PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMBERANTASAN …

8
20 PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK TERHADAP INFEKSI DENGUE DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, KOTA DENPASAR, BALI Sang Gede Purnama1*, Tri Baskoro Satoto2, Yayi Prabandari3 1 .PS. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fak. Kedokteran, Universitas Udayana 2 .PS. Kedokteran Tropis, Fak Kedokteran, UGM-Jogyakarta 3 .Bagian Ilmu Perilaku, Kesehatan masyarakat, Fak. Kedokteran UGM *Email: [email protected] ABSTRACT Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a global health problem. Denpasar city is one of endemic areas in Bali Province. Based on Bali Provincial Health Office report during 2008 there were 2,709 cases and 14 deaths (CFR: 0.52), in 2009 there were 2,190 cases and 2 deaths (CFR: 0.09) and in 2010 there were 4,426 cases with 24 deaths (CFR: 0. 54) with 561,36 incidents per 100,000 population. South Denpasar District was one of areas with the highest dengue cases among other districts. toward dengue infection is very important. The Purpose of this study is to know the relationship towards dengue infection in South Denpasar District. This study is an observational study with case-control pairs design. Case is new cases of dengue infection and control is not suffering from dengue infection by age, gender and origin of the same residence with the case. There were 150 samples of cases and controls studied. Data knowledge, OR=3.41 (CI95% 1.240 to 7.692). mosquito breeding place towards dengue infection in South Denpasar District, Denpasar. Keyword: ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan global. Kota Denpasar adalah salah satu daerah endemis di Provinsi Bali. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Bali pada tahun 2008 terdapat 2.709 kasus dan CFR sebesar 0,52. Tahun 2009 terdapat 2.190 kasus dan CFR 0,09 dan tahun 2010 terdapat 4.426 kasus dengan CFR sebesar 0,54 dengan angka insiden 561,36 per 100.000 penduduk. Kecamatan Denpasar Selatan merupakan salah satu daerah dengan kasus DBD paling tinggi di antara kecamatan lainnya. Pengaruh dari faktor pengetahuan, sikap, perilaku memiliki peranan penting terhadap infeksi dengue. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh antara tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terhadap infeksi dengue di Kecamatan Denpasar Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan case-control berpasangan. Kasusnya adalah kasus baru infeksi dengue dan kontrolnya adalah yang tidak menderita infeksi dengue dengan umur, jenis kelamin dan asal tempat tinggal sama dengan kasus. Sebanyak 150 sampel kasus dan kontrol yag diteliti. Data pengetahuan, sikap, dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dikumpulkan dengan teknik wawancara dan observasi. Hasil uji bivariat menemukan variabel pengetahuan, sikap dan perilaku PSN yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi dengue di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Tingkat pengetahuan nilai OR = 2,72 (CI95% 1,365-5,424), Sikap nilai OR = 4,28 (CI95% 2,159-8,497), Perilaku nilai OR = 3,41 (CI95% 1,240-7,692). Pada analisis multivariate didapat variable yang paling dominan berperan meningkatkan faktor risiko DBD adalah sikap OR = 4,2 (CI 95% 2,159- 8,497) dan perilaku PSN OR=16 (CI 95% 3,398-75,345). Kata kunci : pengetahun, sikap, perilaku dan infeksi dengue

Transcript of PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMBERANTASAN …

Page 1: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMBERANTASAN …

20

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANGNYAMUK TERHADAP INFEKSI DENGUE DI KECAMATAN DENPASAR

SELATAN, KOTA DENPASAR, BALI

Sang Gede Purnama1*, Tri Baskoro Satoto2, Yayi Prabandari31.PS. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fak. Kedokteran, Universitas Udayana

2.PS. Kedokteran Tropis, Fak Kedokteran, UGM-Jogyakarta3.Bagian Ilmu Perilaku, Kesehatan masyarakat, Fak. Kedokteran UGM

*Email: [email protected]

ABSTRACT

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a global health problem. Denpasar city is one of endemicareas in Bali Province. Based on Bali Provincial Health Offi ce report during 2008 there were 2,709cases and 14 deaths (CFR: 0.52), in 2009 there were 2,190 cases and 2 deaths (CFR: 0.09) and in 2010there were 4,426 cases with 24 deaths (CFR: 0. 54) with 561,36 incidents per 100,000 population.South Denpasar District was one of areas with the highest dengue cases among other districts.

toward dengue infection is very important. The Purpose of this study is to know the relationship

towards dengue infection in South Denpasar District.This study is an observational study with case-control pairs design. Case is new cases of dengueinfection and control is not suff ering from dengue infection by age, gender and origin of the sameresidence with the case. There were 150 samples of cases and controls studied. Data knowledge,

OR=3.41 (CI95% 1.240 to 7.692).

mosquito breeding place towards dengue infection in South Denpasar District, Denpasar.

Keyword:

ABSTRAK

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan global. Kota Denpasar adalahsalah satu daerah endemis di Provinsi Bali. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Balipada tahun 2008 terdapat 2.709 kasus dan CFR sebesar 0,52. Tahun 2009 terdapat 2.190 kasus danCFR 0,09 dan tahun 2010 terdapat 4.426 kasus dengan CFR sebesar 0,54 dengan angka insiden561,36 per 100.000 penduduk. Kecamatan Denpasar Selatan merupakan salah satu daerah dengankasus DBD paling tinggi di antara kecamatan lainnya. Pengaruh dari faktor pengetahuan,sikap, perilaku memiliki peranan penting terhadap infeksi dengue. Tujuan penelitian ini adalahmengetahui pengaruh antara tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pemberantasan sarangnyamuk (PSN) terhadap infeksi dengue di Kecamatan Denpasar Selatan.Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan case-control berpasangan.Kasusnya adalah kasus baru infeksi dengue dan kontrolnya adalah yang tidak menderita infeksidengue dengan umur, jenis kelamin dan asal tempat tinggal sama dengan kasus. Sebanyak 150sampel kasus dan kontrol yag diteliti. Data pengetahuan, sikap, dan perilaku pemberantasansarang nyamuk (PSN) dikumpulkan dengan teknik wawancara dan observasi.Hasil uji bivariat menemukan variabel pengetahuan, sikap dan perilaku PSN yang meningkatkanrisiko terjadinya infeksi dengue di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Tingkatpengetahuan nilai OR = 2,72 (CI95% 1,365-5,424), Sikap nilai OR = 4,28 (CI95% 2,159-8,497),Perilaku nilai OR = 3,41 (CI95% 1,240-7,692). Pada analisis multivariate didapat variable yangpaling dominan berperan meningkatkan faktor risiko DBD adalah sikap OR = 4,2 (CI 95% 2,159-8,497) dan perilaku PSN OR=16 (CI 95% 3,398-75,345).

Kata kunci : pengetahun, sikap, perilaku dan infeksi dengue

Page 2: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMBERANTASAN …

Arc. Com. Health • Juni 2013ISSN: 9772302139009

21

LATAR BELAKANG

Provinsi Bali memiliki prevalensipenyakit demam berdarah dengue

(DBD) tertinggi di Indonesia pada tahun2010. Angka penderita tercatat sebesar12.490 kasus, CFR sebesar 0,28 dengan angkainsiden 320,96 per 100.000 penduduk Balidan angka tersebut di atas rata-rata nasional65,57 per 100.000 penduduk (Dinkes ProvBali, 2010). Sebagai kawasan pariwisata,sangat penting untuk menjaga kesehatanmasyarakatnya, sebab demam berdarahtermasuk traveler diseases yang juga menjadiperhatiandunia. Wisatawanyangberkunjungke Bali memerlukan jaminan kesehatan agartidak berisiko tertular penyakit yang dapatmembahayakan kesehatan.

Kota Denpasar adalah salah satudaerah endemis di Provinsi Bali. Berdasar-kan laporan Dinas Kesehatan ProvinsiBali, di Kota Denpasar pada tahun 2007terdapat 3.264 kasus dan 10 kematian (CFR :0,31). Pada tahun 2008, terdapat 2.709 kasusdan 14 kematian (CFR : 0,52), tahun 2009terdapat 2.190 kasus dan 2 kematian (CFR: 0,09) dan tahun 2010 terdapat 4.426 kasusdengan 24 kematian (CFR : 0,54) denganangka insiden 561,36 per 100.000 penduduk(Dinkes Kota Denpasar, 2011).

Kecamatan Denpasar Selatanmerupakan salah satu daerah dengan kasusDBD paling tinggi di antara kecamatanlainnya. Pada tahun 2010, di KecamatanDenpasar Selatan terdapat 1.562 kasus,Denpasar Barat 1.331 kasus, DenpasarUtara 831 kasus dan Denpasar Timur704 kasus (Dinkes Kota Denpasar, 2011).Berbagai upaya telah dilakukan dalamupaya penanggulangan DBD, sepertipemberantasan sarang nyamuk (PSN),penyuluhan kesehatan, serta menggunakaninsektisida seperti melakukan pengasapandan abatisasi, namun hasilnya kurangoptimal. Wilayah Denpasar Selatan

memiliki penduduk yang cukup padatdan banyak penduduk pendatang sertamobilitas penduduknya tinggi. Jumlahpenduduk Kecamatan Denpasar Selatansebesar 186.330 jiwa. Berdasarkan data BPSpada tahun 2008, kepadatan penduduk KotaDenpasar telah mencapai 5.085 jiwa per km2,dengan kepadatan penduduk di KecamatanDenpasar Selatan sebesar 3.727 jiwa per km2

dengan jumlah rumah tangga sebanyak46.240 (BPS, 2009). Kepadatan pendudukdan densitas vektor nyamuk mempengaruhipenyebaran penyakit DBD (Nahla et al,2009).

Informasi yang didapat masyarakattentang penanganan, bahaya, tempatperkembangbiakan nyamuk danpenanggulangan demam berdarah akanmempengaruhi sikap dan tindakannya dalammemberantas demam berdarah tersebut(Flor et al, 2009). Angka bebas jentik di KotaDenpasar pada tahun 2010 sebesar 93,4%,masih kurang dari standar nasional sebesar95%. Angka kejadian demam berdarahdan ekologi vektor berhubungan eratdengan perilaku manusia, Oleh karena itu,evaluasi pengetahuan, sikap dan tindakansangat penting untuk meningkatkan upayapenanggulangan vektor secara terintegrasi(Degallier, 2000).

Pada musim hujan banyak tempatperkembangbiakan nyamuk yang sulitdipantau, seperti kaleng bekas, ban bekas,drum tidak terpakai, lubang pohon danlainnya (WHO, 2009). Masyarakat HinduBali juga banyak yang menggunakan wadahair suci yang terbuka yang ditempatkandi pura. Hal ini dapat menjadi tempatpotensial berkembangbiaknya nyamuk.Perilaku masyarakat dalam membersihkantempat perkembangbiakan nyamuk tidakdilaksanakan secara rutin dan banyak wadahyang dapat menjadi tempat penampunganair, terutama di musim hujan.

Vol. 2 No. 1 : 20-27

Page 3: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMBERANTASAN …

22

Hal ini berisiko untuk menyebarkandemam berdarah dengue di lingkungan.Penelitian ini berperan penting dalammengetahui peranan faktor pengetahuan,sikap dan perilaku pemberantasan sarangnyamuk (PSN) terhadap terjadinya infeksidengue di Kecamatan Denpasar Selatan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah observasionalanalitik dengan rancangan kasus-kontrol.Penelitian ini dilakukan di KecamatanDenpasar Selatan yang merupakan daerahendemis. Kasus dalam penelitian iniadalah penderita baru DBD selama 4 bulansebanyak 75 kasus dan kontrolnya adalahbukan penderita DBD yang memiliki umur,jenis kelamin dan tempat tinggal yang samadengan kasus dengan jumlah sebanyak75 orang. Data pengetahuan, sikap, danperilaku PSN dikumpulkan dengan metodewawancara menggunakan kuesioner yangtelah teruji validitas dan reliabilitas dan jugadilakukan observasi langsung.

HASIL PENELITIAN

1) Karakteristik respodenSebagian besar subjek penelitian,

baik kasus maupun kontrol, rata-rataberpendidikan SMA, yakni 65,3% untukkasus dan 69,3% untuk kontrol. Subjekpenelitian tidak ada yang tidak bersekolahdan yang memiliki pendidikan tamat SDada 8% pada kasus dan 2,66% pada kontrol,sedangkan lulusan peguruan tinggi ada13,3% pada kasus dan 16% pada kontrol.Hubungan antara tingkat pendidikan dankejadian DBD tidak bermakna.

Subjek penelitian yang bekerja padakasus 77,33% dan pada kontrol 70,66%,sedangkan yang tidak bekerja pada kasus22,66% dan pada kontrol 29,33%. Orang yangsibuk biasanya jarang melakukan kegiatan

membersihkan rumah karena padatnyaaktivitasnya. Hal ini dapat menyebabkanbanyaknya tempat perkembangbiakannyamuk.

Penelitian ini menunjukkan respondenyang memiliki pengetahuan baik pada kasus52% dan kontrol 74,6%. Responden yangmemiliki sikap tinggi pada kasus 36% dankontrol 70,6%. Kemudian, perilaku terkaitdengan pelaksanaan 3 M yang memilikiperilaku tinggi pada kasus sebesar 41,3%dan kontrol 70,6%. Perilaku pada kasusyakni menguras bak mandi seminggu sekali49,3%, tempat penampungan air (TPA)

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristiksubjek penelitian kejadian infeksidengue di Kecamatan DenpasarSelatan

Variabel Kasusn = 75

Kontroln = 75

Totaln = 150

Umur1-10 tahun11-20 tahun21-30 tahun31-40 tahun51-60 tahun51-60 tahun>60 tahun

Jenis kelaminLaki-lakiPerempuan

Tempat tinggalSidakaryaSesetanPanjerSanur KajaSanur KauhSanurRenonPemogan

PendidikanBelum/tidak sekolahTamat SDTamat SMPTamat SMATamat akademi/PT

Jenis pekerjaanPNSKaryawan swastaWiraswastaBuruhPelajarIRT

8141826621

5025

811838

169

12

06

104910

237928

17

8141826621

5025

81183816912

0295212

52983822

162836521242

10050

1622166

16321824

08

1910122

766175

1639

Vol. 2 No. 1 : 20-27Purnama, et al.

Page 4: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMBERANTASAN …

Arc. Com. Health • Juni 2013ISSN: 9772302139009

23

tertutup rapat 58,7%, mengubur barangbekas 8% dan menabur abate ; 57,3% jarang,37,3% tidak pernah serta 5,3% sering.

2) Hubunganantaratingkatpengetahuan,sikap dan perilaku terhadap kejadianDBDSetelah dilakukan matching umur dan

jenis kelamin antara kasus dan kontrol,maka hasil perhitungan statistik denganuji chi square memperoleh nilai OR = 2,72.Hal ini menunjukkan secara statistik adahubungan antara tingkat pengetahuandengan kejadian DBD di KecamatanDenpasar Selatan. Subjek penelitian dengantingkat pengetahuan rendah memiliki risikoterkena DBD 2,72 kali dibandingkan dengansubjek yang berpendidikan tinggi.

Variabel sikap berdasarkanperhitungan statistik dengan uji chi square,didapatkan nilai OR = 4,283. Hal ini berartisecara statistik ada hubungan antara sikapsubjek penelitian dengan kejadian DBDdi Kecamatan Denpasar Selatan. Subjekpenelitian yang memiliki sikap rendahmemiliki risiko terkena DBD 4,283 kalidibandingkan dengan subjek yang memilikisikap tinggi.

Variabel perilaku berdasarkanperhitungan statistik dengan chi square,didapatkan OR = 3,419. Hal ini berarti secarastatistik ada hubungan antara perilaku

subjek penelitian dengan kejadian DBDdi Kecamatan Denpasar Selatan. Subjekpenelitian yang memiliki perilaku rendahmemiliki risiko terkena DBD 3,419 kalidibandingkan dengan subjek yang memilikiperilaku tinggi.

3) Analisis faktor risiko yang palingberpengaruh terhadap kejadiandemam berdarah dengue (analisismultivariabel)Analisis multivariabel menggunakan

analisis multivariate regression logistic,dilakukan sebagai tindak lanjut dari analisisstatistik bivariabeldenganmengikutsertakanvariabel yang bermakna secara statistik(p < 0,05), sedangkan untuk variabel yangmempunyai nilai p < 0,025 sebagai batasseleksi untuk menghindari kegagalanmengikutsertakan variabel yang diketahuipenting (bermakna secara teori tetapi tidakbermakna secara statistik). Tujuannya untukmengetahui variabel bebas yang paling besarpengaruhnya terhadap variabel terikat.

Analisis regresi logistik dilakukanpada 3 variabel yang bermakna yaknipengetahuan, sikap dan perilaku. Setelahdimasukkan ke dalam regresi logistikternyata dari 3 variabel tersebut hanya 2 yangbermakna, yakni sikap dan perilaku. Hasilanalisis multivariabel dengan menggunakanregresi logistik disajikan pada Tabel 3.

Tabel 2. Hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, perilaku Terhadap kejadian DBD

Kategori Status p OR (95% CI)Kasus KontrolPengetahuan

Tinggi 39 56 0,004 2,72 (1,365-5,424)Rendah 36 19

SikapTinggi 27 53 0,000 4,283 (2,159-8,497)Rendah 48 22

PerilakuTinggi 31 53 0,014 3,419 (1,240-7,692)Rendah 44 22

Vol. 2 No. 1 : 20-27

Page 5: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMBERANTASAN …

24

Tabel 3 menunjukkan bahwa2 variabel, yakni sikap dan perilakumempunyai kontribusi besar terhadapinfeksi dengue yang terbukti dengan nilaikemaknaan yang kecil (p < 0,05). Faktorrisiko terkuat terhadap infeksi dengue diKecamatan Denpasar Selatan ditentukandari nilai tertinggi koefisien regresi (beta)dan Exp (B). Kekuatan hubungan dari yangterbesar ke yang terkecil dari hasil analisistersebut adalah variabel perilaku (OR = 16,koefesien regresi = 2,773, dan nilai p = 0,000)dan sikap terhadap kejadian DBD (OR =4,283, koefisien regresi = 1,455, dan nilai p =0,000).

PEMBAHASAN

Tingkat pengetahuan, sikapdan perilaku pada kasus dan kontroldikategorikan menjadi 2, yakni tinggidan rendah. Hasil analisis bivariabelmenunjukkan tingkat pengetahuan, sikapdan perilaku pemberantasan sarang nyamukdengan infeksi dengue memiliki hubunganyang bermakna. Hal ini menunjukkan bahwatingkat pengetahuan, sikap dan perilakupemberantasan sarang nyamuk merupakanfaktor risiko terjadinya infeksi dengue diKecamatan Denpasar Selatan.

Vektor DBD, tingkat pengetahuanmasyarakat dan perilaku diketahuiberperan penting penularan DBD. Tingkatpengetahuan seseorang akan mempengaruhiperilakunya dalam mencegah penularanDBD (Pai et al, 2005). Pengetahuan yang baiktentang gejala dan tanda demam berdarah

adalah penting dalam menangani penyakitdan segera mencari layanan kesehatan(Khun, 2007). Subjek penelitian yang masihmemiliki pendidikan rendah (SD, SMP)pada kasus sebesar 21,3% dan pada kontrolsebesar 14,6%. Pendidikan yang baik akanlebih mudah mendapatkan akses ke mediainformasi seperti internet, koran, majalah.

Sikap seseorang akan mempengaruhikecenderungan perilaku untuk bertindak.Orang yang tidak setuju dengan upayapemberantasan sarang nyamuk lebihcenderung tidak peduli dengan kegiatankebersihan lingkungan dan program 3M(menguras, menutup dan mengubur tempatpenampungan air). Sikap merupakan reaksiyang masih tertutup tidak dapat dilihatlangsung. Sikap hanya dapat ditafsirkandari perilaku yang nampak. Fungsi sikapbelum merupakan tindakan, akan tetapimerupakan predisposisi perilaku. Apabilasituasi memungkinkan, maka sikapakan terwujud dalam bentuk tindakan(Notoatmodjo, 2003) .

Perilaku membersihkan lingkungandan secara rutin melakukan kegiatan 3M,yakni menguras tempat penampunganair, mengubur barang bekas dan menutuptempat penampungan air akan efektifmengurangi tempat perkembangbiakannyamuk, sehingga dapat mengurangikejadian DBD di lingkungannya. Hal inisejalan dengan penelitian di KalimantanTimur (Purba, 2008) yakni ada hubunganantara tindakan dengan kepadatan populasinyamuk Aedes aegypti.

Tabel 3. Hasil analisis multivariabel faktor risiko infeksi dengue di Kecamatan DenpasarSelatan

Variabel B POR

(Exp (B))

CI (95%)

Lower Upper

Pengetahuan -0,342 0,641 0,711 0,169 2,995Sikap 1,455 0,000 4,283 2,159 8,497Perilaku 2,773 0,000 16 3,398 75,345

Vol. 2 No. 1 : 20-27Purnama, et al.

Page 6: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMBERANTASAN …

Arc. Com. Health • Juni 2013ISSN: 9772302139009

25

Tingkat pengetahuan, sikapdan perilaku pemberantasan sarang nyamuk(PSN) memiliki hubungan dengan terjadinyainfeksi dengue di Kecamatan DenpasarSelatan, Kota Denpasar. Orang yangmemiliki pengetahuan baik cenderung untukbersikap baik dan akhirnya berperilakuyang baik. Hal ini sesuai dengan penelitiandi Jamaika tentang pengetahuan, sikap danperilaku terkait infeksi dengue bahwa subjekpenelitian yang memiliki pengetahuan baikberhubungan dengan sikap dan perilakudalam melakukan pencegahan DBD (Shuaibet al, 2010). Penelitian mengenai pengetahuandan perilaku terkait dengan kepadatanAedes aegypti di Thailand juga menyatakanbahwa ada hubungan antara pengetahuantentang pencegahan DBD dan perilakumembersihkan tempat penampungan air(Koenraadt et al, 2006).

Tinggi-rendahnya tingkatpengetahuan responden juga dapat terkaitdengan tingkat pendidikan ibu. Ibu adalahorang yang biasanya sering berada di rumahdan lebih dekat dengan anak-anaknya. Halini sesuai dengan penelitian yang dilakukandi Myanmar yang meneliti hubungantingkat pengetahuan di antara ibu rumahtangga. Tingkat pendidikan ibu terkaitdengan tingkat pengetahuannya mengenaiDBD (Win et al, 2004).

Pada penelitian di Samarinda(Pangadongan, 2007) ditemukan adahubungan yang bermakna antarapengetahuan, sikap dan perilaku terhadapindikator kepadatan jentik yakni HI, CI, BI.Hasil berbeda ditemukan di KalimantanTimur (Purba, 2008) bahwa pengetahuan dansikap baik, namun tindakan masih kurang.Hal ini disebabkan karena responden engganuntuk menguras tempat penampungan airkarena terbatasnya persediaan air bersih.Responden juga jarang menaburkan abatekarena pemberian abate setiap 3 bulan sekalidan pemberian tidak merata.

Hasil penelitian menunjukkanperilaku responden yang masih rendahyakni memeriksa jentik pada tempatpenampungan air (TPA) seminggu sekali,seminggu sekali menguras bak mandi,menutup tempat penampungan air danmenaburkan abate secara rutin. Perilaku inimendorong berkembang biaknya nyamuk.

Demikian juga dengan penelitian yangdilakukan di Laos tentang pengetahuan,sikap dan perilaku terhadap kejadian DBDpada 230 responden menemukan (43,9%)responden mendapatkan informasi dariteman atau saudara, (94,3%) respondenmemiliki sikap positif dan (96,5%)mengetahui mengunjungi dokter bila terjadigejala DBD. Sekitar (85,2%) respondenmemiliki tempat penampungan air dirumahnya, namun jarang mengganti airnya(Nalongsack et al, 2009).

Penelitian yang dilaksanakan diKolombia mengenai pengetahuan, sikapdan perilaku mengenai DBD pada 643responden juga menemukan bahwa (67,3%)menyatakan DBD adalah penyakit yangserius. Penyebab DBD (37,6%) respondenmenyatakan oleh nyamuk Aedes aegypti(9,2%) disebabkan virus. Upaya pencegahan(44,7%) menghindari genangan air, (27,2%)menguras tempat penampungan air (14,2%)abatisasi dan (15,8%) membersihkan rumah.Tempat mencari pengobatan (63,8%) pergike dokter, (20,1%) pergi ke rumah sakit dan(12,0%) mengobati sendiri (Flor et al, 2009).

Penelitian lainnya yang mendukungyakni penelitian di Thailand Utara(Van et al, 2002). Responden yangmemiliki pengetahuan baik tentang DBDberhubungan secara signifikan dalamperilaku pencegahan DBD dibandingkandengan responden yang tidak memilikipengetahuan tentang DBD. Penelitianlainnya yang dilakukan di Kualalumpur(Hairi et al, 2003) menemukan hubunganyang signifikan antara pengetahuan dengan

Vol. 2 No. 1 : 20-27

Page 7: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMBERANTASAN …

26

sikap terhadap kejadian DBD.Hasil analisis regresi logistik

menunjukkan ada dua faktor risiko yangpaling berperan meningkatkan kejadianinfeksi dengue yakni sikap OR = 4,2dan perilaku OR = 16. Ini menunjukkanvariabel sikap dan perilaku PSN berperanbesar dalam mempengaruhi kejadiandengue. Sikap responden mengenaikegiatan pemberantasan sarang nyamuk(PSN) mempengaruhi perilakunya dalammenjaga kebersihan lingkungan sehinggamenimbulkan meningkatnya kepadatannyamuk dan berisiko terinfeksi dengue.

KESIMPULAN

Ada pengaruh antara faktor risikotingkat pengetahuan, sikap dan perilakudengan kejadian DBD. Tingkat pengetahuannilai OR = 2,72 (CI95% 1,365-5,424), Sikapnila OR = 4,28 (CI95% 2,159-8,497) Perilakunilia OR = 3,41 (CI95% 1,240-7,692). Faktorrisiko yang paling dominan adalah sikapsikap OR = 4,2 (CI 95% 2,159-8,497) danperilaku PSN OR=16 (CI 95% 3,398-75,345).Untuk menurunkan kasus infeksi denguediperlukan promosi kesehatan terhadapkeluarga sehingga pengetahuan, sikapdan perilaku mereka dapat ditingkatkan.Masyarakat sebaiknya melaksanakankegiatan pemberantasan sarang nyamuk(PSN) minimal seminggu sekali.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih penulissampaikan kepada Kepala Dinas KesehatanKota Denpasar, Kepala PuskesmasDenpasar Selatan I dan semua pihak yangtelah membantu di lapangan penelitian ini.Ucapan terima kasih juga penulis sampaikankepada semua rekan yang telah membantuterselesainya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

BPS. (2009). Laporan tahunankependudukan, Bali.

Dinkes Provinsi Bali. (2010). Laporan DBDDinas Kesehatan Provinsi Bali, Bali.

Dinkes Kota Denpasar (2011). LaporanDBD Dinas Kesehatan Kota Denpasar.Denpasar.

Degallier, N., Vilarinhos, P.T., de Carvalho,M.S., Knox, MS. & Cae-tano Jr. J. (2000).,People’s knowledge and practice aboutdengue, its vectors, and controlmeansin Brasilia (DF), Brazil: its relevancewith entomological factors. Am. Mosq.Contro.l Assoc., 16: 114-23.

Flor, M., Celmira V., Xiomara P., Mónica

practice regarding dengue in twoneighborhoods in Bucaramanga,Colombia, Rev. salud pública, 11(1): 27-38.

Hairi, F., Ong, Suhaimi, A., Tsung, T.W.,& Anis Ahmad, S. C., (2003).

(KAP) study on dengue amongselected rural communities in theKuala Kangsar district. Asia-PacificJournal of Public Health, 15: 37-43

Khun S. & Manderson, L. (2007). Communityand school based health education fordengue control in rural Cambodia:A process evaluation. Plos NeglectedTropical Diseases, 1: 1-10.

Koenraadt, C., Tuiten, W., Sithiprasasna,

T., (2006).Dengue knowledge andpractices and their impact on Aedesaegypti populations in KomphagenPhet, Thailand,. Am. J. Trop. Med. Hyg,74: 692-700.

Nahla, K., Al-bar A., Mohamed K. & Al

and practices relating to dengue feveramong females in Jeddah high schools.

Vol. 2 No. 1 : 20-27Purnama, et al.

Page 8: PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PEMBERANTASAN …

Arc. Com. Health • Juni 2013ISSN: 9772302139009

27

J. Inf. Pub. Health, 2: 30-40.Nalongsack, S., Yoshida, Y., Morita, S.,

Sosouphanh, K., Sakamoto, J., (2009).

regarding dengue among people inPakse, Laos. Nagoya J. Med. Sci., 71(1-2): 29-37.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu KesehatanMasyarakat. Rineka Cipta,Jakarta. Pangadongan, S.(2007). Pengaruh pengetahuan, sikapdan perilaku ibu rumah tanggaterhadap maya index dan kepadatanpopulasi nyamuk Aedes sp padadaerah endemis dan sporadik diwilayah Kota Samarinda, KalimantanTimur. Tesis Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

Pai, H.H., Lu, Y.L., Hong, Y.J. & Hsu, El.(2005). The differences of denguevectors and human behavior betweenfamilies with and without membershaving dengue fever. Internationaljournal of Environmental Health Research,15: 263-269.

Purba, M. (2008). Analisis hubungan kondisisanitasi lingkungan dan perilakupenduduk dengan kepadatan vektordemam berdarah dengue (DBD) di

Timur Provinsi Kalimantan Timur.Yogyakarta.

Shuaib, F., Todd, D., Campbell, D., Ehiri, J.,

and practice regarding dengueinfection in Westmoreland, Jamaica.West. Ind. Med., 59: 139-146.

Van, B.H., Khantikul, N., Panart, K., Kessels.,P.J., Somboon, P., Oskam, L., (2002).Knowledge and use of preventionmeasures related to dengue innorthern Thailand. Tropical Medicine &International Health, 7 : 993-1000.

Win, K.T., Nang, S.Z., Min, A., (2004).Community-based assessment ofdengue-related knowledge amongcaregivers. Dengue Bulletin, 28:189-95.

WHO. (2009). Dengue : Guidelines fordiagnosis, treatment, prevention andcontrol, WHO, Geneva.

Vol. 2 No. 1 : 20-27