PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

110
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE DENGAN METODE EOQ DI GRAND HYATT JAKARTA PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma IV Program Studi Administrasi Hotel Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung Disusun oleh : SITI TIARA BACHTIAR Nomor Induk: 201520622 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI HOTEL SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI BANDUNG 2019

Transcript of PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

Page 1: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR

BEVERAGE DENGAN METODE EOQ

DI GRAND HYATT JAKARTA

PROYEK AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

Program Diploma IV

Program Studi Administrasi Hotel

Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung

Disusun oleh :

SITI TIARA BACHTIAR

Nomor Induk: 201520622

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI HOTEL

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI

BANDUNG

2019

Page 2: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL SKRIPSI/PROYEK AKHIR/TUGAS AKHIR

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERA GE

DENGAN METODE EOQ DI GRAND HYATT JAKARTA

NAMA      : SITI TIARA BACHTIAR

NIM        : 201520622

PROGRAM STUDI : ADMINISTRASI HOTEL

Pembimbing I,

Andre Hernowo

Pembimbing II,

αM.Si.. Ak.    Pudin SaeDudin. S.ST. Par.. MP. Par

NIP. 19670217 199303 1 001        NIP. 19770514200902 1 002

Bandung, ……………….2019

M engetahui ,

Kepala Bagian Administrasi Akademik dan

Kemahasi swaan,

Andar Danova L. Goeltom_ S.Sos.

NIP.19710506 199803 1 001

M.Sc

Menyetuj ui ,

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Faisal. MM.Par..CHE

NIP. 19730706 199303 1 001

Page 3: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

It always seems impossible until it’s done.

- Nelson Mandela

Page 4: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

Untuk Mama yang selalu mendoakan di tiap sujudnya.

Page 5: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

PERNYATAAN MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya

Nama        : Siti Tiara Bachtiar

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 06 Juni 1997

NIM         : 201520622

Program Studi   : Administrasi Hotel

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Tugas Akhir仲royek Akhir/Skripsi yang berjudul:

``Pengendalian Persediaan Bahan Dasar Bet,er略e dengan Metode HOQ di

Grand Hyatt Jaka巾a)) ini adalah merupakan hasil karya dan hasil penelitian

Saya Sendiri, bukan merupakan hasil perjiplakan, Pengutipan, PenyuSunan Oleh

Orang atau Pihak lain atau cara-Cara lain yang tidak sesuai dengan ketentuan

akademik yang berlaku di STP Bandung dan etika yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan kecuali arahan dari Tim Pembimbing.

2. Dalam Tugas Akhir仲royek Akhir/Skripsi ini tidak terdapat karya atau

Pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali

SeCara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan

disebutkan sumber’nama Pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

3. Surat Pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah

Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini ditemukan adanya pelanggaran atas apa

yang saya nyatakan di atas, atau Pelanggaran atas etika keilmuan, dan/atau ada

klaim terhadap keaslian naskah ini, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini

dan sanksi lainnya sesuai dengan noma yang berlaku di Sekolah Tinggi

Pariwisata Bandung ini serta peraturan-Peraturan terkait laimya.

4. Demikian Surat Pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya untuk dapat

dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, Juli 201 9

Yang membuat PPmyataan,

Siti Tiara Bachtiar

201520622

Page 6: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

v

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengendalian persediaan dengan

metode Economic Order Quantity (EOQ), dengan mempertimbangkan biaya

pemesanan dan biaya penyimpanan, safety stock, anticipated lead time demand

dan reorder point di Grand Hyatt Jakarta. Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan teknik pengumpulan data

dengan melakukan observasi serta wawancara. Metode penentuan sampel

penelitian menggunakan purposive sampling dengan sampel sebanyak 12 bahan

dasar beverage. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tidak adanya

metode yang digunakan dalam mengendalikan persediaan sehingga perngendalian

persediaan menjadi kurang efisien dan optimal. Penelitian ini menghitung total

biaya persediaan dengan menggunakan metode EOQ dan membandingkannya

dengan total biaya persediaan sebelum perhitungan dengan metode EOQ. Hasil

penelitian dari penerapan Economic Order Quantity (EOQ) menunjukan dengan

metode ini akan didapat jumlah pembelian yang ekonomis dan jumlah pemesanan

yang ekonomis sehingga dapat mengurangi biaya persediaan secara keseluruhan

serta mengurangi resiko penumpukan barang.

Kata kunci: Pengendalian Persediaan, Economic Order Quantity (EOQ), dan

Grand Hyatt Jakarta.

Page 7: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

vi

ABSTRACT

The research aims is to analyze the inventory control based on Economic

Order Quantity (EOQ) method, by considering the ordering and carrying costs,

safety stock, anticipated lead time demand and reorder point at the Grand Hyatt

Jakarta. The research methods used in this research is quantitative methods and

data collection techniques with observation and interviews. The research sample

determination using purposive sampling with 12 sample of beverage items. Based

on the results of the research, it was found that there was no method used in

controlling the inventory so the inventory control become less efficient and

optimal. This research calculates the total inventory cost using the EOQ method

and compare it to the inventory cost before using EOQ methods. The result of

Economic Order Quantity (EOQ) application showed that with this method will

obtain an economical number of purchase and an economical number of order to

reduce the inventory cost and reduce the risk of goods stacking.

Keywords: Inventory Control, Economic Order Quantity (EOQ), and Grand Hyatt

Jakarta

Page 8: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan

karunia-Nya, penulis dapat menyusun penelitian Proyek Akhir dengan judul

“Pengendalian Persediaan Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ di

Grand Hyatt Jakarta” dan menyelesaikan tepat pada waktunya.

Laporan Proyek Akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat lulus

Program Studi Administrasi Hotel di Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung.

Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu selama proses penyusunan Proyek Akhir,

maupun untuk segala dukungan selama 4 tahun penulis menjalani Pendidikan di

Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung. Ucapan terima kasih ini disampaikan

kepada:

1. Bapak Faisal, MM.Par., CHE., selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata

NHI Bandung.

2. Bapak Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M.Sc selaku Kepala Bagian

Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata

NHI Bandung.

3. Bapak Edison, S.Sos., MM selaku Ketua Jurusan Hospitaliti Sekolah

Tinggi Pariwisata NHI Bandung.

4. Bapak Pudin Saepudin, S.ST.Par., MP.Par., selaku Ketua Program Studi

Administrasi Hotel dan Pembimbing II yang telah memberikan ide, saran,

dan juga banyak memberikan masukan dalam penulisan proyek akhir ini.

5. Bapak Andre Hernowo, SE., M.Si., Ak., selaku Pembimbing I yang telah

memberikan ilmu dan bimbingan dalam penulisan proyek akhir ini.

Page 9: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

viii

6. Seluruh dosen Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung atas jasanya

dalam mengajar dan memberikan banyak ilmu selama penulis

menjalankan studi.

7. Ibu Titin S. Fatimah selaku Materials Manager, Ibu Marentha Stevani

selaku purchasing, dan Bapak Iwan Maulana selaku cost control serta

seluruh staf Hotel Grand Hyatt Jakarta yang telah memberikan izin dan

membantu memberikan data-data yang dibutuhkan oleh penulis.

8. Mama tersayang, Ibu Riana dan adik-adik yang selalu memberikan doa

dan semangatnya kepada penulis selama penulisan proyek akhir ini.

9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa/i Administrasi Hotel tahun angkatan 2015,

khususnya kelas ADH B 2015 dan ADH B Lanjutan 2018 atas dukungan

dan kebersamaan dalam melewati suka duka selama empat tahun terakhir.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penyusunan Proyek

Akhir ini, baik dalam materi maupun penyampaian laporan. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga penelitian ini dapat

bermanfaat sebagai bahan informasi bagi pembaca.

Bandung, Juli 2019

Siti Tiara Bachtiar

Page 10: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................................. v

ABSTRACT .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7

D. Batasan Masalah ......................................................................................... 8

E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9

A. Kajian Teori ................................................................................................ 9

1. Manajemen Persediaan .......................................................................... 9

2. Pengendalian Persediaan ..................................................................... 14

3. Economic Order Quantity (EOQ) ......................................................... 16

4. Nilai Persediaan Pengaman (Safety Stock) ......................................... 18

5. Anticipated Lead Time Demand ........................................................... 19

6. Nilai Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point) ............................... 19

B. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 20

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 21

A. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 21

B. Obyek Penelitian ....................................................................................... 21

C. Populasi dan Sampling ............................................................................. 25

D. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 26

E. Definisi Operasional Variabel .................................................................. 27

F. Analisis Data .............................................................................................. 28

G. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 30

Page 11: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 31

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 31

1. Analisis Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan ........................ 32

2. Analisis Nilai Persediaan Pengaman .................................................. 54

3. Analisis Lead Time ................................................................................ 57

4. Analisis Titik Pemesanan Kembali ..................................................... 59

B. Pembahasan ............................................................................................... 61

1. Hasil Analisis Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan ............... 61

2. Hasil Analisis Persediaan Pengaman .................................................. 70

3. Hasil Analisis Lead Time ...................................................................... 71

4. Hasil Analisis Titik Pemesanan Kembali ........................................... 72

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................... 75

A. Simpulan .................................................................................................... 75

B. Rekomendasi ............................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79

LAMPIRAN ......................................................................................................... 80

Page 12: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Nilai Pembelian dan Pemakaian Bahan Dasar Beverage ............................ 4

2 Nilai Safety Stock, Anticipated Lead Time, dan Reorder Point ................. 5

3 Matriks Operasional Variabel ................................................................... 28

4 Jadwal Penelitian ....................................................................................... 30

5 Biaya Pemesanan Bahan Dasar Beverage ................................................. 33

6 Frekuensi Pemesanan Aktual Bahan Dasar Beverage .............................. 34

7 Total Biaya Pemesanan Aktual Bahan Dasar Beverage ........................... 35

8 Nilai Persediaan Bahan Dasar Beverage ................................................... 36

9 Biaya Penyimpanan Per Unit Bahan Dasar Beverage ............................... 37

10 Total Biaya Pembelian Aktual Bahan Dasar Beverage ............................. 38

11 Total Biaya Persediaan Aktual Bahan Dasar Beverage ............................ 39

12 Hasil Perhitungan EOQ Bahan Dasar Beverage ....................................... 40

13 Frekuensi Pemesanan Bahan Dasar Beverage Aktual dan dengan Metode

EOQ ............................................................................................................ 41

14 Hasil Perhitungan Biaya Pemesanan Bahan Dasar Beverage dengan

Metode EOQ .............................................................................................. 43

15 Selisih Biaya Pemesanan Aktual Bahan Dasar Beverage dan Biaya

Pemesanan dengan Metode EOQ ............................................................... 44

16 Biaya Penyimpanan Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ ........... 45

17 Selisih Biaya Penyimpanan Aktual Bahan Dasar Beverage dan Biaya

Penyimpanan dengan Metode EOQ ........................................................... 46

18 Total Pembelian (Unit) Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ ...... 47

19 Selisih Pembelian Aktual Bahan Dasar Beverage dan Pembelian dengan

Metode EOQ .............................................................................................. 48

20 Total Biaya Pembelian Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ....... 49

21 Selisih Biaya Pembelian Aktual Bahan Dasar Beverage dan Biaya

Pembelian dengan Metode EOQ ................................................................ 50

22 Total Biaya Persediaan Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ ...... 51

23 Selisih Total Biaya Persediaan Aktual Bahan Dasar Beverage dan Total

Biaya Persediaan dengan Metode EOQ ..................................................... 52

24 Selisih Pengendapan Bahan Dasar Beverage ............................................ 53

25 Nilai Safety Stock Bahan Dasar Beverage ................................................ 55

Page 13: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

xii

26 Selisih Nilai Safety Stock Aktual Bahan Dasar Beverage dan Nilai Safety

Stock dengan Metode EOQ ........................................................................ 56

27 Anticipated Lead Time Demand Bahan Dasar Beverage .......................... 58

28 Selisih Nilai Anticipated Lead Time Demand Aktual Bahan Dasar

Beverage dan Nilai Anticipated Lead Time Demand dengan Metode EOQ

.................................................................................................................... 59

29 Nilai Reorder Point Bahan Dasar Beverage ............................................. 60

30 Selisih Nilai Reorder Point Aktual Bahan Dasar Beverage dan Nilai

Reorder Point dengan Metode EOQ .......................................................... 61

Page 14: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 20

Page 15: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1 Selisih Nilai Safety Stock Aktual Bahan Dasar Beverage dan Nilai Safety

Stock dengan Metode EOQ ....................................................................... 57

Page 16: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Data Pembelian Beverage Item Grand Hyatt Jakarta ................................ 81

2 Data Beverage Store Movement Grand Hyatt Jakarta ............................... 84

3 Biodata ...................................................................................................... 94

Page 17: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia, khususnya

Jakarta berpengaruh terhadap pertumbuhan usaha jasa dan akomodasi. Usaha

akomodasi khususnya hotel semakin berkembang pula dengan didirikannya

berbagai jenis hotel, mulai dari budget hotel sampai luxury hotel. Hotel

merupakan sebuah usaha yang menyediakan akomodasi serta pelayanan jasa dan

fasilitas lainnya kepada tamu dengan tujuan memperoleh keuntungan. Dalam

operasionalnya, sumber pendapatan utama dari hotel yaitu dari hasil penjualan

kamar, lalu diikuti oleh hasil penjualan makanan dan minuman, dan juga hasil

penjualan fasilitas lain yang dimiliki seperti meeting room, spa, business centre

dan lain-lain. Penjualan makanan dan minuman di hotel mempunyai andil yang

cukup besar dalam menghasilkan pendapatan hotel selain dari penjualan kamar.

Efisiensi dalam bidang produksi makanan dan minuman penting dilakukan untuk

menekan biaya-biaya sehingga sebuah hotel dapat meraih keuntungan yang

optimal. Kelancaran produksi tersebut harus dijaga dengan baik oleh hotel agar

segala permintaan konsumen dapat terpenuhi. Proses produksi yang terhambat

akan menghilangkan potensi perolehan keuntungan yang diterima hotel. Salah

satu cara yang bisa dilakukan oleh hotel adalah dengan melakukan pengelolaan

dan pengendalian persediaan yang optimal.

Sistem manajemen persediaan yang baik yaitu yang mampu menyediakan

barang dalam jumlah yang selalu mencukupi untuk kelancaran operasional,

sehingga tidak pernah terjadi kekurangan bahan dasar maupun terjadi

Page 18: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

2

penumpukan barang di gudang. Menurut Alexandri (2009) mengemukakan bahwa

“Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik

perusahaan dengan maksud dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau

persediaan barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun

persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi.”

Persediaan menjadi penting karena apabila terdapat kesalahan dalam persediaan

maka akan berpengaruh terhadap kelancaran kegiatan usaha. Persediaan yang

terlalu besar menyebabkan biaya yang besar seperti biaya investasi, biaya

penyimpanan, serta hotel harus menanggung resiko kerusakan barang apabila

persediaan tersebut tidak berhasil dijual dalam waktu yang ditentukan. Sedangkan

apabila persediaan terlalu kecil, maka hotel berpotensi kehilangan kesempatan

untuk memenuhi permintaan tamu saat terjadi peningkatan permintaan, karena

persediaan bahan dasar yang tidak mencukupi untuk kebutuhan operasional.

Salah satu cara dalam mengendalikan persediaan barang adalah dengan

menggunakan metode jumlah pemesanan ekonomis. Jumlah pemesanan ekonomis

atau yang biasa dikenal dengan metode Economic Order Quantity (EOQ)

merupakan sebuah metode pembelian meminimalisir biaya pemesanan serta biaya

penyimpanan. EOQ adalah salah satu teknik pengendalian persediaan yang paling

tua dan terkenal secara luas, metode pengendalian persediaan ini menjawab dua

pertanyaan penting yakni kapan harus memesan dan berapa banyak harus

memesan. (Heizer & Render, 2015)

Metode EOQ dapat membantu hotel untuk menentukan hal-hal penting

dalam manajemen persediaan seperti kapan barang harus di pesan dan berapa

banyak frekuensi pemesanan barang tersebut. Namun dalam kenyataannya,

Page 19: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

3

banyak hotel maupun usaha lainnya yang belum menerapkan metode EOQ dalam

sistem persediannya, termasuk Hotel Grand Hyatt Jakarta. Hotel Grand Hyatt

Jakarta masih menggunakan perhitungan secara manual dalam melakukan

pemesanan barang sehingga dalam proses penyimpanannya pun menjadi kurang

efisien. Berdasarkan uraian teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan, penulis

menganggap metode EOQ dapat diaplikasikan dalam proses pemesanan hingga

penyimpanan barang, khususnya bahan dasar beverage. Berikut adalah tabel

mengenai nilai pembelian dan pemakaian bahan dasar beverage di Hotel Grand

Hyatt Jakarta.

Page 20: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

4

Tabel 1

Nilai Pembelian dan Pemakaian Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Unit Harga

Satuan

Pembelian

(Qty)

Pemakaian

(Qty)

Selisih

Unit Harga %

A B C D E F G = E-F H= D x G I= G : F

1 Water Equil (N) 380ml Btl Rp 8,250 17,800 16,520 1,280 Rp10,560,000 7.7%

2 Water Equil (S) 380ml Btl Rp 9,350 7,940 7,040 900 Rp 8,415,000 12.8%

3 Coca Cola Can 330ml Can Rp 4,708 5,160 4,632 528 Rp 2,485,824 11.4%

4 Water Equil (N) 760ml Btl Rp 13,200 4,680 4,524 156 Rp 2,059,200 3.4%

5 Soda Water Schweppes 330ml Can Rp 4,708 4,440 3,792 648 Rp 3,050,784 17.1%

6 Coca Cola Zero 330ml Can Rp 4,708 3,480 2,976 504 Rp 2,372,832 16.9%

7 Tonic Water Schweppes 330ml Can Rp 4,708 3,240 2,712 528 Rp 2,485,824 19.5%

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Can Rp 4,708 2,856 1,968 888 Rp 4,180,704 45.1%

9 Coke Diet 300ml Can Rp 4,708 2,064 1,632 432 Rp 2,033,856 26.5%

10 Beer Bintang 330ml Can Rp 15,750 1,920 1,704 216 Rp 3,402,000 12.7%

11 Water Equil (S) 760ml Btl Rp 14,300 1,620 1,440 180 Rp 2,574,000 12.5%

12 Beer Corona 355ml Btl Rp 38,750 1,440 1,020 420 Rp16,275,000 41.2%

Total Rp59,895,024

Sumber: Data Hotel Grand Hyatt Jakarta Juli – Desember 2018

Dilihat dari Tabel 1, terdapat selisih atau variance yang cukup besar antara

pembelian dan pemakaian. Seperti contohnya untuk item Water Equil (N) 380 ml,

total pembelian selama 6 bulan adalah 17.800 botol, sedangkan total pemakaian

berjumlah 16.520 botol. Terdapat selisih sebanyak 1.280 botol atau senilai dengan

Rp 10.560.000 yang berarti terjadi penumpukan barang di akhir periode. Total

penumpukan barang di akhir periode atau selama 6 bulan senilai Rp 59.355.024,

nilai tersebut mengidentifikasikan adanya penumpukan aktiva lancar sehingga

perputaran arus kas menjadi terhambat. Data lain yang penulis peroleh dari hasil

wawancara yaitu total biaya persediaan bahan dasar beverage selama periode Juli

– Desember 2018 sebesar Rp 50.565.392 yang berasal dari penjumlahan biaya

Page 21: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

5

pemesanan dengan biaya penyimpanan bahan dasar beverage selama periode

tersebut.

Selain data mengenai adanya penumpukan dan biaya persediaan yang besar,

penulis juga mendapatkan data mengenai nilai safety stock, anticipated lead time,

dan reorder point untuk bahan dasar beverage di Grand Hyatt Jakarta. Berikut

adalah nilai-nilainya:

Tabel 2

Nilai Safety Stock, Anticipated Lead Time, dan Reorder Point

Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Unit Safety

Stock ALTD

Reorder

Point

A B C D E F = D + E

1 Water Equil (N) 380ml Btl 493 367 860

2 Water Equil (S) 380ml Btl 733 156 890

3 Coca Cola Can 330ml Can 520 103 623

4 Water Equil (N) 760ml Btl 460 101 561

5 Soda Water Schweppes 330ml Can 176 84 260

6 Coca Cola Zero 330ml Can 208 66 274

7 Tonic Water Schweppes 330ml Can 152 60 212

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Can 304 44 348

9 Coke Diet 300ml Can 80 36 116

10 Beer Bintang 330ml Can 152 38 190

11 Water Equil (S) 760ml Btl 72 32 104

12 Beer Corona 355ml Btl 140 23 163

Sumber: Data Hotel Grand Hyatt Jakarta 2018

Dapat dilihat pada tabel 2 menyatakan nilai-nilai safety stock, anticipated

lead time, dan reorder point untuk bahan dasar beverage yang sudah ditentukan

oleh pihak Hotel Grand Hyatt Jakarta. Nilai tersebut digunakan untuk mengetahui

persediaan pengaman dan titik pemesanan kembali bahan dasar yang di tetapkan

oleh hotel. Nilai tersebut dipengaruhi oleh total pemakaian dan pembelian bahan

dasar, apabila pemakaiannya tinggi maka nilai persediaan pengaman dan titik

pemesanan kembali pun akan tinggi, dan sebaliknya. Nilai safety stock,

Page 22: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

6

anticipated lead time, dan reorder point dirasa kurang optimal karena belum

optimal dan efisiennya pengendalian persediaan bahan dasar beverage di Grand

Hyatt Jakarta.

Persediaan termasuk ke dalam modal kerja, yang mana modal kerja tersebut

dapat digunakan untuk berinvestasi dalam hal lain. Nilai dalam persediaan

menggambarkan investasi hotel dalam bentuk barang, maka nilai persediaan yang

terlalu besar dapat menyebabkan penghasilan berkurang atau penumpukan modal

kerja karena nilai yang tertanam tidak dapat digunakan untuk kebutuhan lain yang

lebih menguntungkan.

Item beverage merupakan jenis non-perishable item yang tidak mudah

rusak sehingga dapat disimpan lebih lama di gudang, tetapi sebaiknya pembelian

yang dilakukan harus dilakukan seefektif dan efesien mungkin sehingga

mengurangi biaya-biaya yang terjadi saat proses pengadaan seperti biaya

penyimpanan dan biaya pemesanan. Dengan memesan secara efisien

menggunakan metode EOQ, hotel dapat mengurangi biaya pemesanan dan

penyimpanan, sehingga pemesanan selalu sesuai dengan kebutuhan dan tidak

terjadi penumpukan barang dan penumpukan investasi di akhir periode.

Berdasarkan data dan penjabaran di atas, penulis menduga bahwa proses

pengadaan dan persediaan barang yang dilakukan pihak hotel belum optimal dan

efisien sehingga sering terjadi penumpukan atau kelebihan bahan dasar beverage

di akhir periode, oleh sebab itu penulis mengusulkan penelitian dengan tujuan

mengetahui jumlah dan frekuensi pemesanan yang optimal dan efisien dengan

judul “PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGES

DENGAN METODE EOQ DI GRAND HYATT JAKARTA”

Page 23: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

7

B. Rumusan Masalah

Pengendalian persediaan barang sangat berpengaruh terhadap kelancaran

operasional sebuah hotel, yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap

pendapatan hotel. Sehingga diperlukan sebuah cara atau metode yang dapat

membantu proses pengadaan dan persediaan barang yaitu dengan metode EOQ.

EOQ digunakan untuk menentukan kebijakan persediaan yang optimal (ukuran lot

ekonomi) berdasarkan pada dimensi reorder point, safety stock, serta lead time.

(Daft, 2010)

Berdasarkan metode EOQ penulis merumuskan masalah penelitian yaitu

sebagai berikut:

1. Bagaimana biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan

(carrying cost) bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta?

2. Bagaimana nilai persediaan pengaman (safety stock) bahan dasar beverage

di Hotel Grand Hyatt Jakarta?

3. Bagaimana anticipated lead time demand yang optimal untuk bahan dasar

beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta?

4. Bagaimana nilai titik pemesanan kembali (reorder point) bahan dasar

beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka

tujuan dilaksanakan penelitian ini antara lain:

Page 24: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

8

1. Untuk mengetahui berapa biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya

penyimpanan (carrying cost) yang optimal dengan menggunakan metode

Economic Order Quantity (EOQ).

2. Untuk mengetahui nilai persediaan pengaman (safety stock) dengan

menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ).

3. Untuk mengetahui nilai anticipated lead time demand yang optimal selama

tenggang waktu untuk bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta.

4. Untuk mengetahui titik pemesanan kembali (reorder point) bahan dasar

beverage dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ).

D. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian yang dilakukan yakni memfokuskan pada

perhitungan bahan dasar beverage yang dibatasi lagi menjadi bahan dasar yang

mempunyai selisih tingkat pemakaian dan pembelian yang tinggi dengan metode

EOQ.

E. Manfaat Penelitian

a. Untuk mengkaji bahan pembelajaran sub keilmuan

b. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Grand Hyatt Jakarta

untuk memperbaiki sistem pada manajemen persediaan bahan dasar

beverages

c. Sebagai pengetahuan dan pembelajaran bagi penulis dalam

menggunakan metode EOQ untuk mengendalikan persediaan barang di

Grand Hyatt Jakarta

Page 25: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Manajemen Persediaan

a. Penggertian Persed iiaan

Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik

perusahaan dengan maksud dijual dalam suatu periode usaha tertentu

atau persediaan barang yang masih dalam pengerjaan atau proses

produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya

dalam proses produksi. (Alexandri, 2009)

Pendapat lain menurut Rangkuti (2007) menyatakan bahwa persediaan

merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan

dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau

pesrsediaan barang-barang yang masih dalam pe.ngerjaan atau proses

produksi, ataupun persediaaan bahan baku yang menunggu

penggunaannya dalam suatu proses produksi.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

persediaan adalah sejumlah barang yang dimiliki oleh suatu usaha untuk

dijual kembali setelah melalui proses produksi atau pengerjaan.

Page 26: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

10

b. Tujuan Persediaan

Tujuan persediaan secara umum adalah untuk memperlancar dan

memudahkan operasional hotel agar selalu dapat memenuhi kebutuhan

tamu. Menurut Rangkuti (2007), persediaan bertujuan untuk:

1) Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan

yang dibutuhkan perusahaan.

2) Menghilangkan resiko dari barang yang dipesan berkualitas tidak

baik sehingga harus dikembalikan.

3) Untuk mengantisipasi bahan yang dihasilkan secara musiman

sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak tersedia di pasaran.

4) Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin

kelancaran arus produksi.

5) Memberikan pelayanan kepada langganan dengan sebaik-baiknya,

dengan memberikan jaminan tersedianya barang jadi.

6) Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan

penggunaan atau penjualannya.

c. Fungsi Persediaan

Fungsi persediaan menurut Heizer & Render (2015), terdapat empat

fungsi persediaan, yaitu sebagai berikut:

1) Mendecouple atau memisahkan beragam bagian proses produksi.

Contohnya, jika pasokan sebuah perusahaan berfluktuasi, maka

mungkin dipersjlukan persediaan tambahan untuk mendecouple

proses produksi dari para pemasok.

Page 27: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

11

2) Mendecouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan

menyediakan persediaan barang-barang yang akann memberikan

pilihan bagi pelanggan.

3) Mengambil keuuntungan diskon kuantitas, sebab pembelian dalam

jumlah lebih besar dapat mengurangi biaya produksi atau

pengiriman barang.

4) Menjaga pengaruh inflasi dan naiknya harga.

d. Jenis-jenis Persediaan

Menurut Ristono (2013), berdasarkan tujuannya persediaan dibagi

menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

1) Persediaan pengaman, yaitu persediaan yang dilakukan untuk

mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan.

2) Persediiaan antisipasi, yaitu persediaan yang dilakukan untuk

menghadapi fluktuasi permintaan yang sudah dapat diperkirakan

sebelumnya.

3) Persediiaan dalam pengiriman, yaitu persediaan yang masih dalam

pengiriman, yang dibagi menjadi external transit stock dan

internal transit stock. External transsit stock adalah persediaan

yang masih berada dalam transportasi, sedangkan internal transit

stock adalah persediaan yang masih me .nunggu untuk diproses

atau menunggu sebe llum dipindahkan.

e. Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan

Dalam penentuan harga pokok untuk barang persediaan diperlukan

sebuah metode, karena dalam satu periode terdapat kemungkinan bahwa

Page 28: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

12

barang yang diterima memiliki harga yang berbeda dari pemasok.

Metode penentuan harga pokok menurut Baridwan (2014) antara lain:

1) Metode First In First Out (FIFO)

Metode FIFO menganggap bahwa barang yang lebih dulu dibeli

sebagai barang yang lebih dulu dijual. Barang yang akan dijual

diperhitungkan harga pokoknya berdasarkan harga pokok barang

yang paling awal, sedangkan barang yang masih dalam persediaan

dinilai berdasarkan harga pokok barang yang paling akhir.

2) Metode Last In First Out (LIFO)

Kebalikan dari metode FIFO, metode ini menggunakan harga

pokok barang-barang yang terakhir dibeli sebagai harga pokok

barang yang pertama kali dijual.

3) Metode Biaya Rata-rata (Average Cost Method)

Dalam metode ini, barang persediaan yang telah dijual maupun

yang masih dalam persediaan dinilai berdasarkan harga pokok

rata-rata yang berlaku dalam periode akuntansi yang

bersangkutan. Harga pokok rata-rata dihitung dari jumlah

kuantitas dan harga pokok barang yang tersedia untuk dijual

dalam satu periode.

4) Metode Harga Eceran (Retail Inventory Method)

Metode ini memungkinkan dihitungnya jumlah persediaan akhir

tanpa mengadakan perhitungan fisik.

Page 29: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

13

5) Metode Nilai Penjualan Relatif

Metode ini digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama

kepada masing-masing produk yang dibeli.

6) Metode Biaya Variabel

Harga pokok produksi dari produk yang dihasilkan oleh

perusahaan hanya dibebani dengan biaya produksi yang variabel

dan biaya produksi tidak langsung variabel.

7) Metode Laba Kotor

Metode laba kotor digunakan dalam keadaan seperti untuk

menaksir jumlah persediaan barang yang diperlukan untuk

menyusun laporan jangka pendek, untuk menaksir jumlah

persediaan barang yang rusak karena terbakar dan menentukan

jumlah barang sebelum terjadi kebakaran, dan untuk mengecek

jumlah persediaan yang dihitung dengan cara lain.

8) Metode Identifikasi Khusus

Metode ini mengganggap bahwa arus barang harus sama dengan

arus biaya, maka perlu dipisahkan tiap jenis barang berdasarkan

harga pokok dan masing-masing kelompok dibuatkan kartu

persediaan sendiri sehingga harga pokok barang yang dijual dan

sisanya merupakan persediaan akhir.

9) Persediaan Besi/Minimum

Metode ini dipakai perusahaan yang memerlukan suatu jumlah

persediaan minimum untuk menjaga kontinuitas usahanya.

Page 30: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

14

10) Biaya Standar (Standard Cost)

Persediaan barang dinilai dengan biaya standar atau biaya-biaya

yang seharusnya terjadi.

11) Harga Beli Terakhir

Dalam metode ini persediaan barang pada akhir periode dinilai

dengan harga pokok pembelian terakhir tanpa mempertimbangkan

apakah jumlah persediaan yang ada melebihi jumlah yang dibeli

terakhir.

12) Harga Pokok yang Lebih Rendah

Pada metode ini persediaan dicantumkan dengan nilai yang lebih

rendah antara harga pokok atau harga pasar.

2. Pengendalian Persediaan

a. Pengertian Pengendalian Persediaan

Setiap usaha bisnis memerlukan persediaan yang baik untuk

mendukung kegiatan operasionalnya. Dengan adanya persediaan bahan

baku atau bahan dasar diharapkan perusahaan an dapat melakukan

operasional dan memenuhi kebutuhan serta permintaann konsumen. Selain

itu, persediaan bahan baku yang cukup di gudang dapat menghindari

terjadinya kekurangan dan kelebihan bahan baku. Fahmi (2018:244)

menyatakan Manajemen persediaan merupakan kemampuan suatu

perusahaan dalam mengatur dan mengelola setiap kebutuhan barang baik

barang mentah, barang setengah jadi, dan barang jadi agar selalu tersedia

baik dalam kondisi pasar yang stabil dan berfluktuasi. jhdhdnu

Page 31: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

15

Dalam menentukan jumlah &dan jenis barang yang disimpan dalam

persediaan harus mempertimbangkan operasional hotel agar tidak

terganggu, dan juga harus menjaga biayya investasi yang timbul dari

penyediaan barang tersebut seminimal mungkin.

Pengertian lainnya mengemukakan inventory control atau inventory

management adalah kegiatan yang didalamnya terdapat perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan dalam menentuan kebutuhan material

sedemikian rupa sehingga di satu pihak kebutuhan operasi i dapat dipenuhi

pada waktunya dan di lain pihak investasi persediaan material dapat

ditekan secara optimal. (Indrajit & Djokopranoto, 2005) Pengendalian

tingkat persediaan bertujuan mencapai efisiensi dan efektivitas optimal

dalam penyediaan material. Berdasarkan pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengendalian persediaan merupakan kegiatan

pemantauan, pengamatan, dan pelaksanaan dalam memenuhi kebutuhan

operasional agar sesuai dengan yang telah direncanakan lebih dahulu.

b. Tujuan Pengendalian Persediaan

Menurut Assauri (2008) tujuan pengendalian persediaan merupakan

usaha untuk:

1. Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan

sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.

2. Menjaga agar supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan

tidak terlalu besar atau berlebihan.

3. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari

karena ini akan berakibat biaya pemesanan terlalu besar.

Page 32: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

16

Dapat diketahui bahwa tujuan dari pengendalian persediaan adalah

untuk memperoleh kualitas dan kuantitas yang tepat dari bahan-bahan

maupun barang-barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan

dengan biaya yang minimum guna memperoleh keuntungan dan

kepentingan perusahaan.

3. Economic Order Quantity (EOQ)

Model persediaan EOQ merupakan salah satu model klasik,

diperkenalkan oleh FW Harris pada tahun 1914, tetapi metode ini

merupakan metode yang paling banyak dikenal dalam teknik

pengendalian persediaan. EOQ banyak dipergunakan sampai saat ini

sebab dirasa cukup mudah dalam menggunakannya, meskipun terdapat

beberapa asumsi yang harus diperhatikan dalam penerapannya.

EOQ adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis yaitu dengan

melakukan pembelian secara teratur sebesar EOQ itu maka perusa ahaan

akan menannggung biaya-biaya pengadaan bahan yang minimal.

(Gitosudarmo, 2014). Biaya-biaya pengadaan bahan yang dimaksud

adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Teori ini didukung oleh

pernyataan bahwa economic order quantity digunakan untuk menentukan

kebijakan persediaan yang optimal (ukuran lot ekonomi) berdasarkan

pada dimensi reorder point, safety stock, serta lead time. (Daft, 2010)

Pendapat lain menurut Heizer & Render (2015) mengemukakan EOQ

sebagai salah satu teknik pengendalian persediaan yang paling tua dan

Page 33: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

17

terkenal secara luas, dengan menjawab dua pertanyaan paling penting

yakni kapan harus memesan dan berapa banyak harus memesan.

Dengan menerapkan metode EOQ dalam proses pengadaan bahan,

maka biaya yang dikeluarkan akan menjadi ekonomis. Pembelian bahan

secara banyak akan mengakibatkan biaya penyimpanan yang besar,

sedangkan pembelian secara sedikit namun dengan frekuensi pembelian

yang sering akan membuat biaya pemesanan meningkat. Dengan EOQ

perusahaan juga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya out of stock

sehingga hal tersebut tidak akan mengganggu proses penjualan barang

serta menghemat biaya persediaan, karena adanya efisiensi persediaan

bahan dasar. Berikut adalah formula yang digunakan untuk menentukan

EOQ pada persediaan bahan dasar:

𝐸𝑂𝑄 = √2 𝑥 𝐷 𝑥 𝑆

H

Keterangan:

EOQ = Jumlah satuan tiap pemesanan

D = Total kebutuhan dalam setahun atau satu periode

S = Biaya pemesanan dalam sekali pemesanan

H = Biaya penyimpanan dalam setahun atau satu periode

Biaya-biaya yang terkait dengan formula EOQ antara lain:

a. Ordering Cost

Biaya pemesanan yaitu biaya sehubungan dengan kegiatan pemesanan

bahan dasar atau barang persediaan, mulai dari penempatan pemesanan

sampai tersedianya barang tersebut di gudang. Biaya pemesanan ini

Page 34: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

18

meliputi semua biaya administrasi dan penempatan order, biaya pemilihan

vendor atau supplier, biaya pengangkutan dan bongkar muat, biaya

penerimaan dan pemeriksaan barang. Ordering cost adalah biaya yang

berhubungan dengan penambahan persediaan yang dimiliki. Biaya ini

biasanya dinyatakan dalam rupiah per pesanan dan tidak terkait atau

berhubungan dengan volume pesanan.

b. Carrying Cost

Biaya penyimpanan merupakan biaya yang dikeluarkan karena

diadakannya persediaan dan peenyimpanan barang di gudang. Yang

termasuk biaya ini, antara lain biaya sewa gudang, biaya administrasi

pergudangan, gaji storekeeper atau penjaga gudang, biaya listrik, biaya

modal yang tertanam dalam persediaan, biaya asuraansi ataupun biaya

kerusakan, kehilangan atau penyusutan barang selama ppenyimpanan.

Carrying cost timbul karena perusahaan menyimpan persediaan. Biaya ini

sebagian besar merupakan biaya penyimpanan secara fisik, di samping

pajak dan asuransi barang yang disimpan. Biaya penyimpanan sering

dinyatakan per satuan nilai persediaan.

4. Nilai Persediaan Pengaman (Safety Stock)

Safety stock berarti jumlah aman persediaan. Jumlah aman ini diperlukan

untuk berjaga-jaga apabila lead time dari pembelian lebih lama dari

biasanya, sementara barang sangat diperlukan. Dengan adanya persediaan

pengaman, jeda waktu lead time dikatakan aman, karena apabila pemasok

Page 35: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

19

terlambat mengantarkan barang perusahaan tetap mempunyai persediaan

yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional.

5. Anticipated Lead Time Demand

Lead time atau waktu tunggu merupakan tenggang waktu antara mulai

dilakukannya pemesanan barang persediaan sampai dengan kedatangan

barang persediaan yang dipesan dan diterima di gudang. Sedangkan

anticipated lead time demand merupakan proyeksi permintaan barang dari

konsumen selama masa tenggang waktu pengiriman barang dari supplier.

Dalam menentukan waktu tunggu yang optimal perusahaan harus

menanggung biaya-biaya yaitu:

a. Extra carrying cost, yaitu biaya yang dikenakan jika kedatangan

bahan baku lebih awal dari waktu yang ditentukan.

b. Stockout cost, yaitu biaya yang dikenakan jika kedatangan bahan

baku lebih lama dari tenggang waktu yang ditentukan.

6. Nilai Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Reorder point merupakan sejumlah nilai yang menyatakan bahwa barang

persediaan harus dipesan kembali. Reorder point mengacu pada jumlah

persediaan yang ada di gudang, dimana jika persediaan sudah mencapai

jumlah tersebut, maka barang tersebut harus dipesan kembali. Reorder

point dapat dihitung dengan cara menjumlahkan hasil perkalian antara

usage rate dengan lead time lalu ditambahkan dengan safety stock.

(Muller, 2011)

Page 36: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

20

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Pengendalian Persediaan

Metode EOQ

Ordering Cost Carrying Cost

Biaya

penyimpanan per

unit

Rata-rata level

inventori

Harga per unit

Frekuensi

pemesanan

Jumlah pesanan

Kuantitas dan frekuensi

pemesanan yang ekonomis

Page 37: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang, dalam penelitian ini

penulis menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu metode

penelitian yang berlandaskan pada pemahaman positivisme, digunakan untuk

meneliti populasi atau sampel tertentu. Teknik pemungutan sampel biasanya

dilaksanakan secara acak, pengumpulan data memakai instrumen penelitian,

analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan maksud untuk menguji

hipotesis yang telah diterapkan. (Sugiyono, 2017)

B. Obyek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam

penelitian untuk mendapatkan jawaban dari ppermasalahan yang terjadi. Umar

(2008) menyatakan bahwa objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa

yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan.

Pendapat lain mengenai objek penelitian yaitu “Objekob penelitian adalah

sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable tentang suatu hal (variabel

tertentu)”. (Sugiyono, 2017)

Objek dalam penelitian ini adalah gudang persediaan bahan dasar beverage

di Hotel Grand Hyatt Jakarta. Hotel Grand Hyatt Jakarta merupakan hotel bintang

lima yang berlokasi di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.

Page 38: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

22

Grand Hyatt Jakarta merupakan hotel berbintang lima diamond dan

merupakan bagian dari Plaza Indonesia, milik dari sebuah perusahan yang

terkemuka yaitu PT Plaza Indonesia Reality Tbk. Dengan bangunan yang mewah

dan megah tentu tidak lepas dari perantara arsitek yang handal yaitu Helmut

Obata dan Kassebaum, sedangkan interiornya yang mengagumkan dikerjakan oleh

Hirch Bedner and Associated. Grand Hyatt memiliki konsep arsitektur yang

megah, restoran-restoran berkelas yang variatif, fasilitas MICE yang mewah dan

canggih, serta pelayanan yang baik dan ramah sehingga mendapat sebutan “The

Sense of Occasion”. Memiliki kualitas kamar yang berkelas dengan fasilitas yang

baik, penyediaan ruang resepsi dengan skala besar, dan ruang pertemuan dengan

fasilitas yang canggih dan memadai, serta ruang-ruang lain yang bisa digunakan

untuk keperluan tamu.

1. Profil Hotel

Adapun profil untuk Hotel Grand Hyatt Jakarta adalah sebagai berikut:

Owning Company : PT Plaza Indonesia Realty Tbk

Nama Hotel : Grand Hyatt Jakarta

Alamat : Jalan M.H. Thamrin Kav. 28-30, Gondangdia,

Kec. Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10350

Telepon : (021) 2992 1234

Faximile : (021) 2992 1345

Website : www.grandhyattjakarta.com

2. Fasilitas Hotel

a. Kamar Hotel

Grand Hyatt Jakarta memiliki 427 kamar dan suite yang terdiri dari:

Page 39: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

23

- 243 kamar Grand Room King

- 30 kamar Grand Room Twin

- 106 kamar Grand Club Room King

- 13 kamar Grand Club Room Twin

- 15 kamar Grand Suite

- 12 kamar Premier Suite

- 4 kamar Ambassador Suite

- 2 kamar Grand Executive Suite

- 2 penthouse

b. Business Center

Buka 24 jam, terletak di lantai 2 dan dikelola oleh Front Office

Department. Menyediakan pelayanan sekretarial, telex,

faksmili, fotokopi dokumen, pengiriman surat, penerjemah,

penyewaan meeting room dan fasilitas internet. Terdiri dari:

- 5 Small meeting room

- 1 Private Office

- 4 Internet Booth

- Secretarial service

c. Banquet Service

Banquet merupakan satu bagian dibawah FB Department yang

melayani berbagai bentuk acara seperti pernikahan, jamuan

makan malam, peragaan busana, seminar, symposium, meeting

dan lainnya. Venue untuk banquet antara lain adalah:

- Grand Ballroom

Page 40: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

24

- Balroom A, B, C

- Rinjani Room

- Bromo Room

- Krakatau Room (1, 2, 3)

- Merapi Room

- Agung Room

- Arjuna

- Semeru

- Ciremai

- Onfive

d. Grand Club

Merupakan fasilitas/tempat yang disediakan bagi tamu yang

menginap di kamar suite di lantai 18-25. Terletak di lantai 22,

Grand Club berkapasitaskan 52 seat dan melayani 155 kamar.

Dengan konsep “Hotel Within Hotel” yang menyediakan

berbagai kenyamanan bagi para tamu, Grand Club memiliki

executive lounge, menawarkan aneka breakfast dan minuman

seperti cokctail, coffee and tea, serta business facilities dan

private room.

e. Club Olympus

Terletak di lantai 5 dan merupakan exclusive fitness centre yang

menyediakan fasilitas dan peralatan olahraga yang lengkap baik

indoor maupun outdoor seperti lapangan tennis squash, jogging

track, kolam renang dan spa.

Page 41: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

25

f. Laundry and Dry Cleaning Service

Merupakan bagian dari Housekeeping Department yang

menawarkan layanan pencucian pakaian tamu baik secara

laundry ataupun dry cleaning.

g. Room Service

Bagian dari Food and Beverage Department yang menerina

pesanan makanan dan minuman khusus untuk diantar ke kamar

bagi tamu hotel yang menginap.

h. Food & Beverage Outlet

Hotel Grand Hyatt Jakarta memiliki 6 outlet restoran, mulai dari

restoran all-day dining, speciality restaurant, lounge, dan bar.

Berikut merupakan restoran yang dimiliki oleh Grand Hyatt

Jakarta:

- Grand Café (All day dining)

- Fountain Lounge (Lounge)

- C’s Steak and Seafood Restaurant (Semi fine dining

restaurant)

- Burgundy (Lounge and Bar)

- Sumire (Japanese speciality restaurant)

- Seafood Terrace (Seafood restaurant)

-

C. Populasi dan Sampling

Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa populasi merupakan wilayah

keseluruhan dari objek atau subjek yang memiliki bobot atau keistimewaan

Page 42: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

26

tertentu yang telah dipilih oleh peneliti untuk dikaji dan akhirnya mendapat

kesimpulan. Populasi dalam penelitian yang dilakukan adalah persediaan bahan

dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta.

Sampel adalah elemen dari total dan karakter yang ada pada populasi

tersebut (Sugiyono, 2017). Dalam menentukan sampel terdapat teknik sampling

yang umum digunakan dalam penelitian. Teknik sampling adalah cara untuk

menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan

dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan

penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representative. (Margono, 2010)

Dalam teknik sampling, penulis menggunakan teknik purposive sampling.

Sugiyono (2017) menjelaskan bahwa purposive sampling adalah tehnik untuk

menentukan sampel penelitian dengan beberapa penilaian tertentu yang bertujuan

agar data yang di dapatkan nantinya bisa lebih representatif. Sampel yang

digunakan dalam penelitian adalah 12 beverage item yang memiliki nilai selisih

pemakaian dan pembelian tertinggi dari keseluruhan sampel agar dapat mewakili

pergerakan keseluruhan bahan dasar beverage di gudang.

D. Metode Pengumpulan Data

Salah satu komponen penting dalam sebuah penelitian adalah proses

pengumpulan data. Pengumpulann data penelitian tidak boleh dilakukan secara

sembarangan. Terdapat llangkah dalam mengumpulkan data dan teknik yang harus

didiikuti. Penelitian yang penulis lakukan menggunakan dua jenis sumber data

menurut cara memperolehnya, yakni:

Page 43: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

27

1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh penulis langsung

dari objek penelitian. Terdapat beberapa cara dalam memperoleh data

primer, antara lain dengan melakukan observasi dan wawancara. Penulis

melakukan observasi selama 6 bulan saat menjalani program job training

dan melakukan wawancara awal dengan pihak storekeeper, purchasing,

dan cost control.

2. Data sekunder, yaitu data yang tidak diperoleh secara langsung oleh

peneliti. Contoh pengumpulan data sekunder seperti studi pustaka yaitu

pengumpulan teori yang relevan sebagai referensi yang berhubungan

dengan latar belakang masalah; studi dokumentasi yaitu mengumpulkan

data actual berupa dokumen-dokumen yang didapat dari pihak Hotel

Grand Hyatt Jakarta mengenai data pemakaian dan pembelian bahan

dasar beverage.

E. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2017), variabel adalah segala sesautu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh

informasi tentang hal tersebut dan dapat ditarik kesimpulannya. Definisiii

operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang

didefinisikan yang dapat diamati (di observasi) sehingga apa yang dilakukan oleh

peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain (Narbuko & Achmadi, 2013).

Berikut merupakan matriiks operasional variabel dalam penelitian ini:

Page 44: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

28

Tabel 3

Matriks Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Metode

EOQ

Ordering Cost (Indrajit

& Djokopranoto, 2005) S x A

Rasio

Carrying Cost (Ristono,

2013) I x H

Safety Stock (Muller,

2011) AU x LT

Anticipated Lead Time

(Muller, 2011) UR x LT

Reorder Point (Muller,

2011) (UR x LT) + SS

Keterangan:

A = Frekuensi optimal dalam periode

S = Biaya pemesanan

H = Biaya penyimpanan barang

I = Rata-rata level inventori

AU = Average Usage

SS = Safety stock

UR = Usage Rate

LT = Lead Time

F. Analisis Data

Dalam melakukan proses analisis data, dibutuhkan instrumen atau alat

pengolahan data. Data yang akan diolah penulis dengan menggunakan metode

Economic Order Quantity (EOQ). Metode EOQ mengasumsikan bahwa

permintaan akan terjadi secara pasti dan pemesanan selalu konstan tanpa

terjadinya kekurangan persediaan barang. Dalam mengaplikasikan metode EOQ,

Page 45: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

29

Heizer & Render (2015) menjelaskan langkah-langkah untuk mendapatkan EOQ

adalah sebagai berikut:

1. Membuat sebuah persamaann untuk biaya set up atau biaya pemesanan

2. Membuat sebuuah persamaan untuk biaya penyimpanan

3. Menentukan biaya set upup yang sama dengan biaya penyimpanan

4. Menyelesaikan persamaan untuk kuantitas opesanan yang optimum

Dalam penggunaan variabel awal dalam menerapkan metode EOQ penulis

menggunakan variabel berikut:

𝐸𝑂𝑄 = √2 𝑥 𝐷 𝑥 𝑆

H

Keterangan:

EOQ = Jumlah satuan tiap pemesanan

D = Total kebutuhan dalam setahun

S = Biaya pemesanan dalam sekali pemesanan

H = Biaya penyimpanan dalam setahun

Metode EOQ dapat diterapkan untuk mengetahui persediaan efektif untuk

suatu bahan dasar beverage dengan persamaan sebagai berikut:

1. Total biaya pemesanan = S x A

2. Total biaya penyimpanan = I x H

3. Safety stock = AU x LT

4. Reorder Point = (UR x LT) + SS

5. Anticipated lead time = UR x LT

Keterangan:

A = Frekuensi optimal dalam periode

Page 46: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

30

S = Biaya pemesanan

H = Biaya penyimpanan barang

I = Rata-rata level inventori

AU = Average Usage

SS = Safety stock

UR = Usage Rate

LT = Lead Time

G. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian terdiri dari persiapan, pelaksanaan, hingga pelaporan hasil

penelitian dimulai dengan melakukan survey awal pada akhir bulan Januari 2019

sampai dengan bulan Juli 2019.

Tabel 4

Jadwal Penelitian

Sumber: Data olahan penulis, 2019

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penentuan Lokasi Penelitian

Pembuatan TOR

Pembuatan UP

Bimbingan UP

Pengumpulan UP

Seminar UP

Revisi UP

Penyusunan PA

Pengumpulan PA

Sidang PA

Nama KegiatanJanuari Februari Maret April Mei Juni Juli

Page 47: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memaksimalkan

pengendalian persediaan barang khususnya bahan dasar beverage di Hotel Grand

Hyatt Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode EOQ atau Economic Order

Quantity dengan tujuan mengetahui biaya penyimpanan, biaya pemesanan, nilai

persediaan pengaman, titik pemesanan kembali yang lebih efektif dan efisien

sehingga tidak terjadi penumpukan barang di gudang dan dapat meningkatkan

revenue. Metode EOQ juga dapat membantu hotel untuk menentukan kapan

barang harus dipesan, berapa banyak barang yang dipesan, serta frekuensi

pemesanannya.

Selama penulis melakukan job training selama 6 bulan di Hotel Grand Hyatt

Jakarta dan juga dari hasil wawancara awal, penulis mendapati bahwa tidak

adanya sistem yang digunakan dalam memesan barang. Staf purchasing

menentukan jumlah barang yang akan dipesan secara manual, sehingga apabila

terjadi peningkatan aktivitas operasional di hotel atau jika supplier sedang

menetapkan diskon maka pesanan akan dilebihkan yang membuat penumpukan

barang di akhir periode. Oleh sebab itu penulis mencoba menerapkan metode

dalam persediaan barang yaitu dengan metode EOQ.

Dalam Bab ini akan dijelaskan hasil analisis permasalahan berdasarkan

rumusan masalah, yaitu bagaimana biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya

penyimpanan (carrying cost) bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta,

Page 48: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

32

bagaimana nilai persediaan pengaman (safety stock) bahan dasar beverage di

Hotel Grand Hyatt Jakarta, berapa nilai titik pemesanan kembali (reorder point)

bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta, dan bagaimana waktu tunggu

(lead time) yang optimal untuk bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt

Jakarta. Analisa dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan dengan

metode EOQ dengan nilai aktual di Hotel Grand Hyatt Jakarta.

1. Analisis Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan

a. Perhitungan Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Aktual

1) Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan atau ordering cost adalah biaya yang dikeluarkan

sehubungan dengan kegiatan pemesanan barang, mulai dari biaya

listrik, biaya telepon, biaya cetak purchase order dan biaya lain yang

berhubungan dengan proses pemesanan barang sampai barang tersebut

tersedia. Pihak Hotel Grand Hyatt Jakarta menetapkan biaya listrik,

telepon, dan lain-lain ke dalam operating expenses yaitu sebesar Rp

5.000 dan Rp 500 untuk biaya pencetakan purchase order dalam sekali

pemesanan. Berikut contoh perhitungan sampel Water Equil (N) 380ml:

Biaya Pemesanan = Operating Expenses + Biaya cetak PO

= 5.000 + 500

= Rp 5.500

Berikut merupakan hasil perhitungan biaya pemesanan atau ordering

cost bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta:

Page 49: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

33

Tabel 5

Biaya Pemesanan Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Operating

Expenses

Biaya Cetak

PO

Biaya

Pemesanan

A B C D E = C + D

1 Water Equil (N) 380ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500

2 Water Equil (S) 380ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500

3 Coca Cola Can 330ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500

4 Water Equil (N) 760ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500

5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500

6 Coca Cola Zero 330ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500

7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500

9 Coke Diet 300ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500

10 Beer Bintang 330ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500

11 Water Equil (S) 760ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500

12 Beer Corona 355ml Rp 5,000 Rp 500 Rp 5,500

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Setelah mengetahui biaya pemesanan per unit untuk bahan dasar

beverage, selanjutnya perlu diketahui frekuensi pemesanan dalam satu

periode. Berikut merupakan data frekuensi pemesanan aktual periode

Juli – Desember 2018:

Page 50: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

34

Tabel 6

Frekuensi Pemesanan Aktual Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Frekuensi

Pemesanan

A B C

1 Water Equil (N) 380ml 32

2 Water Equil (S) 380ml 36

3 Coca Cola Can 330ml 22

4 Water Equil (N) 760ml 34

5 Soda Water Schweppes 330ml 17

6 Coca Cola Zero 330ml 21

7 Tonic Water Schweppes 330ml 17

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 18

9 Coke Diet 300ml 15

10 Beer Bintang 330ml 9

11 Water Equil (S) 760ml 19

12 Beer Corona 355ml 7

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Selanjutnya akan dilakukan perhitungan untuk total biaya pemesanan

aktual bahan dasar beverage dengan menggunakan data biaya

pemesanan dan frekuensi pemesanan. Berikut contoh perhitungan biaya

pemesanan untuk sampel bahan dasar beverage Water Equil (N) 380

ml:

Total biaya pemesanan = Biaya pemesanan x Frekuensi Pemesanan

= Rp 5.500 x 32

= Rp 176.000

Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan total biaya pemesanan

untuk sampel Water Equil (N) 380 ml yaitu sebesar Rp 176.000 selama

periode Juli – Desember 2018. Berikut merupakan hasil perhitungan

biaya pemesanan seluruh sampel bahan dasar beverage:

Page 51: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

35

Tabel 7

Total Biaya Pemesanan Aktual Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Biaya Pemesanan Frekuensi

Pemesanan

Total Biaya

Pemesanan

A B C D E = C x D

1 Water Equil (N) 380ml Rp 5,500 32 Rp 176,000

2 Water Equil (S) 380ml Rp 5,500 36 Rp 198,000

3 Coca Cola Can 330ml Rp 5,500 22 Rp 121,000

4 Water Equil (N) 760ml Rp 5,500 34 Rp 187,000

5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 5,500 17 Rp 93,500

6 Coca Cola Zero 330ml Rp 5,500 21 Rp 115,500

7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 5,500 17 Rp 93,500

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 5,500 18 Rp 99,000

9 Coke Diet 300ml Rp 5,500 15 Rp 82,500

10 Beer Bintang 330ml Rp 5,500 9 Rp 49,500

11 Water Equil (S) 760ml Rp 5,500 19 Rp 104,500

12 Beer Corona 355ml Rp 5,500 7 Rp 38,500

Total Rp 1,358,500

Sumber: Data olahan penulis, 2019

2) Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan atau carrying cost merupakan biaya yang

dikeluarkan karena adanya persediaan di gudang. Biaya ini meliputi

biaya penyimpanan secara fisik, biaya pendingin, penerangan, dan

perawatan gudang. Tabel berikut merupakan data buffer stock dan nilai

persediaan atau inventory value yang dihitung dengan mengalikan harga

satuan barang dengan buffer stock sampel bahan dasar beverage di

Hotel Grand Hyatt Jakarta:

Page 52: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

36

Tabel 8

Nilai Persediaan Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Unit Harga Satuan Buffer Stock

(Qty) Nilai Persediaan

A B C D E F = D x E

1 Water Equil (N) 380ml Btl Rp 8,250 3,522 Rp 29,056,500

2 Water Equil (S) 380ml Btl Rp 9,350 3,846 Rp 35,960,100

3 Coca Cola Can 330ml Can Rp 4,708 1,716 Rp 8,078,928

4 Water Equil (N) 760ml Btl Rp 13,200 1,230 Rp 16,236,000

5 Soda Water Schweppes 330ml Can Rp 4,708 6,084 Rp 28,643,472

6 Coca Cola Zero 330ml Can Rp 4,708 1,566 Rp 7,372,728

7 Tonic Water Schweppes 330ml Can Rp 4,708 1,800 Rp 8,474,400

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Can Rp 4,708 3,048 Rp 14,349,984

9 Coke Diet 300ml Can Rp 4,708 1,908 Rp 8,982,864

10 Beer Bintang 330ml Can Rp 15,750 1,320 Rp 20,790,000

11 Water Equil (S) 760ml Btl Rp 14,300 588 Rp 8,408,400

12 Beer Corona 355ml Btl Rp 38,750 2,616 Rp 101,370,000

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Berdasarkan nilai persediaan diatas, kita dapat mencari biaya

penyimpanan atau carrying cost. Menurut teori yang sudah dijelaskan

sebelumnya, carrying cost berkisar antara 3-10%. Hasil wawancara

dengan pihak Hotel Grand Hyatt Jakarta ditentukan biaya penyimpanan

sebesar 10% per unit. Berikut merupakan hasil perhitungan biaya

penyimpanan per unit pada sampel bahan dasar Water Equil (N) 380 ml:

Biaya penyimpanan per unit = (Nilai persediaan x 10%) : Buffer stock

= (Rp 29.056.500 x 10%) : 3.522

= Rp 2.905.650 : 3.522

= Rp 825

Page 53: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

37

Tabel 9

Biaya Penyimpanan Per Unit Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Buffer

Stock

(Qty) Nilai Persediaan

Biaya

Penyimpanan

(10%)

Biaya

Penyimpanan

Per Unit

A B C D E= D x 10% F= E : C

1 Water Equil (N) 380ml 3,522 Rp 29,056,500 Rp 2,905,650 Rp 825

2 Water Equil (S) 380ml 3,846 Rp 35,960,100 Rp 3,596,010 Rp 935

3 Coca Cola Can 330ml 1,716 Rp 8,078,928 Rp 807,893 Rp 471

4 Water Equil (N) 760ml 1,230 Rp 16,236,000 Rp 1,623,600 Rp 1,320

5 Soda Water Schweppes 330ml 6,084 Rp 28,643,472 Rp 2,864,347 Rp 471

6 Coca Cola Zero 330ml 1,566 Rp 7,372,728 Rp 737,273 Rp 471

7 Tonic Water Schweppes 330ml 1,800 Rp 8,474,400 Rp 847,440 Rp 471

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 3,048 Rp 14,349,984 Rp 1,434,998 Rp 471

9 Coke Diet 300ml 1,908 Rp 8,982,864 Rp 898,286 Rp 471

10 Beer Bintang 330ml 1,320 Rp 20,790,000 Rp 2,079,000 Rp 1,575

11 Water Equil (S) 760ml 588 Rp 8,408,400 Rp 840,840 Rp 1,430

12 Beer Corona 355ml 2,616 Rp 101,370,000 Rp 10,137,000 Rp 3,875

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Tabel 9 menunjukan hasil biaya penyimpanan per unit yang

didapatkan dari hasil perkalian nilai persediaan dengan biaya

penyimpanan sebesar 10% sesuai dengan ketetapan hotel. Sebagai contoh

nilai persediaan sampel bahan dasar beverage Water Equil (N) 380 ml

adalah Rp 29.056.500 kemudian dikalikan dengan biaya penyimpanan

sebesar 10%, maka didapatkan hasil sebesar Rp 2.905.650 untuk

keseluruhan barang. Selanjutnya hasil tersebut di bagi oleh jumlah buffer

stock yang ada di gudang yaitu 3.522 unit, sehingga didapatkan hasil

biaya penyimpanan per unit untuk sampel bahan dasar beverage Water

Equil (N) 380 ml sebesar Rp 825 selama periode Juli – Desember 2018.

3) Biaya Pembelian

Biaya pembelian merupakan nilai yang dihasilkan dari perkalian

antara harga satuan dengan total pembelian (unit) dalam satu periode.

Page 54: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

38

Berikut contoh perhitungan biaya pembelian untuk sampel Water Equil

(N) 380 ml:

Biaya pembelian = Harga satuan x Total pembelian (unit)

= Rp 8.250 x 17.800 unit

= Rp 146.850.000

Berdasarkan perhitungan diatas menunjukkan total biaya pembelian

untuk sampel Water Equil (N) 380 ml yaitu sebesar Rp 146.850.000

selama periode Juli – Desember 2018. Berikut merupakan hasil

perhitungan biaya pembelian seluruh sampel bahan dasar beverage:

Tabel 10

Total Biaya Pembelian Aktual Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Harga

Satuan

Total

Pembelian

(Qty)

Total Biaya

Pembelian

A B C D E = C x D

1 Water Equil (N) 380ml Rp 8,250 17,800 Rp 146,850,000

2 Water Equil (S) 380ml Rp 9,350 7,940 Rp 74,239,000

3 Coca Cola Can 330ml Rp 4,708 5,160 Rp 24,293,280

4 Water Equil (N) 760ml Rp 13,200 4,680 Rp 61,776,000

5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 4,708 4,440 Rp 20,903,520

6 Coca Cola Zero 330ml Rp 4,708 3,480 Rp 16,383,840

7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 4,708 3,240 Rp 15,253,920

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 4,708 2,856 Rp 13,446,048

9 Coke Diet 300ml Rp 4,708 2,064 Rp 9,717,312

10 Beer Bintang 330ml Rp 15,750 1,920 Rp 30,240,000

11 Water Equil (S) 760ml Rp 14,300 1,620 Rp 23,166,000

12 Beer Corona 355ml Rp 38,750 1,440 Rp 55,800,000

Total Rp 492,068,920

Sumber: Data olahan penulis, 2019

4) Total Biaya Persediaan

Total biaya persediaan didapatkan dari penjumlahan biaya

pemesanan dan biaya penyimpanan bahan dasar beverage yang sudah

Page 55: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

39

dihitung sebelumnya. Berikut merupakan contoh perhitungan total

biaya persediaan tanpa menggunakan metode EOQ untuk sampel Water

Equil (N) 380 ml:

Total biaya persediaan Aktual = B. Pemesanan + B. Penyimpanan

= Rp 176.000 + Rp 14.685.000

= Rp 14.861.000

Berikut hasil perhitungan total biaya persediaan tanpa metode EOQ

untuk seluruh sampel bahan dasar beverage:

Tabel 11

Total Biaya Persediaan Aktual Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Biaya

Pemesanan

Biaya

Penyimpanan

Total Biaya

Persediaan

A B C D E = C + D

1 Water Equil (N) 380ml Rp 176,000 Rp 14,685,000 Rp 14,861,000

2 Water Equil (S) 380ml Rp 198,000 Rp 7,423,900 Rp 7,621,900

3 Coca Cola Can 330ml Rp 121,000 Rp 2,429,328 Rp 2,550,328

4 Water Equil (N) 760ml Rp 187,000 Rp 6,177,600 Rp 6,364,600

5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 93,500 Rp 2,090,352 Rp 2,183,852

6 Coca Cola Zero 330ml Rp 115,500 Rp 1,638,384 Rp 1,753,884

7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 93,500 Rp 1,525,392 Rp 1,618,892

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 99,000 Rp 1,344,605 Rp 1,443,605

9 Coke Diet 300ml Rp 82,500 Rp 971,731 Rp 1,054,231

10 Beer Bintang 330ml Rp 49,500 Rp 3,024,000 Rp 3,073,500

11 Water Equil (S) 760ml Rp 104,500 Rp 2,316,600 Rp 2,421,100

12 Beer Corona 355ml Rp 38,500 Rp 5,580,000 Rp 5,618,500

Total Rp 1,358,500 Rp 49,206,892 Rp 50,565,392

Sumber: Data olahan penulis, 2019

b. Perhitungan Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan dengan

Metode EOQ

Setelah didapatkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan aktual per

unit, kita dapat menghitung dengan menggunakan metode EOQ. EOQ

Page 56: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

40

merupakan jumlah pembelian yang ekonomis sehingga perusahaan

menanggung biaya pengadaan barang yang minimal dan tidak mengalami

kekurangan persediaan. Berikut merupakan contoh perhitungan dengan

menggunakan metode EOQ dalam unit untuk sampel bahan dasar beverage

yaitu Water Equil (N) 380 ml:

EOQ = 2 x Jumlah permintaan × Biaya pemesanan

Biaya penyimpanan

= 2 x 16.520 × Rp 5.500

Rp 825

= 469,33 dibulatkan menjadi 469 botol

Berikut hasil perhitungan seluruh sampel bahan dasar beverage dengan

menggunakan metode EOQ:

Tabel 12

Hasil Perhitungan EOQ Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Pemakaian

(Qty) Biaya Pemesanan

Per Unit

Biaya

Penyimpanan

Per Unit EOQ (Unit)

A B C D E F= xCxD)/E

1 Water Equil (N) 380ml 16,520 Rp 5,500 Rp 825 469

2 Water Equil (S) 380ml 7,040 Rp 5,500 Rp 935 288

3 Coca Cola Can 330ml 4,632 Rp 5,500 Rp 471 329

4 Water Equil (N) 760ml 4,524 Rp 5,500 Rp 1,320 194

5 Soda Water Schweppes 330ml 3,792 Rp 5,500 Rp 471 298

6 Coca Cola Zero 330ml 2,976 Rp 5,500 Rp 471 264

7 Tonic Water Schweppes 330ml 2,712 Rp 5,500 Rp 471 252

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 1,968 Rp 5,500 Rp 471 214

9 Coke Diet 300ml 1,632 Rp 5,500 Rp 471 195

10 Beer Bintang 330ml 1,704 Rp 5,500 Rp 1,575 109

11 Water Equil (S) 760ml 1,440 Rp 5,500 Rp 1,430 105

12 Beer Corona 355ml 1,020 Rp 5,500 Rp 3,875 54

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Hasil perhitungan EOQ dalam unit untuk Water Equil (N) 380 ml yaitu

sejumlah 469 unit. Setelah itu diperlukan perhitungan untuk menghitung

Page 57: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

41

frekuensi pemesanan yang optimal, yang didapatkan dari pembagian jumlah

pemakaian tiap barang dengan jumlah unit EOQ yang sudah diketahui.

Frekuensi = Jumlah pemakaian : EOQ (unit)

= 16.520 : 469

= 35,20 dibulatkan menjadi 35 kali

Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan frekuensi pemesanan EOQ

untuk Water Equil (N) 380 ml adalah 35 kali selama periode Juli –

Desember 2018. Berikut merupakan data frekuensi pemesanan dengan

menggunakan metode EOQ dan frekuensi pemesanan aktual periode Juli –

Desember 2018:

Tabel 13

Frekuensi Pemesanan Bahan Dasar Beverage Aktual dan dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item

Frekuensi

Pemesanan Variance

EOQ Aktual

A B C D E = D - C

1 Water Equil (N) 380ml 35 32 -3

2 Water Equil (S) 380ml 24 36 12

3 Coca Cola Can 330ml 14 22 8

4 Water Equil (N) 760ml 23 34 11

5 Soda Water Schweppes 330ml 13 17 4

6 Coca Cola Zero 330ml 11 21 10

7 Tonic Water Schweppes 330ml 11 17 6

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 9 18 9

9 Coke Diet 300ml 8 15 7

10 Beer Bintang 330ml 16 9 -7

11 Water Equil (S) 760ml 14 19 5

12 Beer Corona 355ml 19 7 -12

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Berdasarkan hasil perhitungan diatas menjunjukkan frekuensi pemesanan

dengan EOQ dan juga frekuensi aktual. Hasil frekuensi pemesanan EOQ

didapat dari hasil perhitungan sesuai rumus yang dijelaskan sebelumnya

Page 58: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

42

sedangkan frekuensi pemesanan aktual didapat dari data Hotel Grand Hyatt

Jakarta. Setelah mengetahui nilai EOQ dan frekuensi pemesanan,

selanjutnya bisa menghitung biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya

pembelian, dan biaya persediaan.

1) Biaya Pemesanan

Hasil perhitungan diatas selanjutnya akan diterapkan di setiap

sampel bahan dasar beverage dengan tujuan agar mendapat

perbandingan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan dengan metode

EOQ dan menggunakan data aktual yang sudah ada. Berikut contoh

perhitungan biaya pemesanan menggunakan sampel bahan dasar

beverage Water Equil (N) 380 ml:

Biaya pemesanan EOQ = Biaya pemesanan x Frekuensi EOQ

= Rp 5.500 x 35

= Rp 192.500

Tabel berikut merupakan hasil perhitungan biaya pemesanan seluruh

sampel bahan dasar beverage:

Page 59: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

43

Tabel 14

Hasil Perhitungan Biaya Pemesanan Bahan Dasar Beverage dengan Metode

EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item Biaya

Pemesanan

Per Unit

Frekuensi

Pemesanan

EOQ

Biaya

Penyimpanan

Per Unit

A B C D E = C x D

1 Water Equil (N) 380ml Rp 5,500 35 Rp 192,500

2 Water Equil (S) 380ml Rp 5,500 24 Rp 132,000

3 Coca Cola Can 330ml Rp 5,500 14 Rp 77,000

4 Water Equil (N) 760ml Rp 5,500 23 Rp 126,500

5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 5,500 13 Rp 71,500

6 Coca Cola Zero 330ml Rp 5,500 11 Rp 60,500

7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 5,500 11 Rp 60,500

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 5,500 9 Rp 49,500

9 Coke Diet 300ml Rp 5,500 8 Rp 44,000

10 Beer Bintang 330ml Rp 5,500 16 Rp 88,000

11 Water Equil (S) 760ml Rp 5,500 14 Rp 77,000

12 Beer Corona 355ml Rp 5,500 19 Rp 104,500

Total Rp 1,083,500

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Setelah mengetahui biaya pemesanan aktual dan biaya pemesanan

dengan metode EOQ, selanjutnya dihitung selisih diantara keduanya.

Berikut contoh perhitungan selisih biaya pemesanan aktual dan EOQ

untuk sampel Water Equil (N) 380ml:

Selisih biaya pemesanan = B. Pemesanan Aktual – B. Pemesanan

EOQ

= 176.000 – 192.500

= Rp 16.500

Berikut merupakan perhitungan selisih seluruh sampel bahan dasar

beverage:

Page 60: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

44

Tabel 15

Selisih Biaya Pemesanan Aktual Bahan Dasar Beverage

dan Biaya Pemesanan dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item Total Biaya Pemesanan

Variance EOQ Aktual

A B C D E = D - C

1 Water Equil (N) 380ml Rp 192,500 Rp 176,000 Rp (16,500)

2 Water Equil (S) 380ml Rp 132,000 Rp 198,000 Rp 66,000

3 Coca Cola Can 330ml Rp 77,000 Rp 121,000 Rp 44,000

4 Water Equil (N) 760ml Rp 126,500 Rp 187,000 Rp 60,500

5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 71,500 Rp 93,500 Rp 22,000

6 Coca Cola Zero 330ml Rp 60,500 Rp 115,500 Rp 55,000

7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 60,500 Rp 93,500 Rp 33,000

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 49,500 Rp 99,000 Rp 49,500

9 Coke Diet 300ml Rp 44,000 Rp 82,500 Rp 38,500

10 Beer Bintang 330ml Rp 88,000 Rp 49,500 Rp (38,500)

11 Water Equil (S) 760ml Rp 77,000 Rp 104,500 Rp 27,500

12 Beer Corona 355ml Rp 104,500 Rp 38,500 Rp (66,000)

Total Rp1,083,500 Rp1,358,500 Rp 275,000

Sumber: Data olahan penulis, 2019

2) Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan dengan menggunakan EOQ dapat dihitung

dengan cara mengalikan biaya penyimpanan per unit dengan EOQ unit

dan frekuensi pemesanan EOQ. Contoh perhitungan biaya penyimpanan

menggunakan sampel bahan dasar beverage Water Equil (N) 380 ml:

Biaya penyimpanan EOQ = B. penyimpanan x EOQ x Frekuensi EOQ

= Rp 825 x 469 x 35

= Rp 13.542.375

Berikut merupakan hasil perhitungan biaya penyimpanan seluruh

sampel bahan dasar beverage dengan metode EOQ:

Page 61: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

45

Tabel 16

Biaya Penyimpanan Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item Biaya

Penyimpanan

Per unit

EOQ

(Unit)

Frekuensi

Pemesanan

EOQ

Biaya Penyimpanan

EOQ

A B C D E F = C x D x E

1 Water Equil (N) 380ml Rp 825 469 35 Rp 13,542,375

2 Water Equil (S) 380ml Rp 935 288 24 Rp 6,462,720

3 Coca Cola Can 330ml Rp 471 329 14 Rp 2,168,505

4 Water Equil (N) 760ml Rp 1,320 194 23 Rp 5,889,840

5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 471 298 13 Rp 1,823,879

6 Coca Cola Zero 330ml Rp 471 264 11 Rp 1,367,203

7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 471 252 11 Rp 1,305,058

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 471 214 9 Rp 906,761

9 Coke Diet 300ml Rp 471 195 8 Rp 734,448

10 Beer Bintang 330ml Rp 1,575 109 16 Rp 2,746,800

11 Water Equil (S) 760ml Rp 1,430 105 14 Rp 2,102,100

12 Beer Corona 355ml Rp 3,875 54 19 Rp 3,975,750

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Setelah mengetahui biaya penyimpanan aktual dan biaya penyimpanan

dengan metode EOQ, selanjutnya dihitung selisih diantara keduanya.

Berikut contoh perhitungan selisih biaya penyimpanan aktual dan EOQ

untuk sampel Water Equil (N) 380ml:

Selisih biaya penyimpanan = B. penyimpanan Aktual – B. penyimpanan

EOQ

= Rp 14.685.000 – Rp 13.542.375

= Rp 1.142.625

Berikut merupakan perhitungan selisih seluruh sampel bahan dasar

beverage:

Page 62: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

46

Tabel 17

Selisih Biaya Penyimpanan Aktual Bahan Dasar Beverage

dan Biaya Penyimpanan dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item Total Biaya Penyimpanan

Variance EOQ Aktual

A B C D E = D - C

1 Water Equil (N) 380ml Rp 13,542,375 Rp 14,685,000 Rp 1,142,625

2 Water Equil (S) 380ml Rp 6,462,720 Rp 7,423,900 Rp 961,180

3 Coca Cola Can 330ml Rp 2,168,505 Rp 2,429,328 Rp 260,823

4 Water Equil (N) 760ml Rp 5,889,840 Rp 6,177,600 Rp 287,760

5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 1,823,879 Rp 2,090,352 Rp 266,473

6 Coca Cola Zero 330ml Rp 1,367,203 Rp 1,638,384 Rp 271,181

7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 1,305,058 Rp 1,525,392 Rp 220,334

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 906,761 Rp 1,344,605 Rp 437,844

9 Coke Diet 300ml Rp 734,448 Rp 971,731 Rp 237,283

10 Beer Bintang 330ml Rp 2,746,800 Rp 3,024,000 Rp 277,200

11 Water Equil (S) 760ml Rp 2,102,100 Rp 2,316,600 Rp 214,500

12 Beer Corona 355ml Rp 3,975,750 Rp 5,580,000 Rp 1,604,250

Total Rp 43,025,439 Rp 49,206,892 Rp 6,181,453

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Tabel 17 merupakan hasil perbandingan biaya penyimpanan dengan

menggunakan EOQ dan biaya penyimpanan aktual. Biaya penyimpanan

EOQ dihitung dengan mengalikan biaya simpan per unit dengan unit

EOQ dengan frekuensi EOQ. Sedangkan untuk biaya penyimpanan

aktual didapatkan dari data hotel. Setelah diketahui nilai EOQ dan

aktualnya, kemudian dicari selisihnya dan dimasukkan ke kolom

variance.

3) Biaya Pembelian

Perhitungan selanjutnya untuk mencari tahu besaran pembelian

dengan metode EOQ dalam unit. Berikut sampel bahan dasar beverage

Water Equil (N) 380 ml:

Page 63: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

47

Pembelian EOQ dalam unit = EOQ (unit) x Frekuensi EOQ

= 469 x 35

= 16.415 botol

Berikut hasil perhitungan pembelian EOQ dalam unit untuk seluruh

sampel bahan dasar beverage:

Tabel 18

Total Pembelian (unit) Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item EOQ

(Unit)

Frekuensi

Pemesanan

EOQ

Total Pembelian

EOQ (unit)

A B C D E = C x D

1 Water Equil (N) 380ml 469 35 16,415

2 Water Equil (S) 380ml 288 24 6,912

3 Coca Cola Can 330ml 329 14 4,606

4 Water Equil (N) 760ml 194 23 4,462

5 Soda Water Schweppes 330ml 298 13 3,874

6 Coca Cola Zero 330ml 264 11 2,904

7 Tonic Water Schweppes 330ml 252 11 2,772

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 214 9 1,926

9 Coke Diet 300ml 195 8 1,560

10 Beer Bintang 330ml 109 16 1,744

11 Water Equil (S) 760ml 105 14 1,470

12 Beer Corona 355ml 54 19 1,026

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Selanjutnya dihitung selisih diantara total pembelian aktual dan

dengan metode EOQ. Berikut contoh perhitungan selisih total

pembelian aktual dan EOQ untuk sampel Water Equil (N) 380ml:

Selisih total pembelian = Pembelian Aktual – Pembelian EOQ

= 17.800 – 16.415

= 1.385 unit

Page 64: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

48

Berikut merupakan hasil perhitungan total pembelian dengan EOQ

dan pembelian aktual seluruh sampel bahan dasar beverage dan

selisihnya:

Tabel 19

Selisih Pembelian Aktual Bahan Dasar Beverage

dan Pembelian dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item Total Pembelian (Qty)

Variance EOQ Aktual

A B C D E = D - C

1 Water Equil (N) 380ml 16,415 17,800 1,385

2 Water Equil (S) 380ml 6,912 7,940 1,028

3 Coca Cola Can 330ml 4,606 5,160 554

4 Water Equil (N) 760ml 4,462 4,680 218

5 Soda Water Schweppes 330ml 3,874 4,440 566

6 Coca Cola Zero 330ml 2,904 3,480 576

7 Tonic Water Schweppes 330ml 2,772 3,240 468

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 1,926 2,856 930

9 Coke Diet 300ml 1,560 2,064 504

10 Beer Bintang 330ml 1,744 1,920 176

11 Water Equil (S) 760ml 1,470 1,620 150

12 Beer Corona 355ml 1,026 1,440 414

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat jumlah pembelian

dengan EOQ untuk Water Equil (N) 380 ml sebanyak 16.415 botol

selama periode Juli – Desember 2018. Selanjutnya dilakukan

perhitungan biaya pembelian dengan EOQ dan biaya pembelian aktual.

Berikut perhitungan untuk sampel bahan dasar beverage Water Equil

(N) 380 ml:

Biaya pembelian EOQ = Harga satuan x Total pembelian EOQ

= Rp 8.250 x 16.415

= Rp 135.423.750

Page 65: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

49

Berikut hasil perhitungan biaya pembelian EOQ untuk seluruh

sampel bahan dasar beverage:

Tabel 20

Total Biaya Pembelian Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item Harga

Satuan

Total

Pembelian

(Qty)

Total Biaya

Pembelian

A B C D E = C x D

1 Water Equil (N) 380ml Rp 8,250 16,415 Rp 135,423,750

2 Water Equil (S) 380ml Rp 9,350 6,912 Rp 64,627,200

3 Coca Cola Can 330ml Rp 4,708 4,606 Rp 21,685,048

4 Water Equil (N) 760ml Rp 13,200 4,462 Rp 58,898,400

5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 4,708 3,874 Rp 18,238,792

6 Coca Cola Zero 330ml Rp 4,708 2,904 Rp 13,672,032

7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 4,708 2,772 Rp 13,050,576

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 4,708 1,926 Rp 9,067,608

9 Coke Diet 300ml Rp 4,708 1,560 Rp 7,344,480

10 Beer Bintang 330ml Rp 15,750 1,744 Rp 27,468,000

11 Water Equil (S) 760ml Rp 14,300 1,470 Rp 21,021,000

12 Beer Corona 355ml Rp 38,750 1,026 Rp 39,757,500

Total Rp 430,254,386

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Selanjutnya dihitung selisih diantara total biaya pembelian aktual

dan dengan metode EOQ. Berikut contoh perhitungan selisih total biaya

pembelian aktual dan EOQ untuk sampel Water Equil (N) 380ml:

Selisih biaya pembelian = B. Pembelian Aktual – B. Pembelian EOQ

= Rp 146.850.000 – Rp 135.423.750

= Rp 11.426.250

Berikut merupakan hasil perhitungan biaya pembelian dengan EOQ

dan biaya pembelian aktual seluruh sampel bahan dasar beverage

beserta selisihnya:

Page 66: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

50

Tabel 21

Selisih Biaya Pembelian Aktual Bahan Dasar Beverage

Dan Biaya Pembelian dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item Total Biaya Pembelian

Variance EOQ Aktual

A B C D E = D - C

1 Water Equil (N) 380ml Rp 135,423,750 Rp 146,850,000 Rp 11,426,250

2 Water Equil (S) 380ml Rp 64,627,200 Rp 74,239,000 Rp 9,611,800

3 Coca Cola Can 330ml Rp 21,685,048 Rp 24,293,280 Rp 2,608,232

4 Water Equil (N) 760ml Rp 58,898,400 Rp 61,776,000 Rp 2,877,600

5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 18,238,792 Rp 20,903,520 Rp 2,664,728

6 Coca Cola Zero 330ml Rp 13,672,032 Rp 16,383,840 Rp 2,711,808

7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 13,050,576 Rp 15,253,920 Rp 2,203,344

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 9,067,608 Rp 13,446,048 Rp 4,378,440

9 Coke Diet 300ml Rp 7,344,480 Rp 9,717,312 Rp 2,372,832

10 Beer Bintang 330ml Rp 27,468,000 Rp 30,240,000 Rp 2,772,000

11 Water Equil (S) 760ml Rp 21,021,000 Rp 23,166,000 Rp 2,145,000

12 Beer Corona 355ml Rp 39,757,500 Rp 55,800,000 Rp 16,042,500

Total Rp 430,254,386 Rp 492,068,920 Rp 61,814,534

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Tabel diatas menunjukkan perhitungan biaya pembelian dengan

EOQ untuk sampel bahan dasar beverage Water Equil (N) 380 ml yaitu

sebesar Rp 135.423.750 dalam periode Juli – Desember 2018. Biaya

pembelian aktual didapatkan dari data hotel, dengan cara mengalikan

harga satuan dengan pembelian aktual. Setelah itu dihitung selisih

antara biaya pembelian dengan EOQ dan aktual kemudian dimasukkan

ke kolom variance.

4) Biaya Persediaan

Perhitungan selanjutnya adalah menentukan total biaya persediaan.

Selanjutnya adalah perhitungan total biaya persediaan bahan dasar

beverage dengan metode EOQ. Berikut merupakan contoh perhitungan

Page 67: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

51

total biaya persediaan dengan menggunakan metode EOQ untuk sampel

Water Equil (N) 380 ml:

Total Biaya Persediaan EOQ = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan

= Rp 192.500 + Rp 13.542.375

= Rp 13.734.875

Berikut hasil perhitungan total biaya persediaan dengan metode

EOQ untuk seluruh sampel bahan dasar beverage:

Tabel 22

Total Biaya Persediaan Bahan Dasar Beverage dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item Biaya

Pemesanan

Biaya

Penyimpanan

Total Biaya

Persediaan

A B C D E = C + D

1 Water Equil (N) 380ml Rp 192,500 Rp 13,542,375 Rp 13,734,875

2 Water Equil (S) 380ml Rp 132,000 Rp 6,462,720 Rp 6,594,720

3 Coca Cola Can 330ml Rp 77,000 Rp 2,168,505 Rp 2,245,505

4 Water Equil (N) 760ml Rp 126,500 Rp 5,889,840 Rp 6,016,340

5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 71,500 Rp 1,823,879 Rp 1,895,379

6 Coca Cola Zero 330ml Rp 60,500 Rp 1,367,203 Rp 1,427,703

7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 60,500 Rp 1,305,058 Rp 1,365,558

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 49,500 Rp 906,761 Rp 956,261

9 Coke Diet 300ml Rp 44,000 Rp 734,448 Rp 778,448

10 Beer Bintang 330ml Rp 88,000 Rp 2,746,800 Rp 2,834,800

11 Water Equil (S) 760ml Rp 77,000 Rp 2,102,100 Rp 2,179,100

12 Beer Corona 355ml Rp 104,500 Rp 3,975,750 Rp 4,080,250

Total Rp1,083,500 Rp 43,025,439 Rp 44,108,939

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Apabila perhitungan total biaya persediaan dengan dan taanpa

metode EOQ sudah dilakukan, selanjutnya dilakukan perhitungan

selisih antara biaya persediaan dengan metode EOQ dan tanpa metode

EOQ. Berikut perhitungan selisih untuk sampel Water Equil (N) 380

ml:

Page 68: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

52

Selisih biaya persediaan = Biaya persediaan aktual – Biaya persediaan

EOQ

= Rp 14.861.000 – Rp 13.734.875

= Rp 1.126.125

Berikut hasil perhitungan selisih total biaya persediaan dengan dan

tanpa metode EOQ untuk seluruh sampel bahan dasar beverage:

Tabel 23

Selisih Total Biaya Persediaan Aktual Bahan Dasar Beverage

dan Total Biaya Persediaan dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item Total Biaya Persediaan

Variance EOQ Aktual

A B C D E = D - C

1 Water Equil (N) 380ml Rp 13,734,875 Rp 14,861,000 Rp 1,126,125

2 Water Equil (S) 380ml Rp 6,594,720 Rp 7,621,900 Rp 1,027,180

3 Coca Cola Can 330ml Rp 2,245,505 Rp 2,550,328 Rp 304,823

4 Water Equil (N) 760ml Rp 6,016,340 Rp 6,364,600 Rp 348,260

5 Soda Water Schweppes 330ml Rp 1,895,379 Rp 2,183,852 Rp 288,473

6 Coca Cola Zero 330ml Rp 1,427,703 Rp 1,753,884 Rp 326,181

7 Tonic Water Schweppes 330ml Rp 1,365,558 Rp 1,618,892 Rp 253,334

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml Rp 956,261 Rp 1,443,605 Rp 487,344

9 Coke Diet 300ml Rp 778,448 Rp 1,054,231 Rp 275,783

10 Beer Bintang 330ml Rp 2,834,800 Rp 3,073,500 Rp 238,700

11 Water Equil (S) 760ml Rp 2,179,100 Rp 2,421,100 Rp 242,000

12 Beer Corona 355ml Rp 4,080,250 Rp 5,618,500 Rp 1,538,250

Total Rp 44,108,939 Rp 50,565,392 Rp 6,456,453

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Tabel diatas menunjukkan selisih total biaya persediaan bahan dasar

beverage dengan menggunakan metode dan tanpa metode EOQ. Total

selisih untuk sampel Water Equil (N) 380 ml sebesar Rp 1.126.125

selama periode Juli – Desember 2018.

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah ada penumpukan barang

setelah diterapkan metode EOQ dapat dihitung dengan cara total

Page 69: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

53

pembelian dengan EOQ dikurang total pemakaian aktual. Berikut

contoh perhitungan untuk sampel Water Equil (N) 380 ml:

Selisih pengendapan = Total pembelian EOQ – Total pemakaian aktual

= 16.415 – 16.520

= 105 botol

Lalu, selisih unit tersebut dikalikan dengan harga satuan bahan dasar,

untuk mengetahui besar nominal rupiahnya.

Selisih pengendapan (Rp) = Selisih (unit) x Harga satuan

= 105 x Rp 8.250

= Rp 866.250

Berikut hasil perhitungan selisih pengendapan untuk seluruh sampel

bahan dasar beverage:

Tabel 24

Selisih Pengendapan Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

N

o Item

Total

Pemakaian

Aktual

(Qty)

Total Pembelian

dengan EOQ

(Qty)

Varianc

e (Qty) Harga Satuan Variance (Rp)

A B C D E= C-D F G = E x F

1 Water Equil (N) 380ml 16,520 16,415 105 Rp 8,250 Rp 866,250

2 Water Equil (S) 380ml 7,040 6,912 128 Rp 9,350 Rp 1,196,800

3 Coca Cola Can 330ml 4,632 4,606 26 Rp 4,708 Rp 122,408

4 Water Equil (N) 760ml 4,524 4,462 62 Rp 13,200 Rp 818,400

5 Soda Water Schweppes 330ml 3,792 3,874 -82 Rp 4,708 Rp (386,056)

6 Coca Cola Zero 330ml 2,976 2,904 72 Rp 4,708 Rp 338,976

7 Tonic Water Schweppes 330ml 2,712 2,772 -60 Rp 4,708 Rp (282,480)

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 1,968 1,926 42 Rp 4,708 Rp 197,736

9 Coke Diet 300ml 1,632 1,560 72 Rp 4,708 Rp 338,976

10 Beer Bintang 330ml 1,704 1,744 -40 Rp 15,750 Rp (630,000)

11 Water Equil (S) 760ml 1,440 1,470 -30 Rp 14,300 Rp (429,000)

12 Beer Corona 355ml 1,020 1,026 -6 Rp 38,750 Rp (232,500)

Total Rp 1,919,510

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Page 70: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

54

Tabel diatas menunjukan selisih pengendapan bahan dasar beverage

periode Juli – Desember 2018. Dapat dilihat bahwa setelah diterapkan

metode EOQ dalam pembelian bahan dasar, barang yang mengendap di

gudang lebih sedikit dibanding sebelum diterapkan metode EOQ.

2. Analisis Nilai Persediaan Pengaman

Nilai persediaan pengaman atau safety stock adalah jumlah yang diperlukan

untuk berjaga-jaga apabila lead time dari pembelian lebih lama dari yang

seharusnya. Selain itu safety stock berfungsi menjaga apabila terdapat

permintaan yang tidak pasti dan untuk memenuhi kuantitas persediaan sampai

persediaan yang sedang dalam proses tiba dengan tujuan agar persediaan tidak

mengalami kekurangan. Safety stock dapat dihitung dengan mengalikan rata-

rata pemakaian barang dengan lead time. Pemakaian rata-rata didapatkan dari

total pemakaian selama satu periode di bagi jumlah hari dalam periode

tersebut. Periode yang dimaksud yaitu selama 6 bulan, dengan jumlah hari

selama bulan Juli – Desember 2018 yaitu 184 hari. Sedangkan untuk lead time

adalah 2 hari untuk seluruh sampel bahan dasar beverage, berdasarkan hasil

wawancara dengan hotel.

Berikut contoh perhitungan safety stock untuk sampel Water Equil (N) 380

ml:

Safety stock = Pemakaian rata-rata x Lead time

= (16.520 : 184 hari) x 2

= 179,56 dibulatkan menjadi 180 botol

Page 71: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

55

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, safety stock untuk sample Water Equil

(N) 380 ml adalah 180 botol. Tabel berikut merupakan hasil perhitungan

persediaan pengaman atau safety stock seluruh sampel bahan dasar beverage:

Tabel 25

Nilai Safety Stock Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Pemakaian

Rata-rata (Qty) Lead Time

Safety Stock

(Qty)

A B C D E = C x D

1 Water Equil (N) 380ml 90 2 180

2 Water Equil (S) 380ml 38 2 77

3 Coca Cola Can 330ml 25 2 50

4 Water Equil (N) 760ml 25 2 49

5 Soda Water Schweppes 330ml 21 2 41

6 Coca Cola Zero 330ml 16 2 32

7 Tonic Water Schweppes 330ml 15 2 29

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 11 2 21

9 Coke Diet 300ml 9 2 18

10 Beer Bintang 330ml 9 2 19

11 Water Equil (S) 760ml 8 2 16

12 Beer Corona 355ml 6 2 11

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Tabel diatas menunjukkan nilai safety stock atau persediaan pengaman yang

harus dimiliki oleh hotel untuk mendukung operasionalnya sehingga tidak

terjadi kekurangan bahan dasar di gudang. Setelah mengetahui safety stock

untuk EOQ, selanjutnya akan dihitung selisihnya dengan nilai safety stock

aktual yang ditetapkan oleh hotel. Berikut contoh perhitungan selisih nilai

safety stock untuk sampel Water Equil (N) 380 ml:

Selisih safety stock = SS Aktual – SS EOQ

= 493 – 180

= 313 botol

Page 72: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

56

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, selisih safety stock aktual dan EOQ

untuk sample Water Equil (N) 380 ml sebanyak 313 botol. Tabel berikut

merupakan hasil perhitungan selisih persediaan pengaman atau safety stock

seluruh sampel bahan dasar beverage:

Tabel 26

Selisih Nilai Safety Stock Aktual Bahan Dasar Beverage

dan Nilai Safety Stock dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item Safety Stock

Variance EOQ Aktual

A B C D E = D - C

1 Water Equil (N) 380ml 180 493 313

2 Water Equil (S) 380ml 77 733 656

3 Coca Cola Can 330ml 50 520 470

4 Water Equil (N) 760ml 49 460 411

5 Soda Water Schweppes 330ml 41 176 135

6 Coca Cola Zero 330ml 32 208 176

7 Tonic Water Schweppes 330ml 29 152 123

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 21 304 283

9 Coke Diet 300ml 18 80 62

10 Beer Bintang 330ml 19 152 133

11 Water Equil (S) 760ml 16 72 56

12 Beer Corona 355ml 11 140 129

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Selain dari tabel 26, nilai selisih safety stock aktual dan safety stock dengan

metode EOQ untuk bahan dasar beverage dapat dilihat di grafik 1. Grafik ini

menunjukan adanya selisih yang signifikan dalam perhitungan nilai safety

stock.

Page 73: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

57

Grafik 1

Selisih Nilai Safety Stock Aktual Bahan Dasar Beverage

dan Nilai Safety Stock dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

Sumber: Data olahan penulis, 2019

3. Analisis Lead Time

Lead time adalah waktu tunggu mulai dari barang dipesan sampai barang

diterima. Lead time sampel bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt Jakarta

adalah 2 hari. Dalam rentang waktu tunggu tersebut, diperlukan persediaan

yang disebut anticipated lead time demand.

Anticipated lead time demand merupakan antisipasi kebutuhan persediaan

barang pada saat tenggang waktu berjalan. Anticipated lead time demand dapat

diketahui dengan mengalikan usage rate dengan lead time. Berikut contoh

perhitungan ALTD pada sampel Water Equil (N) 380 ml:

ALTD = Usage Rate x Lead time

= (16.520 : 184 hari) x 2

= 179,57 dibulatkan menjadi 180 botol

Page 74: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

58

Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui persediaan antisipasi

selama masa tenggang waktu untuk sampel Water Equil (N) 380 ml adalah 180

botol. Berikut perhitungan seluruh sampel bahan dasar beverage:

Tabel 27

Anticipated Lead Time Demand Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Usage Rate Lead Time

Anticipated

Lead Time

Demand

A B C D E = C x D

1 Water Equil (N) 380ml 90 2 180

2 Water Equil (S) 380ml 38 2 77

3 Coca Cola Can 330ml 25 2 50

4 Water Equil (N) 760ml 25 2 49

5 Soda Water Schweppes 330ml 21 2 41

6 Coca Cola Zero 330ml 16 2 32

7 Tonic Water Schweppes 330ml 15 2 29

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 11 2 21

9 Coke Diet 300ml 9 2 18

10 Beer Bintang 330ml 9 2 19

11 Water Equil (S) 760ml 8 2 16

12 Beer Corona 355ml 6 2 11

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Tabel diatas menunjukkan nilai anticipated lead time demand yang harus

dimiliki oleh hotel untuk mendukung operasionalnya selama rentang waktu

tunggu sehingga tidak terjadi kekurangan bahan dasar di gudang. Setelah

mengetahui anticipated lead time demand untuk EOQ, selanjutnya akan

dihitung selisihnya dengan nilai anticipated lead time demand aktual yang

ditetapkan oleh hotel. Berikut contoh perhitungan selisih nilai anticipated lead

time demand untuk sampel Water Equil (N) 380 ml:

Selisih ALTD = ALTD Aktual – ALTD dengan EOQ

= 367 – 180

= 187 botol

Page 75: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

59

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, selisih anticipated lead time demand

aktual dan EOQ untuk sample Water Equil (N) 380 ml sebanyak 187 botol.

Tabel berikut merupakan hasil perhitungan selisih anticipated lead time

demand seluruh sampel bahan dasar beverage:

Tabel 28

Selisih Nilai Anticipated Lead Time Demand Aktual Bahan Dasar Beverage

dan Nilai Anticipated Lead Time Demand dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item ALTD

Variance EOQ Aktual

A B C D E = D - C

1 Water Equil (N) 380ml 180 367 187

2 Water Equil (S) 380ml 77 156 79

3 Coca Cola Can 330ml 50 103 53

4 Water Equil (N) 760ml 49 101 52

5 Soda Water Schweppes 330ml 41 84 43

6 Coca Cola Zero 330ml 32 66 34

7 Tonic Water Schweppes 330ml 29 60 31

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 21 44 23

9 Coke Diet 300ml 18 36 18

10 Beer Bintang 330ml 19 38 19

11 Water Equil (S) 760ml 16 32 16

12 Beer Corona 355ml 11 23 12

Sumber: Data olahan penulis, 2019

4. Analisis Titik Pemesanan Kembali

Titik pemesanan kembali atau reorder point merupakan titik dimana pihak

hotel harus melakukan pembelian kembali atas persediaan di gudang. Reorder

point dapat dihitung dengan mengalikan antara pemakaian rata-rata dengan

lead time, kemudian hasilnya dijumlahkan dengan nilai persediaan pengaman.

Berikut contoh perhitungan reorder point untuk sampel Water Equil (N)

380 ml:

Page 76: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

60

Reorder point = (Pemakaian rata-rata x Lead time) + Safety stock

= ((16.520/184) x 2) + 180

= 359,57 dibulatkan menjadi 360 botol

Berdasarkan perhitungan diatas, titik pemesanan kembali untuk sampel

Water Equil (N) 380 ml adalah 360 botol. Berikut hasil perhitungan reorder

point seluruh sampel bahan dasar beverage:

Tabel 29

Nilai Reorder Point Bahan Dasar Beverage

Periode Juli – Desember 2018

No Item Pemakaian

Rata-rata

(Qty)

Lead

Time

Safety

Stock

(Qty)

Reorder Point

(Qty)

A B C D E = C x D F = (C x D) + E

1 Water Equil (N) 380ml

90

2

180 360

2 Water Equil (S) 380ml

38

2

77 154

3 Coca Cola Can 330ml

25

2

50 100

4 Water Equil (N) 760ml

25

2

49 98

5 Soda Water Schweppes 330ml

21

2

41 82

6 Coca Cola Zero 330ml

16

2

32 64

7 Tonic Water Schweppes 330ml

15

2

29 58

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml

11

2

21 42

9 Coke Diet 300ml

9

2

18 36

10 Beer Bintang 330ml

9

2

19 38

11 Water Equil (S) 760ml

8

2

16 32

12 Beer Corona 355ml

6

2

11 22

Sumber: Data olahan penulis, 2019

Setelah mengetahui reorder point untuk EOQ, selanjutnya akan dihitung

selisihnya dengan nilai reorder point aktual yang ditetapkan oleh hotel. Berikut

contoh perhitungan selisih nilai reorder point untuk sampel Water Equil (N)

380 ml:

Page 77: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

61

Selisih Reorder Point = ROP Aktual – ROP dengan EOQ

= 860 – 360

= 500 botol

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, selisih reorder point aktual dan EOQ

untuk sample Water Equil (N) 380 ml sebanyak 500 botol. Tabel berikut

merupakan hasil perhitungan selisih pemesanan kembali atau reorder point

seluruh sampel bahan dasar beverage:

Tabel 30

Selisih Nilai Reorder Point Aktual Bahan Dasar Beverage

dan Nilai Reorder Point dengan Metode EOQ

Periode Juli – Desember 2018

No Item Reorder Point

Variance EOQ Aktual

A B C D E = D - C

1 Water Equil (N) 380ml 360 860 500

2 Water Equil (S) 380ml 154 890 736

3 Coca Cola Can 330ml 100 623 523

4 Water Equil (N) 760ml 98 561 463

5 Soda Water Schweppes 330ml 82 260 178

6 Coca Cola Zero 330ml 64 274 210

7 Tonic Water Schweppes 330ml 58 212 154

8 Ginger Ale Schweppes 330 ml 42 348 306

9 Coke Diet 300ml 36 116 80

10 Beer Bintang 330ml 38 190 152

11 Water Equil (S) 760ml 32 104 72

12 Beer Corona 355ml 22 163 141

Sumber: Data olahan penulis, 2019

B. Pembahasan

1. Hasil Analisis Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan

a. Biaya Pemesanan

Pada tabel 5 dapat dilihat hasil perhitungan biaya pemesanan atau

ordering cost bahan dasar beverage yang telah diolah dengan

Page 78: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

62

menghitung operating expenses dan biaya purchase order yaitu sebesar

Rp 5.500,-

Biaya pemesanan dengan menggunakan metode EOQ dapat dilihat

di tabel 14 dan biaya pemesanan aktual dapat dilihat di tabel 7. Dapat

dilihat untuk nilai aktual pada bahan dasar beverage dengan nilai biaya

pemesanan (ordering cost) tertinggi yaitu pada Water Equil (S) 380 ml

yaitu sebesar Rp 198.000 dengan frekuensi pemesanan sebanyak 36

kali dan bahan dasar beverage dengan nilai biaya pemesanan (ordering

cost) terendah yaitu pada Beer Corona 355 ml sebesar Rp 38.500

dengan frekuensi pemesanan sebanyak 7 kali. Lalu setelah penulis

menghitung dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) maka

diperoleh nilai biaya pemesanan (ordering cost) yang ekonomis dimana

bahan dasar beverage dengan nilai biaya pemesanan (ordering cost)

tertinggi yaitu pada Water Equil (S) 380 ml sebesar Rp 193.597 dengan

frekuensi pemesanan sebanyak 35 kali dan bahan dasar beverage

dengan nilai biaya pemesanan (ordering cost) terendah yaitu pada Coke

Diet 300 ml sebesar Rp 45.967 dengan frekuensi pemesanan sebanyak 9

kali.

Sehingga dapat dilihat nilai variance untuk nilai biaya pemesanan

seluruh sampel bahan dasar beverage yaitu untuk Water Equil (N) 380

ml sebesar Rp 17.597; Water Equil (S) 380 ml sebesar Rp 63.458; Coca

cola can 330 ml sebesar Rp 43.559; Water Equil (N) 760 ml sebesar Rp

58.851; Soda Water Schweppes 330 ml sebesar Rp 23.432; Coca cola

Zero 330 ml sebesar Rp 53.427; Tonic Water Schweppes 330 ml

Page 79: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

63

sebesar Rp 34.244; Ginger Ale Schweppes 330 ml sebesar Rp 48.523;

Coke Diet 300 ml sebesar Rp 36.533; Beer Bintang 330 ml sebesar Rp

36.410; Water Equil (S) 760 ml sebesar Rp 29.248; dan Beer Corona

355 ml sebesar Rp 65.756. Selisih total biaya pemesanan EOQ dengan

aktual yaitu sebesar Rp 271.514,-

Menurut hasil wawancara dengan pihak purchasing dan storekeeper

biaya pemesanan aktual yang tinggi di sebabkan oleh frekuensi

pemesanan yang terlalu sering. Pemesanan yang terlalu sering ini akibat

dari kurangnya perencanaan pembelian yang dilakukan, sehingga pihak

purchasing terkadang melakukan pemesanan secara mendadak apabila

barang persediaan dirasa kurang untuk memenuhi permintaan tamu.

Setelah diterapkan metode EOQ pada keseluruhan perhitungan nilai

biaya pemesanan, dapat dilihat bahwa biaya pemesanan dengan metode

EOQ lebih ekonomis dibanding biaya pemesanan aktual.

b. Biaya Penyimpanan

Pada tabel 9 dapat dilihat nilai biaya penyimpanan yaitu sebesar

10% dari nilai persediaan atau inventory value bahan dasar beverage.

Untuk mengetahui biaya penyimpanan per unit dapat dihitung dengan

membagi biaya penyimpanan dengan jumlah buffer stock.

Biaya penyimpanan dengan menggunakan metode EOQ dan biaya

penyimpanan aktual dapat dilihat di tabel 17. Dapat dilihat untuk nilai

aktual pada bahan dasar beverage dengan nilai biaya penyimpanan

(carrying cost) tertinggi yaitu pada Water Equil (N) 380 ml yaitu sebesar

Page 80: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

64

Rp 14.685.000 dan bahan dasar beverage dengan nilai biaya

penyimpanan (carrying cost) terendah yaitu Coke Diet 300 ml sebesar

Rp 971.731. Lalu setelah penulis menghitung dengan metode Economic

Order Quantity (EOQ) maka diperoleh nilai biaya penyimpanan

(carrying cost) yang ekonomis dimana bahan dasar beverage dengan

nilai biaya penyimpanan (carrying cost) tertinggi yaitu pada Water Equil

(N) 380 ml sebesar Rp 13.629.000 dan nilai bahan dasar beverage

dengan biaya penyimpanan (carrying cost) terendah yaitu Coke Diet 300

ml sebesar Rp 768.346.

Sehingga dapat dilihat nilai variance untuk nilai biaya penyimpanan

seluruh sampel bahan dasar beverage yaitu untuk Water Equil (N) 380

ml sebesar Rp 1.056.000; Water Equil (S) 380 ml sebesar Rp 841.500;

Coca cola can 330 ml sebesar Rp 248.582; Water Equil (N) 760 ml

sebesar Rp 205.920; Soda Water Schweppes 330 ml sebesar Rp

305.078; Coca cola Zero 330 ml sebesar Rp 237.283; Tonic Water

Schweppes 330 ml sebesar Rp 248.582; Ginger Ale Schweppes 330 ml

sebesar Rp 418.070; Coke Diet 300 ml sebesar Rp 203.386; Beer

Bintang 330 ml sebesar Rp 340.200; Water Equil (S) 760 ml sebesar Rp

257.400; dan Beer Corona 355 ml sebesar Rp 1.627.500. Selisih total

biaya pemesanan EOQ dengan aktual yaitu sebesar Rp 5.989.502,-

Tingginya biaya penyimpanan aktual disebabkan oleh banyaknya

persediaan yang ada di gudang. Persediaan ini berasal dari pembelian

yang berlebihan, sehingga pada akhir periode banyak tersisa barang-

barang persediaan yang belum digunakan. Bersadarkan hasil

Page 81: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

65

wawancara dengan pihak purchasing dan storekeeper menyebutkan

bahwa tingginya pembelian bahan dasar beverage pada bulan Desember

yang menyebabkan nilai penyimpanan menjadi besar. Pembelian barang

persediaan pada bulan Desember selalu dilebihkan dari bulan-bulan

sebelumnya karena pada bulan tersebut terdapat banyak event sehingga

pihak storekeeper melebihkan pesanan untuk berjaga-jaga apabila ada

kebutuhan mendadak. Namun pada akhir periode didapati bahwa

barang persediaan yang dibeli tidak dibeli secara efisien sehingga

menyebabkan banyaknya barang yang tersisa. Sedangkan untuk

pembelian barang terendah rata-rata terjadi pada bulan September,

karena tidak terlalu banyak event yang diadakan di hotel. Berdasarkan

keseluruhan perhitungan nilai biaya penyimpanan, dapat dilihat bahwa

biaya penyimpanan dengan metode EOQ lebih ekonomis dibanding

biaya penyimpanan aktual.

Setelah mengetahui biaya pemesanan dan biaya penyimpanan maka

didapatkan hasil perhitungan pembelian EOQ dan pembelian aktual

pada bahan dasar beverage. Dapat dilihat pada tabel 4.10 yaitu

perbandingan total pembelian (unit) dan biaya pembelian aktual pada

bahan dasar beverage Water Equil (N) 380 ml sebanyak 17.800 botol

dengan biaya pembelian sebesar Rp 146.850.000; Water Equil (S) 380

ml sebanyak 7.940 botol dengan biaya pembelian sebesar Rp

74.239.000; Coca cola can 330 ml sebanyak 5.160 can dengan biaya

pembelian sebesar Rp 24.293.280; Water Equil (N) 760 ml sebanyak

4.680 botol dengan biaya pembelian sebesar Rp 61.776.000; Soda

Page 82: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

66

Water Schweppes 330 ml sebanyak 4.440 can dengan biaya pembelian

sebesar Rp 20.903.520; Coca cola Zero 330 ml sebanyak 3.480 can

dengan biaya pembelian sebesar Rp 16.383.840; Tonic Water

Schweppes 330 ml sebanyak 3.240 can dengan biaya pembelian sebesar

Rp 15.253.920; Ginger Ale Schweppes 330 ml sebanyak 2.856 can

dengan biaya pembelian sebesar Rp 13.446.048; Coke Diet 300 ml

sebanyak 2.064 can dengan biaya pembelian sebesar Rp 9.717.312;

Beer Bintang 330 ml sebanyak 1.920 can dengan biaya pembelian

sebesar Rp 30.240.000; Water Equil (S) 760 ml sebanyak 1.620 botol

dengan biaya pembelian sebesar Rp 23.166.000; dan Beer Corona 355

ml sebanyak 1.440 botol dengan biaya pembelian sebesar Rp

55.800.000.-

Lalu setelah penulis menghitung dengan menerapkan metode

economic order quantity (EOQ) maka didapatlah perhitungan

pembelian EOQ (unit) dan biaya pembelian yang ekonomis dimana

bahan dasar beverage Water Equil (N) 380 ml sebanyak 16.415 botol

dengan biaya pembelian sebesar Rp 135.423.750; Water Equil (S) 380

ml sebanyak 6.912 botol dengan biaya pembelian sebesar Rp

64.627.200; Coca cola can 330 ml sebanyak 4.606 can dengan biaya

pembelian sebesar Rp 21.685.048; Water Equil (N) 760 ml sebanyak

4.462 botol dengan biaya pembelian sebesar Rp 58.898.400; Soda

Water Schweppes 330 ml sebanyak 3.874 can dengan biaya pembelian

sebesar Rp 18.238.792; Coca cola Zero 330 ml sebanyak 2.904 can

dengan biaya pembelian sebesar Rp 13.672.032; Tonic Water

Page 83: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

67

Schweppes 330 ml sebanyak 2.772 can dengan biaya pembelian sebesar

Rp 13.050.576; Ginger Ale Schweppes 330 ml sebanyak 1.926 can

dengan biaya pembelian sebesar Rp 9.067.608; Coke Diet 300 ml

sebanyak 1.560 can dengan biaya pembelian sebesar Rp 7.344.480;

Beer Bintang 330 ml sebanyak 1.744 can dengan biaya pembelian

sebesar Rp 27.468.000; Water Equil (S) 760 ml sebanyak 1.470 botol

dengan biaya pembelian sebesar Rp 21.021.000; dan Beer Corona

355ml sebanyak 1.026 botol dengan biaya pembelian sebesar Rp

39.757.500,-

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tingginya kuantitas

pembelian bahan dasar beverage disebabkan oleh pembelian yang

tinggi pada bulan Desember karena banyaknya event. Untuk kuantitas

pembelian bulan-bulan lainnya pihak purchasing melakukan pembelian

dengan melihat pola pembelian dari periode sebelumnya dan juga

bersadarkan calendar of event yang ada di hotel. Selisih total pembelian

EOQ dengan aktual sebanyak sejumlah Rp 40.855.034. Maka dari itu

penerapan metode EOQ pada pembelian bahan dasar beverage di Hotel

Grand Hyatt Jakarta lebih ekonomis.

Selain total biaya pembelian, didapatkan pula hasil perhitungan total

biaya persediaan. Total biaya persediaan didapatkan dengan

menjumlahkan biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan. Tabel 11

merupakan total biaya persediaan bahan dasar beverage tanpa

menggunakan metode EOQ atau biaya persediaan aktual. Dapat dilihat

nilai total biaya persediaan tertinggi adalah item Water Equil (N) 380

Page 84: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

68

ml sebesar Rp 14.861.000 sedangkan total biaya persediaan terendah

adalah item Coke Diet 300 ml yaitu sebesar Rp 1.054.231,-

Selanjutnya di tabel 22 merupakan total biaya persediaan bahan

dasar beverage dengan menggunakan perhitungan metode EOQ. Total

biaya persediaan dengan metode EOQ tertinggi adalah untuk item

Water Equil (N) 380 ml sebesar Rp 13.822.597 sedangkan total biaya

persediaan terendah adalah Coke Diet 300 ml sebesar Rp 814.312,-

Sehingga dapat dilihat nilai variance untuk nilai total biaya

persediaan seluruh sampel bahan dasar beverage yaitu untuk Water

Equil (N) 380 ml sebesar Rp 1.038.403; Water Equil (S) 380 ml sebesar

Rp 904.958; Coca cola can 330 ml sebesar Rp 292.142; Water Equil

(N) 760 ml sebesar Rp 264.771; Soda Water Schweppes 330 ml sebesar

Rp 328.511; Coca cola Zero 330 ml sebesar Rp 290.710; Tonic Water

Schweppes 330 ml sebesar Rp 282.827; Ginger Ale Schweppes 330 ml

sebesar Rp 466.593; Coke Diet 300 ml sebesar Rp 239.919; Beer

Bintang 330 ml sebesar Rp 303.790; Water Equil (S) 760 ml sebesar Rp

286.648; dan Beer Corona 355 ml sebesar Rp 1.561.744. Selisih total

biaya persediaan EOQ dengan aktual yaitu sebesar Rp 6.261.016,-.

Nilai ini membuktikan bahwa biaya persediaan dengan metode EOQ

lebih ekonomis dan efisien dibanding tanpa menggunakan metode

EOQ.

Selain tabel diatas, bukti bahwa pembelian bahan dasar beverage

dengan menggunakan EOQ lebih ekonomis adalah dapat dilihat di tabel

24. Tabel 24 merupakan selisih pengendapan bahan dasar beverage

Page 85: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

69

setelah dilakukan perhitungan dengan metode EOQ. Dapat dilihat nilai

selisih antara pemakaian aktual dengan pembelian dengan EOQ untuk

Water Equil (N) 380 ml sebanyak 105 botol atau senilai Rp 866.250;

Water Equil (S) 380 ml sebanyak 128 botol atau senilai Rp 1.196.800;

Coca cola can 330 ml sebanyak 26 can atau senilai Rp 122.408; Water

Equil (N) 760 ml sebanyak 62 botol atau senilai Rp 818.400; Soda

Water Schweppes 330 ml sebanyak 82 can atau senilai Rp 386.056;

Coca cola Zero 330 ml sebanyak 72 can atau senilai Rp 338.976; Tonic

Water Schweppes 330 ml sebanya 60 can atau senilai Rp 282.480;

Ginger Ale Schweppes 330 ml sebanyak 42 can atau senilai Rp

197.736; Coke diet 300 ml sebanyak 72 can atau senilai Rp 338.976;

Beer Bintang 330 ml sebanyak 40 can atau senilai Rp 630.000; Water

Equil (S) 760 ml sebanyak 30 botol atau senilai Rp 429.000; dan Beer

Corona 355 ml sebanyak 6 botol atau senilai Rp 232.500.

Total selisih pengendapan di gudang setelah diterapkan metode EOQ

adalah sejumlah Rp. 1.919.510 sedangkan pengendapan awal seperti

yang dapat dilihat di tabel 1 yaitu sejumlah Rp 59.895.024. Nilai ini

membuktikan bahwa dengan melakukan pembelian bahan dasar

beverage dengan metode EOQ, dapat mengurangi kelebihan barang di

akhir periode sehingga tidak terjadi penumpukan bahan dasar di

gudang.

Page 86: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

70

2. Hasil Analisis Persediaan Pengaman

Pada analisis safety stock seperti yang dapat dilihat di table 25

dibutuhkan perhitungan pemakaian rata-rata bahan dasar beverage dan juga

lead time. Pemakaian rata-rata didapatkan dari total pemakaian selama 6

bulan mulai Juli – Desember 2018 dibagi dengan jumlah hari selama 6

bulan tersebut. Sedangkan untuk lead time ditentukan 2 hari sejak dilakukan

pemesanan sampai barang tiba di gudang.

Setelah mengetahui pemakaian rata-rata dan juga lead time maka

didapatkan nilai safety stock untuk bahan dasar beverage yaitu Water Equil

(N) 380 ml sebanyak 180 botol; Water Equil (S) 380 ml sebanyak 77 botol;

Coca cola can 330 ml sebanyak 50 can; Water Equil (N) 760 ml sebanyak

49 botol; Soda Water Schweppes 330 ml sebanyak 41 can; Coca cola Zero

330 ml sebanyak 32 can; Tonic Water Schweppes 330 ml sebanyak 29 can;

Ginger Ale Schweppes 330 ml sebanyak 21 can; Coke Diet 300 ml

sebanyak 18 can; Beer Bintang 330 ml sebanyak 19 can; Water Equil (S)

760 ml sebanyak 16 botol; dan Beer Corona 355 ml sebanyak 11 botol.

Pada tabel 26 dan grafik 1 dapat dilihat selisih nilai safety stock dengan

menggunakan EOQ dan safety stock aktual. Selisih ini disebabkan oleh nilai

safety stock aktual yang terlalu besar. Nilai safety stock yang besar menurut

purchasing dan storekeeper berasal dari tingkat pemakaian rata-rata periode

sebelumnya dan juga besarnya pembelian. Selisih nilai safety stock untuk

bahan dasar beverage yaitu Water Equil (N) 380 ml sebanyak 313 botol;

Water Equil (S) 380 ml sebanyak 656 botol; Coca cola can 330 ml sebanyak

470 can; Water Equil (N) 760 ml sebanyak 411 botol; Soda Water

Page 87: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

71

Schweppes 330 ml sebanyak 135 can; Coca cola Zero 330 ml sebanyak 176

can; Tonic Water Schweppes 330 ml sebanyak 123 can; Ginger Ale

Schweppes 330 ml sebanyak 283 can; Coke Diet 300 ml sebanyak 62 can;

Beer Bintang 330 ml sebanyak 133 can; Water Equil (S) 760 ml sebanyak

56 botol; dan Beer Corona 355 ml sebanyak 129 botol.

Berdasarkan keseluruhan perhitungan nilai safety stock, dapat dilihat

bahwa perhitungan safety stock dengan metode EOQ lebih efisien dibanding

perhitungan safety stock yang diterapkan di Hotel Grand Hyatt Jakarta.

3. Hasil Analisis Lead Time

Pada analisis anticipated lead time yang dapat dilihat di tabel 27,

perhitungannya merupakan hasil perkalian antara usage rate dengan lead

time. Anticipated lead time demand merupakan nilai antisipasi persediaan

barang saat dalam masa tenggang waktu.

Nilai anticipated lead time demand untuk bahan dasar beverage selama

6 bulan yaitu Water Equil (N) 380 ml sebanyak 180 botol; Water Equil (S)

380 ml sebanyak 77 botol; Coca cola can 330 ml sebanyak 50 can; Water

Equil (N) 760 ml sebanyak 49 botol; Soda Water Schweppes 330 ml

sebanyak 41 can; Coca cola Zero 330 ml sebanyak 32 can; Tonic Water

Schweppes 330 ml sebanyak 29 can; Ginger Ale Schweppes 330 ml

sebanyak 21 can; Coke Diet 300 ml sebanyak 18 can; Beer Bintang 330 ml

sebanyak 19 can; Water Equil (S) 760 ml sebanyak 16 botol; dan Beer

Corona 355 ml sebanyak 11 botol.

Page 88: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

72

Nilai tersebut merupakan jumlah ideal yang diperlukan oleh hotel

selama barang persediaan masih dalam proses pengiriman agar operasional

tidak terganggu karena kekurangan bahan dasar selama masa tenggang

waktu. Setelah itu dilakukan perhitungan selisih anticipated lead time

demand, seperti yang dapat dilihat pada tabel 28 yang merupakan selisih

nilai anticipated lead time demand dengan menggunakan EOQ dan

anticipated lead time demand aktual. Selisih nilai anticipated lead time

demand untuk bahan dasar beverage yaitu Water Equil (N) 380 ml sebanyak

187 botol; Water Equil (S) 380 ml sebanyak 79 botol; Coca cola can 330 ml

sebanyak 53 can; Water Equil (N) 760 ml sebanyak 52 botol; Soda Water

Schweppes 330 ml sebanyak 43 can; Coca cola Zero 330 ml sebanyak 34

can; Tonic Water Schweppes 330 ml sebanyak 31 can; Ginger Ale

Schweppes 330 ml sebanyak 23 can; Coke Diet 300 ml sebanyak 18 can;

Beer Bintang 330 ml sebanyak 19 can; Water Equil (S) 760 ml sebanyak 16

botol; dan Beer Corona 355 ml sebanyak 12 botol.

Berdasarkan keseluruhan perhitungan nilai anticipated lead time

demand, dapat dilihat bahwa perhitungan anticipated lead time demand

dengan menerapkan metode EOQ dinilai lebih efisien daripada perhitungan

anticipated lead time demand yang diterapkan di Hotel Grand Hyatt Jakarta.

4. Hasil Analisis Titik Pemesanan Kembali

Pada analisis reorder point seperti yang dapat dilihat di tabel 29

dibutuhkan perhitungan dari hasil penjumlahan nilai pemakaian rata-rata

dikali lead time lalu dijumlahkan dengan nilai safety stock. Nilai reorder

Page 89: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

73

point artinya nilai atau jumlah unit dimana nilai unit tersebut sudah berada

pada titik untuk melakukan pemesanan kembali agar tidak terjadi

kekosongan stok barang.

Untuk nilai reorder point untuk bahan dasar beverage yaitu Water Equil

(N) 380 ml sebanyak 359 botol; Water Equil (S) 380 ml sebanyak 153 botol;

Coca cola can 330 ml sebanyak 101 can; Water Equil (N) 760 ml sebanyak

98 botol; Soda Water Schweppes 330 ml sebanyak 82 can; Coca cola Zero

330 ml sebanyak 65 can; Tonic Water Schweppes 330 ml sebanyak 59 can;

Ginger Ale Schweppes 330 ml sebanyak 43 can; Coke Diet 300 ml

sebanyak 35 can; Beer Bintang 330 ml sebanyak 37 can; Water Equil (S)

760 ml sebanyak 31 botol; dan Beer Corona 355 ml sebanyak 22 botol.

Nilai tersebut merupakan jumlah ideal untuk melakukan pemesanan

selanjutnya agar kebutuhan operasional dapat berjalan dengan lancar tanpa

adanya kekurangan barang maupun penumpukan barang di akhir periode.

Nilai reorder point aktual yang tinggi disebabkan oleh tingginya nilai safety

stock yang ditetapkan di awal, berdasarkan wawancara dengan purchasing

dan storekeeper.

Selanjutnya, seperti yang dapat dilihat pada tabel 30 merupakan selisih

nilai reorder point dengan menggunakan EOQ dan reorder point aktual.

Selisih nilai reorder point untuk bahan dasar beverage yaitu Water Equil

(N) 380 ml sebanyak 500 botol; Water Equil (S) 380 ml sebanyak 736 botol;

Coca cola can 330 ml sebanyak 523 can; Water Equil (N) 760 ml sebanyak

463 botol; Soda Water Schweppes 330 ml sebanyak 178 can; Coca cola

Zero 330 ml sebanyak 210 can; Tonic Water Schweppes 330 ml sebanyak

Page 90: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

74

154 can; Ginger Ale Schweppes 330 ml sebanyak 306 can; Coke Diet 300

ml sebanyak 80 can; Beer Bintang 330 ml sebanyak 152 can; Water Equil

(S) 760 ml sebanyak 72 botol; dan Beer Corona 355 ml sebanyak 141 botol.

Berdasarkan keseluruhan perhitungan nilai reorder point, dapat dilihat

bahwa perhitungan reorder point dengan menerapkan metode EOQ dinilai

lebih efisien daripada perhitungan safety stock yang diterapkan di Hotel

Grand Hyatt Jakarta.

Page 91: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

75

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengendalian bahan

dasar beverage menggunakan metode Economic Order Quantity, penulis

merumuskan beberapa simpulan antara lain:

1. Hasil perhitungan sebelum menggunakan metode economic order quantity

pada Hotel Grand Hyatt Jakarta menunjukan bahwa total biaya persediaan

dengan menggunakan perhitungan aktual atau yang sudah terjadi lebih besar

daripada hasil perhitungan dengan menggunakan metode economic order

quantity dengan selisih sebesar Rp 6.456.453. Metode economic order

quantity mampu meminimalkan biaya pemesanan dan penyimpanan

sehingga total biaya persediaan bahan dasar beverage di Hotel Grand Hyatt

Jakarta lebih efisien dan penumpukan bahan dasar yang terjadi berkurang

sejumlah Rp 57.975.514 dibandingkan dengan penumpukan bahan dasar di

data awal penelitian sehingga metode ini dapat diterapkan dalam proses

pengendalian persediaan bahan dasar beverage. Dengan menggunakan

metode EOQ hotel dapat mengetahui berapa banyak bahan dasar yang harus

dibeli, waktu pemesanan yang tepat, dan berapa kali harus memesan, karena

hal-hal tersebut akan mempengaruhi biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan barang persediaan dalam hal ini khususnya bahan dasar

beverage.

Page 92: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

76

2. Pihak storekeeper dan purchasing Hotel Grand Hyatt Jakarta sebelumnya

tidak menentukan batas maksimal dan minimal bahan dasar beverage di

gudang, namun sudah mempunyai perhitungan dalam menetapkan safety

stock. Safety stock digunakan sebagai jumlah ideal bahan dasar beverage di

gudang saat bahan dasar tersebut masih dalam proses pemesanan, sehingga

tidak terjadi kekurangan persediaan. Namun dalam penetapan safety stock

oleh pihak hotel, jumlah persediaan pengamannya dirasa terlalu banyak

karena dipengaruhi oleh pembelian yang berlebih. Setelah dilakukan

perhitungan dengan metode EOQ, didapatkan hasil yaitu jumlah yang lebih

kecil untuk safety stock bahan dasar beverage di gudang dibandingkan

dengan jumlah safety stock awal yang ditetapkan oleh hotel sehingga

metode ini mampu menimimalisir jumlah safety stock yang dimiliki untuk

menunjang operasional hotel.

3. Dalam penetapan anticipated lead time demand dibutuhkan nilai pemakaian

rata-rata dan lead time atau waktu tunggu barang saat dalam pemesanan.

Anticipated lead time demand digunakan untuk menentukan nilai persediaan

selama bahan dasar beverage masih dalam proses pemesanan atau

pengiriman dari supplier. Anticipated lead time demand yang ditentukan

oleh hotel nilainya lebih besar dibandingkan dengan nilai anticipated lead

time demand yang sudah dihitung dengan metode EOQ sehingga dengan

adanya metode EOQ mampu mengefisiensikan jumlah anticipated lead time

demand yang dibutuhkan hotel selama masa tunggu saat pemesanan.

4. Reorder point adalah titik dimana barang harus dipesan kembali dengan

mempertimbangkan safety stock dan waktu pengiriman. Dalam menentukan

Page 93: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

77

reorder point didapatkan dari hasil penjumlahan safety stock dengan

perkalian antara pemakaian rata-rata dan lead time. Nilai reorder point yang

ditentukan oleh hotel cukup tinggi karena dipengaruhi oleh nilai safety stock

dan anticipated lead time yang tinggi. Setelah metode EOQ diterapkan

dalam perhitungan reorder point, metode ini mampu mengendalikan jumlah

reorder point pada bahan dasar beverage sehingga menjadi lebih ideal

dibandingkan dengan jumlah reorder point sebelum digunakan metode

EOQ.

B. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penulis mencoba memberikan

beberapa rekomendasi untuk Hotel Grand Hyatt Jakarta dalam melakukan

pengendalian persediaan bahan dasar beverage. Berikut beberapa rekomendasi

yang disarankan oleh penulis, yaitu:

1. Dalam penerapan pengendalian bahan dasar beverage sebaiknya Hotel

Grand Hyatt Jakarta melakukan peninjauan kembali terhadap kebijakan

yang selama ini dijalankan lalu menetapkan standar agar sesuai dengan

kebutuhan operasional. Salah satu standar yang bisa digunakan adalah

dengan metode economic order quantity. Dengan perhitungan economic

order quantity pihak hotel dapat mengoptimalkan persediaan dan dapat

mengefisiensikan biaya persediaan.

2. Sebaiknya pihak purchasing dan storekeeper Hotel Grand Hyatt Jakarta

melakukan perhitungan kembali untuk mengetahui nilai safety stock,

anticipated lead time demand, dan reorder point yang optimal, yang dapat

Page 94: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

78

digunakan untuk mengendalikan persediaan barang di gudang sehingga

penumpukan atau kekurangan bahan dasar tidak terjadi dan mengontrol

jumlah ekonomis untuk setiap jenis bahan dasar di gudang.

3. Bagi penelitian lebih lanjut mengenai topik sejenis sebaiknya menggunakan

metode lain dalam menganalisis perhitungan pengendalian bahan dasar

beverage yang mungkin menghasilkan hasil yang lebih efisien dari metode

Economic Order Quantity.

Page 95: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

79

DAFTAR PUSTAKA

Alexandri, M. B. (2009). Manajemen Keuangan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Baridwan, Z. (2014). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE.

Daft, R. (2010). Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Fahmi, I. (2018). Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Gitosudarmo. (2014). Manajemen Operasi. Yogyakarta: BPFE.

Heizer, J., & Render, B. (2015). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

Indrajit, R. E., & Djokopranoto, R. (2005). Manajemen Persediaan. Jakarta: PT

Grasindo.

Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Matz, A., & Usry, M. (2003). Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian.

Jakarta: Erlangga.

Muller, M. (2011). Essentials of Inventory Management. AMACOM.

Narbuko, C., & Achmadi, A. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Rangkuti, F. (2007). Manajemen Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta:

PT Raja Grafindo.

Ristono, A. (2013). Manajemen Persediaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Umar, H. (2008). Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Page 96: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

80

LAMPIRAN

Page 97: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

20/02/2019 16:56

User : Marentha Stevani

Selections: PURCHASE REPORT

Buyer comp ID 4979

PO Type (Storeroom)

Purchase type (Beverage)

Received date Through 31/10/2018

_______

Sort By: Asc.

Asc.

Purchase order number PO Status

Invoice number Received date Product name UOM Order qty Rec'd qty Variance qty Unit price Extension

JAKGH0000034060 PO Closed

0048/06/05 5/6/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 840 840 0 Rp19,634 Rp16,492,560

JAKGH0000034059 PO Closed

0049/006/05 5/6/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 240 240 0 Rp15,000 Rp3,600,000

0049/006/05 5/6/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 168 168 0 Rp19,375 Rp3,255,000

0049/006/05 5/6/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000

JAKGH0000039578 PO Closed

0101/03/08 3/8/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 600 600 0 Rp20,467 Rp12,280,200

JAKGH0000039296 PO Closed

0121/03/08 3/8/2018 Beer Bintang Draught 30lt/30lt EA 1 1 0 Rp1,398,000 Rp1,398,000

JAKGH0000039155 PO Closed

0122/03/08 3/8/2018 Vodka Smirnoff Red/750ML BTL 24 24 0 Rp200,000 Rp4,800,000

JAKGH0000026234 PO Closed

01803-00672 16/03/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000

01803-00672 16/03/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 240 240 0 Rp19,634 Rp4,712,160

JAKGH0000026727 PO Closed

01803-01220 16/03/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 120 120 0 Rp15,000 Rp1,800,000

01803-01220 16/03/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp19,634 Rp9,424,320

01803-01220 16/03/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000

JAKGH0000034750 PO Closed

0601/07/06 7/6/2018 Captain Morgan White Rum / 750ml / Btl BTL 12 12 0 Rp215,000 Rp2,580,000

JAKGH0000036460 PO Closed

0613/09/07 9/7/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 600 600 0 Rp19,634 Rp11,780,400

Page 98: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

JAKGH0000036459 PO Closed

0614/09/07 9/7/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 960 960 0 Rp13,250 Rp12,720,000

JAKGH0000036984 PO Closed

0614/09/07A 9/7/2018 Empty Btl Bintang/EA BTL 96 96 0 Rp1,300 Rp124,800

JAKGH0000039641 PO Closed

0654/07/08 7/8/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 240 240 0 Rp14,000 Rp3,360,000

JAKGH0000034760 PO Closed

0723/07/06 7/6/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000

JAKGH0000037259 PO Closed

0767/11/07 11/7/2018 Beer Bintang Draught 30lt/30lt EA 1 1 0 Rp1,398,000 Rp1,398,000

0767/11/07 11/7/2018 Beer Heineken Draught/30 Lt EA 1 1 0 Rp1,798,000 Rp1,798,000

JAKGH0000037236 PO Closed

0767/11/07A 11/7/2018 Empty barel bintang/EA BRL 1 1 0 Rp500,000 Rp500,000

0767/11/07A 11/7/2018 Empty Heineken Barrel/EA BRL 1 1 0 Rp500,000 Rp500,000

JAKGH0000044713 Partially received

1126/17/10 17/10/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 240 216 24 Rp20,208 Rp4,364,928

JAKGH0000042369 PO Closed

1140/10/09 10/9/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 720 720 0 Rp14,000 Rp10,080,000

1140/10/09 10/9/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 240 240 0 Rp15,750 Rp3,780,000

JAKGH0000035466 PO Closed

1249/22/06 22/06/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 720 720 0 Rp13,250 Rp9,540,000

JAKGH0000035658 PO Closed

1249/22/06A 22/06/2018 Empty Btl Bintang/EA BTL 48 48 0 Rp1,300 Rp62,400

JAKGH0000035534 PO Closed

1353/21/06 21/06/2018 Vodka Smirnoff Red/750ML BTL 24 24 0 Rp200,000 Rp4,800,000

JAKGH0000037380 PO Closed

1400/12/07 12/7/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 960 960 0 Rp14,000 Rp13,440,000

JAKGH0000037372 PO Closed

1400/12/07a 12/7/2018 Crate Bintang Beer btl/EA CRT 27 27 0 Rp20,000 Rp540,000

1400/12/07a 12/7/2018 Empty Btl Bintang/EA BTL 648 648 0 Rp1,300 Rp842,400

JAKGH0000044929 PO Closed

1544/10/10 10/10/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 720 720 0 Rp20,467 Rp14,736,240

JAKGH0000044925 PO Closed

1545/10/10 10/10/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 960 960 0 Rp14,000 Rp13,440,000

JAKGH0000044959 PO Closed

1545/10/10a 10/10/2018 Crate Bintang Beer btl/EA CRT 5 5 0 Rp20,000 Rp100,000

1545/10/10a 10/10/2018 Empty Btl Bintang/EA BTL 120 120 0 Rp1,300 Rp156,000

JAKGH0000035466 PO Closed

Page 99: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

1555/25/06 25/06/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 120 120 0 Rp19,375 Rp2,325,000

JAKGH0000040198 PO Closed

1617/13/08 13/08/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 120 120 0 Rp20,208 Rp2,424,960

1617/13/08 13/08/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 240 240 0 Rp15,750 Rp3,780,000

JAKGH0000032420 Partially received

1674/16/05 16/05/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 240 168 72 Rp19,375 Rp3,255,000

1674/16/05 16/05/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 120 120 0 Rp15,000 Rp1,800,000

JAKGH0000022043 Partially received

1801-02925 24/01/2018 Beer Bintang Draught 30lt/30lt EA 3 3 0 Rp1,329,000 Rp3,987,000

JAKGH0000022762 PO Closed

1801-03806 5/2/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 360 360 0 Rp19,634 Rp7,068,240

1801-03806 5/2/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 120 120 0 Rp15,000 Rp1,800,000

1801-03806 5/2/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 120 120 0 Rp19,375 Rp2,325,000

JAKGH0000023477 Partially received

1802-00912 12/2/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000

JAKGH0000023910 Partially received

1802-01353 12/2/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 240 240 0 Rp15,000 Rp3,600,000

JAKGH0000024238 PO Closed

1802-01822 17/02/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000

JAKGH0000025036 PO Closed

1802-02787 27/02/2018 Beer Heineken Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp19,634 Rp9,424,320

JAKGH0000025599 PO Closed

1803- 00057 6/3/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 480 480 0 Rp13,250 Rp6,360,000

1803- 00057 6/3/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 120 120 0 Rp15,000 Rp1,800,000

JAKGH0000026824 PO Closed

1803-01363 15/03/2018 Vodka Smirnoff Red/750ML BTL 48 48 0 Rp200,000 Rp9,600,000

JAKGH0000027738 PO Closed

1803-02746 23/03/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 240 240 0 Rp19,375 Rp4,650,000

1803-02746 23/03/2018 Beer Bintang Draught 30lt/30lt EA 2 2 0 Rp1,329,000 Rp2,658,000

1803-02746 23/03/2018 Beer Heineken Draught/30 Lt EA 1 1 0 Rp1,709,000 Rp1,709,000

JAKGH0000037897 PO Closed

1968/18/07 18/07/2018 Beer Heineken Can/330ml CAN 120 120 0 Rp20,208 Rp2,424,960

1968/18/07 18/07/2018 Beer Bintang Can/330ml CAN 240 240 0 Rp15,750 Rp3,780,000

JAKGH0000045270 PO Closed

2176/16/10 16/10/2018 Vodka Smirnoff Red/750ML BTL 24 24 0 Rp200,000 Rp4,800,000

JAKGH0000033237 PO Closed

2190/21/05 21/05/2018 Beer Bintang Btl/330ml BTL 960 960 0 Rp13,250 Rp12,720,000

JAKGH0000043121 PO Closed

Page 100: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

Grand Hyatt Jakarta

Selections:

In List

(Beverage

Store)

Storeroom location ID From 01/10/2018

Through

31/12/2018

Posted date

Storeroom Name Product name Posted date Description Inv count UOM Qty Unit price home Net home amt

Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 5/10/2018 8:58 Receiving BTL 72 Rp2,350 Rp169,200

Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 5/10/2018 16:30 REQ Fulfillment BTL -48 Rp2,350 -Rp112,800

Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 9/10/2018 15:38 REQ Fulfillment BTL -48 Rp2,350 -Rp112,800

Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 12/10/2018 9:24 Receiving BTL 72 Rp2,350 Rp169,200

Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 16/11/2018 11:30:33 REQ Fulfillment BTL -96 Rp2,350 -Rp225,600

Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 31/10/2018 00:16:53 Inventory BTL 0 Rp2,350 Rp0

Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 29/11/2018 13:53:35 Inventory BTL 0 Rp2,350 Rp0

Beverage Store Coca Cola Btl 6.5oz 24/200ml 28/12/2018 12:50:19 Inventory BTL 0 Rp2,350 Rp0

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 3/10/2018 16:21 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 3/10/2018 16:29 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 5/10/2018 8:58 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 5/10/2018 10:23 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 5/10/2018 16:33 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 9/10/2018 15:03 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 12/10/2018 15:39 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 16/10/2018 11:32:05 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 16/10/2018 12:30:40 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 17/10/2018 13:35:23 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 19/10/2018 09:01:45 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 19/10/2018 16:43:28 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 23/10/2018 14:51:06 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 23/10/2018 15:53:59 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 25/10/2018 11:18:58 REQ Fulfillment CAN -144 Rp4,708 -Rp677,952

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 26/10/2018 12:10:46 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/10/2018 10:31:38 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/10/2018 10:46:05 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 2/11/2018 16:42 REQ Fulfillment CAN -72 Rp4,708 -Rp338,976

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 2/11/2018 16:43 REQ Fulfillment CAN -72 Rp4,708 -Rp338,976

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 2/11/2018 16:44 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 2/11/2018 16:50 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

1/3/2019 17:57

User : Iwan Maulana

BEVERAGE STORE MOVEMENT

Page 101: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 2/11/2018 17:04 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 5/11/2018 10:28 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 6/11/2018 10:58 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 6/11/2018 15:03 REQ Fulfillment CAN -72 Rp4,708 -Rp338,976

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 8/11/2018 14:57 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 9/11/2018 11:32 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 9/11/2018 12:34 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 12/11/2018 10:29 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 13/11/2018 11:46:31 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 13/11/2018 12:05:23 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 13/11/2018 12:08:15 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 16/11/2018 11:48:20 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 19/11/2018 10:49:08 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 19/11/2018 15:36:35 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 19/11/2018 15:42:30 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 21/11/2018 14:34:33 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 23/11/2018 07:41:22 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 23/11/2018 11:36:43 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 23/11/2018 14:22:34 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 23/11/2018 15:02:35 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 26/11/2018 09:35:18 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 26/11/2018 13:49:19 REQ Fulfillment CAN -120 Rp4,708 -Rp564,960

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 26/11/2018 14:33:56 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 27/11/2018 11:00:00 REQ Fulfillment CAN -96 Rp4,708 -Rp451,968

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 30/11/2018 10:43:02 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 30/11/2018 11:26:18 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 4/12/2018 10:55 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 4/12/2018 10:58 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 4/12/2018 11:06 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 4/12/2018 11:11 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 4/12/2018 11:13 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 6/12/2018 12:04 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 7/12/2018 11:07 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 11/12/2018 13:57 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 11/12/2018 13:58 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 11/12/2018 14:00 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 11/12/2018 14:02 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 11/12/2018 14:20 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 13/12/2018 11:25:07 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 14/12/2018 10:45:13 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 14/12/2018 11:03:35 REQ Fulfillment CAN -96 Rp4,708 -Rp451,968

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 14/12/2018 11:11:10 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Page 102: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 17/12/2018 09:20:21 REQ Fulfillment CAN -120 Rp4,708 -Rp564,960

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 18/12/2018 08:13:13 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 18/12/2018 11:33:07 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 18/12/2018 11:59:56 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 18/12/2018 12:09:28 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 21/12/2018 12:31:21 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 21/12/2018 12:38:39 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 21/12/2018 12:40:21 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 21/12/2018 12:44:09 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 24/12/2018 10:07:40 Receiving CAN 480 Rp4,708 Rp2,259,840

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/12/2018 09:54:54 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/12/2018 12:58:37 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/12/2018 13:04:42 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/12/2018 13:10:13 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/12/2018 13:12:28 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/12/2018 14:16:09 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 31/10/2018 00:16:53 Inventory CAN 0 Rp4,708 Rp0

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 29/11/2018 13:53:35 Inventory CAN 0 Rp4,708 Rp0

Beverage Store Coca Cola Can 330ml/330ML/CS24 28/12/2018 12:50:19 Inventory CAN 0 Rp4,708 Rp0

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 3/10/2018 16:05 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 3/10/2018 16:29 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 5/10/2018 8:58 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 5/10/2018 16:30 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 9/10/2018 10:42 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 9/10/2018 15:38 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 12/10/2018 9:24 Receiving CAN 120 Rp4,708 Rp564,960

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 12/10/2018 15:39 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 16/10/2018 16:14:35 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 16/10/2018 16:20:46 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 19/10/2018 15:46:08 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 23/10/2018 15:53:59 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 26/10/2018 12:10:46 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 26/10/2018 12:24:15 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 31/10/2018 10:31:38 Receiving CAN 240 Rp4,708 Rp1,129,920

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 2/11/2018 16:50 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 2/11/2018 16:57 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 5/11/2018 10:28 Receiving CAN 120 Rp4,708 Rp564,960

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 6/11/2018 10:55 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 6/11/2018 11:54 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 6/11/2018 15:01 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 6/11/2018 15:03 REQ Fulfillment CAN -48 Rp4,708 -Rp225,984

Beverage Store Coca Cola Zero/330ML 8/11/2018 14:57 REQ Fulfillment CAN -24 Rp4,708 -Rp112,992

Page 103: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

VIII (delapan)

Bapak Iwan Setiawan

Director of Learning & Development

Grand Hyatt Jakarta

Page 104: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …
Page 105: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

」akaれa, 13 」uii, 2019

KpdYth.

Kepala Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan

STP NHI Bandung

J看・ Dr. Setiabudhi 186 Bandung

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama            : Femanda Hutapea

Jabatan           : Leaming & Development

Alamat              : Jl. MH Thamrin Kav 28-30

No. Telp/HP yang dapat dihubungi : +62213901234 Ext.4704

Menyatakan bahwa nama mahasiswa tersebut di bawah ini :

Nama                 : Siti Tiara Bachtiar

N量M                 : 201520622

Program Studi         : Administrasi Hotel

Telah selesai melaksanakan penelitian di tempat kami pada Januari 2019 s.d. Juli 2019 dalam rangka

menyusun Proyek Akhir dengan judul penelitian “Pengendalian Persediaan Bahan Dasar Beveγage

dengan Metode EOQ di Grand Hyatt Jakarta”.

Demikian disampaikan’ataS Perhatiamya kami ucapkan terima kasih.

Leaming and Development

Mahasiswa yang bersangkutan,

囲Siti Tiara Bachtiar

N暮M: 201520622

Page 106: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

S巨KOu湘T!NGGI PARi潮SATA

BA関DUNG

『e歌納雌帥駅B醐副NGAN PROYEKI TUGAS AK輔R

KENTENTUAN二

1 ・ Fo「mu師I d嶺mpan oIeh yang be了Sang姐an. 1’血k dise掘hkan ke KomIsi Bimbjngan Karya tu隠di Bagfan Adminit,aSj rid。mik

& Ke調ahas忘胴an pada調a舗厭同劇場され.

2・ P倒調節刷喝働W和訓胎∩能的圃鴨的m u「aia両e9融…ne叩9畑鵬te時an9 d鵬a「aka岬da se!iap pe加請uan.

3・ Pembimbing diwajibkan pe説nda taru即i ‘o'mu鮎rri pada koIom yang disediakan.

4. Apabila kedua Pembirlbing menyetqu proyek佃gas hi un(uk diajukan ke Panitia Ujian Negara, Maka pada masa bimbingan.

kedua pemiIT‘bing diwajibkan membubuhkan 'aI`da tangan perse叫uannya.

5・ Hanya proyekAugas akhir yang te-ah mendapatkan perse叫an kedua pembinbin9 yang bchak diajukan ke Dewa岬an Sidang.

Nama

N工M

i尊重o鴫虹的「

のie堆め裏書

HAR l/TAN G GAし

同州S ,

7 f強調肩章01今

紺α0 ,1’

ゆ向けuo高 めI〇

九肌の十I

O8画のiせf至O「ク

おらu ,

「3 M晒†丸0吟

にの順l∫子

母口M 4へげ∴ ♀○り

P「og「a爪Studi

」u几崎an

岬田申しp恥OY各駅′T細く託時節紀聞駅

甲eN6恥印小鼻N離耗D命A〕 B細心巾的く碑BeV排命6嘗

DビN6AN Mモ職場e e①N〇時C O閃電やQU代NTI丁Y C鞠)

D( l恥恥D晒丁で コへに帥

函刈

恥Spl訊一句

URAIAN KEGIATAN TANDA TANGAN

P∈MB章MBING

喩卵u命h友∩呼小曲l晒∩ Ⅶ派も頂捕

軸勺の♪柏n d飢陣小島トの」伽、色調もま

R肌§こらaら鼻祖 即明的∩鎚戚

龍州南“庭瑚〕まっま′ろ

能小出-の_跡やnのl 優もら食言

Page 107: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

HARl/r「ANGGAし 俵$���莇Tt��D���TANDATANGAN PEMB剛B冊G

Koo心, 年駿れa百雷②珍 よく抑巾, I8帥青さ0り 俯(�レ���8*���Xコ白�+ノTァX,ニ�9Jクフクエ�-�4估8����Rテ��蹣y霄���リネオH.hオ�:俚ク,ニ�&�.x-ツ�|vWi=ィ涕ネンx*(8h�ネリHコ�,ネ����*B�α α

K山∴l古 く舟的噛まOlり l嵩一利。 刄ソ αl

Kの棚/

町m鱒オ王olク

壷m,乃句中圧DI9

物品I千Me肯OI9

劇優的,暮れ読剃ら

ぬl町1 3高科9

脚回航初音 却五 8履 王-う

弛小的 UP 虞のハ 障V所

〇、氷u缶)u九十少

臥m掠り帥♭ク♭与る′

‰直弘日当

Page 108: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

‘ Dis?tUjui Diajukan

Kepad3 Panitia ujian Sidang Nena「2

Untuk mengikuti Ujian Sidatlg Pe「iode.

Pembimbino !!

Page 109: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

22%SIMILARITY INDEX

14%INTERNET SOURCES

3%PUBLICATIONS

20%STUDENT PAPERS

1 6%

2 1%

3 1%

4 1%

5 1%

6 1%

7 1%

8 1%

Pengendalian Persediaan Bahan Dasar Beverage denganMetode EOQORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

Submitted to Sekolah Tinggi PariwisataBandungStudent Paper

guruakuntansi.co.idInternet Source

Submitted to Politeknik Negeri BandungStudent Paper

Submitted to Universitas Putera BatamStudent Paper

pt.scribd.comInternet Source

repository.ipb.ac.idInternet Source

Submitted to Unika SoegijapranataStudent Paper

eprints.umm.ac.idInternet Source

Page 110: PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN DASAR BEVERAGE …

BIODATA

A. Data Pribadi

Nama : Siti Tiara Bachtiar

NIM : 201520622

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 6 Juni 1997

Agama : Islam

Alamat : Jl. Raya TPA Blok Rambutan No. 95

Cipayung, Depok, Jawa Barat

B. Pendidikan

STP NHI Bandung 2015 – 2019

SMK Negeri 3 Denpasar 2012 – 2015

SMP Negeri 7 Denpasar 2009 – 2012

SD Muhammadiyah 3 Denpasar 2003 – 2009

C. Pengalaman Kerja

Grand Hyatt Jakarta

Finance Trainee Juli 2018 – Januari 2019

Hotel Indonesia Kempinski Jakarta

Front Office Trainee Januari 2017 – Juli 2017

Palloma Hotel Kuta

Food Production Trainee Juni 2013 – November 2013