ppt case.pptx

29
PENDEKATAN DOKTER KELUARGA PADA PASIEN EPILEPSY DI PUSKESMAS SEMATANG BORANG PALEMBANG VIDRO ALIF GUNAWAN 702009055 Penguji dr. H.Ahmad Ridwan,MO

description

free

Transcript of ppt case.pptx

Page 1: ppt case.pptx

 PENDEKATAN DOKTER KELUARGA PADA PASIEN EPILEPSY DI PUSKESMAS SEMATANG BORANG PALEMBANG

VIDRO ALIF GUNAWAN702009055

Penguji dr. H.Ahmad Ridwan,MO

Page 2: ppt case.pptx

BAB IPENDAHULUAN

Page 3: ppt case.pptx

Epilepsi merupakan salah satu penyakit saraf kronik kejang berulang muncul tanpa diprovokasi. Penyebabnya adalah kelainan bangkitan listrik jaringan saraf yang tidak terkontrol baik sebagian maupun seluruh bagian otak. Keadaan ini bisa di indikasikan sebagai disfungsi otak

Page 4: ppt case.pptx

Tujuan Penulisan

•  Tujuan UmumLaporan ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat mengikuti Kepanitraan Klinik bagian Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

• Tujuan KhususMahasiswa belajar menerapkan prinsip-prinsip pelayanan kedokteran keluarga dalam mengatasi masalah tidak hanya pada penyakit pasien, tetapi juga faktor psikososial dari keluarga yang mempengaruhi timbulnya penyakit serta peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.

Page 5: ppt case.pptx

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Page 6: ppt case.pptx

PengertianEpilepsi adalah suatu gangguan serebral kronik dengan berbagai macam etiologi, yang dicirikan oleh timbulnya serangan paroksimal yang berkala, akibat lepas muatan listrik neuron serebral secara eksesif

GEJALA KLINIS. Dengan gejala motorik : Fokal motorik tidak menjalar : sawan terbatas pada satu bagian tubuh saja Fokal motorik menjalar : sawan dimulai dari suatu bagian tubuh dan menjalar meluas ke daerah lain. Disebut juga epilepsy Jackson. Versif : sawan disertai gerakan memutar kepala, mata, tubuh Postural : sawan disertai dengan lengan atau tungkai kaku dalam sikap tertentu Disertai gangguan fonasi : sawan disertai arus bicara yang terhenti atau pasien mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu

Page 7: ppt case.pptx

Klasifikasi yang ditetapkan oleh International League Againts Epilepsy (ILAE)

Serangan parsial a. Serangan parsial sederhana (kesadaran baik)

Dengan gejala motorik. Dengan gejala sensorik. Dengan gejala otonom. Dengan gejala psikis.

b. Serangan parsial kompleks (kesadaran terganggu) Serangan parsial sederhana diikuti dengan gangguan

kesadaran. Gangguan kesadaran saat awal serangan.

c. Serangan umum sederhana Parsial sederhana menjadi tonik-klonik.

Parsial kompleks menjadi tonik-klonik. Parsial sederhana menjadi parsial kompleks menjadi tonik-

klonik.

Page 8: ppt case.pptx

Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya gejala dan tanda klinik dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimal 2 kali) yang ditunjang oleh gambaran epileptiform pada EEG.

Diagnosis epilepsy pada pasien ini dibuat berdasarkan hasil anamnesis yang didapatkan adanya riwayat kejang yang berulang yakni ketika SMP dan awal SMA. Selain itu pasien ini sebenarnya sudah mendapatkan riwayat OAE, namun kejang saat ini muncul dikarenakan pasien akhir-akhir ini tidak meminum obat secara teratur atau juga mungkin dosis obat yang diberikan perlu untuk ditingkatkan

Page 9: ppt case.pptx

Tujuan pengobatan adalah mencegah timbulnya sawan tanpa menggangu kapasitas fisik dan intelek pasien. Pengobatan epilepsi meliputi pengobatan medikamentosa dan pengobatan psikososial

Pengobatan Psikososial Pasien diberikan penerangan bahwa dengan pengobatan yang optimal sebagian besar akan terbatas dari sawan. Pasien harus patuh dalam menjalani pengobatannya sehingga dapat bebas dari sawan dan dapat belajar, bekerja, dan bermasyarakat secara normal

Page 10: ppt case.pptx
Page 11: ppt case.pptx

Dokter keluarga adalah dokter praktik umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan lingkungan yang dilandasi keterampilan dan keilmuan yang mapan.

Page 12: ppt case.pptx

PRINSIP DOKTER KELUARGA•Pelayanan yang holistik dan komprehensif;•pelayanan yang kontinyu;•pelayanan yang mengutamakan pencegahan;•pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif;•penanganan personal bagi setiap pasien

sebagai bagian integral dari keluarganya;•pelayanan yang mempertimbangkan keluarga,

lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya;

•pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum;

•pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu; dan

•pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan.

Page 13: ppt case.pptx

KOMPETENSI DOKTER KELUARGA

Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga.Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan keterampilan klinik dalam pelayanan kedokteran keluarga.Menguasai keterampilan berkomunikasi.Menyelenggarakan hubungan profesional dokter-pasien. dapat bekerja sama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.Memiliki keterampilan manajemen pelayanan klinis.Memberikan pelayanan kedokteran berdasarkan etika moral dan spiritual.Memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang pengelolaan pelayanan kesehatan termasuk sistem pembiayaan (asuransi

Page 14: ppt case.pptx

BAB IIILAPORAN KASUS

Page 15: ppt case.pptx

IdentitasNo. Medrek : 20.095Nama : Titin SuarniUmur : 48 tahunJenis Kelamin : PerempuanPendidikan : Tamat SMAPekerjaan : Ibu Rumah tanggaStatus Perkawinan : MenikahNama KK : MGS AnwarNomor KK : 1671080206080045Alamat : Komp. Griya Cipta Pratama Blok

E-16 Kec.Sematang Borang

PalembangTanggal berobat : 20 September 2013Tanggal kunjungan :23 September & 26 September

2013

Page 16: ppt case.pptx

Keluhan Utama : Kejang

Pasien kejang seluruh tubuh terakhir 1 kali 2 bulan yang lalu (15 Juli 2013). Kejang selama ±3menit. Pasien terlihat kaku lalu menghentak-hentakan keempat anggota gerak tubuh. Saat kejang pasien tidak sadar. Keluhan Os kambuh jika os tidak mengkonsumsi obat dan sering didahului oleh pikiran yang stress. Lidah tergigit (-), mata melirik ke atas (+), mulut berbuih (-) setelah kejang pasien tidak sadar. Pasien sering kejang sejak SMP (SMP kejang 1 kali, SMA kejang 2 kali). Riwayat kejang demam tidak diketahui Riwayat trauma sebelumnya (-). Riwayat panas tinggi diikuti penurunan kesadaran(-) .Riwayat nyeri kepala sebelum kejang (-). Faktor pencetus (-)

Page 17: ppt case.pptx

Riw kelahiran: lahir spontan, cukup bulan Riw Trauma: (-) Riw kejang demam (-)Riw keluarga : tidak ditemukan Riw Pengobatan: -

PEMERIKSAAN FISIK Status Interna KU : CMTD : 130/90 mmHg N:90x/m RR: 20x/m Temp 36,7 C K/L : an-/- ict-/- pembesaran KGB (-) Thoraks : C/ ictus invisible palpable at ICS V 1cm MCL S S1 S2 single, murmur (-) P/ simetris, vesikuler, rh-/- wh-/- Abdomen : flat, soefl, BU (+) N, nyeri tekan (-) Extremitas : akral hangat, ed-/-

Page 18: ppt case.pptx
Page 19: ppt case.pptx

DIAGNOSIS Diagnosis Topis : Center cephalic Diagnosis Etiologis : Epilepsi umum tonik klonik Diagnosis Sekunder : - Planning Diagnosis : EEG

Page 20: ppt case.pptx

PenatalaksanaanA. MedikaMentosaPhenobarbital 3x30 mgVit b comp 2x1 B. NonmedikamentosaMemberikan penjelasan kepada pasien mengenai penyakit yang dideritanya Memberikan penjelasan bahwa penyakit yang diderita bisa disembuhkan dengan pengpbatan yang teraturMenjelaskan efek dari pasien yang lupa minum obat ataupun lupa mengambil obat ke puskesmas terdekat. C.Promotif dan Preventifa. Menghindarkan faktor pencetus kejang seperti stresb. Pasien dilarang mengendarai kendaraan bermotor.c.Meningkatkan daya tahan tubuh, antara lain dengan makan- makanan yang bergizi (4 sehat 5 sempurna)d. Tidur dan istirahat yang cukup

Page 21: ppt case.pptx

Implementasi No. Masalah yang dihadapai Rencana Pembinaan Sasaran

Pembinaan

Target

1. Pasien mengalami penyakit

hipertensi stage II, dan dengan

adanya riwayat Hipertensi

keluarga

Memberikan edukasi tentang

upaya-upaya pencegahan

dari penyakit yang diderita

Pasien Pasien dapat

melakukan upaya-

upaya pencegahan

kekambuhan dengan

baik

2 Pasien mempunyai kebiasaan

memakan makanan dengan

komposisi yang kurang sehat dan

jarang berolahraga secara rutin.

Memberikan motivasi untuk

merubah pola hidup sehat

dengan berolahraga dan

makanan yang bergizi dan

sehat

Pasien Pasien dapat mengatasi

stressor-stressor yang

dihadapinya dan dapat

merubah perilaku

hidup sehat

3 Aspek psikososial keluarga Menganjurkan kepadakeluarga memberi dukungan kepada pasien agar selalu menjaga kesehatannya dan selalu mengingatkan pasien untuk kontrol berobat.

Keluarga Keluarga memberi

perhatian lebih kepada

pasien

Page 22: ppt case.pptx
Page 23: ppt case.pptx

Gambaran lingkungan rumahUkuran rumah keluarga Ny Titin Suarni adalah 6 x 15 m2. Lingkungan tempat tinggal merupakan suatu pemukiman padat dengan jalan setapak di depan rumah dari aspal. Atap rumah terbuat dari genting, dinding terbuat dari batu bata, dan lantai terbuat dari keramik. Ventilasi rumah berukuran kurang dari 25% dari luas ruangan, pencahayaan yang masuk ke dalam rumah dan tingkat kelembapannya cukup.Rumah terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 ruang makan sekaligus dapur dan 1 kamar mandi yang berada di dalam rumah. Pencahayaan matahari dan ventilasi udara cukup, sehingga udara dapat mengalir cukup dan cahaya matahari masuk cukup banyak. Sumber air bersih adalah PDAM dan sumur.

Page 24: ppt case.pptx

Sarana pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan

Jalan kaki atau menggunakan jasa ojek

Pasien jika sakit berobat ke puskesmas. Karena biaya yang murah dan jarak cukup dekat dari rumah, sehingga perjalanan ditempuh dengan jalan kaki. Dan pasien juga merasa cukup puas dengan pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas.

Tarif pelayanan kesehatan

Bayar sendiri

Kualitas pelayanan kesehatan

Cukup memuaskan

Page 25: ppt case.pptx
Page 26: ppt case.pptx

Rencana pembinaan keluargaEdukasi terhadap pasien

1. Memberikan psikoterapi edukatif, yaitu memberikan informasi dan edukasi tentang penyakit yang diderita, faktor risiko, gejala, dampak, faktor penyebab, cara pengobatan, prognosis, dan risiko kekambuhan agar pasien tetap taat meminum obat dan segera datang ke dokter bila timbul gejala serupa dikemudian hari. Selain itu, harus dijelaskan pula bahwa pengobatan akan berlangsung lama, adanya efek samping obat dan pengaturan dosis obat hanya boleh diatur oleh dokter.

2. Memberikan psikoterapi suportif dengan memotivasi penderita untuk terus minum obat secara teratur, serta memiliki semangat untuk sembuh, sehingga pasien dapat kembali melakukan aktivitas seperti biasa.

Page 27: ppt case.pptx

Terhadap keluarga1. Informasi dan edukasi mengenai penyakit yang diderita

pasien, gejala, kemungkinan penyebab, dampak, faktor-faktor pemicu kekambuhan, dan prognosis sehingga keluarga dapat memberikan dukungan kepada penderita.

2. Meminta keluarga untuk mendukung penderita, mengajak penderita berinteraksi dan beraktivitas serta membantu hubungan sosial penderita.

3. Meminta keluarga untuk selalu mengingatkan penderita untuk kontrol rutin dan minum obat secara teratur.

4. Menginformasikan bahwa penyakit ini bersifat jangka panjang sehingga dibutuhkan kesabaran dan perhatian keluarga.

5. Memberikan pengertian pada keluarga agar menjaga suasana hubungan sosial dan keluarga dalam suasana yang harmonis dan mengurangi timbulnya konflik dengan penderita yang memacu terjadinya stres pada penderita

Page 28: ppt case.pptx

Daftar Masalah dan Pembinaan Keluarga

Masalah organobiologikDitemukan faktor keturunan sama seperti penderitaMasalah psikologikTidak ditemukan masalah psikologik pada penderitaMasalah dalam keluargaTidak ditemukan masalah keluarga pada penderita

Saran dan masukan yang diberikan untuk pasien dan keluargaUsahakan adanya pertukaran sirkulasi udara yang baik di dalam rumah dengan cara membuka jedela dan juga dengan membuka pintu rumah.Makan yang teratur dan makan makanan yang bergizi 4 sehat 5 sempurna.Periksakan anak dan keluarga segera jika merasa kurang sehat 

Page 29: ppt case.pptx

TERIMA KASIH…