lebih baik membiarkan

    terjadinya pergeseran gigi molar pertama permanen ke arah mesial untuk menutup

    ruang.

    d. Anodontia incisivus kedua atau lateral sering terjadi dan biasanya dibiarkan agar

    ditempati oleh gigi kaninus.

    e. Gigi anterior desidui yang hilang terlalu dini membutuhkan space maintainer untu

    tujuan lain yaitu tujuan psykhologis dan mencegah timbulnya penyakit.

    f. Bila gigi molar pertama permanen dicabut terlalu dini diharapkan gigi molar kedua

    permanen yang akan erupsi dapat menggantikan posisinya, tetapi kalau gigi tersebut

    telah erupsi sebaiknya ruang dipertahankan atau gigi molar kedua tersebut digeser

    dengan perawatan orthodonti.

    g. Bila gigi molar kedua desidui dicabut hanya beberapa saat menjelang gigi molar

    pertama permanen erupsi, sebaiknya dibuatkan plat dengan labial arch dan

    bangunan seperti gigi molar kedua desidui dan akrilik.

    h. Alat space maintainer aktif sering digunakan untuk mendesak gigi molar pertama

    permanen ke arah distal.

    Kontra indikasi pemasangan space maintainer

    Tidak semua kasus hilangnya gigi desidui yang terlalu dini membutuhkan alat space

    maintainer. Berikut ini beberapa keadaan yang tidak perlu alat space maintainer.

    a. Bila tidak terdapat alveolus diatas mahkota gigi yang akan erupsi dan pada kasus

    tersebut terdapat cukup ruang.

    b. Jika ruang cukup dan tidak terdapat gejala adanya penyempitan ruang akibat

    pencabutan gigi desidui tersebut.

    c. Jika ada beda yang cukup besar antara pencabutan yang diperlukan bagi perawatan

    orthodonsi.d. Jika gigi pengganti tidak ada dan penutupan ruang diinginkan.

    Syarat syarat space maintainer

    Space maintainer pada prinsipnya adalah untuk mempertahankan ruang bekas gigi

    desidui yang tanggal terlalu dini. Namun alat tersebut harus memenuhi beberapa

    persyaratan sebagai berikut:

    a. Dapat memelihara proksimal demensi yang dibutuhkan

    b. Tidak mengganggu erupsi gigi antagonisc. Tidak mengganggu erupsi gigi permanen pengganti.

  • 8/12/2019 Preventif Orthodontik

    9/11

    Universitas Gadjah Mada 9

    d. Memberi ruang yang cukup bagi lurusnya erupsi gigi.

    e. Tidak mengganggu fungsi bicara.

    f. Sederhana bentuknya.

    g. Mudah dibersihkan dan diperlihara.

    Pembuatan space maintainer dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana,

    adapun caranya sebagai berikut :

    1. Model gigi dan rahang yang peroleh dengan mengisi gips dan afdruk pada pasien,

    kemudian dibuatkan klamer (Gbr. 3-4).

    2. Model diberi lapisan agar resinnya nanti tidak menyatu dengan model (gips), misal

    dengan CMS (Cold Mould Seal), biarkan CMS tersebut kering, selanjutnya klamer

    yang telah dibuat tadi difiksasi dengan menggunakan malam (wax) pada bagian

    bukal (Gbr.3-5)

    3. Tuangkan resin diatas model sampai diperoleh ketabalan dan luas yang diinginkan

    (Gbr. 3-6).

    4. Lepaskan dari model dan dilakukan pemolishan maka alat tersebut sudah siap

    dipasang. (Gbr. 3-7 dan Gbr. 3-8)

  • 8/12/2019 Preventif Orthodontik

    10/11

    Universitas Gadjah Mada 10

  • 8/12/2019 Preventif Orthodontik

    11/11

    Universitas Gadjah Mada 11

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Finn, S.B., 1973. Clinical Pedodontic, 4 th. ed., W.B. Saunders Co., Philadelphia

    2. McDonald, R.E. and Avery, D.R., 1994. Dentistty for Child and Adolescent. 6 th. ed.,

    Mosby, Teaxbook Inc., St. Louis.

    3. Sim, J.M., 1972. Minor Tooth Movement in Children, C.V. Mosby Co., St. Louis

    4. Snawder, K.D., 1980. Handbook of Clinical Pedodontic, C.V. Mosby Co., London